Hubungan Jumlah Sel Limfosit CD4+ dan CD8+ dengan Gambaran Klinis Kondiloma Akuminata Chapter III V

24

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1.

Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu studi analitik dengan rancangan potong

lintang (cross sectional).

3.2.

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari 2016 hingga bulan April 2016,

di SMF IKKK Divisi IMS RSUP. H. Adam Malik Medan dan Klinik IMS Veteran
Medan. Pemeriksaan kadar limfosit T CD4+, limfosit T CD8+ dilakukan di
laboratorium Patologi Klinik RSUP H. Adam Malik Medan.


3.3.

Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1.

Populasi target
Pasien yang menderita kondiloma akuminata di RSUP. H. Adam Malik
Medan dan Klinik IMS Veteran Medan.

3.3.2.

Populasi terjangkau
Pasien-pasien yang menderita kondiloma akuminata yang berobat ke Divisi
IMS SMF IKKK RSUP. H. Adam Malik Medan dan Klinik IMS Veteran
Medan sejak Januari 2016 sampai April 2016.

3.3.3.

Sampel

Seluruh populasi terjangkau yang bersedia ikut penelitian.
24

Universitas Sumatera Utara

25

3.4.

Besar Sampel

Z
n

(1 / 2 )

Po (1  Po )  Z (1  ) ) Pa (1  Pa )

Po  Pa 2




2

Dimana :

Z (1 / 2) = deviat baku alpha. utk

 = 0,05 maka nilai baku normalnya 1,96

Z (1  ) = deviat baku betha. utk  = 0,10 maka nilai baku normalnya 1,282
P0 =

proporsi KA 0,1757 (17,57 %) (sumber)

Pa =

perkiraan proporsi KA yang diteliti sebesar = 0,4257

P0  Pa =


beda proporsi yang bermakna ditetapkan sebesar 0,25

n ≥ (1,96 √0,1757 (1-0,1757) + 1,282 √0,4257 (1-0,4257))2
(0,25)2

Maka sampel minimal untuk penelitian ini sebanyak 31 penderita kondiloma
akuminata.

3.5.

Cara Pengambilan Sampel Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode consecutive

sampling.

Universitas Sumatera Utara

26


3.6.

Identifikasi Variabel
Variabel bebas

: Jumlah sel limfosit T CD4+, limfosit T CD8+

Variabel terikat

: Gambaran klinis kondiloma akuminata

3.7.

Alat, Bahan dan Cara kerja

3.7.1.

Alat dan Bahan

1. Alat dan bahan pemeriksaan venereologis:

a. Sarung tangan
b. Asam asetat 5%
c. Penggaris
2. Alat dan bahan pemeriksaan kadar CD4+, CD8+:
a. Tabung Trucount
b. Darah
c. Ethylen diamine terta acid (EDTA)
d. Reagensia
e. Facslyse
f. Fluorecense-activated cell sorter (FACS) Count.

Universitas Sumatera Utara

27

3.7.2. Cara kerja
1.

Penandatanganan informed consent oleh pasien yang mencakup kesediaan
pasien untuk menjalani anamnesis, pemeriksaan fisik/ venereologis dan

pemeriksaan laboratorium setelah diberi penjelasan.

2.

Pencatatan data dasar pada status penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Data
dasar mencakup identitas, anamnesis, pemeriksaan fisik/ venereologis.

3.

Jika terdapat lesi kemudian dilakukan inspeksi bentuk lesi, pengukuran lesi
dengan menggunakan rumus volume (panjang x lebar x tinggi) dalam satuan
cm3 dengan menggunakan penggaris dan penghitungan jumlah lesi dalam
satuan buah.

4.

Pasien dikirimkan ke Laboratorium Patologi Klinik RSUP.H. Adam Malik
Medan untuk pemeriksaan jumlah sel limfosit T CD4+ dan CD8+ dengan
mengambil sampel darah pasien sebanyak 3 ml.


Pemeriksaan pengambilan darah dilakukan dengan prosedur:
1. Siapkan alat dan bahan seperti spuit, turniket, kapas kering, kapas alkohol,
dan tabung untuk sampel darah yang berisi EDTA.
2. Minta pasien untuk meluruskan lengannya kemudian mengepalkan tangan.
3. Pasang turniket kira-kira 10 cm diatas lipatan siku.
4. Desinfeksi daerah tempat suntikan dengan kapas alkohol 70% dan biarkan
kering.
5. Tusuk bagian vena cubiti dengan spuit dengan posisi jarum menghadap ke
atas kemudian buka turniket. Setelah volume darah dianggap cukup minta

Universitas Sumatera Utara

28

pasien membuka kepalan tangannya. Masukkan sampel darah ke tabung yang
telah disediakan.
6. Letakkan kapas ditempat suntikan lalu jarum segera ditarik keluar. Tekan
kapas selama beberapa saat lalu plester selama ± 15 menit.

Pemeriksaan jumlah sel T CD4+ dan CD8+ dilakukan dengan prosedur berikut:

a. Siapkan tabung Trucount
b. Masukkan 50µl darah EDTA ke dalam tabung
c. Masukkan 20µl reagensia CD4 dan CD8
d. Tabung yang telah berisi darah EDTA dan reagensia di vortek selama 5
detik selanjutnya diinkubasi selama 15 menit dalam temperatur ruangan.
e. Setelah 15 menit masukkan 450µl Facslyse yang sudah diencerkan
dengan perbandingan 1:10.
f. Lalu di vortek selama 5 detik selanjutnya diinkuasi selama 15 menit dalam
temperatur ruangan.
g. Sampel siap dianalisis dengan alat FACS Count.

3.8. Definisi Operasional
3.8.1. Kondiloma akuminata
Adalah IMS yang disebabkan oleh HPV tipe tertentu terutama tipe 6 dan 11.
Skala ukur : skala nominal

Universitas Sumatera Utara

29


3.8.2. Ukuran lesi kondiloma akuminata
Adalah ukuran seluruh lesi kondiloma akuminata yang dihitung masingmasing dengan menggunakan rumus volume ( panjang x lebar x tinggi) dalam
centimeter yang diukur dengan menggunakan penggaris.
Skala ukur : skala numerik
3.8.3. Jumlah lesi kondiloma akuminata
Adalah jumlah keseluruhan kondiloma akuminata pada daerah anogenital.
Skala ukur : skala numerik
3.8.4. Bentuk lesi tunggal
Adalah lesi kondiloma akuminata dengan bentuk lesi tunggal atau
hanya 1 bentuk lesi (akuminata/ papul/ keratotik/ datar).
Skala ukur: skala nominal
3.8.5. Bentuk lesi gabungan
Adalah lesi kondiloma akuminata dengan bentuk lesi lebih dari 1
bentuk.
Skala ukur: skala nominal
3.8.6. Pemeriksaan kadar limfosit T CD4+ dan CD8+
Adalah pemeriksaan yang menunjukkan jumlah sel limfosit T CD4 + dan
CD8+. Sampel darah diambil dari sampel penelitian dicampur dengan EDTA
yang selanjutnya diproses dan dihitung dengan menggunakan alat FACS
Count. Nilai normal sel limfosit T CD4+ absolut adalah 410-1590 sel/µl. Nilai

normal sel limfosit T CD8+ absolut adalah 190-1140 sel/µl.
Skala ukur: skala numerik

Universitas Sumatera Utara

30

3.9. Kerangka Operasional

Pasien yang datang berobat ke Divisi IMS SMF IKKK RSUP.H.
Adam Malik Medan dan Klinik IMS Veteran Medan

Anamnesis dan pemeriksaan fisik / venereologis

Kondiloma akuminata

Setuju ikut dalam penelitian dan menandatangani Informed
Consent

Gambaran klinis
kondiloma akuminata:
 Ukuran lesi (cm3)
 Jumlah lesi (buah)
 Bentuk lesi:
- Tunggal
- Gabungan

Jumlah sel limfosit T:
- CD4+
- CD8+

Dianalisis

Gambar 3.1. Kerangka operasional

Universitas Sumatera Utara

31

3.10. Pengolahan dan Analisis Data
Data-data yang terkumpul dianalisis secara statistik dan disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi. Untuk melihat hubungan sel T CD4+ dan CD8+
dengan ukuran lesi digunakan uji korelasi Spearman sedangkan untuk melihat
hubungan sel T CD4+ dan CD8+ dengan jumlah lesi digunakan uji korelasi Pearson.
Untuk melihat hubungan sel T CD4+ dan CD8+ dengan lesi tunggal dan gabungan
digunakan uji T independen.

3.11. Etika Penelitian
Penelitian ini sudah memperoleh surat persetujuan dari Komite Etik Penelitian
Bidang

Kesehatan

Fakultas

Kedokteran

Sumatera

Utara

dengan

nomor:

23/KOMET/FKUSU/2016 dan surat izin penelitian dari instalasi Penelitian dan
Pengembangan RSUP HAM dengan nomor: LB.02.03.II.4.113.

Universitas Sumatera Utara

32

BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini telah dilakukan pengukuran jumlah sel T CD4+ dan
CD8+ terhadap 31 pasien kondiloma akuminata dari mulai Januari 2016 sampai
April 2016. Nilai sel T CD4+ dan CD8+ yang digunakan adalah nilai absolut
masing-masing sel T CD4+ dan CD8+ dengan satuan sel/µl.

4.1.

Karakteristik Subjek Penelitian
Karakteristik subjek pada penelitian ini ditampilkan berdasarkan distribusi

kelompok usia, jenis kelamin, lokasi lesi dan bentuk lesi.

4.1.1. Kelompok usia
Tabel 4.1. Distribusi subjek penelitian berdasarkan kelompok usia (Depkes 2009)
Usia (tahun)

Jumlah (n)

%

12-16

0

0

17-25

8

25,8

26-35

18

58,1

36-45

3

9,7

46-55

2

6,4

56-65

0

0

>65

0

0

Total

31

100,0

32

Universitas Sumatera Utara

33

Pada Tabel 4.1 terlihat bahwa dari total 31 orang pasien kondiloma
akuminata didapati bahwa kelompok usia terbanyak adalah 26-35 tahun sejumlah
18 orang (58,1%), diikuti dengan kelompok usia 17-25 tahun sejumlah 8 orang
(25,8%), kelompok usia 36-45 tahun sejumlah 3 orang (9,7%) dan kelompok usia
yang paling sedikit adalah 46-55 tahun sejumlah 2 orang (6,4%).
Penelitian Pocut dkk di RSUD Dr. Soetomo pada tahun 2011 dimana
pasien kondiloma akuminata terbanyak masuk dalam kelompok umur 25-44 tahun
yaitu sebesar 54,9% dan kelompok umur 15-24 tahun sebesar 40,5%. Prevalensi
infeksi kondiloma akuminata terbesar adalah pada masa seksual aktif yaitu umur
17-33 tahun.47
Literatur lain juga menyatakan bahwa kondiloma akuminata terbesar
terjadi pada masa seksual aktif dan ada kemungkinan kecenderungan perubahan
kebiasaan pola hidup seksual dan sikap berganti atau menambah pasangan pada
kelompok umur ini bisa berperan dalam kenaikan prevalensi infeksi HPV
khususnya kondiloma akuminata.16

4.1.2. Jenis kelamin
Tabel 4.2. Distribusi subjek penelitian dengan berdasarkan jenis kelamin.
Jenis Kelamin

Jumlah (n)

%

Laki-laki

23

74,2

Perempuan

8

25,8

Total

31

100,0

Universitas Sumatera Utara

34

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat subjek penelitian yang paling banyak
adalah yang berjenis kelamin laki-laki sejumlah 23 orang (74,2%) dan perempuan
berjumlah 8 orang (25,8%).
Penelitian Taufik di RSUP. M. Djamil Padang pada tahun 2012 dimana
didapatkan pasien dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 6 orang (60%) dan
perempuan 4 orang (40%).48
Penelitian Kyriakis dkk di Yunani pada tahun 2005 melaporkan jumlah
pasien kondiloma akuminata pada laki-laki sebanyak 84,8% dan perempuan
15,2%.49
Pada penelitian ini didapatkan kondiloma akuminata lebih banyak pada
pasien laki-laki. Tingginya kondiloma akuminata pada pasien laki-laki diduga
karena tingginya perilaku beresiko pada populasi laki-laki.48

4.1.3. Lokasi lesi
Tabel 4.3. Distribusi subjek penelitian berdasarkan lokasi lesi pada laki-laki
Jenis Kelamin

Lokasi Lesi

Jumlah (n)

%

Laki-laki

Korpus penis

7

30,4

Preputium

2

8,7

Perianal

13

56,5

Sulkus koronarius+ korpus penis

1

4,4

Total

23

100,0

Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa lokasi lesi terbanyak subjek penelitian
laki-laki adalah pada perianal sebanyak 13 pasien (56,5%). Selanjutnya lokasi lesi
pada korpus penis sebanyak 7 pasien (30,4%). Lokasi lesi pada gland penis

Universitas Sumatera Utara

35

dijumpai pada 3 sampel (12,5%). Lokasi lesi pada preputium dijumpai pada 2
sampel (8,7%). Sedangkan lokasi lesi di sulkus koronarius+ korpus penis
sebanyak 1 sampel (4,4%).
Pada penelitian ini lokasi lesi terbanyak pada laki-laki adalah perianal
dimana seluruh pasien dengan lesi di perianal pada penelitian ini adalah
homoseksual. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa lesi anorektal biasanya
mengenai pria homoseksual yang terinfeksi HIV. Angka prevalensi dan rekurensi
dari kondiloma anal jauh lebih tinggi iidividu dengan gangguan imunitas
dibandingkan dengan individu sehat.50,51
Lokasi lesi kedua terbanyak adalah korpus penis. Pada penelitian Stefanaki
dkk di Yunani pada tahun 2009 melaporkan lokasi lesi kondiloma akuminata pada
laki-laki terbanyak di korpus penis yaitu sebanyak 53,55% diikuti pubis sebanyak
45,7% dan anal 18,1%. Aynaud dkk di Prancis pada tahun 2008 melaporkan
lokasi lesi pada laki-laki terbanyak di korpus penis sebanyak 62%, diikuti anal
sebanyak 17,5% dan pubis sebanyak 14%.48

Tabel 4.4 Distribusi subjek penelitian berdasarkan lokasi lesi pada perempuan
Jenis Kelamin

Lokasi Lesi

Jumlah (n)

%

Perempuan

Labia mayor+perineum

4

50,0

Introitus vagina+perineum

2

25,0

Perineum

1

12,5

Labia mayor+labia minor+perineum

1

12,5

Total

8

100,0

Universitas Sumatera Utara

36

Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa lokasi lesi terbanyak subjek penelitian
perempuan adalah pada labia mayor+perineum sebanyak 4 pasien (50%).
Selanjutnya lokasi lesi pada introitus vagina+perineum sebanyak 2 pasien (25%).
Lokasi lesi pada perineum dan labia mayor+labia minor+perineum masing-masing
sebesar 1 sampel (12,5%). Pada penelitian ini tidak dilakukan pemeriksaan
inspekulo.
Menurut literatur pada perempuan lokasi lesi tersering adalah di labia,
introitus vagina, perineum dan perianal. Lesi dapat muncul pada tempat kontak
seksual terjadi. Lesi pada daerah yang lembab akan memiliki permukaan mukosa
yang berwarna merah muda oleh karena proyeksi dari dari pembuluh darah lesi.
Sedangkan pada kulit berkeratin, lesi kondiloma biasanya berwarna putih atau
gelap oleh karena keratin dan pembentukan pigmen.52,53

4.1.4. Bentuk lesi
Tabel 4.5. Distribusi subjek penelitian berdasarkan bentuk lesi
Bentuk klinis lesi
Akuminata
Papul
Akuminata+ papul
Total

Jumlah (n)
24
1
6
31

%
77,4
3,2
19,4
100,0

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bentuk klinis lesi yang paling banyak
adalah yang akuminata sejumlah 24 orang (77,4%), bentuk papul sebanyak 1
orang (3,2%) dan bentuk gabungan dari akuminata dan papul sebanyak 6 orang
(19,4%).

Universitas Sumatera Utara

37

Penelitian Pocut dkk di RSUD. Dr. Soetomo Surabaya tahun 2011 dimana
berdasarkan manifestasi klinisnya, bentuk lesi kondiloma akuminata sebagian
besar adalah bentuk akuminata yaitu sebanyak 277 (91,2%) pasien.47
Pada penelitian Taufik di RSUP. M. Djamil Padang pada tahun 2012,
berdasarkan tipe morfologi lesi, tipe akuminata ditemukan pada 100% pasien lakilaki dan 100% pasien perempuan, tipe papul ditemukan pada 33,3% pasien lakilaki dan 25% pasien perempuan, tipe kombinasi akuminata dan papul ditemukan
pada 33,3% pasien laki-laki dan 25% pasien perempuan, sedangkan tipe keratotik
dan datar tidak ditemukan.48
Pada penelitian Castellsague dkk di Spanyol juga menemukan bentuk
klinis lesi tersering adalah akuminata sebesar 92,2% dan kombinasi akuminata
dan papul sebesar 3,2%.54

4.2.

Nilai rerata/ mean sel T CD4+ dan CD8+ pada kondiloma akuminata

Nilai rerata/ mean sel T CD4+ dan CD8+ pada kondiloma akuminata dapat
dilihat pada table 4.6.
Tabel 4.6. Nilai rerata sel T CD4+ dan CD8+ pada pasien kondiloma akuminata
Sel limfosit T

Jumlah (n)

Mean ± SD (absolut)

CD4+

31

481,20 ± 315,560

+

31

710,13 ± 264,296

CD8

Satuan: sel/µl
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat jumlah rata-rata sel T CD4+ pada
subjek kondiloma akuminata pada penelitian ini yaitu 481,20± 315,560.

Universitas Sumatera Utara

38

Sedangkan jumlah rata-rata sel T CD8+ pada subjek kondiloma akuminata pada
penelitian ini yaitu 710,13± 264,296.
Pada penelitian Untung didapati adanya penurunan sel T CD4+ dan CD8+
yang bermakna antara pasien kondiloma akuminata dan kontrol (p