Pendekatan Holistik Dalam Keperawatan”

  Pendekatan Holistik Dalam Keperawatan”

  1.

boipsikososial dan spirtual yang

utuh,jasmani dan rohani dan unit mempunyai berbagi macam kebutuhan sesuai alat–alat ukur.

  2.  Konsep individu sebagai klain : Teori keperawatan pada dasarnya terdiri atas 4 konsep

  

3. Konsep sehat-sakit : rentag ini merupakan

suatu alat-alat ukur dalam menilai status

kesehatan yang bersifat dinamis dan selalu

berubah dalam setiap waktu.

  4. Konsep lingkungan : faktor eksternal yang berpengruh terdapat perkembangan manusia dan mencakup antara lain :

Konsep lingkungan

  1. Lingkungan fsik yang dimaksud adalah segala bentuk lingkungan secara fsik yang dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan. Contoh : pembuagan air limbah,sampah,lingkungan kotor dll.

  

2.      Lingkungan psikologis artinya keadaan yang menjadikan

terganggunya psikologis seseorang seperti lingkungan yang kurang aman,yang mengakibtkan kecemasan dan ketakutan akan bahaya yang di timbulkan.

  

3.      Lingkungan sosial budaya yang di timbulkan adalah

masyarakat luas serta budaya yang ada juga dapat

  

  dalam integritas pendidikan keperawatan.Holisme dab kesehtan menyembuhakan manusia secara utuh Untuk menjadikan sehat itu menjadi utuh secara bio,psiko ,spiritual dan cultural.Untuk menyembuhkan keutuhan aslinya. (devimerryvendi.worldpress.com) Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan

bahasa Yunani (sustema) adalah suatu kesatuan

yang terdiri dari komponen atau elemen yang

dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran

informasi, materi atau energi. Sistem merupakan suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan keseluruhan aspek sosial

manusia, struktur, masalah-masalah organisasi,

serta perubahan hubungan internal dan lingkungan

  Tujuan Sistem

  Suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan

(goal) atau mencapai suatu sasaran (objectives).

  Goal meliputi ruang lingkup yang luas, sedangkan objectives meliputi ruang lingkup yang sempit.

  Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.

  Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

  Klasifkasi Sistem

  a. Kesatuan atau Nonsumatisivitas Suatu sistem yang

dicirikan oleh sifat-sifat kesatuan. Keseluruhan lebih besar

dari pada jumlah bagian-bagiannya, dan merupakan cara

yang lazim untuk mendefnisikan konsep ini (Wright dan

Leahey, 18984, young, 1982).

  b. Sistem Sosial

Sistem sosial ialah suatu model organisasi sosial, sistem

sosial merupakan suatu sistem yang hidup, yang memiliki suatu sistem unit yang berbeda-beda dengan bagian- bagian komponennya dan dapat dibedakan dari lingkungan c. Sistem Terbuka:

Sistem yang dicirikan oleh tingkat interaksi sistem

tersebut dengan lingkungan sekitarnya. Sebuah sistem terbuka adalah terdapat dalam suatu lingkungan yang dengannya sistem tersebut

berinteraksi, sistem terbuka tersebut memperoeh

asupan dan terhadap lingkungan sistem tersebut

memberikan keluaran. Interaksi lingkungan sangat

penting bagi keberlangsungan hidup sistem

d. Sistem Tertutup: Secara teoritis, sebuah sistem tertutup berbeda dengna sistem terbuka, sistem ini tidak berinteraksi dengan lingkungan. Sebuah inti yang self complete, untuk kelangsungan hidupnya, sistem ini tidak tergantung kepada pertukaran lingkungan yang berlangsung terus-menerus. Karena belum ada sistem tertutup murni yang mendemonstrasikan dalam realita, tertutup

  Pendekatan Yang Dapat digunakan untuk Menerangkan Dalam Sistem Prosedur yaitu “suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berupa urutan kegiatan yang saling berhubungan,

berkumpul bersama-sama untuk mencapai

tujuan tertentu”. Prosedur adalah “rangkaian operasi klerikal (tulis menulis), yang melibatkan beberapa orang di dalam satu

  .

  B.     Komponen/elemen Komponen yaitu “kumpulan komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem, dan sub-sub sistem tersebut

  .Perubahan manusia Lewin 1951,

  seseorang yang akan mengadakan suatu harus memiliki konsep tentang perubahan yang tercantum dalam tahap proses perubahan agar proses perubahan tersebut menjadi terarah dan mencapai tujuan yang

Tahap Perubahan

  1). Tahap Pencairan (Unfreezing) Pada tahap awal ini yang dapat dilakukan bagi seseorang yang mau mengadakan proses perubahan adalah harus memiliki motivasi yang kuat untuk merubah dari keadaan semula dengan merubah terhadap keseimbangan yang Adanya suatu pergerakan kearah sesuatu yang baru atau perkembangan terbaru.

  Proses perubahan tahap ini dapat terjadi apabila seseorang telah memiliki informasi yang cukup serta sikap dan kemampuan untuk berubah, Juga memiliki kemampuan Tahap ini merupakan tahap pembekuan dimana seseorang yang mengadakan perubahan kelak mencapai tingkat atau tahapan yang baru dengan keseimbangan yang baru. Proses pencapaian yang baru perlu dipertahankan dan selalu terdapat

suatu perubahan perlu ada beberapa langkah yang ditempuh sehingga harapan atau tujuan akhir dari perubahan dapat tercapai. Langkah-langkah tersebut antara lain :

Tahap ini merupakan tahap awal yang mempunyai arti bahwa dalam mengadakan perubahan diperlukan adanya kesadaran untuk berubah apabila tidak ada kesadaran untuk berubah, maka tidak mungkin tercipta suatu perubahan.

  Tahap yang kedua dalam mengadakan perubahan harus timbul perasaan minat terhadap perubahan yang selalu memperhatikan terhadap sesuatu yang baru dari perubahan yang dikenalkan. Timbulnya minat akan mendorong dan

  Tahap ini terjadi penilaian tarhadap sesuatu yang baru agar tidak terjadi hambatan yang akan ditemukan selama mengadakan perubahan. Evaluasi ini dapat memudahkan tujuan dan langkah dalam melakukan perubahan.

  Tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap sesuatu yang baru atau hasil perubahan dengan harapan sesuatu yang baru dapat diketahui hasilnya sesaui dengan kondisi atau situasi yang ada, dan memudahkan untuk diterima oleh

  Tahap ini merupakan tahap terakhir dari perubahan yaitu proses penerimaan terhadap sesuatu yang baru setelah dilakukan uji coba dan merasakan adanya manfaat dari sesuatu yang baru sehingga selalu mempertahankan hasil perubahan. mengalami proses perubahan seiring dengan kemajuan dan teknologi. Alasan terjadinya perubahan dalam keperawatan antara lain

  1).Keperawatan Sebagai Profesi 2).Keperawatan Sebagai Bentuk Pelayanan

  Perubahan Dalam Keperawatan

  Holistic care (caring,holism,humanisme)

  HOLISTIC CARE didasarkan pada konsep keperawatan holistik yang meyakini bahwa penyakit yang dialami seseorang bukan saja merupakan masalah fsik yang hanya dapat diselesaikan dengan pemberian obat semata.

  

Pelayanan keperawatan holistik memberikan

pelayanan kesehatan dengan lebih memperhatikan keutuhan aspek kehidupan sebagai manusia yang meliputi kehidupan jasmani, mental, sosial dan spiritual yang saling mempengaruhi. Klinik ini tidak saja menawarkan pelayanan keperawatan

dengan memanfaatkan teknologi perawatan

moderen maupun beragam terapi alternatif

   Konsep holisme mengemukakan bahwa organisme merupakan satu kesatuan yang utuh, bukan terbagi-bagi dalam bagian-bagian. Pikiran dan tubuh bukan merupakanbagian yang terpisah, tetapi merupakan satu bagian yang utuh, dan

apabila terjadi sesuatu pada salah satunya maka

akan berpengaruh pada keseluruhan.

  

Konsep humanisme yang diusung oleh Abraham Maslow mengemukakan bahwa yang menentukan Teori humanistic percaya bahwa manusia memiliki

potensi diri untuk sehat dan kreatif, jika kita mau

menerima tanggung jawab bagi kehidupan dirikita sendiri.

  Menurut Maslow dalam hirarki,manusia kebutuhan- kebutuhan dasar sudah terpenuhidengan baik.

  Kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut adalah kebutuhan fsiologis,kebutuhan rasa aman,

kebutuhan dicintai dan mencintai, dan kebutuhan

  

  manusia dapat berfungsi secara utuh,sehingga pada akhirnya dapat menerima diri kemudian dapat merealisasikan diri nya dengan baik.

  5  HUMANISME  adalah suatu ketunggalan yang mengalami, menghayati dan pada dasarnya aktif, punya tujuan serta punya harga diri. Karena itu,walaupun dalam penelitian boleh saja dilakukan analisis rinci mengenai bagian- bagian dari jiwa manusia, namun dalam penyimpulannya, manusia harus

  Transcultural nursing Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan

kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan,

sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).

  Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring Tindakan Caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku Caring semestinya diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan, masa pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal. Human caring secara umum dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan

bimbingan pada manusia yang utuh. Human caring merupakan

Konsep dalam Transcultural Nursing

  1.

  norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfkir, bertindak dan mengambil keputusan.

  Keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan.

  3. Perbedaan budaya Dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang optimal daei pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan

  . Pebedaan suatu budaya adalah sebagai berikut: A.

  

Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh

individu yang menganggap B. bahwa budayanya adalah yang terbaik.

  Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang C. lazim. D.

  Pendekatan metodologi pada penelitian etnograf memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu,menjelaskan dasar observasi untuk mempelajari lingkungan dan orang- dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia

diarahkan untuk membimbing, mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.

G. Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,

kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan

untuk mebimbing, mendukung atau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan

kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi dari pada kelompok lain.