348804479 Buku 1 Kurtilas TKR SMK PN 2 1617
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
Nasional
yang
berdasarkan
Pancasila
dan
Undang-Undang
Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk
watak
serta
peradaban
bangsa
yang
bermartabat
dalam
rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut
pemerintah
menyelenggarakan
suatu
sistem
pendidikan
nasional
sebagaimana
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Peningkatan
mutu
pendidikan
diarahkan
untuk
meningkatkan
kualitas
manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah rasa, dan olah raga agar
memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi
pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan
kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi
manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah
dan
pembaharuan
pengelolaan
pendidikan
secara
terencana,
terarah,
dan
berkesinambungan.
Kurikulum
adalah
seperangkat
rencana
dan
pengaturan
mengenai
tujuan,
isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu
ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi
dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum
disusun
oleh
pendidikan
satuan
dengan
Pengembangan
pendidikan
untuk
memungkinkan
kebutuhan
dan
potensi
Kurikulum
Tingkat
Satuan
penyesuaian
yang
Pendidikan
ada
(KTSP)
program
di
daerah.
yang
beragam
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses,
kompetensi
lulusan,
pembiayaan
dan
tenaga
penilaian
kependidikan,
pendidikan.
sarana
Empat
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
dari
dan
prasarana,
kedelapan
pengelolaan,
standar
nasional
1
pendidikan tersebut, yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses,
Standar Isi, dan Standar Penilaian merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan
dalam mengembangkan kurikulum.
Istilah
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
(KTSP)
digunakan
dalam
pelaksanaan kurikulum 2013. Kesamaan dari kurikulum 2006 dengan kurikulum
2013
sama-sama
kurikulum
berbasis
kompetensi.
Pada
pelaksanaan
K-13,
mewujudkan kompetensi peserta didik yang dicita-citakan harus menjadi poros
perhatian tiap satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan tentang Standar Nasional Pendidikan setiap satuan pendidikan
wajib
menyusun
kompetensi
Kurikulum
dokumen
KTSP
peserta
2013
mulai
sebagai
didik
acuan
yang
disosialisasikan
dan
untuk
mewujudkan
menjadi
dilaksanakan
target
targetnya.
oleh
pemerintah
mulai 2013 sebagai pengganti Kurikulum 2006. Kurikulum 2013 bertujuan untuk
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi
dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban
dunia.
Implementasi
Kurikulum
2013
masih
terus
mengalami
perkembangan
dan
pembenahan dari pemerintah. Pada Tahun Pelajaran 2016/2017 ini, implementasi
Kurikulum 2013 di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang dilaksanakan untuk kelas X, XI
dan kelas XII di semua program dan paket keahlian. Terlepas dari berbagai kendala yang
dihadapi, baik berupa materi ajar, buku guru dan buku siswa, pemahaman tentang kurikulum
2013
oleh
guru
dan
lain
sebagainya,
implementasi
kurikulum
2013
di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang tetap berjalan dengan perbaikan berkelanjuta n.
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai
berikut:
1.
Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan
tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan
yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
2
pendidik dan tenaga
kependidikan,
standar
sarana
dan
prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan
perkembangan penduduk Indonesia dilihat
dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia
usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia
0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini
akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%.
Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar
sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan
menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui
pendidikan agar tidak menjadi beban.
2.
Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang
terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi,
kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat
internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan
perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti
dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan
ASEAN
Free
Trade
Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan
pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu,
investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi
International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan
Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga
menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam
beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan
antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat
dalam kurikulum Indonesia.
3.
Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang dikembangkan dengan penyempurnaan
pola pikir sebagai berikut:
a.
pola
pembelajaran
yang
berpusat
pada
guru
menjadi pembelajaran
berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki
terhadap
materi
pilihan-pilihan
yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
3
b.
pola
pembelajaran
pembelajaran
satu
interaktif
arah
(interaksi
(interaktif
guru-peserta
didik) menjadi
guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan
alam, sumber/ media lainnya);
c.
pola
pembelajaran terisolasi menjadi
pembelajaran
secara jejaring (peserta
didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat
dihubungi serta diperoleh melalui internet);
d.
pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari
(pembelajaran
siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan
sains );
e.
pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok ( berbasis tim );
f.
pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;
g.
pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
h.
pola
pembelajaran
ilmu
pengetahuan
tunggal
(monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
i.
4.
pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar
Mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 adalah Kurikulum
2013 menyesuaikan keadaan satuan pendidikan SMK Pelita Nusantara 2 Semarang.
Oleh karena itu dalam Kurikulum ini dilakukan penguatan tata kelola sebagai
berikut:
a.
tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat
kolaboratif;
b.
penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala
sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan
c.
penguatan sarana dan prasarana
untuk
kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
4
5.
Karakteristik Kurikulum 2013
Secara umum, kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut :
1) Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan
keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan
masyarakat;
2) Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
4) Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti kelas
yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
5) Mengembangkan Kompetensi Inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) Kompetensi Dasar. Semua Kompetensi Dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam Kompetensi
Inti;
6) Mengembangkan Kompetensi Dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas
yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
6.
Tujuan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif,
inovatif,
dan
afektif
serta
mampu berkontribusi
pada
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
B. Landasan Pengembangan Kurikulum
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
5
1.
Landasan Filosof i s
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta
didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 dikembangkan dengan landasan filosofis yang
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia
Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara
spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang
berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang
dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:
a.
Pendidikan
berakar
pada
budaya
bangsa
untuk
membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum
SMK Pelita Nusantara 2 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia
yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk
membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi
kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah
rancangan pendidikan untuk mempersiapkan
kehidupan
generasi
muda
bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi
tugas
utama
suatu
kurikulum.
Untuk mempersiapkan kehidupan masa
kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang
mengembangkan
pengalaman
belajar
yang memberikan kesempatan luas
bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di
masa kini dan masa depan,dan
pada
waktu
bersamaan
tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang
yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
b.
Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan
berpikir
rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
6
yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna
yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan
psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan
kemampuan berpikir rasional dan
cemerlang
2013 memposisikan keunggulan
budaya
menimbulkan
rasa
bangga,
dalam
tersebut
diaplikasikan
dan
akademik,
Kurikulum
dipelajari
untuk
dimanifestasikan dalam
kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam
kehidupan berbangsa masa kini.
c.
Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi
ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah
pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum
memiliki nama Mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
intelektual
dan
kecemerlangan akademik.
d.
Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang
lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi
Semarang
bermaksud
ini,
Kurikulum
SMK Pelita Nusantara 2
untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi
kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di
masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang
lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang menggunakan
filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta
didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi
inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan
masyarakat, bangsa dan ummat manusia.
2.
Landasan Teoritis
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
7
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competencybased curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar
nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi,
standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluas- luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk
bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang menganut: (1) pembelajaan yang
dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa
kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar
langsung peserta
didik
(learned-curriculum) sesuai dengan
latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
3.
Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan
rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan
nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Perubahan ini dimungkinkan
karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu
pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum secara terus
menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan
perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan
mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya membangun masyarakat
berbasis pengetahuan (knowledge-based society).
4.
Landasan Psikopedagogis
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
8
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi
pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks
kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif.
Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana
pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan
mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan jamannya.
Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang kurikulum untuk jenjang
pendidikan menengah khususnya SMK. Oleh karena itu implementasi pendidikan di
SMK yang selama ini lebih menekankan pada pengetahuan, perlu dikembangkan
menjadi kurikulum yang menekankan pada proses pembangunan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan kejuruan peserta didik melalui berbagai pendekatan yang
mencerdaskan, mendidik dan memandirikan. Penguasaan substansi mata pelajaran
tidak lagi ditekankan pada pemahaman konsep yang steril dari kehidupan masyarakat
melainkan pembangunan pengetahuan melalui pembelajaran otentik. Dengan demikian
kurikulum dan pembelajaran selain mencerminkan muatan pengetahuan sebagai bagian
dari peradaban manusia, juga mewujudkan proses pembudayaan peserta didik
sepanjang hayat.
5.
Landasan yuridis Kurikulum 2013
a.
Undang –undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
b.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan.
c.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 tahun 2013 tentang
StandarIsi.
d.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 tahun 2013 tentang
Standar Proses.
e.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 tahun 2013 tentang
Standar Penilaian.
f.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 71 tahun 2013 tentang
Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru.
g.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum.
h.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiayah.
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
9
i.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 tahun 2014 tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
j.
Peraturan Meneteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 tahun 2014 tentang
Kegiatan Ekstrakurikuler
k.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 tahun 2014 tentang
Pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib
l.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 tahun 2014 tentang
Peminatan Pendidikan Menengah
m. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang
Muatan Lokal
n.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 tahun 2014 tentang
Bimbingan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah
o.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 tahun 2014 tentang
pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013
p.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti
q.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 tahun 2015 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik dan Stuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
6.
Landasan Hukum untuk Muatan Lokal Provinsi Jawa Tengah ;
a.
Peraturan daerah Jawa Tengah No. 9 tahun 2012 tentang Bahsa, Sastra dan Aksara
Jawa.
b.
Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 57 tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Perda No. 9 tahun 2012
c.
Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah No. 424/13242 tgl 23 Juli
2013 tentang implementasi Mulok Bahasa Jawa pada Kurikulum 2013
d.
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 423.5 / 14995
tanggal 4 Juni 2014 tentang Kurikulum Mata Pelajaran Mulok Bahasa Jawa untuk
jenjang pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MT.s, SMA/SMALB/MA, dan
SMK/MAK Negeri dan Swasta di Provinsi Jawa Tengah.
C. Fungsi Penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
10
Fungsi kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang merupakan alat untuk mencapai
tujuan pendididkan, dalam hal ini, alat untuk menempa manusia yang diharapkan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Kurikulum disusun sebagai pedoman guru dan siswa agar
terlaksana proses belajar mengajar dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Fungsi kurikulum meliputi :
1.
Fungsi Penyesuaian, karena individu hidup dalam lingkungan , sedangkan
lingkungan tersebut senantiasa berubah dan dinamis, maka setiap individu harus
mampu menyesuaikan diri secara dinamis. Dan di balik lingkungan pun harus
disesuaikan dengan kondisi perorangan
2.
Fungsi Integrasi, kurikulum berfungsi mendidik pribadi-pribadi yang terintegrasi.
Oleh karena individu itu sendiri merupakan bagian integral dari masyarakat, maka
pribadi yang terintegrasi itu akan memberikan sumbangan dalam rangka
pembentukan atau pengintegrasian masyarakat.
3.
Fungsi Deferensiasi, kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap perbedaanperbedaan perorangan pada peserta didik. Pada dasarnya deferensiasi akan
mendorong orang berpikir kritis dan kreatif, dan ini akan mendorong kemajuan
sosial dalam masyarakat.
4.
Fungsi Persiapan, kurikulum
berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu
melanjutkan studi lebih lanjut untuk jangkauan yang lebih jauh atau terjun ke
masyarakat. Mempersiapkan kemampuan sangat perlu, karena sekolah tidak
mungkin memberikan semua apa yang diperlukan atau semua apa yang menarik
minat mereka.
5.
Fungsi Pemilihan, antara keperbedaan dan pemilihan mempunyai hubungan yang
erat.Pengakuan atas perbedaan berarti pula diberikan kesempatan bagi seseorang
untuk memilih apa yang dinginkan dan menarik minatnya. Ini merupakan
kebutuhan yang sangat ideal bagi masyarakat yang demokratis, sehingga kurikulum
perlu diprogram secara fleksibel.
6.
Fungsi Diagnostik, salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan
mengarahkan para siswa agar mereka mampu memahami dan menerima dirinya
sehingga dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki. Ini dapat dilakukan
bila mereka menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang dimiliki melalui
eksplorasi dan prognosa. Fungsi kurikulum dalam mendiagnosa dan membimbing
siswa agar dapat mengembangkan potensi siswa secara optimal.
D. Acuan Konseptual
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
11
1.
Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian peserta
didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat meningkatkan iman,
takwa, dan akhlak mulia.
2.
Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan toleransi dan
kerukunan interumat dan antarumat beragama.
3.
Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta
didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan
bangsa
dalam
kerangka
NKRI.
Oleh
karena
itu,
kurikulum
harus
menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional
untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
4.
Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik.
Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk meningkatkan
harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (sikap, pengetahuan,
dan keterampilan) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun
dengan memperhatikan potensi, bakat, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan;
intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
5.
Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan warga negara
memperoleh pendidikan bermutu.
6.
Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan membuat
keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas bidang keilmuan,
berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan berkolaborasi, menggunakan
pengetahuan kesempatan secara inovatif, mengelola keuangan, kesehatan, dan
tanggung jawab warga negara.
7.
Tuntutan Dunia Kerja
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
12
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta
didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu,
kurikulum perlu mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja.
Terlebih bagi peserta didik pada satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang
tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
8.
Perkembangan Ipteks
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis
pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan.
Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian terhadap perkembangan
Ipteks sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,
kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan Ipteks.
9.
Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum
perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan
kebutuhan pengembangan daerah dan lingkungan.
10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat
dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat
dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu
memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
11. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada individu
maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.
Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan
mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan
bangsa lain.
12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
13
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan
apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum
mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.
E. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Dalam menyusun dan mengembangkan kurikulum memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1.
Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik
secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan
iman, takwa, dan akhlak mulia.
2.
Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kemampuan
peserta
didik
yang
diperlukan
yaitu
antara
lain
kemampuan
berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan moral
Pancasila agar menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab, toleran
dalam keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat luas
dalam
kehidupan
dan
kesiapan
untuk
bekerja,
kecerdasan
sesuai
dengan
bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan. Kurikulum harus mampu menjawab
tantangan ini sehingga perlu mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam
proses pembelajaran.
3.
Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan
Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara
holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang
secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi,
tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan
kinestetik peserta didik.
4.
Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
14
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum
perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan
kebutuhan pengembangan daerah.
5.
Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan
pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan
tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
6.
Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta
didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu,
kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki
dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan
peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
7.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis
pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan.
Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan
IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,
kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
8.
Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta akhlak
mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu,
muatan kurikulum semua mata pelajaran ikut mendukung peningkatan iman, takwa, dan
akhlak mulia.
9.
Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat
penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin
dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai
kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
15
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta
didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan
bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu,
kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta
persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan
apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum mempelajari
budaya dari daerah dan bangsa lain.
12. Kesetaraan Jender
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang berkeadilan
dengan memperhatikan kesetaraan jender.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.
Selain memperhatikan prinsip-prinsip dalam penyusunan Kurikulum tersebut diatas, SMK
Pelita Nusantara 2 juga memperhatikan prinsip-prinsip dalam mekanisme pengelolaan
sebagai berikut :
1.
Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta
didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan
pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.
2.
Beragam dan terpadu
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
16
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan nasional sesuai tujuan
pendidikan, keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis
pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi
komponen muatan wajib dan muatan lokal.
3.
Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum
memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4.
Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum satuan pendidikan dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan
kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia
kerja. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan
antara hard skills dan soft skills pada setiap kelas antarmata pelajaran, dan
memperhatikan kesinambungan hard skills dan soft skills antarkelas.
5.
Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan,
dan keterampilan), bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antar jenjang pendidikan.
6.
Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan
kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan
keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
7.
Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan daerah untuk
membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan
daerah saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika
dalam kerangka NKRI.
7.
Prosedur Operasional
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
17
1. Analisi
a. Peraturan
Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Republik
Indonesia
Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Satuan Pendidikan pada Pendidikan
Dasar dan Menengah menjadi acuan dasar penyusunan Kurikulum SMK Pelita
Nusantara 2 Semarang.
b. Peminatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya di kota Semarang
sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan lapangan kerja di industri semakin
mendorong SMK pelita Nusantara untuk terus mengembangkan sarana dan
prasarana sebagai penunjang pendidikan serta peningkatan profesionalisme guru
untuk mencapai visi dan misi SMK Pelita Nusantara 2 Semarang
2. Penyusunan
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 disusun dan
dikembangkan oleh Tim Pengembang Kurikulum yang melibatkan Guru, Komite
Sekolah dan Dunia Usaha.
3. Penetapan
Berdasarkan acuan normatif dan pertimbangan dari seluruh warga sekolah maka
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang tahun Pelajaran 2016/2017 ditetapkan
oleh Kepala Sekolah.
4. Pengesahan
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 yang telah
disusun dan ditetapkan kemudian akan disahkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Tengah
BAB II
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
18
VISI, MISI DAN TUJUAN
A. Visi dan Misi SMK Pelita Nusantara 2 Semarang
1.
VISI
Visi merupakan cita-cita bersama pada masa mendatang dari seluruh warga SMK Pelita
Nusantara 2 yang dirumuskan berdasarkan masukan dari seluruh warga sekolah, yang
mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga sekolah dan pihakpihak yang berkepentingan selaras dengan visi pendidikan nasional.
a.
Visi SMK Pelita Nusantara 2 Semarang
“ Unggul dalam kompetensi, berakhlak mulia , profesional, berakhlak mulia dan
berwawasan global “
b.
Visi Program Keahlian Teknik Otomotif Kendaraan Ringan
Mewujudkan tamatan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan unggul dalam
kompetensi, berakhlak mulia, profesional dan berwawasan global.
2.
Misi SMK Pelita Nusantara 2 Semarang
Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan sebagai penjabaran visi yang telah
ditetapkan dalam kurun waktu tertentu untuk menjadi rujukan bagi program jangka
pendek, menengah dan jangka panjang. Berdasarkan visi tersebut, SMK Pelita
Nusantara 2 Semarang menetapkan misi sekolah sebagai berikut :
a.
Misi Sekolah :
1) Memberikan pelayanan prima kepada peserta didik.
2) Menciptakan managemen sekolah yang bermutu.
3) Meningkatkan profesionalisme guru dan karyawan.
4) Membina hubungan kerjasama dengan Dunia Usaha – Dunia Industri
5) Menciptakan suasana yang kondusif yang siap menerima perubahan.
b.
Misi Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan:
1) Menyiapkan peserta didik untuk siap memasuki lapangan kerja.
2) Menciptakan peserta didik berjiwa wirausaha
3) Mengembangkan peserta didik menuju sikap profesional.
4) Membekali peserta didik dengan pengetahuan, ketrampilan dan sikap agar
kompeten dalam kompetensi.
B. Tujuan Pendidikan Menengah
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
19
1.
Tujuan Pendidikan Dasar/Menengah
Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
2.
Tujuan Umum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang :
a.
Menyiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja , berjiwa wirausaha dan
b.
mengembangkan sikap profesionalisme.
Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang berakhlak
c.
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab;
Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan,
d.
memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia;
Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap
lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan
lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan
efisien.
3. Tujuan Khusus SMK Pelita Nusantara 2 Semarang :
a.
Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja
mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri
sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program
keahlian yang dipilihnya;
b.
Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam
berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap
profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya;
c.
Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar
mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui
jenjang pendidikan yang lebih tinggi;
d.
Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan
program keahlian yang dipilih.
Guna mengukur keberhasilan tujuan sekolah tersebut sekolah menetapkan indikator
pencapaaian pada akhir tahun pelajaran 2015/2016 supaya dapat :
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
20
1. Mewujudkan kehidupan sekolah berbudaya yang berkarakter berbudi pekerti luhur,
kreatif dan mandiri
2. Mengoptimalkan proses KBM dengan melalui pembelajaran scientific.
3. Menghasilkan pencapaian standar kelulusan rata-rata 70 untuk semua mata
pelajaran termasuk mulok
4. Peningkatan prestasi akademik dibuktikan dengan kenaikan rata-rata nilai raport
sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) 75 untuk semua tingkat (kelas X, XI
dan XII).
5. Mengoptimalisasi layanan bimbingan dan konseling (BK).
6. Peningkatan kemampuan siswa dalam penguasan Kompetensi Keahlian Teknik
dalam upaya memenangkan Lomba Ketrampilan Siswa ( LKS ) baik ditingkat
local, regional maupun Nasional.
7. Peningkatan kemampuan siswa dalam bidang prestasi olahraga dan seni yang
berjalan efektif dapat meraih juara tingkat kabupaten dan propinsi.
8. Terwujudnya lingkungan sekolah yang indah, bersih, asri, nyaman dan kondusif
untuk KBM.
9. Terwujudnya Institusi pasangan yang harmonis dengan Dunia Usaha / Dunia
Industri dan Instansi Pemerintah baik di tingkat kota maupun propinsi.
10. Meningkatnya keterserapan lulusan di Dunia Kerja melalui optimalisasi Bursa
Kerja Khusus Sekolah.
11. Terwujudnya hubungan yang harmonis dan dinamis antar warga sekolah dan
masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan ( Stake Holder ).
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
21
A. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan
digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar
penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan Standar Kompetensi Lulusan
terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai
setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah. Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar Kompetensi
Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan kurikulum yang digunakan
pada satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala
dan berkelanjutan dalam setiap periode. Hasil yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi
digunakan sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan di
masa yang akan datang.
Lulusan SMK Pelita Nusantara 2 Semarang harus mempunyai Standar Kompetensi
Lulusan yang mempunyai sikap, pengetahuan dan ketrampilan sebagai berikut :
Tabel 1 : Standar Kompetensi Lulusan
Dimensi
Sikap
SKL SMK Pelita Nusantara 2 Semarang
Kualifikasi Kemampuan
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam bernteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
Pengetahuan
dalam pergaulan dunia.
Memiliki pengetahuan factual, konseptual, procedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan
Ketrampilan
kejadian.
Memiliki kemampuan piker dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah absrtak dan kongkret sebagai pengembangan dari
yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
B. Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum merupakan pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,
muatan Pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan dan
program pendidikan.
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
22
1. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi
Lulusan yang harus dimiliki seorang Peserta Didik pada setiap tingkat kelas atau
program yang menjadi landasan Pengembangan Kompetensi dasar
Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks
muatan
Pembelajaran, pengalaman belajar, atau mata pelajaran yang mengacu pada
Kompetensi inti.
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada
kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah kejuruan
SMK Pelita Nusantara 2 dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2 : Kompetensi Inti
SMK Pelita Nusantara 2
KOMPETENSI INTI
KELAS X
1. Menghayati dan
KOMPETENSI INTI
KELAS XI
1. Menghayati dan
KOMPETENSI INTI
KELAS XII
1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran
mengamalkan ajaran
mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan
agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan
agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan
mengamalkan perilaku
mengamalkan perilaku
mengamalkan perilaku
jujur, disiplin,
jujur, disiplin,
jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli
tanggungjawab, peduli
tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama,
(gotong royong,
(gotong royong,
toleran, damai), santun,
kerjasama, toleran,
kerjasama, toleran,
responsif dan proaktif dan
damai), santun, responsif
damai), santun, responsif
menunjukan sikap sebagai
dan proaktif dan
dan proaktif dan
bagian dari solusi atas
menunjukan sikap sebagai
menunjukan sikap sebagai
berbagai permasalahan
bagian dari solusi atas
bagian dari solusi atas
dalam berinteraksi secara
berbagai permasalahan
berbagai permasalahan
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
23
KOMPETENSI INTI
KELAS X
efektif dengan lingkungan
KOMPETENSI INTI
KELAS XI
dalam berinteraksi secara
KOMPETENSI INTI
KELAS XII
dalam berinteraksi secara
sosial dan alam serta dalam
efektif dengan lingkungan
efektif dengan lingkungan
menempatkan diri sebagai
sosial dan alam serta
sosial dan alam serta
cerminan bangsa dalam
dalam menempatkan diri
dalam menempatkan diri
pergaulan dunia.
sebagai cerminan bangsa
sebagai cerminan bangsa
3. Memahami, menerapkan
dalam pergaulan dunia.
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, 3. Memahami, menerapkan,
dan menganalisis
dan menganalisis
menganalisis, dan
pengetahuan faktual,
pengetahuan faktual,
mengevaluasi pengetahuan
konseptual, dan prosedural
konseptual, prosedural,
faktual, konseptual,
berdasarkan rasa ingin
dan metakognitif
prosedural, dan
tahunya tentang ilmu
berdasarkan rasa ingin
metakognitif dalam ilmu
pengetahuan, teknologi,
tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan
humaniora dalam wawasan
seni, budaya, dan
humaniora dengan
kemanusiaan, kebangsaan,
humaniora dalam
wawasan kemanusiaan,
kenegaraan, dan peradaban
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan,
terkait penyebab fenomena
kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait
dan kejadian dalam bidang
dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan
kerja yang spesifik untuk
penyebab fenomena dan
kejadian dalam bidang
memecahkan masalah.
kejadian dalam bidang
kerja yang spesifik untuk
kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan
menyaji dalam ranah
menyaji dalam ranah
menyaji, dan mencipta
konkret dan ranah abstrak
konkret dan ranah abstrak
dalam ranah konkret dan
terkait dengan
terkait dengan
ranah abstrak terkait
pengembangan dari yang
pengembangan dari yang
dengan pengembangan
dipelajarinya di sekolah
dipelajarinya di sekolah
dari yang dipelajarinya di
secara mandiri, dan
secara mandiri, bertindak
sekolah secara mandiri,
mampu melaksanakan
secara efektif dan kreatif,
dan mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah
dan mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
4. Mengolah, menalar,
24
KOMPETENSI INTI
KELAS X
KOMPETENSI INTI
KELAS XI
pengawasan langsung.
KOMPETENSI INTI
KELAS XII
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar mencakup sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan dalam muatan Pembelajaran, mata pelajaran. Kompetensi Dasar
dikembangkan dalam konteks muatan Pembelajaran, pengalaman belajar, mata
pelajaran sesuai dengan Kompetensi inti.
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi int
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
Nasional
yang
berdasarkan
Pancasila
dan
Undang-Undang
Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk
watak
serta
peradaban
bangsa
yang
bermartabat
dalam
rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut
pemerintah
menyelenggarakan
suatu
sistem
pendidikan
nasional
sebagaimana
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Peningkatan
mutu
pendidikan
diarahkan
untuk
meningkatkan
kualitas
manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah rasa, dan olah raga agar
memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi
pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan
kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi
manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah
dan
pembaharuan
pengelolaan
pendidikan
secara
terencana,
terarah,
dan
berkesinambungan.
Kurikulum
adalah
seperangkat
rencana
dan
pengaturan
mengenai
tujuan,
isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu
ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi
dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum
disusun
oleh
pendidikan
satuan
dengan
Pengembangan
pendidikan
untuk
memungkinkan
kebutuhan
dan
potensi
Kurikulum
Tingkat
Satuan
penyesuaian
yang
Pendidikan
ada
(KTSP)
program
di
daerah.
yang
beragam
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses,
kompetensi
lulusan,
pembiayaan
dan
tenaga
penilaian
kependidikan,
pendidikan.
sarana
Empat
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
dari
dan
prasarana,
kedelapan
pengelolaan,
standar
nasional
1
pendidikan tersebut, yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses,
Standar Isi, dan Standar Penilaian merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan
dalam mengembangkan kurikulum.
Istilah
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
(KTSP)
digunakan
dalam
pelaksanaan kurikulum 2013. Kesamaan dari kurikulum 2006 dengan kurikulum
2013
sama-sama
kurikulum
berbasis
kompetensi.
Pada
pelaksanaan
K-13,
mewujudkan kompetensi peserta didik yang dicita-citakan harus menjadi poros
perhatian tiap satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan tentang Standar Nasional Pendidikan setiap satuan pendidikan
wajib
menyusun
kompetensi
Kurikulum
dokumen
KTSP
peserta
2013
mulai
sebagai
didik
acuan
yang
disosialisasikan
dan
untuk
mewujudkan
menjadi
dilaksanakan
target
targetnya.
oleh
pemerintah
mulai 2013 sebagai pengganti Kurikulum 2006. Kurikulum 2013 bertujuan untuk
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi
dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban
dunia.
Implementasi
Kurikulum
2013
masih
terus
mengalami
perkembangan
dan
pembenahan dari pemerintah. Pada Tahun Pelajaran 2016/2017 ini, implementasi
Kurikulum 2013 di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang dilaksanakan untuk kelas X, XI
dan kelas XII di semua program dan paket keahlian. Terlepas dari berbagai kendala yang
dihadapi, baik berupa materi ajar, buku guru dan buku siswa, pemahaman tentang kurikulum
2013
oleh
guru
dan
lain
sebagainya,
implementasi
kurikulum
2013
di SMK Pelita Nusantara 2 Semarang tetap berjalan dengan perbaikan berkelanjuta n.
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai
berikut:
1.
Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan
tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan
yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
2
pendidik dan tenaga
kependidikan,
standar
sarana
dan
prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan
perkembangan penduduk Indonesia dilihat
dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia
usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia
0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini
akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%.
Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar
sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan
menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui
pendidikan agar tidak menjadi beban.
2.
Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang
terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi,
kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat
internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan
perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti
dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan
ASEAN
Free
Trade
Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan
pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu,
investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi
International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan
Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga
menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam
beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan
antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat
dalam kurikulum Indonesia.
3.
Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang dikembangkan dengan penyempurnaan
pola pikir sebagai berikut:
a.
pola
pembelajaran
yang
berpusat
pada
guru
menjadi pembelajaran
berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki
terhadap
materi
pilihan-pilihan
yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
3
b.
pola
pembelajaran
pembelajaran
satu
interaktif
arah
(interaksi
(interaktif
guru-peserta
didik) menjadi
guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan
alam, sumber/ media lainnya);
c.
pola
pembelajaran terisolasi menjadi
pembelajaran
secara jejaring (peserta
didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat
dihubungi serta diperoleh melalui internet);
d.
pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari
(pembelajaran
siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan
sains );
e.
pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok ( berbasis tim );
f.
pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;
g.
pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
h.
pola
pembelajaran
ilmu
pengetahuan
tunggal
(monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
i.
4.
pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar
Mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 adalah Kurikulum
2013 menyesuaikan keadaan satuan pendidikan SMK Pelita Nusantara 2 Semarang.
Oleh karena itu dalam Kurikulum ini dilakukan penguatan tata kelola sebagai
berikut:
a.
tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat
kolaboratif;
b.
penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala
sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan
c.
penguatan sarana dan prasarana
untuk
kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
4
5.
Karakteristik Kurikulum 2013
Secara umum, kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut :
1) Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan
keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan
masyarakat;
2) Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
4) Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti kelas
yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
5) Mengembangkan Kompetensi Inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) Kompetensi Dasar. Semua Kompetensi Dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam Kompetensi
Inti;
6) Mengembangkan Kompetensi Dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas
yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
6.
Tujuan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif,
inovatif,
dan
afektif
serta
mampu berkontribusi
pada
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
B. Landasan Pengembangan Kurikulum
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
5
1.
Landasan Filosof i s
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta
didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 dikembangkan dengan landasan filosofis yang
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia
Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara
spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang
berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang
dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:
a.
Pendidikan
berakar
pada
budaya
bangsa
untuk
membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum
SMK Pelita Nusantara 2 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia
yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk
membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi
kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah
rancangan pendidikan untuk mempersiapkan
kehidupan
generasi
muda
bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi
tugas
utama
suatu
kurikulum.
Untuk mempersiapkan kehidupan masa
kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang
mengembangkan
pengalaman
belajar
yang memberikan kesempatan luas
bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di
masa kini dan masa depan,dan
pada
waktu
bersamaan
tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang
yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
b.
Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan
berpikir
rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
6
yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna
yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan
psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan
kemampuan berpikir rasional dan
cemerlang
2013 memposisikan keunggulan
budaya
menimbulkan
rasa
bangga,
dalam
tersebut
diaplikasikan
dan
akademik,
Kurikulum
dipelajari
untuk
dimanifestasikan dalam
kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam
kehidupan berbangsa masa kini.
c.
Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi
ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah
pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum
memiliki nama Mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
intelektual
dan
kecemerlangan akademik.
d.
Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang
lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi
Semarang
bermaksud
ini,
Kurikulum
SMK Pelita Nusantara 2
untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi
kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di
masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang
lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang menggunakan
filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta
didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi
inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan
masyarakat, bangsa dan ummat manusia.
2.
Landasan Teoritis
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
7
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competencybased curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar
nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi,
standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluas- luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk
bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang menganut: (1) pembelajaan yang
dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa
kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar
langsung peserta
didik
(learned-curriculum) sesuai dengan
latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
3.
Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan
rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan
nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Perubahan ini dimungkinkan
karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu
pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum secara terus
menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan
perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan
mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya membangun masyarakat
berbasis pengetahuan (knowledge-based society).
4.
Landasan Psikopedagogis
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
8
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi
pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks
kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif.
Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana
pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan
mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan jamannya.
Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang kurikulum untuk jenjang
pendidikan menengah khususnya SMK. Oleh karena itu implementasi pendidikan di
SMK yang selama ini lebih menekankan pada pengetahuan, perlu dikembangkan
menjadi kurikulum yang menekankan pada proses pembangunan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan kejuruan peserta didik melalui berbagai pendekatan yang
mencerdaskan, mendidik dan memandirikan. Penguasaan substansi mata pelajaran
tidak lagi ditekankan pada pemahaman konsep yang steril dari kehidupan masyarakat
melainkan pembangunan pengetahuan melalui pembelajaran otentik. Dengan demikian
kurikulum dan pembelajaran selain mencerminkan muatan pengetahuan sebagai bagian
dari peradaban manusia, juga mewujudkan proses pembudayaan peserta didik
sepanjang hayat.
5.
Landasan yuridis Kurikulum 2013
a.
Undang –undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
b.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan.
c.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 tahun 2013 tentang
StandarIsi.
d.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 tahun 2013 tentang
Standar Proses.
e.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 tahun 2013 tentang
Standar Penilaian.
f.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 71 tahun 2013 tentang
Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru.
g.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum.
h.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiayah.
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
9
i.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 tahun 2014 tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
j.
Peraturan Meneteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 tahun 2014 tentang
Kegiatan Ekstrakurikuler
k.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 tahun 2014 tentang
Pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib
l.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 tahun 2014 tentang
Peminatan Pendidikan Menengah
m. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang
Muatan Lokal
n.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 tahun 2014 tentang
Bimbingan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah
o.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 tahun 2014 tentang
pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013
p.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti
q.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 tahun 2015 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik dan Stuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
6.
Landasan Hukum untuk Muatan Lokal Provinsi Jawa Tengah ;
a.
Peraturan daerah Jawa Tengah No. 9 tahun 2012 tentang Bahsa, Sastra dan Aksara
Jawa.
b.
Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 57 tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Perda No. 9 tahun 2012
c.
Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah No. 424/13242 tgl 23 Juli
2013 tentang implementasi Mulok Bahasa Jawa pada Kurikulum 2013
d.
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 423.5 / 14995
tanggal 4 Juni 2014 tentang Kurikulum Mata Pelajaran Mulok Bahasa Jawa untuk
jenjang pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MT.s, SMA/SMALB/MA, dan
SMK/MAK Negeri dan Swasta di Provinsi Jawa Tengah.
C. Fungsi Penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
10
Fungsi kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang merupakan alat untuk mencapai
tujuan pendididkan, dalam hal ini, alat untuk menempa manusia yang diharapkan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Kurikulum disusun sebagai pedoman guru dan siswa agar
terlaksana proses belajar mengajar dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Fungsi kurikulum meliputi :
1.
Fungsi Penyesuaian, karena individu hidup dalam lingkungan , sedangkan
lingkungan tersebut senantiasa berubah dan dinamis, maka setiap individu harus
mampu menyesuaikan diri secara dinamis. Dan di balik lingkungan pun harus
disesuaikan dengan kondisi perorangan
2.
Fungsi Integrasi, kurikulum berfungsi mendidik pribadi-pribadi yang terintegrasi.
Oleh karena individu itu sendiri merupakan bagian integral dari masyarakat, maka
pribadi yang terintegrasi itu akan memberikan sumbangan dalam rangka
pembentukan atau pengintegrasian masyarakat.
3.
Fungsi Deferensiasi, kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap perbedaanperbedaan perorangan pada peserta didik. Pada dasarnya deferensiasi akan
mendorong orang berpikir kritis dan kreatif, dan ini akan mendorong kemajuan
sosial dalam masyarakat.
4.
Fungsi Persiapan, kurikulum
berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu
melanjutkan studi lebih lanjut untuk jangkauan yang lebih jauh atau terjun ke
masyarakat. Mempersiapkan kemampuan sangat perlu, karena sekolah tidak
mungkin memberikan semua apa yang diperlukan atau semua apa yang menarik
minat mereka.
5.
Fungsi Pemilihan, antara keperbedaan dan pemilihan mempunyai hubungan yang
erat.Pengakuan atas perbedaan berarti pula diberikan kesempatan bagi seseorang
untuk memilih apa yang dinginkan dan menarik minatnya. Ini merupakan
kebutuhan yang sangat ideal bagi masyarakat yang demokratis, sehingga kurikulum
perlu diprogram secara fleksibel.
6.
Fungsi Diagnostik, salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan
mengarahkan para siswa agar mereka mampu memahami dan menerima dirinya
sehingga dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki. Ini dapat dilakukan
bila mereka menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang dimiliki melalui
eksplorasi dan prognosa. Fungsi kurikulum dalam mendiagnosa dan membimbing
siswa agar dapat mengembangkan potensi siswa secara optimal.
D. Acuan Konseptual
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
11
1.
Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian peserta
didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat meningkatkan iman,
takwa, dan akhlak mulia.
2.
Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan toleransi dan
kerukunan interumat dan antarumat beragama.
3.
Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta
didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan
bangsa
dalam
kerangka
NKRI.
Oleh
karena
itu,
kurikulum
harus
menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional
untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
4.
Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik.
Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk meningkatkan
harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (sikap, pengetahuan,
dan keterampilan) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun
dengan memperhatikan potensi, bakat, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan;
intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
5.
Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan warga negara
memperoleh pendidikan bermutu.
6.
Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan membuat
keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas bidang keilmuan,
berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan berkolaborasi, menggunakan
pengetahuan kesempatan secara inovatif, mengelola keuangan, kesehatan, dan
tanggung jawab warga negara.
7.
Tuntutan Dunia Kerja
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
12
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta
didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu,
kurikulum perlu mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja.
Terlebih bagi peserta didik pada satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang
tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
8.
Perkembangan Ipteks
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis
pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan.
Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian terhadap perkembangan
Ipteks sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,
kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan Ipteks.
9.
Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum
perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan
kebutuhan pengembangan daerah dan lingkungan.
10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat
dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat
dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu
memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
11. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada individu
maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.
Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan
mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan
bangsa lain.
12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
13
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan
apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum
mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.
E. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Dalam menyusun dan mengembangkan kurikulum memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1.
Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik
secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan
iman, takwa, dan akhlak mulia.
2.
Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kemampuan
peserta
didik
yang
diperlukan
yaitu
antara
lain
kemampuan
berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan moral
Pancasila agar menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab, toleran
dalam keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat luas
dalam
kehidupan
dan
kesiapan
untuk
bekerja,
kecerdasan
sesuai
dengan
bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan. Kurikulum harus mampu menjawab
tantangan ini sehingga perlu mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam
proses pembelajaran.
3.
Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan
Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara
holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang
secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi,
tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan
kinestetik peserta didik.
4.
Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
14
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum
perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan
kebutuhan pengembangan daerah.
5.
Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan
pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan
tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
6.
Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta
didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu,
kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki
dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan
peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
7.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis
pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan.
Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan
IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,
kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
8.
Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta akhlak
mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu,
muatan kurikulum semua mata pelajaran ikut mendukung peningkatan iman, takwa, dan
akhlak mulia.
9.
Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat
penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin
dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai
kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
15
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta
didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan
bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu,
kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta
persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan
apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum mempelajari
budaya dari daerah dan bangsa lain.
12. Kesetaraan Jender
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang berkeadilan
dengan memperhatikan kesetaraan jender.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.
Selain memperhatikan prinsip-prinsip dalam penyusunan Kurikulum tersebut diatas, SMK
Pelita Nusantara 2 juga memperhatikan prinsip-prinsip dalam mekanisme pengelolaan
sebagai berikut :
1.
Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta
didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan
pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.
2.
Beragam dan terpadu
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
16
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan nasional sesuai tujuan
pendidikan, keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis
pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi
komponen muatan wajib dan muatan lokal.
3.
Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum
memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4.
Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum satuan pendidikan dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan
kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia
kerja. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan
antara hard skills dan soft skills pada setiap kelas antarmata pelajaran, dan
memperhatikan kesinambungan hard skills dan soft skills antarkelas.
5.
Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan,
dan keterampilan), bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antar jenjang pendidikan.
6.
Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan
kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan
keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
7.
Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan daerah untuk
membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan
daerah saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika
dalam kerangka NKRI.
7.
Prosedur Operasional
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
17
1. Analisi
a. Peraturan
Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Republik
Indonesia
Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Satuan Pendidikan pada Pendidikan
Dasar dan Menengah menjadi acuan dasar penyusunan Kurikulum SMK Pelita
Nusantara 2 Semarang.
b. Peminatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya di kota Semarang
sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan lapangan kerja di industri semakin
mendorong SMK pelita Nusantara untuk terus mengembangkan sarana dan
prasarana sebagai penunjang pendidikan serta peningkatan profesionalisme guru
untuk mencapai visi dan misi SMK Pelita Nusantara 2 Semarang
2. Penyusunan
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 disusun dan
dikembangkan oleh Tim Pengembang Kurikulum yang melibatkan Guru, Komite
Sekolah dan Dunia Usaha.
3. Penetapan
Berdasarkan acuan normatif dan pertimbangan dari seluruh warga sekolah maka
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang tahun Pelajaran 2016/2017 ditetapkan
oleh Kepala Sekolah.
4. Pengesahan
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 yang telah
disusun dan ditetapkan kemudian akan disahkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Tengah
BAB II
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
18
VISI, MISI DAN TUJUAN
A. Visi dan Misi SMK Pelita Nusantara 2 Semarang
1.
VISI
Visi merupakan cita-cita bersama pada masa mendatang dari seluruh warga SMK Pelita
Nusantara 2 yang dirumuskan berdasarkan masukan dari seluruh warga sekolah, yang
mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga sekolah dan pihakpihak yang berkepentingan selaras dengan visi pendidikan nasional.
a.
Visi SMK Pelita Nusantara 2 Semarang
“ Unggul dalam kompetensi, berakhlak mulia , profesional, berakhlak mulia dan
berwawasan global “
b.
Visi Program Keahlian Teknik Otomotif Kendaraan Ringan
Mewujudkan tamatan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan unggul dalam
kompetensi, berakhlak mulia, profesional dan berwawasan global.
2.
Misi SMK Pelita Nusantara 2 Semarang
Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan sebagai penjabaran visi yang telah
ditetapkan dalam kurun waktu tertentu untuk menjadi rujukan bagi program jangka
pendek, menengah dan jangka panjang. Berdasarkan visi tersebut, SMK Pelita
Nusantara 2 Semarang menetapkan misi sekolah sebagai berikut :
a.
Misi Sekolah :
1) Memberikan pelayanan prima kepada peserta didik.
2) Menciptakan managemen sekolah yang bermutu.
3) Meningkatkan profesionalisme guru dan karyawan.
4) Membina hubungan kerjasama dengan Dunia Usaha – Dunia Industri
5) Menciptakan suasana yang kondusif yang siap menerima perubahan.
b.
Misi Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan:
1) Menyiapkan peserta didik untuk siap memasuki lapangan kerja.
2) Menciptakan peserta didik berjiwa wirausaha
3) Mengembangkan peserta didik menuju sikap profesional.
4) Membekali peserta didik dengan pengetahuan, ketrampilan dan sikap agar
kompeten dalam kompetensi.
B. Tujuan Pendidikan Menengah
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
19
1.
Tujuan Pendidikan Dasar/Menengah
Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
2.
Tujuan Umum SMK Pelita Nusantara 2 Semarang :
a.
Menyiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja , berjiwa wirausaha dan
b.
mengembangkan sikap profesionalisme.
Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang berakhlak
c.
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab;
Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan,
d.
memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia;
Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap
lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan
lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan
efisien.
3. Tujuan Khusus SMK Pelita Nusantara 2 Semarang :
a.
Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja
mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri
sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program
keahlian yang dipilihnya;
b.
Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam
berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap
profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya;
c.
Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar
mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui
jenjang pendidikan yang lebih tinggi;
d.
Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan
program keahlian yang dipilih.
Guna mengukur keberhasilan tujuan sekolah tersebut sekolah menetapkan indikator
pencapaaian pada akhir tahun pelajaran 2015/2016 supaya dapat :
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
20
1. Mewujudkan kehidupan sekolah berbudaya yang berkarakter berbudi pekerti luhur,
kreatif dan mandiri
2. Mengoptimalkan proses KBM dengan melalui pembelajaran scientific.
3. Menghasilkan pencapaian standar kelulusan rata-rata 70 untuk semua mata
pelajaran termasuk mulok
4. Peningkatan prestasi akademik dibuktikan dengan kenaikan rata-rata nilai raport
sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) 75 untuk semua tingkat (kelas X, XI
dan XII).
5. Mengoptimalisasi layanan bimbingan dan konseling (BK).
6. Peningkatan kemampuan siswa dalam penguasan Kompetensi Keahlian Teknik
dalam upaya memenangkan Lomba Ketrampilan Siswa ( LKS ) baik ditingkat
local, regional maupun Nasional.
7. Peningkatan kemampuan siswa dalam bidang prestasi olahraga dan seni yang
berjalan efektif dapat meraih juara tingkat kabupaten dan propinsi.
8. Terwujudnya lingkungan sekolah yang indah, bersih, asri, nyaman dan kondusif
untuk KBM.
9. Terwujudnya Institusi pasangan yang harmonis dengan Dunia Usaha / Dunia
Industri dan Instansi Pemerintah baik di tingkat kota maupun propinsi.
10. Meningkatnya keterserapan lulusan di Dunia Kerja melalui optimalisasi Bursa
Kerja Khusus Sekolah.
11. Terwujudnya hubungan yang harmonis dan dinamis antar warga sekolah dan
masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan ( Stake Holder ).
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
21
A. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan
digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar
penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan Standar Kompetensi Lulusan
terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai
setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah. Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar Kompetensi
Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan kurikulum yang digunakan
pada satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala
dan berkelanjutan dalam setiap periode. Hasil yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi
digunakan sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan di
masa yang akan datang.
Lulusan SMK Pelita Nusantara 2 Semarang harus mempunyai Standar Kompetensi
Lulusan yang mempunyai sikap, pengetahuan dan ketrampilan sebagai berikut :
Tabel 1 : Standar Kompetensi Lulusan
Dimensi
Sikap
SKL SMK Pelita Nusantara 2 Semarang
Kualifikasi Kemampuan
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam bernteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
Pengetahuan
dalam pergaulan dunia.
Memiliki pengetahuan factual, konseptual, procedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan
Ketrampilan
kejadian.
Memiliki kemampuan piker dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah absrtak dan kongkret sebagai pengembangan dari
yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
B. Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum merupakan pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,
muatan Pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan dan
program pendidikan.
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
22
1. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi
Lulusan yang harus dimiliki seorang Peserta Didik pada setiap tingkat kelas atau
program yang menjadi landasan Pengembangan Kompetensi dasar
Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks
muatan
Pembelajaran, pengalaman belajar, atau mata pelajaran yang mengacu pada
Kompetensi inti.
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada
kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah kejuruan
SMK Pelita Nusantara 2 dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2 : Kompetensi Inti
SMK Pelita Nusantara 2
KOMPETENSI INTI
KELAS X
1. Menghayati dan
KOMPETENSI INTI
KELAS XI
1. Menghayati dan
KOMPETENSI INTI
KELAS XII
1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran
mengamalkan ajaran
mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan
agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan
agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan
mengamalkan perilaku
mengamalkan perilaku
mengamalkan perilaku
jujur, disiplin,
jujur, disiplin,
jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli
tanggungjawab, peduli
tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama,
(gotong royong,
(gotong royong,
toleran, damai), santun,
kerjasama, toleran,
kerjasama, toleran,
responsif dan proaktif dan
damai), santun, responsif
damai), santun, responsif
menunjukan sikap sebagai
dan proaktif dan
dan proaktif dan
bagian dari solusi atas
menunjukan sikap sebagai
menunjukan sikap sebagai
berbagai permasalahan
bagian dari solusi atas
bagian dari solusi atas
dalam berinteraksi secara
berbagai permasalahan
berbagai permasalahan
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
23
KOMPETENSI INTI
KELAS X
efektif dengan lingkungan
KOMPETENSI INTI
KELAS XI
dalam berinteraksi secara
KOMPETENSI INTI
KELAS XII
dalam berinteraksi secara
sosial dan alam serta dalam
efektif dengan lingkungan
efektif dengan lingkungan
menempatkan diri sebagai
sosial dan alam serta
sosial dan alam serta
cerminan bangsa dalam
dalam menempatkan diri
dalam menempatkan diri
pergaulan dunia.
sebagai cerminan bangsa
sebagai cerminan bangsa
3. Memahami, menerapkan
dalam pergaulan dunia.
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, 3. Memahami, menerapkan,
dan menganalisis
dan menganalisis
menganalisis, dan
pengetahuan faktual,
pengetahuan faktual,
mengevaluasi pengetahuan
konseptual, dan prosedural
konseptual, prosedural,
faktual, konseptual,
berdasarkan rasa ingin
dan metakognitif
prosedural, dan
tahunya tentang ilmu
berdasarkan rasa ingin
metakognitif dalam ilmu
pengetahuan, teknologi,
tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan
humaniora dalam wawasan
seni, budaya, dan
humaniora dengan
kemanusiaan, kebangsaan,
humaniora dalam
wawasan kemanusiaan,
kenegaraan, dan peradaban
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan,
terkait penyebab fenomena
kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait
dan kejadian dalam bidang
dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan
kerja yang spesifik untuk
penyebab fenomena dan
kejadian dalam bidang
memecahkan masalah.
kejadian dalam bidang
kerja yang spesifik untuk
kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan
menyaji dalam ranah
menyaji dalam ranah
menyaji, dan mencipta
konkret dan ranah abstrak
konkret dan ranah abstrak
dalam ranah konkret dan
terkait dengan
terkait dengan
ranah abstrak terkait
pengembangan dari yang
pengembangan dari yang
dengan pengembangan
dipelajarinya di sekolah
dipelajarinya di sekolah
dari yang dipelajarinya di
secara mandiri, dan
secara mandiri, bertindak
sekolah secara mandiri,
mampu melaksanakan
secara efektif dan kreatif,
dan mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah
dan mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
Kurikulum SMK Pelita Nusantara 2
Semarang
4. Mengolah, menalar,
24
KOMPETENSI INTI
KELAS X
KOMPETENSI INTI
KELAS XI
pengawasan langsung.
KOMPETENSI INTI
KELAS XII
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar mencakup sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan dalam muatan Pembelajaran, mata pelajaran. Kompetensi Dasar
dikembangkan dalam konteks muatan Pembelajaran, pengalaman belajar, mata
pelajaran sesuai dengan Kompetensi inti.
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi int