Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Active Learning untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa dan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas 5 SDN Lopait 01Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 PELAKSANAAN HASIL PENELITIAN

  Pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi prasiklus, siklus I, dan siklus II. Ketiga sub judul tersebut kemudian diuraikan satu-persatu. Pertama adalah prasiklus, deskripsi prasiklus ini menjelaskan kondisi hasil belajar siswa sebelum diberi tindakan penelitian. Kedua yaitu siklus I, deskripsi siklus I ini menjelaskan tahap awal sampai akhir. Adapun tahap dalam siklus I pertama yaitu tahap perencanaan, kedua tahap pelaksanaan, ketiga tahap observasi, keempat tahap refleksi dari pelaksanaan tindakan I. Kemudian dilanjutkan pelaksanaan tindakan siklus II, adapun tahap-tahapnya yaitu pertama tahap perencanaan, kedua tahap pelaksanaan, ketiga tahap observasi, keempat tahap refleksi dari pelaksanaan tindakan II.

  Disini juga diteliti mengenai kemandirian siswa dalam belajar IPS, siswa mengalami peningkatan kemandirian belajar dilihat dari sikap awal mereka belajar yang semula mereka kurang tertarik belajar IPS kemudian setelah diberi tindakan penelitian mereka merasa kemnadirian mereka dalam belajar meningkat. Semula tidak paham dengan apa yang guru berikan perlahan mereka paham karena mereka sendiri yang mencari materi dan berusaha memahaminya dalam rangkaian kata-kata yang mereka pahami.

4.1.1 Pra Siklus

  Pada deskripsi prasiklus ini dijelaskan kondisi proses dan hasil belajar IPS sebelum tindakan penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan observasi mengenai hasil belajar pada pelajaran IPS di SD Negeri Lopait 01 yang beralamat di Dsn. Gudang Desa Lopait Kec. Tuntang Kab. Semarang. Observasi tersebut dilaknasakan pada hari Senin, 4 September 2017 dikelas 5 SD Negeri Lopiat 01. Subjek penelitian ditujukan kepada siswa kelas 5 yang berbentuk PTK SD Negeri Lopait 01 semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 27 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Pada mata pelajaran IPS di sebagai wali kelas di kelas 5, ia mengampu semua mata pelajaran kecuali mata pelajaran Penjas Orkes, Bahasa Inggris, Pendidikan Agama, BTQ, dan TIK.

  Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, peneliti mengetahui permasalahan yang terdapat pada hasil belajar IPS kelas 5. Hasil yang mereka peroleh dari rekap nilai ulangan siswa, banyak siswa yang nilainya kurang memuaskan dan masih dibawah KKM, nilai KKM yang ditentukan untuk mata pelajaran IPS sebesar 66. Mayoritas pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah. Guru kelas menganggap metode ceramah ini sangat efektif untuk menyampaikan materi kepada siswa. Menurut beliau hal yang terpenting yaitu materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh siswa. Guru cenderung mengesampingkan proses belajar secara langsung atau melalui media yang dapat membuat siswa lebih mengerti tentang hal yang disampaikan.

  Guru juga jarang menggunakan media pembelajaran yang dapat mengembangkan antusias siswa untuk belajar. Pada dasarnya, penggunaan media untuk menarik simpati siswa agar antusias dalam mengikuti pembelajaran. Media dapat memberikan kesenangan dan satu poin untuk menarik antusias siswa dalam belajar, sehingga pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diterima dengan mudah oleh siswa. Dalam diri individu siswa juga kurang mereka akan belajar jika disuruh oleh guru, hanya 50% yang sadar akan pentingnya belajar sendiri. Kemandirian belajar ini menurut peneliti sangat penting ditanamkan sejak masuk usia SD nantinya akan berguna jika mereka masuk ke jenjang sekolah yang lebih tinggi lagi. Mereka harus belajar mandiri untuk mendapatkan suatu ilmu yang berguna bagi kehidupannya.

  Beberapa faktor tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif. Hasilnya adalah siswa kesulitan dalam memahami pelajaran yang disampaikan, siswa cenderung bosan dan merasa jenuh dalam mengikuti pelajaran, aktivitas siswa lebih mengarah ke luar kegiatan pembelajaran bukan ke materi yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan hasil belajar IPS yang masih rendah dan kemandirian yang kurang dalam belajar IPS maka peneliti perlu mengadakan perbaikan pembelajaran

  IPS dengan menerapkan model kemandirian belajar siswa dan hasil belajar mata pelajaran IPS melalui penelitian tindakan kelas yang di laksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Perbandingan siswa yang belum memenuhi KKM atau tidak tuntas sebesar 16 dari 27 siswa (59,26%) dan hanya 11 siswa saja (40,74%) yang tuntas. Setelah mengobservasi lebih lanjut rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan guru belum menerapkan model pembelajaran yang lain. Guru hanya terpaku dengan model pembelajaran lama yaitu ceramah berdampak kepada siswa cenderung bosan dalam kelas. Maka peneliti mencoba melakukan PTK pada siswa kelas 5 SD Negeri Lopait 01.

4.1.2 Deskripsi Siklus I

  Deskripsi pada siklus I ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahap, adapun taha-tahap yang akan dilakukan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Pada kegiatan silkus I dibagi menjadi 3 kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit.

4.1.2.1 Tahap Perencanaan

  Perencanaan yang dilakukan peneliti adalah mempersiapkan semua tindakan yang akan dilakukan di tempat penelitian untuk meningkatkan kemandirian dan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan model pembelajaran Active Learning tipe Card Sort. Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap perencanaan tindakan yaitu sebagai berikut: a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan KD

  2.1 Mendeskripsikan perjuangan para to-Koh pejuang pada penjajah Belanda dan Jepang.

  b.

  Mempersiapkan materi pembelajaran yang sesuai dan tepat.

  c.

  Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan dalam pelaksanaan tindakan. d.

  Mempersiapkan rancangan apa yang akan dilakukan guru dan apa yang dilakukan siswa dalam melakukan penelitian tindakan yang telah direncanakan berupa rencana pelaksanaan pembelajaran.

  e.

  Menyiapkan angket kemandirian belajar IPS siswa.

4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

  Pada tahap pelaksanaan tindakan yaitu penerapan isi dari tahap perencanaan dengan cara guru melaksanakan rancangan yang telah direncanakan. Pada tahap pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dengan menggunakan model pembelajaran Active Learning tipe Card Sort. Pada tahap ini dilaksanakan sebanyak 6 x 35 menit. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran IPS kelas 5 sebagai berikut:

  Pada awal pertemuan tanggal (Senin, 12 Maret 2018) kegiatan didalamnya meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Untuk kegiatan awal meliputi pemberian apersespi, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di laksanakan. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti (1) guru memberikan arahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, (2) siswa menjalankan tugas sesuai dengan arahan yang telah diberikan oleh guru, (3) siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing untuk mendiskusikan materi yang diperoleh, (4) perwakilan kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan apa yang telah mereka diskusikan, (5) siswa diberi penguatan jawaban atas diskusi yang telah dipresentasikan, (6) siswa dan guru membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

  Kegiatan penutup yaitu guru memberikan penghargaan atas partisipasi aktif semua siswa ketika melakukan semua kegiatan di kelas. Guru memberikan tindak lanjut berupa pemberian tugas. Guru memberikan sedikit motivasi untuk senantiasa belajar dengan sungguh-sungguh, guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.

  Pertemuan kedua tanggal (Rabu, 14 Maret 2018) kegiatannya berupa kegiatan awal, inti dan akhir. Kegiatan awal meliputi pemberian apersepsi, akan dilakukan meliputi (1) mendengarkan penjelasan dari guru mengenai kegiatan yang akan dilakukan, (2) siswa melaksanakan kegiatan yang telah dijelaskan guru, (3) siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing untuk mendiskusikan materi yang diperoleh, (4) perwakilan kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan apa yang telah mereka diskusikan dan menyelaraskan dengan gambar yang telah mereka bawa mengenai materi yang telah mereka dapatkan, (5) siswa diberi penguatan jawaban atas diskusi yang telah dipresentasikan, (6) siswa dan guru membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

  Kegiatan penutup yaitu guru memberikan penghargaan atas partisipasi aktif semua siswa ketika melakukan semua kegiatan di kelas. Guru memberikan tindak lanjut berupa pemberian tugas mempelajari kembali materi yang telah dipelajari. Guru memberikan sedikit motivasi untuk senantiasa belajar dengan sungguh-sungguh, guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.

  Pertemuan ketiga tanggal (Kamis, 15 Maret 2018) yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir. Pada kegiatan awal guru memberikan apersepsi serta melakukan tanya jawab sebagai upaya mengingatkan siswa pada materi yang telah mereka pelajari. Guru menyampaikan cara mengerjakan tes formatif dan memberikan sedikit motivasi untuk mengerjakan tes dengan sungguh-sungguh. Pada kegiatan inti (1) siswa menerima lembar soal dan jawaban dari guru, (2) siswa serentak mngerjakan tes sesuai waktu yang telah ditentukan siswa, (3) bagi siswa yang telah selesai mengerjakan tes harap menunggu temannya yang belum selesai mnegerjakannya, (4) siswa dan guru bersama-sama mencocokan jawaban dari tes formatif yang telah dilakukan.

  Kegiatan akhir guru memberikan reward bagi siswa yang mendapatkan nilai terbaik. Guru memberikan motivasi untuk belajar lebih giat lagi. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.

  Tahapan Observasi juga dilangsungkan pengamatan terhadap siswa dengan mencatat semua hal yang terkait dengan perilaku kemandirian (tidak inisiatif belajar, sumber relevan, evaluasi) belajar IPS siswa selama proses pembelajaran di kelas dalam pengamatan proses observasi khusus kemandirian yang mengamati adalah si peneliti. Tahap observasi guru dan siswa juga dilangsungkan dalam hal ini yang mengobservasi adalah Ibu Adi selaku wali kelas

  5 SD Negeri Lopait 01.

  Hasil pengamatan pembelajaran, pengalaman implementasi RPP, guru dan siswa pada siklus I ini dipantau dengan menggunakan panduan observasi yang telah dipersiapkan. Pertemuan pertama siklus I pembelajaran yang diberlakukan oleh guru telah berjalan cukup baik, semula dimulai dari mempersiapkan pembelajaran, apersepsi yang menarik dan membangkitkan semangat siswa untuk belajar, media pembelajaran yang baik pula, memantau dan membantu siswa jika mengalami kesulitan saat peembelajaran sampai menutup pembelajaran dengan baik.

4.1.2.3 Tahap Refleksi

  Sudah terlaksana pembelajaran siklus I, langkah selanjutnya berdiskusi antara guru, penulis dan observer untuk membahas kegiatan dilandasi pada pengamatan observer. Pada siklus I ini sudah bejalan cukup baik, saat siswa menerima penjelasan mengenai pembelajaran yang dilakukan siswa juga memperhatikan. Ada pula yang masih bingung dengan tugas yang diberikan namun guru berusaha menjelaskan dengan sebaik-baiknya sampai siswa paham. Kegaduhan terjadi saat siswa mulai mencari mereka berada di kelompok yang mana. Memang guru atau wali kelas sudah pernah berpesan kelas 5 ini sangat super. Ada satu anak yang memerlukan extra perhatian untuk membimbingnya belajar. Tidak lain adalah anak yang pernah tinggal kelas di kelas 5, dia selalu mencari perhatian baik dari teman maupun dari guru.

  Berdasarkan observasi siklus I, hal-hal dianggap belum sesuai apa yang diinginkan akan disempurnakan di siklus II. Salah satunya yaitu memberi pengarahan ke siswa agar meningkatkan konsentrasi yang lebih dalam belajar dan memperhatikan yang disampaikan oleh guru. Analisis hasil tes siklus I terdapat 20 siswa (74,07%) yang tuntas dan 7 siswa (25,93%) belum tuntas, perlu diadakan perbaikan pembelajaran di siklus II.

  Pemahaman siswa ketika menerima pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar dipengaruhi oleh. Ketika siswa memperhatikan dengan baik penjelasan yang disampaikan oleh guru dan siswa sendiri berusaha belajar dengan benar, pastilah mendapatkan hasil belajar yang diinginkan.

  Hasil belajar pada siklus I ini juga dipengaruhi oleh kerja siswa waktu proses pembelajaran berlangsung. Ada yang sudah paham dengan apa yang dimaksudkan oleh guru namun ada juga yang harus beberapa kali bertanya kepada guru maksud dari tugas yang diberikan. Hal ini juga menjadi faktor hasil belajar siswa, karena secara tidak langsung siswa ini kalah dibandingkan dengan teman- temannya yang sudah mengerti maksud dari tugas tersebut. Siswa lain sudah berdiskusi tentang apa yang mereka dapat dan masih ada yang bingung mencari dimana posisi mereka. Berdasarkan pengamatan aktivitas siswa nampak seluruh siswa melaksanakan model pembelajaran tersebut dengan baik.

  Berdasarkan dari hasil pengamatan siklus I maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus untuk ditingkatkan pada siklus II yaitu sebagai berikut: a.

  Kelebihan

  a) Apersepsi yang dilaksanakan oleh guru membangun semangat siswa dalam pemahamannya sendiri mengenai materi yang akan diberikan, sehingga dapat memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat mereka tentang apa yang akan dipelajari.

  b) Antar siswa dapat saling berkomunikasi antar satu sama lain untuk mencari kategori yang sama.

  c) Secara tidak langsung mereka juga melakukan sosialisasi dalam melakukan kegiatan karena mereka juga harus bertanya antar teman.

  d) Siswa berlatih berpikir tingkat tinggi dikarenakan soal evaluasi

  II dengan kalimat pernyataan sebelumnya dibuat panjang sebagai dasar pemikiran siswa.

  e) Secara tidak langsung membuat semangat belajar siswa meningkat karena mereka saat menyortir kartu juga harus paham dari apa yang dimaksudkan kartu yang mereka dapatkan. Jadi, apabila mereka ingin menemukan kategori dimanakah kartu mereka seharrusnya berada mereka harus membuka materi untuk mengetahui mereka masuk ke kategori mana.

  b.

  Kelemahan

  a) Pada saat proses pembelajaran, siswa masih bingung dalam hal pengkategorian dari apa yang siswa dapatkan karena kurang mendapat bimbingan dari guru yang lebih intensif mengingat semua siswa juga butuh diperhatikan dan karena guru baru mencoba model pembelajaran Active Learning tipe Card Sort.

  b) Menejemen waktu pada saat pembelajaran kurang berjalan dengan baik sehingga pembelajaran berlangsung kurang efektif dan efisien.

  c) Pemberian kesimpulan terakhir belum dilakukan secara maksimal karena waktu sudah hampir habis.

4.1.3 Deskripsi Siklus II

  Deskripsi pada siklus I ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahap, adapun taha-tahap yang akan dilakukan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Pada kegiatan silkus I dibagi menjadi 3 kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit.

4.1.3.1 Tahap Perencanaan

  Perencanaan yang dilakukan peneliti pada siklus II ini adalah mempersiapkan semua tindakan yang akan dilakukan di tempat penelitian untuk meningkatkan kemandirian dan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan model pembelajaran Active Learning tipe Card Sort. Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap perencanaan tindakan yaitu sebagai berikut: a)

  Permasalahan diidentifikasi dan dirumuskan berdasarkan refleksi pada siklus I.

  b) Menyusun kembali RPP untuk materi yang selanjutnya, soal tes hasil belajar dan sarana pembelajarannya.

  c) Menyiapkan keperluan pembelajaran yang mendukung dalam siklus II.

  d) Menyiapkan angket kemandiriann belajar IPS siswa.

4.1.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

  Kegiatan pembelajaran pada siklus II terdiri dari 3 pertemuan, 6 x 35 menit. Adapun langkah-langkah pada siklus II sebagai berikut: Pada awal pertemuan tanggal (Senin, 19 Maret 2018) kegiatan didalamnya meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Untuk kegiatan awal meliputi pemberian apersespi, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di laksanakan. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti (1) guru memberikan arahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, (2) siswa menjalankan tugas sesuai dengan arahan yang telah diberikan oleh guru, (3) siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing untuk mendiskusikan materi yang diperoleh, (4) Guru memberikan gambar pendukung materi yang mereka dapatkan, (5) perwakilan kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan apa yang telah mereka diskusikan, (6) siswa diberi penguatan jawaban atas diskusi yang telah dipresentasikan, (7) siswa dan guru membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

  Kegiatan penutup yaitu guru memberikan penghargaan atas partisipasi aktif semua siswa ketika melakukan semua kegiatandi kelas. Selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan penyimpulan materi yang telah dipelajari. Guru memberikan tindak lanjut berupa pemberian tugas. Guru memberikan sedikit motivasi untuk senantiasa belajar dengan sungguh-sungguh, guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.

  Pertemuan kedua tanggal (Selasa, 20 Maret 2018) kegiatannya berupa kegiatan awal, inti dan akhir. Kegiatan awal meliputi pemberian apersepsi, menyampaikan tujuan kegiatan pelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan inti yang akan dilakukan meliputi (1) mendengarkan penjelasan dari guru mengenai kegiatan yang akan dilakukan, (2) siswa melaksanakan kegiatan yang telah dijelaskan guru, (3) siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing untuk mendiskusikan materi yang diperoleh, (4) perwakilan kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan apa yang telah mereka diskusikan (5) siswa diberi penguatan jawaban atas diskusi yang telah dipresentasikan, (6) siswa dan guru membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

  Kegiatan penutup yaitu guru memberikan penghargaan atas partisipasi aktif semua siswa ketika melakukan semua kegiatandi kelas. Guru memberikan tindak lanjut berupa pemberian tugas mempelajari kembali materi yang telah dipelajari. Guru memberikan sedikit motivasi untuk senantiasa belajar dengan sungguh-sungguh, guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.

  Pertemuan ketiga pada tanggal (Kamis, 22 Maret 2018) yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir. Pada kegiatan awal guru memberikan apersepsi serta melakukan tanya jawab sebagai upaya mengingatkan siswa pada materi yang telah mereka pelajari. Guru menyampaikan cara mengerjakan tes formatif dan memberikan sedikit motivasi untuk mengerjakan tes dengan sungguh-sungguh. Pada kegiatan inti (1) siswa menerima lembar soal dan jawaban dari guru, (2) siswa serentak mngerjakan tes sesuai waktu yang telah ditentukan siswa, (3) bagi siswa yang telah selesai mengerjakan tes harap menunggu temannya yang belum selesai mnegerjakannya, (4) siswa dan guru bersama-sama mencocokan jawaban dari tes formatif yang telah dilakukan.

  Kegiatan akhir guru memberikan reward bagi siswa yang mendapatkan nilai terbaik. Selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan penyimpulan materi yang telah dipelajari. Guru memberikan motivasi untuk belajar lebih giat lagi. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.

  Tahapan Observasi juga dilangsungkan pengamatan terhadap siswa dengan mencatat semua hal yang terkait dengan perilaku kemandirian (tidak tergantung orang lain, percaya diri, mengkontrol diri, motivasi, tanggung jawab, inisiatif belajar, sumber relevan, evaluasi) belajar IPS siswa selama proses pembelajaran di kelas.

4.1.3.3 Tahap Refleksi

  Kegiatan refleksi kembali dilakukan oleh guru pengajar, guru observer, dan beberapa perwakilan siswa setelah melakukan tindakan yaitu penerapan model pembelajaran Active Learning tipe Card Sort. refleksi siklus II difokuskan pada penilaian dari upaya peningkatan hasil belajar IPS yang menjadi tujuan dari tindakan tersebut.

  Setelah terlaksananya proses pembelajaran siklus II, selanjutnya diadakan diskusi antara guru, penulis dan observer untuk membahas kegiatan berdasarkan pada pengamatan observer. Kegiatan pada siklus II ini sudah bejalan dengan baik dibandingkan siklus I, saat siswa menerima penjelasan mengenai pembelajaran yang dilakukan siswa tidak merasa kebingungan karena sudah mengetahui bagaimana mereka akan belajar. Namun ada sedikit yang masih bingung dengan tugas yang diberikan namun guru berusaha menjelaskan dengan sebaik-baiknya sampai siswa paham. Kegaduhan msih sedikit terjadi terjadi saat siswa mulai mencari mereka berada di kelompok yang mana, namun semua tidak menghambat dalam proses belajar.

  Berdasarkan observasi siklus II, hal-hal yang dianggap belum sesuai harapan pada siklus I sudah terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanaan pembelajaran waktu yang digunakan sudah efisien dan efektif. Guru berhasil menghendel siswa untuk mengikuti pembelajaran secara tertib. Salah satunya adalah memberi pengarahan kepada siswa supaya meningkatkan konsentrasi dalam belajar dan memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru ketika penjelasan tugas berlangsung. Tingkat belajar mandiri mereka juga sangat baik, banyak siswa yang sudah paham dengan apa yang harus mereka kerjakan pada siklus II terdapat 25 siswa (92,59%) yang tuntas dan 2 siswa (7,41%) belum tuntas, sehingga tidak perlu diadakan perbaikan pembelajaran di siklus III. Hasil belajar dipengaruhi oleh pemahaman siswa ketika menerima pembelajaran. Ketika siswa memperhatikan dengan baik penjelasan yang disampaikan oleh guru dan siswa sendiri berusaha belajar dengan benar, pastilah mendapatkan hasil belajar yang diinginkan.

  Hasil belajar pada siklus II ini juga dipengaruhi oleh kerja siswa waktu proses pembelajaran berlangsung. Ada yang sudah paham dengan apa yang dimaksudkan oleh guru namun ada juga yang harus beberapa kali bertanya kepada guru maksud dari tugas yang diberikan. Hal ini juga menjadi faktor hasil belajar siswa, karena secara tidak langsung siswa ini kalah dibandingkan dengan teman- temannya yang sudah mengerti maksud dari tugas tersebut. Siswa lain sudah berdiskusi tentang apa yang mereka dapat dan masih ada yang bingung mencari dimana posisi mereka. Berdasarkan pengamatan aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran Active Learning tipe Card Sort nampak bahwa seluruh siswa melakukan model pembelajaran tersebut dengan baik.

  Berdasarkan dari hasil pengamatan siklus II maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus untuk ditingkatkan pada siklus II yaitu sebagai berikut: a.

  Kelebihan

  a) Apersepsi yang dilaksanakan oleh guru membangun semangat siswa dalam pemahamannya sendiri mengenai materi yang akan diberikan, sehingga dapat memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat mereka tentang apa yang akan dipelajari.

  b) Antar siswa dapat saling berkomunikasi antar satu sama lain untuk mencari kategori yang sama.

  c) Secara tidak langsung mereka juga melakukan sosialisasi dalam melakukan kegiatan karena mereka juga harus bertanya antar teman. d) Siswa berlatih berpikir tingkat tinggi dikarenakan soal evaluasi menggunakan soal cerita yang terletak pada soal esay atau romawi

  II dengan kalimat pernyataan sebelumnya dibuat panjang sebagai dasar pemikiran siswa.

  e) Secara tidak langsung membuat semangat belajar siswa meningkat karena mereka saat menyortir kartu juga harus paham dari apa yang dimaksudkan kartu yang mereka dapatkan. Jadi, apabila mereka ingin menemukan kategori dimanakah kartu mereka seharusnya berada mereka harus membuka materi untuk mengetahui mereka masuk ke kategori mana.

  f) Siswa menguatkan ingatan mereka tentang materi dari pemikiran dan unjuk kerja siswa ketika mencari kategori mereka berada.

  b.

  Kelemahan

  a) Masih terjadi sedikit kegaduhan pada saat melakukan pengkategorian kartu.

  b) Pemberian kesimpulan terakhir belum dilakukan secara maksimal karena waktu sudah hampir habis.

4.2 ANALISIS DATA

4.2.1 Analisi Data Pra Siklus

  Hasil belajar siswa pada pra siklus dapat dilihat lebih rinci pada tabel distribusi skor tes formatif dibawah ini.

Tabel 4.1 Distribusi Skor Hasil Belajar IPS pada Pra siklus

  Skor > Frekuensi Presentase (%)

  46 7 25,93

  56 9 33,33

  66 6 22,22

  76 4 14,81

  86 1 3,70 Jumlah 27 100

  Pada pra siklus hasil belajar siswa ditunjukkan pada ketuntasan hasil belajar IPS dengan KKM > 66. Mendasar dengan KKM IPS > 66, maka distribusi ketuntasan secara detail disajikan melalui tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.2 Distribusi ketuntasan hasil belajar IPS pada Pra Siklus

  Kriteria No. Frekuensi Presentase (%) Skor Keterangan 1 > 66 Tuntas

  11 40,74 2 < 66 Tidak Tuntas 16 59,26 Jumlah 27 100

  Berdasarkan tabel diatas diketahui ketuntasan hasil belajar pada pra siklus 11 siswa tuntas dan 16 siswa tidak tuntas. Hal ini masih jauh dari harapan hasil belajar yang diharapkan karena masih banyak yang dibawah KKM hampir separuh dari 27 siswa berada dibawah KKM.

  

Pra Siklus

Tuntas

  40.74% 59.26% Tidak Tuntas

Gambar 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus

  Gambar diatas menunjukkan besar presentase pada pembelajaran pra siklus

4.2.2 Analisis Data Siklus I Berikut merupakan skor hasil belajar IPS pada siklus I.

Tabel 4.3 Distribusi Skor Hasil Belajar IPS pada Siklus I

  

Skor > Frekuensi Presentase (%)

  46 3 11,11

  56 4 14,81

  66 15 55,56

  76 5 18,52 Jumlah 27 100 Pada siklus I hasil belajar siswa ditunjukkan pada ketuntasan hasil belajar

  IPS dengan KKM > 66. Mendasar dengan KKM IPS > 66, maka distribusi ketuntasan secara detail disajikan melalui tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.4 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus I

  Kriteria No. Frekuensi Presentase (%) Skor Keterangan 1 > 66 Tuntas

  20 74,07 2 < 66 Tidak Tuntas 7 25,93 Jumlah

  27 100

  Dilihat dari hasil distribusi ketuntasan hasil belajar pada siklus I terlihat tingkat ketuntasan siswa, yakni 20 siswa (74,07%) tuntas dan 7 siswa (25,93%) belum tuntas.

  

Siklus I

25.93% Tuntas

  TidakTuntas 74.07%

Gambar 4.2 Hasil Belajar Siklus I

  Gambar diatas menunjukka besar presentase hasil belajar siklus I

4.2.3 SIKLUS II Berikut merupakan skor hasil belajar IPS pada siklus II.

Tabel 4.5 Distribusi Skor Hasil Belajar IPS pada Siklus II

  

Skor > Frekuensi Presentase (%)

  56 2 7,41

  66 14 51,85

  76 8 29,63

  86 3 11,11 Jumlah 27 100 Pada siklus II hasil belajar siswa ditunjukkan pada ketuntasan hasil belajar

  IPS dengan KKM > 66. Mendasar dengan KKM IPS > 66, maka distribusi ketuntasan secara detail disajikan melalui tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.6 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus II

  Kriteria No. Frekuensi Presentase (%) Skor Keterangan 1 > 66 Tuntas

  25 92,59 2 < 66 Tidak Tuntas 2 7,41 Jumlah

  27 100

  Dilihat dari hasil distribusi ketuntasan hasil belajar pada siklus II terlihat tingkat ketuntasan siswa, yakni 27 siswa (100%) tuntas.

  

Siklus II

7.41%

  Tuntas Tidak Tuntas 92.59%

Gambar 4.3 Hasil Belajar Siklus II

  Gambar diatas menunjukkan hasil belajar siswa siklus II Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilaksanakan dan dijabarkan diketahui telah terjadi peningkatan hasil belajar IPS pada siswa kelas 5 SD Negeri

  Lopait 01 melalui model pembelajaran Active Learning tipe Card Sort. Keberhasilan PTK ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.7 Distribusi Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar pada

  

Pra siklus, Siklus I dan Siklus II

Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II

Belajar

  Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Tuntas 11 40,74 20 74,07 25 92,59 Tidak Tuntas 16 59,26 7 25,93 2 7,41 jumlah 27 100 27 100 27 100

  Tabel diatas menunjukkan hasil tindakan disetiap siklusnya, diawali pra siklus (40,74%), meningkat (74,07%) di siklus I, meningkat kembali (92,595) di siklus II.

  100.00% 92.59% 90.00%

  Tuntas 74.07% 80.00%

  Tidak Tuntas 70.00% 59.26% 60.00%

  50.00% 40.74% 40.00%

25.93%

30.00% 20.00%

  7.41% 10.00% 0.00% Pra Siklus Siklus I Siklus II

GAMBAR 4.4 Perbandingan Presentase Hasil Belajar

  Dapat dilihat pada gambar diatas grafik yang sangat signifikan terjadi dalam setiap siklusnya. Dari pra siklus ke siklus I terjadi peningkatan 33,33% dan dari siklus I ke siklus II sebesar 18,52%. Dengan demikian hasil belajar siswa benar-benar mengalami peningkatan.

4.2.4 ANALISIS DATA KEMANDRIAN BELAJAR

  Skor Terendah

  

Presentase Skor

Presentase Skor

  Pra Siklus Siklus I Siklus II 68.80% 76.94% 81.67%

  60.00% 65.00% 70.00% 75.00% 80.00% 85.00%

Gambar 4.5 Presentase Kemandirian Belajar Siswa

  Jelas bahwa apa yang tertera pada tabel diatas di setiap siklus.nya mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam kemandirian belajar, (68,8%) untuk pra siklus, (76,8%) meningkat di siklus I, (81,67%) meningkat lagi di siklus II.

  98 Jumlah Skor 2209 2493 2646 Presentase Skor 68,8% 76,94% 81,67%

  74 Skor Tertinggi 88 108 107 Skor Rata-Rata 81,8 92,3

  66

  46

  Hasil penelitian untuk kemandirian belajar siswa kelas 5 SD Negeri Lopait 01 sebagai berikut:

Tabel 4.8 Distribusi Perbandingan Skor Kemandirian Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri Lopait 01

  2

  3

  10 Cukup

  13

  23

  16 Baik

  12

  1

  Baik Sekali

  

Kategori Skor Pra Siklus Siklus I Siklus II

  1 Kurang Kurang Sekali Dapat dilihat pada gambar diatas presentase peningkatan kemandirian siswa sangat signifikan. Dari pra siklus sampai akhir siklus II selalu mengalami peningkatan. Besar presentase kenaikan pra siklus ke siklus I sebesar 8.14% kemudian peningkatan yang terjadi pada siklus II ke siklus II sebesar 4,73%. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran Active Learning tipe Card Sort dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa.

4.3 PEMBAHASAN

4.3.1 Analisi Deskriptif Pra Siklus

  Pada pra siklus ini dijelaskan tentang bagaimana kondisi siswa ketika belum mendapatkan tindakan dari penelitian. Hasil yang diperoleh pada pra siklus menunjukkan 11 siswa tuntas (40,74%) dan 16 siswa tidak tuntas (59,26%), nilai terendah sebesar 46 dan tertinggi 88 dengan nilai rata-rata 62,44. Dari hasil yang telah dipaparkan lebih dari 50% siswa tidak tuntas dalam hasil belajarnya. Hal ini karna guru belum mencoba menerapkan pembelajaran yang lain. Dalam pembelajaran guru cenderung menggunakan model pembelajaran konvensional seperti ceramah. Model pembelajaran ini kurang efektif, membuat siswa bosan dan kemandirian dalam belajarnya pun kurang. Siswa cenderung lebih mementingkan diri sendiri.

  Model pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang memberi kesempatan dan latihan kepada siswa yang ingin mengungkapkan gagasan yang dimiliknya, sehingga siswa yang memiliki gagasan memilih untuk diam dan mengikuti semua perintah dari guru tanpa ada rasa ingin tahu yang timbul dalam diri sendiri. Interaksi antar siswa dan interaksi siswa dan guru juga kurang terlihat. Kesempatan siswa untuk bertanya atau mengemukakan gagasan masih kurang. Ketika proses pembelajaran siswa juga kurang mandiri dalam belajar dikarenakan mereka akan belajar ketika disuruh oleh guru. Hal ini berdampak buruk kepada hasil belajar mereka. Siswa berkemampuan tinggi boleh saja di abaikan karena mereka sadar bahwa belajar sebagai kebutuhan mereka, lalu bagaimana dengan siswa yang berkemampuan rendah mereka tentu saja berpaku pada guru dalam hal belajar. Demi memperbaiki nilai hasil belajr siswa perlu diberi tindakan yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa tersebut yang akan dilaksanakan di siklus I.

  4.3.2 Analisi Deskriptif Siklus I

  Perbaikan hasil belajar IPS siswa kelas 5 siklus I memperlihatkan adanya peningkatan baik peran guru dan aktivitas siswa, presentase pembelajaran yang dilakukan maupun ketuntasan belajar. Di siklus I ini sudah memenuhi target namun peneliti masih ingin membenahi kekurangan di siklus I dengan harapan dapat lebih meningkat hasil yang diperoleh. Dari kegiatan refleksi yang telah dijabarkan dalam siklus I teridentifikasi ternyata masih mendapatkan kekurangan dalam hal pembimbingan siswa dalam pembelajaran dan pengkondisian waktu.

  Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan, pembelajaran terlihat ada peningkatan hasil belajar IPS melalui pembelajaran Active Learning tipe Card

  

Sort yang semula hanya 11 siswa tuntas (40,74%) dan 16 siswa tidak tuntas

  (59,26%) sekarang menjadi 20 siswa tuntas (74,07%) dan 7 siswa tidak tuntas (25,93%). Nilai terendah semula 46 menjadi 48, nilai tertinggi semula 88 menjadi 84 dengan nilai rata-rata sebelumnya 62,44 meningkat menjadi 68,59.

  Hasil ini sebenarnya sudah memenuhi KKM namun mengingat banyaknya siswa yang mendapat nilai skor dibawah KKM yaitu ada 7 siswa dinyatakan belum tuntas. Hasil belajar siklus I ini dipengaruhi oleh kerja siswa sewaktu pembelajaran berlangsung. Ada yang sudah paham dengan apa yang dimaksudkan oleh guru namun ada juga yang harus beberapa kali bertanya kepada guru maksud dari tugas yang diberikan maka perlu diadakan perbaikan pada siklus II.

  4.3.3 Analisis Deskriptif Siklus II

  Terlaksananya siklus II perbaikan hasil belajar IPS difokuskan pada kekurangan yang terjadi dalam siklus I. Selama proses pembelajaran, siswa tampak mengikuti pembelajaran dengan baik sesuai dengan arahan guru. Siswapun melakukan pembelajaran tanpa rasa bingung dengan bimbingan guru yang lebih intensif sehingga manajemen waktu pembelajaran berjalan dengan

  Pada penelitian siklus II ini ketuntasan hasil belajar IPS sebesar 92,59% dan skor rata-rata 75,96 dengan skor tertinggi 88 dan skor terendah 62. Hasil dari siklus II dengan tingkat keberhasilan 92,59% dari jumlah seluruh siswa 27 siswa, menunjukkan pada siklus 2 ini hasil belajar IPS benar-benar sudah meningkat mengingat rendahnya sebelum pemberian tindakan penelitian tingkat keberhasilan hanya 40,74% saja. Presentase ini sudah memenuhi target indikator keberhasilan nilai rata-rata pada siklus II yaitu >66 dan ketuntasan siswa >90%.

  4.3.4 Analisis Deskriptif Kemandirian Belajar Penelitian ini terbukti dengan menggunakan model pembelajaran Active

  

Learning tipe Card Sort hasil belajar IPS siswa kelas 5 SDN Lopait 01 semester II

  tahun pelajaran 2017/2018 telah meningkat. Hasil tes kondisi awal diperoleh ketuntasan belajar 11 siswa tuntas (40,74%) dari 27 siswa. Hasil tes kondisi awal bila dibandingkan dengan hasil tes kondisi akhir didapatkan 25 siswa tuntas (92,59%). Kesimpulan dari penelitian ini diperolehpeningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Active Learning tipe Card Sort.

  Peningkatan hasil belajar ini karena dalam proses belajar siswa mencari materi sendiri dan berusaha memahaminya dengan presentasi didepan kelas secara tidak langsung siswa di tuntut untuk memahami materi yang dipelajari. Faktor pendukung juga melalui diskusi antar kelompok untuk mendiskusikan kategori yang mereka dapat. Sehingga ingatan siswa mengenai materi yang dipelajari dapat terserap ke dalam pikiran mereka melalui diskusi dan pemahaman materi.

  4.3.5 Pembahasan Pra siklus , siklus I dan siklus II

  Penelitian ini menggunakan model pembelajaran Active Learning tipe

  

Card Sort pada pertemuan 1 dan 2 disetiap siklusnya. Komponen pembelajaran

Active Learning tipe Card Sort sudah dapat diterapkan pada saat penelitian

  berlangsung sesuai apa yang telah peneliti rencanakan pada RPP. Pada pertemuan 1 sampai 2 peneliti menerapkan langkah-langkah model pembelajaran Active

  

Learning tipe Card Sort yaitu membimbing siswa menemukan kategori kartu diskusi tadi di presentasikan ke depan kelas sesuai dengan kategori yang mereka dapat. Penerapan langkah-langkah model pembelajaran Active Learning tipe Card tersebut sudah dapat diterapkan disetiap pembelajaran.

  Sort

  Hasil belajar pra siklus 11 siswa tuntas (40,74%) dan 16 siswa tidak tuntas (59,26%) dengan nilai rata-rata 62,44 nilai terendah 46 dan tertinggi 88 pada siklus I meningkat menjadi 20 siswa tuntas (74,07%) dan 7 siswa tidak tuntas (25,93%) nilai terendah 48 dan tertinggi 84 lalu meningkat lagi pada siklus

  II menjadi 25 siswa tuntas (92,59%) dan 2 siswa tidak tuntas (7,41%) dengan nilai rata-rata 75,96 nilai terendah 62 dan tertinggi 88. Dari setiap siklusnya siswa mempunyai progres belajar yang cukup tinggi. Benar adanya seperti yang disampaikan oleh Kristin, F (2016:79) bahawa hasil belajar diperoleh seseorang dari aktivitas yang dilakukan dan mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku. Dalam penelitian ini hasil belajar yang didapatkan telah mengalami perubahan tingkah laku dari setiap siklusnya yang berdampak untuk hasil belajar siswa.

  Hasil penelitian siswa menunjukkan kemandirian belajar siswa pra siklus 3 siswa dalam status cukup, 23 siswa berstatus baik dan 1 siswa berstatus baik sekali. Presentase skor pada pra siklus sebesar (68,8%) dengan skor rata-rata 81,8 yang memiliki skor terendah 46 dan skor tertinggi 88 pada siklus I meningkat menjadi 2 siswa berstatus cukup, 13 siswa berstatus baik dan 12 siswa berstatus baik sekali. Presentase skor pada siklus I ini sebesar (76,94%) dengan skor rata- rata 92,3 yang memiliki skor terendah 66 dan skor tertinggi 108 kemudian meningkat lagi pada siklus II meningkat menjadi 1 siswa berstatus cukup, 10 siswa berstatus baik dan 16 siswa berstatus baik sekali. Besar presentase skor pada siklus II ini adalah (81,67%) dengan skor rata-rata 98 yang memiliki skor terendah 74 dan skor tertinggi 107.

  Kemandirian belajar siswa pada saat pra siklus dengan presentase 68,8% dari 27 siswa. Hal ini menandakan kemandirian belajar mereka berada pada tingkat cukup. Untuk hal itu perlu diadakan pemberian tindakan guna meningkatkan kemandirian belajar mereka. Penggunaan model pembelajaran belajar siswa karena di dalam model pembelajaran ini siswa di tuntut harus memahami materi yang mereka dapat sehingga mereka dapat bergabung dengan teman yang mendapatkan ketegori sama. Terjadi proses mandiri disini mereka harus mencari sendiri kategori kartu yang sama, jadi melatih tanggung jawab serta pemahaman siswa tentang materi yang didapatkan.

  Setelah diadakan siklus I presentase meningkat menjadi 76,79%. Namun kendala di siklus I ini masih saja terjadi. Diantaranya siswa yang gaduh sendiri saat mencari kategori kartunya dan merasa malas memahami kategori yang mereka dapatkan. Sehingga perlu diadakannya pemberian tindakan pada siklus II yaitu dengan memberikan motivasi yang lebih besar lagi untuk memahami materi, menampilkan gambar-gambar yang bersangkutan dengan materi, mengontrol siswa yang sering membuat kegaduhan di kelas sehingga mengganggu siswa lainnya dalam pemahaman materi.

  Hasil dari siklus II ternyata telah mengalami peningkatan yaitu dengan presentase keberhasilan 81,67% ternyata kemandirian siswa dapat terwujud melalui model pembelajaran tersebut. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran Active Learning tipe Card Sort dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PBL(PROBLEM BASED LEARNING) BERBANTUAN MEDIA PAPAN CATUR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS 4 SD NEGERI SUGIHAN 01 TUGAS AKHIR - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan PBL (Problem Based Learning)

0 2 14

Level Kognitif Lingkup Materi Rancangan ProdukHasil dan Pengemasan

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan PBL (Problem Based Learning) Berbantuan Media Papan Catur untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas 4 SD Negeri Sugihan 01

0 14 84

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Siswa Melalui Model Problem Based Learning di Kelas 5 SDN Kutowinangun 11

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Metode Inkuiri Berbantuan Video Interaktif pada Siswa Kelas III SD Negeri Mangunsari 05 Tahun Pelajaran 2017 / 2018

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Model Pembelajaran Word Square dan Scramble Berbantuan Puzzle Ditinjau dari Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Gugus Andong Getasan

0 0 18

Level Kognitif Lingkup Materi Teater Daerah Setempat Teater Nusantara Teater Tradisional dan Modern Mancanegara di Asia Teater Tradisional dan Modern Mancanegara di Luar Asia

0 3 6

1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Active Learning untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa dan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas 5 SDN Lopait 01Semester

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Active Learning untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa dan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas 5 SDN Lopait 01Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Active Learning untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa dan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas 5 SDN Lopait 01Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 30