Chapter II Peranan Sistem Informasi Pemasaran dalam Pengambilan Keputusan Pimpinan UD Teguh Jaya Medan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoretis
2.1.1. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi
operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu
oganisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporanlaporan yang diperlukan (Sutabri, 2005: 42).
Sistem informasi umumnya menyediakan tiga jenis informasi, yaitu:
1. Informasi pengumpulan data (Score-keeping information) adalah informasi
berupa akumulasi atau pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan, berguna
bagi manajer tingkat bawah untuk mengevaluasi kinerja para personilnya.
2. Informasi pengarahan perhatian (Attention-directing information) adalah
informasi yang membantu manajemen memusatkan perhatian pada masalahmasalah menyimpang yang terjadi di dalam perusahaan, berguna bagi
manajemen tingkat menengah untuk melihat penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi di dalam perusahaan.
3. Informasi pemecahan masalah (Problem-solving information) adalah informasi
yang berguna bagi manajer tingkat atas untuk mengambil keputusan dalam

6

Universitas Sumatera Utara

memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. Informasi ini
biasanya dihubungkan dengan pengambilan keputusan yang tidak berulang dan
situasi yang membutuhkan analisis manajemen tingkat atas.
Untuk mendukung pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh
setiap tingkat manajemen, dibutuhkan informasi yang tepat dan sesuai. Untuk
setiap tingkat manajemen dengan kegiatan yang berbeda-beda, dibutuhkan
informasi yang berbeda-beda pula. Karakteristik informasi ini antara lain:
1. Kepadatan Informasi
Untuk manajemen tingkat bawah, kepadatan informasi yang diperlukan adalah
yang terperinci dan kurang padat karena digunakan untuk pengendalian
operasi, sedangkan untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatannya,
kepadatan informasi yang diperlukan adalah yang lebih tersaring, ringkas, dan
padat.
2. Luas Informasi
Untuk manajemen tingkat bawah, luas informasi yang diperlukan adalah yang
terfokus pada suatu masalah tertentu karena digunakan untuk tugas yang lebih
khusus, sedangkan untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatannya, luas
informasi yang diperlukan adalah yang lebih luas cakupannya karena

digunakan untuk tugas yang lebih umum.
3. Frekuensi Informasi
Untuk manajemen tingkat bawah, frekuensi informasi yang diperlukan adalah
rutin karena digunakan untuk tugas yang polanya terstruktur dan berulangulang dari waktu ke waktu, sedangkan untuk manajemen yang lebih tinggi

7
Universitas Sumatera Utara

tingkatannya, frekuensi informasi yang diperlukan adalah tidak rutin atau
mendadak (ad hoc) karena digunakan untuk tugas yang polanya lebih tidak
terstruktur dan waktunya tidak tentu.
4. Waktu Informasi
Untuk manajemen tingkat bawah, informasi yang dibutuhkan adalah yang
bersifat historis karena digunakan untuk pengendalian operasi dan pemeriksaan
tugas-tugas rutin yang sudah terjadi, sedangkan untuk manajemen tingkat
tinggi, informasi yang dibutuhkan adalah yang lebih bersifat masa depan,
seperti prediksi karena digunakan untuk pengambilan keputusan strategik yang
menyangkut nilai masa depan.
5. Akses Informasi
Untuk manajemen tingkat bawah, informasi yang dibutuhkan adalah yang

berulang setiap periode sehingga dapat disediakan oleh bagian sistem informasi
dalam bentuk laporan periodik dan dapat diakses secara offline, sedangkan
untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatannya, informasi yang dibutuhkan
tidak memiliki periode tetap sehingga diperlukan akses secara online untuk
mengambil informasi kapanpun dibutuhkan.
6. Sumber Informasi
Untuk manajemen tingkat bawah, sumber informasi yang diperlukan adalah
bagian internal perusahaan karena digunakan untuk tugas yang lebih berfokus
pada pengendalian internal perusahaan, sedangkan untuk manajemen yang
lebih tinggi tingkatannya, sumber informasi yang diperlukan adalah bagian
eksternal perusahaan karena digunakan untuk tugas yang lebih berorientasi

8
Universitas Sumatera Utara

pada perencanaan strategik yang berhubungan dengan eksternal perusahaan.
2.1.2. Sistem Informasi Pemasaran
Menurut Kotler (2009), sistem informasi pemasaran adalah suatu sistem
berbasis komputer yang bekerja sama dengan sistem informasi fungsional lain
untuk mendukung manajemen perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang

berhubungan dengan pemasaran produk.
Sistem informasi pemasaran menyediakan informasi yang berhubungan
dengan aktivitas-aktivitas pemasaran perusahaan. Dalam sistem informasi
pemasaran, terdapat input dan output. Setiap output subsistem menyediakan
informasi mengenai elemen penting atau elemen penentu (critical element) dalam
bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran terdiri dari empat bagian
utama yang harus dikelola oleh manajemen agar sesuai dengan kebutuhan dan
permintaan konsumen, serta menguntungkan bagi perusahaan.
Beberapa karakteristik sistem informasi pemasaran,yaitu:
1. Sistem informasi pemasaran meliputi detail transaksi penjualan hari demi hari,
memanajemenkan dan mengontrol operasi pemasaran, serta merencanakan
penjualan dan berbagai strategi di masa yang akan datang.
2. Sistem informasi pemasaran berhubungan dengan pasar dan produk saat ini,
serta rencana-rencana yang menyangkut pasar dan produk di masa yang akan
datang.
3. Sistem informasi pemasaran bergantung pada TPS (transaction processing
system), MIS (management information system), dan DDS (decision making
and decision support system).

9

Universitas Sumatera Utara

4. Sistem informasi pemasaran dapat dibagi menjadi dua subsistem, yaitu
subsistem penjualan dan subsistem pemasaran. Subsistem penjualan mencatat
data mengenai transaksi penjualan per hari, seperti nama pelanggan, jumlah
item, jumlah yang dipesan, jenis pembayaran, dan alamat pengepakan yang
kemudian diolah menggunakan TPS (transaction processing system).
Subsistem pemasaran memfokuskan pada perencanaan dan pengawasan, serta
bergantung pada MIS dan DDS.
5. Dengan sistem informasi pemasaran, data dihasilkan oleh sistem penjualan
yang menyediakan informasi tentang kondisi produk dan tugas dari staf
penjualan.
6. DDS membantu dalam perencanaan masa depan perusahaan dengan
membimbing dalam berbagai aspek pekerjaan, seperti meramalkan penjualan,
menentukan harga, merancang strategi promosi, dsb.
7. Sistem informasi pemasaran juga dapat disusun dalam beberapa subsistem yang
meliputi :
a. Subsistem order entry
b. Subsistem customer profile
c. Subsistem product management

d. Subsistem sales forecasting
e. Subsistem advertising
f. Subsistem market research
Sistem informasi ini memberi dukungan dalam penyediaan informasi
untuk pemasaran. Ada lima kelompok informasi penting dalam bidang pemasaran,

10
Universitas Sumatera Utara

yaitu produk, promosi, harga, tempat, dan gabungan dari keempat hal tersebut.
Informasi produk menyangkut produk yang dijual dan produk-produk kompetitor.
Informasi promosi menyangkut cara, media, dan waktu promosi yang dilakukan.
Informasi harga menyangkut harga produk, termasuk harga dari produk
kompetitor. Dan, informasi gabungan merupakan informasi tentang strategi
terintegrasi yang melibatkan keempat hal tersebut (Nugroho, 2008: 136).
Tabel 2.1
Sistem Informasi yang Diperlukan Menurut Tingkat Manajemen
Tingkat Atas
Perencanaan produk
Perencanaan promosi

Perencanaan saluran
distribusi
Penentuan harga
Perkiraan penjualan

Tingkat Menengah

Tingkat Bawah

Analisis pangsa pasar
Analisis distribusi
Analisis profitabilitas
produk
Analisis penjualan dan
tren
Analisis kinerja tenaga
pemasaran
Analisis penganggaran
dan pengeluaran


Pesanan konsumen
Penagihan
Pemenuhan back order
Penjualan menurut
produk, tempat,
salesman

Sumber : Nugroho (2008: 136)
Kotler (2009) mendefinisikan tiga jenis informasi pemasaran sebagai
berikut:
1. Inteligensi Pemasaran (Marketing Intelligence) adalah informasi yang mengalir
ke perusahaan dari lingkungan.
2. Informasi Pemasaran Internal (Internal Marketing Information) adalah
informasi yang dikumpulkan di dalam perusahaan.
3. Komunikasi Pemasaran (Marketing Communication) adalah informasi yang
mengalir keluar dari perusahaan ke lingkungan.

11
Universitas Sumatera Utara


Model sistem informasi pemasaran yang sering dikenal dengan Marketing
Information

System

(MIS)

merupakan

suatu

model

dasar

untuk

mengorganisasikan semua sistem informasi fungsional.

Data


Informasi

Sumber: McLeod (2008: 243)
Gambar 2.1
Model Sistem Informasi Pemasaran
Model sistem informasi pemasaran terdiri dari subsistem output dan
subsistem input (McLeod, 2008: 242). Setiap subsistem output menyediakan
informasi tentang subsistem sebagai bagian dari marketing mix. Ada lima bagian,
yaitu:
1. Subsistem produk (Product subsystem), yang menyediakan informasi
mengenai produk-produk perusahaan.

12
Universitas Sumatera Utara

2. Subsistem lokasi (Place subsystem), yang menyediakan informasi mengenai
jaringan distribusi perusahan.
3. Subsistem promosi (Promotion subsystem), yang menyediakan informasi
mengenai iklan dan aktivitas penjualan pribadi perusahaan.

4. Subsistem harga (Price subsystem), yang membantu manajer untuk mengambil
keputusan harga.
5. Subsistem

bauran

memungkinkan

terintegrasi

para

manajer

(Integrated-mix

subsystem),

yang

strategi

yang

mengembangkan

mempertimbangkan pengaruh gabungan dari unsur-unsur di atas.
Subsistem input terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1. Sistem

pemrosesan

transaksi

(Transaction

processing

system),

yang

mengumpulkan data dari sumber-sumber internal dan lingkungan, lalu
memasukkannya ke dalam basis data.
2. Subsistem

riset

pemasaran

(Marketing

research

subsystem),

yang

mengumpulkan data internal dan lingkungan dengan melakukan studi-studi
khusus.
3. Subsistem intelegensi pemasaran (Marketing intelligence subsystem), yang
mengumpulkan data lingkungan yang berfungsi untuk menjaga manajemen
tetap terinformasi mengenai aktivitas para pesaing dan pelanggan perusahaan
dan unsur-unsur lain yang dapat mempengaruhi operasi pemasaran.
2.1.3. Pengambilan Keputusan
Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang
dilakukan secara sadar dengan cara menganalisis kemungkinan-kemungkinan dari

13
Universitas Sumatera Utara

alternatif tersebut bersama konsekuensinya. Setiap keputusan akan menentukan
pilihan terakhir, yang dapat berupa tindakan atau opini. Semuanya bermula dari
keperluan untuk melakukan sesuatu, tetapi belum mengetahui apa yang harus
dilakukan.
Keputusan dapat dikategorikan dalam tiga jenis, yaitu:
1. Keputusan terstruktur, yang merupakan keputusan yang bersifat rutin atau
berulang sehingga lebih mudah diperhitungkan sebelumnya. Keputusan jenis
ini

terutama

berada

pada

wewenang

manajemen

tingkat

bawah.

Contoh: keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang
2. Keputusan setengah terstruktur, yang merupakan keputusan yang sebagian
bersifat rutin atau berulang dan sebagian lagi tidak. Keputusan jenis ini lebih
rumit dan membutuhkan perhitungan

dan analisis yang terperinci.

Contoh: keputusan membeli sistem komputer yang lebih canggih, keputusan
alokasi dana promosi
3. Keputusan tidak terstruktur, yang merupakan keputusan yang tidak bersifat
rutin atau berulang, dapat dikatakan tidak selalu terjadi. Keputusan jenis ini
berada pada wewenang manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan
keputusan jenis ini tidak mudah didapatkan dan tidak banyak tersedia, juga
umumnya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal
yang

sangat

penting

dalam

pengambilan

keputusan

jenis

ini.

Contoh: keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain

14
Universitas Sumatera Utara

Berikut ini adalah tipe-tipe keputusan dan teknik-teknik pembuatan
keputusan yang dapat membantu manajer dalam memecahkan masalah
permasalahan perusahaan.
Tabel 2.2
Tipe-tipe Keputusan dan Teknik-teknik Pembuatan Keputusan
Teknik-teknik Pembuatan Keputusan
Tipe-tipe Keputusan

Tradisional

Terprogram: Keputusankeputusan rutin dan berulang.
Organisasi mengembangkan
proses-proses khusus bagi
penanganannya.

1. Kebiasaan
2. Kegiatan rutin:
prosedur-prosedur
pengoperasian standar

Tidak terprogram:
Keputusan-keputusan sekali
pakai, dengan struktur yang
kurang bagus.
Kebijaksanaan ditangani
dengan proses pemecahan
masalah umum.

1. Kebijakan intuisi
dan kreativitas
2. Coba-coba (Trial
and error)
3. Seleksi dan latihan
para pelaksana

3. Struktur organisasi:
-Pengharapan umum
- Sistem tujuan
-Saluran-saluran
informasi yang disusun
dengan baik

Modern
1. Teknik-teknik riset
operasi: Analisis
matematika modelmodel simulasi
komputer
2. Pengolahan data
elektronik

Teknik pemecahan
masalah yang
diterapkan pada:
1. Latihan membuat
keputusan
2. Penyusunan
program-program
komputer heuristik

Sumber : Simon dalam Sutabri (2005: 55)
Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam rangka
pemecahan suatu masalah untuk memperoleh hasil akhir untuk dilaksanakan
(Sutabri, 2005: 129). Tujuannya adalah untuk menjelaskan paham pengambilan
keputusan yang penting dan kemudian juga mengenai hubungan antara teori
tersebut untuk merancang sistem informasi (Sutabri, 2005: 130).

15
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.3
Tahap Proses Pengambilan Keputusan dan Penjelasannya
Tahap Proses Pengambilan
Keputusan

Penjelasan

Pemahaman

Menyelidiki lingkungan kondisi yang
memerlukan keputusan. Data mentah yang
diperoleh diolah dan diperiksa untuk dijadikan
petunjuk yang dapat menentukan masalahnya.

Perancangan

Menemukan, mengembangkan, dan
menganalisis arah tindakan yang mungkin dapat
digunakan. Hal ini mengandung proses untuk
memahami masalah untuk menghasilkan cara
pemecahan dan menguji apakah cara pemecahan
tersebut dapat dilaksanakan.

Pemilihan

Memilih arah tindakan tertentu dari semua arah
tindakan yang ada. Pilihan ditentukan dan
dilaksanakan.

Sumber : Simon dalam Sutabri (2005: 55)
2.2. Penelitian Terdahulu
Idri Yanti (2006), “Peranan Sistem Informasi Manajemen dalam Proses
Pengambilan Keputusan pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan”.
Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi kinerja sistem informasi manajemen
dalam mencegah terjadinya kesalahan pengambilan keputusan dan memahami
penerapan sistem informasi manajemen dalam perusahaan. Penelitian dilakukan
dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan deduktif. Hasil penelitian
menunjukkan sistem informasi manajemen sangat berperan dalam proses
pengambilan keputusan strategis, fungsional, dan rutin. Selain itu, pimpinan dapat
mengetahui dengan lebih jelas mengenai kondisi perusahaan dan orang-orang di
dalamnya, serta lebih terbantu dalam pengawasan kegiatan perusahaan.

16
Universitas Sumatera Utara

Mukhtar (2008), “Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen dalam
Pengambilan Keputusan oleh Direktur di BLU RSD dr. Fauziah Kabupaten
Bireuen”. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penerapan sistem informasi
manajemen dalam pengambilan keputusan oleh direktur di BLU-RSD dr. Fauziah
Kabupaten Bireuen. Penelitian dilakukan dengan metode analisis deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan penerapan sistem informasi manajemen
dalam pengambilan keputusan oleh direktur masih kurang baik. Pelaksanaan
sistem informasi manajemen selama ini masih mengalami hambatan, seperti
kurangnya sumber daya manusia yang berhubungan dengan pengolahan data,
pendanaan, perangkat komputer, dan keadaan politik yang belum stabil.
2.3. Kerangka Berpikir
Permasalahan

yang

terjadi

di

UD

Teguh

Jaya

adalah

kurang

terintegrasinya sistem informasi pemasaran dari tingkat bawah ke tingkat atas
sehingga berpengaruh terhadap kegiatan pengambilan keputusan perusahaan.
Dinyatakan dalam wawancara awal terhadap direktur dan manajer UD Teguh Jaya
bahwa terdapat masalah-masalah teknis, seperti pencatatan data yang kurang jelas,
sistem penyimpanan informasi yang kurang tersusun dengan baik, kurangnya
sumber daya manusia yang memadai dalam mendukung sistem informasi
perusahaan, terutama sistem informasi pemasaran, sehingga menyebabkan
pengambilan keputusan perusahaan menjadi kurang efektif dan efisien. Hal ini
dapat berdampak pada tujuan jangka panjang dan kelangsungan hidup perusahaan
jika tidak segera ditangani dengan baik.

17
Universitas Sumatera Utara

Sistem informasi pemasaran memberikan gambaran jelas mengenai
kondisi pemasaran perusahaan pada masa lalu dan masa kini. Sehingga, sistem
informasi pemasaran dapat membantu seluruh tingkatan manajerial dalam
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan masalah pemasaran perusahaan
pada masa yang akan datang. Pada tingkat atas, ini termasuk keputusan mengenai
perencanaan produk, perencanaan promosi, perencanaan saluran distribusi,
penentuan harga, dan perkiraan penjualan.
Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seluruh tingkatan manajerial
menentukan arah jalannya perusahaan pada masa yang akan datang. Setiap
perusahaan pasti menginginkan perkembangan yang positif dan signifikan dalam
tujuan jangka panjangnya, sehingga dibutuhkanlah sistem informasi yang dapat
mendukung kegiatan perusahaan yang sangat krusial, yaitu pengambilan
keputusan. Dalam hal ini, yang akan dibahas adalah sistem informasi pemasaran
yang dapat menjadi dasar pengambilan keputusan bagi manajer perusahaan,
terutama dalam bidang pemasaran. Penelitian ini menggunakan tiga jenis metode
analisis, yaitu analisis kualitatif, analisis data di lapangan model Miles dan
Huberman, dan triangulasi metode.

18
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.2
Kerangka Berpikir

19
Universitas Sumatera Utara