Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dengan Komitmen Pengguna Anggaran sebagai Variabel Moderating Chapter III VI

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1

Kerangka Konsep
Secara

teoritis

antara

variabel-variabel

penelitian,

yaitu

variabel

independen dengan variabel dependen dihubungkan oleh kerangka konsep.

Kerangka konsep perlu dikemukakan apabila penelitian menghubungkan dua atau
lebih variabel (Erlina, 2011).
Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan di atas, kerangka konsep
adalah penjelasan tentang hubungan antara variabel yang akan diteliti dan
dianalisis dalam penelitian. Jenis variabel yang akan diteliti dan dianalisis dalam
penelitian ini adalah variabel independen, variabel dependen, dan variabel
moderating.
Variabel-variabel independen terdiri atas penerapan SAP (X1), kompetensi
SDM (X2), penerapan SPIP (X3), pemanfaatan teknologi informasi (X4), dan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan (X5). Variabel dependen dan
variabel moderating terdiri atas kualitas laporan keuangan (Y) dan komitmen PA
(Z). Berdasarkan masalah penelitian, landasan teori, dan variabel-variabel yang
digunakan, dibuat kerangka konsep penelitian yang digambarkan pada Gambar
3.1.

Universitas Sumatera Utara

Variabel independen

Variabel dependen


Penerapan SAP (X1)

Kompetensi SDM (X2)
Kualitas
laporan
keuangan
(Y)

Penerapan SPIP (X3)

Pemanfaatan teknologi informasi
(X4)

Kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan
(X5)
Komitmen Pengguna
Anggaran (Z)
Variabel moderating

Gambar 3.1. Kerangka Konsep
Dari kerangka konsep yang di bangun, dapat dijelaskan hubungan antara
variabel sebagai berikut.
a.

Pengaruh penerapan SAP terhadap kualitas laporan keuangan
Berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010, pengertian SAP ialah prinsip-prinsip

akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah. SAP
diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah untuk peningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah.

Universitas Sumatera Utara

Diduga semakin baik penerapan SAP dalam laporan keuangan, diharapkan
semakin baik juga kualitas tata kelola keuangan negara dan pelaporan keuangan
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Artinya, penerapan SAP
berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan.
b.


Pengaruh kompetensi SDM terhadap kualitas laporan keuangan
Salah satu elemen penting dalam pemerintahan adalah SDM, yaitu

pegawai pemerintah. Kompetensi SDM dalam pemerintahan adalah kemampuan
dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang pegawai pemerintah, yaitu
pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas jabatannya sehingga dapat melaksanakan tugasnya secara
profesional, efektif, dan efisien. Indriasari (2008), kapasitas sumber daya
berpengaruh terhadap keterpautan dan keterandalan informasi laporan keuangan
pemerintah daerah di Kota Palembang dan Kabupaten Ogan Hilir Provinsi
Sumatera Selatan.
Diduga semakin berkompeten SDM untuk memahami akuntansi dan
bekerja pada pengelolaan keuangan pemerintah, diharapkan semakin berkualitas
laporan keuangan yang dihasilkan. Artinya, kompetensi SDM berpengaruh positif
terhadap kualitas laporan keuangan.
c.

Pengaruh penerapan SPIP terhadap kualitas laporan keuangan
SPI dapat dipengaruhi oleh SDM dan teknologi informasi yang dirancang


oleh suatu organisasi untuk membantu mencapai suatu tujuan tertentu. Jika sistem
pengendalian intern lemah, akan banyak ditemukan kasus penggelapan akan aset
daerah dan itu akan merugikan negara secara keselurahan (Arfianti, 2011).

Universitas Sumatera Utara

Tujuan pengendalian intern pada pemerintah daerah diatur dalam PP No.
60 Tahun 2008 adalah pedoman penyelenggaraan dan tolok ukur pengujian
efektivitas penyelenggaraan SPI yang diselenggarakan oleh pimpinan instansi
pemerintah sesuai dengan kompleksitas, ukuran, dan sifat dari tugas serta fungsi
instansi pemerintah yang bersangkutan.
Diduga semakin berkualitas SPIP dirancang, dibangun, dan dikerjakan
pada pengelolaan keuangan pemerintah, diharapkan semakin rendah tingkat
kecurangan akuntansi dan semakin sedikit kasus yang terjadi atas laporan
keuangan. Artinya, SPIP berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan.
d. Pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas laporan
keuangan
Berdasarkan PP No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan
Daerah, pemerintah pusat dan pemerintah daerah berkewajiban dalam
pengembangan


dan

pemanfaatan

kemajuan

teknologi

informasi

untuk

meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan dan menyalurkan informasi
keuangan kepada pelayanan publik. Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi
perlu dioptimalisasikan oleh pemerintah dalam pembangunan jaringan sistem
informasi manajemen sehingga memungkinkan proses kerja pemerintahan terpadu
dengan penyederhanaan akses antar unit kerja. Kemajuan teknologi informasi saat
ini wajib dikembangkan dan dimanfaatkan oleh pemerintah daerah untuk
meningkatkan kemampuan dalam mengelola keuangan daerah.

Diduga semakin baik pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan
dan penyajian laporan keuangan, diharapkan semakin berkualitas laporan

Universitas Sumatera Utara

keuangan yang dihasilkan. Artinya, pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh
positif terhadap kualitas laporan keuangan.
e.

Pengaruh kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan terhadap
kualitas laporan keuangan
Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara, salah satu kriteria pemberian opini BPK
adalah kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan. Kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan adalah faktor yang dapat mempengaruhi
kualitas laporan keuangan.
Diduga

semakin


patuh

terhadap

peraturan

perundang-undangan,

diharapkan semakin berkualitas laporan keuangan. Artinya, pemanfaatan
teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan.
f.

Peran pemoderasi hubungan komitmen PA dengan kualitas laporan keuangan
Komitmen PA adalah sikap kepala SKPD sebagai PA dalam mengatur dan

memberi pengaruh terhadap penyusunan laporan keuangan untuk mencapai tujuan
organisasi yang diharapkan. Komitmen PA seharusnya bisa menjadi faktor yang
memoderasi hubungan penerapan SAP, kompetensi SDM, penerapan SPIP,
pemanfaatan teknologi informasi, dan kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan dengan kualitas laporan. Semakin tinggi komitmen PA, diharapkan

semakin baik penerapan kebijakan pengelolaan keuangan.

3.2

Hipotesis
Hipotesis adalah ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya,

disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep yang menerangkan atau

Universitas Sumatera Utara

memprediksi fenomena-fenomena untuk diuji secara empiris. Dengan kata lain,
hipotesis adalah jawaban atau penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena,
atau keadaan tertentu yang sudah terjadi dan akan terjadi (Erlina, 2011). Hal ini
juga dikuatkan oleh Sugiyono (2014), hipotesis penelitian adalah jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Kebenaran dari hipotesis itu
harus dibuktikan melalui data yang terkumpul. Penelitian yang dirumuskan
dengan penggunaan hipotesis adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif.
Pernyataan pengertian hipotesis di atas dapat dijelaskan, hipotesis adalah
jawaban sementara yang diuji dengan empiris melalui penelitian dengan data yang

terkumpul. Hasil fenomena yang diungkapkan pada latar belakang dan pernyataan
pengertian hipotesis diatas, dapat diterangkan hipotesis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1.

Penerapan SAP, kompetensi SDM, penerapan SPIP, pemanfaatan teknologi
informasi, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan secara
serempak dan parsial berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan
pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai.

2.

Komitmen PA dapat memoderasi hubungan penerapan SAP, kompetensi
SDM, penerapan SPIP, pemanfaatan teknologi informasi, dan kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan dengan kualitas laporan keuangan
pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1

Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat sebab akibat

(causal research). Penelitian ini bertujuan menguji hipotesis dan menjelaskan
fenomena dalam bentuk hubungan antara variabel dengan mengidentifikasi
hubungan sebab akibat antara berbagai variabel (Erlina, 2011).

4.2

Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada Pemerintah Kabupaten Serdang

Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Waktu penelitian dimulai Bulan Maret 2016
sampai dengan Bulan September 2016 yang disajikan pada Lampiran 3.

4.3

Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2014). Populasi penelitian
ini adalah PA, PPK, dan bendahara pengeluaran sebanyak 30 SKPD pada
Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai, yaitu 3 sekretariat (sekretariat daerah,
DPRD, KORPRI), 1 inspektorat, 14 dinas, 6 badan, dan 6 kantor dengan jumlah
populasi sebanyak 90 responden. Menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006, PA
bertugas menyusun dan menyampaikan laporan keuangan yang dipimpinnya, PPK
bertugas menyiapkan laporan keuangan, serta bendahara pengeluaran bertugas

Universitas Sumatera Utara

melaksanakan tugas kebendaharaan pengeluaran dalam pelaksanaan anggaran
SKPD.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2014). Teknik pengambilan sampel atas responden dilakukan
dengan sampel jenuh (sensus), yaitu semua anggota populasi dijadikan sampel.
Jadi, jumlah sampel penelitian ini sebanyak 90 responden seperti yang disajikan
pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Daftar SKPD pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai
No.

Nama SKPD

1.
2.
3.
4.

Sekretariat Daerah
Sekretariat DPRD
Sekretariat KORPRI
Inspektorat
Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan
Olah Raga
Dinas Pendidikan
Dinas Kesehatan
Dinas Bina Marga
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Dinas Perikanan dan Kelautan
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar
Dinas Pertanian dan Peternakan
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Koperasi
Dinas Tarukim, Kebersihan dan Pertamanan
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Aset
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Dinas Perhubungan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Badan Kepegawaian Daerah
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa
Badan Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak dan KB
Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan
Pangan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kantor Pelayanan Terpadu dan Penanaman
Modal
Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan
Perlindungan Masyarakat
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
Kantor Lingkungan Hidup

5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.

Kriteria responden
Bendahara
PA
PPK
pengeluaran
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Jumlah
sampel
3
3
3
3

1

1

1

3

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

1

1

1

3

1
1
1
1

1
1
1
1

1
1
1
1

3
3
3
3

1

1

1

3

1

1

1

3

1

1

1

3

1

1

1

3

1

1

1

3

1

1

1

3

1
1

1
1

1
1

3
3

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1 Lanjutan ...
Kriteria responden
Jumlah
Bendahara
sampel
PA
PPK
pengeluaran
28. Kantor Lingkungan Hidup
1
1
1
3
29. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
1
1
1
3
30. Rumah Sakit Umum Sultan Sulaiman
1
1
1
3
Jumlah
30
30
Sumber: Peraturan Daerah Nomor 30 Tahun 2007 tanggal 30 Nopember 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Serdang Bedagai
No.

4.4

Nama SKPD

Teknik Pengumpulan Data
Sumber data penelitian ini adalah data kualitatif dalam bentuk data primer.

Data kualitatif, yaitu data yang tidak bisa diukur, dihitung, dan disajikan bukan
dalam bentuk angka. Pengertian data primer, yakni data yang dikumpulkan sendiri
oleh peneliti (Lubis, 2012). Data primer penelitian ini diperoleh dari 90 kuesioner
dengan 30 SKPD. Tiap-tiap SKPD akan diberikan 3 kuesioner yang diisi oleh PA,
PPK, dan bendahara pengeluaran. Kuesioner yang digunakan dalam bentuk
pertanyaan yang disajikan pada Lampiran 4. Agar kuesioner tersebut dapat diukur,
dihitung, dan disajikan, kuesioner diberi skala pengukuran dalam bentuk angka.
Data berupa angka tersebut adalah data kuantitatif yang akan dianalisis dengan
menggunakan statistik.
Teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian ini, yaitu teknik
survei. Hal ini didukung oleh tulisan Lubis (2012), data primer dikumpulkan
dengan menggunakan 2 teknik, yaitu teknik survei dan teknik observasi. Teknik
survei adalah pengumpulan data primer dengan menggunakan kuesioner kepada
responden individu.
Kuesioner diberikan secara langsung kepada responden untuk menjawab
daftar pertanyaan yang tertulis kemudian kuesioner dikembalikan kepada peneliti
seminggu kemudian. Kuesioner yang telah diisi oleh responden kemudian di

Universitas Sumatera Utara

seleksi terlebih dahulu agar kuesioner yang tidak lengkap pengisiannya tidak
diikutsertakan dalam analisis.

4.5

Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
Variabel harus didefinisikan secara operasional untuk mempermudah

mencari hubungan antara satu variabel dengan yang lain serta pengukuran
hubungan antara variabel ini bersifat konseptual (Sarwono, 2006). Definisi
operasional dari tiap-tiap variabel penelitian ini juga dijelaskan untuk memberikan
gambaran yang jelas dan mengurangi kesalahpahaman dalam penyusunan
kuesioner.
Tipe skala pengukuran variabel penelitian ini adalah skala interval. Metode
skala yang dipilih untuk mengukur respon responden adalah skala penilaian, yaitu
Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur respon responden berupa
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau
gejala sosial (Erlina, 2011). Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert
1 sampai 5, yaitu skor 5 (SS = Sangat Setuju), skor 4 (S = Setuju), skor 3 (N =
Netral), skor 2 (TS = Tidak Setuju), dan skor 1 (STS = Sangat Tidak Setuju).
Kuesioner yang digunakan penelitian ini bersumber dari penelitian
Widyaningsih (2011), Irwan (2011), Indriasari (2008), IHPS BPK (2014), Lubis
(2009), dan Sopiah (2008). Definisi operasional tiap-tiap variabel dan metode
pengukuran yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.2. dan dijelaskan sebagai
berikut.
1.

Kualitas laporan keuangan (Y)
Kualitas laporan keuangan ialah karakteristik kualitatif laporan keuangan

yang terdapat dalam PP No. 71 Tahun 2010 dengan indikator, yakni relevan

Universitas Sumatera Utara

(memiliki umpan balik, manfaat prediktif, tepat waktu, dan lengkap), andal
(penyajian jujur, dapat diverifikasi, dan netralitas), dapat dibandingkan, dan dapat
dipahami. Instrumen kuesioner yang digunakan mengukur variabel sebanyak 8
butir pertanyaan yang dimodifikasi dari Widyaningsih (2011).
2.

Penerapan SAP (X1)
Penerapan SAP yang dimaksud, yaitu penerapan SAP oleh PA, PPK, dan

bendahara pengeluaran dalam penyusunan laporan keuangan yang mengacu pada
PP No. 71 Tahun 2010. Instrumen kuesioner yang digunakan mengukur variabel
sebanyak 6 butir pertanyaan yang dimodifikasi dari Irwan (2011).
3.

Kompetensi SDM (X2)
Kompetensi SDM adalah kemampuan PA, PPK, dan bendahara

pengeluaran dalam pelaksanaan tugas jabatan sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan. Instrumen kuesioner yang digunakan mengukur variabel sebanyak 6
butir pertanyaan yang dimodifikasi dari Irwan (2011).
4.

Penerapan SPIP (X3)
Penerapan SPIP adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan secara terus-

menerus oleh pimpinan dan semua pegawai. Instrumen kuesioner yang digunakan
mengukur variabel sebanyak 7 butir pertanyaan yang dimodifikasi dari Irwan
(2011).
5.

Pemanfaatan teknologi informasi (X4)
Pemanfaatan teknologi informasi adalah pengembangan dan pemanfaatan

kemajuan teknologi informasi secara optimal dari komputer, perangkat lunak,
database, jaringan internet, dan jenis lainnya yang berhubungan dengan
pelaksanaan penyusunan laporan. Instrumen kuesioner yang digunakan mengukur

Universitas Sumatera Utara

variabel sebanyak 6 butir pertanyaan yang dimodifikasi dari Indriasari (2008).
6.

Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan (X5)
Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan adalah sifat patuh dan

taat PA, PPK, dan bendahara pengeluaran terhadap peraturan tertulis yang
dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara
umum. Instrumen kuesioner yang digunakan mengukur variabel sebanyak 4 butir
pertanyaan yang dimodifikasi dari IHPS BPK (2014) dan Lubis (2009).
7.

Komitmen PA (Z)
Komitmen PA, yaitu keinginan kepala SKPD sebagai PA yang kuat untuk

tetap mempertahankan dirinya pada SKPD yang dipimpin dan bersedia melakukan
usaha yang tinggi bagi pencapaian kualitas laporan keuangan. Instrumen
kuesioner yang digunakan mengukur variabel sebanyak 5 butir pertanyaan yang
dimodifikasi dari Sopiah (2008).

4.6

Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear

berganda untuk menguji dan menganalisis hipotesis. Pengelolaan data dilakukan
dengan menggunakan alat bantu software SPSS (Statistical Package for Social
Sciense). Penelitian terdiri atas statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi
klasik, dan uji hipotesis.

4.6.1 Statistik deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai
variabel-variabel penelitian yang menunjukkan nilai maksimum, nilai minimum,
nilai rata-rata, dan standar deviasi setiap variabel penelitian ini

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel
Variabel
Kualitas Laporan
Keuangan
(Y)

Definisi Variabel
Penelitian
Karakteristik
kualitatif
laporan keuangan yang
terdapat dalam PP No. 71
Tahun 2010

Penerapan SAP
(X1)

Penerapan SAP oleh PA,
PPK,
dan
bendahara
pengeluaran
dalam
penyusunan
laporan
keuangan yang mengacu
pada PP No. 71 Tahun
2010.

Kompetensi
SDM
(X2)

Kemampuan PA, PPK, dan
bendahara
pengeluaran
dalam pelaksanaan tugas
jabatan
sesuai
dengan
peraturan yang ditetapkan.

Penerapan SPIP
(X3)

Suatu proses kegiatan yang
dilakukan secara terusmenerus oleh pimpinan dan
semua pegawai.

Pemanfaatan
teknologi
informasi (X4)

Pengembangan
dan
pemanfaatan
kemajuan
teknologi informasi secara
optimal dari komputer,
perangkat lunak, database,
jaringan internet dan jenis
lainnya yang berhubungan
dengan
pelaksanaan
penyusunan laporan.

Indikator Operasional
1.
2.

Disajikan tepat waktu
Penyajian lengkap dan
secara jujur
3. Bebas dari kesalahan
yang bersifat material
4. Dapat diverifikasi
5. Dapat dibandingkan
dengan periode
sebelumnya
6. Netral
7. Dapat dipahami
(Widyaningsih, 2011)
1.

Skala
Pengukuran
Interval

Penyajian laporan
keuangan berbasis akrual
2. Penyajian LRA berbasis
kas
3. Penyajian CaLK secara
lengkap
4. Pengakuan dan
pencatatan aset tetap
5. Pelaksanaan koreksi
kesalahan
6. Pengakuan penyusutan
dan piutang
(Irwan, 2011)
1. Pengetahuan
2. Ketrampilan
3. Perilaku
(Irwan, 2011)

Interval

1. Lingkungan pengendalian
2. Penilaian resiko
3. Kegiatan pengendalian
4. Informasi dan komunikasi
5. Pemantauan
(Irwan, 2011)
1. Jumlah komputer yang
cukup
2. Jaringan internet
terpasang dengan baik
3. Proses akuntansi
dilakukan secara
komputerisasi
4. Pengolahan data transaksi
dengan SIMDA
5. Laporan keuangan
terintegrasi dengan
SIMDA
6. Pemeliharaan dan
perbaikan
(Indriasari , 2008)

Interval

Interval

Interval

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.2 Lanjutan ...
Variabel
Kepatuhan
terhadap
Peraturan
perundangundangan (X5)

Komitmen PA
(Z)

Definisi Variabel
Penelitian
Sifat patuh dan taat PPK dan
bendahara
pengeluaran
SKPD terhadap peraturan
tertulis yang dibentuk oleh
lembaga negara atau pejabat
yang
berwenang
dan
mengikat secara umum.

Keinginan yang kuat kepala
SKPD sebagai PA yang kuat
untuk
tetap
mempertahankan
dirinya
pada SKPD yang dipimpin
dan bersedia melakukan
usaha yang tinggi bagi
pencapaian kualitas laporan
keuangan.

Indikator Operasional
1.

Perbedaan kode perkiraan
karena penerapan akrual
2. Kemampuan penyusunan
indikator kinerja dan
RKA
3. Pengelolaan
keuangan
tidak
mengakibatkan
kekurangan penerimaan
daerah
keuangan
4. Pengelolaan
tidak
mengakibatkan
penyimpangan
administrasi
(IHPS BPK, 2014 dan Lubis,
2009)
1. Komitmen afektif
2. Komitmen kontinyu
3. Komitmen normatif
(Sopiah, 2008)

Skala
Pengukuran
Interval

Interval

4.6.2 Uji kualitas data
Alat dan cara pengumpulan data yang baik diperlukan agar data yang
diperoleh valid, reliabel, dan akurat. Jawaban atas pemecahan masalah dari data
yang dikumpulkan tergantung pada kualitas data (Lubis, 2012). Pengujian
validitas dan reabilitas penelitian ini dilakukan pada 30 mahasiswa S-2 Program
Studi Ilmu Akuntansi, Universitas Sumatera Utara (Program Beasiswa Star
BPKP).

Mahasiswa tersebut adalah pegawai yang berlatar belakang bidang

keuangan, bekerja di bidang keuangan, dan pegawai pengendalian intern
pemerintah. Kualitas data yang digunakan sebagai berikut.
1.

Uji validitas digunakan mengukur valid tidaknya pertanyaan-pertanyaan

kuesioner penelitian. Menurut Ghozali (2013), suatu kuesioner dikatakan valid

Universitas Sumatera Utara

jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan suatu yang diukur oleh
kuesioner tersebut.
Metode statistik yang diperlukan untuk mengukur validitas pertanyaan pada
kuesioner. Nilai validitas tiap-tiap butir pertanyaan dapat dilihat pada kolom
Corrected Item-Total Correlation dan nilai r-tabel dapat diperoleh dari df (degree
of freedom) = n-2 dimana n adalah jumlah responden. Ketentuannya jika r-hitung
lebih besar dari r-tabel, skor butir pertanyaan kuesioner valid. Sebaliknya jika rhitung lebih kecil dari r-tabel, skor butir pertanyaan kuesioner tidak valid.
2.

Uji reliabilitas dilakukan menguji konsistensi jawaban responden atas seluruh

butir pertanyaan dari waktu ke waktu. Metode statistik yang digunakan menguji
konsistensi jawaban pertanyaan adalah koefisien Cronbach’s Alpha. Reliabilitas
suatu variabel atau konstruk dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha
> 0,70 (Ghozali, 2013).

4.6.3 Uji asumsi klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis
regresi moderasi, diperlukan pengujian asumsi klasik sebagai persyaratan dalam
analisis supaya data tersebut dapat bermakna dan bermanfaat. Uji asumsi klasik
dalam penelitian ini terdiri atas uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji
heteroskedastisitas. Uji autokorelasi dilakukan mengetahui apakah dalam model
regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Berhubung data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, uji autokorelasi tidak perlu
dilakukan. Penjelasan dari uji asumsi klasik tersebut di bawah ini.

Universitas Sumatera Utara

1.

Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan analisis grafik (histogram dan normal Probability
Plots (P-P Plots)) dan analisis statistik nonparametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S).
Grafik histogram menggambarkan pola distribusi yang seimbang dan normal yang
berpola seperti bentuk lonceng. Pada analisis grafik normal P-P Plot, nilai
residual diketahui berdistribusi normal jika data (titik) menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya.
Uji statistik menggunakan uji statistik nonparametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S).
Pengujian data menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan
melihat tingkat signifikansi 5% atau 0,05. Dasar pengambilan keputusan pada uji
normalitas, yaitu probabilitas asymp.sig (2-tailed) yang lebih besar dari 0,05, data
dapat dikatakan berdistribusi normal dan probabilitas asymp.sig (2-tailed) lebih
kecil dari 0,05, data berdistribusi tidak normal (Ghozali, 2013).
2.

Uji multikolonieritas dilakukan menguji apakah model regresi ditemukan

korelasi antarvariabel independen. Model regresi yang baik ialah tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling
berkorelasi, variabel-variabel tersebut tidak ortogonal. Artinya, korelasi
antarvariabel independen tidak sama dengan 0.
Cara untuk mengetahui multikolonieritas dalam model regresi dilihat dari nilai
Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Dasar pengambilan keputusan
untuk pengujian VIF adalah:
1.

jika VIF > 10, artinya terdapat masalah multikolonieritas di antara variabel
independen;

Universitas Sumatera Utara

2.

jika VIF < 10, artinya tidak terdapat masalah multikolonieritas di antara
variabel independen.

Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama
dengan nilai VIF tinggi (VIF =1/tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai
untuk melihat adanya multikolonieritas ialah nilai tolerance lebih kecil atau sama
dengan 0,10 atau sama dengan nilai VIF lebih besar atau sama dengan 10.
3.

Uji heteroskedastisitas dilakukan mengetahui apakah dalam sebuah model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika varians dari residual antara suatu pengamatan ke
pengamatan lainnya tetap, disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mengetahui heteroskedastisitas
adalah analisi grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen dan analisis
statistik.
Dasar analisis grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen, yaitu jika tidak
ada pola yang jelas serta titik-titik grafik scatterplot menyebar di atas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika ada pola
tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2013).
Uji statistik dilakukan dengan Uji Glejser, yaitu meregres nilai absolut residual
terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel dependen, ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

Universitas Sumatera Utara

4.6.4 Uji hipotesis
Ada 2 pengujian yang digunakan untuk pengujian hipotesis, yaitu
pengujian hipotesis pertama dan pengujian hipotesis kedua. Penjelasan kedua
model tersebut dijelaskan sebagai berikut.
a.

Model pengujian hipotesis pertama
Pengujian hipotesis pertama penelitian ini menggunakan pendekatan

model regresi linier berganda. Menurut Rochaety et.al. (2007), analisis regresi
linier berganda bertujuan mengukur besarnya pengaruh dua atau lebih variabel
dependen terhadap satu variabel independen. Juga menunjukkan arah hubungan
antara variabel dependen dengan variabel independen.
Pengujian terhadap variabel-variabel tersebut dengan 3 cara, yaitu uji
koefisien determinasi, uji statistik F, dan uji statistik t.
1.

Uji koefisien determinasi (Adjusted R2) digunakan mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Kelemahan
mendasar dari penggunaan koefisien determinasi (R2) adalah bias terhadap jumlah
variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu
variabel independen, R2 pasti meningkat tidak peduli variabel tersebut
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Gozali, 2013). Sehingga
banyak peneliti menganjurkan menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat
mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam
model. Menurut Ghozali (2013), Adjusted R2 digunakan menguji goodness-fit
dari model regresi. Nilai Adjusted R2 yang mendekati 1, berarti variabel-variabel
independen

memberikan

hampir

semua

informasi

yang

dibutuhkan

Universitas Sumatera Utara

memprediksikan variasi variabel dependen. Nilai Adjusted R2 semakin kecil
mendekati 0, berarti variabel-variabel independen hampir tidak memberikan
semua informasi yang dibutuhkan memprediksi variasi variabel dependen.
2.

Uji statistik F digunakan melihat apakah semua variabel independen yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen atau serempak. Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai F
signifikan terhadap α toleransi sebesar 5% atau 0,05. Jika nilai F sig lebih kecil
dari 0,05, secara serempak variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen. Sebaliknya jika nilai F sig lebih besar dari 0,05, variabel
independen secara serempak berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel
dependen.
3.

Uji statistik t digunakan melihat seberapa jauh pengaruh variabel independen

secara individual atau parsial dalam menerangkan variasi variabel dependen
(Gozali, 2013). Uji t dapat dilakukan dengan membandingkan nilai t signifikan
terhadap α toleransi sebesar 5% atau 0,05. Jika nilai t sig lebih kecil dari 0,05,
secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Sebaliknya jika nilai t sig lebih besar dari 0,05, secara parsial variabel
independen berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen.
Bentuk dari persamaan regresi linear berganda tersebut adalah.
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e
Keterangan:
Y
: Kualitas laporan keuangan
a
: Koefisien konstanta
b1, b2, b3, b4, b5 : Koefisien regresi
X1
: Penerapan SAP
X2
: Kompetensi SDM
X3
: Penerapan SPIP
X4
: Pemanfaatan teknologi informasi

Universitas Sumatera Utara

X5
e
b.

: Kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan
: Error

Model pengujian hipotesis kedua
Model pengujian hipotesis kedua yang digunakan adalah model regresi

linear berganda dengan variabel moderating. Model ini yang bertujuan menguji
pengaruh antara variabel dan tingkat signifikan dari pengaruh semua variabel
independen. Pengujian regresi dengan variabel moderating dilakukan dengan 3
cara, yaitu uji interaksi, uji nilai selisih mutlak, dan uji residual.
Penelitian ini menggunakan uji residual agar multikolonieritas tidak
terjadi. Menurut Ghozali (2013), uji residual dapat menunjukkan apakah suatu
variabel dapat dinyatakan sebagai variabel moderating atau tidak. Jika suatu
variabel dilakukan uji residual dengan hasil nilai koefisien signifikansi lebih kecil
dari 0,05 berarti signifikan dan bernilai negatif, variabel ini dapat dijadikan
sebagai variabel moderating. Untuk dapat mengetahui pengaruhnya, dilakukan
persamaan regresi dengan 2 tahap berikut ini.
Tahap 1:
Seluruh variabel independen harus diregresikan dengan variabel moderating. Agar
diketahui pengaruhnya, dapat dilakukan persamaan regresi linear berganda dengan
model berikut ini.
Z = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
Tahap 2:
Angka residual dari hasil persamaan tahap pertama ditransformasikan
menghasilkan nilai absolut residual. Nilai absolut tersebut diregresikan dengan

Universitas Sumatera Utara

variabel dependen, yaitu kualitas laporan keuangan (Y) sehingga akan
menghasilkan persamaan berikut ini.
| e | = k0 + k1Y
Keterangan :
Y
a
b1, b2, b3, b4, b5
X1
X2
X3
X4
X5
Z

k0
k1
e
|e|

: Kualitas laporan keuangan
: Koefisien konstanta
: Koefisien regresi
: Penerapan SAP
: Kompetensi SDM
: Penerapan SPIP
: Pemanfaatan teknologi informasi
: Kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan
: Komitmen PA
: Konstanta uji residual
: Koefisien parameter
: Error
: Nilai residual mutlak

Universitas Sumatera Utara

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1.

Deskripsi Data Penelitian
Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan penyebaran 90

kuesioner kepada 3 orang pengelola keuangan, yaitu PA, PPK, dan bendahara
pengeluaran setiap SKPD yang berada pada 30 SKPD pada Pemerintah
Kabupaten Serdang Bedagai. Berdasarkan batas waktu yang telah ditentukan,
kuesioner dikutip kembali. Dari 90 kuesioner penelitian yang disebar, yang
kembali sebanyak 72 kuesioner, dan sisanya tidak kembali. Distribusi
pengembalian kuesioner menjelaskan jumlah kuesioner yang disebar, jumlah
kuesioner yang kembali dengan hasil baik atau rusak, dan jumlah kuesioner yang
tidak kembali yang disajikan pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Distribusi Pengembalian Kuesioner
Kembali
Uraian
Instansi Sebar Baik Rusak Tidak kembali
No.
1 Sekretariat Daerah
1
3
3
Sekretariat
DPRD
2
1
3
3
Sekretariat
KORPRI
3
1
3
3
4 Inspektorat
1
3
3
5 Dinas
14
42
33
9
6 Badan
6
18
18
7 Kantor
6
18
15
3
Jumlah
30
90
72
18
Sumber: hasil penelitian, 2016 (data diolah)

5.1.1 Deskripsi lokasi
Lokasi penelitian berada pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai
dengan jumlah SKPD sebanyak 30. Kabupaten Serdang Bedagai adalah kabupaten
yang dibentuk berdasarkan UU No. 3 Tahun 2003 tentang Pembentukan

Universitas Sumatera Utara

Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara
dengan luas wilayah 1.900,22 km2. Secara geografis, Kabupaten Serdang Bedagai
berada di sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah selatan dengan
Kabupaten Simalungun, sebelah timur dengan Kabupaten Batubara dan
Kabupaten Simalungun, serta sebelah barat dengan Kabupaten Deli Serdang.

5.1.2 Karakteristik responden
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari responden, diperoleh data
demografi responden yang terdiri atas (1) jenis kelamin, (2) usia, (3) pendidikan
terakhir, (4) jurusan, (5) jabatan, (6) golongan, (7) lama bekerja sebagai PNS, dan
(8) diklat keuangan yang pernah diikuti.

No
I
1
2
II
1
2
3
4
III
1
2
3
IV
1
2
V
1
2
3

Tabel 5.2 Demografi Responden
Demografi Responden
Frekuensi
Jenis kelamin
Pria
56
Wanita
16
Usia
25 - 30 tahun
5
31 - 40 tahun
23
41 - 50 tahun
9
> 51 tahun
1
Pendidikan terakhir
DIII/IV
4
Strata 1
33
Strata 2
35
Jurusan
Akuntansi
3
Non akuntansi
69
Jabatan
Kepala SKPD
24
PPK SKPD
24
Bendahara pengeluaran SKPD
24

Persentase (%)
77,78
22,22
13,16
60,53
23,68
2,63
5,56
45,83
48,61
4,17
93,83
33,33
33,33
33,33

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.2 Lanjutan ...
No
VI
1
2
3
VII
1
2
3
4
5

Demografi Responden
Golongan
Golongan IV
Golongan III
Golongan II
Lama bekerja sebagai PNS
1-5 tahun
6-10 tahun
11-15 tahun
16-20 tahun
> 20 tahun
Diklat keuangan yang pernah
VIII
diikuti
1
Tidak pernah
2
Minim sekali (1-2 kali)
3
Pernah (3-5 kali)
4
Sering (6-10 kali)
5
Sangat sering (11-20 kali)
Sumber: hasil penelitian, 2016 (data diolah)

Frekuensi

Persentase (%)

35
32
5

48,61
44,44
6,94

2
21
9
4
36

2,78
29,17
12,50
5,56
50,00

59
5
8
0
0

81,95
6,94
11,11
0,00
0,00

Sesuai dengan Tabel 5.2, dapat dilihat jenis kelamin responden dalam
penelitian didominasi oleh responden laki-laki sebanyak 56 orang atau 77,78%
dan sisanya responden perempuan sebanyak 16 orang atau 22,22%. Umumnya
responden berusia berada di antara 31 sampai dengan 40 tahun sebanyak 23 orang
atau 60,53%. Pendidikan terakhir responden didominasi oleh tingkat pendidikan
strata 2 sebanyak 35 orang atau 48,61% dan strata 1 sebanyak 33 orang atau
45,83%. Rata-rata responden berasal dari jurusan non akuntansi sebanyak 69
orang atau 93,83%.
Berdasarkan jabatan responden, dapat dilihat masing-masing jabatan
sebanyak 24 orang atau 33,33% sebagai kepala SKPD, PPK, dan bendahara
pengeluaran SKPD. Golongan responden dalam penelitian didominasi oleh
golongan IV dan III sebanyak 35 orang atau 48,61% dan 32 orang atau 44,44%
dimana PPK adalah sekretaris dinas atau kasubbag perencanaan dan keuangan

Universitas Sumatera Utara

untuk kantor/badan yang telah lama bekerja sebagai PNS. Hal ini juga diperkuat
dari lama bekerja sebagai PNS, dimana diatas 20 tahun bekerja sebanyak 36 orang
atau 50% dan memulai sebagai PNS dari strata 1 sebanyak 21 orang atau 29,17%.
Kursus/diklat/bimtek keuangan atau penyusunan laporan keuangan tidak pernah
diikuti oleh rata-rata responden sebanyak 59 orang atau 81,95% dan sisanya
pernah mengikutinya. Hal ini berarti, sering terjadi pergantian personil penyusun
laporan

keuangan.

Responden

yang

pernah

(3-5

kali)

mengikuti

kursus/diklat/bimtek keuangan atau penyusunan laporan keuangan sebanyak 8
orang atau 11,11%. Umumnya berasal dari DPPKA dan inspektorat yang
berhubungan dengan penyusunan dan pemeriksaan laporan keuangan.

5.1.3 Statistik deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai
variabel-variabel penelitian yang menunjukkan nilai maksimum, nilai minimum,
nilai rata-rata, dan standar deviasi setiap variabel penelitian ini. Gambaran yang
diperoleh dari jawaban atas kuesioner pada Lampiran 5 yang dapat dilihat pada
Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Statistik Deskriptif
Penerapan SAP
Kompetensi SDM
Penerapan SPIP
Pemanfaatan teknologi informasi
Kepatuhan terhadap peraturan perUUan
Komitmen PA
Kualitas laporan keuangan
Valid N (listwise)

N
Min Max
Mean
72 3,33 4,00 3,7356
72 3,33 4,00 3,7283
72 3,43 4,43 3,7199
72 3,33 4,00 3,7790
72 3,25 4,25 3,7396
72 3,00 4,40 3,7972
72 3,63 4,63 4,1242
72

Std.
Deviation
0,14048
0,15575
0,17136
0,15180
0,25673
0,31932
0,20683

Sumber: hasil penelitian, 2016 (data diolah)
Berdasarkan hasil tabulasi data pada 72 kuesioner yang telah
dikumpulkan, dapat diuraikan jawaban responden terhadap pertanyaan yang

Universitas Sumatera Utara

disajikan pada Tabel 5.3. Skor terendah dan tertinggi dari jawaban responden
untuk variabel kualitas laporan keuangan sebesar 3,63 dan 4,63 dengan rata-rata
(mean) total skor jawaban per orang sebesar 4,1242. Hal ini berarti, rata-rata
responden sudah cukup baik memahami pentingnya laporan keuangan yang
berkualitas yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.
Skor terendah dan tertinggi dari jawaban responden untuk penerapan SAP
sebesar 3,33 dan 4,00 dengan rata-rata (mean) total skor jawaban per orang
sebesar 3,7356. Hal ini berarti, penerapan SAP telah dipahami dan dimengerti
cukup baik oleh rata-rata responden pada masing-masing SKPD. Kompetensi
SDM diketahui skor terendah dan tertinggi dari jawaban responden sebesar 3,33
dan 4,00 dengan rata-rata (mean) total skor jawaban pe rorang sebesar 3,7283. Hal
ini berarti, kompetensi SDM yang cukup telah dimiliki oleh rata-rata responden
dalam penyusunan laporan keuangan pada tiap-tiap SKPD.
Penerapan SPIP diketahui skor terendah dan tertinggi dari jawaban
responden sebesar 3,43 dan 4,43 dengan rata-rata (mean) total skor jawaban per
orang sebesar 3,7199. Hal ini berarti, penerapan SPIP telah dipahami cukup baik
oleh rata-rata responden pada tiap-tiap SKPD. Jawaban dari responden untuk
variabel pemanfaatan teknologi informasi diperoleh skor terendah dan tertinggi
sebesar 3,33 dan 4,00 dengan rata-rata (mean) total skor jawaban per orang
sebesar 3,7790. Hal ini berarti, teknologi informasi telah dikembangkan dan
dimanfaatkan secara optimal dalam penyusunan laporan keuangan.
Jawaban dari responden untuk kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan diperoleh skor terendah dan tertinggi sebesar 3,25 dan 4,25 dengan ratarata (mean) total skor jawaban per orang 3,7396. Hal ini berarti, rata-rata

Universitas Sumatera Utara

responden dalam penyusunan laporan keuangan telah berpedoman kepada
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pada komitmen PA diketahui skor
terendah dan tertinggi dari jawaban responden sebesar 3,00 dan 4,40 dengan ratarata (mean) total skor jawaban per orang sebesar 3,7972. Hal ini berarti, komitmen
PA yang cukup tinggi telah dimiliki rata-rata responden dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya.

5.2.

Analisis Data

5.2.1 Uji kualitas data
Sebelum pengumpulan data, dilakukan pengujian kuesioner melalui uji
validitas dan uji reliabilitas untuk mengetahui apakah pertanyaan dalam kuesioner
benar-benar dapat mengukur apa yang hendak diukur. Berdasarkan hasil pilot test,
diketahui bahwa semua item pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid dan
reliabel.
1.

Uji validitas
Uji validitas dilakukan mengukur valid tidaknya suatu kuesioner.

Pertanyaan-pertanyaan kuesioner terbukti valid jika nilai dari r-hitung lebih besar
r-tabel. Nilai r-hitung dilihat dari kolom Corrected Item-Total Correlation dan
nilai r-tabel dapat diperoleh dari df (degree of freedom) = n-2. Jumlah responden
penelitian ini sebanyak 30 responden dengan taraf signifikansi 0,05 dan df sebesar
28 diperoleh nilai r-tabel yaitu 0,3610.
Berdasarkan hasil uji validitas dapat disimpulkan setiap butir pertanyaan
variabel independen, variabel dependen, dan variabel moderating adalah valid
dimana nilai r-hitung lebih besar dari nilai r-table yang disajikan pada Lampiran 6.
Atau dengan kata lain, setiap butir pertanyaan dari tiap-tiap variabel dapat

Universitas Sumatera Utara

menjelaskan variabel independen, dependen, dan moderating.
2.

Uji reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas, tahap selanjutnya adalah melakukan uji

reliabilitas data, yaitu melihat nilai Cronbach’s Alpha. Uji reliabilitas digunakan
mengetahui apakah kuesioner penelitian yang digunakan reliabel. Pengujian
terhadap variabel penelitian dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,70.
Tabel 5.4 Uji Reliabilitas Variabel
Variabel
Kualitas laporan keuangan
Penerapan SAP
Kompetensi SDM
Penerapan SPIP
Pemanfaatan teknologi informasi
Kepatuhan terhadap peraturan perUUan
Komitmen PA

Cronbach
Alpha
0,846
0,862
0,856
0,877
0,790
0,856
0,829

Batas
Keterangan
Reliabilitas
0,7
Reliabel
0,7
Reliabel
0,7
Reliabel
0,7
Reliabel
0,7
Reliabel
0,7
Reliabel
0,7
Reliabel

Sumber: hasil penelitian, 2016 (lampiran 6)
Hasil pengujian yang tertera pada Tabel 5.4,

nilai Cronbach’s Alpha

untuk seluruh variabel lebih besar dari 0,7. Dapat dikatakan semua butir
pertanyaan setiap variabel adalah reliable, artinya konsisten jawaban responden
atas seluruh butir pertanyaan dari waktu ke waktu jika digunakan oleh peneliti
lain.

5.2.2

Uji asumsi klasik
Analisis ini perlu dilihat terlebih dahulu apakah data tersebut bisa

dilakukan pengujian model regresi. Uji asumsi klasik penelitian ini terdiri atas uji
normalitas, uji multikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas.
1.

Uji normalitas
Uji normalitas penelitian ini dilakukan dengan analisis grafik dan analisis

statistik nonparametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Analisis grafik dilakukan

Universitas Sumatera Utara

analisis grafik histogram dan grafik normal P-P Plots. Berdasarkan hasil uji
normalitas dengan grafik histogram menggambarkan pola distribusi yang
seimbang dan normal. Hasil yang sama ditunjukkan grafik normal P-P Plot.
Terlihat penyebaran titik-titik yang mendekati garis diagonal tanpa ada
penyebaran yang menjauh dari garis diagonal. Kedua grafik ini, model regresi
tidak menyalahi atau memenuhi asumsi normalitas sesuai dengan Lampiran 7.
Analisis statistik nonparametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S) menggunakan
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan tingkat signifikansi 0,05. Jika
probabilitas asymp.sig (2-tailed) yang lebih besar dari 0,05, data dapat dikatakan
berdistribusi normal. Jika asymp.sig (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, data
berdistribusi tidak normal. Besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S) dari hasil
pengujian sebesar 0,061 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,200 yang dapat
dilihat pada Tabel 5.5. Berdasarkan hasil kedua analisis tersebut, dapat
disimpulkan bahwa data mempunyai distribusi normal. Artinya, melalui analisis
statistik terbukti data residual berdistribusi normal dan konsisten dengan hasil
analisis grafik histogram dan normal P-P Plot.
Tabel 5.5 Uji Normalitas
Unstandardized Residual
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme
Differences

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)
Sumber: hasil penelitian, 2016 (data diolah)

72
0,0000000
0,12658185
0,061
0,057
-0,061
0,061
0,200c,d

Universitas Sumatera Utara

2.

Uji multikolonieritas
Pengujian terhadap multikolonieritas dalam penelitian ini dilakukan

dengan melihat besaran VIF dan nilai tolerance. Hasil output SPSS pada Tabel
5.6, variabel independen memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,10 yang
berarti tidak ada korelasi antarvariabel independen yang nilainya lebih dari
tingkat signifikansi 0,05. Variabel independen memiliki nilai VIF lebih kecil dari
10. Dapat disimpulkan, tidak ada multikolonieritas antarvariabel independen
dalam model regresi.
Tabel 5.6 Uji Multikolonieritas
Collinearity
Statistics
Variabel
Tolerance VIF
Penerapan SAP
0,581 1,721
Kompetensi SDM
0,477 2,097
Penerapan SPIP
0,586 1,708
Pemanfaatan teknologi informasi
0,654 1,528
Kepatuhan terhadap peraturan perUUan
0,662 1,509
a. Dependent variable: kualitas laporan keuangan

Keterangan
Tidak terjadi
Tidak terjadi
Tidak terjadi
Tidak terjadi
Tidak terjadi

Sumber: hasil penelitian, 2016 (lampiran 7)
3.

Uji heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas dalam penelitian ini diuji dengan analisis grafik plot

antara nilai prediksi variabel dependen dan analisis statistik. Uji
heteroskedastisitas dengan analisis grafik scatterplot dapat dilihat pada Gambar
5.1. Titik-titik menyebar secara acak dan tersebar baik di atas maupun di bawah
angka 0 pada sumbu Y. Dapat disimpulkan, tidak terjadi heteroskedastisitas pada
model regresi.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 5.1 Grafik Scatterplot
Uji heteroskedastisitas dengan menggunakan analisis statistik penelitian ini
menggunakan Uji Glejser yang nilai diperoleh nilai signifikansi seluruh variabel
independen lebih besar dari 0,05 yang dapat dilihat pada Tabel 5.7. Berarti model
regresi tidak ada gejala heteroskedastisitas. Artinya, varians dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap (homoskedastisitas).

Tabel. 5.7 Uji Glejser
Variabel
T
Penerapan SAP
0,128
Kompetensi SDM
0,420
Penerapan SPIP
-1,835
Pemanfaatan TI
0,694
Kepatuhan perUU
-0,223
Sumber: hasil penelitian, 2016 (lampiran 7)

Sig.
0,899
0,676
0,071
0,490
0,824

Keterangan
Tidak terjadi
Tidak terjadi
Tidak terjadi
Tidak terjadi
Tidak terjadi

5.2.3 Uji hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan setelah diperoleh kesimpulan dari pengujian
asumsi klasik, model dapat digunakan untuk pengujian hipotesis. Dalam
penelitian ini terdapat 2 hipotesis, yaitu hipotesis pertama dan hipotesis kedua.
a.

Model pengujian hipotesis pertama
Pengujian hipotesis ini bertujuan mengukur besarnya pengaruh dua atau

lebih variabel dependen terhadap satu variabel independen. Juga menunjukkan

Universitas Sumatera Utara

arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Pengujian
terhadap variabel-variabel tersebut dengan 3 cara, yaitu uji koefisien determinasi,
uji statistik F, dan uji statistik t.
1.

Uji koefisien determinasi
Jika variabel independen lebih dari satu variabel maka melihat

kemampuan variabel memprediksi variabel dependen, nilai yang digunakan
adalah nilai Adjusted R2 yang disajikan pada Tabel 5.8. Nilai Adjusted R2 sebesar
0,597, artinya variabel independen, yakni penerapan SAP, kompetensi SDM,
penerapan SPIP, pemanfaatan teknologi informasi, dan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan secara serempak mampu menjelaskan 59,7%
kualitas laporan keuangan. Sisanya sebesar 40,3% dijelaskan oleh variabel lainnya
di luar model penelitian ini.
Tabel 5.8 Nilai Koefisien Determinasi
Model Summary
Adjusted
Std. Error of the
Model
R
R Square
R Square
Estimate
a
1
0,791
0,625
0,597
0,13129
Sumber: hasil penelitian, 2016 (lampiran 8)
2.

Uji statistik F
Hasil pengujian statistik F untuk melihat pengaruh secara serempak

penerapan SAP, kompetensi SDM, penerapan SPIP, pemanfaatan teknologi
informasi, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan terhadap
kualitas laporan keuangan.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.9 Uji Statistik F
ANOVAa

Sum of
Model
Squares
Df
1
Regression
1,900
5
Residual
1,138
66
Total
3,037
71
Sumber: hasil penelitian, 2016 (lampiran 8)

Mean
Square
0,380
0,017

F
22,040

Sig.
0,000b

Nilai F signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α0,05 adalah
kriteria pengambilan keputusan yang digunakan seperti dapat dilihat pada Tabel
5.10. Secara serempak, penerapan SAP, kompetensi SDM, penerapan SPIP,
pemanfaatan teknologi informasi, dan kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Hal ini
berarti, penerapan SAP, kompetensi SDM, penerapan SPIP, pemanfaatan
teknologi informasi, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
adalah faktor yang pelaksanaannya secara serempak dilakukan untuk mendukung
pencapaian laporan keuangan yang berkualitas.

3.

Uji statistik t
Hasil pengujian statistik t atau uji parsial pada penerapan SAP, kompetensi

SDM, penerapan SPIP, pemanfaatan teknologi informasi, dan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan berpengaruh secara parsial terhadap kualitas
laporan keuangan pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat pada
Tabel 5.10.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.10 Uji Statistik t
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Std.
Model
B
Error
Beta
t
1
(Constant)
-0,061 0,484
-0,125
Penerapan SAP
0,093 0,145
0,063 0,638
Kompetensi SDM
0,109 0,145
0,082 0,749
Penerapan SPIP
0,346 0,119
0,286 2,909
Pemanfaatan TI
0,253 0,127
0,186 1,992
Kepatuhan perUU
0,319 0,075
0,396 4,274
Sumber: hasil penelitian, 2016 (lampiran 8)

Sig.
0,901
0,525
0,456
0,005
0,050
0,000

Secara parsial, pengaruh tiap-tiap variabel independen terhadap variabel
dependen pada α toleransi sebesar 5% atau 0,05 diuraikan sebagai berikut.
1.

Penerapan SAP (X1) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,525 yang lebih
besar dari 0,05 dan koefisien regresi bernilai positif. Artinya, penerapan SAP
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

2.

Kompetensi SDM (X2) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,456 yang lebih
besar dari 0,05 dan koefisien regresi bernilai positif. Artinya, kompetensi
SDM berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan.

3.

Penerapan SPIP (X3) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,005 yang lebih
kecil dari 0,05 dan koefisien regresi bernilai positif. Artinya, penerapan SPIP
berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

4.

Pemanfaatan teknologi informasi (X4) memiliki nilai signifikansi sebesar
0,050 yang lebih kecil atau sama dengan dari 0,05 dan koefisien regresi
bernilai positif. Artinya, pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Universitas Sumatera Utara

5.

Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan (X5) memiliki

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas laporan Keuangan SKPD Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Dengan Kualitas Sumber Daya Manusia Sebagai Variabel Moderating” Chapter III VI

0 0 49

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dengan Komitmen Pengguna Anggaran sebagai Variabel Moderating

0 0 16

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dengan Komitmen Pengguna Anggaran sebagai Variabel Moderating

0 0 2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dengan Komitmen Pengguna Anggaran sebagai Variabel Moderating

0 0 10

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dengan Komitmen Pengguna Anggaran sebagai Variabel Moderating

0 0 19

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dengan Komitmen Pengguna Anggaran sebagai Variabel Moderating

0 6 5

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dengan Komitmen Pengguna Anggaran sebagai Variabel Moderating

0 0 25

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sebagai Variabel Moderating Chapter III VI

1 1 55

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Langkat Dengan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK-RI Sebagai Variabel Moderating Chapter III VI

0 0 64

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan Dengan Sistem Pengendalian Intern Sebagai Variabel Moderating Chapter III VI

0 1 51