CONTOH PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHA
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
COMMUNICATIVE GARBAGE
BIDANG KEGIATAN
PKM GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh:
Indrawan Arifianto;0103515006;2015
Tsaura Dwi Fitriani Aulia;0103515014;2015
Dheannisa Ramadhani;0102516034;2016
UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA
JAKARTA
2017
i
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………...
i
ii
iii
PENDAHULUAN..............................................................................................
Latar Belakang …………………………………………………………......
Tujuan ………………………………………………………………….......
Manfaat……………………………………………………………………..
GAGASAN.........................................................................................................
KESIMPULAN……………………………………..…....................................
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...
1
1
1
1
2
6
7
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Pembimbing…………………..
Biodata Ketua Tim Pelaksana......………..…………...................................
Biodata Anggota Tim Pengusul I……………………………..……………
Biodata Anggota Tim Pengusul II…………………………….……………
Biodata Dosen Pedamping …………………………………………………
Lampiran 2 Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ……….
Lampiran 3 Surat Pernyataan Ketua Pelaksana………………………………
8
8
8
9
10
11
14
15
ii
Daftar Gambar
Gambar 1: Ilustrasi peletakan perangkat pada tempat sampah ……………………… 4
Gambar 2: Ilustrasi Sistem Kerja Communcative Garbage ….……………………… 5
iii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lingkungan merupakan salah satu tempat dimana kita sebagai makhluk
hidup menjalankan aktifitas sehari hari. seperti gedung sekolah, kampus maupun
bangunan tempat kita bekerja. Hal ini membuat kita perlu merasa nyaman dengan
lingkungan kita. Lingkungan yang nyaman merupakan lingkungan yang bersih dan
terawat. Lingkungan yang bersih dan terawat dibentuk dengan pengelolaan
lingkungan yang baik dan terkontrol dengan baik.
Salah satu masalah yang ada untuk lingkungan kita adalah sampah. Sampah
sangat mengganggu kenyamanan dan kebersihan lingkungan. Terutama sampah
yang tidak terkelola dengan baik yang menyebabkan penumpukan sampah. Hal
berikut disebabkan petugas kebersihan tidak mengetahui kondisi tempat sampah.
Untuk menangani masalah penumpukan sampah sebenarnya petugas kebersihan
memiliki sebuah sistem penjadwalan untuk mengambil sampah. Namun hal
tersebut tidak efektif untuk beberapa kondisi, misalnya ada sebuah acara yang tidak
bertepatan dengan jadwal pengambilan sampah. Petugas kebersihan baru
mengetahui kondisi tempat sampah jika ia berkeliling dan melihat secara langsung
kondisi tempat sampah di lingkungan tersebut.
Di era teknologi yang sangat berkembang ini, banyak hal yang dapat
dilakukan dengan mudah melalui jaringan internet. Salah satu teknologi yang
menggunakan internet adalah Internet of Things (IoT), teknologi ini membantu
setiap perangkat elektronik berkomunikasi dengan perangkat lain melalui internet.
Dari permasalahan tersebut kami mengajukan proposal program kreativitas
mahasiswa gagasan tertulis (PKM-GT) dengan gagasan sebuah sistem untuk
kontrol pengelolaan sampah yang teritegrasi dengan teknologi IoT sebagai
pengganti sistem penjadwalan pembuangan sampah yang dinilai kurang efisien dan
efektif.
Tujuan
Kami memiliki gagasan untuk menangani masalah diatas dengan teknologi
IoT. Dengan dibuatnya sistem ini diharapkan saat keadaan isi tempat sampah penuh
petugas akan mendapatkan pemberitahuan sehingga sampah dapat di ambil pada
waktu yang tepat sebelum sampah menumpuk. Selain itu sistem ini menjadi salah
satu sarana komunikasi antara tempat sampah denga kantor pusat petugas
kebersihan.
Manfaat
Kegunaan dari PKM ini adalah adalah terbentuknya lingkungan gedung
yang bersih dan nyaman, dengan pengelolaan sampah yang tepat. Selain itu,
2
petugas kebersihan dapat mengetahui tempat sampah yang mungkin berada pada
kondisi penuh sehingga membuat kinerja petugas kebersihan lebih efektif dan
efisien.
3
GAGASAN
Lingkungan yang bersih merupakan salah satu pendukung kenyamanan kita
saat beraktifitas sehari hari. Kebanyakan aktifitas dilakukan didalam gedung. Untuk
tercipta gedung yang nyaman untuk beraktifitas disetiap gedung pasti memiliki
petugas kebersihan. Pada setiap gedung yang memiliki cukup banyak lantai, tentu
terdapat beberapa tempat sampah di setiap lantainya.
Menurut wawancara yang kami lakukan terhadap petugas kebersihan di
gedung kampus Universitas Al Azhar Indonesia, sistem pengelolaan sampah pada
setiap lantainya masih belum terkelola dengan baik. Seperti tidak adanya
penjadwalan khusus untuk pengambilan sampah dan tidak adanya koordinasi
kepada petugas kebersihan untuk segera mengambil sampah yang menumpuk. Cara
pengontrolan keadaan isi tempat sampah ini dilakukan oleh petugas kebersihan
secara manual dengan cara berkeliling dan mengecek setiap tempat sampah. Namun
berdasarkan informasi yang kami dapat ada beberapa gedung yang sudah memiliki
sistem penjadwalan. Sistem penjadwalan pengambilan sampah ini juga seringkali
menyebabkan penumpukan sampah yang tidak sesuai dengan kondisi tertentu.
Dengan perkembangan zaman yang ada, segala proses kontrol dan
maintenance untuk tempat sampah ini dapat dilakukan secara otomatis. Jaringan
internet yang ada di setiap gedung dapat digunakan unuk membuat sebuah sistem
otomatis. Salah satu teknologi internet yang dapat digunakan adalah Internet of
Things (IoT). Teknologi IoT sendiri adalah teknologi yang memungkinkan benda
dapat berkomunikasi dengan benda yang lain melalui jaringan internet. IoT
memiliki konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat yang tersambung
dalam koneksi internet secara terus menerus. Benda yang akan dibuat saling
berkomunikasi dapat ditanamkan perangkat yang dibuat selalu aktif dan terhubung
secara luas, baik dengan jaringan lokal maupun dengan jaringan global. Dengan
menggunakan teknologi IoT, teknologi tidak lagi perlu dikirimkan melalui jaringan
nirkabel.
Melihat keadaan seperti di atas kami memiliki sebuah gagasan yang
diharapkan mampu mengatasi masalah pengolahan sampah dengan
mengotomatiskan sistem pengambilan sampah pada setiap gedung dengan
membuat sistem pada tempat sampah untuk memantau keaadan isi tempat sampah
dan dapat mengirimkan informasi ke pusat petugas kebersihan gedung. Di bagian
tempat sampah akan diletakkan sebuah sensor, sehingga apabila tempat sampah
penuh dan ada sampah yang berserakan disekitar tempat sampah maka tempat
sampah tersebuat akan mengirimkan informasi ke petugas sampah, sehingga
petugas sampah dapat segera membersihkan sampah yang menumuk atau yang
berserakan itu. Cara kerja dari Communicative Garbage yaitu dengan mendeteksi
4
keadaan tempat sampah dan mengirimkan informasi keadaan tempat sampah ke
petugas kebersihan. Saat tempat sampah dalam keadaan hampir penuh maka tempat
sampah akan mendeteksi kedaan dan mengirmkan informasi ke pada petugas, dan
sebaliknya.
Communcative Garbage dibuat dengan memodifikasi tempat sampah
dengan meletakkan sebuah sensor dan perangkat pengontrol yang akan mendeteksi
dan mengirimkan informasi kepada petugas kebersihan. Untuk ukuran
perangkatnya kami seusaikan dengan tempat sampahnya sendiri. Untuk ilustrasi
atau gambaran peletakkan perangkat pada tempat sampah dapat dilihat pada
gambar 1.
Gambar 1. Ilustrasi peletakan perangkat pada tempat
sampah
Communicative garbage akan mendeteksi keadaan tempat sampah dengan
menggunakan sensor yang diletakkan pada tempat sampah. Untuk mengirmkan
informasi kami menggunakan modul Wi-Fi.. Adapun Informasi berisikan kode
tempat sampah yang menunjukan lantai dari lokasi dan nomor dari tempat sampah.
Selanjutnya setelah Informasi maka akan dikirimkan melalui router WiFi untuk
dikirimkan ke perangkat yang ada di kantor pusat petugas kebersihan. Dengan
informasi tersebut, kantor pusat petugas kebersihan akan menghubungi petugas
kebersihan setiap lantai yang tempat sampahnya menunjukan kondisi penuh untuk
dilakukan pengambilan sampah.
5
Rancang Bangun Prototipe
Wifi Network
Data Server
Modul ESP8266
Sensor Infrared
Power Suply
Monitor
Gambar 2. Ilustrasi Sistem Kerja Communicative Garbage
Gagasan Communicative Garbage ini akan terwujud dengan adanya
dukungan dari pihak kebersihan gedung untuk menyediakan perangkat komunikasi
wireless antara petugas kebersihan dengan kantor pusat petugas kebersihan sebagai
media komunikasi untuk mendukung tujuan dari gagasan ini, Diperlukan pula
permeliharaan sistem sehingga sistem ini dapat selalu berfungsi dengan baik baik
dari pihak pengelola maupun dari masyarakat di lingkungan tersebut.
Selanjutnya langkah strategis adalah mewujudkan gagasan ini dalam bentuk
sistem agar dapat diimplementasikan pada setiap gedung. Hasil dari implementasi
sistem ini adalah lingkungan gedung yang bersih dan nyaman.
6
KESIMPULAN
Communcative Garbage dapat mengatasi masalah sampah yang menumpuk
pada tempat sampah dengan menginformasikan keadaan tempat sampah. Informasi
ini langsung diterima oleh kantor pusat kebersihan sehingga dapat dilakukan
pengambilan sampah pada waktu tempat sampah sudah penuh. Meskipun
Communcative Garbage bekerja secara otomatis, namun pengambilan sampah tetap
dilakukan secara manual.
Penerapan Communicative Garbage ini diterapkan dengan cara
menempatkan sensor pada tempat sampah. Sensor ini mengirimkan informasi
kepada kantor pusat kebersihan. Informasi ini membentuk sistem komunikasi
antara tempat sampah dengan kantor pusat kebersihan gedung.
Jika sistem ini dapat diwujudkan maka masalah kebersihan dapat segera
ditangani sehingga lingkungan akan terbebas dari sampah yang menumpuk. Selain
itu, kinerja dari petugas kebersihan menjadi lebih efektif dan efisien. Harapan kami
sistem ini tidak hanya dapat di implementasikan pada gedung, tetapi sampai pada
ruang public
7
Daftar Pustaka
Weber, Rolf H., and Romana Weber. 2010. Internet of Things. Springer, Verlag
Berlin Heidelberg
Asthon, K. 2009. That ‘Internet of Things’ Thing: In the real world, things matter
more than ideas., http://www.rfidjournal.com/articles/view?4986, diakses
15 Desember 2017
Susilo, Anto. 2009. Sistem Sensor Infra merah. Jakarta : Bumi Aksara
Yuwono, Marta Dinata.2016. Arduino Itu Pintar. Jakarta :Gramedia. Hlm 10-50
8
Lampiran
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Pembimbing
9
10
Anggota II
11
12
13
14
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim dan Pembagian Tugas
No
1
Nama /NIM
Indrawan
Arifianto
Program
Studi
Bidang
Ilmu
Teknik
Elektro
Sains
Alokasi
Waktu
(jam/minggu)
10 jam/minggu
Uraian Tugas
1. Mengontrol
berjalannya
pembuatan
proposal
2. Membagi
tugas kepada
masing –
masing anggota
3. Melakukan
presentasi
4. Mencari
referensi tentang
materi yang
terkait
2
Tsaura Dwi
Fitriani Aulia
Teknik
Elektro
Sains
10 jam/minggu
3
Dheannisa
Ramadhani Putri
Teknik
Informatika
Sains
10 jam/minggu
1. Menggambar
desain &
langkah
strategis
2. Mencari
referensi
tentang materi
yang terkait
1. Menyusun
proposal PKMGT
2. Menuliskan
gagasan &
kesimpulan
3. Mencari
referensi tentang
materi yang
terkait
15
COMMUNICATIVE GARBAGE
BIDANG KEGIATAN
PKM GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh:
Indrawan Arifianto;0103515006;2015
Tsaura Dwi Fitriani Aulia;0103515014;2015
Dheannisa Ramadhani;0102516034;2016
UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA
JAKARTA
2017
i
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………...
i
ii
iii
PENDAHULUAN..............................................................................................
Latar Belakang …………………………………………………………......
Tujuan ………………………………………………………………….......
Manfaat……………………………………………………………………..
GAGASAN.........................................................................................................
KESIMPULAN……………………………………..…....................................
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...
1
1
1
1
2
6
7
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Pembimbing…………………..
Biodata Ketua Tim Pelaksana......………..…………...................................
Biodata Anggota Tim Pengusul I……………………………..……………
Biodata Anggota Tim Pengusul II…………………………….……………
Biodata Dosen Pedamping …………………………………………………
Lampiran 2 Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ……….
Lampiran 3 Surat Pernyataan Ketua Pelaksana………………………………
8
8
8
9
10
11
14
15
ii
Daftar Gambar
Gambar 1: Ilustrasi peletakan perangkat pada tempat sampah ……………………… 4
Gambar 2: Ilustrasi Sistem Kerja Communcative Garbage ….……………………… 5
iii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lingkungan merupakan salah satu tempat dimana kita sebagai makhluk
hidup menjalankan aktifitas sehari hari. seperti gedung sekolah, kampus maupun
bangunan tempat kita bekerja. Hal ini membuat kita perlu merasa nyaman dengan
lingkungan kita. Lingkungan yang nyaman merupakan lingkungan yang bersih dan
terawat. Lingkungan yang bersih dan terawat dibentuk dengan pengelolaan
lingkungan yang baik dan terkontrol dengan baik.
Salah satu masalah yang ada untuk lingkungan kita adalah sampah. Sampah
sangat mengganggu kenyamanan dan kebersihan lingkungan. Terutama sampah
yang tidak terkelola dengan baik yang menyebabkan penumpukan sampah. Hal
berikut disebabkan petugas kebersihan tidak mengetahui kondisi tempat sampah.
Untuk menangani masalah penumpukan sampah sebenarnya petugas kebersihan
memiliki sebuah sistem penjadwalan untuk mengambil sampah. Namun hal
tersebut tidak efektif untuk beberapa kondisi, misalnya ada sebuah acara yang tidak
bertepatan dengan jadwal pengambilan sampah. Petugas kebersihan baru
mengetahui kondisi tempat sampah jika ia berkeliling dan melihat secara langsung
kondisi tempat sampah di lingkungan tersebut.
Di era teknologi yang sangat berkembang ini, banyak hal yang dapat
dilakukan dengan mudah melalui jaringan internet. Salah satu teknologi yang
menggunakan internet adalah Internet of Things (IoT), teknologi ini membantu
setiap perangkat elektronik berkomunikasi dengan perangkat lain melalui internet.
Dari permasalahan tersebut kami mengajukan proposal program kreativitas
mahasiswa gagasan tertulis (PKM-GT) dengan gagasan sebuah sistem untuk
kontrol pengelolaan sampah yang teritegrasi dengan teknologi IoT sebagai
pengganti sistem penjadwalan pembuangan sampah yang dinilai kurang efisien dan
efektif.
Tujuan
Kami memiliki gagasan untuk menangani masalah diatas dengan teknologi
IoT. Dengan dibuatnya sistem ini diharapkan saat keadaan isi tempat sampah penuh
petugas akan mendapatkan pemberitahuan sehingga sampah dapat di ambil pada
waktu yang tepat sebelum sampah menumpuk. Selain itu sistem ini menjadi salah
satu sarana komunikasi antara tempat sampah denga kantor pusat petugas
kebersihan.
Manfaat
Kegunaan dari PKM ini adalah adalah terbentuknya lingkungan gedung
yang bersih dan nyaman, dengan pengelolaan sampah yang tepat. Selain itu,
2
petugas kebersihan dapat mengetahui tempat sampah yang mungkin berada pada
kondisi penuh sehingga membuat kinerja petugas kebersihan lebih efektif dan
efisien.
3
GAGASAN
Lingkungan yang bersih merupakan salah satu pendukung kenyamanan kita
saat beraktifitas sehari hari. Kebanyakan aktifitas dilakukan didalam gedung. Untuk
tercipta gedung yang nyaman untuk beraktifitas disetiap gedung pasti memiliki
petugas kebersihan. Pada setiap gedung yang memiliki cukup banyak lantai, tentu
terdapat beberapa tempat sampah di setiap lantainya.
Menurut wawancara yang kami lakukan terhadap petugas kebersihan di
gedung kampus Universitas Al Azhar Indonesia, sistem pengelolaan sampah pada
setiap lantainya masih belum terkelola dengan baik. Seperti tidak adanya
penjadwalan khusus untuk pengambilan sampah dan tidak adanya koordinasi
kepada petugas kebersihan untuk segera mengambil sampah yang menumpuk. Cara
pengontrolan keadaan isi tempat sampah ini dilakukan oleh petugas kebersihan
secara manual dengan cara berkeliling dan mengecek setiap tempat sampah. Namun
berdasarkan informasi yang kami dapat ada beberapa gedung yang sudah memiliki
sistem penjadwalan. Sistem penjadwalan pengambilan sampah ini juga seringkali
menyebabkan penumpukan sampah yang tidak sesuai dengan kondisi tertentu.
Dengan perkembangan zaman yang ada, segala proses kontrol dan
maintenance untuk tempat sampah ini dapat dilakukan secara otomatis. Jaringan
internet yang ada di setiap gedung dapat digunakan unuk membuat sebuah sistem
otomatis. Salah satu teknologi internet yang dapat digunakan adalah Internet of
Things (IoT). Teknologi IoT sendiri adalah teknologi yang memungkinkan benda
dapat berkomunikasi dengan benda yang lain melalui jaringan internet. IoT
memiliki konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat yang tersambung
dalam koneksi internet secara terus menerus. Benda yang akan dibuat saling
berkomunikasi dapat ditanamkan perangkat yang dibuat selalu aktif dan terhubung
secara luas, baik dengan jaringan lokal maupun dengan jaringan global. Dengan
menggunakan teknologi IoT, teknologi tidak lagi perlu dikirimkan melalui jaringan
nirkabel.
Melihat keadaan seperti di atas kami memiliki sebuah gagasan yang
diharapkan mampu mengatasi masalah pengolahan sampah dengan
mengotomatiskan sistem pengambilan sampah pada setiap gedung dengan
membuat sistem pada tempat sampah untuk memantau keaadan isi tempat sampah
dan dapat mengirimkan informasi ke pusat petugas kebersihan gedung. Di bagian
tempat sampah akan diletakkan sebuah sensor, sehingga apabila tempat sampah
penuh dan ada sampah yang berserakan disekitar tempat sampah maka tempat
sampah tersebuat akan mengirimkan informasi ke petugas sampah, sehingga
petugas sampah dapat segera membersihkan sampah yang menumuk atau yang
berserakan itu. Cara kerja dari Communicative Garbage yaitu dengan mendeteksi
4
keadaan tempat sampah dan mengirimkan informasi keadaan tempat sampah ke
petugas kebersihan. Saat tempat sampah dalam keadaan hampir penuh maka tempat
sampah akan mendeteksi kedaan dan mengirmkan informasi ke pada petugas, dan
sebaliknya.
Communcative Garbage dibuat dengan memodifikasi tempat sampah
dengan meletakkan sebuah sensor dan perangkat pengontrol yang akan mendeteksi
dan mengirimkan informasi kepada petugas kebersihan. Untuk ukuran
perangkatnya kami seusaikan dengan tempat sampahnya sendiri. Untuk ilustrasi
atau gambaran peletakkan perangkat pada tempat sampah dapat dilihat pada
gambar 1.
Gambar 1. Ilustrasi peletakan perangkat pada tempat
sampah
Communicative garbage akan mendeteksi keadaan tempat sampah dengan
menggunakan sensor yang diletakkan pada tempat sampah. Untuk mengirmkan
informasi kami menggunakan modul Wi-Fi.. Adapun Informasi berisikan kode
tempat sampah yang menunjukan lantai dari lokasi dan nomor dari tempat sampah.
Selanjutnya setelah Informasi maka akan dikirimkan melalui router WiFi untuk
dikirimkan ke perangkat yang ada di kantor pusat petugas kebersihan. Dengan
informasi tersebut, kantor pusat petugas kebersihan akan menghubungi petugas
kebersihan setiap lantai yang tempat sampahnya menunjukan kondisi penuh untuk
dilakukan pengambilan sampah.
5
Rancang Bangun Prototipe
Wifi Network
Data Server
Modul ESP8266
Sensor Infrared
Power Suply
Monitor
Gambar 2. Ilustrasi Sistem Kerja Communicative Garbage
Gagasan Communicative Garbage ini akan terwujud dengan adanya
dukungan dari pihak kebersihan gedung untuk menyediakan perangkat komunikasi
wireless antara petugas kebersihan dengan kantor pusat petugas kebersihan sebagai
media komunikasi untuk mendukung tujuan dari gagasan ini, Diperlukan pula
permeliharaan sistem sehingga sistem ini dapat selalu berfungsi dengan baik baik
dari pihak pengelola maupun dari masyarakat di lingkungan tersebut.
Selanjutnya langkah strategis adalah mewujudkan gagasan ini dalam bentuk
sistem agar dapat diimplementasikan pada setiap gedung. Hasil dari implementasi
sistem ini adalah lingkungan gedung yang bersih dan nyaman.
6
KESIMPULAN
Communcative Garbage dapat mengatasi masalah sampah yang menumpuk
pada tempat sampah dengan menginformasikan keadaan tempat sampah. Informasi
ini langsung diterima oleh kantor pusat kebersihan sehingga dapat dilakukan
pengambilan sampah pada waktu tempat sampah sudah penuh. Meskipun
Communcative Garbage bekerja secara otomatis, namun pengambilan sampah tetap
dilakukan secara manual.
Penerapan Communicative Garbage ini diterapkan dengan cara
menempatkan sensor pada tempat sampah. Sensor ini mengirimkan informasi
kepada kantor pusat kebersihan. Informasi ini membentuk sistem komunikasi
antara tempat sampah dengan kantor pusat kebersihan gedung.
Jika sistem ini dapat diwujudkan maka masalah kebersihan dapat segera
ditangani sehingga lingkungan akan terbebas dari sampah yang menumpuk. Selain
itu, kinerja dari petugas kebersihan menjadi lebih efektif dan efisien. Harapan kami
sistem ini tidak hanya dapat di implementasikan pada gedung, tetapi sampai pada
ruang public
7
Daftar Pustaka
Weber, Rolf H., and Romana Weber. 2010. Internet of Things. Springer, Verlag
Berlin Heidelberg
Asthon, K. 2009. That ‘Internet of Things’ Thing: In the real world, things matter
more than ideas., http://www.rfidjournal.com/articles/view?4986, diakses
15 Desember 2017
Susilo, Anto. 2009. Sistem Sensor Infra merah. Jakarta : Bumi Aksara
Yuwono, Marta Dinata.2016. Arduino Itu Pintar. Jakarta :Gramedia. Hlm 10-50
8
Lampiran
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Pembimbing
9
10
Anggota II
11
12
13
14
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim dan Pembagian Tugas
No
1
Nama /NIM
Indrawan
Arifianto
Program
Studi
Bidang
Ilmu
Teknik
Elektro
Sains
Alokasi
Waktu
(jam/minggu)
10 jam/minggu
Uraian Tugas
1. Mengontrol
berjalannya
pembuatan
proposal
2. Membagi
tugas kepada
masing –
masing anggota
3. Melakukan
presentasi
4. Mencari
referensi tentang
materi yang
terkait
2
Tsaura Dwi
Fitriani Aulia
Teknik
Elektro
Sains
10 jam/minggu
3
Dheannisa
Ramadhani Putri
Teknik
Informatika
Sains
10 jam/minggu
1. Menggambar
desain &
langkah
strategis
2. Mencari
referensi
tentang materi
yang terkait
1. Menyusun
proposal PKMGT
2. Menuliskan
gagasan &
kesimpulan
3. Mencari
referensi tentang
materi yang
terkait
15