Metode Penelitian Komunikasi Proposal Pe

Proposal Skripsi
“Pengaruh Perubahan Acara Kartun Menjadi Musik Terhadap
Perilaku Anak Kota Yogyakarta”

Oleh :
YUDHI SUTOPO
13730065

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI YOGYAKARTA
2014/2015

1. Latar Belakang Masalah

Seiring berkembangnya teknologi informasi dewasa ini, semakin
banyak juga berkembang media yang ada di dunia. Sebagai contoh adalah
media Televisi. Dahulu Televisi mulai di komersilkan pada tahun 1920,
televisi mulai mengambil alih radio setelah PD II usai, meskipun pada saat
itu masih banyak menggunakan gambar hitam putih. Dan baru pada tahun
1950an ditemukan Televisi berwarna meski jumlahnya masih sangat

sedikit. Perkembangannya hingga sekarang televisi mulai mengambil hati
masyarakat karena tidak seperti radio, televisi dapat menyajikan tayangan
secara audio dan visual.
Sedangkan di Indonesia Televisi mulai ramai sekitar tahun 1962.
Pada waktu itu belum banyak stasiun televisi yang mengudara, hanya ada
1 stasiun televisi yaitu TVRI. TVRI adalah stasiun televisi pertama yang
ada di Indonesia dan menjadi stasiun TV nasional sampai sekarang. Siaran
pertama kali stasiun ini pada tahun 24 Agustus 1962 menayangkan tentang
Acara 17 Agustus serta penayangan acara sea Games Asia di Gelora Bung
Karno.
TVRI yang berada di bawah Departemen Penerangan, kini
siarannya sudah dapat menjangkau hampir seluruh rakyat Indonesia. Sejak
tahun 1989 TVRI mendapat saingan dari stasiun TV lainnya, yakni (RCTI)
Rajawali Citra Televisi Indonesia yang bersifat komersial. Kemudian
secara berturut-turut berdiri stasiun televisi (SCTV) Surya Citra Televisi
Indonesia, (TPI) Televisi Pendidikan Indonesia dan (ANTEVE) Andalas
Televisi (Ardianto, 2004 : 127).

Seiring dengan perkembangan jaman siaran Televisi semakin
berkembang ingga saat ini. Hal ini juga di perkuat dengan adanya UU

Nomor 40/1999 tentang Pers.
Televisi tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupan kita. Dapat
dikatakan media televisi selalu menemani manusia bangun tidur hingga
tidur kembali. Dan bahkan saat ini televisi menjadi media yang harus hadir
di dalam masyarakat.
Menurut Skormis (Kuswandi, 1996 : 8) dalam bukunya “Television
and Society : An Incuest and Agenda “, dibandingkan dengan media massa
lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku, dan sebagainya). Televisi
tampaknya mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari
media dengar dan gambar yang bisa bersifat informatif, hiburan, dan
pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Informasi
yang disampaikan oleh televisi, akan mudah dimengerti karena jelas
terdengar secara audio dan terlihat secara visual.
Acara yang di tayangkan media televisi sebagian besar adalah
hiburan, pada sekitar tahun 2005 banyak media televisi yang menayangkan
anie yang sering juga isebut kartun pada hari Minggu pagi. Pada saat itu
seolah olah anak anak pada khususnya diberikan hiburan yang memang
cocok untuk rentang umur mereka, Akan tetapi seiring perkembangan
waktu banyak media televisi yang malah dengan sengaja menayangkan
siaran televisi yang justru kurang mendidik bagi anak anak. Seperti dikutip

pada website resmi KPI pada Senin, 18 Februari 2013 14:15 “Jika

menonton siaran televisi sudah menjadi kebutuhan pokok dan tidak bisa
dihindari, tindakan yang harus diperhatikan oleh kita adalah memilih
tayangan yang memang baik, bermanfaat dan mendidik” secara langsung
KPI telah mencium bahwa telah banyak media yang kurang memberikan
acara yang mendidik bagi masyarakat khususnya anak anak. Hal serupa
juga di tuliskan dalam harian pikiran rakyat yang mewartakan “Berlebihan
dan tak Mendidik, Sejumlah Tayangan Televisi Terancam Dihentikan”
yang isi dari beritanya adalah Beberapa televisi kerap tampil berlebihan
dan tidak mendidik, beberapa tayangan hiburan di televisi terancam
dihentikan. Sejumlah tokoh masyarakat dan pendidik juga berharap KPI
(Komisi Penyiaran Indonesia) bersikap tegas, sehingga pengelola stasiun
tv yang pernah ditegur karena menayangkan acara hiburan yang “tidak
sehat”

segera

sadar


dan

tidak

mengulangi

kesalahan

serupa.

(http://www.pikiran-rakyat.com/node/259771)
Yang lebih menghawatirkan lagi adalah beberapa acara televisi
menghapus siaran anime atau sering disebut kartun bagi anak anak dan
menggantinya dengan acara musik yang konten dari acara musik itu
sendiri hanya sekitar 40% bahkan bisa kurang.
Dahulu anak anak sering bernyanyi soleram, ampar ampar pisang,
bintang kecil dan sebagainya sekarang ini menjadi bernyanyi korea, lagu
lagu cinta dan lain lain. Situs berita kaltim pos mewartakan “Dahulu
Soleram,


Kini

Hamil

Tiga

Bulan”

http://www.kaltimpost.co.id/berita/detail/25759/dahulu-soleram-kini-

(

hamil-tiga-bulan.html ) yang inti dari berita tersebut adalah lagu lagu anak
mulai tergerus oleh lagu lagu barat bahkan lagu dengan syair yang tidak
seharusnya di lantunkan oleh anak anak.
Dengan fenomena yang kompleks tersebut penulis berusaha
mencari tau seberapa banyak anak anak yang karena perubahan acara
televisi yang dahulu dari kartun menjadi berubah acara musik pada
sekarang ini khususnya di kota Yogyakarta.
Dalam penelitian ini penulis memilih anak anak SD dan SMP

sebagai objek penelitian karena pada fase inilah anak anak banyak waktu
luang untuk menonton acara televisi dan paling memungkinkan.

2. Rumusan Masalah
Dari permasalahan yang telah diungkapkan di atas maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah
1. Berapa besar pengaruh acara kartun bagi sikap dan perilaku anak anak
dan remaja?
2. Berapa besar pengaruh acara musik bagi sikap dan perilaku anak anak
dan remaja?
3. Bagaimana perbandingan sikap dan perilaku sebelum dan sesudah
pergantian jenis acara kartun menjadi musik?
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengaruh acara kartun bagi sikap dan perilaku anak anak dan remaja
2. Pengaruh acara musik bagi sikap dan perilaku anak anak dan remaja

3. Perbandingan sikap dan perilaku sebelum dan sesudah pergantian jenis
acara kartun menjadi musik
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut maka dapat diungkapkan bahwa

penelitian tersebut memiliki kegunaan :
1. Secar praktis diharapkan memberikan kontribusi (kegunaan) berupa
saran tentang perubahan perilaku dan sikap anak anak dengan adanya
perubahan tayangan televisi dari kartun menjadi acara musik.
2. Secara teoritik penelitian ini memberikan kontibusi baik dalam
menguatkan atau menolak asumsi teori yang ada.
4. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif
survey dengan pendekatan positivistik. Penelitian kuantitatif, menurut
Robert Donmoyer (dalam Given, 2008: 713), adalah pendekatanpendekatan terhadap kajian empiris untuk mengumpulkan, menganalisa,
dan menampilkan data dalam bentuk numerik daripada naratif. Menurut
Cooper & Schindler (2006: 229), riset kuantitatif mencoba melakukan
pengukuran yang akurat ter-hadap sesuatu.
Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari
populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang
pokok (Singarimbun dan Effendi, 1995:3).
Pendekatan Positivistik adalah pendekatan penelitian yang dalam
menjawab permasalahan penelitian memerlukan pengukuran yang cermat
terhadap variable-variabel obyek yang diteliti guna mendapatkan


kesimpulan yang dapat digeneralisasikan, lepas dari konstek waktu dan
situasi.

5. Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang pengaruh media baru khususnya pada televisi
sebelumnya sudah banyak dilakukan. Telah banyak jurnal jurnal yang
membahas tentang hal ini. Sebagai rujukan pertama adalah “PENGARUH
IKLAN

TELEVISI

DAN

HARGA

TERHADAP

KEPUTUSAN

PEMBELIAN SABUN LUX (SURVEI PADA PENGUNJUNG MEGA

BEKASI HYPERMALL)” Jurnal Karya: Setyo Ferry Wibowo dan Maya
Puspita Karimah dari Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian
ini adalah Para pengunjung Mega Bekasi Hypermall. Teknik sampling
yang digunakan untuk mengambil sampel adalah tehnik sampling random
sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara random atau acak dari
semua populasi yang ada di Mega Bekasi Mall. (JRMSI) (Vol. 3, No. 1,
2012)
Sebagai rujukan kedua adalah Jurnal ilmiah “Televisi Dan
Pergeseran Konsep Seks Normatif : Pengaruh Tayangan Pornomedia
Televisi Dan Agama Terhadap Sikap Seks Mahasiswa S1 Kota Surabaya”
karya Megawati Wahyudianata. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kuantitatif dengan format eksplanasi. Peneliti menggunakan
format eksplanasi karena dalam penelitian ini digunakan sampel penelitian
dan hipotesis berdasar dari permasalahan sebab – akibat yang diangkat.

Oleh karena itu peneliti akan menguji hipotesis penelitian di lapangan
untuk mencari pengaruh dari beragam variabel yang diteliti. (1978-385X
Vol. I No.1 Januari 2007)
6. Landasan Teori

Teori Difusi Inovasi
Everett M. Rogers mendefinisikan difusi sebagai suatu proses
komunikasi yang berkaitan dengan penyebaran pesan – pesan sebagai ide
baru ( Onong, 2000. p. 283 ). Ada lima tahap proses keputusan inovasi,
dimana merupakan proses mental seseorang berlalu dari pengetahuan
pertama mengenai suatu inovasi kepembentukkan sikap terhadap inovasi,
ke keputusan menerima atau menolak, ke pelaksanaan ide baru dan
peneguhan keputusan itu ( Rogers, 1986 : 120 ), yaitu (1) Knowledge
( Pengetahuan ), kesadaran individu akan adanya inovasi dan adanya
pemahaman tertentu tentang bagaimana inovasi tersebut berfungsi ; (2)
Persuasion ( persuasi ), Individu mencari informasi tentang penilaian
inovasi tersebut dan membentuk sikap berkenan atau tidak berkenan
terhadap inovasi tersebut ;

( 3 ) Decision ( Keputusan ), Individu terlibat

dalam aktivitas yang membawa pada suatu pilihan untuk mengadopsi atau
menolak inovasi ; ( 4 ) Implementation ( pelaksanaan ), penggunaan
inovasi secara coba – coba ; ( 5 ) Confirmation ( Peneguhan ), Tahap
evaluasi terhadap keputusan inovasi yang telah dibuatnya. Ia bisa

bertambah yakin akan sikap terhadap keputusannya dengan demikian ia
akan mengadopsi inovasi atau bahkan mengubah keputusan yang telah

diambil sebelumnya jika ia memandang inovasi tersebut tidak cocok
baginya.
Teori Perbedaan Individual (Individual Differences Theory )
Anggapan dasar dari teori ini adalah manusia amat bervariasi
dalam organisasi psikologisnya secara pribadi ( Onong, 2000 : 275 ).
Variasi ini sebagian dimulai dari dukungan perbedaan secara biologis,
tetapi sebagian lagi dikarenakan pengetahuan tiap individu yang berbeda.
Perbedaan itu dapat terjadi karena lingkungan yang dipelajari oleh masing
– masing individu akan membentuk sikap, nilai – nilai serta kepercayaan
yang mendasari kepribadian mereka sehingga menghasilkan pandangan
yang berbeda pula dalam menghadapi segala sesuatu. Oleh karena itu efek
media massa pada setiap individu berbeda satu sama lain dalam struktur
kejiwaannya.
Modeling Theory
Teori ini merupakan aplikasi dari Social Learning Theory (Defluer,
1989:216)

Ada

beberapa

tahap

(memperhatikan

perilaku,

mengidentifikasi-diri, terasa fungsional, untuk merespon situasi, merasa
puas dan pengukuhan) seseorang membentuk perilaku sebagai pengaruh
dari pesan pesan tayangan media. Media merupakan sumber pesan yang
selalu menyediakan mode atau gaya yang menarik sehingga membuat
pemirsa, terutama film dan acara televisi, meniru, baik anak-anak atau
orang dewasa dalam bentuk sikap, repons

7. Hipotesis
Menurut Kriyantono (2006:28) yang didasarkan pada pernyataan
Champion hipotesis merupakan pernyataan yang menjembatani dunia teori
dan dunia empiris. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ha : Terdapat besaran Pengaruh Perubahan Acara Kartun Menjadi
Musik Terhadap Sikap dan Perilaku Anak Anak di Ygyakarta.
2. Ho : Tidak terdapat besaran Pengaruh Perubahan Acara Kartun
Menjadi Musik Terhadap Sikap dan Perilaku Anak Anak di
Yogyakarta.
8. Definisi Konsep
Konsep merupakan bentuk abstraksi dari suatu penelitian. Konsep
adalah unsur penelitian yang terpenting dan merupakan definisi yang
digunakan untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial
(Singarimbun 2005:33). Definisi konseptual dalam penelitian ini adalah:
Kartun adalah sebuah gambar yang bersifat reprensentasi atau
simbolik, mengandung unsur sindiran, lelucon, atau humor. Kartun
biasanya muncul dalam publikasi secara periodik, dan paling sering
menyoroti masalah politik atau masalah publik. Sebuah gambar kartun
yang mengandung sebuah kritikan yang dimuat sebuah koran atau majalah
dan dimuat di rubrik opini adalah kartun editorial (editorial cartoon).
Musik adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara diutarakan,
kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara)
yang mempunyai keseimbangan dan kesatuan, nada atau suara yang
disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan
keharmonisan (terutama yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu)

9. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel
diukur. Cara mengukur suatu variabel langkah Definisi operasional juga
sangat berhubungan dengan kuesioner penelitian kuantitatif . Definisi
operasional ialah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur. Cara
mengukur suatu variabel langkah-langkahnya ialah sebagai berikut:
1. Menetapkan variabel atau konsep apa nan akan diukur.
2. Membuat definisi konseptual variabel.
3. Menetapkan jenis dan jumlah indikator variabel tersebut
berdasarkan definisi konseptual variabel nan telah dibuat
sebelumnya. Indikator merupakan konsep-konsep internal
dari variabel tersebut.
4. Membuat kuesioner berdasarkan indikator-indikator
tersebut.
Dari setiap indikator minimal dapat dibuat dua kuesioner yakni
kuesioner nan positif dan negatif. Setiap kuesioner dapat diberi tiga, lima
atau tujuh pilihan jawaban. Setiap pilihan jawaban mempunyai skor,
misalnya satu sampai dengan lima. Skor tersebut disesuaikan dengan
jumlah pilihan jawaban nan ditetapkan. (Hamidi, 2010;142)
Variabel
: Sikap dan Perilaku (Anak anak dan Remaja)
Definisi Konseptual : Sikap dan perilaku Anak anak dan remaja berasal
dari budaya masyarakat tersebut terbawa ke dalam organisasi yang ia
masuki. Sikap dan perilaku anggota yang khas tersebut merupakan
karakteristik individu, akan mempengaruhi karakteristik organisasi
sehingga akan mempengaruhi pula perilaku organisasi.

10. Metode Penelitian
● Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif, yang
di khususkan pada anak anak dan remaja di sekitaran kota
Yogyakarta.
● Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu Penelitian dilaksanakan pada Bulan Januari 2015 karena
pada bulan itu adalah bulan Anak anak Sekolah dan Remaja telah
selesai liburan sekolah dan masuk ke semester genap.
Tempat penelitian dilakukakan di SD Muhammadiyah Sapen, SMA
Muhammadiyah 2 Yogyakarta dan SMP 3 Yogyakarta
● Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas

obyek-obyek

yang

mempunyai

kualitas

dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti yang
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono,
2008:90).
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh

siswa

SD

Muhammadiyah

Sapen,

SMA

Muhammadiyah 2 Yogyakarta dan SMP 3 Yogyakarta.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi. Sedangkan pengertian dari
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:61).

Yang menjadi sampel dalam penelitian kali ini
adalah 30 Siswa dari SD Muhammadiyah sapen, 30 Siswa
dari SMP 3 Yogyakarta dan 30 Siswa dari SMA
Muhammadiyah 2 Yogyakarta.
● Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua macam
teknik pengumpulan data yaitu:
a. Kuesioner Angket adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis untuk dijawab (Sugiono, 2008:1942).
Responden akan diberikan angket kemudian diminta untuk
menjawab pertanyaan yang ada.
b. Teknik Dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang
diperoleh dari catatan (data) yang telah tersedia atau telah
dibuat oleh pihak lain. (Hamidi, 2010)
● Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan
Statistic deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk
menganalisis

data

dengan

cara

mendeskripsikan

atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaiamana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
atau generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa
diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistic deskriptif
dalam analisisnya. Tetapi bila penelitian dilakukan pada sampel,
maka analisisnya dapat menggunakan statistic despkriptif maupun

inferensial. Statistic deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya
ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat
kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel dambil.
Mengenai data dengan statistik deskriptif peneliti

perlu

memperhatikan terlebih dahulu jenis datanya. Jika peneliti
mempunyai data diskrit, penyajian data yang dapat dilakukan
adalah mencari frekuensi mutlak, frekuensi relatif (mencari
persentase), serta mencari ukuran tendensi sentralnya yaitu: mode,
median dan mean (Arikunto, 1993: 363). Sesuai dengan namanya,
deskriptif hanya akan mendeskripsikan keadaan suatu gejala yang
telah direkam melalui alat ukur kemudian diolah sesuai dengan
fungsinya. Hasil pengolahan tersebut selanjutnya dipaparkan dalam
bentuk angka-angka sehingga memberikan suatu kesan lebih
mudah ditangkap maknanya oleh siapapun yang membutuhkan
informasi tentang keberadaan gejala tersebut Fungsi statistik
deskriptif antara lain mengklasifikasikan suatu data variabel
berdasarkan kelompoknya masing-masing dari semula belum
teratur dan mudah diinterpretasikan maksudnya oleh orang yang
membutuhkan informasi tentang keadaan variabel tersebut. Selain
itu statistik deskriptif juga berfungsi menyajikan informasi
sedemikian rupa, sehingga data yang dihasilkan dari penelitian
dapat dimanfaatkan oleh orang lain yang membutuhkan.