Audit terhadap Siklus Produksi Pengujian (6)

Sutri Haryani/2014017004/4A1
Bab 20 Audit terhadap Siklus Produksi: Pengujian Substantif terhadap
Saldo Sediaan
Sediaan adalah unsur aktiva yang disimpan dengan tujuan dan maksud
untuk dijual dalam kegiatan bisnis yang normal atau barang-barang yang
dikonsumsi dalam pengolahan produk akan dijual.
Dalam perusahaan dagang, sediaan terutama terdiri dari sediaan barang
dagangan. Sedangkan perusahaan manufaktur, sediaan terdiri dari sediaan bahan
baku dan bahan penolong, sediaan produk dalam proses sediaan produk jadi
sediaan suku cadang, dan bahan habis pakai pabrik atau biasa disebut factory
supplies.
Sediaan dalam proses audit mendapatkan perhatian besar oleh auditor
karena beberapa alasan berikut:
1. Umumnya sediaan adalah komponen aktiva lancar yang jumlahnya cukup
material dan merupakan objek manipulasi juga tempat terjadinya
kesalahan-kesalahan besar.
2. Penentuan besarnya nilai sediaan secara langsung mempengaruhu kos
barang yang dijual, sehungga berpengaruh juga terhadap laba tahun yang
bersangkutan
3. Verifikasi kuantitas, kondisi, dan nilai sediaan merupakan tugas yang lebih
kompleks dan sulit dibandingkan dengan verifikasi sebagian besar unsur

laporan keuangan yang lain.
4. Sediaan seringkali disimpan diberbagai tempat sehingga menyulitkan
pengawasan dan perhitungan fisiknya.
5. Adanya berbagai macam sediaan menimbulkan kesulitan bagi auditor
dalam melaksanakan auditnya.
Prinsip Akuntansi Berterima Umum dalam Penyajian Sediaan dalam
Neraca
Berikut ini prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian sediaan di
neraca:
1. Laporan keuangan harus menjelaskan bahwa sediaan dinilai dengan lower
of cost or market dan harus menyebutkan metode yang digunakan dalam
menentukan kos sediaan.

2. Jika sediaan dinyatakan pada kosnya, nilai pasar pada tanggal neraca harus
dicantumkan dalam tanda kurung, dan jika sediaan diturunkan nilainya
pada harga pasar, kosnya juga harus dicantumkan dalam tanda kurung,
3. Akibat perubahan metode penilaian sediaan terhadap perhitungan rugi laba
tahun yang diaudit harus dijelaskan dalam laporan keuangan dan auditor
harus menyatakan pengecualaian mengenai konsistensi penerapan prinsip
akuntansi berterima umum dalam laporan audit.

4. Penjelasan yang lengkap harus dibuat dalam laporan keuangan, jika sediaan
digadaikain sebagai jaminan utang yang ditarik oleh klien.
5. Jika jumlahnya material, sediaan dalam perusahaan manufaktur harus
dikelompokkan menurut kelompok utama berkut: sediaan produk jadi,
sediapan produk dalam proses, dan sediaan bahan baku.
6. Perjanjian pembelian harus dijelaskan dalam laporan keuangan, jika
jumlahnya material atau bersifat luar biasa.
7. Cadangan untuk menghdapai kemungkinan turunnya harga sediaan setelah
tanggal neraca harus dibentuk dengan menyisihkan sebagian laba yang
ditahan.
Tujuan Pengujian Substantif terhadap Sediaan
Tujuan pengujian substantif terhadap sediaan adalah:
1. Memperleh keyakinan tentang
bersangkutan dengan sediaan.

kandalan

catatan

akuntansi


yang

2. Membuktikan asersi keberadaan sediaan yang dicantumkan dineraca dan
keterjadian transaksi yang berkaitan dengan sediaan.
3. Membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan sedaan
yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo sediaan yang
disajikan di neraca.
4. Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas sediaan yang dicantumkan
di neraca.
5. Membuktikan asersi penilaian sediaan yang dicantumkan di neraca.
6. Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan sediaan di neraca.
Pengujan terhadap Transaksi Rinci

Keandalan saldo sediaan oleh keterjadian transaksi berikut:


Transaksi pembelian




Transaksi penjualan, dan



Transaksi pemakaian

Selain itu, keandalan saldo akun sediaan ditentukan pula oleh ketepatan
pisah batas yang digunakan untuk mencatat berbagai transaksi diatas. Oleh karena
itu, auditor melakukan pengujian substantif terhadap transaksi rinci yang
mendebit dan mengkredit akun. Sediaan dan pengujian pisah batas yang
digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan akun tersebut.
Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci
Pengujian terhadap saldo akun rinci dapat dilakukan dengan cara berikut
ini:


Melakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan.




Memeriksa instruksi tertulis mengenai penghitungan fisik sediaan.



Mengamati perhitungan fisik sediaan yang dilakukan oleh klien.



Kirimkan surat konfirmasi sediaan yang disimpan di gudang pihak luar.



Mintalah informasi barang-barang klien yang dijual secara konsinyasi dan
barang-barang titipan yang ada di tangan klien.



Mintalah informasi mengenai sediaan yang dijadikan jaminan penarikan
utang.




Lakukan pengujian terhadap penilaian sediaan.



Mintalah informasi mengenai metode penilaian sediaan yang digunakan
oleh klien



Periksa kesesuaian kos per satuan sediaan dengan prinsip akuntansi
berterima umum.



Periksa catatan pendukung yang bersangkutan dengan data kos per satuan
sediaan.




Bandingkan laba bruto tahun yang diaudit dengan laba bruto tahun
sebelumnya.



Lakukan pengamatan terhadap unsur sediaan yang rusak.



Hitung tingkat perputaran sediaan dan bandingkan dengan tingkat
perputaran sediaan tahun sebelumnya.



Lakukan pengamatan terhadap sediaan yang lambat pemakaian atau
penjualannya.




Mintalah surat representasi sediaan dari klien.
Pemeriksaan Penyajian dan Pengungkapan Sediaan di Neraca



Periksa klasifikasi sediaan di neraca.



Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan sediaan.



Lakukan analytical riview terhadap sediaan.

Sumber: Mulyadi, Auditing Buku 2 : Bab 20 Audit terhadap Siklus Produksi:
Pengujian Substantif terhadap Saldo Sediaan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
2014.