Tabel 4.1 Ketuntasan Belajar Siswa Kelas V Semester II SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Sebelum Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga pada kelas V dengan jumlah siswa 34. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2, pelaksanaanya akan diuraikan sebagai berikut.

4.1.1 Kondisi Sebelum Tindakan

  Kondisi sebelum tindakan adalah kondisi awal siswa sebelum adanya penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil studi dokumen proses pembelajaran yang dilakukan di SDN Salatiga 10 dikelas V sudah baik sesuai hasil belajar siswa pada tabel 4.1. siswa yang dapat memperhatikan penjelasan dari guru mendapatkan nilai di atas KKM, begitu pula dengan siswa yang mau aktif dalam proses pembelajaran. Akan tetapi keaktifan siswa masih belum nampak, hanya beberapa siswa yang aktif pada saat proses belajar mengajar di kelas. Siswa juga belum bisa fokus pada pelajaran yang disampaikan, karena guru hanya menggunakan alat peraga dan media yang ada di sekolah tersebut, sehingga siswa kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru dan hasil belajarnya kurang memuaskan atau belum memenuhi KKM yaitu di bawah 70. Dapat diperoleh data hasil pembelajaran siswa sebelum dilakukan tindakan penelitian pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Ketuntasan Belajar Siswa Kelas V Semester II SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Sebelum Tindakan

  No Ketuntasan Jumlah Persentase

  1 20 58,82%

  Tuntas (≥ KKM 70)

  2 14 41,18%

  Belum tuntas (≤ KKM 70) Rata-Rata 70,23

  Skor Maksimal

  78 Skor Minimum

  50 Sumber: Datrar nilai kelas V

  

65

  66 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perbandingan siswa yang mencapai ketuntasan belajar Tuntas sebanyak 20 siswa (58,82%) dan siswa yang belum mencapai batas ketuntasan belajar adalah 14 siswa (41,18%). Penyebab belum tuntasnya nilai siswa karena hanya beberapa siswa yang aktif pada saat proses belajar mengajar di kelas. Siswa banyak berbicara hal yang di luar dari materi dengan temannya.

  Siswa juga belum bisa fokus pada pelajaran yang disampaikan, karena guru hanya menggunakan alat peraga dan media yang ada di sekolah tersebut, sehingga siswa kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru dan hasil belajarnya kurang memuaskan atau belum memenuhi KKM. Tetapi berbeda dengan 20 siswa lainnya yang telah mencapai dan bisa memahami materi yang disampaikan guru, karena kemampuan setiap siswa mempunyai karakteristik berbeda-beda, sehingga ada beberapa faktor luar sekolah seperti bimbingan belajar yang dilakukan siswa saat berada di luar sekolahan.

  Dari penyebab belum tuntasnya nilai siswa, diperlukan penggunaan model agar dapat membantu siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan oleh guru. Dengan bantuan model pembelajaran dapat membuat siswa lebih bisa memahami materi yang disampaikan, sehingga keaktifan dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Hal tersebut dapat membantu siswa mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak merasa bosan.

  Berdasarkan data di atas dapat dilihat hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga masih rendah, oleh karena itu peneliti akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Pada penelitian di SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, peneliti akan menggunakan model pembelajaran

  

Problem Based Learning ( PBL) untuk meningkatkan keaktifan belajar dan hasil

  belajar siswa kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, yang dilakukan dengan dua siklus.

4.1.2 Deskripsi Siklus 1

  Praktek pembelajaran pada siklus 1 ini dilaksanakan pada tema lingkungan sahabat kita dengan Kompetensi Dasar (KD) sebagai berikut 1) PPKn 1.3, 2.3, 3.3, dan 4.3, 2) Bahasa Indonesia 3.8 dan 4.8, 3) IPS 3.3 dan 4.3 . Penelitian pada siklus 1

  

ini dilakukan sebanyak satu pertemuan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 April

2018. Tahap-tahap yang dilaksanakan pada siklus 1 sebagai berikut.

4.1.2.1 Perencanaan

  Perencanaan dimulai dengan hal yang paling mendasar yaitu dengan meminta izin kepada kepala sekolah untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah dan izin dari guru kelas V untuk membicarakan hal yang akan dilakukan peneliti pada kelas V sebagai subjek penelitian. Selanjutnya peneliti mendiskusikan hal yang akan dilakukan peneliti dengan guru kelas. Peneliti memilih tema 8 lingkungan sahabat kita dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan dilakukan.

  Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah dan guru yang bersangkutan, hal yang pertama dilakukan peneliti adalah melakukan wawancara kepada guru kelas V dengan bertanya beberapa pertanyaan untuk mendapatkan informasi tentang subjek yang akan digunakan peneliti pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneliti berdiskusi dengan guru guru kelas untuk membeicarakan materi yang akan digunakan peneliti. Selanjutnya peneliti melakukan observasi di kelas V saat dan bertanya kendala apa saja yang dialami guru saat mengajar serta meminta hasil ulangan harian pada materi sebelumnya.

  Dari permasalahan tersebut maka peneliti menyiapkan teknik untuk memperbaiki keaktifan belajar dan hasil belajar pada kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Persiapan yang dilakukan sebagai berikut: 1.

  Mengidentifikasi masalah dan membicarakan masalah kepada pihak yang bersangkutan untuk mencari pemecahan masalah agar mendapatkan hasil yang memuaskan.

  2. Penyusunan RPP dengan media yang sesuai dengan kebutuhan siswa untuk perbaikan pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran

  Problem Based Learning (PBL) pada tema lingkungan sahabat kita.

  3. Penyusunan instrumen lembar observasi yang akan digunakan sebagai panduan untuk mengamati proses pembelajaran atau pada saat siswa menikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

  4. Penyusunan instrumen atau alat penilaian berupa tes tertulis untuk mengukur hasil belajar siswa dan istrumen lembar keaktifan siswa untuk mengukur keaktifan belajar siswa.

  Peneliti melakukan pertemuan dengan guru kelas untuk berdiskusi. Pertama peneliti mengenalkan model yang akan digunakan yaitu model Problem Based

  

Learning (PBL) untuk menindak lanjuti masalah di kelas V. Peneliti

  memperkenalkan model yang akan digunakan agar guru dapat memberikan masukan tentang penggunaan model Problem Based Learning (PBL) kepada peneliti. Peneliti akan melakukan penelitiannya dan guru kelas sebagai observer.Selanjutnya peneliti mendiskusikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan peneliti saat melakukan tindakan di kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Dengan berdiskusi dan berbagi pendapat tentang penyusunan RPP diharapkan pembelajaran dapat mendapatkan hasil yang lebih baik.

  Peneliti melakukan uji coba instrumen di sekolah yang sama. Uji coba ini dilakukan di kelas yang tingkatnya satu kelas lebih tinggi dari kelas yang dilakukan tindakan. Peneliti melakukan uji coba istrumen di kelas VI SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.

4.1.2.2 Pelaksanaan dan Observasi

  Pelaksanaan dan observasi siklus 1 dilakukan pada hari Rabu tanggal 11 April 2017 dengan tema lingkungan sahabat kita, subtema perubahan lingkungan dengan materi jenis-jenis usaha ekonomi yang dikelola perorangan dan alokasi waktu selama 4 jam pembelajaran. Peneliti melakukan tindakan dan guru kelas SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga bertugas sebagai observer. Observasi dilakukan pada pertemuan saat pembelajaran tema 8 berlangsung untuk mengetahui sintaks model Problem Based Learning (PBL) berjalan dengan baik. Observasi dilakukan menggunakan lembar observasi sesuai sintaks model pembelajaran yang digunakan peneliti untuk mengamati kegiatan guru dan siswa saat proses pembelajaran berlangsung.

  Kegiatan pendahuluan atau kegiatan awal beralokasi kurang lebih 15 menit. Kegiatan tersebut diawali guru memberi salam, guru dan siswa berdoa bersama- sama, guru mengecek kehadiran siswa, siswa melakukan literasi dengan membaca buku paket, guru melakukan apersepsi dengan bertanya materi pembelajaran sebelumnya kemudian guru bertanya tentnag materi yang akan dipelajari hari ini.

  Kegiatan inti beralokasi waktu kurang lebih 95 menit. Kegiatan yang pertama yaitu guru menampilkan video tentang “Usaha Ekonomi yang Dikelola Perorangan. Kemudian guru bertanya jawab tentang video tersebut, setelah bertanya guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran. Guru mengajak siswa untuk membaca bacaan yang ada di buku paket yang berjudul “Jenis-Jenis Usaha yang Dikelelo Perorangan”. Kemudian guru bertanya jawab tentang isi bacaan tersebut.

  Pada kegiatan inti, guru membentuk kelompok 4-5 orang sesuai dengan nomor urut absensi. Kemudian guru membagikan sebuah masalah yaitu sebuah koran yang didalamnya ada beberapa gambar untuk pembuatan kliping. Setelah setiap kelompok mendapatkan semua masalah yang harus dipecahkan. Selama setiap kelompok berdiskusi, guru bertugas sebagai fasilitator. Waktu berdiskusi selama 45 menit, kemudian setiap kelompok menyimpulkan hasil diskusinya dan mempresentasikannya di depan kelas. Pada kegiatan selanjutnya, guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini.

  Kegiatan penutup dilakukan menutup pembelajaran guru untuk melakukan refleksi dengan siswa dan guru menutup pembelajaran dengan salam penutup. Kegiatan penutup ini dilakukan dengan aloksi waktu kurang lebih 30 menit

  Pada siklus 1 dari hasil observasi guru dan siswa menggunakan lembar observasi yang terdiri dari beberapa kegiatan guru dan siswa. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh dapat dilihat pada lampiran.

  4.1.2.3 Hasil Keaktifan Siswa

  Pada proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

  

Problem Based Learning ( PBL) yang telah dilaksanakan menunjukan adanya

  peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran siklus 1. Berikut adalah tabel hasil keaktifan belajar siswa siklus 1:

Tabel 4.2 Hasil Keaktifan Siswa Siklus 1

  No Persentase Frekuensi Kiteria 1. 25%-50%

  15 Kurang Baik 2. 56%-70%

  6 Cukup Baik 3. 71%-85%

  13 Baik 4. 86%-100% Sangat Baik

  34 - Jumlah

  4.1.2.4 Hasil Belajar Siswa

  Pada siklus 1 peneliti menguji kemampuan awal siswa sebelum diadakan tindakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based

  

Learning ( PBL) dengan cara memberikan pertanyaan. Setelah itu, tindakan siklus 1

  dengan cara memberikan soal tes evaluasi kepada masing-masing siswa. Hasil tes evaluasi tersebut merupakan ukuran keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota tahun pelajaran 2017/2018. Hasil belajar yang diperoleh selanjutnya dianalisa agar dapat mengetahui tingkat keberhasilan dari kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan pada siklus 1 tema lingkungan sahabat kita dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) ≥ 70. Hasil belajar soal tes evaluasi yang telah dikerjakan siswa kelas V pada tema lingkungan sahabat kita sebagai berikut, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus 1

  

Siswa Kelas V Semester II SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota

Salatiga

  No Interval Frekuensi Persentase 1. 49-59 2 5.90% 2. 60-69 7 8.82% 3. 70-79 6 11.76% 4. 80-89 19 17.65% 5. 90-100 0%

  Jumlah 34 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan bahwa hasil belajar siswa SD

  Negeri Saltiga 10 kelas V pada siklus 1 tema lingkungan sahabat kita diperoleh 2 siswa pada interval 49-59 (5,90%), 7 siswa pada interval 60-69 (20,58%), 6 siswa pada interval 70-79 (17,64%), 19 siswa pada interval 80-89 (55,88%). Dengan nilai tertinggi 85 serta nilai terendah 55. Untuk lebih jelas data distribusi frekuensi hasil belajar siswa dapat dilihat dengan diagram di bawah ini:

  

Hasil Belajar Siklus 1

  20

  15

10 Frekuensi

  5 49-59 60-69 70-79 80-89 90-100

Gambar 4.2 Diagram Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus 1 SD Negeri Salatiga

10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Kelas V

  Selain frekuensi hasil belajar siswa, peneliti juga mendapatkan data kekuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga pada siklus 1 yang sudah disederhanakan di dalam tabel distribusi ketuntasan belajar:

Tabel 4.4 Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan

  

Sidorejo Kota Salatiga pada Siklus 1

  No Ketuntasan Jumlah Persentase

  1 25 73.5% Tuntas ≥ KKM 70

  2 9 26.5% Belum tuntas ≤ KKM 70

  Rata-rata 73.38% Skor Maksimal

  85 Skor Minimum

  50 Berdasarkan tabel di atas terlihat perbandingan siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar KKM ≥ 70 adalah 25 siswa (73.5%) dan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar adalah 9 siswa (26.5%). Dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah adalah 50.

4.1.2.5 Refleksi

  Tahap ini bertujuan mengatasi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus 1, agar tidak terulang lagi pada siklus 2. Ada beberapa masalah yang ada pada siklus 1, yaitu: 1.

  Siswa lebih dengan dirinya sendiri tanpa mendengarkan intruksi dari guru.

2. Siswa mengobrol dengan teman satu kelompoknya tentang hal di luar kegiatan pembelajaran sehingga membuat siswa tidak mendengarkan penjelasan guru.

  Berdasarkan permasalahan yang ada dapat dilihat bahwa siswa kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga pada siklus 1 terdapat beberapa masalah dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga KKM yang sudah di tentukan belum tercapai. Berdasarkan rekaptulasi hasil belajar siswa kelas V terdapat 9 dari 34 siswa mendapat nilai dibawah KKM, sedangkan 25 siswa telah mencapai KKM dinyatakan tuntas. Dari refleksi pada siklus 1 perlu adanya tindakan untuk di gunakan sebagai dasar perbaikan dalam pelaksanaan siklus 2. Agar hasil belajar siswa pada tema lingkungan sahabat kita kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga menjadi lebih baik.

4.1.3 Deskripsi Siklus 2

  Praktek pembelajaran pada siklus 1 ini dilaksanakan pada tema lingkungan sahabat kita dengan Kompetensi Dasar (KD) sebagai berikut 1) PPKn 1.3, 2.3, 3.3, dan 4.3, 2), Bahasa Indonesia 3.8 dan 4.8, 3), IPS 3.3 dan 4.3 . Penelitian pada siklus

  

1 ini dilakukan sebanyak satu pertemuan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 12

April 2018. Tahap-tahap yang dilaksanakan pada siklus 2 sebagai berikut.

4.1.3.1 Perencanaan

  Perencanaan pada siklus 2 ini dimulai dengan memperhatikan permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1, permasalahan atau kekurangan tersebut akan menjadi dasar dalam perencanaan siklus 2 agar pelaksanaan tindakan siklus 2 ini menjadi lebih baik.

  Dari permasalahan tersebut maka peneliti menyiapkan teknik untuk memperbaiki keaktifan belajar dan hasil belajar pada kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Persiapan yang dilakukan sebagai berikut: 1.

  Mengidentifikasi masalah dan membicarakan masalah kepada pihak yang bersangkutan untuk mencari pemecahan masalah agar mendapatkan hasil yang memuaskan.

  2. Penyusunan RPP dengan media yang sesuai dengan kebutuhan siswa untuk perbaikan pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran (PBL) pada tema lingkungan sahabat kita.

  Problem Based Learning 3.

  Penyusunan instrumen lembar observasi yang akan digunakan sebagai panduan untuk mengamati proses pembelajaran atau pada saat siswa menikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

  4. Penyusunan instrumen atau alat penilaian berupa tes tertulis untuk mengukur hasil belajar siswa dan istrumen lembar keaktifan siswa untuk mengukur keaktifan belajar siswa.

  Peneliti melakukan pertemuan dengan guru mata pelajaran untuk berdiskusi. Pertama peneliti memaparkan masalah-masalah yang terjadi di siklus 1 kepada guru, agar guru dapat memberi masukan pelaksanaan tindakan di siklus 2. Dengan adanya masukan dari guru peneliti akan lebih mantap untuk menggunakan dan menerapkan model PBL pada siklus 2. Selanjutnya peneliti mendiskusikan kegiatan pembelajaran Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga khususnya kelas V. Dengan berdiskusi dan berbagi pendapat tentang penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran diharapkan penyusunan rencana pelaksaan pembelajaran pada siklus 2 dapat mendapatkan hasil yang lebih baik dari pada siklus 1.

  4.1.3.2 Pelaksanaan dan Observasi

  Pelaksanaan dan observasi siklus 2 dilakukan pada setiap pertemuan. Peneliti melakukan tindakan dan guru kelas SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga bertugas sebagai observer. Observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung untuk mengetahui sintaks model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berjalan dengan baik. Observasi dilakukan menggunakan lembar observasi sesuai sintaks model pembelajaran yang digunakan peneliti untuk mengamati kegiatan guru dan siswa saat proses pembelajaran berlangsung.

  Kegiatan pendahuluan atau kegiatan awal beralokasi kurang lebih 15 menit. Kegiatan tersebut diawali guru memberi salam, guru dan siswa berdoa bersama- sama, guru mengecek kehadiran siswa, guru melakukan apersepsi dengan bertanya sesuai materi yang akan dipelajari hari ini. Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 95 menit. Pada tahap Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, guru menjelaskan manfaat mempelajari materi yang akan disampaikan. Guru bersama siswa membaca dan bertanya jawab tentang isi bacaan.

  Pada tahap ini, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok (sesuai dengan absensi). Guru membagikan sebuah masalah, siswa mencari gambar untuk bahan kliping, siwa berdiskusi bersama teman sekelompoknya untuk menentukan gambar yang sesuai dengan judul kliping. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas.

  Kegiatan penutup dilakukan menutup pembelajaran guru untuk melakukan refleksi dengan siswa dan guru menutup pembelajaran dengan salam penutup. Kegiatan penutup ini dilakukan dengan aloksi waktu kurang lebih 30 menit.

  Pada siklus 2, dari hasil observasi guru dan siswa menggunakan lembar observasi yang terdiri dari beberapa kegiatan guru dan siswa. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh dapat dilihat pada lampiran.

  4.1.3.3 Hasil Keaktifan Siswa

  Proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning

  

( PBL) yang telah dilaksanakan menunjukan adanya peningkatan keaktifan siswa

  dalam proses pembelajaran. Pada siklus 1 kriteria keaktifan siswa masih cukup dan ada juga yang kurang, pada siklus ke 2 mengalami peningkatan menjadi sangat baik. Berikut adalah tabel hasil keaktifan belajar siswa siklus 2:

Tabel 4.5 Hasil Keaktifan Siswa siklus II

  No Persentase Frekuensi Kiteria 1. 25%-50% Kurang Baik 2. 56%-70% Sangat Baik 3. 71%-85%

  9 Baik 4. 86%-100%

  25 Cukup baik

  34 - Jumlah

4.1.3.4 Hasil Belajar Siswa

  Pada siklus 2 peneliti menguji kemampuan awal siswa sebelum diadakan tindakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based

  

Learning ( PBL) dengan cara memberikan pertanyaan. Setelah itu, tindakan siklus 2

  dengan cara memberikan soal tes evaluasi kepada masing-masing siswa. Hasil tes evaluasi tersebut merupakan ukuran keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada tema lingkungan sahabat kita tahun pelajaran 2017/2018. Hasil belajar yang diperoleh selanjutnya dianalisa agar dapat mengetahui tingkat keberhasilan dari kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan pada siklus 1 tema lingkungan sahabat kita dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) ≥ 70. Hasil belajar soal tes evaluasi yang telah dikerjakan siswa kelas V pada tema lingkungan sahabat kita sebagai berikut, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6 Hasil Belajar Siswa Siklus 2

  

Siswa Kelas V Semester II SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota

Salatiga

  No Interval Frekuensi Persentase 1. 49-59 0% 2. 60-69 0% 3. 70-79 8 23,52% 4. 80-89 9 26,8% 5. 90-100 17 50%

  Jumlah 34 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan bahwa hasil belajar siswa SD Negeri Saltiga 10 kelas V pada siklus 2 tema lingkungan sahabat kita diperoleh 8 siswa pada interval 70-79 (23,52%), 9 siswa pada interval 70-79 (26.48%), 17 siswa pada inteval 90-100 (50%). Dengan nilai tertinggi 90 serta nilai terendah 70. Untuk lebih jelas data distribusi frekuensi hasil belajar siswa dapat dilihat dengan diagram di bawah ini:

  

Hasil Belajar Siklus 2

  20

  15

10 Frekuensi

  5 49-59 60-69 70-79 80-89 90-100

Gambar 4.2 Diagram Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus 2 SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga pada Kelas VTabel 4.7 Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas V Semester II SD Negeri Salatiga 10

  

Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga pada Siklus 2

  No Ketuntasan Jumlah Persentase

  1 34 100% Tuntas (≥ KKM 60)

  2 0%

  Belum tuntas (≤ KKM 60) Rata-rata

  77.64 Skor Maksimal

  95 Skor Minimum

  70 Berdasarkan tabel di atas terlihat siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar KKM ≥ 70 pada siklus 2 sebanyak 34 siswa (100%) dan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar adalah 0%. Dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah adalah 70.

4.1.3.5 Refleksi

   Pada siklus 2 ini pelaksanaan model Problem Based Learning (PBL) pada

  siswa kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga secara keseluruhan sudah memenuhi KKM. Dalam proses pembelajaran penerapan model

  

Problem Based Learning (PBL) meningkatkan keaktifan siswa dari sebelumnya dan

  meningkatkan hasil belajar yang dapat dilihat dari hasil tes soal evaluasi yang dilaksanakan pada akhir pertemuan siklus 2. Hasilnya 34 siswa kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga sudah mencapai ketuntasan belajar yang sudah ditentukan yaitu KKM ≥ 70.

4.2 Rekaptulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2, Hasil Keaktifan Siswa Siklus 1 dan Siklus 2

  Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 bahwa dapat dilihat mengalami perubahan, dari hasil belajar pada kondisi awal menunjukan bahwa 14 dari 34 siswa belum mencapai KKM ≥70. Hasil belajar siswa pada siklus 1 mengalami perubahan yaitu 9 dari 34 siswa belum mencapai KKM ≥70. Hasil belajar pada siklus 2 mengalami perubahan dari siklus sebelumnya yaitu semua siswa kelas V sudah mencapai KKM ≥70.

  Berikut ini adalah hasil belajar siswa tema lingkungan sahabat kita pada kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2:

Tabel 4.8 , , Perbandingan Rekaptulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus Siklus 1

  

dan Siklus 2 .

No Nilai Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 F Persen F Persen F Persen

  1. Tuntas 20 58.83% 25 73.5% 34 100%

  2. Belum 14 41.17%

  9 26.55 0% Tuntas

  Jumlah 34 100% 34 100% 34 100% Berdasarkan tabel rekaptulasi ketuntasan hasil belajar siswa terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas dari jumlah siswa 34 pada tema lingkungan sahabat kita. Terbukti dari kondisi awal siswa yang belum tuntas dan setelah dilakukan tidakan siklus 1 jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 25 siswa, dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada siklus 1. Pada siklus 2 juga terjadi peningkatan hasil belajar siswa yaitu 34 siswa atau seluruh siswa kelas V sudah disiapkan secara menarik dan sesuai dengan materi dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa.

  Hasil keaktifan siswa dengan penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan keaktifan siswa. Data tersebut dapat dilihat dari peningkatan jumlah skor yang di dapat dari lembar observasi keaktifan siswa pada siklus 1 dan siklus 2. Jumlah skor dapat mempengaruhi kriteria yang di dapatkan. Berikut ini adalah rekaptulasi hasil keaktifan siklus 1 dan siklus 2:

Tabel 4.9 Rekaptulasi Hasil Keaktifan Siswa Siklus 1 dan Siklus 2

  Siklus 1 Siklus 2 No

  Persentase Frekuensi Kriteria Persentase Frekuensi Kriteria 1. 86%-

  16 Sangat 86%-

  25 Sangat 100% Baik 100% Baik 2.

  11 Baik 71%-85%

  9 Baik 71%-85% 3.

  7 Cukup 56%-70% Cukup 56%-70%

  • Baik Jumlah

  34

  34 - - Jumlah

Tabel 4.12 Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Siklus 1 dan Siklu 2 Siklus 1 Siklus 2

  Skor Persen Skor Persen 26 65% 30 75% Peningkatan Persentase Keaktifan 10%

  Berdasarkan tabel di atas, hasil pensekoran siklus 1 dan siklus 2 ada peningkatan. Pada siklus 1 skor yang diperoleh sebanyak 26 skor dengan persentase 65%, sedangkan siklus 2 skor yang diperoleh 30 skor dengan persentase 75%. Hasil peningkatan keaktifan belajar siswa pada siklus 1 dan siklus 2 meningkat sebesar 10%.

4.3 Pembahasan

  Hasil observasi kondisi awal sebelum adanya tindakan di kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, terdapat beberapa masalah pada proses pembelajarannya yaitu keaktifan siswa masih belum nampak, hanya beberapa fokus pada pelajaran yang disampaikan, karena guru hanya menggunakan alat peraga dan media yang ada di sekolah tersebut, sehingga siswa kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru dan hasil belajarnya kurang memuaskan atau belum memenuhi KKM. Kondisi ini dapat disebabkan dari berbagai hal dari guru, siswa atau sarana dan prasarana yang ada di sekolah kurang memadahi. Peneliti saat melakukan observasi di kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga menemui guru dalam menyampaian materi pada proses pembelajaran berlangsung menggunakan cara konvensional yang cenderung membuat siswa menjadi lebih bosan dan konsentrasi siswa menjadi rendah. Pada pembelajaran sebelum tindakan hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM ≥70 adalah 14 siswa sedangkan siswa yang mencapai KKM adalah 20 siswa dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50.

  Dengan adanya masalah ini peneliti melakukan tindakan dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dengan 2 siklus. Setelah dilakukannya tindakan didapatkan keaktifan belajar dan hasil belajar kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, sehingga dari analisis data yang dilakukan peneliti terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa dari keadaan awal hingga siklus 2. Dari kondisi awal ke siklus 1 terjadi peningkatan dengan jumlah siswa yang tuntas pada siklus 1 adalah 25 siswa. Selanjutnya yang tuntas pada siklus 2 sebanyak 34 siswa atau semua siswa kelas V telah mencapai KKM.

  Penggunaan model Problem Based Learning (PBL) tidak hanya berpengaruh pada hasil belajar yang meningkat tetapi juga keaktifan siswa meningkat pada siklus 1 ke siklus 2. Hasil keaktifan siswa kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga pada siklus 1 yaitu 13 siswa dengan kriteria baik, 6 siswa dengan kriteria cukup baik, dan 15 siswa dengam kriteria kurang baik, sedangkan pada siklus 2 hasil keaktifan siswa kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga meningkat dimana 25 siswa mendapat kriteria Sangat Baik, 9 siswa mendapat kriteria Baik. Terbukti pada tabel 4.10, hasil pensekoran keaktifan siswa pada siklus 1 sebesar 65%, sedangkan pada siklus 2 meningkat sebesar 75%. Peningkatan keaktifan belajar siswa dalam penelitian ini sebesar 10%.

  Berdasarkan penerapan model Problem Based Learning (PBL) hasil belajar siswa dapat meningkat dan siswa lebih aktif pada saat pelajaran. Siswa lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru dengan lebih mudah dengan menggunakaan model Problem Based Learning (PBL). Hasil penggunaan model

  

Problem Based Learning (PBL) yang diperoleh dari siklus 1 dan 2 menunjukan

  peningkatan hasil belajar dan peningkatan keaktifan siswa kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatn Sidorejo Kota Salatiga.

  Hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti sama dengan peneliti terdahulu. Peneliti terdahulu yang sama dengan hasil yang dilakukan peniliti antara lain, Putu Ayu Widyasari (2015), Gede Gunantara (2014), dan Rahmawati Linda (2011) hasil penelitiannya sama dengan hasil peneliti. Peneliti terdahulu tersebut menggunakan tes dan lembar observasi untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

  Penelitian Dede Dewantara (2016) berbeda dengan materi peneliti, akan tetapi hasilnya juga sama. Pada setiap siklus keaktifan siswa meningkat dan hasil belajar terus meningkat mencapai indikator KKM. Sedangakan penelitian Rini, R., & Mawardi, M (2015) peningkatan ketrampilan pada siklus 1 sebesar 71,6% dan siklus 2 sebesar 83%. Hasil belajar dari kedua peneliti terdahulu sama seperti hasil peneliti. penelitian Astryningtyas, A. N., Kristin, I,. & Anugrheni, I. (2018) Penelitian

  Ardyanto, Y. I. P., Mawardi, M., & Astuti, S (2018), Hasil kemampuan berfikir kritis pada siklus 1 sebesar 60,82%, sedangkan siklus 2 mengkat sebesar 74,21%. Menujukan hasil belajar yang sama dengan hasil belajar peneliti.

  Penelitian Vitasari, R., (2013), hasil penelitiannya antara lain (1) mendeskripsikan langkah-langkah penerapan model Problem Based Learning, (2) meningkatkan keaktifan, dan (3) meningkatkan hasil belajar matematika. Penelitian ini menggunakan teknik Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V berjumlah 16 siswa. Hasil penelitan ini berbeda dengan hasil peneliti,mpeneliti hanya ada 2 permasalahan yaitu keaktifan belajar dan hasil belajar. Hasil keaktifan dan hasil belajar sangat meningkat pada setiap siklusnya.

  Penelitian Gunantara, G., Suarjana, I. M., & Riastini, P. N. (2014) dan Sochibin, A., Dwijananti, P., & Marwoto, P. (2009) , kedua peneliti terdahulu setiap siklusnya meningkat Agustin, V. N. (2013), hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 01 Wanarejan tahun 2010/2011 masih rendah karena penyampaian materi didominasi metode ceramah, guru kurang mengaitkan penyampaian materi dengan permasalahan nyata, siswa kurang aktif dalam belajar. Sedangkan penelitian Wulandari, E. (2012),

  Nuraini, F. (2017)

Manuaba, I. S., & Meter, I. G. (2013), dan . Penelitian terdahulu

  membuktikan bahwa model Problem Based Learning (PBL) menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif yang tuntas baik dari pra siklus, siklus 1, dan siklus 2.

  Penelitian Lamalelang, E. (2017), menerapkan strategi pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran PKn kelas IV SDN Sawit, Sewon Bantul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran PKN kelas IV melalui penerapan strategi pembelajaran PBL. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil observasi dengan persentasi partisipasi aktif siswa pratindakan 42% menjadi 67% pada siklus I, kemudian meningkat pada siklus II menjadi 85%.

Dokumen yang terkait

1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Active Learning untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa dan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas 5 SDN Lopait 01Semester

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Active Learning untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa dan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas 5 SDN Lopait 01Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Active Learning untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa dan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas 5 SDN Lopait 01Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Active Learning untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa dan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas 5 SDN Lopait 01Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 23

Penerapan Model Pembelajaran Active Learning untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa dan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas 5 SDN Lopait 01Semester II Tahun Pelajaran 20172018 Tugas Akhir - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Active Learning untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa dan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas 5 SDN Lopait 01Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 96

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Muatan IPS Tema 7 pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 4 Karangrayung Semester II Tahun Ajaran 2017/2018

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Berbantuan Magic Ball sebagai Upaya Peningkatan Critical Thinking dan Collaborative Skill Matematika Siswa Kelas 4 SD Negeri Panjang 03 Ambarawa

0 3 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem-Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar Tema Lingkungan Sahabat Kita Siswa Kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Sala

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem-Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar Tema Lingkungan Sahabat Kita Siswa Kelas V SD Negeri Salatiga 10 Kecamatan Sidorejo Kota Sala

0 0 23