Pengorganisasian Dan Pengembangan Masyar (2)

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM) merupakan
perencanaan, pengorganisasian, atau proyek dan atau pengembangan berbagai
aktivitas pembuatan program atau proyek kemasyarakatan yang tujuan utamanya
meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan sosial masyarakat.Sebagai suatu
kegiatan kolektif, PPM melibatkan beberapa aktor, seperti pekerja sosial,
masyarakat setempat, lembaga donor, serta instansi terkait yang saling bekerja
sama mulai dari perancangan, pelaksanaan, samapai evaluasi terhadap program
atau proyek tersebut. PPM sangat memperhatikan keterpaduan antara sistem klien
dengan lingkungannya.Sistem klien bisa bervariasi, mulai dari individu, keluarga,
RT, tempat kerja, rumah sakit dll.Dalam PPM, pekerja sosial menempatkan
masayarakat sebagai sistem klien dan sistem lingkungan sekaligus.Karenanya
pengetahuan dan ketrampilan yang harus dikuasai oleh pekerja sosial yang akan
terlibat dalam PPM meliputi pengetahuan tentang masyarakat, organisasi sosial,
perkembangan, perilaku manusia, dinamika kelompok, program sosial dan
pemasaran sosial.
I.2 Rumusan Masalah



Apa falsafah dasar pengembangan masyarakat ?



Apa

yang

dimaksud

dengan

pengorganisasian

masyarakat?


Apa fungsi dan tujuan dari PPM?




Prinsip apa saja yang ada dalam PPM?



Perspektif apa saja yang ada dalam PPM?



Model apa saja yang ada dalam PPM?

dan

pengembangan

I.3 Tujuan
Untuk memahami falsafah pengembangan masyarakat dan mengetahui
maksud dari pengorganisasian dan pengembangan masyarakat sebagai upaya
menuju masyarakat yang mandiri.
I.4 Manfaat

Memberikan informasi baik secara langsung maupun tidak langsung kepada
masyarakat dan menjadikan bahan untuk pembelajaran serta pengkajian bagi ilmu
pengetahuan.Serta melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang
efektif, meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis.

BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Falsafah Dasar Pengembangan Masyarakat
Dalam negara yang sedang berkembang terdapat siklus keadaan yang
merupakan suatu lingkaran yang tak berujung, yang menghambat perkembangan
masyarakat secara keseluruhan. Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
umumnya disebabkan karena rendahnya tingkat sosial ekonomi masyarakat yang
mengakibatkan ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam berbagai hal
khususnya dalam bidang kesehatan dan perawatan dalam memelihara diri mereka
sendiri. Bila keadaan ini dibiarkan akan menyebabkan masalah kesehatan
terhadap individu, keluarga, kelompok kelompok dan masyarakat secara
keseluruhan. Dan sebagai dampaknya adalah menurunnya status kesehatan
keluarga dan masyarakat secara keseluruhan. Keadaan ini akan sangat
berpengaruh terhadap produktivitas keluarga dan masyarakat untuk menghasilkan
sesuatu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yang selanjutnya membuat kondisi

sosial ekonomi keluarga dan masyarakat semakin rendah. Demikian seterusnya
berputar sebagai suatu siklus yang tak berujung.
Keadaan yang saling kait mengkait ini menghambat perkembangan
masyarakat secara keseluruhan dan suatu tindakan harus dilakukan untuk
memotong lingkaran yang tak berujung ini agar selanjutnya kita dapat
meningkatkan keadaan masyarakat secara menyeluruh. Adam Curle (1970) ahli
pengembangan masyarakat berpendapat bahwa sumber sumber keterbelakangan
masyarakat bukan terletak pada kurangnya pendayagunaan sumber sumber
ekonomi, tetapi pada penggunaan yang salah dari sumber daya manusiawi. Dalam
masyarakat itu sendiri sebenarnya terdapat suatu dinamika yang membuat mereka
mampu bertahan dalam keadaan yang sulit dan hal itu sebenarnya merupakan
potensi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Sampai
seberapa jauh potensi itu telah berkembang, dapat dilihat dari keadaan
perkembangan masyarakat itu sendiri. Pada masyarakat yang sudah berkembang,
maka hal ini menunjukkan bahwa mereka telah dapat memanfaatkan potensi yang

mereka miliki ; Sedangkan pada masyarakat yang belum berkembang berarti
mereka belum banyak memanfaatkan potensi yang mereka miliki.

II.2 Pengertian Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat

Community

Organization

adalah

suatu

proses

untuk

memelihara

keseimbangan antara kebutuhan-kebutuhan sosial dengan sumber-sumber
kesejahteraan sosial dari suatu masyarakat tertentu atau suatu bidang kegiatan
tertentu (Arthur Dunham, 1958). Community Work adalah suatu proses membantu
masyarakat untuk memperbaiki masyarakatnya melalui kegiatan yang dilakukan
secara bersama-sama (Alan Twevetrees, 1993)
Masyarakat dalam konteks pengembangan dan pengorganisasian, diartikan

sebagai sebuah ‘tempat bersama’ yakni sebuah wilayah geografi yang sama
(Mayo, 1998), misalnya RT, RW, kampung di pedesaan, perumahan di perkotaan.
Menurut Murray G. Ross, PPM adalah suatu proses ketika suatu
masayarakat berusaha menentukan kebutuhan-kebutuhan atau tujuan-tujuannya,
mengatur atau menyusun, mengembangkan kepercayaan dan hasrat untuk
memenuhinya, menentukan sumber-sumber (dari dalam ataupun dari luar
masyarakat),

mengambil

tindakan

yang

diperlukan

sehubungan

dengan


pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya ini, dan dalam pelaksanaan keseluruhannya,
memperluas dan mengembangkan sikap-sikap dan prakti-praktik kooperatif dan
kolaboratif di dalam masyarakat.
Definisi tersebut mengandung unsur-unsur yang dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a) Yang dimaksud istilah ”proses” adalah serentetan tindakan mulai dari
penentuan masalah atau tujuan sampai pada pemecahan masalah atau
tercapainya tujuan di dalam masyarakat.Berbagai proses dapat ditemukan
dalam penanggulangan masalah-masalah kemasyarakatan.Dalam kaitan ini
proses dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agar
berfungsi sebagai satu kesatuan yang terintegrasi.Kemampuan ini tumbuh

dan berkembang secara bertahap sebagi akibat upaya yang dilakukan
masyarakat dalam menanggulangi masalah-masalahnya.
b) Istilah “masyarakat” menunjukkan dua macam pengelompokkan orang,
yaitu:
-

Keseluruahan orang yang tinggal di suatu daerah geografis, misalnya:
desa, kota, propinsi, negara atau dunia.pada umumnya PPM

dilaksanakan di daerah geografis yang sempit, tetapi juga dapat
diterapkan untuk daerah-daerah yang lebih luas.

-

Kelompok orang yang memiliki minat-minat atau fungsi yang sama,
misalnya di bidang: kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, lingkungan
dll.

c) Proses “ menetukan kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan” berarti, cara
yang dilakukan warga masyarakat untuk menentukan dan memusatkan
perhatian pada masalah yang menganggu mereka serta menentukan tujuantujuan yang akan dicapai. Namun, dalam hal ini tidak seluruh warga
masyarakat dapat dilibatkan dalam penentuan kebutuhan-kebutuhan dan
tujuan-tujuan.
d) Menyusun atau mengatur kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan berarti,
perlunya usaha untuk menentukan prioritas.Diantara berbagai jenis
masalah dan tujuan, beberapa diantaranya berhubungan langsung dengan
apa yang dirasakan, diyakini, dan ditanggapi oleh sebagian besar warga
masyarakat.Hal-hal seperti inilah yang perlu dijadikan perhatian
utama.Pada


tahap

ini

petugas

profesional

dapat

memberikan

sumbangannya yang besar untuk proses pengungkapan keinginan atau
kebutuhan masyarakat.
e) Penemuan sumber-sumber (dari dalam atau dari luar masyarakat),
mencakup upaya menemukan peralatan-peralatan, orang-orang, tehniktehnik, bahan-bahan dan sebagainya yang diperlukan untuk melaksanakan
tindakan-tindakan yang diperlukan.
f) Mengambil tindakan-tindakan yaitu melakukan rangkaian kegiatan yang
telah disebutkan sebelumnya.Proses ini harus mengarah pada tercapainya


suatu hasil, meski hanya sebagian saja dari keseluruhan hasil yang
diingankan.
g) Memperluas dan mengembangkan sikap-sikap dan praktik-praktik
kooperatif dan kolaboratif di dalam masyarakat.Ini berarti:
-

Pada saat proses berlangsung dan mengalami kemajua, warga
masyarakat akan memulai memahami, menerima, dan saling
bekerjasama.

-

Pada saat berlangsungnya proses penentuan dan penanggulangan
masalah bersama, kelompok-kelompok bersama para pemimpinnya
akan berusaha saling bekerjasama dalam kegiatan bersama, dan akan
mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam penanggulangan
kesulitan-kesulitan dan konflik yang dihadapi masyarakat.

II.3 Tujuan Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat

Tujuan utama metode PPM adalah untuk memperbaiki kualitas hidup
masyarakat melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada mereka serta
menekankan pada prinsip partisipasi social.
II.4 Fungsi Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
a) Untuk memperoleh data dan fakta sebagai dasar untuk menyusun
perencanaan dan melakukan tindakan yang sehat
b) Memulai mengembangkan dan merubah program dan usaha-uasha
kesejahteraan untuk memperoleh penyesuaian yang lebih baik antara
sumber-sumber dan kebutuhan
c) Meningkatkan standar pekerjaan sosial untuk meningkatkan efektifitas
kerja dari lembaga-lembaga
d) Meningkatkan dan memberikan fasilitas interelasi dan meningkatkan
koordinasi antara organisasi, kelompok dan individu-individu yang terlibat
dalam program dan usaha kesejahteraan sosial
e) Mengembangkan pengertian umum dari masalah, kebutuhan dan metode
pekerjaan sosial

f) Mengembangkan dukungan dan paertisipasi masyarakat dalam aktifitas
kesejahteraan sosial
II.5 Prinsip-prinsip dalam Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
a) Keseimbangan, mencari keseimbangan antara kebutuhan dengan
sumber yang ada di masyarakat
b)

Individualisasi. Masyarakat yg satu berbeda dgn masyarakat yg
lainnya

c) Penerimaan. Masyarakat harus dipandang dan diterima sebagai mana
adanya, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai langkah awal untuk
mulai kegiatan/program
d) Partisipasi. Semua unsur masyarakat harus dilibatkan sehingga
berperan aktif di dalam kegiatan

II.6 Perspektif Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
Secara teoritis, PPM bisa dikatakan sebagai sebuah pendekatan pekerjaan
sosial yang dikembangkan dari dua perspektif yang berlawanan, yakni aliran kiri
(sosialis-Marxis)

dan

kanan

(kapitalis-demokratis)

dalam

spektrum

politik.Dewasa ini, terutama dalam konteks menguatnya sistem ekonomi pasar
bebas dan swastanisasi dan keterlibatan informal dalam mendukung strategi
penanganan dan kemiskinan dan penindasan, maupun dalam hal memfasilitasi
partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
Twelvetress membagi perspektif teoritis PPM kedalam dua bingkai, yakni
pendekatan

profesional

dan

pendekatan

radikal.Pendekatan

profesional

menunjukupaya untuk meningkatkan kemandirian dan memperbaiki sistem
pemberian pelayanan dalam kerangka relasi-relasi sosial.Sementara berpijak pada
teori Marxis, feminisme, dan analisis anti-rasis, pendekatan radikal lebih terfokus
pada upaya pemberdayaan kelompok-kelompok lemah, mencari sebab-sebab
kelemahan

mereka,serta

menganalisis

sumber-sumber

ketertindasannya.

Sebagaimana diungkapkan oleh Payne, “This the type of approach which supports

minority ethnic communities, for example, in drawing attention to inequalities in
service provision and power which lie behind severe deprivation”.Pendekatan
profesional dapat diberi label sebagai yang bermatra tradisional, netral dan
teknikal.Sedangkan pendekatan radikal diberi label sebagai pendekatan yanng
bermatra transformasional.
Dua perspektif Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
Pendekatan
Perspektif
Profesional (tradisional,
Perawatan masyarakat
netral, teknikal)

Tujuan/asumsi
Meningkatkan

Pengorganisasian inisiatif dan kemandirian
masyarakat

masyarakat
Pembangunan

masyarakat

Memperbaiki
pemberian

pelayanan

sosial dalam kerangka
Radikal
(transformasional)

Aksi

relasi sosial yang ada
masyarakat
Meningkatkan

berdasarkan kelas
Aksi

kesadaran dan inisiatif

masyarakat masyarakat

berdasarkan jender
Aksi

Memberdayakan

masyarakat masyarakat

berdasarkan ras

guna

mencari akar penyebab
ketertindasan

dan

diskriminasi
Mengembangkan
strategi dan membangun
kerjasama

dalam

melakukan

perubahan

sosial
dari
relasi

sebagai
upaya

bagian

mengubah

sosial

yang

menindas, deskriminatif,

dan eksporatif.

II.7 Model Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
Jack Rothman (1995: 27-34), dalam sebuah tulisannya yang berjudul
“Approaches to community intervention”, mengembangkan tiga model yang
berguna dalam memahami konsep tentang PPM:
a) Model Pengembangan Masyarakat Lokal (PML)
Model PML memberikan perubahan dalam masyarakat dapat
dilakukan secara optimal apabila melibatkan partisipasi aktifyang luas
di semua spektrum masyarakat tingkat lokal, baik dalam tahap
penetuan perubahan.PML adalah proses yang dirancang untuk
mendapatkan kondisi sosial ekonomi yang lebih maju dan sehat bagi
seluruh masyarakat melalui partisipasi aktif mereka serta berdasarkan
kepercayaan yang penuh terhadap prakarsa mereka sendiri.Strategi
dasar yang digunakan untuk memecahkan permasalahan ini adalah
usahan penciptaan dan pengembangan partisipasi yang lebih luas dari
seluruh warga masyarakat.Tema-tema pokok dalam model PML
mencakup penggunaan prosedur demokrasi dan kerjasama atas dasar
kesukarelaan, keswadayaan, pengembangan, kepemiminan setempat,
dan tujuan yang bersifat pendidikan.PML pada dasarnya merupakan
proses interaksi antara anggota masyarakatsetempat yang difasilitasi
oleh pekerja sosial.Pekerja sosial membantu meningkatkan kesadaran
dan mengembangkan kemampuan mereka dalam mencapai tujuantujuan yang diharapkan.
b) Model Perencanaan Sosial (PS)
Model ini menekan ka proses pemecahan masalah secara teknis
terhadap

masalah

sosial

substantif

,

seperti:

kemiskinan,

pengangguran, kenakalan remaja, kebodohan dll. Selain itu, model PS
ini mengungkap pentingnya menggunakan cara perencanaan yang
matang dan perubahan yang terkendali yakni untuk mencapai tujuan

akhir secara sadar dan rasional dan dalam pelaksanaannya dilakukan
pengawasan-pengawasan yang ketat untuk melihat perubahanperubahan yang terjadi. Strategi dasar yang digunakan untuk
memecahkan permasalahan adalah denagn mengumpulkan atau
menungkapkan

fakta

dan

data

mengenai

suatu

permasalahan.Kemudian, mengambil tindakan yang rasional dan
mempunyai kemungkinan-kemungkin yang dapat dilaksanakan.
Berbeda dengan

PML, PS

lebih

berorientasi pada

“tujuan

tugas”.Sistem klien PML umumnya kelompok-kelompok yang kurang
beruntung.
c) Model Aksi Sosial (AS)
Model AS ini menekankan betapa gentingnya penanganan secara
terorganisasi, terarah, dan sistematis terhadap kelompok yang tidak
beruntung.Juga meningkatkan kebutuhan yang memadai bagi
masyarakat yang lebih luas dalam rangka meningkatkan sumber atau
perlakuan yang lebih sesuai dengan keadilan sosial dan nilai-nilai
demokratisasi. Tujuan yang ingin dicapai adalah mengubah sistem
atau

kebijakan

pemerintah

secara

langsung

dalam

rangaka

menanggulangi masalah yang mereka hadapi sendiri.Dalam kaitan ini,
Suharto (1996) menjelaskan tujuan dan sasaran utama AS adalah
perubahan-perubahan fundamental dalam kelembagaan pada stuktur
masyarakat

melaui

pengambilan keputusan.

proses

pendistribusian

kekuasaan

dan

BAB III
PEMBAHASAN
Salah satu program dari pembredayaan masyarakat adalah PNPM Mandiri.
PNPM Mandiri adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama
yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Pengertian yang terkandung mengenai
PNPM Mandiri adalah :
1. PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan
sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan
kemiskinan

berbasis

pemberdayaan

masyarakat.

PNPM

Mandiri

dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta
mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan dan
pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat
dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.
2. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/meningkatkan
kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam
memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup,
kemandirian

dan

kesejahteraannya.

Pemberdayaan

masyarakat

memerlukan keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah
serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin
keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.
Sedangkan Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Program PNPM Mandiri
ini adalah :
Tujuan Umum


Meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin
secara mandiri.

Tujuan Khusus


Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat
miskin, kelompok perempuan, komunitas adat terpencil dan kelompok
masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan ke dalam proses
pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.



Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar,
representatif dan akuntabel.



Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan
penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin (pro-poor)



Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi,
perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat dan
kelompok

perduli

lainnya

untuk

mengefektifkan

upaya-upaya

penanggulangan kemiskinan.


Meningkatnya keberadaan dan kemandirian masyarakat serta kapasitas
pemerintah daerah dan kelompok perduli setempat dalam menanggulangi
kemiskinan di wilayahnya.



Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan
potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal.



Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi
dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat.

BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
PPM adalah suatu proses ketika suatu masayarakat berusaha menentukan
kebutuhan-kebutuhan

atau

tujuan-tujuannya,

mengatur

atau

menyusun,

mengembangkan kepercayaan dan hasrat untuk memenuhinya, menentukan
sumber-sumber (dari dalam ataupun dari luar masyarakat), mengambil tindakan
yang diperlukan sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya ini,
dan dalam pelaksanaan keseluruhannya, memperluas dan mengembangkan sikapsikap dan prakti-praktik kooperatif dan kolaboratif di dalam masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
http://gigihlardino.blogspot.com/2010/12/pengorganisasian-danpengembangan.html (diunduh pada Minggu, 16 Maret 2014 pukul 19:30
WIB. Gigih Peksos)
http://adityasetyawan.files.wordpress.com/2008/10/pengembanganpengorganisasian-masyarakat.pdf ( diunduh pada Minggu, 16 Maret 2014
pikul 19:25 WIB. Aditya Setyawan)
http://irwansyah0092.blogspot.com/2013/12/prinsip-pengorganisasian-dan.html
( diunduh pada Minggu, 16 Maret 2014 pikul 19:25 WIB. H. Irawan, SE )