Prosiding Lokakarya Desain Besar Penyedi

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA BEKERJA SAMA DENGAN USAID IUWASH PLUS

PROSIDING LOKAKARYA
PENYUSUNAN GRAND DESIGN AIR MINUM
DAN SANITASI DKI JAKARTA
JAKARTA, 30 AGUSTUS 2017

Laporan ini dibuat atas dukungan rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development (USAID).
Isi dari laporan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab DAI Global LLC dan tidak selalu mencerminkan pandangan USAID
atau Pemerintah Amerika.

Daftar Isi
Daftar Isi .............................................................................................................................................................................. 1
1

Latar Belakang ........................................................................................................................................................... 2

2

Tujuan Lokakarya...................................................................................................................................................... 2


3

Agenda Lokakarya .................................................................................................................................................... 3

4

Hasil Lokakarya ......................................................................................................................................................... 5

Lampiran .............................................................................................................................................................................. 6
1 Materi Paparan Narasumber .................................................................................................................................. 7
2 Catatan Proses ........................................................................................................................................................ 13
3 Daftar Hadir ............................................................................................................................................................. 20

1

PROSIDING LOKAKARYA
PENYUSUNAN GRAND DESIGN AIR MINUM DAN SANITASI DKI JAKARTA

1 Latar Belakang
DKI Jakarta menghadapi perkembangan dan perubahan kota yang sangat dinamis. Pertumbuhan

penduduk dan permukiman di Jakarta membutuhkan dukungan kapasitas layanan lingkungan. DKI
Jakarta masih memiliki wilayah yang dikategorikan sebagai daerah kumuh dengan masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR) yang perlu mendapat perhatian terkait dengan air minum dan sanitasi
yang aman. Layanan air minum masih membutuhkan perbaikan dan fasilitas sanitasi yang belum
memadai mengakibatkan tingginya kontaminasi air tanah dengan E-Coli. Pada Tahun 2014, Pemda DKI
Jakarta melakukan pemantauan di 80 titik di 21 daerah aliran sungai, dari 14 titik pantau, semua titik
menunjukkan konsentrasi Total Coliform yang sangat tinggi (Data bersumber dari BPLHD Provinsi DKI
Jakarta (2014)).
Melihat kondisi tersebut, Pemerintah DKI Jakarta terus berbenah untuk meningkatkan sistem layanan
air minum dan sanitasi bagi warganya. Layanan sanitasi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah layanan
air limbah domestik. Pemerintah DKI berkomitmen untuk menyusun dokumen Grand Design
mengenai layanan air minum dan air limbah domestik di DKI Jakarta, yang akan direkomendasikan
untuk peningkatan efektivitas program air minum dan sanitasi bagi penduduk DKI Jakarta, terutama
masyarakat miskin dan rentan melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI
Jakarta 2018-2022.
Pemerintah DKI Jakarta bekerjasama dengan USAID IUWASH PLUS dan JICA menggelar lokakarya 1
(satu) hari untuk memaparkan kondisi saat ini terkait air minum dan sanitasi serta membahas isu-isu
terkait dan usulan penanganannya. Acara ini dilaksanakan di Hotel Borobudur, 30 Agustus 2017, jam
8.30 - selesai.


2 Tujuan Lokakarya
Lokakarya bertujuan untuk:
1. Memaparkan kondisi terkini dan isu-isu kunci dalam pembangunan air minum dan sanitasi (air
limbah domestik) DKI Jakarta
2. Mendapatkan masukan bagi perumusan strategi pembangunan layanan air minum dan air
limbah domestik yang sesuai dengan kondisi dan realitas yang ada serta mampu mendorong
dan mengoptimalkan sinergi dan kolaborasi antar organisasi perangkat daerah (OPD) dan
pelaku lainnya

2

3 Agenda Lokakarya
N
O
1

08.30 – 09.00

Registrasi Peserta


2
3

09 .00 - 09.05
09.05 - 09.10

Pembukaan
Lagu Indonesia Raya

4

09.10 - 09.20

Laporan Panitia Acara

5

09.20 – 09.35

Keynote Speech & Membuka

Acara secara Resmi

09.35 – 09.45

Pembukaan Lokakarya
1. Pemukulan Gong
2. Pemberian Cenderamata

09.45 – 10.00
10.00 – 12.30

Coffee Break & press conference di Ruang Bengkalis
Penyajian makalah oleh:
1. Direktorat Pengembangan 1. Kasubdit Air Limbah:
PLP - PUPERA
Bpk Suharsono Adi
Broto

6
7


WAKTU

KEGIATAN

PIC
USAID IUWASH PLUS &
JICA
MC: Pipit Putri
Dirijen: Agustinus-USAIDIUWASH PLUS
Asisten Deputi Bidang
Lingkungan Hidup
Deputi Gubernur bidang
Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup Pemprov DKI Jakarta
MC: Pipit Putri

2. Bappeda Provinsi DKI
Jakarta


2. Kabid Sarana Prasarana
Kota Lingkungan Hidup:
Bpk Arif Amien

3. Dinas SDA Provinsi DKI
Jakarta

3. Kabid Air Bersih, Air
Baku dan Air Limbah
Bpk. Eko Gumelar
Moderator: Indira SariIUWASH PLUS
Asisten Deputi Gubernur
Lingkungan Hidup Pemprov
DKI Jakarta

4. Tanya Jawab
8

11.00 – 12.00


Grand Design Air Minum dan
Sanitasi

9
10

12.00 – 13.00
13.00 – 15.00

ISHOMA
Diskusi isu-isu Air Minum
dan Sanitasi:
1. Tema Regulasi

1.

2.

2.


Program/Pembiayaan

KETERANGAN

Bpk. Blessmiyanda Amanna
Bpk. Oswar Mungkasa

Deputi Gubernur bidang
Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup didampingi oleh
USAID IUWASH PLUS (Mr.
Louis O’Brien) dan JICA
(Mr. Tetsuya Harada)

Permen PUPR No.
04/PRT/M2017 tentang
Penyelenggaraan Sistem
Pengelolaan Air Limbah
Domestik
Draft RPJMD terkait

Peningkatan Kualitas
Lingkungan, Air & Sanitasi
jangka Menengah 2018-2022
Kegiatan terkait Peningkatan
Kualitas Lingkungan, air &
sanitasi

1. Bpk. Blessmiyanda
Amanna
2. Muhammad Iqnaul
(USAID IUWASH PLUS)

MC: Pipit Putri

Biro PKLH, Biro
Hukum, Biro Tapem,
Bappeda, Dinas SDA,
ICLEI, LBH, WALHI,
Jejaring AMPL, Ditjen
Cipta Karya, Bappenas

Dinas SDA, Dinas LH,
Din Kes, Dinas
Perumahan Rakyat &
Kawasan Permukiman,
Balai KAT dan Bappeda
Plan International, WB,
IDB, ADB, USAID,
AusAID, KOICA, JICA,
KFW, AFD, Bappenas,

Facilitator:
Kartika Hermawati
Notulensi:
Rista Minar

Facilitator:
Usniati Umayah
Co Facilitator: JICA
Notulensi:
Agustinus Tuauni

3

PROSIDING LOKAKARYA
PENYUSUNAN GRAND DESIGN AIR MINUM DAN SANITASI DKI JAKARTA

N
O

11
12

4

WAKTU

15.00 – 15.15
15.15 – 17.00

KEGIATAN

PIC

3.

Pendekatan (Teknologi/
Pemberdayaan
Masyarakat)

3.

4.

Wilayah Prioritas

4.

5.

Lahan/Asset

5.

Coffee Break
Rangkuman Hasil Diskusi
Arahan Tindak Lanjut dan
Penutupan

Ditjen Cipta Karya
Dinas SDA, DinKes,
PPAPP, Kominfo, HCC,
Borda, IUWASH, Plan
International, UCLGASPAC,
Dinas PE, PDAM Jaya,
PD PAL Jaya, DSDA
dan PPAPP, Ciliwung
Bersih, Biro Tapem,
BKAT
BPAD dan DSDA,
Dinas CKTRP, Dinas
PE, Bappeda

Ibu Indira Sari
Deputi Gubernur bidang
Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup Pemprov DKI Jakarta

KETERANGAN
Facilitator:
Immanuel Ginting
Co. Facilitator: JICA
Notulensi: Luthfi
Facilitator:
Lina Damayanti
Notulensi:
Muhammad Iqnaul
Facilitator:
Doddy Suparta
Notulensi:
Alam Wijaya
USAID IUWASH PLUS
Bpk. Oswar Mungkasa

4 Hasil Lokakarya
Lokakarya menghasilkan catatan penting dan rekomendasi sebagai berikut:
1. Perumusan wilayah prioritas penanganan; merekomendasikan kriteria wilayah prioritas:
a.
b.
c.
d.
e.

Tidak tersedia akses dari jenis layanan apapun,
Kualitas dan kuantitas air tanah/sumur termasuk kategori buruk,
Banyaknya MBR yang masih belum memiliki akses,
Tingkat penyakit berbasis lingkungan yang tinggi,
Khusus untuk air limbah, ditambah dengan kriteria (1) wilayah yang dilalui sungai, (2)
masih ada penduduk BABS

2. Peningkatan cakupan layanan air minum dan air limbah domestic; merekomendasikan 4
strategi utama:
a. Strategi pemenuhan kebutuhan air baku
b. Opsi teknologi bagi pengembangan layanan air minum, sarana sanitasi, dan layanan air
limbah domestik, terutama bagi Kepulauan Seribu dan MBR
c. Pendampingan dan pemberdayaan masyarakat
d. Pengawasan penerapan/penyesuaian regulasi, khususnya dalam hal:
i.
ii.
iii.
iv.
v.

penanganan air baku,
pengendalian pemanfaatan air tanah,
pengendalian pencemaran badan air,
fasilitasi penyediaan lahan bagi pengembangan system layanan,
fasilitasi ‘smart’ financing bagi MBR dalam mengakses layanan air minum dan sanitasi
aman (termasuk mengakses layanan air limbah domestik).

3. Isu prioritas dan rekomendasi strategi penanganan menjadi masukan dalam penyusunan grand
design pembangunan air minum dan air limbah domestik DKI Jakarta 2018-2022, yang
selanjutnya dibahas bersama OPD terkait sebagai bagian dari proses penyusunan RPJMD
2018-2022.

5

PROSIDING LOKAKARYA
PENYUSUNAN GRAND DESIGN AIR MINUM DAN SANITASI DKI JAKARTA

Lampiran

6

1 Materi Paparan Narasumber

7

PROSIDING LOKAKARYA
PENYUSUNAN GRAND DESIGN AIR MINUM DAN SANITASI DKI JAKARTA

*Untuk melihat versi lengkap file terlampir dengan judul ‘BAPPEDA Paparan_untuk Lokakarya Grand Design
air limbah’

8

9

PROSIDING LOKAKARYA
PENYUSUNAN GRAND DESIGN AIR MINUM DAN SANITASI DKI JAKARTA

*Untuk melihat versi lengkap file terlampir dengan judul ‘Dinas_Sumber_Daya_Air_DKI’

10

11

PROSIDING LOKAKARYA
PENYUSUNAN GRAND DESIGN AIR MINUM DAN SANITASI DKI JAKARTA

*Untuk melihat versi lengkap file terlampir dengan judul ‘PUPR_Presentasi_Permen PUPR_4_2017’

12

2 Catatan Proses
A. Laporan Ketua Panitia Acara
Bapak Blessmiyanda
1. DKI Jakarta dengan kemiskinan yang tinggi memerlukan suatu strategi untuk peningkatan
kualitas layanan sanitasi dan air minum. Pemda DKI sudah memantau beberapa titik air sungai
dan hasilnya E. Coli tinggi di seluruh sungai
2. Proses yang akan dilakukan pada lokakarya hari ini
3. Proses yang sudah dilalui untuk penyusunan Grand Design ini

B. Sambutan dan Pembukaan secara resmi
Pak Oswar
1. Menekankan apapun yang kita lakukan adalah untuk Jakarta, baik USAID maupun JICA.
Jakarta adalah tuan rumahnya, maka apapun yang dilakukan oleh donor maupun pusat, DKI
Jakarta harus yang menjadi tuan rumah.
2. Isu utama terkait air dan sanitasi yaitu ada 2 isu besar:

Air Baku

Sekitar 400.000 orang masih BABS. Punya toilet namun tidak punya tangki septik,
sehingga hal ini akan menyebabkan sumber air baku menjadi tercemar. Akibat kurangnya
pasokan air, akhirnya masyarakat mengambil air tanah dan terjadi land subsidence.
3. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk penanganan 2 isu ini:

Demand management untuk memenuhi kebutuhan air di DKI Jakarta; penghematan air
bersih 2 liter per orang akan banyak menambah akses kepada masyarakat yang belum
memiliki akses.

13 sungai melewati Jakarta; Untuk saat ini hal tersebut bukan menjadi anugerah tetapi
musibah. Pada saat hujan terjadi banjir, pada saat tidak hujan sungai tersebut tercemar
berat.

Upaya menjaga kebersihan sungai sungai tersebut akan memberikan Jakarta air baku yang
cukup.

Cara lainnya: Menampung air hujan untuk menjadikan sumber air, mengedukasi
masyarakat agar menampung dan menghemat air

Sistem sanitasi perpipaan seharusnya effluent-nya bisa dijadikan salah satu sumber air
baku

Desalinasi air laut dan kolam retensi
4. Mencermati bahwa DKI Jakarta masih bekerja di dalam cerobong. Masing-masing SKPD
bekerja masing-masing dengan program nya sendiri-sendiri. Belum ada tools yang menjadi
acuan bersama untuk menyelesaikan permasalahan air dan sanitasi
5. Menjelaskan bahwa Grand Design dibuat berdasarkan collaborative approach dari berbagai
stakeholder, tidak hanya dari OPD sehingga apa yang disepakati hari ini merupakan yang
disetujui oleh berbagai pihak yang setidaknya mewakili masyarakat Jakarta. Grand Design
sebenarnya sedikit lebih detail dari RPJMD (RPJMD yang berlaku sekarang sangat sedikit
membahas mengenai air dan sanitasi, hanya satu kalimat saja). Di dalam Grand Design akan
ada siapa melakukan apa.

13

PROSIDING LOKAKARYA
PENYUSUNAN GRAND DESIGN AIR MINUM DAN SANITASI DKI JAKARTA

C. Sesi Diskusi – dengan narasumber: Subdit PLP-KemenPU-PR, Bappeda,
Dinas Sumber Daya Air
PLP
Pemaparan mengenai Permen PUPR No. 4 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Sistem
Pengelolaan air Limbah Domestik.
1. Terdapat 13 Bab dan mengajak peserta mencermati Permen tersebut untuk menyamakan
persepsi terkait tata Bahasa, antara house connection dan sambungan rumah (terkait
perbedaannya).
2. Air limbah domestik yaitu air limbah yang berasal dari permukiman, rumah makan,
perniagaan, apartemen dan rumah tinggal. Air limbah non kakus (grey water), air limbah kakus
(black water)
3. SPALD; peran pemerintah pusat, daerah, BUMN, BUMD, kelompok masyarakat atau orang
per orangan. Peran serta masyarakat menjadi peran utama.
4. Konsep sesuai permen; SPALD-Setempat (tangka septik individu dan komunal) dan SPALDTerpusat. Perlu pengangkutan dan sistem pengolahan lumpur sehingga tidak dibuang di sungai.
5. Konsep pengelolaan lumpur tinja; Tangki septik, penyedotan, pengangkutan dan pengolahan.
6. Sistem pengembangan; optimalisasi sistem setempat, mendorong pengembangan tangki septik
komunal, pengembangan sistem terpusat, peningkatan kapasitas SPALD terpusat, dan
peningkatan skala penanganan SPALD.
7. Alur pemilihan SPALD; terdapat beberapa tahapan. Daerah yang akan dijadikan tempat, lahan,
permukaan air, maintenance.
8. Kriteria teknis; sub sistem pelayanan, pipa tinja, pipa non tinja, bak penangkap lemak, pipa
persil, dan pengolahan
9. Sub sistem pengumpulan; Pemerintah pusat hanya membangun pipa utama. Pipa ke rumah
merupakan tanggung jawab daerah.
10. Sub sistem pengolahan terpusat; IPAL-D Terpusat skala perkotaan, minimal layanan 20.000
jiwa. Skala Permukiman, kawasan skala tertentu (komersil, rumah susun)
11. Pemilihan teknologi IPAL-D; Ketersediaan lahan, kelayakan lahan, kesesuaian dengan RTRW,
kelayakan investasi, kemampuan masyarakat, kesanggupan biaya operasional, kesiapan
pengelolaan dan SDM.
12. Beberapa skala 13 kab/kota yang sudah dibangun oleh pemerintah pusat. Yang menjadi
permasalahan yaitu sambungan ke rumah yang mash idle.
13. IPAL-D skala permukiman berbasis masyarakat dibangun dan dikelola oleh masyarakat
14. SPALD-Setempat; Tangki septik individu dan komunal, penyedotan dan pengolahan di IPLT
15. Kriteria Teknis, sarana dan prasarana pengolahan setempat, individual
16. Sub sistem pengangkutan; truk tinja, motor tinja, dan kedoteng
17. Sub sistem pengolahan; IPLT manual dan otomatis. Prasarana pendukung, dumping station
dan kantor. Setiap saat harus di tes karena harus sesuai dengan baku mutu maka diharapkan
terdapat laboratorium. Akses IPLT diharapkan bisa terlewati truk dengan baik sehingga
operasional lancar. Air hasil olahan diharapkan bisa dipakai kembali
18. Alternatif pengolahan lumpur tinja
19. Opsi teknologi; Bar screen, Unit pemisahan

14

20. Perencanaan SPALD; tahapan pelaksanaan konstruksi
21. Pengoperasian dan pemeliharaan SPALD, menjadi tanggunh jawab daerah namun tetap
didampingi oleh pusat, pelaksanaan pengoperasian harus memiliki SML dan SMK3.
Bappeda
Paparan mengenai draft RPJMD, masih dalam proses penyusunan. Bappeda sangat mengapresiasi
apabila banyak masukkan untuk memperkaya RPJMD.
22. Berdasarkan UU, intinya RPJMD disusun dan ditetapkan oleh kelapa daerah paling lambat 6
bulan setelah gubernur baru dilantik
23. Kita butuh big picture untuk mensinkronkan seluruh SKPD mengenai program air dan sanitasi
24. Sistematika RPJMD sesuai Permendagri No 54/2010
25. Progres penyusunan; sudah melakukan forum FGD lintas sektor pada 20 Juli beserta SKPD
terkait dan NGO. Hari ini pembahasan dengan SKPD terkait. Januari akan ada musyawarah
RPJMD, kemudian dibahas di DPRD untuk menjadi dokumen daerah.
26. Visi dan Misi DKI Jakarta
27. Isu strategis dari visi misi: antisipasi banjir, peningkatan kualitas perumahan dan permukiman,
dan peningkatan kualitas lingkungan hidup
28. Berkaitan dengan air bersih, sedang dilaksanakan proyek SPAM 1 bekerjasama dengan pusat
dan Jawa Barat. Untuk sanitasi akan dilaksanakan pembangunan sistem perpipaan di zona 1
29. Demikian secara garis besar gambaran RPJMD.
Dinas Sumber Daya Air (DSDA)
Paparan mengenai Program Strategis DSDA
30. Pembangunan SPALD skala permukiman di DKI Jakarta. Perlu mempertimbangkan pesan dari
tim sinkronisasi; bagaimana terkait pemanfaatan air wudhu untuk pemanfaatan kembali
31. Pembangunan SPAL-D skala permukiman mengacu pada, bagaimana melakukan
pengembangan di sisi on-site dan menggabungkan pemerintah daerah dengan masyarakatnya.
Salah satunya pembangunan IPAL harus beraada di tanah asset, permukiman-nya merupakan
permukiman yang legal, luas lahan 100m2, pembagian kewenangan pembangunan IPAL
permukiman (50-20. 000 jiwa), pembagian nya IPAL untuk melayani 50 – 500 jiwa akan
dilakukan oleh Sudin, dan IPAL untuk pelayanan lebih dari 500 jiwa akan dibangun oleh Dinas
SDA. Sistem yang akan digunakan yaitu Biofilter Aerob-Unaerob.
32. Berbasis Sanitasi Masyarakat yang lokasi nya sudah di survei oleh tim fasilitator lapangan
33. Bentuk IPAL berbeda beda berdasarkan wilayah.
34. Rusun pegadungan dan asrama joglo sudah dilakukan pembangunan oleh sudin Jak-bar
35. SPALD yang menjadi kewenangan SDA: Malakasari, Sunter selatan, Grogol 1, Grogol 2,
Waduk melati, dan Waduk tomang
36. Terdapat 6 IPAL di rusun Komarudin, Jatirawasari, dan Pulogebang
37. Standar pemakaian air bersih 60 L/Org/Hari
38. Sumber air terbesar yaitu air laut. Sumber air baku tawar sudah semakin terbatas.
Pengolahan air laut melalui reverse osmosis. Yang akan dibangun pada 2018 adalah di Tidung,
Kelapa, Harapan, dan Lancing.

15

PROSIDING LOKAKARYA
PENYUSUNAN GRAND DESIGN AIR MINUM DAN SANITASI DKI JAKARTA

Diskusi
39. Pak Bless;

Terkait SWRO, harus dihitung ke-ekonomis-annya karena SWRO biayanya mahal. Tidak
cocok di lelang satu per satu pulau. Berdasarkan pengalaman empiris di pulau, pada
musim kering kepulauan di-bantu supply air oleh Seanoc di pulau Pabelokan. Ternyata
dibuat oleh SWRO. Apakah efektif dibuat per pulau atau hanya satu atau dua pulau.


KPBU, ‘PPP’ jangan dibuat spot.



Renstra lebih kepada operasional (contoh kegiatan sumur pantau)



Perlu penganggaran untuk pendampingan pemberdayaan sesudah pembangunan
Sanimas/IPAL komunal agar pemeliharaannya berjalan, karena masyarakat perlu
pendampingan oleh pemerintah.

40. PUPERA;

Pendampingan sebetulnya sudah tertera dalam Juknis, namun pada praktiknya pemerintah
pusat tidak bisa intervensi karena wewenang daerah. Contoh di Kalimantan, KSM sudah
semangat untuk mengelola namun asset-nya belum di serahterima-kan


Perlu identifikasi sanimas-sanimas yang sudah mandiri dan yang masih perlu
pendampingan.

41. Pak Rambat; pertanyaan untuk presentasi SDA hal 3 bullet kedua dan ketiga: banyak sekali
warga yang belum memiliki IMB (terkait permukiman legal). Terkait air bersih, pemanenan air
hujan sangat membantu pemerintah.
42. Pak Dorman; tentang pembelajaran apa yang akan kita dapat dari grand desain ini. Konsep
pemerintah pusat, sanitasi masih mencakup drainase dan persampahan. Apakah konsep
tersebut yang akan kita pakai ? ataukah dibedakan, untuk kemenPU apakah lebih baik
digabung atau dipisahkan. Jakarta punya 13 sungai, ketahanan air baku hanya 5%, 95% impor
dari Jabar dan Tangerang. 13 sungai tidak bisa digunakan, apakah ada pembelajaran dari SDA
agar 13 sungai bisa diberdayakan. Konsep pengelolaan sanitasi ke-depan akan seperti apa?
Apakah akan sewerage atau FSM?
43. Dermawan Sembiring;

Sungai-sungai di DKI sudah dalam status tercemar berat dan sedang. Perlu penanganan di
bagian hulu. Terkait dengan yang disampaikan Pak bless, penggunaan teknologi SWRO
sangat berguna untuk DKI. LH sudah menutup outlet IPAL Mall Artha Gading karena
melebihi baku mutu. Kemudian mereka melakukan upgrade dan sekarang sudah
menggunakan kembali air limbah untuk flushing.


Pemanfaatan limbah, baik air maupun lumpur. Harus sudah memenuhi kualitas air bersh
atau setara dengan air tanah di sekitarnya. Untuk lumpur, bisa dijadikan pupuk jika
merupakan murni dari tinja.

44. PUPERA; konsep sanitasi tetap 3 kompoen yaitu sampah, limbah dan drainase. Untuk
PermenPU, yang lain sudah diatur, kecuali air limbah, dan baru keluar di 2017 ini. Terkait
dengan teknologi IPAL domestik, terdapat banyak sekali teknologi. Beberapa kendala di
daerah diantaranya lahan, apabila lahan nya tersedia sedikit maka dipilih teknologi untuk lahan
sedikit dsb.
45. Pak Eko;

16



Berkaitan dengan permukiman legal dan luas lahan 100m2; legal tidak harus bersertifikat
namun berstatus hunian dan bukan lahan sengketa. Dan 100m2 adalah luas IPAL yang
akan dibangun. Berkaitan dengan pemanfaatan, bisa berkaitan dengan Pergub 20 tentang
sumur resapan. Dalam melakukan pembangunan sanimas, kita sudah melakukan sosialisasi
dengan melibatkan PD PAL sehingga sanimas akan menjadi pelanggan PD PAL.



Akan ada sinkronisasi antara IPAL komunal dan sistem perpipaan. Apabila tidak ada
‘connection’ maka akan tetap dilakukan penyedotan.



Terkait SWRO, yang jadi permasalahan adalah energy. Di CNOOC terdapat turbin
pembangkit, sedangkan kita tidak memiliki. Pak Erlan sudah melakukan kajian B2B tetapi
belum ketemu (Kapal Tongkang).

46. Bappeda;

Terkait sanimas, sebagian dibiayai oleh IDB sebagai hibah kepada masyarakat. Secara
teknis, pemda tidak dapat melakukan pemeliharaan. Namun bisa dilakukan pendampingan
terhadap masyarakat.


KBBU untuk pembangunan SPAM 1 Jatiluhur untuk pembangunan jaringan perpipaan

47. Dinas SDA; pembangunan embung sedang disusun DED di 3 waduk; Rawa Lindung, Teluk
Gong, dan…. Sebelum masuk ke waduk akan dilakukan treatmen terlebih dahulu. IPAL
Setiabudi dengan proses MBBR, hasil olahan-nya direncanakan masuk ke PAM sebagai air
baku.
48. Sudin SDA Jak-pus, pengalaman saat di wilayah, pengetahuan masyarakat mengenai air limbah
dan air bersih sangat kurang. Agar melibatkan lurah dan camat untuk pemilihan lokasi,
sehingga akan meningkatkan kepedulian bersama dari setiap SKPD dan masyarakat.
49. Bappeda; konsep SPAL-T akan diubah menjadi pengusulan wilayah dari lurah, kemudian ke
camat, dan seterusnya. Lurah akan menginventaris lahan pemerintah yang ada di wilayahnya.
Kemudian lurah dan camat akan dikumpulkan beserta SKPD lain yang memiliki lahan di
wilayah, misalnya dinas pendidikan yang memiliki banyak sekolah, kantor lurah, puskesmas, dll
Paparan Pak Bless terkait Penyusunan Grand Design Air Minum dan Sanitasi
50. Memastikan agar program AMPL masuk ke dalam RPJMD
51. Konsep yang benar adalah menahan air sebanyak-banyaknya bukan menyalurkan air ke laut
sebanyak-banyaknya.
52. Acuan yang digunakan untuk SWRO yaitu tariff air PAM Jaya.
53. Grand desain ini untuk menjadi masukkan di RPJMD dan akan dilaporkan ke Gubernur yang
menjabat saat ini maupun gubernur baru.
54. Tujuan dari peta interaktif: satu peta satu data
55. Pemaparan mengenai proses penyusunan yang sudah dilakukan dan rencana tahapan
penyusunan Grand Desain.
Hasil Diskusi Kelompok: Isu-Isu Prioritas dan Rekomendasi Strategi Penanganan

A. Kelompok Regulasi
1. Belum maksimalnya pelaksanaan regulasi yang ada. Rekomendasi:


memperkuat pengawasan pelaksanaan

17

PROSIDING LOKAKARYA
PENYUSUNAN GRAND DESIGN AIR MINUM DAN SANITASI DKI JAKARTA



memperkuat status regulasi yang sudah ada, kelengkapan substansi, penerapan sanksi.
Dilakukan melalui review regulasi (Biro Hukum dan PKLH)



Penataan regulasi lintas OPD

2. Belum ada regulasi untuk percepatan penyediaan akses air minum dan sanitasi bagi MBR.
Rekomendasi: menyediakan opsi pembiayaan seperti Kartu Air Minum Jakarta
3. Diperlukan regulasi yang mengatur RPAM di tingkat konsumen
4. Kepastikan keberlanjutan pengoperasian dan pemeliharaan sarana dari program bantuan.
Rekomendasi: Diperlukan tinjauan regulasi untuk tata kelola penyerahan dan kepemilikan
asset dari Badan Pengelolaan Aset Daerah
5. Kualitas air sungai sebagai air baku. Rekomendasi: inisiatif regulasi kerjasama antar wilayah
tentang pengamanan kualitas air sungai (Bekasi, Kab Bekasi, Bogor, Depok)
6. Pencemaran badan air oleh truk tinja. Rekomendasi: Regulasi penertiban ijin usaha truk tinja
(antara LH, PTSP, dan PDPAL) dan Finalisasi PerGub Pengelolaan Lumpur Tinja (SDA)

B. Kelompok Program dan Pembiayaan
1. Kondisi tanki septik yang belum memenuhi standar. Rekomendasi: finalisasi Ranperda air
limbah dan pengawasan, sosialisasi, dan penegakan hukum
2. Kesenjangan pembiayaan untuk peningkatan akses sanitasi. Rekomendasi: study keterlibatan
swasta dalam penanganan air limbah serta pembagian zona off site system
3. Penataan kawasan kumuh. Rekomendasi: penyesuaian opsi teknologi berdasarkan kondisi dan
kebutuhan lapangan
4. Rendahnya minat masy untuk menyambung ke system perpipaan air limbah. Rekomendasi:
penguatan kualitas pendampingan dan pemberdayaan masyarakat

C. Kelompok Opsi Teknologi dan Pemberdayaan
1. Air Bersih (perpipaan dan non perpipaan)


perlu re-design/reformulasi program yang lebih detil dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat



Perlu pengayaan opsi-opsi teknologi untuk penyelesaian masalah secara tepat waktu dan
tepat guna



Perlu pendampingan dinas lain sebagai mitra DSDA dalam penyiapan masyarakat mulai
dari tahap awal sampai dengan periode operasi dan pemeliharaan

2. Sanitasi

18



96% penduduk mengandalkan system individual dengan kondisi tidak sesuai standard.
Rekomendasi: sinkronisasi data antara DinPU dan DinKes, serta perangkat daerah lainnya



Cakupan layanan air limbah domestic perpipaan baru sekitar 4%. Rekomendasi: akselerasi
melalui pembangunan di Zona 0, Zona 1, Zona 6 dan pengembangan WUSAN untuk
system individual



Ada kesulitan untuk Dinas mengalokasikan kegiatan sosialisasi dan pemicuan.
Rekomendasi: advokasi kebijakan/pengambil keputusan

D. Kelompok ‘Wilayah Prioritas’
1. Rekomendasi kriteria wilayah prioritas:


tidak ada akses dari jenis layanan apapun,



kualitas dan kuantitas air tanah/sumur termasuk kategori buruk,



banyaknya RTM yang masih belum memiliki akses,



tingkat penyakit berbasis lingkungan yang tinggi,



khusus untuk air limbah ditambah dengan kriteria wilayah yang dilalui sungai, masih ada
penduduk BABS

2. Rekomendasi optimalisasi upaya yang ada saat ini: inovasi layanan, penambahan kapasitas dan
jaringan, yang didukung peningkatan promosi dan edukasi masyarakat
3. Alternatif layanan air minum dan air limbah domestic di wilayah prioritas:


Air Minum: gerakan hemat air, mengkaji sumber air alternative, kebijakan untuk PAM
agar memprioritaskan layanan ke wilayah dengan air tanah yang jelek



Air limbah: meningkatkan layanan di on-site (kapasitas operator, menyediakan roadmap
air limbah system on-site, IPAL komunal terintegrasi dengan jaringan PDPAL, kontinuitas
pendampingan masyarakat

E. Kelompok ‘Penyediaan Lahan Pengembangan Layanan’
1. Ketersediaan lahan; pengadaan lahan yang sesuai ketentuan (zonasi dan spesifikasi bangunan)/
pembebasan lahan
2. Legalitas lahan; kejelasan status kepemilikan lahan dan pencatatan asset Pemprov
3. Luasan lahan; pemanfaatan lahan milik Pemda dan penyesuaian kriteria spesifikasi lahan

19

PROSIDING LOKAKARYA
PENYUSUNAN GRAND DESIGN AIR MINUM DAN SANITASI DKI JAKARTA

3 Daftar Hadir

20

21

PROSIDING LOKAKARYA
PENYUSUNAN GRAND DESIGN AIR MINUM DAN SANITASI DKI JAKARTA

22