Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan Kilien
Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
a. Data biografi pasien
Leukemia banyak menyerang laki-laki dari pada wanita dan menyerang pada usia lebih
dari 20 tahun khususnya pada orang dewasa.
b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan sekarang pada penyakit leukemia klien biasanya lemah, lelah, wajah
terlihat pucat, sakit kepala, anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada riwayat kesehatan dahulu pada klien dengan leukemia, kaji adanya tanda-tanda
anemia yaitu pucat, kelemahan, sesak, nafas cepat. Adanya tanda-tanda leucopenia yaitu demam
dan adanya infeksi. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia yaitu ptechiae, purpura, perdarahan
membran mukosa. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola yaitu limfadenopati,
hepatomegali, splenomegali. Kaji adanya pembesaran testis. Kaji adanya hematuria, hipertensi,
gagal ginjal, inflamasi disekitar rectal, nyeri.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dari riwayat kesehatan keluarga,
adanya keluarga yang mengalami gangguan
hematologis serta adanya faktor herediter misal kembar monozigot.
c. Pemerikasaan Fisik
1. Keadaan Umum
Keadaan umum pada penderita leukemia tampak lemah, kesadaran bersifat composmentis
selama belum terjadi komplikasi.
2. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : tidak normal (TD normal 120/80 mmHg)
Nadi :
Suhu : meningkat jika terjadi infeksi
RR : Dispneu, takhipneu
3. Pemeriksaan fisik head to toe
a.
Pemeriksaan kepala
Bentuk : perhatikan bentuk kepala apakah simetris atau tidak. Biasanya pada penderita leukemia
betuk kepala simetris.
Rambut: perhatikan keadaan rambut mudah dicabut atau tidak,warna, hygiene
Nyeri tekan: palpasi nyeri tekan, ada atau tidak. Biasanya pada penderita tidak ada nyeri tekan.
b.
Pemeriksaan mata
Palpebra: perhatikan kesimetrisan kiri dan kanan
Konjungtiva : anemis atau tidak. Pada penderita leukemia akan ditemukan konjungtiva yang
anemis.
Sclera : ikterik atau tidak. Sclera penderita leukemia akan terlihat tidak ikterik.
c.
Pemeriksaan hidung
Inskpeksi kesimetrisan bentuk hidung, mukosa hidung, palpasi adanya polip. Penderita leukemia
memiliki pemeriksaan hidung yang normal.
d.
Pemeriksaan mulut
Inspeksi apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri ), perdarahan gusi. Biasa
papa penderita leukemia, ditemukan bibir pucat, sudut – sudut bibir pecah – pecah.
e.
Pemeriksaan telinga
Inspeksi simetris kiri dan kanan, sirumen. Palpasi nyeri tekan. Periksa fungsi pendengaran dan
keseimbangan. Pada penderita leukemia biasanya tidak ditemukan kelainan dan bersifat normal.
f.
Pemeriksaan leher
Inspeksi dan palpasi adanya pembesaran getah bening kelenjer tiroid, JVP, normalnya 5-2.
Penderita leukemia tidak mengalami pembesaran kelenjer tiroid.
g.
Pemeriksaan thorak
Jantung
Inspeksi : iktus terlihat atau tidak, inspeksi kesimetrisan. Pada penderita leukemia, iktus terlihat
Palpasi : raba iktus kordis. Normalnya, iktus teraba.
Perkusi : tentukan batas jantung.
Auskultasi : terdengar bunyi jantung 1 dan 2, normal.
Paru – paru
Inspeksi
: kesimetrisan kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi, biasanya normal.
Palpasi : vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan.
Perkusi
:
Auskultasi : biasanya bunyi nafas vesikuler.
h.
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : apakah dinding abdomen mengalami memar, bekas operasi, dsb.
Auskultasi : bising usus normal
Palpasi : palpasi apakah ada nyeri tekan, hepar teraba atau tidak. Biasaya terdapat nyeri tekan,
dan hepar akan teraba.
Perkusi : lakukan perkusi, biasa didapat bunyi tympani untuk semua daerah abdomen
i.
Pemeriksaan Ekstremitas
inspeksi kesemetrisan, palpasi adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas dan bawah. Biasanya
pada penderita leukemia akan mengalami nyeri pada tulang dan persendian.
d. Pemeriksaan Penunjang
1.
Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari 10.000/mm 3
saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit lebih dari 50.000/mm 3
adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur, hitung darah lengkap biasanya
juga menunjukkan normositik, anemia normositik.
2.
Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml
3.
Retikulosit : jumlah biasaya rendah
4.
Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm)
5.
SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature
6.
PTT : memanjang
7.
LDH : mungkin meningkat
8.
Asam urat serum : mungkin meningkat
9.
Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan mielomonositik
10. Copper serum : meningkat
11. Zink serum : menurun
e. Pengkajian 11 Fungsional Gordon
1.
Persepsi dan Penanganan Kesehatan
-
Mengkaji kesehatan klien secara umum.
-
Menanyakan alasan klien datang ke RS dan harapannya.
-
Mengkaji gambaran/pandangan klien terhadap sakit dan cara penangannya.
-
Kepatuhan terhadap obat.
-
Mengkaji riwayat kesehatan keluarga klien.
-
Mengkaji tindakan dalam menjaga kesehatan.
2.
Nutrisi dan Metabolik
-
Mengkaji intake makanan dan cairan klien.
-
Mengkaji gambaran komposisi makan.
-
Mengkaji nafsu makan, dan factor-faktor yang mempengaruhi nafsu makan.
-
Mangkaji makanan kesukaan, pantangan atau alergi yang ada.
-
Mengkaji apakah menggunakan suplemen makanan.
-
Mengkaji apakah menggunakan obat diet tertentu.
-
Mengkaji perubahan berat badan yang terjadi.
Biasanya klien dengan leukemia mengalami penurunan nafsu makan, sehingga berat badannya
juga menurun.
3.
Eliminasi
-
Mengkaji pola miksi yang meliputi: frekuensi, warna, dan bau.
-
Apakah ada masalah dalam pengeluaran urine.
-
Mengkaji apakah menggunakan alat bantu untuk berkemih.
-
Mengkaji pola defekasi yang meliputi : frekuensi, warna,dan karakteristiknya.
-
Apakah menggunakan alat bantu untuk defekasi.
-
Mengkaji pengeluaran melalui IWL .
4.
Aktivitas dan Latihan
-
Mengkaji gambaran aktivitas sehari-hari klien sebelum dan sesudah merasakan sakit.
-
Pola olahraga yang biasa dilakukan.
-
Mengkaji aktivitas yang dilakukan waktu senggang.
Biasanya klien mengalami kelelahan, dan tidak dapat beraktivitas dengan baik.
5.
Tidur dan Istirahat
-
Mengkaji pola tidur klien yang meliputi lama waktu tidur, dan keefektifan.
-
Mengkaji apakah mempunyai kebiasaan sebelum tidur.
-
Menanyakan apakah mengalami kesulitan dalam tidur.
-
Mengkaji kebiasaan jam berapa tidur dan bangun klien.
Biasanya tidur klien terganggu karena penyakit yang dideritanya.
6.
Kognitif dan Persepsi
-
Mengkaji kemampuan membaca, menulis dan mendengar klien.
-
Menanyakan pada klien atau keluarga apakah mengalami kesulitan dalam mendengar.
-
Mengkaji apakah klien menggunakan alat bantu lihat atau dengar.
-
Mengkaji apakah ada keluhan pusing atau sebagainya.
Biasanya klien sering mengalami pusing.
7.
Persepsi Diri- Konsep Diri
-
Mengkaji bagaimana gambaran diri klien.
-
Mengkaji apakah sakit yang ia alami mengubah gambaran diri klien.
-
Hal-hal apa saja yang membebani pikiran klien.
-
Mengkaji apakah klien sering merasa cemas, depresi, dan takut.
Biasanya klien merasa cemas dan takut jika penyakitnya tidak bisa disembuhkan.
8.
Peran – Hubungan
-
Mengkaji pekerjaan klien.
-
Apakah hubungan yang dijalin klien dengan rekan kerja, keluarga dan lingkungan sekitar
berjalan dengan baik.
-
Apa yang menjadi peran klien dalam keluarga.
-
Mengkaji bagaimana penyelesaian konflik dalam keluarga.
-
Mengkaji bagaimana keadaan ekomoni klien.
-
Apakah dalam lingkungan klien mengikuti kegiatan social.
9.
-
Seksualitas dan Reproduksi
Mengkaji bagaimana hubungan klien dengan pasangan.
-
Mengkaji apakah klien menggunakan alat bantu atau alat pelindung saat melakukan
hubungan seks.
-
Mengkaji apakah terdapat kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan seks.
Biasanya pada wanita, siklus menstruasinya tidak teratur, karena terjadinya perdarahan.
10. Koping – Toleransi Stress
-
Mengkaji apa yang menjadi visi klien kedepan.
-
Mengkaji apakah klien biasa mendapatkan apa yang diinginkannya.
-
Mengkaji sejauh mana klien harus berusaha untuk mendaptkan apa yang diinginkan.
-
Mengkaji bagaimana penanganan klien tentang stress yang mungkin ia hadapi.
11. Nilai- Kepercayaan
-
Mengkaji agama klien.
-
Sejauh mana ia taat pada agama yang ia anut.
-
Mengkaji sejauh mana agama/ nilai yang ia percayai mempengaruhi kehidupannya.
-
Mengkaji apakah agama atau nilai kepercayaan merupakan hal yang penting dalam
kehidupan klien.
Perumusan NANDA, NOC, NIC
No.
1.
Diagnosa (NANDA)
Resiko
infeksi
penurunan
kekebalan tubuh
Kriteria Hasil (NOC)
Intervensi (NIC)
b.d Status imun
Manajemen lingkungan
sistem Klien diharapkan mampu:
Tidak
adanya
Intervensi yang dilakukan :
infeksi
berulang
Tidak adanya tumor
aman untuk pasien.
kebutuhan
Status pencernaan dari keamanan pasien, berdasarkan
tingkat
fisik,
dan
fungsi
Status pernapasan dari kognitif dan pengalaman masa
skala yang diharapkan
Identifikasi
skala yang diharapkan
Ciptakan lingkungan yang
Berat badan dalam batas
lalu.
Hindari lingkungan yang
normal
berbahaya (ex : permadani
Suhu tubuh normal
lepas
kecil,
perabotan
Tidak adanya kelelahan rumah yang dapat dipindahpindahkan).
secara terus menerus
dan
Hindari
Jumlah sel darah putih
yang
berbahaya dari lingkungan.
dalam batas normal
Status nitrusi
objek
Usaha perlindungan dengan
Klien diharapkan mampu
pinggir jeruji/pinggir lapisan
menormalkan:
jeruji, dengan tepat.
Dampingi pasien selama
Pemasukan nutrisi
Pemasukan makanan dan aktivitas di luar bangsal.
cairan
Energi
Masa tubuh
Berat badan
Atur
tinggi
rendahnya
tempat tidur.
Sediakan peralatan yang
adaptif (ex : tangga yang dapat
disandarkan
dan
susuran
tangan), dengan tepat.
Tempatkan furniture dalam
ruangan dengan susunan yang
tepat.
Sediakan tabung panjang
untuk membuat gerakan lebih
leluasa.
Tempatkan
digunakan
objek
dalam
yang
batas
jangkauan.
Sediakan kamar untuk 1
orang.
Sediakan tempat tidur yang
bersih dan nyaman.
Sediakan tempat tidur yang
kokoh/kuat.
Tempatkan perubahan posisi
tempat tidur dalam kondisi
yang mudah dijangkau.
Kurangi rangsangan dari
lingkungan.
Hindari pencahayaan yang
tidak penting, sirkulasi udara,
keadaan yang terlalu panas,
ataupun dingin.
Atur suhu lingkungan sesuai
kebutuhan pasien, jika suhu
tubuhnya berubah.
Kontrol/cegah bising yang
berlebihan,
bila
memungkinkan.
Kontrol pencahayaan untuk
manfaat terapeutik.
Batasi jumlah pengunjung.
Batasi kunjungan secara
personal
kepada
pasien,
keluarga, kebutuhan penting
lainnya.
Lakukan rutinitas sehari-hari
sesuai kebutuhan pasien.
Manajemen nutrisi
Intervensi yang dilakukan :
Tanyakan apakah pasien
mempunyai
alergi
terhadap
makanan.
Pastikan makanan kesukaan
pasien.
Dorong kenaikan pemasukan
zat
besi
makanan,
dengan
tepat.
Dorong kenaikan pemasukan
protein, zat besi, vitamin C,
dengan tepat.
Berikan
pasien
dengan
protein tinggi, kalori tinggi,
nutrisi makanan cemilan dan
minuman
itu
bisa
dengan
mudah mengonsumsi denagn
tepat.
Ajarkan pasien bagaimana
menafkahkan
makanan,
buku
sesuai
harian
dengan
kebutuhan.
Kontrol catatan pemasukan
untuk kandungan nutrisi dan
kalori.
2.
Resiko perdarahan b.d Pembekuan darah
Pencegahan perdarahan
trombositopenia
Intervensi yang dilakukan :
Klien diharapkan mampu
menormalkan :
Monitor
kemungkinan
Gumpalan pembentukan
terjadinya
Waktu protrombin
pasien
Hb
Perdarahan
setelah
Memar
kehilangan banyak darah
Petechiae
perdarahan
pada
Catat kadar HB dan Ht
pasien
mengalami
Pantau gejala dan tanda
timbulnya
perdarahan
yang
berkelanjutan
9cek
sekresi
pasien
yang
terlihat
baik
maupun yang tidak disadari
perawat)
Pantau factor koagulasi,
termasuk
waktu
protrombin
paruh
(Pt),
tromboplastin
(PTT), fibrinogen, degradasi
fibrin, dan kadar platelet dalam
darah)
Pantau tanda-tanda vital,
osmotic, termasuk TD
Atur pasien agar pasien tetap
bed
rest
juka
masih
ada
indikasi pendarahan
Atur kepatenan/ kualitas
produk
/
alat
berhubungan
yang
dengan
perdarahan
Lindungai pasien dari halhal yang menimbulkan trauma
dan
bias
menimbulkan
perdarahan
Jangan lakukan injeksi
Gunakan sikat gigi yang
lembut untuk perawatan oral
pasien
Gunakan alat ukur elektrik
yang memiliki pinggiran tepi
saat pasien mencukur
Hindari tindakan invasive
Cegah memasukkan sesuatu
kedalam lubang daerah yang
mengalami perdarahan
Hindari pengukuran suhu
secar rectal
Jauhkan
alat-alat
berat
disekitar pasien
Instruksikan pasien untuk
menghindari/ menjauhi aspirasi
atau anti koagulan yang lain
Instruksikan pasien untuk
menghindar
aspirin/
antikoagulan yang lain
Instruksikan pasien untuk
emngkonsumsi makanan yang
mengandung vit K
Cegah terjadi konstipasi
Ajarkan pasien dan keluarga
untuk mengenali tanda-gejala
terjadinya
perdarahan
tindakan
pertama
dan
untuk
penanganan selama perdarahan
berlangsung
3.
Intoleransi
aktivitas Toleransi aktivitas
Terapi aktivitas
b.d kelemahan umum Klien diharapkan mampu
(anemia)
untuk menormalkan:
Kolaborasi dengan terapis
Saturasi oksigen ketika dalam
beraktivitas
Intervensi yang dilakukan:
Denyut
beraktivitas
merncanakan
dan
memonitor program aktivitas
nadi
ketika
Tingkatkan komitmen pasien
dalam beraktivitas
Laju pernapasan ketika
beraktivitas
Bantu
mengekplorasi
aktivitas yang bemanfaat bagi
Tekanan darah sistolik
Tekanan darah diastolic
Pemeriksaan EKG
sumberdaya
Warna kulit
dalam beraktivitas
Kekuatan tubuh atas
Kekuatan tubuh bawah
Daya tahan
pasien
Bantu
mengidentifikasi
yang
dimiliki
Bantu pasien/keluarga dalam
beradaptasi dengan lingkungan
Bantu menyusun aktivitas
Klien diharapkan mampu fisik
Pastikan lingkungan aman
untuk menormalkan:
untuk pergerakan otot
Kinerja dari rutinitas
Aktivitas
Konsentrasi
Kepulihan energy setelah
beraktivitas
Tingkat oksigen darah
untuk meningkatkan tonus otot
Klien diharapkan mampu
Nyeri
Cemas
Mengerang
Stress
Takut
Kegelisahan
Nyeri otot
Meringis
Sesak nafas
Berikan reinforcemen positif
selama beraktivitas
Monitor respon emosional,
fisik, sosial dan spiritual
Tingkat kegelisahan
untuk menormalkan:
Jelaskan aktivitas motorik
Manajemen energy
Intervensi yang dilakukan
Tentukan
pembatasan
aktivitas fisik pasien
Jelaskan
tanda
yang
menyebabkan kelemahan
Jelaskan
penyebab
kelemahan
Jelaskan apa dan bagaimana
aktivitas
yang
dibutuhkan
untuk membangun energi
Mual
Muntah
Monitor intake nutrisi yang
adekuat
Monitor
respon
kardiorespirasi selama aktivitas
Monitor pola tidur
Monitor
lokasi
ketidaknyamanan/nyeri
Batasi stimulus lingkungan
Anjurkan bedrest
Lakukan ROM aktif/pasif
Bantu
pasien
membuat
jadwal istirahat
Monitor efek obat stimulan
dan depresan
Monitor respon oksigenasi
pasien
4.
Nyeri b.d agen cedera Tingkat Kecemasan :
Mengurangi rasa cemas:
biologis
Intervensi yang dilakukan:
fisiologis
leukemia)
(efek Klien diharapkan mampu
dari untuk :
Menghindari
gelisah.
Menghindari
panik
Kaji perspektif situasi stress
Berikan informasi faktual
Menghindari Rasa cemas mengenai
Mengontrol tekanan darah.
diagnosis,
Mengontrol peningkatan
terapi,
dan prognosis.
Bantu pasien untuk untuk
Mengontrol peningkatan meminimalisir
jumlah pernafasan.
dan
serangan klien.
denyut nadi.
klien
perasaan melakukan pendekatan.
yang berlebihan.
Tenangkan
rasa
cemas
yang timbul.
Kaji tanda-tanda kecemasan
baik secara verbal maupun non
Menghindari hal-hal yang verbal.
bisa mengganggu tidur.
Menajemen nyeri
Tingkatan nyeri
Intervensi yang dilakukan:
Ajarkan
Klien diharapkan mampu
untuk:
bagaimana
Mengendalikan rasa nyeri.
Mengontrol
diri
dari
klien
cara
tentang
mengontrol
rasa nyeri.
Ajarkan klien teknik-teknik
relaksasi.
kehilangan nafsu makan.
Ajarkan klien bagaimana
cara menghindari diri dari rasa
5.
Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang
Status Nutrisi
dari Klien diharapkan mampu
kebutuhan tubuh b.d untuk menormalkan:
faktor
(anoreksia)
cemas.
Mengontrol nafsu makan:
biologi
Intervensi yang dilakukuan:
Anjurkan asupan kalori yang
Pemasukan nutrisi
sesuai dengan kebutuhan dan
Pemasukan makanan
gaya hidup.
Pemasukan cairan
Energy
Berat badan
Tonus otot
mengkonsumsi
Hidrasi
cukup.
Kontrol asupan nutrisi dan
kalori.
Anjurkan kepada klien untuk
nutrisi
yang
Pengontrolan nutrisi
Nafsu makan
Klien diharapkan mampu
untuk menormalkan:
Menyeimbangkan nafsu
makan
Menyeimbangkan Pasokan
cairan tubuh
Menyeimbangkan Pasokan
nutrisi tubuh
Intervensi yang dilakukuan:
Tanyakan apakah pasien
mempunyai
alergi
terhadap
makanan
Tentukan makanan pilihan
pasien
Tentukan jumlah kalori dan
jenis
zat
makanan
yang
diperlukan untuk memenuhi
Weight gain behavior :
nutrisi, ketika berkolaborasi
Klien diharapkan mampu :
dengan ahli makanan, jika
Mengidentifikasi diperlukan
penyebab kehilangan berat
badan
yang tepat sesuai tipe tubuh
Memilih sebuah target dan gaya hidup
sehat berat badan.
Timbang berat badan pasien
Mengidentifikasi pad jarak waktu yang tepat
Terapi Nutrisi
pemasukan kalori
Tunjukkan intake kalori
Memilihara suplai nutrisi Intervensi yang dilakukan :
makanan dan minuman yg
dan makanan dan menghitung
adekuat
Meningkatkan
Monitor pemasukan cairan
nafsu pemasukan kalori sehari-hari
makan
Bantu pasien membentuk
posisi
duduk
yang
benar
sebelum makan
6.
Kerusakan
Ajarkan pasien dan kelurga
tentang memilih makanan
integritas Intregitas jaringan : kulit dan Pengawasan kulit
kulit b.d zat kimia membran mukosa
(kemoterapi,
Klien
diharapkan
radioterapi)
menormalkan :
Intervensi yang dilakukan:
mampu
Amati
warna
kulit,
kehangatan (suhu), bengkak,
Temperatur
Sensasi
Elastisitas
berwarna dan memar kulit
Pigmentasi
serta membran mukosa.
Warna
Ketebalan
Jaringan bebas lesi.
getaran, tekstur kulit, udem.
Pantau area yang tidak
Pantau kelainan kekeringan
dan kelembaban kulit.
Catat perubahan kulit atau
membran mukosa.
Periksa keketatan pakaian.
Pantau warna kulit.
Pantau suhu kulit.
Instruksikan
anggota
keluarga / pemberi perawatan
tentang tanda – tanda dari
kerusakan kulit.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Ny. S datang ke rumah sakit M. Djamil Padang Tanggal 11 januari 2013 dengan keluhan
sesak nafas sejak 4 hari yang lalu dan badan terasa lemas. Klien pingsan setelah beberapa saat ,
sampai ke tempat klien bekerja dan di bawa ke rumah sakit RSUD Payakumbuh. Setelah
dilakukan pemeriksaan laboratorium didapat Hb 8 gr/dl, trombosit 11.000 /mm 3 , leukosit 8.000 /
mm3. Sehingga mendapatkan transfusi PRC 2 Kholf dan trombosit 3 Khloft. Namun hasil lab
tidak menunjukkan perubahan yang membaik, setelah 3 hari dirawat klien dirujuk ke RSUP M.
Djamil untuk dilakukan pemeriksaan lumbal pungsi dan rawatan lebih lanjut.
3.1 Data Klinis
Nama
: Ny. S
Umur
: 35 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Pendidikan
: DIII radioteraphy
Pekerjaan
: PNS diinstitusi kesehatan bagian radiologi
Alamat
: Jln. Gajah V, No. 16 A, Padang
Status perkawinan
: Menikah
Agama
: Islam
Suku
: Minang
Penanggung Jawab
: TN. ab (suami)
TB
: 160 cm
BB
: 45kg
Datang ke RS
: 11 januari 2013
Ruang
: UGD
No. Registrasi
: 804548
Alasan masuk rumah sakit :
Ny. S masuk rumah sakit M. Djamil Padang dengan keluhan sesak nafas sejak 4 hari yang lalu
dan badan terasa lemah, sebelumnya klien pingsan di temapt kerja.
3.2 Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Ny. S ( 25th ) datang ke UGD RS M Djamil Padang dengan keluhan badan terasa lemas, sering
pingsan dan sesak nafas sejak 4 hari yang lalu. Tanda – tanda vital Ny. S, RR= 26 x/menit, HR =
100 x/menit, suhu = 370 C, TD = 90/60 mmHg. Saat pengkajian klien mengaku, nafsu makannya
menurun, terkadang mual dan muntah. Selain itu klien juga mengaku ada merasakan nyeri
tulang. Klien tampak pucat.
Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya, Ny. S pernah dirawat dengan diagnosa anemia. Klien sering merasa lemas dan lesu
disaat bekerja dan serta pernah pingsan saat bekerja. Klien juga mengatakan sebelumnya tidak
pernah menderita penyakit ginjal, DM, dan hipertensi.
Riwayat kesehatan keluarga
Dari riwayat kesehatan sebelumnya, Keluarga Ny. S tidak ada yang menderita penyakit yang
sama dengan klien, namun klien memiliki kembaran dan sudah meninggal 5 tahun yang lalu
akibat kecelakaan.
b. Pemeriksaan Fisik
Vital sign
TB
: 160 cm
BB
: 45 kg
BMI
: 17,6
RR
: 26 x/menit
TD
: 90/60 mmHg
HR
: 100 x/menit
Suhu : 36,50 C
Pemeriksaan kepala
Inspeksi :
Bentuk : simetris
Rambut: warna rambut hitam tetapi kasar, penyebaran merata, tidak terdapat ketombe
Palpasi: tidak terdapat benjolan, dan nyeri tekan
Pemeriksaan mata
Inspeksi
Palpebra: simetrisan kiri dan kanan
Konjungtiva : anemis
Sclera : tidak ikterik.
Pemeriksaan hidung
Inskpeksi: bentuk hidung simetris, tidak terdapat kelainan, tidak ada polip maupun peradangan,
tidak ada sekret.
Palpasi :ntidak terdapat nyeri tekan.
Pemeriksaan mulut
Inspeksi : simetris, bibir pucat, sudut bibir pecah – pecah, gusi berdarah.
Pemeriksaan telinga
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, sirumen dalam batas normal.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Fungsi pendengaran normal.
Pemeriksaan leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran getah bening
Palpasi : tidak ada pembesaran getah bening kelenjer tiroid, JVP, normalnya 5-2.
j.
Pemeriksaan thorak
Jantung
Inspeksi : iktus terlihat
Palpasi : iktus teraba.
Perkusi : redup
Auskultasi : terdengar bunyi jantung 1 dan 2 normal.
Paru – paru
Inspeksi
: simetris kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi
Palpasi : vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan.
Perkusi
: sonor
Auskultasi : bunyi nafas vesikuler.
k. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : tidak terdapat lesi, tidak ada luka bekas operasi.
Auskultasi : bising usus normal 15 x / menit.
Palpasi : Terdapat nyeri tekan, dan hepar akan teraba.
Perkusi : bunyi tympani untuk semua daerah abdomen
l.
Pemeriksaan Ekstremitas
Ekstremitas atas: tangan kanan terpasang infus, pergerakan lemah, reflek bisep dan trisep baik.
Terdapat memar dan bercak – bercak hitam kebiruan di tangan kiri
Ekstremitas bawah : pergerakan lemah, reflek patelanya baik.
Nyeri di persendian dan tulang.
c.
Pemeriksaan Labor
Hemoglobin
: 8 gram / dl (rendah)
Leukosit
Trombosit : 11.000 / mm3 (rendah)
: 8.000 / mm3 (normal)
2. Pola Fungsional Gordon
1. Persepsi dan Management Kesehatan
Ny. S datang ke Rsup. M. Djamil Padang dengan keluhan badan terasa lemas dan sesak
nafas sejak 4 hari yang lalu. Kilen juga mengaku sering pusing dan sakit kepala. Kilen berharap
agar ia bisa cepat sembuh dengan berbagai pengobatan dan perawatan yang diberikan oleh
rumah sakit. Klien menduga penyakit yang dideritanya ada hubungan nya dengan anemia yang
dideritanya beberapa tahun lalu. Klien telah mendapat transfusi PRC 2 Kholf dan trombosit 3
kholf.
2. Nutrisi-Metabolik
Ny. S mengaku akhir - akhir ini nafsu makannya menurun dan sering mual serta muntah.
Dalam sehari, Ny. S mengaku hanya menghabiskan sepertiga dari porsi makan yang biasanya.
Semenjak sakit, klien mengalami penurunan berat badan 2 kg sejak satu bulan terakhir. Saat ini
klien mendapatkan asupan nutrisi berupa NaCl 0,9%.
3. Eliminasi
Ny. S memiliki kebiasaan buang air besar sehari-hari normal dan tidak merasakan
keluhan nyeri. BAK klien juga normal.
4. Aktivitas dan Latihan
Ny. S dalam kesehariannya merupakan PNS di salah satu institusi kesehatan. Klien
mudah merasa letih dan lemas. Pada saat bekerja klien mengaku kelelahan dan terkadang sesak
nafas, ini terjadi karena Hb klien rendah. Untuk mengurangi hal tersebut Ny. S berbaring dan
beristirahat total. Hal ini menyebabkan tingkat aktivitas klien menurun.
5. Istirahat dan tidur
Ny. S tidur rata-rata 7 jam setiap harinya. Namun semenjak sakit, jam tidur klien
berkurang karena klien sering merasakan sesak nafas disertai dengan mual dan muntah, sehingga
klien mengalami kesulitan untuk tidur.
6. Kognitif dan Persepsi Sensori
Kemampuan Ny. S untuk membaca dan menulis mulai terganggu sehingga klien
menggunakan kacamata (-) sebagai alat bantu, walaupun demikian klien tidak menagalami
gangguan pendengaran. Klien mengeluh mual, muntah dan nyeri pada persendian. Klien juga
sering mengalami pusing. Klien juga mengatakan mudah sekali memar dan berdarah jika
mengalami perdarahan.
7. Persepsi diri-Konsep diri
Ny. S mengaku mengalami penurunan nafsu makan sering mual dan muntah, badan
terasa lemah sehingga membuat klien merasa gelisah, cemas dan takut yang berlebihan, bahwa
penyakitnya tidak akan sembuh. Padahal klien berharap penyakitnya bisa sembuh, karena klien
merupakan seorang istri yang membantu suaminya untuk memenuhi kebutuhan kerluarganya.
8. Peran dan Hubungan dengan Sesama
Ny. S adalah seorang ibu yang mempunyai 2 orang anak diantaranya 1 orang perempuan
(5th) dan 1 orang anak laki-laki (3th). Klien
bekerja sebagai PNS di salah satu institusi
kesehatan dibagian radiologi. Klien adalah seorang ibu yang di sayangi oleh keluarganya, hal ini
dibuktikan dengan keluarga yang setia menemaninya selama di rumah sakit.
9. Reproduksi dan Seks
Ny. S mengaku menstruasinya tidak teratur.
10. Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap stress
Ny. S stress karena harus memikirkan penyakit yang dideritanya dan juga ia juga
memikirkan keadaan kedua anaknya yang masih kecil. Klien hanya bisa bercerita keluhannya
pada suaminya. Suaminya memberikan dukungan dan semangat kepada klien agar bisa
semangat, rajin berobat dan mengontrol makanan.
11. Nilai dan Kepercayaan
Ny. S adalah seorang muslim. Setiap harinya klien sangat rajin shalat, tidak pernah
meninggalkan shalat meskipun klien sedang sakit sekarang. Walupun klien cemas penyakitnya
tidak sembuh, akan tetapi klien yakin bahwa kilen semakin rajin shalat dan memohon
kesembuhan pada Allah SWT.
3.3 Analisis Data Senjang
Dari kasus yang ada tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang diderita pasien.
Analisis Data
No
Data
Diagnosa
.
1.
DS :
Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
Klien mengeluh badannya terasa lemah
Klien mengaku nafasnya sesak.
Klien mengaku aktivitasnya menurun
Klien mengaku nyeri di persendiaan dan
abdomen.
Klien mengaku tidak nyam saat beraktivitas
Klien mengeluh cepat merasa lelah saat
beraktivitas
Klien mengaku sering pusing
Klien merasa cemas dengan keadaannya.
DO
Hb : 8 gr/dl
Trombosit : 11.000/mm3
RR : 26 x / menit
umum (anemia)
TD : 90/60 mmHg
Suhu : 37 0C
Bibir klien tampak pucat
Wajah klien tampak pucat
Konjungtiva anemis
2.
DS :
Klien mengatakan menstruasinya tidak teratur
Klien mengaku mudah memar saat trauma
Resiko
perdarahan
b.d
trombositopenia
DO :
Trombosit : 11.000/mm3
Hb : 8 gr/dl
Gusi tampak berdarah
Terdapat memar dan bercak – bercak hitam di
tangan kiri.
DS:
3.
Klien mengaku mengalami penurunan nafsu dari kebutuhan tubuh b.d faktor
makan
Klien mengaku berat badannya turun 2 kg
semenjak sejak 1 bulan yang lalu.
Klien mengaku adanya nyeri tekan di daerah
abdomen
Ketidakseimbangan nutrisi kurang
Klien mengaku hanya menghabiskan sepertiga
dari porsi makanan yabg tersedia.
Klien mengaku sering mual dan muntah.
Klien mengaku sering pusing.
DO :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 100x/menit
Suhu : 37 0C
biologis (anoreksia)
RR : 26 x / menit
BB : 45 Kg
TB : 160 cm
BMI : 17,6
Hb : 8 gr/dl
Klien kelihatan kurus
Rambut klien terasa kasar
Konjungtiva anemis
Wajah klien tampak pucat
Perumusan NANDA,NOC,NIC sesuai kasus
No
NANDA
NOC
NIC
.
1.
Intoleransi aktivitas Toleransi aktivitas
Terapi aktivitas
b.d kelemahan
Klien
Intervensi yang dilakukan:
umum (anemia)
mampu
diharapkan
untuk
menormalkan:
merncanakan
Laju
memonitor
Tekanan darah sistolik
Tekanan
darah
Kekuatan
tubuh
mampu
Bantu mengekplorasi aktivitas
yang bemanfaat bagi pasien
Bantu
mengidentifikasi
Bantu
pasien/keluarga
dalam
beradaptasi dengan lingkungan
bawah
Klien
pasien
beraktivitas
Kekuatan tubuh atas
Daya tahan
komitmen
sumberdaya yang dimiliki dalam
diastolic
Tingkatkan
pernapasan dalam beraktivitas
ketika beraktivitas
dan
Denyut nadi ketika program aktivitas
beraktivitas
Kolaborasi dengan terapis dalam
diharapkan
untuk
Bantu menyusun aktivitas fisik
Pastikan lingkungan aman untuk
pergerakan otot
menormalkan:
Kinerja dari rutinitas
Aktivitas
Konsentrasi
meningkatkan tonus otot
Kepulihan
Berikan
reinforcemen
positif
selama beraktivitas
energy
Monitor respon emosional, fisik,
sosial dan spiritual
setelah beraktivitas
Jelaskan aktivitas motorik untuk
Tingkat oksigen darah
Manajemen energy
Intervensi yang dilakukan
Tingkat kegelisahan
Klien
diharapkan
mampu
menormalkan:
Tentukan pembatasan aktivitas
untuk fisik pasien
Jelaskan tanda yang menyebabkan
kelemahan
Nyeri
Cemas
Mengerang
Stress
aktivitas
Takut
membangun energi
Kegelisahan
Nyeri otot
Meringis
Sesak nafas
Mual
Muntah
Jelaskan penyebab kelemahan
Jelaskan
apa
yang
dan
bagaimana
dibutuhkan
untuk
Monitor intake nutrisi yang adekuat
Monitor respon kardiorespirasi
selama aktivitas
Monitor pola tidur
Monitor
lokasi
ketidaknyamanan/nyeri
Batasi stimulus lingkungan
Anjurkan bedrest
Lakukan ROM aktif/pasif
Bantu pasien membuat jadwal
istirahat
Monitor efek obat stimulan dan
depresan
2.
Monitor respon oksigenasi pasien
Resiko perdarahan Pembekuan darah
Pencegahan perdarahan
b.d
Klien
Intervensi yang dilakukan :
trombositopenia
mampu menormalkan :
diharapkan
Monitor kemungkinan terjadinya
Gumpalan perdarahan pada pasien
pembentukan
Catat kadar HB dan Ht setelah
Waktu protrombin
pasien mengalami kehilangan banyak
Hb
darah
Perdarahan
Memar
perdarahan yang berkelanjutan 9cek
Petechiae
sekresi pasien baik yang terlihat
Pantau gejala dan tanda timbulnya
maupun yang tidak disadari perawat)
Pantau factor koagulasi, termasuk
protrombin
tromboplastin
(Pt),
waktu
(PTT),
paruh
fibrinogen,
degradasi fibrin, dan kadar platelet
dalam darah)
Pantau tanda-tanda vital, osmotic,
termasuk TD
Atur pasien agar pasien tetap bed
rest
juka
masih
ada
indikasi
pendarahan
Atur kepatenan/ kualitas produk /
alat
yang
berhubungan
dengan
perdarahan
Lindungai pasien dari hal-hal yang
menimbulkan
trauma
dan
bias
menimbulkan perdarahan
Jangan lakukan injeksi
Gunakan sikat gigi yang lembut
untuk perawatan oral pasien
Gunakan alat ukur elektrik yang
memiliki pinggiran tepi saat pasien
mencukur
Hindari tindakan invasive
Cegah
kedalam
memasukkan
lubang
sesuatu
daerah
yang
mengalami perdarahan
Hindari pengukuran suhu secar
rectal
Jauhkan alat-alat berat disekitar
pasien
Instruksikan
pasien
untuk
menghindari/ menjauhi aspirasi atau
anti koagulan yang lain
Instruksikan
menghindar
pasien
aspirin/
untuk
antikoagulan
yang lain
Instruksikan
emngkonsumsi
pasien
untuk
makanan
yang
mengandung vit K
Cegah terjadi konstipasi
Ajarkan pasien dan keluarga untuk
mengenali
tanda-gejala
terjadinya
perdarahan dan tindakan pertama
untuk penanganan selama perdarahan
berlangsung
3.
Ketidakseimbanga
n
nutrisi
dari
Status Nutrisi
Mengontrol nafsu makan:
kurang Klien diharapkan
kebutuhan mampu untuk
Intervensi yang dilakukuan:
Anjurkan asupan kalori yang sesuai
tubuh
b.d
faktor menormalkan:
dengan kebutuhan dan gaya hidup.
biologis
Pemasukan nutrisi
(anoreksia)
Pemasukan makanan
Pemasukan cairan
mengkonsumsi nutrisi yang cukup.
Energy
Pengontrolan nutrisi
Berat badan
Intervensi yang dilakukuan:
Tonus otot
Hidrasi
Nafsu makan
Anjurkan kepada klien untuk
Tanyakan
apakah
pasien
mempunyai alergi terhadap makanan
Tentukan makanan pilihan pasien
Tentukan jumlah kalori dan jenis
zat makanan yang diperlukan untuk
mampu untuk
memenuhi
menormalkan:
berkolaborasi dengan ahli makanan,
nutrisi,
ketika
jika diperlukan
Menyeimbangkan
Tunjukkan intake kalori yang tepat
sesuai tipe tubuh dan gaya hidup
Menyeimbangkan
Pasokan cairan tubuh
Kontrol asupan nutrisi dan kalori.
Klien diharapkan
nafsu makan
Timbang berat badan pasien pad
jarak waktu yang tepat
Menyeimbangkan
Terapi Nutrisi
Pasokan nutrisi tubuh
Weight gain behavior : Intervensi yang dilakukan :
Monitor pemasukan cairan dan
Klien diharapkan
makanan dan menghitung pemasukan
mampu :
kalori sehari-hari
Mengidentifikasi
penyebab kehilangan
berat badan
Memilih sebuah target
sehat berat badan.
Mengidentifikasi
pemasukan kalori
Memilihara suplai
Bantu pasien membentuk posisi
duduk yang benar sebelum makan.
Ajarkan pasien dan kelurga tentang
memilih makanan
nutrisi makanan dan
minuman yg adekuat
Meningkatkan nafsu
makan
BAB IV
PEMBAHASAN
Ny. S (35 tahun) masuk RSUP M.Djamil Padang pada tanggal 11 Januari 2013 dengan
keluhan sesak nafas dan badan terasa lemas. Saat dilakukan pengkajian klien mengeluh nafsu
makannya menurun, pernah pingsan. Setelah dilakukan pemeriksaan lab, ternyata Hb klien 8
gr/dl, leukosit 8.000/mm3 dan trombosit 11.000/mm3. Klien telah mendapat transfusi PRC 2
kholf dan trambosit 3 kholt. Dengan Hb yang rendah itu, klien menderita anemia sehingga untuk
mengatasi anemia tersebut, klien diberi transfusi PRC. Trombosit klien juga rendah atau dikenal
dengan trombositopenia, yang mudah menyebabkan terjadinya perdarahan. Untuk meningkatkan
jumlah trambositnya, klien mendapat tranfusi trombosit. Jumlah leukosit klien dalam batas
normal, yaitu 8.000/mm3. Dari ketiga gejala tersebut klien dapat dikatakan menderita leukemia
mieogenus. Secara teori pada penyakit ini, hitungan sel darah menunjukkan penurunan eritrosit
dan trombosit. Meskipun jumlah jumlah leukosit total bisa rendah, normal ataupun tinggi.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan, maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan yang
pertama untuk klien adalah intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum, karena klien mengalami
anemia. Diagnosa ini didukung oleh data sumjektif dan objektif diantaranya, kionjungtiva klien
anemis, bibir dan wajah pucat, klien pun mengatakan bahwa dia sering merasa lelah, lemas,
pusing dan mual serta muntah.
Diagnosa kedua untuk klien adalah resiko perdarahan b.d trombokinase, kerena jumlah
trombosit klien sangatlah rendah, jauh dari batas norma (150.000 – 450.000/mm 3). Trombosit
berfungsi sebagai proses pembekuan darah. Jika trombosit rendah, maka darah akan sulit
membeku, sehingga akan mudah mengalami perdarahan.
Adapun diagnosa ketiga untuk klien adalah kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
faktor biologi (anoreksia). Klien mengalami penurunan nafsu makan, BMI klien juga rendah
yaitu 17,6 dan klien terlihat kurus. Klien juga mengalami penurunan berat badan 2 kg selama 1
bulan. Ini menunjukkan nutrisi klien tidak adekuat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Leukimia adalah keganasan pada organ pembuat sel darah, berupa proliferasi patologis sel
hemapoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel
darah normal dan disertai infiltrasi ke organ-organ lain.
Etiologi dari leukemia belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa factor
predisposisi penyabab dari leukemia, diantaranya
: sel darah putih yang kemungkinan
berproliferasi secara tidak terkendali sebagai penyebab tersering, kemudian karena radiasi, zat
kimia, gangguan imunologik, virus dan factor genetik.
Sampai saat ini, leukemia merupakan salah satu penyakit dengan angka kematian yang
tinggi. Adanya mediastinal massa dan infiltrasi ke CNS merupakan faktor yang memperburuk
perjalanan penyakit ini.
Diagnosa yang dapat ditegakkan pada Ny. S adalah:
1. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum (anemia)
2. Resiko perdarahan b.d trombositopenia
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis (anoreksia)
5.2 Saran
Perawat disarankan untuk memberi dukungan kepada pasien agar semangat menjalani
hidup dan memberikan usaha maksimal untuk mempertahankan hidup pasien, dan menganjurkan
pasien maupun keluarga untuk tidak putus asa terhadap kemungkinan buruk yang akan terjadi,
serta menganjurkan pasien untuk selalu mengikuti terapi yang dianjurkan. Perawat juga harus
memperhatikan personal hygiene pasien untuk mengurangi dampak bertambah parahnya
penyakit leukemia pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah Volume 2 ed.8. Jakarta: EGC
Bulechek, Gloria M., Howard K. Butcher, Joanne McCloskey Dochterman. 2008. Nursing
Interventions Classification (NIC) : Fifth Edition. Missouri : Mosby Elsevier.
Elizabeth J. Corwin. 1996. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Geissler Doenges moorhouse, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta: EGC.
Moorhead, Sue., Marion Johnson, Meridean L. Maas, Elizabeth Swanson. 2008. Nursing Outcomes
Classification (NOC) : Fourth Edition. Missouri : Mosby Elsevier.
Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi: Konsep klinis Proses-proses penyakit. Jakarta: EGC
Wiley, John dan Sons Ltd. 2009. NANDA International : 2009-2011. United Kingdom :
Markono Print Media.
http://penyakitleukemia.com/obat-tradisional-leukimia/ akses tanggal 20 Januari 2013.
http://detikautik.blogspot.com/2012/11/askep-leukimia-limfosit-kronis.html akses tanggal 20
januari 2013
www.news-medical.net/health/What-is-Leukemia-(Indonesian).aspx akses tanggal 20 Januari
2013
A. Pengkajian
a. Data biografi pasien
Leukemia banyak menyerang laki-laki dari pada wanita dan menyerang pada usia lebih
dari 20 tahun khususnya pada orang dewasa.
b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan sekarang pada penyakit leukemia klien biasanya lemah, lelah, wajah
terlihat pucat, sakit kepala, anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada riwayat kesehatan dahulu pada klien dengan leukemia, kaji adanya tanda-tanda
anemia yaitu pucat, kelemahan, sesak, nafas cepat. Adanya tanda-tanda leucopenia yaitu demam
dan adanya infeksi. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia yaitu ptechiae, purpura, perdarahan
membran mukosa. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola yaitu limfadenopati,
hepatomegali, splenomegali. Kaji adanya pembesaran testis. Kaji adanya hematuria, hipertensi,
gagal ginjal, inflamasi disekitar rectal, nyeri.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dari riwayat kesehatan keluarga,
adanya keluarga yang mengalami gangguan
hematologis serta adanya faktor herediter misal kembar monozigot.
c. Pemerikasaan Fisik
1. Keadaan Umum
Keadaan umum pada penderita leukemia tampak lemah, kesadaran bersifat composmentis
selama belum terjadi komplikasi.
2. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : tidak normal (TD normal 120/80 mmHg)
Nadi :
Suhu : meningkat jika terjadi infeksi
RR : Dispneu, takhipneu
3. Pemeriksaan fisik head to toe
a.
Pemeriksaan kepala
Bentuk : perhatikan bentuk kepala apakah simetris atau tidak. Biasanya pada penderita leukemia
betuk kepala simetris.
Rambut: perhatikan keadaan rambut mudah dicabut atau tidak,warna, hygiene
Nyeri tekan: palpasi nyeri tekan, ada atau tidak. Biasanya pada penderita tidak ada nyeri tekan.
b.
Pemeriksaan mata
Palpebra: perhatikan kesimetrisan kiri dan kanan
Konjungtiva : anemis atau tidak. Pada penderita leukemia akan ditemukan konjungtiva yang
anemis.
Sclera : ikterik atau tidak. Sclera penderita leukemia akan terlihat tidak ikterik.
c.
Pemeriksaan hidung
Inskpeksi kesimetrisan bentuk hidung, mukosa hidung, palpasi adanya polip. Penderita leukemia
memiliki pemeriksaan hidung yang normal.
d.
Pemeriksaan mulut
Inspeksi apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri ), perdarahan gusi. Biasa
papa penderita leukemia, ditemukan bibir pucat, sudut – sudut bibir pecah – pecah.
e.
Pemeriksaan telinga
Inspeksi simetris kiri dan kanan, sirumen. Palpasi nyeri tekan. Periksa fungsi pendengaran dan
keseimbangan. Pada penderita leukemia biasanya tidak ditemukan kelainan dan bersifat normal.
f.
Pemeriksaan leher
Inspeksi dan palpasi adanya pembesaran getah bening kelenjer tiroid, JVP, normalnya 5-2.
Penderita leukemia tidak mengalami pembesaran kelenjer tiroid.
g.
Pemeriksaan thorak
Jantung
Inspeksi : iktus terlihat atau tidak, inspeksi kesimetrisan. Pada penderita leukemia, iktus terlihat
Palpasi : raba iktus kordis. Normalnya, iktus teraba.
Perkusi : tentukan batas jantung.
Auskultasi : terdengar bunyi jantung 1 dan 2, normal.
Paru – paru
Inspeksi
: kesimetrisan kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi, biasanya normal.
Palpasi : vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan.
Perkusi
:
Auskultasi : biasanya bunyi nafas vesikuler.
h.
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : apakah dinding abdomen mengalami memar, bekas operasi, dsb.
Auskultasi : bising usus normal
Palpasi : palpasi apakah ada nyeri tekan, hepar teraba atau tidak. Biasaya terdapat nyeri tekan,
dan hepar akan teraba.
Perkusi : lakukan perkusi, biasa didapat bunyi tympani untuk semua daerah abdomen
i.
Pemeriksaan Ekstremitas
inspeksi kesemetrisan, palpasi adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas dan bawah. Biasanya
pada penderita leukemia akan mengalami nyeri pada tulang dan persendian.
d. Pemeriksaan Penunjang
1.
Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari 10.000/mm 3
saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit lebih dari 50.000/mm 3
adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur, hitung darah lengkap biasanya
juga menunjukkan normositik, anemia normositik.
2.
Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml
3.
Retikulosit : jumlah biasaya rendah
4.
Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm)
5.
SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature
6.
PTT : memanjang
7.
LDH : mungkin meningkat
8.
Asam urat serum : mungkin meningkat
9.
Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan mielomonositik
10. Copper serum : meningkat
11. Zink serum : menurun
e. Pengkajian 11 Fungsional Gordon
1.
Persepsi dan Penanganan Kesehatan
-
Mengkaji kesehatan klien secara umum.
-
Menanyakan alasan klien datang ke RS dan harapannya.
-
Mengkaji gambaran/pandangan klien terhadap sakit dan cara penangannya.
-
Kepatuhan terhadap obat.
-
Mengkaji riwayat kesehatan keluarga klien.
-
Mengkaji tindakan dalam menjaga kesehatan.
2.
Nutrisi dan Metabolik
-
Mengkaji intake makanan dan cairan klien.
-
Mengkaji gambaran komposisi makan.
-
Mengkaji nafsu makan, dan factor-faktor yang mempengaruhi nafsu makan.
-
Mangkaji makanan kesukaan, pantangan atau alergi yang ada.
-
Mengkaji apakah menggunakan suplemen makanan.
-
Mengkaji apakah menggunakan obat diet tertentu.
-
Mengkaji perubahan berat badan yang terjadi.
Biasanya klien dengan leukemia mengalami penurunan nafsu makan, sehingga berat badannya
juga menurun.
3.
Eliminasi
-
Mengkaji pola miksi yang meliputi: frekuensi, warna, dan bau.
-
Apakah ada masalah dalam pengeluaran urine.
-
Mengkaji apakah menggunakan alat bantu untuk berkemih.
-
Mengkaji pola defekasi yang meliputi : frekuensi, warna,dan karakteristiknya.
-
Apakah menggunakan alat bantu untuk defekasi.
-
Mengkaji pengeluaran melalui IWL .
4.
Aktivitas dan Latihan
-
Mengkaji gambaran aktivitas sehari-hari klien sebelum dan sesudah merasakan sakit.
-
Pola olahraga yang biasa dilakukan.
-
Mengkaji aktivitas yang dilakukan waktu senggang.
Biasanya klien mengalami kelelahan, dan tidak dapat beraktivitas dengan baik.
5.
Tidur dan Istirahat
-
Mengkaji pola tidur klien yang meliputi lama waktu tidur, dan keefektifan.
-
Mengkaji apakah mempunyai kebiasaan sebelum tidur.
-
Menanyakan apakah mengalami kesulitan dalam tidur.
-
Mengkaji kebiasaan jam berapa tidur dan bangun klien.
Biasanya tidur klien terganggu karena penyakit yang dideritanya.
6.
Kognitif dan Persepsi
-
Mengkaji kemampuan membaca, menulis dan mendengar klien.
-
Menanyakan pada klien atau keluarga apakah mengalami kesulitan dalam mendengar.
-
Mengkaji apakah klien menggunakan alat bantu lihat atau dengar.
-
Mengkaji apakah ada keluhan pusing atau sebagainya.
Biasanya klien sering mengalami pusing.
7.
Persepsi Diri- Konsep Diri
-
Mengkaji bagaimana gambaran diri klien.
-
Mengkaji apakah sakit yang ia alami mengubah gambaran diri klien.
-
Hal-hal apa saja yang membebani pikiran klien.
-
Mengkaji apakah klien sering merasa cemas, depresi, dan takut.
Biasanya klien merasa cemas dan takut jika penyakitnya tidak bisa disembuhkan.
8.
Peran – Hubungan
-
Mengkaji pekerjaan klien.
-
Apakah hubungan yang dijalin klien dengan rekan kerja, keluarga dan lingkungan sekitar
berjalan dengan baik.
-
Apa yang menjadi peran klien dalam keluarga.
-
Mengkaji bagaimana penyelesaian konflik dalam keluarga.
-
Mengkaji bagaimana keadaan ekomoni klien.
-
Apakah dalam lingkungan klien mengikuti kegiatan social.
9.
-
Seksualitas dan Reproduksi
Mengkaji bagaimana hubungan klien dengan pasangan.
-
Mengkaji apakah klien menggunakan alat bantu atau alat pelindung saat melakukan
hubungan seks.
-
Mengkaji apakah terdapat kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan seks.
Biasanya pada wanita, siklus menstruasinya tidak teratur, karena terjadinya perdarahan.
10. Koping – Toleransi Stress
-
Mengkaji apa yang menjadi visi klien kedepan.
-
Mengkaji apakah klien biasa mendapatkan apa yang diinginkannya.
-
Mengkaji sejauh mana klien harus berusaha untuk mendaptkan apa yang diinginkan.
-
Mengkaji bagaimana penanganan klien tentang stress yang mungkin ia hadapi.
11. Nilai- Kepercayaan
-
Mengkaji agama klien.
-
Sejauh mana ia taat pada agama yang ia anut.
-
Mengkaji sejauh mana agama/ nilai yang ia percayai mempengaruhi kehidupannya.
-
Mengkaji apakah agama atau nilai kepercayaan merupakan hal yang penting dalam
kehidupan klien.
Perumusan NANDA, NOC, NIC
No.
1.
Diagnosa (NANDA)
Resiko
infeksi
penurunan
kekebalan tubuh
Kriteria Hasil (NOC)
Intervensi (NIC)
b.d Status imun
Manajemen lingkungan
sistem Klien diharapkan mampu:
Tidak
adanya
Intervensi yang dilakukan :
infeksi
berulang
Tidak adanya tumor
aman untuk pasien.
kebutuhan
Status pencernaan dari keamanan pasien, berdasarkan
tingkat
fisik,
dan
fungsi
Status pernapasan dari kognitif dan pengalaman masa
skala yang diharapkan
Identifikasi
skala yang diharapkan
Ciptakan lingkungan yang
Berat badan dalam batas
lalu.
Hindari lingkungan yang
normal
berbahaya (ex : permadani
Suhu tubuh normal
lepas
kecil,
perabotan
Tidak adanya kelelahan rumah yang dapat dipindahpindahkan).
secara terus menerus
dan
Hindari
Jumlah sel darah putih
yang
berbahaya dari lingkungan.
dalam batas normal
Status nitrusi
objek
Usaha perlindungan dengan
Klien diharapkan mampu
pinggir jeruji/pinggir lapisan
menormalkan:
jeruji, dengan tepat.
Dampingi pasien selama
Pemasukan nutrisi
Pemasukan makanan dan aktivitas di luar bangsal.
cairan
Energi
Masa tubuh
Berat badan
Atur
tinggi
rendahnya
tempat tidur.
Sediakan peralatan yang
adaptif (ex : tangga yang dapat
disandarkan
dan
susuran
tangan), dengan tepat.
Tempatkan furniture dalam
ruangan dengan susunan yang
tepat.
Sediakan tabung panjang
untuk membuat gerakan lebih
leluasa.
Tempatkan
digunakan
objek
dalam
yang
batas
jangkauan.
Sediakan kamar untuk 1
orang.
Sediakan tempat tidur yang
bersih dan nyaman.
Sediakan tempat tidur yang
kokoh/kuat.
Tempatkan perubahan posisi
tempat tidur dalam kondisi
yang mudah dijangkau.
Kurangi rangsangan dari
lingkungan.
Hindari pencahayaan yang
tidak penting, sirkulasi udara,
keadaan yang terlalu panas,
ataupun dingin.
Atur suhu lingkungan sesuai
kebutuhan pasien, jika suhu
tubuhnya berubah.
Kontrol/cegah bising yang
berlebihan,
bila
memungkinkan.
Kontrol pencahayaan untuk
manfaat terapeutik.
Batasi jumlah pengunjung.
Batasi kunjungan secara
personal
kepada
pasien,
keluarga, kebutuhan penting
lainnya.
Lakukan rutinitas sehari-hari
sesuai kebutuhan pasien.
Manajemen nutrisi
Intervensi yang dilakukan :
Tanyakan apakah pasien
mempunyai
alergi
terhadap
makanan.
Pastikan makanan kesukaan
pasien.
Dorong kenaikan pemasukan
zat
besi
makanan,
dengan
tepat.
Dorong kenaikan pemasukan
protein, zat besi, vitamin C,
dengan tepat.
Berikan
pasien
dengan
protein tinggi, kalori tinggi,
nutrisi makanan cemilan dan
minuman
itu
bisa
dengan
mudah mengonsumsi denagn
tepat.
Ajarkan pasien bagaimana
menafkahkan
makanan,
buku
sesuai
harian
dengan
kebutuhan.
Kontrol catatan pemasukan
untuk kandungan nutrisi dan
kalori.
2.
Resiko perdarahan b.d Pembekuan darah
Pencegahan perdarahan
trombositopenia
Intervensi yang dilakukan :
Klien diharapkan mampu
menormalkan :
Monitor
kemungkinan
Gumpalan pembentukan
terjadinya
Waktu protrombin
pasien
Hb
Perdarahan
setelah
Memar
kehilangan banyak darah
Petechiae
perdarahan
pada
Catat kadar HB dan Ht
pasien
mengalami
Pantau gejala dan tanda
timbulnya
perdarahan
yang
berkelanjutan
9cek
sekresi
pasien
yang
terlihat
baik
maupun yang tidak disadari
perawat)
Pantau factor koagulasi,
termasuk
waktu
protrombin
paruh
(Pt),
tromboplastin
(PTT), fibrinogen, degradasi
fibrin, dan kadar platelet dalam
darah)
Pantau tanda-tanda vital,
osmotic, termasuk TD
Atur pasien agar pasien tetap
bed
rest
juka
masih
ada
indikasi pendarahan
Atur kepatenan/ kualitas
produk
/
alat
berhubungan
yang
dengan
perdarahan
Lindungai pasien dari halhal yang menimbulkan trauma
dan
bias
menimbulkan
perdarahan
Jangan lakukan injeksi
Gunakan sikat gigi yang
lembut untuk perawatan oral
pasien
Gunakan alat ukur elektrik
yang memiliki pinggiran tepi
saat pasien mencukur
Hindari tindakan invasive
Cegah memasukkan sesuatu
kedalam lubang daerah yang
mengalami perdarahan
Hindari pengukuran suhu
secar rectal
Jauhkan
alat-alat
berat
disekitar pasien
Instruksikan pasien untuk
menghindari/ menjauhi aspirasi
atau anti koagulan yang lain
Instruksikan pasien untuk
menghindar
aspirin/
antikoagulan yang lain
Instruksikan pasien untuk
emngkonsumsi makanan yang
mengandung vit K
Cegah terjadi konstipasi
Ajarkan pasien dan keluarga
untuk mengenali tanda-gejala
terjadinya
perdarahan
tindakan
pertama
dan
untuk
penanganan selama perdarahan
berlangsung
3.
Intoleransi
aktivitas Toleransi aktivitas
Terapi aktivitas
b.d kelemahan umum Klien diharapkan mampu
(anemia)
untuk menormalkan:
Kolaborasi dengan terapis
Saturasi oksigen ketika dalam
beraktivitas
Intervensi yang dilakukan:
Denyut
beraktivitas
merncanakan
dan
memonitor program aktivitas
nadi
ketika
Tingkatkan komitmen pasien
dalam beraktivitas
Laju pernapasan ketika
beraktivitas
Bantu
mengekplorasi
aktivitas yang bemanfaat bagi
Tekanan darah sistolik
Tekanan darah diastolic
Pemeriksaan EKG
sumberdaya
Warna kulit
dalam beraktivitas
Kekuatan tubuh atas
Kekuatan tubuh bawah
Daya tahan
pasien
Bantu
mengidentifikasi
yang
dimiliki
Bantu pasien/keluarga dalam
beradaptasi dengan lingkungan
Bantu menyusun aktivitas
Klien diharapkan mampu fisik
Pastikan lingkungan aman
untuk menormalkan:
untuk pergerakan otot
Kinerja dari rutinitas
Aktivitas
Konsentrasi
Kepulihan energy setelah
beraktivitas
Tingkat oksigen darah
untuk meningkatkan tonus otot
Klien diharapkan mampu
Nyeri
Cemas
Mengerang
Stress
Takut
Kegelisahan
Nyeri otot
Meringis
Sesak nafas
Berikan reinforcemen positif
selama beraktivitas
Monitor respon emosional,
fisik, sosial dan spiritual
Tingkat kegelisahan
untuk menormalkan:
Jelaskan aktivitas motorik
Manajemen energy
Intervensi yang dilakukan
Tentukan
pembatasan
aktivitas fisik pasien
Jelaskan
tanda
yang
menyebabkan kelemahan
Jelaskan
penyebab
kelemahan
Jelaskan apa dan bagaimana
aktivitas
yang
dibutuhkan
untuk membangun energi
Mual
Muntah
Monitor intake nutrisi yang
adekuat
Monitor
respon
kardiorespirasi selama aktivitas
Monitor pola tidur
Monitor
lokasi
ketidaknyamanan/nyeri
Batasi stimulus lingkungan
Anjurkan bedrest
Lakukan ROM aktif/pasif
Bantu
pasien
membuat
jadwal istirahat
Monitor efek obat stimulan
dan depresan
Monitor respon oksigenasi
pasien
4.
Nyeri b.d agen cedera Tingkat Kecemasan :
Mengurangi rasa cemas:
biologis
Intervensi yang dilakukan:
fisiologis
leukemia)
(efek Klien diharapkan mampu
dari untuk :
Menghindari
gelisah.
Menghindari
panik
Kaji perspektif situasi stress
Berikan informasi faktual
Menghindari Rasa cemas mengenai
Mengontrol tekanan darah.
diagnosis,
Mengontrol peningkatan
terapi,
dan prognosis.
Bantu pasien untuk untuk
Mengontrol peningkatan meminimalisir
jumlah pernafasan.
dan
serangan klien.
denyut nadi.
klien
perasaan melakukan pendekatan.
yang berlebihan.
Tenangkan
rasa
cemas
yang timbul.
Kaji tanda-tanda kecemasan
baik secara verbal maupun non
Menghindari hal-hal yang verbal.
bisa mengganggu tidur.
Menajemen nyeri
Tingkatan nyeri
Intervensi yang dilakukan:
Ajarkan
Klien diharapkan mampu
untuk:
bagaimana
Mengendalikan rasa nyeri.
Mengontrol
diri
dari
klien
cara
tentang
mengontrol
rasa nyeri.
Ajarkan klien teknik-teknik
relaksasi.
kehilangan nafsu makan.
Ajarkan klien bagaimana
cara menghindari diri dari rasa
5.
Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang
Status Nutrisi
dari Klien diharapkan mampu
kebutuhan tubuh b.d untuk menormalkan:
faktor
(anoreksia)
cemas.
Mengontrol nafsu makan:
biologi
Intervensi yang dilakukuan:
Anjurkan asupan kalori yang
Pemasukan nutrisi
sesuai dengan kebutuhan dan
Pemasukan makanan
gaya hidup.
Pemasukan cairan
Energy
Berat badan
Tonus otot
mengkonsumsi
Hidrasi
cukup.
Kontrol asupan nutrisi dan
kalori.
Anjurkan kepada klien untuk
nutrisi
yang
Pengontrolan nutrisi
Nafsu makan
Klien diharapkan mampu
untuk menormalkan:
Menyeimbangkan nafsu
makan
Menyeimbangkan Pasokan
cairan tubuh
Menyeimbangkan Pasokan
nutrisi tubuh
Intervensi yang dilakukuan:
Tanyakan apakah pasien
mempunyai
alergi
terhadap
makanan
Tentukan makanan pilihan
pasien
Tentukan jumlah kalori dan
jenis
zat
makanan
yang
diperlukan untuk memenuhi
Weight gain behavior :
nutrisi, ketika berkolaborasi
Klien diharapkan mampu :
dengan ahli makanan, jika
Mengidentifikasi diperlukan
penyebab kehilangan berat
badan
yang tepat sesuai tipe tubuh
Memilih sebuah target dan gaya hidup
sehat berat badan.
Timbang berat badan pasien
Mengidentifikasi pad jarak waktu yang tepat
Terapi Nutrisi
pemasukan kalori
Tunjukkan intake kalori
Memilihara suplai nutrisi Intervensi yang dilakukan :
makanan dan minuman yg
dan makanan dan menghitung
adekuat
Meningkatkan
Monitor pemasukan cairan
nafsu pemasukan kalori sehari-hari
makan
Bantu pasien membentuk
posisi
duduk
yang
benar
sebelum makan
6.
Kerusakan
Ajarkan pasien dan kelurga
tentang memilih makanan
integritas Intregitas jaringan : kulit dan Pengawasan kulit
kulit b.d zat kimia membran mukosa
(kemoterapi,
Klien
diharapkan
radioterapi)
menormalkan :
Intervensi yang dilakukan:
mampu
Amati
warna
kulit,
kehangatan (suhu), bengkak,
Temperatur
Sensasi
Elastisitas
berwarna dan memar kulit
Pigmentasi
serta membran mukosa.
Warna
Ketebalan
Jaringan bebas lesi.
getaran, tekstur kulit, udem.
Pantau area yang tidak
Pantau kelainan kekeringan
dan kelembaban kulit.
Catat perubahan kulit atau
membran mukosa.
Periksa keketatan pakaian.
Pantau warna kulit.
Pantau suhu kulit.
Instruksikan
anggota
keluarga / pemberi perawatan
tentang tanda – tanda dari
kerusakan kulit.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Ny. S datang ke rumah sakit M. Djamil Padang Tanggal 11 januari 2013 dengan keluhan
sesak nafas sejak 4 hari yang lalu dan badan terasa lemas. Klien pingsan setelah beberapa saat ,
sampai ke tempat klien bekerja dan di bawa ke rumah sakit RSUD Payakumbuh. Setelah
dilakukan pemeriksaan laboratorium didapat Hb 8 gr/dl, trombosit 11.000 /mm 3 , leukosit 8.000 /
mm3. Sehingga mendapatkan transfusi PRC 2 Kholf dan trombosit 3 Khloft. Namun hasil lab
tidak menunjukkan perubahan yang membaik, setelah 3 hari dirawat klien dirujuk ke RSUP M.
Djamil untuk dilakukan pemeriksaan lumbal pungsi dan rawatan lebih lanjut.
3.1 Data Klinis
Nama
: Ny. S
Umur
: 35 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Pendidikan
: DIII radioteraphy
Pekerjaan
: PNS diinstitusi kesehatan bagian radiologi
Alamat
: Jln. Gajah V, No. 16 A, Padang
Status perkawinan
: Menikah
Agama
: Islam
Suku
: Minang
Penanggung Jawab
: TN. ab (suami)
TB
: 160 cm
BB
: 45kg
Datang ke RS
: 11 januari 2013
Ruang
: UGD
No. Registrasi
: 804548
Alasan masuk rumah sakit :
Ny. S masuk rumah sakit M. Djamil Padang dengan keluhan sesak nafas sejak 4 hari yang lalu
dan badan terasa lemah, sebelumnya klien pingsan di temapt kerja.
3.2 Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Ny. S ( 25th ) datang ke UGD RS M Djamil Padang dengan keluhan badan terasa lemas, sering
pingsan dan sesak nafas sejak 4 hari yang lalu. Tanda – tanda vital Ny. S, RR= 26 x/menit, HR =
100 x/menit, suhu = 370 C, TD = 90/60 mmHg. Saat pengkajian klien mengaku, nafsu makannya
menurun, terkadang mual dan muntah. Selain itu klien juga mengaku ada merasakan nyeri
tulang. Klien tampak pucat.
Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya, Ny. S pernah dirawat dengan diagnosa anemia. Klien sering merasa lemas dan lesu
disaat bekerja dan serta pernah pingsan saat bekerja. Klien juga mengatakan sebelumnya tidak
pernah menderita penyakit ginjal, DM, dan hipertensi.
Riwayat kesehatan keluarga
Dari riwayat kesehatan sebelumnya, Keluarga Ny. S tidak ada yang menderita penyakit yang
sama dengan klien, namun klien memiliki kembaran dan sudah meninggal 5 tahun yang lalu
akibat kecelakaan.
b. Pemeriksaan Fisik
Vital sign
TB
: 160 cm
BB
: 45 kg
BMI
: 17,6
RR
: 26 x/menit
TD
: 90/60 mmHg
HR
: 100 x/menit
Suhu : 36,50 C
Pemeriksaan kepala
Inspeksi :
Bentuk : simetris
Rambut: warna rambut hitam tetapi kasar, penyebaran merata, tidak terdapat ketombe
Palpasi: tidak terdapat benjolan, dan nyeri tekan
Pemeriksaan mata
Inspeksi
Palpebra: simetrisan kiri dan kanan
Konjungtiva : anemis
Sclera : tidak ikterik.
Pemeriksaan hidung
Inskpeksi: bentuk hidung simetris, tidak terdapat kelainan, tidak ada polip maupun peradangan,
tidak ada sekret.
Palpasi :ntidak terdapat nyeri tekan.
Pemeriksaan mulut
Inspeksi : simetris, bibir pucat, sudut bibir pecah – pecah, gusi berdarah.
Pemeriksaan telinga
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, sirumen dalam batas normal.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Fungsi pendengaran normal.
Pemeriksaan leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran getah bening
Palpasi : tidak ada pembesaran getah bening kelenjer tiroid, JVP, normalnya 5-2.
j.
Pemeriksaan thorak
Jantung
Inspeksi : iktus terlihat
Palpasi : iktus teraba.
Perkusi : redup
Auskultasi : terdengar bunyi jantung 1 dan 2 normal.
Paru – paru
Inspeksi
: simetris kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi
Palpasi : vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan.
Perkusi
: sonor
Auskultasi : bunyi nafas vesikuler.
k. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : tidak terdapat lesi, tidak ada luka bekas operasi.
Auskultasi : bising usus normal 15 x / menit.
Palpasi : Terdapat nyeri tekan, dan hepar akan teraba.
Perkusi : bunyi tympani untuk semua daerah abdomen
l.
Pemeriksaan Ekstremitas
Ekstremitas atas: tangan kanan terpasang infus, pergerakan lemah, reflek bisep dan trisep baik.
Terdapat memar dan bercak – bercak hitam kebiruan di tangan kiri
Ekstremitas bawah : pergerakan lemah, reflek patelanya baik.
Nyeri di persendian dan tulang.
c.
Pemeriksaan Labor
Hemoglobin
: 8 gram / dl (rendah)
Leukosit
Trombosit : 11.000 / mm3 (rendah)
: 8.000 / mm3 (normal)
2. Pola Fungsional Gordon
1. Persepsi dan Management Kesehatan
Ny. S datang ke Rsup. M. Djamil Padang dengan keluhan badan terasa lemas dan sesak
nafas sejak 4 hari yang lalu. Kilen juga mengaku sering pusing dan sakit kepala. Kilen berharap
agar ia bisa cepat sembuh dengan berbagai pengobatan dan perawatan yang diberikan oleh
rumah sakit. Klien menduga penyakit yang dideritanya ada hubungan nya dengan anemia yang
dideritanya beberapa tahun lalu. Klien telah mendapat transfusi PRC 2 Kholf dan trombosit 3
kholf.
2. Nutrisi-Metabolik
Ny. S mengaku akhir - akhir ini nafsu makannya menurun dan sering mual serta muntah.
Dalam sehari, Ny. S mengaku hanya menghabiskan sepertiga dari porsi makan yang biasanya.
Semenjak sakit, klien mengalami penurunan berat badan 2 kg sejak satu bulan terakhir. Saat ini
klien mendapatkan asupan nutrisi berupa NaCl 0,9%.
3. Eliminasi
Ny. S memiliki kebiasaan buang air besar sehari-hari normal dan tidak merasakan
keluhan nyeri. BAK klien juga normal.
4. Aktivitas dan Latihan
Ny. S dalam kesehariannya merupakan PNS di salah satu institusi kesehatan. Klien
mudah merasa letih dan lemas. Pada saat bekerja klien mengaku kelelahan dan terkadang sesak
nafas, ini terjadi karena Hb klien rendah. Untuk mengurangi hal tersebut Ny. S berbaring dan
beristirahat total. Hal ini menyebabkan tingkat aktivitas klien menurun.
5. Istirahat dan tidur
Ny. S tidur rata-rata 7 jam setiap harinya. Namun semenjak sakit, jam tidur klien
berkurang karena klien sering merasakan sesak nafas disertai dengan mual dan muntah, sehingga
klien mengalami kesulitan untuk tidur.
6. Kognitif dan Persepsi Sensori
Kemampuan Ny. S untuk membaca dan menulis mulai terganggu sehingga klien
menggunakan kacamata (-) sebagai alat bantu, walaupun demikian klien tidak menagalami
gangguan pendengaran. Klien mengeluh mual, muntah dan nyeri pada persendian. Klien juga
sering mengalami pusing. Klien juga mengatakan mudah sekali memar dan berdarah jika
mengalami perdarahan.
7. Persepsi diri-Konsep diri
Ny. S mengaku mengalami penurunan nafsu makan sering mual dan muntah, badan
terasa lemah sehingga membuat klien merasa gelisah, cemas dan takut yang berlebihan, bahwa
penyakitnya tidak akan sembuh. Padahal klien berharap penyakitnya bisa sembuh, karena klien
merupakan seorang istri yang membantu suaminya untuk memenuhi kebutuhan kerluarganya.
8. Peran dan Hubungan dengan Sesama
Ny. S adalah seorang ibu yang mempunyai 2 orang anak diantaranya 1 orang perempuan
(5th) dan 1 orang anak laki-laki (3th). Klien
bekerja sebagai PNS di salah satu institusi
kesehatan dibagian radiologi. Klien adalah seorang ibu yang di sayangi oleh keluarganya, hal ini
dibuktikan dengan keluarga yang setia menemaninya selama di rumah sakit.
9. Reproduksi dan Seks
Ny. S mengaku menstruasinya tidak teratur.
10. Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap stress
Ny. S stress karena harus memikirkan penyakit yang dideritanya dan juga ia juga
memikirkan keadaan kedua anaknya yang masih kecil. Klien hanya bisa bercerita keluhannya
pada suaminya. Suaminya memberikan dukungan dan semangat kepada klien agar bisa
semangat, rajin berobat dan mengontrol makanan.
11. Nilai dan Kepercayaan
Ny. S adalah seorang muslim. Setiap harinya klien sangat rajin shalat, tidak pernah
meninggalkan shalat meskipun klien sedang sakit sekarang. Walupun klien cemas penyakitnya
tidak sembuh, akan tetapi klien yakin bahwa kilen semakin rajin shalat dan memohon
kesembuhan pada Allah SWT.
3.3 Analisis Data Senjang
Dari kasus yang ada tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang diderita pasien.
Analisis Data
No
Data
Diagnosa
.
1.
DS :
Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
Klien mengeluh badannya terasa lemah
Klien mengaku nafasnya sesak.
Klien mengaku aktivitasnya menurun
Klien mengaku nyeri di persendiaan dan
abdomen.
Klien mengaku tidak nyam saat beraktivitas
Klien mengeluh cepat merasa lelah saat
beraktivitas
Klien mengaku sering pusing
Klien merasa cemas dengan keadaannya.
DO
Hb : 8 gr/dl
Trombosit : 11.000/mm3
RR : 26 x / menit
umum (anemia)
TD : 90/60 mmHg
Suhu : 37 0C
Bibir klien tampak pucat
Wajah klien tampak pucat
Konjungtiva anemis
2.
DS :
Klien mengatakan menstruasinya tidak teratur
Klien mengaku mudah memar saat trauma
Resiko
perdarahan
b.d
trombositopenia
DO :
Trombosit : 11.000/mm3
Hb : 8 gr/dl
Gusi tampak berdarah
Terdapat memar dan bercak – bercak hitam di
tangan kiri.
DS:
3.
Klien mengaku mengalami penurunan nafsu dari kebutuhan tubuh b.d faktor
makan
Klien mengaku berat badannya turun 2 kg
semenjak sejak 1 bulan yang lalu.
Klien mengaku adanya nyeri tekan di daerah
abdomen
Ketidakseimbangan nutrisi kurang
Klien mengaku hanya menghabiskan sepertiga
dari porsi makanan yabg tersedia.
Klien mengaku sering mual dan muntah.
Klien mengaku sering pusing.
DO :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 100x/menit
Suhu : 37 0C
biologis (anoreksia)
RR : 26 x / menit
BB : 45 Kg
TB : 160 cm
BMI : 17,6
Hb : 8 gr/dl
Klien kelihatan kurus
Rambut klien terasa kasar
Konjungtiva anemis
Wajah klien tampak pucat
Perumusan NANDA,NOC,NIC sesuai kasus
No
NANDA
NOC
NIC
.
1.
Intoleransi aktivitas Toleransi aktivitas
Terapi aktivitas
b.d kelemahan
Klien
Intervensi yang dilakukan:
umum (anemia)
mampu
diharapkan
untuk
menormalkan:
merncanakan
Laju
memonitor
Tekanan darah sistolik
Tekanan
darah
Kekuatan
tubuh
mampu
Bantu mengekplorasi aktivitas
yang bemanfaat bagi pasien
Bantu
mengidentifikasi
Bantu
pasien/keluarga
dalam
beradaptasi dengan lingkungan
bawah
Klien
pasien
beraktivitas
Kekuatan tubuh atas
Daya tahan
komitmen
sumberdaya yang dimiliki dalam
diastolic
Tingkatkan
pernapasan dalam beraktivitas
ketika beraktivitas
dan
Denyut nadi ketika program aktivitas
beraktivitas
Kolaborasi dengan terapis dalam
diharapkan
untuk
Bantu menyusun aktivitas fisik
Pastikan lingkungan aman untuk
pergerakan otot
menormalkan:
Kinerja dari rutinitas
Aktivitas
Konsentrasi
meningkatkan tonus otot
Kepulihan
Berikan
reinforcemen
positif
selama beraktivitas
energy
Monitor respon emosional, fisik,
sosial dan spiritual
setelah beraktivitas
Jelaskan aktivitas motorik untuk
Tingkat oksigen darah
Manajemen energy
Intervensi yang dilakukan
Tingkat kegelisahan
Klien
diharapkan
mampu
menormalkan:
Tentukan pembatasan aktivitas
untuk fisik pasien
Jelaskan tanda yang menyebabkan
kelemahan
Nyeri
Cemas
Mengerang
Stress
aktivitas
Takut
membangun energi
Kegelisahan
Nyeri otot
Meringis
Sesak nafas
Mual
Muntah
Jelaskan penyebab kelemahan
Jelaskan
apa
yang
dan
bagaimana
dibutuhkan
untuk
Monitor intake nutrisi yang adekuat
Monitor respon kardiorespirasi
selama aktivitas
Monitor pola tidur
Monitor
lokasi
ketidaknyamanan/nyeri
Batasi stimulus lingkungan
Anjurkan bedrest
Lakukan ROM aktif/pasif
Bantu pasien membuat jadwal
istirahat
Monitor efek obat stimulan dan
depresan
2.
Monitor respon oksigenasi pasien
Resiko perdarahan Pembekuan darah
Pencegahan perdarahan
b.d
Klien
Intervensi yang dilakukan :
trombositopenia
mampu menormalkan :
diharapkan
Monitor kemungkinan terjadinya
Gumpalan perdarahan pada pasien
pembentukan
Catat kadar HB dan Ht setelah
Waktu protrombin
pasien mengalami kehilangan banyak
Hb
darah
Perdarahan
Memar
perdarahan yang berkelanjutan 9cek
Petechiae
sekresi pasien baik yang terlihat
Pantau gejala dan tanda timbulnya
maupun yang tidak disadari perawat)
Pantau factor koagulasi, termasuk
protrombin
tromboplastin
(Pt),
waktu
(PTT),
paruh
fibrinogen,
degradasi fibrin, dan kadar platelet
dalam darah)
Pantau tanda-tanda vital, osmotic,
termasuk TD
Atur pasien agar pasien tetap bed
rest
juka
masih
ada
indikasi
pendarahan
Atur kepatenan/ kualitas produk /
alat
yang
berhubungan
dengan
perdarahan
Lindungai pasien dari hal-hal yang
menimbulkan
trauma
dan
bias
menimbulkan perdarahan
Jangan lakukan injeksi
Gunakan sikat gigi yang lembut
untuk perawatan oral pasien
Gunakan alat ukur elektrik yang
memiliki pinggiran tepi saat pasien
mencukur
Hindari tindakan invasive
Cegah
kedalam
memasukkan
lubang
sesuatu
daerah
yang
mengalami perdarahan
Hindari pengukuran suhu secar
rectal
Jauhkan alat-alat berat disekitar
pasien
Instruksikan
pasien
untuk
menghindari/ menjauhi aspirasi atau
anti koagulan yang lain
Instruksikan
menghindar
pasien
aspirin/
untuk
antikoagulan
yang lain
Instruksikan
emngkonsumsi
pasien
untuk
makanan
yang
mengandung vit K
Cegah terjadi konstipasi
Ajarkan pasien dan keluarga untuk
mengenali
tanda-gejala
terjadinya
perdarahan dan tindakan pertama
untuk penanganan selama perdarahan
berlangsung
3.
Ketidakseimbanga
n
nutrisi
dari
Status Nutrisi
Mengontrol nafsu makan:
kurang Klien diharapkan
kebutuhan mampu untuk
Intervensi yang dilakukuan:
Anjurkan asupan kalori yang sesuai
tubuh
b.d
faktor menormalkan:
dengan kebutuhan dan gaya hidup.
biologis
Pemasukan nutrisi
(anoreksia)
Pemasukan makanan
Pemasukan cairan
mengkonsumsi nutrisi yang cukup.
Energy
Pengontrolan nutrisi
Berat badan
Intervensi yang dilakukuan:
Tonus otot
Hidrasi
Nafsu makan
Anjurkan kepada klien untuk
Tanyakan
apakah
pasien
mempunyai alergi terhadap makanan
Tentukan makanan pilihan pasien
Tentukan jumlah kalori dan jenis
zat makanan yang diperlukan untuk
mampu untuk
memenuhi
menormalkan:
berkolaborasi dengan ahli makanan,
nutrisi,
ketika
jika diperlukan
Menyeimbangkan
Tunjukkan intake kalori yang tepat
sesuai tipe tubuh dan gaya hidup
Menyeimbangkan
Pasokan cairan tubuh
Kontrol asupan nutrisi dan kalori.
Klien diharapkan
nafsu makan
Timbang berat badan pasien pad
jarak waktu yang tepat
Menyeimbangkan
Terapi Nutrisi
Pasokan nutrisi tubuh
Weight gain behavior : Intervensi yang dilakukan :
Monitor pemasukan cairan dan
Klien diharapkan
makanan dan menghitung pemasukan
mampu :
kalori sehari-hari
Mengidentifikasi
penyebab kehilangan
berat badan
Memilih sebuah target
sehat berat badan.
Mengidentifikasi
pemasukan kalori
Memilihara suplai
Bantu pasien membentuk posisi
duduk yang benar sebelum makan.
Ajarkan pasien dan kelurga tentang
memilih makanan
nutrisi makanan dan
minuman yg adekuat
Meningkatkan nafsu
makan
BAB IV
PEMBAHASAN
Ny. S (35 tahun) masuk RSUP M.Djamil Padang pada tanggal 11 Januari 2013 dengan
keluhan sesak nafas dan badan terasa lemas. Saat dilakukan pengkajian klien mengeluh nafsu
makannya menurun, pernah pingsan. Setelah dilakukan pemeriksaan lab, ternyata Hb klien 8
gr/dl, leukosit 8.000/mm3 dan trombosit 11.000/mm3. Klien telah mendapat transfusi PRC 2
kholf dan trambosit 3 kholt. Dengan Hb yang rendah itu, klien menderita anemia sehingga untuk
mengatasi anemia tersebut, klien diberi transfusi PRC. Trombosit klien juga rendah atau dikenal
dengan trombositopenia, yang mudah menyebabkan terjadinya perdarahan. Untuk meningkatkan
jumlah trambositnya, klien mendapat tranfusi trombosit. Jumlah leukosit klien dalam batas
normal, yaitu 8.000/mm3. Dari ketiga gejala tersebut klien dapat dikatakan menderita leukemia
mieogenus. Secara teori pada penyakit ini, hitungan sel darah menunjukkan penurunan eritrosit
dan trombosit. Meskipun jumlah jumlah leukosit total bisa rendah, normal ataupun tinggi.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan, maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan yang
pertama untuk klien adalah intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum, karena klien mengalami
anemia. Diagnosa ini didukung oleh data sumjektif dan objektif diantaranya, kionjungtiva klien
anemis, bibir dan wajah pucat, klien pun mengatakan bahwa dia sering merasa lelah, lemas,
pusing dan mual serta muntah.
Diagnosa kedua untuk klien adalah resiko perdarahan b.d trombokinase, kerena jumlah
trombosit klien sangatlah rendah, jauh dari batas norma (150.000 – 450.000/mm 3). Trombosit
berfungsi sebagai proses pembekuan darah. Jika trombosit rendah, maka darah akan sulit
membeku, sehingga akan mudah mengalami perdarahan.
Adapun diagnosa ketiga untuk klien adalah kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
faktor biologi (anoreksia). Klien mengalami penurunan nafsu makan, BMI klien juga rendah
yaitu 17,6 dan klien terlihat kurus. Klien juga mengalami penurunan berat badan 2 kg selama 1
bulan. Ini menunjukkan nutrisi klien tidak adekuat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Leukimia adalah keganasan pada organ pembuat sel darah, berupa proliferasi patologis sel
hemapoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel
darah normal dan disertai infiltrasi ke organ-organ lain.
Etiologi dari leukemia belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa factor
predisposisi penyabab dari leukemia, diantaranya
: sel darah putih yang kemungkinan
berproliferasi secara tidak terkendali sebagai penyebab tersering, kemudian karena radiasi, zat
kimia, gangguan imunologik, virus dan factor genetik.
Sampai saat ini, leukemia merupakan salah satu penyakit dengan angka kematian yang
tinggi. Adanya mediastinal massa dan infiltrasi ke CNS merupakan faktor yang memperburuk
perjalanan penyakit ini.
Diagnosa yang dapat ditegakkan pada Ny. S adalah:
1. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum (anemia)
2. Resiko perdarahan b.d trombositopenia
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis (anoreksia)
5.2 Saran
Perawat disarankan untuk memberi dukungan kepada pasien agar semangat menjalani
hidup dan memberikan usaha maksimal untuk mempertahankan hidup pasien, dan menganjurkan
pasien maupun keluarga untuk tidak putus asa terhadap kemungkinan buruk yang akan terjadi,
serta menganjurkan pasien untuk selalu mengikuti terapi yang dianjurkan. Perawat juga harus
memperhatikan personal hygiene pasien untuk mengurangi dampak bertambah parahnya
penyakit leukemia pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah Volume 2 ed.8. Jakarta: EGC
Bulechek, Gloria M., Howard K. Butcher, Joanne McCloskey Dochterman. 2008. Nursing
Interventions Classification (NIC) : Fifth Edition. Missouri : Mosby Elsevier.
Elizabeth J. Corwin. 1996. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Geissler Doenges moorhouse, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta: EGC.
Moorhead, Sue., Marion Johnson, Meridean L. Maas, Elizabeth Swanson. 2008. Nursing Outcomes
Classification (NOC) : Fourth Edition. Missouri : Mosby Elsevier.
Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi: Konsep klinis Proses-proses penyakit. Jakarta: EGC
Wiley, John dan Sons Ltd. 2009. NANDA International : 2009-2011. United Kingdom :
Markono Print Media.
http://penyakitleukemia.com/obat-tradisional-leukimia/ akses tanggal 20 Januari 2013.
http://detikautik.blogspot.com/2012/11/askep-leukimia-limfosit-kronis.html akses tanggal 20
januari 2013
www.news-medical.net/health/What-is-Leukemia-(Indonesian).aspx akses tanggal 20 Januari
2013