Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) di Provinsi Sumatera Utara Dengan Motivasi Sebagai Variabel Moderating Chapter III VI

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep
Sugiyono

(2013)

menyatakan

bahwa

kerangka

konsep

akan

menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu antara
variabel independen dengan variabel dependen. Adapun kerangka konsep dari
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:


Variabel Independen

Variabel Moderating

Variabel

Dependen
Kompetensi
(X1)

Komitmen Auditor
(X2)

Kinerja APIP
(Y)

Sikap Pimpinan
(X3)


Independensi
(X4)
Motivasi
(Z)

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
Berdasarkan kerangka konsep dapat dijelaskan bahwa ada beberapa faktor
yang mempengaruhi Kinerja APIP yaitu Kompetensi,

Komitmen, Sikap

Universitas Sumatera Utara

Pimpinan dan Independensi serta Motivasi sebagai variabel moderating. Menurut
Mangkunegara (2009) Kinerja APIP merupakan hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja APIP berkaitan
dengan terlaksananya tupoksi, koordinasi audit, terlaksananya perencanaan audit,
konsistensi penyajian LHP dan efektifitas hasil temuan pengawasan.
Kerangka konseptual


menggambarkan

analisis

pengaruh

variabel

independen terhadap variabel dependen dan melalui variabel moderating.
Hubungan antar variabel diuraikan berikut ini:
a.

Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja APIP
Standar Kompetensi Auditor Pemerintah diatur di dalam Peraturan Kepala
BPKP Nomor Per-211/K/JF/2010 dimana dijelaskan seorang auditor wajib
memenuhi standar kompetensi sesuai yang dipersyaratkan untuk dapat
melaksanakan tugas pengawasan sesuai dengan jenjang jabatannya dan wajib
mempertahankan kompetensi yang mereka miliki guna menjamin kompetensi
yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan organisasi dan perkembangan

lingkungan pengawasan melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan.
Diduga semakin baik kompetensi yang dimiliki oleh auditor APIP maka akan
semakin baik pula kinerjanya, artinya kompetensi berpengaruh positif
terhadap kinerja APIP.

b. Komitmen auditor terhadap kinerja APIP;
Menurut Mathis (2001)

Komitmen merupakan tingkat kepercayaan dan

penerimaan tentang kerja terhadap tujuan organisasi dan mempunyai

Universitas Sumatera Utara

keinginan untuk tetap ada dalam organisasi tersebut. APIP yang memiliki
komitmen terhadap pekerjaannya

akan menimbulkan rasa ikut memiliki

(sense of belonging) terhadap organisasi. Diduga semakin baik Komitmen

yang dimiliki auditor APIP maka akan semakin baik pula kinerjanya, artinya
Komitmen berpengaruh positif terhadap kinerja APIP.
c. Sikap Pimpinan terhadap kinerja APIP
Sikap Kepemimpinan dapat mempengaruhi kreativitas kinerja auditor dalam
melaksanakan tugasnya. Pemimpin sebagai pemain utama dalam menjalankan
organisasi dapat memberikan pengaruh dalam menanamkan disiplin kerja.
Pemimpin APIP yang mampu membimbing, memandu, mengarahkan, dan
mengontrol pikiran, perasaan, atau perilaku auditor dalam mencapai tujuan
organisasi akan meningkatkan kinerja APIP. Diduga semakin baik sikap
pimpinan maka akan semakin baik pula kinerjanya, artinya sikap pimpinan
berpengaruh positif terhadap kinerja APIP.
d. Independensi terhadap kinerja APIP
Menurut standar audit APIP PERMENPAN Nomor PER/05/M.PAN/03/2008,
APIP harus independen dan objektif agar kinerjanya lebih baik lagi, dan
standar ini merupakan acuan bagi seluruh anggota APIP dalam melaksanakan
audit. Tanpa independensi pemeriksaan tidak akan dapat diwujudkan secara
optimal dan nilainya juga akan berkurang. Diduga semakin baik independensi
APIP maka akan semakin baik pula kinerjanya, artinya independensi
berpengaruh positif terhadap kinerja APIP.
e. Motivasi terhadap kinerja APIP


Universitas Sumatera Utara

Menurut Mangkunegara (2009) motivasi adalah kondisi yang menggerakan
pegawai agar mencapai tujuan dari motifnya. Pemberian motivasi bertujuan
untuk mendorong gairah dan kerja karyawan, menciptakan suasana dan
hubungan kerja yang baik, meningkatkan kreativitas, partisipasi dan
kesejahteraan karyawan, meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap tugas,
meningkatkan produktivitas kerja dan meningkatkan efisiensi. motivasi
seharusnya bisa menjadi faktor yang memoderasi hubungan antara
kompetensi, komitmen auditor, sikap pimpinan dan independensi

dengan

kinerja APIP.

3.2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau
keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Erlina, 2007). Berdasarkan
perumusan masalah dan kerangka konseptual, hipotesis dalam penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Kompetensi, Komitmen auditor, sikap pimpinan dan independensi secara
simultan dan parsial berpengaruh positif terhadap kinerja APIP di Provinsi
Sumatera Utara.
2. Motivasi dapat memoderasi hubungan antara kompetensi, komitmen auditor,
sikap pimpinan dan independensi dengan kinerja APIP di Provinsi Sumatera
Utara.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1.

Jenis Penelitian
Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini termasuk dalam jenis

penelitian asosiatif yang bersifat kausal, yaitu mengidentifikasi hubungan sebab
akibat antara berbagai variabel (Erlina, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja APIP
di Provinsi Sumatera Utara dengan motivasi sebagai sebagai variabel pemoderasi.
Berdasarkan metodenya maka penelitian ini temasuk penelitian survey
yaitu penelitian yang dilakukan dalam populasi besar maupun kecil sehingga
ditemukan kejadian-kejadian relatif, dan hubungan-hubungan antar variabel
sosiologis maupun psikologis (Kerlinger dalam Daulay, 2010). Penelitian survey
bertujuan untuk memperoleh data yang terjadi pada masa lalu atau saat ini tentang
keyakinan, pendapat, karakteristik, perilaku, hubungan variabel dan menguji
beberapa hipotesis tentang variabel sosiologis dan psikologis dari sampel yang
diambil dari populasi tertentu, teknik pengumpulan data dengan pengamatan
(wawancara atau kuesioner) yang tidak mendalam dan hasil penelitian cenderung
digeneralisasikan (Sugiyono, 2013).
4.2.

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Inspektorat Daerah di Provinsi Sumatera

Utara. Waktu Penelitian adalah Januari 2016 sampai dengan Agustus 2016
dengan jadwal penelitian yang tercantum pada lampiran 1.


Universitas Sumatera Utara

4.3.

Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan (Margono, 2010) Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh personel APIP di Provinsi Sumatera Utara yang telah
menduduki Jabatan Fungsional Auditor dengan jumlah sebanyak 220 orang
(sumber: BPKP 2015).
4.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah atau karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang harus dapat mewakili populasi tersebut (Sugiyono, 2013).
Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus
Slovin :
n =

N ......

(1+N.e²)

n =

220 ......
(1+220.0.05²)

n=

141,5

Keterangan:
n

= Jumlah Sampel

N

= Populasi


e

= Persen kesalahan yang ditolerir (5%)
Berdasarkan rumus tersebut jumlah sampel adalah sebanyak 141,5 atau

dibulatkan menjadi 142 orang auditor APIP. Metode pengambilan sampel
menggunakan metode proportional sampling dimana cara pengambilan sampel
dari tiap-tiap populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub-sub populasi

Universitas Sumatera Utara

tersebut.

Cara

ini

dapat

memberi

landasan

yang

lebih

dapat

dipertanggungjawabkan daripada apabila tanpa memperhitungkan besar kecilnya
sub populasi.
Tabel 4.1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian
No

Jabatan

Populasi

Sampel

1

Auditor Madya

23 orang

13 orang

2

Auditor Muda

47 orang

33 orang

3

Auditor Pertama

133 orang

86 orang

4

Auditor Pelaksana

7 orang

4 orang

5

Auditor Pelaksana Lanjutan

3 orang

2 orang

6

Auditor Penyelia

7 orang

4 orang

220 orang

142 orang

Jumlah

4.4

Metode Pengumpulan Data
Berdasarkan metode pengumpulan datanya, penelitian ini merupakan

penelitian survei dengan menggunaan data primer. Teknik survei merupakan
teknik dari penelitian dimana informasi/data dikumpulkan dengan menggunakan
kuisioner. Survei adalah metode pengumpulan data primer dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu.

4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
Definisi operasional variabel merupakan definisi yang dijadikan sebagai
dasar dalam menetapkan besarnya nilai dari masing-masing variabel. Pengukuran
variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan pengukuran sikap dengan
metode likert memakai alat kuesioner dengan skala pengukurannya menggunakan

Universitas Sumatera Utara

skala interval 1 sampai 5, skor 1 (STS = Sangat Tidak Setuju), skor 2 (TS = Tidak
Setuju), skor 3 (N = Netral/Ragu-ragu), skor 4 ( S= Setuju), dan skor 5 ( SS =
Sangat Setuju.
Kuesioner dalam penelitian ini dirancang bersifat kuantitatif dan
berdasarkan indikator yang terdapat pada setiap variabel penelitian. Adapun
tahapan dalam penyebaran dan pengumpulan kuisioner terdiri dari dua tahap yaitu
tahap pertama adalah melakukan penyebaran kuisioner kepada responden
kemudian menunggu pengisisan kuisioner. Tahap kedua adalah pengambilan
kuisioner yang telah diisi oleh responden untuk kemudian diolah.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependen,
variabel independen, dan variabel moderating. Variabel dependen (variabel
terikat) merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Variabel
independen (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat.
Sedangkan variabel moderating moderating adalah variabel independen yang akan
memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya
terhadap variabel dependen.
1. Variabel dependen (terikat)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kinerja APIP (Y) merupakan
hasil kerja auditor secara kuantitas dan kualitas berdasarkan beban kerja yang
diberikan kepadanya. Kinerja APIP diproyeksikan dalam 5 (lima) indikator
yaitu 1). Pelaksanaan tupoksi dengan efektif; 2). Koordinasi audit; 3).
Pelaksanaan perencanaan audit; 4). Efektifitas hasil audit; 5). Konsistensi
Penyajian LHP. Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen kuesioner
dengan 10 (sepuluh) butir pertanyaan. Kuesioner merupakan modifikasi

Universitas Sumatera Utara

instrumen kuesioner yang dibuat oleh Lubis (2009) dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara No.Per/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar
Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.
2.

Variabel independen (bebas)
1). Kompetensi (X1)
Kompetensi auditor merupakan karakter sikap dan perilaku, atau kemauan
dan kemampuan auditor ketika menghadapi suatu situasi di tempat kerja
yang terbentuk dari sinergi antara pengetahuan, ketrampilan dan prilakuprilaku auditor dalam mendeteksi kekeliruan. Kompetensi diproyeksikan
dalam 3 (tiga) indikator yaitu 1). Pengetahuan (knowledge); 2). Keahlian
(skill); 3). Sikap Perilaku (attitude). Pengukuran variabel ini menggunakan
instrumen kuesioner dengan 8 (delapan) butir pertanyaan. Kuesioner
merupakan modifikasi instrumen kuesioner yang dibuat oleh Sudjana
(2012) dan Peraturan kepala BPKP No. Per-211/K/JF/2010 tentang
Standar Kompetensi Auditor.
2). Komitmen Auditor (X2)
Komitmen

merupakan kebanggaan sebagai anggota organisasi dan

keinginan untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut.
Komitmen auditor diproyeksikan dalam 3 (tiga) indikator yaitu 1).
Loyalitas terhadap organisasi; 2). Tanggung jawab terhadap organisasi; 3).
Sikap terhadap organisasi. Pengukuran variabel ini menggunakan
instrumen kuesioner dengan 8 (delapan) butir pertanyaan. Kuesioner
merupakan modifikasi instrumen kuesioner yang dibuat oleh Dalmy
(2009) dan Albar (2009).

Universitas Sumatera Utara

3). Sikap Pimpinan (X3)
Sikap Pimpinan adalah cara yang digunakan oleh seorang pemimpin untuk
mempengaruhi di dalam mengatur dan mengkoordinasikan bawahannya
dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan yang efektif. Sikap pimpinan
diproyeksikan dalam 3 (tiga) indikator yaitu 1). Sikap kepada bawahan; 2).
Suasana kerja; 3). Keteladanan. Pengukuran variabel ini menggunakan
instrumen kuesioner dengan 8 (delapan) butir pertanyaan. Kuesioner
merupakan Adaptasi dari Trisnaningsih, (2007).
4). Independensi (X4)
Independensi merupakan sikap auditor yang bebas dari pengaruh dan
tekanan pihak lain maupun kepentingannya sendiri dalam melakukan
pekerjaannya. Independensi diproyeksikan dalam 3 (tiga) indikator yaitu
1).

Independensi

dalam

penyusunan

program

pemeriksaan;

2).

Independensi pelaksanaan pekerjaan ; 3). Independensi pelaporan.
Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen kuesioner dengan 8
(delapan) butir pertanyaan. Kuesioner merupakan Modifikasi dari Lubis
(2009) dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tentang standar umum APIP.
3. Variabel Moderating
Motivasi (Z) adalah dorongan terhadap seseorang/kelompok untuk berprilaku
seperti yang diinginkan . Motivasi diproyeksikan dalam 5 (lima) indikator yaitu
1). Penghargaan atas hasil kerja; 2). Kesempatan berkembang; 3). Perhatian
pimpinan; 4). Kondisi ruang kerja; 5). Promosi jabatan. Pengukuran variabel

Universitas Sumatera Utara

ini menggunakan instrumen kuesioner dengan 12 (delapan) butir pertanyaan.
Kuesioner merupakan modifikasi dari Arumsari (2014) dan Albar (2009).

Tabel 4.2.
Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
Nama Variabel

Definisi Operasional

Kinerja APIP
(Y)

Hasil kerja auditor secara
kuantitas dan kualitas
berdasarkan beban kerja
yang
diberikan
kepadanya

Kompetensi
(X1)

karakter
sikap
dan
perilaku, atau kemauan
dan kemampuan auditor
ketika menghadapi suatu
situasi di tempat kerja
yang
terbentuk
dari
sinergi
antara
pengetahuan,
ketrampilan dan prilakuprilaku auditor dalam
mendeteksi kekeliruan.

Komitmen
auditor (X2)

Komitmen
auditor
merupakan kebanggaan
sebagai anggota APIP
dan keinginan untuk
mempertahankan
keanggotaan
dalam
APIP.

Indikator

Skala

1. Melaksanakan
Tupoksi Interval
dengan efektif;
koordinasi
2. Pelaksanaan
audit;
perencanaan
3. Pelaksanaan
audit;
4. Efektifitas hasil audit;
5. Konsistensi penyajian LHP.
Modifikasi dari Lubis (2009)
dan
PerMenPAN
05/M.PAN/03/2008 .

1. Pengetahuan (knowledge)
2. Keahlian (skill)
3. Sikap perilaku (attitude)

Interval

Modifikasi dari Sudjana (2012)
dan Peraturan kepala BPKP No.
Per-211/K/JF/2010.

1. Loyalitas terhadap organisasi Interval
2. Tanggungjawab terhadap
organisasi
3. Sikap terhadap organisasi
Modifikasi dari Dalmy (2009)
dan Albar (2009)

Universitas Sumatera Utara

SikapPimpinan
(X3)

Interval

Cara yang digunakan
oleh seorang pemimpin
untuk mempengaruhi di
dalam mengatur dan
mengkoordinasikan
bawahannya
dalam
rangka pencapaian tujuan
organisasi yang efektif.

1. Sikap kepada bawahan
2. Suasana kerja
3. Keteladanan

Independensi
(X4)

sikap auditor yang bebas
dari
pengaruh
dan
tekanan
pihak
lain
maupun kepentingannya
sendiri dalam melakukan
pekerjaannya

1. Independensi
penyusunan Interval
program pemeriksaan
Pelaksanaan
2. Independensi
Pekerjaan
3. Independensi Pelaporan
Modifikasi dari Lubis (2009) dan
Peraturan
Menteri
Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor PER/05/M.PAN/03/2008
tentang standar umum APIP

Motivasi (Z)

Dorongan
terhadap
seseorang/kelompok
untuk
berprilaku
seperti yang diinginkan

1.
2.
3.
4.
5.

Adaptasi
(2007)

dari

Trisnaningsih

Penghargaan atas hasil kerja
Kesempatan berkembang
Perhatian pimpinan
Kondisi ruang kerja
Promosi jabatan

Interval

Modifikasi dari Arumsari
(2014) dan Albar (2009)

4.6

Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah

regresi linier berganda yang bertujuan untuk menguji dan menganalisis, baik
secara simultan maupun secara parsial seberapa besar pengaruh kompetensi,
Komitmen Auditor,Sikap Pimpinan, independensi dan motivasi terhadap kinerja
APIP. Pengolahan data menggunakan program Statistical Package for Social
Science (SPSS).

Universitas Sumatera Utara

4.6.1 Uji Kualitas Data
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas berupa konsistensi dan
akurasi data yang dikumpulkan melalui instrumen penelitian, jenis pengujian
berupa uji validitas dan reliabilitas, yaitu:
1. Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner.
Juga untuk mengetahui dan mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner
valid atau tidak, disusun dengan akurat atau tidak, sehingga mampu mengukur
apa yang seharusnya diukur oleh kuesioner tersebut. Jika r hitung untuk tiap
butir pertanyaan yang dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total
Correlation (Korelasi Product Moment dari Karl Pearson) lebih besar dari r
tabel dan nilai positif, maka butir atau pertanyaan tersebut dikatakan valid
(Ghozali, 2013). Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r
hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2, dalam hal ini n
adalah jumlah sampel (Ghozali, 2013).
2. Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran
tetap konsisten apabila dilakukan lebih dari dua kali terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat pengukuran yang sama (Erlina, 2008). Teknik
statistik yang digunakan untuk pengujian tersebut dengan melihat koefisien
cronbach’s alpha setelah dilakukan pengukuran dengan menggunakan SPSS.
Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha >
0,70 (Ghozali, 2013).

Universitas Sumatera Utara

4.6.2. Statistik Deskriptif
Statistik

deskriptif

lebih

berkenaan

dengan

pengumpulan

dan

peringkasan data, serta penyajian sehingga lebih mudah dipahami dan
diinterprestasikan. Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif yang terdiri
dari rata-rata, standar deviasi, jawaban minimum dan jawaban maksimum dari
jawaban yang telah didapat melalui kuisioner.

4.6.3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik perlu dilakukan sebagai persyaratan dalam analisis agar
data dapat bermakna dan bermanfaat. Pengujian asumsi klasik yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji
heteroskedastisitas.
1.

Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
bebas dan variabel terikat keduanya mempunyai distribusi normal ataukah
tidak (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi
normal atau mendekati normal. Sebaiknya data yang digunakan dalam
penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013).
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data
akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data normal, maka
garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya (Ghozali, 2013). Cara untuk menguji normalitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk

Universitas Sumatera Utara

menentukan normalitas distribusi residual, jika sig atau p-value > 0,05 maka
data berdistribusi normal (Ghozali, 2013).
a.

Nilai Signifikan atau probabilitas < 0,05 maka distribusi data adalah
tidak normal.

b.

Nilai Signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah
normal.

2.

Uji Multikolonieritas
Untuk menguji apakah pada suatu model ditemukan atau tidak korelasi
diantara variabel independen dilakukan uji multikolinieritas. Jika terjadi
korelasi antar variabel independen maka akan ditemukan adanya masalah
multikolinieritas. Suatu model regresi yang baik harus tidak menimbulkan
masalah multikolinieritas (Ghozali, 2013). Jika variabel independen saling
berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal
adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinieritas di dalam model regresi sebagai berikut dapat dilihat dari :
a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika
antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi
(umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya

Universitas Sumatera Utara

multikolinieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel
independen

tidak

berarti

bebas

dari

multikolinieritas.

Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi
dua atau lebih variabel independen.
c. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan
lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan
oleh variebel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana
setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan
diregres

terhadap

variabel

independen

lainnya.

Tolerance

mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF
=1/Tolerance).

Nilai

cut

off

yang umum

dipakai

untuk

menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance ≤
0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.
3.

Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
terdapat perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2013). Cara untuk mendeteksi ada atau
tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat :

Universitas Sumatera Utara

1. Analisis Grafik
Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen). Dasar
analisisnya : Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola
yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
2. Analisis Statistik yaitu Uji Glejser
Uji ini mengusulkan untuk meregress nilai absolut residual terhadap
variabel independen, dengan kriteria probabilitas signifikansi diatas
tingkat kepercayaan 5% (Ghozali, 2013).

4.6.4.

Pengujian Hipotesis Penelitian

4.6.4.1. Pengujian Hipotesis Pertama
Pada penelitian ini pendekatan analisis yang dilakukan dengan metode
analisis regresi berganda. Metode analisis regresi berganda bertujuan untuk
mengukur besarnya pengaruh dua atau lebih variabel dependen terhadap satu
variabel independen dan juga menunjukkan arah hubungan antara varibel
dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2013) Adapun bentuk persamaan
regresinya adalah:
Y = α + β1X1 + β2X 2 + β3X3 + β4X4 +e

Keterangan:
Y
α
β 1, β 2, β 3, β 4

= Kinerja APIP
= Konstanta
= Koefisien regresi ,

Universitas Sumatera Utara

X1
X2
X3
X4
e

=
=
=
=
=

Kompetensi
Komitmen Auditor
Sikap Pimpinan
Independensi
error

Berdasarkan model persamaan hipotesis pertama di atas dilaksanakan uji
koefisien , determinasi (Adjusted R2) , Uji signifikansi simultan (Uji statistik F)
dan Uji signifikansi parameter individual (Uji

statistik t) dengan tingkat

signifikansi (α) 0,05 atau 5%.
1.

Koefisien Determinasi ( R2)
Koefisien Determinasi (R2) dilakukan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefesien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Ghozali, 2013). Kelemahan mendasar penggunaan koefisien
determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke
dalam model. Banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted
R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai
Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan
ke dalam model.

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua varibel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

Universitas Sumatera Utara

secara bersama-sama terhadap variable dependen/terikat (Ghozali, 2013).
Hipotesis untuk uji statistik F pada penelitian ini dinyatakan sebagai berikut:
H1 : β ≠ 0,

Kompetensi, komitmen auditor, sikap pimpinan dan independensi
secara simultan berpengaruh terhadap kinerja APIP.

Kriteria pengambilan keputusan terhadap uji F, adalah sebagai berikut:
1.

Jika F hitung > F tabel dan signifikansi < α = 5%, maka menerima H1,
artinya kompetensi, komitmen auditor, sikap pimpinan dan independensi
secara simultan berpengaruh terhadap kinerja APIP.

2.

Jika F hitung < F tabel dan signifikansi > α = 5%, maka tidak dapat
menerima H1.

3.

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel terikat/ dependen (Ghozali, 2013). Hipotesis untuk uji statistik t adalah
sebagai berikut :
H1 : β ≠ 0, kompetensi, komitmen auditor, sikap pimpinan dan independensi
secara parsial berpengaruh terhadap kinerja APIP.
Kriteria pengambilan keputusan atas hasil uji statistik t sebagai berikut:
1.

Jika t hitung > t tabel dan signifikansi < α = 5%, maka menerima H1,
artinya kompetensi, Komitmen Auditor, Sikap Pimpinan dan independensi
secara parsial berpengaruh terhadap kinerja APIP.

2.

Jika t hitung < t tabel dan signifikansi > α = 5%, maka tidak dapat
menerima H1.

Universitas Sumatera Utara

4.6.4.2 Pengujian Hipotesis kedua
Hipotesis kedua menggunakan analisis linear regresi berganda dengan
variabel moderating. Variabel moderating adalah variabel independen yang akan
memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Ada tiga cara menguji regresi dengan
variabel moderating yaitu Uji Interaksi,

Uji Nilai selisih Mutlak dan

Uji

Residual. Pengujian variabel moderating dalam penelitian ini menggunakan uji
residual. Uji residual digunakan agar tidak terjadi multikolinearitas selain itu uji
residual dapat menunjukkan apakah suatu variabel dapat dinyatakan sebagai
variabel moderating atau tidak . Jika suatu variabel dilakukan uji residual dengan
hasil nilai koefisien signifikansi lebih kecil dari α = 0,05 yang berarti signifikan
dan koefisien parameternya bernilai negatif bermakna variabel tersebut adalah
variabel moderating (Ghozali, 2013).

Untuk dapat mengetahui pengaruhnya

dilakukan persamaan regresi dengan 2 (dua) tahap:
Tahap I:
Seluruh variabel independen harus diregresikan dengan variabel moderating,
dengan model persamaan regresi sebagai berikut:
Z

= α + β1X1 + β2X 2 + β3X3 + β4X4 +e…………. (1)

Tahap II:
Angka residual dari hasil persamaan tahap pertama akan ditransformasikan untuk
menghasilkan nilai absolut residual. Nilai absolut tersebut akan diregresikan
dengan variabel dependen yaitu Kinerja Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
(APIP). Sehingga akan menghasilkan persamaan berikut:

Universitas Sumatera Utara

|e|

= α + β5 Y………………………………. (2)

Keterangan:
Z
Y
α
β1,β2,β3,β4, β5
X1
X2
X3
X4
e
|e|

= Motivasi
= Kinerja APIP
= Konstanta
= Koefisien Regresi
= Kompetensi
= Komitmen Auditor
= Sikap Pimpinan
= Independensi
= error
= Nilai residual mutlak

Universitas Sumatera Utara

BAB V
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan informasi tentang karakteristik variabel
penelitian seperti: jumlah amatan, nilai minimum, nilai maksimum, nilai mean
dan standar deviasi. Nilai minimum adalah nilai terkecil atau terendah pada suatu
gugus data, sedangkan nilai maksimum merupakan nilai terbesar atau nilai
tertinggi pada suatu gugus data. Nilai mean (nilai rata-rata dari suatu gugus data)
merupakan suatu ukuran pusat data bila data itu diurutkan dari yang terkecil
sampai yang terbesar atau sebaliknya. Rata-rata (mean) merupakan cara yang
paling umum digunakan untuk mengukur nilai sentral dari suatu distribusi data
yang diteliti. Standar deviasi merupakan ukuran penyimpangan sejumlah data dari
nilai rata-ratanya. Dari hasil kuesioner yang kembali diperoleh gambaran
mengenai variabel penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Variabel

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Kompetensi

142

3,38

5.00

4,3996

.46547

Komitmen auditor

142

3.25

5.00

4.3882

.47259

Sikap pimpinan

142

2,25

5.00

4.2430

.55219

Independensi

142

2.75

5.00

3,9287

.41214

Motivasi

142

3,17

4,83

4.1784

.39677

KinerjaAPIP

142

3,00

5.00

4,3754

.35474

Valid N (listwise)

142

Sumber: Lampiran

Universitas Sumatera Utara

Pada tabel di atas diketahui bahwa skor terendah dari jawaban responden
untuk variabel kompetensi adalah 3,38 dan skor tertinggi dari jawaban responden
adalah 5,00, sehingga rata-rata (mean) jumlah skor jawaban kompetensi adalah
4,6547, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden cukup memahami dan
mengerti mengenai kompetensi APIP.
Skor terendah dari jawaban responden untuk variabel komitmen auditor
adalah adalah 3,25 dan skor tertinggi dari jawaban responden adalah 5,00,
sehingga rata-rata (mean) total jumlah skor jawaban komitmen auditor adalah
4,3882, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden memahami dan memiliki
rasa komitmen auditor dalam melaksanakan tugas dan fungsi APIP.
Variabel sikap pimpinan memiliki skor terendah dari jawaban responden
untuk yaitu 2,25 dan skor tertinggi dari jawaban responden adalah 5,00, sehingga
rata-rata (mean) total jumlah skor jawaban sikap pimpinan adalah 4,2430.
Variabel independensi memiliki skor terendah atas jawaban responden
yaitu sebesar 2,75 dan skor tertinggi dari jawaban responden adalah 5,00,
sehingga rata-rata (mean) total jumlah skor jawaban independensi adalah 3,9287,
hal ini menunjukkan bahwa personil APIP sudah memiliki sikap independen yang
cukup baik.
Variabel motivasi memiliki skor terendah dari jawaban responden untuk
yaitu 3,17 dan skor tertinggi dari jawaban responden adalah 4,83, sehingga ratarata (mean) total jumlah skor jawaban motivasi adalah 4,1784 hal ini
menunjukkan bahwa APIP memiliki motivasi yang cukup tinggi dalam
melaksanakan tugasnya.

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan untuk variabel kinerja APIP memiliki skor terendah dari
jawaban responden adalah 3,00 dan skor tertinggi dari jawaban responden adalah
5,00, sehingga rata-rata (mean) total jumlah skor jawaban kinerja APIP adalah
4.3754, hal ini menunjukkan bahwa APIP sudah menunjukkan kinerja yang cukup
baik.
5.2

Deskripsi Data Penelitian
Pada penelitian ini pengumpulan data telah dilakukan melalui beberapa

tahap, yakni dengan menyebarkan 160 kuesioner kepada responden yang berada
pada Inspektorat daerah di Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari Auditor
Madya, Auditor Muda, Auditor Pertama, Auditor Pelaksana, Auditor Pelaksana
Lanjutan dan Auditor Penyelia. Dari 160 kuesioner yang dibagikan yang kembali
sebanyak 148 kuesioner namun 6 kuesioner yang kembali tersebut tidak dapat
digunakan karena tidak dijawab dengan lengkap sebagaimana dapat dilihat pada
Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Tingkat Pengembalian Kuesioner
Uraian

Jumlah

Persentase

Kuesioner yang disebar

160

100%

Kuesioner yang tidak kembali

12

7,5%

Kuesioner yang kembali

148

92,5%

Kuesioner yang gugur/tidak lengkap

6

3,7%

Kuesioner yang dapat digunakan

142

88,83%

Sumber: Lampiran

Universitas Sumatera Utara

5.2.1

Deskripsi Lokasi
Lokasi pada penelitian ini adalah Inspektorat daerah di Provinsi Sumatera

Utara . Provinsi Sumatera Utara dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 10
Tahun 1948 dengan luas wilayah 72,981,23 km2 dimana secara geografis sebelah
utara berbatasan dengan Provinsi Aceh dan Selat Malaka, sebelah selatan
berbatasan dengan Provinsi Riau, Provinsi Sumatera Barat dan Samudera
Indonesia. Sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Aceh dan Samudera
Indonesia dan sebelah timur berbatasan dengan Selat Malaka

5.2.2

Karakteristik Responden
Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, dapat dilihat tentang

demografi responden penelitian yang terdiri dari:
(1) Jenis kelamin, klasifikasinya yaitu: Pria dan Wanita;
(2) Tingkat pendidikan, klasifikasinya yaitu: D3, Strata 1, dan Strata 2;
(3) Jabatan responden, klasifikasinya yaitu: Auditor Madya, Auditor Muda,
Auditor Pertama, Auditor Pelaksana, Auditor Pelaksana Lanjutan dan Auditor
Penyelia;
(4) Pangkat dan golongan, klasifikasinya yaitu: Golongan II, III, dan Golongan
IV;
(5) Lama bekerja, klasifikasinya yaitu: 1 – 5 tahun, 6 – 10 tahun, 11 – 15 tahun,
16 – 20 tahun dan > 21 tahun;
(6) Diklat yang diikuti, klasifikasinya yaitu: tidak pernah, minim, pernah, sering
dan sangat sering.

Universitas Sumatera Utara

Berikut gambaran mengenai demografi responden yang dapat dilihat pada
Tabel 5.3
Tabel 5.3 Demografi Responden
Nomor
I
1
2
II
1
2
3

Demografi responden
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Tingkat Pendidikan
S2
S1
D3

III

Jabatan
Auditor Madya
Auditor Muda
Auditor Pertama
Auditor Pelaksana
Auditor Pelaksana Lanjutan
Auditor Penyelia
Pangkat/Golongan
Golongan IV
Golongan III
Golongan II
Lama Bekerja
> 20 Tahun
16-20 Tahun
11-15 Tahun
5-10 Tahun
1-5 Tahun
Diklat Auditing Yang Pernah Diikuti
Tidak Pernah
Minim sekali(1-2 kali)
Pernah (3-5 kali)
Sering (6-10 kali)
Sangat sering (11-20 kali)

1
2
3
4
5
6
IV
1
2
3
V
1
2
3
4
5
VI
1
2
3
4
5

Frekuensi

Persentase (%)

81
61

57,04 %
42,96 %

20
110
12

14,1 %
77,5 %
8,4 %

13
33
86
4
2
4

9,2 %
23,2 %
60,6 %
2,8 %
1,4 %
2,8 %

12
122
8

8,5 %
85,9 %
5,6 %

44
6
7
65
20

31 %
4,2 %
4,9 %
45.8 %
14,1 %

17
38
74
13
0

12 %
26,8 %
52,11 %
9,1 %
0%

Sumber: Lampiran

Universitas Sumatera Utara

Demografi responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa
kuesioner diisi oleh pria sebanyak 81 orang atau 57,04 % dan wanita sebanyak 61
orang atau 42,96 %.
Berdasarkan tingkat pendidikannya, demografi responden menunjukkan
bahwa tingkat pendidikan D3 sebanyak 12 orang atau 8,4%, S1 sebanyak 110
orang atau 77,5% dan S2 sebanyak 20 orang atau 14,1%.
Demografi responden berdasarkan jabatan responden menunjukkan bahwa
responden terdiri atasi Auditor Madya sebanyak 13 orang atau 9,2%, Auditor
Muda sebanyak 33 orang atau 23,2%, Auditor Pertama sebanyak 86 orang atau
60,6%, Auditor Pelaksana sebanyak 4 orang atau 2,8% dan Auditor Pelaksana
Lanjutan sebanyak 2 orang atau 1,4% dan Auditor Penyelia sebanyak 4 orang atau
2,8%,
Berdasarkan pangkat/golongan responden menunjukkan bahwa responden
yang memiliki pangkat/golongan

golongan IV sebanyak 12 orang atau 8,5,

golongan III sebanyak 122 orang atau 85,9% dan golongan II sebanyak 8 orang
atau 5,6%.
Berdasarkan lama bekerja responden cukup bervariasi yaitu 44 orang atau
31% memiliki masa kerja diatas 20 tahun, 6 orang atau 4,2 % memiliki masa
kerja 16–20 tahun, 7 orang atau 4,9% memiliki masa kerja 11-15 tahun, sebanyak
65 orang atau 45,8 % memiliki masa kerja 5-10 tahun, selebihnya sebesar 20
orang atau 14,1% masih memiliki masa kerja kurang dari 5 tahun.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap kursus/diklat/bintek di bidang
auditing yang telah diikuti oleh responden menunjukkan bahwa 17 orang atau

Universitas Sumatera Utara

12% yang tidak pernah mengikuti diklat, sebanyak 38 orang atau orang atau 26,8
% responden minim sekali mengikuti kursus/diklat/bintek, 74 orang atau 52,11%
pernah mengikuti kursus/diklat/bintek dan sebanyak 13 orang atau 9,1% sering
mengikuti kursus/diklat/bintek.
5.3

Uji Kualitas Data
Sebelum dilakukan pengujian data baik untuk deskripsi data penelitian

maupun untuk pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis maka perlu
dilakukan uji validitas dan reliabilitas data karena jenis data penelitian adalah data
primer
.
5.3.1. Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner yang dapat dilihat dari nilai validitas pada kolom Corrected Item-Total
Correlation. Jika nilai korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada nilai kritik (r
hitung > r tabel) maka instrumen tersebut dikatakan valid (Ghozali, 2013).
Dengan responden yang diteliti sebanyak 142 orang, nilai r-tabel dapat
diperoleh dari df (degree of freedom) = n-2 sehingga diperoleh df sebesar 142-2 =
140 dengan taraf signifikansi 5 % maka nilai r tabelnya 0,1648. Berdasarkan
pengujian validitas instrument, nilai corrected item-total correlation bernilai
positif dan diatas nilai r tabel 0,1648 yang artinya semua butir pertanyaan dapat
dikatakan valid. Hasil uji validitas variable Kinerja APIP (Y), Kompetensi (X1),
Komitmen auditor (X2), Sikap pimpinan (X3), Independensi (X4) dan Motivasi
(Z) adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kinerja APIP, Kompetensi,
Komitmen Auditor, SIkap Pimpinan, Independensi dan Motivasi
Menggunakan SPSS

Variabel
Kinerja APIP (Y)

Kompetensi (X1)

Komitmen auditor (X2)

r hitung

r tabel

Keterangan

Kin_APIP 1

0,560

0,1648

Valid

Kin_APIP 2

0,332

0,1648

Valid

Kin_APIP 3

0,493

0,1648

Valid

Kin_APIP 4

0,601

0,1648

Valid

Kin_APIP 5

0,524

0,1648

Valid

Kin_APIP 6

0,601

0,1648

Valid

Kin_APIP 7

0,382

0,1648

Valid

Kin_APIP 8

0,618

0,1648

Valid

Kin_APIP 9

0,621

0,1648

Valid

Kin_APIP 10

0,269

0,1648

Valid

KO 1

0,601

0,1648

Valid

KO 2

0,824

0,1648

Valid

KO 3

0,620

0,1648

Valid

KO 4

0,800

0,1648

Valid

KO 5

0,804

0,1648

Valid

KO 6

0,828

0,1648

Valid

KO 7

0,862

0,1648

Valid

KO 8

0,760

0,1648

Valid

KOR 1

0,694

0,1648

Valid

KOR 2

0,806

0,1648

Valid

KOR 3

0,694

0,1648

Valid

KOR 4

0,847

0,1648

Valid

KOR 5

0,759

0,1648

Valid

KOR 6

0,844

0,1648

Valid

KOR 7

0,817

0,1648

Valid

KOR 8

0,684

0,1648

Valid

Butir Instrumen

Bersambung ke halaman 70

Universitas Sumatera Utara

Variabel

Sikap pimpinan (X3)

Independensi (X4)

Motivasi (Z)

Butir Instrumen

r hitung

r tabel

Keterangan

SP 1

0,684

0,1648

Valid

SP 2

0,682

0,1648

Valid

SP 3

0,673

0,1648

Valid

SP 4

0,724

0,1648

Valid

SP 5

0,685

0,1648

Valid

SP 6

0,738

0,1648

Valid

SP 7

0,716

0,1648

valid

SP 8

0,637

0,1648

valid

ID 1

0,319

0,1648

Valid

ID 2

0,466

0,1648

Valid

ID 3

0,424

0,1648

Valid

ID 4

0,278

0,1648

Valid

ID 5

0,555

0,1648

Valid

ID 6

0,626

0,1648

Valid

ID 7

0,589

0,1648

Valid

ID 8

0,682

0,1648

Valid

MOT 1

0,267

0,1648

Valid

MOT 2

0,322

0,1648

Valid

MOT 3

0,302

0,1648

Valid

MOT 4

0,591

0,1648

Valid

Universitas Sumatera Utara

MOT 5

0,616

0,1648

Valid

MOT 6

0,623

0,1648

Valid

MOT 7

0,443

0,1648

Valid

MOT 8

0,781

0,1648

Valid

MOT 9

0,697

0,1648

Valid

MOT 10

0,757

0,1648

Valid

MOT 11

0,528

0,1648

Valid

MOT 12

0,709

0,1648

Valid

Sumber: Lampiran
5.3.2. Uji Reliabilitas
Uji realibilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban responden
dari waktu ke waktu yaitu dengan melihat nilai cronbach’s alpha, Apabila nilai
cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7 maka kuesioner penelitian tersebut
dinyatakan reliabel (Ghozali, 2013).

Tabel 5.5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja APIP, Kompetensi,
KomitmenAuditor, Sikap Pimpinan, Independensi dan Motivasi
Menggunakan SPSS
Variabel
Kinerja APIP (Y)
Kompetensi (X1)
Komitmen auditor (X2)
Sikap pimpinan (X3)
Independensi (X4)
Motivasi (Z)

Cronbach
Alpha
0,817
0,929
0,932
0,902
0,773
0,866

Batas
Reliabilitas
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7

Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel

Sumber: Lampiran

Universitas Sumatera Utara

Hasil pengujian seperti yang terlihat pada Tabel 5.5 menunjukkan bahwa
nilai cronbach’s alpha untuk semua variabel lebih besar dari 0,7 maka dapat
dinyatakan instrumen tersebut reliabel.
5.4. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk menentukan model regresi dapat
diterima secara ekonometrik. Pengujian asumsi klasik terdiri dari pengujian
normalitas, multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas berhubung data
yang digunakan pada penelitian ini adalah data cross section maka pengujian
autokorelasi tidak perlu dilakukan.
5.4.1

Uji Normalitas
Pada uji normalitas dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah dalam

model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji
normalitas bertujuan untuk melihat normal tidaknya data yang akan dianalisis.
Ada dua cara yang digunakan untuk menguji normalitas suatu model yaitu analisis
grafik dan uji statistik.
1. Analisis Grafik

Universitas Sumatera Utara

Gambar 5.1 Grafik Histogram

Gambar 5.2 Grafik Normal P- Plot

Pada analisis grafik, pengujian dilakukan dengan melihat grafik histogram
dan grafik normal p-p plot. Grafik histogram di atas menggambarkan pola
distribusi yang seimbang dan normal. Hasil yang sama ditunjukkan pada grafik

Universitas Sumatera Utara

normal p-p plot, dimana terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan
penyebarannya mendekati garis diagonal. Kedua grafik pada gambar 5.1 dan 5.2
menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi atau memenuhi asumsi
normalitas.
2. Analisis Statistik
Disamping

menggunakan

uji

grafik,

uji

normalitas

juga

dapat

menggunakan uji statistik salah satunya dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov. Jika nilai probabilitas asymp.sig (2-tailed) pada uji Kolmogorov
Smirnov lebih besar dari 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa data mempunyai
distibusi normal (Ghozali, 2013).

Tabel 5.6. Hasil Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov dengan
menggunakan SPSS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N

142
a,b

Normal Parameters

Mean
Std. Deviation

Most Extreme Differences

Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)

,0000000
1,63430696

Absolute

,058

Positive

,044

Negative

-,058
,058
,200c,d

a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Lampiran

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan Tabel 5.6 dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov
sebesar 0,058 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,200 karena nilai asymp.sig (2tailed) lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal.

5.4.2

Uji Multikolinearitas
Multikolineritas

adalah

suatu

keadaan

dimana

diantara

variable

independen saling berkorelasi satu dengan yang lainnya. Alat ukur yang sering
digunakan untuk melihat ada tidaknya variable yang berkorelasi adalah nilai
Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai Tolerance dimana nilai VIF tidak lebih
dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 (Ghozali, 2013).

Tabel 5.7 Hasil Uji Multikolinearitas dengan menggunakan SPSS
Coefficientsa
Unstandardized

Standardized

Collinearity

Coefficients

Coefficients

Statistics

Std.
Model
1 (Constant)

Kompetensi
Komitmen
Organisasi
Sikap pimpinan
Independensi

B

Error

Beta

t

Sig.

Tolerance

VIF

11.660

1,993

5.850 .000

.510

.054

.572 9.381 .000

.462

2.163

,306

,056

,338

5,423 ,000

,441

2,267

.074

.035

.089 2.136 .034

.990

1.010

.034

.045

.034

.906

1.104

.774 .440

a. Dependent Variable: Kinerja APIP

Sumber: Lampiran

Universitas Sumatera Utara

Pada Tabel 5.7 terlihat bahwa semua variabel independen mmemiliki nilai
VIF tidak lebih besar dari 10 dan nilai tolerance tidak lebih kecil dari 0,10
sehingga dapat dinyatakan bahwa diantara variabel independen tidak terjadi
masalah multikolinieritas.

5.4.3

Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik yaitu yang tidak terjadi heteroskedastisitas atau
homoskedastisitas. Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1.

Uji Grafik

Gambar 5.3 Uji Heteroskedastisitas

Universitas Sumatera Utara

Hasil uji heteroskedastisitas terhadap data menunjukkan bahwa
pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat
dari scatterplot dimana penyebaran titik-titik yang menyebar secara acak,
tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di
atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y (Ghozali, 2013).

2.

Uji Statistik
Berdasarkan pada tabel 5.8, hasil uji heteroskedastisitas dengan
menggunakan uji Glejser diperoleh nilai sig dari masing-masing variabel
independen lebih besar dari (>) tingkat kepercayaan (α) sebesar 0,05. Hal
ini menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak ada gejala
heteroskedastisitas.
Tabel 5.8 Hasil Uji Glejser Menggunakan SPSS
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients

Model
1

B
(Constant)

-,428

1,146

Kompetensi

,022

,031

-,016

Sikap pimpinan
Independensi

Komitmen auditor

a.

Std. Error

Coefficients
Beta

T

Sig.

-,373

,710

,089

,719

,473

,032

-,064

-,503

,616

,033

,020

,143

1,683

,095

,013

,026

,047

,526

,600

Dependent Variable: Abs

Sumber: Lampiran

Universitas Sumatera Utara

5.5.

Pengujian Hipotesis Pertama
Pengujian hipotesis bertujuan menjawab rumusan masalah tentang apakah

kompetensi, komitmen auditor, sikap pimpinan dan independensi berpengaruh
secara simultan dan parsial terhadap kinerja APIP. Pengujian hipotesis dilakukan
melalui, koefisien determinasi (R2), uji statistik F, uji statistik t.
5.5.1

Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R²) dapat mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai R² menunjukkan
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variable
dependen. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel dependen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen. (Ghozali, 2013).
Tabel 5.9 Nilai Koefisien Determinasi
Model Summary
Std. Error of the
Model
1

R

R Square
,874

a

,765

Adjusted R Square
,758

Estimate
1,65799

a. Predictors: (Constant), Independensi, Sikap pimpinan, Komitmen auditor, Kompetensi

Sumber: Lampiran
2

Dari tabel 5.9 diketahui Nilai adjusted R square (adjusted R ) sebesar
76,5% yang berarti variable kompetensi, komitmen auditor, sikap pimpinan dan
independensi memiliki hubungan yang kuat terhadap variable Kinerja APIP.
Namun untuk menghindari bias terhadap jumlah variabel independen yang
2

dimasukkan ke dalam model sebaiknya menggunakan nilai adjusted R untuk

Universitas Sumatera Utara

melihat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.
2

Nilai adjusted R sebesar 0,758 mempunyai arti variasi variabel kinerja APIP
mampu dijelaskan oleh variabel kompetensi, komitmen auditor, sikap pimpinan
dan independensi sebesar 75,8 % dan sisanya sebesar 24,2 % dijelaskan oleh
faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini.
5.5.2

Uji Statistik F
Hasil pengujian statistik F untuk melihat pengaruh secara simultan

kompetensi, komitmen auditor, sikap pimpinan dan independensi terhadap kinerja
APIP.
Tabel 5.10 Hasil Uji Statistik F Variabel Kompetensi, Komitmen Auditor,
Sikap Pemimpin dan Independensi Terhadap Kinerja APIP Menggunakan
SPSS.
ANOVAa
Model
1

Sum of Squares
Regression
Residual
Total

Df

Mean Square

F

1223,289

4

305,822

376,605

137

2,749

1559,894

141

111,251

Sig.
,000b

a. Dependent Variable: Kinerja APIP
b. Predictors: (Constant), Independensi, Sikap pimpinan, Komitmen auditor, Kompetensi

Sumber: Lampiran
Kriteria pengambilan keputusan menggunakan nilai signifikansi F pada
taraf nyata 5 %. Berdasarkan Tabel 5.10, nilai F hitung 111,251 lebih besar dari
nilai F tabel 2,2808 dengan signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka
menerima H1. Sehingga dapat disimpulkan secara simultan variable kompetensi,

Universitas Sumatera Utara

komitmen auditor, sikap pimpinan dan independensi berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen (kinerja APIP).

5.5.3

Uji Statistik t

Tabel 5.11 Hasil Uji Statistik t Variabel Kompetensi, Komitmen Organisasi,
Sikap Pemimpin dan Independensi Terhadap Kinerja APIP Menggunakan
SPSS.
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

B
(Constant)

Std. Error

11.660

1,993

Kompetensi

,510

,054

Komitmen auditor

,306

Sikap pimpinan
Independensi

Coefficients
Beta

T

Sig.

5,850

,000

,572

9,381

,000

,056

,338

5,423

,000

.074

.035

.089

2,136

,034

.034

.045

.034

.774

,440

a. Dependent Variable: Kinerja APIP

Sumber: Lampiran
Berdasarkan tabel 5.11 dapat diformulasikan dalam bentuk persamaan
regresi berikut ini :
Y = 11,660 + 0,510 X1 + 0,306X2 + 0,074X3 + 0,034X4
Dari persamaan regresi linier di atas dapat dijelaskan bahwa :
Nilai konstanta sebesar 11,660 berarti jika variabel independen dianggap
nol (0) maka nilai variable kinerja APIP akan bertambah sebesar 11,660

Universitas Sumatera Utara

Variabel kompetensi memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih
kecil dari α = 0,05, dengan nilai t sebesar 9,381 lebih besar dari t tabel 1,977 dan
koefisien regresi bernilai positif sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima
yang artinya variabel kompetensi berpengaruh positif signifikan terhadap variabel
Kinerja APIP.
Variabel komitmen auditor memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000
lebih kecil dari α = 0,05 dengan nilai t sebesar 5,423 lebih besar dari t tabel 1,977
dan koefisien regresi yang bernilai positif sehingga dapat disimpulkan bahwa H1
diterima yang artinya variabel komitmen auditor berpengaruh positif signifikan
terhadap variable kinerja APIP.
Variabel sikap pimpinan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,034 lebih
besar dari α = 0,05, nilai t sebesar 2,136 lebih besar dari t tabel 1,977 dan
koefisien regresi y

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Pada Inspektorat Kabupaten Labuhanbatu Dengan Motivasi Sebagai Variabel Moderating Chapter III VI

0 0 40

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) di Provinsi Sumatera Utara Dengan Motivasi Sebagai Variabel Moderating

0 0 14

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) di Provinsi Sumatera Utara Dengan Motivasi Sebagai Variabel Moderating

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) di Provinsi Sumatera Utara Dengan Motivasi Sebagai Variabel Moderating

0 0 10

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) di Provinsi Sumatera Utara Dengan Motivasi Sebagai Variabel Moderating

0 0 29

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) di Provinsi Sumatera Utara Dengan Motivasi Sebagai Variabel Moderating

0 0 5

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) di Provinsi Sumatera Utara Dengan Motivasi Sebagai Variabel Moderating

0 3 25

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dengan Reward sebagai Variabel Moderating pada Inspektorat Kabupaten Tapanuli Utara

0 0 18

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dengan Reward sebagai Variabel Moderating pada Inspektorat Kabupaten Tapanuli Utara Chapter III VI

0 0 64

Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara dengan Motivasi Auditor sebagai Variabel Moderating Chapter III VI

0 0 44