Gaya Hidup Perempuan Karier dan Pilihan Persalinan (Studi Kasus Pada Karyawati BNI Cabang USU dan BCA Tanjung Rejo Medan, Sumatera Utara)

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1

Perempuan Karir Indonesia
Wanita

Indonesia

memiliki

peranan

penting

dalam

memajukan

perekonomian Indonesia. Hal ini berdasarkan hasil dari wawancara salah seorang

utusan khusus Presiden Republik Indonesia untuk Millenium Development Goals
(MDGs), Nila F. Moeloek yang mengatakan bahwa perekonomian di Indonesia
tinggi, dikarenakan banyaknya usaha yang dilakukan oleh para kaum hawa
(Prawira, Liputan 6 : 2013). Secara langsung ia mengatakan bahwa
"Perekonomian tinggi, karena mikro usaha yang ada di Indonesia dilakukan oleh
para wanita. Walaupun mereka tidak sekolah,

mereka mengikuti pelatihan-

pelatihan seperti pelatihan keterampilan tangan, tataboga, pelatihan menjahit dan
lainnya." Hal ini disampaikan Nila Moeloek dalam acara 'Keluarga Adalah Pilar
Pertama dan Utama Dalam Membangun Bangsa', yang diadakan di Gedung
BKKBN, Halim Perdanakusumah, Jakarta, pada hari Selasa, tanggal 26 November
2013. Meski begitu, Nila berharap ke depannya para wanita di Indonesia dapat
meraih pendidikan yang tinggi dan sejajar dengan para pria. Hal ini
menggambarkan bahwa wanita Indonesia sangat mempengaruhi peningkatan
perekonomian Indonesia, dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam diri
mereka. Sehingga kita tidak memungkiri bahwa dengan kemampuan yang mereka
miliki, terbentuk gaya hidup mereka.
Menurut Wolfman (1994:21-44), dewasa ini perempuan dihadapkan pada

kenyataan bahwa setiap kehidupan perempuan itu mencakup pekerjaan,

Universitas Sumatera Utara

keluwesan dan kebutuhan adanya kerjasama. Dalam hal ini lebih dahulu kita akan
mengamati peran-peran umum yang berlawanan, yaitu : perempuan rumah tangga
dan perempuan karir. Kebanyakkan perempuan telah mengetahui bahwa
masyarakat mengharapkan mereka menjadi istri dan ibu dan sehingga beberapa
waktu yang lalu nilai-nilai yang dipegang kalangan kelas menengah
mengharuskan perempuan mengurus rumah tangga.Peran umum ini dipertahankan
oleh banyak orang yang berumur lebih tua dan berpegang teguh pada tradisi yang
mempertahankan bahwa menjadi istri dan ibu yang baik membutuhkan seluruh
tenaga seorang perempuan. Tidak ada salahnya mempunyai pekerjaan, walaupun
tidak berkarir.Karir biasanya lebih banyak menuntut persiapan pendidikan dan
persiapan mental dari pada pekerjaan yang tidak memerlukan persyaratanpersyaratan khusus. Banyak wanita yang bekerja di luar rumah bersikap hati-hati
dan bekerja sebaik-baiknya.Mungkin mereka itu tidak mempunyai keseriusan
pada persoalan, perwakilan dagang atau lembaga, tetapi persiapan mereka terarah
pada pekerjaan mereka sendiri dan standar pekerjaan itu sendiri.
Dari sekian banyak wanita Indonesia yang paling berpengaruh bagi
Indonesia dengan latar belakang profesi yang berbeda-beda, beberapa diantaranya

adalah Nadya Hutagalung, Mira Lesmana, Desy Anwar, dan Karen Agustiawan.
Seperti yang kita tahu, ke empat wanita karir tersebut sangat terkenal di tanah air
bahkan di luar negeri. Nadya Hutagalung yang terkenal akan profesinya di dunia
modeling dan pemandu acara TV, telah mengharumkan negara Indonesia sampai
ke luar negeri. Sama halnya dengan Mira Lesmana, yang telah membawa nama
Indonesia sampai ke luar negeri dengan hasil karyanya dalam dunia perfilmman
sebagai produser handal. Tidak kalah harumnya lagi, yakni Desy Anwar yang

Universitas Sumatera Utara

terkenal dengan ciri khasnnya dalam membawa acara berita bahkan membawa
dialog dengan petinggi-petinggi dari luar negeri. Direktur Pertamina, yakni Karen
Agustiawan juga salah satu dari sekian wanita karir di Indonesia yang
memajukkan Indonesia. Usaha dan bakat yang digeluti mereka, perlahan-lahan
memajukkan perekonomian Indonesia menjadi lebih baik dan terus berjaya.
Peran seorang wanita baik dalam pengambilan peran dalam pekerjaan
domestik maupun publik, juga dapat kita temukan di Kota Medan. Kota Medan
merupakan salah satu kota terbesar ketiga di Indonesia. Sehingga kita tidak dapat
memungkiri bahwa, di Kota Medan sendiri, kita dapat menemukan perempuan
yang bekerja pada suatu perusahaan negeri ataupun swasta di dalam suatu kantor

atau yang pada umumnya kita sebut dengan wanita karir. Namun, pada topik ini,
penulis menggunakan kata perempuan sebagai ganti kata wanita, karena kata
“perempuan” memiliki makna yang lebih halus dibandingkan dengan kata
“wanita”.

2.2

Teori Postmodern Mengenai Modernitas dan Kapitalisasi Dalam
Membentuk Konsumsi dan Gaya Hidup Pada Masyarakat
Teori postmodernisme beranjak dari sebuah paradigma perilaku sosial

yang merupakan sebuah paradigma yang konkret dan realistis, yang perilaku atau
tingkah laku manusia yang nampak serta kemungkinan adanya perulangan.Pokok
persoalan sosiologi menurut paradigma ini adalah tingkah laku individu yang
berlangsung dalam hubungannya dengan faktor lingkungan yang menghasilkan
akibat-akibat atau perubahan dalam faktor lingkungan yang menimbulkan
perubahan terhadap tingkah laku.Jadi, terdapat hubungan fungsional antara

Universitas Sumatera Utara


tingkah laku dengan perubahan yang terjadi dalam lingkungan aktor.Lingkungan
itu terdiri atas bermacam-macam obyek sosial dan non sosial. Singkatnya,
paradigma ini memusatkan perhatian kepada tingkah laku individu yang
berlangsung dalam lingkungan yang menimbulkan akibat atau perubahan terhadap
tingkah laku berikutnya (Safitri, 2011).
Postmodernisme dirangkai dari konsep “post” dan “modern” ; “post” dapat
dimaknai sebagai era “sesudah”, sehingga postmodern mengandung makna
“setelah modernitas”. Namun, definisi postmodern tidak sesederhana itu.Konsep
ini tidak terbatas pada dimensi waktu, namun meliputi juga dimensi sosial budaya
yang menjadi objek pemikiran di era postmodern ini.Ada beberapa istilah yang
masih

berkaitan

dengan

istilah

postmodern,


yaitu

postmodernitas

dan

posmodernisme. Menurut Kamar, istilah postmodernitas menunjuk pada suatu
epos, jangka waktu, zaman atau masa, sosial dan politik yang biasanya terlihat
mengiringi era modern dalam suatu pemahaman sejarah. Postmodernisme
menunjuk pada satu produk budaya (dalam seni, arsitektur dan sebagainya) yang
terlihat berbeda dengan produk budaya manusia modern.Jadi, definisi postmodern
meliputi suatu epos sejarah baru, produk budaya baru, serta tipe teori baru yang
menjelaskan dunia sosial (Nanang, 2011: 112).
Berdasarkan Glosarium (Nanang, 2011 : 24), postmodernisme adalah
gerakan kebudayaan yang pada umumnya, dicirikan oleh penentangan terhadap
rasionalisme, totalitanisme dan universalisme, serta kecenderungan kearah
penghargaan akan keanekaragaman, pluralitas, kelimpahruahan dan fragmentasi,
dengan menerima berbagai kontradiksi, banalitas dan ironi didalamnya.
Postmodernisme akan terbentuk setelah melewati alur waktu modernisme.


Universitas Sumatera Utara

Menurut Nanang (2011:79), modernisme mempengaruhi semua sektor kehidupan
manusia, ruang private maupun publik, dari modernisasi teknologi sampai
modernisasi di tingkat gagasan dan hampir dirasakan oleh seluruh masyarakat.
Kata modernisasi berasal dari kata Bahasa Latin, yakni “modernus” yang dibentuk
dari kata modo dan ernud. Modo berarti cara dan ernus menunjuk pada adanya
periode waktu masa kini (Nanang, 2011:80-89). Dampak dari modernisasi itu
sendiri membawa perubahan terhadap masyarakat tradisional, ditandai dengan
masuknya teknologi dan media massa. Serta membentuk sistem startifikasi di
dalam masyarakat.Pada masyarakat modern telah terjadinya pergeseran dalam
peluang hidup di berbagai strata sosial. Masyarakat modern mengalami proses
diferensiasi dalam kelas sosial. Ketika sistem stratifikasi sosial terbentuk, maka
kita tidak dapat memungkiri bahwa terbentuk juga gengsi sosial di dalam
masyarakat. Gengsi sosial atau prestise dapat diwujudkan dalam berbagai cara
pada masyrakat modern. Gengsi sosial tidak hanya sekedar dari cara berpakaian
atau melalui berbagai atribut yang melekat di dalam diri seseorang, tetapi juga
melalui bahasa yang dipakai dalam berkomunikasi, tempat rekreasi, tempat
belanja, tempat makan, serta merek baju yang digunakan.
Salah satu fenomena yang terjadi pada masyarakat modernisasi adalah

meningkatnya peran status sosial perempuan, yakni gerakan emansipasi wanita
yang memposisikan perempuan dalam derajat yang sama dengan laki-laki.
Sebagai wujud dari modernisasi, globalisasi juga membawa pengaruh terhadap
setiap kehidupan masyarakat di dunia (Nanang, 2011: 96). Globalisasi
menyatukan perhatian manusia pada satu peristiwa secara serentak, setiap
peristiwa di satu tempat akan berdampak sangat luas pada peristiwa di berbagai

Universitas Sumatera Utara

belahan dunia. Secara umum, makna dari globalisasi adalah sebuah pandangan
yang sangat modern yang menekankan kemampuan yang semakin meningkat di
seluruh dunia dari organisasi-organisasi dan negara-negara modern yang sebagian
bersifat kapitalistik untuk meningkatkan kekuasaan mereka dan menjangkau
dunia.
Ketika globalisasi semakin merambat sampai ke seluruh dunia, terdapat
kesempatan yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang memiliki kekuasaan dan
modal untuk melakukan suatu inovasi yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat
baik dari kalangan kelas bawah sampai menengah ke bawah.Kapitalisasi terbentuk
dari sebuah paham kapitalisme, yang berarti sebuah kekuatan besar yang muncul
beriringan dengan globalisasi. Selanjutnya di dalam buku Nanang, makna dari

kapitalisme itu sendiri merupakan :
“suatu sistem dinamis ketika mekanisme yang didorong oleh laba
mengarah pada revolusi yang terus berlanjut atas sarana produksi dan
pembentukkan pasar baru. Ada indikasi adanya ekspansi besar-besaran
dalam kapasitas produksi kaum kapitalis. Pembagian kelas yang
mendasar dalam kapitalisme adalah antara mereka yang menguasai
sarana produksi, yaitu kelas borjuis, dengan mereka yang karena menjadi
kelas proletar tanpa menguasai hak milik, harus menjual tenaga untuk
bertahan hidup.”

Melalui paham kapitalisme, barang-barang semakin banyak diproduksi
dan ditawarkan kepada konsumen.Ini dikarenakan, setiap barang yang diproduksi
menawarkan

kebahagiaan

secara

material


kepada

konsumen

serta

kemapanan.Namun, tidak semua masyarakat mampu mengonsumsi semua barangbarang yang diproduksi oleh kaum kapitalis. Menurut Baudrillard, ini dikarenakan
setiap individu dalam suatu masyarakat mengalami diferensiasi, diskriminasi

Universitas Sumatera Utara

sosial dan di setiap organisasi struktural akan mendasarkan pada penggunaan dan
distribusi harta kekayaan.
Suatu perusahaan akan terus berjuang membuat inovasi barang atau jasa
yang nantinya dapat dikonsumsi oleh konsumen dan diterima oleh pangsa pasar.
Ketika produksi kapitalisme mencapai puncak kelimpahan barang, sehingga
kebutuhan tercukupi, perusahaan berusaha bukan hanya mencipta barang, namun
sekaligus menciptakan kebutuhan. Ini merupakan upaya kapitalisme pasar untuk
terus menguasai kehidupan. Perusahaan-perusahaan kapitalis yang sangat kuat,
mempengaruhi pangsa pasar, dengan cara memperluaskan dan mengembangkan

barang atau jasa ke negara-negara yang memungkinkan pengembangan modal.
Pada umumnya, mereka yang memiliki perusahan atau sebagai pemilik
modal, mereka berada pada kelas atas atau disebut kaum bourgois.Sedangkan
mereka yang berada pada posisi sebagai kaum pekerja disebut sebagai kaum
proletar, pada sistem kapitalisasi.Perusahaan-perusahaan kapitalis yang sangat
besar ini, selain dilengkapi dengan teknologi canggih dan mutakhir yang mampu
menjangkau seluruh negara di dunia, seolah-olah menjadi sebuah perusahaan
penyelamat bak dewa penyelamat bagi negara yang lemah dalam masalah modal
(Nanang, 2011:102).Salah satu bentuk dari kapitalisasi adalah konsumsi makan
cepat saji (fast food), barang-barang bermerek, hotel berbintang, spa, bank dan
lain sebagainya.
Pada perkembangan kapitalisme akhir, dalam teori posmodernisme.
Posmodernitas menurut Baudrillard adalah dunia yang penuh dengan simbol dan
citra. Termasuk dalam konsumsi. Ketika orang mengkonsumsi, maka yang
dikonsumsi sebenarnya bukan nilai barang, namun citra atas barang tersebut. Citra

Universitas Sumatera Utara

atas suatu barang yang dimaksudkan dalam hal ini adalah bagaimana barang
tersebut

dapat

mempengaruhi

diri

individu

atau

kelompok

ketika

menggunakannya, dengan kata lain membawa status bagi orang yang
memakainya. Tidak semua barang atau jasa yang digunakan benar-benar sebagai
kebutuhan bagi seseorang.Bisa saja barang atau jasa tersebut digunakan untuk
meningkatkan status di masyarakat.Misalnya dengan menggunakan barang-barang
bermerek, memilih tempat makan atau penginapan yang ternama, atau bahkan
terlalu memilih untuk menggunakan transportasi udara yang terkenal.
Jean Baudrillard, melihat konsumerisme sebagai logika untuk memenuhi
kepuasan hasrat. Melimpahnya barang konsumsi bukan lagi karena kebutuhan
masyarakat, namun lebih pada pemuasan nafsu mereka. Dalam pandangan
Baudrillard, kapitalisme akhir memanfaatkan mesin hasrat tersebut untuk terus
membelenggu masyarakat dalam jerat konsumerisme. Praktik-praktik konsumsi
selanjutnya menjadi gaya hidup masyarakat. Konsumsi menjadi cara pandang
(baru) masyarakat. Seiring dengan terus beroperasinya industri lintas negara dan
tumbuhnya supermarket, hipermarket, dan mall. Bahkan dengan strateginya yang
cantik, barang konsumsi disesuaikan dengan pengalaman dan pandangan filosofis
masyarakat setempat (fordisme). Munculnya strategi fordisme tersebut terusmenerus menempatkan masyarakat dalam kubangan konsumerisme.
Kajian tentang konsumerisme dan sosiologi konsumsi menjadi penting
saat ini. Sigfikansinya adalah, perubahan masyarakat saat ini cenderung menuju
pada budaya komsumeris seiring menjamurnya pusat perbelanjaan. Kajian ini
dimulai dari tokoh klasik, tokoh sosiologi konsumsi, dan teori postmodern dengan

Universitas Sumatera Utara

konteks sosial masing-masing zaman mereka. Kajian keilmuan sosiologi dalam
masyarakat konsumsi jelas akan senantiasa penting di masa yang akan datang.
Menurut Baudrillard, masyarakat konsumsi merupakan konsep kunci
dalam pemikirannya untuk menunjukkan gejala konsumerisme yang sangat luar
biasa dan telah menjadi bagian dari gaya hidup manusia modern melalui yang
menjadi objek konsumsi, yakni barang dan jasa. Masyarakat konsumsi menjadi
topik diskusi oleh Baudrillard dengan melihat dampak dari globalisasi yang
semakin meluas di seluruh dunia.Terjadinya globalisasi, dipicu oleh adanya
sistem kapitalisasi di berbagai sektor kehidupan, seperti ekonomi, sosial, politik,
pendidikan dan lain sebagainya. Namun, dalam pembahasan kali ini paham
kapitalisme diangkat berdasarkan sektor ekonomi, yang mempengaruhi pangsa
pasar di dunia (Nanang, 2011 : 130).
Bourdieu menghubungkan konsumsi dengan simbol-simbol sosial dalam
masyarakat. Dalam pandangannya produk konsumsi, merupakan simbol status dan
kelas sosial seseorang. Musik klasik misalnya, hanya dinikmati orang-orang
tertentu (biasanya dari kelas atas). Konsumsi dibentuk oleh ide, simbol, selera,
yang kemudian secara tidak langsung maupun tidak menciptakan pembedaan
dalam masyarakat. Dalam konsumsi, selera, preferensi, gaya hidup, dan standar
nilai ditentukan oleh kelas yang lebih superior. Kelas atas bukan hanya unggul
secara ekonomi politik, namun juga budaya dengan menentukan dan melakukan
hegemoni dalam pola-pola konsumsi.
Terkait dengan kelas yang terbentuk akibat dari konsumsi yang terbentuk
dari kapitalisasi, maka kita membahas mengenai startifikasi sosial.Startifikasi
sosial membahas lapisan yang terbentuk akibat konstruksi sosial.Di dalam

Universitas Sumatera Utara

startifikasi sosial, terbentuk pembagian lapisan atau yang pada umumnya disebut
pembagian kelas.Pembagian kelas dimulai dari kelas paling teratas sampai pada
kelas terendah.Menurut Sorokin (dalam J. Dwi Narwoko, 2004:153), menyatakan
bahwa stratifikasi sosial tidak hanya sekedar membedakan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal, tetapi juga menyebabkan
ketidakseimbangan pada pembagian hak dan kewajiban. Dalam masyarakat yang
masih sederhana, lapisan sosial terbentuk berdasarkan perbedaan seks, perbedaan
yang memimpin dan yang dipimpin, perbedaan umur bahkan perbedaan yang
berdasarkan kekayaan, karena warga masih sedikit dan mereka yang mempunyai
kedudukan tidak banyak jumlahnya. Sebaliknya, semakin kompleks masyarakat,
semakin kompleks pula sistem pelapisan dalam masyarakat.
Menurut J. Dwi Narwoko (2004:154)

menyatakan bahwa stratifikasi

dalam masyarakat memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Perbedaan dalam kemampuan dan kesanggupan. Anggota masyarakat
yang memiliki kedudukan dan strata yang tinggi, tentu memiliki
kesanggupan dan kemampuan yang lebih besar dibandingkan anggota
masyarakat yang memiliki kedudukan yang rendah.
2. Perbedaan dalam gaya hidup (life Style). Seseorang yang memiliki
kedudukan yang lebih tinggi cenderung berorientasi pada kehidupan yang
serba mewah sebagai gaya hidup. Contohnya, seorang pemimpin
perusahaan akan memilih pakaian yang bermerek dibandingkan dengan
pakaian yang tidak bermerek.
3. Perbedaan dalam hak dan akses dalam memanfaatkan sumber daya.
Seseorang yang menduduki jabatan tinggi biasanya akan semakin banyak

Universitas Sumatera Utara

hak dan fasilitasnya yang diperolehnya. Sebaliknya, seseorang yang
menduduki kedudukan yang rendah sulit untuk memperoleh haknya.
Dalam suatu masyarakat, terjadinya pelapisan sosial ini dikarenakan oleh dua
hal yaitu pelapisan sosial yang terjadi dengan sendirinya dan pelapisan sosial yang
disengaja. Pelapisan sosial yang terjadi dengan sendirinya misalnya didasarkan
pada umur, jenis kelamin dan dalam batas-batas tertentu didasarkan pada
kepemilikan harta sedangkan pelapisan sosial yang sengaja dibentuk dalam
masyarakat misalnya pembagian kekuasaan yang resmi dalam suatu organisasi
misalnya pendidikan, perusahaan dan organisasi masyarakat lainnya.
Menurut Jeffris dan Ransford (dalam J. Dwi Narwoko, 2004:171)
membedakan tiga macam stratifikasi sosial dalam masyarakat, yaitu:
1. Hierarki Kelas yang didasarkan pada penguasaan barang dan jasa atau kata
lainnya berdasarkan kekayaan. Dimana, masyarakat disini terbagi dalam
beberapa kelas yaitu kelas atas dan kelas bawah. Kelas atas adalah mereka
yang memiliki kesempatan mengonsumsikan barang dalam hal ini dimana
mereka akan memiliki akses terhadap pemilikan barang dan jasa karena
mereka memiliki uang yang digunakan untuk memperoleh itu semua.
Sedangkan mereka yang kelas bawah karena kondisi ekonomi yang
rendah, mereka kesulitan untuk memperoleh atas pemenuhan kebutuhan
yang mereka inginkan.
2. Hierarki Kekuasaan. Indikator yang digunakan disini adalah dimensi
politik yaitu distribusi kekuasaan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan
kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi individu-individu lain
dan

mempengaruhi

pembuatan

keputusan

kolektif.

Dalam

suatu

Universitas Sumatera Utara

masyarakat, kelas yang berkuasa jumlahnya lebih sedikit dibandingkan
mereka yang tidak memiliki kekuasaan apapun.
3. Hierarki Status. Menurut Weber, manusia dikelompokkan berdasarkan
status dan kehormatan dalam suatu masyarakat dimana seseorang yang
memiliki status sosial tertentu akan memiliki gaya hidup tertentu pula dan
penghargaan yang berbeda dalam suatu masyarakat. Disini, masyarakat
dibagi dalam dua bentuk yaitu kelompok masyarakat yang disegani atau
terhormat dan kelompok masyarakat yang biasanya. Masyarakat yang
terhormat ini bisa saja dikarenakan karena mereka merupakan keturunan
bangsawan ataupun kepala suku yang disegani.
Kemudian Basrowi (2005) menambahkan dasar pengklasifikasian pelapisanpelapisan sosial dalam masyarakat, selain berdasarkan kekayaan, kekuasaan dan
kehormatan, dia menambahkan dimensi ilmu pengetahuan. Dimana dasar ini
dipakai pada masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.

2.3

Gaya Hidup Perempuan Karir Terhadap Pemilihan Persalinan
Gaya hidup setiap orang berbeda-beda.Tergantung bagaimana mereka

menanggapi fenomena pergaulan dan tren kehidupan akibat globalisasi pada
setiap aspek kehidupan.Begitu juga denganperempuan karier. Perawatan tubuh,
jenis makanan, komunitas sosial (sosialita), jenis pakaian, tempat kecantikan,
rumah sakit, ahli medis, fashion, dan lain sebagainya dapat dikatakan bagian dari
sisi kehidupan mereka, karena mempengaruhi pernampilan mereka dalam
pekerjaan. Ada yang memilih fasilitas yang sederhana dan ada juga yang memilih
fasilitas yang mewah (Medan bisnis daily.com).Terutama bagi perempuan karir

Universitas Sumatera Utara

yang merangkap sebagai ibu rumah tangga.Gaya hidup mereka pasti berbeda
dengan perempuan karir yang masih single.
Terkait dengan gaya hidup perempuan karir, pada topik penelitian ini,
penulis mencoba mengarahkan pada pemilihan persalinan yang dilakukan oleh
calon ibu yang memiliki peran ganda selain sebagai seorang ibu rumah tangga
juga sebagai perempuan karir dalam suatu perusahaan BNI dan BCA, dari sisi
gaya hidup mereka.Di dalam buku Kelvin White (2012 ;5), perilaku gaya hidup
yang melekat dalam diri manusia, tidak lebih dari suatu bagian kecil variasi dalam
status kesehatan, karena gaya hidup secara struktural tidak merata dibandingkan
pilihan individual, maka perilaku itu lebih merupakan akibat dari ketidaksetaraan
daripada penyebab.
Dalam hasil penelitian, Intan Salfariani M. dan Siti Saidah Nasution,
setiap ibu menginginkan melahirkan dengan aman dan bayi lahir dengan
sempurna. Sebagian ibu telah mempersiapkan kelahiran, seperti perlengkapan
bayi, tempat persalinan, ahli medis, bahkan teknik dan metode yang akan
digunakan ketika persalinan. Akan tetapi, calon ibu dan pihak keluarga
memikirkan terlebih dahulu kondisi kesehatan, kondisi keuangan dan lingkungan.
Menurut Szasz dan Hollender (Fauzi,1995:148), ada tiga hubungan diantara
dokter (ahli medis) dan pasien (interaksi), diantaranya :
1. Hubungan aktif dan pasif terjadi pada kondisi yang darurat. Di mana
pasien benar-benar dalam keadaan tidak berdaya waktu dokter
menanganinya. Dokter lebih berperan lebih aktif.
2. Hubungan bimbingan kerjasama menyangkut hubungan dokter dan pasien
pada keadaan yang kurang gawat atau dalam penanganan penyakit akut,

Universitas Sumatera Utara

terutama pada kasus penyakit menular. Walaupun pasien dalam keaadaan
sakit, pasien masih sanggup menerima instruksi dan melakukan penilaian,
serta pendapat mereka harus dipertimbangkan selaku manusia.
3. Hubungan model saling membantu dianggap penting dalam menangani
penderita penyakit kronis di mana program pengobatan dilaksanakan
sendiri oleh pasien sedangkan instruksi dokter hanya diperlukan sekalikali.
Pada dunia persalinan, kita tidak hanya ditawarkan oleh teknik Sectio
Caesarea dan Normal saja, tetapi kita juga ditawarkan dengan metode persalinan
gentle birth yang sedang banyak diminati oleh calon ibu di dunia, terutama di
kalangan public figure. Sebut saja Demi Moore, Gwyneth Paltrow, Katie Holmes,
Oppie Andaresta, dan sebagainya, pernah mencoba teknik ini dan merasakan
manfaatnya (e-magazine, Ayah Bunda).Menurut Dr. Ali Sungkar, Sp.OG spesialis
kandungan dan kebidanan FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta, gentle
birth merupakan metode persalinan yang menggabungan persiapan pikiran dan
mental dengan latihan hypnosis diri (self hypnosis), sejak awal kehamilan sampai
proses persalinan berlangsung. Metode persalinan bisa dilakukan secara
konvensional maupun alternatif, namun bukan kehamilan kembar. Sementara
menurut Lanny Kuswandi, pakar Hypnobirthingdari Pro V Klinik, Jakarta, gentle
birth merupakan proses persalinan alami yang berlangsung dengan lembut untuk
menyambut jiwa yang lahir ke dunia. Penolong dan pendamping harus
menyambut dengan tenang dan suara yang lembut, sehingga pada saat bayi lahir,
suasana di sekelilingnya tenang, hening dan penuh kedamaian. Hal ini bertujuan

Universitas Sumatera Utara

agar ibu tetap dapat mempertahankan kondisi relaksasi yang dalama (meditative)
selama persalinan berlangsung.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum melakukan
persalinan, diantaranya :
1. Tidak berada pada rentang usia untuk hamil yang berisiko tinggi, yaitu di
atas 35 tahun.
2. Merupakan kehamilan tunggal, bukan kembar.
3. Selama masa kehamilan tidak ada masalah kesehatan berarti pada ibu dan
janin.
4. Posisi janin normal dan tidak memiliki resiko mengalami gangguan.
5. Tidak ada gejala cairan ketuban pecah dini.
6. Tidak ada riwayat komplikasi kehamilan maupun persalinan sebelumnya.
Metode gentle birth sendiri terdiri dari beberapa jenis metode, diantaranya:
1. Home Birth (Melahirkan di Rumah)
Tentunya bisa melahirkan di lingkungan dan suasana yang familiar dan
nyaman akan sangat menyenangkan. Dalam proses melahirkan, calon ibu bisa
didampingi tenaga medis atau tanpa didampingi tenaga medis. Pasangan, sahabat
atau anggota keluarga lainnya juga dapat menemani calon ibu serta memberi
dukungan moral untuk menciptakan rasa aman, nyaman dan bahagia. Namun, di
Indonesia cara ini kurang dianjurkan mengingat standar persyaratan higienis dan
penunjang lainnya belum terjamin benar. Batalkan rencana ini bila terjadi
komplikasi pada kehamilan atau pada saat persalinan.Calon ibu perlu segera
ditransfer ke rumah sakit bersalin karena dibutuhkan penanganan yang lebih rumit
dan dengan sarana medis yang lengkap.

Universitas Sumatera Utara

2. Silent Birth
Metode yang dikembangkan oleh Ron L. Hubbard dari aliran Scientology
ini menghindari suara, baik oleh ibu yang melahirkan maupun tenaga medis dan
pendamping, sehingga tercipta suasana tenang, hening, damai, serta penuh cinta
dan kebahagiaan.Suasana seperti itu dapat mendukung calon ibu, sehingga mampu
menggunakan

alam

bawah

sadarnya

untuk

menjalani

persalinan

serta

mengalihkan persepsi rasa sakit dalam pikirannya.Batalkan rencana ini bila terjadi
komplikasi pada kehamilan atau padasaat persalinan.
3. Hypno Birthing
Sebelum proses persalinan, bahkan selama kehamilan, calon ibu
melakukan self hypnosis untuk mencapai kondisi relaksasi yang dalam (meditatif)
dan membebaskan diri dari rasa takut melalui latihan pernapasan. Dalam kondisi
ini, tubuh akan memproduksi senyawa pereda rasa sakit alami yaitu hormon
endorfin. Rasa sakit selama proses persalinan akan teralihkan dan minimal, atau
hingga tak terasa. Dalam prosesnya calon ibu juga diberikan semangat untuk
melakukan visualisasi positif bahwa melahirkan itu lembut, bebas dari rasa takut,
dan mudah.Batalkan rencana ini bila terjadi komplikasi medis pada ibu dan janin,
bayi dalam kondisi tak normal atau bila bibir rahim tak cukup lebar.
4. Water Birth
Air hangat merupakan sarana yang digunakan dalam metode ini.calon ibu
dibiarkan bebas mengatur sendiri posisi yang paling nyaman. Sebaliknya, calon
ibu masuk ke dalam air setelah mencapai pembukkaan 6, karena masuk ke dalam
kolam atau bak mandi terlalu awal malah akan memperlama proses melahirkan
karena air hangat membuat tubuh menjadi relaks.

Universitas Sumatera Utara

Calon ibu harus minum banyak air putih sebelum berendam di air hangat, karena
berendam dalam air hangat dapat menyebabkan dehidrasi dan menurunkan level
energi.Dehidrasi menghambat otot-otot tubuh bergerak efisien dan menyebabkan
lelah. Batalkan rencana ini bila mekonium (pup pertama bayi) keluar ketika air
ketuban pecah atau bayi Anda mengalami komplikasi, bila terjadi perdarahan pada
ibu, terjadi keterlambatan pada pembukaan satu-dua atau bila kepala bayi tidak
berada di bawah di jalan lahir.

Universitas Sumatera Utara