STUDI KELAYAKAN KAPAL KONSTRUKSI KAPAL S

STUDI KELAYAKAN KAPAL
KONSTRUKSI KAPAL SEBAGAI SARANA TRANSPORTASI NIKEL DAN SEMEN
DENGAN RUTE MALUKU - SULAWESI SELATAN

Oleh :
FAIZUR -----------------NRP 42-----------------Dosen : I Made Ariana, ST., MT., Dr. MarSc
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBER
2015 /2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah
memberikan karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan tugas
penyusunan makalah dengan judul “Konstruksi Kapal sebagai Sarana Transportasi
Nikel dan Semen dengan Rute Maluku - Sulawesi Selatan” secara tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah TBKK I (Teknik
Bangunan Kontruksi Kapal I) Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi
Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Makalah membahas tentang perancangan kapal untuk digunakan sebagai
sarana transportasi pengangkut barang curah berupa bijih nikel. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran

dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir penyelesaiannya.

Surabaya, Oktober 2015

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pelabuhan
2.2 Muatan
2.3 Kapal Jenis Bulk Carrier
2.4 Perancangan Kapal

BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Nikel adalah unsur kimia metalik yang memiliki simbol Ni dan nomor atom
28. Nikel bersifat tahan karat, lembek dan biasanya digunakan sebagai
campuran. Campuran nikel dan logam lain telah dikembangkan untuk digunakan
di mesin jet dan turbin gas industri untuk membangkitkan listrik. Campuran nikel,
krom dan besi menghasilkan baja tahan karat (stainless steel) yang banyak
diaplikasikan pada peralatan rumah, serta komponen industri. Campuran nikel
juga ditemukan di elemen pemanas, kawat resistor, penukar panas di
pembangkit listrik, dan komponen tungku.

Indonesia adalah salah satu pemasok bijih nikel berkualitas tinggi yang
besar di dunia. Namun saat ini Indonesia hanya meraih sedikit manfaat dari
kekayaan nasional ini karena rendahnya harga jual bijih nikel mentah. Oleh
karena itu Indonesia harus bisa mengolah sendiri nikel mentah tersebut agar
memiliki harga jual lebih.
Saat ini terdapat penambangan bijih nikel di Buli, Maluku Utara, namun
pabrik pengolahan atau smelter di provinsi Maluku masih dibangun dan
direncanakan dapat beroperasi pada tahun 2017.
Sulawesi merupakan provinsi penghasil dan pengolah bijih nikel terbesar di
Indonesia. Fasilitas pengolahan atau smelter yang sangat memadai ini salah
satunya terdapat di kabupaten Bantaeng, Sulawesi selatan. Terdapat 1.000
hektare lahan yang diperuntukkan khusus smelter.
Semen Tonasa adalah produsen semen terbesar di kawasan Indonesia
Timur yang menempati lahan seluas 715 hektar di Desa Biringere, Kecamatan
Bungoro, Kabupaten Pangkep, sekitar 68 kilometer dari Kota Makassar,
Sulawesi Selatan. Semen tersebut juga didistribusikan ke provinsi Maluku.
Dengan kondisi inilah sarana transportasi pengangkut yang sangat memadai
adalah kapal. Oleh karena itu dalam makalah ini penulis mengangkat judul
Konstruksi Kapal sebagai Sarana Transportasi Nikel dan Semen dengan Rute
Maluku - Sulawesi Selatan.


1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang di bahas dalam makalah ini antara lain :
1. Apa sifat dan ciri – ciri muatan?
2. Bagaimana kondisi pelabuhan asal muatan dan pelabuhan tujuan muatan ?
3. Jenis kapal apa yang sesuai untuk mengangkut muatan tersebut ?
4. Bagaimana konstruksi kapal yang sesuai untuk memenuhi permintaan ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang di akan dicapai dalam makalah ini antara lain :
1. Mengetahui sifat dan ciri – ciri muatan.
2. Mengetahui kondisi / kelayakan pelabuhan asal muatan dan pelabuhan tujuan
muatan.
3. Mengetahui Jenis kapal yang sesuai untuk mengangkut muatan tersebut.
4. Mengetahui kriteria
permintaan.

konstruksi

kapal


yang

sesuai

untuk

memenuhi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pelabuhan
Sesuai UU No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, pelabuhan adalah tempat
yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai
tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan
sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat
barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang
pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.
Sesuai UU pelabuhan dibedakan menjadi 3, di antaranya :

1. Pelabuhan Utama adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani
kegiatan angkutan laut dalam negeri dan internasional, alih muat
angkutan laut dalam negeri dan internasional dalam jumlah besar, dan
sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan
penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antarprovinsi.
2. Pelabuhan Pengumpul adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya
melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri,alih muat angkutan laut
dalam negeri dalam jumlah menengah, dan sebagai tempat asal tujuan
penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan
jangkauan pelayanan antarprovinsi.
3. Pelabuhan Pengumpan adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya
melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut
dalam negeri dalam jumlah terbatas,merupakan pengumpan bagi
pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul, dan sebagai tempat asal
tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan
dengan jangkauan pelayanan dalam provinsi.

2.1.1

Pelabuhan Asal


Sesuai dengan permasalahan, pelabuhan asal berada di daerah asal
muatan tersebut. Muatan nikel berasal dari tambang di daerah Maluku
Utara, dan pelabuhan asal untuk pengiriman muatan adalah pelabuhan Yos
Sudarso di Ambon.
Berikut informasi tentang pelabuhan Yos Sudarso :





Alamat
Koordinat
Draft Maksimal
Dermaga
lebar 20 m.

: Jl. Yos Sudarso No.1 Ambon, Maluku
: 03°41’00” S / 128°10’00”E
: 10 meter

: - Dermaga Yos Sudarso dengan panjang 576 m, dan
- Dermaga Siwabessy dengan panjang 73 m, dan lebar 8

m.
- Dermaga Slamet Riyadi dengan panjang 300 m, dan
lebar 6 m
- Dermaga Bandanaira dengan panjang 62 m, dan lebar 6


m.
Fasilitas

2.1.2

: - 1 unit Crane IHI 35 ton.
- 1 unit Crane IHI 25 ton.
- 1 unit Tronton 20 ton.
- 2 unit Forklift 3 ton
- 3 unit Forklift 2 ton


Pelabuhan Tujuan

Pelabuhan tujuan adalah pelabuhan Soekarno – Hatta yang berada di
daerah Makassar, Sulawesi Selatan. Lokasi Smelter Nikel berada di
kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Pelabuhan ini juga mendukung
aktifitas trasportasi semen khususnya ke Maluku.
Berikut informasi tentang pelabuhan Soekarno – Hatta :





Alamat
Koordinat
Draft Maksimal
Dermaga



Fasilitas


2.2 Muatan

: Jl. Sukarno No.1 Makassar, Sulawesi Selatan
: 05° 08’ 00” S / 119° 24’ 00” E
: 12 meter
: - Dermaga Sukarno dengan panjang 1360 m.
- Dermaga Hatta dengan panjang 850 m.
: - 1 unit Mobile Crane 35 ton.
- 1 unit Mobile Crane 25 ton.
- 1 unit Reach Staker 45 ton.
- 1 unit Forklift 7 ton
- 1 unit Forklift 2 ton
- 1 unit Head Truck

2.2.1 Nikel
Nikel merupakan unsur logam dengan bentuk padat, memiliki massa
jenis sekitar 8,908 ton/m 3. Massa jenis cair saat melewati titik didihnya 7,81 ton/
m3. Titik lebur dari Nikel adalah 1455 oC, sedangkan titik didihnya adalah 2913 oC.
Kalor peleburan Nikel adalah 14,48 kJ/mol, sedangkan kalor penguapan Nikel

adalah 377,5 kJ/mol, dan kapasitas kalor saat suhu ruang
adalah 26,07 J/(mol K).
Nikel yang siap untuk dimuat adalah bijih nikel
yang sudah dikeringkan dan direduksi berupa butiran –
butiran kecil. Muatan ini dikategorikan sebagai muatan
curah.
2.2.2 Semen
Semen adalah suatu bahan yang bersfat hidolisis (dapat mengeras
dalam air) yang digunakan sebagai bahan perekat/pengikat (Bonding Material).
Memiliki tambahan Gypsum sebagai material yang berfungsi mengatur waktu
pengikatan semen. Semen memiliki massa jenis 3,11 ton/m 3.
2.3 Kapal Jenis Bulk Carrier
Bulk carrier ship merupakan jenis kapal yang digunakan untuk mengangkut
muatan berbentuk curah. Kapal ini biasanya digunakan untuk mengangkut pasir,
seme, dan hasil tambang. Bulk carrier ship umumnya memiliki ukuran yang
cukup besar dengan panjang rata-rata lebih dari 100 meter.
Dilihat dari konstuksi lambungnya, bulk carrier memiliki sistem konstruksi
lambung campuran, yaitu konstruksi melintang pada bagian sisi lambung dan
memanjang pada bottom dan deck (double bottom).
Berdasarkan spesifikasinya yang khusus, bulk carrier ship memiliki
karakterisik umum yang menonjol. Beberapa ciri bulk carrier ship adalah sebagai
berikut :
1. Memiliki single deck. Kapal muatan curah tidak memerlukan deck
tambahan di ruang muat karena muatannya ditimbun begitu saja diatas
pelat alas dalam kapal.
2. Posisi kamar mesin di belakang kapal, alasan yang dipilih adalah :
mampu memberikan daya lebih besar pada propeller.
3. Memiliki top side tank dan hopper side tank. Di pakai untuk mengurangi
pergeseran muatan.
4. Orientasi perencanaan kapal adalah kapasitas muatan sebesarbesarnaya. Namun ukuran kapal dibatasi kedalaman pelabuhan. Besar
ukuran kapal bulk carrier bergantung pada ukuran / kedalaman

pelabuhan asal dan tujuan. Bongkar muat bulk carrier harus merapat
sedekat mungkin dengan pelabuhan (maksimal 10 m).
Berdasarkan fungsinya, bulk carrier ship dibagi menjadi :
1. Dry Bulk Carrier sebagai kapal angkut curah kering (semen, pasir, biji bijian).
2. Liquid Bulk Carrier atau kapal tanker sebagai kapal angkut berupa
cairan (bensin, minyak mentah, LNG, LPG).
2.4 Perancangan Kapal
Berdasarkan data yang didapat, kapal yang cocok adalah kapal berjenis dry
bulk carrier. Panjang dan sarat kapal tidak boleh melebihi panjang dan sarat
terkecil dari panjang dan sarat maksimum kedua pelabuhan, yaitu 576 meter
untuk panjang dan 9 meter untuk sarat kapalnya.
Penulis juga mengambil referensi dari
kapal Jules Garnier II sebagai acuan kapal
pengangkut nikel. Kapal Jules Garnier II
memiliki panjang 160.8 m, lebar 26 m, dengan
dalam sarat kapal 9.8 m, dan DWT seberat
27.454 ton.
Nikel merupakan zat yang mudah terliquidasi, sehingga kapal harus memiliki
stabilitas yang tinggi, sehingga L/B kapal bernilai kecil.

2.4.1
Rencana Ukuran Konstruksi Kapal
Berikut ukuran konstruksi kapal secara detailnya :
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8

Hal yang Diukur
LOA
Lpp
Lwl
Breadth (B)
Height ( H)
Draft (T) / Sarat Kapal
Displacement Tonnage
LWT

9
10
11
12
13
14
15
16
17

DWT
Cb
Cm
Cwl
L/B
L/H
B/T
H/T
B/H

Besar
115
107
110
18.5
10
7
11.726,5
± 2500 (berat mesin
penghasil Vs = 12,5
knots ditambah berat
bagian lain kapal)
±9200
0,84
0,97
0,87
6,2
10,5
2,64
1,43
1,85

Satuan
meter
meter
meter
meter
meter
meter
ton
ton

ton
-

Dari spesifikasi diatas kapal diperhitungkan dapat melaju dengan kecepatan
12,5 knot. Kapal berangkat dari Ambon membawa muatan berupa bijih nikel /
nikel mentah sebanyak
DWT
9200 ton
3
ρ Nikel =
ton =1032,8 m
8,908 3
m
Selanjutnya kapal kembali ke Ambon dari Makassar membawa muatan
semen dengan volume maksimal muatan :
DWT
9200ton
3
ρ Semen =
ton =2958 m
3,11 3
m
Berdasarkan kedua data tersebut, Gross Cargo Capacity kapal penulis
tentukan sebesar 2900 m3 .
2.4.2

Rute Pelayaran
Berikut ilustrasi rute pelayaran dari Makassar menuju Ambon.

Jarak rute tersebut sekitar 571 mil laut, atau sekitar 1.057 km. Waktu
tempuh kapal ke tujuan =
571mil laut
=45,68 jam
12,5 Knot

BAB III
KESIMPULAN
Pengiriman nikel dari plebuhan Yos Sudarso, Ambon menuju pelabuhan
Soekarno Hatta, Makassar menggunakan kapal berjenis dry bulk carrier dengan
dimensi 115 x 18,5 x 10 meter, dengan kedalaman sarat kapal 7 meter.
Kapal 9200 DWT ini mampu mengangkut ± 1000 m3 bijih nikel, tetapi memiliki
volume ruang muat sebesar 2900 m3 karena akan digunakan untuk mengangkut
semen dalam pelayaran kembalinya. Kecepatan maksimum kapal diperkirakan
sebesar 12,5 knot.
Panjang rute pelayaran Makassar – Ambon adalah 571 mil laut dimana kapal
membutuhkan waktu sekitar 46 jam untuk mencapai tujuan.

DAFTAR PUSTAKA

 http://www.vale.com/indonesia/BH/business/mining/nickel/Pages/default.aspx
 http://bisnis.tempo.co/read/news/2015/01/15/090634971/di-bantaeng-1-000





hektare-lahan-untuk-smelter
http://inaport4.co.id/?p=507
http://inaport4.co.id/?p=499
Dinaryana, A.A. B. 2011. Tipe Tipe Kapal. Surabaya : Ebook ITS
https://www.marinetraffic.com/en/ais/details/ships/shipid:465725/
mmsi:373860000/vessel:JULES%20GARNIER%20II/
_:b99c4b1aa09fc8e470cb2800a8c68fd9