T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Bimbingan Kelompok Motivasi Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI Pemasaran SMKN 1 Demak T2 BAB II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Managemen Pendidikan
2.1.1Pengertian Manajemen Pendidikan
Manajemen Pendidikan adalah proses pengembangan
kegiatan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan
pendidikan
yang
telah
ditetapkan.
Proses
pengendalian
kegiatan kelompok yang minimal mencakup: perencanaan
(planning),
pengorganisasian(organizing),
penggerakan
(actuating), dan pengawasan (controlling) sebagai suatu proses
untuk menjadikan visi menjadi aksi. Manajemen pendidikan
sama
artinya
dengan
administrasi
pendidikan.
Jadi
Manajemen Pendidikan merupakan serangkaian kegiatan
bersama atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas
kerjasama
sekelompok
orang
dalam
mencapai
tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan secara terencana dan
sistematis, yang diselenggarakan pada suatu lingkungan
tertentu (Slameto, 2013:1).
2.1.2 Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan merupakan proses pengurusan
segala hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolah
mulai dari perencanaan penerimaan siswa, pembinaan selama
disekolah, sampai dengan siswa menamatkan pendidikannya
melalui
penciptaan
suasana
yang
kondusif
terhadap
berlangsungnya proses belajar mengajar.
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 pada Bab II
Pasal
34
menjelaskan
(2003)
tentang
Bahwa
sistem
“Pendidikan
8
Pendidikan
Nasional,
nasional
berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban
bangsa
mencerdaskan
yang
bermartabat
kehidupan
bangsa,
dalam
rangka
bertujuan
untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berahlak Mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”. Hal ini dimaksudkan bahwa tolok ukur berhasilnya
pendidikan di Indonesia adalah peserta didik. Guna mencapai
keberhasilan tersebut maka manajemen kesiswaan sangat
diutamakan.
Dalam pelayanan terhadap siswa terdapat hal-hal yang
berhubungan langsung dengan kehidupan siswa di sekolah,
maupun terdapat juga aspek-aspek yang tidak langsung, yang
kesemuanya memerlukan penanganan yang seefektif dan
seefisien mungkin. Dengan demikian manajemen kesiswaan
merupakan keseluruhan proses penyelenggaraan kerjasama
dalam bidang kesiswaan dalam rangka mencapai tujuantujuan pendidikan di sekolah (Mantja, 2008:36).
2.2 Motivasi Belajar
2.2.1 Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi adalah energi dari dalam atau luar diri
seseorang yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu tindakan atau kegiatan. Motivasi dapat muncul dari
dalam diri sebagai energi yang membangun sebuah gerakan
atau tindakan. Motivasi yang muncul dari luar diri merupakan
sebuah rangsangan atau stimulus sehingga menimbulkan
respon tindakan dari seseorang.
Motivasi belajar adalah usaha nyata berupa tindakan
atau dorongan yang timbul dari dalam diri siswa berupa
9
keinginan untuk melakukan tindakan. Maupun dari luar diri
siswa yang berupa stimulus sehingga menimbulkan respon
dari siswa untuk melakukan aktivitas yang disengaja melalui
latihan atau pengalaman, sehingga memperoleh kebiasaankebiasaan,
pengetahuan
maupun
sikap
agar
dapat
diwujudkan dalam perubahan perilaku untuk melakukan
aktivitas belajar yang dilakukan secara terus menerus dan
berkenambungan.
Pintrich dan Schunk (2008:4) “Motivation is the process
whereby goal-directed activity is instigated and sustained”.
Motivasi adalah proses dimana tujuan diarahkan pada
aktivitas langsung yang didukung dan secara berkelanjutan.
Motivasi adalah proses bukan sebuah produk. Sebagai proses,
jangan mengamati motivasi dengan langsung melainkan kita
menyimpulkan dari tindakan dan mengungkapkan dengan
kata-kata. Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa
motivasi bukan suatu produk namun suatu proses yang
berjalan yang dapat dilihat melalui tindakan atau perilaku
yang timbul.
2.2.2 Peningkatan Motivasi Belajar
Motivasi belajar memiliki peranan penting berkaitan
dengan prestasi belajar, siswa yang memiliki motivasi belajar
tinggi pada umumnya memiliki prestasi belajar yang tinggi,
sebaliknya siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah
atau
sedang-sedang
saja,
maka
kecenderungan
prestasi
belajarnya pun sedang atau rendah.
Belajar merupakan peristiwa psikologis yang bersifat
komplek, karena didalam belajar menggunakan semua atau
beberapa aspek untuk mencapai tujuan. Belajar merupakan
suatu proses, sehingga siswa harus aktif. Aspek motivasi
belajar mempunyai peranan penting dalam terwujudnya
10
kegiatan belajar. Karena dalam kenyataannya bahwa tidak
ada perbuatan tanpa motivasi.
Pintrich dan Schunk (2008:12) menjelaskan motivasi
terdiri atas:
1. Choice of tasks; selection of tasks under free-choice
conditions indicates motivation to perform the task.
2. Effort; High effort-especially on difficult tasks-is
indicative of motivation.
3. Persistence; working for a longer time-especially
when one encounters obstacles-is associated with
higher motivation.
4. Achievement; choice, effort, and persistence raise
task achievement.
Motivasi belajar siswa dapat dilihat dari cara siswa
memilih tugasnya sendiri untuk dikerjakan maka peserta
didik
tersebut
memiliki
motivasi
yang
tinggi
dalam
mengerjakan tugas tersebut. Siswa melakukan usaha yang
sangat keras dalam mengerjakan tugasnya maka semakin
tinggi pula motivasi belajar siswa tersebut. Jika siswa
melakukan tugas dengan ketekunan dan dilakukan dalam
waktu yang lama serta menghadapi berbagai maslah dalam
mengerjakan tugasnya maka semakin tinggi motivasi belajar
siswa tersebut. Dengan memilih tugasnya sendiri, disertai
dengan usaha yang sangat keras dalam mengerjakan tugas,
serta kegigihan yang dimiliki siswa, menunjukkan motivasi
belajar siswa yang tinggi. Dengan motivasi belajar yang tinggi
diharapkan dapat menghasilkan prestasi belajar yang tinggi
pula.
11
2.3 Bimbingan Kelompok
2.3.1 Pengertian Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah salah satu bentuk bantuan
kepada orang-orang yang mengalami masalah. Tidak semua
masalah individu dapat diselesaikan secara individual. Dalam
situasi
tertentu
kadang
diperlukan
bimbingan
secara
kelompok. Suasana kelompok, merupakan antar hubungan
dari semua orang yang terlibat dalam kelompok, dapat
menjadi wahana dimana setiap anggota dapat memanfaatkan
semua
informasi,
tanggapan
kepentingan
dirinya
yang
bersangkutan dengan masalahnya.
Bimbingan
kelompok
diatur
untuk
mencegah
berkembangnya masalah. isinya termasuk pada pendidikankeahlian-pribadi-informasi social yang tidak secara sistematis
diajarkan dalam beberapa pelajaran akademik. Tempatnya
dalah ruang kelas. Bimbingan Kelompok menurut Gazda
(1989:8) adalah:
Group
guidance
development
of
was
organized
problems.
The
to
prevent
content
education-vocational-personal-social
the
included
information
not
otherwise systematically taught in academic 0courses.
The typical setting was the classroom.
Gazda
(Prayitno,
1999:309)
‘bimbingan
kelompok
disekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok
siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan
keputusan yang tepat’. Gazda juga menyebutkan bahwa
bimbingan
kelompok
diselenggarakan
untuk memberikan
informasi yang bersifat personal, vokasional, dan sosial. Dari
pengertian tersebut dapat dipahami bahwa layanan bimbingan
kelompok merupakan
layanan
12
yang
diberikan
kepada
beberapa
individu
dengan
prosedur
kelompok
untuk
memberikan informasi untuk keperluan anggota kelompok.
Gazda dalam Romlah (2001 : 3) menyatakan bahwa: Kegiatan
bimbingan kelompok berupa penyampaian informasi yang tepat
mengenai masalah pendidikan, pekerjaan dan pemahaman
pribadi. Informasi tersebut diberikan terutama dengan tujuan
untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri
individu dan pemahaman terhadap oranglain.
Menurut
Bimbingan
Gazda
kelompok
(Prayitno
di
dan
sekolah
Amti,
2004:309)
merupakan
kegiatan
informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu siswa
menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Sedangkan
Prayitno (2004:1) menyatakan bahwa bimbingan kelompok
mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai
hal yang berguna bagi pengembangan pribadi dan atau
pemecahan masalah individu yang menjadi peserta kegiatan
kelompok. Dalam bimbingan kelompok dibahas topic-topik
umum yang menjadi kepedulian bersama anggota kelompok
secara intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota
dibawah bimbingan pemimpin kelompok.
Gazda
(Natawijaya,
2009:
8),
memandang
bahwa
bimbingan kelompok sebagai suatu proses pemberian bantuan
kepada
individu
melalui
suasana
kelompok
yang
memungkinkan individu dapat mengembangkan wawasan dan
pemahaman yang diperlukan tentang suatu masalah tertentu,
mengeksplorasi, dan menentukan alternative terbaik untuk
memecahkan masalah itu atau dalam upaya mengembangkan
pribadinya.
Dari pendapat Gazda diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa Bimbingan Kelompok merupakan kegiatan menolong
siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan sangat
13
rendah dengan memberikan informasi untuk memperoleh
pemahaman dan mengembangkan diri dilingkungan siswa
agar motivasi belajarnya menjadi lebih baik dalam situasi
kelompok.
Gazda
mengemukakan
bahwa
pelaksanaan
bimbingan Kelompok pada umumnya dilakukan di kelas
dengan dengan jumlah sisa antara 15 sampai 35 orang.
Kegiatan Bimbingan kelompok berupa penyampaian informasi
yang
tepat
mengenai
masalah
pendidikan,
pekerjaan,
pemahaman pribadi,penyesuaian diri, dan masalah hubungan
antar pribadi. Informasi tersebut diberikan terutama dengan
tujuan untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman
diri individu dan pemahaman terhadap orang lain (Romlah,
2006:3).
2.3.2 Tujuan Bimbingan Kelompok
Bimbingan Kelompok merupakan salah satu teknik
bimbingan yang bertujuan membantu individu agar dapat
mencapai
perkembangan
secara
optimal
sesuai
dengan
kemampuan, bakat, minat, serta nilai-nilai yang dianutnya
dan dilaksanakan dalam situasi kelompok.
Romlah (2006:15) mengemukakan bimbingan kelompok
pada khususnya adalah bahwa bimbingan merupakan proses
belajar baik bagi para petugas bimbingan maupun bagi
individu yang dibimbing. Dalam kegiatan bimbingan kelompok
individu belajar berbagai hal sebagai berikut:
1) Belajar memahami dan menghadapi masalah-masalah
yang riil. 2) belajar teknik-teknik menganalisis masalah.
3) belajar menggunakan berbagai sumber yang relevan
untuk memecahkan masalah yang dihaddapi. 4) belajar
memahami dan mengarahkan dorongan-dorongan dalam
dirinya kearah tindakan nyata. 5) belajar bergaul
dengan orang lain. 6) belajar merumuskan rencana14
rencana hidup jangka panajang. 7) belajar membuat
keseimbangan antara tujuan jangka panjang dan tujuan
jangka pendek. 8) belajar membuat kriteria untuk
memilih pengalaman-pengalaman belajar yang sesuai
dengan
kebutuhannya.
9)
belajar
merealisasikan
rencana-rencana yang telah dibuat menjadi tindakantindakan nyata. 10) belajar menilai kemajuan yang telah
dicapai dan merumuskan kembali rencana-rencana
serta tujuan-tujuan yang telah dibuat sesuai dengan
kebutuhan.
Melihat difinisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa
tujuan bimbingan kelompok adalah melatih siswa menghadapi
masalah-masalah yang riil, belajar teknik-teknik menganalisis
masalah, belajar menggunakan berbagai sumber yang relevan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi siswa, belajar
memahami
dan
mengarahkan
dorongan-dorongan
dalam
dirinya kearah tindakan nyata, belajar bergaul dengan orang
lain, belajar merumuskan rencana-rencana hidup jangka
panjang,
belajar
membuat
keseimbangan
antara
tujuan
jangka panjang dan jangka pendek. Bimbingan kelompok juga
bertujuan untuk belajar membuat kriteria untuk memilih
pengalaman
belajar
yang
sesuai
dengan
kebutuhannya,
belajar merealisasikan rencana yang telah dibuat menjadi
tindakan-tindakan
nyata.
Serta
merumuskan
kembali
rencana-rencana serta tujuan-tujuan yang telah dibuat sesuai
dengan kebutuhan.
2.3.3 Komponen Bimbingan Kelompok
Kelompok merupakan kumpulan dua orang atau lebih
yang berinteraksi satu sama lain dalam waktu tertentu
sehingga terjadi hubungan psikologis yang nyata antar
anggota
kelompok
dengan
pemimpin
15
kelompok
untuk
mencapai tujuan. Ada tiga komponen pokok dalam bimbingan
kelompok antara lain: pemimpin kelompok, anggota kelompok,
dan dinamika kelompok.
Prayitno
(2004:4-8)
mengemukakan
bahwa
dalam
layanan bimbingan kelompok berperan dua pihak yaitu
pemimpin
kelompok
kelompok
adalah
dan
anggota
konselor/guru
kelompok.
BK
yang
Pemimpin
terlatih
dan
berwenang menyelenggarakan praktik konseling professional.
Konselor memiliki keterampilan khusus yang bernuansa
layanan konseling melalui”bahasa”konseling untuk mencapai
tujuan-tujuan konseling. Anggota kelompok tidak semua
kumpulan orang atau individu dapat dijadikan anggota
bimbingan kelompok. Untuk menyelenggarakan bimbingan
kelompok seorang konselor perlu membentuk kumpulan
individu menjadi sebuah kelompok yang memiliki persyaratan
dan keanggotaan antara 8-10 orang.
1. Pemimpin Kelompok
Pemimpin
kelompok
diwajibkan
menghidupkan
dinamika kelompok diantara semua peserta seintensif
mungkin yang mengarah kepada tujuan umum dan
khusus.
2. Anggota Kelompok
Anggota kelompok merupakan salah satu unsur pokok
dalam proses bimbingan kelompok. Kegiatan dalam
kehidupan kelompok sebagian besar didasarkan atas
perasaan anggota kelompok. Peran kelompok tidak akan
terwujud tanpa peran aktif para anggota kelompok.
3. Dinamika Kelompok
Bimbingan
kelompok
yang
baik
apabila
didalam
kelompok tersebut diwarnai oleh semangat yang tinggi,
dinamis, hubungan yang harmonis, kerjasama yang
16
baik dan mantab, serta rasa saling mempercayai
diantara anggota. Dinamika kelompok merupakan jiwa
yang bisa menghidupkan suasana kelompok saling
berinteraksi.
Dengan kekuatan-kekuatan yang adadalam kelompok,
pemimpin
kelompok
dapat
karakteristik
kelompok
dan
bagaimana interaksi anggota dengan pemimpin kelompok
dapat mempengaruhi perkembangan kelompok. Dinamika
kelompok mengarahkan anggota kelompok untuk melakukan
hubungan interpersonal antar anggota kelompok.
2.3.4 Bidang-bidang Bimbingan Kelompok
Romlah
(2009:127)
mengemukakan
Bimbingan
kelompok dikembangkan sesuai dengan perkembangan anak.
Kegiataan bimbingan kelompok dappat dilaksanakan dengan
bervariasi
sesuai
pendapat
diatas
dengan
dapat
situasi
dan
diterjemahkan
kondisi.
bahwa
Menurut
bimbingan
kelompok sangat fleksibel dan luwes dalam penerapannya.
Bimbingan kelompok juga dapat digunakan untuk berbagi
bidang/kegiatan diantaranya adalah:
1)
Pribadi memiliki fungsi pengembangan potensi
pribadi dalam peningkatan motivasi belajar untuk menjalani
kehidupan selanjutnya. Dalam kehidupan manusia tidak akan
pernah berhenti belajar, sehingga motivasi belajarnya harus
pada kategori sedang, baik, atau sangat baik. Potensi pribadi
dapat dikembangkan melalui layanan bimbingan kelompok.
2)
Sosial memiliki fungsi mengembangkan hubungan
antar pribadi sehingga siswa dapat bersosialisasi dengan baik.
hubungan antar pribadi, untuk dapat bergaul baik dengan
orang lain, seseorang harus dapat mengerti dirinya sendiri dan
orang lain. Pengertian mengenai diri sendiri dan orang lain
merupakan proses timbal balik karena yang satu membantu
17
yang lain. Dalam hal ini pendekatan kelompok memiliki
manfaat yang besar karena kesadaran mengenai diri dan
perkembangan diri sebagian besar ditentukan oleh hubungan
individu dengan orang lain. Sebagai mahluk sosial sesorang
pasti terpengaruh dengan orang lain. Bila motivasi belajar
seseorang baik dalam suatu kelompok maka akan akan
mempengaruhi motivasi belajar anggota kelompok yang lain.
3)
Belajar
memiliki
fungsi
mengembangkan
kemampuan dan motivasi belajar siswa. Menumbuhkan energi
siswa untuk belajar. Meliputi semua bidang dalam bimbingan
kelompok, karena pengalaman-pengalaman dalam bidang
pendidikan harus mendukung tercapainya tujuan hidup di
setiap fase kehidupan individu baik pada saat sekarang
maupun waktu yang akan dating.
4)
Karir memiliki fungsi perencanaan karir siswa
setelah selesai menempuh study. Perencanaan pekerjaan,
tidak dapat dipisahkan dengan perencanaan pendidikan
karena
setiap
jenis
pekerjaan
pendidikan
tertentu.
Motivasi
membantu
seseorang
dalam
memerlukan
belajar
meraih
yang
persyaratan
baik
pekerjaan
dapat
yang
di
inginkan. Perencanaan pekerjaan merupakan proses yang
berlangsung terus menerus atau proses yang berlangsung
tahap demi tahap.
2.4 Penelitian yang relevan
Rowell, Lonnie; Hong, (2013) Eunsook Professional
School
Counseling,
v16
n3
p158-171
2013
“Academic
Motivation: Concepts, Strategies, and Counseling Approaches”.
American School Counselor Association. 1101 King Street
Suite 625, Alexandria, VA 22314. ERIC Number: EJ1013643
Journal Publication Date: 2013 Pages: 14
18
Penelitian ini membahas motivasi merupakan fondasi
penting dari pengembangan akademik pada siswa. Artikel ini
membahas motivasi akademik; berbagai konsep komponen di
berbagai bidang seperti keyakinan, tujuan, dan nilai-nilai; dan
motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Hal ini juga menyajikan
besar, dipelajari secara luas perspektif teoritis motivasi
akademik.
Peran Guru BK sangat penting dalam pengembangan
akademikdan
menjelaskan
menggunakan
bimbingan
pencegahan
kelompok.
dan
Guru
perbaikan
BK
dapat
mempromosikan motivasi belajar siswa.
Jamaludin, dkk 2009. “The Validity of Group Guidance
Motivation Module for secondary school students”. European
Journal of social sciences. Volume 12 No. 1. Hal 23-46.
Penelitian ini membahas tentang evaluasi validitas isi
dari
modul
menengah.
memfokuskan
bimbingan
Modul
kelompok
tersebut
pada
untuk
dibuat
peningkatan
siswa
sekolah
dengan
tujuan
motivasi
setiap
siswa
teruatama pada aspek olahraga, spiritual, emosiaonal, dan
intelektual denga melibatkan teman sebaya.
Keterlibatan teman sebaya sangat penting, karena
remaja
lebih
senang
dengan
keluarga.
bersam
Mereka
teman-temannya
akan
lebih
daripada
nyaman
didalam
kelompok dan terjadi dinamika kelompok. Remaja selalu
bersosisalisasi dengan teman sebaya dan mereka belajar
segala sesuatu dalam kelompok.
Endang Sampurnawati. 2013.”Upaya Meningkatkan
Motivasi Belajar Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa”.
Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu
Pendidikan IKIP Veteran Semarang, volume 1 no 2.
19
Penelitian
ini
membahas
tentang
motivasi
yang
merupakan faktor yang penting dalam kegiatan belajar.
Motivasi akan membuat siswa belajar dengan giat. Tujuan
penelitian
ini
adalah
mengetahui
efektivitas
layanan
bimbingan kelompok dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa di SMK Perintis 29 Semarang. Penelitian ini merupakan
jenis penelitian tindakan bimbingan dan konseling (PTBK).
Hasil prasurvey menunjukan bahwa: (1) layanan bimbingan
kelompok di SMK Perintis 29 Semarang belum sesuai dengan
ketentuan formal pelaksanaan layanan; (2) tingkat motivasi
belajar beberapa siswa di SMK Perintis 29 Semarang masih
rendah. Oleh karena itu diperlukan strategi khusus dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pelaksanaan
layanan bimbingan kelompok secara ideal sesuai dengan
ketentuan formal pelaksanaan layanan. Hasil pelaksanaan
tindakan menunjukan motivasi belajar siswa mengalami
peningkatan. Rata-rata skor sebelum pelaksanaan tindakan
adalah 56% (kategori rendah), pasca siklus 1 adalah 74%
(kategori tinggi), dan pasca siklus 2 adalah 84 (kategori tinggi).
Peningkatan skor tersebut membuktikan bahwa layanan
bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa di SMK Perintis 29 Semarang.
Dari ketiga hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa
motivasi
bimbingan
belajar
dapat
kelompok
ditingkatkan
motivasi
belajar.
melalui
Peneliti
layanan
tidak
menemukan hasil penelitian yang menunjukkan bimbingan
kelompok tidak meningkatkan motivasi belajar siswa secara
signifikan. Sehingga penelitian ini ingin membuktikan apakah
bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa secara signifikan atau tidak.
20
2.5 Kerangka Pikir
Bimbingan dan konseling sebagai suatu integrasi dalam
sistem
pendidikan,
memiliki
peranan
yang
tidak
bisa
diabaikan. Dalam menghadapi motivasi belajar yang rendah,
bimbingan konseling memiliki beberapa layanan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar. Salah satu
layanan yang dapat diberikan adalah layanan bimbingan
kelompok.
Layanan bimbingan kelompok motivasi belajar yang
diberikan kepada siswa kelas XI Pemasaran SMKN 1 Demak
yang memiliki motivasi belajar rendah berkaitan dengan topik
tugas motivasi belajar dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman yang mendalam kepada siswa tentang motivasi
belajar. Melalui dinamika kelompok terjadi interaktif dan
komunikasi yang intens. Pemahaman dan pengembangan
yang
diperoleh
melalui
layanan
bimbingan
kelompok
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan mengatasi
motivasi belajar rendah untuk meningkatkan motivasi belajar.
2.6 Hipotesis
Berdasarkan
pada
landasan
teori
dan
penelitian
terdahulu maka disusun hipotesis penelitian: bimbingan
kelompok motivasi belajar dapat meningkatkan motivasi
belajar secara signifikan pada siswa kelas XI Pemasaran
SMKN 1 Demak. Layanan bimbingan kelompok motivasi
belajar dapat meningkatkan motivasi belajar secara signifikan
dari motivasi belajar rendah menjadi motivasi belajar sedang
atau tinggi.
21
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Managemen Pendidikan
2.1.1Pengertian Manajemen Pendidikan
Manajemen Pendidikan adalah proses pengembangan
kegiatan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan
pendidikan
yang
telah
ditetapkan.
Proses
pengendalian
kegiatan kelompok yang minimal mencakup: perencanaan
(planning),
pengorganisasian(organizing),
penggerakan
(actuating), dan pengawasan (controlling) sebagai suatu proses
untuk menjadikan visi menjadi aksi. Manajemen pendidikan
sama
artinya
dengan
administrasi
pendidikan.
Jadi
Manajemen Pendidikan merupakan serangkaian kegiatan
bersama atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas
kerjasama
sekelompok
orang
dalam
mencapai
tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan secara terencana dan
sistematis, yang diselenggarakan pada suatu lingkungan
tertentu (Slameto, 2013:1).
2.1.2 Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan merupakan proses pengurusan
segala hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolah
mulai dari perencanaan penerimaan siswa, pembinaan selama
disekolah, sampai dengan siswa menamatkan pendidikannya
melalui
penciptaan
suasana
yang
kondusif
terhadap
berlangsungnya proses belajar mengajar.
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 pada Bab II
Pasal
34
menjelaskan
(2003)
tentang
Bahwa
sistem
“Pendidikan
8
Pendidikan
Nasional,
nasional
berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban
bangsa
mencerdaskan
yang
bermartabat
kehidupan
bangsa,
dalam
rangka
bertujuan
untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berahlak Mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”. Hal ini dimaksudkan bahwa tolok ukur berhasilnya
pendidikan di Indonesia adalah peserta didik. Guna mencapai
keberhasilan tersebut maka manajemen kesiswaan sangat
diutamakan.
Dalam pelayanan terhadap siswa terdapat hal-hal yang
berhubungan langsung dengan kehidupan siswa di sekolah,
maupun terdapat juga aspek-aspek yang tidak langsung, yang
kesemuanya memerlukan penanganan yang seefektif dan
seefisien mungkin. Dengan demikian manajemen kesiswaan
merupakan keseluruhan proses penyelenggaraan kerjasama
dalam bidang kesiswaan dalam rangka mencapai tujuantujuan pendidikan di sekolah (Mantja, 2008:36).
2.2 Motivasi Belajar
2.2.1 Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi adalah energi dari dalam atau luar diri
seseorang yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu tindakan atau kegiatan. Motivasi dapat muncul dari
dalam diri sebagai energi yang membangun sebuah gerakan
atau tindakan. Motivasi yang muncul dari luar diri merupakan
sebuah rangsangan atau stimulus sehingga menimbulkan
respon tindakan dari seseorang.
Motivasi belajar adalah usaha nyata berupa tindakan
atau dorongan yang timbul dari dalam diri siswa berupa
9
keinginan untuk melakukan tindakan. Maupun dari luar diri
siswa yang berupa stimulus sehingga menimbulkan respon
dari siswa untuk melakukan aktivitas yang disengaja melalui
latihan atau pengalaman, sehingga memperoleh kebiasaankebiasaan,
pengetahuan
maupun
sikap
agar
dapat
diwujudkan dalam perubahan perilaku untuk melakukan
aktivitas belajar yang dilakukan secara terus menerus dan
berkenambungan.
Pintrich dan Schunk (2008:4) “Motivation is the process
whereby goal-directed activity is instigated and sustained”.
Motivasi adalah proses dimana tujuan diarahkan pada
aktivitas langsung yang didukung dan secara berkelanjutan.
Motivasi adalah proses bukan sebuah produk. Sebagai proses,
jangan mengamati motivasi dengan langsung melainkan kita
menyimpulkan dari tindakan dan mengungkapkan dengan
kata-kata. Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa
motivasi bukan suatu produk namun suatu proses yang
berjalan yang dapat dilihat melalui tindakan atau perilaku
yang timbul.
2.2.2 Peningkatan Motivasi Belajar
Motivasi belajar memiliki peranan penting berkaitan
dengan prestasi belajar, siswa yang memiliki motivasi belajar
tinggi pada umumnya memiliki prestasi belajar yang tinggi,
sebaliknya siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah
atau
sedang-sedang
saja,
maka
kecenderungan
prestasi
belajarnya pun sedang atau rendah.
Belajar merupakan peristiwa psikologis yang bersifat
komplek, karena didalam belajar menggunakan semua atau
beberapa aspek untuk mencapai tujuan. Belajar merupakan
suatu proses, sehingga siswa harus aktif. Aspek motivasi
belajar mempunyai peranan penting dalam terwujudnya
10
kegiatan belajar. Karena dalam kenyataannya bahwa tidak
ada perbuatan tanpa motivasi.
Pintrich dan Schunk (2008:12) menjelaskan motivasi
terdiri atas:
1. Choice of tasks; selection of tasks under free-choice
conditions indicates motivation to perform the task.
2. Effort; High effort-especially on difficult tasks-is
indicative of motivation.
3. Persistence; working for a longer time-especially
when one encounters obstacles-is associated with
higher motivation.
4. Achievement; choice, effort, and persistence raise
task achievement.
Motivasi belajar siswa dapat dilihat dari cara siswa
memilih tugasnya sendiri untuk dikerjakan maka peserta
didik
tersebut
memiliki
motivasi
yang
tinggi
dalam
mengerjakan tugas tersebut. Siswa melakukan usaha yang
sangat keras dalam mengerjakan tugasnya maka semakin
tinggi pula motivasi belajar siswa tersebut. Jika siswa
melakukan tugas dengan ketekunan dan dilakukan dalam
waktu yang lama serta menghadapi berbagai maslah dalam
mengerjakan tugasnya maka semakin tinggi motivasi belajar
siswa tersebut. Dengan memilih tugasnya sendiri, disertai
dengan usaha yang sangat keras dalam mengerjakan tugas,
serta kegigihan yang dimiliki siswa, menunjukkan motivasi
belajar siswa yang tinggi. Dengan motivasi belajar yang tinggi
diharapkan dapat menghasilkan prestasi belajar yang tinggi
pula.
11
2.3 Bimbingan Kelompok
2.3.1 Pengertian Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah salah satu bentuk bantuan
kepada orang-orang yang mengalami masalah. Tidak semua
masalah individu dapat diselesaikan secara individual. Dalam
situasi
tertentu
kadang
diperlukan
bimbingan
secara
kelompok. Suasana kelompok, merupakan antar hubungan
dari semua orang yang terlibat dalam kelompok, dapat
menjadi wahana dimana setiap anggota dapat memanfaatkan
semua
informasi,
tanggapan
kepentingan
dirinya
yang
bersangkutan dengan masalahnya.
Bimbingan
kelompok
diatur
untuk
mencegah
berkembangnya masalah. isinya termasuk pada pendidikankeahlian-pribadi-informasi social yang tidak secara sistematis
diajarkan dalam beberapa pelajaran akademik. Tempatnya
dalah ruang kelas. Bimbingan Kelompok menurut Gazda
(1989:8) adalah:
Group
guidance
development
of
was
organized
problems.
The
to
prevent
content
education-vocational-personal-social
the
included
information
not
otherwise systematically taught in academic 0courses.
The typical setting was the classroom.
Gazda
(Prayitno,
1999:309)
‘bimbingan
kelompok
disekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok
siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan
keputusan yang tepat’. Gazda juga menyebutkan bahwa
bimbingan
kelompok
diselenggarakan
untuk memberikan
informasi yang bersifat personal, vokasional, dan sosial. Dari
pengertian tersebut dapat dipahami bahwa layanan bimbingan
kelompok merupakan
layanan
12
yang
diberikan
kepada
beberapa
individu
dengan
prosedur
kelompok
untuk
memberikan informasi untuk keperluan anggota kelompok.
Gazda dalam Romlah (2001 : 3) menyatakan bahwa: Kegiatan
bimbingan kelompok berupa penyampaian informasi yang tepat
mengenai masalah pendidikan, pekerjaan dan pemahaman
pribadi. Informasi tersebut diberikan terutama dengan tujuan
untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri
individu dan pemahaman terhadap oranglain.
Menurut
Bimbingan
Gazda
kelompok
(Prayitno
di
dan
sekolah
Amti,
2004:309)
merupakan
kegiatan
informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu siswa
menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Sedangkan
Prayitno (2004:1) menyatakan bahwa bimbingan kelompok
mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai
hal yang berguna bagi pengembangan pribadi dan atau
pemecahan masalah individu yang menjadi peserta kegiatan
kelompok. Dalam bimbingan kelompok dibahas topic-topik
umum yang menjadi kepedulian bersama anggota kelompok
secara intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota
dibawah bimbingan pemimpin kelompok.
Gazda
(Natawijaya,
2009:
8),
memandang
bahwa
bimbingan kelompok sebagai suatu proses pemberian bantuan
kepada
individu
melalui
suasana
kelompok
yang
memungkinkan individu dapat mengembangkan wawasan dan
pemahaman yang diperlukan tentang suatu masalah tertentu,
mengeksplorasi, dan menentukan alternative terbaik untuk
memecahkan masalah itu atau dalam upaya mengembangkan
pribadinya.
Dari pendapat Gazda diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa Bimbingan Kelompok merupakan kegiatan menolong
siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan sangat
13
rendah dengan memberikan informasi untuk memperoleh
pemahaman dan mengembangkan diri dilingkungan siswa
agar motivasi belajarnya menjadi lebih baik dalam situasi
kelompok.
Gazda
mengemukakan
bahwa
pelaksanaan
bimbingan Kelompok pada umumnya dilakukan di kelas
dengan dengan jumlah sisa antara 15 sampai 35 orang.
Kegiatan Bimbingan kelompok berupa penyampaian informasi
yang
tepat
mengenai
masalah
pendidikan,
pekerjaan,
pemahaman pribadi,penyesuaian diri, dan masalah hubungan
antar pribadi. Informasi tersebut diberikan terutama dengan
tujuan untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman
diri individu dan pemahaman terhadap orang lain (Romlah,
2006:3).
2.3.2 Tujuan Bimbingan Kelompok
Bimbingan Kelompok merupakan salah satu teknik
bimbingan yang bertujuan membantu individu agar dapat
mencapai
perkembangan
secara
optimal
sesuai
dengan
kemampuan, bakat, minat, serta nilai-nilai yang dianutnya
dan dilaksanakan dalam situasi kelompok.
Romlah (2006:15) mengemukakan bimbingan kelompok
pada khususnya adalah bahwa bimbingan merupakan proses
belajar baik bagi para petugas bimbingan maupun bagi
individu yang dibimbing. Dalam kegiatan bimbingan kelompok
individu belajar berbagai hal sebagai berikut:
1) Belajar memahami dan menghadapi masalah-masalah
yang riil. 2) belajar teknik-teknik menganalisis masalah.
3) belajar menggunakan berbagai sumber yang relevan
untuk memecahkan masalah yang dihaddapi. 4) belajar
memahami dan mengarahkan dorongan-dorongan dalam
dirinya kearah tindakan nyata. 5) belajar bergaul
dengan orang lain. 6) belajar merumuskan rencana14
rencana hidup jangka panajang. 7) belajar membuat
keseimbangan antara tujuan jangka panjang dan tujuan
jangka pendek. 8) belajar membuat kriteria untuk
memilih pengalaman-pengalaman belajar yang sesuai
dengan
kebutuhannya.
9)
belajar
merealisasikan
rencana-rencana yang telah dibuat menjadi tindakantindakan nyata. 10) belajar menilai kemajuan yang telah
dicapai dan merumuskan kembali rencana-rencana
serta tujuan-tujuan yang telah dibuat sesuai dengan
kebutuhan.
Melihat difinisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa
tujuan bimbingan kelompok adalah melatih siswa menghadapi
masalah-masalah yang riil, belajar teknik-teknik menganalisis
masalah, belajar menggunakan berbagai sumber yang relevan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi siswa, belajar
memahami
dan
mengarahkan
dorongan-dorongan
dalam
dirinya kearah tindakan nyata, belajar bergaul dengan orang
lain, belajar merumuskan rencana-rencana hidup jangka
panjang,
belajar
membuat
keseimbangan
antara
tujuan
jangka panjang dan jangka pendek. Bimbingan kelompok juga
bertujuan untuk belajar membuat kriteria untuk memilih
pengalaman
belajar
yang
sesuai
dengan
kebutuhannya,
belajar merealisasikan rencana yang telah dibuat menjadi
tindakan-tindakan
nyata.
Serta
merumuskan
kembali
rencana-rencana serta tujuan-tujuan yang telah dibuat sesuai
dengan kebutuhan.
2.3.3 Komponen Bimbingan Kelompok
Kelompok merupakan kumpulan dua orang atau lebih
yang berinteraksi satu sama lain dalam waktu tertentu
sehingga terjadi hubungan psikologis yang nyata antar
anggota
kelompok
dengan
pemimpin
15
kelompok
untuk
mencapai tujuan. Ada tiga komponen pokok dalam bimbingan
kelompok antara lain: pemimpin kelompok, anggota kelompok,
dan dinamika kelompok.
Prayitno
(2004:4-8)
mengemukakan
bahwa
dalam
layanan bimbingan kelompok berperan dua pihak yaitu
pemimpin
kelompok
kelompok
adalah
dan
anggota
konselor/guru
kelompok.
BK
yang
Pemimpin
terlatih
dan
berwenang menyelenggarakan praktik konseling professional.
Konselor memiliki keterampilan khusus yang bernuansa
layanan konseling melalui”bahasa”konseling untuk mencapai
tujuan-tujuan konseling. Anggota kelompok tidak semua
kumpulan orang atau individu dapat dijadikan anggota
bimbingan kelompok. Untuk menyelenggarakan bimbingan
kelompok seorang konselor perlu membentuk kumpulan
individu menjadi sebuah kelompok yang memiliki persyaratan
dan keanggotaan antara 8-10 orang.
1. Pemimpin Kelompok
Pemimpin
kelompok
diwajibkan
menghidupkan
dinamika kelompok diantara semua peserta seintensif
mungkin yang mengarah kepada tujuan umum dan
khusus.
2. Anggota Kelompok
Anggota kelompok merupakan salah satu unsur pokok
dalam proses bimbingan kelompok. Kegiatan dalam
kehidupan kelompok sebagian besar didasarkan atas
perasaan anggota kelompok. Peran kelompok tidak akan
terwujud tanpa peran aktif para anggota kelompok.
3. Dinamika Kelompok
Bimbingan
kelompok
yang
baik
apabila
didalam
kelompok tersebut diwarnai oleh semangat yang tinggi,
dinamis, hubungan yang harmonis, kerjasama yang
16
baik dan mantab, serta rasa saling mempercayai
diantara anggota. Dinamika kelompok merupakan jiwa
yang bisa menghidupkan suasana kelompok saling
berinteraksi.
Dengan kekuatan-kekuatan yang adadalam kelompok,
pemimpin
kelompok
dapat
karakteristik
kelompok
dan
bagaimana interaksi anggota dengan pemimpin kelompok
dapat mempengaruhi perkembangan kelompok. Dinamika
kelompok mengarahkan anggota kelompok untuk melakukan
hubungan interpersonal antar anggota kelompok.
2.3.4 Bidang-bidang Bimbingan Kelompok
Romlah
(2009:127)
mengemukakan
Bimbingan
kelompok dikembangkan sesuai dengan perkembangan anak.
Kegiataan bimbingan kelompok dappat dilaksanakan dengan
bervariasi
sesuai
pendapat
diatas
dengan
dapat
situasi
dan
diterjemahkan
kondisi.
bahwa
Menurut
bimbingan
kelompok sangat fleksibel dan luwes dalam penerapannya.
Bimbingan kelompok juga dapat digunakan untuk berbagi
bidang/kegiatan diantaranya adalah:
1)
Pribadi memiliki fungsi pengembangan potensi
pribadi dalam peningkatan motivasi belajar untuk menjalani
kehidupan selanjutnya. Dalam kehidupan manusia tidak akan
pernah berhenti belajar, sehingga motivasi belajarnya harus
pada kategori sedang, baik, atau sangat baik. Potensi pribadi
dapat dikembangkan melalui layanan bimbingan kelompok.
2)
Sosial memiliki fungsi mengembangkan hubungan
antar pribadi sehingga siswa dapat bersosialisasi dengan baik.
hubungan antar pribadi, untuk dapat bergaul baik dengan
orang lain, seseorang harus dapat mengerti dirinya sendiri dan
orang lain. Pengertian mengenai diri sendiri dan orang lain
merupakan proses timbal balik karena yang satu membantu
17
yang lain. Dalam hal ini pendekatan kelompok memiliki
manfaat yang besar karena kesadaran mengenai diri dan
perkembangan diri sebagian besar ditentukan oleh hubungan
individu dengan orang lain. Sebagai mahluk sosial sesorang
pasti terpengaruh dengan orang lain. Bila motivasi belajar
seseorang baik dalam suatu kelompok maka akan akan
mempengaruhi motivasi belajar anggota kelompok yang lain.
3)
Belajar
memiliki
fungsi
mengembangkan
kemampuan dan motivasi belajar siswa. Menumbuhkan energi
siswa untuk belajar. Meliputi semua bidang dalam bimbingan
kelompok, karena pengalaman-pengalaman dalam bidang
pendidikan harus mendukung tercapainya tujuan hidup di
setiap fase kehidupan individu baik pada saat sekarang
maupun waktu yang akan dating.
4)
Karir memiliki fungsi perencanaan karir siswa
setelah selesai menempuh study. Perencanaan pekerjaan,
tidak dapat dipisahkan dengan perencanaan pendidikan
karena
setiap
jenis
pekerjaan
pendidikan
tertentu.
Motivasi
membantu
seseorang
dalam
memerlukan
belajar
meraih
yang
persyaratan
baik
pekerjaan
dapat
yang
di
inginkan. Perencanaan pekerjaan merupakan proses yang
berlangsung terus menerus atau proses yang berlangsung
tahap demi tahap.
2.4 Penelitian yang relevan
Rowell, Lonnie; Hong, (2013) Eunsook Professional
School
Counseling,
v16
n3
p158-171
2013
“Academic
Motivation: Concepts, Strategies, and Counseling Approaches”.
American School Counselor Association. 1101 King Street
Suite 625, Alexandria, VA 22314. ERIC Number: EJ1013643
Journal Publication Date: 2013 Pages: 14
18
Penelitian ini membahas motivasi merupakan fondasi
penting dari pengembangan akademik pada siswa. Artikel ini
membahas motivasi akademik; berbagai konsep komponen di
berbagai bidang seperti keyakinan, tujuan, dan nilai-nilai; dan
motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Hal ini juga menyajikan
besar, dipelajari secara luas perspektif teoritis motivasi
akademik.
Peran Guru BK sangat penting dalam pengembangan
akademikdan
menjelaskan
menggunakan
bimbingan
pencegahan
kelompok.
dan
Guru
perbaikan
BK
dapat
mempromosikan motivasi belajar siswa.
Jamaludin, dkk 2009. “The Validity of Group Guidance
Motivation Module for secondary school students”. European
Journal of social sciences. Volume 12 No. 1. Hal 23-46.
Penelitian ini membahas tentang evaluasi validitas isi
dari
modul
menengah.
memfokuskan
bimbingan
Modul
kelompok
tersebut
pada
untuk
dibuat
peningkatan
siswa
sekolah
dengan
tujuan
motivasi
setiap
siswa
teruatama pada aspek olahraga, spiritual, emosiaonal, dan
intelektual denga melibatkan teman sebaya.
Keterlibatan teman sebaya sangat penting, karena
remaja
lebih
senang
dengan
keluarga.
bersam
Mereka
teman-temannya
akan
lebih
daripada
nyaman
didalam
kelompok dan terjadi dinamika kelompok. Remaja selalu
bersosisalisasi dengan teman sebaya dan mereka belajar
segala sesuatu dalam kelompok.
Endang Sampurnawati. 2013.”Upaya Meningkatkan
Motivasi Belajar Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa”.
Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu
Pendidikan IKIP Veteran Semarang, volume 1 no 2.
19
Penelitian
ini
membahas
tentang
motivasi
yang
merupakan faktor yang penting dalam kegiatan belajar.
Motivasi akan membuat siswa belajar dengan giat. Tujuan
penelitian
ini
adalah
mengetahui
efektivitas
layanan
bimbingan kelompok dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa di SMK Perintis 29 Semarang. Penelitian ini merupakan
jenis penelitian tindakan bimbingan dan konseling (PTBK).
Hasil prasurvey menunjukan bahwa: (1) layanan bimbingan
kelompok di SMK Perintis 29 Semarang belum sesuai dengan
ketentuan formal pelaksanaan layanan; (2) tingkat motivasi
belajar beberapa siswa di SMK Perintis 29 Semarang masih
rendah. Oleh karena itu diperlukan strategi khusus dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pelaksanaan
layanan bimbingan kelompok secara ideal sesuai dengan
ketentuan formal pelaksanaan layanan. Hasil pelaksanaan
tindakan menunjukan motivasi belajar siswa mengalami
peningkatan. Rata-rata skor sebelum pelaksanaan tindakan
adalah 56% (kategori rendah), pasca siklus 1 adalah 74%
(kategori tinggi), dan pasca siklus 2 adalah 84 (kategori tinggi).
Peningkatan skor tersebut membuktikan bahwa layanan
bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa di SMK Perintis 29 Semarang.
Dari ketiga hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa
motivasi
bimbingan
belajar
dapat
kelompok
ditingkatkan
motivasi
belajar.
melalui
Peneliti
layanan
tidak
menemukan hasil penelitian yang menunjukkan bimbingan
kelompok tidak meningkatkan motivasi belajar siswa secara
signifikan. Sehingga penelitian ini ingin membuktikan apakah
bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa secara signifikan atau tidak.
20
2.5 Kerangka Pikir
Bimbingan dan konseling sebagai suatu integrasi dalam
sistem
pendidikan,
memiliki
peranan
yang
tidak
bisa
diabaikan. Dalam menghadapi motivasi belajar yang rendah,
bimbingan konseling memiliki beberapa layanan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar. Salah satu
layanan yang dapat diberikan adalah layanan bimbingan
kelompok.
Layanan bimbingan kelompok motivasi belajar yang
diberikan kepada siswa kelas XI Pemasaran SMKN 1 Demak
yang memiliki motivasi belajar rendah berkaitan dengan topik
tugas motivasi belajar dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman yang mendalam kepada siswa tentang motivasi
belajar. Melalui dinamika kelompok terjadi interaktif dan
komunikasi yang intens. Pemahaman dan pengembangan
yang
diperoleh
melalui
layanan
bimbingan
kelompok
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan mengatasi
motivasi belajar rendah untuk meningkatkan motivasi belajar.
2.6 Hipotesis
Berdasarkan
pada
landasan
teori
dan
penelitian
terdahulu maka disusun hipotesis penelitian: bimbingan
kelompok motivasi belajar dapat meningkatkan motivasi
belajar secara signifikan pada siswa kelas XI Pemasaran
SMKN 1 Demak. Layanan bimbingan kelompok motivasi
belajar dapat meningkatkan motivasi belajar secara signifikan
dari motivasi belajar rendah menjadi motivasi belajar sedang
atau tinggi.
21