Perbedaan Efek Amitriptilin, Gabapentin, Dan Pregabalin Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri Pada Penderita Nyeri Neuropati Diabetika Dan Neuralgia Trigeminal Chapter III V
52
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1 Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi dan Endokrinologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan serta rumah sakit jejaring dari tanggal 7
April 2015 s/d Maret 2017.
III.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian diambil dari populasi pasien rumah sakit. Penentuan
subjek penelitian dilakukan menurut metode sampling konsekutif.
III.2.1 Populasi Sasaran
Semua penderita nyeri neuropati diabetika dan neuralgia
trigeminal yang ditegakkan dengan anamnesa dan pemeriksaan
klinis.
III.2.2 Populasi Terjangkau
Semua penderita nyeri neuropati diabetika yang berobat jalan di
Poliklinik Neurologi dan Endokrinologi RSUP Haji Adam Malik
Medan dan rumah sakit jejaring serta semua penderita neuralgia
trigeminal yang berobat jalan di Poliklinik Neurologi RSUP Haji
Adam Malik Medan dan rumah sakit jejaring.
52
Universitas Sumatera Utara
53
III.2.3. Besar Sampel
III.2.3.1. Besar Sampel Nyeri Neuropati Diabetika
Besar sampel dihitung menurut rumus: (Dahlan, 2013)
� =� = {
� √
dimana :
+� √
−
+
}
2
Zα
= deviat baku alfa, untuk α = 5% Zα= 1,96
Zβ
= deviat baku beta, untuk = 20% Zβ = 0,84
P2
=
proporsi
pasien
nyeri
neuropati
diabetika
yang
mengalami perbaikan (diambil dari kepustakaan) = 74%
(Argoff dkk, 2006)
P1 – P2 = selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna (30%)
P = (P1 + P2) / 2 ; Q = 1 – P ; Q1 = 1 – P1 ; Q2 = 1 – P2
Maka, sampel minimal untuk tiap kelompok = 18 orang.
III.2.3.2. Besar Sampel Neuralgia Trigeminal
Besar sampel dihitung menurut rumus: (Dahlan, 2013)
� =� = {
dimana :
� √
+� √
−
+
}
2
Zα
= deviat baku alfa, untuk α = 5% Zα= 1,96
Zβ
= deviat baku beta, untuk = 20% Zβ = 0,84
53
Universitas Sumatera Utara
54
P2
= proporsi neuropati diabetik yang mengalami perbaikan
(diambil dari kepustakaan) = 82% (Obermann, 2010)
P1 – P2 = selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna (30%)
P = (P1 + P2) / 2 ; Q = 1 – P ; Q1 = 1 – P1 ; Q2 = 1 – P2
Maka, sampel minimal untuk tiap kelompok = 7 orang.
III.2.4 Kriteria Inklusi Nyeri Neuropati Diabetika
1. Semua pasien nyeri neuropati diabetik yang berobat jalan di
Poliklinik Neurologi dan Endokrinologi RSUP. Haji Adam Malik
Medan dan rumah sakit jejaring yang ditegakkan dengan
anamnese, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan neurologi
(Skor DNS ≥ 1 dan Skor DNE ≥ 3).
2. Memberikan persetujuan untuk ikut serta dalam penelitian ini
III.2.5 Kriteria Inklusi Neuralgia Trigeminal
1.
Semua pasien neuralgia trigeminal yang berobat jalan di
Poliklinik Neurologi RSUP. Haji Adam Malik Medan dan
rumah sakit jejaring yang ditegakkan dengan anamnese,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan neurologi.
2.
Memberikan persetujuan untuk ikut serta dalam penelitian ini
54
Universitas Sumatera Utara
55
III.2.6 Kriteria Eksklusi
1.
Pasien dengan riwayat alergi terhadap amitriptilin dan
gabapentin, dan pregabalin.
2.
Pasien dengan penyakit/gangguan jantung, hati, dan ginjal.
3.
Pasien dengan riwayat stroke.
4.
Pasien dengan gangguan psikiatri.
5.
Pasien hamil dan menyusui.
III.3 Batasan Operasional
III.3.1 Neuropati diabetika adalah kerusakan saraf somatis dan atau
saraf otonom yang ditemukan secara klinis atau subklinis
diakibatkan karena diabetes melitus, tanpa adanya penyebab
neuropati perifer yang lainnya (Meliala, 2008).
III.3.2 Nyeri adalah suatu perasaan yang tidak menyenangkan dan
pengalaman emosional yang berhubungan dengan kerusakan
jaringan potensial atau akut, atau digambarkan sebagai akibat dari
kerusakan yang terjadi (Suryamiharja dkk, 2011).
III.3.3 Nyeri neuropatik adalah sebagai nyeri yang diikuti oleh sebuah
lesi primer atau disfungsi dari sistem saraf somatosensorik (Gilron,
2014).
III.3.4 Nyeri neuropati diabetika adalah nyeri yang diakibatkan secara
langsung
sebagai
konsekuensi
dari
keadaan
sistem
55
Universitas Sumatera Utara
56
somatosensori perifer yang abnormal pada penderita diabetes
(Tesfaye dkk, 2010).
III.3.5 Neuralgia trigeminal adalah kelainan sistem saraf berupa
serangan nyeri wajah, unilateral, dan bersifat spontan, episodik,
menusuk, seperti tersengat listrik, melibatkan cabang saraf
trigeminus (N.V) bagian atas V1 (N.Opthalmikus) meliputi
persarafan pada kulit kepala, dahi, dan kepala bagian depan,
cabang bagian tengah V2 (N.Maksilaris) meliputi pipi, rahang atas,
bibir atas, gigi dan gusi, dan sisi hidung, cabang bagian bawah
wajah V3 (N.Mandibularis) mempersarafi rahang bawah, gigi, bibir
bawah, gigi dan gusi (Sjahrir dkk, 2013; Srivastava dkk, 2015).
III.3.6 Amitriptilin adalah senyawa serotonin dan norepinephrine
reuptake inhibitor. Senyawa ini menghalangi α adrenergik,
histaminergik, muskarinik kolinergik dan reseptor NMDA dan telah
tercatat dapat digunakan untuk mengurangi persepsi nyeri.
(Shankar, dkk, 2013).
III.3.7 Gabapentin atau 1-(aminometil) cyclohexane asetil acid adalah
struktur yang analog dengan neurotransmitter asam aminobutirat
(GABA), memiliki formula molekul C9H17NO2.berbentuk kristal
putih (Kong dan Irwin, 2007).
III.3.8 Pregabalin merupakan bentuk aktif S-enantiomer dari 3aminomethyl-5-methyl-hexanoic acid yang memilik ikatan dengan
56
Universitas Sumatera Utara
57
α2δ dan memiliki aktivitas analgesik, antikonvulsan, anti ansietas,
dan memodulasi tidur (Gajraj, 2007).
III.3.9 Diabetic Neuropathy Symptom (DNS) adalah sistem penilaian
yang terdiri dari empat kriteria yang telah di validasi dengan nilai
prediktif yang tinggi untuk mendeteksi neuropati diabetik pada
penderita diabetes. Gejala – gejala seperti ketidakseimbangan
dalam berjalan, nyeri neuropatik seperti rasa terbakar, parastesi,
dan rasa kebas merupakan komponen yang dinilai. Jika gejala
yang disebutkan di atas muncul di beri nilai satu dengan nilai
maksimum empat. Nilai satu atau lebih diinterpretasikan sebagai
positif neuropati diabetik (Meijer dkk, 2003).
III.3.10 Diabetic Neuropathy Examination (DNE) adalah sistem
penilaian yang terdiri dari dua pemeriksaan kekuatan otot, satu
pemeriksaan refleks, dan lima pemeriksaan sensorik. Masing –
masing pemeriksaan di beri nilai 0 – 2 (dengan nilai 0 normal dan 2
sangat terganggu). NIlai maksimum adalah 16, dikatakan positif
neuropati diabetik jika nilainya DNE ≥ 3 (Meijer dkk, 2003).
III.3.11 Intensitas Nyeri adalah pengukuran nyeri yang dilakukan
berdasarkan laporan pribadi pasien yang subjektif, kompleks, dan
personal, dimana intensitas nyeri ini dapat diukur dengan beberapa
perangkat, seperti : skala verbal, skala numerik, atau pictorial scale
(Purba, 2010). Pada penelitian ini menggunakan skala NRS.
57
Universitas Sumatera Utara
58
III.3.12 Numeric Rating Scale (NRS) adalah versi numerik yang
bersegmen - segmen dari VAS dimana pasien atau penderita akan
memilih angka dari 0 – 10 yang menggambarkan intensitas nyeri
yang paling sesuai yang dirasakannya. Bantuk umumnya berupa
garis lurus yang disertai dengan angka
– angka dari 0
(menunjukkan tidak ada nyeri) sampai 10 (menunjukkan nyeri yang
paling hebat) (Suryamiharja, dkk 2011; Powell dkk, 2010; Hawker
dkk, 2011).
III.3.13 Stroke adalah suatu episode disfungsi neurologik akut yang
diduga disebabkan oleh iskemia atau perdarahan, berlangsung 24
jam atau hingga meninggal, namun tanpaadanya bukti yang cukup
untuk diklasifikasikan sebagai salah satu dari yang disebut diatas.
(Sacco dkk, 2013).
III.3.14 Gagal jantung adalah kumpulan gejala yang kompleks dimana
seseorang pasien harus memiliki tampilan berupa gejala gagal
jantung (nafas pendek yang tipikal saat istirahat atau saat
melakukan aktivtias disertai atau tidak kelelahanI; tanda retensi
cairan (kongesti paru atau edema pergelangan kaki); adanya bukti
objektif dari gangguan struktur atau fungsi jantung saat istirahat
(Siswanto dkk, 2015).
III.3.14 Gangguan hati ditandai dengan peningkatan kadar alanine
amino
transferase
(ALT)
/
serum
glutatamate
pyruvate
transaminase (SGPT) dan atau aspartate amino transferase (AST)
58
Universitas Sumatera Utara
59
/ serum glutatamic-oxaloacetic transaminase (SGOT), alkaline
phosphatase (ALP) > 2 kali batas atas nilai normalnya (Akbar,
2009).
III.3.15 Gangguan ginjal ditandai dengan kenaikan kreatinin serum ≥ 1,5
kali nilai nilai dasar atau penurunan laju filtrasi glomerulus ≥ 25%.
(Markum, 2009).
III.3.16 Gangguan Psikitri adalah suatu penyakit dengan manifestasi
psikologis atau perilaku yang berhubungan dengan distress yang
bermakna, dan perubahan fungsional yang disebabkan oleh
adanya gangguan biologis, sosial, psikologis, genetik, fisika,
ataupun kimia (Sadock dan Sadock, 2013).
III.3.17 Hamil adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Prawiroharjo,
2013)
III.4 Instrumen Penelitian
III.4.1 Pengukuran intensitas dan frekuensi nyeri
Studi ini akan menggunakan DNS dan DNE untuk menegakkan
suatu neuropati diabetik dan menggunakan NRS sebagai skala
pengukuran intensitas nyeri neuropati diabetika dan neuralgia
trigeminal.
59
Universitas Sumatera Utara
60
III.5 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan pretestpostest design. Terdiri atas 3 kelompok, yaitu yang akan diberikan
amitriptilin 12,5 mg, gabapentin 100 mg, atau pregabalin 75 mg.
Pengambilan sampel dilakukan secara konsekutif.
III.6 Pelaksanaan Penelitian
a. Pengambilan Sampel
Sedian amitriptilin berupa tablet 12,5 mg, gabapentin berupa
kapsul 100 mg, dan pregabalin berupa kapsul 75 mg. Frekuensi
pemberian amitriptilin, gabapentin, dan pregabalin diberikan dua
kali sehari.
Semua penderita neuropati diabetik yang berobat jalan ke
Poliklinik neurologi dan endokrinologi RSUP Haji Adam Malik
Medan dan rumah sakit jejaring, serta semua penderita neuralgia
trigeminal yang berobat jalan ke Poliklinik neurologi RSUP Haji
Adam Malik Medan dan rumah sakit jejaring yang telah ditegakkan
dengan anamnese, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan neurologis,
yang diambil secara konsekutif dan yang memenuhi kriteria inklusi
dan tidak ada kriteria eksklusi, dinilai NRS-nya. Pasien tersebut
diberikan amitriptilin, gabapentin, atau pregabalin sampai penilaian
ulang NRS pada minggu kedua. Kemudian dinilai apakah
mengalami perubahan dalam intensitas nyerinya.
60
Universitas Sumatera Utara
61
b. Kerangka Operasional
Penderita Nyeri Neuropati Diabetika
dan Neuralgia trigeminal
Anamnesis, Pemeriksaan
Fisik, dan Pemeriksaan
Neurologi
Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi
NRS
Amitriptilin
2x12,5 mg
Gabapentin
2x100 mg
Pregabalin
2x75 mg
NRS minggu ke 2
Hasil
Analasia Data
III.7 Variabel yang Diamati
Variabel Bebas : Amitriptilin, gabapentin, dan pregabalin
Variabel Terikat : Numeric rating scale, nyeri neuropati diabetika,
neuralgia trigeminal
61
Universitas Sumatera Utara
62
III.8 Analisa Statistik
Data hasil penelitian akan dianalisa secara statistik dengan bantuan
program komputer Windows SPSS (Statistical Product and Science
Service). Analisa dan penyajian data dilakukan sebagai berikut :
8.1 Untuk melihat gambaran karakteristik demografik pada penderita
nyeri neuropati diabetik dan neuralgia trigeminal yang menjadi
sampel
penelitian
disajikan
dalam
bentuk
tabulasi
dan
dideskripsikan.
8.2 Untuk mengetahui perbedaan rerata efek amitriptilin terhadap
perubahan intensitas nyeri berdasarkan NRS sebelum dan
setelah pemberian obat pada penderita nyeri neuropati diabetik
dan neuralgia trigeminal digunakan uji t dependent jika data
berdistribusi normal atau uji Wilcoxon jika data tidak berdistribusi
normal.
8.3 Untuk mengetahui perbedaan rerata efek gabapentin terhadap
perubahan intensitas nyeri berdasarkan NRS sebelum dan
setelah pemberian obat pada penderita nyeri neuropati diabetik
dan neuralgia trigeminal
digunakan uji t dependent jika data
berdistribusi normal atau uji Wilcoxon jika data tidak berdistribusi
normal.
8.4 Untuk mengetahui perbedaan rerata efek pregabalin terhadap
perubahan intensitas nyeri berdasarkan NRS sebelum dan
setelah pemberian obat pada penderita nyeri neuropati diabetik
62
Universitas Sumatera Utara
63
dan neuralgia trigeminal
digunakan uji t dependent jika data
berdistribusi normal atau uji Wilcoxon jika data tidak berdistribusi
normal.
8.5 Untuk mengetahui perbedaan rerata efek amitriptilin dengan
gabapentin terhadap perubahan intensitas nyeri berdasarkan
NRS sebelum dan setelah pemberian obat pada penderita nyeri
neuropati diabetik dan neuralgia trigeminal
digunakan uji t
independent jika data berdistribusi normal atau uji Mann Whitney
jika data tidak berdistribusi normal.
8.6 Untuk mengetahui perbedaan efek amitriptilin dengan pregabalin
terhadap perubahan intensitas nyeri berdasarkan NRS sebelum
dan setelah pemberian obat pada penderita nyeri neuropati
diabetik dan neuralgia trigeminal digunakan uji t independent jika
data berdistribusi normal atau uji Mann Whitney jika data tidak
berdistribusi normal.
8.7 Untuk mengetahui perbedaan efek gabapentin dengan pregabalin
terhadap perubahan intensitas nyeri berdasarkan NRS sebelum
dan setelah pemberian obat pada penderita nyeri neuropati
diabetik dan neuralgia trigeminal digunakan uji t independent jika
data berdistribusi normal atau uji Mann Whitney jika data tidak
berdistribusi normal.
8.8 Untuk mengetahui perbedaan efek amitriptillin, gabapentin
dengan
pregabalin
terhadap
perubahan
intensitas
nyeri
63
Universitas Sumatera Utara
64
berdasarkan NRS sebelum dan setelah pemberian obat pada
penderita nyeri neuropati diabetik dan neuralgia trigeminal
digunakan uji one way ANOVA jika data berdistribusi normal atau
uji Kruskal Wallis jika data tidak berdistribusi normal.
III.9 Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 7 April 2015 sampai Maret
2017.
Persiapan
: 1 Februari 2015 s/d 7 April 2015
Pengumpulan data
: 8 April 2015 s/d 30 November 2016
Analisis data
: 1 Desember 2016 s/d 20 Januari 2017
Penyusunan laporan : 21 Januari 2017 s/d 14 Februari 2017
Penyajian laporan
: Maret 2017
III.10 Biaya Penelitian
Amitriptilin 2 x 14 x 35 x @Rp.250,-
= Rp.
245.000
Gabapentin 2 x 14 x 35 x @Rp.5.000,-
= Rp. 4.900.000
Pregabalin 2 x 14 x 35 x @Rp.11.000,-
= Rp.10.780.000
Biaya pencetakan lembaran pengumpulan data
= Rp.
Biaya penulisan laporan penelitian
= Rp. 1.000.000
Jumlah
= Rp.17.225.000
300.000
64
Universitas Sumatera Utara
65
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV.1. HASIL PENELITIAN
IV.1.1. Karakteristik Subjek Penelitian Nyeri Neuropati Diabetika
Dari keseluruhan pasien nyeri neuropati diabetika yang berobat
jalan di Poliklinik Neurologi dan Endokrinologi FK USU / RSUP H. Adam
Maliik Medan serta rumah sakit jejaringnya pada periode April 2015
hingga November 2016, terdapat 75 pasien yang telah memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi sehingga diikutkan dalam penelitian.
Terdapat 75 orang penderita nyeri neuropati diabetika yang ikut
dalam penelitian yang terdiri dari 44 orang laki - laki (58,7%) dan 31 orang
(41,3%) perempuan. Dari keseluruhan subjek nyeri neuropati diabetika
memiliki rentang usia 45 tahun hingga 74 tahun, dengan rerata usia 58,3
(± 6,94) tahun. Kemudian dari 75 orang subjek nyeri neuropati diabetika,
suku yang terbanyak adalah suku Batak yaitu 47 orang (62,6%), Jawa 18
orang (24,0%), Padang dan Aceh masing – masing 5 orang (6,7%).
Sementara itu tingkat pendidikan yang paling banyak dari seluruh
subjek nyeri neuropati diabetika adalah tingkat SLTA yaitu sebanyak 34
orang (45,3%) dan yang paling sedikit adalah yang tingkat pendidikannya
SLTP yang berjumlah 3 orang (4,0%).
Keseluruhan gambaran karakteristik dari subjek penelitian ini
disajikan pada tabel 1.
65
Universitas Sumatera Utara
66
Tabel 1. Gambaran Karakteristik Demografik Subjek Penelitian Nyeri
Neuropati Diabetika
Variabel
Total
Amitriptilin
Gabapentin
Pregabalin
75 (100)
25 (33,3)
25 (33,3)
25 (33,3)
44 (58,7)
31 (41,3)
16 (21,3)
9 (12,0)
16 (21,3)
9 (12,0)
12 (16,0)
13 (17,3)
58,34
(±6,94)
59,36
(±6,10)
57,68
(±6,62)
54,80
(±7,56)
Suku (%)
Batak
Jawa
Aceh
Padang
47 (62,6)
18 (24,0)
5 (6,7)
5 (6,7)
20 (26,6)
4 (5,3)
0 (0)
1 (1,3)
15 (20,0)
6 (8,0)
2 (2,7)
2 (2,7)
12 (16,0)
8 (10,7)
3 (4,0)
2 (2,7)
Pendidikan (%)
SD
SLTP
SLTA
Akademi
Sarjana
18 (24,0)
3 (4,0)
34 (45,3)
6 (8,0)
14 (18,7)
3 (4,0)
0 (0)
15 (20,0)
4 (5,3)
3 (4,0)
7 (9,3)
2 (2,7)
8 (10,7)
1 (1,3)
7(9,3)
8 (10,7)
1 (1,3)
11 (14,6)
1 (1,3)
4 (5,3)
Durasi DM (Tahun)
6,56
(± 3,18)
6,44
(± 2,51)
6,48
(±3,38)
6,76
(±3,67)
IMT (Kg/ m2)
23,87
(± 3,34)
24,21
(± 3,82)
23,80
(±2,14)
23,79
(±3,80)
HbA1c (%)
7,79
(±1,02)
7,78
(± 1,01)
7,93
(±1,24)
7,66
(±0,78)
Rerata NRS pre
5,76
(± 0,99)
5,88
(± 1,05)
5,64
(±1,03)
5,76
(±0,92)
Rerata NRS post
3,24
(± 0,83)
3,56
(± 0,96)
3,08
(±0,81)
3,12
(±0,88)
n (%)
Jenis kelamin (%)
Laki - laki
Perempuan
Umur (Tahun)
66
Universitas Sumatera Utara
67
Rerata durasi atau lamanya menderita diabetes melitus adalah 6,56
(± 3,18) tahun, dengan durasi paling rendah adalah 3 tahun dan paling
tinggi adalah 14 tahun. Rerata IMT dari seluruh subjek nyeri neuropati
diabetika adalah 23,87 (± 3,34) Kg/m 2, sedangkan rerata kadar HbA1c
dari seluruh subjek nyeri neuropati diabetika adalah 7,79 (± 1,02)%.
Rerata NRS seluruh subjek nyeri neuropati diabetika sebelum diberikan
obat adalah 5,76 (± 0,99), sedangkan rerata NRS seluruh subjek nyeri
neuropati diabetika setelah diberikan obat adalah 3,24 (± 0,83)
IV.1.2. Karakteristik Subjek Penelitian Neuralgia Trigeminal
Dari keseluruhan pasien neuralgia trigeminal yang berobat jalan di
Poliklinik Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam Maliik Medan dan rumah
sakit jejaringnya pada periode April 2015 hingga November 2016, terdapat
30 pasien yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sehingga
diikutkan dalam penelitian.
Terdapat 32 orang penderita neuralgia trigeminal yang ikut dalam
penelitian, dengan 2 orang subjek drop out, sehingga terdapat 30 orang
yang terdiri dari 10 orang Laki - laki (33,3%) dan 20 orang (66,7%)
perempuan. Dari keseluruhan subjek neuralgia trigeminal memiliki rentang
usia 39 tahun hingga 77 tahun, dengan rerata usia 56,03 (±12,32) tahun.
Suku yang terbanyak adalah suku Batak yaitu 15 orang (50,0%),
Jawa 12 orang (40,0%), Padang 2 orang (6,7%) dan Aceh 1 orang (3,3%).
67
Universitas Sumatera Utara
68
Keseluruhan gambaran karakteristik dari subjek penelitian ini disajikan
pada tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Gambaran Karakteristik Demografik Subjek Penelitian
Neuralgia Trigeminal
Variabel
Total
Amitriptilin
Gabapentin
Pregabalin
n (%)
30 (100)
10 (33,3)
10 (33,3)
10 (33,3)
Jenis kelamin (%)
Laki - laki
Perempuan
10 (33,3)
20 (66,7)
6 (20,0)
4 (13,3)
1 (3,3)
9 (30,0)
3 (10,0)
7 (23,3)
56,03
(±12,32)
53,60
(±10,81)
56,00
(±12,99)
58,50
(±13,77)
Suku (%)
Batak
Jawa
Aceh
Padang
15 (50,0)
12 (40,0)
1 (3,3)
2 (6,7)
6 (20,0)
3 (10,0)
0 (0)
1 (3,3)
6 (20,0)
3 (10,0)
0 (0)
1 (3,3)
3 (10,0)
6 (20,0)
1 (3,3)
0 (0)
Pendidikan (%)
SD
SLTP
SLTA
Akademi
Sarjana
10 (33,3)
3 (10,0)
11 (36,7)
2 (6,7)
4 (13,3)
2 (6,7)
2 (6,7)
2 (6,7)
0 (0)
4 (13,3)
1 (3,3)
1 (3,3)
6 (20,0)
2 (6,7)
0 (0)
7 (23,3)
0 (0)
3 (10,0)
0 (0)
0 (0)
Rerata NRS pre
5,97
(± 0,76)
5,30
(± 0,48)
6,10
(±0,74)
6,50
(±0,53)
Rerata NRS post
3,87
(± 0,63)
3,90
(± 0,57)
3,70
(±0,67)
4,00
(±0,67)
Umur (Tahun)
Sementara itu tingkat pendidikan yang paling banyak jumlahnya
adalah tingkat SLTA yaitu sebanyak 11 orang (36,7%) dan yang paling
sedikit adalah yang tingkat pendidikannya setingkat Akademi sebanyak 2
68
Universitas Sumatera Utara
69
orang (6,7%). Rerata NRS sebelum perlakuan untuk seluruh subjek
neuralgia trigeminal adalah 5,97 (± 0,76), sedangkan rerata NRS setelah
perlakuan untuk seluruh subjek neuralgia trigeminal adalah 3,87 (± 0,63).
IV.1.3. Perbedaan Efek Amitriptilin Terhadap Perubahan Intensitas
Nyeri Berdasarkan NRS Sebelum dan Setelah Perlakuan Pada
Penderita Nyeri Neuropati Diabetika
Sebelum mendapat perlakuan, rerata nilai NRS pada penderita
nyeri neuropati diabetika kelompok amitriptilin adalah 5,88 (± 1,05).
Setelah mendapatkan perlakuan terjadi perubahan nilai NRS, dimana
rerata nilai NRS setelah perlakuan adalah 3,56 (± 0,96). Terdapat
perbedaan yang signifikan dari rerata nilai NRS sebelum dan sesudah
permberian amitriptilin pada penderita nyeri neuropati diabetika sebesar
2,32 (± 0,85) dengan nilai p < 0,001 seperti yang terlihat pada tabel 3 dan
gambar 10 di bawah ini.
Tabel 3. Perbedaan Rerata NRS Sebelum dan Setelah Pemberian
Amitriptilin Pada Penderita Nyeri Neuropati Diabetika
Rerata (SD)
NRS Sebelum
NRS Setelah
Selisih (SD)
CI 95%
p*
2,32 (0,85)
1,97 – 2,67
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1 Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi dan Endokrinologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan serta rumah sakit jejaring dari tanggal 7
April 2015 s/d Maret 2017.
III.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian diambil dari populasi pasien rumah sakit. Penentuan
subjek penelitian dilakukan menurut metode sampling konsekutif.
III.2.1 Populasi Sasaran
Semua penderita nyeri neuropati diabetika dan neuralgia
trigeminal yang ditegakkan dengan anamnesa dan pemeriksaan
klinis.
III.2.2 Populasi Terjangkau
Semua penderita nyeri neuropati diabetika yang berobat jalan di
Poliklinik Neurologi dan Endokrinologi RSUP Haji Adam Malik
Medan dan rumah sakit jejaring serta semua penderita neuralgia
trigeminal yang berobat jalan di Poliklinik Neurologi RSUP Haji
Adam Malik Medan dan rumah sakit jejaring.
52
Universitas Sumatera Utara
53
III.2.3. Besar Sampel
III.2.3.1. Besar Sampel Nyeri Neuropati Diabetika
Besar sampel dihitung menurut rumus: (Dahlan, 2013)
� =� = {
� √
dimana :
+� √
−
+
}
2
Zα
= deviat baku alfa, untuk α = 5% Zα= 1,96
Zβ
= deviat baku beta, untuk = 20% Zβ = 0,84
P2
=
proporsi
pasien
nyeri
neuropati
diabetika
yang
mengalami perbaikan (diambil dari kepustakaan) = 74%
(Argoff dkk, 2006)
P1 – P2 = selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna (30%)
P = (P1 + P2) / 2 ; Q = 1 – P ; Q1 = 1 – P1 ; Q2 = 1 – P2
Maka, sampel minimal untuk tiap kelompok = 18 orang.
III.2.3.2. Besar Sampel Neuralgia Trigeminal
Besar sampel dihitung menurut rumus: (Dahlan, 2013)
� =� = {
dimana :
� √
+� √
−
+
}
2
Zα
= deviat baku alfa, untuk α = 5% Zα= 1,96
Zβ
= deviat baku beta, untuk = 20% Zβ = 0,84
53
Universitas Sumatera Utara
54
P2
= proporsi neuropati diabetik yang mengalami perbaikan
(diambil dari kepustakaan) = 82% (Obermann, 2010)
P1 – P2 = selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna (30%)
P = (P1 + P2) / 2 ; Q = 1 – P ; Q1 = 1 – P1 ; Q2 = 1 – P2
Maka, sampel minimal untuk tiap kelompok = 7 orang.
III.2.4 Kriteria Inklusi Nyeri Neuropati Diabetika
1. Semua pasien nyeri neuropati diabetik yang berobat jalan di
Poliklinik Neurologi dan Endokrinologi RSUP. Haji Adam Malik
Medan dan rumah sakit jejaring yang ditegakkan dengan
anamnese, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan neurologi
(Skor DNS ≥ 1 dan Skor DNE ≥ 3).
2. Memberikan persetujuan untuk ikut serta dalam penelitian ini
III.2.5 Kriteria Inklusi Neuralgia Trigeminal
1.
Semua pasien neuralgia trigeminal yang berobat jalan di
Poliklinik Neurologi RSUP. Haji Adam Malik Medan dan
rumah sakit jejaring yang ditegakkan dengan anamnese,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan neurologi.
2.
Memberikan persetujuan untuk ikut serta dalam penelitian ini
54
Universitas Sumatera Utara
55
III.2.6 Kriteria Eksklusi
1.
Pasien dengan riwayat alergi terhadap amitriptilin dan
gabapentin, dan pregabalin.
2.
Pasien dengan penyakit/gangguan jantung, hati, dan ginjal.
3.
Pasien dengan riwayat stroke.
4.
Pasien dengan gangguan psikiatri.
5.
Pasien hamil dan menyusui.
III.3 Batasan Operasional
III.3.1 Neuropati diabetika adalah kerusakan saraf somatis dan atau
saraf otonom yang ditemukan secara klinis atau subklinis
diakibatkan karena diabetes melitus, tanpa adanya penyebab
neuropati perifer yang lainnya (Meliala, 2008).
III.3.2 Nyeri adalah suatu perasaan yang tidak menyenangkan dan
pengalaman emosional yang berhubungan dengan kerusakan
jaringan potensial atau akut, atau digambarkan sebagai akibat dari
kerusakan yang terjadi (Suryamiharja dkk, 2011).
III.3.3 Nyeri neuropatik adalah sebagai nyeri yang diikuti oleh sebuah
lesi primer atau disfungsi dari sistem saraf somatosensorik (Gilron,
2014).
III.3.4 Nyeri neuropati diabetika adalah nyeri yang diakibatkan secara
langsung
sebagai
konsekuensi
dari
keadaan
sistem
55
Universitas Sumatera Utara
56
somatosensori perifer yang abnormal pada penderita diabetes
(Tesfaye dkk, 2010).
III.3.5 Neuralgia trigeminal adalah kelainan sistem saraf berupa
serangan nyeri wajah, unilateral, dan bersifat spontan, episodik,
menusuk, seperti tersengat listrik, melibatkan cabang saraf
trigeminus (N.V) bagian atas V1 (N.Opthalmikus) meliputi
persarafan pada kulit kepala, dahi, dan kepala bagian depan,
cabang bagian tengah V2 (N.Maksilaris) meliputi pipi, rahang atas,
bibir atas, gigi dan gusi, dan sisi hidung, cabang bagian bawah
wajah V3 (N.Mandibularis) mempersarafi rahang bawah, gigi, bibir
bawah, gigi dan gusi (Sjahrir dkk, 2013; Srivastava dkk, 2015).
III.3.6 Amitriptilin adalah senyawa serotonin dan norepinephrine
reuptake inhibitor. Senyawa ini menghalangi α adrenergik,
histaminergik, muskarinik kolinergik dan reseptor NMDA dan telah
tercatat dapat digunakan untuk mengurangi persepsi nyeri.
(Shankar, dkk, 2013).
III.3.7 Gabapentin atau 1-(aminometil) cyclohexane asetil acid adalah
struktur yang analog dengan neurotransmitter asam aminobutirat
(GABA), memiliki formula molekul C9H17NO2.berbentuk kristal
putih (Kong dan Irwin, 2007).
III.3.8 Pregabalin merupakan bentuk aktif S-enantiomer dari 3aminomethyl-5-methyl-hexanoic acid yang memilik ikatan dengan
56
Universitas Sumatera Utara
57
α2δ dan memiliki aktivitas analgesik, antikonvulsan, anti ansietas,
dan memodulasi tidur (Gajraj, 2007).
III.3.9 Diabetic Neuropathy Symptom (DNS) adalah sistem penilaian
yang terdiri dari empat kriteria yang telah di validasi dengan nilai
prediktif yang tinggi untuk mendeteksi neuropati diabetik pada
penderita diabetes. Gejala – gejala seperti ketidakseimbangan
dalam berjalan, nyeri neuropatik seperti rasa terbakar, parastesi,
dan rasa kebas merupakan komponen yang dinilai. Jika gejala
yang disebutkan di atas muncul di beri nilai satu dengan nilai
maksimum empat. Nilai satu atau lebih diinterpretasikan sebagai
positif neuropati diabetik (Meijer dkk, 2003).
III.3.10 Diabetic Neuropathy Examination (DNE) adalah sistem
penilaian yang terdiri dari dua pemeriksaan kekuatan otot, satu
pemeriksaan refleks, dan lima pemeriksaan sensorik. Masing –
masing pemeriksaan di beri nilai 0 – 2 (dengan nilai 0 normal dan 2
sangat terganggu). NIlai maksimum adalah 16, dikatakan positif
neuropati diabetik jika nilainya DNE ≥ 3 (Meijer dkk, 2003).
III.3.11 Intensitas Nyeri adalah pengukuran nyeri yang dilakukan
berdasarkan laporan pribadi pasien yang subjektif, kompleks, dan
personal, dimana intensitas nyeri ini dapat diukur dengan beberapa
perangkat, seperti : skala verbal, skala numerik, atau pictorial scale
(Purba, 2010). Pada penelitian ini menggunakan skala NRS.
57
Universitas Sumatera Utara
58
III.3.12 Numeric Rating Scale (NRS) adalah versi numerik yang
bersegmen - segmen dari VAS dimana pasien atau penderita akan
memilih angka dari 0 – 10 yang menggambarkan intensitas nyeri
yang paling sesuai yang dirasakannya. Bantuk umumnya berupa
garis lurus yang disertai dengan angka
– angka dari 0
(menunjukkan tidak ada nyeri) sampai 10 (menunjukkan nyeri yang
paling hebat) (Suryamiharja, dkk 2011; Powell dkk, 2010; Hawker
dkk, 2011).
III.3.13 Stroke adalah suatu episode disfungsi neurologik akut yang
diduga disebabkan oleh iskemia atau perdarahan, berlangsung 24
jam atau hingga meninggal, namun tanpaadanya bukti yang cukup
untuk diklasifikasikan sebagai salah satu dari yang disebut diatas.
(Sacco dkk, 2013).
III.3.14 Gagal jantung adalah kumpulan gejala yang kompleks dimana
seseorang pasien harus memiliki tampilan berupa gejala gagal
jantung (nafas pendek yang tipikal saat istirahat atau saat
melakukan aktivtias disertai atau tidak kelelahanI; tanda retensi
cairan (kongesti paru atau edema pergelangan kaki); adanya bukti
objektif dari gangguan struktur atau fungsi jantung saat istirahat
(Siswanto dkk, 2015).
III.3.14 Gangguan hati ditandai dengan peningkatan kadar alanine
amino
transferase
(ALT)
/
serum
glutatamate
pyruvate
transaminase (SGPT) dan atau aspartate amino transferase (AST)
58
Universitas Sumatera Utara
59
/ serum glutatamic-oxaloacetic transaminase (SGOT), alkaline
phosphatase (ALP) > 2 kali batas atas nilai normalnya (Akbar,
2009).
III.3.15 Gangguan ginjal ditandai dengan kenaikan kreatinin serum ≥ 1,5
kali nilai nilai dasar atau penurunan laju filtrasi glomerulus ≥ 25%.
(Markum, 2009).
III.3.16 Gangguan Psikitri adalah suatu penyakit dengan manifestasi
psikologis atau perilaku yang berhubungan dengan distress yang
bermakna, dan perubahan fungsional yang disebabkan oleh
adanya gangguan biologis, sosial, psikologis, genetik, fisika,
ataupun kimia (Sadock dan Sadock, 2013).
III.3.17 Hamil adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Prawiroharjo,
2013)
III.4 Instrumen Penelitian
III.4.1 Pengukuran intensitas dan frekuensi nyeri
Studi ini akan menggunakan DNS dan DNE untuk menegakkan
suatu neuropati diabetik dan menggunakan NRS sebagai skala
pengukuran intensitas nyeri neuropati diabetika dan neuralgia
trigeminal.
59
Universitas Sumatera Utara
60
III.5 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan pretestpostest design. Terdiri atas 3 kelompok, yaitu yang akan diberikan
amitriptilin 12,5 mg, gabapentin 100 mg, atau pregabalin 75 mg.
Pengambilan sampel dilakukan secara konsekutif.
III.6 Pelaksanaan Penelitian
a. Pengambilan Sampel
Sedian amitriptilin berupa tablet 12,5 mg, gabapentin berupa
kapsul 100 mg, dan pregabalin berupa kapsul 75 mg. Frekuensi
pemberian amitriptilin, gabapentin, dan pregabalin diberikan dua
kali sehari.
Semua penderita neuropati diabetik yang berobat jalan ke
Poliklinik neurologi dan endokrinologi RSUP Haji Adam Malik
Medan dan rumah sakit jejaring, serta semua penderita neuralgia
trigeminal yang berobat jalan ke Poliklinik neurologi RSUP Haji
Adam Malik Medan dan rumah sakit jejaring yang telah ditegakkan
dengan anamnese, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan neurologis,
yang diambil secara konsekutif dan yang memenuhi kriteria inklusi
dan tidak ada kriteria eksklusi, dinilai NRS-nya. Pasien tersebut
diberikan amitriptilin, gabapentin, atau pregabalin sampai penilaian
ulang NRS pada minggu kedua. Kemudian dinilai apakah
mengalami perubahan dalam intensitas nyerinya.
60
Universitas Sumatera Utara
61
b. Kerangka Operasional
Penderita Nyeri Neuropati Diabetika
dan Neuralgia trigeminal
Anamnesis, Pemeriksaan
Fisik, dan Pemeriksaan
Neurologi
Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi
NRS
Amitriptilin
2x12,5 mg
Gabapentin
2x100 mg
Pregabalin
2x75 mg
NRS minggu ke 2
Hasil
Analasia Data
III.7 Variabel yang Diamati
Variabel Bebas : Amitriptilin, gabapentin, dan pregabalin
Variabel Terikat : Numeric rating scale, nyeri neuropati diabetika,
neuralgia trigeminal
61
Universitas Sumatera Utara
62
III.8 Analisa Statistik
Data hasil penelitian akan dianalisa secara statistik dengan bantuan
program komputer Windows SPSS (Statistical Product and Science
Service). Analisa dan penyajian data dilakukan sebagai berikut :
8.1 Untuk melihat gambaran karakteristik demografik pada penderita
nyeri neuropati diabetik dan neuralgia trigeminal yang menjadi
sampel
penelitian
disajikan
dalam
bentuk
tabulasi
dan
dideskripsikan.
8.2 Untuk mengetahui perbedaan rerata efek amitriptilin terhadap
perubahan intensitas nyeri berdasarkan NRS sebelum dan
setelah pemberian obat pada penderita nyeri neuropati diabetik
dan neuralgia trigeminal digunakan uji t dependent jika data
berdistribusi normal atau uji Wilcoxon jika data tidak berdistribusi
normal.
8.3 Untuk mengetahui perbedaan rerata efek gabapentin terhadap
perubahan intensitas nyeri berdasarkan NRS sebelum dan
setelah pemberian obat pada penderita nyeri neuropati diabetik
dan neuralgia trigeminal
digunakan uji t dependent jika data
berdistribusi normal atau uji Wilcoxon jika data tidak berdistribusi
normal.
8.4 Untuk mengetahui perbedaan rerata efek pregabalin terhadap
perubahan intensitas nyeri berdasarkan NRS sebelum dan
setelah pemberian obat pada penderita nyeri neuropati diabetik
62
Universitas Sumatera Utara
63
dan neuralgia trigeminal
digunakan uji t dependent jika data
berdistribusi normal atau uji Wilcoxon jika data tidak berdistribusi
normal.
8.5 Untuk mengetahui perbedaan rerata efek amitriptilin dengan
gabapentin terhadap perubahan intensitas nyeri berdasarkan
NRS sebelum dan setelah pemberian obat pada penderita nyeri
neuropati diabetik dan neuralgia trigeminal
digunakan uji t
independent jika data berdistribusi normal atau uji Mann Whitney
jika data tidak berdistribusi normal.
8.6 Untuk mengetahui perbedaan efek amitriptilin dengan pregabalin
terhadap perubahan intensitas nyeri berdasarkan NRS sebelum
dan setelah pemberian obat pada penderita nyeri neuropati
diabetik dan neuralgia trigeminal digunakan uji t independent jika
data berdistribusi normal atau uji Mann Whitney jika data tidak
berdistribusi normal.
8.7 Untuk mengetahui perbedaan efek gabapentin dengan pregabalin
terhadap perubahan intensitas nyeri berdasarkan NRS sebelum
dan setelah pemberian obat pada penderita nyeri neuropati
diabetik dan neuralgia trigeminal digunakan uji t independent jika
data berdistribusi normal atau uji Mann Whitney jika data tidak
berdistribusi normal.
8.8 Untuk mengetahui perbedaan efek amitriptillin, gabapentin
dengan
pregabalin
terhadap
perubahan
intensitas
nyeri
63
Universitas Sumatera Utara
64
berdasarkan NRS sebelum dan setelah pemberian obat pada
penderita nyeri neuropati diabetik dan neuralgia trigeminal
digunakan uji one way ANOVA jika data berdistribusi normal atau
uji Kruskal Wallis jika data tidak berdistribusi normal.
III.9 Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 7 April 2015 sampai Maret
2017.
Persiapan
: 1 Februari 2015 s/d 7 April 2015
Pengumpulan data
: 8 April 2015 s/d 30 November 2016
Analisis data
: 1 Desember 2016 s/d 20 Januari 2017
Penyusunan laporan : 21 Januari 2017 s/d 14 Februari 2017
Penyajian laporan
: Maret 2017
III.10 Biaya Penelitian
Amitriptilin 2 x 14 x 35 x @Rp.250,-
= Rp.
245.000
Gabapentin 2 x 14 x 35 x @Rp.5.000,-
= Rp. 4.900.000
Pregabalin 2 x 14 x 35 x @Rp.11.000,-
= Rp.10.780.000
Biaya pencetakan lembaran pengumpulan data
= Rp.
Biaya penulisan laporan penelitian
= Rp. 1.000.000
Jumlah
= Rp.17.225.000
300.000
64
Universitas Sumatera Utara
65
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV.1. HASIL PENELITIAN
IV.1.1. Karakteristik Subjek Penelitian Nyeri Neuropati Diabetika
Dari keseluruhan pasien nyeri neuropati diabetika yang berobat
jalan di Poliklinik Neurologi dan Endokrinologi FK USU / RSUP H. Adam
Maliik Medan serta rumah sakit jejaringnya pada periode April 2015
hingga November 2016, terdapat 75 pasien yang telah memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi sehingga diikutkan dalam penelitian.
Terdapat 75 orang penderita nyeri neuropati diabetika yang ikut
dalam penelitian yang terdiri dari 44 orang laki - laki (58,7%) dan 31 orang
(41,3%) perempuan. Dari keseluruhan subjek nyeri neuropati diabetika
memiliki rentang usia 45 tahun hingga 74 tahun, dengan rerata usia 58,3
(± 6,94) tahun. Kemudian dari 75 orang subjek nyeri neuropati diabetika,
suku yang terbanyak adalah suku Batak yaitu 47 orang (62,6%), Jawa 18
orang (24,0%), Padang dan Aceh masing – masing 5 orang (6,7%).
Sementara itu tingkat pendidikan yang paling banyak dari seluruh
subjek nyeri neuropati diabetika adalah tingkat SLTA yaitu sebanyak 34
orang (45,3%) dan yang paling sedikit adalah yang tingkat pendidikannya
SLTP yang berjumlah 3 orang (4,0%).
Keseluruhan gambaran karakteristik dari subjek penelitian ini
disajikan pada tabel 1.
65
Universitas Sumatera Utara
66
Tabel 1. Gambaran Karakteristik Demografik Subjek Penelitian Nyeri
Neuropati Diabetika
Variabel
Total
Amitriptilin
Gabapentin
Pregabalin
75 (100)
25 (33,3)
25 (33,3)
25 (33,3)
44 (58,7)
31 (41,3)
16 (21,3)
9 (12,0)
16 (21,3)
9 (12,0)
12 (16,0)
13 (17,3)
58,34
(±6,94)
59,36
(±6,10)
57,68
(±6,62)
54,80
(±7,56)
Suku (%)
Batak
Jawa
Aceh
Padang
47 (62,6)
18 (24,0)
5 (6,7)
5 (6,7)
20 (26,6)
4 (5,3)
0 (0)
1 (1,3)
15 (20,0)
6 (8,0)
2 (2,7)
2 (2,7)
12 (16,0)
8 (10,7)
3 (4,0)
2 (2,7)
Pendidikan (%)
SD
SLTP
SLTA
Akademi
Sarjana
18 (24,0)
3 (4,0)
34 (45,3)
6 (8,0)
14 (18,7)
3 (4,0)
0 (0)
15 (20,0)
4 (5,3)
3 (4,0)
7 (9,3)
2 (2,7)
8 (10,7)
1 (1,3)
7(9,3)
8 (10,7)
1 (1,3)
11 (14,6)
1 (1,3)
4 (5,3)
Durasi DM (Tahun)
6,56
(± 3,18)
6,44
(± 2,51)
6,48
(±3,38)
6,76
(±3,67)
IMT (Kg/ m2)
23,87
(± 3,34)
24,21
(± 3,82)
23,80
(±2,14)
23,79
(±3,80)
HbA1c (%)
7,79
(±1,02)
7,78
(± 1,01)
7,93
(±1,24)
7,66
(±0,78)
Rerata NRS pre
5,76
(± 0,99)
5,88
(± 1,05)
5,64
(±1,03)
5,76
(±0,92)
Rerata NRS post
3,24
(± 0,83)
3,56
(± 0,96)
3,08
(±0,81)
3,12
(±0,88)
n (%)
Jenis kelamin (%)
Laki - laki
Perempuan
Umur (Tahun)
66
Universitas Sumatera Utara
67
Rerata durasi atau lamanya menderita diabetes melitus adalah 6,56
(± 3,18) tahun, dengan durasi paling rendah adalah 3 tahun dan paling
tinggi adalah 14 tahun. Rerata IMT dari seluruh subjek nyeri neuropati
diabetika adalah 23,87 (± 3,34) Kg/m 2, sedangkan rerata kadar HbA1c
dari seluruh subjek nyeri neuropati diabetika adalah 7,79 (± 1,02)%.
Rerata NRS seluruh subjek nyeri neuropati diabetika sebelum diberikan
obat adalah 5,76 (± 0,99), sedangkan rerata NRS seluruh subjek nyeri
neuropati diabetika setelah diberikan obat adalah 3,24 (± 0,83)
IV.1.2. Karakteristik Subjek Penelitian Neuralgia Trigeminal
Dari keseluruhan pasien neuralgia trigeminal yang berobat jalan di
Poliklinik Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam Maliik Medan dan rumah
sakit jejaringnya pada periode April 2015 hingga November 2016, terdapat
30 pasien yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sehingga
diikutkan dalam penelitian.
Terdapat 32 orang penderita neuralgia trigeminal yang ikut dalam
penelitian, dengan 2 orang subjek drop out, sehingga terdapat 30 orang
yang terdiri dari 10 orang Laki - laki (33,3%) dan 20 orang (66,7%)
perempuan. Dari keseluruhan subjek neuralgia trigeminal memiliki rentang
usia 39 tahun hingga 77 tahun, dengan rerata usia 56,03 (±12,32) tahun.
Suku yang terbanyak adalah suku Batak yaitu 15 orang (50,0%),
Jawa 12 orang (40,0%), Padang 2 orang (6,7%) dan Aceh 1 orang (3,3%).
67
Universitas Sumatera Utara
68
Keseluruhan gambaran karakteristik dari subjek penelitian ini disajikan
pada tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Gambaran Karakteristik Demografik Subjek Penelitian
Neuralgia Trigeminal
Variabel
Total
Amitriptilin
Gabapentin
Pregabalin
n (%)
30 (100)
10 (33,3)
10 (33,3)
10 (33,3)
Jenis kelamin (%)
Laki - laki
Perempuan
10 (33,3)
20 (66,7)
6 (20,0)
4 (13,3)
1 (3,3)
9 (30,0)
3 (10,0)
7 (23,3)
56,03
(±12,32)
53,60
(±10,81)
56,00
(±12,99)
58,50
(±13,77)
Suku (%)
Batak
Jawa
Aceh
Padang
15 (50,0)
12 (40,0)
1 (3,3)
2 (6,7)
6 (20,0)
3 (10,0)
0 (0)
1 (3,3)
6 (20,0)
3 (10,0)
0 (0)
1 (3,3)
3 (10,0)
6 (20,0)
1 (3,3)
0 (0)
Pendidikan (%)
SD
SLTP
SLTA
Akademi
Sarjana
10 (33,3)
3 (10,0)
11 (36,7)
2 (6,7)
4 (13,3)
2 (6,7)
2 (6,7)
2 (6,7)
0 (0)
4 (13,3)
1 (3,3)
1 (3,3)
6 (20,0)
2 (6,7)
0 (0)
7 (23,3)
0 (0)
3 (10,0)
0 (0)
0 (0)
Rerata NRS pre
5,97
(± 0,76)
5,30
(± 0,48)
6,10
(±0,74)
6,50
(±0,53)
Rerata NRS post
3,87
(± 0,63)
3,90
(± 0,57)
3,70
(±0,67)
4,00
(±0,67)
Umur (Tahun)
Sementara itu tingkat pendidikan yang paling banyak jumlahnya
adalah tingkat SLTA yaitu sebanyak 11 orang (36,7%) dan yang paling
sedikit adalah yang tingkat pendidikannya setingkat Akademi sebanyak 2
68
Universitas Sumatera Utara
69
orang (6,7%). Rerata NRS sebelum perlakuan untuk seluruh subjek
neuralgia trigeminal adalah 5,97 (± 0,76), sedangkan rerata NRS setelah
perlakuan untuk seluruh subjek neuralgia trigeminal adalah 3,87 (± 0,63).
IV.1.3. Perbedaan Efek Amitriptilin Terhadap Perubahan Intensitas
Nyeri Berdasarkan NRS Sebelum dan Setelah Perlakuan Pada
Penderita Nyeri Neuropati Diabetika
Sebelum mendapat perlakuan, rerata nilai NRS pada penderita
nyeri neuropati diabetika kelompok amitriptilin adalah 5,88 (± 1,05).
Setelah mendapatkan perlakuan terjadi perubahan nilai NRS, dimana
rerata nilai NRS setelah perlakuan adalah 3,56 (± 0,96). Terdapat
perbedaan yang signifikan dari rerata nilai NRS sebelum dan sesudah
permberian amitriptilin pada penderita nyeri neuropati diabetika sebesar
2,32 (± 0,85) dengan nilai p < 0,001 seperti yang terlihat pada tabel 3 dan
gambar 10 di bawah ini.
Tabel 3. Perbedaan Rerata NRS Sebelum dan Setelah Pemberian
Amitriptilin Pada Penderita Nyeri Neuropati Diabetika
Rerata (SD)
NRS Sebelum
NRS Setelah
Selisih (SD)
CI 95%
p*
2,32 (0,85)
1,97 – 2,67