MAKALAH GIZI PADA BAYI DAN ANAK BALITA DISUSUN OLEH : FITRI FAUZIAH Akademi kebidanan Universitas Gunadarma Jl.Raya Bogor KM 31 no.21 Cimanggis, Kota Depok BAB PEMBAHASAN - FITRI FAUZIAH

  

MAKALAH GIZI PADA BAYI

DAN ANAK BALITA

DISUSUN OLEH :

FITRI FAUZIAH

  

Akademi kebidanan Universitas Gunadarma

  Prinsip Gizi Bagi Bayi

  Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energy dan zat-zati gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapatkan makanan tambahan/pendamping ASI. Banyak ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu hamil/menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan untuk memberi 100-110 Kkal energy tiap Kg BB/hari. Oleh karena itu, susu bayi mengandug kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc susu tiap Kg BB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energy tersebut. Setelah anak berumur satu tahun menunya harus bervariasi untuk mencegah kebosanan dan diberi susu, serealia (seperti bubur beras, roti), daging, sup, sayuran dan buah-buahan. Makanan padat yang diberikan tidak perlu di blender lagi melainkan yang kasar supaya anak yang sudah mempunyai gigi dapat belajar mengunyah.

  Kecukupan gizi: Golongan umum:

   1-3 tahun → BB 12 kg, TB 89 cm, Energi 1220 Kkal, Protein 23 gram  4-6 tahun → BB 18 kg, TB 108 cm, Energi 1720 Kkal, Protein 32 gram Anak dibawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi. Bila mengalami gizi buruk balita maka perkembangan otaknya pun kurang dan itu akan berpengaruh kepada kehidupannya di usia sekolah dan pra sekolah. Melaksanakan pemberian makanan yang sebaik-baiknya kepada bayi dan balita yang bertujuan sebagai berikut:  Memberikan nutrien yang cukup untuk kebutuhan, memelihara kesehatan dan memulihkannya jika sakit, melaksanakan berbagai jenis aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta psikomotorik.

   Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menentukan makanan yang diperlukan.

  Adapun Prinsip Gizi Seimbang Bagi Balita Adalah:

  1. Air Bayi yang menyusu pada ibunya masukkan air rata-rata:

  Trimester Kebutuhan (ml/kg BB/hari) I 175-200

  II 150-175

  III 130-140

  IV 120-140

  2. Energi Menurut FAO/WHO 1971

  Umur Kebutuhan Energi (Kal/kg BB/hari) 3 bulan 120 3-5 bulan 115 6-8 bulan 110

  9-11 bulan 105 Diatas 1 tahun 112

  1-3 tahun 101 4.6 tahun

  91

  3. Protein Umur Kebutuhan Protein (g/kg BB/hari)

  6-11 bulan 3,5-2,0 1-3 tahun 2,5-2,0

  4-6 Tahun 3,0

  4. Lemak Pada masa bayi dan balita lemak masih dianggap tidak perlu dalam jumlah banyak kecuali asam lemak essensial (asam lenoleat dan arakidonat). Lemak yang mengandung asam lemak essensial bila kurang dari 0,1 % akan mengakibatkan gangguan seperti kulit bersisik, rambut mudah rontok dan hambatan pertumbuhan. Maka dianjurkan sekurang-kurangnya 1% kalori yang berasal dari asam lenoleat.

  5. Karbohidrat Rekuiremen karbohidrat belum diketahui dengan pasti. Bayi yang menyusu pada ibunya mendapat 40 % kalori dari laktosa. Pada usia yang tua kalori dan hidrat arang bertambah jika bayi telah diberikan makanan lain terutama yang mengandung banyak tepung misalnya bubur susu dan nasi tim.

  6. Vitamin dan mineral Umur Ca Fe Vit A Vit B1 Vit B12 Vit Vit C Vit D

  B6 6-11 bln 0,6 gr 8 gr 1200 mg 0,4 mg 0,5 mg 6 mg 25 mg 400 unit 1-3 th 0,5 gr 8 gr 1500 mg 0,5 mg 0,7 mg 8 mg 30 mg 4-6 th 0,5 gr 10 1800 mg 0,6 mg 0,9 mg 9 mg 40 mg gr

  Cara Pengelolaan Makan Bayi

  Bayi setelah lahir sebaiknya diberikan ASI, namun seiring dengan tumbuh kembang diperlukan makanan pendamping ASI. Berikut cara pengolahan makanan bagi bayi usia 6 bulan

  1. Karbohidrat

  Jangan terpaku pada nasi putih saja. Biasakan anak konsumsi beragam sumber karbohidarat, seperti beras merah, kentang, ubi, singkong, mi, bihun maupun jagung. Cara memasak:

   Beras putih, ditanak atau ditim, yang penting, beras dimasak sampai matang dengan air secukuppnya agar tergelatinasi sempurna (pulen).  Beras merah sebaiknya dicampur dengan beras putih agar pulen, karen beras merah lebih keras.  Jagung direbus dengan sedikit air sekitar 10 menit, kemudian diolesi mentega, garam dan gula.  Ubi, dikukus dan dibuat pure (dihaluskan).

  2. Protein

  Bisa didapat dari daging-dagingan, ikan-ikanan, hati, udang, kerang, tempe dan tahu. Pilih sumber protein yang mudah, murah, enak maupun berkualitas tinggi seperti telur.

  Cara memasak:  Telur Saat menggoreng jangan sampai warnanya kecokelatan karena kadar gizinya akan berkurang. Yang terbaik, telur direbus sampai matang (7-8 menit) atau masak cepat menggunakan sedikit minyak dan bisa dicampur dengan sayuran yang diiris halus.

   Ayam Cara terbaik adalah dikukus untuk campuran soto, ditumis sebagai campuran cap cay, disup, digoreng sebentar setelah dibumbui (diungkep) atau digoreng sejenak menjadi ayam pop. Jangan lupa, buang kulit ayam karena mengandung minyak jenuh.

   Daging-dagingan Protein pada daging justru harus dimasak dengan baik. Namun agar zat besi tidak terbuang, jangan masak daging terlalu lama. Sebaiknya ditim atau ditumis, karena itu potong tipis-tipis atau cincang. Berbagai olahan daging seperti bakso dan sosis, proteinnya tidak sebaik daging segar. Selain itu juga mengandung zat aditif sehingga jangan terlalu sering dikonsumsi. Memasak bakso dan sosis sebaiknya ditumis, disup atau sebagai campuran cap cay dan bihun goreng. Jangan digoreng karena akan menambah kadar lemak yang sudah tinggi.

  3. Vitamin Dan Mineral

  Banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Semakin hijau waran sayuran, makin banyak vitaminya. Semakin kuning, merah, atau biru warna daging buah, vitaminya semakin kaya. Cara memasak sayur:

   Vitamin A,D,E,K (terdapat pada bayam, wortel, daun singkong, kangkung, kacang panjang, katuk, sawi, jagung) larut dalam lemak. Jika dimasak bersama minyak goreng, seperti ditumis, jangan terlalu lama sebab vitaminnya akan habis.  Vitamin C, B1, B2, B5, B12 (terdapat pada daun singkong, katuk, melinjo, sawi, kentang, seledri, kucai, kacang panjang, kol. Tomat) larut dalam air, karena itu jika direbus atau disup, jangan terlalu lama sebab vitamin akan habis.  Rahasia merebus sayuran: masukkan sayur saat air sudah mendidih, bubuhi garam, angkat.  Direbus maupun ditumis, pastikan sayur masih berwarna hijau, segar dan batangnya masih renyah.  Hampir semua sayuran, khususnya bayam, harus langsung dimakan setelah dimasak.

  Jangan tunda lebih dari 2 jam. Selain vitaminnya rusak, dikhawatirkan ada reaksi kimia yang menyebabkan sayur tidak layak dimakan.

  4. Cara mengolah buah:

  Agar vitamin utuh sebaiknya buah dimakan langsung. Jika dijus, seratnya akan hilang, jika disetup, vitamin berkurang saat dipanaskan. Diolah menjadi es buah baik, tetapi kadar gula menjadi tinggi. Beberapa buah akan lebih banyak vitaminnya jika dimakan dengan kulitnya, seperti apel, pir dan anggur. Tetapi jika Anda khawatir terhadap sisa pestisida pada kulit apel, sebaiknya dikupas saja. Cara Pengelolaan Makan Bagi Balita:

  Pemberian makanan pada balita, sebagaimana halnya kelompok usia lain yang lebih tua, harus memenuhi kebutuhan balita itu, yang meliputi kebutuhan kalori serta kebutuhan zat-zat gizi utama yang meliputi 5 komponen dasar, yakni hidrat arang, protein, lemak, mineral dan vitamin (termasuk air dalam jumlah yang cukup). Kesemua zat gizi ini memiliki fungsi masing-masing, serta harus terdapat secara bersamaan pada suatu waktu.

  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan Pada Bayi

  Hal-hal yang perlu diperhatikan supaya pengaturan makan untuk bayi dan anak dapat berhasil dengan baik adalah sebagai berikut:

  1. Kerjasama ibu dan anak. Dimulai pada saat kelahiran bayi dilanjutkan sampai dengan anak mampu makan sendiri. Makanan hendaknya menyenangkan bagi anak dan ibu. Ibu yang tegang, cemas, mudah marah merupakan suatu kecenderungan untuk menimbulkan kesulitan makan pada anak.

  2. Memulai pemberian makan sedini mungkin. Pemberian makan sedini mungkin mempunyai tujuan menunjang proses metabolisme yang normal, untuk pertumbuhan, menciptakan hubungan lekat ibu dan anak, mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia, hiperkalemi, hiperbilirubinemia dan azotemia.

  3. Mengatur sendiri. Pada awal kehidupannya, seharusnya bayi sendiri yang mengatur keperluan akan makanan. Keuntungannya untuk mengatur dirinya sendiri akan kebutuhan zat gizi yang diperlukan.

  4. Peran ayah dan anggota keluarga lain.

  5. Menentukan jadwal pemberian makanan bayi.

  6. Umur, Berat badan 7. Diagnosis dari penyakit dan stadium (keadaan).

  8. Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan.

  9. Kebiasaan makan (kesukaan, ketidaksukaan dan acceptability dari jenis makanan dan toleransi daripada anak terhadap makanan yang diberikan).

  10. Gaya hidup orang tua, Kemiskinan

  11. Jenis dan jumlah makanan yang diberikan, dan Kapan saat yang tepat pemberian makanan

  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Balita, Diantaranya Yaitu:

  a. Ketersediaan pangan ditingkat keluarga Status gizi dipengaruhi oleh ketersediaan pangan ditingkat keluarga hal in sangat tergantung dari cukup tidaknya pangan yang dikonsusi oleh setiap anggota keluarga untuk mencapai gizi baik dan hidup sehat (Depkes RI, 2004: 19). Jika tidak cukup biasa dipastikan konsumsi setaip anggota keluarga tidak terpenuhi (Depkes RI, 2002: 13). Padahal makanan untuk anak harus mengandung kuaitas dan kuantitas cukup untuk menghasilkan kesehatan yang baik. Pola asuh keluarga adalah pola pendidikan yang diberikan oleh orang tua terhadap anak- anaknya. Setiap anak membutuhkan cinta, perhatian, kasih saying yang akan berdampak pada perkembangan fisik, mental dan emosional. Pola asuh terhadap anak berpengaruh terhadap timbulnya masalah gizi. Perhatian yang cukup dan pola asuh yang tepat akan memberi pengaruh yang besar dalam memperbaiki status gizi.

  Anak yang mendapatkan perhatian lebih, baik secara fisik maupun emosional misalnya selalu mendapat senyuman, mendapat respon ketika berceloteh atau berbicara, mendapatkan Asi dan makanan yang seimbang makakeadaan gizinya lebih baik dibandingkan dengan teman sebayanya yang kurang mendapat perhatian dari orang tuanya.

  c. Kesehatan Lingkungan Masalah gizi timbul tidak hanya kerena dipengaruhi oleh ketidakseimbangan asupan makanan, tetapi juga dipengaruhi oleh penyakit infeksi. Masalah kesehatan lingkungan merupakan determinan penting dalam bidang kesehatan. Kesehatan lingkungan yang baik seperti penyediaan air bersih dan perilaku hidup bersih dan sehat akan mengurangi resiko kejadian penyakit infeksi. Sebaliknya lingkungan yang buruk seperti air minum tidak bersih, tidak ada saluran penampungan air limbah, tidak menggunakan kloset yang baik dapat menyebabkan penyebaran penyakit. Infeksi dapat menyebabkan kurangnya nafsu makan menjadi rendah dan akhirnya menyebabkan kurang gizi.

  d. Pelayanan Kesehatan Pemantauan pertumbuhan yang diikuti dengan tindak lanjut berupa konseling, terutama oleh petugas kesehatan berpengaruh pada pertumbuhan anak.Pemanfanan fasilitas kesehatan seperti penimbangan balita, pemberian suplemen kapsul vitamin A, penanganan diare dengan oralit serta imunisasi.

  e. Budaya Keluarga Budaya berperan dalam sttus gizi masyarakat karena ada beberapa kepercayaan seperti mengkonsumsi makanan tertentu oleh kelompok umur tertentu yang sebenarnya makanan tersebut justru bergizi dan dibutuhkan oleh kelompok umur tertentu. Unsur-unsur budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan makan masyarakat yang kadang-kadang bertentangan dengan prinsip-prinsip ilmu gizi. Misalnya, seperti budaya yang memprioritaskan anggota keluarga untuk mengkonsumsi hidangan keluarga yang telah disiapkan yaitu umumnya kepala keluarga. Apabila keadaan tersebut berlangsung lama dapat berakibat timbulnya masalah gizi kurang atau gizi buruk terutama pada golongan rawan gizi seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak balita. f. Sosial Ekonomi Banyaknya anak balita yang kurang gizi dan gizi buruk disejumlah wiayah ditanah air disebabkan ketidaktahuan orang tua akan pentingnya gizi seimbang bagi anak balita yang pada umumnya disebabkan pendidikan orang tua yang rendah serta factor kemiskinan. Kurangnya asupan gizi bias disebabkan oleh terbatasnya jumlah makanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsure gizi yang dibutuhkan dengan alasan social ekonomi yaitu kemiskinan.

  g. Tingkat Pengetahuan dan Pendidikan Permasalahan kurang gizi tidak hanya menggambarkan masalah kesehatan saja, tetapi lebih jauh mencerminkan kesejahteraan rakyat termasuk pendidikan dan pengetahuan masyarakat. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan seseorang sehingga berpandangan luas, berfikir dan bertindak rasional.

  Praktik membuat makanan bayi Menu dan resep makanan sehat untuk bayi 6-12 bulan

Tambahan Makanan Disela-sela pemberian ASI atau dikenal dengan MPASI sangat dianjurkan

diberikan kepada bayi yang sudah berusia 6 bulan. Selain karena tubuhnya sudah mulai

membutuhkan berbagai zat penunjang pertumbuhan, pada usia ini bayi juga harus mulai di latih

untuk mengenal berbagai macam makanan dalam rangka menyeimbangkan sistem pencernaan

dan untuk membantu kekebalan tubuhnya. Berikut resep makanan bayi 6 bulan ke atas beseta

cara memasaknya: A. Umur 6 Bulan:

Pertama kali memberikan MPASI (Makanan Pendamping ASI) kepada bayi disarankan untuk

mengenalkan tekstur yang encer terlebih dahulu. Mulailah dengan makanan lunak seperti biskuit

yang diencerkan pakai air atau susu dan kenalkan juga secara perlahan bubur susu. Kemudian

dicoba dikombinasikan dengan sayuran dan buah. Untuk penggunaan susu bisa menggunakan

ASI atau Susu Formula.

  1. Resep Bubur Susu Kentang

  Bahan:  1 buah kentang, rebus lengkap dengan kulitnya  100 ml susu formula  75 ml air matang  1 sdm tepung beras halus Cara Membuat Bubur Susu Kentang: Kupas kentang rebus, kemudian haluskan dengan blender atau food processor. Campur  dengan susu formula dan air matang. Tambahkan tepung beras halus, aduk sampai semua bahan tercampur rata. Panaskan dengan api kecil sambil diaduk sampai bubur matang dan kental. Angkat, lalu  aduk-aduk sampai asapnya hilang dan panasnya berkurang. Tuang ke dalam mangkuk

  2. Resep Bubur Buah

   20 gr beras  625 cc air  25 gr daging giling  25 gr brokoli buang tangkainya

   20 gr beras

  2. Resep Nasi Tim Saring Hati Ayam Bahan :

   Rebus beras, air, dan daging giling sampai menjadi bubur, masukkan brokoli dan, tomat hingga matang.  Masukkan kuning telur dan keju parut sambil diaduk. Setelah dingin haluskan dengan blender atau saringan kawat.

  Cara Membuat Nasi Tim Saring Brokoli:

   1 butir kuning telur ayam kampung  10 gr keju parut

   25 gr tomat dipotong kecil

  1. Resep Nasi Tim Saring Brokoli Bahan:

  Bahan:

  B. Umur 7-8 Bulan

Selagi tetap memberikan menu makanan bayi umur sebelumnya, di usia ini sudah bisa mulai

diperkenalkan dengan makanan yang bertekstur lebih kasar (semi padat), yaitu nasi tim saring

dan kemudian secara bertahap bisa dikenalkan dengan nasi tim tanpa disaring.

Jenis sayur dan buah yang disarankan: asparagus, wortel, bayam, sawi, bit, lobak, brokoli,

mangga, blewah, timun suri, peach. Bisa juga ditambahkan ayam, daging sapi giling, hati

ayam/sapi, ikan, tahu, tempe, telur ayam kampung.

   Masukkan pepaya, masak sejenak. Angkat, lalu aduk-aduk sampai asapnya hilang dan panasnya berkurang.  Setelah hangat (kira-kira 40 derajat), Tuangkan ASI atau susu formula lanjutan yang telah dilarutkan, aduk rata. Tuang ke dalam mangkuk bayi, siap untuk disajikan.

   Larutkan tepung beras merah ke dalam air, aduk rata. Masak di atas api kecil hingga matang sambil diaduk agar tidak menggumpal.

  pepaya, alpukat, dll) Cara Membuat Bubur Buah:

   50 gr buah matang - haluskan (dapat menggunakan buah pisang, jeruk, pear, apel,

   100 ml ASI

   1 sdm tepung beras merah  10 ml air matang

   625 cc air  25 gr hati ayam

   25 gr tomat dipotong kecil

   Rebus beras dengan air, hati ayam, dan tahu sambil terus diaduk hingga menjadi bubur  Masukkan telur, aduk terus hingga telur matang  Masukkan kangkung dan wortel, masak sampai sayuran matang

  Cara Membuat Bubur Beras Merah:

   100 gr pepaya matang, haluskan  5 sdm air jeruk manis

   5 sdm susu formula 1

   100 gr beras merah, rendam, tiriskan, haluskan, dan ayak  600 kaldu ayam

  2. Resep Bubur Beras Merah Bahan:

   Tambahkan santan. Aduk hingga rata. Angkat

   2 sdm santan matang Cara Membuat Nasi Tim Telur:

   25 gr daun bayam iris kasar  1 sdt mentega

   50 gram tahu  1 butir telur  25 gram wortel, parut  25 gram daun kangkung yg muda, iris halus

   25 gram hati ayam

   20 gram beras, cuci bersih  625 ml air

  1. Resep Nasi Tim Telur Bahan:

  C. Umur 9, 10, 11, dan 12 Bulan

Lanjutkan pemberian menu sebelumnya, apalagi yang disukai sang bayi. Coba

mengkombinasikan dengan bubur beras atau nasi lembek, lauk pauk dengan sayuran seperti

soup, dan berbagai variasi lainnya karena pada usia anak lebih dari 1 tahun sudah bisa

mengkonsumsi makanan keluarga.

   Rebus beras, air, hati ayam, dan tempe sampai menjadi bubur, masukkan bayam dan tomat hingga matang.  Masukkan mentega sambil diaduk. Setelah dingin haluskan dengan blender atau saringan kawat.

  Cara Membuat Nasi Tim Saring Hati Ayam:

   Campur tepung beras merah dengan kaldu ayam, aduk rata. Jerang di atas api sambil diaduk hingga matang. Angkat.

  

Demikian beberapa variasi resep makanan bayi yang diurutkan berdasarkan usia. Tetapi pada

penerapannya, pengurutan tersebut akan lebih berpengaruh dengan selera/ nafsu makan anak.

Selain itu pemilihan makanan dengan jenis bubur juga dapat diberikan saat bayi atau balita

dalam keadaan sakit. Bagi anak yang berusia di atas 1 tahun dapatkan resep lainnya di variasi

makanan balita

  BAB PENUTUP

  A. Kesimpulan Gizi yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari. Kecukupan zat gizi berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan anak. Kasus gizi buruk bukanlah jenis penyakit yang datang tiba-tiba begitu saja. Tetapi karena proses yang menahun terus bertumpuk dan menjadi kronik saat mencapai puncaknya. Masalah defisiensi gizi khususnya KKP menjadi perhatian karena berbagai penelitian menunjukan adanya efek jagka panjang tehadap pertumbuhan dan perkembangan otak pada manusia.

  Tanpa data dan informasi yang cermat dan lengkap sebaiknya jangan terlalu cepat menyimpulkan bahwa adanya gizi buruk identik dengan kemiskinan. Dan seharusnya para ibu mengupayakan sesuatu yang terbaik untuk anaknya yang nantinya anak tersebut dapat menolong sang ibu. Ibu jangan mudah menyerah hadapilah semuanya itu, saya yakin pasti akan ada jalan keluarnya

  DAFTAR PUSTAKA Doflamingo Alifan, 2013.Ketahui Kebutuhan Gizi Bayi(Diakses pada tanggal 21 September 2013) Kaler, 2011.Makalah Gizi

  ( Diakses pada tanggal 19 September 2013)

  Lusa, 2013.Prinsip Gizi Seimba

  

(Diakses pada tanggal 20 September

  2013)

   Djaelani, Ahmad Sediotama. 2002. Ilmuan 9121. Jakarta. Dian Rakyat Laksamana, Hetndra T.

  2005 Kamus Kedokteran. Jskarta: Djambatan