Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) pada Inspektorat Kota Subulussalam Chapter III VI
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1
Kerangka Konsep
Sugiyono
(2008)
menyatakan
bahwa
kerangka
konsep
akan
menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu antara
variabel independen dengan variabel dependen.
Untuk mendapatkan hasil audit yang berkualitas, banyak faktor-faktor
yang dapat mempengaruhinya, diantaranya dari sisi perencanaan audit,
pelaksanaan audit, pelaporan dan prinsip etika merupakan tolak ukur keberhasilan
auditor dalam menjalankan tugasnya sehingga dilakukan analisis faktor untuk
mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hasil audit tersebut. Analisis
bertahap sehingga diperoleh hasil Sig KMO > 0,5 and Bartlett’s Test < 0,05. Hasil
analisis faktor inilah yang kemudian menjadi kerangka konsep dalam penelitian
ini.
Sesuai dengan teori agensi yang menjelaskan adanya konflik kepentingan
antara manajemen selaku agen dan pemilik serta entitas lain dalam kontrak (misal
kreditur) selaku prinsipal. Maka dalam hal pengawasan yang dilakukan oleh APIP
daerah terlihat adanya benturan kepentingan antara manajemen (pemerintah)
dengan kepentingan stakeholder (masyarakat), yang seringkali mendorong
manajemen melakukan kecurangan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka
dan mengamankan posisi mereka tanpa memandang bahaya yang ditimbulkan
Universitas Sumatera Utara
terhadap stakeholder baik para pengguna maupun pemeriksa laporan baik
menyangkut keuangan maupun non keuangan. Dalam hal ini, audit yang
dilakukan oleh Inspektorat daerah bertujuan dalam rangka mengurangi dan
meminimalisir kecurangan yang mungkin terjadi, sehingga akan didapat kualitas
hasil audit yang diharapkan.
Dengan adanya perencanaan audit maka audit akan lebih terarah dan
mendapatkan hasil sesuai tujuan. Semakin baik perencanaan audit maka akan
didapat kualitas hasil audit yang baik pula. Pelaksanaan audit yang dilakukan
APIP harus berpedoman pada standar audit APIP sehingga siapapun auditor yang
melakukan audit pada tempat yang sama akan didapat hasil yang sama
dikarenakan standar audit yang digunakan sama yaitu standar audit APIP.
Pelaksanaan audit yang berpedoman dengan standar audit akan menciptakan
kualitas hasil audit yang baik. Pelaporan yang dihasilkan oleh auditor juga
mencerminkan kualitas suatu audit. Laporan yang baik itu memuat hal-hal yang
berkaitan dengan kondisi temuan, kriteria, akibat, sebab dan rekomendasi yang
diberikan oleh auditor sebagai evaluasi dan perbaikan kinerja yang akan datang.
Laporan juga harus tepat waktu dan dijaga kerahasiaannya. Semakin baik
pelaporan audit maka akan semakin baik kualitas hasil audit. Pada dasarnya setiap
tindakan harus mematuhi etika sebagai prinsip moral yang wajib dipegang teguh
seorang auditor. Semakin tinggi kepatuhan auditor terhadap etika audit maka
kualitas hasil audit semakin tinggi pula.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan logis antara variabel independen dan variabel dependen
digambarkan secara ilustratif dengan kerangka konseptual penelitian berikut ini:
Perencanaan Audit (X1)
A.
B.
C.
D.
Pelaksanaan Audit (X2)
Mengelola kegiatan (X2.1)
Sifat kerja kegiatan (X2.2)
Perencanaan Penugasan (X2.3)
Pelaksanaan penugasan (X2.4)
Kualitas Hasil Audit
(Y)
Pelaporan (X3)
A. Komunikasi hasil (X3.1)
A.
B.
C.
D.
E.
Prinsip Etika (X4)
Obyektifitas (X4.1)
Kerahasiaan (X4.2)
Kompetensi (X4.3)
Akuntabel (X4.4)
Prilaku Profesional (X4.5)
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
Dari kerangka konsep pada gambar 3.1 dapat dilihat bahwa ada 4 (empat)
variabel dengan beberapa faktor yang merupakan dimensi dari variabel
independen. Data diolah dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and
Service Solution (SPSS).
3.2
Hipotesis Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sugiyono (2008) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap perumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban
yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar
kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang
dirumuskan.
Berdasarkan telaah teoritis, hasil-hasil penelitian terdahulu serta kerangka
konsep tentang perencanaan audit, pelaksanaan audit, pelaporan dan prinsip etika
terhadap kualitas hasil audit, maka dapat dikembangkan hipotesis dengan
penjelasan sebagai berikut :
3.2.1
Pengaruh Perencanaan Audit terhadap Kualitas Hasil Audit
Pohan (2015) meneliti tentang analisis pengaruh keahlian, independensi,
perencanaan audit dan supervisi audit terhadap kualitas audit dengan motivasi
sebagai variabel moderating (studi kasus pada Inspektorat Provinsi Sumatera
Utara) dan menemukan bahwa perencanaan audit berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit. Teori Agensi digunakan untuk menjelaskan pengaruh perencanaan
audit terhadap kualitas hasil audit. Perencanaan audit yang matang akan sangat
menentukan kesuksesan audit. Perencanaan audit yang semakin baik akan dapat
meningkatkan kualitas hasil audit. Maka hipotesis yang dibangun adalah:
H1 : Perencanaan audit berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
3.2.2
Pengaruh Pelaksanaan Audit terhadap Kualitas Hasil Audit
Universitas Sumatera Utara
Pohan (2015) meneliti tentang analisis pengaruh keahlian, independensi,
perencanaan audit dan supervisi audit terhadap kualitas audit dengan motivasi
sebagai variabel moderating (studi kasus pada Inspektorat Provinsi Sumatera
Utara) dan menemukan bahwa supervisi audit berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit, motivasi dalam diri APIP dapat menghasilkan audit yang
berkualitas. Hal ini diperkuat oleh Al-Khaddash, et.al. (2013) juga melakukan
penelitian tentang factors affecting the quality of auditing: the case of Jordanian
Commercial Banks dan menemukan bahwa efisiensi audit berpengaruh signifikan
terhadap kualitas hasil audit.
Penelitian Bolang dan Sylvie (2013) tentang pengaruh kompetensi,
independensi dan pengalaman terhadap kualitas audit aparat Inspektorat Kota
Tomohon dalam pengawasan pengelolaan keuangan daerah menyebutkan bahwa
pengalaman kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit
dari pegawai negeri yang bekerja di Inspektorat.
Dalam mencapai hasil audit yang berkualitas, pelaksanaan audit yang
sesuai standar audit sangat diperlukan, mencakup :
a. Mengelola kegiatan audit intern
Kegiatan audit intern menambah nilai auditi ketika memberikan jaminan
obyektif dan relevan, dan berkontribusi terhadap efektifitas dan efisiensi
proses tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian.
b. Sifat kerja kegiatan audit
Universitas Sumatera Utara
Auditor harus mengevaluasi proses tata kelola sektor publik, manajemen
risiko, dan pengendalian intern auditi secara keseluruhan sebagai satu
kesatuan yang tidak dipisahkan.
c. Perencanaan penugasan audit intern
Rencana penugasan audit intern dimaksudkan untuk menjamin bahwa tujuan
audit intern tercapai secara berkualitas, ekonomis, efisien dan efektif.
d. Pelaksanaan penugasan audit intern
Auditor
harus
mengidentifikasi,
menganalisis,
mengevaluasi,
dan
mendokumentasikan informasi yang memadai untuk mencapai tujuan
penugasan audit intern.
Teori agensi digunakan untuk menjelaskan pengaruh pelaksanaan audit
terhadap kualitas hasil audit. Pelaksanaan audit yang semakin baik akan mampu
meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan. Dalam pelaksanaan audit diperlukan
auditor yang berpengalaman. Auditor yang tidak berpengalaman akan melakukan
atribusi kesalahan lebih besar dibandingkan dengan auditor yang berpengalaman,
sehingga dapat mempengaruhi kualitas audit. Pengalaman auditor akan menjadi
bahan pertimbangan yang baik dalam mengambil keputusan dalam tugas auditnya.
Berdasarkan pernyataan di atas dimunculkan hipotesis berikut :
H2.1 : Mengelola kegiatan berpengaruh terhadap kualitas hasil audit
H2.2 : Sifat kerja kegiatan berpengaruh terhadap kualitas hasil audit
H2.3 : Perencanaan penugasan berpengaruh terhadap kualitas hasil audit
H2.4 : Pelaksanaan penugasan berpengaruh terhadap kualitas hasil audit
Universitas Sumatera Utara
3.2.3
Pengaruh Pelaporan terhadap Kualitas Hasil Audit
Menurut Sukriah, dkk (2009), kualitas hasil audit merupakan kualitas kerja
auditor yang di tunjukkan dengan laporan hasil audit yang dapat diandalkan
berdasarkan standar yang telah ditetapkan.
Dalam pelaporan, hal yang perlu diperhatikan berdasarkan SAIPI adalah
komunikasi hasil penugasan audit intern. Komunikasi ini penting untuk
menyampaikan
hasil
penugasan
audit
kepada
auditi,
menghindari
kesalahpahaman, menjadi bahan untuk melakukan perbaikan dan memudahkan
dalam pemantauan tindak lanjut.
Teori agensi digunakan untuk menjelaskan pengaruh pelaporan hasil audit
terhadap kualitas hasil audit. Laporan hasil audit yang dibuat oleh auditor
merupakan media auditor menuangkan hasil audit berupa temuan, kriteria, akibat,
sebab dan rekomendasi. Dari laporan ini kepala daerah dapat menilai kinerja suatu
SKPD dalam pengelolaan keuangan yang terjadi di SKPD tersebut. Semakin baik
dan bermanfaat suatu pelaporan maka hasil audit akan semakin berkualitas.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang akan dibangun adalah :
H3.1
: Komunikasi hasil penugasan audit intern berpengaruh terhadap
kualitas hasil audit.
3.2.4
Pengaruh Prinsip Etika terhadap Kualitas Hasil Audit
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan KE-AIPI (AAIPI, 2014), ada beberapa prinsip etika yang
harus dipegang oleh auditor diantaranya:
a. Obyektifitas
Prinsip objektivitas menentukan kewajiban bagi auditor intern pemerintah
untuk berterus terang, jujur secara intelektual dan bebas dari konflik
kepentingan.
b. Kerahasiaan
Auditor intern pemerintah harus menghormati nilai dan kepemilikan informasi
yang diterima dan tidak mengungkapkan informasi tanpa kewenangan yang
tepat, kecuali ada ketentuan perundang-undangan atau kewajiban profesional
untuk melakukannya.
c. Kompetensi
Auditor
intern
pemerintah
menerapkan
pengetahuan,
keahlian
dan
keterampilan, serta pengalaman yang diperlukan dalam pelaksanaan layanan
pengawasan intern.
d. Akuntabel
Auditor intern pemerintah wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas
kinerja dan tindakannya kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan
untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
e. Prilaku Profesional
Universitas Sumatera Utara
Auditor intern pemerintah sebaiknya bertindak dalam sikap konsisten dengan
menjaga reputasi profesi yang baik dan menahan diri dari segala prilaku yang
mungkin menghilangkan kepercayaan kepada profesi pengawasan intern atau
organisasi.
Tarigan, Malem dkk. (2013) meneliti tentang pengaruh kompetensi, etika
dan fee audit terhadap kualitas audit menunjukkan bahwa etika memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang
dilakukan oleh Maramis dan Anggiline (2013) meneliti tentang pengaruh
kompetensi, independensi, dan etika terhadap kualitas auditor pada aparat
Inspektorat dalam pengawasan pengelolaan keuangan daerah Kota Bitung yang
menunjukkan bahwa etika memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas
audit. Mabruri dan Winarna (2010) meneliti tentang analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah dan hasil
penelitian menunjukkan bahwa obyektifitas dan integritas berpengaruh secara
signifikan terhadap kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah.
Perilaku auditor menurut teori atribusi untuk menjelaskan pengaruh
prinsip etika terhadap kualitas hasil audit. Dengan semakin baiknya auditor
memegang prinsip etika maka akan semakin berkualitas hasil audit yang didapat.
Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis yang dirumuskan adalah:
H4.1
: Obyektifitas berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
H4.2
: Kerahasiaan berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
H4.3
: Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
Universitas Sumatera Utara
3.2.5
H4.4
: Akuntabel berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
H4.5
: Prilaku profesional berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
Pengaruh Perencanaan Audit, Pelaksanaan Audit, Pelaporan dan
Prinsip Etika terhadap Kualitas Hasil Audit
Menurut AAIPI (2013 dan 2014), SAIPI dan KE-AIPI sangat perlu
dijadikan pedoman/panduan pada perencanaan audit, pelaksanaan audit, pelaporan
dan prinsip etika agar mendapatkan hasil audit yang berkualitas. Dengan demikian
hipotesis yang dirumuskan adalah:
H5
: Perencanaan audit, pelaksanaan audit, pelaporan dan prinsip etika
secara simultan berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian kausal, yaitu tipe
penelitian dengan karakteristik masalah sebab akibat antara dua variabel atau
lebih, untuk melihat hubungan perencanaan audit, pelaksanaan audit, pelaporan
dan prinsip etika berpengaruh terhadap kualitas hasil audit pada Inspektorat Kota
Subulussalam.
4.2
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Inspektorat Kota Subulussalam yang
berlokasi di Jalan Pertemuan Nomor 16 Subulussalam.
4.3
Populasi dan Sampel
Menurut Sarjono dan Julianita (2011) populasi merupakan “seluruh
karakteristik yang menjadi objek penelitian, dimana karakteristik tersebut
berkaitan dengan seluruh kelompok orang, peristiwa, atau benda yang menjadi
pusat perhatian bagi peneliti”. Lubis (2016) menjelaskan populasi adalah
sekelompok orang, kejadian, sesuatu yang mempunyai karakteristis tertentu yang
diteliti.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Lubis (2016) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti. Jenis penelitian ini adalah sensus, seluruh populasi yaitu pegawai
Inspektorat Kota Subulussalam sejumlah 33 orang dijadikan sampel yang terdiri
atas :
4.4
-
Sekretaris
1 orang
-
Inspektur Pembantu
-
Kasubbag
3 orang
-
Auditor
4 orang
-
Staf
22 orang
Jumlah
33 orang
3 orang
Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan
kuesioner, yaitu daftar pernyataan yang diberikan kepada responden dengan
maksud agar orang yang di beri angket tersebut, bersedia memberikan respon
sesuai dengan permintaan (Idrus, 2009). Metode yang digunakan adalah survey,
merupakan pengumpulan data primer yang diperoleh langsung dari sumber asli.
Kuesioner pada variabel perencanaan audit dan kualitas hasil audit
diadopsi dari Silaen (2016), obyektifitas, kompetensi dan prilaku profesional
diadopsi dari Nasri (2015), akuntabel diadaptasi dari Nirwana (2014), sedangkan
variabel lainnya memodifikasi dari AAIPI (2013 dan 2014) dalam SAIPI dan KE-
Universitas Sumatera Utara
AIPI. Dalam penelitian ini yang akan diberikan kuesioner adalah semua pegawai
Inspektorat Kota Subulussalam yang berjumlah 33 (tiga puluh tiga) orang yang
akan dikirimi dan diminta untuk mengisi kuesioner berisi kumpulan pernyataan
tentang perencanaan audit, pelaksanaan audit, pelaporan, prinsip etika dan kualitas
hasil audit. Responden akan memberikan jawabannya berupa pilihan-pilihan
terhadap pernyataan tertentu dalam kuesioner.
Penelitian ini menggunakan jenis skala pengukuran skala interval.
Menurut Sarjono dan Julianita (2011) skala interval adalah “skala yang memiliki
urutan dan interval/jarak yang sama antar kategori atau titik-titik terdekatnya,
dimana antara kategori yang satu dan kategori yang lain memiliki keterkaitan”.
Skala interval yang digunakan adalah dengan 5 (lima) alternatif jawaban
yaitu: (1) untuk jawaban sangat tidak setuju, (2) untuk jawaban tidak setuju, (3)
untuk jawaban netral (4) untuk jawaban setuju, (5) untuk jawaban sangat setuju.
4.5
Defenisi Operasional Variabel
Menurut Indriantoro dan Supomo (1999) “variabel adalah segala sesuatu
yang dapat diberi berbagai macam nilai”. Variabel penelitian merupakan segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga
diperoleh
informasi
tentang
hal
tersebut,
kemudian
ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2008).
Defenisi operasional variabel adalah suatu defenisi yang diberikan kepada
suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan
Universitas Sumatera Utara
kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur
konstrak atau variabel tersebut. (Nazir, 2003 dalam Hasibuan, 2016).
Penelitian ini menggunakan empat variabel independen yaitu perencanaan
audit (X1), pelaksanaan audit (X2), pelaporan (X3), Prinsip Etika (X4) dan variabel
dependen yaitu kualitas hasil audit (Y) pada Inspektorat Kota Subulussalam.
Defenisi operasional masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
1. Kualitas Hasil Audit
Kualitas hasil audit merupakan ukuran baik buruknya pendapat dan simpulan
atas hasil audit yang dilaksanakan oleh auditor serta seberapa besar manfaat yang
diperoleh dari kegiatan tersebut.
Indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas hasil audit adalah :
a. Kelemahan pengendalian intern
b. Penyimpangan dari Peraturan Perundang-undangan
c. Pendistribusian laporan hasil pemeriksaan
d. Tindak lanjut hasil audit
2. Perencanaan Audit
Perencanaan audit merupakan segala persiapan tentang pemahaman auditor
terhadap tupoksi program dan kegiatan auditi guna pembuatan peta resiko,
penentuan tujuan audit, metodologi audit, penentuan personil dan pembagian
tugas audit serta teknik audit sebelum dan selama melakukan proses audit.
Indikator digunakan untuk mengukur perencanaan audit adalah :
Universitas Sumatera Utara
a. Pengetahuan tentang lembaga/organisasi auditi melalui survey awal
b. Laporan audit aparat pengawas sebelumnya
c. Komunikasi dengan auditor sebelumnya
d. Persiapan rencana audit yang memuat detail tujuan audit, metode audit, peta
resiko entitas yang akan diaudit, pembagian tugas audit.
3. Pelaksanaan Audit
Pelaksanaan audit merupakan kegiatan auditor memeriksa suatu kegiatan
untuk menilai kegiatan tersebut sudah sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang berlaku.
Indikator digunakan untuk mengukur pelaksanaan audit adalah :
a. Berpedoman pada standar audit
b. Menyusun rencana audit
c. Mengelola sumber daya
d. Menetapkan sasaran, ruang lingkup audit, kebijakan dan prosedur
e. Melakukan koordinasi
f.
Mendeteksi resiko
g. Memahami tugas pokok dan fungsi dari auditi
h. Membuat Program Kerja Pengawasan (PKP)
i.
Mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mendokumentasikan
informasi.
j.
Melakukan supervisi.
4. Pelaporan
Universitas Sumatera Utara
Pelaporan merupakan tahap akhir dari proses audit berupa media komunikasi
untuk menuangkan hasil audit.
Indikator digunakan untuk mengukur pelaporan adalah :
a. Disusun berpedoman pada standar audit
b. Memuat saran perbaikan/rekomendasi
c. Menyajikan informasi tepat waktu dan tepat isi
d. Pendistribusian laporan hasil pemeriksaan kepada pihak yang tepat.
5. Prinsip Etika
Prinsip etika merupakan aturan perilaku yang harus dimiliki oleh seorang
auditor berdasarkan Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia (KE-AIPI).
Indikator digunakan untuk mengukur prinsip etika adalah :
a. Memiliki integritas
b. Obyektifitas
c. Menjaga kerahasiaan informasi
d. Memiliki kompetensi
e. Akuntabel
f. Berperilaku professional
Secara ringkas, operasionalisasi variabel dapat dilihat pada Tabel 4.1
berikut:
Tabel 4.1
Defenisi Operasional Variabel
Nama Variabel
Variabel
Dependen
Defenisi Operasional
Pengukuran Variabel
Skala
Universitas Sumatera Utara
Kualitas Hasil
Audit
ukuran baik buruknya
pendapat dan simpulan
atas hasil audit yang
dilaksanakan
oleh
auditor serta seberapa
besar manfaat yang
diperoleh dari kegiatan
tersebut.
-
Kelemahan
pengendalian intern
-
Penyimpangan
dari
Peraturan Perundangundangan
-
Pendistribusian
laporan
pemeriksaan
Tindak lanjut
audit
Variabel
Independen
Perencanaan
audit (X1)
Pelaksanaan audit
(X2)
Segala persiapan tentang
pemahaman
auditor
terhadap
tupoksi
program dan kegiatan
auditi guna pembuatan
peta resiko, penentuan
tujuan audit, metodologi
audit,
penentuan
personil dan pembagian
tugas audit serta teknik
audit
sebelum
dan
selama
melakukan
proses audit
Kegiatan
auditor
memeriksa
suatu
kegiatan untuk menilai
kegitan tersebut sudah
sesuai dengan Peraturan
dan
Perundangundangan yang berlaku
-
-
Interval
hasil
hasil
Pengetahuan tentang
lembaga/organisasi
auditi melalui survey
awal
Laporan audit aparat
pengawas sebelumnya
Interval
komunikasi
dengan
auditor sebelumnya
-
Persiapan
rencana
audit yang memuat
detail tujuan audit,
metode audit, peta
resiko entitas yang
akan
diaudit,
pembagian tugas audit
- berpedoman
pada
standar audit
Interval
- Menyusun
rencana
audit
- Mengelola
sumber
daya
- Menetapkan kebijakan
dan Prosedur
- Melakukan koordinasi
- Mendeteksi resiko
- memahami
tugas
pokok dan fungsi dari
auditee
- Menetapkan sasaran,
ruang lingkup audit
Universitas Sumatera Utara
- Membuat
Program
Kerja Pengawasan
Pelaporan (X3)
Tahap akhir dari proses
audit berupa media
komunikasi
untuk
menuangkan hasil audit
- Mengidentifikasi,
menganalisis,
mengevaluasi
dan
mendokumentasikan
informasi
- Melakukan supervise
- Disusun berpedoman
pada standar audit
-
Memuat
saran
perbaikan/rekomendasi
-
Menyajikan informasi
tepat waktu dan tepat
isi
Pendistribusian
laporan
hasil
pemeriksaan kepada
pihak yang tepat
Memiliki integritas
-
Prinsip Etika
(X4)
4.6
Aturan perilaku yang
harus
dimiliki
oleh
seorang
auditor
berdasarkan Kode Etik
Auditor
Intern
Pemerintah
Indonesia
(KE-AIPI)
-
Obyektifitas
Menjaga kerahasiaan
informasi
-
Memiliki kompetensi
Akuntabel
Berprilaku
professional
Interval
Interval
Metode Analisis Data
Menurut Indriantoro dan Supomo (1999) “analisis data merupakan bagian
dari proses pengujian data yang hasilnya digunakan sebagai bukti yang memadai
untuk menarik kesimpulan penelitian”. Analisis data dilakukan setelah tahap
pemilihan dan pengumpulan data penelitian. Data penelitian yang dikumpulkan
peneliti melalui kuesioner yang telah diisi oleh responden kemudian
dikuantitatifkan terlebih dahulu sehingga menghasilkan keluaran-keluaran berupa
Universitas Sumatera Utara
angka, dengan menggunakan analisis regresi linear berganda melalui program
SPSS.
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis
regresi linier berganda (Multiple Regression Analysis). Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana pengaruh perencanaan audit, pelaksanaan audit,
pelaporan dan prinsip etika terhadap kualitas hasil audit APIP sebagai pemeriksa
inspektorat Kota Subulussalam Provinsi Aceh, dengan cara menggunakan analisis
regresi linear berganda. Adapun model persamaan regresi liniernya adalah:
Y = α + β1X1 + β2X 2 + β3X3 + β4X4 +e
Dimana:
Y
= Kualitas hasil audit
α
= Konstanta
β1,β2,β3,β4 = Koefisien regresi
X1
= Perencanaan audit
X2
= Pelaksanaan audit
X3
= Pelaporan
X4
= Prinsip Etika
e
= Error
4.6.1
Uji Kualitas Data
Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrument penelitian ini
dapat dievaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas. Pengujian tersebut masing-
Universitas Sumatera Utara
masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari
penggunaan instrument.
4.6.1.1 Uji Validitas
Menurut Ghozali (2013) uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau
valid tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut.
Menurut Ghozali (2013), teknik yang digunakan untuk mengukur validitas
pertanyaan-pertanyaan kuesioner adalah dilakukan dengan korelasi bivariate
antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk yaitu dengan
melihat nilai sig. yang didapat dari hasil olah SPSS, dengan ketentuan :
a. Apabila nilai sig. (2 tailed) < dari taraf signifikan (α) sebesar 0,05 maka
instrument indikator valid.
b. Apabila nilai sig. (2 tailed) > dari taraf signifikan (α) sebesar 0,05 maka
instrument indikator tidak valid.
4.6.1.2 Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2013) suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu. Pengujian realibilitas bertujuan untuk menguji konsistensi
Universitas Sumatera Utara
kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini, dilakukan secara statistik dengan
menghitung besarnya nilai Cronbach’s alpha untuk masing-masing variabel.
Menurut Sarjono dan Julianita (2011), pengukuran dilakukan sekali saja
atau one shot, dimana suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan :
a. Nilai Cronbach’s alpha > 0,60 maka kuisioner tersebut dikatakan reliabel.
b. Nilai Cronbach’s alpha < 0,60 maka kuisioner tersebut dikatakan tidak
reliabel.
4.6.2
Pengujian Asumsi Klasik
Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi
klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan
bermanfaat. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan
uji heteroskedastisitas.
4.6.2.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data
mengikuti atau mendekati distribusi normal. Menurut Ghozali (2013) bahwa data
yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti terlihat menyebar mengikuti
garis diagonal dan diagram histogram yang tidak condong ke kiri dan ke kanan.
Untuk menafsirkan apakah data yang diuji berdistribusi normal atau tidak, maka
dapat dilakukan dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov dengan melihat
probabilitas asymp.sig (2-tailed) yang lebih besar dari 0,05 maka data dapat
Universitas Sumatera Utara
dikatakan berdistribusi normal dan jika asymp.sig (2-tailed) lebih kecil dari 0,05
maka data berdistribusi tidak normal.
4.6.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikorelasi perlu dilakukan jika variabel independen
dalam
penelitian lebih dari satu. Menurut Sarjono dan Julianita (2011) “uji multikorelasi
bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan diantara variabel bebas memiliki
masalah multikorelasi (gejala multikolinearitas)”.
Uji multikorelasi yang digunakan dengan cara melihat VIF (varianceinflacting factor). Sarjono dan Julianita (2011) menyebutkan “dasar pengambilan
keputusan untuk uji multikorelasi yaitu:
1) jika nilai VIF ≤ 10 maka tidak terjadi gejala multikolinearitas di antara
variabel bebas.
2) jika nilai VIF ≥ 10 maka terjadi gejala multikolinearitas di antara variabel
bebas”.
4.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika menerapkan uji heteroskedastisitas menggunakan
korelasi Rank-Order dari Spearman, maka kriteria atau ketentuan yang digunakan
untuk menyatakan apakah terjadi hubungan antara data hasil pengamatan dengan
Universitas Sumatera Utara
nilai residual absolutnya atau tidak (heteroskedastisitas), dapat dilakukan dengan
cara:
1. Jika koefisien Signifikansi (nilai probabilitas) lebih besar dari alpha yang
ditetapkan
(Sig.
>
alpha),
maka
dapat
dinyatakan
tidak
terjadi
heteroskedastisitas diantara data pengamatan dengan nilai residual mutlaknya
berarti H0 diterima.
2. Jika koefisien Signifikansi (nilai probabilitas) lebih kecil dari alpha yang
ditetapkan
(Sig.
<
alpha),
maka
dapat
dinyatakan
terjadi
adanya
heteroskedastisitas diantara data pengamatan dengan nilai residual mutlaknya
berarti H0 ditolak.
4.6.3
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji koefisien determinan (Adjusted
R2), uji-F, dan uji-t.
4.6.3.1 Uji koefisien determinan (Adjusted R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas.
Adapun kelemahan yang mendasar dari penggunaan koefisien determinasi
adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam
Universitas Sumatera Utara
model. Setiap tambahan 1 variabel independen, maka nilai R2 pasti meningkat,
tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk
menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi
terbaik (Ghozali, 2013).
4.6.3.2 Uji Statistik F (Uji Signifikansi Simultan)
Menurut Ghozali (2013), Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh
antara variabel independen dengan variabel dependen secara simultan. Adapun
mengenai hipotesis-hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut:
a. H0 : β = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
independen terhadap variabel dependen.
b. Ha : β ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen
terhadap variabel dependen.
Secara bebas dengan signifikan sebesar 0,05, dapat disimpulkan:
1. Jika nilai signifikan < 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak, ini berarti
menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
2. Jika nilai signifikan > 0,05 maka Ha ditolak dan H0 diterima, ini berarti
menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
Universitas Sumatera Utara
Uji F juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan
Ftabel dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jika Fhitung > Ftabel, maka secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel independen terhadap variabel dependen.
2. Jika Fhitung < Ftabel, maka secara simultan tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
4.6.3.3 Uji statistik t (Uji Signifikansi Parsial)
Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen
dengan variabel dependen secara parsial. Menurut Ghozali (2013) kriteria
pengujian berdasarkan probabilitas sebagai berikut:
1. Jika probabilitas (signifikansi) lebih besar dari 0,05 (α), maka variabel
independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
2. Jika probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari 0,05 (α), maka variabel
independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen.
Uji t juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel,
dengan ketentuan :
1. Jika thitung > ttabel, maka terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen.
2. Jika thitung < ttabel, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1.
Hasil Penelitian
5.1.1
Deskripsi Data Penelitian
Data kuesioner yang disebarkan sebanyak 33 kuesioner karena data
tersebut adalah data sensus. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menyebarkan
33 kuesioner secara langsung maupun tidak langsung (email dan kirim melalui
jasa pengiriman) kepada para pegawai yang melakukan tugas pengawasan dan
pemeriksaan pada Inspektorat Kota Subulussalam. Data penelitian sejak tanggal
pengiriman dan pengumpulan berlangsung selama kurang lebih 10 hari.
Deskripsi data dimulai dengan gambaran obyek penelitian dan deskripsi
responden. Gambaran obyek penelitian dimasukkan untuk memperoleh gambaran
utuh tentang obyek penelitian. Adapun deskripsi responden dimaksudkan untuk
menjelaskan latar belakang responden dalam penelitian ini.
5.1.1.1 Karakteristik Responden Penelitian
Hasil Penelitian yang diperoleh dari pengolahan data berdasarkan jenis
kelamin (Tabel 5.1) menunjukkan bahwa pegawai Inspektorat Kota Subulussalam
yang melakukan tugas pengawasan dan pemeriksaan yang paling banyak berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 22 (dua puluh dua) orang atau (66,7%) dan berjenis
kelamin perempuan sebanyak 11 (sebelas) orang atau (33,3%).
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persen
Laki-laki
22
66.7
Perempuan
11
33.3
Jumlah
33
100
Hasil penelitian berdasarkan usia (Tabel 5.2) menunjukkan bahwa auditor
Inspektorat Kota Subulussalam memiliki usia antara 20-29 tahun sebanyak 1
orang atau (3,0%), 30-39 tahun sebanyak 27 orang atau (81,8%) sedangkan 40-49
tahun sebanyak 2 orang atau (6,1%) dan usia 50 Tahun keatas sebanyak 3 orang
atau (9,1%).
Tabel 5.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia
Frekuensi
Persen
20-29 Tahun
1
3.0
30-39 Tahun
27
81.8
40-49 Tahun
2
6.1
50 Tahun ke atas
3
9.1
Jumlah
33
100
Hasil penelitian berdasarkan pendidikan terakhir (Tabel 5.3) menunjukkan
bahwa auditor Inspektorat Kota Subulussalam memiliki pendidikan terakhir
paling banyak Sarjana sebanyak 25 orang atau (75,8%) diikuti pendidikan
Diploma dan Pascasarjana masing-masing sebanyak 4 orang atau (12,1%).
Tabel 5.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan terakhir Frekuensi Persen
SLTA
0
0
Universitas Sumatera Utara
Diploma/Akademi
Sarjana
Pascasarjana
Jumlah
4
25
4
33
12.1
75.8
12.1
100
Hasil penelitian karakteristik responden berdasarkan masa kerja (Tabel
5.4) menunjukkan bahwa auditor Inspektorat Kota Subulussalam mempunyai
masa kerja paling banyak 6-10 tahun sebanyak 25 orang atau (75,8%) diikuti
masa kerja 15 tahun keatas sebanyak 4 orang atau (12,1%) kemudian masa kerja ≤
5 tahun sebanyak 3 orang atau (9,1%) dan yang paling sedikit 11-15 tahun
sebanyak 1 orang atau (3,0%).
Tabel 5.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja
≤ 5 Tahun
6-10 Tahun
11-15 Tahun
diatas 15 Tahun
Jumlah
Frekuensi
3
25
1
4
33
Persen
9.1
75.8
3.0
12.1
100
5.1.1.2 Statistik Deskriptif
Deskripsi statistik memberikan suatu gambaran tentang nilai maksimum,
nilai minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi dari setiap variabel yang
diteliti, baik itu variabel independen maupun dependen. Statistik deskriptif yang
diperoleh dari jawaban atas kuesioner tentang variabel penelitian disajikan dalam
Tabel 5.5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5
Deskripsi Statistik Variabel Penelitian
Jumlah responden (N) adalah 33 orang. Masing-masing variabel memiliki
nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan nilai standar deviasi
yang bervariasi.
1. Kualitas hasil audit (Y) memiliki nilai minimum sebesar 14 dan nilai
maksimum sebesar 20. Nilai rata-rata sebesar 15,88 menunjukkan bahwa ratarata kualitas hasil audit yang dimiliki cukup besar, dan nilai standar deviasi
sebesar 1,576.
Universitas Sumatera Utara
2. Perencanaan audit (X1) memiliki nilai minimum sebesar 10 dan nilai
maksimum sebesar 20. Nilai rata-rata sebesar 14,97 menunjukkan bahwa ratarata kualitas hasil audit yang dimiliki cukup besar, dan nilai standar deviasi
sebesar 2,271.
3. Pelaksanaan audit (X2) yang dilihat dari :
a. Mengelola kegiatan audit intern (X2.1) : memiliki nilai minimum sebesar
28 dan nilai maksimum sebesar 40. Nilai rata-rata sebesar 32,24
menunjukkan bahwa rata-rata kualitas hasil audit yang dimiliki cukup
besar, dan nilai standar deviasi sebesar 3,373.
b. Sifat kerja kegiatan audit intern (X2.2) : memiliki nilai minimum sebesar
17 dan nilai maksimum sebesar 24. Nilai rata-rata sebesar 20,30
menunjukkan bahwa rata-rata kualitas hasil audit yang dimiliki cukup
besar, dan nilai standar deviasi sebesar 2,325.
c. Perencanaan penugasan audit intern (X2.3) : memiliki nilai minimum
sebesar 24 dan nilai maksimum sebesar 36. Nilai rata-rata sebesar 30,33
menunjukkan bahwa rata-rata kualitas hasil audit yang dimiliki cukup
besar, dan nilai standar deviasi sebesar 3,568.
d. Pelaksanaan penugasan audit intern (X2.4) : memiliki nilai minimum
sebesar 18 dan nilai maksimum sebesar 28. Nilai rata-rata sebesar 23,48
menunjukkan bahwa rata-rata kualitas hasil audit yang dimiliki cukup
besar, dan nilai standar deviasi sebesar 3,043.
4.
Pelaporan (X3) yang dilihat dari :
Universitas Sumatera Utara
a. Komunikasi hasil audit memiliki nilai minimum sebesar 24 dan nilai
maksimum sebesar 32. Nilai rata-rata sebesar 27,21 menunjukkan bahwa
rata-rata kualitas hasil audit yang dimiliki cukup besar, dan nilai standar
deviasi sebesar 2,534.
5.
Prinsip Etika (X4) yang dilihat dari :
a. Obyektifitas : memiliki nilai minimum sebesar 16 dan nilai maksimum
sebesar 20. Nilai rata-rata sebesar 18,73 menunjukkan bahwa rata-rata
kualitas hasil audit yang dimiliki cukup besar, dan nilai standar deviasi
sebesar 1,376.
b. Kerahasiaan : memiliki nilai minimum sebesar 10 dan nilai maksimum
sebesar 15. Nilai rata-rata sebesar 13,55 menunjukkan bahwa rata-rata
kualitas hasil audit yang dimiliki cukup besar, dan nilai standar deviasi
sebesar 1,502.
c. Kompetensi : memiliki nilai minimum sebesar 24 dan nilai maksimum
sebesar 35. Nilai rata-rata sebesar 31,00 menunjukkan bahwa rata-rata
kualitas hasil audit yang dimiliki cukup besar, dan nilai standar deviasi
sebesar 3,250.
d. Akuntabel : memiliki nilai minimum sebesar 18 dan nilai maksimum
sebesar 25. Nilai rata-rata sebesar 21,64 menunjukkan bahwa rata-rata
Universitas Sumatera Utara
kualitas hasil audit yang dimiliki cukup besar, dan nilai standar deviasi
sebesar 2,219.
e. Prilaku Profesional : memiliki nilai minimum sebesar 20 dan nilai
maksimum sebesar 25. Nilai rata-rata sebesar 22,27 menunjukkan bahwa
rata-rata kualitas hasil audit yang dimiliki cukup besar, dan nilai standar
deviasi sebesar 1,790.
5.1.2. Hasil Uji Kualitas Data
Penelitian ini menggunakan data primer, oleh karena itu harus dilakukan
uji kualitas data sebelum pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Uji
kualitas data dapat dilakukan melalui uji reliabilitas dan uji validitas.
5.1.2.1. Hasil Uji Validitas
Pengujian validitas data dilakukan dengan korelasi bivariate antara
masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk yaitu dengan melihat
nilai sig. yang didapat dari hasil olah SPSS. Apabila nilai sig. (2 tailed) < dari
taraf signifikan (α) sebesar 0.05 maka instrument indikator valid (Ghozali : 2013).
Hasil uji validitas dapat dilihat pada lampiran 4. Dari tampilan output
SPSS diperoleh hasil Sig KMO > 0,5 and Bartlett’s Test < 0,05. Terlihat bahwa
korelasi antara masing-masing indikator terhadap total skor konstruk (jumlah)
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan hasil yang signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing
indikator pertanyaan adalah valid.
5.1.2.2 Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,
apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan konsisten. Suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memiliki nilai cronbach’s alpha >
0,6 (Sarjono dan Julianita : 2011). Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 5.6.
Tabel 5.6
Hasil Uji Reliabilitas
No.
Variabel
1
2
3
Kualitas Hasil Audit
Perencanaan Audit
Pelaksanaan Audit
A Mengelola Kegiatan Audit
Intern
B Sifat Kerja Kegiatan Audit
Intern
C Perencanaan Penugasan
Audit Intern
D Pelaksanaan Penugasan
Audit Intern
Pelaporan
A Komunikasi Hasil
Penugasan Audit Intern
Prinsip Etika
A Obyektifitas
B Kerahasiaan
4
5
Cronbach’s
Alpha
0.623
0.707
Batas
Reliabilitas
0.60
0.60
0.840
0.60
Reliabel
0.822
0.60
Reliabel
0.904
0.60
Reliabel
0.892
0.60
Reliabel
0.814
0.60
Reliabel
0.709
0.787
0.60
0.60
Reliabel
Reliabel
Kesimpulan
Reliabel
Reliabel
Universitas Sumatera Utara
C
D
E
Kompetensi
Akuntabel
Prilaku Profesional
0.784
0.803
0.682
0.60
0.60
0.60
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Hasil pengujian seperti yang terlihat pada Tabel 5.6 menunjukkan bahwa
nilai cronbach’s alpha untuk semua variabel lebih besar dari 0,6 maka dapat
dinyatakan instrumen tersebut reliabel.
5.1.3.
Hasil Uji Asumsi Klasik
5.1.3.1 Hasil Uji Normalitas
Pada uji normalitas dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah
dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan analisis grafik dan uji
statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hasil analisis grafik terlihat
pada Gambar 5.1 dan 5.2 serta hasil uji K-S terlihat pada Tabel 5.7 sebagai
berikut:
1. Analisis Grafik
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.1
Grafik Histogram
Dengan melihat grafik histogram ini, dapat disimpulkan bahwa grafik
histogram di atas menggambarkan pola distribusi yang seimbang dan normal. Hal
ini dapat dipahami bahwa balok-balok histogram tersebut berada pada posisi rapat
dan garis histogram membentuk posisi seperti lonceng yang mengindikasikan
bahwa data dari variabel perencanaan audit, pelaksanaan audit, pelaporan dan
prinsip etika serta kualitas hasil audit terdistribusi secara normal. Kemudian, yang
akan lebih memperkuat adalah scatterplot dibawah ini.
Gambar 5.2
Grafik Normal P-P Plot
Grafik normal p-p plot menggambarkan hasil dimana terlihat titik-titik
menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis
diagonal. Kedua grafik pada gambar 5.1 dan 5.2 menunjukkan bahwa model
regresi tidak menyalahi atau memenuhi asumsi normalitas (data terdistribusi
normal).
2. Hasil Uji Statistik
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji statistik normalitas menggunakan One Sample KolmogorovSmirnov Test dengan melihat tingkat signifikansi sebesar 5%. Dasar pengambilan
keputusan pada uji normalitas yaitu dengan melihat probabilitas asymp.sig (2tailed) yang lebih besar dari 0,05 maka data dapat dikatakan berdistribusi normal
dan jika asymp.sig (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 maka data berdistribusi tidak
normal (Ghozali : 2013).
Tabel 5.7
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
33
.0000000
.71561042
.096
.096
-.094
.553
.920
Tampak pada tabel 5.7 hasil pengujian menunjukkan besarnya nilai
Kolmogorov-Smirnov adalah 0,553 dan signifikan pada 0,920 dimana nilainya
lebih besar dari α = 0,05 (Asymp. Sig = 0,920 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan
data residual terdistribusi normal.
5.1.3.2. Hasil Uji Multikolinearitas
Pengujian terhadap multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan
Universitas Sumatera Utara
dengan melihat besaran VIF (varians inflation factor) dan nilai tolerance. Jika
nilai VIF ≤ 10 dan nilai tolerance
≥ 0,10
maka tidak terjadi gejala
multikolinearitas di antara variabel bebas (Sarjono dan Julianita : 2011). Hasil uji
multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 5.8.
Tabel 5.8
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
1 (Constant)
Perencanaan Audit
Mengelola Kegiatan Audit Intern
Sifat Kerja Kegiatan Audit Intern
Perencanaan Penugasan Audit Intern
Pelaksanaan Penugasan Audit Intern
Komunikasi Hasil Penugasan Audit
Intern
Obyektifitas
Kerahasiaan
Kompetensi
Akuntabel
Prilaku Profesional
a. Dependent Variable: Kualitas Hasil Audit
Tolerance
VIF
0.845
0.318
0.537
0.489
0.329
0.188
1.183
3.148
1.863
2.046
3.039
5.330
0.239
0.362
0.412
0.566
0.567
4.184
2.763
2.425
1.766
1.764
Dari tabel 5.8 dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas
karena nilai VIF masing-masing variabel ≤ 10, dan nilai tolerance ≥ 0,10.
5.1.3.3. Hasil Uji Heterokedastisitas
Universitas Sumatera Utara
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji heteroskedastisitas dengan grafik
scatterplot. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (poin-poin), yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang beraturan (bergelombang, melebar, kemudian
menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas dan jika ada pola yang jelas, serta
titik-titik menyebar di atas dan di bawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali : 2013).
Gambar 5.3
Grafik ScatterPlot
Berdasarkan Gambar 5.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
Universitas Sumatera Utara
Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini dapat juga dilakukan
dengan uji glejser dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel
independen.
Tabel. 5.9
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan pada tabel 5.9, hasil uji heteroskedastisitas dengan
menggunakan uji Glejser diperoleh nilai signifikansi dari masing-masing variabel
independen lebih besar dari tingkat kepercayaan (α) sebesar 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak ada gejala heteroskedastisitas
artinya varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap
(homoskedastisitas).
5.1.4. Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Universitas Sumatera Utara
Regresi linear berganda digunakan untuk memodelkan hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen, dengan jumlah variabel
independen lebih dari satu. Secara umum, analisis regresi biasanya adalah studi
mengenai ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel
independen dengan tujuan untuk mengestimasi dan memprediksi rata-rata
populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel
independen yang diketahui. Hasil persamaan regresi linear berganda dapat
ditnjukkan pada tebel 5.10
Tabel 5.10
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
B
3.721
Std.
Error
4.256
Sig.
0.392
Perencanaan Audit
0.021
0.075
0.781
Mengelola Kegiatan Audit Intern
0.340
0.082
0.000
Sifat Kerja Kegiatan Audit Intern
-0.042
0.092
0.653
Perencanaan Penugasan Audit Intern
-0.009
0.063
0.893
Pelaksanaan Penugasan Audit Intern
-0.045
0.089
0.618
Komunikasi Hasil Penugasan Audit
Intern
0.170
0.142
0.245
Obyektifitas
-0.064
0.232
0.786
Kerahasiaan
0.011
0.173
0.949
Kompetensi
-0.041
0.075
0.590
Akuntabel
-0.013
0.093
0.894
0.045
0.116
0.701
Model
1 (Constant)
Prilaku Profesional
a. Dependent Variable: Kualitas Hasil Audit
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 5.10 dari nilai-nilai koefisien tersebut, maka dapat
disusun persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 3,721 + 0,021X1 + 0,340X2.1 -0,042X2.2 -0,009X2.3 – 0,045X2.4 + 0,170X3.1 –
0,064X4.1 + 0,011X4.2 – 0,041X4.3 – 0,013X4.4 + 0,045X4.5
Dari persamaan regresi linear di atas dapat dijelaskan bahwa :
1.
Konstanta (α)
Nilai konstanta sebesar 3,721 berarti jika variabel independen dianggap nol
(0) maka nilai kualitas hasil audit akan bertambah sebesar 3,721.
2.
Perencanaan audit (X1) terhadap kualitas hasil audit (Y)
Nilai koefisien perencanaan audit sebesar positif 0,021 berarti setiap
kenaikan nilai perencanaan audit sebesar satu satuan maka nilai kualitas
hasil audit akan bertambah sebesar 0,021 dengan asumsi variabel
independen yang lain dalam model regresi adalah tetap.
3.
Pelaksanaan audit (X2) terhadap kualitas hasil audit (Y)
a. Mengelola kegiatan audit intern
Nilai koefisien pelaksanaan audit bagian mengelola kegiatan audit intern
sebesar positif 0,340 berarti setiap kenaikan nilai mengelola kegiatan
audit intern sebesar satu satuan maka nilai kualitas hasil audit akan
bertambah sebesar 0,340 dengan asumsi variabel independen yang lain
dalam model regresi adalah tetap.
b. Sifat kerja kegiatan audit intern
Universitas Sumatera Utara
Nilai koefisien pelaksanaan audit bagian sifat kerja kegiatan audit intern
sebesar negatif 0,042 berarti setiap kenaikan nilai sifat kerja kegiatan
audit intern sebesar satu satuan maka nilai kualitas hasil audit akan
berkurang sebesar 0,042 dengan asumsi variabel independen yang lain
dalam model regresi adalah tetap.
c. Perencanaan penugasan audit intern
Nilai koefisien pelaksanaan audit bagian perencanaan penugasan audit
intern sebesar negatif 0,009 berarti setiap kenaikan nilai perencanaan
penugasan audit intern sebesar satu satuan maka nilai kualitas hasil audit
akan berkurang sebesar 0,009 dengan asumsi variabel independen yang
lain dalam model regresi adalah tetap.
d. Pelaksanaan penugasan audit intern.
Nilai koefisien pelaksanaan audit bagian pelaksanaan penugasan audit
intern sebesar negatif 0,045 berarti setiap kenaikan nilai pelaksanaan
penugasan audit intern sebesar satu satuan maka nilai kualitas hasil
audit akan berkurang sebesar 0,045 dengan asumsi variabel independen
yang lain dalam model regresi adalah tetap.
4.
Pelaporan (X3) terhadap kualitas hasil audit (Y)
a. Komunikasi hasil penugasan audit intern
Universitas Sumatera Utara
Nilai koefisien pelaporan bagian komunikasi hasil penugasan audit
intern sebesar positif 0,170 berarti setiap kenaikan nilai komunikasi hasil
penugasan audit intern sebesar satu satuan maka nilai kualitas hasil
audit akan bertambah sebesar 0,170 dengan asumsi variabel independen
yang lain dalam model regresi adalah tetap.
5.
Prinsip Etika (X4) terhadap kualitas hasil audit (Y)
a. Obyektifitas
Nilai koefisien obyektifitas sebesar negatif 0,064 berarti setiap kenaikan
nilai obyektifitas sebesar satu satuan maka nilai kualitas hasil audit akan
turun sebesar 0,064 dengan asumsi variabel independen yang lain dalam
model regresi adalah tetap.
b. Kerahasiaan
Nilai koefisien kerahasiaan sebesar positif 0,011 berarti setiap kenaikan
nilai kerahasiaan sebesar satu satuan maka nilai kualitas hasil audit akan
bertambah sebesar 0,011 dengan asumsi variabel independen yang lain
dalam model regresi adalah tetap.
c. Kompetensi
Nilai koefisien kompetensi sebesar negatif 0,041 berarti setiap kenaikan
nilai kompetensi sebesar satu satuan maka nilai kualitas hasil audit akan
turun sebesar 0,041 dengan asumsi variabel independen yang lain dalam
model regresi adalah tetap.
d. Akuntabel
Universitas Sumatera Utara
Nilai koefisien akuntabel sebesar negatif 0,013 berarti setiap kenaikan
nilai akuntabel sebesar satu satuan maka nilai kualitas hasil audit akan
turun sebesar 0,013 dengan asumsi variabel independen yang lain dalam
model regresi adalah tetap.
e. Prilaku Profesional
Nilai koefisien prilaku profesional sebesar positif
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1
Kerangka Konsep
Sugiyono
(2008)
menyatakan
bahwa
kerangka
konsep
akan
menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu antara
variabel independen dengan variabel dependen.
Untuk mendapatkan hasil audit yang berkualitas, banyak faktor-faktor
yang dapat mempengaruhinya, diantaranya dari sisi perencanaan audit,
pelaksanaan audit, pelaporan dan prinsip etika merupakan tolak ukur keberhasilan
auditor dalam menjalankan tugasnya sehingga dilakukan analisis faktor untuk
mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hasil audit tersebut. Analisis
bertahap sehingga diperoleh hasil Sig KMO > 0,5 and Bartlett’s Test < 0,05. Hasil
analisis faktor inilah yang kemudian menjadi kerangka konsep dalam penelitian
ini.
Sesuai dengan teori agensi yang menjelaskan adanya konflik kepentingan
antara manajemen selaku agen dan pemilik serta entitas lain dalam kontrak (misal
kreditur) selaku prinsipal. Maka dalam hal pengawasan yang dilakukan oleh APIP
daerah terlihat adanya benturan kepentingan antara manajemen (pemerintah)
dengan kepentingan stakeholder (masyarakat), yang seringkali mendorong
manajemen melakukan kecurangan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka
dan mengamankan posisi mereka tanpa memandang bahaya yang ditimbulkan
Universitas Sumatera Utara
terhadap stakeholder baik para pengguna maupun pemeriksa laporan baik
menyangkut keuangan maupun non keuangan. Dalam hal ini, audit yang
dilakukan oleh Inspektorat daerah bertujuan dalam rangka mengurangi dan
meminimalisir kecurangan yang mungkin terjadi, sehingga akan didapat kualitas
hasil audit yang diharapkan.
Dengan adanya perencanaan audit maka audit akan lebih terarah dan
mendapatkan hasil sesuai tujuan. Semakin baik perencanaan audit maka akan
didapat kualitas hasil audit yang baik pula. Pelaksanaan audit yang dilakukan
APIP harus berpedoman pada standar audit APIP sehingga siapapun auditor yang
melakukan audit pada tempat yang sama akan didapat hasil yang sama
dikarenakan standar audit yang digunakan sama yaitu standar audit APIP.
Pelaksanaan audit yang berpedoman dengan standar audit akan menciptakan
kualitas hasil audit yang baik. Pelaporan yang dihasilkan oleh auditor juga
mencerminkan kualitas suatu audit. Laporan yang baik itu memuat hal-hal yang
berkaitan dengan kondisi temuan, kriteria, akibat, sebab dan rekomendasi yang
diberikan oleh auditor sebagai evaluasi dan perbaikan kinerja yang akan datang.
Laporan juga harus tepat waktu dan dijaga kerahasiaannya. Semakin baik
pelaporan audit maka akan semakin baik kualitas hasil audit. Pada dasarnya setiap
tindakan harus mematuhi etika sebagai prinsip moral yang wajib dipegang teguh
seorang auditor. Semakin tinggi kepatuhan auditor terhadap etika audit maka
kualitas hasil audit semakin tinggi pula.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan logis antara variabel independen dan variabel dependen
digambarkan secara ilustratif dengan kerangka konseptual penelitian berikut ini:
Perencanaan Audit (X1)
A.
B.
C.
D.
Pelaksanaan Audit (X2)
Mengelola kegiatan (X2.1)
Sifat kerja kegiatan (X2.2)
Perencanaan Penugasan (X2.3)
Pelaksanaan penugasan (X2.4)
Kualitas Hasil Audit
(Y)
Pelaporan (X3)
A. Komunikasi hasil (X3.1)
A.
B.
C.
D.
E.
Prinsip Etika (X4)
Obyektifitas (X4.1)
Kerahasiaan (X4.2)
Kompetensi (X4.3)
Akuntabel (X4.4)
Prilaku Profesional (X4.5)
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
Dari kerangka konsep pada gambar 3.1 dapat dilihat bahwa ada 4 (empat)
variabel dengan beberapa faktor yang merupakan dimensi dari variabel
independen. Data diolah dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and
Service Solution (SPSS).
3.2
Hipotesis Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sugiyono (2008) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap perumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban
yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar
kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang
dirumuskan.
Berdasarkan telaah teoritis, hasil-hasil penelitian terdahulu serta kerangka
konsep tentang perencanaan audit, pelaksanaan audit, pelaporan dan prinsip etika
terhadap kualitas hasil audit, maka dapat dikembangkan hipotesis dengan
penjelasan sebagai berikut :
3.2.1
Pengaruh Perencanaan Audit terhadap Kualitas Hasil Audit
Pohan (2015) meneliti tentang analisis pengaruh keahlian, independensi,
perencanaan audit dan supervisi audit terhadap kualitas audit dengan motivasi
sebagai variabel moderating (studi kasus pada Inspektorat Provinsi Sumatera
Utara) dan menemukan bahwa perencanaan audit berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit. Teori Agensi digunakan untuk menjelaskan pengaruh perencanaan
audit terhadap kualitas hasil audit. Perencanaan audit yang matang akan sangat
menentukan kesuksesan audit. Perencanaan audit yang semakin baik akan dapat
meningkatkan kualitas hasil audit. Maka hipotesis yang dibangun adalah:
H1 : Perencanaan audit berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
3.2.2
Pengaruh Pelaksanaan Audit terhadap Kualitas Hasil Audit
Universitas Sumatera Utara
Pohan (2015) meneliti tentang analisis pengaruh keahlian, independensi,
perencanaan audit dan supervisi audit terhadap kualitas audit dengan motivasi
sebagai variabel moderating (studi kasus pada Inspektorat Provinsi Sumatera
Utara) dan menemukan bahwa supervisi audit berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit, motivasi dalam diri APIP dapat menghasilkan audit yang
berkualitas. Hal ini diperkuat oleh Al-Khaddash, et.al. (2013) juga melakukan
penelitian tentang factors affecting the quality of auditing: the case of Jordanian
Commercial Banks dan menemukan bahwa efisiensi audit berpengaruh signifikan
terhadap kualitas hasil audit.
Penelitian Bolang dan Sylvie (2013) tentang pengaruh kompetensi,
independensi dan pengalaman terhadap kualitas audit aparat Inspektorat Kota
Tomohon dalam pengawasan pengelolaan keuangan daerah menyebutkan bahwa
pengalaman kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit
dari pegawai negeri yang bekerja di Inspektorat.
Dalam mencapai hasil audit yang berkualitas, pelaksanaan audit yang
sesuai standar audit sangat diperlukan, mencakup :
a. Mengelola kegiatan audit intern
Kegiatan audit intern menambah nilai auditi ketika memberikan jaminan
obyektif dan relevan, dan berkontribusi terhadap efektifitas dan efisiensi
proses tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian.
b. Sifat kerja kegiatan audit
Universitas Sumatera Utara
Auditor harus mengevaluasi proses tata kelola sektor publik, manajemen
risiko, dan pengendalian intern auditi secara keseluruhan sebagai satu
kesatuan yang tidak dipisahkan.
c. Perencanaan penugasan audit intern
Rencana penugasan audit intern dimaksudkan untuk menjamin bahwa tujuan
audit intern tercapai secara berkualitas, ekonomis, efisien dan efektif.
d. Pelaksanaan penugasan audit intern
Auditor
harus
mengidentifikasi,
menganalisis,
mengevaluasi,
dan
mendokumentasikan informasi yang memadai untuk mencapai tujuan
penugasan audit intern.
Teori agensi digunakan untuk menjelaskan pengaruh pelaksanaan audit
terhadap kualitas hasil audit. Pelaksanaan audit yang semakin baik akan mampu
meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan. Dalam pelaksanaan audit diperlukan
auditor yang berpengalaman. Auditor yang tidak berpengalaman akan melakukan
atribusi kesalahan lebih besar dibandingkan dengan auditor yang berpengalaman,
sehingga dapat mempengaruhi kualitas audit. Pengalaman auditor akan menjadi
bahan pertimbangan yang baik dalam mengambil keputusan dalam tugas auditnya.
Berdasarkan pernyataan di atas dimunculkan hipotesis berikut :
H2.1 : Mengelola kegiatan berpengaruh terhadap kualitas hasil audit
H2.2 : Sifat kerja kegiatan berpengaruh terhadap kualitas hasil audit
H2.3 : Perencanaan penugasan berpengaruh terhadap kualitas hasil audit
H2.4 : Pelaksanaan penugasan berpengaruh terhadap kualitas hasil audit
Universitas Sumatera Utara
3.2.3
Pengaruh Pelaporan terhadap Kualitas Hasil Audit
Menurut Sukriah, dkk (2009), kualitas hasil audit merupakan kualitas kerja
auditor yang di tunjukkan dengan laporan hasil audit yang dapat diandalkan
berdasarkan standar yang telah ditetapkan.
Dalam pelaporan, hal yang perlu diperhatikan berdasarkan SAIPI adalah
komunikasi hasil penugasan audit intern. Komunikasi ini penting untuk
menyampaikan
hasil
penugasan
audit
kepada
auditi,
menghindari
kesalahpahaman, menjadi bahan untuk melakukan perbaikan dan memudahkan
dalam pemantauan tindak lanjut.
Teori agensi digunakan untuk menjelaskan pengaruh pelaporan hasil audit
terhadap kualitas hasil audit. Laporan hasil audit yang dibuat oleh auditor
merupakan media auditor menuangkan hasil audit berupa temuan, kriteria, akibat,
sebab dan rekomendasi. Dari laporan ini kepala daerah dapat menilai kinerja suatu
SKPD dalam pengelolaan keuangan yang terjadi di SKPD tersebut. Semakin baik
dan bermanfaat suatu pelaporan maka hasil audit akan semakin berkualitas.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang akan dibangun adalah :
H3.1
: Komunikasi hasil penugasan audit intern berpengaruh terhadap
kualitas hasil audit.
3.2.4
Pengaruh Prinsip Etika terhadap Kualitas Hasil Audit
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan KE-AIPI (AAIPI, 2014), ada beberapa prinsip etika yang
harus dipegang oleh auditor diantaranya:
a. Obyektifitas
Prinsip objektivitas menentukan kewajiban bagi auditor intern pemerintah
untuk berterus terang, jujur secara intelektual dan bebas dari konflik
kepentingan.
b. Kerahasiaan
Auditor intern pemerintah harus menghormati nilai dan kepemilikan informasi
yang diterima dan tidak mengungkapkan informasi tanpa kewenangan yang
tepat, kecuali ada ketentuan perundang-undangan atau kewajiban profesional
untuk melakukannya.
c. Kompetensi
Auditor
intern
pemerintah
menerapkan
pengetahuan,
keahlian
dan
keterampilan, serta pengalaman yang diperlukan dalam pelaksanaan layanan
pengawasan intern.
d. Akuntabel
Auditor intern pemerintah wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas
kinerja dan tindakannya kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan
untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
e. Prilaku Profesional
Universitas Sumatera Utara
Auditor intern pemerintah sebaiknya bertindak dalam sikap konsisten dengan
menjaga reputasi profesi yang baik dan menahan diri dari segala prilaku yang
mungkin menghilangkan kepercayaan kepada profesi pengawasan intern atau
organisasi.
Tarigan, Malem dkk. (2013) meneliti tentang pengaruh kompetensi, etika
dan fee audit terhadap kualitas audit menunjukkan bahwa etika memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang
dilakukan oleh Maramis dan Anggiline (2013) meneliti tentang pengaruh
kompetensi, independensi, dan etika terhadap kualitas auditor pada aparat
Inspektorat dalam pengawasan pengelolaan keuangan daerah Kota Bitung yang
menunjukkan bahwa etika memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas
audit. Mabruri dan Winarna (2010) meneliti tentang analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah dan hasil
penelitian menunjukkan bahwa obyektifitas dan integritas berpengaruh secara
signifikan terhadap kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah.
Perilaku auditor menurut teori atribusi untuk menjelaskan pengaruh
prinsip etika terhadap kualitas hasil audit. Dengan semakin baiknya auditor
memegang prinsip etika maka akan semakin berkualitas hasil audit yang didapat.
Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis yang dirumuskan adalah:
H4.1
: Obyektifitas berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
H4.2
: Kerahasiaan berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
H4.3
: Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
Universitas Sumatera Utara
3.2.5
H4.4
: Akuntabel berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
H4.5
: Prilaku profesional berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
Pengaruh Perencanaan Audit, Pelaksanaan Audit, Pelaporan dan
Prinsip Etika terhadap Kualitas Hasil Audit
Menurut AAIPI (2013 dan 2014), SAIPI dan KE-AIPI sangat perlu
dijadikan pedoman/panduan pada perencanaan audit, pelaksanaan audit, pelaporan
dan prinsip etika agar mendapatkan hasil audit yang berkualitas. Dengan demikian
hipotesis yang dirumuskan adalah:
H5
: Perencanaan audit, pelaksanaan audit, pelaporan dan prinsip etika
secara simultan berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian kausal, yaitu tipe
penelitian dengan karakteristik masalah sebab akibat antara dua variabel atau
lebih, untuk melihat hubungan perencanaan audit, pelaksanaan audit, pelaporan
dan prinsip etika berpengaruh terhadap kualitas hasil audit pada Inspektorat Kota
Subulussalam.
4.2
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Inspektorat Kota Subulussalam yang
berlokasi di Jalan Pertemuan Nomor 16 Subulussalam.
4.3
Populasi dan Sampel
Menurut Sarjono dan Julianita (2011) populasi merupakan “seluruh
karakteristik yang menjadi objek penelitian, dimana karakteristik tersebut
berkaitan dengan seluruh kelompok orang, peristiwa, atau benda yang menjadi
pusat perhatian bagi peneliti”. Lubis (2016) menjelaskan populasi adalah
sekelompok orang, kejadian, sesuatu yang mempunyai karakteristis tertentu yang
diteliti.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Lubis (2016) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti. Jenis penelitian ini adalah sensus, seluruh populasi yaitu pegawai
Inspektorat Kota Subulussalam sejumlah 33 orang dijadikan sampel yang terdiri
atas :
4.4
-
Sekretaris
1 orang
-
Inspektur Pembantu
-
Kasubbag
3 orang
-
Auditor
4 orang
-
Staf
22 orang
Jumlah
33 orang
3 orang
Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan
kuesioner, yaitu daftar pernyataan yang diberikan kepada responden dengan
maksud agar orang yang di beri angket tersebut, bersedia memberikan respon
sesuai dengan permintaan (Idrus, 2009). Metode yang digunakan adalah survey,
merupakan pengumpulan data primer yang diperoleh langsung dari sumber asli.
Kuesioner pada variabel perencanaan audit dan kualitas hasil audit
diadopsi dari Silaen (2016), obyektifitas, kompetensi dan prilaku profesional
diadopsi dari Nasri (2015), akuntabel diadaptasi dari Nirwana (2014), sedangkan
variabel lainnya memodifikasi dari AAIPI (2013 dan 2014) dalam SAIPI dan KE-
Universitas Sumatera Utara
AIPI. Dalam penelitian ini yang akan diberikan kuesioner adalah semua pegawai
Inspektorat Kota Subulussalam yang berjumlah 33 (tiga puluh tiga) orang yang
akan dikirimi dan diminta untuk mengisi kuesioner berisi kumpulan pernyataan
tentang perencanaan audit, pelaksanaan audit, pelaporan, prinsip etika dan kualitas
hasil audit. Responden akan memberikan jawabannya berupa pilihan-pilihan
terhadap pernyataan tertentu dalam kuesioner.
Penelitian ini menggunakan jenis skala pengukuran skala interval.
Menurut Sarjono dan Julianita (2011) skala interval adalah “skala yang memiliki
urutan dan interval/jarak yang sama antar kategori atau titik-titik terdekatnya,
dimana antara kategori yang satu dan kategori yang lain memiliki keterkaitan”.
Skala interval yang digunakan adalah dengan 5 (lima) alternatif jawaban
yaitu: (1) untuk jawaban sangat tidak setuju, (2) untuk jawaban tidak setuju, (3)
untuk jawaban netral (4) untuk jawaban setuju, (5) untuk jawaban sangat setuju.
4.5
Defenisi Operasional Variabel
Menurut Indriantoro dan Supomo (1999) “variabel adalah segala sesuatu
yang dapat diberi berbagai macam nilai”. Variabel penelitian merupakan segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga
diperoleh
informasi
tentang
hal
tersebut,
kemudian
ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2008).
Defenisi operasional variabel adalah suatu defenisi yang diberikan kepada
suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan
Universitas Sumatera Utara
kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur
konstrak atau variabel tersebut. (Nazir, 2003 dalam Hasibuan, 2016).
Penelitian ini menggunakan empat variabel independen yaitu perencanaan
audit (X1), pelaksanaan audit (X2), pelaporan (X3), Prinsip Etika (X4) dan variabel
dependen yaitu kualitas hasil audit (Y) pada Inspektorat Kota Subulussalam.
Defenisi operasional masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
1. Kualitas Hasil Audit
Kualitas hasil audit merupakan ukuran baik buruknya pendapat dan simpulan
atas hasil audit yang dilaksanakan oleh auditor serta seberapa besar manfaat yang
diperoleh dari kegiatan tersebut.
Indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas hasil audit adalah :
a. Kelemahan pengendalian intern
b. Penyimpangan dari Peraturan Perundang-undangan
c. Pendistribusian laporan hasil pemeriksaan
d. Tindak lanjut hasil audit
2. Perencanaan Audit
Perencanaan audit merupakan segala persiapan tentang pemahaman auditor
terhadap tupoksi program dan kegiatan auditi guna pembuatan peta resiko,
penentuan tujuan audit, metodologi audit, penentuan personil dan pembagian
tugas audit serta teknik audit sebelum dan selama melakukan proses audit.
Indikator digunakan untuk mengukur perencanaan audit adalah :
Universitas Sumatera Utara
a. Pengetahuan tentang lembaga/organisasi auditi melalui survey awal
b. Laporan audit aparat pengawas sebelumnya
c. Komunikasi dengan auditor sebelumnya
d. Persiapan rencana audit yang memuat detail tujuan audit, metode audit, peta
resiko entitas yang akan diaudit, pembagian tugas audit.
3. Pelaksanaan Audit
Pelaksanaan audit merupakan kegiatan auditor memeriksa suatu kegiatan
untuk menilai kegiatan tersebut sudah sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang berlaku.
Indikator digunakan untuk mengukur pelaksanaan audit adalah :
a. Berpedoman pada standar audit
b. Menyusun rencana audit
c. Mengelola sumber daya
d. Menetapkan sasaran, ruang lingkup audit, kebijakan dan prosedur
e. Melakukan koordinasi
f.
Mendeteksi resiko
g. Memahami tugas pokok dan fungsi dari auditi
h. Membuat Program Kerja Pengawasan (PKP)
i.
Mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mendokumentasikan
informasi.
j.
Melakukan supervisi.
4. Pelaporan
Universitas Sumatera Utara
Pelaporan merupakan tahap akhir dari proses audit berupa media komunikasi
untuk menuangkan hasil audit.
Indikator digunakan untuk mengukur pelaporan adalah :
a. Disusun berpedoman pada standar audit
b. Memuat saran perbaikan/rekomendasi
c. Menyajikan informasi tepat waktu dan tepat isi
d. Pendistribusian laporan hasil pemeriksaan kepada pihak yang tepat.
5. Prinsip Etika
Prinsip etika merupakan aturan perilaku yang harus dimiliki oleh seorang
auditor berdasarkan Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia (KE-AIPI).
Indikator digunakan untuk mengukur prinsip etika adalah :
a. Memiliki integritas
b. Obyektifitas
c. Menjaga kerahasiaan informasi
d. Memiliki kompetensi
e. Akuntabel
f. Berperilaku professional
Secara ringkas, operasionalisasi variabel dapat dilihat pada Tabel 4.1
berikut:
Tabel 4.1
Defenisi Operasional Variabel
Nama Variabel
Variabel
Dependen
Defenisi Operasional
Pengukuran Variabel
Skala
Universitas Sumatera Utara
Kualitas Hasil
Audit
ukuran baik buruknya
pendapat dan simpulan
atas hasil audit yang
dilaksanakan
oleh
auditor serta seberapa
besar manfaat yang
diperoleh dari kegiatan
tersebut.
-
Kelemahan
pengendalian intern
-
Penyimpangan
dari
Peraturan Perundangundangan
-
Pendistribusian
laporan
pemeriksaan
Tindak lanjut
audit
Variabel
Independen
Perencanaan
audit (X1)
Pelaksanaan audit
(X2)
Segala persiapan tentang
pemahaman
auditor
terhadap
tupoksi
program dan kegiatan
auditi guna pembuatan
peta resiko, penentuan
tujuan audit, metodologi
audit,
penentuan
personil dan pembagian
tugas audit serta teknik
audit
sebelum
dan
selama
melakukan
proses audit
Kegiatan
auditor
memeriksa
suatu
kegiatan untuk menilai
kegitan tersebut sudah
sesuai dengan Peraturan
dan
Perundangundangan yang berlaku
-
-
Interval
hasil
hasil
Pengetahuan tentang
lembaga/organisasi
auditi melalui survey
awal
Laporan audit aparat
pengawas sebelumnya
Interval
komunikasi
dengan
auditor sebelumnya
-
Persiapan
rencana
audit yang memuat
detail tujuan audit,
metode audit, peta
resiko entitas yang
akan
diaudit,
pembagian tugas audit
- berpedoman
pada
standar audit
Interval
- Menyusun
rencana
audit
- Mengelola
sumber
daya
- Menetapkan kebijakan
dan Prosedur
- Melakukan koordinasi
- Mendeteksi resiko
- memahami
tugas
pokok dan fungsi dari
auditee
- Menetapkan sasaran,
ruang lingkup audit
Universitas Sumatera Utara
- Membuat
Program
Kerja Pengawasan
Pelaporan (X3)
Tahap akhir dari proses
audit berupa media
komunikasi
untuk
menuangkan hasil audit
- Mengidentifikasi,
menganalisis,
mengevaluasi
dan
mendokumentasikan
informasi
- Melakukan supervise
- Disusun berpedoman
pada standar audit
-
Memuat
saran
perbaikan/rekomendasi
-
Menyajikan informasi
tepat waktu dan tepat
isi
Pendistribusian
laporan
hasil
pemeriksaan kepada
pihak yang tepat
Memiliki integritas
-
Prinsip Etika
(X4)
4.6
Aturan perilaku yang
harus
dimiliki
oleh
seorang
auditor
berdasarkan Kode Etik
Auditor
Intern
Pemerintah
Indonesia
(KE-AIPI)
-
Obyektifitas
Menjaga kerahasiaan
informasi
-
Memiliki kompetensi
Akuntabel
Berprilaku
professional
Interval
Interval
Metode Analisis Data
Menurut Indriantoro dan Supomo (1999) “analisis data merupakan bagian
dari proses pengujian data yang hasilnya digunakan sebagai bukti yang memadai
untuk menarik kesimpulan penelitian”. Analisis data dilakukan setelah tahap
pemilihan dan pengumpulan data penelitian. Data penelitian yang dikumpulkan
peneliti melalui kuesioner yang telah diisi oleh responden kemudian
dikuantitatifkan terlebih dahulu sehingga menghasilkan keluaran-keluaran berupa
Universitas Sumatera Utara
angka, dengan menggunakan analisis regresi linear berganda melalui program
SPSS.
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis
regresi linier berganda (Multiple Regression Analysis). Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana pengaruh perencanaan audit, pelaksanaan audit,
pelaporan dan prinsip etika terhadap kualitas hasil audit APIP sebagai pemeriksa
inspektorat Kota Subulussalam Provinsi Aceh, dengan cara menggunakan analisis
regresi linear berganda. Adapun model persamaan regresi liniernya adalah:
Y = α + β1X1 + β2X 2 + β3X3 + β4X4 +e
Dimana:
Y
= Kualitas hasil audit
α
= Konstanta
β1,β2,β3,β4 = Koefisien regresi
X1
= Perencanaan audit
X2
= Pelaksanaan audit
X3
= Pelaporan
X4
= Prinsip Etika
e
= Error
4.6.1
Uji Kualitas Data
Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrument penelitian ini
dapat dievaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas. Pengujian tersebut masing-
Universitas Sumatera Utara
masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari
penggunaan instrument.
4.6.1.1 Uji Validitas
Menurut Ghozali (2013) uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau
valid tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut.
Menurut Ghozali (2013), teknik yang digunakan untuk mengukur validitas
pertanyaan-pertanyaan kuesioner adalah dilakukan dengan korelasi bivariate
antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk yaitu dengan
melihat nilai sig. yang didapat dari hasil olah SPSS, dengan ketentuan :
a. Apabila nilai sig. (2 tailed) < dari taraf signifikan (α) sebesar 0,05 maka
instrument indikator valid.
b. Apabila nilai sig. (2 tailed) > dari taraf signifikan (α) sebesar 0,05 maka
instrument indikator tidak valid.
4.6.1.2 Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2013) suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu. Pengujian realibilitas bertujuan untuk menguji konsistensi
Universitas Sumatera Utara
kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini, dilakukan secara statistik dengan
menghitung besarnya nilai Cronbach’s alpha untuk masing-masing variabel.
Menurut Sarjono dan Julianita (2011), pengukuran dilakukan sekali saja
atau one shot, dimana suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan :
a. Nilai Cronbach’s alpha > 0,60 maka kuisioner tersebut dikatakan reliabel.
b. Nilai Cronbach’s alpha < 0,60 maka kuisioner tersebut dikatakan tidak
reliabel.
4.6.2
Pengujian Asumsi Klasik
Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi
klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan
bermanfaat. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan
uji heteroskedastisitas.
4.6.2.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data
mengikuti atau mendekati distribusi normal. Menurut Ghozali (2013) bahwa data
yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti terlihat menyebar mengikuti
garis diagonal dan diagram histogram yang tidak condong ke kiri dan ke kanan.
Untuk menafsirkan apakah data yang diuji berdistribusi normal atau tidak, maka
dapat dilakukan dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov dengan melihat
probabilitas asymp.sig (2-tailed) yang lebih besar dari 0,05 maka data dapat
Universitas Sumatera Utara
dikatakan berdistribusi normal dan jika asymp.sig (2-tailed) lebih kecil dari 0,05
maka data berdistribusi tidak normal.
4.6.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikorelasi perlu dilakukan jika variabel independen
dalam
penelitian lebih dari satu. Menurut Sarjono dan Julianita (2011) “uji multikorelasi
bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan diantara variabel bebas memiliki
masalah multikorelasi (gejala multikolinearitas)”.
Uji multikorelasi yang digunakan dengan cara melihat VIF (varianceinflacting factor). Sarjono dan Julianita (2011) menyebutkan “dasar pengambilan
keputusan untuk uji multikorelasi yaitu:
1) jika nilai VIF ≤ 10 maka tidak terjadi gejala multikolinearitas di antara
variabel bebas.
2) jika nilai VIF ≥ 10 maka terjadi gejala multikolinearitas di antara variabel
bebas”.
4.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika menerapkan uji heteroskedastisitas menggunakan
korelasi Rank-Order dari Spearman, maka kriteria atau ketentuan yang digunakan
untuk menyatakan apakah terjadi hubungan antara data hasil pengamatan dengan
Universitas Sumatera Utara
nilai residual absolutnya atau tidak (heteroskedastisitas), dapat dilakukan dengan
cara:
1. Jika koefisien Signifikansi (nilai probabilitas) lebih besar dari alpha yang
ditetapkan
(Sig.
>
alpha),
maka
dapat
dinyatakan
tidak
terjadi
heteroskedastisitas diantara data pengamatan dengan nilai residual mutlaknya
berarti H0 diterima.
2. Jika koefisien Signifikansi (nilai probabilitas) lebih kecil dari alpha yang
ditetapkan
(Sig.
<
alpha),
maka
dapat
dinyatakan
terjadi
adanya
heteroskedastisitas diantara data pengamatan dengan nilai residual mutlaknya
berarti H0 ditolak.
4.6.3
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji koefisien determinan (Adjusted
R2), uji-F, dan uji-t.
4.6.3.1 Uji koefisien determinan (Adjusted R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas.
Adapun kelemahan yang mendasar dari penggunaan koefisien determinasi
adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam
Universitas Sumatera Utara
model. Setiap tambahan 1 variabel independen, maka nilai R2 pasti meningkat,
tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk
menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi
terbaik (Ghozali, 2013).
4.6.3.2 Uji Statistik F (Uji Signifikansi Simultan)
Menurut Ghozali (2013), Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh
antara variabel independen dengan variabel dependen secara simultan. Adapun
mengenai hipotesis-hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut:
a. H0 : β = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
independen terhadap variabel dependen.
b. Ha : β ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen
terhadap variabel dependen.
Secara bebas dengan signifikan sebesar 0,05, dapat disimpulkan:
1. Jika nilai signifikan < 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak, ini berarti
menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
2. Jika nilai signifikan > 0,05 maka Ha ditolak dan H0 diterima, ini berarti
menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
Universitas Sumatera Utara
Uji F juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan
Ftabel dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jika Fhitung > Ftabel, maka secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel independen terhadap variabel dependen.
2. Jika Fhitung < Ftabel, maka secara simultan tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
4.6.3.3 Uji statistik t (Uji Signifikansi Parsial)
Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen
dengan variabel dependen secara parsial. Menurut Ghozali (2013) kriteria
pengujian berdasarkan probabilitas sebagai berikut:
1. Jika probabilitas (signifikansi) lebih besar dari 0,05 (α), maka variabel
independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
2. Jika probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari 0,05 (α), maka variabel
independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen.
Uji t juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel,
dengan ketentuan :
1. Jika thitung > ttabel, maka terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen.
2. Jika thitung < ttabel, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1.
Hasil Penelitian
5.1.1
Deskripsi Data Penelitian
Data kuesioner yang disebarkan sebanyak 33 kuesioner karena data
tersebut adalah data sensus. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menyebarkan
33 kuesioner secara langsung maupun tidak langsung (email dan kirim melalui
jasa pengiriman) kepada para pegawai yang melakukan tugas pengawasan dan
pemeriksaan pada Inspektorat Kota Subulussalam. Data penelitian sejak tanggal
pengiriman dan pengumpulan berlangsung selama kurang lebih 10 hari.
Deskripsi data dimulai dengan gambaran obyek penelitian dan deskripsi
responden. Gambaran obyek penelitian dimasukkan untuk memperoleh gambaran
utuh tentang obyek penelitian. Adapun deskripsi responden dimaksudkan untuk
menjelaskan latar belakang responden dalam penelitian ini.
5.1.1.1 Karakteristik Responden Penelitian
Hasil Penelitian yang diperoleh dari pengolahan data berdasarkan jenis
kelamin (Tabel 5.1) menunjukkan bahwa pegawai Inspektorat Kota Subulussalam
yang melakukan tugas pengawasan dan pemeriksaan yang paling banyak berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 22 (dua puluh dua) orang atau (66,7%) dan berjenis
kelamin perempuan sebanyak 11 (sebelas) orang atau (33,3%).
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persen
Laki-laki
22
66.7
Perempuan
11
33.3
Jumlah
33
100
Hasil penelitian berdasarkan usia (Tabel 5.2) menunjukkan bahwa auditor
Inspektorat Kota Subulussalam memiliki usia antara 20-29 tahun sebanyak 1
orang atau (3,0%), 30-39 tahun sebanyak 27 orang atau (81,8%) sedangkan 40-49
tahun sebanyak 2 orang atau (6,1%) dan usia 50 Tahun keatas sebanyak 3 orang
atau (9,1%).
Tabel 5.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia
Frekuensi
Persen
20-29 Tahun
1
3.0
30-39 Tahun
27
81.8
40-49 Tahun
2
6.1
50 Tahun ke atas
3
9.1
Jumlah
33
100
Hasil penelitian berdasarkan pendidikan terakhir (Tabel 5.3) menunjukkan
bahwa auditor Inspektorat Kota Subulussalam memiliki pendidikan terakhir
paling banyak Sarjana sebanyak 25 orang atau (75,8%) diikuti pendidikan
Diploma dan Pascasarjana masing-masing sebanyak 4 orang atau (12,1%).
Tabel 5.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan terakhir Frekuensi Persen
SLTA
0
0
Universitas Sumatera Utara
Diploma/Akademi
Sarjana
Pascasarjana
Jumlah
4
25
4
33
12.1
75.8
12.1
100
Hasil penelitian karakteristik responden berdasarkan masa kerja (Tabel
5.4) menunjukkan bahwa auditor Inspektorat Kota Subulussalam mempunyai
masa kerja paling banyak 6-10 tahun sebanyak 25 orang atau (75,8%) diikuti
masa kerja 15 tahun keatas sebanyak 4 orang atau (12,1%) kemudian masa kerja ≤
5 tahun sebanyak 3 orang atau (9,1%) dan yang paling sedikit 11-15 tahun
sebanyak 1 orang atau (3,0%).
Tabel 5.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja
≤ 5 Tahun
6-10 Tahun
11-15 Tahun
diatas 15 Tahun
Jumlah
Frekuensi
3
25
1
4
33
Persen
9.1
75.8
3.0
12.1
100
5.1.1.2 Statistik Deskriptif
Deskripsi statistik memberikan suatu gambaran tentang nilai maksimum,
nilai minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi dari setiap variabel yang
diteliti, baik itu variabel independen maupun dependen. Statistik deskriptif yang
diperoleh dari jawaban atas kuesioner tentang variabel penelitian disajikan dalam
Tabel 5.5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5
Deskripsi Statistik Variabel Penelitian
Jumlah responden (N) adalah 33 orang. Masing-masing variabel memiliki
nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan nilai standar deviasi
yang bervariasi.
1. Kualitas hasil audit (Y) memiliki nilai minimum sebesar 14 dan nilai
maksimum sebesar 20. Nilai rata-rata sebesar 15,88 menunjukkan bahwa ratarata kualitas hasil audit yang dimiliki cukup besar, dan nilai standar deviasi
sebesar 1,576.
Universitas Sumatera Utara
2. Perencanaan audit (X1) memiliki nilai minimum sebesar 10 dan nilai
maksimum sebesar 20. Nilai rata-rata sebesar 14,97 menunjukkan bahwa ratarata kualitas hasil audit yang dimiliki cukup besar, dan nilai standar deviasi
sebesar 2,271.
3. Pelaksanaan audit (X2) yang dilihat dari :
a. Mengelola kegiatan audit intern (X2.1) : memiliki nilai minimum sebesar
28 dan nilai maksimum sebesar 40. Nilai rata-rata sebesar 32,24
menunjukkan bahwa rata-rata kualitas hasil audit yang dimiliki cukup
besar, dan nilai standar deviasi sebesar 3,373.
b. Sifat kerja kegiatan audit intern (X2.2) : memiliki nilai minimum sebesar
17 dan nilai maksimum sebesar 24. Nilai rata-rata sebesar 20,30
menunjukkan bahwa rata-rata kualitas hasil audit yang dimiliki cukup
besar, dan nilai standar deviasi sebesar 2,325.
c. Perencanaan penugasan audit intern (X2.3) : memiliki nilai minimum
sebesar 24 dan nilai maksimum sebesar 36. Nilai rata-rata sebesar 30,33
menunjukkan bahwa rata-rata kualitas hasil audit yang dimiliki cukup
besar, dan nilai standar deviasi sebesar 3,568.
d. Pelaksanaan penugasan audit intern (X2.4) : memiliki nilai minimum
sebesar 18 dan nilai maksimum sebesar 28. Nilai rata-rata sebesar 23,48
menunjukkan bahwa rata-rata kualitas hasil audit yang dimiliki cukup
besar, dan nilai standar deviasi sebesar 3,043.
4.
Pelaporan (X3) yang dilihat dari :
Universitas Sumatera Utara
a. Komunikasi hasil audit memiliki nilai minimum sebesar 24 dan nilai
maksimum sebesar 32. Nilai rata-rata sebesar 27,21 menunjukkan bahwa
rata-rata kualitas hasil audit yang dimiliki cukup besar, dan nilai standar
deviasi sebesar 2,534.
5.
Prinsip Etika (X4) yang dilihat dari :
a. Obyektifitas : memiliki nilai minimum sebesar 16 dan nilai maksimum
sebesar 20. Nilai rata-rata sebesar 18,73 menunjukkan bahwa rata-rata
kualitas hasil audit yang dimiliki cukup besar, dan nilai standar deviasi
sebesar 1,376.
b. Kerahasiaan : memiliki nilai minimum sebesar 10 dan nilai maksimum
sebesar 15. Nilai rata-rata sebesar 13,55 menunjukkan bahwa rata-rata
kualitas hasil audit yang dimiliki cukup besar, dan nilai standar deviasi
sebesar 1,502.
c. Kompetensi : memiliki nilai minimum sebesar 24 dan nilai maksimum
sebesar 35. Nilai rata-rata sebesar 31,00 menunjukkan bahwa rata-rata
kualitas hasil audit yang dimiliki cukup besar, dan nilai standar deviasi
sebesar 3,250.
d. Akuntabel : memiliki nilai minimum sebesar 18 dan nilai maksimum
sebesar 25. Nilai rata-rata sebesar 21,64 menunjukkan bahwa rata-rata
Universitas Sumatera Utara
kualitas hasil audit yang dimiliki cukup besar, dan nilai standar deviasi
sebesar 2,219.
e. Prilaku Profesional : memiliki nilai minimum sebesar 20 dan nilai
maksimum sebesar 25. Nilai rata-rata sebesar 22,27 menunjukkan bahwa
rata-rata kualitas hasil audit yang dimiliki cukup besar, dan nilai standar
deviasi sebesar 1,790.
5.1.2. Hasil Uji Kualitas Data
Penelitian ini menggunakan data primer, oleh karena itu harus dilakukan
uji kualitas data sebelum pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Uji
kualitas data dapat dilakukan melalui uji reliabilitas dan uji validitas.
5.1.2.1. Hasil Uji Validitas
Pengujian validitas data dilakukan dengan korelasi bivariate antara
masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk yaitu dengan melihat
nilai sig. yang didapat dari hasil olah SPSS. Apabila nilai sig. (2 tailed) < dari
taraf signifikan (α) sebesar 0.05 maka instrument indikator valid (Ghozali : 2013).
Hasil uji validitas dapat dilihat pada lampiran 4. Dari tampilan output
SPSS diperoleh hasil Sig KMO > 0,5 and Bartlett’s Test < 0,05. Terlihat bahwa
korelasi antara masing-masing indikator terhadap total skor konstruk (jumlah)
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan hasil yang signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing
indikator pertanyaan adalah valid.
5.1.2.2 Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,
apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan konsisten. Suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memiliki nilai cronbach’s alpha >
0,6 (Sarjono dan Julianita : 2011). Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 5.6.
Tabel 5.6
Hasil Uji Reliabilitas
No.
Variabel
1
2
3
Kualitas Hasil Audit
Perencanaan Audit
Pelaksanaan Audit
A Mengelola Kegiatan Audit
Intern
B Sifat Kerja Kegiatan Audit
Intern
C Perencanaan Penugasan
Audit Intern
D Pelaksanaan Penugasan
Audit Intern
Pelaporan
A Komunikasi Hasil
Penugasan Audit Intern
Prinsip Etika
A Obyektifitas
B Kerahasiaan
4
5
Cronbach’s
Alpha
0.623
0.707
Batas
Reliabilitas
0.60
0.60
0.840
0.60
Reliabel
0.822
0.60
Reliabel
0.904
0.60
Reliabel
0.892
0.60
Reliabel
0.814
0.60
Reliabel
0.709
0.787
0.60
0.60
Reliabel
Reliabel
Kesimpulan
Reliabel
Reliabel
Universitas Sumatera Utara
C
D
E
Kompetensi
Akuntabel
Prilaku Profesional
0.784
0.803
0.682
0.60
0.60
0.60
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Hasil pengujian seperti yang terlihat pada Tabel 5.6 menunjukkan bahwa
nilai cronbach’s alpha untuk semua variabel lebih besar dari 0,6 maka dapat
dinyatakan instrumen tersebut reliabel.
5.1.3.
Hasil Uji Asumsi Klasik
5.1.3.1 Hasil Uji Normalitas
Pada uji normalitas dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah
dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan analisis grafik dan uji
statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hasil analisis grafik terlihat
pada Gambar 5.1 dan 5.2 serta hasil uji K-S terlihat pada Tabel 5.7 sebagai
berikut:
1. Analisis Grafik
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.1
Grafik Histogram
Dengan melihat grafik histogram ini, dapat disimpulkan bahwa grafik
histogram di atas menggambarkan pola distribusi yang seimbang dan normal. Hal
ini dapat dipahami bahwa balok-balok histogram tersebut berada pada posisi rapat
dan garis histogram membentuk posisi seperti lonceng yang mengindikasikan
bahwa data dari variabel perencanaan audit, pelaksanaan audit, pelaporan dan
prinsip etika serta kualitas hasil audit terdistribusi secara normal. Kemudian, yang
akan lebih memperkuat adalah scatterplot dibawah ini.
Gambar 5.2
Grafik Normal P-P Plot
Grafik normal p-p plot menggambarkan hasil dimana terlihat titik-titik
menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis
diagonal. Kedua grafik pada gambar 5.1 dan 5.2 menunjukkan bahwa model
regresi tidak menyalahi atau memenuhi asumsi normalitas (data terdistribusi
normal).
2. Hasil Uji Statistik
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji statistik normalitas menggunakan One Sample KolmogorovSmirnov Test dengan melihat tingkat signifikansi sebesar 5%. Dasar pengambilan
keputusan pada uji normalitas yaitu dengan melihat probabilitas asymp.sig (2tailed) yang lebih besar dari 0,05 maka data dapat dikatakan berdistribusi normal
dan jika asymp.sig (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 maka data berdistribusi tidak
normal (Ghozali : 2013).
Tabel 5.7
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
33
.0000000
.71561042
.096
.096
-.094
.553
.920
Tampak pada tabel 5.7 hasil pengujian menunjukkan besarnya nilai
Kolmogorov-Smirnov adalah 0,553 dan signifikan pada 0,920 dimana nilainya
lebih besar dari α = 0,05 (Asymp. Sig = 0,920 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan
data residual terdistribusi normal.
5.1.3.2. Hasil Uji Multikolinearitas
Pengujian terhadap multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan
Universitas Sumatera Utara
dengan melihat besaran VIF (varians inflation factor) dan nilai tolerance. Jika
nilai VIF ≤ 10 dan nilai tolerance
≥ 0,10
maka tidak terjadi gejala
multikolinearitas di antara variabel bebas (Sarjono dan Julianita : 2011). Hasil uji
multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 5.8.
Tabel 5.8
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
1 (Constant)
Perencanaan Audit
Mengelola Kegiatan Audit Intern
Sifat Kerja Kegiatan Audit Intern
Perencanaan Penugasan Audit Intern
Pelaksanaan Penugasan Audit Intern
Komunikasi Hasil Penugasan Audit
Intern
Obyektifitas
Kerahasiaan
Kompetensi
Akuntabel
Prilaku Profesional
a. Dependent Variable: Kualitas Hasil Audit
Tolerance
VIF
0.845
0.318
0.537
0.489
0.329
0.188
1.183
3.148
1.863
2.046
3.039
5.330
0.239
0.362
0.412
0.566
0.567
4.184
2.763
2.425
1.766
1.764
Dari tabel 5.8 dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas
karena nilai VIF masing-masing variabel ≤ 10, dan nilai tolerance ≥ 0,10.
5.1.3.3. Hasil Uji Heterokedastisitas
Universitas Sumatera Utara
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji heteroskedastisitas dengan grafik
scatterplot. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (poin-poin), yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang beraturan (bergelombang, melebar, kemudian
menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas dan jika ada pola yang jelas, serta
titik-titik menyebar di atas dan di bawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali : 2013).
Gambar 5.3
Grafik ScatterPlot
Berdasarkan Gambar 5.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
Universitas Sumatera Utara
Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini dapat juga dilakukan
dengan uji glejser dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel
independen.
Tabel. 5.9
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan pada tabel 5.9, hasil uji heteroskedastisitas dengan
menggunakan uji Glejser diperoleh nilai signifikansi dari masing-masing variabel
independen lebih besar dari tingkat kepercayaan (α) sebesar 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak ada gejala heteroskedastisitas
artinya varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap
(homoskedastisitas).
5.1.4. Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Universitas Sumatera Utara
Regresi linear berganda digunakan untuk memodelkan hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen, dengan jumlah variabel
independen lebih dari satu. Secara umum, analisis regresi biasanya adalah studi
mengenai ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel
independen dengan tujuan untuk mengestimasi dan memprediksi rata-rata
populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel
independen yang diketahui. Hasil persamaan regresi linear berganda dapat
ditnjukkan pada tebel 5.10
Tabel 5.10
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
B
3.721
Std.
Error
4.256
Sig.
0.392
Perencanaan Audit
0.021
0.075
0.781
Mengelola Kegiatan Audit Intern
0.340
0.082
0.000
Sifat Kerja Kegiatan Audit Intern
-0.042
0.092
0.653
Perencanaan Penugasan Audit Intern
-0.009
0.063
0.893
Pelaksanaan Penugasan Audit Intern
-0.045
0.089
0.618
Komunikasi Hasil Penugasan Audit
Intern
0.170
0.142
0.245
Obyektifitas
-0.064
0.232
0.786
Kerahasiaan
0.011
0.173
0.949
Kompetensi
-0.041
0.075
0.590
Akuntabel
-0.013
0.093
0.894
0.045
0.116
0.701
Model
1 (Constant)
Prilaku Profesional
a. Dependent Variable: Kualitas Hasil Audit
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 5.10 dari nilai-nilai koefisien tersebut, maka dapat
disusun persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 3,721 + 0,021X1 + 0,340X2.1 -0,042X2.2 -0,009X2.3 – 0,045X2.4 + 0,170X3.1 –
0,064X4.1 + 0,011X4.2 – 0,041X4.3 – 0,013X4.4 + 0,045X4.5
Dari persamaan regresi linear di atas dapat dijelaskan bahwa :
1.
Konstanta (α)
Nilai konstanta sebesar 3,721 berarti jika variabel independen dianggap nol
(0) maka nilai kualitas hasil audit akan bertambah sebesar 3,721.
2.
Perencanaan audit (X1) terhadap kualitas hasil audit (Y)
Nilai koefisien perencanaan audit sebesar positif 0,021 berarti setiap
kenaikan nilai perencanaan audit sebesar satu satuan maka nilai kualitas
hasil audit akan bertambah sebesar 0,021 dengan asumsi variabel
independen yang lain dalam model regresi adalah tetap.
3.
Pelaksanaan audit (X2) terhadap kualitas hasil audit (Y)
a. Mengelola kegiatan audit intern
Nilai koefisien pelaksanaan audit bagian mengelola kegiatan audit intern
sebesar positif 0,340 berarti setiap kenaikan nilai mengelola kegiatan
audit intern sebesar satu satuan maka nilai kualitas hasil audit akan
bertambah sebesar 0,340 dengan asumsi variabel independen yang lain
dalam model regresi adalah tetap.
b. Sifat kerja kegiatan audit intern
Universitas Sumatera Utara
Nilai koefisien pelaksanaan audit bagian sifat kerja kegiatan audit intern
sebesar negatif 0,042 berarti setiap kenaikan nilai sifat kerja kegiatan
audit intern sebesar satu satuan maka nilai kualitas hasil audit akan
berkurang sebesar 0,042 dengan asumsi variabel independen yang lain
dalam model regresi adalah tetap.
c. Perencanaan penugasan audit intern
Nilai koefisien pelaksanaan audit bagian perencanaan penugasan audit
intern sebesar negatif 0,009 berarti setiap kenaikan nilai perencanaan
penugasan audit intern sebesar satu satuan maka nilai kualitas hasil audit
akan berkurang sebesar 0,009 dengan asumsi variabel independen yang
lain dalam model regresi adalah tetap.
d. Pelaksanaan penugasan audit intern.
Nilai koefisien pelaksanaan audit bagian pelaksanaan penugasan audit
intern sebesar negatif 0,045 berarti setiap kenaikan nilai pelaksanaan
penugasan audit intern sebesar satu satuan maka nilai kualitas hasil
audit akan berkurang sebesar 0,045 dengan asumsi variabel independen
yang lain dalam model regresi adalah tetap.
4.
Pelaporan (X3) terhadap kualitas hasil audit (Y)
a. Komunikasi hasil penugasan audit intern
Universitas Sumatera Utara
Nilai koefisien pelaporan bagian komunikasi hasil penugasan audit
intern sebesar positif 0,170 berarti setiap kenaikan nilai komunikasi hasil
penugasan audit intern sebesar satu satuan maka nilai kualitas hasil
audit akan bertambah sebesar 0,170 dengan asumsi variabel independen
yang lain dalam model regresi adalah tetap.
5.
Prinsip Etika (X4) terhadap kualitas hasil audit (Y)
a. Obyektifitas
Nilai koefisien obyektifitas sebesar negatif 0,064 berarti setiap kenaikan
nilai obyektifitas sebesar satu satuan maka nilai kualitas hasil audit akan
turun sebesar 0,064 dengan asumsi variabel independen yang lain dalam
model regresi adalah tetap.
b. Kerahasiaan
Nilai koefisien kerahasiaan sebesar positif 0,011 berarti setiap kenaikan
nilai kerahasiaan sebesar satu satuan maka nilai kualitas hasil audit akan
bertambah sebesar 0,011 dengan asumsi variabel independen yang lain
dalam model regresi adalah tetap.
c. Kompetensi
Nilai koefisien kompetensi sebesar negatif 0,041 berarti setiap kenaikan
nilai kompetensi sebesar satu satuan maka nilai kualitas hasil audit akan
turun sebesar 0,041 dengan asumsi variabel independen yang lain dalam
model regresi adalah tetap.
d. Akuntabel
Universitas Sumatera Utara
Nilai koefisien akuntabel sebesar negatif 0,013 berarti setiap kenaikan
nilai akuntabel sebesar satu satuan maka nilai kualitas hasil audit akan
turun sebesar 0,013 dengan asumsi variabel independen yang lain dalam
model regresi adalah tetap.
e. Prilaku Profesional
Nilai koefisien prilaku profesional sebesar positif