KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI

  Kajian Linguistik, Februari 2015, 128-137 Tahun ke-12, No 1 Copyright ©2015, Program Studi Linguistik FIB USU, ISSN 1693-4660

  

DESKRIPSI FONOLOGI DAN LEKSIKON BAHASA CIACIA

La Ino

Universitas Halu Oleo

  

  

Abstrak

  Artikel merupakan hasil penelitian yang membahas deskripsi fonem dan leksikon bahasa Ciacia. Hasil yang ditemukan adalah bahasa Ciacia mempunyai lima buah fonem vokal yaknai /i, e, a, o, u/ yang dapat berdistribusi lengkap dan mempunyai dua puluh empat fonem konsonan yaitu, ß/, b/, c/, d/, / đ/, /ğ/, /g/, /h/, j/, k/, l/, m/, n/, p/, r/, s/, t/, w/. /ng/, /nd/,

  

/nt/, /ngk/ /mb/, /mp. Kedua puluh empat konsonan tersebut hanya dapat

berdistrubusi di awal dan di tengah.

  PENDAHULUAN

  Bahasa Ciacia merupakan salah satu bahasa daerah yang terdapat di Kabupaten Buton, Buton Selatan, dan Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara. Penutur bahasa Ciacia tersebar di enam kecamatan di Kabupaten Buton yaitu Kecamatan Pasarwajo, Kecamatan Sampolawa, Kecamatan Batauga, Kecamatan Batu Atas, dan Kecamatan Lasalimu, satu Kecamatan di Kota Baubau, yaitu Kecamatan Sorawolio, satu kecamatan di Kabupaten Wakatobi, yaitu Kecamatan Binongko (Konisi dalam Hamzah, 2007: 1-2). Penelitian ini berlokasi di Desa Laporo untuk wilayah pedalaman dan desa Wabula karena Desa Laporo untuk wilayah pedalaman dan desa Wabula merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Pasarwajo yang menggunakan bahasa Ciacia. Di samping itu, Desa Wagola merupakan daerah asal peneliti. Penamaan bahasa Ciacia muncul sekitar tahun 1960-an yang diprakarsaai oleh seorang tokoh masyarakat yang bernama Hamzah La Jura, B.A. Istilah ini didasarkan pada fakta bahwa semua dialek bahasa daerah yang termasuk ke dalam wilayah pemakaian Ciacia mmempunyai kata yang sama, ya itu cia „tidak‟ (Abdullah, 1991: 7). Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan istilah kata Ciacia tanpa menggunakan tanda penghubung (-), yang menunjukkan bahwa hanyalah sebuah nama bahasa daerah yang terdapat di Kabupaten Buton yang tersebar di beberapa kecamatan. Penggunaan istilah kata Ciacia tanpa menggunakan tanda penghubung (-), bertujuan agar tidak menimbulkan pemaknaan yang salah terhadap makna kata Ciacia itu sendiri, sebab kalau istilah Ciacia ditulis dengan menggunakan tanda penghubung(-

  ), maka akan bermakna ”tidak-tidak”, sedangkan arti kata ”tidak-tidak” tidak ada/tidak dikenal dalam bahasa Ciacia. Di antara sejumlah daerah penutur bahasa Ciacia tersebut, sampai saat ini belum ada penelitian tentang penerapan bahasa Ciacia standar. Penamaan bahasa Ciacia masih mengacu pada dialek geografis semata, misalnya bahasa Ciacia dialek Wabula (di Desa Wabula Kecamatan Pasar wajo dan sebagian Lasalimu), bahasa Ciacia dialek Burangasi (di Desa Gaya baru, Kecamatan Sampolawa dan di Kelurahan Saragi, Kecamatan Pasar wajo), bahasa Ciacia dialek Lapandewa (di Desa Lapandewa Kecamatan Sampolawa), bahasa Ciacia dialek Mambulu (di Kelurahan Jaya Bakti, Kecamatan Sampolawa), bahasa Ciacia dialek Batauga (sebagian Kecamatan Batauga), bahasa Ciacia Batu Atas (di Kecamataan Batu Atas), bahasa Ciacia dialek Wali (sebagian Kecamatan Binongko Kabupaten Wakatobi), bahasa Ciacia dialek Takimpo (di Kelurahan Takimpo Kecamatan

  La Ino

  Pasar wajo), bahasa Ciacia dialek Liwungau (sebagian Kecamatan Pasar wajo, sebagian Kecamatan Sampolawa, sebagian Kecamatan Lasalimu.

KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI

  Fonologi adalah bidang dalam linguistic yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya, (Kridalaksana, 2011: 63). Menurut Muslich (2010: 2) fonologi memandang bunyi-bunyi ujar yang disebut dengan fonetik. Bunyi ujar merupakan unsure bahasa terkecil yang merupakan unsure struktur kata yang dapat membedakan bunyi. Hal seperti ini disebut fonemik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) dinyatakan bahwa fonologi adalah bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya.

  PEMBAHASAN Fonem-fonem yang terdapat dalam bahasa Ciacia antara lain vokal dan konsonan.

  Menurut Muslich (2010: 46) bunyi vokal adalah bunti yang dihasilkan tanpa melibatkan penyempitan atau penutupan pada daerah artikulasi. Bunyi vokal bahasa Ciacia dapat diklasifikasikan atas tiga macam sesuai dengan pengklasiikasian yang dikemukakan oleh Muslich (2010: 56-58). Pertama yaitu pengklasifikasian bunyi vokal berdasarkan tinggi rendahnya lidah, dibagi atas: bunyi tinggi, bunyi sedang, rendah. Kedua pengklasifikasian berdasarkan maju mundurnya lidah, dibagi atas bunyi depan, bunyi pusat, bunyi belakang. Ketiga pengklasifikasian berdasarkan bentuk bibir yang dibagi atas bunyi bulat dan bunyi tidak bulat. Menurut Muslich (2010; 48) bunyi konsonan adalah bunyi yang dihasilkan dengan melibatkan penyempitan atau penutupan pada daerah artikulasi. Dengan perkataan lain bahwa bunyi konsonan apabila diucapkan udara mengalami hambatan.

  a.

  Berdasarkan tinggi rendahnya lidah 1.

  Bunyi tinggi Yang termasuk bunyi tinggi adalah /i/ dan /u/ 2. Bunyi sedang

  Yang termasuk bunyi sedang /e/ dan /o/ 3. Bunyi rendah

  Yang termasuk bunyi rendah adalah /a/ b. Berdasrkan maju mundurnya lidah 1.

  Bunyi depan Yang termasuk bunyi depan adalah /i/ dan /e/ 2. Bunyi pusat

  Yang termasuk fonem pusat atau tengah /a/ 3. Bunyi belakang

  Yang termasuk bunyi belakang adalah /o/ dan /u/ c. Berdasarkan bentuk bibir 1.

  Bunyi bulat 2. Yang termasuk bunyi bulat adalah /o/ dan /u/ 3. Bunyi tak bulat

  Yang termasuk bunyi tak bulat adalah /i/, /e/, a/ Untuk lebih jelasnya berikut uraian pendeskripsian fonem vocal bahasa Ciacia.

  Kajian Linguistik, Tahun Ke-12, No 1, Februari 2015

  Fonem vocal /i/ Posisi awal

  /i na/ [ina]

  „ibu‟

  /i sa/ [isa]

  „ikan‟

  /i ta/ [ita] „lihat‟

  Posisi tengah Kasi đu (sendok) Piri (piring) Mocinggi (tinggi) Posisi akhir Sala (celana) ma‟a (makan) apa (tikar)

  Data di atas menunjukkan bahwa dalam bahasa Ciacia ditemukan fonem /i/. Fonem tersebut dapat direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan vocal depan, atas, dan tinggi. Fonem /i/ dalam bahasa Ciacia dapat berdistribusi langkap, yaitu bias menempati posisi awal kata (inisial), posisi tengah kata (medial), dan posisi akhir kata (final). fonem /e/ Posisi awal

  U mbe (iya) U mela (bagus)

  Ungkaka (anak-anak) Posisi tengah

  Kaßea (gila) we ‟e (air) kere (alis) posisi akhir momale (cape) tawe (panci) mate (meninggal) Data di atas menunjukkan bahwa dalam bahasa Ciacia ditemukan fonem /e/.

  Fonem tersebut dapat direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan vocal depan, sedang, tidak tinggi. Fonem /e/ dalam bahasa Ciacia dapat berdistribusi langkap, yaitu bias menempati posisi awal kata (inisial), posisi tengah kata (medial), dan posisi akhir kata (final). fonem /a/ posisi awal

  a u (anjing) a la (ambil)

  aso (jual) posisi tengah indau (saya) ka đese (pisang) payasa (cermin) posisi akhir sala (celana)

  La Ino

  ma‟a (makan) apa (tikar) Data di atas menunjukkan bahwa dalam bahasa Ciacia ditemukan fonem /a/. Fonem tersebut dapat direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan vocal tengah dan rendah. Fonem /a/ dalam bahasa Ciacia dapat berdistribusi langkap, yaitu bias menempati posisi awal kata (inisial), posisi tengah kata (medial), dan posisi akhir kata (final). fonem /o/ posisi awal oto (mobil) olu (awan) ombe (iya) posisi tengah modindi (dingin) kocu (kentut) honicu (setan posisi akhir hando (handuk) holeo (matahari) popoto (pageregere) Data di atas menunjukkan bahwa dalam bahasa Ciacia ditemukan fonem /o/. Fonem tersebut dapat direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan vocal vocal bekang, sedang tidak tinggi. Fonem /o/ dalam bahasa Ciacia dapat berdistribusi langkap, yaitu bias menempati posisi awal kata (inisial), posisi tengah kata (medial), dan posisi akhir kata (final). fonem /u/ posisi awal

  u mbe (iya) u mela (bagus)

  ungkaka (anak-anak) posisi tengah buburu (bubur) ku nde‟e (kelapa) modindi (dingin) posisi akhir polangu (bantal) boku (buku) sau (kayu) Data di atas menunjukkan bahwa dalam bahasa Ciacia ditemukan fonem /u/.

  Fonem tersebut dapat direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan vocal vocal tinggi belakang. Fonem /u/ dalam bahasa Ciacia dapat berdistribusi langkap, yaitu bias menempati posisi awal kata (inisial), posisi tengah kata (medial), dan posisi akhir kata (final).

  Berdasarkan penemuan dan pembuktian fonem vocal di atas, bahasa Ciacia memiliki lima buah fonem vocal yaitu /i/, /u/, /a/, /o/, /u/ yang dapat berdistribusi langkap yaitu menempati posisi awal kata (inisial), posisi tengah kata (medial), dan posisi akhir kata (final). Kelima fonem vocal tersebut dapat dipertakan sebagai berikut:

  Kajian Linguistik, Tahun Ke-12, No 1, Februari 2015

  Berikut bagan vokal dalam bahasa Ciacia Depan Tengah Belakang

  Tinggi i u Sedang e o Rendah a Fonem Konsonan Fonem /p/ Posisi awal / para‟a/ [ para‟a ] „apa‟ /pagara/ [pagara]

  „pagar‟ posisi tengah /topa/ [topa] „tampar‟ /topa/ [topa]

  „empang‟ fonem /b/ posisi awal

  /b oku/ [boku]

  „buku‟ /bue/ [bue] „ayun‟ posisi tengah /kubu/ [kubu] „gemuk‟ /mobuto/ [mobuto] „busuk‟ fonem /ß/ posisi awal /ßembe/ [ßembe] „kambing‟ /ßaho/ [ßaho]

  „mandi‟ posisi tengah / kaβea/ [ kaβea ] „orang gila‟ / [

  βiβito/ βiβito] „kilat‟ fonem /m/ posisi awal / [ ma‟a/ ma‟a] „makan‟ / mina‟a/ [min a‟a] „makanan‟ posisi tengah /sombaa/ [sombaa]

  „sujud‟ /sumbali/ [sumbali] „kiri‟ fonem /mb/ posisi awal /mbololo/ [mbololo] „gong‟ /mbacu/ [mbacu]

  „batu‟ posisi tengah /cumba/ [cumba] „tunas‟ /kambabate/ [kambabate]

  „kupukupu‟ fonem /mp/ posisi awal mpidho mpidho „kedip‟ mpaga mpaga „miring‟ posisi tengah kampidho kampidho „kelopak mata‟ sampu sampu

  „turun‟

  La Ino

  fonem /w/ posisi awal wawowawo „atas‟ wawiwawi

  „babi‟ posisi tengah ewoewo „ombak‟ sawutasawuta

  „semua‟ fonem /d/ posisi awal daoadaoa

  „pasar. dafugha dafugha ‟tungku‟ posisi tengah kadadi kadadi „binatang‟ kadese kadese „pisang‟ fonem /t/ posisi awal tawuninitawunini „pusat‟ tondutondu „tenggelam‟ posisi tengah kapotolotikapotoloti „pensil‟ kantekante

  „kikir‟ fonem /dh/ posisi awal đoeđoe „uang‟ đoriđori „sama‟ posisi tengah sođosođo „panas‟ mođindimođindi „dingin‟ fonem /r/ posisi awal ratorato „sampai‟ rondorondo „malam‟ posisi tengah rurururu „sumbangan‟ sorosoro „tarik‟ fonem /n/ posisi awal notade notade‟ berdiri‟ naipie naipie

  „kapan‟ posisi tengah suanasuana

  „kanan‟ pani pani „sayap‟ fonem /nd/ posisi awal ndokendoke

  „kera‟ ndulu ndulu „licin‟ posisi tengah tolandotolando

  „tanjung‟ kundeekundee „kelapa‟ fonem /nt/ posisi awal ntalea ntalea „terang‟ posisi tengah

  Kajian Linguistik, Tahun Ke-12, No 1, Februari 2015

  muntemunte „jeruk‟ fonem /r/ posisi awal ratorato

  „sampai‟ rondorondo „malam‟ posisi tengah sorosoro „tarik‟ goragora „panggil‟ fonem /l/ posisi awal lokoloko „batu‟ lalalala

  „jalan‟ posisi tengah cikolucikolu „telur‟ sampalusampalu

  „asam‟ fonem /s/ posisi awal sina‟asina‟a (nafas) sawasawa (minta) posisi tengah sosolusosolu (bubur) kawulusikawulusi (cuci mulut) fonem /c/ posisi awal

  c iacia (tidak) c ukec

  uke‟e(itu) posisi tengah para‟acukepara‟acuke (apa itu) koncukoncu (batu besar) fonem /j/ posisi awal jambatajambata (jembatan) jamanijamani (zaman posisi tengah βajuβaju (baju) pajimarapajimara (lampu) fonem /g/ posisi awal gumbagumba (guci) gunugunu (gunung) posisi tengah mbagu mbagu „basah‟ pogau pogau „berkata‟ fonem /ng/ posisi awal ngaeongaeo

  „orang‟ ngara ngara „bosan‟ posisi tengah wolangawolanga

  „belanga‟ langi langi „langit‟ fonem /gh/

  La Ino

  posisi awal ğoo ğoo „daun‟ ğaki ğaki „rakit‟ posisi tengah ke ğekeğe „alis‟ dafu ğadafuğa „tungku‟ fonem/ngk posisi awal ngkalangkala „anak‟ ngkawu ngkawu „kusta‟ posisi tengah pikongkidi pikongkidi „menggigil‟ gongka gongka

  „belah‟ fonem /k/ posisi awal kombukombu (keranjang) kađukađu (karung) posisi tengah cikolucikolu (telur) bukuabukua (rajin) fonem /h/ posisi awal hamotahamota (kebun) hantahanta (kintal) posisi tengah mohanemohane (laki-laki) βahoβaho (mandi) Bahasa cia-cia memiliki dua puluh empat fonem konsonan yaitu, ß/, b/, c/, d/, / đ/, /ğ/, /g/, /h/, j/, k/, l/, m/, n/, p/, r/, s/, t/, w/. /ng/, /nd/, /nt/, /ngk/ /mb/, /mp/ Bagan konsonan dapat digambarkan sebagai berikut.

  

Articulator dan Daerah Artikulasinya

Sistem Bila- Labio- Apiko- Apiko- Palatal Dorso- Lari- Glo- bunyi Bial Dental Dental alveolar velar ngal tal

  B Tb B Tb b Tb B Tb B tb b tb b tb b Tb Hambat B p d t g k eksplosif implosif ß đ Geseran s ğ h Paduan j c

  Getar r Samping l

  • an Nasal m n η prenasal mb mp nd nt ngk Semi- w vokal

  Kajian Linguistik, Tahun Ke-12, No 1, Februari 2015 Bagan distribusi konsonan dalam bahasa Ciacia

  no konsonan posisi awal posisi tengah posisi akhir

  • 1. b B oku (buku) Moburu (basah)

  Bue (ayun) Mobuto (busuk) -

  • 2 ßembe (kambing) K aβea (orang gila)

  β

  ßaho (mandi) βiβito „kilat‟ 3 ia (tidak)

  c C para‟acuke (apa itu) c koncu (batu besar)

  uke‟e (itu) 4 d daoa „pasar kadadi „binatang‟ dafugha

  ‟tungku‟ kadese „pisang‟

  5 S đ (dh) Đoe (uang) ođo (panas) M

  Đori (sama) ođindi (dingin) 6 g Gumba (guci) Jangku (jengot) Gunu (gunung) sanggara (pisang goreng) 7 h Hamota (kebun) Mohane (laki-laki)

  Hanta (kintal) Βaho (mandi)

  8 ke

  ğ (gh) ğoo „daun‟ ğe „alis‟ ğaki „rakit‟ dafu ğa „tungku‟ 9 j Jambata (jembatan)

  Βaju (baju) Jamani (zaman) Pajimara (lampu) 10 k Kombu (keranjang) Cikolu (telur)

  K ađu (karung) Bukua (rajin) 11 l Loko (batu) Cikolu (telur) Lala (jalan) Sampalu (asam) 12 m Sombaa (sujud) ma‟a (makan) mina‟a (makanan) Sumbali (kiri)

  13 n ngi‟i (gigi) Suana (kanan) ndoke (monyet) Rundu (guntur) 14 p para‟a (apa) Topa (tampar) pagara (pagar) Topa (empang) 15 r Rato (sampai) Ruru (sumbangan)

  Rondo (malam) Soro (tarik) 16 s sosolu(bubur) sina‟a (nafas) sawa (minta) kawulusi(cuci mulut)

  La Ino

  17 Tawunini (pusat) Kapotoloti (pensil)

  t

  Tondu (tenggelam) Kante (kikir) 18. w Wawo (atas) Ewo (ombak)

  Wawi (babi) sawuta (semua) 19. ng ngaeo „orang‟ wolanga „belanga‟ ngara „bosan‟ 20. nd ndoke tolando

  „kera‟ „tanjung‟ kundee „kelapa‟ 21. nt munte ntalea „terang‟ „jeruk‟

  22 ngk ngkala „anak‟ pikongkidi „menggigil‟ ngkawu „kusta‟ 23 mb mbololo cumba

  „gong‟ tunas‟ mbacu „batu‟ kambabate „kupukupu‟ 24 mp kampidho mpidho „kedip‟ „kelopak mata‟ sampu „turun‟

  KESIMPULAN

  Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahasa Ciacia merupakan bahasa vokalis. Bahasa ini mempunayi lima buah vokal dan dua puluh empat konsonan. Bunyi-bunyi vokal dapat berdistribusi lengkap sedangkan konsonan hanya dapat berdistribusi di awal dan di akhir.

DAFTAR PUSTAKA

  Abdullah, et. al. (1988). Struktur Bahasa Cia-Cia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

  Azhar, Iqbal Nurul. (2011) . “Saat-saat Kritis Bahasa Ciacia” dimuat dalam Jurnal Prosodi

  Vol. 5 No. 2 Chaer, Abdul. (2007). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta Konisi, La Yani. (2001). Kontruksi Verba Aktif-Pasif Bahasa Cia Dialek Pedalaman.

  Kendari: Lembaga Penelitian Universitas Haluoleo. Muslich, Mansur. (2008). Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara Sailan, Zalili et. al. (1993). Analisis Kategori Kata Bahasa Cia-Cia (Laporan Hasil Penelitian). Kendari: Unhalu.

  .

Dokumen yang terkait

SUPERPLASTICIZER TERHADAP PERILAKU FISIS DAN MEKANIS BETON

0 1 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank - Determinan Efisiensi BUMD RegionalSumatera Berdasarkan Data Envelopment Analysis (DEA) Studi Kasus: Bank Aceh, Bank Nagari, dan Bank Sumut

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kredit Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, “Kredit - Analisis Pengaruh Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terhadap Tingkat produktivitas Hasil Panen Padi di Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara

0 0 25

15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Religiusitas 2.1.1 Pengertian Religiusitas

0 3 12

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 - Implementasi Algoritma Learning Vector Quantization dan Weighted Product Dalam Memilih Perusahaan Tempat Berinvestasi

0 1 18

IMPLEMENTASI ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION DAN WEIGHTED PRODUCT DALAM MEMILIH PERUSAHAAN TEMPAT BERINVESTASI

0 1 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Pemberian Imunisasi Hepatitis B (Uniject) pada Bayi Usia 0-7 Hari di Desa Pangirkiran Kecamatan Halongonan kabupaten Padanga Lawas Utara Tahun 2015

0 0 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI) 2.1.1 Pengertian ASI - Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Pangirkiran Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2015

0 0 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. NYERI 1.1 Definisi Nyeri - Pengalaman Nyeri Kronis pada Pasien Kanker di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 35

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SADARI sebagai Alat Deteksi Dini Kanker Payudara 2.1.1 Deteksi Dini - Efektifitas Metode Simulasi terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI di SMA Negeri 1 dan SMA Citra

0 1 34