ANALISIS DAN STUDI KELAYAKAN PROYEK USAH

ANALISIS DAN STUDI KELAYAKAN PROYEK USAHA BUDIDAYA SAPI POTONG SKALA 500
EKOR
ANDI NURUL AINUN I111 11 045

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDINMAKASSAR 2014
1
Analisis Finansial Studi Kelayakan Proyek Usaha Budidaya Sapi Potong Skala 500 Ekor
Menurut Umar, (2005) tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan
proyek bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan
manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan
seperti ketersediaan dana, modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana
tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat
berkembang terus. Kritertia investasi yang digunakan yaitu analsis laba rugi, break even point
produksi (BEP Produksi), break even poin harga (BEP harga), B/C rasio dan Return of
investment (ROI). Menurut Syarif K. (2011)bahwa,Konsep
cost of capital
(biaya-biaya untuk menggunakan modal)dimaksudkan untuk menentukan berapa besar biaya
riil dari masing-masingsumber dana yang dipakai dalam investasi. Aspek finansial
merupakan suatugambaran yang bertujuan untuk menilai kelayakan suatu usaha untuk
dijalankanatau tidak dijalankan dengan melihat dari beberapa indikator yaitu keuntungan,
R/C Ratio, Break Event Point

(BEP) dan
Payback Period
(PP) yang dapatdiuraikan sebagai berikut : 1.
Keuntungan suatu perusahaan didapatkan dari hasil penjualan produk setelahdikurangi
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untukmemproduksi produk tersebut.
Analisis ini bertujuan untuk mengetahuibesarnya keuntungan dari usaha yang dilakukan dan
semakin besarkeuntungan maka semakin bagus
2.
Imbangan Penerimaan dan Biaya ( R/C Ratio), bertujuan untuk melihatseberapa jauh biaya
yang digunakan dalam kegiatan usaha yang dilakukandapat memberikan nilai penerimaan
sebagai manfaatnya.
3. Payback Period
adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutupkembali pengeluaran investasi (
initial cash investment
) dengan menggunakanaliran kas, yang bertujuan untuk mengetahui seberapa lama modal
yang telahditanamkan bias kembali dalam satuan waktu. 4.
BEP (
Break Event Point
) analisis ini bertujuan untuk mengetahui sampaibatas mana usaha yang dilakukan bias
memberikan keuntungan atau padatingkat tidak rugi dan tidak untung. Estimasi ini digunakan

dalam kaitannyaantara pendapatan dan biaya. Menurut Umar,(2009) studi kelayakan
terhadap aspek keuangan perlu dianalisis bagaimana prakiraan aliran kas akan terjadi.

Beberapa criteria investasi yang digunakan untuk menentukan diterima atau tidaknya sesuatu
usulan usaha sebagai berikut :
1.
Net Present Value
(NPV) merupakan ukuran yang digunakan untuk mendapatkan hasil neto
(net benefit
) secara maksimal yang dapat dicapai dengan investasi modal atau pengorbanan sumbersumber lain. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan yag diperoleh
selama umur ekonomi proyek. Proyek dinyatakan layak dilaksanakan jika nilai B/C Rasio
yang diperoleh lebih besar atau sama dengan satu, dan merugi dan tidak layak dilakukan jika
nilai B/C Rasio yang diperoleh lebih kecildari satu.
2.
Net Benefit/ Cost Ratio
, perbandingan antara
present value
dari
net benefit
positif dengan

present value
dari
net benefit
negative. Analisis ini
3
bertujuanuntuk mengetahui berapa besarnya keuntungan dibandingkan denganpengeluaran
selama umur ekonomis proyek.
3.
IRR (
Internal Rate of Return
) merupakan tingkat suku bunga yag dapat membuat besarnya nilai NPV dari suatu usaha
sama dengan nol (0) atau yang dapat membuat nilai
Net B/C Ratio
sama dengan satu dalam jangka waktu tertentu. Dalam mengkaji aspek keuangan dalam studi
kelayakan stidaknya ada lima faktor yang harus dikaji. Kelima faktor tersebut adalah
(Anonim, 2010):

Dana yang diperlukan untuk investasi, baik untuk aktiva tetap maupun modal kerja.

Sumber sumber pembelanjaan yang akan dipergunakan. Seberapa banyak dana yang bgerupa

modal sendiri dan berapa banyak yang berupa pinjaman jangka pendek, dan berapa yang
jangka panjang.

Taksiran penghasilan, biaya, dan rugi/laba pada berbagai tingkat operasi. Termasuk di sini
estimasi tentang break event proyek tersebut.


Manfaat dan biaya dalam artian finansial, seperti ”rate of retrun on investment”.

Di sini di samping perlu ditaksir rugi/laba proyek tersebut, juga taksiran aliran kas diperlukan
untuk menghitung profitabilitas finansial proyek tersebut.

Proyeksi keuangan. Pembuatan neraca yang diproyeksikan dan proyeksi sumber dan
penggunaan dana. Dalam bisnis kategori pemilihan investasi didasarkan pada
replacement
(mengganti peralatan yang telah rusak/boros) dan
expansion
(ekspansi untuk produk yang sudah ada atau produk yang berbeda). Beberapa metode yang
dapat dilakukan di dalam penilaian investasi akan dipaparkan dalam bagian ini. Metodemetode yang akan dikemukakan ini adalah metode-metode yang secara umum digunakan di
dalam Laporan Studi Kelayakan Bisnis (Sucipto,2013). Keputusan investasi merupakan

keputusan manajemen keuangan yang paling penting di antara ketiga keputusan jangka
panjang yang diambil manajer keuangan.Disebut penting, karena selain penanaman modal
pada bidang usaha yang membutuhkan modal yang besar, juga keputusan tersebut
mengandung risiko tertentu, serta langsung berpengaruh pada nilai perusahaan. Pada
umumnya, langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengambilan keputusan investasi
adalah sebagai berikut (Sucipto,2013): 1.
Adanya usulan investasi (proposal investasi). 2.
Memperkirakan arus kas (
cash flow
) dari usulan investasi tersebut. 3.
Mengevaluasi profitabilitas investasi dengan menggunakan beberapa metode penilaian
kelayakan investasi. 4.
Memutuskan menerima atau menolak usulan investasi tersebut. Untuk menilai profitabilitas
rencana investasi dikenal dua macam metode, yaitu metode konvensional dan metode
nonkonvensional (
discounted cash flow
). Dalam metode konvensional dipergunakan dua macam tolok ukur untuk menilai
profitabilitas rencana investasi, yaitu
payback period
dan

accounting rate of return
, sedangkan dalam metode non-konvensional dikenal tigamacam tolok ukur profitabilitas,
yaitu
Net Present Value
(NPV),

Profitability Index
(PI), dan
Internal Rate of Return
(IRR) (Sucipto,2013).
5
1.
Metode
Payback Period
(PP)
Payback period
adalah suatu metode berapa lama investasi akan kembali atau periode yang diperlukan untuk
menutup kembali pengeluaran investasi (
initial cash investment
) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain

payback period
merupakan rasio antara
initial cash investment
dengan
cash flow
nya yang hasilnya merupakan satuan waktu
.
Suatu usulan investasi akan disetujui apabila
payback period
-nya lebih cepat atau lebih pendek dari
payback period
yang disyaratkan oleh perusahaan (Sucipto,2013). Rumus
payback period
jika arus kas dari suatu rencana investasi/proyek berbeda setiap tahun (Sucipto,2013).:
                    
di mana: n = tahun terakhir di mana arus kas masih belum bisa menutupi
initial investment
a = jumlah
initial investment
b = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n c = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ken+1 Rumus

payback period
jika arus kas dari suatu rencana investasi/proyek sama jumlahnya setiap tahun
(Sucipto,2013).:
  
   
   
Metode
payback period
merupakan metode penilaian investasi yang sangat sederhana perhitungannya, sehingga
banyak digunakan oleh perusahaan. Tetapi di lain pihak metode ini mempunyai kelemahankelemahan, yaitu (Sucipto,2013): a.
Tidak memperhatikan nilai waktu uang.

b.
Mengabaikan arus kas masuk yang diperoleh sesudah
payback period
suatu rencana investasi tercapai. c.
Mengabaikan nilai sisa (
salvage value
) investasi. Meskipun metode
payback period

memiliki beberapa kelemahan, namun metode ini masih terus digunakan secara intensif
dalam membuat keputusan investasi, tetapi metode ini tidak digunakan sebagai alat utama
melainkan hanya sebagai indikator dari likuiditas dan risiko investasi (Sucipto,2013).
Keunggulan metode
payback period
adalah sebagai berikut (Sucipto,2013): a.
Perhitungannya mudah dimengerti dan sederhana. b.
Mempertimbangkan arus kas dan bukan laba menurut akuntansi. c.
Sebagai alat pertimbangan risiko karena makin pendek
payback
makin rendah risiko kerugian.
2.
Metode
Net Present Value
(NPV)
Secara umum ada anggapan bahwa metode
net present value
merupakan kriteria seleksi kuantitatif yang paling baiksehingga paling sering digunakan
untuk menilai kelayakan suatuusulan investasi. Namun ada kalanya perusahaan dalam
prosespembuatan keputusan investasi tidak hanya menggunakanmetode

net present value
tetapi juga menggunakan metode metodelainnya secara bersama-sama.Metode ini adalah
metode yang mengurangkan nilai sekarang dari uang dengan aliran kas bersih operasional
atasinvestasi selama umur ekonomis termasuk terminal
cash flow
dengan
initial cash flow
(
initial investment
).
Secara
matematik rumus untuk menghitung
Net Present Value
(NPV) dapat dituliskan sebagai berikut (Sucipto,2013):

7
    ∑ 

    


   

di mana: CIF =
cash inflow
pada waktu t yang dihasilkan suatu investasi k = biaya modal COF =
initial cash outflow
n = usia investasi Metode ini memperhatikan nilai waktu uang, maka arus kas masuk (
cash inflow
) yang digunakan dalam menghitung
net present value
(nilai sekarang bersih) adalah arus kas masuk yangdidiskontokan atas dasar
discount rate
tertentu (biaya modal,
opportunity cost
, tingkat bunga yang berlaku umum).Selisih antara
present value
penerimaan kas dengan
present value
pengeluarankas dinamakan
Net Present Value
(Sucipto,2013). Kriteria keputusan (Sucipto,2013): Jika NPV bertanda positif (NPV > 0),
maka rencana investasi diterima. Jika NPV bertanda negatif (NPV < 0), maka rencana
investasi ditolak. Keunggulan metode NPV a.
Memperhitungkan nilai waktu dari uang. b.
Memperhitungkan arus kas selama usia ekonomis proyek. c.
Memperhitungkan nilai sisa proyek. Kelemahan metode NPV a.
Manajemen harus dapat menaksir tingkat biaya modal yang relevan selama usia ekonomis
proyek.

8
b.
Jika proyek memiliki nilai invetasi inisial yang berbeda, serta usia yang juga berbeda, maka
NPV yang lebih besar belum sebagai proyek yang lebih baik. c.
Derajat kelayakan tidak hanya dipengaruhi oleh arus kas,melainkan juga dipengaruhi oleh
faktor usia ekonomis proyek.
3.

Metode
Discount Payback Period
Untuk mengatasi salah satu kelemahan dari metode
payback period
, yaitu tidak memperhatikan nilai waktu uang, maka dicoba untuk memperbaiki metode
tersebut dengan cara mempresent-valuekan arus kas masuk (
cash inflow
) dari rencana investasi tersebut kemudian baru dihitung payback period-nya. Dengan
demikian arus kas yang dipakai adalah arus kas yang telah didiskontokan atas dasar
cost of capital
/
interest rate
/
requiredrate of return
atau
opportunity cost
(Sucipto,2013).
4.
Metode
Internal Rate of Return
IRR adalah nilai
discount rate
i yang membuat NPV dari proyek sama dengan nol.
Discount rate
yang dipakai untuk mencari
present value
dari suatu
benefit
/biaya harus senilai dengan
opportunity cost of capital
seperti terlihat dari sudut pandangan si penilai proyek
.
Konsep dasar
opportunity cost
pada hakikatnya merupakan pengorbanan yang diberikan sebagai alternatif terbaik untuk
dapat memperoleh sesuatu hasil dan manfaat atau dapat pula menyatakan harga yang harus
dibayar untuk mendapatkannya (Sucipto,2013). Secara matematik rumus
internal rate of return
(IRR) dapat dituliskan sebagai berikut (Sucipto,2013).:








Job Board
About
Press
Blog
People
Terms
Privacy

 Copyright

 We're Hiring!

 Help Center












Find new research papers in:
Physics
Chemistry
Biology
Health Sciences
Ecology
Earth Sciences
Cognitive Science
Mathematics
Computer Science
Engineering

Academia © 2015