Chapter I Pengaruh Penambahan Asam Formiat Terhadap pH Bahan Baku Lateks Segar Yang Telah Diberikan Amoniak Pada Pembuatan RSS
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Karet alam merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting baik untuk lingkungan
Internasional . dan teristimewa bagi Indonesia. Di Indonesia karet merupakan salah satu hasil
pertanian kemuka karena banyak menunjang perekonomian negara. Hasil devisa yang
diperoleh dari karet cukup besar. Bahkan, Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia
dengan melibatkan negara-negara lain dan negara asal tanaman karet sendiri di Daratan
Amerika Selatan. (Anonim, 1999).
Negara Indonesia memiliki areal perkebunan yang cukup luas dan salah satu jenis
tanaman perkebunan yang sangat potensial dan menghasilkan devisa bagi negara kita adalah
tanaman karet. Tanaman karet mempunyai nama latin yaitu Havea Brasiliensis dan berasal
dari Negara Brazil.
Karet alam merupakan salah satu komoditi pertanian yang sangat penting dan cukup banyak
menghasilkan devisa bagi Indonesia untuk menunjang perekonomian Indonesia. Pada saat
ini, Indonesia merupakan produsen karet alam nomor dua di dunia setelah Thailand.
(Ompusunggu. 1978)
Hasil dari produk tanaman karet yang diambil melalui penyadapan untuk diolah
selanjutnya menjadi bahan olahan karet disebut lateks. Penyadapan adalah suatu tindakan
pembukaan pembuluh lateks, agar lateks yang terdapatdi dalam tanaman karet dapat keluar.
Lateks dapat diolah menjadi sheet, lateks pekat, dan karet remah (Anonim, 1999).
PT Perkebunan Nusantara III merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam
bidang indutri Ribbed Smoke Sheet. Dimana perusahaan ini menggunakan bahan baku lateks
Universitas Sumatera Utara
segar. Mutu lateks segar ini sangat berpengaruh terhadap mutu dari sheet yang di hasilkan.
Ribbed Smoke Sheet atau yang biasa di singkat RSS adalah jenis karet berupa lembaran sheet
yang mendapat proses pengasapan dengan baik. Senyawa yang berperan penting dalam
proses ini adalah amoniak (NH 3 ) sebagai anti koagulan dan asam formiat (HCOO) sebagai
zat koagulan.
Pembekuan atau koagulan bertujuan untuk mempersatukan (merapatkan) butir-butir karet
yang terdapat dalam cairan lateks supaya menjadi gumpalan atau koagulum, lateks perlu
dibubuhi bahan pembeku (koagulan) seperti asam cuka atau asam formiat. Lateks segar yang
diperoleh dari hasil sadapan mempunyai pH 6,5. Agar dapat terjadi penggumpalan atau
koagulasi, pH tersebut harus diturunkan menjadi 4,7. Penggumpalan dapat terjadi dengan
penambahan asam (menurunkan pH), sehingga koloid karet mencapai titik isoelektrik.
(Setiamidjaja, 1993)
Setiap lateks yang berasal dari kebun mempunyai kadar amoiak yang bervariasi. Kadar
amoniak tersebut berpengaruh dalam hal pembuatan Ribbed Smoke Sheet. Semakin tinggi
amoniak yang digunakan maka asam formiat yang dipakai pun semakin tinggi. Maka dalam
hal ini perlu diteliti pengaruh
asam formiat terhadap pH bahan baku lateks segar untuk pembuatan Ribbed Smoke Sheet
tersebut agar hasil yang diperoleh dapat diterima di pasaran internasional.
Sebagaimana telah diuraikan diatas maka penulis sangat tertarik membahas masalah
tersebut diatas dengan mengambil judul ‘’PENGARUH PENAMBAHAN ASAM
FORMIAT TERHADAP pH BAHAN BAKU LATEKS SEGAR YANG TELAH
DIBERIKAN AMONIAK PADA PEMBUATAN RSS”
Universitas Sumatera Utara
1.2. Permasalahan
Bagaimana pengaruh penambahan Asam Formiat terhadap pH pada lateks segar yang telah
diberikan amoniak agar menghasilkan Ribbed Smoke Sheet 1 (RSS 1) , yang sesuai dengan
standart.
1.3.Tujuan
-
Untuk mengetahui pengaruh penambahan asam formiat sebagai koagulan terhadap pH
lateks segar yang telah diberikan amoniak pada pembuatan Ribbed Smoke Sheet (RSS)
-
Untuk mengetahui perbandingan penggunaan asam formiat dan amoniak lateks segar
pada pembuatan Ribbed Smoke Sheet (RSS)
1.4.Manfaat
-
Untuk menambah ilmu pengetahuan pembaca dalam proses pengolahan karet khususnya
pada Ribbed Smoke Sheet (RSS).
-
Sebagai masukan dan bahan rujukan pembaca dalam mempelajarin proses pengolahan
karet khususnya pada Ribbed Smoke Sheet (RSS).
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Karet alam merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting baik untuk lingkungan
Internasional . dan teristimewa bagi Indonesia. Di Indonesia karet merupakan salah satu hasil
pertanian kemuka karena banyak menunjang perekonomian negara. Hasil devisa yang
diperoleh dari karet cukup besar. Bahkan, Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia
dengan melibatkan negara-negara lain dan negara asal tanaman karet sendiri di Daratan
Amerika Selatan. (Anonim, 1999).
Negara Indonesia memiliki areal perkebunan yang cukup luas dan salah satu jenis
tanaman perkebunan yang sangat potensial dan menghasilkan devisa bagi negara kita adalah
tanaman karet. Tanaman karet mempunyai nama latin yaitu Havea Brasiliensis dan berasal
dari Negara Brazil.
Karet alam merupakan salah satu komoditi pertanian yang sangat penting dan cukup banyak
menghasilkan devisa bagi Indonesia untuk menunjang perekonomian Indonesia. Pada saat
ini, Indonesia merupakan produsen karet alam nomor dua di dunia setelah Thailand.
(Ompusunggu. 1978)
Hasil dari produk tanaman karet yang diambil melalui penyadapan untuk diolah
selanjutnya menjadi bahan olahan karet disebut lateks. Penyadapan adalah suatu tindakan
pembukaan pembuluh lateks, agar lateks yang terdapatdi dalam tanaman karet dapat keluar.
Lateks dapat diolah menjadi sheet, lateks pekat, dan karet remah (Anonim, 1999).
PT Perkebunan Nusantara III merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam
bidang indutri Ribbed Smoke Sheet. Dimana perusahaan ini menggunakan bahan baku lateks
Universitas Sumatera Utara
segar. Mutu lateks segar ini sangat berpengaruh terhadap mutu dari sheet yang di hasilkan.
Ribbed Smoke Sheet atau yang biasa di singkat RSS adalah jenis karet berupa lembaran sheet
yang mendapat proses pengasapan dengan baik. Senyawa yang berperan penting dalam
proses ini adalah amoniak (NH 3 ) sebagai anti koagulan dan asam formiat (HCOO) sebagai
zat koagulan.
Pembekuan atau koagulan bertujuan untuk mempersatukan (merapatkan) butir-butir karet
yang terdapat dalam cairan lateks supaya menjadi gumpalan atau koagulum, lateks perlu
dibubuhi bahan pembeku (koagulan) seperti asam cuka atau asam formiat. Lateks segar yang
diperoleh dari hasil sadapan mempunyai pH 6,5. Agar dapat terjadi penggumpalan atau
koagulasi, pH tersebut harus diturunkan menjadi 4,7. Penggumpalan dapat terjadi dengan
penambahan asam (menurunkan pH), sehingga koloid karet mencapai titik isoelektrik.
(Setiamidjaja, 1993)
Setiap lateks yang berasal dari kebun mempunyai kadar amoiak yang bervariasi. Kadar
amoniak tersebut berpengaruh dalam hal pembuatan Ribbed Smoke Sheet. Semakin tinggi
amoniak yang digunakan maka asam formiat yang dipakai pun semakin tinggi. Maka dalam
hal ini perlu diteliti pengaruh
asam formiat terhadap pH bahan baku lateks segar untuk pembuatan Ribbed Smoke Sheet
tersebut agar hasil yang diperoleh dapat diterima di pasaran internasional.
Sebagaimana telah diuraikan diatas maka penulis sangat tertarik membahas masalah
tersebut diatas dengan mengambil judul ‘’PENGARUH PENAMBAHAN ASAM
FORMIAT TERHADAP pH BAHAN BAKU LATEKS SEGAR YANG TELAH
DIBERIKAN AMONIAK PADA PEMBUATAN RSS”
Universitas Sumatera Utara
1.2. Permasalahan
Bagaimana pengaruh penambahan Asam Formiat terhadap pH pada lateks segar yang telah
diberikan amoniak agar menghasilkan Ribbed Smoke Sheet 1 (RSS 1) , yang sesuai dengan
standart.
1.3.Tujuan
-
Untuk mengetahui pengaruh penambahan asam formiat sebagai koagulan terhadap pH
lateks segar yang telah diberikan amoniak pada pembuatan Ribbed Smoke Sheet (RSS)
-
Untuk mengetahui perbandingan penggunaan asam formiat dan amoniak lateks segar
pada pembuatan Ribbed Smoke Sheet (RSS)
1.4.Manfaat
-
Untuk menambah ilmu pengetahuan pembaca dalam proses pengolahan karet khususnya
pada Ribbed Smoke Sheet (RSS).
-
Sebagai masukan dan bahan rujukan pembaca dalam mempelajarin proses pengolahan
karet khususnya pada Ribbed Smoke Sheet (RSS).
Universitas Sumatera Utara