2016 Policy Brief Kebijakan E Journal Akreditasi Sitasi dan Internasionalisasi Jurnal di Indonesia

Kebijakan E-Journal, Akreditasi, Indeksasi, Sitasi dan Internasionalisasi Jurnal di Indonesia

Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Riset , Teknologi dan Pendidikan Tinggi Desember, 2016

Kebijakan Publikasi di Jurnal Ilmiah

“Kurang dikenalnya

Jurnal atau berkala ilmiah atau majalah ilmiah yang selanjutnya disebut sebagai jurnal adalah bentuk terbitan yang berfungsi

penelitian Indonesia di

meregistrasi kegiatan kecendekiaan, mensertifikasi hasil kegiatan yang

tingkat internasional memenuhi persyaratan ilmiah minimum, mendiseminasikannya secara

meluas kepada khalayak ramai, dan mengarsipkan semua temuan hasil

diakibatkan rendahnya

kegiatan kecendekiaan ilmuwan dan pandit yang dimuatnya. Salah

publikasi Indonesia di satu output yang harus dicapai oleh perguruan tinggi menuju World

Class University adalah jumlah publikasi ilmiah di jurnal internasional

Internasional

bereputasi dan seberapa banyak publikasi jurnal tersebut

mendorong kebijakan dimanfaatkan oleh peneliti lain dan/atau jurnal lain dengan mensitasi

tulisan yang dihasilkan.

kewajiban publikasi bagi

Pada kenyataanya, publikasi ilmiah peneliti Indonesia di dunia

Dosen, Peneliti, Guru,

internasional masih sangat rendah, terutama publikasi di media jurnal

Widyaiswara di

ilmiah yang terindeks di pengindeks internasional bereputasi. Salah satu faktor penyebabnya adalah budaya menulis yang belum

Indonesia. Hal tersebut

berkembang di masyarakat pada umumnya, perguruan tinggi

berdampak pada khususnya, dan/atau rendahnya kemauan dan kemampuan menulis

hasil-hasil penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat dalam

peningkatan namun

terbitan berkala ilmiah bermutu. Tidak mengherankan jika kemudian

belum pada kualitas diseminasi hasil-hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

melalui terbitan berkala ilmiah nasional dan internasional masih

penerbitan jurnal

rendah. Pengembangan budaya dan kemampuan terutama motivasi

ilmiah” menulis menjadi suatu tantangan dan permasalahan yang harus

segera dapat diatasi. Disamping itu, ketersediaan jurnal-jurnal ilmiah bermutu dan/atau bereputasi internasional di dalam negeri sendiri juga masih sangat kurang.

Pengembangan budaya dan kemampuan terutama motivasi menulis menjadi suatu tantangan dan permasalahan yang harus segera dapat diatasi. Disamping itu, kewajiban publikasi ilmiah minimum di jurnal nasional terakreditasi bagi lulusan Program Magister dan minimum di jurnal internasional bagi lulusan Program Doktor berdasarkan Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi harus segera disikapi dan disiapkan perangkatnya.

Kebutuhan untuk mempublikasikan hasil penelitian sudah sangat mendesak dan menjadi suatu hal yang wajib, seiring dengan keluarnya surat edaran Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No. 152 tahun 2012, dimana setiap sarjana (S1), Magister (S2) dan Doktor (S3) untuk dapat lulus harus mempublikasikan tugas akhirnya di Jurnal nasional, nasional terakreditasi dan Internasional. Selain dari itu kenaikan jenjang kepangkatan beberapa jabatan fungsional telah mempersyaratkan untuk dapat mempublikasikan hasil penelitian dan pemikiran dalam jurnal ilmiah. Bahkan hibah-hibah penelitian yang Kebutuhan untuk mempublikasikan hasil penelitian sudah sangat mendesak dan menjadi suatu hal yang wajib, seiring dengan keluarnya surat edaran Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No. 152 tahun 2012, dimana setiap sarjana (S1), Magister (S2) dan Doktor (S3) untuk dapat lulus harus mempublikasikan tugas akhirnya di Jurnal nasional, nasional terakreditasi dan Internasional. Selain dari itu kenaikan jenjang kepangkatan beberapa jabatan fungsional telah mempersyaratkan untuk dapat mempublikasikan hasil penelitian dan pemikiran dalam jurnal ilmiah. Bahkan hibah-hibah penelitian yang

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 17 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya, dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 tentang Pemberian Pemberian Tunjangan Profesi dan Tunjangan Kehormatan bagi Dosen yang Menduduki Jabatan Akademik Profesor telah memberikan persyaratan kenaikan jenjang jabatan dalam fungsional dosen antara lain:

1. Kenaikan jabatan dari Asisten Ahli ke Lektor, sekurang-kurangnya telah 4 tahun dari jabatan Asisten Ahli, dimungkinkan kurang dari 4 tahun bagi dosen yg berprestasi apabila mempunyai publikasi pada jurnal nasional terakreditasi sebagai penulis utama;

2. Kenaikan jabatan dari Lektor ke Lektor Kepala sekurang-kurangnya telah 2 tahun dalam jabatan lektor, berpendidikan Magister (S2), harus memiliki karya ilmiah yang dimuat di jurnal internasional bereputasi atau berpendidikan (S2) harus memiliki karya ilmiah yang dimuat di jurnal nasional terakreditasi;

3. Kenaikan Jabatan dari Lektor Kepala ke Guru Besar, sekurang-kurangnya telah 2 tahun dalam jabatan Lektor Kepala, harus memiliki publikasi karya ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal internasional bereputasi serta telah memiliki pengalaman kerja sebagai dosen minimal 10 (sepuluh) tahun.

Selain dari persyaratan di atas, dalam peraturan tersebut diatur juga persyaratan yang memungkinkan untuk dapat loncat jabatan dua tingkat lebih tingi dari Asisten Ahli ke Lektor Kepala dan Lektor ke Guru Besar, bobot pemberian angka kredit untuk publikasi ilmiah yang diterbitkan dapat dilihat dalam tabel 2.

Tabel 1. Daftar Bobot Penilaian Angka Kredit Publikasi di Jurnal untuk Jabatan Fungsional Dosen

No

Jenis Kegiatan

Angka Kredit Maks.

Hasil penelitian atau hasil pemikiran yang dipublikasikan:

1. Jurnal internasional bereputasi (terindeks pada database

40 internasional bereputasi dan berfaktor dampak)

2. Jurnal internasional terindeks pada database internasional

30 bereputasi

3. Jurnal internasional terindeks pada database internasional di luar

20 kategori 2

4. Jurnal nasional terakreditasi

5. Jurnal nasional tidak terakreditasi tetapi terindek pada DOAJ

6. Jurnal nasional tidak terakreditasi

7. Jurnal ilmiah yang ditulis dalam Bahasa Resmi PBB namun tidak

10 memenuhi syarat-syarat sebagai jurnal ilmiah internasional

Jabatan Fungsional Peneliti

Peraturan Kepala LIPI nomor 2 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Peneliti, mengatur setiap jenjang jabatan baik peneliti pertama, peneliti muda, peneliti madya dan peneliti Peraturan Kepala LIPI nomor 2 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Peneliti, mengatur setiap jenjang jabatan baik peneliti pertama, peneliti muda, peneliti madya dan peneliti

Tabel 2 Daftar Bobot Penilaian Angka Kredit Publikasi di Jurnal untuk Jabatan Fungsional Peneliti

No

Jenis Kegiatan

Angka Kredit Maks.

1. Membuat karya tulish ilmiah yang terbit dalam majalah ilmiah

40 internasional terindeks Scopus/Thomson Reuters

2. Membuat karya tulish ilmiah yang terbit dalam majalah ilmiah

35 internasional terindeks DOAJ, IEEE, Pubmed, CABI dan atau yang setara

3. Membuat karya tulis ilmiah yang terbit dalam majalah ilmiah

30 internasional bereputasi termasuk agregator (Google Scholar, Ebsco, Proquest, Gale dan atau yang setara)

4. KTI yang terbit dalam majalah ilmiah nasional yang telah memenuhi

30 persyaratan internasionalisasi menurut institusi yang berwenang

5. Membuat KTI yang terbit dalam majalah ilmiah nasional

25 terakreditasi

6. Membuat KTI dalam majalah ilmiah nasional tidak terakreditasi

7. Membuat makalah/komunikasi pendek hasil penelitian atau hasil

3 pemikiran ilmiah yang terbit dalam majalah ilmiah terakreditasi

8. Membuat makalah/komunikasi pendek hasil penelitian atau hasil

1 pemikiran ilmiah yang terbit dalam majalah ilmiah tidak terakreditasi

Keharusan mendaringkan artikel terbitan berkala ilmiah ini sudah diatur dalam Surat Edaran Dirjen DIKTI No. 2050/E/T/2011 tentang Kebijakan Unggah Karya Ilmiah dan Jurnal. Dengan dipublikasi secara daring terhadap artikel dari terbitan berkala ilmiah, maka artikel tersebut akan sangat mudah diakses oleh pembaca baik di Indonesia maupun di dunia. Lebih menguntungkan lagi, dampak ilmiah berupa rujukan dari artikel jurnal lainnya bisa diperoleh dengan mudah karena adanya versi daring tersebut. Disamping itu, dengan didaringkannya semua artikel-artikel dari jurnal ilmiah, maka pendeteksian unsur- unsur plagiarism menjadi lebih mudah.

Peraturan Menpan No16 Tahun 2009 dan Permendikbud No 35 tahun 2010 yang keduanya mengatur tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Berdasarkan kedua aturan tersebut kenaikan pangkat dengan system PK Guru mempersyaratkan adanya unsur publikasi ilmiah bagi guru yang akan naik pangkat mulai dari golongan III b ke IIIc. Khusus untuk kenaikan pangkat golongan IIIc ke

III d mempersyaratkan adanya laporan hasil penelitian, Sedangkan untuk kenaikan pangkat IVa ke IV b dan seterusnya selain adanya laporan hasil penelitian juga mempersyaratkan artikel yang dimuat di jurnal yang ber-ISSN atau buku pendidikan yang ber ISBN.

Beberapa dasar hukum berkaitan dengan kebijakan pentingnya publikasi di Jurnal tersebut, antara lain :

1. Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

2. Surat Edaran Dirjen DIKTI No. 2050/E/T/2011 tentang Kebijakan Unggah Karya Ilmiah dan Jurnal

3. Surat Edaran Dirjen DIKTI No. 152/E/T/2012 tentang Publikasi Karya Ilmiah S1 di Jurnal Nasional, S2 di Jurnal Nasional terakreditasi dan S3 di Jurnal Internasional

4. Surat Edaran Dirjen DIKTI No. 212/E/T/2012 tentang Panduan Pengelolaan Jurnal Terbitan Berkala Ilmiah Elektronik

5. Permendiknas No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi

6. Peraturan kepala LIPI Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Peneliti

7. Peraturan Menpan No16 Tahun 2009 dan Permendikbud No 35 tahun 2010 yang keduanya mengatur tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Peraturan dan regulasi pentingnya publikasi di Jurnal yang sudah dijelaskan mengakibatkan pekembangan jurnal yang terus meningkat drastis, berdasarkan data yang diperoleh dari PDII LIPI (http://issn.pdii.lipi.go.id) permohonan Internastional Standar Serial Number (ISSN) terus meningkat siginifikan seperti dapat dilihat dalam gambar 1. Tahun 2009 permohonan ISSN sebanyak 12.772 sampai akhir 2016 sudah hampir mencapai 40.000, dan sebagian besar yang mengajukan ISSN adalah jurnal yang akan terbit dalam bentuk versi elektronik. Banyaknya jurnal ilmiah yang terbit di Indonesia tidak diiringi dengan kualitas penerbitan sesuai dengan standar penerbitan apalagi terakreditasi nasional dan terindeks di lembaga pengindeks bereputasi internasional.

Gambar 1 Grafik Permohan Terbitan untuk mendapatkan ISSN di PDII-LIPI

Permasalahan Pengelolaan Jurnal dan E-Journal

Pengelolaan terbitan berkala ilmiah bukan merupakan pekerjaan

“Permasalahan umum

yang mudah, mengingat sebagain besar pengelola jurnal bukan

pengelola jurnal ilmiah: pekerjaan utama melainkan pekerjaan tambahan. Permasalahan

umum yang dihadapi para pengelola terbitan berkala ilmiah, yaitu:

1. Ketersediaan naskah bermutu, minimnya referensi primer dari

1) Ketersediaan naskah

artikel jurnal dan prosiding ilmiah dan kemutakhiran pustaka acuan;

bermutu, minimnya

2. Pengelolaan terbitan berkala ilmiah yang tidak standar

referensi primer dan sebagaimana yang diminta oleh akreditasi dan pengindeks, dan

3. Keberlanjutan pengelolaan terbitan berkala ilmiah.

kemutakhiran pustaka acuan;

Jumlah naskah bermutu sangat terbatas karena pada umumnya para peneliti belum mempunyai komitmen yang cukup untuk mempublikasikan hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

2) Pengelolaan terbitan

melalui terbitan berkala ilmiah. Motivasi melakukan penelitian belum diimbangi dengan tanggung jawab moral sebagai peneliti untuk

berkala ilmiah yang tidak

menyebarluaskan hasil-hasil penelitiannya yang sangat berguna bagi

standar sebagaimana

masyarakat luas baik untuk kepentingan praktis maupun

yang diminta oleh pengembangan teoritis. Dengan dipublikasikannya hasil penelitian

pada terbitan berkala ilmiah, peneliti akan mendapatkan banyak

akreditasi dan

masukan dan sekaligus kesempatan untuk lebih mengembangkan

pengindeks; penelitian pada masa-masa mendatang.

Paradigma perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

3) Keberlanjutan saat ini sudah berkembang begitu pesat merambah ke berbagai bidang

untuk mempermudah pengelolaan termasuk jurnal ilmiah. Jurnal

pengelolaan terbitan

ilmiah sebelumnya terbit dalam bentuk cetak dengan oplah dan tiras

berkala ilmiah.

yang sangat terbatas sehingga sulit untuk diketahui dan dikenal oleh banyak calon penulis. Terbatasnya diseminasi berdampak pada rendahnya sitasi dari publikasi yang dihasilkan oleh peneliti maupun

akademisi. Saat ini penerbitan jurnal ilmiah di tingkat internasional sudah dalam bentuk elektronik sehingga memudahkan penulis mengirimkan naskah, editor dalam melakukan editing, reviewer dalam melakukan penelaahan dan menjangkau pembaca ke seluruh belahan dunia, sehingga berdampak pada tingginya sitasi suatu artikel dan semakin dikenalnya suatu penelitian di seluruh dunia. Untuk menuju ke arah sana maka perlu disiapkan naskah yang baik, pengelolaan jurnal yang profesional dan mekanisme diseminasi yang efektif dari jurnal yang diterbitkan. Salah satu sarana diseminasi jurnal yang efektif saat ini yaitu melalui jurnal elektronik (e-journal) disamping jurnal cetak.

Di sisi lain, peningkatan aksesibilitas website jurnal-jurnal ilmiah di perguruan tingi menjadi sangat penting pada era global saat ini, terutama jurnal-jurnal yang terakreditasi DIKTI dan LIPI maupun jurnal-jurnal nasional yang belum terakreditasi dan rintisan jurnal bereputasi internasional. Hal ini sesuai dengan kewajiban Di sisi lain, peningkatan aksesibilitas website jurnal-jurnal ilmiah di perguruan tingi menjadi sangat penting pada era global saat ini, terutama jurnal-jurnal yang terakreditasi DIKTI dan LIPI maupun jurnal-jurnal nasional yang belum terakreditasi dan rintisan jurnal bereputasi internasional. Hal ini sesuai dengan kewajiban

Berdasarkan hal tersebut, PDII-LIPI, Kemenristekditik, Ditlitabmas-Dikti dan Pusbindiklat Peneliti- LIPI telah berupaya untuk mengubah paradigma penerbitan jurnal cetak menjadi elektronik dimana sejak tahun 2009 telah melakukan beberapa program atau kegiatan, antara lain:

1. Penterjemahan dan adopsi Open Journal System di Indonesia sebagai aplikasi e-journal dilakukan oleh PDII-LIPI pada tahun 2009.

2. Pembuatan panduan Open Journal System, untuk bisa diimplementasikan oleh penngelola jurnal dilaksanakan oleh PDII-LIPI bekerjasama dengan kementerian riset dan teknologi pada tahun 2010.

3. Pelatihan Open Journal System (OJS) Dasar, dimana penerbit jurnal diperkenalkan aplikasi manajemen e-jurnal menggunakan aplikasi Open Journal System (OJS) oleh Dikti, Pusbindiklat Peneliti-LIPI dan PDII-LIPI untuk memudahkan pengelolaan. Kegiatan ini dilakukan tahun 2011- 2012.

4. Pelatihan Pengelolaan Manajemen E-Jurnal Lanjut, dimana penerbit jurnal yang telah memiliki aplikasi e-jurnal diajarkan bagaimana menggunakan aplikasi tersebut secara lebih lanjut. (Kegiatan ini dilakukan tahun 2012 -2016) kegiatan ini dilaksanakan oleh: 1) Ditlitabmas Dikti melalui anggaran pemerintah; 2) Pusbindiklat Peneliti-LIPI dan PDII-LIPI dengan anggaran dari masing-masing instutusi pengelola jurnal yang masuk ke dalam PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak). Pelatihan seperti ini dilakukan secara mandiri pula oleh pihak swasta maupun perguruan tinggi yang memiliki jurnal.

5. Penyediaan Literatur E-Journal dengan Berlangganan, dimaksudkan untuk menyediakan referensi primer dan mutakhir bagi penulis sehingga dapat menghasilkan naskah ilmiah yang berkualitas dilaksankan oleh Dikti untuk melanggankan seluruh perguruan tinggi, kementerian ristek untuk LPNK dan perpustakaan nasional untuk seluruh masyarakat. (Kegiatan ini dilakukan tahun 2010 - 2016).

6. Pelatihan TOT Penulisan Artikel Ilmiah, dimaksudkan untuk melatih wakil dari setiap perguruan tinggi sehingga dapat mengajarkan kembali penulisan naskah baik untuk jurnal nasional maupun internasional. (Kegiatan ini dilakukan tahun 2009 -2016).

7. Penyusunan dan Penetapan Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah Elektronik, dilakukan bersama antara Dikti dan LIPI sehingga memiliki instrumen yang sama dan saling mengakui, 7. Penyusunan dan Penetapan Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah Elektronik, dilakukan bersama antara Dikti dan LIPI sehingga memiliki instrumen yang sama dan saling mengakui,

8. Workshop Internasionalisasi Jurnal dan Pemberian Insentif Jurnal Terindeks, hal ini dilaksanakan mulai tahun 2013-2014 untuk membina jurnal ilmiah Indonesia sehingga terindeks di lembaga pengindeks bereputasi dan memberikan apresiasi atas upaya jurnal yang sudah terindeks di pengindeks internasional bereputasi. Insentif Jurnal Terindeks, meliputi tiga kategori, yaitu: kategori jurnal-jurnal yang sudah terindeks di Scopus; kategori jurnal-jurnal yang sudah terindeks di pengindeks bereputasi sedang dan berpotensi terindeks di pengindeks bereputasi tinggi, dan kategori jurnal-jurnal bereputasi internasional yang mampu mempunyai kinerja (faktor dampak Scimago Journal Ranking (SJR) dan/atau Impact Factor Thomson) tiga terbaik di Indonesia.

9. Penyiapan Sistem Informasi Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah Nasional (ARJUNA, website: http://arjuna.dikti.go.id), yaitu sistem informasi akreditasi terbitan berkala ilmiah dengan mekanisme pengajuan secara daring, penilaian akreditasi jurnal secara daring, dan sistem database jurnal terakreditasi. Sistem ini telah dipersiapkan sejak tahun 2012 untuk membantu memudahkan pengusul, sekretariat dan tim penilai jurnal, namun demikian hingga kini sistem ini belum diselesaikan secara sempurna.

10. Pelatihan Pengajuan Akreditasi Jurnal menggunakan Sistem Informasi ARJUNA, pada tahun 2012 telah dilaksanakan pelatihan untuk pengelola jurnal yang akan mengajukan akreditasi secara daring.

11. Penyiapan Tim Nasional Akreditasi TBI dan Penyiapan Tim Asesor Substansi dan Asesor

Tatakelola Akreditasi TBI, penyiapan tim ini dilaksanakan sejalan dengan berakhirnya tim nasional akreditasi lama dan dalam rangka diberlakukannya Peraturan Akreditasi TBI yang baru pada tahun 2015. Tim Nasional Akreditasi TBI ini direncanakan merupakan unsur gabungan dari Dikti dan LIPI, sementara itu Tim Asesor Substansi Akreditasi TBI diseleksi dari para pelamar dari para peneliti dan akademisi berdasarkan kriteria yang ditetapkan, terutama berdasarkan rekam jejak publikasi ilmiah dan/atau pengalaman pengelolaan terbitan berkala ilmiah. Penyiapan tim ini belum selesai dilakukan, namun proses rekrutmen dan seleksi sudah dilaksanakan.

12. Pelatihan TOT dan Penyamaan Persepsi Asesor Akreditasi TBI, setelah terbentuk Tim Akreditasi TBI maka pada tahun 2015 akan dilaksanakan pelatihan TOT (tentang cara-cara penilaian akreditasi jurnal secara daring) dan penyamaan persepsi asesor, sesuai dengan peraturan akreditasi TBI elektronik. Hingga Juli 2015, kegiatan ini belum dilakukan, dan direncanakan dilakukan setelah proses rekrutmen awal diselesaikan dan disahkan.

13. Pemberian Bantuan Tata Kelola Jurnal Elektronik 2015, pada tahun 2015 untuk memacu jurnal sehingga terakreditasi maka Dikti menyiapkan Bantuan Tata Kelola Jurnal Elektronik Nasional dan Bantuan Tata Kelola Jurnal Elektronik Bereputasi Internasional, khususnya bagi jurnal-jurnal yang akan mengajukan akreditasi secara elektronik melalui ARJUNA dan/atau jurnal-jurnal yang terseleksi dan akan meningkatkan reputasinya menjadi jurnal bereputasi internasional. Penyiapan pedoman pemberian bantuan tata kelola ini sudah dilaksanakan, dan saat ini sedang dibuka proses pengajuan usulan bantuan dari para penerbit jurnal hingga akhir Juli 2015. Dalam 13. Pemberian Bantuan Tata Kelola Jurnal Elektronik 2015, pada tahun 2015 untuk memacu jurnal sehingga terakreditasi maka Dikti menyiapkan Bantuan Tata Kelola Jurnal Elektronik Nasional dan Bantuan Tata Kelola Jurnal Elektronik Bereputasi Internasional, khususnya bagi jurnal-jurnal yang akan mengajukan akreditasi secara elektronik melalui ARJUNA dan/atau jurnal-jurnal yang terseleksi dan akan meningkatkan reputasinya menjadi jurnal bereputasi internasional. Penyiapan pedoman pemberian bantuan tata kelola ini sudah dilaksanakan, dan saat ini sedang dibuka proses pengajuan usulan bantuan dari para penerbit jurnal hingga akhir Juli 2015. Dalam

14. Proses Re-evaluasi dan Monitoring Terbitan Berkala Ilmiah Terakreditasi, kebijakan ini direncanakan dilaksanakan setiap dua tahun sekali bagi jurnal-jurnal yang sudah terakreditasi, dengan tujuan agar terjaga mutunya. Proses re-evaluasi dan monitoring ini akan dilakukan oleh Tim Asesor Akreditasi Jurnal, dimana pengelola jurnal tidak perlu melakukan proses pendaftaran untuk evaluasi. Kegiatan ini direncakanan dimulai tahun 2017.

Berdasarkan pada upaya-upaya yang telah dilakukan di atas maka penerbitan jurnal di Indonesia paradigma beralih semua ke elektronik , hal tersebut berdampak pada peningkatan jumlah jurnal yang terbit menggunakan elektronik dari tahun ke tahun seperti dapat dilihat dalam gambar 2, contoh hasil implementasi OJS saat ini ada yang dilaksanakan secara multiple jurnal (terintegrasi) dimana universitas menyediakan infrastruktur dan pengelola jurnal tinggal menjalankan penerbitannya, seperti contoh yang dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) seperti terlihat dalam gambar 3 Selain itu ada universitas yang membebaskan penerbit jurnal yang secara mandiri (single journal) menyediakan infrastruktur dan pengembangan aplikasi dan universitas menyediakan insentif, seperti yang dilaksanakan oleh Universitas Indonesia seperti terlihat dalam gambar 4.

Gambar 2 Peningkatan Implementasi Open Journal System di Indonesia

Gambar 3 Contoh Tampilan Multiple Jurnal Institut Pertanian Bogor Menggunakan aplikasi OJS

Gambar 4 Contoh Tampilan Implementasi Single Jurnal di Universitas Indonesia

Perkembangaan Implementasi jurnal dalam bentuk elektronik yang sangat pesat saat ini tidak diiringi dengan peningkatan kualitas penerbitan jurnal ilmiah sesuai satandar tata keloa jurnal elektronik. Peningkatan kualitas manajemen penerbitan jurnal elektronik di dorong dua hal yaitu: 1) kualitas publikasi mencakup ruang lingkup jurnal, gaya selingkung dan manajemen referensi; dan 2) manajemen e-journal mencakup kelembagaan, infrastruktur, kinerja jurnal serta pendanaan, seperti digambarkan dalam gambar 5.

Gambar 5 Skema peningkatan Manajemen Jurnal Elektronik

Akreditasi Jurnal Ilmiah

“Adanya dua Lembaga Akreditasi jurnal ilmiah bertujuan untuk mengontrol kualitas

dari jurnal yang diterbitkan. Dimana dalam proses akreditasi diberikan

Pengakreditasi Jurnal LIPI

penilaian terhadap jurnal dengan kriteria tertentu yang telah

dan Kemenristekdikti

ditetapkan. Sampai tahun 2014 terdapat 2 lembaga yang

dengan Instrumen yang mengakreditasi jurnal ilmiah, yaitu Pusbindiklat-LIPI untuk jurnal di

bawah Lembaga Penelitian dan Kementrian, sedangkan DP2M-DIKTI

sama membuat kebingunan

untuk jurnal di bawah Perguruan Tinggi dan Asosiasi Profesi.

Pengelola dan Penulis

Perubahan paradigma terbitan berkala ilmiah cetak menjadi

Artikel Jurnal, Adanya

elektronik perlu diikuti oleh peraturan yang mendukung. Pusbindiklat

kekhawatiran tidak

Peneliti-LIPI dan Direktrorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat –

diakuinya jurnal Dikti selaku lembaga yang memiliki kewenangan untuk melakukan

penilaian Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah pada tahun 2012 telah

terakreditasi salah satu

bersepakat untuk melakukan penyesuaian pedoman akreditasi

lembaga oleh tim PAK

terbitan berkala ilmiah yang berlaku saat ini, yaitu Peraturan Kepala

khususnya untuk Dosen, LIPI Nomor 04/E/2011 tentang akreditasi majalah ilmiah dan

Peraturan Dirjen Dikti nomor 49/DIKTI/Kep/2011 Tentang pedoman

mengakibatkan beberapa

Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah.

jurnal mengakreditasi di dua

tempat ”

Kesepakatan antara LIPI dan DIKTI menghasilkan pedoman

akreditasi terbitan berkala ilmiah yang lebih menekankan pada penilaian atau akreditasi penerbitan jurnal ilmiah secara elektronik. Selanjutnya, LIPI menerbitkan Peraturan Kepala LIPI Nomor 3 Tahun 2014 dan DIKTI menerbitkan Peraturan Dirjen Dikti nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Akreditasi Terbitan berkala Ilmiah walaupun peraturan tersebut ditetapkan dengan nomor peraturan yang berbeda namun isi kedua peraturan tersebut sama. Peraturan baru tersebut akan diberlakukan efektif mulai 1 April tahun 2016, sedangkan tahun 2015 merupakan masa transisi penerapan pedoman terbitan berkala ilmiah yang baru. Skema implementasi akreditasi jurnal anatar peraturan lama dan baru dapat dilihat dalam gambar 6 Perbedaan instrumen lama dan baru dapat dilihat dalam Tabel 3.

Gambar 6 Skema Pemberlakukan Akreditasi Jurnal Ilmiah aturan lama ke Baru

Tabel 3 Perbedaan Akreditasi Instrumen lama dan baru

Format/Media Format Cetak Wajib, format Format daring Wajib, format Cetak publikasi Jurnal

daring opsional

opsional

Manajemen

System, dan Pengelolaan Terbitan

Berbasis cetak dikelola secara E-Publishing

manual

mempersyaratkan/menyarankan pengelolaan secara daring penuh paperless)

Petunjuk Penulisan Belum

Mempersyaratkan/menyarankan Bagi Penulis

mempersyaratkan

penggunaan template penulisan penggunaan template penulisan naskah

naskah

untuk mempercepat pengelolaan naskah

Pengacuan

Mempersyaratkan/menyarankan Pengutipan

, Konsisten secara manual

penggunaan aplikasi referensi Penyusunan

dan

Daftar Pustaka

Manajemen

Penekanan pada Proses Pengelolaan (Review)

Penekanan Pada Hasil akhir

Alamat Unik artikel

Tidak Ada

Mempersyaratkan / menyarankan memiliki identitas unik artikel (Digital object identifier)

Indeks Tiap Jilid

Manual

Otomatis dengan E-Publishing System

Penyebarluasan dan Berbasis Oplah dan Tiras Berbasis Akses dan Statistik Dampak Ilmiah

Penyebaran terbatas

penyebaran luas (global) dengan kunjungan unik

Indeksasi dan Sulit dilaksanakan Lebih mudah dilaksanakan Internasionalisasi

Dengan telah diberlakukannya Pedoman Akreditasi Terbitan berkala Ilmiah tahun 2014, maka jurnal yang akan terbit harus dalam bentuk elektronik dengan persyaratan pengajuan sebagai berikut;

1. Memiliki ISSN baik dalam versi elektronik (e-ISSN) dan atau cetak (p-ISSN) apabila terbitan dalam dua versi;

2. Mencantumkan persyaratan etika publikasi (publication ethics statement) dalam laman website jurnal;

3. Terbitan berkala ilmiah harus bersifat ilmiah, artinya memuat artikel yang secara nyata mengandung data dan informasi yang memajukan pengetahuan, ilmu, dan teknologi serta seni;

4. Terbitan berkala ilmiah telah terbit paling sedikit 2 tahun berurutan, terhitung mundur mulai tanggal atau bulan pengajuan akreditasi;

5. Frekuensi penerbitan berkala ilmiah paling sedikit 2 kali dalam satu tahun secara teratur;

6. Jumlah artikel setiap terbit sekurang-kurangnya 5 artikel, kecuali jika berbentuk monograf;

7. Tercantum dalam salah satu lembaga pengindeks nasional (Indonesian Scientific Journal Database (ISJD), Portal Garuda, Pustaka Iptek dan/atau yang setara).

Point penilaian untuk jurnal dapat terakreditasi yaitu pengelola jurnal harus dapat memenuhi unsur penilaian seperti dalam tabel 4, dimana jurnal dapat terakreditasi setelah memperoleh nilai minimal 70, dimana unsur penilaian terbagi menjadi dua yaitu tata kelola dan substansi naskah.

Tabel 4 Perbedaan Unsur Penilaian Instrumen lama dan baru

Skor/ Bobot Lama Bobot Baru Bagian

Skor/

Unsur Penilaian

A Penamaan Terbitan Berkala Ilmiah

B Kelembagaan Penerbit

17 17 Penyuntingan Dan Manajemen Pengelolaan Terbitan

(Nama lama Penyuntingan Dan Mitra Bestari)

D Substansi Artikel

E Gaya Penulisan

F Penampilan

G Keberkalaan

8 6 Penyebarluasan

H ( Nama Lama : Layanan Tambahan)

Untuk lebih memudahkan dan mengoptimalkan pelayanan terhadap akreditasi jurnal ilmiah maka diperlukan sarana akreditasi secara on-line dimana penerbit jurnal ilmiah yang akan mengakreditasi bisa melakukan secara online, oleh karena itu mulai tahun 2014 Ditlitabmas Dikti menginisiasi adanya sistem pengajuan akreditasi jurnal secara online yang diberi nama “Arjuna, Akreditasi Jurnal Nasional”.

Gambar 7 Tampilan Portal Pengajuan Akreditasi Jurnal Nasional (Arjuna)

“Restrukturisasi organisasi

Jurnal terakreditasi nasional sampai 1 Desember 2016 berjumlah

Berdasarkan Keppres tahun 442 jurnal dimana jurnal yang telah diakreditasi Kemenristekdikti

sebanyak 247 jurnal dan diakreditasi oleh LIPI sebanyak 195 jurnal

2015 tentang

seperti ditunjukkan dalam Gambar 8.

Kemenristekdikti, yang

menggabungkan Pendidikan Tinggi dan Lembaga Penelitian, diharapkan menjadi angin segar untuk

LIPI 45%

bersatunya Akreditasi jurnal

Kemenriste

di dua lembaga Menjadi

kdikti

satu Akreditasi Jurnal 55% Nasional, Namun sampai

saat ini belum terjadi, pengelola jurnal dan penulis masih berharap dapat

Gambar 8 Komposisi Jurnal Terakreditasi Nasional.

segera terealisasi sehingga

tidak menimbulkan

Restrukturisasi organisasi Berdasarkan Keppres tahun 2015

perbedaan persepsi dan

tentang Kemenristekdikti, yang menggabungkan Pendidikan Tinggi dan

pengakuan untuk angkaa Lembaga Penelitian, diharapkan menjadi angin segar untuk bersatunya

Akreditasi jurnal di dua lembaga Menjadi satu Akreditasi Jurnal

kredit kenaikan pangkat

Nasional, Namun sampai saat ini belum terjadi, pengelola jurnal dan

baik Dosen maupun

penulis masih berharap dapat segera terealisasi sehingga tidak

peneliti” menimbulkan perbedaan persepsi dan pengakuan untuk angka kredit

kenaikan pangkat baik Dosen maupun peneliti.

Internasionalisasi Jurnal

“Minimnya Jurnal Indonesia

Jurnal ilmiah dikategorikan bereputasi internasional jika

bereputasi internasional berbahasa PBB, penulis, editor dan reviewer terdiri dari beberapa

negara dan terindeks di pengindeks bereputasi internasional dengan

terutama yang terindeks di

kategori rendah seperti google scholar, sedang seperti DOAJ,

Scopus dan Web OF

proquest, ebsco, Pubmed dan tinggi seperti Scopus dan Web of Science. Indeksasi bertujuan menyebarluaskan penerbitan sehingga

Science, mengakibatkan

dapat diakses darimanapun perbedaan kategori pengindeks rendah

tulisan terbaik mencari

sedang dan tinggi disebabkan oleh mekanisme pendaftaran jurnal

jurnal bereputasi diluar yang harus memenuhi kriteria tertentu yang dipersyaratkan, seperti di

google scholar hanya mengisi form pendaftaran maka jurnal akan

Indonesia, sehingga perlu

otomatis terindeks di google setelah isian terisi. Untuk terindeks di

diupayakan percepatan

DOAJ ada mekanisme pendaftaran, verifikasi terhadap keberadaan

Internasionalisasi jurnal di dan kesesuaian dengan apa yang sudah diisikan dalam form yang

sudah dibuat, saat ini untuk dapat terindeks DOAJ harus menunggu

Indonesia sehingga

6-12 bulan setelah proses pendaftaran. Untuk bisa terindeks Scopus

terindeks di Lembaga

harus memenuhi kriteria yang ditetapkan sangat ketat, adapun kriteria yang diminta oleh scopus dapat dilihat dalam gambar 9, saat ini untuk

Pengindeks seperti Scopus

dapat diterima jurnal terindeks scopus memerlukan waktu 9 bulan

dan Web of Science”

sampai 2 tahun.

Gambar 9 Kriteria seleksi Jurnal Sehingga terindeks di Scopus

Jurnal ilmiah Indonesia yang terindeks di Directory of Open Access Journal (DOAJ) terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jurnal di Indonesia dalam bentuk elektronik. Tabel 5 menunjukan peningkatan jurnal Indonesia yang terindeks di DOAJ pada tahun 2009, hanya ada 3 jurnal dan menduduki peringkat 66, dan pada tahun 2016 terdapat 472 jurnal terindeks dengan menduduki peringkat 6. Sementara jurnal ilmiah Indonesia bereputasi internasional yang terindeks di database Scopus sampai Desember 2015 baru 25 jurnal yang ditunjukkan dalam Tabel 6.

Tabel 5 Peningkatan Jurnal Ilmiah Indonesia yang Terindeks di DOAJ

Tahun

Peningkatan Per

Total Jurnal

Tabel 6 Daftar Jurnal Ilmiah Indonesia Bereputasi Internasional terindeks di Scopus per Desember 2016

Nama Jurnal Ilmiah

Penerbit

International Journal of Electrical Engineering and Institut Teknologi Bandung (ITB) Informatics

Journal of ICT Research and Applications Institut Teknologi Bandung (ITB) Journal of Mathematical and Fundamental Sciences

Institut Teknologi Bandung (ITB) Journal of Engineering and Technological Sciences

Institut Teknologi Bandung (ITB) Indonesian Journal of Chemistry

Universitas Gadjah Mada (UGM) Gadjah Mada International Journal of Business

Universitas Gadjah Mada (UGM) International Journal of Power Electronics and Drive Systems Institute of Advanced Engineering and Science

(IAES)

International Journal of Electrical and Computer Engineering Institute of Advanced Engineering and Science

(IAES)

Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis Universitas Diponegoro (UNDIP) International Journal of Technology

Universitas Indonesia (UI) Biodiversitas

Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Indonesian Journal of Applied Linguistics

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Agrivita

Universitas Brawijaya (UB) Al- Jami’ah

UIN Sunan Kalijaga

TELKOMNIKA Telecommunication Computing Electronics and Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Control

Biotropia

SEAMEO BIOTROP

Critical Care and Shock Indonesian Society of Critical Care Medicine Acta Medica Indonesiana

Indonesian Society of Internal Medicine Kukila (Bulletin of Indonesian ornithology)

Pusat Informasi Lingkungan Indonesia Studia Islamika

UIN Jakarta

Medical Journal of Indonesia

Universitas Indonesia

International Journal on Advanced Science, Engineering and Indonesian Society for Knowledge and Human Information Technology

Development

Telkomnika: Indonesian Journal of Electrical Engineering Institute of Advanced Engineering and Science (IAES)

Media Peternakan Institut Pertanian Bogor Journal of Indonesian Islam

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Indeksasi dan Sitasi Jurnal

“Indeksasi Jurnal Jurnal ilmiah di Indonesia saat ini belum dikelola secara optimal

dan terintegrasi, sehingga akses informasi ke jurnal ilmiah Indonesia

memudahkan akses

baik dari dalam maupun luar negeri menjadi terbatas. Keterbatasan

pembaca dan penulis akses tersebut mengakibatkan banyak informasi penting hasil

penelitian tidak sampai kepada masyarakat, dan banyak duplikasi

untuk memperoleh

kegiatan penelitian. Di tingkat internasional jurnal ilmiah sudah

jurnal dalam satu pintu, diintegrasikan dan diindeks dikelola secara professional dan

terintegrasi sehingga memberikan kemudahan akses kepada pengguna

sitasi jurnal akan

melalui database (Pangkalan data jurnal ilmiah) seperti “Science direct, Ebsco, Proquest, Springer Link, Emerald, Directory Open acces journa;

mengukur kinerja dari

(DOAJ) dan pangkalan data jurnal ilmiah lainnya.

penulis, jurnal dan

Perubahan paradigma dari terbitan berkala ilmiah cetak menjadi

institusi serta

elektronik harus diikuti perkembangannya oleh penulis maupun

perkembangan keilmuan penerbit di Indonesia, sehingga hasil karya yang dihasilkan dapat

segera diketahui dan dikenal masyarakat baik nasional maupun

berdasarkan publikasi

internasional. Saat ini terbitan berkala ilmiah nasional belum

yang dihasilkan. Belum memperhatikan pentingnya pengindeksan sebagai salah satu cara

diseminasi global. Permasalahan utama pengelolaan terbitan berkala

seluruhnya jurnal terbit

ilmiah di Indonesia yang belum terindeks di pengindeks bereputasi adalah:

dalam bentuk

1. visibilitas dan aksesibilitas terbitan berkala ilmiah belum baik

elektronik, tidak

karena belum menerapkan manajemen terbitan berkala ilmiah secara daring (online);

konsistennya penulisan

2. proses pengelolaan tulisan ilmiah belum menerapkan standar-

kutipan dan daftar standar ilmiah;

3. kualitas penerbitan terbitan berkala ilmiah sebagian besar

pustaka menjadi kendala

masih kurang baik;

4. pengendalian kualitas terbitan berkala ilmiah melalui proses

pengembangan sistem

penelaahan oleh mitra bebestari dan pemapanan gaya selingkung

sitasi”

belum konsisten;

5. kualitas substansi artikel belum dijaga dan dipertahankan dengan baik.

Indeksasi bertujuan untuk mendiseminasikan metadata artikel terbitan berkala ilmiah sehingga lebih mudah ditemukan dengan cara mencatatkan metadata tersebut di lembaga pengindeks. Lembaga pengindeks yang bereputasi selalu menerapkan seleksi yang ketat saat menerima pendaftaran terbitan berkala ilmiah supaya terindeks. Beberapa pengindeks menerapkan mekanisme pemeringkatan terbitan berkala ilmiah dalam bentuk perbandingan jumlah sitasi/acuan terhadap jumlah artikel yang dipublikasi dalam kurun waktu tertentu, misalnya Impact Factor (IF), Scimago Journal Ranking (SJR), nilai h-index atau lainnya yang sejenis.

Kinerja dari suatu jurnal dilihat dari jumlah kunjungan terhadap website dan sitasi atas artikel yang diterbitkan. Banyaknya jumlah kunjungan unik rerata pelanggan per hari terhadap laman jurnal elektronik menunjukkan bahwa terbitan berkala ilmiah tersebut sangat diminati secara luas. Besarnya jumlah pengunjung unik menunjukkan besarnya pelanggan dan merupakan salah satu pengukur keluasan persebaran. Jumlah kunjungan unik rerata per hari ini dihitung berdasarkan kunjungan rerata harian selama kurun waktu tertentu (misalnya bulanan atau tahunan). Dampak ilmiah terbitan berkala ilmiah ini diukur dari tingginya frekuensi pengacuan terhadap tulisan yang dimuatnya, dan perannya untuk berfungsi sebagai pemacu kegiatan penelitian berikutnya. Untuk pengakreditasian terbitan berkala ilmiah harus dapat menunjukkan bukti dampak ilmiah yang meliputi rekaman jumlah sitasi oleh terbitan berkala ilmiah lainnya, faktor dampak dan/atau nilai h -index dan keterlibatannya dalam lembaga pengindeks terbitan berkala ilmiah internasional.

Inisiasi mengintegrasikan dan mengindeksan jurnal ilmiah sudah dimulai oleh PDII-LIIPI melalui indeks majalan Ilmiah Indonesia (IMMI) untuk jurnal tercetak dari tahun 1980 sampai 2009. Pada tanggal 22 Oktober 2009 Kepala LIPI dengan Dirjen Dikti meluncurkan Indonesian Scientific Journal Database (ISJD) yang dikelola oleh PDII-LIPI. ISJD merupakan portal yang mengintegrasikan sistem pengelolaan jurnal ilmiah di Indonesia mulai pendaftaran jurnal baru untuk memperoleh ISSN, pengelolaan artikel jurnal, akreditasi jurnal secara on-line sampai pada sarana analisis jurnal. Analisis jurnal yang dikembangkan mencakup produktivitas dan efektifitas jurnal. Produktivitas dapat diketahui melalui sarana decision support system, dimana kita dapat mengetahui produktivitas dari penulis, lembaga penelitian, bidang keilmuan dan jurnal yang sering menghasilkan artikel. Sedangkan efektivitas jurnal diketahui melalui sarana indeks sitasi, dimana akan diketahui berapa banyak artikel yang telah disitir pihak lain.

Dengan adanya ISJD diharapkan memberikan kemudahan akses terhadap jurnal ilmiah yang terbit di Indonesia, disamping sebagai sarana diseminasi jurnal yang lebih luas dan juga alat control (bibliographical control) jurnal yang terbit di Indonesia.Awal pengelolaan ISJD sudah memasukkan jurnal terakreditasi LIPI dan Dikti sebanyak 400 jurnal dengan 10.000 artikel melalui kegiatan prioritas LIPI, dengan kerjasama Dikti maka jurnal yang dikelola pada tahun 2010 menjadi 4.000 jurnal dengan 40.000 artikel.

Bisnis proses yang dilaksanakan sampat tahun 2016 yaitu jurnal yang telah melakukan kewajiban serah simpan dalam bentuk cetak ke PDII-LIPI, kemudian dilakukan proses entri data dan digitalisasi sehingga dapat diakses secara mudah dan terintegrasi. Dari tahun 2009-2011 akses ke ISJD terbuka dan dilakukan secara gratis untuk mengunduh full text setiap artikel, penerbit memberikan surat persetujuan kepada PDII-LIPI untuk menyebarluaskan artikel. Gambar 10 menampilkan ISJD awal diluncurkan sampai tahun 2016. ISJD mengembangkan sistem indeks sitasi yang dihentikan kegiatannya pada tahun 2011 karena penulisaan referensi dari setiap artikel beragam serta tidak konsisten, proses input data dilakukan secara manual, sehingga perhitungan sitasi menjadi lama dan tidak significant.

Mulai tahun 2011 PDII-LIPI memberlakukan akses terbatas dimana setiap pengguna yang memerlukan akses fulltext setiap artikel harus menghubungi PDII-LIPI dan dikenakan tarif Rp. 5.000 persepuluh artikel. Mulai tahun 2016. PDII-LIPI memberlakukan sistem membership dimana setiap pengguna yang memerlukan artikel dibatasi yang terdaftar dan kuota artikel yang dapat diakses sebanyak 20 artikel. Gambar 11menunjukkan tampilan ISJD Neo mulai Oktober 2016 dengan sistem membership. Pembiayaan ISJD sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah melalui anggaran DIPA PDII-LIPI.

Gambar 10 Tampilan ISJD awal diluncurkan sampai Oktober 2016

Gambar 11 Tampilan ISJD Neo Mulai Oktober 2016

Untuk mengintegrasikan seluruh karya akademik di Indonesia pada bulan November 2009 Dirjen Dikti meluncurkan portal yang diberi nama Garuda (Garba Rujukan Digital), portal ini mengintegrasikan jurnal yang sebelumnya ada di ISJD diperluas dengan karya ilmah lainnya seperti laporan penelitian, tugas akhir mahasiswa (skripsi, tesis disertasi), paten, prosiding, Standar Nasional Indonesia, pidato pengukuhan guru besar dan berbagai jenis karya ilmiah lain yang dihasilkan oleh akademisi dan peneliti di Indonesia. Sehingga karya akademisi akan lebih dikenal secara nasional maupun internasional. Dalam operasionalnya Dikti melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian masyarakat menugaskan Universitas Indonesia untuk menjalankan bisnis prosesnya. Semua Dosen yang naik pangkat harus bisa diakses karyanya melalui Garuda. Namun Garuda hanya berlangsung sampai tahun 2012, dan tidak dilanjutkan lagi, mengingat tupoksi Universitas Indonesia bukan secara nasional mengelola karya ilmiah dan restrukturisasi yang terjadi di Dikti.

“Terbatasnya akses ke “Terbatasnya akses ke ISJD karena harus ISJD karena harus membayar untuk dapat membayar untuk dapat memperoleh artikel, memperoleh artikel, kemudahan akses ke IPI- kemudahan akses ke IPI- portalgaruda.org portalgaruda.org sehingga dapat sehingga dapat mengunduh artikel mengunduh artikel

Gambar 12 Tampilan Garba Rujukan Digital, Garuda-Dikti.

secara lengkap dan secara lengkap dan

Pada tahun 2012, Institute of Advanced Engineering and

gratis mengakibatkan gratis mengakibatkan

Science (IAES) yang merupakan Komitmen dari beberapa akademisi dan periset di Indonesia untuk memajukan publikasi serta

pengguna meninggalkan pengguna meninggalkan

meningkatkan jumlah karya ilmiah Indonesia di dunia internasional

ISJD dan beralih ke IPI- ISJD dan beralih ke IPI-

menginisiasi

Indonesian Publication Index (portalgaruda.org). Portal ini didirikan untuk memberikan kemudahan

adanya portal

portalgaruda.org portalgaruda.org ” ”

kepada pengguna dapat mengakses jurnal secara terintegrasi dan tidak berbayar, pengambilan konten dari jurnal dilakukan secara

harvesting setelah pengelola jurnal melakukan pendaftaran. Portal ini didirikan karena terbatas dan harus membayarnya akses artikel

melalui ISJD dan portal garuda yang sudah tidak aktif lagi. Keberadaan IPI-Portalgaruda saat ini sangat membantu akademisi dan peneliti dalam menelusuri referensi jurnal ilmiah di Indonesia secara cepat dan mudah serta tidak berbayar. Pengelola dan penulis jurnal diuntungkan dengan penyebaran yang cepat sehingga sitasi dapat lebih meningkat. Perkembangan konten IPI meningkat cukup pesat seperti dapat dilihat dalam tabel 7, padahal IPI tidak memperoleh pendanaan dari pemerintah hanya dari sumbangan anggota yang terlibat dalam IPI.

Gambar 13 Tampilan Portal Indonesian Publication Index –IPI Portalgaruda.org.

Tabel 7 Perkembangan Konten Indonesian Publication Index

Indikator

Jumlah

Jumlah Artikel

Ketersediaan Artikel

Jumlah Jurnal Terdaftar

Jurnal Aktif

Jumlah Reposiroti Institusi

Jumlah Penerbit

Jumlah PDF tersedia

Pada tahun 2012, Insitut Teknologi Bandung berdasarkan penugasan dari Dikti meluncurkan Indonesian Citation Index (IDCI), sebagai portal untuk dapat melakukan pengindeks dan menghitung sitasi untuk menampilkan kinerja jurnal, penulis dan lembaga. Portal ini tidak berlangsung lama karena ITB tidak memiliki tugas dan fungsi terkait menjalankan sitasi dan pihak Dikti tidak mengeluarkan regulasi untuk mendukung IDCI serta sistem yang dikembangkan belum sepenuhnya selesai dan sebagian dalam input data referensi masih dilakukan secara manual.

Gambar 14 Tampilan Portal Indonesian Publication Index –IPI Portalgaruda.org.

Pada tahun 2012, Direktorat Pendidikan Tinggi Agama Islam, Kementerian Agama menginiasi adanya portal MORAREF untuk mendorong dan membantu digitalisasi dan indeksasi jurnal ilmiah di lingkungan Perguruan Tinggi Agama Islam tampilan moraref dapat dilihat dalam gambar 15. Sampai 25 Desember 2016 sudah tersedia 450 jurnal dibawah kementerian agama dengan 24.242 artikel.

Gambar 15 Tampilan Portal Indonesian Publication Index –IPI Portalgaruda.org.

Pada tahun 2015 kedeputian Jasa Ilmiah –LIPI menginisiasi portal yang diberi nama Indonesian Science and Technologi Index (Inasti), dalam pengoperasiannya diserahkan kepada PDII-LIPI. Portal ini dikembangkan untuk melakukan pemeringkatan dan perbandingan kinerja jurnal, lembaga, penulis serta perkembangan bidang ilmu, sampai Desember 2016 portal ini masih berupa prototipe dengan data statis belum bisa beroperasi dan melihat kinerja dengan data yang dinamis dan terbit secara elektronik, tampilan portal Inasti dapat dilihat dalam gambar 16 sampai 18 .

Gambar 16 Tampilan Pemeringkatan Jurnal dalam Portal Inasti: Indonesia Science and Technology Index - LIPI

Gambar 17 Tampilan Pemeringkatan Penulis dalam Portal Inasti: Indonesia Science and Technology Index - LIPI

Gambar 18 Tampilan Kompetensi Lembaga dalam Portal Inasti: Indonesia Science and Technology Index - LIPI

Pada bulan Desember 2016, karena desakan harus membuat jurnal metrik “Scopus Indonesia”, maka Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan mengini siasi portal dengan nama “SINTA: Sistem

INdeksasi dan siTAsi Indonesia, dengan pengembangan awal sistem melibatkan tim pengembang IAES

yang beranggotakan dari beberapa institusi, dan rencana akan melibatkan PDII-LIPI dalam pengembangan sistem dan manajemen konten untuk menjalankan bisnis proses dari SINTA, tampilan dari Sinta dapat dilihat dalam gambar 19 sampai 25, rencana kelembagaan SINTA dapat dilihat dalam gambar 26, perbandingan progres INASTI dan SINTA dapat dilihat dalam tabel 8.

Gambar 19 Tampilan Portal Jurnal dalam SINTA: Sistem Indeksasi dan Sitasi

Gambar 20 Tampilan Pemeringkatan Jurnal dalam SINTA: Sistem Indeksasi dan Sitasi

Gambar 21 Tampilan Tampilan Profil Jurnal dalam SINTA: Sistem Indeksasi dan Sitasi

Gambar 22 Tampilan Peringkat Institusi dalam SINTA: Sistem Indeksasi dan Sitasi

Gambar 23 Tampilan Profil Institusi dalam SINTA: Sistem Indeksasi dan Sitasi

Gambar 24 Tampilan Peringkat Peneliti dalam SINTA: Sistem Indeksasi dan Sitasi

Gambar 25 Tampilan Profil Peneliti dalam SINTA: Sistem Indeksasi dan Sitasi

Komite Pengarah Garudascholar

Sekretariat

Manajemen

Pengembang

Konten dan Help

Infrastruktur

Sistem Desk

Gambar 26 Rencana Kelembagaan Sistem Indeksasi dan Sitasi Indonesia (SINTA)

Tabel 8 Perbandingan INASTI dan SINTA Indikator

INASTI

SINTA

30.0660 Jumlah Peneliti Terdaftar

Jumlah Metadata Artikel

1,655 Jumlah Jurnal

394 Jurnal Institusi

9 600 Pemeringkatan Jurnal

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24