5.1 Potensi Pendanaan APBD - DOCRPIJM 1fbf10b23c BAB VBab 5 RPIJM Kota Banjar

BAB 5 KERANGKA STRATEGIS PENDANAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPYA KARYA KOTA BAJAR

5.1 Potensi Pendanaan APBD

  Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun, serta rehabilitasi dan peningkatan.

  Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran.

  c.

  Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.

  b.

  Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung.

  Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kota Tasikmalaya selama 4 tahun terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 4 tahun terakhir. Komponen yang dianalisis berdasarkan format Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut: a.

  Berdasarkan peraturan perundangan terkait dengan pembiayaan, dapat disimpulkan bahwa lingkup sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPIJM ke-Ciptakaryaan meliputi:

  1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada

  5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.

  4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).

  (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala kabupaten/kota.

  3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama

  dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala provinsi/regional.

  2. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan

  Satuan Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi.

  6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.

Tabel 5.1 APBD Kota Banjar Tahun 2012 sampai dengan 2015

  Rata-Rata

2012 2013 2014 2015

Perkembangan Keterangan

  Rp Rp Rp Rp % Pendapatan Daerah 545.085.309.774 620.917.335.500 672.708.492.252,00 725.587.185.623,64 9,07 Pendapatan Asli Daerah 54.684.690.641 70.625.135.392 118.592.601.620,00 119.729.205.501,04 21,32 Pajak Daerah 4.461.590.305 8.293.779.164 8.593.830.049,00 7.709.860.151,00 12,74 Restribusi Daerah 4.295.608.846 5.197.610.102 5.850.239.282,00 5.810.932.100,00 9,28 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang 2.503.957.330 2.807.012.110 3.202.100.000,00 2.935.600.000,00 4,69 Dipisahkan Lain-Lain PAD 43.423.434.160 54.326.734.016 100.946.432.289,00 103.272.813.250,04 22,84 Dana Perimbangan 362.717.473.035 395.528.129.891 424.289.327.854,00 565.237.887.090,00 13,34 Dana Bagi Hasil 64.406.149.035 34.458.292.136 62.985.924.854,00 52.909.614.000,00 -20,22 Dana Alokasi Umum 281.851.254.000 317.122.023.000 342.267.848.000,00 371.446.687.000,00 8,77 Dana Alokasi Khusus 16.460.070.000 19.192.147.000 19.035.555.000,00 140.881.586.090,00 33,30 Lain-Lain Pendapatan

  1.802.928.013 296.119.919 129.826.562.778,00 40.620.093.032,00 -209,56 Daerah Yang Sah Dana Bagi Hasil Pajak dan Retribusi dari

  12.353.065.069 9.662.502.588 18.370.327.941,00 22.979.029.032,00 13,20 Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

  5 -

  2 Rata-Rata

2012 2013 2014 2015

Perkembangan Keterangan

  Rp Rp Rp Rp % Dana Penyesuaian dan 43.736.992.000 58.137.475.000,00 17.641.064.000,00 -34,93 - Otonomi Khusus

  Bantuan Keuangan dari

  • Provinsi atau Pemerintah 78.321.494.016 101.068.455.710 53.129.580.340,00 -22,57 Daerah Lainnya Dana Bagi Hasil Cukai

  0,00 - 189.179.497,00 - - Tembakau Pembiayaan 77.266.077.402 108.294.340.684 82.880.966.092,00 103.963.834.464,00 6,09 Penerimaan Pembiayaan 77.266.077.402 108.294.340.684 82.880.966.092,00 103.963.834.464,00 6,09 Pengeluaran

  0,00 - - - 800.000.000 Pembiayaan Sisa lebih Pembiayaan Anggaran Tahun 76.466.077.402 108.294.340.684 115.517.313.546,00 11,88 - Berkenaan Belanja Tidak Langsung 364.633.123.421 424.979.665.690 299.949.520.652 409.013.346.896 0,3 Belanja Pegawai 251.224.256.279 282.798.427.465 258.231.793.768 335.921.665.220 8,3 Belanja Bunga

  • Belanja Subsidi

  5 -

  3 Rata-Rata

2012 2013 2014 2015

Perkembangan Keterangan

  Rp Rp Rp Rp %

  • Belanja Hibah 19.835.235.052 30.774.001.220 14.600.000.000 8.013.900.000 52,5 Belanja Bantuan Sosial 4.767.172.404 6.979.319.626 6.985.887.012 7.050.000.000 10,9 Belanja Bagi Hasil
  • 1.352.047.725 - - Pemda - Bantuan Pemda Lain 16.223.656.286 18.075.281.307 20.131.839.872 55.675.743.951
  • Belanja Tidak Terduga 984.498.834
  • Belanja Langsung 221.351.044.402 340.122.624.146 Belanja Pegawai - 70.965.012.091 25.571.463.000 -

  59,2 Belanja Barang dan

  • 119.095.488.293 186.088.598.275 12,0 - Jasa Belanja Modal 148.623.923.071 221.351.044.402 150.062.123.762 208.877.611.917 4,5 Total Belanja 513.257.046.492 646.330.710.092 640.072.225.277 829.551.202.088 14,2

  Sumber : BPS Kota Banjar Tahun 2013, 2014, 2015 dan 2016 5 -

  4 Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 3-5 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada.

  Selain itu, pemerintah daerah juga didorong untuk mengalokasikan Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) sebagai dana pendamping kegiatan APBN di kabupaten/kota. DDUB ini menunjukan besaran komitmen pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan bidang Cipta Karya

5.2 Potensi Pendanaan APBN

  Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 4 tahun terakhir yang bersumber dari APBN. Meskipun pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku (PermenPU No. 14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan pada suatu kabupaten/kota perlu dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di daerah tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai dana APBN di Kota Banjar dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5.2 APBN Cipta Karya di Kota Banjar

  Tahun 2012 sampai dengan 2015 Tahun Sektor

  2012 2013 2014 2015 Pengembangan Air 14.725.265 - - - Minum

  Pengembangan PLP

  864.820 1.162.035 -

  • Pengembangan 4.419.217 2.661.557 Permukiman

  1.076.250

  2.921.250

  Penataan

  • Bangunan - dan 321.475
  • Lingkungan Total 4.740.692 2.661.557 3.786.070 16.963.550

  Sumber : emonitoring.pu.go.id

  Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah, untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.

  Prioritas nasional yang terkait dengan bidang Cipta Karya adalah pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. Dana DAK ini perlu dilihat alokasi dalam 2 tahun terakhir sehingga bisa dianalisis perkembangannya.

Tabel 5.3 Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di

  Kota Banjar Tahu 2014-2015 Jenis DAK 2014 2015 DAK Air

  1.029.342 1.428.267 Minum DAK 1.617.792 Sanitai

5.3 Alternatif Sumber Pendanaan A.

  

Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya

Dalam 5 Tahun Terakhir

  Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented) sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air minum, persampahan dan air limbah. Kinerja keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta Karya.

  PDAM Tirta Anom merupakan Perusahaan daerah di bidang air minum yang melayani Kota Banjar. Saat ini PDAM Kota Banjar baru mampu melayani 29,09% ( 59.204 jiwa) dari jumlah penduduk Kota Banjar 203.512 jiwa. Sedangkan penduduk di wilayah teknis yang terlayani sebanyak 59.204 jiwa atau 36,94% dari jumlah penduduk yang ada jaringan pipa PDAM sebanyak 160.268 jiwa. Cakupan pelayanan tahun 2012 menurun 0,01% dibanding cakupan pelayanan tahun 2011 yang mencapai 36,95%. Wilayah pelayanan PDAM Kota Banjar dibagi atas 5 (empat) wilayah pelayanan, yang mencakup:

1. Wilayah Pusat Kota (Banjar Kota) , dengan jumlah sambungan 4.983 SR; 2.

  Wilayah Banjar Barat, dengan jumlah sambungan 1.993 SR; 3. Wilayah Banjar Timur, dengan jumlah sambungan 1.605 SR;

4. Wilayah Cisaga, dengan jumlah sambungan 567 SR; 5.

  Wilayah Langensari, dengan jumlah sambungan 435 SR. Sumber air baku yang diproses berasal dari Sungai Citanduy yang telah dimanfaatkan sebagai sumber air dalam system pelayanan air minum di Kota Banjar dengan total debit minimal 4.180 l/dt. Saat ini terdapat 4 (empat) unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang dimiliki oleh PDAM Tirta Anom Kota Banjar dengan kapasitas terpasang 120 l/dt, seluruh IPA tersebut berada dalam satu kompleks yang terletak di Desa Purwaharja.

  Unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang digunakan untuk melayani Kota Banjar terdiri dari 4 (empat) unit dan 1 (satu) unit UF, dimana sumber air baku berasal dari sungai Citanduy.

IPA PURWAHARJA

  Instalasi Purwaharja memiliki kapasitas 60 L/dt, 20 L/dt dan 20 L/dt dimana sumber air baku yang diolah berasal dari Sungai Citanduy..

IPA LANGENSARI

  Instalasi Langensarii memiliki kapasitas 20 L/dt dimana sumber air baku yang diolah berasal dari Sungai Citanduy

  UF (Ultra Filtration) Unit Filtration memiliki kapasitas

  50 L/dt dimana sumber air baku yang diolah berasal dari Sungai Citanduy

  Proses pengolahan air baku menjadi air bersih yang siap didistribusikan ke konsumen adalah sebagai berikut : Dari kapasitas sumber air baku yang ada yaitu sebesar 4.180 L/dt sudah terpasang IPA sebesar 150 L/dt.

  Permasalahan Masih rendahnya tingkat pelayanan PDAM di daerah studi tersebut, hal ini dimungkinkan karena masih terbatasnya kemampuan PDAM terutama dari segi pembiayaan khsususnya dalam menambah kapasitas daerah pelayanan. 1)

  Durasi pengaliran rata-rata baru mencapai 19 jam/hari 2)

  Program pengelolaan air bersih Kota Banjar belum terintegrasi. Hal ini disebabkan oleh Kota Banjar belum mempunyai Rencana Induk (master plan) pelayanan air bersih.  Cakupan pelayanan yang masih rendah  Assesories dan kualitas bahan masih kurang optimal  Full Pumping, karena membutuhkan supply energy listrik untuk operasional system, baik produksi maupun distribusi, yang berdampak terhadap ongkos produksi dan distribusi yang relative lebih mahal.

   Kehilangan air pada system distribusi karena kebcoran pipa  Tarif air yang masih rendah. Memperhatikan SK Menteri Dalam Negeri No.: 47 Tanggal 31 Mei 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Air Minum dan hasil audit BPKP mengenai tingkat kesehatan PDAM Kota Banjar pada tahun 2012, PDAM Kota Banjar mendapatkan skor 61,67; berarti masuk dalam kategori ” BAIK” dibanding dengan tahun 2011 (49,10), nilai skor tahun 2012 tersebut mengalami peningkatan sebesar 12,15 poin. Dibandingkan dengan hasil penilaian yang dilakukan oleh BPP-SPAM, hasilnya tidak jauh berbeda; BPP- SPAM menyatakan bahwa PDAM Kota Banjar pada tahun yang sama masuk kategori “ SEHAT”. Nilai aktiva tahun 2011 sebesar Rp 1.177.118.222 juta, berkembang menjadi Rp 1.927.686.333 juta pada akhir tahun 2012, naik sebesar Rp 750.568.111 juta. Sedangkan kewajiban jangka panjang dari tahun 2011 sebesar Rp 1.146.291.813 juta menjadi Rp 1.400.593.853 juta pada akhir tahun 2012 atau mengalami kenaikan sebesar Rp 254.302.040 juta. Perkembangan aktiva dibanding dengan perkembangan kewajiban/utang menunjukkan gambaran yang seimbang. Capaian nilai kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

  (1) Aspek Keuangan

  Aspek keuangan yang dicapai tahun 2012 sebesar 16, mengalami peningkatan sebesar 4 dibanding tahun 2011 yang hanya memperoleh nilai sebesar 12. Peningkatan ini berasal dari semua indikator yaitu ROE (Ratio Operasi), Cash ratio dan efektifitas penagihan.

  (2) Aspek Pelayanan

  Indikator cakupan pelayan teknis dan konsumsi air domestik mencapai nilai 3 dan 2. Kondisi ini disebabkan antara lain oleh wilayah cakupan pelayanan yang cukup luas, sehingga diperlukan biaya investasi yang tinggi, dan masih rendahnya pemakain air kelompok pelanggan rumah tangga.

  (3) Aspek Operasi

  Indikator tekanan air sambungan pelanggan dan penggantian meter air pelanggan masih mendapat nilai 1. Hal ini terkait dengan upaya pengindentifikasian dan penanganan masalah yaitu antara lain akurasi pencatatan meter induk dan meter pelanggan serta kebocoran pipa transmisi dan distribusi optimal dilakukan. (4)

  Aspek Administrasi Perhatian pihak manajemen terhadap pengembangan kompetensi pegawai perlu ditingkatkan, hal ini terlihat dari masih rendahnya pencapaian indikator pendidikan dan pelatihan yang masih mencapai nilai 1. Meskipun PDAM Tirta Anom Kota Banjar tergolong sehat, namun terdapat hal lain yang perlu diperhatikan yaitu :

  Masih rendahnya cakupan pelayanan teknis

  • Jam operasi layanan ke pelanggan belum 24 jam perhari
  • Masih rendahnya rasio penggantian meter air pelanggan
  • Masih rendahnya program peningkatan kompetensi pegawai
  • Tabel 5.4 Nilai kinerja PDAM Kota Banjar

  Nilai No Uraian Nilai 2012 Nilai 2011

  (Turun)

  1 Aspek 33,00 22,50 10,50

  Keuangan

  2 Aspek 16,17 17,02 (0,85)

  Operasional

  3 Aspek 12,50 9,58 2,92

  Administrasi Jumlah 61,67 55,45 12,15

  Tarif dasar air minum ditetapkan berdasarkan realisasi pemakaian riel untuk tiap kelompok yaitu kelompok rumah tangga, badan sosial, niaga, industri, instansi pemerintah/ABRI, serta Kran Umum, yang mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 tahun 2007.

Tabel 5.5 3) Pendapatan Air dalam Meter (M

  No Uraian 2012

  1 Rumah Tangga

  • Kelompok A 3. 279
  • Kelompok B 1.671.290
  • Kelompok C 22.591

  2 Sosial Umum 7.780 No Uraian 2012

  3 Sosial Khusus 94.277

  4 Niaga 1 154.890 Niaga 2 19.145

  5 Industri 2.792

  6 Instansi Pem/ABRI 396.050

  7 Tangki Air 888 2.372.982

  Pendapatan Air ( ) Melihat pendapatan air didapat untuk tahun 2011 dan 2012, dari tahun tersebut terlihat peningkatan sumbangan sektor domestik dan sosial, namun diikuti penurunan peran serta sektor lain seperti industri dan umum.

Tabel 5.6 Pendapatan Air dalam Rupiah

  No Uraian 2012 2011

  1 Rumah Tangga 6.139.334.500 4.722.326.850

  2 Instansi Pemerintah 1.967.469.500 883.242.000

  3 Niaga Kecil 859.170.800 367.442.000

  4 Niaga Besar 115.159.850 57.577.450

  • 5 Industri 27.011.100

  6 Badan Sosial 253.171.000 477.596.750

  7 Kran Umum 18.513.200 19.291.400

  8 Tangki Air 16.355.000 26.410.100

Pendapatan Air ( ) 9.396.184.950 6.553.886.450

  Dari data pengeluaran tahunan yang didapat sebagaimana terlihat pada tabel di atas, PDAM Bandung cukup berhasil menekan pengeluaran operasionalnya walaupun pada tahun 2008 mengalami kenaikan kembali tetapi tidak sebesar tahun 2006.

  Walaupun dengan keterbatasan data yang didapat dari tabel tersebut terlihat bahwa harga pokok air masih lebih tinggi dari harga air terjual, yang mengindikasikan neraca rugi/ laba yang negatif yang membuat PDAM Kota Bandung tergolong PDAM “sakit”.

  Struktur Organisasi PDAM Tirta Anom ditetapkan berdasarkan Peraturan Walikota Banjar Nomor 14 tahun 2010 tanggal 16 Agustus 2010 tentang ketentuan- ketentuan Pokok Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Anom Kota Banjar.

  Untuk melaksanakan kegiatan operasional perusahaan selanjutnya diterbitkan Surat Keputusan Direktur PDAM Tirta Anom Kota Banjar Nomor 18/Kpts/PDAM/Bjr/VIII/2010 tanggal 31 agustus 2010 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja PDAM Tirta Anom Kota Banjar. Dalam Struktur tersebut, tugas Direktur dibantu olah :

  Kepala Bagian Administrasi Keuangan

  • Kepala Bagian Teknik -

  Kepala Cabang/Unit (3 Cabang dan 1 unit)

  WALIKOTA DEWAN PENGAWAS DIREKTUR Kepala Bagian

  Kepala Bagian Adm dan Keuangan Teknik

  Kasubag Kasubag Kasubag Adm Kasubag Kasubag Kasubag Kasubag Kasubag Adm Kasubag

  

Adm Umum Adm Keuangan Pengolahan Data Adm Pembukuan Produksi Trandist Perenc. Teknis Perlengkapan &

Kepegawaian & Hublang

  Gudang Kepala Bagian Kepala Bagian Kepala Bagian Kepala Bagian

Adm dan Keuangan Adm dan Keuangan Adm dan Keuangan Adm dan Keuangan

  Kasie Kasie Kasie Kasie Kasie Kasie Kasie Kasie Ka Unit Kasie

  Administrasi Transdist Produksi Administrasi Teknik Administras Teknik Administrasi Cisaga Teknik i

Gambar 5.1 Struktur Organisasi PDAM Tirta Anom

  11 5 - Jumlah Karyawan PDAM Tirta Anom Kota Banjarper 31 Desember 2012 adalah sebanyak 75 orang yang melayani 9.583 sambungan langganan (SL), sehingga rasio karyawan dengan jumlah sambungan adalah 1 : 127,77 masih di bawah rasio ( 1 : 167) yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Dalam Negri Nomor 47 tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja. Di bawah ini diuraikan kelompok tenaga kerja/ karyawan berdasarkan beberapa kategori seperti profil karyawan berdasarkan status, berdasarkan tingkat pendidikan.

Tabel 5.7 Profil Karyawan PDAM berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2012

31 DESEMBER

  30 DESEMBER PERUBAHA TINGKAT NO 2012 2012 N PENDIDIKAN (ORANG) (ORANG) (ORANG)

  1

  1

  • 1 Pasca Sarjana

  2 Sarjana 13 -

  13

  3

  2

  2 - Sarjana Muda

4 SLTA

  41

  37

  4

  8

  8

  • 5 SLTP

  6 SD 9 -

  9 JUMLAH

  75

  71

  4 Tabel 5.8 Profil Karyawan PDAM berdasarkan Golongan Tahun 2012

31 DESEMBER

  30 DESEMBER PERUBAHAN NO GOLONGAN 2012 2012 (ORANG) (ORANG) (ORANG)

  1 Golongan D 1 -

  1

  2 Golongan C

  23 23 -

  3 Golongan B

  36 32 -

  4 Golongan A

  6

  36

  4

  5

  9

  9 - Kontraktor/Honorer JUMLAH

  75

  71

  4 Tabel 5.9 Profil Karyawan PDAM berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2012

  TINGKAT

31 DESEMBER

  30 DESEMBER PERUBAHAN NO PENDIDIKAN 2012 2012 (ORANG) (ORANG) (ORANG)

  1 Pegawai Tetap

  60 61 (1)

  6

  • 2 Calon Pegawai

  6

  3 Tenaga Kontrak

  9 10 (1)

  4

  • Honorer Tetap JUMLAH

  75

  71

  4 Pendapatan Air (termasuk beban tetap) per kelompok tarif pada PDAM Tirta Anom

  Kota Banjar Tahun 2012 sebesar Rp. 9.396.184.950,00. Dari rata-rata harga jual

  2

  2

  air per adalah sebesar 134,29% dari rata-rata harga pokok air per atau lebih tinggi 34,29% dari titik impas (break event point) yang berarti perusahaan

  2 masih untung sebesar Rp. 647,16 per air terjual. Namun pada kenyataannya NRW distribusi PDAM Tirta Anom Kota Banjar tahun 2012 adalah 33,53% dengan jumlah biaya keseluruhan (full cost) Rp.

  2

  9.928.628.536, maka harga pokok air per yang sebenarnya adalah sebesar Rp. 4.184,03. Dengan demikian PDAM Tirta Anom Kota Banjar mengalami kerugian sebesar Rp. 224,38 atau 5,36% dari harga pokok. Kondisis demikian mengakibatkan kemampuan perusahaan untuk melakukan investasi dalam rangka rehabilitasi dan ekspansi usaha menjadi sangat rendah.

  Permasalahan manajemen PDAM Tirta anom Kota Banjar meliputi :

  a) Meningkatkan cakupan pelayanan dengan cara :

  Optimalisasi pemanfaatan sumber air yang ada

  • Melakukan kerjasama dengan pihak pengembang perumahan untuk
  • pemasangan instalasi air bersih
  • kehidupan sehari-hari untuk menambah jumlah pelanggan baru.

  Melakukan sosialisasi tentang pentingnya kegunaan air PDAM bagi

  b) Melakukan penggantian meter air pelanggan yang rusak/tidak akurat secara bertahap agar seluruh pelanggan mempunyai meter air yang berfungsi dengan baik.

  c) Melakukan penanggulangan kebocoran teknis dan administratif secara terpadu antara bagian terkait.

  d) Meningkatkan kontinuitas air, terutama pada unit/cabang yang belum dapat melayani pelanggan dengan aliran 24 jam.

  e) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan masing-masing bagian

  B.

  

Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber

Dari APBD

  Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka waktu RPIJM) maka dibutuhkan analisis proyeksi perkembangan APBD, rencana investasi perusahaan daerah, dan rencana kerjasama pemerintah dan swasta.

  Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun sebelumnya.

  Setelah didapatkan nilai untuk setiap pos pendapatan, dapat dihitung total pendapatan. Apabila diasumsikan bahwa total pendapatan sama dengan total belanja dan diasumsikan pula bahwa proporsi belanja bidang Cipta karya terhadap APBD sama dengan eksisting maka diketahui proyeksi kapasitas daerah dalam mengalokasikan anggaran untuk bidang Cipta karya dalam lima (5) tahun kedepan.

  Adapun hasil dari proses perhitungan tersebut dapat ditampilkan pada tabel berikut

Tabel 5.10 Proyeksi APBD Kota Banjar

  Proyeksi Persentase Komponen APBD

  Pertumbuhan 2014 2015 2016 2017 2018 Pendapatan Asli

  21,32 145.258.296.573 170.787.387.644 196.316.478.716 221.845.569.787 247.374.660.859 Daerah Dana Perimbangan

  13,34 480.875.704.367 537.462.080.880 594.048.457.392 650.634.833.905 707.221.210.418 DAU

  8,77 404.040.426.733 436.634.166.466 469.227.906.199 501.821.645.932 534.415.385.666 DBH

  • 20,22 42.210.803.231 52.909.614.000 63.608.424.769 74.307.235.537 85.006.046.306

  DAK 33,30 187.795.633.316 234.709.680.542 281.623.727.769 328.537.774.995 375.451.822.221

  Total APBD 14,64 1.271.665.398.744 1.271.665.398.744 1.434.074.377.044 1.596.483.355.343 1.758.892.333.643

  5 -

  14

5.4 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

   Melakukan optimalisasi sumber pendapatan asli daerah lainnya

   Meningkatkan manajemen keuangan berdasarkan prinsip-prinsip yang sehat dan rasional

   Meningkatkan kualitas pengelolaan aset dan keuangan daerah 3. Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah, meliputi:

   Meningkatkan pelayanan serta pembangunan infrastruktur dasar bagi masyarakat sebagai upaya mewujudkan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak dan retribusi pajak

  Daerah (BUMD) dan Lembaga Keuangan lainnya dalam rangka meningkatkan PAD

   Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang Pendapatan Daerah dengan Pemerintah Pusat, Provinsi, dan SKPD Penghasil  Meningkatkan kemitraan Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha Milik

   Penataan Kelembagaan dan Sistem Operasional Pemungutan Pendapatan Daerah  Peningkatan Pendapatan Daerah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi

  Dalam rangka pencapaian pembangunan bidang Cipta Karya di daerah, dan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPIJM ke-Ciptakaryaan, Pemerintah Daerah Kota Banjar telah menyusun strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman. Yang meliputi beberapa aspek antara lain : 1.

  Strategi peningkatan DDUB, meliputi:

   Mengembangkan kelembagaan pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan kebutuhan daerah

   Menetapkan target penerimaan berdasarkan potensi penerimaan

   Melakukan evaluasi dan revisi secara berkala peraturan daerah pajak dan retribusi yang perlu disesuaikan

   Meningkatkan penerimaan pendapatan non-konvensional

   Membenahi manajemen data penerimaan PAD

  Provinsi dalam pelaksanaan Dana Perimbangan 2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi penggunaan anggaran, meliputi:

   Meningkatkan akurasi data Sumber Daya Alam sebagai dasar perhitungan pembagian dalam Dana Perimbangan  Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah

   Menetapkan sumber pendapatan daerah unggulan yang bersifat elastis terhadap perkembangan basis pungutannya dan less distortive terhadap perekonomian

  4. Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya, meliputi:

   Deregulasi peraturan daerah untuk dapat meningkatkan minat berinvestasi di Kota Banjar  Kerjasama investasi antara Pemerintah Daerah Kota Banjar dengan pihak swasta atau dengan pihak government/pemerintah lain dengan perjanjian yang disepakati

   Mendorong peningkatan investasi langsung oleh masyarakat lokal

   Penyelenggaraan Perijinan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP) yang merupakan wujud pelayanan publik dalam tata pemerintahan

   Meningkatkan koordinasi program melalui Corporate Social Responsibility (CSR) dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)

   Kegiatan investasi diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dimana investasi ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang dapat melibatkan peran masyarakat luas seperti sektor pertanian, sektor industri berbasis pertanian, industri pengolahan, dan industri manufaktur