Pola Kerusakan Tulang Alveolar Pada Pasien Yang Datang Ke Instalasiperiodonsia Menggunakan Radiografi BitewingDi Rsgm Fkg Usu

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Tulang alveolar adalah bagian dari maksila dan mandibula yang membentuk
dan mendukung soket gigi. Tulang alveolar terbentuk pada saat gigi erupsi untuk
menyediakan perlekatan tulang pada ligamen periodontal. Tulang alveolar dapat
dibagi menjadi daerah yang terpisah dari basis anatomi, tetapi fungsinya merupakan
satu kesatuan dengan semua bagian yang saling berhubungan diantara jaringan
pendukung. Penyakit periodontal adalah suatu inflamasi kronis pada jaringan
pendukung gigi (periodontium). Periodontium terdiri dari gingiva, sementum, tulang
alveolar, dan ligamen periodontal.1
Penyakit periodontal disebabkan oleh akumulasi bakteri yang
menempel pada permukaan gigi terutama pada daerah dibawah gusi dengan
manifestasi klinis pada ligamen periodontal dan kepadatan tulang alveolar.1,2 Bakteri
subgingival berkoloni membentuk poket periodontal dan menyebabkan inflamasi
lanjut pada jaringan gingiva, serta pada penyakit periodontitis kronis akan terjadi
kehilangan tulang alveolar yang progresif dan apabila tidak dilakukan perawatan akan
mengakibatkan kehilangan gigi.1
Kehilangan tulang yang terjadi pada penyakit periodontitis
kronis ini memiliki pola berupa horizontal dan Oblique atau yang biasa disebut

kehilangan tulang secara vertikal. Pada pola vertikal, proses kerusakan tulang yang
terjadi tidak simetris. Keparahan variasi kerusakan tulang ini berbeda pada setiap
bagian yang mengelilingi

gigi, oleh karena itu, puncak tulang alveolar tidak

berhubungan dengan CEJ dan tidak selalu sejajar dengan CEJ.3 Berdasarkan
penelitian Hansel et al, menyatakan bahwa prevalensi terjadinya pola kerusakan
tulang secara horizontal adalah 8,85% sedangkan prevalensi pola kerusakan secara
vertikal terjadi sebesar 1,35% dari 380 sampel.4

Universitas Sumatera Utara

Kerusakan tulang alveolar tidak dapat didiagnosa hanya dengan pemeriksaan
klinis saja, tetapi juga membutuhkan tes diagnostik yang spesifik seperti pemeriksaan
kedalaman poket periodontal dan radiografis.1 Alat yang sering digunakan untuk
diagnosis klinis pada penyakit periodontal dan menentukan perawatan yang dilakukan
adalah dengan periodontal probing dan radiografi intra oral.4Akerson et al,
melaporkan bahwa radiografi periapikal lebih akurat dalam melihat pola kerusakan
tulang jika dibandingkan dengan radiografi bitewing ataupun panoramik. Namun,

Gedik et al membantah dalam penelitiannya bahwa radiografi bitewing lebih unggul
dari radiografi periapikal meski hanya sedikit perbedaan jika dibandingkan dengan
radiografi panoramik.5 Penggunanaan radiografi interproksimal (bitewing), telah
terbukti menjadi metode yang berharga untuk mendeteksi kehilangan tulang yang
terjadi, dan dapat dijadikan pilihan radiografi untuk memeriksa kerusakan tulang pada
penyakit periodontal.5
Berdasarkan latar belakang inilah, peneliti tertarik untuk meneliti pebandingan
pola kerusakan tulang horizontal dan vertikal pada penyakit periodontal yang dilihat
menggunakan radiografi bitewing.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan
pemasalahan sebagai berikut :
Bagaimana pola kerusakan tulang horizontal dan vertikal

pada pasien

penyakit periodontal di RSGM FKG USU
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui perbandingan pola kerusakan tulang horizontal atau

vertikal yang lebih sering dijumpai pada penderita penyakit periodontal.

Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Dapat memberikan informasi kepada dokter gigi tentang kondisi kerusakan
tulang alveolar dapat dilihat menggunakan radiografi bitewing.
1.4.2 Manfaat Praktis


Dengan bantuan foto bitewing dokter gigi dapat mengetahui lebih
detail pola kerusakan tulang yang terjadi sebagai acuan perawatan.



Radiasi yang terpapar pada pasien menggunakan radiografi bitewing
untuk pemeriksaan kerusakan tulang alveolar akan lebih kecil
dibandingkan foto periapikal, karena elemen gigi yang terlihat pada
foto bitewing lebih banyak.


Universitas Sumatera Utara