Gangguan Keseimbangan Asam Basa pada Pen

Gangguan Keseimbangan Asam Basa pada Penderita Asidosis
Deonard Rantetampang
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510, Indonesia
Email: rdeonard@yahoo.com
Abstrak
Manusia dibekali berbagai macam sistem didalam tubuh. Ada yang berfungsi sebagai
pencernaan, ada yang berfungsi sebagai alat gerak, ada pula yang berfungsi sebagai sistem
pernapasan. Bila kita perdalam lagi, sistem pernapasan itu banyak mekanisme juga prosesnya
dan tidak lupa ada beberapa organ tubuh yang membantu sistem pernapasan ini. Keseimbangan
dalam menjaga asam basa didalam pernapasan juga penting karena apabila terganggu maka kerja
sistem tersebut tidak baik. Akan berdampak pada yang lain. Sistem pernapasan menghubungkan
antara keseimbangan asam basa dengan tinggi rendahnya pH dalam darah, yang kita tau
bilamana kedua hal tadi terganggu maka berdampak buruk pada tubuh. Gangguan keseimbangan
asam basa antara lain asidosis respiratorik merupakan keadaan turunnya pH darah yang
disebabkan oleh proses abnormal pada paru, asidosis metabolik (kekurangan HCO3), Alkalosis
respiratorik merupakan suatu kelainan klinis yang menyebabkan peningkatan keasaman darah
(pH), dan alkalosis metabolik, penyebab primer adalah konsentrasi serum HCO3- .
Kata Kunci: sistem respirasi, Alkalosis, Asidosis
Abstract
Humans equipped with various systems in the body. There are functions as digestion, is

functioning as a movement, there is also serves as the respiratory system. If we deepen again,
the respiratory system also processes and mechanisms do not forget there are several organs
that help these respiratory system. In maintaining acid-base balance in breathing is also
important because if it is disturbed then the system is not working well. Will have an impact on
the others. Respiratory system connects the acid-base balance with high and low pH in the
blood, which we know where both of these things bothered then have a negative impact on the
body. Impaired balance of acids and bases include respiratory acidosis is a condition drop in
blood pH caused by the abnormal pulmonary, metabolic acidosis (lack HCO 3), Respiratory

1

alkalosis is a clinical disorder which causes increased blood acidity (pH), and metabolic
alkalosis, the primary cause is serum concentrations of HCO3-.
Key words : respiratory system, Acidosis, Alkadosis
Pendahuluan
Sistem pernapasan adalah sistem yang penting untuk manusia, karna tanpa sistem ini
manusia takkan bisa bernapas. Seperti hal nya pada hewan juga memiliki sistem pernapasan,
contoh ikan bernapas menggunakan insang beda dengan paus atau lumba-lumba yang bernapas
menggunakan paru, sama seperti manusia kedua hewan tersebut bernapas menggunakan paruparu dengan bantuan jantung sebagai pompa nya untuk mengalirkan darah dari jantung ke
seluruh tubuh yang dibawa O2 didalam peredaran darah. Dalam sistem pernapasan, darah adalah

komponen pembawa unsur seperti protein, O2, sari-sari makanan, dll. Tanpa darah di sistem
pernapasan manusia akan kesulitan dalam bernapas, dalam menyerap nutrisi sari-sari makanan
dalam tubuh. Maka dari itu darah juga harus memiliki keseimbangan dalam kadar asam atau
basanya. Biasanya pH darah tubuh manusia berkisar dari 7,35-7,45 bila kurang atau lebih dari itu
maka akan menyebabkan alkalosis atau asidosis.1
Pembahasan
Keseimbangan Asam-Basa
Keseimbangan asam basa di dalam tubuh harus diatur agar semua organ berfungsi dengan
baik. Keasaman (pH) intraselular harus dijaga agar tetap disekitar 7.4 atau diantara 7.38 dan
7.42. Dalam kedaan seperti ini, semua metabolit berada dalam kedaan terionisasi.1
pH darah ( keasaman)
Suatu bahan disebut asam jika bahan tersebut merupakan pendonor ion hidrogen
sedangkan disebut basa jika bahan tersebut merupakan penerima ion hidrogen. Jika nilai Ph turun
disebut asidemia, yaitu suasana kelebihan asam di dalam darah. Jika nilai pH naik disebut
alkalemia yaitu kekurangan asam di dalam darah. Adisemia maupun alkalemia dapat bersifat
respiratorik dan metabolik. Jika terdapat perubahan asam basa darah namun susana telah
terkompensasi sehingga Ph mendekati nilai 7.4, keadaan ini tidak lagi digolongkan sebagai
asidemia atau alkalemia tetapi disebut asidosis dan alkalosis.1

2


Sistem yang Mempertahankan PH Darah
Sistem Buffer
Penyangga (buffer, dapar) adalah suatu bahan yang dapat berikatan secara reversibel
dengan H+. H+ berikatan dengan penyangga untuk membentuk suatu asam lemah (H penyangga).
Jika konsentrasi H+ meningkat, reaksi bergerak ke kanan dan lebih banyak H+ yaberikatan
dengan penyangga selama penyangga masih tersedia. Jika konsentrasi H + menurun, reaksi
bergeser ke arah kiri, dan H+ dibebaskan dari penyangganya.
Penyangga + H+ ↔ H penyangga
CO2 + H2O ↔ H2CO3
H2CO3 terionisasi untuk membentuk sejumlah kecil H+ dan HCO3 -.
H2CO3 ↔ H+ + HCO3Jika suatu asam ditambah dalam penyangga ini, peningkatan konsentrasi ion hidrogen di sangga
oleh HCO3-.
↑ H+ + HCO3- → H2CO3 → CO2 + H2O
Reaksi kebalikan berlangsung jika di tambakan suatu basa kuat, misalnya natrium
hidrokmnnsida(NaOH), kedalam larutan penyangga bikarbonat.
NaOH + H2CO3 → NaHCO2 + H2O.2
Persamaaan Henderson-Hasselbalch
Persamaan ini digunakan dalam perhitungan pH suatu larutan Buffer. Perhitungan ini
didasarkan dari kesetimbangan asam basa di dalam larutan, tetapi dengan tujuan memudahkan

perhitungan dalam persamaan berikut :
pH= pKa+log
log

[B ⁺ HCO 3 ⁻]
[ B⁺ HCO 3 ⁻]
; 7,4=6,1+ log
[H 2 CO 3]
[ H 2CO 3 ]

[B ⁺ HCO 3 ⁻]
=7,4−6,1=1,3 ; ¿ ¿
[ H 2 CO 3]
Aplikasi larutan Buffer pada kehidupan sehari hari terjadi di dalam tubuh kita, yaitu

Buffer Karbonat. Meski Buffer karbonat adalah buffer asam, tetapi akibat perbandingan mol
HCO3 terhadap H2CO3 adalah 20 : 1, maka buffer karbonat memiliki pH awal sekitar 7,4. Karena
itu darah merupaka zat basa.3

3


Kelainan Akibat Perubahan PH
Kelainan pH darah terjadi bila konsentrasi ion hydrogen meningkat diatas normal, disebut
asidemia, atau turun dibawah normal disebut alkamelia. Akhiran emia berarti perubahan pH
darah. Proses klinis tidak normal yang menyebabkan penumpukan asam atau basa masingmasing disebut asidosis dan alkalosis. Akhiran osis digunakan untuk suatu kondisi klinis yang
bisa disertai atau tidak disertai perubahan pH darah. Misalnya, asidosis metabolic tidak selalu
harus disertai asidemia karena penumpukan asam mungkin telah di atasi oleh mekanisme
pertahanan buffer atau mungkin telah terjadi kompensasi respirasi untuk mengembalikan pH
darah ke keadaan normal.4
Asidosis respiratorik
Adalah kedaan turunnya pH darah yang disebabkan oleh proses abnormal paru. Keadaan
ini dapat digolongkan menjadi asidosis akut dan kronik. Jika pengeluaran CO2 dari paru ke
atmosfer menurun, PCO2 akan meningkat (misalnya dari 40 mmHg menjadi 45 mmHg) akan
terjadi asidosis respiratorik akut atau kronik. Pada asidosis respiratorik akut, peningkatan
konsentrasi HCO3- hanya sedikit, sedangkan pada yang kronik konsentrasi HCO3- meningkat
lebih banyak.5
Asidosis metabolik
Asidosis metabolik disebabkan karena adanya akumulasi asam selain asam karbonat.
Penyebab asidosis metabolik antara lain adalah pemberian asam yang berlebihan, produksi asam
yang berlebihan (asidosis laktat ketika shock atau henti jantung), berkurangnya eksresi asalm

oleh ginjal , dan hilangnya bikarbonat, baik melalui usus maupun ginjal. Asidosis metabolik
ditandai oleh turunnya kadar HCO3- . Penderita akan bernapas dengan cepat (hiperventilasi) agar
CO2 dapat cepat dikeluarkan.5
Alkalosis respiratorik
Alkalosis respiratorik adalah suatu kelainan klinis yang menyebabkan peningkatan
keasaman darah (pH) karena hiperventilasi alveolar (hipokapnia). Hipokapnia terjadi karena
eliminasi CO2 melebihi produksi CO2 pada jairngan. Penyebab alkalosis respiratorik meliputi
pneumonia, penyakit paru intertisial, penyakit vaskular paru dan asma akut.5
Alkalosis metabolik
Penyebab primer adalah peningkatan kosentrasi serum HCO3-. Kejadian ini diakibatkan
oleh hilangnya H+. Sebagai upaya kompensasi, paru akan berusaha menciptakan keadaan
4

hipoventilasi sehingga CO2 tertimbun dan PCO2 naik, dengan demikian Ph akan naik kembali.
PCO2 akan meningkat sebesar 0.5-0.7 mmHg setiap ada peningkatan HCO3- sebanyak 1mEq/L.
Peningkatan HCO3- lebih dari 35 mEq/L selalu disebabkan oleh alkalosis metabolik.5
Organ yang Mempertahankan PH darah
Didalam tubuh kita terdapat beberapa organ yang berperan dalam mempertahankan pH
darah, beberapa contoh organ ialah paru dan ginjal. Paru mengeluarkan CO2 dari tubuh, ventilasi
cepat oleh paru akan menurunkan konsentrasi CO2 dalam darah, yang pada giliranya

menurunkan konsentrasi asam karbonat (H2CO3) dan H+ dalam darah. Sebaliknya, penurunan
ventilasi paru meningkatkan CO2 dan konsentrasi H+ dalam darah.3
Yang terakhir adalah ginjal, yang mensekresikan urine basa atau asam sehingga
konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraselular dapat disesuaikan ke arah normal sewaktu asidosis
atau alkalosis. Mekanisme ini bekerja secara perlahan tetapi kuat dalam periode beberapa jam
atau hari untuk mengatur keseimbangan asam basa.3
Kesimpulan
Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45.
Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses metabolisme dan
fungsi organ dapat berjalan optimal. Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh
dua sistem organ yakni paru dan ginjal. Paru berperan dalam pelepasan (eksresi CO2) dan ginjal
berperan dalam pelepasan asam.
Terganggunya sistem pernapasan tentu dapat mengganggu mekanisme pernapasan
tersebut. Gangguan yang terjadi dapat berpengaruh terhadap keseimbangan asam basa dalam pH
darah. Hal yang berperan dalam mempertahankan pH darah antara lain sistem buffer,
pernapasan, dan ginjal. Faktor dapat memperngaruhi yang mengakibatkan kelainan-kelainan
seperti asidosis atau alkalosis. Dalam kehidupan sehari-hari perhitungan dalam menghitung
keseimbangan asam basa terdapat pada persamaan Henderson-Hasselbalch
Daftar Pustaka
1. Madjid AS, Hegar B, Nur BM, Rumende CM, Darwis D, Soewoto H,dkk. Gangguan

keseimbangan air – elektrolit dan asam-basa. Ed 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2008. h.97-8,
103-4.
5

2. Ethel Sloane. Anatomi dan fisiologi untuk pemula, Ed ke-1. Jakarta: EGC. 2006.h.266-274.
3. Marks, Dawn B. bikomia kedokteran dasar : sebuah pendekatan klinis. Jakarta: EGC.
2000.h.35, 243-4.
4. Horne M. Keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam-basa. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2005.h.134.
5. Tamsuri A. Klien gangguan keseimbangan cairan & elektrolit. Jakarta : EGC; 2008.h.14-5.

6

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

OPTIMASI FORMULASI dan UJI EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L) dalam BASIS VANISHING CREAM (Emulgator Asam Stearat, TEA, Tween 80, dan Span 20)

97 464 23

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22