ASOSIASI MTs PENYELENGGARA SKS

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER

UNTUK

MADRASAH TSANAWIYAH

DAN

PROFIL

MTs PENYELENGGARA

ASOSIASI MTs PENYELENGGARA SKS

JAWA TIMUR 2017

PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER

(SKS)

UNTUK

MADRASAH TSANAWIYAH

ii

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester

Untuk Madrasah Tsanawiyah

Pelindung :

Kabid Pendma Kanwil Kemenag Prop Jawa Timur:

Drs. H. Leksono, M.Pd.I

Konsultan Pembina :

Dr. H. Suwardi, M.Pd Drs. H.M.Syamsuri, M.Pd

Penanggungjawab:

Pengurus Asosiasi MTs Penyelenggara SKS:

Aripin, S.Pd.,M.A. --- Drs. Jamiluddin,M.Pd.I

H. Mohammad Holis, S.Ag, M.Si --- H.Ahmad Zamroni,SS. M.Pd., MA. Dra. Farida Priyatna,MM. --- Enik Rusmiati,S.Pd Vivin Novaliana, S.Pd --- Moch.Sultan Agung,M.Pd.I Drs. Mujtahid --- Agus Budi Hariyanto,S.Pd

Kontributor Naskah:

Tim Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jatim; Seluruh Kepala, Wakakur & Ketua Program

Penyelaras Ide:

H.Ahmad Zamroni,SS.M.Pd. MA.

Distribusi dan Dokumentasi:

Syahril Effendi, SE.,MSA.

iii

KATA SAMBUTAN Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Saya menyambut penyusunan Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS pada Madrasah Tsanawiyah ini dengan gembira disertai ucapan puji dan syukur kepada Allah SWT. Ini menunjukkan bahwa Madrasah Tsanawiyah Penyelenggara SKS di Jawa Timur serius meningkatkan mutu layanan pendidikan sekaligus ingin memberi inovasi-inovasi pendidikan kepada masyarakat. Mudah-mudahan ini dapat memenuhi kebutuhan guru, peserta didik, dan masyarakat untuk memperoleh informasi yang lebih banyak tentang Sistem Kredit Semester (SKS). Petunjuk Teknis semacam ini sangat penting untuk memperkenalkan Sistem Kredit Semester dengan segala karakteristik yang dimilikinya serta menjadi pedoman bersama dalam penyelenggaraannya di madrasah.

Penyusunan Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS pada Madrasah Tsanawiyah ini diharapkan pula dapat memacu madrasah-madrasah lain untuk meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat luas. Dengan kata lain, keunggulan Fleksibilitas, Maju Berkelanjutan dan berkeadilan yang dianggap melekat pada Sistem Kredit Semester (SKS) diharapkan dapat dirasakan oleh peserta didik yang melaksanakan sistem ini. Pelayanan yang terbaik dari madrasah dari berbagai sisi dalam dunia pendidikan menjadi daya tarik tersendiri untuk menarik minat dan dukungan masyarakat luas.

Akhir kata, semoga Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS pada Madrasah Tsanawiyah ini membawa manfaat dan maslahat yang besar bagi pengembangan madrasah.

Madrasah lebih baik, lebih baik madrasah!

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Surabaya, 11 September 2017

Kepala Bidang ttd

Drs.H. Leksono, M.Pd.I NIP. 196311141986031006

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala anugerahNya sehingga Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS Madrasah Tsanawiyah bisa tersusun untuk menjadi pedoman bagi penyelenggaraan SKS di Madrasah Tsanawiyah.

Madrasah Tsanawiyah sedang berusaha meningkatkan mutu pendidikan, salah satu upaya yang dilakukan adalah meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan dengan Sistem Kredit Semester (SKS) yang memberi layanan variatif sesuai dengan peserta didik yang majemuk dari segi bakat, minat dan kemampuan/kecepatan belajarnya serta potensi kecerdasannya.

Keberhasilan penyusunan petunjuk teknis penyelenggaraan sistem kredit semester ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu tim penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada yang terhormat:

1. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Jawa Timur yang telah mendukung penyelenggaran SKS Jawa Timur khususnya Kepala Bidang Pendidikan Madrasah .

2. Dr. H. Suwardi, M.Pd., Drs. H.M. Syamsuri, M.Pd dan Prof. Dr. H. Eko Supriyanto, M.Pd yang telah memberikan wawasan, arahan, bimbingan dan motivasi kepada tim penyusun sehingga petunjuk teknis penyelenggaraan sistem kredit semester ini dapat terselesaikan.

3. Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur, yang telah melakukan koordinasi, dan evaluasi terhadap seluruh penyelenggaran SKS di MTs di Jawa Timur.

4. Semua pihak yang telah mendukung dan mendo’akan dalam penyelesaian petunjuk teknis penyelenggaraan sistem kredit semester ini.

Petunjuk teknis penyelenggaraan sistem kredit semester ini belum sempurna, karenanya kami mengharapkan kritik dan saran membangun demi proses penyempurnaan. Akhirnya semoga petunjuk teknis penyelenggaraan sistem kredit semester ini bermanfaat bagi semua warga madrasah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Sarangan, 29 Juli 2017 Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia di semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, pada umumnya menggunakan sistem paket. Sistem ini mengharuskan semua peserta didik menempuh sistem pembelajaran yang sama dalam menyelesaikan program belajarnya. Sistem ini dinilai kurang aspiratif ketika menghadapi kenyataan bahwa peserta didik pada dasarnya majemuk dari segi bakat, minat dan kemampuan/kecepatan belajarnya. Peserta didik yang memiliki kemampuan/kecepatan belajar dan/atau potensi kecerdasan istimewa akan terhambat untuk menyelesaikan program studinya karena harus menunggu temannya yang lain, pun sebaliknya peserta didik yang lemah akan terpaksa untuk mengikuti pola belajar peserta didik yang memiliki kemampuan/kecepatan belajar dan/atau potensi kecerdasan istimewa.

Fenomena kemajemukan peserta didik ini seharusnya terlayani dengan baik, Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal

12 ayat 1 poin (b) menyatakan “Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya”. Selanjutnya pada poin (f) menyatakan bahwa “Peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak menyelesaikan pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan”.

Maka dari itu, sesuai dengan Undang-undang tersebut dan untuk memenuhi pelayanan pendidikan yang efektif dan adil kepada peserta didik sesuai dengan ketentuan di atas, dapat ditempuh dengan menyelenggarakan Sistem Kredit Semester sebagaimana yang diatur lebih lanjut pada Permendikbud Nomor 158 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Sistem Kredit Semester –selanjutnya disingkat SKS— ini diselenggarakan Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur Sistem Kredit Semester –selanjutnya disingkat SKS— ini diselenggarakan Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Akhirnya diharapkan sistem ini dapat memberi layanan yang efektif, efisien dan maksimal terhadap kemajemukan peserta didik agar potensinya bisa terekplorasi dengan baik dan maksimal.

B. LANDASAN

Sistem kredit semester pada pendidikan Madrasah Tsanawiyah ini berlandaskan pada kebijakan-kebijakan sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4769);

5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

2 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

6. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama Republik Indonesia.

7. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 851);

8. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1382); sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Agama No. 60 th.2015 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah.

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013;

10. Keputusan Menteri Agama Nomor 117 Tahun 2014 Tentang Implementasi Kurikulum 2013 di Madrasah;

11. Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab;

12. Keputusan Menteri Agama Nomor 207 Tahun 2014 tentang Kurikulum Madrasah;

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 157 tahun 2014 tentang Kurikulum Pendidikan Khusus;

14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 158 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah;

15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2015 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Dan Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah;

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Menengah;

17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;

18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;

19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan;

20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013;

21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 03 tahun 2017 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan.

C. TUJUAN

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS pada Madrasah Tsanawiyah ini bertujuan untuk menjelaskan hal-hal yang bersifat umum mengenai SKS sebagai berikut:

1. Menjelaskan konsep, prinsip dan tujuan Sistem Kredit Semester (SKS) yang berlaku bagi di satuan pendidikan Madrasah Tsanawiyah.

2. Menjelaskan penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) di Madrasah Tsanawiyah.

3. Menjelaskan strategi implementasi Sistem Kredit Semester (SKS) di Madrasah Tsanawiyah.

4 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

BAB II KONSEP, PRINSIP DAN TUJUAN

A. KONSEP

Konsep merupakan abstraksi suatu ide atau gambaran yang dinyatakan dalam suatu kata atau simbol. Dalam merumuskan konsep Sistem Kredit Semester ini, mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 158 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah. Di dalamnya mengandung pengertian-pengertian sebagai berikut:

1. Sistem Kredit Semester selanjutnya disebut SKS adalah: bentuk penyelenggaraan pendidikan yang peserta didiknya menentukan jumlah beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan/kecepatan belajar.

2. Indeks Prestasi selanjutnya disebut IP adalah nilai akhir capaian pembelajaran peserta didik pada akhir semester yang mencakup nilai kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan

B. PRINSIP

Dalam melaksanakan SKS berprinsip kepada:

1. F leksibilitas; penyelenggaraan SKS harus fleksibel dalam pilihan mata pelajaran dan waktu penyelesaian masa belajar yang memungkinkan peserta didik menentukan dan mengatur strategi belajar secara mandiri.

2. Keunggulan; penyelenggaraan SKS memungkinkan peserta didik memperoleh

kesempatan belajar dan mencapai tingkat kemampuan optimal sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan/kecepatan belajar.

3. Maju Berkelanjutan; penyelenggaraan SKS yang memungkinkan peserta didik dapat langsung mengikuti muatan, mata pelajaran atau program lebih lanjut tanpa terkendala oleh peserta didik lain.

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

4. Keadilan; penyelenggaraan SKS memungkinkan peserta didik mendapatkan

kesempatan untuk memperoleh perlakuan sesuai dengan kapasitas belajar yang dimiliki dan prestasi belajar yang dicapainya secara perseorangan .

C. TUJUAN

1. Mengelola bentuk pembelajaran yang berdiferensiasi bagi masing-masing kelompok peserta didik yang berbeda kecepatan belajarnya;

2. Memberikan layanan kepada peserta didik untuk menyelesaikan dan menjalani proses pendidikannya sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya, juga bagi

peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no.157 tahun 2014.

3. Sebagai bentuk pembelajaran yang berdiferensiasi bagi peserta didik secara individu maupun kelompok yang berbeda kecepatan belajarnya untuk memaksimalkan potensinya agar terlayani dengan baik dan tidak mengalami underachievement .

6 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

BAB III PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER

A. PERSYARATAN PENYELENGGARA SKS

Satuan pendidikan yang dapat menyelenggarakan SKS berpedoman pada ketentuan sebagai berikut:

1. Satuan pendidikan Madrasah Tsanawiyah yang terakreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/ Madrasah (BAN-S/M).

2. Penerapan SKS oleh satuan pendidikan tersebut dilakukan secara bertahap mulai kelas VII pada satuan pendidikan Madrasah Tsanawiyah.

B. BEBAN BELAJAR

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran. Adapun ketentuan pengaturan beban belajar dalam SKS adalah sebagai berikut:

1. Komponen Beban Belajar Beban belajar SKS terdiri dari beberapa komponen, yaitu:

a) Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan guru. b) Kegiatan/penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh guru untuk mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh guru.

c) Kegiatan mandiri adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaiannya diatur oleh peserta didik atas dasar kesepakatan dengan guru.

Adapun beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 50% untuk SMP/MTs, dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

2. Jumlah Beban Belajar Penyelenggaraan SKS agar berjalan efektif dan efisien maka harus ditentukan suatu batas minimal dan maksimal beban belajar yaitu sebagai berikut:

a) Peserta didik MTs yang menerapkan Kurikulum 2013 menempuh minimal 276 JP.

b) Setiap peserta didik sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan/kecepatan belajar dapat menyelesaikan program belajar paling cepat 4 (empat) semester dan paling lambat 8 (delapan) semester.

3. Kriteria Pengambilan Beban Belajar Pengambilan beban belajar menggunakan kriteria:

a) Prestasi yang dicapai pada satuan pendidikan sebelumnya untuk pengambilan beban belajar pada semester 1;

b) IP yang diperoleh pada semester sebelumnya sebagai dasar pengambilan beban belajar pada semester berikutnya;

c) Pengambilan beban belajar oleh peserta didik didampingi oleh Pembimbing Akademik;

d) Satuan pendidikan dapat mengatur sebaran mata pelajaran secara tuntas dengan pola kontinu/homogen dan diskontinu/on and off. Pola kontinu/homogen yaitu setiap mata pelajaran selalu muncul tiap semester, sedangkan pola diskontinu/on and off yaitu setiap mata pelajaran tidak harus muncul tiap semester;

e) Peserta didik dengan kecepatan belajar dan prestasi tinggi dapat mengambil

8 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 8 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Layanan individu diberikan kepada peserta individu yang meminta tambahan beban belajar dan mata pelajaran di luar jam pelajaran kelas atau rombongan belajar (rombel) sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik;

Layanan kelompok dapat dilakukan dengan membuat kelompok/kelas/ rombongan belajar tertentu dengan kecepatan dan prestasi/kemampuan yang

hampir sama. Pengelompokan dalam kelas/rombel khusus secara bervariasi dapat dilakukan sejak awal masuk madrasah berdasarkan data yang diperoleh pada saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan mempertimbangkan nilai rapor, nilai tes masuk, dan dapat diperkuat dengan memperhatikan hasil psikotes.

C. INDEKS PRESTASI (IP)

Indeks Prestasi merupakan suatu alat ukur prestasi di bidang akademik/pendidikan semacam rerata terboboti. Pengambilan beban belajar dalam SKS memperhatikan Indeks Prestasi yang dicapai oleh peserta didik setiap semesternya dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Pengambilan beban belajar untuk semester 1 (satu) berdasarkan prestasi yang dicapai pada satuan pendidikan sebelumnya (sebagaimana termaktub di dalam

Kriteria Pengambilan Beban Belajar) dengan memperhatikan salah satu atau beberapa aspek dokumen berikut ini: a) nilai rapor, b) nilai Ujian Sekolah/Madrasah, c) nilai USBN, d) prestasi akademik, dan d) nilai tes masuk. Aspek tersebut dapat diperkuat dengan memperhatikan hasil psikotes;

2. Pada semester berikutnya besaran beban belajar peserta didik berdasarkan IP pada semester sebelumnya, dengan memperhatikan ketentuan dalam Permendikbud

no.158 tahun 2014, Permendikbud no.53 tahun 2015, Permendikbud no.23 tahun 2016 dan struktur kurikulum serta karakteristik mata pelajaran di madrasah, menggunakan alternatif sebagai berikut :

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

2.1. Menggunakan IP Statis (Dasar Permendikbud 158 tahun 2014)

a. IP < 67 dapat mengambil beban belajar paling banyak 50 jam pelajaran;

b. IP 67 – 83 dapat mengambil beban belajar paling banyak 58 jam pelajaran;

c. IP 84 – 91 dapat mengambil beban belajar paling banyak 66 jam pelajaran; dan

d. IP > 91 dapat mengambil beban belajar paling banyak 74 jam pelajaran.

2.2. Menggunakan IP Dinamis berdasar KKM satuan pendidikan (Dasar Permendikbud no.23 tahun 2016), Contoh:

KKM : 70

Rentang IP

Beban Belajar Semester Berikutnya

Rentang IP

Beban Belajar Semester Berikutnya

Rentang IP

Beban Belajar Semester Berikutnya

3. Penentuan Indeks Prestasi (IP) di MTs adalah rata-rata dari gabungan hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan yang masing- masing dihitung dengan rumus sebagai berikut:

∑Ni x Bi

IP = ∑Bi

10 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Keterangan: IP : Indeks Prestasi Ni : Rata-rata nilai pengetahuan dan keterampilan tiap mata pelajaran Bi : Beban belajar tiap mata pelajaran (JP)

D. PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU

Calon peserta didik baru Madrasah Tsanawiyah yang menyelenggarakan SKS dapat diterima dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Surat Keterangan dari SD/SDLB/MI/MILB/Program Paket A/Pendidikan Pesantren Salafiyah Ula/sederajat;

2. Laporan Hasil Belajar/Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik;

3. Usia calon peserta didik baru maksimal 18;

4. Prestasi di bidang akademik, bakat olah raga atau bakat seni; dan prestasi lain yang diakui madrasah/sekolah jika ada.

Madrasah dapat melakukan tes bakat skolastik atau tes potensi akademik dan atau non akademik. Tes potensi akademik dan atau non akademik meliputi:

1. Tes Potensi Akademik (Tes tertulis antara lain mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia,IPA, IPS dan Agama atau sesuai dengan kebutuhan madrasah)

2. Tes Non Akademik meliputi :

a. Wawancara dengan calon peserta didik dan orang tua/wali peserta didik

b. Tes Bakat dan Kemampuan (jika diperlukan)

c. Praktek Ibadah

d. Tes Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) Seleksi calon peserta didik baru kelas 7 (tujuh) MTs yang berasal dari satuan pendidikan asing dilakukan berdasarkan:

1. Surat rekomendasi Direktur Jenderal Pendidikan Islam, sesuai dengan kewenangannya;

2. Usia calon peserta didik baru;

3. Prestasi di bidang akademik;

4. Bakat olah raga atau bakat seni; dan Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

5. Prestasi lain yang diakui madrasah. Adapun layanan kelompok pada SKS bagi peserta didik yang memiliki potensi kemampuan/kecepatan belajar lebih atau memiliki potensi kecerdasan istimewa, dapat melakukan program percepatan, dibentuk sejak awal masuk madrasah, dengan ketentuan sebagaimana tersebut di atas ditambah Permendikbud nomor 157 tahun 2014 tentang Kurikulum Pendidikan Khusus pasal 15 poin 4 yaitu:

1. Peserta didik memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa diukur dengan tes psikologi; dan/atau

2. Peserta didik memiliki prestasi akademik tinggi dan/atau bakat istimewa di bidang seni dan/atau olahraga.

Sesuai ketentuan di atas, Peserta didik yang memiliki potensi kemampuan / kecepatan belajar lebih atau memiliki potensi kecerdasan istimewa disarankan memiliki rekomendasi dari lembaga psikologi dan/atau memiliki hasil tes kemampuan intelektual umum dengan kategori superior.

E. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN SKS DI MADRASAH

Madrasah merupakan entitas sekolah yang bercirikan Agama Islam, maka dalam proses dan materi pembelajarannya harus melakukan diferensiasi demi menciptakan kekhasan madrasah yang berkarakter unggul dibandingkan dengan lembaga pendidikan lainnya. Pembelajaran di madrasah disarankan melakukan diferensiasi baik dari segi materi ajar maupun proses pembelajaran, apalagi pada layanan kelompok/kelas-kelas yang peserta didiknya mempunyai potensi kemampuan/kecepatan belajar. Adapun diferensiasi dapat dilakukan dengan salah satu atau berbagai cara berikut:

1. Diferensiasi Materi Ajar Materi ajar dapat dideferensiasi melalui salah satu dari beberapa cara berikut:

a) Integration (perpaduan): Mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan afeksi peserta didik, melalui:  Integrasi agama dalam konten materi pembelajaran

12 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

 Integrasi agama dalam soal evaluasi pembelajaran dengan memasukkan soal-soal berbasis afeksi dalam evaluasi pembelajaran.

 Integrasi agama dalam perilaku dalam hubungan antar peserta didik

maupun guru.

b) Enrichment (pengayaan): independent study, guest speaker, mentors, exchange program ,dll.

c) Acceleration ( percepatan): multilevel enrollment, compaction (pemadatan), dll.

d) Escalation (penanjakan): Menemukan materi esensial dan menambah level materi sesuai dengan karakter keunggulan.

e) Deepening (Pendalaman): Pendalaman materi untuk mempertajam kemampuan penguasaan setiap materi yang ada dalam rangka menghadapi Ujian Tengah Semester maupun Ujian Akhir Semester hingga Ujian Nasional.

2. Diferensiasi Proses Belajar Mengajar Proses belajar mengajar dapat dideferensiasi dengan model dan metode:

a) Grouping (pengelompokan): cluster grouping, special school, seminars, dll.

b) Menggunakan pendekatan saintifik dengan karakteristik sebagai berikut:

 berpusat pada peserta didik.  melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep,

hukum atau prinsip.  melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelektual, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik.

 mengembangkan karakter peserta didik.

a) Menggunakan model-model pembelajaran yang beriontasi pada peserta didik (student Centered) Misalnya : discovery learning, problem solving, dll.

b) Menggunakan metode presentasi dalam pembelajaran sebagai hasil kerja individu maupun kelompok pada materi tertentu yang memungkinkan, agar peserta didik sebagai subjek belajar bagi teman sebayanya.

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

F. PENILAIAN DAN REMEDIAL

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Ketentuan mengenai penilaian hasil belajar peserta didik program SKS dan program remedial mengikuti peraturan perundangan yang berlaku.

G. SEMESTER PENDEK (SP)

Semester pendek adalah kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan guna memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperbaiki nilai mata pelajaran yang sudah pernah ditempuh dalam rangka meningkatkan Indeks Prestasi dan memperpendek masa studi. Mekanisme semester pendek:

a. Peserta semester pendek mendaftarkan diri pada Penyelenggara Program SKS atau Bagian Administrasi Akademik dan Kesiswaaan melalui guru pendamping akademik;

b. Guru mata pelajaran wajib memberikan layanan semester pendek jika terdapat peserta didik yang mendaftar peserta semester pendek;

c. Jumlah pertemuan adalah 6 jam tatap muka tiap 2 JP mata pelajaran dan dapat ditambah sesuai kebutuhan.

H. MASA TRANSISI KE JENJANG PENDIDIKAN SELANJUTNYA

Apabila peserta didik menyelesaikan waktu studi lebih cepat dari seharusnya dan terdapat masa kosong atau transisi ke jenjang selanjutnya, maka masa transisi tersebut terdapat beberapa pilihan yang bisa dilakukan penyelenggara SKS untuk mengisinya dengan antara lain:

1. Pengayaan materi, sebagai upaya meningkatkan pengetahuan peserta didik sebagai bentuk jaminan mutu program layanan, dengan ketentuan:

a. Program pengayaan hanya diberikan kepada peserta didik yang sudah lulus pada setiap mata pelajaran semester sebelumnya;

b. Peserta Pengayaan materi mendaftarkan diri kepada Penyelenggara Program SKS atau Bagian Administrasi Akademik dan Kesiswaan melalui guru pendamping akademik;

14 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 14 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

d. Jumlah pertemuan diatur sesuai kebutuhan.

2. Pengembangan keahlian Pengembangan Keahlian ditujukan untuk menyiapkan peserta didik untuk bermasyarakat dan mandiri, dengan ketentuan:

a. Program Pengembangan keahlian hanya diberikan kepada peserta didik yang sudah lulus pada setiap mata pelajaran semester sebelumnya;

b. Peserta pengembangan keahlian mendaftarkan diri Penyelenggara Program SKS atau Bagian Administrasi Akademik dan Kesiswaan melalui guru pendamping akademik;

c. Pembina pengembangan keahlian wajib memberikan layanan jika terdapat peserta didik yang mendaftar peserta pengembangan keahlian;

d. Jumlah pertemuan diatur sesuai kebutuhan.

3. Dril soal Ujian Akhir Madrasah dan Ujian Nasional. Dril soal ini ditujukan untuk menyiapkan peserta didik menghadapi Ujian Akhir Madrasah dan Ujian Nasional , dengan ketentuan:

a. Program dril hanya diberikan kepada peserta didik yang telah menuntaskan seluruh beban belajar;

b. Guru mata pelajaran wajib wajib memberikan layanan kepada seluruh peserta didik yang memenuhi kriteria;

c. Guru mata pelajaran melalui penyelenggara program SKS atau madrasah bisa bekerjasama dengan pihak luar dalam melaksanakan dril soal tersebut.

d. Jumlah pertemuan diatur sesuai kebutuhan;

4. Pengembangan prestasi (pembinaan olimpiade)

a. Program pengembangan prestasi (pembinaan olimpiade) diberikan kepada

peserta didik yang memiliki kemampuan khusus untuk berprestasi;

b. Peserta pengembangan prestasi atau olimpiade dapat mendaftarkan diri kepada Penyelenggara Program SKS atau BAAS melalui guru pendamping akademik;

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

J. MUTASI PESERTA DIDIK

Madrasah memfasilitasi mutasi peserta didik antar madrasah/sekolah penyelenggara SKS dengan madrasah/sekolah lain yang masih menggunakan sistem paket. Mutasi dilaksanakan melalui mekanisme dan prosedur:

1. Madrasah memfasilitasi penyetaraan langsung terhadap beban belajar yang telah ditempuh pada sekolah asal;

2. Penyetaraan dari madrasah/sekolah sistem paket dapat dilakukan melalui matrikulasi dan mempertimbangkan KI-KD mata pelajaran yang sudah ditempuh;

3. Madrasah juga memfasiltasi mutasi ke madrasah/sekolah sistem paket sesuai dengan bentuk Laporan Hasil Belajar/Laporan Capaian Kompetensi sekolah/madrasah tujuan;

K. KELULUSAN

Kelulusan Peserta Didik dari satuan pendidikan yang menyelenggarakan SKS pada dasarnya dapat dilakukan pada setiap akhir semester dan/atau disesuaikan dengan ketentuan pemerintah.

Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan di MTs setelah:

a. Menyelesaikan seluruh beban belajar yang dipersyaratkan bagi peserta didik pada satuan pendidikan berdasarkan Sistem Kredit Semester (SKS);

b. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan

c. Lulus Ujian Satuan Pendidikan / Program Pendidikan.

16 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

BAB IV STRATEGI IMPLEMENTASI SKS

A. MEKANISME PERSIAPAN

Penyelenggaraan SKS dilakukan secara bertahap dengan strategi phasing in/out dimulai tahun pertama, dimana penerapan SKS dimulai kelas VII, sedangkan kelas VIII dan IX masih menggunakan Sistem Paket. Pada tahun kedua, terdapat dua angkatan yang menerapkan SKS, dan pada tahun ketiga seluruh angkatan menerapkan SKS.

Tabel 1: Tahapan Penyelenggaraan SKS

TAHAPAN PENERAPAN SKS PERIODE

KELAS VII KELAS VIII KELAS IX

Tahun Pertama Sistem Kredit Semester Sistem Paket Sistem Paket Tahun Kedua Sistem Kredit Semester Sistem Kredit Semester Sistem Paket

Tahun Ketiga dst Sistem Kredit Semester Sistem Kredit Semester Sistem Kredit Semester

Pada tahap awal penyelenggaraan SKS, satuan pendidikan:

1. Melakukan sosialisasi, koordinasi, dan konsolidasi kepada guru, staf TU, dan komite;

2. Menyusun KTSP yang memuat struktur kurikulum dengan Sistem Paket dan SKS yang disahkan oleh Kementerian Agama;

3. Menyusun perangkat pembelajaran (Silabus dan RPP) dengan menyesuaikan SKS dengan unit-unit pembelajaran tiap mata pelajaran;

4. Merancang jadwal mata pelajaran dan jadwal konsultasi Pembimbing Akademik (PA) dan Konselor/BK.

5. Madrasah yang menerapkan sistem SKS harus memiliki izin dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi/Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangan masing-masing (Permendikbud Nomor 5 Tahun 2015 pasal 3 poin 2).

6 . Melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan orang tua. Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

B. STRUKTUR KURIKULUM DAN ROADMAP/SEBARAN MATA PELAJARAN

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Struktur kurikulum memuat beban belajar dan sebaran mata pelajaran, peserta didik wajib menyelesaikan mata pelajaran yang tertuang dalam struktur kurikulum.

Mata pelajaran dalam kurikulum 2013 dikelompokkan menjadi dua kelompok; Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat sedangkan mata pelajaran Kelompok B adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.

Beban belajar dalam struktur kurikulum dapat ditempuh secara bervariasi dengan mengikuti dua pola, yaitu: kontinu/homogen dan diskontinu/on and off.

1. Pola Kontinu/Homogen

Pada pola pembelajaran kontinu setiap mata pelajaran selalu muncul di tiap semester. Dalam hal ini pemilihan beban belajar berlaku ketika peserta didik memilih tambahan jam pelajaran (beban belajar) pada beberapa atau semua mata pelajaran sesuai dengan kemampuan dan pilihannya. Penambahan jam pelajaran berimplikasi pada tambahan unit pembelajaran (konten) dan kegiatan yang diperlukan di luar jam pelajaran yang telah ada.

Pada layanan kelompok pola kontinu, satuan pendidikan dapat menyusun variasi pembelajaran sesuai dengan kecepatan belajarnya. Struktur kurikulum disusun bervariasi, terdiri atas: 6 semester, 5 semester, dan 4 semester.

Tabel 2: Struktur Kurikulum dan Beban Belajar Pola Kontinu

MATA

4 semester PELAJARAN JP

6 semester

5 semester

Kelompok A 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4

1 PAI a. AlQur'an Hadis

12 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 b. Akidah Akhlak

18 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

MATA

4 semester PELAJARAN JP

6 semester

5 semester

Kelompok A 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4

c. Fiqih 12 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 d. SKI

12 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 PPKn

18 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 5 5 4 4 B. 3 Indonesia

36 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 8 9 9 9 9 4 B. Arab

18 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 5 5 5 Matematika 30 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 8 8 7 7

6 IPA 30 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 7 7 8 8 7 IPS

24 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 6 6 6 6 8 B. Inggris

Kelompok B

Seni 1 Budaya

Alokasi 288 48 48 48 48 48 48 57 57 57 57 58 71 71 71 71 Perpekan

2. Pola Diskontinu/On-Off

Pada pola pembelajaran diskontinu, setiap mata pelajaran tidak harus muncul di tiap semester. Untuk mengakomodasi peserta didik yang cepat, maka jumlah serial mata pelajaran dianjurkan maksimum adalah 4 (empat) seri. Dengan serial mata pelajaran ini, satuan pendidikan menyusun peta jalan (road map) pembelajaran secara bervariasi.

Penyusunan roadmap /sebaran mata pelajaran bertujuan untuk menyajikan pilihan on/off bagi peserta didik dan mengakomodasi beban mengajar 24 jam bagi guru. Penyusunan roadmap pembelajaran dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut;

a. Lakukan inventarisasi jumlah seluruh rombongan belajar kelas VII yang diterima melalui PPDB.

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

semester tertentu pada pilihan/kelas A dan B maka pada pilihan/kelas C dan

D dirancang menjadi off dan sebaliknya. (3) Dalam praktiknya jumlah jam pelajaran semester ganjil dan genap tidak selalu sama, oleh karena itu peta jalan akan bersifat fleksibel penggunaannya.

Tabel 3: Contoh Struktur Kurikulum dan Beban Belajar Pola Diskontinu 6 Semester

MATA BEBAN JP /

KELAS C,D (6 smt) PELAJARAN

KELAS A,B (6 smt)

SERI

JML

Kelompok A 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

1 PAI

a. AlQur'an Hadis

4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 b. Akidah

Akhlak 4 4 4 4 4 4 4 4 4 c. Fiqih

10 8 8 4 Bahasa Arab

3 B. Indonesia

6 6 6 6 24 6 6 6 6 6 6 6 6 8 B. Inggris

Kelompok B

1 Seni Budaya 6 4 4 4 18 6 4 4 4 6 4 4 4 2 PJOK

6 4 4 4 18 6 4 4 4 6 4 4 4 3 Prakarya

2 2 4 4 12 4 4 4 2 2 4 4 4 Mulok........

Alokasi Per Pekan

20 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Tabel 4: Contoh Struktur Kurikulum dan Beban Belajar Pola Diskontinu 5 Semester dan 4 Semester

MATA

BEBAN JP /

KELAS F

KELAS E (5 smt)

(4smt) Kelompok A

1 PAI a. AlQur'an

Hadis 4 4 4 4 4 4 4 4 4 b. Akidah

Akhlak 4 4 4 4 4 4 4 4 4 c. Fiqih

4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 d. SKI

4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 2 PPKn

6 6 6 18 6 6 6 6 6 6 3 B. Indonesia

10 10 8 8 36 10 10 8 8 10 10 8 8 4 Bahasa Arab

6 6 6 6 24 6 6 6 6 6 6 6 6 8 Bahasa Inggris

Kelompok B

1 Seni Budaya 6 4 4 4 18 6 4 4 4 6 4 4 4 2 PJOK

6 4 4 4 18 6 4 4 4 6 4 4 4 3 Prakarya

2 2 4 4 12 2 2 4 4 2 2 4 4 4 Mulok...........

Jumlah Alokasi Waktu Per

56 56 57 53 54 68 70 68 70 Minggu

C. PENYUSUNAN SERIAL MATA PELAJARAN DAN PEMETAAN KI -KD

1. Penyusunan Serial Mata Pelajaran

Penyusunan serial mata pelajaran merupakan bagian penting dalam SKS dengan member nomor seri pada mata pelajaran yang tertuang pada struktur kurikulum dan beban belajar. Dengan penyusunan serial, maka nomenklatur mata pelajaran dilengkapi dengan nomor seri, seperti Matematika 1, Matematika 2, dan seterusnya.

Pada kurikulum 2013, Penyusunan serial mengacu pada kompetensi dasar dari KI-3 (pengetahuan) dan KI-4 (keterampilan). Pada dua aspek ini (pengetahuan dan keterampilan) memiliki gradasi bertahap sesuai dengan tingkat perkembangan fisik

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

a. Jumlah seri minimal 4 (empat) dan maksimal 6 (enam) untuk mengakomodasi kemungkinan peserta didik menyelesaikan pembelajaran lebih cepat;

b. Susunan Kompetensi inti dan Pengurutan KD dari KI-3 dan KI-4 mengacu pada urutan KD sesuai Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah dan Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab atau peraturan perundangan lain yang berlaku.

c. Beban belajar dinyatakan dalam setiap seri mata pelajaran, pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai urutan serial, artinya dimulai dari seri 1, seri 2, dst. Peserta didik yang mengambil mata pelajaran Bahasa Inggris 2 disyaratkan telah mengikuti mata pelajaran bahasa Inggris 1 sebagai mata pelajaran prasyarat.

2. Pemetaan KI-KD

Setelah melakukan penyusunan serial mata pelajaran, maka konsekuensinya adalah memetakan KI-KD yang semula tersusun atas tingkatan kelas VII, VIII, dan IX menjadi KI-KD yang tersusun berdasar serial mata pelajaran. Penyusunannya mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: tingkat perkembangan fisik dan mental peserta didik; hierarki kompetensi inti dan kompetensi dasar; relevansi dan kontinuitas materi pelajaran dan antar mata pelajaran dan kemudahan dalam keterpakaian.

Berikut ini contoh ilustrasi pemetaan serial mata pelajaran berdasarkan hierarki kompetensi inti dan kompetensi dasar.

Tabel 5: Pemetaan Serial Mata Pelajaran Berdasarkan Hierarki KI-KD dalam 6 semester

Pemetaan KI-KD Mata MATA PELAJARAN

Semester

1 2 3 4 5 6 Pelajaran Kelompok A

Kode

Pendidikan Agama 1 Islam AlQur'an Hadis 1

QH 6.1

2 QH kelas 7 smt 1

AlQur'an Hadis 2

QH 6.2

2 QH kelas 7 smt 2 AlQur'an Hadis 3 QH 6.3 2 QH kelas 8 smt 1

22 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Pemetaan KI-KD Mata MATA PELAJARAN

AlQur'an Hadis 4 QH 6.4 2 QH kelas 8 smt 2

AlQur'an Hadis 5 QH 6.5 2 QH kelas 9 smt 1

AlQur'an Hadis 6 QH 6.6 2 QH kelas 9 smt 2

Akidah Akhlak 1

AA 6.1

2 AA kelas 7 smt 1

2 AA kelas 7 smt 2 Akidah Akhlak 3

Akidah Akhlak 2

AA 6.2

AA 6.3

2 AA kelas 8 smt 1

Akidah Akhlak 4

AA 6.4

2 AA kelas 8 smt 2

Akidah Akhlak 5

AA 6.5

2 AA kelas 9 smt 1

Akidah Akhlak 6

AA 6.6

2 AA kelas 9 smt 2

Fiqih 1 FQ 6.1 2 F kelas 7 smt 1 Fiqih 2

2 F kelas 7 smt 2 Fiqih 3

FQ 6.2

2 F kelas 8 smt 1 Fiqih 4

FQ 6.3

2 F kelas 8 smt 2 Fiqih 5

FQ 6.4

2 F kelas 9 smt 1 Fiqih 6

FQ 6.5

FQ 6.6

2 F kelas 9 smt 2

SKI 1

2 SKI kelas 7 smt 1 SKI 2

SKI 6.1

SKI 6.2 2 SKI kelas 7 smt 2

SKI 3

SKI 6.3 2 SKI kelas 8 smt 1

SKI 4

SKI 6.4 2 SKI kelas 8 smt 2

SKI 5

SKI 6.5 2 SKI kelas 9 smt 1

SKI 6

SKI 6.6 2 SKI kelas 9 smt 2

3 PKn kelas 7 smt 1 PPKn 2

2 PPKn 1

PKn 6.1

3 PKn kelas 7 smt 2 PPKn 3

PKn 6.2

3 PKn kelas 8 smt 1 PPKn 4

PKn 6.3

3 PKn kelas 8 smt 2 PPKn 5

PKn 6.4

3 PKn kelas 9 smt 1 PPKn 6

PKn 6.5

PKn 6.6

3 PKn kelas 9 smt 2

3 Bhs Indonesia 1

6 BI kelas 7 smt 1 Bhs Indonesia 2

BI 6.1

6 BI kelas 7 smt 2 Bhs Indonesia 3

BI 6.2

6 BI kelas 8 smt 1 Bhs Indonesia 4

BI 6.3

6 BI kelas 8 smt 2 Bhs Indonesia 5

BI 6.4

6 BI kelas 9 smt 1 Bhs Indonesia 6

BI 6.5

BI 6.6

6 BI kelas 9 smt 2

4 Bahasa Arab 1

3 BA kelas 7 smt 1 Bahasa Arab 2

BA 6.1

3 BA kelas 7 smt 2 Bahasa Arab 3

BA 6.2

3 BA kelas 8 smt 1 Bahasa Arab 4

BA 6.3

3 BA kelas 8 smt 2 Bahasa Arab 5

BA 6.4

3 BA kelas 9 smt 1 Bahasa Arab 6

BA 6.5

BA 6.6

3 BA kelas 9 smt 2

5 Matematika 1

MTK 6.1

5 MTK kelas 7 smt 1

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Pemetaan KI-KD Mata MATA PELAJARAN

5 MTK kelas 7 smt 2 Matematika 3

MTK 6.2

5 MTK kelas 8 smt 1 Matematika 4

MTK 6.3

5 MTK kelas 8 smt 2 Matematika 5

MTK 6.4

5 MTK kelas 9 smt 1 Matematika 6

MTK 6.5

MTK 6.6

5 MTK kelas 9 smt 2

6 IPA 1

5 IPA kelas 7 smt 1 IPA 2

IPA 6.1

5 IPA kelas 7 smt 2 IPA 3

IPA 6.2

5 IPA kelas 8 smt 1 IPA 4

IPA 6.3

5 IPA kelas 8 smt 2 IPA 5

IPA 6.4

5 IPA kelas 9 smt 1 IPA 6

IPA 6.5

IPA 6.6

5 IPA kelas 9 smt 2

7 IPS 1

4 IPS kelas 7 smt 1 IPS 2

IPS 6.1

4 IPS kelas 7 smt 2 IPS 3

IPS 6.2

4 IPS kelas 8 smt 1 IPS 4

IPS 6.3

4 IPS kelas 8 smt 2 IPS 5

IPS 6.4

4 IPS kelas 9 smt 1 IPS 6

IPS 6.5

IPS 6.6

4 IPS kelas 9 smt 2

8 Bahasa Inggris 1

4 BIG kelas 7 smt 1 Bahasa Inggris 2

BIG 6.1

BIG 6.2 4 BIG kelas 7 smt 2

Bahasa Inggris 3

BIG 6.3 4 BIG kelas 8 smt 1

Bahasa Inggris 4

BIG 6.4 4 BIG kelas 8 smt 2

Bahasa Inggris 5

BIG 6.5 4 BIG kelas 9 smt 1

Bahasa Inggris 6

BIG 6.6 4 BIG kelas 9 smt 2

Kelompok B

1 Seni Budaya 1

3 SB kelas 7 smt 1 Seni Budaya 2

SB 6.1

3 SB kelas 7 smt 2 Seni Budaya 3

SB 6.2

3 SB kelas 8 smt 1 Seni Budaya 4

SB 6.3

3 SB kelas 8 smt 2 Seni Budaya 5

SB 6.4

3 SB kelas 9 smt 1 Seni Budaya 6

SB 6.5

SB 6.6

3 SB kelas 9 smt 2

2 Penjas Orkes 1

3 PJOK kelas 7 smt 1 Penjas Orkes 2

PJOK 6.1

3 PJOK kelas 7 smt 2 Penjas Orkes 3

PJOK 6.2

3 PJOK kelas 8 smt 1 Penjas Orkes 4

PJOK 6.3

3 PJOK kelas 8 smt 2 Penjas Orkes 5

PJOK 6.4

3 PJOK kelas 9 smt 1 Penjas Orkes 6

PJOK 6.5

PJOK 6.6

3 PJOK kelas 9 smt 2

3 Prakarya 1

2 PR kelas 7 smt 1 Prakarya 2

PR 6.1

2 PR kelas 7 smt 2 Prakarya 3

PR 6.2

2 PR kelas 8 smt 1 Prakarya 4

PR 6.3

2 PR kelas 8 smt 2 Prakarya 5

PR 6.4

PR 6.5

2 PR kelas 9 smt 1

24 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Pemetaan KI-KD Mata MATA PELAJARAN

2 PR kelas 9 smt 2

4 Mulok 1

2 MLK kelas 7 smt 1 Mulok 2

MLK 6.1

2 MLK kelas 7 smt 2 Mulok 3

MLK 6.2

2 MLK kelas 8 smt 1 Mulok 4

MLK 6.3

2 MLK kelas 8 smt 2 Mulok 5

MLK 6.4

2 MLK kelas 9 smt 1 Mulok 6

MLK 6.5

MLK 6.6

2 MLK kelas 9 smt 2

Tabel 6: Pemetaan Serial Mata Pelajaran Berdasarkan Hierarki KI-KD dalam 5 semester

Pemetaan KI-KD Mata Pelajaran

Kelompok A

Pendidikan 1 Agama Islam AlQur'an Hadis 1

QH 5.1

3 QH kelas 7 smt 1 & sebagian smt 2

AlQur'an Hadis 2

QH 5.2

3 QH kelas 7 sebagian smt 2 & kelas 8 smt 1

AlQur'an Hadis 3 QH 5.3

2 QH kelas 8 smt 2 AlQur'an Hadis 4 QH 5.4 2 QH kelas 9 smt 1

AlQur'an Hadis 5 QH 5.5

2 QH kelas 9 smt 2

Akidah Akhlak 1

AA 5.1

3 AA kelas 7 smt 1 & sebagian smt 2 AA kelas 7 sebagian smt 2 & kelas 8

Akidah Akhlak 2

AA 5.2

smt 1

Akidah Akhlak 3

AA 5.3

2 AA kelas 8 smt 2

Akidah Akhlak 4

2 AA kelas 9 smt 1 Akidah Akhlak 5

AA 5.4

AA 5.5

2 AA kelas 9 smt 2

2 FQ kelas 7 smt 1 Fiqih 2

Fiqih 1

FQ 5.1

2 FQ kelas 7 smt 2 Fiqih 3

FQ 5.2

3 FQ kelas 8 smt 1 & sebagian smt 2 Fiqih 4

FQ 5.3

FQ 5.4

3 FQ kelas 8 sebagian smt 2 & kelas 9 smt 1

Fiqih 5

FQ 5.5

2 FQ kelas 9 smt 2

SKI 1

2 SKI kelas 7 smt 1 SKI 2

SKI 5.1

SKI 5.2 2 SKI kelas 7 smt 2

SKI 3

SKI 5.3 3 SKI kelas 8 smt 1 & sebagian smt 2 SKI 5.4 SKI kelas 8 sebagian smt 2 & kelas 9

SKI 5.5 2 SKI kelas 9 smt 1

2 PPKn 1

3 PKn kelas 7 smt 1 PPKn 2

PKn 5.1

3 PKn kelas 7 smt 2 PPKn 3

PKn 5.2

PKn 5.3

4 PKn kelas 8 smt 1 & sebagian smt 2

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Pemetaan KI-KD Mata Pelajaran

PKn kelas 8 sebagian smt 2 & PPKn 4

PKn 5.4

sebagian kls 9 smt 1 PPKn 5

PKn 5.5

4 PKn kelas 9 sebagian smt 1 & smt 2

7 Dipetakan guru berdasarkan tema Bhs Indonesia 2

3 Bhs Indonesia 1

BI 5.1

7 atau bab atau KI-KD Bhs Indonesia 3

BI 5.2

BI 5.3

Bhs Indonesia 4

BI 5.4

Bhs Indonesia 5

BI 5.5

4 Bahasa Arab 1

BA 5.1

4 BA kelas 7 smt 1 & sebagian smt 2

BA kelas 7 sebagian smt 2 & kelas 8 Bahasa Arab 2

BA 5.2

4 smt 1

Bahasa Arab 3

3 BA kelas 8 smt 2 Bahasa Arab 4

BA 5.3

3 BA kelas 9 smt 1 Bahasa Arab 5

BA 5.4

BA 5.5

4 BA kelas 9 smt 2

5 Matematika 1

6 Dipetakan guru berdasarkan tema Matematika 2

MTK 5.1

6 atau bab atau KI-KD Matematika 3

6 Dipetakan guru berdasarkan tema IPA 2

IPA 5.1

6 atau bab atau KI-KD IPA 3

5 Dipetakan guru berdasarkan tema IPS 2

IPS 5.1

5 atau bab atau KI-KD IPS 3

8 Bahasa Inggris 1

4 BIG kelas 7 smt 1 Bahasa Inggris 2

BIG 5.1

BIG 5.2 4 BIG kelas 7 smt 2

Bahasa Inggris 3

BIG 5.3 4 BIG kelas 8 smt 1

BIG kelas 8 smt 2 & sebagian kelas Bahasa Inggris 4

BIG 5.4

9 smt 1

Bahasa Inggris 5

BIG 5.5 6 BIG kelas 9 sebagian smt 1 & smt 2

Kelompok B

1 Seni Budaya 1

SB 5.1

4 SB kelas 7 smt 1 & sebagian smt 2 SB kelas 7 sebagian smt 2 & kelas 8

Seni Budaya 2

SB 5.2

smt1

Seni Budaya 3

SB 5.3

4 SB kelas 8 smt 2

26 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Pemetaan KI-KD Mata Pelajaran

Seni Budaya 4

3 SB kelas 9 smt 1 Seni Budaya 5

SB 5.4

SB 5.5

3 SB kelas 9 smt 2

2 Penjas Orkes 1

3 PJOK kelas 7 smt 1 Penjas Orkes 2

PJOK 5.1

3 PJOK kelas 7 smt 2 Penjas Orkes 3

PJOK 5.2

PJOK 5.3

4 PJOK kelas 8 smt 1 sebagian smt 2 PJOK kelas 8 sebagian smt 2 &

Penjas Orkes 4

PJOK 5.4

kelas 9 smt 1

Penjas Orkes 5

PJOK 5.5

4 PJOK kelas 9 smt 2

3 Prakarya 1

PR 5.1

3 PR kelas 7 smt 1 & sebagian smt 2 PR kelas 7 sebagian smt 2 & kelas 8

2 PR kelas 8 smt 2 Prakarya 4

Prakarya 3

PR 5.3

2 PR kelas 9 smt 1 Prakarya 5

PR 5.4

PR 5.5

2 PR kelas 9 smt 2

4 Mulok 1

2 MLK kelas 7 smt 1 Mulok 2

MLK 5.1

2 MLK kelas 7 smt 2 Mulok 3

MLK 5.2

MLK 5.3

2 MLK kelas 8 smt 1 sebagian smt 2 MLK kelas 8 sebagian smt 2 &

Mulok 4

MLK 5.4

2 sebagian kelas 9 smt 1 MLK sebagian kelas 9 smt 1 & kelas

Tabel 7: Pemetaan Serial Mata Pelajaran Berdasarkan Hierarki KI-KD dalam 4 semester

Semester

MATA PELAJARAN

Kode

Pemetaan KI-KD Mata Pelajaran

Kelompok A

Pendidikan Agama 1 Islam

AlQur'an Hadis 1

QH 4.1

3 QH kelas 7 smt 1 & sebagian smt 2

QH kelas 7 sebagian smt 2 & QH Kelas AlQur'an Hadis 2

QH 4.2

8 smt 1 AlQur'an Hadis 3 QH 4.3 QH kelas 8 smt 2 & QH kelas 9

sebagian smt 1 AlQur'an Hadis 4 QH 4.4 QH kelas 9 sebagian smt 1 & QH kelas

9 smt 2

(Atau Dipetakan guru berdasarkan tema atau bab atau KI-KD)

Akidah Akhlak 1

AA 4.1

3 Sda

Akidah Akhlak 2

AA 4.2

3 Sda Akidah Akhlak 3 AA 4.3 3 Sda

Akidah Akhlak 4

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Semester

MATA PELAJARAN

Kode

Pemetaan KI-KD Mata Pelajaran

3 Bhs Indonesia 1

BI 4.1

9 Sda

Bhs Indonesia 2

BI 4.2

9 Sda

Bhs Indonesia 3

BI 4.3

9 Sda

Bhs Indonesia 4

BI 4.4

9 Sda

4 Bahasa Arab 1

BA 4.1

4 Sda

Bahasa Arab 2

BA 4.2

4 Sda

Bahasa Arab 3

BA 4.3

5 Sda

Bahasa Arab 4

8 Bahasa Inggris 1

BIG 4.1

6 Sda

Bahasa Inggris 2

BIG 4.2 6 Sda

Bahasa Inggris 3

BIG 4.3 6 Sda

Bahasa Inggris 4

BIG 4.4 6 Sda

Kelompok B

1 Seni Budaya 1

SB 4.1

3 Sda

28 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Semester

MATA PELAJARAN

Kode

Pemetaan KI-KD Mata Pelajaran

Seni Budaya 2

SB 4.2

3 Sda

Seni Budaya 3

SB 4.3

3 Sda

Seni Budaya 4

SB 4.4

3 Sda

2 Penjas Orkes 1

PJOK 4.1

4 Sda

Penjas Orkes 2

PJOK 4.2

4 Sda

Penjas Orkes 3

PJOK 4.3

5 Sda

Penjas Orkes 4

D. PENETAPAN ROMBONGAN BELAJAR/KELAS

Langkah penetapan rombongan belajar pada tahun pertama dilakukan pada saat penerimaan peserta didik baru (PPDB). MTs penyelenggara SKS perlu memfasilitasi pengisian data yang memuat riwayat hasil belajar dari nilai rapor, data prestasi waktu di SD/MI, dan data kemampuan lain seperti data tes masuk, data psikotes, dll. yang diperlukan untuk membuat klasifikasi kecepatan belajar peserta didik. Beberapa langkah kegiatan penetapan rombongan belajar antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mengelompokan siswa dengan variasi kecepatan belajar 4 semester, 5 semester, dan 6 semester. Komposisi jumlah kelas/rombongan belajar umumnya lebih

Dokumen yang terkait

GAMBARAN FASILITAS PENUNJANG CUCI TANGAN SERTA PENGETAHUAN SISWA TENTANG METODE CUCI TANGAN 6 LANGKAH di MTs “x” Kota Malang

3 51 20

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU DENGAN ASOSIASI MEREK PADA KONSUMEN MINUMAN ISOTONIK POCARI SWEAT (STUDI PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS JEMBER)

0 32 19

Peningkatan keterampilan menulis narasi dengan media teks wacana dialog: penelitian tindakan pada siswa kelas VII MTs Negeri 38 Jkaarta tahun pelajaran 2011-2012

4 39 107

SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN DI MTs MUHAMMMDIYAH 6 AL-FURQON TASIKMALAYA

3 39 28

DAMPAK PERBEDAAN URAIAN MATERI YANG DISAMPAIKAN GURU DENGAN MATERI SOAL DALAM LKS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA KELAS VII DI MTs AL-MUHAJIRIN

2 70 88

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SAP KODE SKS PS

0 22 1

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian - Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Team Quiz Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pada Pokok Bahasan Usaha Dan Energi Di MTs Muslimat NU Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014 - Digital

0 0 20

The effect of idea listing technique toward writing ability at the eighth grades of MTs An-Nur Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 27

THE EFFECTIVENESS OF ANAGRAM ON STUDENTS’ VOCABULARY SIZE AT THE EIGHT GRADE OF MTs ISLAMIYAH PALANGKA RAYA

0 0 24

CHAPTER I INTRODUCTION - The effectiveness of anagram on students’ vocabulary size at the eight grade of MTs islamiyah Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10