Contoh Proposal Penelitian Skripsi Matku

Proposal Penelitian “Tinjauan Yuridis Kegiatan Penguasaan Pasar Ditinjau dari Hukum
Persaingan Usaha (Studi Kasus : Penguasaan Pasar oleh Produk Minuman Olahan Pop Ice
sesuai dengan Putusan KPPU : 14/KPPU-L/2015)”
Annisa Gustin Ekaputri, 1406553770

I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Persaingan merupakan suatu kondisi yang selalu lekat dengan karakteristik manusia, dimana
manusia selalu memiliki kencederungan untuk saling mengungguli manusia dalam banyak
hal.1 Pada umumnya, orang yang menjalankan kegiatan usaha adalah untuk memperoleh
keuntungan dan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup, atas dasar untuk
memenuhi kebutuhan hidup itulah mendorong banyak orang menjalankan usaha, baik kegiatan
usaha yang sejenis maupun kegiatan usaha yang berbeda. Keadaan yang demikian itulah yang
sesungguhnya yang menimbulkan atau melahirkan persaingan usaha di antara para pelaku
usaha. Kondisi persaingan memiliki banyak dampak positif dibanding kondisi non persaingan.
Suasana yang kompetitif juga menjadi syarat yang mutlak bagi negara-negara berkembang
seperti Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang efisien, termasuk proses
industrialisasinya.2
Dalam pasar yang kompetitif perusahaan-perusahaan akan saling bersaing untuk menarik lebih
banyak konsumen dengan menjual produk mereka dengan harga yang serendah mungkin,
meningkatkan mutu produk, dan memperbaiki pelayanan mereka kepada konsumen. Untuk

berhasil dalam suatu pasar yang kompetitif, maka perusahaan-perusahaan harus berusaha
untuk mengembangkan proses produksi baru yang lebih efisien, serta mengembangkan produk
baru dengan desain baru yang lebih inovatif. Untuk hal ini, maka perusahaan-perusahaan perlu
1
Arie Siswanto, Hukum Persaingan Usaha, Cet ke- 2, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2004), hal. 13
2
Susanti Adi Nugroho. Hukum Persaingan Usaha di Indonesia : Dalam Teori dan Praktik serta
Penerapan Hukumnya, Cet.2, (Jakarta : Kencana Prenadamedia Group, 2012). Hal. 2

mengembangkan dan meningkatkan kemampuan teknologi mereka, baik teknologi proses
produksi (process technology) maupun teknologi produk (product technology). Dengan
demikian, ini akan mendorong kemajuan teknologi dan diharapkan juga pertumbuhan
ekonomi yang pesat.3
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pelaksanaan usaha terdapat berbagai macam persaingan
misalnya : ada persaingan yang sehat dan adil (fair competition), ada persaingan yang tidak
sehat (unfair competition), bahkan ada persaingan yang destrutif (destructive competition)
seperti predatory price. Tentu saja, perilaku anti persaingan seperti persaingan usaha yang
tidak sehat dan destruktif itu tidak dikehendaki, karena mengakibatkan in-efisiensi
perekonomian berupa hilangnya kesejahteraan (economic walfare), bahkan mengakibatkan
keadilan ekonomi dalam masyarakatpun terganggu dan timbulnya akibat-akibat ekonomi dan

sosial yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, ketertiban maupun
kepentingan umum.4
Untuk mencegah timbulnya persaingan usaha yang tidak sehat, dalam Undang-Undang Nomor
5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat telah
ditentukan secara jelas dan terstruktur mengenai perjanjian yang dilarang, kegiatan yang
dilarang, dan posisi dominan. Disadari oleh pembentuk undang-undang bahwa ketiga hal ini
memang secara substansial berpotensi atau membuka peluang besar untuk terjadinya praktek
monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, apalagi sebagian besar transaksi bisnis memang
didasarkan pada perjanjian antara pelaku usaha. Dengan adanya Undang-Undang No. 5 Tahun
1999, Indonesia kini telah bergabung dengan negara-negata yang memiliki hukum
antimonopoli yang modern.
Suatu undang-undang larangan praktek monopoli dan persaingan tidak sehat yang efektif
merupakan prasyarat mutlak bagi berjalannya ekonomi pasar. Undang-undang ini melarang
perjanjian yang menghambat persaingan, penyalahgunaan kekuasaan monopoli dan
3
Thee Kian Wie, “Aspek-aspek Ekonomi yang Perlu Diperhatikan dalam Implementasi UU No.5 Tahun
1999”, Jurnal Hukum Bisnis Volume 7 Tahun 1999, Hlm.60.
4
Hermansyah. Pokok-Pokok Hukum Persaingan Usaha di Indonesia,Cet. 1 (Jakarta: Kencana, 2008),
Hal. 23


penggabungan perusahaan pasar. Dengan demikian, undang-undang tersebut menjamin
terbukanya akses ke pasar untuk semua pihak serta kebebasan bagi setiap pasar untuk
menentukan pilihan.5
Salah satu kegiatan yang dilarang dalam UU No. 5 Tahun 1999 adalah Penguasaan Pasar.
Penguasaan Pasar diatur dalam Pasal 19 hingga Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1999. UU No. 5
Tahun 1999 tidak menentukan pengertian dari “Penguasaan Pasar”. Namun, penguasaan pasar
ini adalah kegiatan yang dilarang karena mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan/atau
persaingan usaha yang tidak sehat. Penguasaan Pasar merupakan keinginan dari sebagian
besar pelaku usaha, karena penguasaan pasar yang cukup besar memiliki potensi yang positif
dengan tingkat keuntungan yang mungkin bisa diperoleh oleh pelaku usaha. Segala cara akan
dilakukan dari yang dapat dilakukan sampai yang dilarang untuk dpaat menguasai pasar.
Dengan penguasaan pasar oleh pelaku usaha dapat memungkinkan pelaku usaha tersebut
melakukan segala tindakan yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.6
Berdasarkan ketentuan Pasal 19 UU No. 5 Tahun 1999, pelaku usaha dilarang melakukan satu
atau beberapa kegiatan, baik sendiri maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat berupa :
a. Menolak dan/atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk melakukan kegiatan usaha
yang sama pada pasar yang bersangkutan; atau
b. Menghalangi konsumen atau pelanggan pelaku usaha pesaingnya untuk tidak

melakukan hubungan usaha dengan pelaku usaha pesaingnya; atau
c. Membatasi peredaran dan/atau penjualan barang dan/atau jasa pada pasar yang
bersangkutan; atau
d. Melakukan praktek monopoli terhadap pelaku usaha tersebut.
Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan minum, yang berasal dari air. Pada umumnya
fungsi dari minuman adalah untuk memuaskan /menghilangkan rasa haus, merangsang nafsu
makan, untuk menambah tenaga dan untuk membantu perencanaan makanan. Dalam
perkembangannya, muncul lah inovasi-inovasi yang menciptakan minuman yang mempunyai
5
Knud Hansen,Et.al, Undang-Undang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat”, Cet. 2, (Jakarta : PT. Katalis Mitra Plaosan, 2002), Hal.1.
6
Susanti Adi Nugroho, Op.cit, Hal. 255.

rasa entah itu berupa kopi, teh, atau susu. Hingga pada awal tahun 2000an muncul lah inovasi
berupa minuman produk olahan berbentuk serbuk berperisa susu yang dipelopori oleh merek
Pop Ice milih PT. Forisa Nusa Persada. Tak butuh waktu lama sejak peluncurannya, produk itu
menjadi sangat laris dipasaran, di jual di berbagai pasar tradisional hingga pasar yang
berbentuk modern sekalipun (Minimarket, Supermarket, Hypermarket). Produk tersebut juga
sangat laku di kalangan anak-anak sekolah sebagai minuman favorit, hal tersebut dikarenakan

harganya yang relatif murah, rasanya juga enak. Hingga pada akhirnya muncul lah produkproduk kompetitor sejenis yang melihat bahwa pangsa pasar minuman serbuk berperisa susu
sangat menjanjikan.
Kemudian pada 29 Desember 2014 PT. Forisa Nusa Persada mengeluarkan Internal Office
Memo No. 15/IOM/MKT-DB/XII/2014 dikeluarkan dengan tujuan untuk mempertahankan
posisi Pop Ice sebagai market leader dan menjaga loyalitas penjual Pop Ice baik di level pasar
maupun di level kios minuman, dengan mengeluarkan program Pop Ice The Real Ice Blender.
Program Pop Ice The Real Ice Blender terdiri dari tiga program yaitu Progam Bantuan Tukar
(BATU) Kios Minuman, Program Display Kios Minuman dan Program Display Toko Pasar.
Terdapat persyaratan bagi kios minuman dan toko pasar untuk mengikuti program tersebut
yaitu tidak menjual dan tidak mendisplay produk kompetitor. Kios minuman dan Toko di
Pasar akan mendapatkan hadiah dari PT Forisa Nusapersada jika selama mengikuti program
memenuhi persyaratan tersebut. Kios Minuman yang mengikuti program tersebut
menandatangani Surat Perjanjian Kontrak Display Pop Ice yang di dalamnya terdapat klausul
peraturan bersedia mendisplay produk Pop Ice secara eksklusif dan tidak menjual produk
kompetitor. Dengan adanya tindakan yang dilakukan oleh PT Forisa Nusapersada tersebut
sangat memiliki potensi menimbulkan dampak persaingan usaha yang tidak sehat dalam pasar
minuman serbuk mengandung susu di seluruh Indonesia dan melanggar Pasal 19 huruf a dan b
UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

b. Pokok Permasalahan


1. Apakah kegiatan yang dilakukan PT. Forisa Nusapersada telah melanggar ketentuan
dalam UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat?
2. Bagaimana pembuktian yang dilakukan KPPU dalam membuktikan dugaan
pelanggaran yang dilakukan oleh PT. Forisa Nusapersada terhadap UU No. 5 Tahun
1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat?

II. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk menambah wawasan, pengetahuan dan wacana keilmuan dari segi hukum serta
memberikan pemahaman tentang pembatasan-pembatasan yang ada pada Hukum
Persaingan Usaha. Penulisan ini diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap
persaingan antara produk minuman serbuk olahan berperisa susu di Indonesia.
b. Tujuan Khusus
1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dengan kegiatan yang dilakukan PT.
Forisa Nusapersada kemungkinan telah melanggar ketentuan dalam UU No. 5
Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat.
2. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pembuktian yang dilakukan oleh KPPU

dalam membuktikan dugaan

pelanggaran yang dilakukan oleh PT. Forisa

Nusapersada terhadap UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

III. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam pengerjaan penelitian ini terdapat beberapa tinjauan pustaka yang peneliti gunakan
sebagai referensi guna membantu penyelesaian penelitian. Berikut adalah referensi-referensi
yang peneliti gunakan:

1. Susanti Adi Nugroho, Hukum Persaingan Usaha di Indonesia : Dalam Teori dan Praktik
serta Penerapan Hukumnya, Cetakan ke-2, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2012.
Halaman dalam buku ini berjumlah 851 halaman yang berisikan pembahasan-pembahasan
mengenai Hukum Persaingan Usaha di Indonesia. Dalam buku ini penulis memaparkan dan
menjelaskan hal-hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penegakkan hukum persaingan
usaha, mulai dari arti penting diterbitkannya undang-undang ini, perbandingannya dengan
praktek dinegara-negara lain yang telah terlebih dahulu menerapkan undang-undang ini,
kegiatan dan perjanjian yang dilarang menurut UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan

Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha yang Tidak Sehat, Komisi Pengawas Persaingan
Usaha sampai pada kendala-kendala yang dihadapi dalam implementasi hukumnya
dilapangan.
2. Knud Hansen dkk, Undang-Undang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat”, Cet. Ke-2, Jakarta : PT. Katalis Mitra Plaosan, 2002. Halaman dalam buku ini
berjumlah 501 halaman yang berisikan pembahasan-pembahasan mengenai UU. No. 5 Tahun
1999 tentang tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha yang Tidak Sehat
secara rinci. Buku ini awalnya merupakan proyek para ahli-ahli Hukum Persaingan Usaha
yang berasal dari Jerman yang memberikan pandangan tentang Undang-Undang Larangan
Monopoli di Indonesia, kemudian buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan
Inggris sebagai alat bantu bagi KPPU yang pada saat itu baru terbentuk dan untuk para
pengacara dan perusahaan untuk lebih memahami UU Anti Monopoli di Indonesia. Buku ini
cukup unik, dalam satu halaman dalam bukunya terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian
bahasa Inggris dan bagian bahasa Indonesia.
3. Hermansyah. Pokok-Pokok Hukum Persaingan Usaha di Indonesia,Cet. ke-1, Jakarta:
Kencana, 2008. Halaman dalam buku ini terdiri dari 236 halaman yang berisi pemahamanpemahaman dalm Hukum Persaingan Usaha di Indonesia yang mencakup beberapa aspek
terkait seperti pengertian, peranan hukum dalam pembangunan ekonomi, perbuatan-perbuatan
yang dilarang dalam UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha yang Tidak Sehat, Penegakkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha yang Tidak Sehat oleh KPPU, dan perbandingan


hukum persaingan usaha di beberapa negara serta pengembangan hukum persaingan usaha di
Indonesia.
4. Rachmadi Usman, Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2004. Halaman dalam buku ini berjumlah 172 halaman yang berisi tentang hal-hal
dasar yang ada dalam Hukum Persaingan Usaha di Indonesia. Terdiri dari lima Bab yaitu
Pengaturan Hukum Persaingan Usaha, Perjanjian yang Dilarang, Kegiatan yang Dilarang,
Posisi Dominan, dan Penengakkan Hukum Persaingan Usaha.
5. Johnny Ibrahim, Hukum Persaingan Usaha : Filosofi, Teori dan Implikasi Penerapannya di
Indonesia, Cet. ke-2, Malang : Bayumedia Publishing, 2007. Halaman dalam buku ini
berjumlah 362 halaman yang merupakan penulisan ulang dan eloaborasi lebih lanjut dari
disertasi penulis yang judul aslinya adalah “Implikasi Pengaturan Larangan Praktek Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat di Indonesia (Analisis Yuridis dan Socio-Legal)”. Buku ini
juga dilengkap analisis terhadap praktek hukum dalam penegakkan undang-undang
antimonopoli di Indonesia secara proporsional.

IV. KERANGKA KONSEP
1. Konsep Negara Kesejahteraan (Welfare State)
Konsep Negara Kesejahteraan adalah bentuk pemerintahan dimana negara dianggap
bertanggung jawab untuk menjamin standar hidup minimum bagi setian warganya. Konsep

negara kesejahteraan pada dasarnya dikembangkan dalam konteks ekonomi pasar dan dalam
hubungannya dalam sistem ekonomi campuran. Perlunya pengendalian dan pembatasan
terhadap bekerjanya kekuatan-kekuatan pasar tersebut adalah untuk mengatasi unsur-unsur
negatif yang tidak diharapkan sebagai hasil atau akibat bekerjanya kekuatan-kekuatan pasar
tersebut.7
2. Asas Campur Tangan Negara terhadap Kegiatan Ekonomi
7
Johnny Ibrahim, Hukum Persaingan Usaha : Filosofi, Teori dan Implikasi Penerapannya di Indonesia,
Cet.2, (Malang : Bayumedia Publishing, 2007), Hal. 32

Sri Redjeki Hartono berpendapat bahwa asas campur tangan negara terhadap kegiatan
ekonomi merupakan salah satu dari tiga asas penting yang dibutuhkan dalam rangka
pembinaan cita hukum dari asas-asas hukum nasional ditinjau dari aspek Hukum Dagang dan
Ekonomi. Menurut beliau, kegiatan ekonomi yang terjadi dalam masyarakat membutuhkan
campur tangan negara, mengingat tujuan dasar kegiatan ekonomi itu sendiri adalah untuk
mencapai keuntungan.8 Selain itu menurut Thomas Aquinas dalam Suma Theologica,
mengemukakan bahwa hukum (yang dibuat oleh negara) bukan hanya membatasi dan
menekan saja, akan tetapi juga memberi kesempatan bahkan mendorong para warga untuk
menemukan berbagai penemuan yang dapat menggerakan kegiatan ekonomi negara.9
3. Pembukaan UUD 194510

Negara Republik Indonesia didirikan untuk mencapai cita-cita menjadi negara negara
kesejahteraan, hal ini terdapat dalam alinea kedua Pembukaan, disebutkan :
“….mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Republik
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur”, sedangkan dalam alinea
keempat disebutkan misi-misi dalam mencapai negara kesejahteraan “…melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.”
4. Batang Tubuh : Pasal 33 UUD 194511
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas usaha asas kekeluargaan,
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara.

8
Sri Redjeki Hartono. Kapita Selekta Hukum Ekonomi, (Bandung : Mandar Maju, 2000), Hal. 13.
9
Thomas Aquinas seperti yang dikutip dalam Hermansyah, Op.cit, Hal. 5.
10 UUD 1945
11 Ibid.

(3) Bumi, Air dan kekayaan dan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan nasional.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengeai pelaksanaan pasal ini diatur dengan undang-undang.

5. UU. No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha yang
Tidak Sehat
Pasal 1 angka 5:
Pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan
hukum atau badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam
wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui
perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi.
Pasal 1 angka 6:
Persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan
kegiatan produksi dan atau pemasaran barang atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak
jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha.
Pasal 1 angka 9:
Pasar adalah lembaga ekonomi dimana para pembeli dan penjual baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat melakukan transaksi perdagangan barang dan atau jasa.

Pasal 1 angka 10:

Pasar bersangkutan adalah pasar yang berkaitan dengan jangkauan atau daerah pemasaran
tertentu oleh pelaku usaha atas barang dan jasa yang sama atau sejenis atau substitusi dari
barang dan atau jasa tersebut.

Dan pengaturan lain dalam Undang-Undang ini yang akan saya sebutkan kemudian.

V. METODE PENELITIAN
1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang akan Penulis gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum
normatif, yaitu penelitian hukum kepustakaan. Dalam penelitian hukum normatif, pengolahan
data pada hakikatnya berarti kegiatan untuk mengadakan sistematisasi terhadap bahan-bahan
tertulis yang mengacu kepada norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundangundangan.12
2. Tipologi Penelitian
Tipologi penelitian yang Penulis pilih dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanatoris,
yaitu penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan lebih dalam suatu gejala. Penelitian
ini bersifat mempertegas hipotesa yang ada. Penelitian ini juga bersifat evaluatif, yaitu
penelitian yang memberikan penilaian atas kegiatan atau program yang telah dilaksanakan.13
3. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder, dengan sumber data
berupa peraturan perundang-undangan, buku, dokumen-dokumen, artikel ilmiah, hasil
penelitian, pendapat-pendapat ahli hukum, serta sumber lainnya yang mempunyai relevansi
dan menunjang isi penelitian ini.
12
Sri Mamudji,Et.al, Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, (Jakarta : Badan Penerbit Fakultas
Hukum Universitas Indonesia, 2005), Hal. 10
13
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Cet.3, (Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia,
1986), Hal. 10.

4. Jenis Bahan Hukum :
Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah:14
a. Bahan Hukum Primer, mencakup peraturan perundang-undangan dan yurisprudensi
terkait dengan masalah penguasaan pasar yang dilakukan oleh PT. Forisa Nusapersada
dalam pasar produk minuman serbuk olahan berperisa susu.
b. Bahan Hukum Sekunder, bahan pustaka (buku, makalah, artikel ilmiah, laporan
penelitian) yang berkaitan dengan penguasaan pasar dan persaingan usaha.
c. Bahan Hukum Tersier, yang berupa kamus dan indeks.
5. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan adalah Studi Kepustakaan, studi kepustakaan
dilakukan terhadap bahan hukum primer, sekunder dan tersier yang berkaitan dengan
penelitian yang akan dilakukan, yakni penguasaan pasar yang dilakukan oleh PT. Forisa
Nusapersada terhadap pasar minuman serbuk berperisa susu ditinjau dari Hukum Persaingan
Usaha. Penelitian ini juga akan dilakukan dengan melakukan studi dokumen dengan cara
analisa isi (Content Analysis) yaitu teknik untuk menganalisa tulisan dan dokumen dengan
cara identifikasi secara sistematis ciri atau karakter dari pesan atau maksud yang terkandung
dalam suatu tulisan atau dokumen.15
6. Metode Analisis Data
Metode Analisis Data yang digunakan oleh Penulis dalam penelitian ini adalah metode
kwalitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif , dengan menggunakan metode
ini peneliti bertujuan mengerti atau memahami gejala yang ditelitinya.16
7. Bentuk Hasil Penelitian

14
Amiruddin dan H. Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitain Hukum, Cet. 2, (Jakarta : Rajawali Pers,
2004), Hal. 118.
15 Sri Mamudji, Op.cit, Hal.30.
16 Soekanto, Op.cit, hal.32.

Bentuk hasil penelitian dalam Penelitian ini berbentuk evaluatif, yaitu penelitian yang
memberikan penilaian atas kegiatan atau program yang telah dilaksanakan.17

VI.

MANFAAT TEORITIS DAN PRAKTIS
A. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan sumbangan pemikiran

dan pengetahuan dan keilmuan mengenai hukum. Serta memperkaya pengetahuan bagi penulis
dan pembaca di bidang hukum khususnya di bidang hukum persaingan usaha.
B. Kegunaan Praktis
Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa, dosen, serta
masyarakat umum untuk dapat menciptakan persaingan yang sehat di dalam persaingan
produk minuman serbuk berperisa susu sehingga dapat mewujudkan tujuan hukum persaingan
usaha yaitu tercapai efisiensi kegiatan usaha guna mewujudkan iklim usaha yang sehat.

VII. BIAYA PENELITIAN
Biaya yang diperkirakan akan diperlukan untuk melakukan penelitian ini adalah dengan
rincian sebagai berikut :
1. Persiapan Proposal
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Alat Tulis
Biaya kertas dan tinta printer
Penggandaan sumber tinjauan pustaka
Pembelian Buku
Perbanyak Proposal
Konsumsi

17
Sri Mamudji, Op.cit, Hal.7.

: Rp.150.000
: Rp.800.000
: Rp.700.000
: Rp. 900.000
: Rp. 450.000
: Rp. 150.000 
Rp. 3.150.000

2. Pengumpulan Data
a) Izin Penelitian
b) Konsumsi
c) Transportasi

: Rp. 600.000
: Rp. 450.000
: Rp. 1.000.000 
Rp. 2.050.000

TOTAL

: Rp. 5.200.000

IX. DAFTAR PUSTAKA

1.

. Pengantar Penelitian Hukum, Cet.3. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia,
1986.

2.
3.
4.

. Undang-Undang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. UU No.
5 Tahun 1999, LN No. 33 TAHUN 1999, TLN NO. 3817.
Amiruddin dan H. Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitain Hukum. Cet. 2. Jakarta : Rajawali Pers,
2004.
Dairi, Fernando JPP. “Tinjauan Yuridis Praktek Monopoli Ditinjau dari Hukum Persaingan Usaha (Studi
Kasus Praktek Monopoli Pelayanan Jasa Taksi di Bandara hang Nadim Sesuai dengan Putusan KPPU :
28/KPPU-I/2007)”. Skripsi Program Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok, 2012.

5.
6.
7.
8.
9.

10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Panduan Penulisan Tugas Akhir. Depok : Penerbit Fakultas
Hukum Universitas Indonesia, 2016.
Hansen, Knud. Et.al. Undang-Undang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat”. Cet.2. Jakarta : PT. Katalis Mitra Plaosan, 2002
Hartono, Sri Redjeki. Kapita Selekta Hukum Ekonomi. Bandung : Mandar Maju, 2000.
Hermansyah. Pokok-Pokok Hukum Persaingan Usaha di Indonesia. Cet. 1 .Jakarta: Kencana, 2008.
Hutabalian, Adryanov. “Tinjauan Hukum Persaingan Usaha Terhadap Perjanjian Antara Pelaku Usaha
Farmasi Lokal dengan Pelaku Usaha Asing Berbentuk Holding Company (Studi pada Supply Agreement
antara PT. Dexa Medica dengan Pfizer Overseas LLC)”. Skripsi Program Sarjana Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, Depok, 2011.
Ibrahim, Johnny. Hukum Persaingan Usaha : Filosofi, Teori dan Implikasi Penerapannya di Indonesia.
Cet. 2. Malang : Bayumedia Publishing, 2007.
Indonesia. Undang-Undang Dasar 1945.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha, Putusan Nomor 14/KPPU-L/2015.
Lubis, Andi Fahmi, Et.al. Hukum Persaingan Usaha antara Teks dan Konteks. Jakarta : Komisi
Pengawas Persaingan Usaha, 2009.
Mamudji, Sri. Et.al. Metode Penelitian dan Penulisan Hukum. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, 2005.
Nugroho, Susanti Adi. Hukum Persaingan Usaha di Indonesia : Dalam Teori dan Praktik serta
Penerapan Hukumnya. Cet.2. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group, 2012.
Siswanto, Arie. Hukum Persaingan Usaha, Cet 2. Bogor : Ghalia Indonesia, 2004.
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif. Cet. 17. Jakarta : Rajawali Pers.
2015.
Sukarmi. “Pelaksanaan Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha.” Dalam Jurnal Persaingan Usaha
KPPU. Edisi 7. Jakarta: Komisi Pengawas Persaingan Usaha, 2012. Hal. 1-22.
Thee Kian Wie, “Aspek-aspek Ekonomi yang Perlu Diperhatikan dalam Implementasi UU No.5 Tahun
1999”, Jurnal Hukum Bisnis Volume 7 Tahun 1999. 1999.
Usman, Racmadi. Hukum Persaingan Usaha di Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2004.