LAPORAN STUDI KELAYAKAN BISNIS KEL

BAB 1
LAPORAN STUDI KELAYAKAN BISNIS

Mata Kuliah : Studi Kelayakan Bisnis
Kelompok 2:
1. Novia Tamalia (1613010256)
2. Faiza Rahma Dita (1613010270)
3. Vebya Septiarini (1613010278)
4. Kurnia Ramadhan P. (1613010246)
5. Ari Anggoro (1613010255)
6. M. Adam Syafrizal F. (1613010266)
7. Laita Amalia (1613010083)
8. Lili Nur Aida (1613010115
9. Nur Ainiyah (1613010094)
10. Fathurrozi Suryana (1613010274)

UPN VETERAN JAWA TIMUR
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada tuhan yang maha kuasa karena berkat rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan laporan studi kelayakan bisnis kami yang berjudul “Usaha
Batik”. Kami juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehtan yang diberikan kepada kami

sehingga kami dapat mengumpulkn bahan - bahan materi makalah ini dari internet. Kami telah
berusaha semampu kami untuk mengumpulkan berbagai macam bahan tentang batik.
Kami
sadar
bahwa
makalah
yang
kami
buat
ini
masih
jauh
dari
sempurna, karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun
untuk
menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu kami mohon bantuan dari
para pembaca.
Demikianlah makalah ini kami buat, ada kesalahandalam penulisan, kami mohon maaf yang
sebesarnya dan sebelumnya kami mengucapkan terima kasih


PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Usaha Kecil Menengah yang biasa disingkat dengan UKM
merupakan bagian terpenting dalam suatu perekonomian suatu negara, UKM memiliki peranan
yang baik untuk meningkatkan lajunya perekonomian
masyarakat.Selain itu, UKM dapat membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat penganggur
an di Indonesia dengan terciptanya lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar UKM tersebut
didirikan, sehingga dapat mendukung pendapatan rumah tangga. Maka dari
itu, pengembangan UKM di Indonesia perlu dilakukan dengan baik karena dapat mengatasi salah
satu permasalahan negara Indonesia. Terbukti pada masa krisis ekonomi pada tahun 1997-1998,
usaha kecil menengah justru dapat mempertahankan kelangsungan usahanya daripada usaha
besar. Sehingga pada saat krisis tersebut dapat menumbuhkan sikap optimisme bagi sebagian
orang untuk dapat memulihkan ekonomi pada saat itu. Hal tersebut memperlihatkan bahwa
kedudukan usaha kecil menengah di Madura semakin kokoh sehingga kita perlumempertahankan
UKM. Wisata Batik di Madura perlu untuk dikembangkan karena Batik Madura memiliki
potensi yang besar. Oleh
karena itu, batik Madura perlu dikembangkan dan di publikasikan kepada masyarakat agar dapat
melestarikan batik Madura, karena ada kecenderungan menurunnya budaya batik.


1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka perumusan masalahnyaadalah
sebagai berikut
1.Bagaimana kelayakan pengembangan usaha UKM Batik Madura bila dilihat dari aspek
finansial dan non-finansial yaitu meliputi aspek pasar, aspek pemasaran,aspek teknis, aspek
manajemen, dan aspek ekonomi dan sosial?
2.Bagaimana perkembangan UKM Batik Madura setelah perubahan yang terjadi?
3.Bagaimana perbandingan usaha UKM Batik Madura pada kondisi normal tanpa pengembangan
dan dengan pengembangan?

1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan diatas, maka tujuan penelitian adalah
sebagai berikut:
1.Menganalisis kelayakan pengembangan usaha UKM Batik Madura bila dilihatdari aspek
finansial dan non-finansial yaitu meliputi aspek pasar, aspek pemasaran,aspek teknis, aspek
manajemen, dan aspek ekonomi dan sosial Menganalisis perkembangan UKM Batik
Madura terhadap perubahan yang terjadi.

2. Menganalisis perbandingan usaha UKM Batik Madura pada kondisi normal tanpa
pengembangan dan dengan pengembangan.


1.4.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi beberapa pihak
yang memerlukannya, diantaranya adalah :
1.Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran bagi perusahaan sebagai
dasar dan bahan dalam pengambilan keputusan UKM Batik Madura/
2.Bagi pembaca, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai studi kelayakan pengembangan usaha dan sebagai rujukan bagi penelitian selanjutnya.

ASPEK HUKUM

Suatu bidang usaha bisa dikatakan sudah terdaftar secara resmi jika memenuhi administrasi
dengan melengkapi dokumen-dokumen sebagai berikut:
•Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Pada dasarnya, usaha yang masih bertaraf UKM tidak perlu mengajukan permintaan pembuatan
TDP, tapi dokumen ini tetap bisa diurus jika memang diperlukan.
•Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Usaha mikro sekalipun wajib memiliki dokumen SIUP sebagai bukti legalitas usahanya.
•NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
Nomor Pokok Wajib Pajak wajib dimiliki dengan memakai nama pemilik/penanggung jawab

perusahaan.
•Izin Gangguan
Izin gangguan dikeluarkan sebagai bentuk izin pendirian usaha di lokasi tertentu yang bisa jadi
menimbulkan bahaya, gangguan, atau kerugian.

TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Batik
1.1.1 Pengertian Batik
Batik dijelaskan sebagai kain bergambar yang dibuat secara khusus dengan menuliskan atau
menerakan malam (lilin) pada kain, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu,atau
bisa dikenal dengan kain batik (Balai Pustaka dalam Wulandari, 2011).
1.1.2 Sejarah Batik
Di Indonesia, batik memiliki sejarah dan riwayat yang panjang. Di setiap wilayah
di Nusantara, batik memiliki perkembangan dan kisah yang menarik. Keberadaan Kerajaan
Majapahit sebagai kerajaan yang besar, makmur, dan mengalami masa kejayaan
selama beberapa abad telah membuat tradisi dan kebudayaannya mengakar kuat di wilayah Nusa
ntara, termasuk diantaranya seni batik.Batik semakin eksis pada masa kerajaan Majapahit dengan
wilayah dan kekuasaan yangsangat luas. Namun data yang lebih pasti tentang sejarah dan
perkembangan batik diIndonesia mulai terekam jelas sejak masa kerajaan Mataram Islam, yang
bersumber darikeraton, seperti motif parang, rusak, semen rama, dan lain-lain.Awalnya

batik digunakan sebagai hiasan pada daun lontar yang berisi naskah atau tulisanagar tampak
lebih menarik. Seiring perkembangan interaksi bangsa Indonesia dengan bangsa asing, maka
mulai dikenal media batik pada kain. Sejak itu, batik mulai digunakan sebagai corak kain yang
berkembang sebagai busana tradisional, khususnya digunakan di kalanganningrat keratin.
Beberapa literatur, sejarah pembatikan di Indonesia sering dikaitkan dengan kerajaan Majapahit
dan penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Hal ini dibuktikan dengan penemuan arca dalam
Candi Ngrimbi dekat Jombang yang menggambarkan sosok Raden Wijaya,
raja pertama Majapahit (memerintah 1294-1309),
memakai kain batik bermotif kawung. Olehsebab itu, kesenian batik diyakini telah dikenal sejak
zaman kerajaan Majapahit secara turun-temurun.

1.1.3 Proses Pembuatan Batik
Kegiatan membatik merupakan salah satu kegiatan tradisional yang terus dipertahankan
agartetap konsisten seperti bagaimana asalnya. Walaupun motif dan corak batik di masa
kinisudah beraneka ragam, proses pembuatan batik pada dasarnya masih sama. Adapun
peralatanyang digunakan untuk membatik adalah gawangan, bandul, wajan, kompor, taplak,
saringanmalam, canting, mori, malam (lilin), dhingkik, dan pewarna alami.Berikut adalah proses
pembuatan batik dari awal hingga akhir adalah sebagai berikut:
1. Ngemplong, merupakan tahap paling awal, yaitu kain mori dipalu untukmenghaluskan
lapisan kain agar mudah dibatik.


2. Nyorek atau Memola, adalah proses menjiplak atau membuat pola di atas kain moridenga
n cara meniru pola motif yang sudah ada.
3. Mbathik, merupakan proses menorehkan malam batik ke kain mori.
4. Nembok, adalah proses menutupi bagian- bagian yang tidak boleh terkena warnadasar
dengan menggunakan malam.
5. Medel, adalah proses pencelupan kain yang sudah dibatik ke cairan warna
secara berulang -ulang sehingga mendapatkan warna yang diinginkan.
6. Ngerok dan Mbirah, yaitu malam pada kain dikerok secara hati-hatidenganmenggunakan
lempengan logam, kemudian kain dibolas dengan air bersih.
7. Mbironi, adalah menutupi warna biru dan isen-isen pola yang berupa titik dengan
menggunakan malam.
8. Menyoga, adalah dengan mencelupkan kain ke dalam campuran warna cokelat.
9. Ngelorod, merupakan tahap akhir dalam proses pembutan batik, yaitu melepaskan
seluruh malam (lilin) dengan cara memasukan kain yang sudah cukup tua warnanya ke
dalam air mendidih.
1.3 Studi Kelayakan Bisnis
Bisnis diartikan sebagai seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang -orang
yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan (produsen, pedagang, konsumen, dan industr
idimana perusahaan berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup

mereka(Umar, 2009).Bisnis didefinisikan setiap kegiatan atau aktifitas yang menggunakan
sumber
daya
modal baik dengan jumlah modal kecil, sedang, maupun dalam jumlah modal yang sangat be
sar, dengan maksud untuk menghasilkan dan atau menyediakan barang dan jasa yang
dibutuhkandan diinginkan konsumen untuk memenuhi kebutuhannya, dan dari kegiatan
tersebutdiharapkan akan diperoleh keuntungan (Sinaga, 2009). Studi kelayakan bisnis
merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanyamenganalisis layak atau tidak
layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secararutin dalam rangka pencapaian
keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidakditentukan, misalnya rencana peluncuran
produk baru (Umar, 2009).
1.3.1 Tujuan Studi Kelayakan Bisnis
Sebelum menjalankan sebuah bisnis perlu untuk melakukan studi kelayakan bisnis
terlebihdahulu. Seperti yang sudah dijelaskan mengenai definisi studi kelayakan bisnis
bahwa
suatu bisnis perlu dilihat apakah memiliki potensi dan prospek yang
baik bila dijalankan. Tujuan mengapa suatu bisnis dijalankan perlu dilakukan studi
kelayakan, yaitu:

1.Menghindari resiko kerugian. Masa depan penuh dengan ketidakpastian. Untukmenimalisir

resiko kerugian dimasa depan perlu dilakukannya studi kelayakan bisnis, baik resiko yang
dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.
2.Memudahkan perencanaan. Jika sudah melakukan peramalan untuk masa
depan,maka akan mempermudah dalam melakukan perencanaan. Perencanaan
meliputi jumlah dana yang diperlukan, lokasi usaha, siapa saja yang melaksanakannya, bagai
mana cara menjalankannya, berapa keuntungan yang didapat, serta bagaimana
mengawasi
jika terjadinya penyimpangan.
3.Memudahkan pelaksanaan pekerjaan. Dengan adanya perencanaan yang sudah dibuatakan
memudahkan pelaksanaanbisnis. Pelaksana bisnis
dalam menjalankan bisnistelah memiliki pedoman yang harus dilakukan. Kemudian pelaksan
aan bisnisdilakukan
secara sistematik sesuai
dengan rencana
sehingga perencanaan
yang telahdisusun dijadikan acuan dalam melaksanakan bisnis.
4.Memudahkan pengawasan. Pengawasan dilakukan agar
melenceng dari rencana bisnis yang telah disusun.

kegiatan pelaksana


bisnistidak

5.Memudahkan pengendalian. Setelah dilakukan pengawasan, apabila terdapat penyimpanga
n akan mudah terdeteksi dan segera dilakukannya pengendalianterhadap
penyimpangan
tersebut. Tujuan pengendalian adalah untuk mengembalikan pelaksanaan pekerjaan yang
melenceng ke tempat yang sesungguhnya.
1.3.1 Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis
Proses analisis setiap aspek saling berketerkaitan antara satu aspek dan aspek lainnya
sehingga hasil analisis aspek -aspek tersebut menjadi terintegrasi. Alur informasi antar
aspekadalah sebagai berikut: Contoh alur informasi antar aspekDisesuaikan dengan tahapan
studi kelayakan diatas, dijelaskan bahwa pada tahap penelitianada beberapa aspek yang
akan dinilai dalam studi kelayakan bisnis yaitu aspek finansial dannon-finansial meliputi
aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, aspekekonomi dan sosial,
aspek yudiris, dan aspek lingkungan.

VII. ASPEK TEKNIK DAN OPERASI
A. Pemilihan dan Perencanaan produk
Usaha ini didirikan karena batik Madura bagian tanjung bumi ini turun temurun

dari zaman dulu, dan meningkatkan tradisi penduduk Madura. Yang dimana penduduk
Madura sebagian besar sering membatik.
Untuk menghasilkan kain batik yang unik dan berkualitas diperlukan bahan baku
dengan kualitas yang baik pula dan juga kreativitas dan inovasi yang tinggi dari para
tenaga kerjanya.
Untuk membuat kain batik ini ada beberapa teknik yang perlu diperhatikan
diantaranya, pertama kita harus memilih kainnya, selanjutnya rengreng, essen, nebbeng,
sereben, perendaman, pelorotan, penjemuran, dan terakhir pengkerokan.
B. Pemilihan Teknologi
Untuk membuat kain batik ini diperlukan beberapa tahap yang harus dilalui agar
kain batik dapat diproduksi dengan berkualitas. Yaitu :
1. Pemilihan kain. Anda dapat memilih kain sesuai selera yang intinya pemilihan kain
yang berkualitas dapat menentukan kualitas baik.
2. Rengreng. Proses pembentukan format motif pada batik di butuhkan 3-7 hari untuk
menghasilkan proses ini pada sehelai kain batik. Waktu yang dibutuhkan lebih cepat
dari waktu rengreng batik jawa karna motif batik Madura cenderung besar- besar dan
renggang.
3. Essen. Merupakan proses selanjutnya dimana proses ini proses mengisi motif
biasanya membutuhkan proses 1 bulan tergantung ke halusan motif yang diinginkan.
4. Nebbeng. Proses menutup motif yang tidak ingin diberi warna pada proses ini
pewarnaan pertama dan di butuhkan waktu 3- hari untuk me nbbeng tahapan
5. Sereben. Proses pewarnaan latar ini brbda dengan proses pewarnaan batik
konfemsional karna proses pewarnaan di lakukan dengan cara isikat. Cairan pewarna
di lumuri di ataskain kemudian disikat dengan sabut kelapa agar warna bisa menyerap
ke serap kain.
6. Perendaman. Dimana perendaman ini agar batik yang sudah di warnai tersebut dapat
menyerap pada kain sehingga dapat cepat pemrosesan pelorotan.
7. Pelorotan. Untuk memudahkan pelorotan orang Madura punya resep sendiri yaitu
dengan cara memberikan campu kanjin ke daalam air mendidih, kanji iini kemudian
akan mengikat malam dari batik sehingga membentuk ampas dan mudah untuk di
saring. Cara ini menghemat air lorot hingga dapat di gunakan kembali untuk
pelorotan kain selanjutnya.
8. Penjemuran. Setelah proses pelorotan itu di jemur untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik untuk menghilangkan sisa sisa malam yang menempel di kain batik.

9. Pengkerokan . di mana proses saat penjemuran sambil di kerok kain batik untuk
menghilangkan malam yang menempel pada kain batik.
C. Perencanaan Jumlah Produksi
Produksi kain batik Madura ini yaitu produksi rumahan dimana pembuatan
rengreng di lakukan di rumah masing-masing tenaga kerja pembuat kain batik itu sendiri.
Termasuk essean sama duriyen, untuk ngeblok dan pewarnaannya juga di rumah masing
masing. Kalau sudah selesai langsung di kirim ke rumah orang yang nyuruh membuat
kain batik itu dan di rumah orang yang nyuruh barulah di proses plorotan dan penjemuran
dan hasilnya di taruh di butiknya dan di pasarkan melalui pameran juga.
D. Perencanaan Tata Letak Ruangan
Tata letak ruangan pada suatu usah sangat penting untuk direncanakan. Sebab hal
ini berkaitan dengan kegiatan operasiona perusahaan yang nantinya akan berkaitan
dengan pendapatan perusahaan. Untuk itu, pada usaha ini letak pabrik dengan gudang dan
tempat pemasaran saling berdekatan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pengawasan
terhadap karyawan yang sedang bekerja.
E. Pengawasan Kualitas
Agar kualitas produk tetap terjaga, maka hal yang paling penting dilakukan adalah
pengawasan terhadap bahan baku yang seharusnya dilakukan oleh orang- orang yang
telah dipercaya. Kemudian lakukan pengawasan terhadap proses produksi. Apakah masih
berjalan sebagaimana mestinya. Selain itu, pengawasan terhadap alat juga perlu dilakukan
supaya proses produksi tidak terhambat karena adanya alat yang rusak dan harus
diperbaiki.

VII. ASPEK MANAJEMEN DAN SUMBER DAYA MANUSIA
A. ASPEK MANAJEMEN
1. Perencanaan (Planning)
Aspek manajemen pada bagian perencanaan dapat dikaji dari 3 sisi sebagai berikut:
a. Pendekatan dalam membuat perencanaan berdasarkan pendekatan campuran
b. Fungsi perencanaan dan rencana atau tujuan perencanaan antara lain:
c. Bentuk perencanaannya antara lain perencanaan jangka panjang yaitu agar produk ini dapat
diterima oleh masyarakat sehingga dapat menembus pasar lokal, nasional bahkan internasional.
Perencanaan jangka menengah yaitu terus meningkatkan kualitas, inovasi dan kreativitas.
Perencanaan jangka pendek yaitu agar penjualan tahun ini dapat terus meningkat sehingga
memperoleh laba yang besar.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Agar usaha ini dapat berjalan lancar dan dapat mencapai target-target yang telah ditetapkan
sesuai dengan misi dan visi usaha ini maka perlu dibentuk sebuah
organisasi dimana dalam organisasi ini terdiri dari 4 departemen, yaitu departemen keuangan,
departemen produksi, departemen pembelian dan departemen pemasaran.
Dari pembagian departemen-departemen itu maka dapat ditentukan pembagian kerja dimana
pada departemen keuangan melakukan pencatatan atas segala aktivitas aliran kas dan aliran
persediaan dan juga menjadi kasir. Departemen produksi melakukan kegiatan produksi atau
menghasilkan barang yang terdiri atas proses membatik dan mendesain produk. Departemen
pembelian melakukan kegiatan pembelian bahan baku serta sarana dan prasarana yang
dibutuhkan demi kelangsungan operasional. Departemen pemasaran bertugas memasarkan
produk baik yang dijual ditoko maupun mengantarkan pesanan ke konsumen, selain itu juga
melakukan promosi ke masyarakat. Bentuk organisasi usaha ini adalah garis, karena bercirikan:
a. Jumlah karyawan relatif sedikit
b. Organisasi relatif kecil
c. Karyawan saling mengenal secara akrab
d. Spesialisasi kerja masih relatif rendah
Agar pembagian aktivitas kerja, hubungan fungsi dan aktivitas, serta tingkat spesialisasi aktivitas
antar departemen terlihat jelas maka perlu disusun atau dibuat struktur organisasinya, yaitu
sebagai berikut:
1. Manager
Tugasnya mengontrol aktivitas perusahaan secara keseluruhan dan melakukan kerja sama dengan
pihak-pihak berkepentingan.
2. Departemen Keuangan
Tugasnya adalah untuk mengkoordinasi kegiatan keuangan perusahaan dan pengawasan serta
pencatatan atas kegiatan keuangan. Selain itu departemen keuangan juga merangkap tugas dari
departemen lainnya.
3. Departemen Produksi

Tugasnya adalah mengkoordinasikan, memberi pengarahan dan pengawasan atas pelaksanan
kegiatan produksi, kualitas dan pemeliharaan mesin serta peralatan produksi.

4. Departemen Pembelian
Tugasnya adalah melakukan pembelian bahan baku untuk diproduksi dan juga persediaan untuk
dijual.
5. Departemen Pemasaran
Tugasnya adalah merencanakan pemasaran produk, menetapkan strategi pemasaran, mencari
pembeli, kondisi pesaing dan berbagai masalah eksternal.
B. ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA
1. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan yang akan kami tetapkan adalah perencanaan top-down di mana penentuan kualitas
dan kuantitas sumber daya manusia yang akan direkrut telah disesuaikan dengan rencana yang
menyeluruh dari perusahaan baik untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Selain itu keputusan atas merekrut sumber daya manusia yang baru didasarkan atas keputusan
bersama.
Pada tahap awal ini, jumlah tenaga kerja yang kami rencanakan adalah sebanyak tujuh orang
yang terdiri dari:
a. Manager : 1 orang dengan gaji @ Rp3.500.000
b. Departemen Keuangan : 1 orang dengan gaji @ Rp2.000.000
c. Departemen Produksi : 2 orang dengan gaji @ Rp2.500.000
d. Departemen Pembelian : 1 orang dengan gaji @ Rp2.000.000
e. Departemen Pemasaran : 1 orang dengan gaji @ Rp2.000.000
2. Kompensasi
Pemberian kompensasi akan diberikan kepada setiap karyawan ketika mengalami peningkatan
penjualan pada waktu-waktu tertentu. Dan besarnya kompensasi adalah sebesar 5% dari laba
yang diperoleh.
3. Keselamatan kerja
Program keselamatan kerja sangat penting agar setiap karyawan dapat bekerja
secara efektif dan efisien selain itu dapat meningkatkan produktivitas. Untuk itu program
keselamatan kerja yang diberikan adalah memberi jatah waktu libur selama 1 hari kepada
karyawan setiap minggunya.