Hukum Ekonomi Syariah Pertemuan 7 subjek hukum ekonomi

Resume Hukum
Ekonomi Syariah di
Indonesia

1

Hukum Ekonomi Syariah
Hukum ekonomi syariah kontemporer
merupakan gabungan antara
reformasi hukum ekonomi
konvensional dan fiqh mu’amalat
modern. Tidak mengherankan bila
bidang ini merupakan suatu yang baru
bagi peradilan Indonesia mengingat
minimnya peraturan perundangundangan dan prakek peradilan.
2

Nama Lain
Hukum ekonomi syariah juga
dikenal dengan nama hukum
bisnis syariah, fiqh at-tijari wa

al-mu’amalat, kitab al-amwal wa
al-buyu’, hukum keuangan
syariah dan Islamic law of
commerce and trade. Serupa
tapi tak sama.
3

Penjelasan Pasal 49 UU No.
3/2006
Penjelasan Pasal 49 UU No. 3/2006 membagi
ekonomi syariah kpd 11 macam dan salah
satunya adalah bisnis syariah. 10 macam
ekonomi syariah disebutkan terdahulu (bank
syariah, lembaga keuangan makro syariah,
asuransi syariah, reasuransi syariah, reksadana
syariah, obligasi syariah dan surat berharga
berjangka menengah syariah, sekuritas syariah,
pembiayaan syariah, pegadaian syariah, dan
dana pensiun lembaga keuangan syariah)
sebenarnya juga adalah bisnis syariah.

4

Sejarah PerUUan
Legislator pada mulanya hanya berpikir ttg bank
syariah. tetapi setelah didalamkan pandangan
ternyata lembaga ekonomi syariah yang sudah
mulai tumbuh di Indonesia mencapai 10
macam. Untuk mengcover semua bidang yang
mungkin lahir di masa depan, maka
dimasukkan tambahan terakhir berupa bisnis
syariah, diharapkan dapat mencakup semua
jenis usaha berbasis syariah .
11 bidang tsb menyangkut harta, kekayaan dan
uang secara umum, maka juga dinamakan
hukum keuangan, dan ini juga didukung oleh
5
perundang-undangan.

. . . lanjutan
Penyelasan Umum UU No. 19/2008 Tentang Surat

Berharga Syariah Indonesia atau Sukuk Negara
menyatakan: ”Keuangan Islam didasarkan pada
prinsip moralitas dan keadilan. Oleh karena itu,
sesuai dengan dasar operasionalnya yakni
syariah Islam yang bersumber dari al-Qur’an
dan al-Hadits serta Ijma’, instrumen
pembayaran syariah harus selaras dan
memenuhi prinsip syariah, yaitu antara lain
transaksi yang dilakukan oleh para pihak harus
bersifat adil, halal, thayyib, dan maslahat. “
6

. . . lanjutan
“Selain itu, transaksi dalam keuangan
Islam sesuai dengan syariah harus
terlepas dari unsur larangan berikut: (1)
Riba, yaitu unsur bunga atau return yang
diperoleh dari penggunaan uang untuk
mendapatkan uang (money for money);
(2) Maysir, yaitu unsur spekulasi, judi,

dan sikap untung-untungan; dan (3)
Gharar, yaitu unsur ketidakpastian yang
antara lain terkait dengan penyerahan,
kualitas, kuantitas, dan sebagainya . . .”
7

Bisnis Syariah
Bisnis berasal dari kata Inggeris business.
Sebuah bisnis, disebut juga firm atau
enterprise, adalah sebuah organisasi yang
diakui secara hukum, dirancang untuk
menyediakan barang2 dan pelayanan
untuk konsumen. Pemilik dan pelaksana
bisnis memiliki sebuah tujuan utama yaitu
menerima atau mengembangkan
keuntungan finansial sbg imbalan kerja
dan menanggung resiko.
8

. . . lanjutan

Kata ‘bisnis’ secara etimologi berhubungan
dgn keadaan busy (sibuk), paling kurang
mempunyai tiga penggunaan, tergantung
kpd cakupannya. (1) berarti perusahaan
tertentu atau korporasi, (2) penggunaan
umum menunjuk kpd sektor pasar
tertentu seperti bisnis musik dan
agribisnis, dan (3) dlm pengertian luas
termasuk semua kegiatan oleh komunitas
pensuplai barang2 dan pelayanan.
9

. . . lanjutan
Bisnis dapat digolongkan kpd bisnis pertanian
(agriculture) dan pertambangan (mining) atau
bisnis finansial, termasuk bank dan
perusahaan2 yang menghasilkan keuntungan
melalui investasi dan manajemen modal; atau
bisnis informasi, hak milik intelektual
(intellectual property), termasuk studio2 film,

penerbit, perusahaan2 perangkat lunak; atau
bisnis pabrik2 atau bisnis perumahan atau
pekerjaan pengecer dan distributor atau
bisnis pelayanan atau jasa hiburan; atau bisnis
transportasi. pelayanan publik seperti listrik,
pengolahan sampah dll
10

. . . lanjutan
Sedangkan bisnis syariah adalah
dunia usaha yang dilakukan
berdasarkan prinsip2 syariah.
Bisnis syariah adalah usaha bisnis
yang dilakukan secara profesional
untuk mendapatkan keuntungan
sebesar-besarnya tetapi dengan
memperhatikan prinsip halalharam.
11

Tijarah

Bisnis dalam kajian fiqh disebut tijarah
(perdagangan). Tijarah : “penukaran harta
melalui jual-beli untuk tujuan
mendapatkan keuntungan.” ‫ى‬
(‫لأ‬
‫باالام ا‬
‫اااق لي‬
‫ت‬
‫االاربح‬
‫اااا يع واالاشراء االغاارض‬
‫ ) بال‬Perdagangan:
kegiatan ekonomi yg sah secara Islam bila
dilakukan dgn cara yang halal. (‫اااي أيها االاذين‬
‫اااك ون‬
‫اال أن ت‬
‫اااا باطل إ‬
‫اال‬
‫اااي نكم ب‬
‫االاكم ب‬
‫اااأ كلوا أمو‬

‫آمنوا لاا ت‬
‫ااار اض منكم‬
‫اااج ارة عن ت‬
‫“ ) ت‬Wahai orang2 yang
beriman! Jangan kalian memakan harta
kalian di antara kalian berdasarkan
kebatilan kecuali merupakan tijarah
(perdagangan) berdasarkan kerelaan dari
kalian.” (an-Nisa’ 29(.
12

. . . lanjutan
Tijarah juga dikenal dengan nama al-bay’
(jual beli), “yaitu penukaran harta
dengan harta untuk tujuan memiliki dan
menguasainya.” ( ‫ااام ليكا و‬
‫لت‬
‫ااام ا‬
‫ل ب‬
‫مبادلة م ا‬

‫ااام لكا‬
‫) ت‬. Keduanya adalah penukaran
harta dengan harta, tetapi pada tijarah,
penekanan adalah pada mendapatkan
keuntungan, walaupun dalam kenyataan
tidak selalu mendapatkan keuntungan.
13

. . . lanjutan
Tijarah= coomerce atau perdagangan (trade)
atau produksi berhubungan dgn
pertukaran barang dan pelayanan dari
produsen kpd konsumen akhir. Commerce
terdiri dari sesuatu yang bernilai ekonomi
seperti barang2, pelayanan, informasi atau
uang antara dua atau lebih benda.
Commerce pada dasarnya untuk
menunjukkan kegiatan jual-beli, sedangkan
trade menunjuk kpd pertukaran jenis
barang tertentu, misalnya perdagangan

gula (sugar trade) atau perdagangan
saham pasar bursa (trade on the stockexchange) dll.
14

Dewan Pengawas Syariah
Untuk memastikan usaha ekonomi
atau bisnis syariah sesuai rinsip
syariah di Indonesia, telah
dibentuk Badan Pengawas
Syariah (LPS), antara lain melalui
Undang-Undang No. 40/2007
Tentang Perseroan Terbatas dan
Undang-Undang No. 21/2008
Tentang Perbankan Syariah.
15

. . . lanjutan
Pasal 109 UU No. 40/2007: (1) Perseroan yg
menjalankan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah selain mempunyai Dewan

Komisaris wajib mempunyai Dewan Pengawas
Syariah. (2) DPS sbgmana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas seorang ahli syariah atau
lebih yang diangkat oleh RUPS atas
rekomendasi MUI. (3) DPS sbgmana dimaksud
pada ayat (1) bertugas memberikan nasehat
dan saran kepada Direksi serta mengawasi
kegiatan Perseroan agar sesuai prinsip
syariah.
16

. . . lanjutan
Pasal 32 UU No. 21/2006: (1) D PS wajib
dibentuk di Bank Syariah dan Bank
Umum Konvensional yang memiliki UUS.
(2) DPS sbgmana dimaksud pada ayat (1)
diangkat oleh Rapat Umum Pemegang
Saham atas rekomendasi MUI. (2) DPS
sbgmana dimaksud pada ayat (1)
bertugas memberikan nasihat dan saran
kepada direksi serta mengawasi kegiatan
Bank agar sesuai dgn Prinsip Syariah. (3)
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pembentukan DPS sbgmana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan PBI.
17

Permasalahan DPS a.l.
Di antara permasalahan DPS: perannya
yang terbatas dlm mengawasi praktek
keuangan syariah karena anggota DPS
pada umumnya adalah ahli syariah tetapi
bukanlah praktisi keuangan syariah dan
mereka tidak bekerja purna waktu. Juga
disinyalir praktek yang tidak syariah d lm
lembaga2 ini, misalnya melalui margin
yang dipahami oleh sebagian pengamat
sbg bentuk lain dari bunga atau riba
yang terlarang dalam ekonomi syariah.
18

. . . lanjutan
Hakim harus teliti melihat praktek
perjanjian berdasarkan prinsip
syariah dalam kasus yang
diajukan ke pengadilan,
missalnya bila ada gugatan
pembatalan akad oleh pihak dlm
hal akad tidak murni
berdasarkan syariah.
19

Contoh Kasus
Antara lembaga keuangan Islam di Dubai
(Emirat Arab) sbg Pihak I dan sebuah
perusahaan farmasi di Bangladesh sbg
Pihak II. melakukan akad mudharabah
bagi pembelian sejumlah alat farmasi oleh
Pihak I untuk Pihak II. Pihak I mendapat
keuntungan bagi hasil dari pembelian ini
dan Pihak II membayar ansuran hutang
setiap bulan plus prosentasi keuntungan
bagi hasil perbulan kepada Pihak I.
20

. . . lanjutan
Setelah kontrak berjalan, perusahan farmasi
kemudian tidak mau melunasi cicilan dgn
pertimbangan bunga terselubung, karena
itu perjanjian batal demi hukum. Pihak I
membawa kasusnya ke pengadilan Inggeris
sesuai bunyi kontrak. Akhirnya pengadilan
London menerima gugatan tsb berdasarkan
hukum umum, dan bukan prinsip syariat
Islam yang tidak dikenal di pengadilan
Inggeris, bahwa orang yang berhutang
wajib membayar hutangnya sesuai syarat2
perjanjian.
21

LPS Sudan
LPS yang cukup bagus misalnya terdapat di
Sudan dengan nama Hay’ah ar-Riqabah asySyari’iyyah. Bila ditemukan praktek tidak
syariah, misalnya unsur bunga atau riba,
maka bunga atau riba tsb tidak dibayarkan
kepada pihak, tetapi disalurkan ke rekening
khusus milik negara untuk tujuan dana
kebajikan. Bila praktek tsb disebabkan
karena pasal perundang-undangan tertentu,
maka LPS mengusulkan perubahan pasal
tsb kepada pemerintah dan DPR.
22

Hukum Materil
Hukum materil ekonomi syariah saat ini
adalah fiqh para fuqaha’, fatwa DSN
yang sudah dan belum diposivitivisasi
oleh BI dan sedikit peraturan perundangundangan. Diharapkan putusan hakim
berdasarkan istinbath al-hukm dan
ijtihad terbatas dan penggunaan metode
tarjih dapat mengisi kekosongan
peraturan perundang-undangan dalam
bidang ini sebagai judge’s making law.
23

Fenomena Baru
Selama ini kewenangan PA menyangkut sengketa
di antara orang Islam, tetapi dalam sengketa
ekonomi syariah juga menyangkut non-muslim
yang menundukkan diri kepada akad-akad
berdasarkan prinsip2 syariah. Gejala ini juga
menunjukkan keluasan dan keluwesan syariah
seperti disinggung oleh al-Qardhawi. Akad adalah
konstitusi bagi para pihak, yang menjadi fokus
pertama penyelesaian semua sengketa ekonomi
syariah.
Ada kesamaan kontrak dalam sistem hukum Islam
dengan sistem hukum lain, misalnya sistem
common law.
24

Syariat Islam Sbg
Hukum Hidup
Perkembangan hukum ekonomi syariah
adalah indikator hukum Islam atau syariah
sebagai hukum yang hidup di negeri ini.
Hukum ekonomi syariah dipakai oleh
pelaku ekonomi, mendapat perhatian dari
lembaga keuangan, keulamaan, peradilan
dan pemerintah, tetapi dilihat dari
minimnya peraturan perundang-undangan
dalam bidang ini mendapat resepsi yang
lamban dari legislator Indonesia.
25