HEWAN – HEWAN TAK BERTULANG

Ilmu Pengetahuan

HEWAN – HEWAN TAK
BERTULANG
////////////////////////////////////////////////////////////////////
E – Book

Annelida
A. Alat gerak

-

Annelida bergerak dengan kontraksi otot tubuhnya. Rongga tubuh Annelida
berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus
melibatkan kontraksi otot. Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot
memanjang (longitudinal).

-

Annelida mempunyai seta, keras, seperti kitin (kec: Hirudinea)
Seta: bulu kasar/rambut pada invertebrata. Pada polychaeta mempunyai seta

yang banyak, sedangkan pada olygochaeta mempunyai seta yang sedikit. Seta
ini terdapat pada tonjolan di samping.

-

Annelida juga mempunyai parapodia. Tiap segmen terdapat parapodia berguna
untuk lokomosi. Parapodia terdiri dari sejumlah seta. Seta terdiri dari
notopodium, neuropodium, acicula & otot yang bekerja untuk berjalan,
merangkak, bersembunyi atau berenang.

B. Sistem ekskresi
Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan
nefrotor. Nefridia (tunggal – nefridium) merupakan organ ekskresi yang terdiri dari
saluran. Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh. Nefrotor merupakan
pori permukaan tubuh tempat kotoran keluar. Terdapat sepasang organ ekskresi
tiap segmen tubuhnya. Nefridia = organ dalam segmen yang mengumpulkan sisasisa cairan & keluar melalui nephridiofor.
C. Sistem Respirasi
Respirasi yang terjadi pada Annelida dengan cara aerob, O2& CO2 berdifusi via kulit
menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh, namun ada juga yang


menggunakan insang pada polychaeta. Hanya terjadi ketika kulit dalam kondisi
lembab.
D. Sistem Peredaran darah:
Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran
darah tertutup. Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah.
Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi memompa darah ke seluruh
tubuh.
E. Sistem pencernaan
Annelida sudah mempunyai alat pencernaan makanan, mereka mencerna
makanannya secara ekstraseluler. Sistem pencernaan annelida sudah lengkap,
terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus. Mulut dilengkapi
gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus berada di ujung belakang.
F. Habitat :
Sebagian besar Annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit
(merugikan karena menempel pada inangnya) dengan menempel pada vertebrata,
termasuk manusia. Habitat Annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan
tawar, dan juga ada yang sebagian hidup di tanah atau tempat-tempat lembab.
Annelida hidup di berbagai tempat dengan membuat liang sendiri.
G. Sistem reproduksi:
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan

gamet.Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian
beregenerasi.Organ seksual Annelida ada yang menjadi satu dengan individu
(hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris).

Arthropoda
A. Sistem Reproduksi
Arthropoda melakukan reproduksi secara seksual maupun aseks Untuk sistem
reproduksinya Arthropoda merupakan hewan yang menghasilkan gamet jantan dan
betina pada individu yang berbeda. Secara aseksual dilakukan dengan cara
partenogenesis dan paedogenesis. Partenogenesis adalah peristiwa reproduksi tanpa
adanya pembuahan oleh individu jantan, sedangkan paedogenesis adalah reproduksi
yang terjadi pada individu muda (bukan dewasa), misalnya pada larva. Sistem
reproduksi hewan ini sudah terpisah. Artinya hewan jantan dan hewan betina terdapat
pada individu yang berbeda.
B. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan Arthropoda terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan
anus.Mulutnya dilangkapi dengan berbagai alat tambahan yang beragam, misalnya
mandibula dan maksila pada belalang.
C. Habitat
Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal,

atau simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya
nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah.
Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun
pasir, dan padang rumput.
D. Sistem Peredaran Darah

Sistem sirkulasi Arthropoda bersifat terbuka.Sistem sirkulasi terdiri dari jantung,
pembuluh darah pendek, dan ruang disekitar organ tubuh yang disebut sinus atau
hemosol.Darah Arthropoda disebut juga hemolimfa.
E. Sistem Ekskresi
Sisa metabolisme berupa cairan dikeluarkan oleh organ ekskresi yang disebut
saluran/tubula Malpighi, kelenjar ekskresi, atau keduanya.
F. Alat gerak
Alat gerak pada Arthropoda ada yang berupa kaki dan ada yang berupa sayap.
G. Sistem Respirasi
Arthropoda bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru buku.

Coelenterata
A. Sistem reproduksi
Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.Reproduksi aseksual

dilakukan dengan pembentukan tunas.Pembentukan tunas selalu terjadi pada
Coelenterata yang berbentuk polip.Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap
melekat pada tubuh induknya sehingga membentuk koloni. Reproduksi seksual
dilakukan dengan pembentukan gamet (ovum dengan sperma).Gamet dihasilakan
oleh seluruh Coelenterata bentuk medusa dan beberapa Coelenterata bentuk
polip.Contoh Coelenterata berbentuk polip yang membentuk gamet adalah hydra.

B. Habitat :
Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar.
Sebagian besar hidup di laut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada
bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk
polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.
C. Sistem pencernaan
Mulut coelenterata dikelilingi oleh lengan-lengan halus (tentakel) berbentuk
gelembung (hipnotoxin) yang berasal dari tonjolan dinding tubuhnya dan kait-kait
dari benang. Coelenterata memiliki sistem pencernaan ekstraseluler dan sistem
pencernaan intraseluler yang berlangsung di dalam sel gastrodermis (lapisan
endoderm). Jika mangsa tertangkap tentakel menarik makanan ke arah mulut dan
mendorongnya kedalam rongga tubuh. Makanan yang dicerna oleh enzim akan
beredar ke seluruh rongga tubuh. Selanjutnya, makanan diserap oleh endoderm.

Sistem pencernaan ini disebit gastrovaskuler.
D. Sistem Peredaran darah:
Pada Coelenterata, misalnya hydrozoa, makanan yang telah dicerna didalam
rongga gastrovaskuler langsung diserap oleh sel-sel endoderma penyususun
dinding rongga gastrovaskuler. Selanjutnya, sel-sel endoderma memberikan
makanan ke sel-sel ektoderma secara difusi dan osmosisi. Sisa-sisa makanan
dikeluarkan melalui mulutnya.
E. Sistem Respirasi
Coelenterata tidak memiliki alat respirasi atau pernapasan khusus. Pertukaran O 2
dan CO2 dilakukan secara difusi.

F. Sistem ekskresi
Coelenterata juga tidak memiliki organ khusus untuk ekskresi. Sisa metabolisme
berupa ammonia langsung dibuang melalui permukaan tubuhnya secara difusi
kelingkungan air, tempat hidupnya.
G. Alat gerak
Coelenterata yang berbentuk polip bergerak dengan menggunakan telapak
tubuhnya. Coelenterata yang berbentuk medusa bergerak dengan menggunakan
tentakelnya.


Echinodermata
A. Sistem reproduksi
Echinodermata mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang jantan dan
betina. Fertilisasi terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air laut. Telur yang telah
dibuahi akan membelah secara cepat menghasilkan blastula, dan selanjutnya
berkembang menjadi gastrula. Gastrula ini berkembang menjadi larva. Larva atau
disebut juga bipinnaria berbentuk bilateral simetri. Larva ini berenang bebas di
dalam air mencari tempat yang cocok hingga menjadi branchidaria, lalu mengalami
metamorfosis dan akhirnya menjadi dewasa.
B. Sistem pencernaan
Sistem pencernaan makanan hewan ini sudah sempurna. Sistem pencernaan
dimulai dari mulut yang posisinya berada di bawah permukaan tubuh. Kemudian
diteruskan melalui faring, ke kerongkongan, ke lambung, lalu ke usus, dan terakhir
di anus. Anus ini letaknya ada di permukaan atas tubuh dan pada sebagian
Echinodermata tidak berfungsi. Pada hewan ini lambung memiliki cabang lima yang

masing-masing cabang menuju ke lengan. Di masing-masing lengan ini lambungnya
bercabang dua, tetapi ujungnya buntu.
C. Sistem respirasi
Echinodermata bernafas menggunakan paru-paru kulit atau dermal branchiae

(Papulae) yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang tipis. Tonjolan ini
dilindungi oleh silia dan pediselaria. Pada bagian inilah terjadi pertukaran oksigen
dan karbondioksida. Ada pula beberapa jenis Echinodermata yang bernafas dengan
menggunakan kaki tabung.
D. Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah Echinodermata umumnya tereduksi, sukar diamati. Sistem
peredaran darah terdiri dari pembuluh darah yang mengelilingi mulut dan
dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke setiap bagian lengan.
E. Habitat
Echinodermata merupakan hewan yang hidup bebas.Makanannya adalah kerang,
plankton, dan organisme yang mati.Habitatnya di dasar air laut, di daerah pantai
hingga laut dalam.
F. Alat gerak
Alat gerak pada echinodermata adalah kaki tabung dan kaki ambulakral.
G. Sistem ekskresi

Sisa-sisa metabolisme yang terjadi di dalam sel-sel tubuh akan diangkut oleh
amoebacyte (sel-sel amoeboid) ke dermal branchiae untuk selanjutnya dilepas ke
luar tubuh.


Mollusca
A. Sistem reproduksi:
Mollusca bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual saling
terpisah pada individu lain.Fertilisasi dilakukan secara internal dan eksternal untuk
menghasilkan telur.Telur berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi
individu dewasa.
B. Habitat :
Mollusca hidup secar heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun
sisa-sisa organisme.Habitatnya di air tawar, di laut dan didarat.Beberapa juga ada
yang hidup sebagai parasit.
C. Sistem Pencernaan
Mollusca memiliki alat pencernaan sempurna mulai dari mulut yang mempunyai
radula (lidah parut) sampai dengan anus terbuka di daerah rongga mantel. Di
samping itu juga terdapat kelenjar pencernaan yang sudah berkembang baik.
Peredaran darah terbuka ini terjadi pada semua kelas Mollusca kecuali kelas
Cephalopoda.
D. Sistem Respirasi
Pernafasan dilakukan dengan menggunakan insang atau “paru-paru”, mantel atau
oleh bagian epidermis.


E. Sistem Ekskresi
Alat ekskresi berupa ginjal.
F. Alat gerak
Alat gerak Mollusca pada umumnya adalah kaki.
G. Sistem peredaran darah
Sistem peredaran pada mollusca terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Sistem
peredaran darahnya merupakan sistem peredaran darah terbuka. Jantung terdiri
atas satu atau dua atrium dan satu ventrikel. Alat sirkulasi darah siput terdiri atas
jantung dan pembuluh darah yang masih sederhana. Jantung siput terdiri atas
atrium dan ventrikel, terletak di dalam rongga perikardial. Jalan sirkulasi darah pada
siput diawali dengan darah dipompa dari jantung mengalir melalui sinus menuju
jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh, darah kembali lagi ke jantung.

Nematelminthes:
A. Sistem reproduksi :
Nematelminthes umumnya bereproduksi secara seksual karena sistem
reproduksinya bersifat gonokoris, yaitu alat kelamin jantan dan betinanya terpidah
pada individu yang berbeda. Fertilisasi dilakukan secara internal. Saat berada di
lingkungan yang tidak menguntungkan, maka telur dapat membentuk kista untuk
perlindungan dirinya

B. Habitat :
Nematelminthes ada yang hidup bebas ada pula yang parasit pada manusia.
Nematelminthes yang hidup bebas terdapat di tanah becek dan di dasar perairan,

berperan untuk menguraikan sampah organik, sedangkan yang parasit akan hidup
di tubuh inangnya dan memperoleh makanan dengan menyerap nutrisi dan dari dari
inangnya.
C. Sistem Pencernaan:
Sistem pencernaan cacing ini telah lengkap, terdiri dari mulut, faring, usus, dan anus.
Mulut terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus terdapat pada ujung posterior.
Beberapa jenis ada yang memiliki kait pada mulutnya.
D. Sistem respirasi :
Sistem respirasi pada Nematelminthes adalah melalui difus lewat permukaan
tubuhnya.
E. Sistem ekskresi:
Sistem eksresi pada nematelminthes sederhana berupa sel Renette atau sistem H
dengan lubang ekskresi yang terletak di bawah mulut.
F. Sistem peredaran darah
Nematelminthes tidak memiliki sistem peredaran darah. Akan tetapi Nematelminthes
memiliki pseudoselom yang akan mengalirkan makanan ke seluruh tubuh.
G. Alat Gerak :
Nematelminthes mempunyai struktur pembantu pergerakan yang disebut seta,
fungsinya adalah sebagai jangkar supaya lebih kokoh pada tempat bergeraknya.

Platyhelminthes
A. Sistem reproduksi :
1. Secara seksual : Dengan menghasilkan gamet. Fertilisasi ovum oleh sperma
terjadi di dalam tubuh (internal). Fertilisasi dapat dilakukan sendiri ataupun
dengan pasangan lain.
2. Secara aseksual : Dengan cara membelah diri (fragmentasi), kemudian
regenerasi potongan tubuh tersebut menjadi individu baru.
B. Habitat
Hidup bebas sebagai parasit di dalam jaringan atau cairan tubuh inangnya, seperti
siput air, sapi, babi atau manusia. Ada juga yang hidup bebas di air tawar, laut dan
tempat-tempat lembab.
C. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan cacing pipih disebut dengan sistem gastrovaskuler, dimana
peredaran makanan tidak melalui darah tetapi oleh usus. Sistem pencernaan cacing
ppih dimulai dari mulut, faring, dan dilanjutkan ke kerongkongan. Di belakang
kerongkongan ini terdapat usus yang memiliki cabang ke seluruh tubuh. Dengan
demikian, selain mencerna makanan, usus juga mengedarkan makanan ke seluruh
tubuh
D. Sistem respirasi
Sistem respirasi pada platyhelminthes terjadi di seluruh permukaan tubuh melalui
difusi

E. Sistem ekskresi
Alat ekskresi pada Platyhelminthes disebut dengan sel-sel api atau flame cell.
Cairan tubuh yang melewat sel api akan disaring, lalu zat-zat sisa yang
dkandungnya akan diserap oleh sel api. Gerakan bulu getar di dalam saluran sel api
akan mendorong zat air ke arah saluran gabungan. Melalui saluran gabungan inilah,
akhirnya zat – zat dibuang ke luar melalu lubang ekskresi.
F. Sistem peredaran darah
Platyhelminthes tdak memiliki sistem peredaran darah atau sirkulasi.
G. Alat Gerak
Platyhelminthes tidak memiliki alat gerak seperti kaki dan tangan, otot badannya
yang memanjang (longitudinal) dan otot badannya yang melingkar tebal berguna
dalam pengerakannya. Ada juga jenis Platyhelminthes yang bergerak dengan
menggunakan silia atau bulu getar, yaitu kelompok Turbellaria.

PORIFERA
A. Sistem Reproduksi
Pada hewan porifera, reproduksi dapat berlangsung melalui dua cara, yaitu
reproduksi secara seksual dan aseksual.
-

Reproduksi secara seksual, yaitu reproduksi yang terjadi saat sel sperma
bersatu dengan sel ovum. Pada dasarnya, porifera bersifat hemafrodit karena
ovum dan sperma dapat dihasilkan oleh satu individu yang sama. Namun
sperma tidak akan dapat membuahi sendiri ovum yang terdapat dalam

tubuhnya sendiri, sehingga pembuahan hanya akan dapat terjadi antara
sperma dan sel telur antar individu yang berbeda.
-

Reproduksi secara aseksual, yaitu reproduksi yang terjadi tanpa proses
pembuahan sperma pada ovum. Reproduksi aseksual pada hewan porifera
dapat terjadi melalui dua cara, yaitu dengan cara pembentukan kuncup dan
gemula (kuncup dalam). Gemula adalah butir benih yang diproduksi oleh
porifera di lingkungan yang tak menguntungkan, misalnya terlalu dingin atau
terlalu panas.

B. Sistem Pencernaan
Proses pencernaan pada porifera berlangsung pada bagian endodermis. Pada
bagian ini, flagel yang terdapat pada koanosit akan bergerak-gerak sehingga
menyebabkan air yang membawa oksigen dan makanan berupa plankton akan
mengalir dari ostium masuk masuk ke spongosol lalu masuk ke oskulum. Makanan
ini lalu akan dicerna di dalam vakuola makanan. Setelah dicerna, sari-sari makanan
diangkut oleh sel-sel amebosit untuk diedarkan keseluruh tubuh. Sedangkan sisasisa makanan yang sudah tak terpakai lagi akan dikeluarkan oleh sel-sel leher
(koanosit) melalui spongosol sebelum akhirnya keluar dari tubuh melalui oskulum.
C. Habitat
Habitat utama Porifera adalah di daerah perairan ( terutama di laut)
D. Sistem Peredaran darah
Sistem peredaran pada Porifera dilakukan dengan menggunakan sistem kanal.
Sistem kanal atau saluran air pada Porifera dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu:
1. Ascon, adalah tipe sistem saluran air dimana lubang-lubang ostiumnya langsung
terhubung lurus ke spongosol.

2. Sycon, pada tipe saluran ini air akan masuk ke dalam ostium lalu melewati
saluran-saluran bercabang sebelum masuk ke dalam spongosol. Saluran
bercabang ini biasanya dilapisi oleh koanosit.
3. Leucon, adalah tipe saluran air yang ostiumnya dihubungkan dengan ronggarongga bercabang yang tidak terhubung langsung menuju spongosol.
E. Sistem Respirasi
Pernapasan atau respirasi pada Porifera dilakukan oleh sel-sel koanosit pada
seluruh tubuhnya. O2 diserap secara absorpsi langsung dari air dan CO2 dikeluarkan
melalui sel-sel koanosit pada seluruh permukaan tubuhnya.
F. Sistem ekskresi
Sistem ekskresi pada Porifera yang terjadi berlangsung secara difusi, dari sel tubuh
ke epidermis, kemudian ke lingkungan hidupnya yang berair.
G. Alat gerak
Porifera tidak memiliki alat gerak aktif, tetapi berupa pseudopodia, silia atau flagela.

Harga Eceran Tertinggi Rp 28.000,-