Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Motivasi Kerja Guru Di Sd Tanah Tingal

(1)

Disusun Oleh:

MARDINAH :

NIM. 107018203814

JURUSAN KI-MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

v

Kata kunci : Kepemimpinan kepala sekolah, Motivasi kerja guru.

Skripsi, Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 10 September 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan motivasi kerja guru di SD Tanah Tingal, yang dilihat dari beberapa program pengembangan motivasi kerja guru di sekolah menggunakan metode kualitatif dalam bentuk analisis deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di SD Tanah Tingal 2012/2013. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lebih banyak hasil wawancara dan observasi (pengamatan). Respondennya terdiri dari guru, tata usaha, siswa serta wali murid SD Tanah Tingal. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi resmi lainnya. Disamping itu penulis juga merujuk kepada buku-buku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja. Sumber-sumber tersebut digunakan sebagai landasan teori untuk mengaji lebih jauh aspek-aspek yang menjadi faktor pendukung terhadap tugas dan tanggung jawab kepala sekolah SD Tanah Tingal,

Hasil penelitian menunjukan bahwa kepemimpinan kepala sekolah telah berupaya mengembangkan motivasi kerja dengan beberapa program kegiatan brefing setiap pagi untuk menciptakan kebersamaan diantara guru, memberikan saran dan anjuran dan sugesti untuk memelihara serta meningkatkan semangat guru yaitu berupa , bertanggung dalam memenuhi dan menyedikan dukungan yang diperlukan guru yaitu selalu menyediakan media pembelajaran yang diinginkan oleh para guru meskipun ada beberapa keinginan para guru yaitu ingin mendapat imbalan lebih dari apa yang telah dihasilkan oleh para guru bukan hanya ucapan terimakasih.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan motivasi kerja guru di SD Tanah Tingal cukup baik. Hal ini menunjukan bahwa kepemimpinan kepala sekolah memiliki peranan penting dalam pengembangan motivasi kerja guru di SD Tanah Tingal.


(7)

vi

dapat terselesaikan sebuah karya kecil berupa skripsi ini sebagai persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan umumnya bagi seluruh pembaca karya ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada NabiMuhmmad SAW, keluarga sahabat-sahabat serta umatnya yang setia hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini berkat dukungan dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa’I, M.A, Ph. D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Rusydy Zakaria, M.Phil. Ketua Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

3. Bapak H. Mu’arif SAM, M.Pd. Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, serta jajaran Dosen, Staf Prodi Manajemen Pendidikan.

4. Bapak Drs. Mashuri, AM, M.Pd Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan, saran serta nasehat yang penulis butuhkan selama pembuatan skripsi ini dan bantuan yang telah banyak diberikan selama penulis menempuh studi di fakultas ini.

5. Seluruh Dosen dan Asisten Dosen FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

membimbing dan mendidik penulis dengan memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.

6. Bapak Ikin Ahmad Sodikin Kepala Sekolah SD Tanah Tingal, dewan guru Sekolah Tanah

Tingal serta seluruh staf karyawan yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut, sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

7. Kepada orang tuaku yang sangat penulis sayangi Bapak, Umi, Apa dan Emi (Calon Mertua) yang selalu memberikan dukungan, bimbingan dan do’a yang tak pernah lelah kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

8. Keluarga besar Pondok Pesantren Daar El Hikam, yang telah mengajarkan Ilmu agama dan sehingga hati ini selalu mendapat pencerahan dalam menghadapi setiap masalah sehari-hari. Semoga Allah terus mencurahkan keberkahan untuk Abi Umi serta seluruh yang ada di Pondok.

9. Kepada saudara kandungku kaka Uton, teteh Diana, adik tuti dan adik Siti makasih ya sayang buat semangatnya walaupun kadang suka menyebalkan hehe.


(8)

vii

penulis lupakan dalam menggapai semua cita-cita kita ini. Tank’s for All.

12.Kepada sahabat-sahabatku, adik kelasku, Kaka Tia, Ade Icha, Teh Eva, Bule Fatma, neng Uci, Neng Nur, Bunda Lulu, yang telah banyak memberikan semangat dan do’a dalam penyelesaian skripsi ini.

13.Serta segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas bantuan dan motivasinya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga semua kebaikan tersebut mendapat balasan dari llah SWT. Semoga rahmat, taufiq dan hidayah-Nya selalu dilimpahkan pada kita semua sepanjang kehidupan kita dan mudah-mudahan karya ini dapat bermanfaat pula bagi pembaca sekalian. Amin

Jakarta, 17 September 2013 Penulis


(9)

viii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan dan perumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kepemimpinan 1. Pengertian kepemimpinan kepala sekolah ... 6

2. Fungsi kepemimpinan kepala sekolah ... 7

3. Gaya kepemimpinan ... 9

4. Tipe kepemimpinan ... 11

B. Kepala Sekolah ... 14

1. Pengertian kepala sekolah... 14

2. Fungsi kepala sekolah ... 15

C. Motivasi kerja guru 1. Pengertian motivasi kerja ... 20

2. Jenis-jenis motivasi kerja ... 22

3. Teori motivasi kerja ... 23

4. Ciri-ciri motivasi kerja ... 26

5. Faktor-faktor yang mempengaruh imotivasi ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

B. Metode Penelitian ... 29

C. Populasi dan Sampel ... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 30

E. Teknik Pengolahan Data ... 31


(10)

ix BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(11)

x

Tabel 2 Data Siswa SD Tanah Tingal Tahun 2011/2012 ... 46

Tabel 3 Data Siswa SD Tanah Tingal Tahun 2012/2013 ... 46

Tabel 4 Struktur organisasi ... 47


(12)

1

Pendidikan merupakan kunci pembangunan untuk masa sekarang dan yang akan datang, karena melalui pendidikan diharapkan setiap individu dapat meningkatkan kualitasnya, baik dari segi pengetahuan atau wawasan maupun dari segi keterampilan agar setiap individu mampu berpartisipasi dalam gerak pembangunan. Pendidikan merupakan alat untuk memperbaiki keadaan sekarang dan untuk mempersiapkan dunia esok yang lebih baik. Pendidikan juga suatu lembaga terpenting dalam membentuk dan mengembangkan generasi masa depan bangsa, menuju masyarakat yang dapat menghadapi tantangan-tantangan yang ada akibat perkembangan zaman.

Melalui pemberian pengetahuan dan keterampilaan tersebut, suatu bangsa dapat merealisasikan apa yang dicitakan-citakan kedalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu pendidikan dilakukan agar manusia berkembang dari sebelum tahu menjadi tahu, dan dari tahu menjadi lebih tahu.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan sesuai dengan misinya, yaitu melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan mengajar ini akan berjalan lancar jika komponen-komponen dalam lembaga terpenuhi dan berfungsi sebagaimana mestinya, komponen-komponen tersebut meliputi sarana dan prasarana yang memadai, terpenuhinya tenaga pendidikan yang kualitatif, adanya struktur organisasi yang teratur dan tak kalah pentingnya adalah peran kepala sekolah sebagai supervisor, dengan demikian apabila setiap komponen dalam lembaga pendidikan tersebut berfungsi dengan baik, maka pelaksanaan belajar mengajar berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Salah satu yang menunjang dan sekaligus terpenting dalam proses pendidikan adalah guru. Guru merupakan orang yang paling penting dan


(13)

dominan terlibat langsung dengan anak-anak didik. Karena itu guru mempunyai tugas yang cukup besar dalam rangka mendidik dan mengajar anak didiknya. Berhasil tidaknya proses belajar mengajar banyak ditentukan oleh kemampuan guru.

Didalam pelaksanaan tugasnya, guru banyak terbentur akan berbagai masalah, yang mengakibatkan menurunnya motivasi kerja seperti : keamanan kerja, kondisi kerja yang kurang menyenangkan, kurang adanya perlakuan yang wajar dan jujur, serta kurang adanya pengakuan dan penghargaan.

Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut maka peran kepala sekolah sangat besar dalam membantu mengurangi permasalahan yang dimiliki oleh guru.

Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci keberhasilan sekolah.1 Kepemimpinan kepala sekolah akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan terhadap kemajuan sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah harus memiliki integritas tinggi, sebab seseorang pemimpin akan selalu berada di tengah-tengah para anggota organisasi yang dipimpinnya. Oleh karena itu dalam pendidikan modern kepemimpinan kepala sekolah merupakan jabatan strategis dalam mencapai tujuan pendidikan.

Kepala sekolah yang baik adalah kepala sekolah yang mempunyai sifat dan perilaku kepemimpinan yang mampu menciptakan iklim sekolah yang baik dan memberikan kepuasan kerja yang tinggi bagi para guru. Kepala sekolah dalam perannya sebagai seorang pemimpin harus mampu mengarahkan orang lain untuk melakukan tugas-tugas. Pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu memperhatikan kebutuhan dan tujuan orang-orang yang bekerja untuknya (bawahannya) tidak terfokus pada kekuasaan yang dimilikinya saja sehingga kepuasaan kerja bawahan selalu terpenuhi,


(14)

seperti apa yang dinyatakan Follet bahwa para pemimpin seharusnya berorientasi pada kelompok dan bukan berorientasi pada kekuasaan.2

Motivasi diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah laku. artinya dengan motivasi guru mau bekerja keras dengan menyumbangkan segenap kemampuan, pikiran, keterampilan untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Adanya tujuan yang jelas dan disadari akan mempengaruhi kebutuhan dan ini akan mendorong timbulnya motivasi.3

Adanya permasalahan yang timbul dari prilaku sebagian guru, seperti konsisten waktu yang rendah, penyampaian materi yang tidak tuntas, perkembangan siswa lambat dan tingkat kehadiran guru juga menurun, oleh karena itu diperlukan upaya lebih lanjut dan lebih intensif, agar pendidikan sekolah tetap dapat mencapai tujuan sebenarnya. Maka penting adanya motivasi kerja dalam mengelola kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru.

Untuk mendapatkan informasi yang aktual tersebut maka perlu dilakukan penelitian. Faktor kerja yang mana yang masih kurang dan faktor apa yang dianggap sudah baik. Selain itu perlu juga untuk diketahui aspek apa saja yang berhubungan dengan motivasi kerja guru.

Perhatian yang diberikan kepala sekolah dapat membantu memotivasi kerja guru, karena motivasi sangat penting dan harus dimiliki oleh setiap pribadi yang bersangkutan. Dengan adanya motivasi kerja ini akan timbul rasa cinta terhadap profesi yang di embannya, karena salah satu sikap professional guru adalah memiliki semangat (motivasi) untuk memberikan layanan kepada siswa, sekolah dan masyarakat. Motivasi kerja guru merupakan kekuatan yang dapat menimbulkan semangat kerja pada diri guru yang mendorongnya untuk tugas-tugasnya dalam dunia pendidikan yaitu aktifitas belajar mengajar.

2 T. Hani Handoko, 2000. Manajemen. Edisi Kedua. Hal. 307 3


(15)

Kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan motivasi kerja yaitu bagaimana kepala sekolah dapat menciptakan iklim kerja yang baik dilingkungan sekolah, kerena hal ini dapat mengembangkan motivasi kerja guru.

Semua kegiatan yang ada didalam sekolah merupakan upaya pemenuhan terhadap tercapainya tujuan sekolah, sehingga segala aktivitas organisasi sekolah hendaknya dikelola lebih optimal. Demi mewujudkan tujuan tersebut maka kualitas kerja guru perlu ditingkatkan.

Oleh karena itu diperlukan peran dari kepala untuk mendorong guru-guru supaya bekerja lebih maksimal lagi. Salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai pemimpin, yaitu memimpi segala aktivitas khususnya guru. Jika kepala sekolah sebagai pemimpin dapat melakukan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya dengan baik serta melaksanakan kepemimpinannya secara efektif dan professional maka logikanya kepemimpinan kepala sekolah dapat meningkat prestasi kerja guru.

Guru yang termotivasi dalam mengajar terlihat dalam ketekunanya ketika melaksanakan tugas dengan ulet, penuh kreatif dan sebagainya. Hal ini berdampak pada kepuasaan kerja guru yang akhirnya mampu menciptakan kinerja yang baik. Berdasarkan teori-teori diatas dapat dikemukakan bahwa pengembangan motivasi kerja guru dapat berpengaruh jika fungsi kepemimpinan kepala sekolah telah terlaksana dengan baik.

Dari permasalahan tersebut di atas penulis tertarik dan mencoba mengangkat sebuah penelitian tentang “KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN MOTIVASI KERJA GURU DI SD TANAH TINGAL”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang di paparkan di atas, ada beberapa masalah yang dapat di identifikasi di antaranya adalah:


(16)

1. Rendahnya kepemimpinan kepala sekolah dalam menciptakan lingkungan fisik yang kondusif

2. Kepala sekolah kurang melibatkan guru dalam menentukan kebijakan. 3. Rendahnya tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas dan peraturan. 4. Guru belum merasa puas terhadap hasil penilaian yang diberikan kepala

sekolah.

C. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah berikut : “Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam mengembangkan motivasi kerja guru?”.

D. Tujuan penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangkan motivasi kerja guru di SD Tanah Tingal .

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang hendak dicapai yaitu:

1. Dapat menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan tentang materi atau kajian yang dibahas bagi penulis.

2. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi para kepala sekolah sebagai masukan positif dalam menciptakan kondisi sekolah yang baik.

3. Sebagai bahan masukan atau input bagi SD Tanah Tingal

4. Penelitian ini diharapkan berguna bagi masyarakat untuk terus berkontribusi bagi penciptaan yang mencerdaskan.


(17)

6 1) Pengertian Kepemimpinan

Pengertian kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, berkaitan dengan proses yang mempengaruhi orang sehingga mereka mencapai sasaran dalam keadaan tertentu.1

Penggunaan istilah lain seperti kekuasaan, wewenang, manajemen, adminstrasi, pengendalian, dan supervisor yang juga menjelaskan hal yang sama dengan kepemimpinan2

Leadership atau kepemimpinan dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan dalam hal memimpin, membimbing, mengontrol perilaku, perasaan serta tingkah laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya. Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang menggerakkan, mengarahkan, sekaligus mempengaruhi pola fikir, cara kerja setiap anggota agar bersikap mandiri dalam bekerja terutama dalam mengambil keputusan untuk kepentingan percepatan tujuan yang telah ditetapkan3.

Kepemimpinan berusaha untuk membuat perubahan dalam organisasi dengan (1) menyusun visi masa depan dan strategi untuk membuat perubahan yang dibutuhkan, (2) mengkomunikasikan dan menjelaskan visi (3) memotivasi dan memberi inspirasi kepada orang lain untuk mencapai visi itu4.

1 Abdul Rahman Shaleh, P sikologi & Industri dan Organisasi. Jakarta. Lembaga

Penelitian UIN. 2006. Hal. 110

2 Gary Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi Edisi Kelima Jakarta. 2005 Hal. 3 3 Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar. Bandung.

2009. Alfabeta. Hal. 119

4


(18)

Kata “memimpin” mempunyai arti memberikan bimbingan, menuntun, mengarahkan dan berjalan di depan (Precede). Pemimpin berprilaku untuk membantu organisasi dengan kemampuan maksimal dalam mencapai tujuan5

Berdasarkan dari beberapa definisi yang dikemukakan para ahli kepemimpinan tersebut, dapat digaris bawahi bahwa kepemimpinan kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan yang sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah, dengan Melalui proses menggerakkan mempengaruhi dan membimbing orang lain dalam rangka mencapai tujuan organisasi. kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinannya akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan kamajuan sekolah. Oleh karena itu dalam pendidikan modern kepemimpinan kepala sekolah merupakan jabatan strategis dalam mencapai tujuan pendidikan. Bagaimana kepala sekolah untuk membuat orang lain bekerja untuk mencapai tujuan sekolah.

2) Fungsi Kepemimpinan

Kepala Sekolah sebagai seorang pemimpin dalam praktik sehari-hari harus selalu berusaha memperhatikan dan mempraktikkan delapan fungsi kepemimpinan didalam kehidupan sekolah6:

a) Menciptakan kebersamaan diantara guru dan orang-orang yang menjadi bawahannya.

b) Menciptakan rasa aman didalam lingkungan sekolah sehingga para guru dan orang-orang yang menjadi bawahan dalam melaksanakan tugasnya mereka merasa aman, bebas dari segala perasaan gelisah, kekhawatiran serta memperoleh jaminan keamanan (providing security).

5 Wahyosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada.

2007. Hal. 104


(19)

c) Memberikan saran, anjuran dan sugesti untuk memelihara serta meningkatan semangat para guru staff dan siswa, rela berkorban demi menumbuhkan rasa kebersamaan dalam melaksanakan tugas masing-masing.

d) Bertanggung jawab memenuhi dan menyediakan dukungan yang diperlukan oleh para guru.

e) Sebagai motivator, dalam arti mampu menimbulkan dan menggerakkan semangat para guru, staf dan para siswa dalam pencapaian tujuan yang telah di tetapkan.

f) Selalu menjaga penampilan dan integritas sebagai kepala sekolah, selalu terpercaya, di hormati baik sikap, prilaku maupun perbuatannya.

g) Membangkitkan semangat, percaya diri terhadap para guru sehingga mereka menerima dan memahami tujuan sekolah secara antusias, bekerja secara bertanggung jawab kearah tercapainya tujuan sekolah (inspiring).

h) Selalu dapat memperhatikan, menghargai apapun yang dihasilkan oleh para mereka yang menjadi tanggung jawabnya.7

Keberadaan pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi di sekolah dengan menetapkan tujuan secara utuh (firm and purposeful), mendayagunakan bawahan melalui pendekatan partisipatif (a parcipte approach), dan didasari oleh kemampuan kepemimpinan secara professional (the leading professional)8.

Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah harus memiliki sikap professional serta mampu mendayagunakan sumberdaya sekolah dan memiliki harapan yang tinggi terhadap kemajuan sekolah.

Pemimpin organisasi sekolah dalam hal ini kepala sekolah sebagai aktifitas pendidikan setidaknya mempunyai ciri-ciri : mampu mengambil

7 Wahyosumodjo. Ibid. Hal.106

8 Aan Komariah. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta. PT. Bumi


(20)

keputusan, mempunyai kemampuan hubungan interaksi sesama, mempunyai keahlian dalam berkomunikasi, mampu memberikan motivasi kerja kepada bawahan9.

3) Gaya kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah bagian dari pendekatan prilaku pemimpin yang memusatkan perhatian pada proses dinamika kepemimpinan dalam usaha mempengaruhi aktifitas individu untuk mencapai suatu tujuan dalam situasi tertentu, yaitu sebagai berikut:

a) Perilaku Kepemimpinan

Perilaku kepemimpinan cenderung diekspresikan dalam dua gaya kepemimpinan yang berbeda. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (Task Oriented) dan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada karyawan (Employee oriented). 10 Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas menekankan pada pengawasan yang ketat. Dengan pengawasan yang ketat dapat dipastikan bahwa tugas yang diberikan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada karyawan mengutamakan untuk memotivasi dan mengontrol bawahan, dan bahkan dalam beberapa hal bawahan ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan bawahan.

b) Pendekatan Situasional

Pendekatan situasional berpandangan bahwa keefektifan kepemimpinan bergantung pada kecocokan antar pribadi, tugas kekuasaan, sikap dan persepsi11. Pelakasanaan gaya kepemimpinan situasional sangat tergantung dengan kematangan bawahan, sehingga perlakuan terhadap bawahan tidak akan sama dilihat dari umur atau masa kerja.

c) Gaya Kepemimpinan Kontingensi menurut Fiedler

9

Wahyudi, Op.Cit. Hal. 63

10 T.Hani Handoko, Manajemen. Yogyakarta. BPFE., hal. 299

11 Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan Bandung.PT. Remaja Rosda Karya.


(21)

Disini Fiedler mengembangkan suatu model yang dinamakan model kontingensi kepemimpinan yang efektif (A Contingency Model of Leadership Eff ectiveness) berhubungan antara gaya kepemimpinan dengan situasi yang menyenangkan itu diterangkan dalam hubungannya dengan dimensi-dimensi sebagai berikut:

1) Derajat situasi dimana pemimpin menguasai, mengendalikan dan mempengaruhi situasi.

2) Derajat situasi yang menghadapkan manajer dengan tidak kepastian. 12 d) Gaya Kepemimpinan Kontinum

Tannenbaun dan Smith mengusulkan bahwa, seorang manajer perlu mempertimbangkan tiga perangkat kekuatan sebelum memilih gaya kepemimpinan yaitu: kekuatan yang ada dalam diri manajer sendiri, kekuatan yang ada pada bawahan, dan kekuatan yang ada dalam situasi. Sehubungan dengan teori tersebut terdapat tujuh tingkat hubungan pemimpin dengan bawahan yaitu:

1) Manajer mengambil keputusan dan mengumumkannya 2) Manajer menjual keputusan

3) Manajer menyajikan gagasan dan mengundang pertanyaan 4) Manajer menawarkan keputusan sementara yang masih diubah 5) Manajer menyajikan masalah, menerima saran, membuat keputusan 6) Manajer menentukan batas-batas, meminta kelompok untuk

mengambil keputusan.

7) Manajer membolehkan bawahan dalam batas yang ditetapkan atasan.13 a. Gaya Kepemimpinan Partisipatif menurut Likert

Menurur Likert, bahwa pemimpin itu dapat berhasil jika bergaya Particip active management, yaitu keberhasilan pemimpin adalah jika berorientasi pada bawahan, dan mendasarkan komunikasi.

Selanjutnya ada empat sistem kepemimpinan dalam manajemen yaitu sebagai berikut14:

12

T.Hani Handoko, Op.Cit. Hal 311

13


(22)

A. Sistem 1 : membuat semua keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan dan memerintahkan bawahan untuk melaksanakannya B. Sistem 2 : masih memberi perintah-perintah, tetapi bawahan masih

mempunyai kebebasan tertentu untuk mengomentari perintah.

C. Sistem 3 : menetapkan tujuan dan memberi perintah umum setelah dibahas bersama bawahan.

D. Sistem 4 : tujuan ditetapkan dan keputusan dibuat oleh kelompok (sistem ideal)

Berdasarkan teori yang telah dikemukan di atas, maka yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan adalah penilaian karyawan terhadap gaya pemimpin atau atasan dalam mempengaruhi bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.

4) Tipe Kepemimpinan

a. Tipe kepemimpinan otokratis: “otokratis pemerasan dan otokratis bijak” Otokratik pemerasan adalah kepemimpinan diktator atau direktif. Orang yang menganut pendekatan ini biasanya ia mengambil suatu keputusan tanpa berkonsultasi kepada anggotanya dan mereka harus memenuhi keputusan tersebut. Musyawarah tidak diperlukan, sedang rapat-rapat diadakan hanya untuk menyampaikan intstruksi-instruksi atau perintah yang harus dilaksanakan.

Otokratik bijak kurang lebih sama dengan otokratis pemerasan yaitu keputusan tetap ditangan pemimpin, hanya saja disini pemimpin memberikan sedikit kesempatan kepada anggota dalam memberikan komentar serta diberi sedikit kelonggoran untuk melaksanakan tugasnya dengan batas-batas yang telah ditentukan.

b. Tipe Kepemimpinan Konsultasi

Tipe ini merupakan gaya kepemimpinan yang menunjukan bahwa dalam menetapkan tujuan, memberikan perintah-perintah, dan membuat keputusan setelah berkonsultasi dengan bawahannya. Pemimpin memiliki 14 Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan Bandung.PT. Remaja Rosda Karya.


(23)

kepercayaan kepada bawahan sehingga setiap keputusan yang menyangkut dengan tugas anggota, pemimpin memberikan kepercayaan untuk menentukan keputusan tersebut. Dan untuk keputusan-keputusan penting tetap berada di tangan pemimpin. Misalnya, kepala sekolah memberikan kebebasan kepada guru dalam menentukan metode mengajar.

Pemimpin gaya ini lebih mengutamakan imbalan atau hadiah daripada ancaman atau hukuman. Misalnya, setiap guru yang bersungguh-sungguh atau bekerja dengan baik akan diberikan hadiah. Pemimpin dengan gaya ini juga memberikan kebebasan kepada anggota untuk berdiskusi dengan atasan.

c. Kepemimpinan Peran Serta Kelompok

Gaya kepemimpinan ini menunjukkan bahwa semua masalah yang timbul dalam organisasi dalam organisasi dipecahkan bersama-sama. Pemimpin dengan gaya ini sangat mempercayai bawahan, menciptakan suasana kerja yang kondusif yaitu saling tolong menolong, menghargai dan menghormati. Dalam komunikasi saling berlangsung, baik keatas, bawah, juga kesamping.. pemimpin lebih mengutamakan persahabatan atau menganggap bahwa anggota adalah partner dalam kerja.15

d. Kepemimpinan Demokratis16

Kepemimpinan ini dikenal dengan istilah kepemimpinan konsultatif atau konsesus. Orang yang menganut pendekatan ini melibatkan para karyawan yang harus melaksanakan keputusan dalam proses pembuatannya. Pemimpin yang demokratis diperlukan dalam setiap intitusi, dimana pemimpin tersebut dapat mengkordinasikan pekerjaan anggotanya dengan menekankan rasa tanggung jawab bersama dan menganggap organisasi bukan milik pribadi atau kelompok. Pemimpin demokratis selalu mendengarkan nasehat dan saran setiap anggotanya.

15 Sutarto, Dasar-dasar Kepemimpinan Adminisisrasi, (Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 1991), Cet. Ke-3, h. 91-92.

16 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT.


(24)

Pemimpin demokratis biasanya berfungsi sebagai katalisator dalam proses pencapaian tujuan. Dalam melakukan aktivitas selalu berpegang teguh kepada asas atau ideology negaranya. Hal ini penting agar setiap kebijakan yang dibuat searah dengan ideology negaranya. Begitu juga dengan para birokrat Indonesia tentunya dalam menjalankan kepemimpinan demokratis harus berlandaskan pada nilai-nilai pancasila.

e. Tipe kepemimpinan Laissez Faire17

Pada tipe kepemimpinan Laissez faire ini sang pemimpin praktis tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semuanya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri. Dia merupakan pemimpin simbol, dan biasanya tidak memiliki keterampilan teknis. Sebab duduknya sebagai Pemimpin biasanya diperolehnya melalui penyogokan, suapan atau system nepotisme.

Dia tidak mempunyai kewibawaan, dan tidak bisa mengontrol anak buahnya. Tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, dan tidak berdaya sama sekali menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Sehingga organisasi atau perusahaan yang dipimpinnya menjadi kacau-balau, morat-marit, dan pada hakikatnya mirip satu firma tanpa kepala.

f. Tipe kepemimpinan Pseudo Demokratis

Tipe kepemimpinan yang dimaksudkan adalah demokrasi yang semu, artinya seorang pemimpin yang mempunyai sifat pseudo demokratis hanya menampakan sikapnya saja yang demokratis, dibalik kata-katanya yang penuh tanggung jawab ada siasat yang sebenarnya merupakan tindakan yang absolute. Pemimpin yang pseudo demokratis penuh dengan manipulasi sehingga pendapatnya sendiri yang harus disetujui.

17 Kartini Kartono, Pemimipin dan Kepemimpinan,(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001) Cet.


(25)

B. Kepala Sekolah

1) Pengertian Kepala Sekolah

Kepala sekolah merupakan gabungan kata yang dijadikan satu hingga mempunyai makna tersendiri. Kedua kata tersebut adalah “kepala” dan “sekolah”. Kata “kepala” adalah pemimpin dalam suatu lembaga. Adapun “sekolah” adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran.18

Kepala sekolah adalah guru yang diberi tugas khusus untuk mengelola sekolah, membuat kebijakan, mengatur tata tertib dan operasionalisasi sekolah sehingga tidak terjadi kesemrawutan atau diberi kepercayaan untuk menjadi pemimpin sekaligus manager sekolah.19

Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan. Siapa pun yang akan diangkat menjadi kepala sekolah harus ditentukan melalui prosedur serta persyaratan tertentu seperti : latar belakang pendidikan, pengalaman, usia , pangkat dan integritas. Oleh sebab itu, kepala sekolah pada hakikatnya adalah jabatan formal, sebab pengangkutannya melalui suatu proses dan prosedur yang didasarkan atas peraturan yang berlaku.20

Kepala sekolah adalah suatu profesi yang menuntut penguasaan sejumlah kemampuan atau kompetensi.21

Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai pemimpin dapat di analisis dari kepribadian kepala sekolah akan tercermin dalam sifat-sifat (1) Jujur, (2) Percaya diri, (3) Tanggung jawab, (4) Berani mengambil resiko dan keputusan, (5) Berjiwa besar (6) Emosi yang stabil (7) Teladan22.

18 Wahjosumidjo, Op.Cit. Hal.83 19 Aan Komariah, Op.Cit. 3 20

Wahjosumidjo, Op.Cit. Hal.84-85

21 Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah (Dari Unit Birokrasi ke Lembaga

Akademik). (Jakarta: PT, Bumi Aksara, 2008), cet. 3. Hal. 97

22 E. Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung. PT. Remaja Rosda Karya.


(26)

Berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 38, bahwa criteria untuk menjadi kepala SD/MI meliputi:23

a) Berstatus sebagai guru SD

b) Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

c) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di SD/MI

d) Memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang pendidikan.

Dari beberapa definisi di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa kepala sekolah adalah seseorang yang mempunyai jabatan yang tidak bisa digantikan begitu saja tanpa ada prosedur ketentuan yang telah ditetapkan secara baku, dan harus memenuhi ketentuan tersebut. Dan bertanggung jawab mempengaruhi, mengajak, mengatur, mengkordinir para personil atau pegawai kearah pelaksanaan dan perbaikan mutu pendidikan dan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

2) Fungsi kepala sekolah

Menurut Mulyasa “tugas kepala sekolah sedikitnya harus mampu berfungsi sebagai, edukator, manager, administrator, supervisor, leader, innovator dan motivator”.

a. Kepala sekolah sebagai Edukator24

Kepala sekolah harus memiliki strategi untuk meningkatkan profesionlisme tenaga kependidikan di sekolahnya, dengan cara menciptakan iklim sekolah yang kondusif. Menurut Mulyasa “Kepala sekolah juga berusaha melakukan pendidikan pembinaan mental, moral, fisik dan artistik kepada para tenaga kependidikan serta memberikan motivasi agar para tenaga kependidikan merasa betah dan menyukai

23 Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: CV, Eko Jaya, 2005), hal.31 24


(27)

profesinya”. Disamping itu kepala sekolah juga dapat membagi wewenangnya dengan para pegawainya dalam pengelolan pendidikan agar dapat efektif dan efisien. Kaitannya kinerja kepala sekolah tidak hanya sebagai seorang pemimpin tetapi harus dapat menjalankan peran dan fungsinya sebagai manager serta berperan sebagai seorang pendidik, supervisor untuk mencapai profesionalisme kepala sekolah dan menjadi tauladan bagi para bawahannya.

Dari sudut yang berbeda, menurut Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan dimana kepala sekolah sebagai seorang pendidik (edukator) juga harus mempunyai kemampuan profesional keguruan yaitu:

1. Menguasai bahan yang diajarkan 2. Mengelola program belajar mengajar 3. Menggunakan sumber media belajar 4. Mengelola interaksi belajar mengajar

5. Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan 6. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

7. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan untuk keperluan pengajaran. 25

Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah sebagai pendidik harus mengetahui materi yang akan diajarkan, serta mampu merencanakan program belajar mengajar. Kepala sekolah juga menyediakan media belajar sebagai alat bantu untuk proses pembelajaran serta mampu menciptakan interaksi dalam belajar mengajar dengan melakukan bimbingan atau penyuluhan terhadap siswa. Kepala sekolah harus mengetahui pengelolaan administrasi sekolah dan mampu mengevaluasi hasil-hasil penelitian pendidikan dalam keperluan pengajaran. Dengan demikian kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta fungsinya sebagai seorang pemimpin dan mengatur penyelenggaraan pendidikan sekolah dapat dilakukan secara maksimal.

25 Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan. Kemampuan Dasar Dalam Proses Belajar Mengajar,


(28)

b. Kepala sekolah sebagai Manajer

Menurut Mulyasa “Kepala sekolah sebagai manager harus mampu memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama yaitu dengan memberikan kesempatan kepada para pendidik terlibat dalam kegiatan yang menunjang program sekolah”.26 Kepala sekolah sebagai manager harus mampu mengawasi dan bertanggung jawab atas kesatuan kerja keseluruhan divisi yang mencakup atau beberapa kegiatan fungsional dalam satuan kerja”.27

Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah harus mampu memberdayakan tenaga pendidiknya salah satunya yaitu dengan cara menugaskan guru maupun karyawan untuk mengikuti seminar pendidikan sehingga untuk mengasah dan meningkatkan kualitas dalam proses kegiatan belajar mengajar.

c. Kepala sekolah sebagai administrator

Kepala sekolah sebagai bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan kependidikan dan pengajaran di sekolahnya. Oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik kepala hendaknya memahami, menguasai, dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya sebagai administrator. Adapun fungsi-fungsi kepala sekolah sebagai administrator menurut ngalim purwanto adalah sebagai berikut:

1) Fungsi perencanaan 2) Fungsi pengorganisasian 3) Fungsi pengordinasian 4) Fungsi pengawasan 5) Fungsi kepegawaian28

d. Kepala sekolah sebagai supervisor

Sebagai supervisor maka kepala sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para guru dan tenaga

26 Mulyasa, Op.Cit. 103-104 27 T. Hani Handoko, Op.Cit. Hal.20 28


(29)

kependidikan serta administrator lainnya. Namun, sebelum memberikan pembinaan dan bimbingan kepada orang lain maka kepala sekolah harus membina dirinya sendiri. Supervisi bisa dilakukan ke dalam kelas atau dalam kantor tempat orang-orang bekerja.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah sebagai supervisor harus mampu mengawasi bawahannya dengan seksama agar tugas dan kewajiban tenaga pendidik terlaksana dengan baik, sehingga terjalin kerjasama yang baik antara kepala sekolah dan tenaga pendidiknya dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan.

e. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin

Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan motivasi kerja tenaga kependidikan. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai pemimpin dapat dianalisis dari kepribadian seperti: pengetahuan terhadap kependidikan, misalnya, memahami kondisi tenaga kependidikan, memahami kondisi siswa, menyusun program tenaga kependidikan, menerima masukan dan kritikan dari berbagai pihak untuk meningkatkan kemampuannya. Menganalisis visi dan misi sekolah seperti: melaksanakan program untuk mewujudkan visi dan misi dalam tindakan. Kemampuan mengambil keputusan seperti mengambil keputusan untuk kepentingan internal dan eksternal sekolah. Mulyasa mengemukkan bahwa“ Kemampuan berkomunikasi dalam menuangkan gagasan dengan tenaga kependidikan, siswa, orang tua, dan masyarakat.”29 Menurut Wahjosumidjo yang dikembangkan dari penjelasan Koonzt bahwa kepala sekolah sebagai seorang pemimpin memiliki fungsi agar para bawahannya dengan penuh kemauan serta sesuai dengan kemampuan secara maksimal berhasil mencapai tujuan organisasi, pemimpin harus mampu membujuk (to induce) dan meyakinkan ( persuade ) bawahan.30

29 Mulyasa, Op.Cit. Hal. 15-16 30


(30)

Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa tugas kepala sekolah dalam memimpin harus mampu memberikan petunjuk dan mengawasi serta meningkatkan motivasi kerja tenaga kependidikan. Ini ditunjukan dengan kemampuan tegas mengambil keputusan dan komunikasi yang baik dapat mempengaruhi dan meyakinkan bawahannya agar melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai tujuan dan sasaran diinginkan.

f. Kepala sekolah sebagai innovator

Peran kepala sekolah sebagai innovator yaitu harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari ide-ide baru, menjadi suri tauladan bagi seluruh tenaga pengajar di sekolah dengan cara mengembangkan model-model pembelajaran yang innovatif. Model-model pembelajaran tersebut mengubah strategi pembelajaran dari pola kelas tetap menjadi kelas bidang studi, sehingga setiap bidang studi memiliki kelas tersendiri yang dilengkapi dengan alat peraga dan alat lainnya, hal ini dinamakan moving clas. Dan hal ini dapat dipadukan dengan pembelajaran terpadu sehingga dalam satu bidang studi dapat dijaga oleh beberapa orang guru (fasilitator) yang bertugas memberi kemudahan bagi peserta didik dalam belajar.

Selain tugas tersebut di atas menurut Hendiyat Sutopo dkk, tugas kepala sekolah secara umum meliputi:

1) Meningkatkan diri dan staf secara professional kerja 2) Meningkatkan pengajaran kelas

3) Menyusun dan meningkatkan program sekolah 4) Memberikan bimbingan dan meningkatkan disiplin

5) Menumbuhkan profesi dalam bidang kerja masing-masing 6) Mengusahakan hubungan dengan masyarakat

7) Menyediakan dan mengolah fasilitas yang memadai

8) Mengembangkan etika professional dan hubungan yang intim dengan staf dan supervisior


(31)

10)Mengatur pelayanan khusus (special servise) di sekolah.31

g. Kepala sekolah sebagai motivator

Seorang ahli ilmu jiwa berpendapat peranan seorang kepala sekolah yang baik dapat disimpulkan menjadi 13 macam :

1) Sebagai pelaksana (Executive) 2) Sebagai perencana(Planner) 3) Sebagai seorang ahli (Expert)

4) Mewakili kelompok dalam tindakannya keluar (external group resresentative)

5) Mengawasi hubungan antar kelompok (Controller of internal relationship)

6) Bertindak sebagai pemberi ganjaran/pujian dan hukuman (purveyor of reward and punishment)

7) Bertindak sebagai wasit dan penengah (Arbitrator and mediator) 8) Merupakan bagian dari kelompok (exemple)

9) Merupakan lambang dari kelompok (symbol of group)

10)Pemegang tanggung jawab para anggota kelompok (surrogate for individual responsibility)

11)Sebagai pencipta atau memiliki cita-cita (ideologist) 12)Bertindak sebagai ayah (Father figure)

13)Sebagai kambing hitam (scop goat).32

C. Motivasi kerja Guru

1) Pengertian motivasi kerja

Kata motivasi itu berasal dari kata dasar motive yang artinya dorongan, sebab, atau alasan manusia melakukan tindakan secara sadar. 33

31

Hendiyat Sutopo et.al, Kepemimpinan Pendidikan dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara), hal-37

32 Ngalim Purwanto, Op.Cit. Hal-65

33 Sudirman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. PT. Raja Gafindo


(32)

Motivasi adalah sesuatu yang ada dalam diri seseorang, yang mendorong orang tersebut bersikap dan bertindak guna mencapai tujuan tertentu.34

Menurut T. Hani Handoko, motivasi adalah “keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang tertentu guna mencapai tujuan.35 Perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.36

Menurut Ernest J. Mo Ccmick dalam buku A. Anwar Prabu Mangkunegara mengemukakan bahwa “motivasi kerja adalah sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja”.37

Berdasarkan pengertian motivasi kerja di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah kegiatan yang mendorong, mengarahkan, mempertahankan setiap tindakan yang di sebut kerja.

Dalam motivasi, walaupun sudah memiliki komitmen dan persepsi yang baik terhadap suatu pekerjaan tetapi pada dasarnya ada tiga unsur mendasar yang melahirkan suatu motivasi. Menurut Siagian ada tiga unsur utama dalam pembentukan motivasi yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan. Dalam sebuah organisasi, kerja karyawan tidak bisa terlepas dari fungsi organisasi tersebut, karyawan merupakan bagian dari organisasi sehingga ia akan melaksanakan tugas-tugas yang menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya guna mencapai tujuan organisasi. Sekolah merupakan sebuah organisasi yang didalamnya terdapat individu yang terdiri dari unsur kepala sekolah, tata usaha dan murid. Guru sebagai salah satu unsur sekolah memiliki motivasi kerja sesuai dengan tugas dan kewajiban utama yakni mengajar.

34 Abdul Rahman Shaleh.Op.Cit. Hal. 73. 35

T. Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta : BPFE Yogyakarta, 1998, ed. 2, cet. Ke- 13, Hal. 252

36 Oemar Hamalik.P roses Belajar mengajar. Jakarta.Bumi Aksara. Hal.158

37 Anwar prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,


(33)

Apabila pegawai/guru merasa sanggup untuk mengembangkan karirnya disertai dengan kesempatan yang ada lahirlah suatu motivasi yang tinggi yang akan membuat pegawai/guru bekerja dengan semangat, bertanggung jawab, dan perasaan puas yang akan membawa hasil yang memuaskan.

2) Jenis-jenis motivasi

Dalam melakukan suatu perbuatan yang bersifat sendiri, seseorang selalu didorong oleh motivasi tertentu baik yang objektif maupun yang subyektif. Adapun motivasi kerja itu sendiri mempunyai jenis sebagai berikut :

a) Motivasi intrinsik yakni dorongan yang terdapat dalam pekerjaan yang dilakukan. Misalnya : bekerja karena pekerjaan itu sesuai dengan bakat dan minat, dapat diselesaikan dengan baik karena memiliki pengetahuan dalam menyelesaikan. Menurut Sardiman motif intrinsik adalah motif yang berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

b) Motivasi ekstrinsik yakni dorongan yang kuat berasal dari pekerjaan yang sedang dilakukan. Misalnya : bekerja karena upah atau gaji yang tinggi, mempertahankan kedudukan yang baik dan lain-lain. 38

Kedua jenis motivasi tersebut merupakan satu kesatuan yang sangat menentukan keberhasilan seseorang dalam memperoleh hasil kerja yang optimal, walau bagaimanapun bakat dan keahlian seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan mesti dihargai karena penghargaan memiliki arti dan pengaruh yang sangat besar bagi setiap orang pendorong dan penunjang dalam mengeksplorasikan segala kemampuan dan keahliannya.

38 Sardiman.A.m, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Jakarta : PT Raja Grafindo


(34)

3) Teori motivasi kerja

Motivasi berawal dari adanya kekurangan dalam diri seseorang atau kebutuahan yang belum terpenuhi. Seseorang dalam melakukan suatu aktivitas tertentu selalu didorong oleh motif-motif tertentu, yaitu merupakan upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

Adapun tingkat kebutuhan manusia yang mendorong manusia untuk bekerja menurut Maslow adalah:39

a) Kebutuhan aktualisasi diri ( Self actualization )

Kebutuhan aktualisasi diri dipenuhi dengan menggunakan kecakapan, kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sangat sulit dicapai orang lain.

b) Kebutuhan akan penghargaan diri/status (Esteem needs)

Merupakan kebutuhan akan pengakuan serta penghargaan prestise timbul karena adanya prestasi, tetapi selamanya tidak demikian.

c) Kebutuhan akan cinta (love) atau afiliasi (social needs)

Kebutuhan afiliasi adalah kebutuhan sosial misalnya berteman, mencintai serta diterima dalam pergaulan lingkungan kerjanya. Manusia pada dasar nya selalu ingin berkelompok dan tidak seorangpun manusia ingin hidup menyendiri. Kebutuahan itu terdiri dari :

1) Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain di tempat ia bekerja.

2) Kebutuhan akan perasaan dihormati. Karena manusia merasa dirinya penting. Serendah-rendahnya pendidikan dan kedudukan seseorang tetap merasa dirinya penting.

3) Kebutuhan akan perasaan kemajuan dan tidak sanggup menyenangi kegagalan. Kemajuan di segala bidang merupakan keinginan dan kebutuhan yang menjadi idaman setiap orang.

39


(35)

4) Kebutuhan akan perasaan ikut serta. Setiap karyawan akan merasa senang. Jika diikutkan dalam berbagai kegiatan dan mengemukakan saran atau pendapat pada pimpinan.

d) Kebutuahan akan keamanan dan keselamatan (Savety needs)

Jika kebutuahan psikologis sudah sedikit terpenuhi maka kebutuhan ini dapat menjadi motivasi. Kebutuhan ini merupakan rasa aman dari kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan. Kebutuhan ini mengarah pada bentuk kebutuhan akan keamanan dan keselamatan jika di tempat kerja pada saat mengerjakan pekerjaan pada waktu jam-jam tertentu.

e) Kebutuhan fisik (Phisical needs)

Kebutuhan fisik adalah kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seorang seperti sandang, pangan, papan. Organisasi membantu indiviu dengan menyediakan gaji yang baik, keuntungan serta kondisi kerja untuk memuaskan kebutuhannya.

Maslow tidak bermaksud hierarki kebutuhannya itu secara langsung diterapkan dalam motivasi kerja. Dia tidak menggali aspek-aspek motivasi manusia dalam organisasi sampai pada sekitar abad 20 tahun, setelah ia menyampaikan teori aslinya itu, Douglas Mc Gregor dalam bukunya The Human Side Of Enterprise mencoba mempopolerkan teori Maslow dalam literatur manajemen.


(36)

Dengan demikian hierarki kebutuhan dari Maslow dapat di ubah ke dalam tatanan model motivasi kerja seperti yang dilukiskan pada gambar berikut:40

Gambar 1 Hierarki motivasi kerja

Dari keterangan teori di atas dapat diketahui bahwa, kebutuhan yang paling dasar harus dipenuhi terlebih dahulu, setelah kebutuhan paling dasar terpenuhi maka kebutuhan yang paling tinggi berikutnya akan menjadi kebutuhan utama. Kebutuhan ketiga akan muncul jika kebutuhan kedua tersebut tersebut telah terpenuhi. Begitu seterusnya sampai terpenuhinya kebutuhan aktualisasi diri. Sebagaimana telah diuraikan, dapat dikatakan bahwa suatu kebutuhan yang telah terpenuhi tidaklah menjadi motivator utama lagi dalam bertindak.

40 Miftah Thoha, Prilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya , (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2007), hal- 228-229.

Aktualisasi diri

Penghargaan misalnya: status, titel, simbol-simbol, promosi, penjamuan dan sebagainya. Soaial atau afiliasi misalnya: kelompok formal atau informal, menjadi ketua yayasan, ketua organisasi olahraga, dan sebagainya

Keamanan, misalnya: jaminan masa pensiun, santunan kecelakaan, jaminan asuransi kesehatan dan sebagainya.

Fisik, misalnya gaji, upah tunjangan, honorium, bantuan pakaian, sewa perumahan, uang transport dan lain-lain.


(37)

4) Ciri-ciri motivasi kerja

Interaksi dan motivasi belajar mengajar bahwa motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:41

a. Tekun menghadapi tugas b. Ulet menghadapi kesulitan

c. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah d. Lebih senang bekerja sendiri

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin f. Dapat mempertahankan pendapatnya.

g. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang diyakini. h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seseoarng yang memiliki motivasi kerja, memiliki ciri-ciri-di atas, apabila seseorang memiliki ciri-ciri tersebut, berarti orang itu mempunyai motivasi kerja yang cukup tinggi. Ciri- ciri motivasi sangat penting dalam kegiatan sekolah karena setiap kegiatan akan berhasil dengan dengan baik.

Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya : 42 a. Motif bawaan

Yang dimaksud motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya: dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja, untuk beristirahat, dan dorongan seksual. Motif-motif ini sering kali disebut motif-motif yang diisyaratkan secara biologis.

b. Motif yang dipelajari

Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh : dorongan untuk mengajar sesuatu dalam masyarakat. Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara social . sebab manusia hidup dalam lingkungan social dengan sesama manusia

41 http://rastodio.com/manajemen/faktor-faktor

dan-ciri-ciri-yang-mempengaruhi-motivasi kerja.html

42 Sardiman. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta. PT. Raja Gafindo Persada.


(38)

yang lain, sehingga motivasi itu terbentuk. Sebab justru dengan kemampuan berhubungan, kerjasama didalam masyarakat tercapailah suatu kepuasan diri. Sehingga manusia perlu mengembangkan sifat-sifat ramah, koperatif, membina hubungan baik dengan sesama, apalagi orang tua dan guru. Dalam kegiatan belajar mengajar , hal ini dapat membantu dalam usaha mencapai prestasi.

a. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Motivasi guru

Seseorang guru akan melakukan semua pekerjaan dengan baik apabila ada faktor pendorongnya. Faktor-faktor yang mendorong seseorang mau bekerja menurut Peterson dan Plowman adalah sebagai berikut:43

a. Keinginan untuk dapat hidup

Untuk mempertahankan hidup, orang akan mau bekerja. Seperti memperoleh kompensasi yang memadai atau pekerjaan yang tetap walaupun penghasilan masih mencukupi.

b. Keinginan untuk memiliki

Keinginan untuk memiliki sesuatu menjadi pemicu seseorang mau bekerja, seperti keinginan untuk memiliki benda.

c. Keinginan akan kekuasaan

Seseorang akan mau bekerja disebabkan adanya keinginan untuk di akui, dihormati oleh orang lain untuk memperoleh status yang tinggi. d. Keinginan akan pengakuan

43 Husaini Usman, Manajemen, Teori Praktik dan Riset Pendidikan Jakarta: Bumi


(39)

Keinginan seseorang untuk menjadi orang yang berperan dalam masyarakat atau pemimpin dalam suatu lembaga akan mendorong seseorang untuk bekerja.

Dalam memotivasi guru, kepala sekolah harus mengetahui motivator-motivator yang dimiliki oleh guru. Orang mau bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan yang disadari, maupun kebutuhan yang tidak disadari, berbentuk materi atau non materi serta kebutuhan fisik dan rohani.


(40)

29

Penelitian ini di laksanakan di SD Tanah Tingal yang terletak di Jalan Merpati Raya No. 32 A Sawah Baru, Jombang- Ciputat Tangerang Selatan 15413. Telp. 021 – 746 373336 Fax.7412912,

Adapun waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2013.

B. Metode penelitian

Metode penelitian adalah “cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian”.1

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, yaitu analisis penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.

C. Populasi dan Sampel

Menurut Hadari Nawawi dalam buku Margono mengatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, peristiwa yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian”.2 Dalam penelitian ini penulis menggali fakta dan data melalui sumber-sumber kunci seperti kepala sekolah, guru, komite sekolah, pengurus osis.

1Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2006), cet ke-XV, hal. 130-132


(41)

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis menggunakan skala kepemimpinan kepala sekolah yang dibuat sendiri oleh penulis sesuai dengan kebutuhan penelitian. Pengumpulan data yang berbentuk pertanyaan tertulis melakukan sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui:

1. Penelitian kepustakaan ( library research )

- Mencatat membaca bahan dan dokumen, serta mengolah 2. Penelitian lapangan (Fieldresearch )

- Mengumpulan data yang bersumber dari lapangan.

1. Observasi, dalam metode observasi didahului dengan membuat panduan pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Observasi digunakan untuk memperoleh data tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan motivasi kerja guru.

2. Wawancara yaitu pengumpulan data melalui tanya jawab dengan sumber data. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi tentang : kepemimpinan kepala sekolah, tentang keadaan dan gambaran pengelolaan kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh kepala sekolah.

Metode wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide) agar lebih terarah. Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah SD Tanah Tingal , 4 orang orang guru kelas (kelas 1, kelas 3, kelas 4, kelas 6), 1 orang unsur TU (kasubag dikjar), 1 orang karyawan pramubakti, 4 orang siswa kelas 6, dan orang tua murid sebagai komponen dari proses pendidikan tersebut dengan alat berupa recorder atau buku catatan.

3. Studi dokumentasi, metode dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data berupa mencari data mengenai catatan, transkip, buku, surat kabar,


(42)

sekolah, tujuan sekolah, struktur sekolah, visi misi sekolah, prestasi siwa, dan yang berhubungan dengan kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan motivasi kerja guru.

E. Teknik Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh dilapangan akan dianalisa melalui proses: 1. Klasifikasi data, yakni proses pengelompokan data berdasarkan jawaban-

jawaban responden.

2. Kategorisasi data yaitu pengelompokan data berdasarkan berdasarkan pada aspek-aspek masalah yang muncul.

3. Interpretasi data yaitu proses mencari kesamaan dan perbedaan dari data yang diperoleh kemudian ditarik kesimpulan.

F. Instrumen Penelitian

1. Definisi Konseptual

Motivasi kerja guru adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja”.4

Motivasi kerja berhubungan erat dengan pengembangan kemampuan guru untuk melaksanakan pekerjaan dan tugas yang lebih baik.

2. Definisi Operasional

Yang dimaksud dengan kepala sekolah Kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, berkaitan dengan proses yang mempengaruhi orang sehingga mereka mencapai sasaran dalam keadaan tertentu.5

3 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktik,(Jakarta: PT. Rineka

Cipta, cet, 13, 2006) h.231

4

Anwar prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2001, Hal. 94.

5 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi & Industri dan Organisasi. Jakarta. Lembaga


(43)

berikut :

Tabel 1

Dimensi

Aspek Dimensi Dekripsi Daftar

Pertanyaan

1. Kepemimpinan 1. Fungsi

kepemimpinan

a) Menciptakan kebersamaan diantara guru dan karyawan b) Menciptakan rasa aman didalam

lingkungan sekolah.

c) Memberikan saran, anjuran dan sugesti untuk memelihara serta meningkatan semangat para guru staff dan siswa.

d) Bertanggung jawab memenuhi dan menyediakan dukungan yang diperlukan oleh para guru.

e) Sebagai motivator, dalam arti

mampu menimbulkan dan

menggerakkan semangat para guru, dan staf.

f) Selalu menjaga penampilan dan integritas sebagai kepala sekolah. g) Membangkitkan semangat,

percaya diri terhadap para guru. h) Selalu dapat memperhatikan,

menghargai apapun yang

dihasilkan oleh para guru dan staf.

1

2

3

4

5

6


(44)

an c. Kepemimpinan Peran serta kelompok,

d. Kepemimpinan Demokratis e. Kepemimpinan Laizes faire f. Kepemimpinan Pseudo

demokratis 2. Kepala sekolah 1. Kriteria kepala

sekolah

a. Berstatus sebagai guru SD/MI b. Memiliki kualifikasi akademik c. Mengalami pengalaman mengajar

5 tahun

d. Memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang pendidikan.

9 10

2. Fungsi kepala sekolah

a. Kepala sekolah sebagai edukator b. Kepala sekolah sebagai manajer c. Kepala sekolah sebagai

administrator

d. Kepala sekolah sebagai supervisor

e. Kepala sekolah sebagai leader f. Kepala sekolah sebagai inovator g. Kepala sekolah sebagai motivator

11 12 13 14 15 16 3. Motivasi kerja 1. Faktor yang

mempengaruhi motivasi kerja guru

a. Keinginan untuk dapat hidup b. Keinginan untuk memiliki c. Keinginan akan kekuasaan d. Keinginan akan pengakuan.

17 18 19 20


(45)

44

A. Gambaran Umum 1. Profil kepala sekolah

Bapak Ikin Ahmad Sodikin M.Ud. MA adalah pemimpin kepala SD Tanah Tingal dari semenjak pertama didirikannya sekolah ini. Beliau lahir di Ciamis, 1 Desember 1960.

Pendidikan terakhir beliau adalah Magister (S2) Jurusan Usuluddin. Sebelum menjadi kepala sekolah, dari tahun 1989 sampai dengan 2007, beliau menjadi guru di berbagai sekolah, beliau merupakan seorang yang mempunyai kemampuan dalam memimpin walaupun jurusan S2 beliau agama namun beliau mempunyai potensi sebagai seorang pemimpin, sehingga pemilik Yayasan mempercayakan beliau sebagai kepala sekolah di SD Tanah Tingal ini.

2. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya Sekolah Dasar Tanah Tingal

Berdirinya Sekolah Tanah Tingal ini diilhami oleh seorang tokoh pada masa orde baru Bapak Boediardjo yang semangat ingin menjadikan Tanah Tingal sebagai tempat pendidikan agar tempat ini dapat bermanfaat supaya terlahir generasi yang terdidik baik jasmani maupun rohani. Semangat beliau patut ditiru dan menjadi tauladan untuk generasi penerus bangsa. sebagai seorang pejuang dan budayawan beliau memiliki visi ke depan. Kepedulian beliau kepada lingkungan sangatlah besar, hal ini terlihat dari kondisi Tanah Tingal yang penuh dengan pepohonan yang menjadi paru-paru kota.

Maka untuk mewujudkan cita-cita beliau tersebut, didirikanlah Sekolah Tanah Tingal yang berwawasan lingkungan. Dimana siswa belajar tentang lingkungan, bukan hanya alamnya saja, tetapi meliputi aspek sosial, budaya, agama, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan lain-lain. Dengan harapan, terlahirnya generasi yang mampu memegang tongkat estafet perjuangan bangsa menjadi bangsa yang maju. Sehingga bangsa Indonesia, menjadi bangsa yang berwibawa dalam peraturan kehidupan bangsa-bangsa di dunia.


(46)

berkualitas dengan memperhatikan kecerdasan majemuk siswa melalui kegiatan eksplorasi lingkungan sehingga terlahir generasi yang memiliki semangat persatuan ditengah keberagaman dan bertanggung jawab atas nasib bangsanya”.

Misi dari Sekolah Dasar Tanah Tingal adalah : “Mengoptimalkan potensi siswa dengan memperhatikan kecerdasan majemuknya, melalui kegiatan ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut”.

Sedangkan Tujuan dari Sekolah Dasar Tanah Tingal adalah : a. Menghargai potensi yang dimiliki oleh masing-masing siswa

b. Menghargai perbedaan, artinya semua siswa mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Perbedaan suku bangsa, agama, keturunan, kecerdasan, kondisi fisik, dan lain-lain harus dijadikan perekat persaudaraan.

c. Menghargai budaya nasional dan menyerap budaya luar dengan bijaksana d. Menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat internasional

e. Membangun masyarakat yang senang belajar f. Peduli terhadap pelestarian lingkungan

4. Profil Sekolah Dasar Tanah Tingal

Sekolah Dasar Tanah Tingal merupakan pembangunan pendidikan formal yang berciri khas lingkungan. Sekolah ini berdiri pada tahun 2007 yang berlokasi di Jl. Merpati Raya No.32, Desa Sawah Baru Jombang Kecamatan Ciputat Tangerang Selatan, Banten.

Letak Ciputat persis di bibir Ibu Kota yang berbatasan langsung dengan Jakarta Selatan, oleh karena itu sampai saat ini Ciputat tidak dapat terlepas dari pengaruh kehidupan masyarakat Jakarta, baik dalam kehidupan sosial, ekonomi maupun budaya.

Sekolah yang memiliki luas wilayah 9 hektar ini dibangun pada lokasi yang strategis dan tenang. Strategis karena sekolah ini mudah dijangkau oleh masyarakat sekitarnya, posisi yang agak ke dalam menimbulkan suasana yang tenang, aman nyaman dan suasana yang masih alami karena sekolah ini banyak


(47)

5. Data Siswa

Siswa dan guru mempunyai kaitan yang sangat erat. Keduanya harus menjadi subyek dan obyek dalam kegiatan belajar mengajar. Guru dan siswalah yang merupakan komponen utama dalam proses belajar mengajar.

Dalam kegiatan belajar mengajar di Sekolah Dasar Tanah Tingal setiap siswa diberi buku terintegrasi dari sekolah yang dibuat oleh gurunya sendiri sesuai dengan kurikulum pemerintah. Buku tersebut adalah pegangan para siswa dalam mengikuti pembelajaran di sekolah dan sebagai bahan pembelajaran di rumah.

Jumlah siswa Sekolah Dasar Tanah Tingal dari tahun 2011-2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2

Data Siswa SD Tanah Tingal Tahun Ajaran 2011/2012

No Rombel Jumlah Kelas Jumlah Siswa

1 Kelas I 1 8 anak

2 Kelas II 1 12 anak

3 Kelas III 1 13 anak

4 Kelas IV 1 17 anak

5 Kelas V 1 8 anak

6 Kelas VI 1 10 anak

JUMLAH 68 Anak

Tabel 3

Data Siswa SD Tanah Tingal Tahun Ajaran 2012/2013

No Rombel Jumlah Kelas Jumlah Siswa

1 Kelas I 1 17 anak

2 Kelas II 1 8 anak

3 Kelas III 1 13 anak


(48)

JUMLAH 76 Anak

Dari data yang didapat, terlihat bahwa jumlah siswa yang ada di Sekolah Dasar Tanah Tingal semakin meningkat. Ini menunjukkan bahwa Sekolah Tanah Tingal sudah dikenal dan diterima oleh masyarakat.

6. Struktur Organisasi Sekolah Dasar Tanah Tingal

Sekolah termasuk suatu organisasi yang bergerak dibidang pendidikan. Organisasi sekolah bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan cara memberikan pendidikan pada para siswa. Setiap sekolah mempunyai visi, misi dan tujuan yang ingin dicapai.

Agar visi, misi, dan tujuan sekolah dapat tercapai maka diperlukan sebuah organisasi sekolah yang baik. Adapun struktur organisasi Sekolah Dasar Tanah Tingal adalah sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH TANAH TINGAL

KETUA YAYASAN

DIREKTUR EXECUTIVE

WA DIR EXECUTIVE MARKETING & HUMAS

KEPALA SEKOLAH

ADMINISTRASI


(49)

7. Guru dan Karyawan

Latar belakang pendidikan guru merupakan salah satu faktor penentu untuk meningkatkan kompetensi dalam mengajar, guru yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dan sesuai dengan bidangnya serta menguasai disiplin ilmu kependidikan, mampu memberikan kualitas pembelajaran dan kinerja yang akan berdampak pada kualitas output yang dihasilkan dari lembaga pendidikan tersebut.

Keadaan guru yang berada di Sekolah Dasar Tanah Tingal cukup memadai dalam jumlah maupun kualitas. Dari segi jumlah perbandingan siswa dan guru adalah 1:11. Perbandingan ini cukup ideal untuk pendidikan di sekolah. Dari segi kualitas atau kompetensi cukup memadai karena ada guru yang sarjana, sarjana muda dan pesantren. Dengan demikian profesionalisme cukup memadai karena hampir semua guru mengajar sesuai ijazah pendidikan mereka.

Dari hasil observasi yang dilakukan jumlah guru yang berlatar belakang S1 ada 16 dari jumlah 18 orang, 2 orang guru berlatar belakang SMA dan pesantren. Untuk guru ekskul berjumlah 6 orang dari jumlah 9 orang. Untuk 3 orang guru ekskul adalah dari guru kelas.Dan pegawai mempunyai 10 orang. Adapun yang lain berlatar belakang Diploma dan SLTA. Untuk mengetahui jumlah guru dan pegawai yang ada.

Tabel 5

Data Guru dan Karyawan SD Tanah Tingal

No Nama Mata Pelajaran Pendidikan

Terakhir

1 Ahmad Qosim, S.Pd.I Guru kelas 1 S1

2 Mardinah, Guru bidang studi kelas 1 S1

3 Dwi Asih, SE Guru kelas 2 S1

4 Iin Mutmainnah Guru bidang studi kelas 2 S1

5 Dasuki, Sp Guru kelas 3 S1

EKSKUL LAB


(50)

8 Arie Mutya Wulan Sari, S.Pd Guru bidang studi kelas 4 S1

9 Nurlailah, S.Pd Guru kelas 5 S1

10 Eka S.Pd Guru bidang studi kelas 5 S1

11 Ida Febriyanti, S.Pi Guru kelas 6 S1

12 Fitria Ayum, S.Pd Guru bidang studi kelas 6 S1

13 Iwan Setiawan Zakaria, S.Sn

Guru seni budaya S1

14 Cecep Supriyandi, S.Pd Guru penjas S1

15 Anita Welsa Purimahuwa Guru agama Kristen SMA

16 Maria Emilia Putu Santi Giri, S.Pd

Guru agama Kristen S1

17 Ridwan Guru Lab. Agama Islam S1

18 Himjar Guru lab. Kebun SMA

19 Nanda Soraya, S.Pd Bid. Kurikulum S1

20 Indri Ansori Administrasi SMA

21 Heri Setyawan Staff IT D2

22 Subani Guru ekskul Gamelan S1

23 Bayu Guru Ekskul B. Inggris S1

24 Bagus Guru ekskul Tari S1

25 Yanto Guru ekskul gitar S1

26 Imam JAS Guru ekskul keterampilan S1

27 Endi Kuswanto Guru Pramuka S1

28 Eka Setiawati Hiskia, SE Staff marketing dan promosi

S1

29 Suhaebah Debeturu Staff Keuangan SMK

30 Syafrudin Security MTSN

31 Yudiyanto Karyawan STM

32 Suhadi Karyawan STM

33 Deni Priyadi Karyawan SMP


(51)

Fasilitas dan sarana dalam lembaga pendidikan sangat penting, guna menunjang proses pencapaian tujuan pembelajaran dan pendidikan secara umum. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan, sarana dalam penyelenggaraan muatan lokal Sekolah Dasar Tanah Tingal, meliputi: ruang kelas, ruang perkantoran, dan ruang pendukung lainnya.

Ruang Belajar terdiri dari ruang kelas yang terdiri dari 6 ruang. Dengan ruang kelas yang terbuka tidak seperti kelas-kelas yang ada disekolah formal lainnya. Sekolah ini tidak mengunakan dingding tetapi bentuknya seperti saung. Satu ruang laboratorium komputer, ruang perpustakaan, laboratorium alam, laboratorium agama, ruang cookery, dan sarana belajar di luar ruangan (outdoor activities). Sarana tersebut cukup untuk memenuhi standar minimal karena masih memungkinkan terjadinya kegiatan belajar mengajar.

Ruang perkantoran terdiri dari satu ruang kepala sekolah, ruang Humas dan Bendahara, dan ruang UKS. Untuk para guru di Sekolah Tanah Tingal tidak memiliki kantor, mereka selalu berada di kelas.

Ruang pendukung lainnya antara lain: mushala, bengkel kreasi, lapangan olahraga, kolam renang, tempat parkir, area bermain, kebun, toilet siswa, saung serbaguna, internet, hotspot area, kantin, koperasi, lapangan basket, pondok seni, danau, dan sawah.

B.Deskripsi dan Analisis Data

Dalam penelitian penulis menggunakan data penelitian bersifat kualitatif, data yang ditampilkan berbentuk Tabel dan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang peneliti berikan dalam wawancara yang diadakan pada tanggal Desember 2012 – Mei 2013

Dalam proses wawancara yang dilakukan oleh peneliti, pertanyaan tersebut yang ditujukan kepada pihak Kunci (Key Person) yaitu kepala sekolah, Wakes bidang sumber daya manusia, para guru, murid, TU (kasubag dikjar) dan karyawan pramubakti diberikan secara terpisah dan berbeda. Adapun hasil keseluruhan dari hasil wawancara dilampirkan dalam lampiran


(52)

1. Peran kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan motivasi kerja guru di SD Tanah Tingal

Keberhasilan Sekolah mencapai tujuan yang telah ditetapkan akan sangat tergantung terhadap berjalannya fungsi kepemimpinan kepala sekolah. Hal ini akan bisa dilihat dari penjelasan komponen-komponen sebagai berikut:

a. Fungsi kepemimpinan kepala sekolah

Dari hasil wawancara mengenai apakah fungsi kepemimpinan kepala sekolah ini sudah direalisasikan dengan baik. Diketahui menurut 12 guru dari 18 guru mengatakan kepala sekolah telah menjalankan beberapa fungsi kepemimpinan dengan baik. Mereka merasa puas dengan kepemimpinan kepala sekolah, bahwa beliau telah menjalankan beberapa fungsi kepemimpinan yaitu:

1) Menciptakan kebersamaan diantara guru dan karyawan

Dari hasil wawancara bahwa sebagian besar guru mengatakan bahwa kepala sekolah telah menciptakan kebersamaan diantara guru dan karyawan yaitu melalui kegiatan-kegiatan rutin yang dilaksanakan di SD Tanah Tingal. Kepala sekolah menciptakan kebersamaan pada setiap hari, pertengahan semester dan diakhir semester. Tujuannya adalah agar guru selalu terbangun motivasi, dan mendapat pencerahan. Hal ini diperkuat dari penjelasan Ibu Diana Guru kelas 4:

Kepala sekolah selalu menciptakan kebersamaan yaitu dengan cara mengadakan timbel ding dipertengahan semester, studi banding dalam pertengahan proses pembelajaran berlangsung, field trip teacher diakhir semester. Dari kegiatan tersebut kebersamaan diantara guru-guru semakin kuat dan harmonis.1

Menciptakan kebersamaan didalam sekolah sangat dibutuhkan, hal ini memerlukan kegiatan khusus agar terciptanya kebersamaan di antara guru-guru. Maka dari itu kepala sekolah sangat konsisten

1

Hasil wawancara dengan Ibu Mardiana S.Pd ( Guru kelas SD Tanah Tingal ) pada tanggal 6 maret 2013


(53)

Dalam hal menciptakan kebersamaan sebenarnya memerlukan peran aktif dari para warga sekolah seperti siswa, guru, staf sekolah, atau semua komponen yang ada disekolah. Dan menurut saya kepala sekolah sudah bisa membuat kegiatan agar kebersamaan itu bisa selalu tercipta, yaitu dengan kegiatan brefing setiap pagi untuk menciptakan kebersamaan diantara guru dan kepala sekolah, brefing pagi itu kegiatannya adalah kita selalu mengevaluasi kegiatan pembelaja ran setiap hari, apabila ada keluhan dari guru-guru tentang siswa atau masalah lain yang berkaitan dengan pembelajaran, jadi setiap ada masalah kita kita langsung cari pemecahan masalahnya bersama-sama, namun jika tidak ada kita selalu berbagi informasi yang kita dapat perharinya, baik dari membaca buku, Koran, berita dari televisi dan dari sumber apapun yang kita dapat, maka saya dan guru-guru diharuskan untuk bisa mentransfer informasi atau ilmu yang kita dapat setiap hari.

Setelah kegiatan pagi selesai kemudian dilanjutkan kegiatan morning activity yang dipandu oleh guru-guru, dalam kegiatan morning activity tersebut, siswa diharuskan untuk baris berbaris kemudian ikrar pagi, kegiatannya perharinya berbeda-beda yaitu setelah ikrar, kemudian ada games, ada berkebun, ada bengkel kreasi untuk membuat karya atau melihat karya sesama siswa. Ini bertujuan juga untuk bisa menciptakan kebersamaan di antara adik kelas dan kakak kelas.2

Akan tetapi dari kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan kebersamaan diantara guru dan karyawan ada kegiatan yang menimbulkan kejenuhan yaitu kegiatan breafing yang dilaksanakan setiap pagi selama 15 menit sebelum anak-anak berbaris dan masuk kelas untuk memulai pembelajaran. Seperti yang dikatakan oleh bapak Dasuki guru kelas 3, Kepala sekolah setiap pagi hari mengadakan breafing pagi selama 15 menit yang harus diikuti oleh semua guru dan karyawan. Breafing ini bertujuan untuk menciptakan kebersamaan dan memicu motivasi kerja, kemudian adanya rapat.


(54)

dilaksanakan setiap hari dan terkadang suasananya tidak menyenangkan.3

Rasa kejenuhan yang beberapa guru rasakan ini cukup beralasan karena kegiatannya setiap hari, tetapi guru-guru tetap menjalankan hal tersebut dengan suka ataupun tidak suka.

2) Menciptakan rasa aman didalam lingkungan sekolah

Guru-guru di Sekolah ini merasa aman, dengan adanaya petugas keamanan yang sangat bertanggung jawab, dan sudah lama dipercaya sebagai petugas keamanan di sekolah, petugas keamanan hanya satu namun yayasan Tanah Tingal mempunyai keamanan berbeda dan bisa bekerja sama dengan sekolah. Sekolah ini juga merupakan pusat pelatihan, pendidikan dan kegiatan luar ruang (outdoor activities) terbesar di kawasan Tangerang Selatan. Sekolah ini aman, nyaman, dan disiplin, menyediakan lingkungan fisik (gedung, kelas, halaman) sekolah yang bersih dan nyaman bagi setiap orang yang berada di sekolah ini. Hal ini diperkuat oleh penjelasan Ibu Yuli guru kelas 5:

saya merasa aman dan nyaman berada di sekolah ini karena keadaan lingkungan Sekolah yang aman, nyaman dan disiplin, hal ini perlu diciptakan, agar anak dapat belajar tidak hanya keterampilan akademik tetapi juga melatih siswa untuk mencapai hal-hal non-akademik yang sangat penting bagi kehidupan itulah yang selalu ditanamkan kepala sekolah pada setiap guru dan siswa4

Aspek keamanan fisik dan kenyamanan iklim sekolah dalam hubungan interaksi antar warga sekolah, yaitu rasa saling mempercayai dan saling

3 Hasil wawancara dengan Bapak Dasuki, S.Pi (Guru kelas 3 SD Tanah Tingal) pada Tangal 9 Maret

2013


(55)

Keamanan disini sangat diperhatikan karena kita hidup dalam dunia pendidikan yang harus menjungjung tinggi nilai kejujuran, dan Alhamdulillah disekolah ini sudah tercipta rasa aman disetiap warga sekolah, sehingga tercipta rasa nyaman pada diri saya Dan juga kepala sekolah tidak bosan dan lelah untuk menyampaikan setiap saat apa yang menjadi visi misi dan apa yang harus dilakukan karena manusia itu kan sifatnya khilaf atau lupa maka kepala sekolah coba untuk ingatkan terus beberapa prinsip misalnya dengan cara kita mengembangkan 4 prinsip SD Tanah Tingal yang kita tanamkan baik kepada kepala sekolah, guru, karyawan ataupun kepada siswa yaitu prinsip disiplin, meghargai, kr eatif dan peduli lingkungan. Jika Prinsip ini sudah bisa tertanam pada siswa maka bukan hanya keamanan fisik yang kita dapat tapi juga kenyamaan batin juga bisa tercipta disekolah ini.5

3) Memberikan saran, anjuran dan sugesti untuk memelihara serta meningkatkan semangat para guru, staf dan siswa.

Dari hasil wawancara bahwa sebagian guru mengatakan bahwa kepemimpinan di sekolah ini telah memberikan saran, anjuran dan sugesti untuk memelihara semangat para guru, staf dan siswa. Dalam proses belajar mengajar sangat Penting adanya saran, anjuran dan sugesti ini karena dengan sugesti yang ada maka siswa dan guru dapat tergerak untuk melakukan hal yang diperintahkan oleh atasan atau guru, hal ini diperkuat dari penjelasan Ibu Rosmiati, S.Pd Guru kelas 3 :

Kepala sekolah selalu memberikan sugesti positif dipagi hari yaitu kita tidak boleh memarahi atau memberikan lebel kepada anak didik kita sebagai anak yang nakal walaupun kenyataannya anak tersebut nakal namun kita tetap tidak boleh mengatakan anak itu nakal. kepala sekolah selalu memberikan sugesti kepada guru-guru bahwa kita bisa merubah

5

Hasil wawancara dengan Ibu Nanda, S.Pd (Guru bidang kurikulum SD Tanah Tingal) pada Tangal 10 Maret 2013


(1)

74 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam bab-bab yang terdahulu maka dapat dijelaskan beberapa temuan sebagai berikut :

1. Kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan motivasi kerja di SD Tanah Tingal ini berada dalam kategori cukup baik hal tersebut dapat dilihat dari fungsi kepemimpinan kepala sekolah yang sudah berjalan yaitu dalam menciptakan kebersamaan diantara guru, kepala sekolah mengadakan brefing setiap pagi, mengadakan timbel ding. Menciptakan rasa aman dan nyaman di lingkungan sekolah dengan adanya 4 prinsip SD Tanah Tingal yaitu disiplin, meghargai, kreatif dan peduli lingkungan. Kepala sekolah selalu memberikan sugesti positif kepada guru dalam proses pembelajaran berlangsung, Bertanggung jawab memenuhi dan menyediakan dukungan yang diperlukan oleh para guru yaitu dengan menanyakan kepada guru media apa yang dibutuhkan untuk kegiatan pembelajaran.

2. Kepemimpinan kepala sekolah SD Tanah Tingal dalam pengembangan motivasi kerja guru jika dilihat dari segi memperhatikan dan menghargai apapun yang dihasilkan oleh para guru dan staf sudah cukup baik walaupun guru-guru masih belum cukup puas jika bentuk penghargaan tersebut hanya sekedar ucapan terimakasih. Guru-guru mengharapkan ada bentuk reward financial untuk lebih meningkatkan motivasi kerja guru. 3. Dengan menerapkan tipe kepemimpinan demokratis kepala sekolah dapat

mengerakkan menggerakkan motivasi kerja guru /staf kepala sekolah, ini terlihat dari pemberian kesempatan kepada guru-guru dalam memberikan pendapat, ide ataupun gagasan baik dalam pengambilan keputusan ataupun dalam memecahkan suatu masalah, Namun adakalanya kepala sekolah menerapkan tipe kepemimpinan pseudo demokratis Hal ini bisa di lihat dari sikap kepala sekolah yang memberikan kebebasan kepada guru


(2)

75 untuk membuat suatu karya namun kenyataannya setelah karya telah selesai di buat oleh guru dan ternyata tidak sesuai dengan apa yang diinginkan kepala sekolah, maka pendapat beliau sendiri yang harus disetujui dan karya yang dibuat oleh guru tidak terpakai.

Berdasarkan temuan tersebut, maka dapat disimpulkan kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan motivasi kerja guru berada dalam kategori cukup baik.

B. Saran-saran

Berdasarkan paparan dan kesimpulan diatas, maka penulis menyampaikan saran semoga bermanfaat guna memperbaiki dimasa yang akan datang khususnya kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan motoivasi kerja guru di SD Tanah Tingal, sebagai berikut :

1. Karena kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan motivasi kerja guru di SD Tanah Tingal berada dalam kategori cukup baik, maka bagi kepala sekolah SD Tanah Tingal untuk terus meningkatkan kepemimpinannya dari segi fungsi kepemimpinan yaitu menciptakan kebersamaan diantara guru dan karyawan, Menciptakan rasa aman didalam lingkungan sekolah, Memberikan saran, anjuran dan sugesti untuk memelihara serta meningkatan semangat para guru staff dan siswa, Bertanggung jawab memenuhi dan menyediakan dukungan yang diperlukan oleh para guru, Sebagai motivator, dalam arti mampu menimbulkan dan menggerakkan semangat para guru, dan staf, Selalu dapat memperhatikan, menghargai apapun yang dihasilkan oleh para guru dan staf.

2. Kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan motivasi kerja guru yang harus ditingkatkan adalah pemberian reward atas apa yang dihasilkan oleh para guru dan staf, seharusnya ada bentuk reward financial untuk lebih meningkatkan motivasi kerja guru, jadi bukan hanya ucapan terimakasih.

3. Untuk langkah-langkah dalam pengembangan motivasi kerja guru sebaiknya kepala sekolah hanya menerapkan tipe kepemimpinan


(3)

76 demokrasi saja karena dengan cara mengajak bermusyawarah Dengan warga sekolah dan mendengarkan pendapat guru maka guru akan merasa lebih termotivasi lagi dalam melaksanakan tugas karena merasa lebih dihargai.


(4)

77

DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T. Hani. Manajemen. Edisi Kedua. 2000.

Sabri. Alisuf. Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional. Jakarta: pedoman Ilmu Jaya, 1996.

Shaleh, Abdul. Rahman. Psikologi & Industri dan Organisasi. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN. 2006.

Yukl Gary, Kepemimpinan Dalam Organisasi. Edisi Kelima Jakarta: 2005.

Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar. Bandung: Alfabeta. 2009.

Wahyosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2007.

Mulyasa. E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2007.

Komariah. Aan. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2005.

Fatah. Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2006.


(5)

78

Sutarto. Dasar-dasar Kepemimpinan Adminisisrasi.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 1991.

Purwanto. M. Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. RosdaKarya. 2005.

Danim. Sudarwan. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008.

Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: CV. Eko Jaya. 2005. Wijaya.Cece. dan Rusyan. A. Tabrani. Kemampuan Dasar Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya. 1991.

Sutopo. Hendiyat dan Soemanto.Wasty. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. 1988.

Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Gafindo Persada. 2006.

Nawawai. Handari. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis Yang Kompetetif. Yogyakarta: Gajah Mada Mada University Pres. 2000.

Mangkunegara. Anwar. Prabu. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2000.

Thoha. Miftah. Prilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2007.


(6)

79

http://rastodio.com/manajemen/faktor-faktor

dan-ciri-ciri-yang-mempengaruhi-motivasi kerja.html

Sardiman. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta. PT. Raja Gafindo Persada. 2006.

Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000) cet. Ke -5 hal.132

Margono , Metodelogi Penelitian pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2007), Cet ke-6, h. 118

Oemar. Hamalik.Proses Belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 2010.

Usman. Husaini Manajemen, Teori Praktik dan Riset Pendidikan Jakarta: Bumi Aksara. 2008.


Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA GURU.

0 2 2

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA, DAN BUDAYA SEKOLAH DENGAN EFEKTIVITAS KERJA GURU DI SD NEGERI KECAMATAN PADANG TUALANG.

0 11 40

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU MELALUI PROGRAM Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Disiplin Kerja Guru Melalui Program Workshop Motivasi Kerja Di Mts Muhammadiyah Surakarta.

0 4 18

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU MELALUI PROGRAM Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Disiplin Kerja Guru Melalui Program Workshop Motivasi Kerja Di Mts Muhammadiyah Surakarta.

0 3 14

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DAN DAMPAKNYA Kontribusi Kepemimpinan Dan Komunikasi Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Dan Dampaknya Pada Kinerja Guru Sd Di Uptd Dikpora Kecamatan Jebres Kota S

0 1 20

PERAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI KERJA GURU Peran Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Guru Di Smp Negeri I Eromoko Kabupaten Wonogiri.

0 3 15

PERAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PROFESIONALISME GURU SD NEGERI Peran Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Terhadap Profesionalisme Guru SD Negeri Se-Kecamata

0 1 11

Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja dengan Disiplin Kerja pada Guru SD di Kecamatan Bantul.

0 0 2

2 1 kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru

0 0 16

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU DI SMP NEGERI 3 SEPONTI

1 1 14