Penerapan Asas Proporsionalitas dalam Perjanjian Kredit Modal Kerja di Bank Mandiri (Analisis Terhadap Perjanjian Kredit Modal Kerja di Bank Mandiri)

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Manusia adalah makhluk sosial yang dalam melakukan aktifitas sehari-hari
dengan manusia lain selalu melakukan kontrak atau perjanjian baik itu melakukan
perjanjian jual beli barang kebutuhan sehari-hari, perjanjian jasa pengangkutan,
perjanjian sewa-menyewa dan sebagainya.Kontrak berawal dari suatu perbedaan
atau ketidaksamaan kepentingan di antara para pihak. Oleh karena itu diperlukan
Negosiasi (proses tawar menawar). 1
Hukum kontrak merupakan bidang hukum yang sangat penting di era
globalisasi terutama dalam mendukung kegiatan di sektor perdagangan dan
transaksi bisnis internasional. Menyatukan hubungan antara para pihak dalam
lingkup internasional bukanlah persoalan yang sederhana. Hal ini menyangkut
perbedaan sistem, paradigma, dan aturan hukum yang berlaku sebagai suatu
aturan yang bersifat memaksa untuk dipatuhi oleh para pihak di masing-masing
negara. 2
Para pelaku bisnis dalam hubungannya dengan pihak lain senantiasa
mengharapkan agar kontrak yang mereka buat dapat berjalan sebagaimana yang

diharapkan.

Namun

demikian,

dalam perjalanan

waktu

tidak menutup

kemungkinan terjadi sengketa di antara mereka, meskipun hal ini sebenarnya

1

https://alfanaikkelas.wordpress.com/2011/01/07/azas-proporsionalitas(diakses tanggal 12
Oktober 2015).
2
Agus Yudha Hernoko, Asas Proporsionalitas dalam Kontrak Komersial (Yogyakarta,:

LaksBang Mediatama, 2008), hlm.1.

Universitas Sumatera Utara

2

sama sekali tidak diharapkan. Sengketa kontrak pada umumnya muncul sebagai
akibat

adanya

ketidaksepakatan,

perbedaan,

gangguan,

kompetisi,

atau


ketidakseimbangan diantara para pihak. 3
Sistem pengaturan hukum kontrak adalah sistem terbuka, artinya bahwa
setiap orang bebas untuk mengadakan perjanjian, baik yang sudah diatur maupun
yang belum diatur di dalam undang-undang. Hal ini dapat disimpulkan dari
ketentuan yang tercantum dalam Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata, yang
berbunyi: Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undangundang bagi mereka yang membuatnya. 4
Sehubungan dengan daya mengikatnya perjanjian berlaku sebagai undangundang bagi para pihak yang membuatnya (pacta sunt servand), pada situasi
tertentu daya berlakunyadibatasi, antara lain dengan itikad baik. Pasal 1338 (3)
KUHPerdata menyatakan bahwa perjanjian-perjanjian harus dilaksanakan dengan
itikad baik. 5
Hukum kontrak adalah mekanisme hukum dalam masyarakat untuk
melindungi harapan-harapan yang timbul dalam pembuatan persetujuan demi
perubahan masa datang yang bervariasi kinerja, seperti pengangkutan kekayaan
(yang nyata maupun yang tidak nyata), kinerja pelayanan, dan pembayaran
dengan uang).

3

http://mulyonosetro.blogspot.co.id/(diakses tanggal 12 Oktober 2015).

R. Subekti dan Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata(Jakarta: Pradnya
Paramita, 2005), hlm.342.
5
Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian: Asas Proporsionalitas dalam Kontrak
Komersial (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm.134.
4

Universitas Sumatera Utara

3

Setelah memperhatikan pengertian hukum kontrak tersebut di atas, maka
dapat dikemukakan unsur-unsur yang tercantum dalam hukum kontrak yakni : 6
1. Adanya kaidah hukum
Menurut Salim,kaidah dalam hukum kontrak dapat dibagi menjadi dua
macam, yaitu tertulis dan tidak tertulis. Kaidah hukum kontrak tertulis adalah
kaidah-kaidah hukum yang terdapat di dalam peraturan perundang-undangan,
traktat, dan yurisprudensi. Adapun kaidah hukum kontrak tidak tertulis adalah
kaidah-kaidah hukum yang timbul, tumbuh, dan hidup dalam masyarakat.
2. Subjek hukum

Istilah lain dari subjek hukum adalah rechtperson yang artinya sebagai
pendukung hak dan kewajiban. Subjek hukum dalam hukum kontrak adalah
kreditur dan debitur. Kreditur adalah orang yang berpiutang, sedangkan debitur
adalah orang yang berutang.
3. Adanya prestasi
Prestasi adalah hak kreditur dan kewajiban debitur. Prestasi terdiri atas:
a. Memberikan sesuatu
b. Berbuat sesuatu
c. Tidak berbuat sesuatu
d. Kata sepakat.
Pasal 1320 KUHPerdata, ditentukan empat syarat sahnya perjanjian. Salah
satunya adalah kata sepakat (consensus). Kesepakatan adalah persesuaian
pernyataan kehendak antara para pihak.

6

Salim H.S, Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan (Jakarta: Sinar Grafika,
2006), hlm.76.

Universitas Sumatera Utara


4

4. Akibat hukum
Setiap perjanjian yang dibuat oleh para pihak akan menimbulkan akibat
hukum. Akibat hukum adalah timbulnya hak dan kewajiban. Hak adalah suatu
kenikmatan yang diperoleh para pihak yang melakukan kontrak dan kewajiban
adalah suatu beban yang harus di laksanakan para pihak yang membuat kontrak.
Sengketa bisnis dalam kontrak komersial seringkali berawal dari kesalahan
mendasar dalam proses terbentuknya kontrak dengan berbagai faktor atau
penyebabnya, antara lain:
1. Ketidakpahaman terhadap proses bisnis yang dilakukan. Kondisi ini muncul
ketika pelaku bisnis semata-mata terjebak pada orientasi keuntungan serta
karakter coba-coba tanpa memprediksi kemungkinan risiko yang akan
menimpanya.
2. Ketidakmampuan mengenali partner atau mitra bisnisnya. Kondisi ini muncul
ketika pelaku bisnis hanya memperhatikan performa atau penampilan fisik
mitra bisnisnya tanpa meneliti lebih lanjut track record dan bonafiditas mitra
bisnisnya.
3. Tidak adanya legal cover yang melandasi proses bisnis mereka. Hal ini

menunjukkan rendahnya pemahaman dan apresiasi hukum pelaku bisnis
dalam melindungi aktifitas bisnis mereka. 7
Kitab Undang-undang Hukum Perdata tidak menjelaskan secara rinci
mengenai momentum terjadinya kontrak, hanya dijelaskan dengan cukup adanya

7

Agus Yudha Hernoko, Op. Cit . hlm.95.

Universitas Sumatera Utara

5

consensus antara kedua pihak. Namun dari berbagai sumber terdapat setidaknya
empat teori yang membahas mengenai momentum terjadinya kontrak, yaitu :
1. Teori Pernyataan : kesepakatan terjadi saat pihak yang menerima penawaran
menyatakan bahwa ia menerima penawaran itu.
2. Teori Pengiriman : kesepakatan terjadi apabila pihak yang menerima
penawaran mengirimkan telegram.
3. Teori Pengetahuan : kesepakatan terjadi apabila pihak yang menawarkan

mengetahui adanya penerimaan , tetapi penerimaan itu belum diterimanya
(diketahui secara langsung).
4. Teori Penerimaan : kesepakatan terjadi saat pihak yang menawarkan
menerima langsung jawaban dari pihak lain. 8
Berdasarkan uraian diatas, dapat dipahami bahwa kesepakatan terjadi
dalam transaksi bisnis adalah sejak tahap pra-contractual, sehingga apabila salah
satu pihak membatalkan sepihak perjanjian tersebut maka ia dapat dikenai ganti
kerugian. Namun hanya sebatas pada kerugian yang timbul saat tahap perjanjian
pracontractual saja. Oleh karena pihak yang dirugikan tidak dapat menuntut
berdasarkan yang tertulis dalam Pasal 1243 sampai dengan Pasal 1252
KUHPerdata, oleh karena Bab I bagian 4 Buku III KUHPerdata hanya mengatur
tentang Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tidak dipenuhinya suatu
perikatan, jelas disini yang ada baru negosiasi prakontrak, belum ada
perikatannya. Penuntutan hanya dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip
good faith dan fair dealing yang dapat ditafsirkan bahwa pihak yang dirugikan
8

http://michiko60.blogspot.co.id/2012/02/seputar-hukum-kontrak-komersial.html (diakses
tanggal 13 Oktober 2015).


Universitas Sumatera Utara

6

hanya dapat menuntut pengembalian atas biaya yang telah dikeluarkan dan atas
kehilangan kesempatan untuk melakukan kontrak dengan pihak ketiga. Akan
tetapi ia tidak dapat menuntut ganti rugi atas keuntungan yang diharapkan dari
kontrak yang batal diadakan itu. 9
Oleh sebab itu, maka perlu dipahami bahwa mekanisme terjadinya kontrak
dalam dun ia bisnis/komersial selalu didahului oleh tahap negosiasi dimana
masing-masing pihak mengajukan letter of intent yang memuat keinginan masingmasing pihak untuk membuat suatu kontrak. Selanjutnya setelah ada kesepahaman
atas kehendak untuk mengadakan kontrak tersebut, maka para pihak akan
membuat Memorandum of Understanding ( MOU) yang memuat keinginan
masing-masing pihak sekaligus adanya tenggang waktu pencapaian kesepakatan
untuk terjadinya kontrak. Proses inilah yang disebut sebagai proses prakontrak.
Dalam tahap prakontrak ini masing-masing pihak harus menegakkan prinsip
itikad baik, yang oleh karena itu jika salah satu pihak beritikad buruk, maka
haruslah disediakan sarana hukum berupa hak gugat dan hak untuk menuntut
ganti rugi dalam tahap prakontrak. 10
Berawal dari hal-hal tersebut di atas, maka sangat menarik mengangkat

masalah tentang Peranan Asas Proporsionalitas dalam perjanjian kredit modal
kerja di Bank Mandiri (analisis terhadap perjanjian kredit modal kerja di Bank
Mandiri).

Karena

mengingat

bahwa

KUHPerdata

sama

sekali

tidak

memperhatikan proses terjadinya kontrak atau perjanjian. Padahal dalam


9

Suharnoko, Hukum Perjanjian: Teori dan Analisi Kasus(Jakarta: Kencana Prenada
Media Group), hlm 2.
10
http://qamaruddinshadie.blogspot.co.id/2012/04/istilah-dan-pengertian kontrak. html
(diakses tanggal 13 Oktober 2015).

Universitas Sumatera Utara

7

prakteknya suatu kontrak atau perjanjian dapat terjadi apabila didahului dengan
adanya kesepakatan dan itu diperoleh melalui proses negosiasi (bisa memakan
waktu dan biaya yang bervariasi). KUHPerdata hanya mengatur prinsip itikad
baik pada saat pelaksanaan kontrak, padahal sebenarnya dalam tahap negosiasi
itupun sudah timbul hak dan kewajiban yang harus dipatuhi oleh para pihak demi
menegakkan prinsip itikad baik dan transaksi wajar atau jujur.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan latar belakang tersebut diatas maka yang menjadi
permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah :
1. Bagaimanakah makna dan fungsi asas proporsionalitas dalam kontrak
komersial?
2. Bagaimanakah aspek hukum perjanjian kredit modal kerja?
3. Bagaimanakah penerapan asas proporsionalitas dalam perjanjian kredit modal
kerja di Bank Mandiri?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dari
penulisan skripsi ini adalah:
1. Untuk mengetahui makna dan fungsi asas proporsionalitas dalam kontrak
komersial
2. Untuk mengetahui aspek hukum perjanjian kredit modal kerja
3. Untuk mengetahui penerapan asas proporsionalitas dalam perjanjian kredit
modal kerja di Bank Mandiri

Universitas Sumatera Utara

8

Hasil penelitian dari skripsi ini di harapkan dapatmemberikan manfaat
bagi lingkungan akademis (teoritis), lingkunganperadilan dan lingkungan
kehidupan secara praktis yaitu :
a. Manfaat teoritis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dan
pemikiran serta pengetahuan baik untuk lingkungan mahasiswa sendiri atau para
akademis atau para akademis bibit unggul yang akan menjadi kalangan yang
berguna dan menjadi generasi penerus bangsa di masa yang akan datang.
b. Manfaat praktis
Diharapkan pula dengan adanya penelitian ini dapat bermanfaat nantinya
bagi para pelaku kontrak, sehingga para pelaku kontrak dapat menciptakan suatu
kontrak atau perjanjian sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pihak-pihak yang
melakukan kontrak.
D. Keaslian Penulisan
Skripsi dengan judul “peranan Asas Proporsionalitas dalam kontrak
komersial (analisis terhadap perjanjian kredit modal kerja pada Bank Mandiri)”
ini diangkat karena sangat menarik untuk mengetahui lebih dalam tentangfungsi
asas proporsionalitas dalam kontrak komersial, aspek hukum perjanjian kredit
modal kerja dan penerapan asas proporsionalitas dalam perjanjian kredit modal
kerja di Bank Mandiri, sepanjang penelusuran di perpustakaan, belum ditemukan
ada judul dan permasalahan yang sama dengan tulisan ini. Penulisan ini disusun
berdasarkan literatur -literatur yang telah ada, baik melalui literatur di
perpustakaan, media cetak maupun media elektronik.

Universitas Sumatera Utara

9

Adapun judul karya ilmiah yang memiliki kesamaan dengan judul skripsi
ini adalah skripsi yang berjudul “Urgensi Asas Proporsionalitas Dalam Kontrak
Kerja Kontruksi Sebagai Antisipasi Terjadinya Sengketa (PRANOTO Dosen
Fakultas Hukum UNS dengan ITOK DWI KURNIAWAN Dosen FKIP program
studi PKN UNS)” yang di dalamnya memuat mengenai bagaimana penerapan
Asas Proporsionalitas dalam kontrak kerja kontruksi selain itu di bahas juga
mengenai sengketa yang terjadi dalam kontrak komersial sebagai salah satu
contoh sengketa kontruksi adalah kasus pemutusan kontrak di proyek jalan (suatu
kontrak pekerjaan peningkatan jalan, panjang 40 km di Jawa Barat) dan
bagaimana Urgensi Asas Proporsionalitas dalam menyelesaikan kontrak kontruksi
tersebut.
Selain judul di atas karya ilmiah yang berkaitan dengan judul skripsi ini
adalah “Penerapan Asas Proporsionalitas Dalam Kontrak Komersial (yaitu Tesis
Dr.Agus Yudha Hernoko S.H,.M.Hum pada tahun 2009.)” yang di dalamnya
hanya membahas bagaimana penerapan asas proporsionalitas dalam kontrak
komersialdan membahas mengenai penyelesaian sengketa yang terjadi di dalam
kontrak komersial sedangkan di skripsi ini membahas bagaimanamakna dan
fungsi asas proporsionalitas dalam kontrak komersial,aspek hukum perjanjian
kredit modal kerja dan analisis penerapan asas proporsionalitas dalam perjanjian
kredit modal kerja di Bank Mandiri. Oleh karena itu, penulisan ini adalah karya
asli

peneliti,

dengan

demikian

keaslian

penulisan

skripsi

ini

dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Universitas Sumatera Utara

10

E. Tinjauan Kepustakaan
1. Pengertian hukum
Hukum adalah suatu sistem yang dibuat manusia untuk membatasi tingkah
laku manusia agar tingkah laku manusia tersebut dapat di kontrol. Hukum adalah
aspek terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan,
hukum mempunyai tugas untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam
masyarakat. Oleh karena itu setiap masyarakat berhak untuk mendapat pembelaan
didepan hukum sehingga dapat di artikan bahwa hukum adalah peraturan atau
ketentuan-ketentuan tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur kehidupan
masyarakat dan menyediakan sanksi bagi pelanggarnya. 11
Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Berkenaan dengan
tujuan hukum, ada beberapa pendapat sarjana hukum. Subekti, mengatakan bahwa
hukum itu mengabdi pada tujuan negara yang pokoknya ialah mendatangkan
kemakmuran dan kebahagiaan pada rakyatnya. Menurut Van Apeldoorn, tujuan
hukum ialah mengatur pergaulan hidup manusia secara damai. Hukum
menghendaki perdamaian. Sementara itu, Menurut Geny, hukum bertujuan
semata-mata untuk mencapai keadilan. Sebagai unsur keadilan, ada kepentingan
daya guna dan kemanfaatan. Sedangkan, menurut Van Kan hukum bertujuan
untuk menjaga kepentingan setiap manusia supaya kepentingan-kepentingan itu
tidak dapat diganggu. 12

11

https://andrilamodji.wordpress.com/hukum/pengertian-tujuan-jenis-jenis-dan-macammacam-pembagian-hukum(diakses tanggal 13 Oktober 2015).
12
Budiyanto, Dasar-Dasar Ilmu Tata Negara (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm.115.

Universitas Sumatera Utara

11

Berdasarkan Pengertian diatas, maka adapun persyaratan peraturan hukum
antara lain : 13
a.

Peraturan tersebut mengatur perilaku manusia.

b.

Dibuat oleh pejabat yang berwenang.

c.

Bertujuan mewujudkan ketertiban dan keadilan masyarakat.

d.

Bersifat mengikat dan memaksa pihak yang dikenai peraturan.

e.

Memiliki rumusan sanksi yang jelas dan tegas.

f.

Sanksi ditegaskan dan dilaksanakan oleh pejabat yang berwenang.

2. Pengertian hukum kontrak
Perlu diketahui bahwasanya hukum kontrak itu merupakan bagian dari
hukum perikatan. Bahkan ada yang mengatakan bahwa hukum kontrak itu sebagai
hukum perjanjian yang tertulis, akan tetapi pembagian antara hukum kontrak
dengan hukum perjanjian itu sendiri di dalam BW tidak di uraikan, hanya di kenal
sebagai perikatan yang lahir dari perjanjian dan yang lahir dari undangundang.Kontrak atau perjanjian ini merupakan suatu peristiwa hukum di mana
seseorang berjanji kepada orang lain atau dua orang saling berjanji untuk
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.Di dalam kontrak dikenal
mengenai istilah kontrak sepihak, yaitu dimana seseorang menjanjikan kepada
orang lain untuk memberikan sesuatu sedangkan orang yang menerima sesuatu itu
tidak memberikan balasan (kontra prestasi). 14

13

http://soal-soalpkn.blogspot.co.id/2015/04/apa-syarat-syarat-peraturan-hukumserta.html(diakses tanggal 13 Oktober 2015).
14
http://ilmuhukumuin-suka.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-hukumkontrak.html(diakses tanggal 13 Oktober 2015).

Universitas Sumatera Utara

12

Kontrak dalam Hukum Indonesia, yaitu Burgerlijk Wetboek (BW) disebut
overeenkomst yang bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti perjanjian.
Menurut Peter Mahmud Marzuki perjanjian mempunyai arti yang lebih luas
daripada kontrak. Kontrak merujuk kepada suatu pemikiran akan adanya
keuntungan komersil yang diperoleh kedua belah pihak. Sedangkan perjanjian
dapat saja berarti social agreement yang belum tentu menguntungkan kedua belah
pihak secara komersil. 15
Berdasarkan pengertian hukum kontrak yang diungkapkan di atas, dapat
dipahami bahwa pengertian hukum kontrak adalah keseluruhan kaidah hukum
yang mengatur hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata
sepakat untuk menimbulkan akibat hukum. 16. Oleh karena itu, maka untuk dapat
dianggap sah secara hukum, ada empatsyarat yang harus dipenuhi sebagaimana
diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia: 17
a.

Kesepakatan para pihak

b.

Kecakapan para pihak

c.

Mengenai hal tertentu yang dapat ditentukan secara jelas

d.

Sebab atau kausa yang diperbolehkan secara hukum.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka adapun unsur-unsur dari pada

kontrak itu sendiri adalah sebagai berikut: 18
a. Adanya perbuatan hukum.
b. Persesuaian pernyataan kehendak dari beberapa orang.
15

Hasanuddin Rahman, Contract Drafting, (Bandung: Citra Aditya Bakti,2003) , hlm.21.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kontrak (diakses tanggal 14 Oktober 2015).
17
Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
18
Salim, Hukum Kontrak.Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, (Jakarta, Sinar Garfika,
2003), hlm. 9.
16

Universitas Sumatera Utara

13

c. Persesuaian kehendak harus di publikasikan atau dinyatakan.
d. Perbuatan hukum terjadi karena kerja sama antara dua orang atau lebih.
e. Pernyataan kehendak yang sesuai harus saling bergantung satu sama lain.
f. Kehendak di tujukan untuk menimbulkan akibat hukum.
g. Akibat hukum itu untuk kepentingan yang satu atas beban yang lain atau
timbal balik.
h. Persesuaian kehendak harus dengan mengingat peraturan.
Selain hal tersebut di atas, adapun arti penting suatu kontrak paling tidak
adalah dalam hal-hal sebagai berikut: 19
a. Untuk mengetahui perikatan apa yang dilakukan dan kapan serta di mana
kontrak tersebut dilakukan.
b. Untuk mengetahui secara jelas siapa yang saling mengikatkan dirinya
tersebut dalam kontrak dimaksud.
c. Untuk mengetahui hak dan kewajiban para pihak, apa yang harus, apa yang
boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh para pihak.
d. Untuk mengetahui syarat-syarat berlakunya kontrak tersebut.
e. Untuk mengetahui cara-cara yang dipilih untuk menyelesaikan perselisihan
dan pilihan domisili hukum yang dipilih bila terjadi perselisihan antara para
pihak.
f. Untuk mengetahui kapan berakhirnya kontrak, atau hal-hal apa saja yang
mengakibatkan berakhirnya kontrak tersebut.

19

http://notarisnurulmuslimahkurniati.blogspot.co.id/2009/04/pengertian-dan-arti-pentingkontrak.http (diakses tanggal 15 Oktober 2015).

Universitas Sumatera Utara

14

g. Kapan berakhirnya kontrak, atau hal-hal apa saja yang mengakibatkan
berakhirnya kontrak tersebut.
h. Sebagai alat untuk memantau bagi para pihak, apakah pihak lawan masingmasing telah menunaikan prestasinya atau belum, atau bahkan malah telah
melakukan suatu wanprestasi.
i.

Sebagai alat bukti bagi para pihak apabila terjadi perselisihan di kemudian
hari, seperti apabila terjadi wanprestasi oleh salah satu pihak dalam kontrak
dimaksud. Termasuk apabila ada pihak ketiga yang mungkin keberatan
dengan kontrak dan mengharuskan kedua belah pihak untuk membuktikan
hal-hal yang berkaitan dengan kontrak.

3. Pengertian perjanjian kredit
Perjanjian kredit merupakan salah satu perjanjian yang dilakukan antara
bank dengan pihak ketiga, yang dalam hal ini adalah nasabahnya. Perjanjian
kredit sebenarnya dapat dipersamakan dengan perjanjian hutang-piutang.
Perbedaannya, istilah perjanjian kredit umumnya dipakai oleh bank sebagai
kreditur, sedangkan perjanjian utang piutang dipakai oleh masyarakat dan tidak
terkait dengan bank. 20
Menurut Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perbankan (setelah mengalami
perubahan

tentang

Undang-Undang

Perbankan)kredit

diartikan

sebagai

penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam antara bank dengan pihak lain

20

Sutarno, Aspek-aspek Hukum Perkreditan Bank (Bandung,: Alfabeta, 2005), hlm. 23.

Universitas Sumatera Utara

15

yang mewajibkan pihak peminjm untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga yang dalam hal ini akan diatur dalam ketentuan
perjanjian tersebut. 21 Pemberian istilah perjanjian kredit memang tidak tegas
dinyatakan dalam Peraturan Perundang-undangan. Namun, berdasarkan surat
Bank Indonesia No.03/1093/UPK/KPD tanggal 29 Desember 1970 yang ditujukan
kepada segenap bank devisa saat itu, pemberian kredit diinstruksikan harus dibuat
dengan surat perjanjian kredit sehingga perjanjian pemberian kredit tersebut
sampai saat ini disebut perjanjian kredit. 22
Salah satu contoh kredit yaitu kredit modal kerja yang digunakan untuk
keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Contoh kredit modal
kerja diberikan untuk membeli bahan baku,membayar gaji pegawai, atau biayabiaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan. Kredit modal
kerja merupakan kredit yang dicarikan untuk mendukung investasi yang sudah
ada. 23
Kredit modal kerja merupakan salah satu dari jenis-jenis kredit yang
diberikan bank kepada nasabahnya. Perkreditan memiliki unsur utama
kepercayaan walaupun kredit itu sendiri bukan hanya sekedar kepercayaan, makna
kepercayaan disini mengandung arti, yaitu pihak yang memberikan kredit
(kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) akan sanggup memenuhi
segala sesuatu yang telah diperjanjikan. Secara umum biasanya perjanjian kredit

21

UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, LN Tahun 1992 Nomor 31, TLN Nomor
3472, sebagaimana yang telah diubah dengan UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, LN
Tahun 1998, Nomor 182, TLN Nomor 2790.
22
Ibid., hlm 99.
23
Kasmir, Managemen Perbankan, edisi revisi, cet. 12 (Jakarta,: Rajawali Pers, 2014),
hlm. 86.

Universitas Sumatera Utara

16

moda l kerja ini berisi definisi-definisi, jumlah kredit (pinjaman), besarnya bunga
dan denda, jangka waktu, angsuran dan cara pembayaran, agunan, wanprestasi,
timbul dan berakhirnya hak dan kewajiban serta hukum yang berlaku bagi
perjanjian tersebut. 24

F. Metode Penelitian
Setiap penelitian haruslah menggunakan metode penelitian yang sesuai
dengan bidang yang diteliti. Adapun penelitian yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Jenis, sifat dan pendekatan penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif. Penelitian ini
merupakan penelitian kepustakaan yaitu penelitian terhadap data sekunder. Dalam
kaitannya dengan permasalahan yang dibahas, penelitian ini menggunakan
peraturan-peraturan hukum yang terkait dengan peranan Asas Proporsionalitas
dalam perjanjian kredit modal kerja di Bank Mandiri. Penelitian ini dititik
beratkan pada studi kepustakaan.
2. Data penelitian
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
baik berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, maupun bahan hukum
tersier.
a. Bahan hukum primer yang diperoleh dari studi kepustakaan berupa
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan topik yang dibahas.
Dalam kaitannya dengan penelitian dan penulisan skripsi ini bahan hukum
24

Ibid., hlm. 102.

Universitas Sumatera Utara

17

primer yang digunakan adalah berbagai peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan peranan Asas Proporsionalitas dalam kontrak
komersial untuk mencegah terjadinya sengketaadalah sebagai berikut:
1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
2) Het Herziene Indonesish Reglemen (HIR), Stb. 194-44
3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perubahan Atas Undang-Undng Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan.
4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen.
b. Bahan hukum sekunder terdiri dari tulisan-tulisan, baik berupa makalah,
jurnal dan bahan hukum lainnya yang akan digunakan untuk membantu
menganalisis bahan hukum primer.
c. Bahan hukum tersier terdiri dari indeks yang akan membantu untuk
menganalisis bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.
3. Teknik pengumpulan data
Penelitian ini merupakan penelitian normatif yang menggunakan data
utama adalah data sekunder. Data sekunder atau data kepustakaan ini diperoleh
melalui penelitian kepustakaan yang bersumber pada data sekunder, baik berupa
bahan hukum primer, sekunder maupun tersier.
4. Analisis data
Penelitian yang dilakukan penulisan termasuk jenis penelitian hukum
normatif. Pengolahan data pada dasarnya merupakan kegiatan untuk mengolah

Universitas Sumatera Utara

18

atau menganalisis data-data yang dalam hal ini adalah data sekunder terhadap
permasalahan yang akan dibahas. Analisis data dilakukan dengan :
a. Mengumpulkan bahan-bahan hukum yang relevan dengan permasalahan
yang diteliti.
b. Memilih kaidah-kaidah hukum, asas, atau doktrin yang sesuai dengan
penelitian.
c. Mensistemasikan kaidah-kaidah hukum, asas, atau doktrin.
d. Menjelaskan hubungan-hubungan antara berbagai konsep, pasal atau doktrin
yang ada.
e. Menarik kesimpulan dengan pendekatan induktif kualitatif.

G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini di bagi dalam beberapa tahapan yang
disebut dengan bab, dimana masing – masing bab diuraikan masalahnya
tersendiri, namun masih dalam konteks yang saling berkaitan antara yang satu
dengan yang lainnya.
Secara sistematis Penulisan ini menempatkan materi pembahasan
keseluruhannya ke dalam empat bab yang terperinci sebagai berikut :
Bab I. Merupakan pendahuluan yang di dalamnya diuraikan mengenai
latar belakang penulisan skripsi ini, perumusan masalah kemudian dilanjutkan
dengan tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, metode penulisan, yang
kemudian di akhiri dengan sistematika penulisan.
Bab II. Merupakan bab yang membahas tentang kajian umum mengenai
makna dan fungsi Asas Proporsionalitas dalam kontrak komersial, yang

Universitas Sumatera Utara

19

didalamnya dibahas mengenai pengertian dan asas-asas kontrak komersial, makna
Asas Proporsionalitas dalam hukum kontrak, fungsi Asas Proposialitas dalam
kontrak komersial, hubungan antara Asas Proporsionalitas dengan asas-asas
pokok hukum kontrak.
Bab III. Merupakan bab yang membahas tentangmakna dan fungsi Asas
Proporsionalitas dalam kontrak komersial,aspek hukum perjanjian kredit modal
kerja dan penerapan Asas Proporsionalitas dalam perjanjian kredit modal kerja di
Bank Mandiri.
Bab IV. Merupakan bab yang membahas tentang penerapan Asas
Proporsionalitas dalam kontrak komersial, yang didalamnya dibahas mengenai
tujuan penerapan Asas Proporsionalitas dalam kontrak komersial, penerapan Asas
Proporsionalitas dalam pembentukan kontrak komersial, hak dan kewajiban para
pihak dalam perjanjian kredit modal kerja di Bank Mandiri, penerapan Asas
Proporsionalitas dalam perjanjiankredit modal kerja di Bank Mandiri.
Bab V. Merupakan bab yang berisikan rangkuman kesimpulan dari bab –
bab yang telah di bahas sebelumnya dan saran – saran yang mungkin berguna dan
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

Universitas Sumatera Utara