BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Pengaruh Intelligent Quotient, Emotional Quotient, Dan Spiritual Quotient terhadap Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi S-1 Di Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Pendidikan nasional yang formal maupun informal bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter tiap mahasiswa guna mencerdaskan bangsa yang bertujuan untuk mengembangkan potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berilmu, kreatif, inovatif, mandiri, dan bertanggung jawab, serta menjadi masyarakat yang demokratis.

  Pendidikan akuntansi khususnya pendidikan akuntansi yang diselenggarakan di perguruan tinggi berguna untuk mendidik mahasiswa menjadi Akuntan Profesional dan selalu bersikap independensi. Untuk terus menghasilkan lulusan yang berkualitas di bidang akuntansi, maka perguruan tinggi harus terus meningkatkan sistem pendidikannya. Selama ini mahasiswa hanya menerapkan metode menghafal, bukan memahami sehingga mahasiswa akan cenderung mudah lupa dengan apa yang pernah dipelajari atau kesulitan untuk memahami apa yang diajarkan selanjutnya. Akuntansi bukanlah bidang studi yang hanya menggunakan angka-angka dan menghitung penjumlahan atau pengurangan, akan tetapi akuntansi juga merupakan bidang studi yang menggunakan penalaran yang membutuhkan logika.

  Kebanyakan perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia hanya mengandalkan intelligent quotient (IQ) dalam menjalankan sistem pendidikan akuntansi. Akan tetapi, emotional quotient (EQ) dan spiritual quotient (SQ) juga dapat mempengaruhi pemahaman terhadap pelajaran akuntansi. Semakin tinggi

  intelligent quotient , emotional quotient , dan spiritual quotient seorang

  mahasiswa, maka tingkat pemahamannya terhadap pelajaran akuntansi juga semakin tinggi.

  Intelligent quotient ini diukur dari nilai rapor dan indeks prestasi. Nilai

  rapor yang baik, indeks prestasi yang tinggi, atau sering juara kelas merupakan tolak ukur dari kesuksesan seseorang. Tolak ukur ini tidak salah tetapi tidak seratus persen bisa dibenarkan. Terdapat faktor lain yang menyebabkan seseorang menjadi sukses yaitu adanya emotional quotient dan spiritual quotient.

  Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Daniel Goleman (1995 dan 1998) dan beberapa Riset di Amerika (dalam Yoseph, 2005) memperlihatkan bahwa

  

intelligent quotient hanya memberi kontribusi 20 persen terhadap kesuksesan

  hidup seseorang. Sisanya, 80 persen bergantung pada emotional quotient, dan

  

spiritual quotient nya. Bahkan dalam hal keberhasilan kerja, intelligent quotient

hanya berkontribusi empat persen.

  Hasil identik juga disimpulkan dari penelitian jangka panjang terhadap 95 mahasiswa Harvard lulusan tahun 1940-an. Puluhan tahun kemudian, mereka yang saat kuliah dulu mempunyai intelligent quotient tinggi, namun egois dan kuper, ternyata hidupnya tidak terlalu sukses (berdasar gaji, produktivitas, serta status bidang pekerjaan) bila dibandingkan dengan yang intelligent quotientnya biasa saja tetapi mempunyai banyak teman, pandai berkomunikasi, mempunyai empati, tidak temperamental sebagai manifestasi dari tingginya emotional quotient , dan spiritual quotient (Yosep, 2005).

  Emotional quotient mahasiswa memiliki pengaruh terhadap prestasi

  belajar mahasiswa. Emotional quotient ini mampu melatih kemampuan untuk mengelola perasaannya, kemampuan untuk memotivasi dirinya, kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi frustasi, kesanggupan mengendalikan dorongan dan menunda kepuasan sesaat, mengatur suasana hati yang reaktif, serta mampu berempati dan bekerja sama dengan orang lain. Kecerdasan ini yang mendukung seorang mahasiswa dalam mencapai tujuan dan cita-citanya.

  Penelitian-penelitian sebelumnya sependapat bahwa emotional quotient secara simultan berpengaruh signifikan terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi (Tikollah, Triwuyono & Ludigdo: 2006), emotional quotient berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi (Mardahlena: 2007),

  

emotional quotient berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat

  pemahaman akuntansi (Wirumananggay: 2008) dan emotional quotient secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pemahaman akuntansi (Yulianto: 2009).

  Pembelajaran yang hanya berpusat pada intelligent quotient tanpa menyeimbangkan sisi spiritual akan menghasilkan generasi yang mudah putus asa, depresi, suka tawuran bahkan menggunakan obat-obat terlarang, sehingga banyak mahasiswa yang kurang menyadari tugasnya sebagai seorang mahasiswa yaitu tugas belajar. Kurangnya spiritual quotient dalam diri seorang mahasiswa akan mengakibatkan mahasiswa kurang termotivasi untuk belajar dan sulit untuk berkonsentrasi, sehingga mahasiswa akan sulit untuk memahami suatu mata kuliah. Mahasiswa yang hanya berpikir mengenai angka dan nilai akan cenderung menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai tertinggi, melakukan segala bentuk kecurangan. Oleh karena itu, spiritual quotient mampu mendorong mahasiswa mencapai keberhasilan dalam belajarnya karena spiritual quotient dapat mendorong berfungsinya secara efektif intelligent quotient (IQ) dan emotional quotient (EQ).

  Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud mengadakan penelitian yang meneliti intelligent quotient, emotional quotient, dan spiritual quotient sebagai variabel yang mempengaruhi pemahaman pelajaran akuntansi. Penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya, dimana pada penelitian Dwijayanti (2009) meneliti empat aspek yaitu kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, dan kecerdasan sosial, dan kecerdasan spiritual. Sedangkan pada penelitian Rachmi (2010) menambahkan satu aspek yaitu perilaku belajar dan mengurangi dua aspek yaitu kecerdasan intelektual dan kecerdasan sosial. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumya yaitu aspek yang diteliti yang mengambil tiga variabel yang dapat mempengaruhi pemahaman pelajaran akuntansi yaitu

  

intelligent qoutient , emotional quotient, dan spiritual quotient. Selain itu,

  responden yang menjadi sampel penelitian ini adalah mahasiswa stambuk 2008, 2009, dan 2010 di Departemen Akuntansi S-1 Universitas Sumatera Utara, sedangkan dalam penelitian sebelumnya sampel dilakukan di Universitas Veteran (Dwijayanti: 2009) dan Universitas Gajah Mada (Rachmi: 2010). Alasan pemilihan sampel karena Universitas Sumatera Utara merupakan Universitas terbaik di Indonesia yang ada di kota Medan. Penulis juga merupakan mahasiswa yang berasal dari Universitas Sumatera Utara sehingga telah memahami dengan benar kriteria dan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Penelitian ini juga berbeda dari segi bahasa. Dimana pada penelitian sebelumnya menggunakan istilah dalam bentuk bahasa Indonesia. Kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, dan kecerdasan sosial, dan kecerdasan spiritual (Dwijayanti: 2009) dan Kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan perilaku belajar (Rachmi: 2010) pada penelitian ini menggunakan istilah dalam bahasa Inggris (Intelligent

  quotient , emotional quotient, dan spiritual quotient). Oleh karena itu, penelitian

  ini berjudul, “Pengaruh Intelligent Quotient, Emotional Quotient, dan Spiritual

  Quotient Terhadap Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi S-1 di Universitas Sumatera Utara.”

1.2 Perumusan Masalah

  Fenomena menarik yang diangkat pada penelitian ini adalah pemahaman akuntansi. Penelitian tentang intelligent quotient, emotional quotient, dan spiritual

  

quotient sangat penting karena mahasiswa terkadang merasa sulit untuk

  memahami pelajaran akuntansi walaupun pelajaran tersebut sudah diajarkan secara berulang-ulang. Maka tidak heran jika ada mahasiwa yang mengenyam bangku perguruan tinggi melebihi batas waktu normal (4 tahun). Mahasiswa di perguruan tinggi khususnya di Universitas Sumatera Utara dididik tidak hanya untuk menjadi mahasiwa yang berprestasi tetapi juga harus memiliki daya saing yang tinggi agar dapat menjadi tenaga akuntan siap pakai.

  Namun adakalanya mahasiswa yang sudah lama mempelajari akuntansi pun tidak dapat memahami apa itu akuntansi sebenarnya. Mereka hanya berpendapat bahwa akuntansi hanyalah merupakan ilmu hitung belaka yang rumusnya perlu dihafal tanpa harus dipahami. Sulitnya atau banyaknya angka- angka dalam pelajaran akuntansi terutama akuntansi keuangan membuat mahasiswa bingung dan kesulitan untuk menerima pelajaran. Rasa ketidaktahuan yang mendalam serta dosen pengajar juga dapat mempengaruhi pemahaman akuntansi. Kurangnya rasa percaya diri mahasiswa yang diterima sejak bangku sekolah juga dapat membuat mahasiswa mudah putus asa dalam menerima pelajaran, apalagi jika harus disuruh membuat laporan keuangan. Namun mahasiswa itu merasa malu untuk mengakui ketidaktahuannya. Entah takut diejek mahasiswa lainnya atau dosennya. Sebab dewasa ini, tidak sedikit mahasiswa yang mengenyam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di bangku sekolah justru memilih jurusan akuntansi untuk masa kuliahnya. Oleh karena itu, banyak mahasiswa yang begitu lulus dari pendidikan akuntansi dan tidak dapat bekerja sebagai akuntan dengan alasan belum memahami apa itu akuntansi sebenarnya dan merasa tidak siap dalam membuat ataupun membaca laporan keuangan.

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka muncul pertanyaan:

  1. Apakah intelligent quotient berpengaruh terhadap pemahaman pelajaran akuntansi?

  2. Apakah emotional quotient berpengaruh terhadap pemahaman pelajaran akuntansi?

  3. Apakah spiritual quotient berpengaruh terhadap pemahaman pelajaran akuntansi?

1.3 Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini, yakni ingin memberikan bukti yang empiris bagaimana pengaruh langsung maupun tidak langsung antara intelligent quotient,

  

emotional quotient , dan spiritual quotient terhadap pemahaman pelajaran

  akuntansi. Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah: 1.

  Untuk mengetahui pengaruh intelligent quotient terhadap pemahaman pelajaran akuntansi.

  2. Untuk mengetahui pengaruh emotional quotient terhadap pemahaman pelajaran akuntansi.

  3. Untuk mengetahui pengaruh spiritual quotient terhadap pemahaman pelajaran akuntansi.

  4. Untuk mengetahui pengaruh intelligent quotient, emotional quotient, dan spiritual quotient terhadap pemahaman pelajaran akuntansi.

1.4 Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Peneliti

  Untuk memperluas pengetahuan mengenai intelligent quotient, emotional quotient , dan spiritual quotient terhadap pemahaman pelajaran akuntansi.

  b.

  Bagi Mahasiswa Dapat memberikan masukan kepada mahasiswa agar dapat mengembangkan intelligent quotient, emotional quotient, dan spiritual

  

quotient untuk memperoleh pemahaman pelajaran akuntansi yang baik.

  c.

  Bagi Universitas Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan terhadap pengembangan teori yang berkaitan dengan intelligent quotient, emotional

  quotient , dan spiritual quotient terhadap pemahaman pelajaran akuntansi.

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi Dalam Pemilihan Karir (Studi Empiris Pada Mahasiswa S-1 Akuntansi Semester Akhir Di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

10 130 86

Pengaruh Intelligent Quotient, Emotional Quotient, Dan Spiritual Quotient terhadap Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi S-1 Di Universitas Sumatera Utara

3 58 117

Perbedaan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Senior Dan Junior Di Program S-1 Ekstensi Akuntansi Mengenai Profesi Akuntan, Studi Empiris Di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

7 82 91

Efisiensi Kerja Pada Departemen S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 27 54

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Kepercayaan Dan Kemudahan Terhadap Belanja Online Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 9

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi Dalam Pemilihan Karir (Studi Empiris Pada Mahasiswa S-1 Akuntansi Semester Akhir Di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pengharapan - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi Dalam Pemilihan Karir (Studi Empiris Pada Mahasiswa S-1 Akuntansi Semester Akhir Di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera U

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi Dalam Pemilihan Karir (Studi Empiris Pada Mahasiswa S-1 Akuntansi Semester Akhir Di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

0 0 11

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi Dalam Pemilihan Karir (Studi Empiris Pada Mahasiswa S-1 Akuntansi Semester Akhir Di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

0 2 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Intelligent Quotient 2.1.1.1 Pengertian Intelligent Quotient - Pengaruh Intelligent Quotient, Emotional Quotient, Dan Spiritual Quotient terhadap Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi S-1 Di Univer

0 0 22