KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MEMBERIKAN IZIN USAHA INDUSTRI KECIL DI KOTA BANDAR LAMPUNG

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MEMBERIKAN IZIN USAHA

  INDUSTRI KECIL DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Jurnal Ilmiah) Oleh DAMBA PUTRA Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA HUKUM Pada Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

  

ABSTRAK

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MEMBERIKAN IZIN USAHA

  

INDUSTRI KECIL DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

Damba Putra, Prof. Dr. Muhammad Akib, S.H., M.H., Ati Yuniati, S.H., M.H

  Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35145

  Email : putradamba@yahoo.com Pelimpahan sebagiankewenangan pusat kepada daerah dalam kewenangan di Bidang Perizinan kepada Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinann Terpadu Satu Pintu (PTSP) atau One Stop Service, dalam memberikan izin usaha industri kecil, hal ini masi banyak masyarakat yang belum memahami dan mengerti tentang kebijakan ini, masalah dalam penelitian ini adalah: 1 bagaimanakah Kebijakan Pemerintah Dalam Memberikan Izin Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Bandar Lampung? 2. apakah yang menjadi faktor penghambat Kebijakan Pemerintah Dalam Memberikan Izin Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Bandar Lampung? Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah pendektan secara normatif- empiris, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primier dan data sekunder. Setelah data di olah data kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk mendapatkan kesimpulan.

  Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, 1. berdasarkan Permendagri No 24 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaran Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang ditandaklanjuti dengan Peraturan Walikota Kota Bandar Lampung No. 58 Tahun 2011 tentang Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Penanaman Modal Dan Perizinan Kota Bandar Lampung bahwa pemberian izin UMKM di kota Bandar Lampung dilakukan oleh lembaga Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu sesuai dengan peraturan yang berlaku; 2.

  Faktor Penghambat Kebijakan Pemerintah Dalam Memberikan Izin Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Bandar Lampung adalah kebijakan yang berorientasi kepada kepentingan rakyat masih kurang dapat dipahami oleh masyarakat, minimnya anggaran sosialisasi sehingga menghambat sosialisasi kepada masyarakat di tahun 2017 dengan kurangnya masyarakat memahami persyaratan- persyaratan tersebut sehingga masih kurang memenuhi persyaratan yang ada dan banyaknya jenis perizinan yang harus dipenuhi.

  Dari kesimpulan di atas disarankan agar Pemerintah Kota dan Dinas Perizinan Kota Bandar Lampung mengadakan sosialisasi untuk memberitahu kepada masyarakat terhadap tata cara pengurusan izin usaha mikro dan menengah.

  Kata kunci : kebijakan pemerintah, pemberian izin, UMKM

  

ABSTRACT

THE GOVERNMENT POLICY IN GRANTING BUSINESS LICENSES TO

SMALL INDUSTRIES IN BANDAR LAMPUNG

By

Damba Putra, Prof. Dr. Muhammad Akib, S.H., M.H., Ati Yuniati, S.H., M.H

  Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35145

  Email : putradamba@yahoo.com The transfer of some policies from central government to local government under the authority of licensing division to the Head of Investment and Integrated Licence One Stop Service in granting business license to small industries; yet, there are still many people who do not understand about this policy. The problems in this research are formulated as follows: 1. How is the Government Policy In Granting Bussiness License to Small and Medium Enterprises in Bandar Lampung? 2. What are the inhibiting factors of the Government Policy In Granting Bussiness License to Small and Medium Enterprises in Bandar Lampung? The research method used by the researcher is normative-empirical approach, the data sources of this research consisted of primary and secondary data. After the data were calculated, then they were analyzed using descriptive qualitative method to draw the conclusion. From the results of the research, it can be concluded that, 1. Based on the Minister of the Interior Regulation No. 24/2016 on the Guidelines of Integrated One Stop Services and was continued with the Regulation of Bandar Lampung Mayor no. 58/2011 concerning the Duties, Functions and Administration of Capital Investment and Licensing of Bandar Lampung that the granting of Micro, Small, and Medium - scale Enterprises' (MSME) bussinness licenses in the city of Bandar Lampung is conducted by the Institute of Investment and Integrated License One Stop Service in accordance with the applicable regulations; 2. Among the inhibiting factors in granting the bussiness licence to Small and Medium Enterprises in Bandar Lampung were: that the policies with public oriented were still poorly understood by the public, the lack of socialization budget that hampered the socialization to the community in 2017; also, the lack of community awareness to fulfill the requirements and the various type of bussiness license that need to be processed. From the conclusion, it is suggested that the City Government and the City Licensing Agency of Bandar Lampung to hold a socialization to inform the public about the procedure of obtaining the micro and medium enterprise licenses. Keywords: government policy, license granting, MSME Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau yang sering disingkat UMKM merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara maupun daerah, begitu juga dengan negara Indonesia. UMKM ini sangat memiliki peranan penting dalam lajunya perekonomian masyarakat. UMKM ini juga sangat membantu negara atau pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru dan lewat UMKM juga banyak tercipta unit unit kerja baru yang menggunakan tenaga-tenaga baru yang dapat mendukung pendapatan rumah tangga.

  Selain dari itu UMKM juga memiliki fleksibilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan usaha yang berkapasitas lebih besar. UMKM ini perlu perhatian yang khusus dan di dukung oleh informasi yang akurat, agar terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku usaha kecil dan menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar. Peranan UMKM dalam perekonomian memang besar. Dalam berbagai kesempatan disebutkan bahwa UMKM benar-benar menjadi tulang punggung perekonomian, khususnya Indonesia. UMKM berkontribusi dalam pembangunan ekonomi dan penggerak peningkatan ekspor non migas. Kontribusi yang diberikan UMKM akan semakin besar dalam pembangunan ekonomi apabila dapat terus dikembangkan.

  Pada masa krisis ekonomi, maka usaha kecil dan menengah (UMKM) memiliki tingkat kompetisi yang lebih baik dari pada usaha besar. Hal ini mengindikasikan bahwa UMKM memiliki tingkat efisiensi dan produktivitas yang lebih baik dari usaha besar

  1

I. PENDAHULUAN

  . Dapat dikatakan bahwa UMKM merupakan sektor yang memiliki ketahanan terhadap gejolak krisis ekonomi dan perlu mendapat perhatian utama dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Perlu penerapan strategi industri berbasis UMKM. Konsep ini bertolak pada pengembangan iklim kompetisi industri sekaligus menciptakan dampak yang siginifikan terhadap pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Kinerja perekonomian Indonesia mungkin tidak akan terpuruk terlalu dalam ketika krisis ekonomi melanda. Ada tiga alasan diperlukan perubahan menuju strategi berbasis UMKM, yaitu: Pertama, UMKM memiliki sumber pertumbuhan yang memenuhi syarat untuk mengejar pertumbuhan dan pemerataan. Kedua, strategi ini memungkinkan penyebaran industri ke berbagai lokasi, termasuk aset riil dalam sistem ekonomi ke banyak pulau. Ketiga, kedua faktor di atas akan membentuk proses industrialisasi yang menyebar dan berkesinambungan. Jumlah UMKM di Indonesia yang cukup banyak berpotensi untuk meningkatkan perekonomian negara. Manfaat dari regulasi tersebut dapat dilihat dari dua sisi, yakni dari sisi pemerintah sebagai pembuat regulasi dan dari sisi pengusaha sebagai obyek perizinan. Bagi pemerintah, perizinan diperlukan untuk menjaga ketertiban umum dan memberikan perlindungan kepada masyarakat secara luas. Bagi pengusaha, perizinan seharusnya memberi manfaat sosial dan ekonomi. Bila suatu kebijakan atau regulasi tidak sesuai dengan harapan, tentunya kebijakan tersebut harus dievaluasi karena adanya evaluasi akan diperoleh

1.1 Latar Belakang

  masukan yang berkaitan dengan ketidaksesuaian kebijakan dengan kinerja yang diharapkan hasilnya. Jadi, evaluasi membantu pengambil kebijakan pada tahap penilaian kebijakan terhadap proses pembuatan kebijakan.

  Evaluasi kebijakan tidak hanya menghasilkan kesimpulan mengenai berapa jauh masalah telah terselesaikan, tetapi memberi masukan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari kebijakan, membantu dalam penyesuaian, dan perumusan kembali masalah. Pemerintah membuat kebijakan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi yang terkait langsung dengan UMKM yaitu telah dicangkannya tiga butir kebijakan pokok di bidang ekonomi. Pertama, adalah peningkatan layanan jasa keuangan khususnya untuk pelaku UMKM, yang meliputi perbaikan layanan jasa perbankan, pasar modal,

  multifinance , asuransi. Kebijakan pokok

  kedua adalah peningkatan infrastruktur layanan jasa keuangan, berupa akses pasar, layanan penagihan dan pembayaran, kemudahan investasi dan menabung, serta dukungan umum atas pelaksanaan transaksi perdagangan. Peningkatan layanan jasa dan infrastruktur pendukungnya tidak akan berarti banyak tanpa upaya pembenahan menyeluruh untuk meningkatkan kemampuan entrepreneurship bagi pelaku UMKM. Kebijakan pokok ketiga adalah meningkatkan kemampuan dan penguasaan aspek-aspek teknis dan manajemen usaha, pengembangan produk dan penjualan, administrasi keuangan, dan kewirausahaan secara menyeluruh.

  Kebijakan pemerintah dalam pengembangan sektor UMKM tersebut bertujuan untuk meningkatkan potensi dan partisipasi aktif UMKM di dalam proses pembangunan nasional, khususnya dalam kegiatan ekonomi dalam rangka mewujudkan pemerataan pembangunan melalui perluasan kerja dan peningkatan pendapatan. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas Nasional. Selain itu, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan Usaha Besar dan Badan Usaha Milik Negara. Dalam, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah kini telah menunjukkan peranannya dalam perekonomian nasional, namun masih menghadapi berbagai hambatan dan kendala, baik yang bersifat internal maupun eksternal, dalam hal produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, desain dan teknologi, permodalan, serta iklim usaha. Untuk meningkatkan kesempatan, kemampuan, dan perlindungan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, telah ditetapkan berbagai kebijakan tentang pencadangan usaha, pendanaan, dan pengembangannya namun belum optimal. Hal itu dikarenakan kebijakan tersebut belum dapat memberikan perlindungan, kepastian berusaha, dan fasilitas yang memadai untuk pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Maka dari itu perlu ada nya pemberdayaan UMKM agar tujuan dari pemerintah tercapai sesuai pasal 5 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 yang berbunyi tentang Tujuan pemberdayaan Usaha Kecil Mikro dan Menengah

  2

  , a. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan berkeadilan; b. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan

  Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan c.

  Meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.

  Banyak dukungan atau bantuan yang diperlukan berkaitan dengan upaya tersebut, misalnya bantuan berupa pengadaan alat produksi, pengadaan barang fisik lainnya juga diperlukan adanya sebuah metode, mekanisme dan prosedur yang memadai, tepat guna, dan aplikatif serta mengarah pada kesesuaian pelaksanaan usaha dan upaya pengembangan dengan kemampuan masyarakat sebagai elemen pelaku usaha dalam suatu sistem perekonomian yang berbasis masyarakat, yaitu dalam bentuk UMKM. Sesuai Peraturan Presiden bahwasannya izin mendirikan usaha kecil menengah dilimpahkan kepada camat yang diberikan wewenang oleh bupati/walikota. Selain itu kepala desa/lurah dapat diberikan delegasi tetapi harus melihat keadaan daerahnya.

3 Dalam melaksanakan tugasnya, BPMP

  berpedoman pada Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor: 26 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung serta Peraturan Walikota Bandar Lampung 2 Pasal 5 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 3 Pasal 4 Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun

  Nomor: 37 Tahun 2008 yang telah diganti dengan Perda Kota Bandar Lampung No.82 Tahun 2008 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan di Bidang Perizinan kepada Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung. Usaha dalam menjamin kemajuan dan pengembangan UMKM juga diprogramkan oleh Departemen Keuangan melalui SK Menteri Keuangan (Menkeu) No.316/KMK.016/1994. Pemerintah melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap usaha kecil dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1998 tentang lingkup, tata cara, dan pengembangan usaha kecil. Adapun pembinaan dan pengembangan usaha kecil dilakuakan oleh pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dan dilakukan secara terarah dan terpadu serta berkesinambungan untuk mewujudkan usaha kecil yang tangguh, mandiri serta dapat berkembang menjadi Usaha Menengah. Ruang lingkup pembinaan dan pengembangan Usaha Kecil meliputi bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, dan teknologi. Pemberian izin usaha kecil di kota bandar lampung Sejak UU Otonomi Daerah diberlakukan tahun 1999, pemerintah daerah mempunyai tugas yang berat dalam meningkatkan pendapatan sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan daerah setempat.

  Satu-satunya cara untuk menghidupkan perekonomian daerah adalah dengan mendorong investasi. Investasi tidak dapat dilakukan tanpa melibatkan sektor swasta dan masyarakat luas, mengingat keterbatasan pemerintah. Salah satu kendala bagi munculnya minat berinvestasi adalah proses perizinan usaha yang terkesan berbelit dan tidak transparan. Hal ini memberikan dasar pemikiran bagi pemerintah daerah untuk melakukan pembenahan proses perizinan dalam bentuk kelembagaan baru yang dikenal dengan One Stop Service. Proses perizinan yang diterapkan di pemerintah kota bandar lampung melalui satu pintu sehingga mempermudah proses melakukan perizinan sehingga semua UMKM dapat melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan oleh pemerintah kota Bandar Lampung.

  Dalam upaya untuk meningkatkan arus masuk investasi ke daerah, penerapan OSS menjadi sangat strategis dan mendesak. Pemerintah Kota Bandar Lampung merespon positif kebijakan tersebut dengan mengimplementasikan kebijakan sistem Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) atau One

  dengan meneliti secara langsung ke lapangan untuk melihat secara langsung penerapan peraturan perundang- undangan atau antara hukum yang berkaitan dengan penegakan hukum, serta melakukan wawancara dengan beberapa responden yang dianggap dapat memberikan informasi mengenai pelaksanaan penegakan hukum tersebut.

  5 Abdulkadir Muhammad. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum . Bandung. Citra Aditya Bakti hlm.135

  6

  Untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan yang ada maka data tersebut perlu dianalisis. Pada penelitian ini data dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang dihasilkan dari penelitian dilapangan kedalam bentuk penjelasan dengan cara sistematis sehingga memiliki arti dan dapat dirangkum guna pembahasan pada bab- bab selanjutnya.

  2.3 Analisis Data

  Sumber data penelitian ini berasal dari data lapangan dan data kepustakaan. Sedangkan jenis data terdiri atas data primer dan data sekunder.

  2.2 Sumber Data dan Jenis Data

  5 Penelitian hukum empiris dilakukan

  Stop Service . Dalam hal ini di Bandar

  Peneliti menggunakan pendekatan masalah dengan cara normatif empiris. Suatu penelitian hukum normatif adalah pendekatan yang dilakkukan berdasarkan bahan hukum utama, menelaah hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas- asas hukum, konsepsi hukum, pandangan dan doktrin-doktrin hukum, peraturan dan sistem hukum.

  2.1 Pendekatan Masalah

  II. METODE PENELITIAN

  Bagaimanakah Kebijakan Pemerintah Dalam Memberikan Izin Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Bandar Lampung? b. Apakah yang menjadi faktor penghambat Kebijakan Pemerintah Dalam Memberikan Izin Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Bandar Lampung? 4 Wawancara dari bu diah bpmp tanggal jam

  Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : a.

  dikaji secara ilmiah dalam bentuk skripsi yang berjudul Kebijakan Pemerintah Dalam Memberikan Izin Usaha Industri Kecil Di Kota Bandar Lampung.

  Lampung hanya terdapat 6 perusahaan yang mendapatkan izin dari Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung.

4 Sehubungan dengan hal tersebut perlu

1.2 Rumusan Masalah

III. PEMBAHASAN

3.1 Kebijakan Pemerintah Dalam Memberikan Izin Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Bandar Lampung

  Berdasarkan hasil wawancara dan penelitian di Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Diah Anggreni Kepala Seksi dan Pengembangan BPMP Kota Bandar Lampung, demi mewujudkan pelayanan yang prima salah satu kebijakan yang dicanangkan adalah penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu atau sering disebut one stop service yang berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Pada prinsipnya kebijakan ini adalah kegiatan penyelenggaraan pelayanan perizinan ataupun non perizinan yang prosesnya dimulai dari permohonan sampai pada tahap dikeluarkannya atau diterbitkannya suatu dokumen yang dilakukan di satu pintu sehingga mewujudkan pelayanan publik yang cepat, murah, mudah, transparan, pasti, dan terjangkau. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

  24 Tahun 2006, Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah kegiatan penyelenggaraan perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen dilakukan dalam satu tempat.

  Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandar Lampung merupakan sebuah lembaga yang bergerak di bidang perizinan, segala bentuk urusan dalam perannya sebagai lembaga pemerintahan daerah yang mempunyai tugas pemerintahan yakni dalam segi pelayanan. Bentuk pelayanan publik dalam masalah perizinan yang dilakukan oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

  Kota Bandar Lampung, unit tersebut merupakan lembaga yang diberi kewenangan oleh pemerintah daerah Kota Bandar Lampung untuk mengurusi masalah perizinan dalam hal kegiatan usaha, baik industri, perdagangan maupun jasa. Dalam pelaksanaan proses pemberian izin tersebut memiliki prosedur dan mekanisme tertentu yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah Kota Bandar Lampung.

  7 Dibentuknya Badan Pelayanan Perizinan

  Terpadu Kota Bandar Lampung merupakan salah satu dinas yang ada di pemerintah daerah Kota Bandar Lampung yang memberikan pelayanan yang berkualitas, karena dengan adanya Badan Pelayanan Perizinan Terpadu ini masyarakat diharapkan mendapatkan banyak kemudahan dalam pelayanan publik terutama dalam pelayanan administratif tentang perizinan. Dengan adanya Badan Pelayanan Perizinan Terpadu, maka terjadilah pendelegasian kewenangan perizinan dari Walikota Bandar Lampung ke Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu yang tadinya ditandatangani oleh Walikota Bandar Lampung diserahkan kepada Kepala Pelayanan Perizinan Terpadu sehingga yang berwenang menanda- tangani keputusan perizinan adalah Kepala Pelayanan Perizinan Terpadu atas nama Walikota Bandar Lampung. Oleh karena itu, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu hanya sebatas menyelenggarakan izin saja baik menerima izin maupun menolak izin yang diajukan oleh masyarakat.

  Banyak perizinan yang dikeluarkan oleh pemerintah Kota Bandar Lampung yang seharusnya di penuhi masyarakat antara lain: 7 Hasil Wawancara dengan ibu diah pukul 9.00

  1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) SIUP adalah Izin Usaha yang dikeluarkan Instansi Pemerintah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota/Wilayah sesuai domisili perusahaan. SIUP digunakan untuk menjalankan usaha perdagangan. SIUP adalah surat izin yang diberikan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada pengusaha untuk melaksanakan usaha di bidang perdagangan dan jasa. SIUP diberikan untuk usaha mikro kecil menengah kepada para pengusaha .

  2. Izin Gangguan (HO) Izin gangguan ini sendiri adalah izin tempat usaha/kegiatan kepada pribadi atau badan hukum yang menjalankan suatu bidang usaha yang berpotensi menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan masyarakat serta kelestarian lingkungan hidup.

  3. Izin Usaha Industri (IUI) Merupakan surat Izin untuk pengusaha menengah kecil yang membutuhkan legalitas atau pemenuhan berkas untuk mendukung usaha yang bergerak di bidang industri. Izin usaha ini wajib dimiliki oleh usaha yang memiliki modal sebesar Rp 5 juta sampai Rp 200 juta.

  4. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Tanda daftar perusahaan (TDP) Adalah tanda bukti badan usaha yang telah melakukan kewajibannya dalam melakukan pendaftaran perusahaan dalam Daftar Perusahaan. Pendaftaran wajib dilakukan oleh pemilik atau pengurus perusahaan yang bersangkutan, atau dapat diwakilkan kepada orang lain dengan surat kuasa.

  Perusahaan yang wajib didaftar dalam Daftar Perusahaan adalah badan usaha yang berbentuk Badan Hukum, Koperasi, Persekutuan (Komanditer/ CV, Firma, PT), dan Perorangan.

  Khusus Perusahaan Kecil Perorangan yang dijalankan secara pribadi, mempekerjakan hanya anggota keluarga terdekat, tidak memerlukan izin usaha, dan bukan merupakan suatu badan hukum atau suatu persekutuan dikecualikan dari wajib Daftar Perusahaan.

  Berdasarkan Permendagri No 24 tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaran Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang ditandak Lanjuti dengan Peraturan Walikota Kota Bandar Lampung No. 58 Tahun 2011 Tentang Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Penanaman Modal Dan Perizinan Kota Bandar Lampung bahwa Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung memiliki kewenangan dalam mengeluarkan surat izin usaha industri (IUI) untuk perusahaan-perusahaan yang ingin melakukan kegiatan industri di Kota Bandar Lampung dengan harus memenuhi syarat yang ditentukan.

  Dalam hal permohonan izin usaha industri (IUI) yang masuk dalam kewenangan Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung adalah khusus usaha- usaha industri yang berada di wilayah Kota Bandar Lampung. Izin usaha industry (IUI) adalah izin yang wajib diperoleh untuk mendirikan perusahaan industri dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya. syarat yang harus dipenuhi adalah setiap orang atau badan usaha yang akan mendirikan kegiatan industry mendatangi Kantor Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) dan memasukkan berkas yang terdiri dari surat permohonan, copy KTP Pemilik/direktur utama/ penanggung- jawab perusahaan, copy akta pendirian perusahaan dan pengesahannya (bagi pemohon yang berbentuk badan usaha), copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) perorangan/perusahaan, copy Surat Izin Gangguan (HO))/Surat Izin Tempat Usaha (SITU), copy persetujuan kelayakan dan atau izin lingkungan, copy surat keterangan instansi teknis permohonan dikirim ke bagian (jika dipersyaratkan), pas foto berukuran proses. 3x4 sebanyak 3 (tiga) lembar di loket

  • penerimaan berkas dan penyerahan izin dikembalikan ke pemohon. yang di verifikasi secara administrasi.

  Bila tidak lengkap berkas

  4. Sub bidang pengolahan memroses Pendaftaran Izin Usaha Industri diajukan izin dan mempelajari berkas langsung oleh Pemohon kepada permohonan, dengan

  2 (dua) Walikota Bandar Lampung melalui alternatif keputusan : Kepala Kantor Unit Badan Pelayanan

  a. pengajuan izin dapat Bila dan Perizinan Terpadu di Bone dengan menimbulkan dampak yang cukup mengisi beberapa formulir, yaitu signifikan bagi masyarakat formulir Surat Izin Usaha Industri (IUI), maupun lingkungan sekitarnya Tanda Daftar Industri (TDP), dan Izin maka perlu dilakukan peninjauan Bangunan (HO). Tahap-tahap pemberian lapangan dan pembahasan oleh

  8 izin usaha industri sebagai berikut: Tim Teknis.

  1. b. Pemohon datang ke Kantor Unit Jika tidak perlu peninjauan

  Badan Pelayanan dan Perizinan lapangan/pembahasan oleh Tim Terpadu Kota Bandar Lampung. Teknis Perizinan maka berkas 2. datang ke petugas dapat langsung diproses. Pemohon informasi/customer service atau dapat

  5. Membuat surat undangan kepada Tim langsung menuju petugas pendaftaran Teknis Perizinan untuk pembahasan. untuk memperoleh formulir Berdasarkan pembahasan Tim Teknis pengajuan izin. dibuat : a. informasi/customer

  a. Acara Pemeriksaan Petugas Berita service dan atau petugas Lapangan pendaftaran memberi salam serta b.

  Rekomendasi Tim Teknis harus berpenampilan menarik, Perizinan ramah, sopan dan memberikan 6.

  Rekomendasi Tim Teknis perizinan semua informasi yang dibutuhkan apakah diizinkan atau ditolak. Bila pemohon berkaitan dengan diizinkan berkas permohonan pengurusan perizinan. dikirimkan ke Sub bidang pembukuan b. dan pelaporan izin, bila tidak

  Petugas pelayanan perizinan harus menyediakan formulir izin dan diizinkan berkas dikembalikan ke menjelaskan dengan rinci tata cara pemohon dan diberi surat penolakan. pengisian formulir permohonan.

  7. Bidang perizinan memproses dan 3. pemohon menerima menetapkan izin. Setelah permohonan izin,:

  8. Proses pemeriksaan dan pemarafan

  a. mengisi formulir oleh Kepala Bidang Perizinan dan Pemohon permohonan dan melengkapi Sekretaris serta Penandatanganan Izin persyaratan. oleh Kepala Kantor Unit Badan b.

  Pelayanan dan Perizinan Terpadu Petugas pendaftaran memeriksa kelengkapan berkas: Kota Bandar Lampung . lengkap, berkas 9. Bila Pemohon membayar retribusi, sesuai

  • permohonan di agenda dan yang telah diatur dalam Peraturan pemohon diberi resi penerimaan Kepala Badan Penanaman Modal berkas, selanjutnya berkas Nomor 23 Tahun 2009 tentang
  • 8 Retribusi Izin Usaha Perindustrian

      Hasil wawancara dengan ibu diah pukul 09.00

      dan Perdagangan, yaitu: a.

      Perusahaan Industri Kecil (IK) Rp. 25.000 b. Perusahaan Industri Menengah

      (IM) Rp. 50.000 c. Perusahaan Industri Besar (IB)

      Rp. 75.000”

      10. Petugas menerima resi pembayaran, registrasi izin (pencatatan, penomoran, dan pengarsipan) dan penyerahan Izin kepada Pemohon

      Prosedur atau mekanisme yang berlaku di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandar Lampung memang demikian, pelimpahan atau pendelegasian wewenang dari Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung, dalam hal ini Walikota Bandar Lampung yang memiliki kewenangan perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbit dokumen yang dilakukan dalam satu tempat/satu atap. Masyarakat atau para pendiri industri yang ingin mendaftarkan industrinya tidak mengalami kesulitan, karena Badan Pelayanan Perizinan Terpadu membuka loket tersendiri terkait dengan izin usaha industri. Dalam sistem pemerintahan, selain aparatur birokrat dan lembanga publik juga harus terdapat suatu rumusan kebijakan publik yang merepresentasi- kan tujuan dari pemerintahan itu sendiri. Dalam perumusan kebijakan itu, haruslah memperhatikan tujuan pemerintahan dan fenomena sosial masyarakat dalam lingkungan tersebut. Kebijakan merupakan serangkaian keputusan yang saling berkaitan yang diambi loleh seorang aktor politik berkenaan dengan tujuan yang di pilih beserta cara-cara untuk mencapainya dalam situasi dimana keputusan tersebut masih berada dalam batas-batas kewenangan aktor tersebut. Dari pendapat dari beberapa definisi tentang kebijakan publik diatas, maka dapat di simpulkan bahwa serangkaian keputusan aktor politik dengan melihat fenomena sosial yang terjadi terkait tindakan yang akan dilalukan maupun tidak dilakukan untuk mencapai tujuan pemerintahan. Untuk memahami kedudukan dan peran yang strategis dari pemerintah sebagai publik aktor terkait dengan kebijakan publik maka diperlukan pemahaman bahwa untuk mengaktualisasinya diperlukan suatu kebijakan yang berorientas ikepada kepentingan rakyat. Kajian tentang implementasi kebijakan merupakan cara untuk melakukan pemahaman terkait Perizinan Usaha Industri yang merupakan produk dari kebijakan publik. Kebijakan publik merupakan segala keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk diterapkan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Segala bentuk kebijakan publik yang di buat perlu dilaksanakan secara baik sehingga tujuan dari pembuatan kebijakan tersebut dapat dicapai.Untuk memaksimalkan kebijakan itu, maka sangat diperlukan kajian tentang implementasi kebijakan. Dalam pelasksanaan implementasi kebijakan, ada beberap afaktor yang dianggap mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi itu. faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan adalah

      1. Communication (komunikasi); Komunikasi merupakan upaya untuk menyebarluaskan informasi, baik dari atas ke bawah maupun dari bawah ke atas. Dalam menyampaikan informasi, perlu adanya ketetapan waktu dalam penyampaian informasi, harus jelas informasi yang disampaikan, serta memerlukan ketelitian dan konsistensi agar informasi yang disampaikan tidak menimbulkan kesimpang siuran.

      2. Resources (sumber daya);

      Sumber daya merupakan implementator dari kebijakan yang dikeluarkan. sumber-sumber dalam implementasi kebijakan memegang peranan penting, karena implementasi kebijakan tidak akan efektif bilamana sumber-sumber pendukungnya tidak tersedia. Dalam implementasi sebuah kebijakan, sumber daya dari kebijakan itu harus relatif cukup jumlahnya, mempunyai keahlian dan keterampilan untuk melaksanakan kebijakan, informasi yang memadai atau relevan untuk keperluan implementasi, dukungan dari lingkungan untuk mensukseskan implementasi kebijakan, wewenang yang dimiliki implementor untuk melaksanakan kebijakan.

      3. Dispotisions or attitude (sikap); merupakan sikap implementor dalam mendukung suatu implementasi kebijakan. Implementator kebijakan haruslah memiliki inisiatif dalam mendukung ketercapaian sebuah kebijakan itu.

      4. Bureaucratic structure (struktur

      birokrasi) ; tahapan implementasi

      kebijakan yang memiliki keterkaitan dengan tahapan birokrasi baik antar lembaga maupun dengan lembaga yang berbeda sehingga diperlukan koordinasi yang efektif antar lembaga-lembaga terkait dalam mendukung keberhasilan implementasi.

      Ada enam faktor utama yang dianggap memberi kontribusi keberhasilan atau kegagalan implementasi. Enam faktor tersebut adalah:

      1. Tujuan atau sasaran kebijakan yang jelas dan konsisten, yakni rincian mengenai sasaran yang ingin dicapai melalui kebijakan beserta standar untuk mengukur pencapaiannya.

      2. Dukungan teori yang kuat dalam merumuskan kebijakan, yakni landasan dalam penyusunan kebijakan yang dilaksanakan.

      3. Proses implementasi memiliki dasar hukum yang jelas sehingga menjamin terjadi kepatuhan para petugas di lapangan dan kelompok sasaran, yakni peraturan yang mengatur tahapan-tahapan implementasi kebijakan 4. Dukungan para stakeholder, yakni dukungan dari berbagai pihak yang terkait dengan implementasi program yang di jalankan

      5. Komitmen dan keahlian para pelaksana kebijakan, yakni pengetahuan dan pemahaman akan isi dan tujuan kebijakan.

      6. Stabilitas kondisi sosial, ekonomi, dan politik, yakni aspek ketercukupan sumberdaya ekonomi, seberapa besar dan bagaimana kebijakan dapat mempengaruhi kondisi sosial ekonomi yang ada, bagaimana tanggapan publik tentang kebijakan tersebut.

      3.2 Faktor penghambat Kebijakan Pemerintah Dalam Memberikan Izin Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Bandar Lampung.

      Kebijakan pemerintah untuk memberikan izin terkait pengusaha di bidang industri kecil sangat lah relevan karena untuk mendata para pengusaha yang ada di Kota Bandar Lampung. Tetapi di dalam implementasinya masih ada yang menghambat dalam melaksanakan kebijakan terkait kebijakan tersebut. Di dalam proses pembuatan izin masih banyak masyarakat yang kurang paham persyaratan yang harus dilengkapi oleh para pengusaha, minimnya anggaran sosialisasi sehingga menghambat sosialisasi kepada masyarakat di tahun

      2017 dengan kurangnya masyarakat memahami persyaratan-persyaratan tersebut sehingga masih kurang memenuhi persyaratan yang ada dan banyaknya jenis perizinan yang harus dipenuhi sehingga pemerintah masih terhambat dalam menerbitkan izin-izin yang harus diterbitkan izin yang harus diterbitkan.

      dalam masyarakat adalah karna banyaknya persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dalam penerbitan izin usaha mikro kecil dan menengah, beberapa izin yang harus di penuhi antara lain adalah :

      SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

      Syarat-syarat dari masing-masing izin tersebut dan kurangnya pengetahuan dan sosialisasi dalam masyarakat tersebut tentang perizinan maka hal itu itulah yang menjadi faktor penghambat dalam penerbitan izin.

      Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai permasalahan dalam skripsi ini, sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat dinyatakan kesimpulan sebagai berikut :

      Pemerintah Dalam Memberikan Izin Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Bandar Lampung adalah untuk memberikan perbaikan kualitas pelayanan publik dengan serius. Dengan Peraturan Walikota Bandar Lampung No.49 Tahun 2011 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan di Bidang

      Perizinan Kepada Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar lampung.. Demi mewujudkan pelayanan yang prima salah satu kebijakan yang dicanangkan adalah penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu atau sering disebut one

    9 Faktor penghambat yang sering terjadi di

      stop service yang berdasarkan

      Peraturan Menteri Dalam Negeri No.

      24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Pada prinsipnya kebijakan ini adalah kegiatan penyelenggaraan pelayanan perizinan ataupun non perizinan yang prosesnya dimulai dari permohonan sampai pada tahap dikeluarkannya atau diterbitkannya suatu dokumen yang dilakukan di satu pintu sehingga mewujudkan pelayanan publik yang cepat, murah, mudah, transparan, pasti, dan terjangkau. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006, Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah kegiatan penyelenggaraan perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen dilakukan dalam satu tempat.

    1. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 2.

    IV. PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

      2. Dalam penerapan pelaksanaan Kebijakan Pemerintah Dalam Memberikan Izin Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Bandar Lampung faktor penghambatnya anatara lain kebijakan yang berorientasi kepada kepentingan rakyat masih kurang dapat dipahami oleh masyarakat, minimnya anggaran sosialisasi sehingga menghambat sosialisasi kepada masyarakat di tahun 2017 dengan kurangnya masyarakat memahami persyaratan-persyaratan tersebut sehingga masih kurang memenuhi

    1. Kebijakan

      persyaratan yang ada dan banyaknya Peraturan Perundang-undangan jenis perizinan yang harus dipenuhi. Kajian tentang implementasi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 kebijakan merupakan cara untuk Tentang Usaha, Kecil dan melakukan pemahaman terkait Menengah Perizinan Usaha Industri yang merupakan produk dari kebijakan Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun publik 2014 tentang Perizinan Usaha Kecil dan Mikro

    4.2 Saran

      Berdasarkan kesimpulan di atas, maka Permendagri Nomor 83 Tahun 2014 dapat disarankan sebagai berikut: tentang Pedoman Pemberian Izin

      1. Usaha Mikro dan Kecil Sebaiknya Bagi Masyarakat Kota

      Bandar Lampung diharapkan berperan secara aktif untuk mengikuti Kebijakan yang telah diberikan oleh Pemerintah Kota kepada Masyarakat yang untuk dapat membuat suatu izin dalam mendirikan izin usaha mikro dan menengah di Kota Bandar Lampung.

    2. Sebaiknya Pemerintah Kota dan

      Dinas Perizinan terus mengadakan sosialisasi untuk memberitahu kepada masyarakat Kota Bandar Lampung dalam tata cara pengurusan izin usaha mikro dan menengah.

    DAFTAR PUSTAKA

      Abdulkadir, Muhammad. 2004. Hukum

      dan Penelitian Hukum . Bandung: Citra Aditya Bakti.

      Bambang, Sunggono. 1994. Hukum dan

      Kebijaksanaan Publik . Jakarta: Sinar Grafika.

      Irfan, Islamy. M. 1992. Prinsip-Prinsip Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

      Nugraha, Safri. dkk. 2005. Hukum

      Administrasi Negara . Depok: Badan

      Penerbit Fakultas Hukum