Dinamika Dan Perubahan Gaya Dalam Perkem

PENDAHULUAN
Eropa selama Abad Pertengahan Awal ditandai dengan berkurangnya populasi,
urbanisasi, dan serbuan bangsa Jermanik, semuanya dimulai sejak Abad Kuno. Kaum barbar
dari barat, terutama bangsa Jermanik mendirikan kerajaan-kerajaan mereka di bekas wilayah
Kekaisaran Romawi Barat. Di Eropa Timur, Kekaisaran Romawi Timur alias Bizantium
masih berdiri, dan pada awal Abad Pertengahan mengadakan perang terakhir melawan bangsa
Persia.
Selama Abad Pertengahan, yang dimulai pada abad ke-11, populasi di Eropa
meningkat pesat diiringi dengan teknologi baru dan inovasi pertanian yang membuat
perdagangan berkembang maju dan lahan-lahan pertanian bertambah. Manorialisme (serikat
petani di desa yang menyewa tanah dan bekerja untuk para bangsawan) dan feodalisme
(struktur politik yang membuat para kesatria dan golongan bangsawan tingkat rendah
memberikan pelayanan kepada majikannya sebagai balas jasa atas hak menyewa tanah)
adalah dua cara untuk mengorganisasi masyarakat yang berkembang selama Abad
Pertengahan.

1

ARGUMENTASI
Peradaban orang Eropa Utara jauh terbelakang dibandingkan dengan peradaban orang
Bizantium dan Romawi. Perpindahan penduduk secara besar-besaran dan berakhirnya

kekuasaan Kekaisaran Romawi menyebabkan terhentinya peradaban di Eropa Utara, yang
sesungguhnya baru mulai ditingkatkan oleh orang Romawi. Ada juga rahib-rahib dari gereja
Benendikta pada abad ke-8 yang berusaha membawa peradaban ke utara, yang disokong oleh
Karel Agung. Usaha itu banyak membawa kemajuan, tetapi kemudian hancur pula oleh
peperangan-peperangan yang dilakukan oleh turunan Karel Agung sendiri. Dan dengan
adanya penyerbuan bajak-bajak laut Norwegia pada tahun 800-1000, diganyang pula sisa-sisa
yang masih ada. Maka hancurlah kebudayaan Eropa.
Keadaan pada abad ke-9 dan ke-10 sedemikian bergolaknya, sehingga ilmu
pengetahuan dan kesenian hanya dapat berkembang di dalam linkungan biara-biara saja.
Maka tidak dapat disangkal, kalau abad ke-10 itu dinamakan orang “Abad Besi”.
Setelah berlalu tahun 1000, kemajuan-kemajuan mulai terlihat. Usaha ini pada masa
itu hanya dipimpin oleh kaum agama. Pendeta dan gereja memegang peranan penting dalam
politik pemerintah, serta kegiatan seni pada umumnya, dan seni rupa pada khususnya
dipengaruhi pula oleh cara berpikir dan suasana masyarakat dewasa ini. Semua kegiatan seni
adalah untuk hal-hal yang berhubungan dengan ketuhanan dan kerohanian. Cita rasa,
keserasian pandangan terlukis pada komposisi yang menjulang ke atas (vertikalisme),
melambangkan keyakinan akan kekuasaan gaib di atas segala-galanya.
Oleh sebab itu kesenian pada abad tersebut amat dipengaruhi oleh suasana
keagamaan. Usaha-usaha dalam berbagai bidang pun mulai bergerak cepat. Akan tetapi tidak
semua gaya dipengaruhi oleh unsur keagamaan, tetap ada beberapa yang tidak terikat atau

malah cenderung memberontak dari unsur keagamaan itu sendiri.

2

PEMBAHASAN
A.

Gaya Romanesk/Romaneska/Romanesque

Gaya Romaneska adalah gaya yang pertama sejak Archaic dan Klasik Yunani yang
mengambil nama berdasarkan dari ciri-ciri gaya artistiknya, bukan seperti gaya lain yang
mengambil nama dari bab politik atau geografi. Menurut para sejarawan, Romaneska adalah
judul seni yang diciptakan untuk menggambarkan seni abad pertengahan yang muncul
"seperti Romawi". Sejarawan Arsitektur pertama kali digunakan kata Romaneska pada awal
abad ke-19 untuk menggambarkan arsitektur Eropa abad ke-11 dan ke-12. Sebenarnya tidak
ada kesepakatan mengenai waktu berawalnya gaya Romaneska, dan pengusulan waktunya
beragam mulai dari abad ke-6 sampai abad ke-10. Para sarjana di bidang lain dengan cepat
meminjam istilah tersebut. Hari inidan sekarang "Romaneska" secara luas menunjuk sejarah
dan budaya Eropa Barat antara tahun 1050 hingga tahun 1200.
Periode ini merupakan masa kejayaan dan kemakmuran, kita juga dapat melihat

dipakainya satu gaya di seluruh Eropa, dari Skadinavian sampai dengan Swiss. Gaya
Romaneska merupakan seni yang jelas dan terlihat bersemangat, yang secara langsung
menampakan warna-warna yang mencolok dan akan memerlukan banyak waktu untuk
menguasainya. Kaca Patri warna-warni dan ukuran pada metal menjadi media yang sangat
penting dan juga patung besar yang diletakkan di tengah tengah tempat umum, selain itu
ukiran ukuran relief disisi atas sebuah bangunan yang juga menjadi ciri khasnya. Dari segi
arsitektur didominasi oleh ketebalan dinding dan jendela yang mengelilingi setiap lorongnya
dengan begitu banyak dekorasi pahat.
Arsitektur Romaneska
Gereja-gereja awal mempunyai atap dari kayu, yang kemudian terbakar. Atap lalu
digantikan dengan langit-langit lengkung terbuat dari batu. Dengan demikian maka beban
gedung makin berat sehingga dinding perlu dibuat lebih tebal sebagai pendukung. Pendukung
rendah dibuat menyender ke dinding untuk menambah daya dukung.
Terdapat dua menara tinggi di bagian depan/barat. Denah menara berbentuk
lingkaran, segi empat atau segi delapan, atap berbentuk kerucut meruncing ke atas. Pahatan
dan sculpture adalah fitur penting pada dekorasi pintu masuk utama. Pintu masuk terletak di
bagian dalam dinding yang tebal (beberapa dinding tebalnya mencapai 6m). Di atas pintu
terdapat tympanum, yang biasanya diisi dengan pahatan yang berisi penggalan cerita Injil.

3


Jendela terlihat kecil dan sempit. Susunan kolom, busur dan pahatan dekorasi di
sekeliling jendela membuatnya terlihat lebih besar. Denah gereja Romanesque selalu
berbentuk salib. Altar diletakkan di timur (menghadap Yerusalem), pintu masuk di barat.
Pada interior tidak terdapat kursi, umat beribadah sambil berdiri. Terdapat ruang
bawah tanah (crypt) di bawah altar untuk menempatkan peninggalan dari para santo (orang
suci). Nave dan gang (aisles) dipisahkan oleh barisan kolom dan busur. Di atas gang
terdapat gallery (triforium), yang dapat memberikan view ke nave, digunakan oleh ‘santri’
gereja pada saat ibadah (misa). Di atas gallery terdapat koridor sempit (clerestory), tempat
jendela-jendela utama.
Susunan di atas disebut dengan “susunan tiga tingkat”. Susunan ini bervariasi di
banyak tempat, bahkan di beberapa tempat tidak ada tingkat ke-3, digantikan dinding massif
dengan jendela. Struktur langit-langit adalah busur tinggi terbuat dari batu. Terdapat
jenis barrel vault (sederhana) dan cross vault (busur bersilang). Kolom-kolom biasanya besar.
Kapital kolom dibuat dengan dasar order Corinthian Romawi atau desain khas Romaneska.
Pada saat itu berkembang kegiatan berziarah bagi umat Kristen ke Yerusalem, Roma,
atau Santiago de Compostela (Spanyol). Daerah yang dilewati para penziarah terpengaruh,
dengan melayani para penziarah dalam perjalanannya. Salah satu fasilitas yang disediakan
adalah gereja untuk para penziarah. Fitur yang khas adalah gang di belakang altar, dikenal
sebagai ambulatory. Para penziarah dapat melewati gang tersebut dan berhenti untuk berdoa

tanpa mengganggu aktivitas di gereja utama.
Penggunaan patung-patung manusia mulai dikenal pada masa ini. Patung/pahatan
manusia dipakai sebagai salah satu cara menyebarkan ajaran Injil. Karena saat itu banyak
orang yang buta huruf maka kisah-kisah dalam Injil dibuat dalam bentuk pahatan sehingga
dapat mudah dicerna.
Dan pada pertengahan abad ke-12, gaya Romaneska berkembang menjadi gaya
Gothik dengan menyederhanakan bentuk bangunan dari gaya Romaneska yang umumnya
memakai struktur yang tebal yang kemudian disederhanakan menjadi bentuk yang lebih
ramping namun memiliki struktur yang kuat.
B.

Gaya Gothic

Gaya Gothic berevolusi dari seni Romaneska dan berlangsung dari pertengahan
abad ke-12 sebagai akhir sebagai akhir abad ke-16 di beberapa daerah. Istilah Gothic
diciptakan oleh penulis Italia Renaissance, kata "Gothic" untuk seni awalnya digunakan
sebagai sinonim untuk kata "biadab", yang disebabkan penemuan arsitektur abad
4

pertengahan dengan suku-suku barbar Gothic yang telah menghancurkan Kekaisaran

Romawi dan budaya klasik dalam abad ke-5. Istilah Gothic mempertahankan nuansa
menghina sampai abad ke-19, pada saat revaluasi kritis positif arsitektur Gothic terjadi.
Meskipun para sarjana modern telah lama menyadari bahwa Gothic tidak ada dalam
kebenaran hubungannya dengan Goth, istilah Gothic tetap satu standar dalam studi
sejarah seni.
Gaya Gotik adalah penyederhanaan seni bangunan lama yang umumnya memakai
struktur yang tebal dan kemudian disederhanakan menjadi bentuk yang lebih ramping
namun memiliki struktur yang kuat. Penggunaan dinding yang lebih tipis namun kuat
serta pemasangan jendela-jendela besi ataupun rangka besi yang lebih lebar membuat seni
gotik cendeung mengarah pada penggunaan warna hitam dan gelap yang menonjol.
Arsitektur Gothic
Arsitektur Gothic adalah ekspresi keyakinan Kristen, dimana bangunan Gothic
yang paling dikenal adalah katedral. Katedral merupakan bangunan yang penting bagi
sebuah komunitas/kota masyarakat Eropa abad pertengahan. Orang yang membuat
katedral bukan orang setempat, mereka adalah kelompok tukang batu profesional yang
mengerjakan proyek dari satu kota ke kota lain.
Fitur utamadari katedral antara lain busur lancip yang mengarah vertikal ke atas.
Bagian barat gereja adalah bagian yang paling kaya ornamen. Umumnya terdapat tiga pintu
masuk, pintu masuk bagian tengah adalah yang paling besar. Patung-patung pada kolom
dibuat di depan kolom, bukan menjadi bagian dari kolom (disebut juga dengan figur kolom).

Figur manusia pada sculpture Gothic terlihat amat natural. Di bagian atas pintu kadang juga
terdapat jendela berbentuk lingkaran besar yang terdiri dari banyak bagian-bagian kecil
mosaik. Jendela ini disebut juga jendela mawar (rose window). Pada bagian depan terdapat
dua menara utama di samping kiri dan kanan. Di titik perpotongan nave dan transept (bagian
tengah denah salib) terdapat menara tengah yang biasanya mempunyai atap yang sangat
tinggi.
Denah dasar gereja Gothic adalah salib. Susunan tiga tingkat juga ada pada gereja
Gothic, dan juga bervariasi pada gereja satu dengan gereja lainnya. Struktur atap
menggunakan jenis langit-langit lengkung dengan rusuk (rib vault). Rusuk, yang terbuat dari
batu, dibuat lebih dahulu, lalu ruang di antara rusuk diisi dengan bahan yang lebih ringan.
Fungsi dari penopang melayang (flying buttress) adalah untuk menyalurkan gaya
beban dari langit-langit yang menekan dinding ke tanah. Karena dinding tidak lagi menopang
beban yang banyak, maka dinding dapat digantikan dengan jendela-jendela yang besar dan
5

tinggi. Jendela ini dihiasi dengan kaca mosaik (potongan-potongan kaca yang dibentuk
menjadi gambar/lukisan, diwarnai, direkatkan satu sama lain dengan timah).
Dengan semakin berkembangnya gaya Gothic, rusuk pada langit-langit juga makin
beragam, makin dihias secara dekoratif. Kolom terlihat ramping. Kolom besar merupakan
kumpulan dari kolom-kolom, dikenal dengan kumpulan kolom (cluster-piers).Capital kolom

selalu didekorasi dengan pahatan dedaunan. Pada masa Gothic akhir figur manusia dan
binatang juga ditemukan.
Pada beberapa daerah di Eropa, gaya arsitektur Gothic bertahan sampai 4 abad.
Periode Gothic dapat dibagi menjadi Gothic awal, Gothic puncak dan Gothic akhir. Fitur
paling mudah untuk membedakan adalah bentuk dan hiasan pada jendela Gothic awal,
mempunyai tipe jendela yang disebut jedela lancet, dengan bagian atas jendela meruncing ke
atas. Gothic puncak mempunyai tipe jendela yang lebih besar dengan bidang pembagi lebih
kecil, ukiran penghias jendela dibuat mengikuti alur garis lengkung jendela Gothic akhir
mempunyai tipe jendela yang mirip dengan sebelumnya, namun lebih kaya ornamen, dan
masing-masing daerah (negara) di Eropa memunculkan cirinya sendiri pada bangunan.
C.

Gaya Renaissance

Gaya Renaissance adalah suatu aliran baru yang lahir di Italia. Bermula pada abad
ke-15 dan mencapai puncaknya pada abad ke-16. kota yang terkenal tempat berpusatnya
aliran ini adalah Florence.
Gaya Renaissance berarti kelahiran baru, suatu pandangan hidup yang merupakan
sanggahan bagi Abad Pertengahan. Gaya Renaissance dinamakan kelahiran baru karena pada
abad-abad sebelumnya, apa-apa yang lahir baru ini sudah lahir juga pada masa itu. Hanya

saja karena pada abad-abad yang lalu itu apa-apa yang lahir itu tidak atau belum mendapat
perhatian, bahkan mendapat tekanan. Maka pada permulaan abad ke-15 ia lahir kembali, akan
tetapi tidak berarti bahwa ia tidak mendapat tantangan atau halangan-halangan pula.
Halangan-halangan dan rintangan tetap ada.
Gaya Renaissance lahir di Italia karena kebudayaan Romawi yang telah demikian
tinggi dan majunya, maka perekonomian dan perdagangan berkembang dengan baik,
sehingga melahiorkan golongan-golongan saudagar dan hartawan yang berdiam di bandarbandar Italia.
Pada Abad Pertengahan yang berkuasa adalah kaum agama. Pendeta dan gereja
memegang peranan penting dalam politik pemerintah, serta kegiatan seni pada umumnya, dan
seni rupa pada khususnya dipengaruhi pula oleh cara berpikir dan suasana masyarakat dewasa
6

ini. Semua kegiatan seni adalah untuk hal-hal yang berhubungan dengan ketuhanan dan
kerohanian. Cita rasa, keserasian pandangan menurut estetika Gotik, terlukis pada komposisi
yang menjulang ke atas (vertikalisme), melambangkan keyakinan akan kekuasaan gaib di atas
segala-galanya.
Paham Abad Pertengahan ini disebut teosentris, oleh karena segala kegiatan
dipusatkan kepada Tuhan. Manusia merasa dirinya tidak berdaya, segala-galanya adalah
kehendak Yang Maha Kuasa. Dengan timbulnya golongan hartawan yang mempunyai harta
benda yang berlimpah-limpah, maka mereka tetap berusaha untuk tetap hidup mewah dan

mengumpulkan harta kekayaan sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu, zaman ini disebut juga
zaman permulaan kapitalisme.
Golongan hartawan ini tidak berminat lagi untuk menyuruh anak-anak mereka
menjadi pendeta atau pahlawan perang. Perhatian mereka mulai ditunjukkan pada hal-hal
duniawi dan sifat Renaissance yang mudah dikenal antara lain, ialah ciri-cirinya yang
individualistis.
Dalam Zaman Renaissance ini kaum cerdik pandai dan seniman mulai mendapat
perhatian dan bantuan yang sangat menguntungkan bagi usaha-usaha mereka. Dan kaum
hartawan menilai dari segi keuntungan material yang dapat mereka peroleh dengan adanya
usaha-usaha membantu kaum cerdik pandai dan seniman. Pandangan yang tadinya
dipusatkan pada masalah ketuhanan, sekarang dibelokkan ke arah pandangan baru, yaitu
memusatkan kepada manusia, sehingga aliran ini dikatakan bersifat antroposentris.
Arsitektur Renaissance
Gaya arsitektur pada periode ini banyak mengambil kembali gaya arsitektur
Kekaisaran Romawi. Fitur-fitur yang dipakai kembali adalah: busur lengkung gaya Romawi,
atap lengkung dan yang paling penting adalah 5 order Romawi: Doric, Ionic, Corinthian,
Tuscan dan Composite.
Periode Renaissans sendiri dapat dibagi menjadi Renaissans awal (abad 15) dan
Renaissans puncak (abad 16). Dimana secara umum dapat dikenali dari komponen-komponen
arsitektur klasik dan kubah semi-elips.

Jendela lantai bawah dibuat kecil dan berteralis untuk menghindari pencarian. Jendela
di lantai atas lebih besar dan lebih ber-ornamen. Dilihat dari luar, fasade lantai bawah tidak
terlihat menarik. Pada Renaissans awal, jendela terdiri dari busur tunggal yang melingkupi
dua bukaan jendela. Selanjutnya jendela berbentuk segi empat, dikelilingi profil dan dengan
konsol dan pediment di atasnya. Pintu biasanya mempunyai kolom di kedua sisi yang

7

menopang sebuah entablature atau pediment. Pada abad ke-16 variasi Renaissans terhadap
order Romawi muncul, yaitu order yang kolosal atau besar, lebih tinggi dari 1 lantai.
Denah bangunan pada periode renaissans biasanya segi empat dengan fasade
bangunan didekorasi dengan barisan pilaster yang diletakkan di antara jendela, seperti aturan
Romawi, bagian bawah Doric, tengah Ionic, paling atas Corinthian. Terdapat juga patungpatung dan kolam di halaman depan. Interior juga terpengaruh arsitektur Romawi. Langitlangit dapat berbentuk lengkung atau datar dengan dekorasi lukisan.
Denah gereja Renaissans beragam, berbentuk basilica Romawi, salib atau
terorganisasi secara sentral. Gereja bentuk Basilica mempunyai langit-langit datar (seperti di
Romawi) atau berbentuk lengkung dengan kubah. Gereja dengan denah lingkaran dibuat
berdasarkan kuil Romawi yang berbentuk lingkaran juga. Beberapa kubah mempunyai
ukuran sangat besar sehingga menjadi landmark di tempatnya. Kubah Renaissans terdiri dari
dua bagian. Bagian pertama dibuat dari batu, yang di atasnya terdapat bukaan yang disebut
mata (eye). Kubah ini dilingkupi oleh kubah lain yang lebih besar. Kubah kedua ini berbentuk
semi-elips dengan di puncaknya terdapat lentera. Dibuat dari kayu dan dilapisi timah atau
tembaga. Baik kubah dalam atau luar (kesatu dan kedua) terletak di atas dinding melingkar
dengan jendela. Sinar luar masuk ke dalam gereja melalui jendela, baik di dinding melingkar
atau dari lentera di puncak kubah.
Banyak unsur-unsur klasik yang digunakan di Renaissance yang tidak sesuai dengan
maksud awalnya seperti pada masa Romawi. Hal ini terjadi karena para arsitek dan
pembangun gedung hanya mengandalkan gambar dari buku untuk mengenali unsur-unsur
arsitektur klasik. Sehingga pemahaman mereka terhadap arsitektur klasik juga tidak
sempurna.
D.

Gaya Barok/Baroque

Barok (Baroque) lahir pada bagian kedua dari pertengahan abad ke-16, sebagai
pertanda bermulanya pengaruh kesenian di Italia yang sesudah tahun 1600 menyerbu ke
seluruh Eropa.
Barok berasal dari kata Romawi yang berarti “tidak beraturan” atau “menyimpang”.
Dalam perkembangannya, Michelangelo dan Palladio dianggap sebagai Bapak Barok, karena
keduanyalah seniman yang menjiwai paham ini.
Renaissance melepaskan cara berpikir Abad Pertengahan yang berbau gereja. Akibat
kelanjutan pandangan hidup ini ia bergerak makin maju, lebih memperhatikan dunia ini

8

secara rasional. Kemajuan pandangan inilah yang menghayati seni Barok, sebagaimana
lazimnya pertumbuhan seni sebelumnya.
Ciri yang jelas terlihat pada Zaman Barok ini ialah seniman lebih bebas atau leluasan
menempatkan dirinya pada hasil-hasil karyanya, sehingga warna tampaknya lebih cemerlang
serta ukir-ukiran lebih bergaya, dan efek cahaya lebih mengesankan. Juga gerak dan karakter
pakaian, kain-kain (drapery) pada seni patung diberi aksen hingga lebih memperlihatkan
gerak yang hidup dan wajar.
Arsitektur Baroque
Arsitektur Baroque mulai berkembang pada abad ke-16, dan umumnya timbul karena
perkembangan yang terjadi pada Gereja Katolik. Pada pertengahan abad ke-16 Gereja Katolik
membuat gerakan untuk melawan perkembangan Protestanisme dan gerakan untuk lebih
menyebarluaskan propaganda tentang Gereja Katolik. Salah satu cara untuk itu adalah dengan
menekankan pentingnya bentukan seni pada Gereja. Di dalam Gereja, arsitektur dan patung,
lukisan dan musik digabungkan dengan cara baru yang teatrikal untuk menekankan
kepentingan ajaran Katolik sehingga dapat membuat pesan-pesannya lebih atraktif/menarik.
Arsitektur Baroque, yang muncul pertama kali di Roma, adalah gaya bangunan pada
gereja, istana dan bangunan umum (yang dirancang dalam skala besar). Pada hal tertentu,
arsitektur Baroque dapat dikatakan sebagai perpanjangan dari arsitektur Renaissans.
Keduanya mempunyai kubah (dome), kolom, pilaster, entablature dan komponen-komponen
klasik lainnya. Yang berbeda pada arsitektur Baroque adalah kebebasan, kebebasan dalam
menggabungkan komponen-komponen tersebut, dimana saat Renaisans kebebasan ini tidak
dapat diterima karena adanya aturan-aturan baku.
Dinding bergelombang merupakan fitur yang menakjubkan dari gereja-gereja
Baroque. Order raksasa, biasanya setinggi dua lantai, dan dinding raksasa mendominasi
eksterior. Jendela-jendela besar berbentuk persegi panjang, dan jendela yang lebih kecil, yang
mempunyai lebih banyak ornament, berbentuk lingkaran, setengah lingkaran, atau oval (bulat
telur). Bentuk oval juga diterapkan pada bingkai pahatan dinding (frame wall carving). Denah
lantai dasar biasanya juga oval, yang merupakan bentuk geometris paling ‘bergerak’ (fluid)
dan yang menciptakan rasa pergerakan (movement). Bentuk oval digunakan di seluruh
bangunan.
Saat memasuki gereja kesan teater menjadi lebih kuat. Para perancang gereja Baroque
menginginkan orang yang datang untuk beribadah untuk merasakan bahwa mereka juga ikut
dalam acara, agar mereka dapat mendengar dan melihat si pendeta dengan baik. Karena itu
kebanyakan gereja Baroque tidak mempunyai kolom-kolom yang membagi gang samping
9

(aisle) dan lorong tengah (nave), namun digantikan dengan kapel-kapel di bagian samping
sepanjang dinding.
Pada interior, seperti pada eksterior, dinding bergelombang memberikan cita rasa
pergerakan. Altar kaya dengan dekorasi dan baldachin di atasnya. Baldachin adalah semacam
kanopi, umumnya berbentuk kubah, yang disangga oleh empat kolom yang juga kaya dengan
dekorasi ukiran. Balkon, bagian tak terpisahkan dari teater, juga dapat ditemukan di gerejagereja Baroque. Beberapa di antaranya dihiasi dekorasi ukiran-ukiran logam.
Paduan usaha dari para arsitek, pelukis dan pemahat membuahkan hasil yang
menawan. Langit-langit didekorasi dengan lukisan. Dekorasi dinding menggunakan stucco,
dimana bahan ini adalah bahan yang fleksibel, sehingga membantu menciptakan garis-garis
lengkung sebagai karakteristik Baroque. Gereja-gereja Baroque mendapatkan cahaya dari
sedikit sumber, umumnya dari kubah, baik kubah pusat ataupun kubah-kubah kecil di
sekelilingnya. Efek dari pencahayaan, yang didapat dari jumlah cahaya yang tepat menyinari
tempat yang tepat, merupakan bagian yang penting dari arsitektur gereja Baroque.
Banyak karakteristik yang ditemukan di gereja Baroque dapat ditemukan di istana
juga. Termasuk di dalamnya adalah fasade bergelombang, garis-garis ‘hidup’ (fluid) baik
dalam konstruksi dan dekorasi, dan kaya akan dekorasi. Tangga monumental adalah fitur
penting pada istana dan villa Baroque. Tangga-tangga ini mendominasi sirkulasi bangunan
baik di ruang luar ataupun ruang dalam bangunan.
E.

Gaya Rococo

Pada pertengahan abad ke-18 kelihatan pengaruh Barok mulai menurun. Sifat-sifatnya
yang lincah, penuh perasaan, mulai kabur. Hal ini disebabkan oleh karena seni Barok sudah
demikian tinggi mencapai tingkat yang ditujunya (sempurna), sehingga sudah tidak melihat
lagi jalan untuk perkembangan selanjutnya.
Hali inilah yang menyebabkan kemunculan Rococo. Istilah ‘rococo’ adalah gabungan
dari dua kata bahasa Perancis: ‘rocaille’ (digunakan untuk menggambarkan gua buatan dan
bebatuan di taman-taman di Versailles) dan ‘coquille’ (berarti cangkang). Rococo sering
dianggap sebagai fase terakhir dari Baroque. Walaupun secara visual ada kesamaan yang jelas
antara Baroque dan Rococo (khususnya pada penggunaan lengkung dan oval), inspirasi dari
kedua gaya ini berbeda jauh. Baroque sangat dipengaruhi oleh doktrin dan praktek Katolik,
sementara sejak awalnya gaya Rococo (yang dimulai pada awal abad ke-18) lebih bersumber
pada ketidakseriusan (frivolous) dan duniawi.
Arsitektur Rococo
10

Setelah kematian Louis XIV di Perancis, terdapat reaksi melawan penggunaan gaya
Baroque yang digunakan lebih untuk mengagungkan seseorang. Bangunan yang murni
bergaya Rococo jarang ditemukan di Perancis, namun bangunan dengan eksterior yang
sederhana dan interior Rococo yang brilian lebih banyak ada. Rococo lebih banyak
berkembang di Austria dan bagian selatan Jerman. Order cenderung dihindari ataupun
dianggap tidak terlalu penting. Gaya Rococo sangat terlihat/berpengaruh pada seni-seni
dekoratif. Dekorasi yang digunakan banyak bernuansa floral, banyak lengkung, asimetris dan
banyak lengkung bentuk S dan C. Motif-motif Rococo banyak ditemukan pada jendela dan
pintu, juga interior, di sekitar cermin dan lukisan, langit-langit dan panel-panel dinding.
Warna Rococo ringan dan ceria. Warna putih banyak digunakan pada dinding dan
digabungkan dengan warna-warna emas.
F.

Gaya Neoklasik

Arsitektur Neoklasik lahir antara lain karena ditemukannya kembali peninggalan
arsitektur Yunani dan Romawi, serta adanya perubahan politik antara lain revolusi Perancis
(1789) dan Amerika (1776) menciptakan republik, dengan anggapan mengambil seni yang
diasosiasikan dengan seni Yunani (demokrasi) dan Romawi (republik). Pada abad ke-18
orang (terutama yang senang benda antik dan arsitek) banyak tertarik untuk mengadakan
perjalanan dan penggalian situs-situs lama, terutama Yunani.
Di antaranya yaitu orang Inggris: James Stuart dan Nicholas Revett yang
menghabiskan masa 3 tahun di Yunani, membuat gambar-gambar akurat dari peninggalan
gedung lama Yunani (a.l. mempresentasikan order Doric di Phartenon dengan rinci – 1762)
dan juga orang Jerman: Johann Winckelmann yang menemukan kembali kota Pompeii yang
telah lama tertimbun akibat letusan gunung Vesuvius. Disamping itu, gaya Neoklasik juga
memiliki konotasi dengan ‘kekuasaan’.
Arsitektur Neoklasik
Banyaknya penemuan tersebut membuat arsitektur Neoklasik dapat menciptakan
karya yang lebih mendekati/mirip arsitektur klasik (Yunani dan Romawi) daripada arsitektur
Renaissans. Kecenderungan pada gaya Yunani atau gaya Romawi atau bisa disebut
juga Battle of the Styles.
Ciri-ciri arsitektur Neoklasik antara lain :


Garis-garis bersih, elegan, penampilan yang rapi (uncluttered)



Simetris

11



Kolom-kolom yang berdiri bebas
Prototipe yang umumnya dicontoh adalah arsitektur kuil. Hal ini dikarenakan

arsitektur kuil dianggap sebagai bentuk paling murni dari arsitektur klasik. Kolom pada kuil
benar-benar berfungsi untuk menopang bangunan (bukan dekorasi). Jadi dapat disimpulkan
pada Arsitektur Neoklasik, fungsi dari kolom benar-benar menopang, bukan hanya dekorasi
atau kolom yang berdiri bebas dan menopang entablatur.
Garis atap umumnya datar dan horisontal, jarang ada menara dengan fasade yang
cenderung panjang dan datar akibat dari efek dari kolom yang berjajar. Proporsi klasik pada
eksterior sangat penting dimana pintu dan jendela tidak mengurangi kesempurnaan nilai-nilai
arsitektur klasik meskipun diletakkan di belakang kolom-kolom depan. Pintu dan jendela
tidak menjadi elemen skluptural. Di Perancis dan Italia tradisi taman formal berdasar pada
pola-pola geometris dipertahankan, sedangkan di Inggris taman lebih luwes atau lebih meniru
alam (membuat alam dengan skala lebih kecil).
Terdapat dua gaya bangunan yang terkenal pada periode Arsitektur Neoklasik ini,
yaitu Gaya Georgia (Inggris Raya) dan Gaya Federal (Republik Amerika Serikat). Gaya
Georgia berkembang di Inggris, 1715 – 1820 dan dipengaruhi oleh gaya arsitektur Palladia.
Gaya ini banyak terlihat pada penataan kota/kawasan. Sedangkan Gaya Federal berkembang
di Amerika Serikat (1780 – 1820). Dengan fitur tipikal interior yang berbentuk oval, tangga
melingkar yang berdiri bebas, portico yang di’bingkai’ oleh kolom-kolom, profil kayu yang
kecil, dan proposi yang ‘langsing’.
G.

Gaya Romantik/Romantisisme

Romantisisme adalah sebuah gerakan seni, sastra dan intelektual yang berasal dari
Eropa Barat abad ke-18 pada masa Revolusi Industri. Gerakan ini sebagian merupakan
revolusi melawan norma-norma kebangsawanan, sosial dan politik dari Periode Pencerahan
dan reaksi terhadap rasionalisasi terhadap alam, dalam seni dan sastra. Gerakan ini
menekankan emosi yang kuat sebagai sumber dari pengalaman estetika, memberikan tekanan
baru terhadap emosi-emosi seperti rasa takut, ngeri, dan takjub yang dialami ketika seseorang
menghadapi yang sublim dari alam. Gerakan ini mengangkat seni rakyat, alam dan kebiasaan,
serta menganjurkan epistemologi yang didasarkan pada alam, termasuk aktivitas manusia
yang dikondisikan oleh alam dalam bentuk bahasa, kebiasaan dan tradisi.
Ia dipengaruhi oleh gagasan-gagasan Pencerahan dan mengagungkan medievalisme
serta unsur-unsur seni dan narasi yang dianggap berasal dari periode Pertengahan. Nama
“romantik” sendiri berasal dari istilah “romans” yaitu narasi heroik prosa atau puitis yang
12

berasal dari sastra Abad Pertengahan dan Romantik. Meninjau penjelasan tentang
romantisisme diatas, maka arsitektur romantisme adalah suatu konsep dalam perancangan
sebuah bangunan arsitektur dengan mengedepankan nilai-nilai estetika yang dapat menjadi
sebuah kesan dan mewakili sejarah.
Ideologi dan kejadian-kejadian sekitar Revolusi Perancis dan Revolusi Industri
dianggap telah memengaruhi gerakan ini. Romantisisme mengagungkan keberhasilankeberhasilan dari apa yang dianggapnya sebagai tokoh-tokoh heroic dan seniman-seniman
yang keliru dipahami, dan yang telah mengubah, masyarakat. Ia juga mengesahkan imajinasi
individu sebagai otoritas kritis yang memungkinkan kebebasan dari pemahaman klasik
tentang bentuk dalam seni. Dalam penyampaian gagasan-gagasannya gerakan ini cenderung
untuk kembali kepada apa yang dianggapnya sebagai keniscayaan sejarah dan alam.
Aliran ini sangat menonjolkan sisi estetika dalam seni dan sastra sehingga lebih
banyak menggunakan imajinasi maupun hal-hal yang yang bernilai eksotis seperti mengambil
dari alam. Tujuan dari aliran ini adalah dapat menjelajahi ke dalam keinginan manusia yang
ideal dan harmonis. Karena lebih banyak melibatkan imajinasi, bangunan-bangunan yang
dihasilkan lebih cenderung lari dari kenyataan maupun realita yang ada.
Aliran ini tidak hanya dapat kita lihat dari bentuk luar bangunannya tetapi dapat juga
dipakai dalam interior suatu bangunan. Seperti dalam pemilihan warna catnya maupun dalam
pemilihan furnitur-furnitur dan aksesoris yang dipakai.
Arsitektur romantis
Ciri – ciri arsitektur Romantisme :


Sering menampakkan kebesaran menerapakan seni dalam arsitektur



Cenderung melawan rasionalis-konvensionalis yang menganggap garis lurus adalah

sesuatu yang jujur dan efisien.


Lebih mengutamakan pada konstruksi dan beauty atau keindahan.



Dinamis tetapi tetap sebuah konstruksi yang kaku tidak lagi statis.

13

KESIMPULAN
Gaya Romaneska adalah gaya yang pertama pada Abad Pertengahan sejak Archaic
dan Klasik Yunani yang mengambil nama berdasarkan dari ciri-ciri gaya artistiknya, bukan
seperti gaya lain yang mengambil nama dari bab politik atau geografi. Setelah berkembang
selama sekitar dua abad, Gaya Romaneska berubah menjadi Gaya Gothic.
Gaya Gothic berevolusi dari seni Romaneska dan berlangsung dari pertengahan
abad ke-12 sebagai akhir sebagai akhir abad ke-16 di beberapa daerah. Istilah Gothic
diciptakan oleh penulis Italia Renaissance, kata "Gothic" untuk seni awalnya digunakan
sebagai sinonim untuk kata "biadab", yang disebabkan penemuan arsitektur abad
pertengahan dengan suku-suku barbar Gothic yang telah menghancurkan Kekaisaran
Romawi dan budaya klasik dalam abad ke-5. Arsitektur era Gothic adalah ekspresi dari
keyakinan Kristen,
Beriringan dengan gaya Gothic, gaya Renaissance yang merupakan suatu aliran baru
muncul di Italia pada abad ke-15 dan mencapai puncaknya pada abad ke-16. Gaya
Renaissance berarti kelahiran baru, suatu pandangan hidup yang merupakan sanggahan bagi
Abad Pertengahan. Gaya Renaissance dinamakan kelahiran baru karena pada abad-abad
sebelumnya, apa-apa yang lahir baru ini sudah lahir juga pada masa itu. Hanya saja karena
pada abad-abad yang lalu itu. Semua kegiatan seni pada era Renaissance adalah untuk hal-hal
yang berhubungan dengan ketuhanan dan kerohanian.
Kemudian diikuti oleh gaya Barok yang lahir pada bagian kedua dari pertengahan
abad ke-16, sebagai pertanda bermulanya pengaruh kesenian di Italia yang sesudah tahun
1600 menyerbu ke seluruh Eropa. Barok berasal dari kata Romawi yang berarti “tidak
beraturan” atau “menyimpang”.
Pada hal tertentu, arsitektur Baroque dapat dikatakan sebagai perpanjangan dari
arsitektur Renaissans. Yang berbeda pada arsitektur Baroque adalah kebebasan, kebebasan
dalam menggabungkan komponen-komponen tersebut, dimana saat Renaisans kebebasan ini
tidak dapat diterima karena adanya aturan-aturan baku.
Pada pertengahan abad ke-18 kelihatan pengaruh Barok mulai menurun. Hal ini
disebabkan oleh karena seni Barok sudah demikian tinggi mencapai tingkat yang ditujunya
(sempurna), sehingga sudah tidak melihat lagi jalan untuk perkembangan selanjutnya.
Kemudian muncullah gaya Rococo. Istilah ‘rococo’ adalah gabungan dari dua kata bahasa
Perancis: ‘rocaille’ (menggambarkan gua buatan) dan ‘coquille’ (berarti cangkang). Rococo
sering dianggap sebagai fase terakhir dari Baroque. Walaupun secara visual ada kesamaan
14

yang jelas antara Baroque dan Rococo inspirasi dari kedua gaya ini berbeda jauh. Baroque
sangat dipengaruhi oleh doktrin dan praktek Katolik, sementara sejak awalnya gaya Rococo
lebih bersumber pada ketidakseriusan (frivolous) dan duniawi.
Pada akhir abad ke-18 gaya Neoklasik yang lahir karena ditemukannya kembali
peninggalan arsitektur Yunani dan Romawi. Di antaranya yaitu penemuan oleh orang Jerman:
Johann Winckelmann yang menemukan kembali kota Pompeii yang telah lama tertimbun
akibat letusan gunung Vesuvius. Disisi lain, gaya Neoklasik juga memiliki konotasi dengan
‘kekuasaan’.
Pada akhir abad ke-18 juga muncul gaya Romantisisme, yaitu sebuah gerakan seni,
sastra dan intelektual yang berasal dari Eropa Barat pada masa Revolusi Industri. Gerakan ini
sebagian merupakan revolusi melawan norma-norma kekuasaan, kebangsawanan, sosial dan
politik dari Periode Pencerahan dan reaksi terhadap rasionalisasi terhadap alam, dalam seni
dan sastra. Gaya ini sangat menonjolkan sisi estetika dalam seni dan sastra sehingga lebih
banyak menggunakan imajinasi maupun hal-hal yang yang bernilai eksotis seperti mengambil
dari alam.
Dan dari keseluruhan gaya yang muncul pada Abad Pertengahan, dapat disimpulkan
bahwa hampir semua gaya yang ada dipengaruhi oleh unsur keagamaan. Meski ada dari
beberapa gaya yang tidak dipengaruhi secara langsung, tetapi masa kemunculan maupun
kehancuran dari keseluruhan gaya di masa Abad Pertengahan sangat dipengaruhi oleh unsur
keagamaan pada saat gaya itu berlangsung.

15

DAFTAR PUSTAKA
Pile, John. & Gura, Judith. 2014. History of Interior Design. (pdf), (offline). (diakses tanggal
18 Desember 2014)
Wikipedia. Inggris. (online). (http://en.wikipedia.org/wiki/, diakses tanggal 18 Desember
2014-6 Januari 2015)
Wikipedia. Indonesia. (online). (http://id.wikipedia.org/wiki/, diakses tanggal 18 Desember
2014-6 Januari 2015)
Apic. 2011. Periode Romanesque ( Abad 11-12 M ) | ARSITEKTUR. (online).
(https://atpic.wordpress.com/2010/12/30/periode-romanesque-abad-11-12-m/, diakses tanggal
6 Januari 2015)
Apic. 2011. Periode Gothic ( Abad 13 – 14 M ) | ARSITEKTUR. (online).
(https://atpic.wordpress.com/2010/12/30/periode-gothic-abad-13-14-m/, diakses tanggal 6
Januari 2015)
Apic.

2011.

Periode

Renaissans

(Abad

15-16

M)

|

ARSITEKTUR.

(online).

(https://atpic.wordpress.com/2011/03/02/periode-renaissans-abad-15-16-m/, diakses tanggal 6
Januari 2015)
Apic. 2011. . (online). (https://atpic.wordpress.com/2011/03/02/arsitektur-baroque-akhirabad-16m-pertengahan-abad-18m/, diakses tanggal 6 Januari 2015)
Apic.

2011.

Arsitektur

Neoklasik

(Abad

18M)

|

ARSITEKTUR

.

(online).

(https://atpic.wordpress.com/2011/03/03/arsitektur-neoklasik-abad-18m/, diakses tanggal 6
Januari 2015)
Malige, Sryuliana., 2009. TEORI, RUANG LINGKUP & SEJARAH ARSITEKTUR.
(online).

http://syi-architecture.blogspot.com/2009/11/teori-ruang-lingkup-sejarah-

arsitektur_23.html

16