BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produk - Pengaruh Atribut Kartu ATM dalam Meningkatkan Penggunaan Kartu ATM di Bank Sumut Cabang Sibolga
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Produk
Kotler (2000) mendefenisikan bahwa “produk adalah suatu sifat yang kompleks dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestasi perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembelian untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan”. Kotler dalam hal ini memberikan batasan produk adalah suatu yang dianggap memuaskan kebutuhan dan keinginan. produk dapat berupa suatu benda (object), rasa (service), kegiatan (acting), orang (person), tempat (place), organisasi dan gagasan dimana suatu produk akan mempunyai nilai lebih dimata konsumen, jika memiliki keunggulan dibanding dengan produk lain yang sejenis.
Wujud produk adalah ciri – ciri atau sifat- sifat produk yang dilihat oleh konsumen dan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Penekanan wujud fisik produk adalah termasuk fungsi dari produk tersebut disamping desain, warna, ukuran dan pengepakannya. Dari wujud produk fisik inilah konsumen atau pembeli dapat membedakan antara satu produk dengan produk yang lainnya.
2.2 Tingkatan Produk
Secara konseptual, produk adalah pemahaman subjektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan dari keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Menurut Lamb et al. (2001) “Produk tidak hanya meliputi fisiknya saja tetapi juga kemasan, garansi, pelayanan purna jual, merek, nama baik perusahaan, dan nilai kepuasan”. Selain itu, Kotler dan Armstrong (2008), menyatakan “Merencanakan penawaran pasar atau produk, pemasar harus memikirkan lima tingkatan produk”. Kelima tingkatan tersebut dapat disajikan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Lima Tingkatan ProdukSumber : Kotler (2000)
Gambar 2.1. menunjukkan tingkat paling dasar adalah manfaat utama(manfaat inti) suatu produk yang sesungguhnya dibeli oleh konsumen. Kedua pemasar harus dapat merubah manfaat utama menjadi produk dasar. Pada tingkat ke tiga pemasar mempersiapkan produk yang diharapkan yaitu satu kumpulan harapan minimal dari konsumen (Lupiyoadi, 2009). Tingkatan ke empat pemasar mempersiapkan produk tambahan yaitu meliputi tambahan jasa dan manfaat yang akan membedakannya dari pesaing serta pada tingkat ke lima adalah produk potensial, yaitu semua tambahan dan perubahan yang mungkin diperoleh dari produk tersebut. Dengan adanya produk tambahan diharapkan semua kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen akhir. Produk merupakan hasil proses produksi dari pabrikan maupun perusahaan jasa dalam bentuk jasa. Kemudian dengan melihat cara-cara untuk mengklasifikasikan banyak jenis produk yang akan ditemukan dalam pasar konsumen dan industri, dengan harapan menemukan jalinan antara strategi pemasaran yang tepat dengan jenis-jenis produk. Kemudian, dengan mengenali bahwa setiap produk bisa diubah menjadi sebuah merek, yang melibatkan beberapa keputusan. Produk juga bisa dikemas dan diberi label dan disertai berbagai jasa tambahan yang ditawarkan kepada konsumen. Purnama (2001) menyatakan “Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan”. Sedangkan Kotler dan Amstrong (2008) menyatakan “Produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepada sebuah pasar agar diperhatikan, diminta, dipakai, atau dikonsumsi sehingga mungkin memuaskan keinginan atau kebutuhan”.
Dalam permasalahan produk, bahwa konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli benefit dan value dari produk tersebut.
Purnama (2001) menyatakan terdapat tujuh tingkatan hirarki produk, yaitu:
a. Keluarga kebutuhan (need family); Kebutuhan inti yang mendasari keberadaan suatu kelompok produk.
b. Keluarga produk (product family); Semua kelas produk yang dapat memenuhi suatu kebutuhan inti dengan efektifitas memadai.
c. Kelas produk (product class); Sekelompok produk dalam keluarga produk yang diakui rnemiliki kesamaan fungsional.
d. Lini produk (product line); Sekelompok produk dalam suatu kelas yang berkaitan erat dengan karena mereka melaksanakan suatu fungsi yang serupa, dijual pada kelompok pelanggan yang sama, dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama, atau berada dalam rentang harga tertentu.
e. Jenis produk (product type); Suatu kelompok produk dalam suatu lini produk yang sama-sama memiliki salah satu dari berbagai kemungkinan bentuk produk tersebut.
f. Merek (brand); Nama yang diasosiasikan dengan satu atau beberapa produk dalam lini produk yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber atau karakter produk tersebut.
g. Unit produk (item/stockkeeping unit/product variance); Merupakan satu unit tersendiri dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan menurut ukuran, harga, penampilan, atau atribut lain.
2.3 Pengertian Atribut Produk
Kotler (2000) menyatakan bahwa “atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat – sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diterapkan oleh pembeli”. Definisi atribut produk menurut Stanton (1996) adalah “Sekumpulan atribut yang nyata dan tidak nyata didalamnya sudah tercakup warna, kemasan, prestise pengecer dan pelayanan dari pabrik, serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai suatu yang bisa memuaskan keinginannya.”
Dengan adanya atribut yang melekat pada suatu produk yang digunakan konsumen untuk menilai dan mengukur kesesuaian karakteristik produk dengan kebutuhan dan keinginan. Bagi perusahaan dengan mengetahui atribut – atribut apa saja yang bisa mempengaruhi keputusan pembelian maka dapat ditentukan strategi untuk mengembangkan dan menyempurnakan produk agar lebih memuaskan konsumen. Suatu produk harus memiliki atribut yang mendukungnya, contohnya adalah harga yang berfungsi sebagai harga beli yang berlaku bagi konsumen.
Kotler dan Armstrong (2008), menyatakan bahwa atribut produk adalah pengembangkan suatu produk dan jasa memerlukan pendefinisian manfaat- manfaat yang akan ditawarkan. Manfaat ini dikomunikasikan dan disampaikan oleh atribut-atribut produk seperti kualitas, fitur, serta gaya dan desain.
Keputusan mengenai atribut ini mempengaruhi reaksi konsumen terhadap suatu produk. Atribut produk meliputi: a. Kualitas Produk
Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya; kemampuan itu meliputi daya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan dioperasikan dan diperbaiki, dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan b. Fitur Produk
Fitur produk merupakan alat persaingan untuk mendiferensiasikan produk perusahaan terhadap produk sejenis yang menjadi pesaingnya.
Menjadi produsen yang mengenalkan fitur baru yang dibutuhkan dan dianggap bernilai menjadi salah satu cara yang efektif untuk bersaing c. Gaya dan Desain Produk
Konsep desain lebih luas dibandigkan gaya. Gaya semata-mata menjelaskan penampilan produk tertentu. Gaya yang sensasional mungkin akan mendapatkan perhatian dan mempunyai nilai seni, tetapi tidak selalu membuat produk tertentu berkinerja lebih baik. Sedangkan desain bukan sekedar tampilan saja, tetapi termasuk ke dalam jantung produk. Desain yang baik dapat memberikan kontribusi dalam hal kegunaan produk dan juga penampilannya.
2.4 Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Menurut Tjiptono (2004) atribut produk adalah unsur – unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.
Kotler dan Armstrong (2008) menyatakan dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat atas atribut yang dimiliki oleh sebuah produk dan membentuk nilai untuk membeli. Dan biasanya, keputusan pembelian konsumen adalah membeli produk dengan atribut yang paling disukai.
Didalam suatu membuat keputusan pembelian, konsumen dipengaruhi oleh berbagai rangsangan baik yang berasal dari lingkungan internal maupun lingkungan eksternal.
Dari hasil definisi diatas, maka jelas bahwa atribut suatu produk sangat mempengaruhi keputusan pembelian suatu produk. Pada dasarnya perilaku konsumen dalam mengambil keputusan untuk mengkonsumsi suatu produk tertentu sangat dipengaruhi oleh atribut yang melekat pada produk tersebut, karena tidak mungkin seorang konsumen membeli suatu produk tanpa mengetahui atribut atau keunggulan produk tersebut.
Atribut produk yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan tersebut sangat penting artinya karena berguna untuk menaruh minat akan selera. Disamping itu perlu dilakukan beberapa inovasi – inovasi terhadap atribut produk yang dihasilkan seperti : peningkatan kualitas suatu produk. Hal ini penting dilakukan untuk memperluas pangsa pasar dan agar perusahaan bisa tetap mempertahankan konsumennya. Stanton (1996) menyatakan bahwa atribut – atribut yang melekat pada sebuah produk yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.
2.5 Peran Pemasaran Bagi Perusahaan
Kotler (2000) menyatakan pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu-individu dan kelompok-kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan penawaran dan pertukaran produk-produk yang bernilai.
Konsep paling dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia, karena merupakan pernyataan yang berasal dari perasaan kekurangan akan sesuatu. Kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian , tempat tinggal, rasa aman dan kebutuhan individual akan ilmu pengetahuan dan ekspresi diri merupakan bagian mendasar dari diri manusia.
Manusia memiliki keinginan yang tidak terbatas akan tetapi sumber daya yang tersedia jumlahnya terbatas. Hal ini menyebabkan manusia harus dapat memilih produk yang dapat memberikan nilai kepuasan paling tinggi dengan jumlah uang yang dimilikinya. Ketika hal tersebut di dukung oleh daya beli, kenginan menjadi permintaan (demands). Manusia memandang produk sebagai kumpulan manfaat dan memilih produk yang memberikan manfaat paling tinggi.
Perusahaan pemasaran yang terkemuka akan berusaha keras untuk mempelajari dan memahami kebutuhan, keinginan dan permintaan dari pelanggannya. Melakukan riset mengenai hal yang disukai atau dibenci oleh pelanggan dan menganalisis pertanyaan pelanggan, garansi, dan standar pelayanan. Dengan memahami kebutuhan, keinginan, dan permintaan pelanggannya secara detail akan memberikan masukan untuk merancang strategi pemasaran.
Manajemen pemasaran menurut banyak orang adalah mencari pelanggan yang cukup banyak untuk output perusahaan saat itu, namun pandangan itu terlalu sempit. Menurut Kotler (2000) “Manajemen pemasaran (marketing management) sebagai analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian dari program- program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajemen pemasaran meliputi mengatur permintaan yang selanjutnya mencakup mengatur hubungan dengan pelanggan.”
Perusahaan memiliki suatu tingkat harapan permintaan atas produk- produknya. Pada saat tertentu mungkin saja tidak ada permintaan, permintaannya memadai, permintaannya tidak teratur atau terlalu banyak permintaan dan manajemen pemasaran harus mencari cara untuk menghadapi semua situasi permintaan yang berbeda-beda.
Manajemen pemasaran tidak hanya berhubungan dengan mencari dan meningkatkan permintaan, tetapi juga mengubah atau bahkan menurunkan permintaan. Manajemen pemasaran berusaha mempengaruhi tingkat, waktu dan sifat permintaan sedemikian rupa sehingga membantu perusahaan mencapai tujuannya.
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba. Titik tolak dari disiplin pemasaran terletak pada kebutuhan dan keinginan dengan produk.
Suasana perekonomian saat ini menunjukan kecenderungan sifat pasar “buyer
market” dimana dalam keadaan tersebut jumlah produk yang ditawarkan lebih besar jumlahnya dari pada tingkat permintaan yang ada atau over supply.
Menurut Stanton (1996) menyatakan bahwa : “Pemasaran adalah sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untu merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.”
Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa inti dari kegiatan pemasaran adalah proses tukar menukar atau transaksi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
2.6 Penelitian Terdahulu
Santoso dan Oetomo (2006) pada penelitian dengan judul Sikap Konsumen Terhadap Implementasi Teknologi Informasi di Bidang Perbankan Studi Kasus Terhadap Kinerja ATM BNI di Kampus UKDW Yogyakarta. Dengan menggunakan analisis data Multiatribut Fishbein. Hasil dari penelitian menyebutkan pada umumnya, ATM di kalangan generasi muda di Indonesia masih dipandang sebatas untuk menarik uang tunai dan melihat saldo rekening mereka. Oleh karena itu, frekuensi pemanfaatan ATM juga tergolong rendah; rata-rata responden hanya melakukan 1-2 kali transaksi dengan ATM dalam sebulan. Alasan mereka memanfaatkan ATM juga lebih disebabkan alasan kepraktisan serta operasional non-stop dari ATM. Pengguna di Indonesia masih belum mengoptimalkan kegunaan ATM lainnya, seperti transfer uang, membayar tagihan dan lainnya. Sikap responden terhadap pelayanan jasa ATM sudah positif, dalam arti mereka cukup puas dengan kinerja atribut-atribut yang ditawarkan oleh ATM. Namun demikian, tingkat kepuasan yang didapat masih dapat ditingkatkan lagi dengan berbagai upaya pelayanan yang memadai.
Penelitian tentang Analisis Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Pembelian T – Shirt “In Tee – Shirt” Di Yogyakarta yang dilakukan oleh Lestari (2004) dengan variabel penelitian meliputi harga, kualitas, model atau desain dan warna yang menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen dalam pembelian t – shirt “In Tee – Shirt”. Dapat dibuktikan dengan hasil uji t pada masing – masing variabel yang mempunyai nilai t yang lebih besar dari nilai t . Kualitas mempunyai
hitung tabel
pengaruh tentang dominan sebesar 0,179, harga 0,133, warna 0,067 dan model atau desain 0,044.
Arini (2003) melakukan penelitian tentang Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Gudeg Di Rumah Makan Bu Tjitro Yogyakarta dimana variabel yang diteliti meliputi atribut harga, image atau citra, rasa atau aroma dan pelayanan terhadap keputusan pembelian gudeg di rumah makan Bu Tjitro Yogyakarta. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien regresi masing – masing atribut produk adalah positif sebesar 0,115 (harga), 0,337 (image atau citra), 0,122 (rasa atau aroma) dan 0,291 (pelayanan), sehingga hipotesis yang menyatakan ada pengaruh positif dari variabel harga, image atau citra, rasa atau aroma dan pelayanan terhadap keputusan pembelian gudeg di rumah makan Bu Tjitro Yogyakarta dapat diterima.
Prabowo (2003) juga mengadakan penelitian tentang Analisis Sikap Konsumen Terhadap Atribut Produk Getuk Trio, Magelang dengan variabel penelitian meliputi harga, rasa, kemasan dan daya tahan. Berdasarkan Uji Chi Square untuk :
2
2 - Jenis kelamin x hitung 0,620 dan x tabel 12,59.
2
2 - Usia x hitung 6,88 dan x tabel 28,9.
2
2 - Tingkat pendidikan x hitung 1,291 dan x tabel 21,0.
2
2
- Jenis pekerjaan x hitung 3,942 dan x tabel 36,4.2
2 - Penghasilan x hitung 9,695 dan x tabel 36,4.
Maka Ho diterima yang berati tidak ada perbedaan sikap konsumen berdasarkan karakteristik terhadap penelitian atribut harga, rasa, kemasan dan daya tahan. Berdasarkan data primer yang telah diolah dengan menggunakan metode Analisis Fisbeint’s atribut produk berupa rasa memperoleh nilai Ao terbesar, yaitu 13,53. hal tersebut menunjukan atribut produk berupa rasa mampu memberikan kepuasan tertinggi kepada para konsumen produk Getuk Trio.
Setyandari (2004) melakukan penelitian tentang Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Di Rumah Makan Ayam Goreng Suharti dengan variabel harga, produk, suasan, pelayanan dan lokasi secara bersama – sama mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan beli konsumen. Hal ini ditunjukan dengan hasil koefisien regresi, kelima atribut produk tersebut setelah diuji dinyatakan signifikan dan mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Dapat diketahui dari hasil bobot beta uji koefisien regresi. Dari kelima atribut yang diteliti diperoleh bobot beta masing – masing atribut sebagai berikut ; harga 21,6 %, produk (dalam hal ini cita rasa) 30,1 %, suasana 19,2 %, pelayanan 24,7 % dan lokasi 18,8 %.