Penerapan Asas Proporsionalitas dalam Perjanjian Kredit Modal Kerja di Bank Mandiri (Analisis Terhadap Perjanjian Kredit Modal Kerja di Bank Mandiri)

94

PERJANJI AN KREDI T MODAL KERJA
Nomor: 114/ VI .PKMK/ A13- 0233/ 28/ 11 / 2012
ANTARA
PT.BANK MANDI RI

DENGAN
PT.SERJO COAL SEJAHTERA
Pada hari ini, Rabu, tanggal 28 November 2012, yang bertanda tangan di bawah ini:
1.

I r.Sidarta, lahir di Jakarta, pada tanggal 25 Desember 1968, Swasta, Warga Negara
I ndonesia, pemegang KTP nomor 13.2009.5640.002, bertempat tinggal di Jakarta,
Jalan Senopati Nomor 25, jabatannya sebagai Kepala Bagian Kredit dari Perseroan
yang akan disebut di bawah ini.

-

Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut diatas dan sebagai demikian
untuk dan atas nama I r.Dahlan Purnomo yang bertindak selaku Direksi, berdasarkan

Surat Kuasa Direksi tanggal 25 April 2000, Nomor 50 yang dibuat dihadapan
Maharani, SH., MH., Notaris di Jakarta, dari dan karenannya sah mewakili Perseroan
PT.BANK MANDI RI .

-

Yang dalam hal ini disebut sebagai PI HAK PERTAMA selaku PEMBERI KREDI T

2.

Tuan Adi Budiman,S.H., lahir di Jakarta pada tanggal 5 Desember 1972, Swasta,
Warga Negara I ndonesia, pemegang KTP Nomor 1053000459070003, bertempat
tinggal di Bandung, Jalan Veteran Nomor 70, jabatannya sebagai Direktur Utama
Perseroan yang akan disebut di bawah ini.

-

Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut diatas dan sebagai demikian
untuk dan atas nama Perseroan PT.SERVO COAL SEJAHTERA, berkedudukan di
Jakart a,


yang

dibuat

dihadapan

Alifa

Dewi,SH.,M.Kn,

Notaris,

di

Jakarta,

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
I ndonesia tanggal 20 Agustus 2008 Nomor AHU-93166.AH.0102,Tahun 2008, yang
akta pendirian dan Anggaran Dasar mana telah diumumkan dalam Berita Negara

Republik I ndonesia tertanggal 21 Juni 2010 Nomor 7, Tambahan Berita Negara
Republik I ndonesia Nomor 645.

-

Berdasarkan pada pasal 12 Anggaran Dasar Perseroan, perseroa telah memperoleh
persetujuan dari para pemegang saham berdasarkan akta Risalah Rapat tanggal 25
September 2012 Nomor 70, yang dibuat dihadapan Mahadewa,SH.,M.Kn, Notaris di
Jakart a.

-

Yang dalam hal ini disebut sebagai PI HAK KEDUA selaku PENERI MA KREDI T

Universitas Sumatera Utara

95

Para Pihak menerangkan terlebih dahulu : --------------------------Bahwa PI HAK PERTAMA dan PI HAK KEDUA untuk selanjutnya dapat disebut juga


PARA PI HAK.
Bahwa

PI HAK PERTAMA adalah Perseroan Terbatas yang bergerak dibidang

perbankan, dan PI HAK KEDUA adalah Perseroan Terbatas yang bergerak dibidang
pertambangan. PI HAK PERTAMA adalah Bank yang bergerak di bidang jasa perbankan
dan juga termasuk di dalamnya penyaluran kredit usaha modal kerja.
Bahwa mengingat kewajiban PI HAK KEDUA kepada PT.PRI MA KOMERSI AL LEASI NG
CORP,Tbk dan CV.PRI MA JAYA, sedangkan pembayaran dari rekan kerjasama yaitu
PT.PRI MA BATUBARA ABADI baru akan dilaksanakan satu bulan setelah eksploitasi
tambang maupun pengangkutan hasil tambangnya dilaksanakan, maka PI HAK KEDUA
membutuhkan tambahan modal kerja dalam rangka kerj asama operasional dengan
PT.PRI MA BATUBARA ABADI untuk melakukan Eksploitasi tambang batubara di Kutai Kalimantan Timur dan mengangkut hasil tambang batubara tersebut ke Pelabuhan di
Bontang untuk dikapalkan.
Bahwa PI HAK KEDUA membutuhkan tambahan modal kerja dengan mengajukan
permohonan kepada PI HAK PERTAMA yaitu bank langganannya yang telah lama
menjadi mitra kerja.
Bahwa mengingat track record PI HAK KEDUA sebagai nasabah dari PI HAK PERTAMA
cukup baik dan termasuk nasabah prima, maka PI HAK PERTAMA bersedia untuk

memberikan kredit modal kerja sebesar yang disepakati dalam perjanjian ini.
Bahwa pemberian kredit oleh PI HAK PERTAMA kepada PI HAK KEDUA telah diperoleh
pengesahan dari kantor pusat Bank Mandiri di Jakarta, berdasarkan Surat Persetujuan
Pemberian Kredit (SPPK) tanggal 17 November 2012 Nomor 020/ SPPK/ KMK/ 11/ 2012.
Berdasarkan hal-hal yang diterangkan di atas, PARA PI HAK bertindak sebagaimana
tersebut di atas, telah setuju dan sepakat untuk membuat Perjanjian ini berdasarkan
syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1
DEFI NI SI
Untuk keperluan

Perjanjian

Kredit,

setiap istilah

di bawah ini mempunyai


arti

sebagaimana diuraikan di bawah ini:
a.

Agunan, berarti barang dan/ atau hak yang diserahkan oleh PI HAK KEDUA
maupun oleh pihak lain kepada PI HAK PERTAMA yang digunakan untuk menjamin
pembayaran kembali dengan tertib dan sebagaimana mestinya Utang yang karena

Universitas Sumatera Utara

96

sebab apa pun terutang dan wajib dibayar oleh PI HAK KEDUA

kepada PI HAK

PERTAMA berdasarkan Perjanjian Kredit.
b.


Akta Pemberian Jaminan, mempunyai arti sebagaimana didefinisikan dalam ayat
6.1 sub (a) Pasal 6 Perjanjian Kredit.

c.

Batas Waktu Penarikan dan/ atau Penggunaan Fasilitas Kredit , berarti
periode penarikan dan/ atau penggunaan fasilitas kredit yang diijinkan oleh PI HAK

PERTAMA kepada PI HAK KEDUA .
d.

Dokumen Agunan, berarti dokumen pengikatan atas agunan, baik yang dibuat
dalam akta otentik maupun akta di bawah tangan.

e.

Fasilitas Kredit , berarti fasilitas atau fasilitas-fasilitas kredit yang disetujui oleh
PI HAK PERTAMA untuk diberikan kepada PI HAK KEDUA sebagaimana diuraikan
dalam Pasal 2 Perjanjian Kredit berdasarkan syarat-syarat dan ketentuan-ket entuan
Perjanjian Kredit.


f.

Hari Kerja , berarti hari pada waktu kantor cabang PI HAK PERTAMA set empat
dibuka dan menyelenggarakan pelayanan umum.

g.

Kejadian Kelalaian, berarti setiap tindakan atau peristiwa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 Perjanjian Kredit.

h.

Lampiran, berarti lampiran atau lampiran-lampiran yang dilekatkan dan merupakan
satu kesatuan serta menj adi bagian yang tidak terpisah dari Perjanjian Kredit yang
berisi antara lain cara penarikan dan/ atau penggunaan serta ketentuan-ket entuan
khusus untuk setiap Fasilitas Kredit.

i.


Perjanjian

Kredit ,

berarti

perjanjian

ini

berikut

segenap

perpanjangan,

pengubahan, dan/ atau penambahannya.
j.

Penjamin, berarti pihak lain yang mengikatkan diri, guna kepentingan PI HAK

PERTAMA untuk menanggung pemenuhan pembayaran kembali dengan tertib dan
sebagaimana

mestinya

Utang

manakala

PI HAK KEDUA

lalai

memenuhi

kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kredit.
k.

Tanggal Pembayaran Bunga , berarti tanggal saat PI HAK KEDUA


wajib

melakukan pembayaran bunga sebagaimana ditentukan lebih lanjut dalam Pasal 4.2.
Perjanjian Kredit.
l.

Utang, berarti semua jumlah uang yang dari waktu ke waktu terutang oleh PI HAK
KEDUA kepada PI HAK PERTAMA berdasarkan Perjanjian Kredit, yang meliputi
jumlah utang pokok yang timbul sebagai akibat dari penarikan atau penggunaan
Fasilitas Kredit, bunga, provisi, denda, biaya, dan/ atau kewajiban-kewajiban lain
berdasarkan Perjanjian Kredit.

Universitas Sumatera Utara

97

Pasal 2
JUMLAH DAN TUJUAN PENGGUNAAN FASI LI TAS KREDI T
Ayat 1
Dengan mengindahkan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan Perjanjian Kredit, PI HAK

PERTAMA menyetujui untuk memberikan Fasilitas Kredit kepada PI HAK KEDUA yaitu
Fasilitas Kredit Modal Kerja, dengan jumlah kredit sebesar Rp 10.000.000.000,-

Ayat 2
PI HAK KEDUA dengan ini telah menyetujui jumlah pemberian Fasilitas Kredit tersebut.
Ayat 3
Fasilitas

Kredit

tersebut

akan

digunakan

untuk

modal

kerja.

PI HAK KEDUA

bertanggung jawab mengenai kebenaran atas penggunaan Fasilitas Kredit tersebut.

Pasal 3
BATAS WAKTU PENARI KAN DAN/ ATAU
PENGGUNAAN FASI LI TAS KREDI T
Ayat 1
Dengan memperhatikan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Kredit,
Batas Waktu Penarikan dan/ atau Penggunaan Fasilitas Kredit ditentukan yaitu Fasilitas
Kredit Modal Kerja bersifat Revolving untuk jangka waktu 1 tahun, terhitung sejak
tanggal 28 November 2012 dan berakhir pada tanggal 28 November 2013, yang setiap
kalinya dapat diperpanjang.

Ayat 2
Setelah Batas Waktu Penarikan dan/ atau Penggunaan Fasilitas Kredit sebagaimana
diuraikan dalam Pasal 3 ayat 1 tersebut di atas berakhir, PI HAK PERTAMA tidak
mempunyai kewajiban lagi untuk memberikan Fasilitas Kredit kepada PI HAK KEDUA .

Ayat 3
PI HAK KEDUA
Penggunaan

dengan ini menyetujui dalam hal Batas Waktu, Penarikan dan/ atau

Fasilitas

Kredit

sudah

berakhir

dan

PI HAK

PERTAMA

atas

pertimbangannya sendiri telah menyetujui untuk memperpanjang Batas Waktu Penarikan
dan/ atau Penggunaan Fasilitas Kredit tersebut namun akta Perubahan Perjanjian Kredit
mengenai perpanjangan tersebut belum dapat ditandatangani, maka PI HAK PERTAMA
akan mengirimkan Surat Persetujuan Pemberian Kredit yang berisi pemberitahuan
mengenai Perpanjangan Batas Waktu Penarikan dan/ atau Penggunaan Fasilitas Kredit
tersebut. Fasilitas Kredit yang ditarik selama batas waktu yang tercantum dalam Surat
Persetujuan Pemberian Kredit merupakan Utang yang tunduk pada syarat dan ketentuan
dalam Perjanjian Kredit.

Universitas Sumatera Utara

98

PI HAK KEDUA dengan ini mengikatkan diri (pada waktu dan tempat yang ditetapkan
oleh PI HAK PERTAMA untuk menandatangani akta Perubahan Perjanjian Kredit
sebagaimana ditentukan oleh PI HAK PERTAMA yang merupakan satu kesatuan dan
bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kredit dalam hal PI HAK KEDUA

tidak

menandatangani akta Perubahan Perjanjian Kredit tersebut pada waktu yang ditetapkan
oleh PI HAK PERTAMA, maka PI HAK PERTAMA berhak untuk menghentikan atau
membatalkan Fasilitas Kredit dan oleh karenanya PI HAK KEDUA

wajib membayar

kembali kepada PI HAK PERTAMA seluruh Utang yang timbul berdasarkan Perjanjian
Kredit secara seketika dan sekaligus lunas.

Pasal 4
BUNGA, BI AYA ADMI NI STRASI DAN PROVI SI ATAU KOMI SI
Ayat 1
Atas setiap pinjaman uang yang terutang berdasarkan Perjanjian Kredit, PI HAK KEDUA
wajib membayar bunga sebesar 12 % per tahun yang dihitung dari Utang yang timbul
dari Fasilitas Kredit Modal Kerja dan/ atau dari saldo debet yang wajib dibayar secara
efektif setiap bulannya

Ayat 2
Perhitungan bunga dilakukan secara harian atas dasar pembagi tetap jumlah hari dalam
setahun dan wajib dibayar lunas kepada PI HAK PERTAMA pada Tanggal Pembayaran
Bunga, yaitu setiap tanggal 25 pada tiap-tiap bulan, untuk Fasilitas Kredit Modal Kerja
atau jika t erdapat perubahan ketentuan mengenai tanggal pembayaran bunga untuk
Fasilitas Kredit Modal Kerja di PI HAK PERTAMA, pada tanggal lain yang akan
diberitahukan

secara tertulis oleh

PI HAK PERTAMA kepada PI HAK KEDUA.

Pembayaran bunga tersebut dapat dilakukan dengan cara mendebet rekening PI HAK

KEDUA yang ada pada PI HAK PERTAMA at au dengan cara lain yang disepakati oleh
para pihak, dengan ketentuan bahwa:
a. Tanggal Pembayaran Bunga tidak boleh melampaui tanggal saat Fasilitas Kredit wajib
dibayar lunas, dan
b. Jumlah bunga yang wajib dibayar oleh PI HAK KEDUA kepada PI HAK PERTAMA
akan dihitung sejak tanggal timbulnya jumlah bunga yang terutang sampai dengan
tanggal dilunasinya jumlah bunga yang terutang tersebut seluruhnya oleh PI HAK

KEDUA kepada PI HAK PERTAMA.
Ayat 3
Besarnya suku bunga tersebut dapat ditinjau kembali oleh PI HAK PERTAMA pada
setiap saat sesuai dengan perkembangan moneter.

Universitas Sumatera Utara

99

Ayat 4
Atas fasilitas pemberian kredit, PI HAK KEDUA

wajib membayar provisi atau komisi

kepada PI HAK PERTAMA sebesar 0,5 persen per tahun, yang dihitung dari jumlah
maksimum Fasilitas Kredit yang diberikan untuk Fasilitas Kredit Modal Kerja. Provisi
tersebut wajib dibayar pada tanggal penandatanganan Perjanjian Kredit atau tanggal lain
yang disetujui PI HAK PERTAMA, dan selanjutnya pada saat penandatanganan
Perubahan Perjanjian Kredit mengenai perpanjangan dan/ atau penambahan Fasilitas
Kredit tersebut.

Ayat 5
Pembayaran provisi atau komisi tersebut dapat dilakukan dengan cara mendebet
rekening PI HAK KEDUA yang ada pada PI HAK PERTAMA atau dengan cara lain yang
disepakati oleh para pihak.

Ayat 6
Untuk melaksanakan pendebetan atas rekening tersebut, PI HAK KEDUA memberi kuasa
kepada PI HAK PERTAMA sebagaimana diuraikan dalam Pasal 19 ayat 1 Perjanjian
Kredit.

Ayat 7
Apabila tanggal Pembayaran Bunga dan/ atau tanggal pembayaran provisi atau komisi
jatuh pada hari yang bukan merupakan Hari Kerja, maka PI HAK KEDUA

wajib

menyediakan dana dalam rekeningnya pada PI HAK PERTAMA untuk keperluan
pembayaran bunga atau provisi atau komisi tersebut pada Hari Kerja sebelumnya.

Ayat 8
Apabila Perjanjian Kredit telah ditandatangani namun Fasilitas Kredit tidak digunakan
oleh PI HAK KEDUA

atau Utang menjadi jatuh waktu karena sebab yang tercantum

dalam Pasal 14 ayat 3 Perjanjian Kredit atau terjadi kejadian sebagaimana diuraikan
dalam Pasal 18 ayat 3 Perjanjian Kredit, maka PI HAK PERTAMA tidak berkewajiban
untuk membayar kembali kepada PI HAK KEDUA provisi yang telah dibayar PI HAK

KEDUA kepada PI HAK PERTAMA.
Ayat 9
PI HAK KEDUA berkewajiban membayar biaya administrasi dalam pengurusan Perjanjian
Kredit Modal Kerja ini kepada PI HAK PERTAMA sebesar Rp 1.000.000,- yang
dibayarkan secara tunai dan lunas setelah perjanjian ini ditandatangani.

Pasal 5
PEMBUKTI AN UTANG

Universitas Sumatera Utara

100

Pembukuan dan catatan-catatan yang telah dan akan dibuat oleh PI HAK PERTAMA
merupakan bukti yang lengkap dan sempurna mengenai Utang dan bukti tersebut akan
mengikat PI HAK KEDUA , kecuali apabila dapat dibuktikan sebaliknya.

Pasal 6
SYARAT- SYARAT PENARI KAN DAN/ ATAU
PENGGUNAAN FASI LI TAS KREDI T
Ayat 1
Penarikan dan/ atau penggunaan Fasilitas Kredit dapat dilakukan oleh PI HAK KEDUA
pada setiap Hari Kerja apabila PI HAK KEDUA t elah memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
a.

PI HAK KEDUA

dan/ atau pemberi Agunan telah menandatangani Dokumen

Agunan, dan/ atau penjamin telah menandatangani akta pengikatan at as jaminan
pribadi dan/ atau

jaminan perusahaan

(selanjutnya disebut

“Akta Pemberian

Jaminan”) dalam bentuk dan isi yang dapat diterima oleh PI HAK PERTAMA.
b.

PI HAK KEDUA telah menyerahkan kepada PI HAK PERTAMA:

- Dokumen-dokumen asli kepemilikan Agunan,

- Fotokopi yang dinyatakan sesuai asli anggaran dasar PI HAK KEDUA

dan/ atau

pemberi Agunan dan/ atau Penjamin berikut perubahannya (apabila PI HAK KEDUA
dan/ atau pemberi Agunan dan/ atau Penjamin berbentuk badan), dan
- Dokumen lain yang diperlukan PI HAK PERTAMA antara lain Nomor Pokok Wajib
Pajak, Tanda Daftar Perusahaan, Surat I jin Usaha.
c. Tidak ada Kejadian Kelalaian yang berlangsung atau suatu tindakan atau peristiwa
yang mengakibat kan timbulnya Kejadian Kelalaian atau suatu tindakan atau peristiwa
yang dengan dilakukannya pemberitahuan atau lewatnya waktu atau keduanya akan
merupakan suatu Kejadian Kelalaian.
d. Hal-hal yang dinyatakan dalam Pernyataan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
Perjanjian Kredit adalah benar dan sesuai dengan kenyataannya.

Ayat 2
PI HAK KEDUA

memenuhi ketentuan-ketentuan khusus mengenai Cara Penarikan

dan/ atau Cara Penggunaan bagi Fasilitas Kredit tertentu sebagaimana diatur lebih lanjut
dalam Lampiran.

Universitas Sumatera Utara

101

Pasal 7
PEMBAYARAN UTANG
Ayat 1
Pembayaran Utang wajib dilakukan oleh PI HAK KEDUA dalam mat a uang yang sama
dengan Fasilitas Kredit yang diberikan oleh PI HAK PERTAMA dan harus sudah efektif
diterima oleh PI HAK PERTAMA di kantor cabangnya di Jalan Sudirman Nomor 144
Jakart a, selambat-lambatnya pukul 15.00 waktu setempat, pada saat Bat as Waktu
Penarikan dan/ atau Penggunaan Fasilitas Kredit berakhir, untuk Fasilitas Kredit Modal
Kerja.

Ayat 2
Apabila tanggal pembayaran Utang jatuh pada hari yang bukan merupakan Hari Kerja,
maka PI HAK KEDUA

wajib menyediakan dana dalam rekeningnya pada PI HAK

PERTAMA untuk keperluan pembayaran t ersebut pada Hari Kerja sebelumnya.
Ayat 3
Pembayaran Ut ang yang diterima PI HAK PERTAMA setelah pukul 15.00 waktu
setempat dianggap diterima oleh PI HAK PERTAMA pada Hari Kerja berikutnya.

Pasal 8
DENDA
Ayat 1
Apabila PI HAK KEDUA lalai membayar Utang karena sebab apa pun pada tanggal jatuh
waktunya, maka PI HAK KEDUA wajib membayar denda atas jumlah uang yang lalai
dibayar itu terhitung sejak tanggal jumlah tersebut wajib dibayar sampai jumlah tersebut
dibayar seluruhnya sebesar 4% persen per bulan.

Ayat 2
Perhitungan denda tersebut dilakukan secara harian atas dasar pembagi tetap dalam
jumlah hari dalam sebulan mapun pertahun.

Pasal 9
AGUNAN DAN/ ATAU JAMI NAN
Untuk menjamin kepastian pembayaran kembali dengan tertib dan sebagaimana
mestinya Utang, PI HAK KEDUA dan/ atau pemberi Agunan dan/ atau Penjamin dengan
ini menyerahkan Agunan dan/ atau jaminan pribadi dan/ atau jaminan perusahaan sebagai
berikut:
“20 Truk Merk Mitsubishi yahun pembuatan 2010 dan 2011 yang akan diikat dengan Akta
Perjanjian Fidusia yang dibuat secara Notariel dan merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari Perjanjian Kredit Modal Kerja ini.

Universitas Sumatera Utara

102

Pasal 10
ASURANSI
Ayat 1
Selama PI HAK KEDUA

belum membayar lunas Utang atau Batas Waktu Penarikan

dan/ atau Penggunaan Fasilitas Kredit belum berakhir, maka Agunan yang menurut
sifatnya dapat diasuransikan wajib diasuransikan oleh PI HAK KEDUA terhadap bahaya
kebakaran, kerusakan, kecurian, atau bahaya-bahaya lainnya yang dianggap perlu oleh

PI HAK PERTAMA,pada perusahaan asuransi yang disetujui PI HAK PERTAMA, untuk
jumlah dan syarat-syarat yang dianggap baik oleh PI HAK PERTAMA, dengan ketentuan
bahwa premi asuransi dan biaya lain yang berkenaan dengan penutupan asuransi
tersebut wajib ditanggung oleh PI HAK KEDUA

dan dalam polis, PI HAK PERTAMA

ditunjuk sebagai pihak yang berhak untuk menerima segala pembayaran berdasarkan
asuransi itu.
Dalam hal PI HAK KEDUA

lalai mengasuransikan Agunan dan/ atau memperpanjang

asuransi, maka dengan ini PI HAK KEDUA memberi kuasa kepada PI HAK PERTAMA,
tanpa PI HAK PERTAMA berkewajiban untuk melaksanakannya, untuk mengasuransikan
Agunan dan/ atau memperpanjang asuransi tersebut atas biaya PI HAK KEDUA .
Apabila PI HAK KEDUA menghendaki adanya tambahan jenis atau perluasan bahayabahaya yang diasuransikan, maka PI HAK KEDUA wajib memberitahukan hal tersebut
kepada

PI HAK

PERTAMA,

dengan

ketentuan

jika

PI HAK

KEDUA

tidak

memberitahukan hal tersebut, maka resiko atas jenis atau perluasan bahaya-bahaya
yang tidak diasuransikan tersebut sepenuhnya menjadi tanggungan PI HAK KEDUA.

Ayat 2
Jumlah uang yang diterima PI HAK PERTAMA sebagai akibat dari pembayaran asuransi
tersebut akan diperhitungkan dengan Utang.

Pasal 11
PERNYATAAN
PI HAK KEDUA dengan ini menyatakan dan menjamin PI HAK PERTAMA mengenai
kebenaran hal-hal sebagai berikut:
1. PI HAK KEDUA

m empunyai ijin-ijin yang disyaratkan untuk menj alankan usaha-

usaha PI HAK KEDUA sebagaimana mestinya dan dengan ini berjanji tidak
memperpanjang atau memperbaharui ijin-ijin tersebut bilamana telah habis masa
berlakunya, apabila hal yang demikian disyaratkan oleh peraturan yang berlaku.
2. Tidak ada suatu perkara perdata, tata usaha negara, tuntut an pajak, penyidikan
maupun perkara pidana atau sengket a yang sedang berlangsung, yang mengancam

Universitas Sumatera Utara

103

atau dapat menimbulkan akibat terhadap PI HAK KEDUA atau harta kekayaan

PI HAK KEDUA, sehingga mempengaruhi keadaan keuangan atau usaha-usaha
PI HAK KEDUA

at au dapat mengganggu kemampuan PI HAK KEDUA

untuk

melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kredit.
3. Semua dokumen, data, dan keterangan yang telah diberikan PI HAK KEDUA kepada

PI HAK PERTAMA adalah benar dan tidak ada dokumen, data, dan keterangan lain
yang tidak diberitahukan oleh PI HAK KEDUA

yang apabila diberikan atau

diberitahukan oleh PI HAK KEDUA kepada PI HAK PERTAMA dapat mempengaruhi
keputusan PI HAK PERTAMA dalam pemberian fasilitas kredit.

Pasal 12
KEWAJI BAN BAGI PI HAK KEDUA
Kecuali apabila PI HAK PERTAMA secara tertulis menetapkan lain, PI HAK KEDUA
wajib untuk:
1. Mentaati semua undang-undang, peraturan pemerintah, kebijakan pemerintah,
petunjuk atau instruksi dari pemerintah yang berlaku terhadap PI HAK KEDUA .
2. Segera memberitahukan kepada PI HAK PERTAMA secara tertulis tentang adanya
setiap perkara yang menyangkut PI HAK KEDUA , baik perdata, tata usaha negara,
tuntutan pajak, penyidikan maupun perkara pidana yang akan mempengaruhi usaha
maupun harta kekayaan PI HAK KEDUA .
3. Segera

memberitahukan

kepada

PI HAK

PERTAMA

secara

tertulis

dengan

melampirkan dokumen pendukung setiap kali terjadi perubahan anggaran dasar serta
perubahan susunan Direksi, Komisaris, dan/ atau pemegang saham PI HAK KEDUA
jika PI HAK KEDUA berbentuk badan.
4. Membayar semua biaya yang timbul dan berhubungan dengan pemberian Failitas
Kredit serta pelaksanaan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan Perjanjian Kredit
meskipun Fasilitas Kredit tidak digunakan dan/ atau Perjanjian Kredit dibatalkan.
5. Memberikan

segala

keterangan

yang

diminta oleh

PI HAK PERTAMA yang

berhubungan dengan pemberian Fasilitas Kredit dan Agunan.
6. Mempertahankan Hak atas Kekayaan I ntelektual, antara lain hak cipta, paten dan
merek yang telah atau akan dimiliki oleh PI HAK KEDUA .
7. Khusus bagi PI HAK KEDUA berbentuk Perseroan Terbatas yang mempunyai aktiva
sebesar Rp 35.000.000.000,- atau lebih wajib menyerahkan laporan keuangan
tahunan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik Terdaftar yang disetujui oleh PI HAK

PERTAMA setiap 1 tahun sekali atau selambat-lambatnya 2 bulan setelah akhir tahun
buku.

Universitas Sumatera Utara

104

Pasal 13
LARANGAN BAGI PI HAK KEDUA
Selama PI HAK KEDUA belum membayar lunas utang atau Batas Waktu Penarikan
dan/ atau

Penggunaan

Fasilitas Kredit

belum

berakhir,

PI HAK KEDUA

tidak

diperkenankan untuk m elakukan hal-hal di bawah ini, tapa persetujuan tertulis dahulu
dari PI HAK PERTAMA :
1. Memperoleh pinjaman uang/ kredit baru dari pihak lain dan/ atau mengikatkan diri
sebagai penanggung/ penjamin dalam bentuk dan dengan nama apa pun dan/ atau
mengagunkan harta kekayaan PI HAK KEDUA kepada pihak lain.
2. Meminjamkan uang, termasuk tetapi tidak terbatas kepada perusahaan afiliasinya,
kecuali dalam rangka menjalankan usaha sehari-hari.
3. Apabila PI HAK KEDUA berbentuk badan :
a.

Melakukan peleburan, penggabungan, pengambilalihan, pembubaran/ likuidasi.

b.

Mengubah status kelembagaan.

Pasal 14
KEJADI AN KELALAI AN
Ayat 1
Satu atau lebih dari tindakan atau peristiwa tersebut di bawah ini merupakan Kejadian
Kelalaian.
1.

Kelalaian PI HAK KEDUA untuk membayar utang pada waktu dan dengan cara
sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian Kredit.

2.

PI HAK KEDUA lalai atau tidak memenuhi syarat-syarat atau ketentuan-ketentuan
yang dimaksud dalam Pasal 12 dan Pasal 13 atau ketentuan-ketentuan lainnya
dalam Perjanjian Kredit dan/ atau lalai berdasarkan perjanjian lainnya yang dibuat
antara PI HAK KEDUA dan PI HAK PERTAMA atau pihak lain, baik yang telah
ada maupun yang akan dibuat di kemudian hari.

3.

Pemberi

Agunan

dan/ atau

Penjamin

melalaikan

kewajibannya

berdasarkan

dokumen Agunan dan/ atau Akta Pemberian Jaminan.
4.

Pihak lain yang utangnya dijamin dengan Agunan dan/ atau jaminan pribadi
dan/ atau jaminan perusahaan yang sama dengan Agunan dan/ atau jaminan
pribadi dan/ atau jaminan perusahaan PI HAK KEDUA telah dinyatakan lalai oleh

PI HAK PERTAMA.
5.

PI HAK KEDUA

menggunakan Fasilitas Kredit menyimpang dari maksud dan

tujuan penggunaannya.

Universitas Sumatera Utara

105

6.

Menurut penilaian PI HAK PERTAMA, keadaan keuangan, bonafiditas dan
solvabilitas PI HAK KEDUA

dan/ atau Penjamin mundur sedemikian rupa,

sehingga mempengaruhi kemampuan PI HAK KEDUA dan/ atau Penjamin dalam
melakukan pembayaran ut ang.
7.

PI HAK KEDUA

dan/ atau pemberi Agunan dan/ atau Penjamin mengajukan

permohonan pailit atau penundaan kewajiban pembayaran utang atau dinyatakan
pailit atau karena sebab apapun tidak berhak lagi untuk mengurus dan menguasai
harta kekayaan PI HAK KEDUA dan/ atau pemberi Agunan dan/ atau Penjamin.
8.

Sebagian besar atau seluruh harta kekayaan PI HAK KEDUA dan/ atau Penjamin
disita akibat tersangkut suatu perkara atau sengketa yang secara material dapat
mempengaruhi kemampuan PI HAK KEDUA dan/ atau Penjamin dalam memenuhi
kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kredit dan/ atau Dokumen Agunan dan/ atau
Akta Pemberian Jaminan.

9.

Agunan yang diberikan oleh PI HAK KEDUA dan/ atau Pemberi Agunan musnah,
berkurang nilainya atau disita pihak lain baik sebagian atau seluruhnya atau karena
sesuatu hal berakhir hak penggunaannya.

10.

Suatu persetujuan yang dibuat oleh PI HAK KEDUA

dan/ atau pemberi Agunan

dan/ atau Penjamin kepada PI HAK PERTAMA atau suatu keterangan atau
pernyataan yang diberikan kepada PI HAK PERTAMA, termasuk tetapi tidak
terbatas pada pernyataan yang tercantum dalam Pasal 11 Prejanjian Kredit, atau
Agunan yang diserahkan terbukti tidak benar.
11.

PI HAK KEDUA

dan/ atau Penjamin terlibat dalam perkara di pengadilan yang

menurut penilaian PI HAK PERTAMA dapat mengakibat kan PI HAK KEDUA
dan/ atau Penjamin wajib membayar ganti rugi dan/ atau pembayaran lainnya yang
secara material dapat mempengaruhi kemampuan PI HAK KEDUA

dan/ atau

Penjamin untuk melakukan pembayaran utang.
12.

PI HAK KEDUA dan/ atau Penjamin melakukan tindakan yang melanggar suatu
ketentuan atau peraturan hukum yang berlaku yang dapat mengakibatkan ijin
usaha PI HAK KEDUA

dan/ atau Penjamin dicabut dan/ atau secara langsung

maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kemampuan PI HAK KEDUA
dan/ atau Penjamin untuk memenuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kredit.
13.

PI HAK KEDUA dan/ atau Penjamin meninggal dunia (dalam hal PI HAK KEDUA
dan/ atau Penjamin bukan berbentuk badan).

14.

PI HAK KEDUA dan/ atau Penjamin dibubarkan atau dilikuidasi (apabila PI HAK
KEDUA dan/ atau Penjamin berbentuk badan).

Universitas Sumatera Utara

106

Ayat 2
Apabila PI HAK KEDUA

berkewajiban untuk melakukan suatu kewajiban berdasarkan

Perjanjian Kredit dalam suatu waktu yang ditetapkan dan PI HAK KEDUA

lalai

melaksanakannya, maka dengan lewatnya waktu saja sudah merupakan bukti yang sah
dan cukup untuk kelalaian PI HAK KEDUA , sehingga tidak diperlukan suatu
pemberitahuan (somasi) atau surat lain yang serupa dengan itu serta surat peringatan
dari juru sita.

Ayat 3
Jika terjadi kelalaian sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat 1 Perjanjian Kredit, para
pihak menyatakan tidak berlaku pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
khususnya yang mengatur keharusan untuk mengajukan permohonan pembatalan
perjanjian melalui Pengadilan negeri, dan PI HAK PERTAMA berhak menyatakan utang
menjadi jatuh waktu dengan seketika dan wajib dibayar sekaligus lunas oleh PI HAK

KEDUA kepada PI HAK PERTAMA tanpa memperhatikan ketentuan Pembayaran Ut ang
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 7 Perjanjian Kredit, dengan ketentuan kewajibankewajiban PI HAK KEDUA yang timbul dari Perjanjian Kredit tetap wajib dipenuhi.

Ayat 4
Jika utang menjadi jatuh waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat 3 Prejanjian
Kredit, maka PI HAK PERTAMA berhak untuk melaksanakan hak-haknya selaku kreditor
untuk memperoleh pengembalian Utang dengan jalan pelaksanaan hak-haknya terhadap

PI HAK KEDUA

dan/ atau harta kekayaannya, term asuk tetapi tidak t erbatas pada

pelaksanaan/ eksekusi hak-hak PI HAK PERTAMA terhadap Agunan dan/ atau Penjamin
berdasarkan Dokumen Agunan serta Akta Pemberian Jaminan.

Pasal 15
PENGGUNAAN PEMBAYARAN
Ayat 1
Setiap jumlah uang yang diperoleh PI HAK PERTAMA dari pembayaran Utang dan/ atau
karena dilaksanakannya hak-hak PI HAK PERTAMA atau Agunan dan/ atau atas jaminan
pribadi dan/ atau jaminan perusahaan yang diberikan oleh PI HAK KEDUA

dan/ atau

pemberi Agunan dan/ atau Penjamin berdasarkan Perjanjian Kredit, Dokumen Agunan,
Akta Pemberian Jaminan, atau dokumen lainnya dan/ atau pembayaran asuransi yang
diterima PI HAK PERTAMA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 Perjanjian Kredit
dan/ atau karena pelaksanaan kompensasi akan digunakan dengan urutan prioritas
sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

107

- Pertama : untuk membayar semua biaya yang dikeluarkan atau dibayar oleh PI HAK

PERTAMA :
- dalam melaksanakan tugas-tugas PI HAK PERTAMA sehubungan dengan Perjanjian
Kredit yang belum dibayar oleh PI HAK KEDUA .
- dalam mengamankan, mengambil alih, memperbaiki, memulihkan, menyimpan,
mengangkut ke tempat penjualan dan/ atau m enjual Agunan atau sebagian daripadanya
termasuk ongkos-ongkos Pengadilan, biaya penasihat hukum atau pengacara serta biaya
lelang.
- Kedua : untuk pembayaran lunas seluruh denda yang timbul tetapi
belum dibayar PI HAK KEDUA

kepada PI HAK PERTAMA sehubungan dengan

Perjanjian Kredit.
- Ketiga : untuk pembayaran lunas seluruh bunga yang timbul dan/ atau provisi yang
belum dibayar PI HAK KEDUA

kepada PI HAK PERTAMA sehubungan dengan

Perjanjian Kredit.
- Keempat : untuk pembayaran lunas jumlah utang pokok yang wajib dibayar oleh

PI HAK KEDUA kepada PI HAK PERTAMA sehubungan dengan Perjanjian Kredit.
Ayat 2
Apabila setelah semua kewajiban yang menjadi beban PI HAK KEDUA
dan

ternyata

masih

terdapat

kelebihan

uang,

maka

dibayar lunas

PI HAK PERTAMA akan

menyerahkan kelebihan uang tersebut kepada PI HAK KEDUA atau pihak yang berhak
atas kelebihan uang tersebut.

Pasal 16
PAJAK
Ayat 1
Semua dan setiap jumlah uang yang wajib dibayar oleh PI HAK KEDUA kepada PI HAK

PERTAMA berdasarkan Perjanjian Kredit, bebas, bersih dan tanpa pengurangan atau
pemotongan pajak, pungutan, iuran atau beban berupa apa pun dan berapa pun.

Ayat 2
Jika PI HAK KEDUA

diwajibkan oleh Undang-Undang atau Peraturan Hukum yang

berlaku untuk melakukan pemotongan atau pengurangan atas jumlah uang yang wajib
dibayarnya berdasarkan Perjanjian Kredit, maka PI HAK KEDUA wajib membayar suatu
jumlah tambahan kepada PI HAK PERTAMA yang besarnya sedemikian rupa, sehingga
setelah dilakukan pemotongan atau pengurangan tersebut PI HAK PERTAMA kan
menerima dari PI HAK KEDUA

suatu jumlah yang sama besarnya seakan-akan tidak

pernah dilakukan pemotongan atau pengurangan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

108

Pasal 17
PERUBAHAN KETENTUAN PERJANJI AN KREDI T
Dalam hal dilakukan perubahan atas ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Kredit, maka
perubahan dimaksud akan diatur dalam suatu perjanjian atau surat tersendiri yang
ditandatangani oleh para pihak, perjanjian atau surat tersebut m erupakan satu kesatuan
dan bagian yang tidak terpisah dari Perjanjian Kredit.

Pasal 18
LAI N- LAI N
Ayat 1
PI HAK PERTAMA berhak, tanpa persetujuan t erlebih dahulu dari PI HAK KEDUA ,
memindahkan atau mengalihkan dengan cara apa pun sebagian at au seluruh hak
dan/ atau kewajiban PI HAK PERTAMA dalam memberikan Fasilitas Kredit berdasarkan
Perjanjian

Kredit

kepada

lembaga keuangan,

Bank

atau

kreditor

lainnya

yang

pelaksanaannya cukup dengan memberitahukan secara tertulis kepada PI HAK KEDUA .
- Untuk keperluan tersebut, PI HAK KEDUA

sekarang atau nanti pada waktunya,

memberi kuasa kepada PI HAK PERTAMA untuk m emberikan dat a dan/ atau keterangan
yang diperlukan kepada lembaga keuangan, Bank atau kreditor lainnya.

Ayat 2
PI HAK PERTAMA berhak, tanpa persetujuan t erlebih dahulu dari PI HAK KEDUA ,
memblokir/ membekukan dan/ atau mencairkan dan/ atau mendebet dana yang terdapat
dalam rekening-rekening PI HAK KEDUA pada PI HAK PERTAMA dan menggunakan
hasilnya untuk diperhitungkan atau dikompensasikan dengan utang dan/ atau kewajibankewajiban PI HAK KEDUA

lainnya berdasarkan Perjanjian Kredit dalam hal terjadi

Kejadian Kelalaian sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat 1 Perjanjian Kredit. Dalam
hal terdapat perbedaan mata uang antara kewajiban PI HAK KEDUA dengan mata uang
dari dana hasil pencairan/ pendebetan rekening-rekening PI HAK KEDUA , maka PI HAK

PERTAMA berhak untuk melakukan konversi terhadap dana hasil pencairan/ pendebetan
rekening-rekening PI HAK KEDUA

t ersebut berdasarkan nilai tukar (kurs) yang

ditetapkan PI HAK PERTAMA pada hari dimana konversi tersebut dilakukan. Resiko atas
kerugian yang timbul sehubungan dengan dilakukannya konversi mata uang tersebut
dipikul dan menjadi tanggung jawab PI HAK KEDUA .

Ayat 3
PI HAK KEDUA dengan ini menyetujui tindakan PI HAK PERTAMA untuk :
1.

Menyesuaikan/ mengubah besarnya suku bunga sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat 1 Perjanjian Kredit; dan/ atau

Universitas Sumatera Utara

109

2.

Mewajibkan PI HAK KEDUA untuk m engganti biaya-biaya yang diperlukan oleh

PI HAK PERTAMA dalam m elanjutkan atau memelihara pemberian Fasilitas Kredit
kepada PI HAK KEDUA dan/ atau
3.

Menunda tanggal penarikan dan/ atau penggunaan Fasilitas Kredit yang diajukan
oleh PI HAK KEDUA ; dan/ atau

4.

Menurunkan jumlah Fasilitas Kredit; dan/ atau

5.

Mengganti pemberian Fasilitas Kredit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1
Perjanjian Kredit dengan mata uang lain yang tersedia pada PI HAK PERTAMA;
dan atau

6.

Menghentikan pemberian Fasilitas Kredit.

dalam hal terjadi:
1.

Peningkatan

biaya-biaya

yang

diperlukan

PI HAK

PERTAMA

mempertahankan pemberian Fasilitas Kredit kepada PI HAK KEDUA

dalam
sebagai

akibat dari pemenuhan peraturan/ ketentuan dari Bank I ndonesia atau badan
pemerintah lainnya, sehingga tingkat suku bunga yang berlaku bagi PI HAK

KEDUA

tidak dapat menutup biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh PI HAK

PERTAMA; dan/ atau
2.

Terjadi perubahan dalam bidang moneter, keuangan, ekonomi atau politik yang
mempengaruhi likuiditas PI HAK PERTAMA, atau tingkat kolektibilitas PI HAK

KEDUA , baik pada PI HAK PERTAMA maupun pada Bank (-Bank) lain menurun
menjadi Kurang Lancar atau Diragukan atau Macet.
Dalam hal PI HAK PERTAMA t elah melaksanakan hak PI HAK PERTAMA tersebut,

PI HAK PERTAMA akan memberitahukan secara tertulis pelaksanaannya kepada PI HAK
KEDUA . Surat pemberitahuan tersebut merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak
terpisah dari Perjanjian Kredit.

Ayat 4
Kegagalan dan/ atau keterlambatan PI HAK PERTAMA untuk menggunakan sesuatu hak,
kekuasaan, wewenang atau hak istimewanya berdasarkan Perjanjian Kredit tidak berarti
bahwa PI HAK PERTAMA telah melepaskan hak, kekuasaan, wewenang atau hak
istimewa tersebut, demikian juga pelaksanaan semua atau sebagian dari hak, kekuasaan,
wewenang atau hak istimewa menurut Perjanjian Kredit, tidak akan menghalangi
pelaksanaan selanjutnya dari hak, kekuasaan, wewenang atau hak istimewa tersebut.

Ayat 5
Apabila salah satu atau lebih ket entuan yang terdapat dalam Perjanjian Kredit dinyat akan
tidak berlaku atau tidak dapat dilaksanakan oleh Pengadilan yang berwenang atau

Universitas Sumatera Utara

110

dianggap bertentangan dengan ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang
berlaku, maka ketentuan-ketentuan lainnya yang tercantum dalam Perjanjian Kredit akan
tetap berlaku dan mengikat para pihak.

Ayat 6
Perjanjian Kredit berlaku bagi para pihak dan para pengganti hak masing-masing pihak,
dengan ketentuan bahwa PI HAK KEDUA

tidak berhak memindahkan dan/ atau

menyerahkan suatu hak dan/ atau kewajiban PI HAK KEDUA
Kredit

dan/ atau perjanjian

lainnya sehubungan dengan

berdasarkan Perjanjian

Perjanjian Kredit,

tanpa

persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PI HAK PERTAMA.

Ayat 7
Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian Kredit berlaku
dan mengikat para pihak sampai dipenuhinya seluruh kewajiban PI HAK KEDUA kepada

PI HAK PERTAMA berdasarkan Perjanjian Kredit.

Pasal 19
KUASA
Ayat 1
Untuk keperluan pelaksanaan pembayaran utang sesuai Perjanjian Kredit, dengan ini

PI HAK KEDUA memberi kuasa dan wewenang kepada PI HAK PERTAMA untuk dari
waktu ke waktu melaksanakan pendebetan atas dana yang terdapat dalam setiap
rekening PI HAK KEDUA pada PI HAK PERTAMA.

Ayat 2
Untuk mem astikan ket ertiban pembayaran kembali utang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 ayat 2 Perjanjian Kredit, PI HAK KEDUA , sekarang ini untuk nanti pada
waktunya, memberi kuasa kepada PI HAK PERTAMA, untuk dan atas nama PI HAK

KEDUA , mencairkan dan/ atau dengan cara lain mendebet dana yang terdapat dalam
setiap rekening PI HAK KEDUA pada PI HAK PERTAMA.

Ayat 3
Setiap kuasa yang diberikan PI HAK KEDUA berdasarkan Perj anjian Kredit merupakan
bagian yang tidak terpisah dari Perjanjian Kredit dan oleh karena itu setiap kuasa
tersebut tidak dapat ditarik kembali dan/ atau dibatalkan dengan cara apa pun atau
berakhir karena peristiwa apa pun, dan para pihak menyatakan tidak berlaku Pasal 1813,
1814, dan 1816 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata selama utang berdasarkan
Perjanjian Kredit belum lunas seluruhnya.

Universitas Sumatera Utara

111

Pasal 20
KETENTUAN- KETENTUAN KHUSUS
Terhadap

Fasilitas

Kredit

berlaku

juga

syarat-syarat

dan

ketentuan-ketentuan

sebagaimana diatur lebih lanjut dalam Lampiran (-lampiran) yang dari waktu ke waktu
akan disesuaikan dengan Fasilitas Kredit yang diberikan PI HAK PERTAMA dan diterima

PI HAK KEDUA , yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisah dari
Perjanjian Kredit.

Pasal 21
YURI DI KSI
Mengenai Perjanjian Kredit dan segala akibat serta pelaksanaannya, PI HAK PERTAMA
dan PI HAK KEDUA memilih tempat kediaman hukum yang tetap dan tidak berubah di
Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Jakart a tanpa mengurangi hak

PI HAK PERTAMA untuk menggugat PI HAK KEDUA di hadapan pengadilan lain di
dalam wilayah Republik I ndonesia berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.
Demikian Perjanjian ini disetujui dan dibuat, serta ditandatangani oleh kedua belah pihak
dengan dihadiri saksi-saksi yang dikenal oleh kedua belah pihak.

Jakart a, 28 November 2012.

PI HAK PERTAMA

PI HAK KEDUA
(Materai Rp 6.000,-)

( I r.Sidarta )

( Adi Budiman,S.H. )

SAKSI -SAKSI
3.

Putra Perwira, S.H.

4.

Muktaman Rasyid, S.H.

- Rudolof Parepare, S.E.
- Ahmad Sukamto, S.T.

Universitas Sumatera Utara