Peramalan Kasus Hiv Di Kota Medan Tahun 2012-2016

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
HIV (Human Imunodeficiency Virus) merupakan penyebab penyakit yang di
kenal sebagai AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). AIDS merupakan
penyakit yang sangat berbahaya karena mempunyai CFR (Case Fatality Rate) 100%
dalam 5 tahun dan menjadi masalah kesehatan global serta tersebar hampir di seluruh
negara di dunia, termasuk Indonesia. Masalah tersebut mencakup angka kejadian HIV
yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun dengan angka kematian yang tinggi
(UNAIDS, 2011).
Berdasarkan perkiraan statistik global yang diumumkan oleh UNAIDS/WHO
orang yang hidup dengan HIV tahun 2010, mencapai 34 juta orang. Proporsi orang
dewasa penderita HIV, 50% adalah perempuan, anak-anak yang hidup dengan HIV
mencapai 3,4 juta orang, orang yang baru terinfeksi HIV mencapai 2,7 juta orang dan
anak-anak yang baru terinfeksi HIV mencapai 390.000 orang. Menurut perhitungan
WHO, seorang penderita HIV berpotensi menulari sekitar 200 orang lainnya (WHO,
UNAIDS & UNICEF, 2011).
Menurut UNAIDS epidemi yang paling parah di dunia adalah di Afrika
Selatan, di estimasi 5,6 juta orang di Afrika Selatan orang hidup dengan HIV. Hampir
setengah dari kematian akibat penyakit terkait AIDS pada tahun 2010 terjadi di

Afrika Selatan. Negara Karibia, merupakan prevalensi tertinggi kedua daerah HIV

Universitas Sumatera Utara

setelah sub Sahara Afrika serta negara Asia dikelompokkan dalam negara kedua
terbesar orang yang hidup dengan HIV (UNAIDS, 2011).
Penderita HIV pertama di Indonesia dilaporkan adalah seorang wisatawan
Belanda yang mengunjungi Bali pada tahun 1987. Pada tahun 1987, di Indonesia
hanya ada sembilan kasus HIV kemudian jumlah ini terus bertambah setiap tahun.
Kasus HIV di Indonesia saat ini sungguh memprihatinkan. Jika pada tahun 2005
terdapat 2.639 kasus HIV, akhir tahun 2010 angkanya sudah meningkat tajam
menjadi 4.158 kasus. Secara kumulatif kasus HIV sejak 1 Januari 1987 sampai
dengan 30 September 2012 sebanyak 92.251 kasus pada 33 provinsi dan 300
kabupaten/kota. Rate kumulatif kasus HIV Nasional sampai dengan September 2012
adalah 16,59 per 100.000 penduduk (berdasarkan data BPS 2011, jumlah penduduk
Indonesia 238.893.400 jiwa) dengan rasio kasus HIV antara laki-laki dan perempuan
adalah 3:1 (Depkes RI, 2012).
Komisi Penanggulangan HIV (KPA), menyatakan bahwa hasil kajian para
ahli epidemiologi Indonesia tentang kecenderungan epidemi HIV, maka pada tahun
2010 jumlah kasus HIV menjadi 400.000 orang dengan kematian 100.000 orang dan

pada tahun 2015 menjadi 1.000.000 orang dengan kematian 350.000 orang. Penularan
dari sub-populasi berperilaku berisiko kepada isteri atau pasangannya akan terus
berlanjut Diperkirakan pada akhir tahun 2015 akan terjadi penularan HIV secara
kumulatif pada lebih dari 38.500 anak yang dilahirkan dari ibu yang sudah terinfeksi
HIV (Komunitas AIDS Indonesia, 2011).

Universitas Sumatera Utara

Menurut Depkes RI (2011), Provinsi Sumatera Utara menduduki peringkat
ke-8 dari 33 propinsi di Indonesia dengan jumlah kasus HIV sebanyak 5.935 kasus
selama tahun 2005-2012. Kota Medan merupakan kota yang memiliki prevalensi
penderita HIV tertinggi di Sumatera Utara sejak ditemukan pertama kali pada tahun
1992, kasus HIV sebanyak 2.616 kasus sampai dengan Oktober 2012 dan meninggal
sebanyak 722 orang (Dinkes Provinsi Sumut, 2012).
Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kota Medan bahwa penderita HIV untuk
lima tahun terakhir, yaitu tahun 2007 berjumlah 311 orang, tahun 2008 berjumlah 347
orang, tahun 2009 berjumlah 364 orang, tahun 2010 berjumlah 452 orang dan tahun
2011 berjumlah 575 orang. Dari seluruh penderita HIV dilaporkan jumlah yang
meninggal sebanyak 560 orang (Dinkes Kota Medan, 2012).
Salah satu efek jangka panjang endemi HIV yang telah meluas seperti yang

telah terjadi di Papua adalah dampaknya pada indikator demografi. Karena tingginya
proporsi kelompok umur yang lebih muda terkena penyakit yang membahayakan ini,
dapat diperkirakan nantinya akan menurunkan angka harapan hidup. Karena semakin
banyak orang yang diperkirakan hidup dalam jangka waktu yang lebih pendek,
kontribusi yang diharapkan dari mereka pada ekonomi nasional dan perkembangan
sosial menjadi semakin kecil dan kurang dapat diandalkan. Pada tingkat makro,
sumber daya yang seharusnya digunakan untuk aktivitas produktif terpaksa dialihkan
pada perawatan kesehatan, waktu yang terbuang untuk merawat anggota keluarga
yang sakit, dan lainnya,juga akan meningkat (KPA, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa jumlah penderita HIV terus
mengalami peningkatan yang dapat menimbulkan kematian. Salah satu upaya yang
perlu dilakukan adalah membentuk strategi program penanggulangan HIV. Sebelum
di bentuk program tersebut, terlebih dahulu dilakukan suatu perencanaan. Karena
perencanaan merupakan sesuatu kebutuhan atau aktivitas pada masa-masa
mendatang, maka suatu prinsip yang harus dilakukan adalah meramalkan
(forecasting) mengenai yang akan terjadi pada masa yang akan datang (Assauri,
1984).

Menurut Hanke (1999) pengenalan terhadap operasi teknik peramalan pada
data berkala (time series) menghasilkan kejadian historis mengarah ke identifikasi
lima tahapan proses peramalan yaitu; pengumpulan data, pemadatan dan pengurangan
data, penyusunan model dan evaluasi, ekstrapolasi model (peramalan aktual), serta
evaluasi peramalan. Data yang di maksud adalah data berkala (time series). Data
berkala adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan
suatu rangkaian kegiatan. Hasil peramalan yang akurat diharapkan mampu
memberikan gambaran suatu program di masa yang akan datang, sehingga kinerja
suatu program dapat ditingkatkan melalui perencanaan yang baik.
Analisis time series ialah salah satu metode statistika yang digunakan untuk
meramalkan struktur probabilistik keadaan yang akan terjadi di masa yang akan
datang dalam rangka pengambilan suatu keputusan (Wei, 2006). Kejadian HIV
memiliki dependensi waktu seseorang yang mengidap penyakit tersebut. Dependensi
waktu tersebut berkaitan dengan lama usia hidup seseorang menjadi penderita HIV

Universitas Sumatera Utara

dan berpotensi menyebarkan ke orang lain dalam periode waktu tersebut, sehingga
kejadian HIV dapat dijelaskan dengan menggunakan analisis time series.
Ada banyak metode peramalan pada analisis time series. Salah satunya adalah

metode Autoreggressive Integrated Moving Average (ARIMA), yaitu suatu metode
yang menghasilkan ramalan berdasarkan sintesis dari pola data secara historis
(Arsyad, 1995). ARIMA merupakan suatu teknik yang mengabaikan independen
variabel dalam melakukan peramalan. Model ini hanya menggunakan nilai-nilai
sekarang dan masa lalu dari dependen variabel untuk melakukan peramalan jangka
pendek yang akurat. Metode ini di sebut juga dengan metode Box-Jenkins.
Keakuratan hasil peramalan menggunakan metode ARIMA juga di dukung tahapan
identifikasi, penaksiran dan pengujian serta penerapan model.
Pemodelan mengenai fenomena HIV pernah dilakukan Johnson dan
Dorrington (2006), pemodelan yang dilakukan ialah pemodelan mengenai HIV yang
terjadi di Afrika Selatan terkait dengan demografi dan dugaan terjadinya intervensi.
Model yang digunakan ialah model ASSA 2002 untuk mengestimasi pengaruh antara
kelompok proyeksi demografi terhadap HIV di Afrika Selatan. Nyabadza (2008)
melakukan pemodelan pencegahan HIV dengan pertahanan diri di Afrika Selatan
dengan menggunakan SSS (steady state station). Namun, pemodelan dengan
menggunakan analisis time series mengenai fenomena HIV pada daerah yang
bersangkutan masih sangat terbatas dilakukan.
Untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan jumlah penderita HIV yang
dapat


mengakibatkan

jumlah

kematian

semakin

tinggi

maka

perliu

Universitas Sumatera Utara

memperkirakan/meramalkan berapa jumlah penderita HIV di Kota Medan untuk
tahun 2012-2016. Alasan peramalan antara tahun 2012-2016 untuk mendapatkan
hasil peramalan yang lebih akurat (5 tahun), jika peramalan dilakukan untuk jangka
panjang maka tingkat keakuratan peramalan menjadi rendah.


1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan dalam
penelitian ini adalah belum diketahui perkiraan jumlah penderita HIV di Kota Medan
pada tahun 2012-2016 dengan metode ARIMA yang diperlukan untuk menyusun
kebijakan penanggulangan HIV di masa yang akan datang.

1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui hasil peramalan jumlah penderita HIV terdahulu (2007-2011)
dengan metode ARIMA, dan dapat digunakan untuk meramalkan jumlah penderita
HIV (2012-2016) di masa mendatang di Kota Medan.

1.4 Hipotesis
Tidak ada perbedaan jumlah penderita HIV hasil peramalan dengan jumlah
penderita HIV aktual di Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

1.5 Manfaat Penelitian
1) Penelitian ini sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan dalam

upaya meningkatkan pencegahan dan menyusun kebijakan penanggulangan HIV
di masa yang akan datang
2) Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang analisis data time series terkait
dengan jumlah penderita HIV.

Universitas Sumatera Utara