makalah Persepsi Masyarakat Terhadap Pen

Tugas Makalah
PENDIDIKAN PANCASILA
“Persepsi Masyarakat Terhadap Pengamalan
Nilai-Nilai Pancasila Saat Ini”

Nama

:

Carolus Noprianto

Stambuk

:

A 221 14 030

Kelas

:


C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2015

Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami beberapa
pelajaran dari mata kuliah Teknik Laboratorium ini.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat menjadi lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk

memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Penulis

Daftar Isi
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang masalah
B. Tujuan
C. Rumusan masalah
D. Manfaat penulisan
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Pancasila Secara Etimologis, Historis, & Terminologis
B. Pancasila sebagai Sumber Nilai
C. Persepsi masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila
Bab III penutup
A. Kesimpulan


Daftar pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pada saat ini penerapan Pancasila khususnya di lingkungan masyarakat
mengalami penurunan. Masyarakat sekarang cenderung lebih condong pada
kehidupan hedonisme. Ini menjadi bukti bahwa penerapan nilai- nilai Pancasila di
kehidupan belum mereka terapkan di kehidupan mereka.
Masyarakat harusnya bukan hanya menjadikan nilai- nilai Pancasila sebagai teori
yang hanya didengarkan. Namun juga harus dipraktikkan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara juga dalam kehidupan di lingkungan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
A. Pengertian Pancasila Secara Etimologis, Historis, & Terminologis
B. Pancasila sebagai Sumber Nilai
C. Persepsi masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar kita lebih mengetahui tentang
pengertian pancasila, pancasila sebagai sumber nilai, dan persepsi masyarakat

terhadap nilai-nilai pancasila
D. Manfaat Penulisan
Untuk menambah wawasan penulis khususnya dan pembaca pada umumnya
mengenai pengertian pancasila, pancasila sebagai sumber nilai, dan persepsi
masyarakat terhadap nilai-nilai pancasila

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila Secara Etimologis, Historis, & Terminologis
1. Hakikat Pancasila
Kedudukan dan fungsi Pancasila bilamana dikaji secara ilmiah memiliki
pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, sebagai
pandangan hidup bangsa, sebagai ideologi bangsa dan Negara, sabagai kepribadian
bangsa bahkan dalam proses terjadinya terdapat berbagai macam terminologi yang
harus didesktipsikan secara objektif. Selain itu, pancasila secara kedudukan dan
fungsinya juga harus dipahami secara kronologis.
Oleh karena itu, untuk memahami Pancasila secara kronologis baik menyangkut
rumusannya maupun peristilahannya maka pengertian Pancasila tersebut meliputi
lingkup pengertian sebagai berikut :

a. Pengertian Pancasila secara etimologis
Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta dari India
(bahasa kasta Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta.
Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa sansekerta perkataan “Pancasila” memilki
dua macam arti secara leksikal yaitu :
“panca” artinya “lima”
“syila” vokal I pendek artinya “batu sendi”, “alas”, atau “dasar”
“syiila” vokal i pendek artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau
yang senonoh”

Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa Jawa diartikan
“susila “ yang memilki hubungan dengan moralitas. Oleh karena itu secara etimologis
kata “Pancasila” yang dimaksudkan adalah adalah istilah “Panca Syilla” dengan
vokal i pendek yang memilki makna leksikal “berbatu sendi lima” atau secara harfiah
“dasar yang memiliki lima unsur”. Adapun istilah “Panca Syiila” dengan huruf
Dewanagari i bermakna 5 aturan tingkah laku yang penting.
b. Pengertian Pancasila secara Historis
Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama
dr.Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan dibahas
pada sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar

negara Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga
orang pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.
Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam siaing tersebut Ir. Soekarno berpidato
secara lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia. Kemudian
untuk memberikan nama “Pancasila” yang artinya lima dasar, hal ini menurut
Soekarno atas saran dari salah seorang temannya yaitu seorang ahli bahasa yang tidak
disebutkan namanya.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya,
kemudian keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkannya Undang-Undang
Dasar 1945 termasuk Pembukaan UUD 1945 di mana didalamnya termuat isi
rumusan lima prinsip atau lima prinsip sebagai satu dasar negara yang diberi nama
Pancasila.
Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi bahasa Indonesia dan
merupakan istilah umum. Walaupun dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tidak
termuat istilah “Pancasila”, namun yang dimaksudkan Dasar Negara Republik
Indonesia adalah disebut dengan istilah “Pancasila”. Hal ini didasarkan atas

interpretasi historis terutama dalam rangka pembentukan calon rumusan dasar negara,
yang secara spontan diterima oleh peserta sidang secara bulat.
c. Pengertian Pancasila secara Terminologis

Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah melahirkan negara
Republik Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara sebagaimana
lazimnya negara-negara yang merdeka, maka panitia Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) segera mengadakan sidang. Dalam sidangnya tanggal 18 Agustus
1945 telah berhasil mengesahkan UUD negara Republik Indonesia yang dikenal
dengan UUD 1945. Adapun UUD 1945 terdiri atas dua bagian yaitu Pembukaan
UUD 1945 dan pasal-pasal UUD 1945 yang berisi 37 pasal, 1 aturan Aturan
Peralihan yang terdiri atas 4 pasal dan 1 Aturan Tambahan terdiri atas 2 ayat.
Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea tersebut
tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan

yang

dipimpin

oleh


hikmat

kebijaksanaan

dalam

permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945
inilah yang secara konstisional sah dan benar sebagai dasar negara Republik
Indonesia, yang disahkan oleh PPKI yang mewakili seluruh rakyat Indonesia.

B. PANCASILA SEBAGAI SUMBER NILAI
Diterimanya pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa
konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan
fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang
pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental. Nilai-nilai dasar dari
pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai Kemanusiaan Yang
Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh

hikmat kebijaksanaan dalan permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat indonesia. Dengan pernyataan secara singkat bahwa
nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
kerakyatan, dan nilai keadilan.
1. Makna Nilai dalam Pancasila
a. Nilai Ketuhanan
Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan
keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Dengan
nilai ini menyatakan bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa
yang ateis. Nilai ketuhanan juga memiliki arti adanya pengakuan akan kebebasan
untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta
tidak berlaku diskriminatif antarumat beragama.
b. Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap
dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan
hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.

c. Nilai Persatuan
Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam
kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya
terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia..
d. Nilai Kerakyatan
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembagalembaga perwakilan.
e. Nilai Keadilan
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna
sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil
dan Makmur secara lahiriah ataupun batiniah.
Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena sifatnya abstrak dan
normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional dan
eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental. Contoh nilai instrumental
tersebut adalah UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya. Sebagai nilai
dasar, nilai-nilai tersebut menjadi sumber nilai. Artinya, dengan bersumber pada
kelima nilai dasar diatas dapat dibuat dan dijabarkan nilai-nilai instrumental
penyelenggaraan negara Indonesia.

C. Persepsi Masyarakat Terhadap Pemngamalan Nilai-Nilai Pancasila
Sekarang ini

1. Nilai Ketuhanan
Menurut saudara Billy Aprinosa (mahasiswa STIMIK) di daerah tempat
tinggalnya yaitu di wilayah Tolai (Parigi Moutong), toleransi antar umat
beragama sangat baik. Hal itu dapat dilihat dari empat agama (Kristen,
Katholik, Hindu, dan Islam) yang berada di wilayah tersebut saling menghargai
antara satu dan lainnya. Sebagi contoh, di Tolai sendiri sebagian besar
masyarakatnya memeluk agama Hindu, ini memiliki beberapa perayaan
keagamaan yang telah menjadi kebudayaan khas suku Bali, Salah satunya
adalah hari raya Nyepi. Hari raya Nyepi merupakan hari raya bagi umat
beragama Hindu di tolai untuk merayakan tahun baru Saka. Pada hari raya
tersebut seluruh masyarakat beragama Hindu tidak melaksanakan aktifitas
diluar rumah. Dan bagi masyarakat/warga beragama lain turut serta
menghargai hal tersebut dengan mengurangi aktivitas mereka diluar rumah,
seperti tidak kebut-kebutan di jalanan, tidak memutar music secara keras, dan
lain sebagainya. Begitu pula dengan agama lain yang merayakan hari raya
besarnya, maka agama-agama yang lain turut serta mnghargainya satu sama
lain.
2. Nilai Kemanusian
Penerapan dari nilai kemanusian akhir-akhir ini semakain bentumbuh dan
berkembang. Menurut Ni Made Susila (PNS di Puskemas Tomini, Parigi
Moutong) kita bisa melihat dari kecelakaan pesawat Air Asia QZ8501 dimana
banyak korban yang meninggal dunia dan hingga saat ini belum ditemukan
keberadaan pesawatnya. Hal ini menumbuhkan rasa kemanusian dari semua
kalangan bahkan dari berbagai Negara. Salah satunya dengan banyaknya

relawan yang ikut serta membantu untuk mencari para korban. Meskipun tidak
turun langsung ketempat kejadian, tapi seperti yang bisa kita saksikan di
televisi ada yang ikut membantu dengan cara menyediakan 1000 makanan
perhari di posko bantuan untuk memberi makanan kepada keluarga korban,
para jurnalis dan para petugas Basarnas. Hal tersebut bisa terjadi karena
munculnya rasa memiliki dan turut serta merasakan kesedihan keluargga
korban yang di tinggalkan.
3. Nilai Persatuan
Nilai persatuan mulai menurun. Menurut I Gede Muliawan (POLRI) nilai
persatuan akhir-akhir ini mulai menurun, hal itu dikarenakan masih sering
terjadinya bentrok antara kelompok warga. Sebagai contoh yaitu bentrok antar
warga di wilayah Nunu – Tavanjuka (Palu, Sulawesi Tengah). Akar dari
permasalahannya masih belum jelas hingga saat ini. Tapi bisa di ambil
kesimpulan bahwa hal tersebut terjadi karena nilai-nilai persatuan mulai
meluntur dan ketamakan dan egoism masing-masing kelompok.
4. Nilai Kerakyatan
Menurut Bonaventura Alfando (Mahasiswa) nilai dari pengamalan sila ke-4
sudah diterapkan dari saat kita berada di jenjang pendidikan SMP dan SMA.
Dimana adanya suatu organisasi di sekolah yaitu OSIS. Sebagai mantan Ketua
Osis, dia berpendapat bahwa melalui rapat-rapat dari kegiatan OSIS kita bisa
belajar untuk menghargai pendapat orang lain, dan kita bisa belajar untuk
memperoleh suatu keputusan melalui rapat tersebut.

5. Nilai Keadilan
Menurut Setia Budi, S.Pd (petani) Fokus pembangunan pemerintah saat ini
sudah beralih, bukan lagi sektor pertanian seperti dulu, saat pertanian
merupakan senjata utama yang seharusnya kita pergunakan, namun pemerintah
terus fokus pada pembangunan yang diiringi dengan industri berbasis teknologi
tinggi yang seringkali di dalam industri itu terbangun paradigma yang salah
yaitu semua bahan bakunya harus impor apabila industri tersebut ingin maju.
Seperti yang kita tahu sekarang, arah dari pembangunan di Indonesia secara
tidak langsung selalu mengarah kepada teknologi dan teknologi, itu tidak salah.
Namun sumber daya konvensional kita seperti dalam sektor pertanian mulai
dilupakan. Menjadi sebuah ironi ketika di mana Industri barang elektronik di
negara kita terus diangkat dan diangkat, sektor pertanian dan pangan kita justru
‘dihadiahi’ dengan impor beras, kelapa sawit, dan lain-lain. Di saat industri alat
berat terus digalakkan, para petani kita tercabik-cabik haknya karena harga
hasil panen mereka yang merosot jauh di pasaran, yang sudah dibanjiri oleh
produk impor. Di saat musim panen buah-buahan, kulkas rumah tangga
disesaki oleh aneka buah impor. Di saat supermarket-supermarket penuh sesak
oleh konsumen yang berbondong-bondong ingin menyerbu produk impor,
produk asli kita dilirik pun tidak sama sekali.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan
berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna
bagi kehidupan manusia.
Pancasila memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat diantaranya Nilai itu suatu realitas
abstrak dan ada dalam kehidupan manusia, Nilai memiliki sifat normatif, dan Nilai
berfungsi sebagai daya dorong/motivator.
Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang
fundamental. Nilai-nilai dasar dari pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan Yang
Maha Esa, Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia,
nilai

Kerakyatan

yang

dipimpin

oleh

hikmat

kebijaksanaan

dalan

permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. IMPLEMENTASI NILAI - NILAI PANCASILA. (online)
https://www.academia.edu/7169347. Diakses : Januari 2015
Anonim. 2013. Pengertian Pancasila Secara Etimologis, Historis, & Terminologis.
(online) http://pancasila2013.weebly.com/pengertian-pancasila.html. Diakses :
Januari 2015
Anonim. 2014. PANCASILA. (online) http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila.
Diakses : Januari 2015