Laporan Praktek Botani Umum docx
PRAKTIKUM I
PENGAMATAN STRUKTUR SEL TUMBUHAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Tinjauan Pustaka
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti
biologis.Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah,
sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Sejarah Penemuan Sel :
1) Pada tahun 1665, Robert Hooke mengamati sayatan gabus dari batang
Quercus suber menggunakan mikroskop. Dalam pengamatannya, ia
menemukan adanya ruang-ruang kosong yang dibatasi dinding tebal. Robert
Hooke menyebut ruang-ruang kosong tersebut dengan istilah cellulae artinya
sel. Sel yang ditemukan Robert Hooke merupakan sil-sel gabus yang telah
matu. Sejak penemuan itu, beberapa ilmuan semakin berlomba untuk
mengetahui lebih banyak tentang sel.
2) Seorang ahli mikroskop Belanda bernama Antonie van Leeuwenhoek (16321723) merancang sebuah mikroskop kecil berlensa tunggal. Mikroskop itu
digunakan untuk mengamati air rendaman jerami. Ia menemukan organisme
yang bergerak-gerak di dalam air. Yang kemukian disebut bakteri. Antonie
van Leeuwenhoek merupakan orang pertama yang menemukan sel hidup.
3) Penelitian yang dilakukan oleh 2 orang ilmuwan dari Jerman yaitu Matthias
Schleiden (ahli tumbuhan, 1804-1881) dan Theodor Schwann (ahli hewan,
1810-1882). Mereka menyimpulkan bahwa setiap mahluk hidup tersusun atas
sel.
4) Selanjutnya pada tahun 1885 seorang ilmuwan Jerman, Rudolf Virchow,
mengamati bahwa sel dapat membelah diri dan membentuk sel-sel baru.
Organel- Organel Sel Tumbuhan :
1) Dinding Sel.
Dinding sel adalah bagian terluar dari sel tumbuhan.Dinding sel memiliki
fungsimelindungi
sel. Dinding sel
merupakan
lapisan
tipis
dan
bersifat
2
semipermiable.Dinding sel tersusun atas Selulosa, lignin, dan suberin.Pada lapisan
epidermis dan batang, dinding sel mengandung kitin dan zat lilin sehingga dinding
sel bersifat iimpermeabel.
Antara dinding sel yang satu dengan yang lain ditemukan zat pektin yang
terdapat pada lamella tengah. Antara sel satu dengan sel yang lain tyerdapat
penghubung
atau
jembatan
protoplasma
yang
dinamakan
Plasmodesmata.
Plasmodesmata memegang peranan penting dalam transportasi berbagai zat.
2) Vakuola.
Vakuola merupakan rongga yang berada di dalam sel. Vakuola dibatasi oleh
selaput membran dan berisi cairan yang disebut cairan sel. Pada sel tumbuhan yang
telah dewasa, umumnya terdapat vakuola tengah yang berukuran besar dan
dikelilingi oleh membran yang dinamakan tonoplas.
Pada intinya, vakuola berfungsi sebagai :
1. Memasukkan air melalui tonoplas agar sel tetap baik.
2. Menyimpan makanan, seperti sukrosa, protein, garam- garam mineral, dan
senyawa organik lainnya.
3. Menyimpan sisa- sisa metabolisme.
3) Plastida.
Plastid merupakan organel yang terdapat sitoplasma sel tumbuhan dan
beberapa jenis ganggang mikroskopik, seperti Euglena.Plastida adalah butir- butir zat
warna yang terdapat pada tumbuhan.
Sumber :
(http://etrihumaerah.blogspot.com/2012/09/tugas-praktikum-pertama-biologi.html),
Diakses pada tanggal 27 Mei 2015.
1.2.
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati sel – sel epidermis
pada kulit bawang merah, sabut kelapa dan gabus.
3
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1.
Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas IBA
Palembang pada tanggal 17 Februari 2015.
2.2.
Alat dan Bahan
1. Alat
Mikroskop
Kaca preparat
Kaca penutup
Jarum
Tisu
Pinset
Pipet tetes
2. Bahan
2.3.
Bawang merah
Bawang putih
Batang bayam
Yodium
Prosedur Kerja
1. Kupas lapisan epidermis masing – masing bahan yaitu kulit bawang merah,
bawang putih dan batang bayam menggunakan pisau dan pinset.
2. Letakkan di atas kaca preparat, beri setetes air, tutup dengan kaca penutup.
Gunakan jarum bedah untuk menghilangkan gelembung udara pada preparat.
4
3. Amatilah sel epidermis dengan mikroskop.
4. Beri setetes larutan yodium untuk mewarnai sel dengan menggunakan teknik
pengairan. (teteskan sedikit yodium pada bagian tepi kaca penutup, lalu
buang kelebihannya dengan tisu).
5. Gambar dan beri warna bagian–bagian sel seperti dinding sel, membran sel,
sitoplasma, nukleus, dan vakuola sel.
5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.4.
Hasil Pengamatan
Data hasil pengamatan Sel bawang merah, Sel Serabut Kelapa dan Sel Gabus
Singkong berupa gambar sel yang diamati di bawah mikroskop. Berikut ini adalah
gambar sel tersebut:
1. Data Hasil Pengamatan Sel Bawang Merah
NO
1
Bahan
Bawang Merah
Warna sel
Garis tengahnya berwarna cokelat, bintik-bintik keseluruhan berwarna
2
3
Bawang Putih
Batang Bayam
Abu-abu
Berhyalink bercampur hitam keabu-abuan
Dinding selnya berwarna hijau mudah, kemudian bintik-bintik selnya
4
5
6
7
Akar umbi bayam
Cocor Bebek
Gabus
Daun
reodys
bewarna Hyalink
Berwarna Hyalink
Bintik-bintiknya berwarna hijau mudah
Hyalink
Bintik-bintik berwarna hijau mudah
color
2.5.
Pembahasan
6
Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis tumbuhan merupakan jaringan yang terdiri atas sel-sel
berbentuk empat persegipanjang dan terdiri atas satu lapis sel. Epidermis menutupi
permukaan organ daun, batang, dan akar muda.Pada akar dan daun, permukaan
epidermis biasanya ditutupi zat kimia (kutikula) yang berfungsi untuk mengurangi
penguapan tanaman. Pada dinding sel epidermis tidak terjadi fotosintesis, karena
tidak memiliki kloroplas, dan susunan antarselnya pun cukup rapat. Pada organ
tumbuhan tertentu, epidermis dapat mengalami modifikasi.Contohnya pada akar
memiliki modifikasi berupa tonjolan keluar yang disebut rambut akar, pada bunga
mawar, modifikasi berupa duri atau spina.
1. Pada pengamatan selaput bagian dalam bawang merah ( Allium cepa ) pada
mikroskop terlihat sel-sel bawang merah yang berlapis-lapis. Pada sel-sel
bawang merah terdapat organel-organel sel seperti sitoplasma, dinding sel
dan nukleus. Dinding sel berfungsi untuk melindungi dan memberi bentuk
pada sel. Nukleusnya berbentuk oval dan merupakan organel terbesar dalam
sel. Plastidanya berupa butir-butir yang mengandung zat warna ( ungu ).
2. Sel epidermis bawang merah mempunyai dinding sel yang berbentuk tidak
beraturan ada yang berbentuk segi enam yang memanjang dan ada juga yang
mempunyai bentuk segi empat yang memanjang. Sel epidermis bawang
merah mempunyai bentuk yang tetap dan tidak berudah – ubah karena di
dalam sel ter dapat dinding sel . Sel epidermis bawang merah tersusun oleh :
a. Dinding sel
b. Sitoplasma
c. Inti sel
7
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam
arti biologis.
2. Bawang merah mempunyai organel- organel sebagai berikut :
Dinding sel, yang berfungsi sebagai pelindung sel, Jaringan Epidermis,
Nukleus, Membran Inti, Sklereid.
3. Struktur sel gabus pada batang singkong atau ubi kayu adalah berbentuk segi
enam pada pengamatan terlihat dinding sel, ruang anatar sel, Sitoplasma,
vakuola dan nucleus. Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan
sitoplasma adalah cairan yang berada di dalam sel sering disebut sitosol
sebagai tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia atau metabolism.
4. Sabut kelapa mengandung bahan berlignoselulosa. Struktur lignoselulosa
umumnya terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin. Lignoselulosa juga
mengandung air dan sedikit protein, serta senyawa lainnya yang tidak ikut
secara signifikan dalam membentuk struktur material (Raven dan Evert,
1992). Dalam lignoselulosa kompleks, selulosa mempertahankan struktur
kristal dan menjadi inti dari kompleks lignoselulosa. Hemiselulosa terletak
antara mikro dan makrofibril selulosa. Lignin berperan sebagai pembentuk
struktur matriks, dimana selulosa dan hemiselulosa tertanam (Faulon dan
Carlson, 1994).
4.2. Saran
Dari hasil praktikum yang dilakukan, pada saat praktikum berlangsung maka
praktikum harus memperhatikan bagaimana objek yang diamati, agar mengetaui
8
tujuan dari praktikum. Kemudian alat dan bahan harus lengkap serta ikuti langkahlangkahnya dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pustakasekolah.com/jaringan-tumbuhan.html#ixzz33pml6TKI
http://www.pustakasekolah.com/jaringan-tumbuhan.html#ixzz33pmQIpqW
http://nissaafrieda20.blogspot.com/2013/11/makalah-hasil-pengamatan-selbawang.html
http://www.crayonpedia.org/mw/1._Struktur_dan_Fungsi_Jaringan_Tumbuhan
9
PRAKTIKUM II
PENGAMATAN BUTIR PATI
10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tinjauan Pustaka
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau.Pati merupakan bahan utama yang
dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk
fotosintesis) dalam jangka panjang.Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai
sumber energi yang penting.
Pati merupakan simpanan energi didalam sel-sel tumbuhan, berbentuk
butiran-butiran kecil mikroskopik dengan diameter berkisar antara 5-50 nm. Di alam,
pati banyak terkandung dalam beras, gandum, jagungg, biji-bijian seperti kacang
merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung dalam berbagai jenis umbiumbian seperti singkong, kentang atau ubi.
Didalam berbagai produk pangan, pati umumnya akan terbentuk dari dua
polimer molekul glukosa yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polimer
glukosa rantai panjang yang tidak bercabang, sedangkan amilopektin merupakan
polimer glukosa dengan susunan yang bercabang-cabang. Komposisi kandungan
amilosa dan amilopektin ini akan bervariasi dalam produk pangan, dimana produk
pangan yang memiliki kandungan amilopektin tinggi akan semakin mudah untuk
dicerna.
Penampang amilum pada berbagai tanaman tentu berbeda-beda. Karena itu,
praktikum kali ini akan membahas tentang perbedaan jenis amilum pada tumbuhan,
yaitu amilum pada kentang (Solanum tuberosum), Jagung, Beras dan Singkong
11
Sumber :
(http://mytaindrajaya.blogspot.com/2011/12/laporan-praktikum.html), Diakses pada
3 Juni 2015.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui teori dasar tentang amilum.
2. Mengamati amilum kentang (Solanum tuberosum) Jagung, Beras dan
Singkong.
3. Membedakan amilum kentang (Solanum tuberosum), Jagung, Beras dan
Singkong
12
BAB II
METODE PRAKTIKUM
1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas IBA
Palembang pada tanggal 24 Februari 2015.
1.4 Alat dan Bahan
Alat
1. Mikroskop
2. Kaca preparat
3. Kaca penutup
4. Jarum
5. Cutter
6. Pipet tetes
Bahan
1. Kentang
2. Beras
3. Jagung
4. Singkong
1.5 Prosedur Kerja
1. Kerik sekerat kentang dengan jarum atau ujung silet sehingga cairannya
keluar.
2. Tetesankan cairan tersebut pada gelas objek tutuplah dengan gelas penutup.
3. Amati dibawah Mikroskop, aturlah diaagframa agar bitur-butir Pati kelihatan
kontras terhadap air yang mengelilinginya.
13
4. Gambar dan amati butir-butir pati beserta struktur-strukturnya.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.6 Data Hasil Pengamatan
Gbr 1.Butir pati kentang
Gbr 2. Setelah ditetesi I2Ki
Gbr 3.Butir pati Jagung
Gbr 4. Butir pati beras
14
Gbr 5. Butir pati Singkong setelah ditetesi I2Ki
1.7 Pembahasan
1. Butir Pati beras ( Amylum oryzae)
Bentuk amylum oryzae dalam mikroskop dengan pembesaran 15 X 10 yaitu
butir bersegi banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur, terdapat butir
telur dan hilus yang tidak terlihat jelas, dan tidak terdapat lamella.
2. Butir pati Singkong ( Amylum manihot )
Amylum manihot yang kami amati dari mikroskop dengan pembesaran 15 X
10kami dapat melihat bentuknya yang berupa butir tunggal,butir agak bulat
atau bersegi banyak butir kecil, ada butir pati,dan juga hilus yang berupa
garis dan titik, ada juga lamella tapi tidak jelas,yang berupa butir majemuk
sedikit.
3. Butir pati jagung ( Amylum maydis )
Dengan pembesaran 15 X 10, tidak punya lamella (tidak terlihat), Bentuk
amylum maydis ini berupa butir bersegi banyak, bersudut, atau butir
bulat,kemudian terdapat butir pati dan hilus yang berupa rongga atau celah.
4. Butir pati Kentang ( Amylum solani )
Didalam mikroskop yang pembesarannya 15 X 10 amylum solani ini
berbentuk butir tunggal, tidak beraturan, atau bulat telur, terdapat butir pati
juga lamella tapi tidak terlihat jelas
15
BAB IV
PENUTUP
4.1Kesimpulan
Dari percobaan yang di amati yaitu identifikasi amylum dan simplisia secara
mikroskopik, maka dapat di simpulkan:
Amylum manihot
Bentuknya berupa butir tunggal,butir agak bulat atau bersegi banyak butir
kecil, terdapat butir pati,dan juga hilus yang berupa garis dan titik, terdapat
juga lamella tapi tidak jelas,yang berupa butir majemuk sedikit.
Amylum maydis
Tidak punya lamella (tidak terlihat), Bentuknya berupa butir bersegi banyak,
bersudut, atau butir bulat,kemudian terdapat butir pati dan hilus yang berupa
rongga atau celah.
Amylum solani
Berbentuk butir tunggal, tidak beraturan, atau bulat telur, terdapat butir pati
juga lamella yang tidak terlihat jelas.
Amylum oryzae
Bentuknya yaitu butir bersegi banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat
telur, terdapat butir telur dan hilus yang tidak terlihat jelas dan tidak terdapat
lamella.
4.2. Saran
16
Sebaiknya sebelum praktikum dilaksanakan ada baiknya jika peralatan seperti
mikroskop dipersiapkan dan dibersihkan terlebih dahulu agar mendapatkan hasil
yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
http://riyanthi-kedokteran.blogspot.com/
http://mointi.wordpress.com/2011/03/12/laporan-praktikum-biologi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Amilum
http://eltracytaocktora.blogspot.com/2012/09/amilum-atau-amilosa.html
17
PRAKTIKUM III
PENGAMATAN MORFOLOGI DAUN
18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tinjauan Pustaka
Jika diperhatikan secara seksama, daun (folium) dari berbagai jenis tumbuhan
akan memperlihatkan jumlah daun yang berbeda-beda. Karena itulah daun-daun
tersebut dapat diidentifikasi kedalam dua golongan berdasarkan jumlah daunnya.
Yang pertama adalah daun tunggal (folium simplex) yaitu daun dimana pada tangkai
daun (petiolus) hanya terdapat satu helaian daun (lamina) saja. Kemudian yang
kedua adalah daun majemuk (folium compositum) dimana pada tangkai daun
(petiolus) terdapat cabang-cabang yang memiliki helaian daun (lamina), sehingga
dalam satu batang (petiolus) terdapat lebih dari satu helaian daun (lamina). Daun
majemuk (folium compositum) memiliki bagian-bagian yang terdiri atas ibu tangkai
daun (petiolus communis), tangkai anak daun (petiololus), dan anak daun (foliolium).
Berdasarkan susunan anak daun (foliolium) pada ibu tangkai daunnya (petiolus
communis) dibedakan menjadi empat golongan yaitu : daun majemuk menyirip
(pinnatus), daun majemuk menjari (palmatus), daun majemuk bangun kaki (pedatus),
dan daun majemuk campuran (digitato pinnatus). Pada beberapa tanaman tertentu
daun mengalami semacam proses reduksi yang mengakibatkan daun yang mek itulah
dimiliki lebih dari satu helaian daun, hanya menyisakan satu helaian daun saja.
Untuk itulah diperlukan pemahaman setelah melakukan praktikum dalam
mengidentifikasi daun tunggal (folium simplex) dan daun majemuk (folium
compositum).
19
Sumber :www.pustakasekolah.com, diakses pada 6 juni 2015
A. Pengertian Daun
Daun adalah salah satu organ pokok tumbuhan yang terletak pada batang,
biasanya tipis melebar dan kaya akan zat klorofil, oleh karena itu daun biasanya
berwarna hijau. Sesuai dengan bentuk daun yang tipis melebar, warna hijau dan
duduknya pada batang menghadap ke atas itu selaras dengan fungsi daun bagi
tumbuhan, yaitu:
a.
Mengambil zat makanan (resorbsi)
b. Mengolah zat makanan (asimilasi)
c.
Penguapan air (transpirasi)
d. Pernafsan (respirasi)
B. Bagian-bagian Daun.
Daun lengkap terdiri dari bagian-bagian daun seperti pelepah (vagina),
tangkai (petiolus), dan helai daun (lamina). Sedangkan daun yang tidak mempunyai
salah satu atau dua dari ketiga bagian daun tersenut disebut daun tidak lengkap.
Daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan, misalnya:
pohon
pisang
(Musa
paradisiacal L),
pohon
pinang
(Araca
catechuL),
bambu (Bambusa sp), dan lain-lain.
Susunan daun yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan:
a.
Hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja.;lazimnya lalu disebut daun yang
bertangkai.susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak kita
temukan.sebagian
besar
tumbuhan
mempunyai
daun
yang
demikian
tadi,misalnya:nangka (artocarpus integra merr.)mangga (mangifera indica L.)dll.
b. Daun terdiri atas upih dan helaian,daun yang demikain yang disebut daun yang
berupih atau daun berpelepah seperti lazim kita dapati pada tumbuhan yang
.tergolong suku rumput.misalnya :padi (oryza sativa L.) jagung (Zea mays L.).dll.
c.
Daun hanya terdiri atas helaian saja,tanpa upih dan tangkai.sehingga helaian
langsung melekat atau duduk pada batang.daun yang demikian susunannya
dinamakan
daun
duduk
(sessilis),seperti
dapat
kita
lihat
pada
biduri (colotropis gigantean R.Br.).daun yang hanya terdiri atas helaian daun saja
20
dapat mempunyai pangkal yang demikian lebarnya.hingga pangkal daun tadi
seakan-akan melingkari batang atau memeluk batang.oleh sebab itu juga
dinamakan :daun memeluk batang (amplexi caulis)seperti pangkal daun pada
tempuyung (sonchus oleraceus L).bagian samping pangkal daun yang memeluk
batang itu seringkali bangunnya membulat dan disebut telinga daun.
d. Daun hanya terdiri atas tangkai saja,dan dalam hal ini tangkai tadi biasanya lalu
menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun,jadi merupakan suatu helaian
daun semu atau palsu,dinamakan:filodia,seperti terdapat pada berbagai jenis
pohon acacia yang berasal dari Australia,misalnya:acacia auricuculifor mis
A.cunn.
Selain bagian-bagian tersebut di atas dan kemingkinan lengkap atau
tidaknya bagian-bagian tadi,daun pada suatu tumbuhan seringkali mempunyai
alat-alat tambahan atau pelengkap antara lain berupa:
1. Dan penumpu (stipula) yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa daun
yang kecil yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan umumnya
berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda.ada kalanya daun penumpu
besar dan lebar seperti daun biasa dan berguna pula sebagai alat untuk
berasimilasi seperti terdapat pada kacang kapri a (pisum sativum L).daun
penumpu ada yang mudah sekali gugur seperti misalnya pada pohon nangka
(artocarpus integra Merr.) tetapi ada pula yang tinggal lama dan baru gugur
bersama-sam daunnya.misalnya pada mawar (rosa sp).Menurut letaknya daun
penumpu dapat dibedakan dalam:
A. Daun penumpu yang bebas terdapat dikanan kiri pangkal tangkai
daun,disebut:daun penumpu bebas (stipulae liberae) terdapat misalnya pada
kacang tanah (arachis hypogaea L).
B. Daun penumpu yang melekat kanan kiri pangkal tangkai daun (stipulae
adnatae) pada mawar (rosa sp)
C. Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu dan mengambil tempat didalam
ketiak daun (stipula axillaris atau stipula intrapetioloris).
D. Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat berhadapan dengan
tangkai dan biasanya agak lebar hingga melingkari batang (stipula petiolo
opposite atau stipula antidroma).
21
E. Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat diantara dua tangkai
daun seperti sering kali terjadi pada tumbuhan yang pada satu buku-buku
batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan.misalnya pada pohon
mengkudu (morinda citrifolia L).daun penumpu yang demikian dinamakan:
daun penumpu antar tangkai (stipula interpetiolaris).
2. Selaput bumbung (ocrea atau ochrea).alat ini berupa selaput tipis yang
menyelugungi pangkal suatu ruas batang.jadi terdapat diatas suatu tangkai
daun.selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang kedua sisinya saling
berlekatan dan melingkari batang,terdapat antara lain pada polygonum sp.
3. Lidah- lidah (ligula).suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas antara
upih dan helaian daun pada rumput (graminae).alat ini berguna untuk mencegah
meengalirnya aliran air hujan kedalm ketiak antara batang dan upih daun.sehingga
kemungkinan pembusukan dapat dihindarkan.
C. Upih daun atau pelepah daun (vagina)
Seperti telah diuraikan diatas tidak semua tumbuhan mempunyai daun yang
berupih.daun yang berupih umumnya hanya kita dapati pada tumbuhan yang
tergolong dalam tumbuhan yang berbiji tunggal (monocotyledoneae) saja a.l. suku
rumput (gramineae), suku empon-empon (zingiberaceae), pisang (musa sapientum
L.) golongan palma (palmea), dll.
Upih daun selain merupakan bagian daun yang melekat atau memeluk
batang,juga dapat mempunyai fungsi lain:
a.
Sebagai pelindung kuncup yang masih muda,seperti dapat dilihat pada tanaman
tebu (saccharum officinarum L.)
b. Member kekuatan pada batang tanaman.dalam hal ini upih daun-daun semuanya
membungkus batang,sehingga batang tidak tampak,bahkan yang tampak sebagai
batang dari luar adalah upih-upih nya tadi.hal ini tentu saja mungkin terjadi
apabila upih daun amat besar seperti misalnya pada pisang ( musa paradisiacal
L.).Batang yang tampak pada pohon pisang sebenarnya bukan batang tanaman
yang sesungguhnya dari itu disebut batang semu.
D. Tangkai daun (petioles)
22
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya dan
bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi sedemikian rupa.hingga
dapat memperoleh cahaya matahari yang sebanyak-banyaknya.
Bentuk dan ukuran tangkai daun amat berbeda-beda menurut jenis tumbuhan
ukuran dan bentuknya dapat berbeda.umumnya tangkai daun berbentuk silinder
dengan sisa atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya.jika dilihat pada
penampang melintangnya dapat kita jumpai kemungkinan-kemungkian berikut:
Bulat dan berongga,misalnya tangkai daun papaya (carica papaya L.)
Pipih dan tepinya melebar (bersayap),misalnya jeruk (citrus sp.)
Bersegi
Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau beralur
dalam seperti pada tangkai daun pisang.
Walaupun tangkai daun seperti telah disebutkan diatas biasanya menebal pada
pangkalnya,ada pula tangkai daun yang menebal pada pangkalnya ada pula tangkai
daun yang menebal pada pangkal dan ujungnya,misalnya pada daun pohon kupukupu (bauhinia purpurea L.)
Selanjutnya jika ditinjau keadaan permukaannya, tangkai daun dapat
memperlihatkan adanya kerutan-kerutan, sisik-sisik, rambut-rambut, lentisel, dll.
Dalam uraian mengenai susunan daun telah dikemukakannya pula, bahwa
tangkai daun dapat mengalami penggantian bentuk (metamorphosis) menjadi
macam-macam helaian daun yang dinamakan filodia.
E. Helaian Daun.
Tumbuhan yang demikian banyak dan ragamnya itu mempunyai daun
yang helaiannya berbeda-beda pula, baik mengenai bentuk, ukuran, maupun
warnanya.
Sifat-sifat dari helaian daun yang perlu diperhatikan adalah:
1. Bangun daun (circumscription)
a.
Bagian terlebar kurang lebih ditengah-tengah helaian daun.
Kemungkinan bangun daunnya adalah:
-
Orbicularis (Bulat)
-
Peltatus (Perisai)
23
-
Ovalis atau elipticus (jorong)
-
Oblongus (bulat memanjang)
-
Lanceolatus (lanset)
b. Bagian yang terlebar terdapat kurang lebih di bawah tengah helaian daun:
a)
Pangkal daunnya tidak bertoreh.
-
Ovatus (bulat telur)
-
Triangularis (segi tegi)
-
Deltoideus (deltas)
-
Rhomboideus (belah ketupat)
b) Pangkal daun bertoreh atau berlekuk.
-
Cordataus (jantung)
-
Reniformis (ginjal)
-
Sagittatus (anak panah)
-
Hastatus (tombak)
-
Auricularis (bertelinga)
c.
Bagian yang terdapat kurang lebih diatas tengah helaian daun.
Dari golongan ini kemungkinan bentuk daunnya:
-
Obovatus (bulat telur terbaik)
-
Obcordatus (bangun jantung terbalik)
-
Cuneatus (segi tiga terbalik)
-
Sathulatus (bangun sudip atau spatula)
d. Tidak ada bagian yang terlebar. Dapat dikatakan dari ujung sampai
sampai pangkal lebarnya sama, dari bagian ini kemungkinan bentuk
daunya :
-
liniaris (bangun garis)
-
ligulatus (bangunan pita)
-
ensiformis (bangunan pedang)
-
subulatus (bangun paku atau dabus)
-
Acerosus (bangun jarum)
24
2. Ujung daun (apex)
-
Acutus (runcing)
-
Obtutus (tumpul)
-
Truncatus (romping)
-
Mucronatus (berduri)
-
Acuminatus (meruncing)
-
Rotundus (membulat)
-
Retusus (terbelah)
3. Pangkal daun (basis)
a.
Tepi daunnya tidak pernah bertemu karena terpisah oleh pangkal ibu
tulang atau ujung tangkai daun, pada pangkal seperti ini bentuknya sama
seperti ujung daun.
-
Acutus (runcing)
-
Obtutus (tumpul)
-
Acuminatus (meruncing)
-
Rotundus (membulat)
-
Emarginatus (berlekuk)
b. tepi daunnya bertemu dan berlekatan satu sama lainnya.
-
perfoliatus
4. Susunan tulang daun (nervation atau vernation)
Tulang-tulang daun (nervus) menurut besar kecilnya dapat dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu:
-
Costa (ibu tulang daun)
-
Nervus lateralis (tulang-tulang cabang)
-
Vena (urat-urat daun)
Berdasarkan susunan tulang daun (nervation) (arah tulang-tulang cabang
yang besar) dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu:
-
Penninervis (bertulang menyirip)
-
Palminervis (bertulang menjari)
-
Cervinervis (bertulang melengkung)
-
Rectinervis (bertulang sejajar)
5. Tepi daun (margo)
25
Secara garis besar tepi daun dapat dibedakan dalam 2 macam, yaitu:
a.
Integer (rata)
b. Diviscus (bertoreh)
1.2 Tujuan
Mengidentifikasi Morfologi daun mulai dari jenis daun, tipe daun, bentuk
daun, tepi daun sampai ke permukaan
26
BAB II
METODE PRAKTIKUM
1.2 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas IBA
Palembang pada tanggal 10 Maret 2015.
1.3 Alat dan Bahan
1. Alat Tulis
2. Buku/ Kertas
3. Macam2 Daun tanaman
1.4 Prosedur Kerja
1. Siapkan Alat & bahan yang diperlukan
2. Amati setiap bagian dari masing2 daun
3. Catatlah hasil pengamatan tesebut.
1.5 Bahan dan Alat
Bahan
Macam-macam daun
Daun jati
Daun nerium oliender
Daun pepaya
Daun mirabilis jalapa
Daun ketapang
Alat
o buku dan perlengkapan praktikum
o lembar pengamatan
27
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil
N
Nama
Jenis
Tipe
Bentuk
Tepi
Ujung
Pangkal
o
daun
daun
daun
daun
daun
daun
daun
1
Pepaya
Tipis
Tungga
Rata
Runcin
Bulat
Kasar
l
Lancip
memanjan
Permukaa
n daun
g
g
2
Jati
Tipis
Tungga
lonjong
Bertep
Runcin
bulat
Berbulu
3
Ketapan
Tipis
l
Tungga
Lonjong
i rata
Bertep
g
Rucing
Mangko
Licin
4
g
Nerium
Tebal
l
Tungga
Garis
i rata
Bertep
Rincing
k
Lonjong
Tebal kaku
l
memanjan
i rata
Tungga
g
Berbentuk
Rata
Runcin
Pasak
Licin
l
jantung
oliender
5
Mirabilis
jalapa
Tipis
g
b. Pembahasan
Daun pepaya
Daun merupakan tumbuhan yang paling penting dan umunya tiaptumbuhan
mempunyai sejumlah besar daun. Daun pepaya merupakan dauntunggal, berukuran
besar, dan bercangap, juga mempunyai bagian-bagian daun lengkap (falicum
completum) atau upih daun (vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina).Daun pepaya dikatakan mempunyai bangun bulat (orbicularis), ujung daun
yang meruncing, tangkai daun panjang dan berongga. Dilihat dari sususnan tulang
daunnya, daun pepaya termasuk daun-daun yang bertulang menjari (palmineruis).
Daun yang muda terbentuk dibagian tengah tanaman.
28
Daun Oliender
Bunga Oleander adalah suatu semak belukar pohon yang selalu hijau atau pohon
kecil dalam keluarga Apochynaceae. Bunga ini merupakan bunga asli dari Afrika
Utara, Asia bagian Utara dan Mediterania Timur. Tumbuhan jenis renek ini biasanya
ditanam
sebagai
pokok
hiasan. Tingginya
mencapai
3-7
meter.
Daun : Daun keras dan tajam selebar 2 cm. Daun pokok ini tersusun dalam pusaran
tiga,
apabilatermakan dapat menyebabkan kematian. Daunnya berpasangan,
berwarna hijau gelap, dengan panjang 5-21 cm dan lebar 1-3,5 cm dengan suatu
keseluruhan garis tepi. Bentuk daun ini panjangnya berkisar antara 4-10 (10,2-25,4
cm), tergantung pada variasi dan berwarna hijau terang.
Daun
Pengaturan Daun: berlawanan arah
Jenis Daun: sederhana
Garis tepi Daun: bertepi rata
Bentuk Daun: seperti garis
Daun Venation: berdaun muda pada tangkai
Warna Daun: hijau, musim gugur tidak merubah warna daun.
Diambil tanggal 26 Mei 2015.
http://eri08tirtayasa.blogspot.com/2011/02/nerium-oleander.html .
Daun jati
Jati adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang
lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar, yang luruh di musim
kemarau. Jati dikenal dunia dengan nama teak (bahasa Inggris). Nama ini berasal
dari
kata thekku(തതകക)
dalam bahasa
Malayalam,
bahasa
di
negara
bagian Kerala di India selatan. Nama ilmiah jati adalah Tectona grandis L.f.
Jati dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan 1 500 – 2 000 mm/tahun
dan suhu 27 – 36 °C baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Tempat yang
paling baik untuk pertumbuhan jati adalah tanah dengan pH 4.5 – 7 dan tidak
29
dibanjiri dengan air.[2] Jati memiliki daun berbentuk elips yang lebar dan dapat
mencapai 30 – 60 cm saat dewasa.
Jati memiliki pertumbuhan yang lambat dengan germinasi rendah (biasanya kurang
dari 50%) yang membuat proses propagasi secara alami menjadi sulit sehingga tidak
cukup untuk menutupi permintaan atas kayu jati.[3] Jati biasanya diproduksi
secara konvensionaldengan menggunakan biji. Akan tetapi produksi bibit dengan
jumlah besar dalam waktu tertentu menjadi terbatas karena adanya lapisan luar biji
yang keras.[3] Beberapa alternatif telah dilakukan untuk mengatasi lapisan ini seperti
merendam biji dalam air, memanaskan biji dengan api kecil atau pasir panas, serta
menambahkan asam, basa, atau bakteri. Akan tetapi alternatif tersebut masih belum
optimal untuk menghasilkan jati dalam waktu yang cepat dan jumlah yang banyak.
[4]
Umumnya, Jati yang sedang dalam proses pembibitan rentan terhadap beberapa
penyakit antara lain leaf spot disease yang disebabkan
oleh Phomopsis sp., Colletotrichum gloeosporioides, Alternaria sp.,
dan Curvularia sp., leaf rust yang disebabkan olehOlivea tectonea, dan powdery
mildew yang disebabkan oleh Uncinula tectonae. Phomopsis sp. merupakan
penginfeksi paling banyak, tercatat 95% bibit terkena infeksi pada tahun 19931994. Infeksi tersebut terjadi pada bibit yang berumur 2 – 8 bulan. Karakterisasi dari
infeksi ini adalah adanya necrosis berwarna coklat muda pada pinggir daun yang
kemudian secara bertahap menyebar ke pelepah, infeksi kemudian menyebar ke
bagian atas daun, petiol, dan ujung batang yang mengakibatkan bagian daun dari
batang tersebut mengalami kekeringan. Jika tidak disadari dan tidak dikontrol,
infeksi dari Phomopsis sp. akan menyebar sampai ke seluruh bibit sehingga proses
penanaman jati tidak bisa dilakukan.
Daun ketapang
Daun-daun tersebar, sebagian besarnya berjejalan di ujung ranting, bertangkai
pendek atau hampir duduk. Helaian daun bundar telur terbalik, 8–25(–38) x 5–14(–
19) cm, dengan ujung lebar dengan runcingan dan pangkal yang menyempit
perlahan, helaian di pangkal bentuk jantung, pangkal dengan kelenjar di kiri-kanan
ibu tulang daun di sisi bawah. Helaian serupa kulit, licin di atas, berambut halus di
sisi bawah; kemerahan jika akan rontok
30
Daun mirabilis jalapa
Daunnya berbentuk jantung yang berwarna hijau dengan panjang mencapai 2-11 cm
dengan lebar 8 mm-7 cm. Pangkal daun membulat di mana ujungnya meruncing serta
bertepi rata. Adapun tangkai daunnnya mempunyai panjang 6mm-6 cm. Bunganya
sendiri seperti terompet dan mempunyai banyak warna seperti merah, putih dan lainlain.
31
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa setiap daun itu tidak sama,
Meskipun hamper semua daun berwarna sama yakni hijau, namun dari segi bentuk
daun, tepi daun, jenis daun dan lainnya jelas banyak perbedaannya. Seperti halnya
pada data hasil pengamatan diatas menyatakan bahwa masing-masing dari daun
tersebut berbeda-beda morfologinya.
4.2 Saran
Sebaiknya sebelum dilakukannya praktikum ada baiknya jika ada
pemahaman dari segi teori terlebih dahulu agar pada saat praktikum mahasiswa
sudah memahami atau menguasai materi.
32
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Jati
http://nazarudinlatif.blogspot.com/2012/07/morindacitrifolia-habitus.html
www.x3-prima.com/2009/11/daun-sirih.html
trieznawardana.blogspot.com/2012/03/morfologi-tanaman-mangga.html
http://om-tani.blogspot.com/2013/12/klasifikasi-dan-morfologi-tanamanpepaya.html
33
PRAKTIKUM IV
PENGAMATAN MORFOLOGI BUNGA
34
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tinjauan Pustaka
Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ
pokok dan merupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang
dan daun yang bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya
sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan.Jika kita memperhatikan bagian
dasar bunga dan tangkai bunga, bagian ini merupakan modifikasi dari batang,
sedangkan kelopak dan mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun yang bentuk
dan warnanya berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan
sebagian lagi akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan
dalam proses reproduksi. Terdapat dua jenis bunga yaitu bunga uniseksual dan
biseksual. Uniseksual yaitu jika pada satu bunga hanya ada salah satu jenis alat
pembiakan, disebut bunga jantan dan betina sedangkan bunga biseksual yaitu jika
pada satu bunga hadir kedua jenis alat pembiakan, berarti bunga jantan dan betina
gabung dalam satu bunga.
Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan
(mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai
dengan penyerbukan, yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan
pembentukan biji.
Beberapa bunga memiliki warna yang cerah yang berfungsi sebagai pemikat
hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau
aroma yang khas, juga untuk memikat hewan untuk membantu penyerbukan. Bunga
hampir selalu berbentuk simetris, yang sering dapat digunakan sebagai penciri suatu
takson. Ada dua bentuk bunga berdasar simetri bentuknya: aktinomorf ("berbentuk
bintang", simetri radial) dan zigomorf (simetri cermin). Bentuk aktinomorf lebih
banyak dijumpai.
35
Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat kelamin jantan (benang sari)
dan alat betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ.Bunga yang demikian
disebut bunga banci atau hermafrodit.Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila
memiliki semua bagian utama bunga.)yaitu sebagai berikut:
Kelopak bunga atau calyx;
Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan dapat berwarna-warni
untuk memikat serangga yang membantu proses penyerbukan.
Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunaniandros oikia: rumah
pria) berupa benang sari
Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia:
"rumah wanita") berupa putik.
Organ reproduksi betina adalah daun buah atau carpellum yang pada
pangkalnya terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu atau sejumlah bakal biji
(ovulum, jamak ovula) yang membawa gamet betina) di dalam kantung embrio.Pada
ujung putik terdapat kepala putik atau stigma untuk menerima serbuk sari atau
pollen.Tangkai putik atau stylus berperan sebagai jalan bagi pollen menuju bakal
bakal buah.
Walaupun struktur bunga yang dideskripsikan di atas dikatakan sebagai
struktur tumbuhan yang "umum", spesies tumbuhan menunjukkan modifikasi yang
sangat bervariasi. Modifikasi ini digunakan botanis untuk membuat hubungan antara
tumbuhan yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh, dua subkelas dari tanaman
berbunga dibedakan dari jumlah organ bunganya: tumbuhan dikotil umumnya
mempunyai 4 atau 5 organ (atau kelipatan 4 atau 5) sedangkan tumbuhan monokotil
memiliki tiga organ atau kelipatannya.
Sumber : http://agustrai.blogspot.com/2012/01/laporan-praktikum-bunga.html,
diakses pada 20 Mei 2015
1.1 Tujuan
Mengidentifikasi Morfologi bunga dan ciri spesifik dari bunga tersebut.
36
Bagian utama pada tumbuhan adalah akar, batang dan daun. Selain 3 bagian
tersebut, ada suatu bagian yang merupakan modifikasi dari batang dan daun. Bagian
tersebut adalah bunga (flos).
A.
Jumlah Bunga dan Tata Letaknya pada Suatu Tumbuhan
Berdasarkan jumlah bunga yang dihasilkannya, tumbuhan dibagi menjadi 2
macam, yaitu :
1. Tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora), yaitu tumbuhan yang hanya
menghasilkan satu bunga saja pada satu tangkai, biasanya terdapat pada ujung
batang.
2. Tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora), yaitu tumbuhan yang hanya
menghasilkan lebih dari satu bunga dalam satu ibu tangkai bunga. Sebagian
bunga terdapat dalam ketiak-ketiak daun dan sebagian pada ujung batang atau
cabang-cabang.
Menurut tempatnya pada tumbuhan, kita dapat membedakan :
1. Bunga pada ujung batang (flos terminalis), misalnya kembang merak
(Caesalpinia pulcherrima Swartz.)
2. Bunga di ketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris), misalnya kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis)
A. Bunga Majemuk (Anthotaxis, Inflorescentia)
1. Bagian-bagian pada bunga majemuk
a. Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, antara lain :
a) Ibu tangkai bunga (pedunculus), yaitu lanjutan batang atau cabang yang
mendukung bunga majemuk.
b) Tangkai bunga (pedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya.
c) Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai bunga yang mendukung bagianbagian bunga lainnya.
b. Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, antara lain :
i. Daun-daun pelindung (bractea)
37
ii. Daun tangkai (bracteola)
iii. Seludang bunga (spatha)
iv. Daun-daun pembalut (bractea involucralis)
v. Kelopak tambahan (epicalyx)
vi. Daun-daun kelopak (sepalae)
vii. Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae)
viii. Daun-daun tenda bunga (tepalae)
ix. Benang-benang sari (stamina)
x. Daun-daun buah (carpella)
2. Macam-macam bunga majemuk.
a. Bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa, inflorescentia
botryoides atau inflorescentia centripetala)
Bunga majemuk tak berbatas dapat dibedakan lagi menjadi :
1).Ibu tangkainya tidak bercabang-cabang, sehingga bunga (bertangkai atau tidak)
langsung terdapat pada ibu tangkainya.
a. Tandan (racemus atau botrys), yaitu jika suatu bunga bertangkai nyata
dan duduk pada ibu tangkainya. Misalnya kembang merak (Caesalpinia
pulcherrima Swartz.)
b. Bulir (spica), yaitu bunga yang tidak bertangkai dan langsung duduk
pada ibu tangkai bunga. Misalnya bunga jantan jagung (Zea mays L.)
c. Untai atau bunga lada (amentum), yaitu bunga yang seperti bulir, tetapi
ibu tangkai hanya mendukung bunga berkelamin tunggal. Misalnya paa
sirih (Piper betle L.)
d. Tongkol (spadix), yaitu seperti bulir, tetapi ibu tangkai lebih besar, tebal
dan berdaging. Misalnya pada bunga betina jagung (Zea mays L.)
e. Bunga payung (umbella), yaitu pada ibu tangkainya mengeluarkan
cabang-cabang yang sama panjang. Misalnya pada daun kaki kuda
(Centella asiatica Urb.)
f. Bunga cawan (corymbus atau anthodium), yaitu ujung ibu tangkainya
melebar dan merata, sehingga menyerupai bentuk cawan. Pada
umumnya, bunga cawan dibagi menjadi dua macam bunga, yaitu :
38
- Bunga pita, yaitu bunga mandul yang terdapat di sepankang tepi
cawan.
- Bunga tabung, yaitu bunga-bunga yang terdapat di atas cawan
(flos disci), merupakan bagian bunga yang subur karena dapat
menghasilkan buah.
Contoh bunga cawan dengan bagian-bagian yang lengkap adalah
bunga matahari (Heliantus annuus L.).
g. Bunga bongkol (capitulum), bentuknya menyerupai bunga cawan, tetapi
ujung ibu tangkainya membesar, sehingga bunga majemuk seluruhnya
nampak seperti bola. Contoh bunga putri malu (Mimosa pudica L.)
h.
Bunga periuk (hypanthodium), dibedakan menjadi 2 bentuk :
a. Ujung ibu tangkai menebal, berdaging, bentuknya seperti gada,
bunganya meliputi seluruh bagian yang menebal. Misalnya pada
nangka (Artocarpus integra Merr.)
2). Ibu tangkai bercabang-cabang dan cabang-cabangnya dapat bercabang lagi,
sehingga bunga-bunga tidak terdapat pada ibu tangkainya.
a)
Malai (panicula), yaitu pada ibu tangkainya mengadakan percabangan
secara monopodial, demikian juga dengan cabang-cabangnya. Malai disebut
juga tandan majemuk, yang biasanya keseluruhan bunganya menyerupai
kerucut atau limas. Misalnya pada bunga mangga (Mangifera indica L.).
b) Malai rata (corymbus ramosus), yaitu pada ibu tangkai yang mengadakan
percabangan, tetapi bunga majemuk dalam ibu tangkai ini terdapat pada
suatu bidang datar atau agak melengkung. Misalnya bunga soka (Ixora
grandiflora Zoll. Et Mor.)
c)
Bunga payung majemuk (umbella composita), yaitu suatu bunga payung
yang bersusun. Misalnya pada wortel (Daucus carota L.)
d) Bunga tongkol majemuk, yaitu bunga tongkol yang ibu tangkainya
bercabang-cabang dan masing-masing cabang memiliki susunan seperti
tongkol pula. Misalnya pada kelapa (Cocos nucifera L.)
39
e)
Bulir majemuk, yaitu ibu tangkai bunga yang bercabang dan masingmasing cabang mendukung bunga dengan susunan seperti bulir. Misalnya
bunga jantan jagung (Zea mays L.)
b.
Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa atauinflorescentia
centrifuga, inflorescentia definita)
Bunga majemuk tak berbatas dapat dibedakan lagi menjadi :
1). Anak payung menggarpu (dichasium), yaitu pada bagian ibu
tangkai terdapat satu bunga, dibawahya terdapat dua cabang yang
sama panjang. Misalnya bunga melati (Jasminum sambac Ait.)
2). Bunga tangga atau bunga bercabang seling (cincinnus), yaitu
bunga majemuk yang ibu tangkainya bercabang dan cabangnya
bercabang lagi, yang arahnya ke kiri dan ke kanan. Misalnya pada
buntut tikus (Heliotropium indicum L.)
3). Bunga sekerup (bostryx), seperti pada bunga tangga, tetapi
cabangnya berturut-turut membentuk sudut sebesar 90o, sehingga
arah percabangan seperti gerakan sekerup atau spiral. Misalnya pada
bunga kenari (Canarium commune L.)
4). Bunga sabit (drepanium), seperti bunga sekerup tetapi semua
percabangan terletak pada satu bidang, hingga bunga seluruhnya
menampakkan bentuk seperti sabit. Misalya pada tumbuhan
sukuJuncaceae.
5). Bunga kipas (rhipidium), seperti bunga tangga, semua percabangan
terletak pada satu bidan dan cabang tidak sama panjang. Terdapat
pada tumbuhan suku Iridaceae.
c. Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta)
Yaitu suatu bunga majemuk yang merupakan campuran antara sifat-sifat bunga
majemuk berbatas dengan tidak berbatas.
d. Lain-lain tipe bunga majemuk
1).
Gubahan semu atau karanga semu (verticillaster)
40
C.
2).
Lembing (anthela)
3).
Tukal (glomerulus)
4).
Berkas (fasciculus)
Bagian-Bagian Bunga
Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian berikut :
1.
Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian buga yang masih jelas
bersifat batang.
2.
Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali
melebar dengan ruas-ruas yang sangat pendek, sehingga daun-daun
yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga
yang duduk rapat satu sama lain, biasanya tampak duduk dalam satu
lingkaran.
3.
Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan
modifikasi daun berbentuk lembaran, dengan tulang-tulang yang
masih terlihat jelas. Hiasan bunga dibedakan menjadi dua bagian yang
tersusun dalam dua lingkaran, yaitu :
a.Kelopak (calyx), yaitu hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar,
sewaktu bunga masih kuncup, kelopak menyelubungi bunga. Kelopak
terdiri dari beberapa daun kelopak (sepala).
b.Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan
bunga yag terdapat pada lingkaran dalam, biasana berwarna cerah
(tiak berwarna hijau). Mahkota terdiri dari sejumlah daun mahkota
(petala).
Pada beberapa bunga, seringkali ditemukan tidak memiliki hiasan
bunga, yang disebut bunga telanjang (flos nudus) atau hiasan bunga
tidak dapat dibedakan antara kelopak dengan mahkotanya yang
disebut dengan tenda bunga (perigonium). Tenda bunga terdiri dari
sejumlah daun tenda bunga (tepala).
4.
Alat-alat kelamin jantan (androecium), merupakan bagian bunga
yang menghasilkan serbuk sari.
41
5.
Alat-alat kelamin betina (gynaecium), merupakan bagian bunga
yang disebut juga putik (pistillum)
D. Kelamin Bunga
Berdasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, dapat
dibedakan :
1. Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus)
2. Bunga berkelamin tunggal (unisexualis)
a.
Bunga jantan (flos masculus)
b.
Bunga betina (flos femineus)
3. Bunga mandul atau tidak berkelamin
Berdasarkan jumlah kelamin bunga yang terdapat pada suatu tumbuhan, dapat
dibedakan tumbuhan yang :
1.
Berumah satu (monoecus)
2.
Berumah dua (dioecus)
3.
Poligam (polygamus)
E. Susunan Bunga
Bagian-bagian bunga yang merupakan metamorfosis daun (kelopak, mahkota,
benang sari dan daun buah), dapat dijumpai dalam susunan yang berbeda-beda,
yaitu :
1.
Terpencar, tersebar, atau menurut suatu spiral (acyclis)
2.
Berkarang, melingkar (cyclis)
3.
Campuran (hemicyclis)
F.
Simetri Bunga
1.
Asimetris atau tidak simetris
2.
Setangkup tunggal (monosimetris atau zimomorphus)
3.
Setangkup menurut dua bidang (bilateral simetris atau disimetris)
42
4.
Beraturan
atau
bersimetri
banyak
(polysimetris,
regularis, atauactinomorphus)
G.
Letak Daun-daun dalam Kuncup
1.
Pelipatan daun-daun itu dalam kuncup (vernatio)
a.
Rata (vernatio plana)
b.
Terlipat ke dalam sepanjang ibu tulangnya (terlipat ke arah adaxial),
(vernatio conduplicata atau vernatio duplicata)
c.
Terlipat sepanjang tulang-tulang cabangnya (vernatio plicata)
d.
Terlipat tidak beraturan (vernatio corrugativa)
e.
Tergulung ke dalam menurut poros bujur (vernatio involuta)
f.
Tergulung ke luar menurut poros bujur (vernatio revoluta)
g.
Tergulung ke satu arah menurut poros bujur (vernatio convoluta)
h.
Tergulung ke dalam menurut poros lintang (vernatio circinatim
involuta)
i.
Tergulung ke luar menurut poros lintang (vernatio circinatim revoluta)
j.
Terlipat ke bawah dan ke dalam (vernatio inclinata)
k.
Terlipat menurut poros lintang ke luar (vernatio reclinata)
2.
H.
Letak daun-daun dalam kuncup terhadap daun-daun lainnya (asetivatio)
a.
Terbuka (aperta)
b.
Berkatup (valvata)
c.
Berkatup dengan tepi melipat ke dalam (induplicativa)
d.
Berkatup dengan tepi melipat ke luar (reduplicativa)
e.
Menyirap (imbricata)
Dasar Bunga (Receptaculum atau Torus)
Dasar bunga sering memperlihatkan bagian-bagian yang khusus
mendukung satu bagian bunga atau lebih dan bergantung pada bagian bunga
yang didukungnya, bagian dasar bunga tadi diberi nama yang berbeda-beda.
1.
Pendukung tajuk bunga atau antofor (anthophorum)
2.
Pendukung benang sari atau androfor (androphorum)
3.
Pendukung putik atau ginofor (gynophorum)
43
4.
Pendukung
benang
sari
dan
putik
atau
androginofor
(androgynophorum)
5.
Cakram (discus)
I. Bentuk Dasar Bunga
1.
Rata
2.
Menyerupai kerucut
3.
Seperti cawan
4.
Bentuk mangkuk
Berdasarkan letak hiasan bunga pada terhadap duduknya bakal buah, bunga
dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :
1.
Hipogin (hypogynus)
2.
Perigin (perigynus)
3.
Epigin (epigynus)
J. Kelopak (Calyx)
Kelopak (calyx) merupakan daun-daun hiasan bunga yang merupakan lingkaran
luar dan biasanya berwarna hijau, lebih kecil dan lebih kasar daripada hiasan bunga
yang sebelah dalam.
Kelopak tersusun atas daun kelopak (sepala). Pada bunga, daun-daun kelopak
mempunyai sifat yang berbeda-beda, antara lain :
1.
Berlekatan (gamosepalus)
Menurut banyak sedikitnya bagian yang berlekatan, dibedakan atas :
2.
a.
Berbagi (partitus)
b.
Bercangap (fissus)
c.
Berlekuk (lobatus)
Lepas atau bebas (polysepalus)
Menurut simetrinya, kelopak dapat dibedakan menjadi :
K.
1.
Beraturan atau aktinomorf (regularis, antinomorphus)
2.
Setangkup tunggal atau zigomorf (zygomorphus)
Tajuk Bunga atau Mahkota Bunga (corolla)
44
Tajuk bunga atau mahkota bunga merupakan hiasan bunga yang terdapat di
sebelah dalam kelopak, umumnya lebih besar, dengan warna yang indah, menarik,
bentuk susunan yang bagus, memiliki bau yang harum (ada pula yang tidak berbau).
Bagian-bagian tajuk bunga dinamakan daun tajuk atau daun mahkota
(petala). Daun mahkota memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1.
Berlekatan (sympetalus, gamopetalus, atau monopetalus)
2.
Lepas atas bebas (choripetalus, dialypetalus, atau polypetalus).
3.
Daun-dan tajuk tidak ada atau sangat kecil sehingga sama sekali tidak
menarik perhatian.
Berdasarkan simetrinya, mahkota bunga dibedakan menjadi :
1.
2.
Beraturan (regularis)
a.
Bintang (rotatus atau stellatus)
b.
Tabung (tubulosus)
c.
Terompet (hypocrateriformis)
d.
Mangkuk atau buyung (urceolatus)
e.
Corong (infundibuliformis)
f.
Lonceng (campanulatus)
Setangkup tunggal, bersimetri satu atau monosimetri (zigomorphus)
L.
a.
Bertaji (calcaratus)
b.
Berbibir (labiatus)
c.
Seperti kupu-kupu (papilionaceus)
d.
Bertopeng atau berkedok (personatus)
e.
Berbentuk pita (ligulatus)
Tenda Bunga (perigonium)
Tenda bunga (perigonium) adalah bagian hiasan bunga yang tidak dapat
dibedakan antara kelopak dengan tajuknya, baik bentuk maupun warnanya. Bagianbagian yang menyusun tenda bunga dinamakan daun tenda bunga (tepala), yang
menurut bentuk dan warnanya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1.
Serupa kelopak (calycinus)
2.
Serupa tajuk (corollinus)
Daun tenda bunga berdasarkan susunannya, terbagi menjadi 2, yaitu :
45
M.
1.
Berlekatan (gamophyllus)
2.
Lepas atau bebas (pleiophyllus)
Benang Sari (stamen)
Benang sari merupakan alat kelamin jantan pada tumbuhan. Benang sari
dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu :
1.
Tangkai sari (filamentum)
2.
Kepala sari (anthera)
3.
Penghubung ruang sari (connectivum)
Berdasarkan duduknya pada suatu tumbuhan, benang sari dibedakan menjadi 3,
yaitu :
1.
Benang sari jelas duduk pada dasar bunga
2.
Benang sari tampak seperti duduk di atas kelopak
3.
Benang sari tampak duduk di atas tajuk bunga
Menurut jumlah benang sari pada bunga, dibedakan menjadi 3 yaitu :
1.
Benang sari banyak
2.
Jumlah benang sari 2 x lipat jumlah daun tajuknya
3.
Benang sari sama banyak dengan daun tajuk atau kurang
N.
Tangkai Sari (filamentum)
Berdasarkan jumlah berkas tempat perlekatan benang sari, benang sari
dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.
Benang sari berberkas satu atau bertukal satu (monadelphus)
2.
Benang sari berberkas dua atau bertukal dua (diadelphus)
3.
Benang sari berberkas banyak atau bertukal banyak
O.
Kepala Sari (anthera)
Kepala sari (anth
PENGAMATAN STRUKTUR SEL TUMBUHAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Tinjauan Pustaka
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti
biologis.Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah,
sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Sejarah Penemuan Sel :
1) Pada tahun 1665, Robert Hooke mengamati sayatan gabus dari batang
Quercus suber menggunakan mikroskop. Dalam pengamatannya, ia
menemukan adanya ruang-ruang kosong yang dibatasi dinding tebal. Robert
Hooke menyebut ruang-ruang kosong tersebut dengan istilah cellulae artinya
sel. Sel yang ditemukan Robert Hooke merupakan sil-sel gabus yang telah
matu. Sejak penemuan itu, beberapa ilmuan semakin berlomba untuk
mengetahui lebih banyak tentang sel.
2) Seorang ahli mikroskop Belanda bernama Antonie van Leeuwenhoek (16321723) merancang sebuah mikroskop kecil berlensa tunggal. Mikroskop itu
digunakan untuk mengamati air rendaman jerami. Ia menemukan organisme
yang bergerak-gerak di dalam air. Yang kemukian disebut bakteri. Antonie
van Leeuwenhoek merupakan orang pertama yang menemukan sel hidup.
3) Penelitian yang dilakukan oleh 2 orang ilmuwan dari Jerman yaitu Matthias
Schleiden (ahli tumbuhan, 1804-1881) dan Theodor Schwann (ahli hewan,
1810-1882). Mereka menyimpulkan bahwa setiap mahluk hidup tersusun atas
sel.
4) Selanjutnya pada tahun 1885 seorang ilmuwan Jerman, Rudolf Virchow,
mengamati bahwa sel dapat membelah diri dan membentuk sel-sel baru.
Organel- Organel Sel Tumbuhan :
1) Dinding Sel.
Dinding sel adalah bagian terluar dari sel tumbuhan.Dinding sel memiliki
fungsimelindungi
sel. Dinding sel
merupakan
lapisan
tipis
dan
bersifat
2
semipermiable.Dinding sel tersusun atas Selulosa, lignin, dan suberin.Pada lapisan
epidermis dan batang, dinding sel mengandung kitin dan zat lilin sehingga dinding
sel bersifat iimpermeabel.
Antara dinding sel yang satu dengan yang lain ditemukan zat pektin yang
terdapat pada lamella tengah. Antara sel satu dengan sel yang lain tyerdapat
penghubung
atau
jembatan
protoplasma
yang
dinamakan
Plasmodesmata.
Plasmodesmata memegang peranan penting dalam transportasi berbagai zat.
2) Vakuola.
Vakuola merupakan rongga yang berada di dalam sel. Vakuola dibatasi oleh
selaput membran dan berisi cairan yang disebut cairan sel. Pada sel tumbuhan yang
telah dewasa, umumnya terdapat vakuola tengah yang berukuran besar dan
dikelilingi oleh membran yang dinamakan tonoplas.
Pada intinya, vakuola berfungsi sebagai :
1. Memasukkan air melalui tonoplas agar sel tetap baik.
2. Menyimpan makanan, seperti sukrosa, protein, garam- garam mineral, dan
senyawa organik lainnya.
3. Menyimpan sisa- sisa metabolisme.
3) Plastida.
Plastid merupakan organel yang terdapat sitoplasma sel tumbuhan dan
beberapa jenis ganggang mikroskopik, seperti Euglena.Plastida adalah butir- butir zat
warna yang terdapat pada tumbuhan.
Sumber :
(http://etrihumaerah.blogspot.com/2012/09/tugas-praktikum-pertama-biologi.html),
Diakses pada tanggal 27 Mei 2015.
1.2.
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati sel – sel epidermis
pada kulit bawang merah, sabut kelapa dan gabus.
3
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1.
Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas IBA
Palembang pada tanggal 17 Februari 2015.
2.2.
Alat dan Bahan
1. Alat
Mikroskop
Kaca preparat
Kaca penutup
Jarum
Tisu
Pinset
Pipet tetes
2. Bahan
2.3.
Bawang merah
Bawang putih
Batang bayam
Yodium
Prosedur Kerja
1. Kupas lapisan epidermis masing – masing bahan yaitu kulit bawang merah,
bawang putih dan batang bayam menggunakan pisau dan pinset.
2. Letakkan di atas kaca preparat, beri setetes air, tutup dengan kaca penutup.
Gunakan jarum bedah untuk menghilangkan gelembung udara pada preparat.
4
3. Amatilah sel epidermis dengan mikroskop.
4. Beri setetes larutan yodium untuk mewarnai sel dengan menggunakan teknik
pengairan. (teteskan sedikit yodium pada bagian tepi kaca penutup, lalu
buang kelebihannya dengan tisu).
5. Gambar dan beri warna bagian–bagian sel seperti dinding sel, membran sel,
sitoplasma, nukleus, dan vakuola sel.
5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.4.
Hasil Pengamatan
Data hasil pengamatan Sel bawang merah, Sel Serabut Kelapa dan Sel Gabus
Singkong berupa gambar sel yang diamati di bawah mikroskop. Berikut ini adalah
gambar sel tersebut:
1. Data Hasil Pengamatan Sel Bawang Merah
NO
1
Bahan
Bawang Merah
Warna sel
Garis tengahnya berwarna cokelat, bintik-bintik keseluruhan berwarna
2
3
Bawang Putih
Batang Bayam
Abu-abu
Berhyalink bercampur hitam keabu-abuan
Dinding selnya berwarna hijau mudah, kemudian bintik-bintik selnya
4
5
6
7
Akar umbi bayam
Cocor Bebek
Gabus
Daun
reodys
bewarna Hyalink
Berwarna Hyalink
Bintik-bintiknya berwarna hijau mudah
Hyalink
Bintik-bintik berwarna hijau mudah
color
2.5.
Pembahasan
6
Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis tumbuhan merupakan jaringan yang terdiri atas sel-sel
berbentuk empat persegipanjang dan terdiri atas satu lapis sel. Epidermis menutupi
permukaan organ daun, batang, dan akar muda.Pada akar dan daun, permukaan
epidermis biasanya ditutupi zat kimia (kutikula) yang berfungsi untuk mengurangi
penguapan tanaman. Pada dinding sel epidermis tidak terjadi fotosintesis, karena
tidak memiliki kloroplas, dan susunan antarselnya pun cukup rapat. Pada organ
tumbuhan tertentu, epidermis dapat mengalami modifikasi.Contohnya pada akar
memiliki modifikasi berupa tonjolan keluar yang disebut rambut akar, pada bunga
mawar, modifikasi berupa duri atau spina.
1. Pada pengamatan selaput bagian dalam bawang merah ( Allium cepa ) pada
mikroskop terlihat sel-sel bawang merah yang berlapis-lapis. Pada sel-sel
bawang merah terdapat organel-organel sel seperti sitoplasma, dinding sel
dan nukleus. Dinding sel berfungsi untuk melindungi dan memberi bentuk
pada sel. Nukleusnya berbentuk oval dan merupakan organel terbesar dalam
sel. Plastidanya berupa butir-butir yang mengandung zat warna ( ungu ).
2. Sel epidermis bawang merah mempunyai dinding sel yang berbentuk tidak
beraturan ada yang berbentuk segi enam yang memanjang dan ada juga yang
mempunyai bentuk segi empat yang memanjang. Sel epidermis bawang
merah mempunyai bentuk yang tetap dan tidak berudah – ubah karena di
dalam sel ter dapat dinding sel . Sel epidermis bawang merah tersusun oleh :
a. Dinding sel
b. Sitoplasma
c. Inti sel
7
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam
arti biologis.
2. Bawang merah mempunyai organel- organel sebagai berikut :
Dinding sel, yang berfungsi sebagai pelindung sel, Jaringan Epidermis,
Nukleus, Membran Inti, Sklereid.
3. Struktur sel gabus pada batang singkong atau ubi kayu adalah berbentuk segi
enam pada pengamatan terlihat dinding sel, ruang anatar sel, Sitoplasma,
vakuola dan nucleus. Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan
sitoplasma adalah cairan yang berada di dalam sel sering disebut sitosol
sebagai tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia atau metabolism.
4. Sabut kelapa mengandung bahan berlignoselulosa. Struktur lignoselulosa
umumnya terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin. Lignoselulosa juga
mengandung air dan sedikit protein, serta senyawa lainnya yang tidak ikut
secara signifikan dalam membentuk struktur material (Raven dan Evert,
1992). Dalam lignoselulosa kompleks, selulosa mempertahankan struktur
kristal dan menjadi inti dari kompleks lignoselulosa. Hemiselulosa terletak
antara mikro dan makrofibril selulosa. Lignin berperan sebagai pembentuk
struktur matriks, dimana selulosa dan hemiselulosa tertanam (Faulon dan
Carlson, 1994).
4.2. Saran
Dari hasil praktikum yang dilakukan, pada saat praktikum berlangsung maka
praktikum harus memperhatikan bagaimana objek yang diamati, agar mengetaui
8
tujuan dari praktikum. Kemudian alat dan bahan harus lengkap serta ikuti langkahlangkahnya dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pustakasekolah.com/jaringan-tumbuhan.html#ixzz33pml6TKI
http://www.pustakasekolah.com/jaringan-tumbuhan.html#ixzz33pmQIpqW
http://nissaafrieda20.blogspot.com/2013/11/makalah-hasil-pengamatan-selbawang.html
http://www.crayonpedia.org/mw/1._Struktur_dan_Fungsi_Jaringan_Tumbuhan
9
PRAKTIKUM II
PENGAMATAN BUTIR PATI
10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tinjauan Pustaka
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau.Pati merupakan bahan utama yang
dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk
fotosintesis) dalam jangka panjang.Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai
sumber energi yang penting.
Pati merupakan simpanan energi didalam sel-sel tumbuhan, berbentuk
butiran-butiran kecil mikroskopik dengan diameter berkisar antara 5-50 nm. Di alam,
pati banyak terkandung dalam beras, gandum, jagungg, biji-bijian seperti kacang
merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung dalam berbagai jenis umbiumbian seperti singkong, kentang atau ubi.
Didalam berbagai produk pangan, pati umumnya akan terbentuk dari dua
polimer molekul glukosa yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polimer
glukosa rantai panjang yang tidak bercabang, sedangkan amilopektin merupakan
polimer glukosa dengan susunan yang bercabang-cabang. Komposisi kandungan
amilosa dan amilopektin ini akan bervariasi dalam produk pangan, dimana produk
pangan yang memiliki kandungan amilopektin tinggi akan semakin mudah untuk
dicerna.
Penampang amilum pada berbagai tanaman tentu berbeda-beda. Karena itu,
praktikum kali ini akan membahas tentang perbedaan jenis amilum pada tumbuhan,
yaitu amilum pada kentang (Solanum tuberosum), Jagung, Beras dan Singkong
11
Sumber :
(http://mytaindrajaya.blogspot.com/2011/12/laporan-praktikum.html), Diakses pada
3 Juni 2015.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui teori dasar tentang amilum.
2. Mengamati amilum kentang (Solanum tuberosum) Jagung, Beras dan
Singkong.
3. Membedakan amilum kentang (Solanum tuberosum), Jagung, Beras dan
Singkong
12
BAB II
METODE PRAKTIKUM
1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas IBA
Palembang pada tanggal 24 Februari 2015.
1.4 Alat dan Bahan
Alat
1. Mikroskop
2. Kaca preparat
3. Kaca penutup
4. Jarum
5. Cutter
6. Pipet tetes
Bahan
1. Kentang
2. Beras
3. Jagung
4. Singkong
1.5 Prosedur Kerja
1. Kerik sekerat kentang dengan jarum atau ujung silet sehingga cairannya
keluar.
2. Tetesankan cairan tersebut pada gelas objek tutuplah dengan gelas penutup.
3. Amati dibawah Mikroskop, aturlah diaagframa agar bitur-butir Pati kelihatan
kontras terhadap air yang mengelilinginya.
13
4. Gambar dan amati butir-butir pati beserta struktur-strukturnya.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.6 Data Hasil Pengamatan
Gbr 1.Butir pati kentang
Gbr 2. Setelah ditetesi I2Ki
Gbr 3.Butir pati Jagung
Gbr 4. Butir pati beras
14
Gbr 5. Butir pati Singkong setelah ditetesi I2Ki
1.7 Pembahasan
1. Butir Pati beras ( Amylum oryzae)
Bentuk amylum oryzae dalam mikroskop dengan pembesaran 15 X 10 yaitu
butir bersegi banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur, terdapat butir
telur dan hilus yang tidak terlihat jelas, dan tidak terdapat lamella.
2. Butir pati Singkong ( Amylum manihot )
Amylum manihot yang kami amati dari mikroskop dengan pembesaran 15 X
10kami dapat melihat bentuknya yang berupa butir tunggal,butir agak bulat
atau bersegi banyak butir kecil, ada butir pati,dan juga hilus yang berupa
garis dan titik, ada juga lamella tapi tidak jelas,yang berupa butir majemuk
sedikit.
3. Butir pati jagung ( Amylum maydis )
Dengan pembesaran 15 X 10, tidak punya lamella (tidak terlihat), Bentuk
amylum maydis ini berupa butir bersegi banyak, bersudut, atau butir
bulat,kemudian terdapat butir pati dan hilus yang berupa rongga atau celah.
4. Butir pati Kentang ( Amylum solani )
Didalam mikroskop yang pembesarannya 15 X 10 amylum solani ini
berbentuk butir tunggal, tidak beraturan, atau bulat telur, terdapat butir pati
juga lamella tapi tidak terlihat jelas
15
BAB IV
PENUTUP
4.1Kesimpulan
Dari percobaan yang di amati yaitu identifikasi amylum dan simplisia secara
mikroskopik, maka dapat di simpulkan:
Amylum manihot
Bentuknya berupa butir tunggal,butir agak bulat atau bersegi banyak butir
kecil, terdapat butir pati,dan juga hilus yang berupa garis dan titik, terdapat
juga lamella tapi tidak jelas,yang berupa butir majemuk sedikit.
Amylum maydis
Tidak punya lamella (tidak terlihat), Bentuknya berupa butir bersegi banyak,
bersudut, atau butir bulat,kemudian terdapat butir pati dan hilus yang berupa
rongga atau celah.
Amylum solani
Berbentuk butir tunggal, tidak beraturan, atau bulat telur, terdapat butir pati
juga lamella yang tidak terlihat jelas.
Amylum oryzae
Bentuknya yaitu butir bersegi banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat
telur, terdapat butir telur dan hilus yang tidak terlihat jelas dan tidak terdapat
lamella.
4.2. Saran
16
Sebaiknya sebelum praktikum dilaksanakan ada baiknya jika peralatan seperti
mikroskop dipersiapkan dan dibersihkan terlebih dahulu agar mendapatkan hasil
yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
http://riyanthi-kedokteran.blogspot.com/
http://mointi.wordpress.com/2011/03/12/laporan-praktikum-biologi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Amilum
http://eltracytaocktora.blogspot.com/2012/09/amilum-atau-amilosa.html
17
PRAKTIKUM III
PENGAMATAN MORFOLOGI DAUN
18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tinjauan Pustaka
Jika diperhatikan secara seksama, daun (folium) dari berbagai jenis tumbuhan
akan memperlihatkan jumlah daun yang berbeda-beda. Karena itulah daun-daun
tersebut dapat diidentifikasi kedalam dua golongan berdasarkan jumlah daunnya.
Yang pertama adalah daun tunggal (folium simplex) yaitu daun dimana pada tangkai
daun (petiolus) hanya terdapat satu helaian daun (lamina) saja. Kemudian yang
kedua adalah daun majemuk (folium compositum) dimana pada tangkai daun
(petiolus) terdapat cabang-cabang yang memiliki helaian daun (lamina), sehingga
dalam satu batang (petiolus) terdapat lebih dari satu helaian daun (lamina). Daun
majemuk (folium compositum) memiliki bagian-bagian yang terdiri atas ibu tangkai
daun (petiolus communis), tangkai anak daun (petiololus), dan anak daun (foliolium).
Berdasarkan susunan anak daun (foliolium) pada ibu tangkai daunnya (petiolus
communis) dibedakan menjadi empat golongan yaitu : daun majemuk menyirip
(pinnatus), daun majemuk menjari (palmatus), daun majemuk bangun kaki (pedatus),
dan daun majemuk campuran (digitato pinnatus). Pada beberapa tanaman tertentu
daun mengalami semacam proses reduksi yang mengakibatkan daun yang mek itulah
dimiliki lebih dari satu helaian daun, hanya menyisakan satu helaian daun saja.
Untuk itulah diperlukan pemahaman setelah melakukan praktikum dalam
mengidentifikasi daun tunggal (folium simplex) dan daun majemuk (folium
compositum).
19
Sumber :www.pustakasekolah.com, diakses pada 6 juni 2015
A. Pengertian Daun
Daun adalah salah satu organ pokok tumbuhan yang terletak pada batang,
biasanya tipis melebar dan kaya akan zat klorofil, oleh karena itu daun biasanya
berwarna hijau. Sesuai dengan bentuk daun yang tipis melebar, warna hijau dan
duduknya pada batang menghadap ke atas itu selaras dengan fungsi daun bagi
tumbuhan, yaitu:
a.
Mengambil zat makanan (resorbsi)
b. Mengolah zat makanan (asimilasi)
c.
Penguapan air (transpirasi)
d. Pernafsan (respirasi)
B. Bagian-bagian Daun.
Daun lengkap terdiri dari bagian-bagian daun seperti pelepah (vagina),
tangkai (petiolus), dan helai daun (lamina). Sedangkan daun yang tidak mempunyai
salah satu atau dua dari ketiga bagian daun tersenut disebut daun tidak lengkap.
Daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan, misalnya:
pohon
pisang
(Musa
paradisiacal L),
pohon
pinang
(Araca
catechuL),
bambu (Bambusa sp), dan lain-lain.
Susunan daun yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan:
a.
Hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja.;lazimnya lalu disebut daun yang
bertangkai.susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak kita
temukan.sebagian
besar
tumbuhan
mempunyai
daun
yang
demikian
tadi,misalnya:nangka (artocarpus integra merr.)mangga (mangifera indica L.)dll.
b. Daun terdiri atas upih dan helaian,daun yang demikain yang disebut daun yang
berupih atau daun berpelepah seperti lazim kita dapati pada tumbuhan yang
.tergolong suku rumput.misalnya :padi (oryza sativa L.) jagung (Zea mays L.).dll.
c.
Daun hanya terdiri atas helaian saja,tanpa upih dan tangkai.sehingga helaian
langsung melekat atau duduk pada batang.daun yang demikian susunannya
dinamakan
daun
duduk
(sessilis),seperti
dapat
kita
lihat
pada
biduri (colotropis gigantean R.Br.).daun yang hanya terdiri atas helaian daun saja
20
dapat mempunyai pangkal yang demikian lebarnya.hingga pangkal daun tadi
seakan-akan melingkari batang atau memeluk batang.oleh sebab itu juga
dinamakan :daun memeluk batang (amplexi caulis)seperti pangkal daun pada
tempuyung (sonchus oleraceus L).bagian samping pangkal daun yang memeluk
batang itu seringkali bangunnya membulat dan disebut telinga daun.
d. Daun hanya terdiri atas tangkai saja,dan dalam hal ini tangkai tadi biasanya lalu
menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun,jadi merupakan suatu helaian
daun semu atau palsu,dinamakan:filodia,seperti terdapat pada berbagai jenis
pohon acacia yang berasal dari Australia,misalnya:acacia auricuculifor mis
A.cunn.
Selain bagian-bagian tersebut di atas dan kemingkinan lengkap atau
tidaknya bagian-bagian tadi,daun pada suatu tumbuhan seringkali mempunyai
alat-alat tambahan atau pelengkap antara lain berupa:
1. Dan penumpu (stipula) yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa daun
yang kecil yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan umumnya
berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda.ada kalanya daun penumpu
besar dan lebar seperti daun biasa dan berguna pula sebagai alat untuk
berasimilasi seperti terdapat pada kacang kapri a (pisum sativum L).daun
penumpu ada yang mudah sekali gugur seperti misalnya pada pohon nangka
(artocarpus integra Merr.) tetapi ada pula yang tinggal lama dan baru gugur
bersama-sam daunnya.misalnya pada mawar (rosa sp).Menurut letaknya daun
penumpu dapat dibedakan dalam:
A. Daun penumpu yang bebas terdapat dikanan kiri pangkal tangkai
daun,disebut:daun penumpu bebas (stipulae liberae) terdapat misalnya pada
kacang tanah (arachis hypogaea L).
B. Daun penumpu yang melekat kanan kiri pangkal tangkai daun (stipulae
adnatae) pada mawar (rosa sp)
C. Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu dan mengambil tempat didalam
ketiak daun (stipula axillaris atau stipula intrapetioloris).
D. Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat berhadapan dengan
tangkai dan biasanya agak lebar hingga melingkari batang (stipula petiolo
opposite atau stipula antidroma).
21
E. Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat diantara dua tangkai
daun seperti sering kali terjadi pada tumbuhan yang pada satu buku-buku
batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan.misalnya pada pohon
mengkudu (morinda citrifolia L).daun penumpu yang demikian dinamakan:
daun penumpu antar tangkai (stipula interpetiolaris).
2. Selaput bumbung (ocrea atau ochrea).alat ini berupa selaput tipis yang
menyelugungi pangkal suatu ruas batang.jadi terdapat diatas suatu tangkai
daun.selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang kedua sisinya saling
berlekatan dan melingkari batang,terdapat antara lain pada polygonum sp.
3. Lidah- lidah (ligula).suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas antara
upih dan helaian daun pada rumput (graminae).alat ini berguna untuk mencegah
meengalirnya aliran air hujan kedalm ketiak antara batang dan upih daun.sehingga
kemungkinan pembusukan dapat dihindarkan.
C. Upih daun atau pelepah daun (vagina)
Seperti telah diuraikan diatas tidak semua tumbuhan mempunyai daun yang
berupih.daun yang berupih umumnya hanya kita dapati pada tumbuhan yang
tergolong dalam tumbuhan yang berbiji tunggal (monocotyledoneae) saja a.l. suku
rumput (gramineae), suku empon-empon (zingiberaceae), pisang (musa sapientum
L.) golongan palma (palmea), dll.
Upih daun selain merupakan bagian daun yang melekat atau memeluk
batang,juga dapat mempunyai fungsi lain:
a.
Sebagai pelindung kuncup yang masih muda,seperti dapat dilihat pada tanaman
tebu (saccharum officinarum L.)
b. Member kekuatan pada batang tanaman.dalam hal ini upih daun-daun semuanya
membungkus batang,sehingga batang tidak tampak,bahkan yang tampak sebagai
batang dari luar adalah upih-upih nya tadi.hal ini tentu saja mungkin terjadi
apabila upih daun amat besar seperti misalnya pada pisang ( musa paradisiacal
L.).Batang yang tampak pada pohon pisang sebenarnya bukan batang tanaman
yang sesungguhnya dari itu disebut batang semu.
D. Tangkai daun (petioles)
22
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya dan
bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi sedemikian rupa.hingga
dapat memperoleh cahaya matahari yang sebanyak-banyaknya.
Bentuk dan ukuran tangkai daun amat berbeda-beda menurut jenis tumbuhan
ukuran dan bentuknya dapat berbeda.umumnya tangkai daun berbentuk silinder
dengan sisa atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya.jika dilihat pada
penampang melintangnya dapat kita jumpai kemungkinan-kemungkian berikut:
Bulat dan berongga,misalnya tangkai daun papaya (carica papaya L.)
Pipih dan tepinya melebar (bersayap),misalnya jeruk (citrus sp.)
Bersegi
Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau beralur
dalam seperti pada tangkai daun pisang.
Walaupun tangkai daun seperti telah disebutkan diatas biasanya menebal pada
pangkalnya,ada pula tangkai daun yang menebal pada pangkalnya ada pula tangkai
daun yang menebal pada pangkal dan ujungnya,misalnya pada daun pohon kupukupu (bauhinia purpurea L.)
Selanjutnya jika ditinjau keadaan permukaannya, tangkai daun dapat
memperlihatkan adanya kerutan-kerutan, sisik-sisik, rambut-rambut, lentisel, dll.
Dalam uraian mengenai susunan daun telah dikemukakannya pula, bahwa
tangkai daun dapat mengalami penggantian bentuk (metamorphosis) menjadi
macam-macam helaian daun yang dinamakan filodia.
E. Helaian Daun.
Tumbuhan yang demikian banyak dan ragamnya itu mempunyai daun
yang helaiannya berbeda-beda pula, baik mengenai bentuk, ukuran, maupun
warnanya.
Sifat-sifat dari helaian daun yang perlu diperhatikan adalah:
1. Bangun daun (circumscription)
a.
Bagian terlebar kurang lebih ditengah-tengah helaian daun.
Kemungkinan bangun daunnya adalah:
-
Orbicularis (Bulat)
-
Peltatus (Perisai)
23
-
Ovalis atau elipticus (jorong)
-
Oblongus (bulat memanjang)
-
Lanceolatus (lanset)
b. Bagian yang terlebar terdapat kurang lebih di bawah tengah helaian daun:
a)
Pangkal daunnya tidak bertoreh.
-
Ovatus (bulat telur)
-
Triangularis (segi tegi)
-
Deltoideus (deltas)
-
Rhomboideus (belah ketupat)
b) Pangkal daun bertoreh atau berlekuk.
-
Cordataus (jantung)
-
Reniformis (ginjal)
-
Sagittatus (anak panah)
-
Hastatus (tombak)
-
Auricularis (bertelinga)
c.
Bagian yang terdapat kurang lebih diatas tengah helaian daun.
Dari golongan ini kemungkinan bentuk daunnya:
-
Obovatus (bulat telur terbaik)
-
Obcordatus (bangun jantung terbalik)
-
Cuneatus (segi tiga terbalik)
-
Sathulatus (bangun sudip atau spatula)
d. Tidak ada bagian yang terlebar. Dapat dikatakan dari ujung sampai
sampai pangkal lebarnya sama, dari bagian ini kemungkinan bentuk
daunya :
-
liniaris (bangun garis)
-
ligulatus (bangunan pita)
-
ensiformis (bangunan pedang)
-
subulatus (bangun paku atau dabus)
-
Acerosus (bangun jarum)
24
2. Ujung daun (apex)
-
Acutus (runcing)
-
Obtutus (tumpul)
-
Truncatus (romping)
-
Mucronatus (berduri)
-
Acuminatus (meruncing)
-
Rotundus (membulat)
-
Retusus (terbelah)
3. Pangkal daun (basis)
a.
Tepi daunnya tidak pernah bertemu karena terpisah oleh pangkal ibu
tulang atau ujung tangkai daun, pada pangkal seperti ini bentuknya sama
seperti ujung daun.
-
Acutus (runcing)
-
Obtutus (tumpul)
-
Acuminatus (meruncing)
-
Rotundus (membulat)
-
Emarginatus (berlekuk)
b. tepi daunnya bertemu dan berlekatan satu sama lainnya.
-
perfoliatus
4. Susunan tulang daun (nervation atau vernation)
Tulang-tulang daun (nervus) menurut besar kecilnya dapat dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu:
-
Costa (ibu tulang daun)
-
Nervus lateralis (tulang-tulang cabang)
-
Vena (urat-urat daun)
Berdasarkan susunan tulang daun (nervation) (arah tulang-tulang cabang
yang besar) dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu:
-
Penninervis (bertulang menyirip)
-
Palminervis (bertulang menjari)
-
Cervinervis (bertulang melengkung)
-
Rectinervis (bertulang sejajar)
5. Tepi daun (margo)
25
Secara garis besar tepi daun dapat dibedakan dalam 2 macam, yaitu:
a.
Integer (rata)
b. Diviscus (bertoreh)
1.2 Tujuan
Mengidentifikasi Morfologi daun mulai dari jenis daun, tipe daun, bentuk
daun, tepi daun sampai ke permukaan
26
BAB II
METODE PRAKTIKUM
1.2 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas IBA
Palembang pada tanggal 10 Maret 2015.
1.3 Alat dan Bahan
1. Alat Tulis
2. Buku/ Kertas
3. Macam2 Daun tanaman
1.4 Prosedur Kerja
1. Siapkan Alat & bahan yang diperlukan
2. Amati setiap bagian dari masing2 daun
3. Catatlah hasil pengamatan tesebut.
1.5 Bahan dan Alat
Bahan
Macam-macam daun
Daun jati
Daun nerium oliender
Daun pepaya
Daun mirabilis jalapa
Daun ketapang
Alat
o buku dan perlengkapan praktikum
o lembar pengamatan
27
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil
N
Nama
Jenis
Tipe
Bentuk
Tepi
Ujung
Pangkal
o
daun
daun
daun
daun
daun
daun
daun
1
Pepaya
Tipis
Tungga
Rata
Runcin
Bulat
Kasar
l
Lancip
memanjan
Permukaa
n daun
g
g
2
Jati
Tipis
Tungga
lonjong
Bertep
Runcin
bulat
Berbulu
3
Ketapan
Tipis
l
Tungga
Lonjong
i rata
Bertep
g
Rucing
Mangko
Licin
4
g
Nerium
Tebal
l
Tungga
Garis
i rata
Bertep
Rincing
k
Lonjong
Tebal kaku
l
memanjan
i rata
Tungga
g
Berbentuk
Rata
Runcin
Pasak
Licin
l
jantung
oliender
5
Mirabilis
jalapa
Tipis
g
b. Pembahasan
Daun pepaya
Daun merupakan tumbuhan yang paling penting dan umunya tiaptumbuhan
mempunyai sejumlah besar daun. Daun pepaya merupakan dauntunggal, berukuran
besar, dan bercangap, juga mempunyai bagian-bagian daun lengkap (falicum
completum) atau upih daun (vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina).Daun pepaya dikatakan mempunyai bangun bulat (orbicularis), ujung daun
yang meruncing, tangkai daun panjang dan berongga. Dilihat dari sususnan tulang
daunnya, daun pepaya termasuk daun-daun yang bertulang menjari (palmineruis).
Daun yang muda terbentuk dibagian tengah tanaman.
28
Daun Oliender
Bunga Oleander adalah suatu semak belukar pohon yang selalu hijau atau pohon
kecil dalam keluarga Apochynaceae. Bunga ini merupakan bunga asli dari Afrika
Utara, Asia bagian Utara dan Mediterania Timur. Tumbuhan jenis renek ini biasanya
ditanam
sebagai
pokok
hiasan. Tingginya
mencapai
3-7
meter.
Daun : Daun keras dan tajam selebar 2 cm. Daun pokok ini tersusun dalam pusaran
tiga,
apabilatermakan dapat menyebabkan kematian. Daunnya berpasangan,
berwarna hijau gelap, dengan panjang 5-21 cm dan lebar 1-3,5 cm dengan suatu
keseluruhan garis tepi. Bentuk daun ini panjangnya berkisar antara 4-10 (10,2-25,4
cm), tergantung pada variasi dan berwarna hijau terang.
Daun
Pengaturan Daun: berlawanan arah
Jenis Daun: sederhana
Garis tepi Daun: bertepi rata
Bentuk Daun: seperti garis
Daun Venation: berdaun muda pada tangkai
Warna Daun: hijau, musim gugur tidak merubah warna daun.
Diambil tanggal 26 Mei 2015.
http://eri08tirtayasa.blogspot.com/2011/02/nerium-oleander.html .
Daun jati
Jati adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang
lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar, yang luruh di musim
kemarau. Jati dikenal dunia dengan nama teak (bahasa Inggris). Nama ini berasal
dari
kata thekku(തതകക)
dalam bahasa
Malayalam,
bahasa
di
negara
bagian Kerala di India selatan. Nama ilmiah jati adalah Tectona grandis L.f.
Jati dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan 1 500 – 2 000 mm/tahun
dan suhu 27 – 36 °C baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Tempat yang
paling baik untuk pertumbuhan jati adalah tanah dengan pH 4.5 – 7 dan tidak
29
dibanjiri dengan air.[2] Jati memiliki daun berbentuk elips yang lebar dan dapat
mencapai 30 – 60 cm saat dewasa.
Jati memiliki pertumbuhan yang lambat dengan germinasi rendah (biasanya kurang
dari 50%) yang membuat proses propagasi secara alami menjadi sulit sehingga tidak
cukup untuk menutupi permintaan atas kayu jati.[3] Jati biasanya diproduksi
secara konvensionaldengan menggunakan biji. Akan tetapi produksi bibit dengan
jumlah besar dalam waktu tertentu menjadi terbatas karena adanya lapisan luar biji
yang keras.[3] Beberapa alternatif telah dilakukan untuk mengatasi lapisan ini seperti
merendam biji dalam air, memanaskan biji dengan api kecil atau pasir panas, serta
menambahkan asam, basa, atau bakteri. Akan tetapi alternatif tersebut masih belum
optimal untuk menghasilkan jati dalam waktu yang cepat dan jumlah yang banyak.
[4]
Umumnya, Jati yang sedang dalam proses pembibitan rentan terhadap beberapa
penyakit antara lain leaf spot disease yang disebabkan
oleh Phomopsis sp., Colletotrichum gloeosporioides, Alternaria sp.,
dan Curvularia sp., leaf rust yang disebabkan olehOlivea tectonea, dan powdery
mildew yang disebabkan oleh Uncinula tectonae. Phomopsis sp. merupakan
penginfeksi paling banyak, tercatat 95% bibit terkena infeksi pada tahun 19931994. Infeksi tersebut terjadi pada bibit yang berumur 2 – 8 bulan. Karakterisasi dari
infeksi ini adalah adanya necrosis berwarna coklat muda pada pinggir daun yang
kemudian secara bertahap menyebar ke pelepah, infeksi kemudian menyebar ke
bagian atas daun, petiol, dan ujung batang yang mengakibatkan bagian daun dari
batang tersebut mengalami kekeringan. Jika tidak disadari dan tidak dikontrol,
infeksi dari Phomopsis sp. akan menyebar sampai ke seluruh bibit sehingga proses
penanaman jati tidak bisa dilakukan.
Daun ketapang
Daun-daun tersebar, sebagian besarnya berjejalan di ujung ranting, bertangkai
pendek atau hampir duduk. Helaian daun bundar telur terbalik, 8–25(–38) x 5–14(–
19) cm, dengan ujung lebar dengan runcingan dan pangkal yang menyempit
perlahan, helaian di pangkal bentuk jantung, pangkal dengan kelenjar di kiri-kanan
ibu tulang daun di sisi bawah. Helaian serupa kulit, licin di atas, berambut halus di
sisi bawah; kemerahan jika akan rontok
30
Daun mirabilis jalapa
Daunnya berbentuk jantung yang berwarna hijau dengan panjang mencapai 2-11 cm
dengan lebar 8 mm-7 cm. Pangkal daun membulat di mana ujungnya meruncing serta
bertepi rata. Adapun tangkai daunnnya mempunyai panjang 6mm-6 cm. Bunganya
sendiri seperti terompet dan mempunyai banyak warna seperti merah, putih dan lainlain.
31
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa setiap daun itu tidak sama,
Meskipun hamper semua daun berwarna sama yakni hijau, namun dari segi bentuk
daun, tepi daun, jenis daun dan lainnya jelas banyak perbedaannya. Seperti halnya
pada data hasil pengamatan diatas menyatakan bahwa masing-masing dari daun
tersebut berbeda-beda morfologinya.
4.2 Saran
Sebaiknya sebelum dilakukannya praktikum ada baiknya jika ada
pemahaman dari segi teori terlebih dahulu agar pada saat praktikum mahasiswa
sudah memahami atau menguasai materi.
32
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Jati
http://nazarudinlatif.blogspot.com/2012/07/morindacitrifolia-habitus.html
www.x3-prima.com/2009/11/daun-sirih.html
trieznawardana.blogspot.com/2012/03/morfologi-tanaman-mangga.html
http://om-tani.blogspot.com/2013/12/klasifikasi-dan-morfologi-tanamanpepaya.html
33
PRAKTIKUM IV
PENGAMATAN MORFOLOGI BUNGA
34
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tinjauan Pustaka
Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ
pokok dan merupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang
dan daun yang bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya
sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan.Jika kita memperhatikan bagian
dasar bunga dan tangkai bunga, bagian ini merupakan modifikasi dari batang,
sedangkan kelopak dan mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun yang bentuk
dan warnanya berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan
sebagian lagi akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan
dalam proses reproduksi. Terdapat dua jenis bunga yaitu bunga uniseksual dan
biseksual. Uniseksual yaitu jika pada satu bunga hanya ada salah satu jenis alat
pembiakan, disebut bunga jantan dan betina sedangkan bunga biseksual yaitu jika
pada satu bunga hadir kedua jenis alat pembiakan, berarti bunga jantan dan betina
gabung dalam satu bunga.
Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan
(mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai
dengan penyerbukan, yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan
pembentukan biji.
Beberapa bunga memiliki warna yang cerah yang berfungsi sebagai pemikat
hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau
aroma yang khas, juga untuk memikat hewan untuk membantu penyerbukan. Bunga
hampir selalu berbentuk simetris, yang sering dapat digunakan sebagai penciri suatu
takson. Ada dua bentuk bunga berdasar simetri bentuknya: aktinomorf ("berbentuk
bintang", simetri radial) dan zigomorf (simetri cermin). Bentuk aktinomorf lebih
banyak dijumpai.
35
Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat kelamin jantan (benang sari)
dan alat betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ.Bunga yang demikian
disebut bunga banci atau hermafrodit.Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila
memiliki semua bagian utama bunga.)yaitu sebagai berikut:
Kelopak bunga atau calyx;
Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan dapat berwarna-warni
untuk memikat serangga yang membantu proses penyerbukan.
Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunaniandros oikia: rumah
pria) berupa benang sari
Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia:
"rumah wanita") berupa putik.
Organ reproduksi betina adalah daun buah atau carpellum yang pada
pangkalnya terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu atau sejumlah bakal biji
(ovulum, jamak ovula) yang membawa gamet betina) di dalam kantung embrio.Pada
ujung putik terdapat kepala putik atau stigma untuk menerima serbuk sari atau
pollen.Tangkai putik atau stylus berperan sebagai jalan bagi pollen menuju bakal
bakal buah.
Walaupun struktur bunga yang dideskripsikan di atas dikatakan sebagai
struktur tumbuhan yang "umum", spesies tumbuhan menunjukkan modifikasi yang
sangat bervariasi. Modifikasi ini digunakan botanis untuk membuat hubungan antara
tumbuhan yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh, dua subkelas dari tanaman
berbunga dibedakan dari jumlah organ bunganya: tumbuhan dikotil umumnya
mempunyai 4 atau 5 organ (atau kelipatan 4 atau 5) sedangkan tumbuhan monokotil
memiliki tiga organ atau kelipatannya.
Sumber : http://agustrai.blogspot.com/2012/01/laporan-praktikum-bunga.html,
diakses pada 20 Mei 2015
1.1 Tujuan
Mengidentifikasi Morfologi bunga dan ciri spesifik dari bunga tersebut.
36
Bagian utama pada tumbuhan adalah akar, batang dan daun. Selain 3 bagian
tersebut, ada suatu bagian yang merupakan modifikasi dari batang dan daun. Bagian
tersebut adalah bunga (flos).
A.
Jumlah Bunga dan Tata Letaknya pada Suatu Tumbuhan
Berdasarkan jumlah bunga yang dihasilkannya, tumbuhan dibagi menjadi 2
macam, yaitu :
1. Tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora), yaitu tumbuhan yang hanya
menghasilkan satu bunga saja pada satu tangkai, biasanya terdapat pada ujung
batang.
2. Tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora), yaitu tumbuhan yang hanya
menghasilkan lebih dari satu bunga dalam satu ibu tangkai bunga. Sebagian
bunga terdapat dalam ketiak-ketiak daun dan sebagian pada ujung batang atau
cabang-cabang.
Menurut tempatnya pada tumbuhan, kita dapat membedakan :
1. Bunga pada ujung batang (flos terminalis), misalnya kembang merak
(Caesalpinia pulcherrima Swartz.)
2. Bunga di ketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris), misalnya kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis)
A. Bunga Majemuk (Anthotaxis, Inflorescentia)
1. Bagian-bagian pada bunga majemuk
a. Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, antara lain :
a) Ibu tangkai bunga (pedunculus), yaitu lanjutan batang atau cabang yang
mendukung bunga majemuk.
b) Tangkai bunga (pedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya.
c) Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai bunga yang mendukung bagianbagian bunga lainnya.
b. Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, antara lain :
i. Daun-daun pelindung (bractea)
37
ii. Daun tangkai (bracteola)
iii. Seludang bunga (spatha)
iv. Daun-daun pembalut (bractea involucralis)
v. Kelopak tambahan (epicalyx)
vi. Daun-daun kelopak (sepalae)
vii. Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae)
viii. Daun-daun tenda bunga (tepalae)
ix. Benang-benang sari (stamina)
x. Daun-daun buah (carpella)
2. Macam-macam bunga majemuk.
a. Bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa, inflorescentia
botryoides atau inflorescentia centripetala)
Bunga majemuk tak berbatas dapat dibedakan lagi menjadi :
1).Ibu tangkainya tidak bercabang-cabang, sehingga bunga (bertangkai atau tidak)
langsung terdapat pada ibu tangkainya.
a. Tandan (racemus atau botrys), yaitu jika suatu bunga bertangkai nyata
dan duduk pada ibu tangkainya. Misalnya kembang merak (Caesalpinia
pulcherrima Swartz.)
b. Bulir (spica), yaitu bunga yang tidak bertangkai dan langsung duduk
pada ibu tangkai bunga. Misalnya bunga jantan jagung (Zea mays L.)
c. Untai atau bunga lada (amentum), yaitu bunga yang seperti bulir, tetapi
ibu tangkai hanya mendukung bunga berkelamin tunggal. Misalnya paa
sirih (Piper betle L.)
d. Tongkol (spadix), yaitu seperti bulir, tetapi ibu tangkai lebih besar, tebal
dan berdaging. Misalnya pada bunga betina jagung (Zea mays L.)
e. Bunga payung (umbella), yaitu pada ibu tangkainya mengeluarkan
cabang-cabang yang sama panjang. Misalnya pada daun kaki kuda
(Centella asiatica Urb.)
f. Bunga cawan (corymbus atau anthodium), yaitu ujung ibu tangkainya
melebar dan merata, sehingga menyerupai bentuk cawan. Pada
umumnya, bunga cawan dibagi menjadi dua macam bunga, yaitu :
38
- Bunga pita, yaitu bunga mandul yang terdapat di sepankang tepi
cawan.
- Bunga tabung, yaitu bunga-bunga yang terdapat di atas cawan
(flos disci), merupakan bagian bunga yang subur karena dapat
menghasilkan buah.
Contoh bunga cawan dengan bagian-bagian yang lengkap adalah
bunga matahari (Heliantus annuus L.).
g. Bunga bongkol (capitulum), bentuknya menyerupai bunga cawan, tetapi
ujung ibu tangkainya membesar, sehingga bunga majemuk seluruhnya
nampak seperti bola. Contoh bunga putri malu (Mimosa pudica L.)
h.
Bunga periuk (hypanthodium), dibedakan menjadi 2 bentuk :
a. Ujung ibu tangkai menebal, berdaging, bentuknya seperti gada,
bunganya meliputi seluruh bagian yang menebal. Misalnya pada
nangka (Artocarpus integra Merr.)
2). Ibu tangkai bercabang-cabang dan cabang-cabangnya dapat bercabang lagi,
sehingga bunga-bunga tidak terdapat pada ibu tangkainya.
a)
Malai (panicula), yaitu pada ibu tangkainya mengadakan percabangan
secara monopodial, demikian juga dengan cabang-cabangnya. Malai disebut
juga tandan majemuk, yang biasanya keseluruhan bunganya menyerupai
kerucut atau limas. Misalnya pada bunga mangga (Mangifera indica L.).
b) Malai rata (corymbus ramosus), yaitu pada ibu tangkai yang mengadakan
percabangan, tetapi bunga majemuk dalam ibu tangkai ini terdapat pada
suatu bidang datar atau agak melengkung. Misalnya bunga soka (Ixora
grandiflora Zoll. Et Mor.)
c)
Bunga payung majemuk (umbella composita), yaitu suatu bunga payung
yang bersusun. Misalnya pada wortel (Daucus carota L.)
d) Bunga tongkol majemuk, yaitu bunga tongkol yang ibu tangkainya
bercabang-cabang dan masing-masing cabang memiliki susunan seperti
tongkol pula. Misalnya pada kelapa (Cocos nucifera L.)
39
e)
Bulir majemuk, yaitu ibu tangkai bunga yang bercabang dan masingmasing cabang mendukung bunga dengan susunan seperti bulir. Misalnya
bunga jantan jagung (Zea mays L.)
b.
Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa atauinflorescentia
centrifuga, inflorescentia definita)
Bunga majemuk tak berbatas dapat dibedakan lagi menjadi :
1). Anak payung menggarpu (dichasium), yaitu pada bagian ibu
tangkai terdapat satu bunga, dibawahya terdapat dua cabang yang
sama panjang. Misalnya bunga melati (Jasminum sambac Ait.)
2). Bunga tangga atau bunga bercabang seling (cincinnus), yaitu
bunga majemuk yang ibu tangkainya bercabang dan cabangnya
bercabang lagi, yang arahnya ke kiri dan ke kanan. Misalnya pada
buntut tikus (Heliotropium indicum L.)
3). Bunga sekerup (bostryx), seperti pada bunga tangga, tetapi
cabangnya berturut-turut membentuk sudut sebesar 90o, sehingga
arah percabangan seperti gerakan sekerup atau spiral. Misalnya pada
bunga kenari (Canarium commune L.)
4). Bunga sabit (drepanium), seperti bunga sekerup tetapi semua
percabangan terletak pada satu bidang, hingga bunga seluruhnya
menampakkan bentuk seperti sabit. Misalya pada tumbuhan
sukuJuncaceae.
5). Bunga kipas (rhipidium), seperti bunga tangga, semua percabangan
terletak pada satu bidan dan cabang tidak sama panjang. Terdapat
pada tumbuhan suku Iridaceae.
c. Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta)
Yaitu suatu bunga majemuk yang merupakan campuran antara sifat-sifat bunga
majemuk berbatas dengan tidak berbatas.
d. Lain-lain tipe bunga majemuk
1).
Gubahan semu atau karanga semu (verticillaster)
40
C.
2).
Lembing (anthela)
3).
Tukal (glomerulus)
4).
Berkas (fasciculus)
Bagian-Bagian Bunga
Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian berikut :
1.
Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian buga yang masih jelas
bersifat batang.
2.
Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali
melebar dengan ruas-ruas yang sangat pendek, sehingga daun-daun
yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga
yang duduk rapat satu sama lain, biasanya tampak duduk dalam satu
lingkaran.
3.
Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan
modifikasi daun berbentuk lembaran, dengan tulang-tulang yang
masih terlihat jelas. Hiasan bunga dibedakan menjadi dua bagian yang
tersusun dalam dua lingkaran, yaitu :
a.Kelopak (calyx), yaitu hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar,
sewaktu bunga masih kuncup, kelopak menyelubungi bunga. Kelopak
terdiri dari beberapa daun kelopak (sepala).
b.Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan
bunga yag terdapat pada lingkaran dalam, biasana berwarna cerah
(tiak berwarna hijau). Mahkota terdiri dari sejumlah daun mahkota
(petala).
Pada beberapa bunga, seringkali ditemukan tidak memiliki hiasan
bunga, yang disebut bunga telanjang (flos nudus) atau hiasan bunga
tidak dapat dibedakan antara kelopak dengan mahkotanya yang
disebut dengan tenda bunga (perigonium). Tenda bunga terdiri dari
sejumlah daun tenda bunga (tepala).
4.
Alat-alat kelamin jantan (androecium), merupakan bagian bunga
yang menghasilkan serbuk sari.
41
5.
Alat-alat kelamin betina (gynaecium), merupakan bagian bunga
yang disebut juga putik (pistillum)
D. Kelamin Bunga
Berdasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, dapat
dibedakan :
1. Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus)
2. Bunga berkelamin tunggal (unisexualis)
a.
Bunga jantan (flos masculus)
b.
Bunga betina (flos femineus)
3. Bunga mandul atau tidak berkelamin
Berdasarkan jumlah kelamin bunga yang terdapat pada suatu tumbuhan, dapat
dibedakan tumbuhan yang :
1.
Berumah satu (monoecus)
2.
Berumah dua (dioecus)
3.
Poligam (polygamus)
E. Susunan Bunga
Bagian-bagian bunga yang merupakan metamorfosis daun (kelopak, mahkota,
benang sari dan daun buah), dapat dijumpai dalam susunan yang berbeda-beda,
yaitu :
1.
Terpencar, tersebar, atau menurut suatu spiral (acyclis)
2.
Berkarang, melingkar (cyclis)
3.
Campuran (hemicyclis)
F.
Simetri Bunga
1.
Asimetris atau tidak simetris
2.
Setangkup tunggal (monosimetris atau zimomorphus)
3.
Setangkup menurut dua bidang (bilateral simetris atau disimetris)
42
4.
Beraturan
atau
bersimetri
banyak
(polysimetris,
regularis, atauactinomorphus)
G.
Letak Daun-daun dalam Kuncup
1.
Pelipatan daun-daun itu dalam kuncup (vernatio)
a.
Rata (vernatio plana)
b.
Terlipat ke dalam sepanjang ibu tulangnya (terlipat ke arah adaxial),
(vernatio conduplicata atau vernatio duplicata)
c.
Terlipat sepanjang tulang-tulang cabangnya (vernatio plicata)
d.
Terlipat tidak beraturan (vernatio corrugativa)
e.
Tergulung ke dalam menurut poros bujur (vernatio involuta)
f.
Tergulung ke luar menurut poros bujur (vernatio revoluta)
g.
Tergulung ke satu arah menurut poros bujur (vernatio convoluta)
h.
Tergulung ke dalam menurut poros lintang (vernatio circinatim
involuta)
i.
Tergulung ke luar menurut poros lintang (vernatio circinatim revoluta)
j.
Terlipat ke bawah dan ke dalam (vernatio inclinata)
k.
Terlipat menurut poros lintang ke luar (vernatio reclinata)
2.
H.
Letak daun-daun dalam kuncup terhadap daun-daun lainnya (asetivatio)
a.
Terbuka (aperta)
b.
Berkatup (valvata)
c.
Berkatup dengan tepi melipat ke dalam (induplicativa)
d.
Berkatup dengan tepi melipat ke luar (reduplicativa)
e.
Menyirap (imbricata)
Dasar Bunga (Receptaculum atau Torus)
Dasar bunga sering memperlihatkan bagian-bagian yang khusus
mendukung satu bagian bunga atau lebih dan bergantung pada bagian bunga
yang didukungnya, bagian dasar bunga tadi diberi nama yang berbeda-beda.
1.
Pendukung tajuk bunga atau antofor (anthophorum)
2.
Pendukung benang sari atau androfor (androphorum)
3.
Pendukung putik atau ginofor (gynophorum)
43
4.
Pendukung
benang
sari
dan
putik
atau
androginofor
(androgynophorum)
5.
Cakram (discus)
I. Bentuk Dasar Bunga
1.
Rata
2.
Menyerupai kerucut
3.
Seperti cawan
4.
Bentuk mangkuk
Berdasarkan letak hiasan bunga pada terhadap duduknya bakal buah, bunga
dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :
1.
Hipogin (hypogynus)
2.
Perigin (perigynus)
3.
Epigin (epigynus)
J. Kelopak (Calyx)
Kelopak (calyx) merupakan daun-daun hiasan bunga yang merupakan lingkaran
luar dan biasanya berwarna hijau, lebih kecil dan lebih kasar daripada hiasan bunga
yang sebelah dalam.
Kelopak tersusun atas daun kelopak (sepala). Pada bunga, daun-daun kelopak
mempunyai sifat yang berbeda-beda, antara lain :
1.
Berlekatan (gamosepalus)
Menurut banyak sedikitnya bagian yang berlekatan, dibedakan atas :
2.
a.
Berbagi (partitus)
b.
Bercangap (fissus)
c.
Berlekuk (lobatus)
Lepas atau bebas (polysepalus)
Menurut simetrinya, kelopak dapat dibedakan menjadi :
K.
1.
Beraturan atau aktinomorf (regularis, antinomorphus)
2.
Setangkup tunggal atau zigomorf (zygomorphus)
Tajuk Bunga atau Mahkota Bunga (corolla)
44
Tajuk bunga atau mahkota bunga merupakan hiasan bunga yang terdapat di
sebelah dalam kelopak, umumnya lebih besar, dengan warna yang indah, menarik,
bentuk susunan yang bagus, memiliki bau yang harum (ada pula yang tidak berbau).
Bagian-bagian tajuk bunga dinamakan daun tajuk atau daun mahkota
(petala). Daun mahkota memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1.
Berlekatan (sympetalus, gamopetalus, atau monopetalus)
2.
Lepas atas bebas (choripetalus, dialypetalus, atau polypetalus).
3.
Daun-dan tajuk tidak ada atau sangat kecil sehingga sama sekali tidak
menarik perhatian.
Berdasarkan simetrinya, mahkota bunga dibedakan menjadi :
1.
2.
Beraturan (regularis)
a.
Bintang (rotatus atau stellatus)
b.
Tabung (tubulosus)
c.
Terompet (hypocrateriformis)
d.
Mangkuk atau buyung (urceolatus)
e.
Corong (infundibuliformis)
f.
Lonceng (campanulatus)
Setangkup tunggal, bersimetri satu atau monosimetri (zigomorphus)
L.
a.
Bertaji (calcaratus)
b.
Berbibir (labiatus)
c.
Seperti kupu-kupu (papilionaceus)
d.
Bertopeng atau berkedok (personatus)
e.
Berbentuk pita (ligulatus)
Tenda Bunga (perigonium)
Tenda bunga (perigonium) adalah bagian hiasan bunga yang tidak dapat
dibedakan antara kelopak dengan tajuknya, baik bentuk maupun warnanya. Bagianbagian yang menyusun tenda bunga dinamakan daun tenda bunga (tepala), yang
menurut bentuk dan warnanya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1.
Serupa kelopak (calycinus)
2.
Serupa tajuk (corollinus)
Daun tenda bunga berdasarkan susunannya, terbagi menjadi 2, yaitu :
45
M.
1.
Berlekatan (gamophyllus)
2.
Lepas atau bebas (pleiophyllus)
Benang Sari (stamen)
Benang sari merupakan alat kelamin jantan pada tumbuhan. Benang sari
dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu :
1.
Tangkai sari (filamentum)
2.
Kepala sari (anthera)
3.
Penghubung ruang sari (connectivum)
Berdasarkan duduknya pada suatu tumbuhan, benang sari dibedakan menjadi 3,
yaitu :
1.
Benang sari jelas duduk pada dasar bunga
2.
Benang sari tampak seperti duduk di atas kelopak
3.
Benang sari tampak duduk di atas tajuk bunga
Menurut jumlah benang sari pada bunga, dibedakan menjadi 3 yaitu :
1.
Benang sari banyak
2.
Jumlah benang sari 2 x lipat jumlah daun tajuknya
3.
Benang sari sama banyak dengan daun tajuk atau kurang
N.
Tangkai Sari (filamentum)
Berdasarkan jumlah berkas tempat perlekatan benang sari, benang sari
dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.
Benang sari berberkas satu atau bertukal satu (monadelphus)
2.
Benang sari berberkas dua atau bertukal dua (diadelphus)
3.
Benang sari berberkas banyak atau bertukal banyak
O.
Kepala Sari (anthera)
Kepala sari (anth