Gaya Hidup Perempuan Karier dan Pilihan Persalinan (Studi Kasus Pada Karyawati BNI Cabang USU dan BCA Tanjung Rejo Medan, Sumatera Utara)

(1)

LAMPIRAN FOTO

Salah satu ruangan tempat persalinan yang terdapat di RS Stella Maris Medan


(2)

Kantor BCA Tanjung Rejo yang diambil tepat dari bagian depan

Kantor BNI Cabang USU yang diambil tepat dibagian depan.


(3)

DAFTAR PUSTAKA Buku Cetak

Abdullah, Irwan, Sclehe, Judith, dkk. (2006). Budaya Barat Dalam Kacamata

Timur : Pengalaman dan Hasil Penelitian Antropogis di Sebuah Kota Jerman.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Basrowi. (2005). Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Bungin, Burhan. (2007). Penelitaian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, danIlmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Bungin, Burhan. (2009). Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma dan Diskursus

Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta : Kencana.


(4)

Jenkins, Richard.2004. Membaca Pikiran Pierre Bourdieu.Yogyakarta: Kreasiwacana.

Martono, Nanang.(2011). Sosiologi Perubahan Sosial : Perspektif klasik, Modern,

Postmodern dan Poskolonial. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Murdiyatmoko, Janu. (2007). Sosiologi. Bandung : Grafindo.

Muzaham, Fauzi. (1995). Memperkenalkan Sosiologi KesehatanJakarta : UI Press. Nasution,Arif dkk. (2008). Metodologi Penelitian. Medan : FISIP USU Press. Nawawi, Hadari dan Hadari, Martini. (2006). Instrumen Penelitian Bidang

Sosial.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto. (2010).Sosilogi teks pengantar dan

terapan, edisi ke-3. Jakarta: Kenacana.

Poloma, Margaret. (2003). Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT.Raja Grafindo. Piliang, Yasraf Amir. (2010). Dunia yang Di Lipat : Tamasya Melampaui

Batas-Batas Kebudayaan. Bandung : Pustaka Matahari.

Ritzer, George. (2004). Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: PT.RajaGrafindo.

Ritzer, George. (2011). Sosiologi Ilmu Pengetahun Berparadigma Ganda. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sanapiah, Faisal. (2003). Format-Format Penelitian Sosial : Dasar-Dasar dan

Aplikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Soros, George. (2002). KRISIS KAPITALISME GLOBAL : Masyarakat Terbuka

dan Ancaman Terhadapnya. Yogyakarta : Qalam.

Soekanto, Soerjono. 1984. Teori Sosiologi Tentang Pribadi Dalam Masyarakat. Jakarta: Ghalia Indonesia.


(5)

Soekanto, Soerjono. (1990). Sosiologi suatu pengantar edisi ke empat. Jakarta: Rajawali Pers.

Suwarto dan Agus Sumali. (2012). Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Sinektika. Yin, Robert K. (2003).Studi Kasus (Desain dan Mode.Jakarta : Rajawali Pers. Wisadirana, Darsono. 2004. Sosiologi pedesaan: kajian Kultural dan Struktural

Masyarakat Pedesaan. Malang : UMM.

White, Kelvin. (2012). Pengantar Sosiologi Kesehatan dan Penyakit. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Wolfman, Brunetta R. (1994). Peran Kaum Wanita : Bagaimana Menjadi Cakap

dan Seimbang Dalam Aneka Peran. Yogyakarta : Kanisius.

Skripsi

Winarno, Dicky Sapto. (2007). Aliran Atau Bidat Dalam Agama Kristen

Protestan. Skripsi. Medan. Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik. Universitas Sumatera Utara.

Yenita, Sri. (2011). Faktor Determinan Pemillihan Tenaga Penolong Persalinan

di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat.Skripsi.

Padang. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Andalas Padang.

Website

http://digilib.uin-suka.ac.id/3551/2/BAB%20II,%20III,%20IV.pdf pada tanggal 07 Oktober 2013 pukul 13.00 WIB.

Prawira, Aditya Eka. Perempuan Indonesia Punya Andil Besar dalam Pertumbuhan


(6)

Ekonomi.http://health.liputan6.com/read/756774/perempuan-indonesia-punya-andil-besar-dalam-pertumbuhan-ekonomi diakses pada tanggal 27November 2013 pada pukul 09.00 WIB.

Santi, Sarah. Perempuan Dalam Iklan : Otonomi Atas Tubuh dan Komoditi. http://www.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/2012/12/esaunggul.ac_.id-Perempuan_Dalam_Iklan_Otonomi_Atas_Tubuh_Atau_Komoditi__edit1.pdf.

Jurnal

SSE Seda, Francisia. (2012). Kelas Menengah Indonesia : Gambaran Umum

Konseptual. Jakarta : Prisma.

Mardiana Pambudy, Ninuk. (2012). Gaya Hidup Suka Mengonsumsi dan Meniru :

Beranikah Berinovasi. Jakarta : Prisma.

Hendariningrum, Retno dan Edy Susilo,M. (2008). Fashion dan Gaya Hidup :

Identitas Komunikasi.Yogyakarta : UPN Press.

Jurnal Website

Ana Sari, Nurfitri dan Asriwandari, Hesti. (2013). Peran Wanita Dalam Pengambilan Keputusan Dalam Keluarga : Studi Tentang Wanita Bekerja Pada Sekretariat Daerah Provinsi Riau. Diambil dari http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/3366/1/jurnal%20nurfitri%20 ana%20sari.pdf diakses pada tanggal 16 Oktober 2013 pada pukul 21.00 WIB. Dahlan, Dadang. (2013).Memahami Makna Pembangunan Ekonomi Di Negara

Sedang Berkembang : Refleksi Pembangunan Ekonomi Indonesia Masa Orde Baru.


(7)

OPERASI/195712051982031-DADANG_DAHLAN/Makalah_2.pdf diakses pada tanggal 28 Oktober 2013 pukul 12.00 WIB.

Safitri, Dewi. (2011). Gaya Hidup Konsumtif Perempuan Kota Muda Single Bekerja (Studi Deskriptif Di Kalangan Perempuan Bekerja Di Komplek TASBI, Kel. Tanjung Rejo, Kec. Medan Sunggal.Diambil dari http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/30584 diakses pada tanggal 29 Oktober 2013 pukul 08.00 WIB.

Salfariani M., Intan dan Saidah Nasution, Siti. (2012). Faktor Pemilihan Persalinan Sectio Caesarea Tanpa Indikasi Medis di RSU Bunda Thamrin Medan.Di ambil dari http://jurnal.usu.ac.id/index.php/jkk/article/view/94/84 diaksespada tanggal 07 Oktober 2013 pukul 13.00 WIB.

Sudarwati, Lina. (2003). Wanita dan Struktur Sosial : Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia. Diambil dari http://litbamas-sb.info/wanita-dan-struktur-sosial-suatu-analisa-tentang-peran-ganda-wanita-indonesia/ diakses pada tanggal 12 Oktober 2013 pukul 21.00 WIB.

Try Setyasih, Endang. (2006). Konsep diri dan Peranan Wanita Dalam Pembangunan.Diambildari

http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tampil&id=9805&idc=45 diakses pada tanggal 07 Oktober 2013 pukul 13.10 WIB.

Majalah

Extra Intisari. 2012. Inspiring Perempuan. Jakarta : PT Intisari Mediatama. Extra Intisari.2013.Seputar Dunia Profesi. Jakarta : PT Intisari Mediatama.


(8)

E-Magazine

http://medan.tribunnews.com/2011/10/30/10-keunikan-perempuan-indonesia diakses pada tanggal 28 Oktober 2013 pukul 05.30 WIB.

http://ayahbunda.co.id diakses pada 10 November 2013 pukul 12.30 WIB.

http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/Kelahiran/tertarik.deng an.gentle.birth.ini.syaratnya/001/001/939/14/3 diakses pada tanggal 10 November 2013 pada pukul12.25 WIB.

http://www.medanbisnisdaily.com/news/arsip/read/2013/04/20/24739/kkp_ajak_p erbankkan_bermitra_dengan_pembudidaya_udang/ diakses pada tanggal 28 November 2013 pada pukul 12.30 WIB.

http://www.stellamarishospital.com/page/pusat-bersalin diakses pada tanggal 19 Juni 2014 pada pukul 13.37 WIB.

http://www.bca.co.id/id/about/about_bca_landing.jsp diakses pada tanggal 19 Juni 2014 pada pukul 13.39 WIB.

http://www.bni.co.id/id-id/beranda.aspx pada tanggal 19 Juni 2014 pada pukul 13.39 WIB.


(9)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang di pakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus (case study) tipe deskriptif. Pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai pendekatan yang menghasilkan data, tulisan dan tingkah laku yang di dapat dari apa yang di amati. Studi kasus merupakan suatu pendekatan dalam penelitian studi kasus yang penelaahannya terhadap suatu kasus dilakukan secara intensif, mendalam, mendekati dan komprehensif. Studi kasus bisa dilaksanakan atas individu atau kelompok (Sanapiah, 2003 : 2). Adapun studi kasus tipe deskriptif dapat melacak urutan peristiwa hubungan antar pribadi, menggambarkan subbudaya dan menemukan fenomena kunci (Robert K, 2003 : 5). Pendekatan deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau melukiskan tentang apa yang diteliti dan berusaha mendapatkan data sebanyak mungkin sehingga dapat memberikan suatu gambaran yang jelas dan tepat tentang apa yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian.

Ciri-ciri penelitian kualitatif adalah sebagai berikut : 1. Sumber data dalam kondisi sewajarnya (natural setting).

2. Penelitian tergantung pada kemampuan peneliti dalam mempergunakan instrument (alat) yang tidak mengubah situasi sewajarnya, menjadi situasi yang berbeda dari yang berlangsung sehari-hari di lingkungan sumber datanya.


(10)

3. Data dikumpulkan bersifat deskriptif, berupa uraian atau kalimat-kalimat yang menginformasikan mengenai keadaan sebagaimana adanya sumber data, dalam hubungannya dengan masalah yang diselidiki.

4. Dalam penelitian kualitatif, baik proses maupun hasil sama pentingnya.

5. Analisis data dilakukan terus menerus sejak awal dan selama proses penelitian berlangsung (Nawawi, 210-211).

3.2 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian adalah lokasi kegiatan sehari-hari dari beberapa karyawati yang bekerja di salah satu BNI Cabang USU dan BCA Tanjung Rejo.Alasan pemilihan lokasi ini dikarenakan lokasi perkantoran yang strategis dengan kehidupan yang menunjang gaya hidup para karyawati dalam melakukan kegiatannya sehari-hari. Yang dimaksud kestrategian tempat dalam hal ini adalah lokasi perkantoran yang berada di pinggiran kotadengan segala fasilitas yang ditawarkan seperti perumahan, rumah makan, salon, butik, klinik kesehatan, dan lain sebagainya.

3.3 Unit dan Analisis dan Informan 3.3.1 Unit Analisis

Unit analisis adalah satuan yang diteliti. Dalam penelitian biasanya yang menjadi unit analisisnya bisa berupa individu, kelompok yang kemudian disebut sebagai informan atau responden (Hamidi, 2010 : 59). Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisisnya adalah perempuan karir bekerja sebagai karyawati BNI


(11)

Cabang USU dan BCA Tanjung Rejo Medan.Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam menentukan informan.

3.3.2 Informan

Dalam menentukan teknik penentuan informan digunakan, teknik purposive sampling.Informan merupakan subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian (Bungin, 2007 : 76). Dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitian adalah :

1. Tiga karyawati BNI Cabang USUMedan yang bekerja di salah satu perkantoran yang telah saya paparkan sebelumnya, yang telah menikah dan telah mengalami persalinan dengan teknik Sectio Caesarea atau normal konvensional, maupun dengan menggunakan metode persalinan terbaru.

2. Empat karyawati BCA Tanjung Rejo Medan yang bekerja di salah satu perkantoran yang telah saya paparkan sebelumnya, yang telah menikah dan telah mengalami persalinan dengan teknik Sectio Caesarea atau normal konvensional, maupun dengan menggunakan metode persalinan terbaru.

3. Tiga karyawati BNI Cabang USU yang belum menikah 4. Tiga karyawati BCA Tanjung Rejo yang belum menikah

5. Satu ahli medis yang berkecimpung dalam bidang persalinan yang bekerja di Rumah Sakit Stella Maris.


(12)

Dari hasil penelitian, jumlah karyawati BNI Cabang USU dan BCA Tanjung Rejo yang telah menikah dan yang belum menikah berjumlah 13 orang.Hal ini dikarenakan, hasil wawancara yang dimiliki memiliki kesamaan dalam memberikan jawaban melalui pertanyaan yang disampaikan oleh peneliti. Oleh karena itu, peneliti hanya mengambil 6 orang karyawati BNI Cabang USU dan 7 orang BCA Tanjung Rejo Medan dari 22 orang karyawati BNI Cabang USU dan 7 orang BCA Tanjung Rejo Medan. Sedangkan untuk pemilihan ahli medis sendiri, peneliti menentukan melalui hasil perbincangan dengan pihak RS Stella Maris mengenai dokter yang sesuai dan paling menguasai bidang persalinan di RS Stella Maris tersebut.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan dua sumber data yaitu :

1. Data primer yaitu informasi yang diperoleh dari informan penelitian di lokasi penelitian. Untuk mendapatkan data primer dapat dilakukan dengan: a. Observasi yaitu pengamatan oleh peneliti baik secara langsung ataupun

secara tidak langsung. Namun, dalam penelitian ini metode observasi yang digunakan peneliti adalah metode observasi langsung. Metode observasi langsung dilakukan melalui pengamatan gejala-gejala yang tampak pada obyek penelitian pada saat peristiwa sedang berlangsung(Nawawi, 2006: 67). Metode observasi langsung ini digunakan jika informan tidak dapat menjelaskan mengenai tindakan yang ia lakukan atau karena ia tidak ingin menjelaskan mengenai tindakannya. Oleh karena itu, data dari metode observasi langsung diharapkan dapat menjadi penunjang data dari metode


(13)

wawancara. Data yang diperoleh dari observasi ini adalah untuk melihat kondisi geografis lokasi penelitian.

b. Wawancara adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancari, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara (Bungin,2005 : 126). Pada penelitian ini, wawancara dilakukan apabila ada beberapa hal yang membutuhkan penjelasan sumber data secara khusus. Hal ini dilakukan untuk menggali informasi mengenai permasalahan penelitian lebih mendalam. Wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada informan secara spesifik dengan panduan interview guide. Wawancara dengan interview guide dilakukan denganmelakukan tanya jawab oleh peneliti dengan informan mengikuti pedoman pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan (Nawawi, 2006:101). Data yang diperoleh dari wawancara mendalam yaitu berupa pengetahuan informan mengenai gaya hidup perempuan karir serta pengaruhnya dalam pemilihan persalinan.

2. Data sekunder yaitu data yang berkaitan dengan objek penelitian namun bukan dari penelitian di lapangan. Data sekunder dalam penelitian ini dapat diperoleh dari studi kepustakaan yakni dengan mencari data dari website Ayah Bunda, website Stella Maris Hospital Medan, brosur Stella

Maris Hospital¸ majalah Intisari, website BNI, website BCA ataupun


(14)

3.5 Interpretasi Data

Dalam penelitian kualitatif, peneliti dapat mengumpulkan banyak data baik dari hasil wawancara, observasi, angket maupun dari dokumentasi. Data tersebut semua umumnya masih dalam bentuk catatan lapangan, oleh karena itu perlu diseleksi dan dibuat kategori-kategori. Data yang telah diperoleh dari studi kepustakaan juga terlebih dahulu dievaluasi untuk memastikan keterkaitannya dengan permasalahan penelitian. Setelah itu data dikelompokkan menjadi satuan yang dapat dikelola, kemudian dilakukan interpretasi data mengacu pada tinjauan pustaka. Sedangkan hasil observasi dinarasikan sebagai pelengkap data penelitian. Akhir dari semua proses ini adalah penggambaran atau penuturan dalam bentuk kalimat-kalimat tentang apa yang telah diteliti sebagai dasar dalam pengambilan kesimpulan-kesimpulan.


(15)

3.6 Jadwal Kegiatan

Kegiatan Bulan ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pra Observasi v

ACC Judul v

Penyusunan Proposal Penelitian v

Seminar Proposal Penelitian v

Revisi Proposan Penelitian v

Penelitian Ke Lapangan v

Pengumpulan Data dan Analisis Data v

Bimbingan v

Penulisan Laporan Akhir v

Sidang Meja Hijau v

3.7 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini mencakup kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh peneliti untuk melakukan penelitian ilmiah. Selain itu terkait dengan instrumen wawancara mendalam. Kendala lain adalah keterbatasan waktu


(16)

saat melakukan wawancara dengan informan, karena informan sarat kesibukan masing-masing. Karena informan yang diteliti adalah sebagain besar sudah bekerja, yang kesibukannya kadang pagi sampai malam, seperti itu juga pelajar yang diwawancari selain belajar mereka juga bekerja membantu pekerjaan rumah mereka. Selain itu keterbatasan waktu karena wawancara dapat dilakukan pada saat ada kegiatan dari para pemuda-pemudinya. Dan yang menjadi masalah lain adalah banyak anggota yang dulunya aktif, sekarang sudah meninggalkan lingkungan karena faktor pekerjaan dan menikah.

Terlepas dari permasalahan dengan teknis penelitian dan kendala di lapangan peneliti menyadari keterbatasan peneliti mengenai metode menyebabkan lambatnya proses penelitian yang dilakukan, dan masih terdapat keterbatasan dalam hal kemampuan pengalaman melakukan penelitian ilmiah serta referensi buku atau jurnal mengenai sosiologi lingkungan yang sedikit dikuasai oleh peneliti. Walaupun demikian peneliti berusaha melakukan semaksimal mungkin agar data dan tujuan yang ingin dicapai.


(17)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI DAN PROFIL INFORMAN

4.1 Gambaran Umum Kantor BNI 4.1.1 Sejarah Kantor BNI

Bank Negara Indonesia (BNI) adalah salah satu Bank Negara terkemuka di Indonesia, yang berdiri sejak 1946. BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional. Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank


(18)

melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional.Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - 'Bank BNI' - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988. Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadiperusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasarmodal pada tahun 1996. Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa.Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus. Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI' dipersingkat menjadi 'BNI', sedangkan tahun pendirian - '46' - digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada akhir tahun 2012, Pemerintah Republik Indonesia memegang 60% saham BNI, sementara sisanya 40% dimiliki oleh pemegang saham publik baik individu maupun institusi, domestik dan asing. Saat ini, BNI adalah bank terbesar ke-4 di Indonesia berdasarkan total aset, total kredit maupun total dana pihak ketiga. BNI menawarkan layanan jasa keuangan terpadu kepada nasabah, didukung oleh


(19)

perusahaan anak: Bank BNI Syariah, BNI Multi Finance, BNI Securities dan BNI Life Insurance.Pada akhir tahun 2012, BNI memiliki total asset sebesar Rp333,3triliun dan mempekerjakan lebih dari 24.861 karyawan. Untuk melayani nasabahnya, BNI mengoperasikan jaringan layanan yang luas mencakup 1.585 outlet domestik dan 5 cabang luar negeri di New York, London, Tokyo, Hong Kong dan Singapura, 8.227 unit ATM milik sendiri, 42.000 EDC serta fasilitas Internet banking dan SMS banking. BNI selalu berusaha untuk menjadi bank pilihan yang menyediakan layanan prima dan solusi bernilai tambah kepada seluruh nasabah.Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negara (http://www.bni.co.id/id-id/beranda.aspx).

4.1.2 Lokasi Kantor BNI

Dalam penelitian inikantor BNI Cabang USU yang tepat berada di simpang pintu 4 Universitas Sumatera Utara (USU) adalah salah satu kantor yang menjadi lokasi penelitian. Dari hasil penelitian, lokasi kantor BNI Cabang USU adalah lokasi yang strategis dalam mendukung aktivitas warga Kota Medan aataupun warga pendatang dalam hal melakukan transaksi keuangan.

Jika, kita melihat struktur bangunannya.Kantor BNI Cabang USU memiliki struktur bangunan yang modern. Tidak hanya itu saja, Kantor BNI Cabang USU menyediakan fasilitas yang terbuka untuk umum yakni ATM yang berada tepat di luar kantor. Namun, masih berada dalam cakupan lokasi parkir mobil dan kereta.Ada juga lapangan tenis, yang terbuka untuk keluarga besar


(20)

BNI. Namun, bagi mereka yang bukan termasuk keluarga besar BNI, dapat mendaftarkan diri dengan pelatih untuk dapat ikut bergabung berlatih dengan yang lain. Dari segi bangunan, kantor BNI termasuk salah satu kantor yang termasuk kantor elit yang dapat dilihat dari arsitekturnya serta fasilitas di luar serta di dalam kantor. Oleh karena itu, ketika peneliti mengamati, penampilan karyawan dan karyawati memiliki penampilan yang modis, namun masih dalam koridor kesopanan.Dihari-hari tertentu mereka berpakaian seragam dan selebihnya berpenampilan bebas.Bagi karyawati baju seragam yang diberikan berupa sepasang baju yang terdiri dari blazer dan celana panjang, sedangkan bagi karyawan sepasang baju yang terdiri dari celana panjang dan kemeja. Kantor yang dilengkapi dengan Air Conditioner, mendukung penampilan mereka, bahkan ketika mereka ditugaskan untuk bekerja di luar kantor (OTS=On The Spot).

4.1.3 Keadaan Karyawan dan Karyawati BNI Cabang USU

Karyawan dan karyawati BNI Cabang USU terdiri dari sekitar 16 orangkaryawanyang telah menikah, 15 orang karyawati yang telah berstatus menikah, 3 orangkaryawati yang telah berstatus janda, 4 orang karyawati yang belum menikah dan 2 orang karyawan yang belum berstatus belum menikah. Dari hasil yang didapatkan, bahwa status mereka tidak mempengaruhi kinerja mereka dalam bekerja.Bahkan setelah berkeluarga mereka memiliki jabatan yang baik.Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:


(21)

4.1.3.1 Komposisi Karyawan dan Karyawati Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1. Komposisi Karyawan dan Karyawati Berdasarkan Jenis Kelamin

JENIS KELAMIN JUMLAH

Pria 8

Wanita

22

TOTAL 30 orang

Sumber: Data Karyawan dan Karyawati BNI USU 2014.

Komposisi penduduk berdasarkan jenis merupakan sesuatu yang sangat penting, dengan mengetahui jumlah dan nantinya menjadi perbandingan komposisi laki-laki dan perempuan, kita dapat mengetahui sex-ratio di BNI Cabang USU Medan.Berdasarkan sex-ratio penduduk di BNI Cabang USU, setiap 18 pria terdapat 22 wanita, dapat diartikan bahwa perbandingan jumlah karyawati


(22)

dan jumlah karyawan relatif tidak sama. Jumlah karyawati BNI Cabang USU lebih besar daripada jumlah karyawan BNI Cabang USU Medan.

4.1.3.2 Komposisi Karyawan dan Karyawati Berdasarkan Status Pernikahan

Tabel 4.2. Komposisi Karyawan dan Karyawati Berdasarkan Status Pernikahan

JENIS KELAMIN STATUS JUMLAH

Pria Menikah 16

Belum Menikah 2

Wanita Menikah 15

Janda 3

Belum Menikah 4

TOTAL 40 orang


(23)

Dalam penelitian ini status karyawan dan karyawati penting untuk diketahui mengingat adanya keterkaitan dengan topik penelitian yakni karyawati BNI Cabang USU yang menjadi informan penelitian dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian, gaya hidup pada karyawati yang telah menikah dan memiliki anak dengan karyawati yang belum menikah berbeda. Gaya hidup pada karyawati yang telah menikah dan memiliki anak tidak hanya memfokuskan diri pada kebutuhan pribadinya saja, akan tetapi juga memperhatikan kebutuhan keluarga, terutama anak. Sedangkan pada karyawati yang belum menikah, lebih mengutamakan kebutuhan pribadinya, karena belum ada yang ingin dipertanggungjawabkan.

4.1.3.3 Komposisi Karyawan dan Karyawati Berdasarkan Jabatan

Tabel 4.3. Komposisi Karyawan dan Karyawati Berdasarkan Jabatan

JABATAN JENIS KELAMIN JUMLAH

COC

Pria 5 Wanita 1

UNSUR PIMPINAN

Pria 4 Wanita 2

UMUM

Pria 6 Wanita -

TELLER

Pria 2 Wanita 5


(24)

PNC/CS

Pria 1 Wanita 4

TOTAL 40 orang

Sumber: Data Karyawati dan Karyawan BNI USU 2014.

Komposisi karyawati dan karyawan berdasarkan jabatan yang perlu untuk diketahui dalam penelitian ini.Hal ini, perlu diperhatikan mengingat perlunya informasi seputar profil informan.Dari hasil penelitian, jabatan seorang karyawati mempengaruhi adanya perbedaan pendapatan dan pengalaman kerja.COC adalah Cash Organisation City yang memiliki makna Pengatur Keuangan Kota. Sedangkan Unsur Pimpinan adalah bagian yang memimpin suatu kantor. PNC adalah singkatan dari pelayanan nasabah cabang.

4.2 Gambaran Umum Kantor BCA 4.2.1 Sejarah Kantor BCA

Sejak berdiri tahun 1957, Bank Central Asia (BCA) semakin berkembang. Ini merupakan hasil kerjasama dari segenap karyawan serta dukungan penuh para nasabah. Sesuai dengan komitmen “Senantiasa di Sisi Anda”, BCA akan menjaga kepercayaan dan harapan nasabah serta stakeholder lainnya, demi tercapainya pertumbuhan yang berkesinambungan.

Dengan bertambahnya usia, BCA selalu menawarkan beragam solusi finansial dengan layanan transaksi perbankan untuk berbagai kalangan dan rentang usia. Siapa saja bisa menikmati kemudahan dan kenyamanan dalam melakukan transaksi yang didukung kekuatan jaringan antar cabang, luasnya jaringan ATM serta jaringan perbankkan elektronik lainnya dari BCA.


(25)

Melalui beragam produk dan layanan yang berkualitas dan tepat sasaran, solusi finansial BCA mendukung perkembangan setiap jenis usaha yang dimiliki para nasabah, baik bisnis berskala kecil, menengah, maupun berskala besar.Memenangkan kepercayaan untuk memberikan solusi terbaik bagi kebutuhan finansial para nasabah merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan bagi BCA.Sesuai dengan slogan “Senantiasa di Sisi Anda”, BCA terus berupaya

memberikan layanan dan solusi terbaik bagi nasabah.(http://www.bca.co.id/id/about/about_bca_landing.jsp).

4.2.2 Lokasi Kantor BCA Medan

Dalam penelitian ini kantor BCA Tanjung Rejo yang tepat di pinggir Jalan Tanjung Rejo Medan. Dari hasil penelitian, lokasi kantor BCA adalah lokasi yang strategis dalam mendukung aktivitas warga Kota Medan ataupun warga pendatang yang sama halnya dengan lokasi Kantor BNI.

Jika, kita melihat struktur bangunannya.Kantor BCA berbentuk ruko.Lokasi parkir kantor BCA berada tepat di pinggir jalan. Tidak hanya itu saja, Kantor BCA menyediakan fasilitas yang terbuka untuk umum yakni 4 ATM yang berada tepat di dalamkantor. Namun, yang masih berada dalam cakupan lokasi parkir mobil dan kereta.Ada juga lapangan tenis, yang terbuka untuk keluarga besar BNI. Namun, bagi mereka yang bukan termasuk keluarga besar BNI, dapat mendaftarkan diri dengan pelatih untuk dapat ikut bergabung berlatih dengan yang lain.


(26)

Karyawan dan karyawati BCA Tanjung Rejo yangterdiri dari sekitar 3 orang karyawan yang telah menikah, 4 orang karyawati yang telah berstatus menikah, 3 orang karyawati yang belum menikah dan 1 orang karyawan yang belum berstatus belum menikah. Berdasarkan hasil penelitian bahwa status mereka tidak mempengaruhi kinerja mereka dalam bekerja.Bahkan setelah berkeluarga mereka memiliki jabatan yang baik. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:

4.2.3.1 Komposisi Karyawan dan Karyawati Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.4. Komposisi Karyawan dan Karyawati Berdasarkan Jenis Kelamin

JENIS KELAMIN JUMLAH

Pria 4

Wanita 7

TOTAL 11 orang

Sumber: Data Karyawan dan Karyawati BCA Tanjung Rejo 2014.

Komposisi penduduk berdasarkan jenis merupakan sesuatu yang sangat penting, dengan mengetahui jumlah dan nantinya menjadi perbandingan


(27)

komposisi laki-laki dan perempuan, kita dapat mengetahui sex-ratio di BCA Tanjung Rejo. Berdasarkan sex-ratio penduduk di BCA setiap 4 pria terdapat 7 wanita, dapat diartikan bahwa perbandingan jumlah karyawati dan jumlah karyawan relatif tidak sama. Jumlah karyawati BCA Tanjung Rejo lebih besar dari pada jumlah karyawan BCA Tanjung Rejo.

4.2.3.2 Komposisi Karyawan dan Karyawati Berdasarkan Status Pernikahan

Tabel 4.5. Komposisi Karyawan dan Karyawati Berdasarkan Status Pernikahan

JENIS KELAMIN STATUS JUMLAH


(28)

Belum Menikah 1

Wanita Menikah 4

Belum Menikah 3

TOTAL 11 orang

Sumber: Data Karyawati dan Karyawan BCA Tanjung Rejo 2014.

Dalam penelitian ini status karyawan dan karyawati penting untuk diketahui mengingat adanya keterkaitan dengan topik penelitian yakni karyawati BCA Tanjung Rejo yang menjadi informan penelitian dalam penelitian ini. Pada tabel komposisi status pernikahan karyawan dan karyawati BNI Cabang USU dengan tabel komposisi BCA Tanjung Rejo sama. Dari hasil penelitian, gaya hidup pada karyawati yang telah menikah dan memiliki anak dengan karyawati yang belum menikah berbeda. Gaya hidup pada karyawati yang telah menikah dan memiliki anak tidak hanya memfokuskan diri pada kebutuhan pribadinya saja, akan tetapi juga memperhatikan kebutuhan keluarga, terutama anak. Sedangkan pada karyawati yang belum menikah, lebih mengutamakan kebutuhan pribadinya, karena belum ada yang ingin dipertanggungjawabkan.

4.2.3.3 Komposisi Karyawan dan Karyawati Berdasarkan Jabatan

Tabel 4.6. Komposisi Karyawan dan Karyawati Berdasarkan Jabatan


(29)

SOP Pria 2 Wanita 1

UNSUR PIMPINAN Pria -

Wanita 1

UMUM Pria 2

Wanita 1

TELLER Pria -

Wanita 2

PNC/CS Pria -

Wanita 2 TOTAL 11 orang

Sumber: Data Karyawati dan Karyawan BCA Tanjung Rejo 2014.

Komposisi karyawati dan karyawan berdasarkan jabatan yang perlu untuk diketahui dalam penelitian ini. Hal ini, perlu diperhatikan mengingat perlunya informasi seputar profil informan. Dari hasil penelitian, jabatan seorang karyawati mempengaruhi adanya perbedaan pendapatan dan pengalaman kerja. COC adalah Cash Organisation City yang memiliki makna Pengatur Keuangan Kota. Sedangkan Unsur Pimpinan adalah bagian yang memimpin suatu kantor. PNC adalah singkatan dari pelayanan nasabah cabang.


(30)

Rumah Sakit Ibu dan Anak Stella Maris Medan adalah pusat pelayanan terpadu yang melayani kesehatan wanita dan anak, yang beralamat Jalan Samanhudi No.20, Medan. Dikerjakan oleh tim berdedikasi tinggi yaitu para Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Dokter Spesialis Anak, Neonatologis dan perawat. Stella Maris menyediakan pelayanan kesehatan bermutu tinggi untuk segala hal yang berkaitan dengan masalah kesuburan, kehamilan, problem menstruasi, menepose, infeksi panggul, kanker pada wanita, dan perawatan kesehatan untuk bayi, anak, dan dewasa.Serta dilengkapidengan ruang inap khusus untuk bayi dan anak.

Persalinan adalah saat-saat membahagiakan yang sangat dinantikan oleh pasangan suami istri.Momen ini menjadi salah satu momen yang penting bagi setiap keluarga.Kehadiran “sang buah hati” di tengah-tengah keluarga adalah kebahagiaan yang terbesar. Untuk proses ini kami menyiapkan kamar bersalin yang khusus bagi setiap Ibu. Enam kamar bersalin bersifat pribadi, dilengkapi dengan CTG monitor, untuk mengukur denyut jantung janin dan kontraksi rahim. Di setiap kamar bersalin terdapat Entonox/Midogas untuk meringankan rasa nyeri, penghangat bayi dan oksigen sentral (O2).Kini, rasa nyeri dapat diatasi dengan berbagai metode salah satunya adalah dengan menggunakan entonox. Entonox atau Midogas aman bagi sang Ibu dan juga Bayi. Selain Entonox, Stella maris juga menyediakan Bius Epidural untuk mengurangi rasa nyeri pada proses melahirkan normal.Selain itu RS Stela Maris Medan juga memberikan fasilitas lainnya, seperti :

1. Pusat bayi tabung/IVF Centre merupakan salah satu fasilitas yang diberikan pihak rumah sakit kepada pasien yang memerlukan bantuan


(31)

untuk memperoleh seorang anak. Dalam hal ini,bayi tabung adalah salah satu bantuan yang diberikan oleh pihak rumah sakit kepada pasien yang sangat menginginkan seorang anak.

2. USG 4 Dimensi adalah salah satu fasilitas pemeriksaan saat ibu sedang mengandung. Di sini,calon ibu dan keluarga dapat melihat bagaimana perkembangan calon bayi dan kesehatannya sampai detik-detik kelahiran.

3. USG dan dokter jaga 24 jam adalah salah satu fasilitas yang diberikan pihak rumah sakit dalam melayani pengunjung dan psien selama 24 jam.

4. Apotik 24 jam adalah salah satu pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit kepada pasien untuk membeli obat yang dibutuhkan.

5. Laboratorium dan Radiologi adalah fasilitas yang diberikan pihak rumah sakit berupa ruangan pemeriksaan baik untuk pasien dan karyawan rumah sakit.

6. Cafetaria adalah kantin yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman dan buka mulai dari pagi sampai malam hari.

7. ATM adalah fasilitas yang diberikan pihak rumah sakit kepada pengunjung dan karaywan untuk memudahkan melakukan transaksi keuangan.

8. Klinik anak adalah tempat pemeriksaan untuk melayani anak-anak. Dokter spesialis anak juga melayani di klinik minggu.


(32)

10. ICU dan Neonatal ICU lengkap dengan ventilator, NCPAP, alat, monitoring pasien yang canggih adalah ruang khusus untuk pasien yang sedang sakit parah ataupun pra dan pasca operasi.

11. Kamar bayi yang lengkap dengan incubator, Fototerapi dan berbagai peralatan yang modern adalah ruangan khusus untuk bayi.

12. Lapascopy/ Minimal Invasive Surgery adalah fasilitas operasi yang diberikan pihak rumah sakit kepada pasien.

13. Lima kamar bedah lengkap dengan CSSD (Central Sterilisation dan Supply Department) adalah ruangan operasi yang terdapat di rumah sakit.

14. Enam kamar bersalin pribadi deluxe full AC dengan TV LCD, CTG Monitoring, alat bantu meringankan nyeri (Entonox), Baby Warmer dan peralatan medis yang lengkap dan canggih adalah ruanga yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan demi kenyaman pasien.

(http://www.stellamarishospital.com/page/pusat-bersalin).

4.3.1 Tarif Paket Bersalin yang Ditawarkan Stella Maris Medan Untuk Pasien

Tabel 4.7.Tarif Paket Bersalin yang Ditawarkan Stella Maris Medan Untuk Pasien

RUANGAN PAKET NORMAL PAKET CAESAR

8 Tempat Tidur 2,388,000 3,688,000

3 Tempat Tidur 2,888,000 5,188,000


(33)

VIP 3,988,000 6,688,000

SVIP 5,088,000 7,688,000

Stella Suite 7,088,000 10,888,000

Family Suite 7,588,000 11,888,000

Executive Suite 8,888,000 12,888,000 Sumber : Data Fasilitas Pelayanan RS. Stella Maris Medan

Paket Tarif ini diberikan rumah sakit agar pasien tidak terbebani dengan biaya yang mahal.Serta mempermudah pasien dalam memilih ruangan yang sesuai dengan kemampuan keuangan.Namun, daftar tarif berdasarkan tabel di atas tidak termasuk honor dokter dan obat dan dapat berubah sewaktu-waktu.Selain dari data tabel di atas.Pihak Rumah Sakit juga menawarkan falitas pelayanan berdasarkan pilihan persalinan. Bagi pasien yang memilih untuk bersalin normal, pihak rumah sakit memberikan kamar inap 3 hari 2 malam, kamar bersalin, kamar ibu, kamar bayi, imunisasi dasar, seperti BCG, Polio, Hepatitis B dan Skrining OAE. Sedangkan yang memillih Caesar, pihak rumah sakit memberikan ruangan inap 4 hari 3 malam, kamar operasi, kamar ibu, kamar bayi, imunisasi dasar, seperti BCG, Polio, Hepatitis B dan Skrinning OAE.

4.4Karakteristik Informan

Informan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam penelitian ini, yang merupakan salah satu kunci bagi peneliti untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam penelitian. Dalam hal ini, peneliti membagi informan dalam beberapa kategori yaitu informan ahli medis, informan karyawati BNI Cabang USU dan BCA Tanjung Rejo Medanyang telah menikah dan telah melakukan


(34)

persalinan, dan informan karyawatiBNI Cabang USU dan BCATanjung Rejo yang belum menikah.Untuk lebih jelasnya maka peneliti akan mendeskripsikan karakteristik informan sebagai berikut:

4.4.1 Informan Ahli Medis 1. Dokter Angel Jelita

Angel Jelita adalah seorang ibu rumah tangga yang sekaligus sebagai salah satu perempuan karier yangberkecimpung dalam bidang persalinan yang telah berusia 37 tahun. Telah lama bekerja sekitar tiga (3) tahun dengan pendapatan rata-rata berkisar dua puluh juta rupiah (Rp 20.000.000,00) per bulan dengan penempatan tugas di RSIA Stella Maris dan RS Bunda Thamrin dan membuka praktek di salah satu daerah di kota Medan, tepatnya sekitaran jalan Titi Kuning. Saat ini, Dokter Angel Jelita telah berumur tiga puluh tujuh tahun dan telah berstatus janda dua anak dan tinggal di Jalan Karya Jaya No. 84 Medan.

Dari hasil wawancara, pasien yang datang untuk konsultasi dengannya, selalu disambut dengan hangat sambil memperkenalkan dirinya.Ini dilakukannya guna menjalin komunikasi yang baik di awal pemeriksaan dengan pasien. Selaku sebagai dokter, Angel Jelita mengakui bahwa dalam membentuk suasana pembicaraan yang harmonis ia banyak mempelajari latar belakang pasien dan cara berinteraksi dengan keluarga pasien lainnya. Untuk menghadapi seorang pasien dalam keadaan darurat, ia berusaha mengambil tindakan yang dibutuhkan dan menjelaskan kondisi kepada keluarga. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi keadaan kesehatan pasien untuk bisa ditindak lanjuti. Bahkan dalam menindaklanjuti kesehatan atau kondisi ekonomi bahkan gaya hidup pasien.


(35)

Kondisi kesehatan yakni mempertimbangkan kondisi ibu dan janin. Dalam menyampaikan metode persalinan, ia lebih menyarankan ke persalinan normal, kecuali kontrak indikasi persalinan normal, maka kami arahkan ke persalinan Caesar. Kalau normal pasien akan lebih merasa tidak sanggup untuk menahan sakit, hypno terapi dan epidural anestesis (tidak langsung setuju, karena disesuaikan dengan ekonomi). Untuk biaya persalinan sendiri berbeda-beda.Operasi tergantung kelas dan biayanya lebih mahal dibandingkan dengan yang operasi.Sejauh ini, pasien yang datang untuk konsultasi dengannya memilih persalinan normal, karena biayanya lebih rendah dibandingkan dengan persalinan Caesar.Walaupun yang sebagian besar yang konsultasi dengannya adalah perempuan karir.

4.4.2 Informan Karyawati BNI Cabang USU yang Telah Menikah dan Telah Melahirkan

1. Ibu Megawati

Ibu Megawati adalah orang Minang yang bekerja sebagai seorang karyawati BNI Cabang USU yang berusia 24 tahun dan telah menikah dan dikaruniai 2 orang anak. Saat ini tinggal di Jalan Japaris 99, Insyaf No.22 A. Saat ini memiliki jabatan sebagai Staf COC dengan pendapatan lebih kurang Rp 7.000.000,00 per bulan dan lama bekerja lebih kurang dua tahun. Berawal dari seleksi dalam mengikuti test dan berhasil memasuki BNI yang merupakan tahap masuk untuk berkarier. Lowongan kerja tersebut ia dapatkan dari kerabat terdekatnya. Ketertarikkannya untuk bergelut dalam dunia perbankkan karena ia


(36)

merasa sesuai dengan pendidikannya dan kelihatan rapi, bersih dan cantik. Selama ia bekerja, posisinya saat ini sebagai staff senior pada bagian dokumentasi kredit. Ia menyadari bahwa dengan bekerja ia memiliki kemampuan untuk menanggung biaya hidupnya sendiri. Interaksi yang terjalin dalam perusahaan terjalin dengan harmonis dan baik. Oleh karena itu, ia merasa bangga dapat bergabung dalam perusahaan itu dan merasa telah menjalani peraturan dengan baik dan merasa belum cukup dengan jabatannya saat ini.

Berdasarkan hasil wawancara, menurut Ibu Mutiara Purba kehidupan karyawati baik dilingkungan pekerjaan ataupun di luar dari pekerjaan bersikap baik dan sopan. Sebagai seorang karyawati, ia sendiri menyadari bahwa sosok seorang karyawati haruslah cerdas, memiliki perilaku yang baik dan memiliki penampilan fisik yang baik, dan tidak lupa untuk lebih mengutamakan bekerja dengan baik sesuai dengan aturan perusahaan. Selama Ibu Mutiara bekerja hubungan diantara karyawan dan karyawati dapat dikatakan baik, hubungan ini pada akhirnya menciptakan keadaan lingkungan yang aman dan tentram. Bahkan sehabis kerja terkadang mereka melakukan aktivitas lain seperti jalan-jalan, belanja, makan bersama dan lain sebagainya. Namun, Ibu Mutiara tidak memungkiri bahwa antara lingkungan kerja dengan tempat tinggal memiliki perbedaan. Kalau di lingkungan tempat tinggal, ia dapat leluasa beraktivitas dengan santai, sedangkan di perkantoran harus mengikuti peraturan perusahaan.

Menurut, Ibu Megawati perempuan Kota Medan yang juga memilih untuk berkarier sebagian besar memperhatikan merek barang yang dipakai dan mengikuti tren yang sedang berkembang, mulai dari barang-barang yang dikonsumsi. Menurut Ibu Megawati, perempuan Kota Medan yang sekaligus


(37)

bekerja, harus lebih mengutamakan kecerdasan dari pada penampilan fisik. Sedangkan untuk gaya hidup, menurut informan karyawati di perusahaan tempat ia bekerja saling berbeda. Oleh karena itu, Ibu Megawati sendiri menyesuaikan gaya hidupnya dengan pendapatannya tanpa harus mengutamakan penyesuaian diri dengan gaya hidup dengan karyawati lainnya. Misalnya seperti aerobic bersama, fitness, belanja, travel dan hal lainnya yang bisa menyenangkan hati.

Untuk penggunaan waktu luang, Ibu Megawati tidak lupa untuk menghabiskan diri bersama dengan keluarga. Sebagai seorang karyawati BNI, Ibu Megawati merasa bahwa fasilitas yang didapatkan dari perusahaan cukup memuaskan diantaranya untuk kesejahteraan, seperti rumah, mobil, kesehatan, rekreasi untuk karyawan dan karyawati serta fasilitas cuti kehamilan dan kelahiran bahkan haid.

Menurut Ibu Megawati, cuti hamil dan melahirkan wajar diberikan untuk karyawati, mengingat masa-masa kehamilan dan kelahiran adalah masa yang cukup rentan. Selama masa kehamilannya, ia merasa biasa saja, sama seperti ibu lainnya. Bahkan setiap kali melakukan konsultasi dengan dokter, kandungannya selalu dalam keadaan sehat dan baik.Penentuan lokasi, ruangan, dan teknik atau metode persalinan, Ibu Megawati selalu lebih mengutamakan kondisi kesehatan dan keuangan. Menjelang kelahiran, ia lebih memfokuskan diri untuk lebih menjaga kesehatan diri sendiri.

2. Fania

Ibu Fania adalah seorang karyawati BNI Cabang USU yang telah berusia lebih kurang 27 tahun, dengan jabatan saat ini adalah sebagai assisten. Ibu Fania


(38)

tinggal di Jalan Selamat No 79, S.Pendapatan yang diperoleh bekisar lebih kurang Rp 4.000.000,00 per bulan. Berawal dari pencarian lowongan pekerjaan, lalu mengirimkan lamaran.Ibu Fania mendapatkan informasi dari keluarga dan teman. Ketertarikkannya untuk bergelut dalam dunia perbankkan karena ia merasa sesuai dengan pendidikannya dan kelihatan rapi, bersih dan cantik. Selama ia bekerja, posisinya saat ini sebagai penganalisa dan yang memverivikasi dari data penghasilan. Ia menyadari bahwa dengan bekerja ia memiliki kemampuan untuk menanggung biaya hidupnya sendiri dan hendak membagi pengalaman kepada yang lain.

Berdasarkan hasil wawancara, menurut Ibu Fania kehidupan karyawati baik dilingkungan pekerjaan ataupun di luar dari pekerjaan bersikap baik dan sopan. Sebagai seorang karyawati, ia sendiri menyadari bahwa sosok seorang karyawati haruslah cerdas, memilki perilaku yang baik dan memiliki penampilan fisik yang baik, dan tidak lupa untuk lebih mengutamakan bekerja dengan baik sesuai dengan aturan perusahaan. Selama Ibu Fania bekerja hubungan diantara karyawan dan karyawati dapat dikatakan baik, hubungan ini pada akhirnya menciptakan keadaan lingkungan yang aman dan tentram. Bahkan sehabis kerja terkadang mereka melakukan aktivitas lain seperti jalan-jalan, belanja, makan bersama dan lain sebagainya. Namun, Ibu Fania tidak memungkiri bahwa antara lingkungan kerja dengan tempat tinggal memiliki perbedaan. Kalau di lingkungan tempat tinggal, ia dapat leluasa beraktivitas dengan santai, sedangkan di perkantoran harus mengikuti peraturan perusahaan. Untuk penggunaan waktu luang,ibu Mutiara tidak lupa untuk menghabiskan diri bersama dengan keluarga. Sebagai seorang karyawati BNI Cabang USU, Ibu Fania merasa bahwa fasilitas


(39)

yang didapatkan dari perusahaan cukup memuaskan diantaranya untuk kesejahteraan, seperti rumah, mobil, kesehatan, rekreasi untuk karyawan dan karyawati serta fasilitas cuti kehamilan dan kelahiran bahkan haid.

Menurut Ibu Fania, cuti hamil dan melahirkan wajar diberikan untuk karyawati, mengingat masa-masa kehamilan dan kelahiran adalah masa yang cukup rentan. Selama masa kehamilannya, ia merasa biasa saja, sama seperti ibu lainnya. Bahkan setiap kali melakukan konsultasi dengan dokter, kandungannya selalu dalam keadaan sehat dan baik.Penentuan lokasi, ruangan, dan teknik atau metode persalinan, Ibu Fania selalu lebih mengutamakan kondisi kesehatan dan keuangan. Menjelang kelahiran, ia lebih memfokuskan diri untuk lebih menjaga kesehatan diri sendiri.

3. Ibu Ratih

Ibu Ratih adalah seorang karyawati yang telah berumur 27 tahun beralamat di Jalan Puskesmas No. 99, Nogio 4.Lahir di Pematang Siantar pada tanggal 17 November 1986 suku Jawa.Saat ini Ibu Ratih telah berstatus menikah dengan jumlah anak 2 orang dan telah bekerja lebih kurang selama 4 tahun. Ibu Ratih dapat bekerja sebagai karyawati BNI Cabang USU karena mendapatkan informasi dari teman yang menyatakan bahwa ada lowongan pekerjaan di sana.

Informasi yang diberikan oleh seorang teman yang membuatnya tertarik untuk bergabung menjadi seorang karyawati BNI dengan penawaran gaji yang diberikan cukup besar. Ia juga merasa memiliki kehidupan yang lebih baik ketika bekerja, dibandingkan sebelum bekerja. Ibu Ratih saat ini memiliki pekerjaan sebagai penilai jaminan untuk kredit perumahan atau apartemen.Hubungannya


(40)

dengan pekerjaan lainnya cukup baik. Ia cukup senang dengan jabatannnya saat ini dan ia merasa bahwa ia telah melaksanakan peraturan perusahaan dengan baik. Namun, ia belum merasa cukup dengan jabatannya saat ini.

Menurut Ibu Ratih, kehidupan karyawati pada umumnya memiliki kehidupan yang beragam mulai dari yang mewah sampai yang sederhana. Saat di kantor pastinya memikirkan kerjaan. Namun, saat dikeluarga masalah kerjaan tidak dipikirkan. Dalam bekerja, Ibu Ratih lebih mengutamakan ketelitian dalam bekerja dan tidak terlepas dari penampilan fisik yang harus mendukung pekerjaan serta kinerja dan loyalitas yang tinggi untuk perusahaan. Penampilan fisik nomor 1, sedangkan di tempat tinggal penampilan fisik nomor 2. Menurut Ibu Ratih, perusahaan juga memberikan fasilitas bagi perusahaan yakni asuransi kesehatan BNI Life. Hubungan Ibu Ratih dengan perusahaan tempatnya bekerja cukup baik dan keadaan lingkungan perusahaan tempatnya bekerja juga mendukung perkerjaan dan menciptakan lingkungan perusahaan yang baik.Ditambah lagi adanya beberapa acara yang dilakukan bersama-sama, seperti arisan, shopping, dan makan bersama di luar sehabis pekerjaan darikantor.Setelah berumah-tangga waktuluang dipakai untuk bersama-sama dengan keluarga.Selebihnya untuk memanjakan diri sendiri.

Ketika diwawancarai mengenai kehamilan, Ibu Ratih merasa bahwa masa kehamilan adalah masa yang indah di mana kita dapat merasakan setiap gerakan dalam perut kita. Di masa kehamilan dan setelah kelahiran gaya hidup hampir sama, di mana pada masa sebelum, saat dan setelah pasti kita memikirkan penampilan kita walau tidak terlepas dari tanggung jawab sebagai seorang istri dan ibu.


(41)

4.4.3 Profil Informan Karyawati BCA Tanjung Rejo yang Telah Menikah dan Telah Melahirkan

1. Ibu Mutiara Purba

Ibu Mutiara Purba adalah seorang karyawati BCA Tanjung Rejo yang telah berusia 52 tahun kelahiran Monaco.Lama bekerja lebih kurang 25 tahun, dengan pendapatan saat ini bekisar Rp 14.000.000,00 sampai Rp 15.000.000,00 per bulan. Berawal dari seleksi dalam mengikuti test dan berhasil memasuki Bank Central Asia yang merupakan tahap masuk Ibu Mutiara Purba untuk berkarier. Lowongan kerja tersebut ia dapatkan dari ayahnya sendiri. Ketertarikkannya untuk bergelut dalam dunia perbankkan karena ia merasa sesuai dengan pendidikannya dan kelihatan rapi, bersih dan cantik. Selama ia bekerja, posisinya saat ini sebagai staff senior pada bagian dokumentasi kredit. Ia menyadari bahwa dengan bekerja ia memiliki kemampuan untuk menanggung biaya hidupnya sendiri. Interaksi yang terjalin dalam perusahaan terjalin dengan harmonis dan baik. Oleh karena itu, ia merasa bangga dapat bergabung dalam perusahaan itu dan merasa telah menjalani peraturan dengan baik dan merasa belum cukup dengan jabatannya saat ini.

Berdasarkan hasil wawancara, menurut Ibu Mutiara Purba kehidupan karyawati baik dilingkungan pekerjaan ataupun di luar dari pekerjaan bersikap baik dan sopan. Sebagai seorang karyawati, ia sendiri menyadari bahwa sosok seorang karyawati haruslah cerdas, memilki perilaku yang baik dan memiliki penampilan fisik yang baik, dan tidak lupa untuk lebih mengutamakan bekerja dengan baik sesuai dengan aturan perusahaan. Selama Ibu Mutiara bekerja


(42)

hubungan diantara karyawan dan karyawati dapat dikatakan baik, hubungan ini pada akhirnya menciptakan keadaan lingkungan yang aman dan tentram. Bahkan sehabis kerja terkadang mereka melakukan aktivitas lain seperti jalan-jalan, belanja, makan bersama, arisan dan lain sebagainya.

Biasanya mereka melakukan arisan sebulan sekali dan dilakukan di luar dari tempat kerja.Di dalam arisan mereka melakukan pengutipan iuran arisan sesuai yang ditetapkan dan nantinya akan dikutip nama yang berhak mendapatkan giliran dari arisan tersebut. Selain itu dalam arisan, mereka juga melakukan jualan baju dan sepatu atau pun produk lain yang ditawarkan diantara mereka.

Ibu Mutiara juga menuturkan bahwa tidak memungkiri bahwa antara lingkungan kerja dengan tempat tinggal memiliki perbedaan. Kalau di lingkungan tempat tinggal, ia dapat leluasa beraktivitas dengan santai, sedangkan di perkantoran harus mengikuti peraturan perusahaan. Untuk penggunaan waktu luang,Ibu Mutiara tidak lupa untuk menghabiskan diri bersama dengan keluarga. Sebagai seorang karyawati BCA Tanjung Rejo, Ibu Mutiara merasa bahwa fasilitas yang didapatkan dari perusahaan cukup memuaskan diantaranya untuk kesejahteraan, seperti rumah, mobil, kesehatan, rekreasi untuk karyawan dan karyawati serta fasilitas cuti kehamilan dan kelahiran bahkan haid.

Menurut Ibu Mutiara, cuti hamil dan melahirkan wajar diberikan untuk karyawati, mengingat masa-masa kehamilan dan kelahiran adalah masa yang cukup rentan. Selama masa kehamilannya, ia merasa biasa saja, sama seperti ibu lainnya. Bahkan setiap kali melakukan konsultasi dengan dokter, kandungannya selalu dalam keadaan sehat dan baik.Penentuan lokasi, ruangan, dan teknik atau metode persalinan, Ibu Mutiara selalu lebih mengutamakan kondisi kesehatan dan


(43)

keuangan. Menjelang kelahiran, ia lebih memfokuskan diri untuk lebih menjaga kesehatan diri sendiri.

2. Ibu Wiwik Widyastuti

Ibu Wiwik adalah seorang karyawati BCA Tanjung Rejo.Saat ini Ibu Wiwik berusia 47 tahun dengan status telah menikah dan memiliki anak berjumlah 3 orang. Jabatan saat ini adalah sebagai staf dengan pendapatan rata-rata Rp 9.000.000,00 per bulan. Kipranya sebagai perempuan karir dimulai sejak ada info lowongan pekerjaan. Dengan bermodalkan kemampuan, ia mencoba berani bergelut sebagai perempuan karir. Saat ini sebagai seorang karyawati ia berusaha bertanggungjawab terhadap ketua atau kepala tim. Hubungan yang terjalin diantara sesama karyawati dan karyawan baik dan terbuka. Selama bekerja ia merasakan bahwa ada sukacita yang terjalin di dalam perusahaannya, karena ia cukup menikmati jabatannya saat ini dan mengikuti peraturan-peraturannya saat ini. Di dalam bekerja ia lebih mengutamakan tanggung jawab, kejujuran, kedisplinan, ketelitian dan semangat untuk bekerja. Selama Ibu Wiwik bekerja tidak ada perbedaan lingkungan yang cukup ketara.Hanya saja fasilitas yang diberikan perusahaan seperti ruang tunggu/tempat duduk, toilet, dan tempat ibadah yang disediakan untuk karyawan.Sedangkan fasilitas yang diberikan khusus untuk karyawati tidak ada.

Menurut Ibu Wiwik, perusahaan memberikan kesempatan untuk cuti hamil dan melahirkan yang wajar diberikan untuk karyawati, mengingat masa-masa kehamilan dan kelahiran adalah masa yang cukup rentan. Selama masa kehamilannya, ia merasa biasa saja, sama seperti ibu lainnya. Bahkan setiap kali


(44)

melakukan konsultasi dengan dokter, kandungannya selalu dalam keadaan sehat dan baik.Penentuan lokasi, ruangan dan teknik atau metode persalinan, Ibu Wiwik selalu lebih mengutamakan kondisi kesehatan dan keuangan. Menjelang kelahiran, ia lebih memfokuskan diri untuk lebih menjaga kesehatan diri sendiri.

3. Ibu Merry Ohnida Adenia

Ibu Merry Ohnida Adenia adalah seorang karyawati BCA Tanjung Rejo kelahiran Riau yang telah berusia 40 tahun dengan status telah menikah. Ibu Merry Ohnida Adenia yang kerap disapa Ibu Merryyang telah bergelut dalam dunia perbankkan selama 17 tahun dengan pendapatan per bulan sebesar Rp 5.000.000,00 dan tinggal di Jalan Buningin Residen, Kompleks Leksus Gaperta. Ia mendapatkan informasi lowongan pekerjaan dari kerabat dan informasi itu didukung pula dengan kemampuan yang dimilikinya. Sebelum ia bekerja sebagai seorang perempuan karir, ia adalah seorang mahasiswi dan saat ini ia bekerja sebagai staf.

Selama Ibu Merry bekerja, hubungan diantara karyawan satu dengan yang lainnya sangat baik dan ia sendiri menganggap bahwa pekerjaannya saat ini menyenangkan. Walaupun demikian Ibu Merry masih merasa kurang puas dengan jabatannya saat ini.Berdasarkan hasil wawancara, Ibu Merry menuturkan bahwa hal yang diutamakan oleh seorang karyawati dalam bekerja adalah kecerdasan.Penampilan fisik menjadi hal sampingan.Selain itu perilaku dan keahlian menjadi salah satu bagian terpenting dalam bekerja. Selama ia bekerja, hubungan diantara karyawati dan karyawan lainnya terjalin dengan baik.


(45)

Selama wawancara, Ibu Merry mengutarakan bahwa lingkungan tempat ia bekerja dengan lingkungan tempat tinggalnya memiliki perbedaan. Lingkungan tempat ia bekerja lebih mengutamakan formalitas dan sebagai tempat untuk mencari penghasilan, sedangkan lingkungan tempat tinggalnya lebih diutamakan untuk keluarga. Ketika diwawancarai Ibu Merrytidak lupa untuk menghabiskan waktu bersama dengan keluarga.Sebagai seorang karyawati BCA Tanjung Rejo, Ibu Merry merasa bahwa fasilitas yang didapatkan dari perusahaan cukup memuaskan terutama fasilitas kesehatan dancuti kehamilan serta kelahiran bahkan haid untuk karyawati.

Menurut Ibu Merry, cuti hamil dan melahirkan wajar diberikan untuk karyawati, mengingat masa-masa kehamilan dan kelahiran adalah masa yang cukup rentan. Selama masa kehamilannya, ia merasa biasa saja, sama seperti ibu lainnya. Bahkan setiap kali melakukan konsultasi dengan dokter, kandungannya selalu dalam keadaan sehat dan baik.Penentuan lokasi, ruangan, dan teknik atau metode persalinan, Ibu Merry selalu lebih mengutamakan kondisi kesehatan dan keuangan. Menjelang kelahiran, ia lebih memfokuskan diri untuk lebih menjaga kesehatan diri sendiri.

4. Ibu Yusvanda Verasiska

Ibu Yusvanda adalah seorang karyawati BCA Tanjung Rejo yang ditempatkan pada posisi sebagai staf selama lebih kurang 14 tahun dengan pendapatan saat ini berkisar Rp 10.000.000,00 per bulan.Bergabungnya Ibu Yusvanda sebagai karyawati BCA Tanjung Rejo berawal dari informasi lowongan kerja dari seorang kerabat.Ketertarikkannya untuk menjadi seorang karyawati


(46)

karena impiannya sewaktu masih di bangku SMA.Ibu Yusvanda tidak merasa cukup puas dengan posisinya saat ini.Selama bergabung dengan BCA Tanjung Rejo, Ibu Yusvanda tetap mentaati peraturan.

Selama ia bekerja, penampilan fisik, etika dan kecerdasan/inisiatif. Selama bekerja hal yang paling diutamakan dan diharapkan perusahaan terhadap karyawati ketika bekerja adalah ketepatan waktu baik dalam bekerja atau dalam hal lainnya.Hubungan yang terjalin diantara karyawan dan karyawati satu dengan yang lainnya cukup baik.Ibu Yusvanda juga menuturkan bahwa terdapat perbedaan lingkungan di tempatnya bekerja dengan lingkungan tempat tinggalnya, tetapi tidak mempengaruhi gaya hidupnya sebagai seorang karyawati. Dari segi pemberian fasilitas, perusahaan cukup mengutamakan sisi kesehatan dan pinjaman dan ini sangat membantu Ibu Yusvanda sebagai seorang ibu rumah tangga.

Ada kebiasaan yang biasanya dilakukan karyawati ketika sehabis kerja, seperti karoke bersama dengan teman-teman kantor.

4.4.4 Profil Informan Karyawati BNICabang USU yang Belum Menikah 1. Ibu Agustina

Ibu Agustina adalah seorang karyawati BNI Cabang USU yang telah berusia 23 tahun.Ia telah lama bekerja selama 2 tahun dengan pendapatan per bulan bekisar 4-8 jutaan. Ia lahir pada tahun 1990 di kota Tanjung Balai. Menurut Ibu Agustina, perempuan Kota Medan bersifat konsumtif. Gaya hidupnya tergantung dari jenjang karir yang digeluti. Bagi Ibu Agustina, perempuan yang menapaki karir yang cenderung lebih sering didalam kantor biasanya lebih


(47)

memiliki gaya hidup yang biasa-biasa saja. Akan tetapi, perempuan dengan pekerjaan yang lebih sering berada di lapangan, cenderung lebih konsumtif.

Persoalan dalam bekerja, menurut Ibu Agustina penampilan memang penting tetapi harus dibarengi dengan kecerdasan.Seorang wanita yang cerdas, tetapipenampilan fisiknya kurang biasanya tidak percaya diri.Dalam dunia kerja, sudah pasti kepercayaan diri itu sangat diperlukan untuk menunjang karir.Oleh karena itu, keduanya harus seimbang.Sebagai seorang karyawati, penampilan fisik adalah prioritas kedua.Baginya kecerdasan lebih diprioritaskan.

Ketika diwawancarai, Ibu Agustina mengutarakan bahwa, tidak semuanya memiliki gaya hidup (pola hidup) yang sama. Sejauh ini lingkungan pekerjaan dan di luar lingkungan pekerjaan, menurut Ibu Agustina setiap karyawatinya memiliki gaya hidup yang standard. Berhubung Ibu Agustina masih di bagian back office, di mana rutinitas hanya di dalam kantor, maka ia tidak harus bersosialisasi terlalu banyak dengan orang lain. Dengangaya hidup yang berbeda, ia dapat informasi tambahan ataupun pengetahuan lain yang di luar zonanya dan bagi pribadinya sendiri, hal itu lebih menciptakan keselarasan dari pada perbedaan. Ya sebanding, ia memberi budget untuk segala pokok dan menyiapkan budget tersendiri untuk shopping (bagaimanapun seorang perempuan pasti menyukai barang-barang yang bagus untuk dimiliki).

Seperti yang kita ketahui, dalam bersosialisi kita butuh biaya tambahan pengetahuan tambahan yang otomatis menimbulkan gaya hidup yang lebih luas kearah konsumtif.


(48)

Ibu Gita Chandra Nurani adalah seorang karyawati BNI USU yang berusia 23 tahun yang telah lama bekerja sekitar lebih kurang 2 tahun dengan pendapatan bekisar 2,5 juta sampai 3,5 juta per bulan. Ibu Gita Chandra Nurani tinggal di jalan Dr. Mansyur GG. Sipirok No. 2.

Menurut, Ibu Gita kehidupan perempuan di Kota Medan, sebagian dari mereka mulai mengikuti tren kebarat-baratan yang cenderung menghilangkan sikap orang timur, tetapi sebagian kecil lainnya masih tetap memegang adat sebagai orang timur.Yang ia tahu, mereka cenderung merubah gaya hidupnya setelah berkarir seiring dengan perubahan lingkungan, mereka lebih mengikuti perkembangan zaman terutama dari segi fashion.

Ketika diwawancarai, Ibu Gita menyatakan bahwa penampilan fisik yang menarik bukanlah menjadi satu-satunya alasan menunjang pekerjaan. Bagi seorang karyawati kecerdasan fisik lebih diutamakan seiring dengan kecerdasan, pekerjaan pasti sia-sia, bahkan tidak akan mendapatkan hasil yang baik. Ibu Gita juga menuturkan bahwa tidak semuanya karyawati memiliki gaya hidup yang hampir sama. Hal yang sama juga terjadi di dalam kantor, maka ia tidak harus bersosialisasi terlalu banyak dengan orang lain.Dengan begitu hubungan yang tercipta pun dapat terjalin dengan cukup baik, karena gaya hidup yang berbeda,ia dapat informasi tambahan ataupun pengetahuan lain yang di luar zonanya dan baginya, hal itu lebih menciptakan keselarasan dari pada perbedaan.

Gaya hidupnya sebanding untuk segala pengeluaran pokok dan menyiapkan budget tersendiri untuk shopping (bagaimanapun seorang perempuan pasti menyukai barang-barang yang bagus untuk dimiliki).


(49)

3. Ibu Devida

Ibu Devida adalah seorang karyawati BNI USU yang berusia 22 tahun dan menjabat sebagai teller dengan pendapatan lebih kurang Rp 2.500.000,00 - Rp 3.500.000,00 per bulan selama kurang lebih dua tahun. Ibu Devida tinggal di Jalan Dr. Mansyur.GG.Sipirok, No. 2. Berdasarkan hasil wawancara, Ibu Devida mengutarakan bahwa kehidupan perempuan di Kota Medan sebagian dari mereka mulai mengikuti tren dunia Barat yang cenderung menghilangkan sikap orang Timur, tetapi sebagian kecil lainnya masih tetap memegang adat sebagai orang timur. Kehidupan gaya hidup Barat mempengaruhi gaya hidup perempuan Kota Medan, terutama bagi perempuan karir seiring dengan perubahan lingkungan, mereka lebih mengikuti perkembangan zaman terutama dari segi penampilan. Ibu Devida tidak memungkiri bahwa penampilan fisik untuk saat ini juga menjadi perhitungan dalam berkarir di samping dari kecerdasan dari sosok sebagai perempuan karir.Walaupun demikian, tetaplah perempuan karir tetap harus mengutamakan kecerdasan, karena dengan penampilan fisik yang bagus tetapi tidak diiringi dengan kecerdasan, pekerjaan sia-sia.

Dari hasil wawancara, Ibu Devida mengutarakan bahwa mayoritas gaya hidup karyawati yang satu kantor dengannya memiliki pola hidup yang sama dan sebagian lainnya tidak. Mereka cenderung mengikuti tren yang sedang berkembang walaupun sebagian lainnya merupakan orang yang tidak terlalu mengikuti tren, tetapi tidak terlalu mempermasalahkan kebiasaan karyawati lainnya. Walaupun sebagian karyawati memiliki gaya hidup yang berbeda, Ibu Devida tetap berusaha bergaul dengan siapa pun, walaupun terasa kurang nyaman untuk berhubungan dengan orang yang memiliki gaya hidup yang terlalu mewah.


(50)

Kalau untuk di luar pekerjaan ia sendiri jarang berkomunikasi dengan rekan kerja yang seperti itu karena merasa kurang ada kecocokan. Sedangkan untuk pengolahan pendapatan dan pengeluaran, Ibu Devida selalu berusaha menyesuaikan, agar tidak terjadi pemborosan.

4.4.5. Profil Informan Karyawati BCA Tanjung Rejo yang Belum Menikah 1. Ibu Donna

Ibu Donna adalah seorang karyawati BCA Tanjung Rejo yang belum menikah, yang berumur 30 tahun, dengan pendapatan lebih kurang Rp 5.000.000,00. Menurut Ibu Donna, saat ini sudah banyak perempuan di Kota Medan yang mulai menyeimbangkan diri dengan laki-laki baik dalam hal pekerjaan maupun hal-hal lain. Hal ini juga diutarakan oleh Ibu Donna bahwa perkembangan karir tentu penting untuk kehidupan perempuan saat ini, akan tetapi harus diseimbangkan dengan kehidupan pribadi. Penampilan fisik terkadang juga menjadi hal untuk diprioritaskan terutama bagi perempuan Kota Medan yang memilih untuk berkarir.Disamping itu tetaplah kecerdasan harus bisa diseimbangkan dengan penampilan fisik, menurut Ibu Donna.Gaya hidup perempuan karir yang berada dalam perusahaannya berbeda-beda. Ibu Donna sendiri juga mengakui walaupun demikian lingkungan pekerjaan dan lingkungan di luar pekerjaan di mana keduanya tetap saling mendukung satu sama lain. Bahkan Ibu Donna dalam kesehariannya sebagai perempuan karir tetap menjalin hubungan yang baik diantara karyawan dan karyawati di dalam sebuah perbedaan gaya hidup. Oleh karena itu, ia menyeimbangkan antara pendapatan dan pengeluaran, demi mencukupi kebutuhannya.


(51)

Ibu Yessicha Siregar yang kerap disapa Ibu Yessicha adalah seorang karyawati BCA Tanjung Rejo yang bekerja dengan jabatan sebagai staff.Ibu Yessicha lahir di Tanjung Balai dan telah berusia 23 tahun.Ibu Yessicha adalah etnis Thionghoa yang tinggal di jalan Jamin Ginting No. 896 Medan. Pendapatannya sampai saat ini bekisar Rp 4.000.000,00 – Rp 5.000.000,00. Dari hasil wawancara Ibu Yessicha menuturkan bahwa perempuan Kota Medan, tidak semaju dengan lelaki. Salah satunya peran perempuan sebagai perempuan karir dalam pembangunan kota, terlihat dengan jelas jika kita langsung terjun ke dunia perkantoran yang terdapat di Kota Medan. Banyaknya kaum perempuan yang melakoni diri sebagai kaum lelaki. Terlebih lagi bila kita melihat sisi gaya hidup para perempuan karir, diantaranya jelas terlihat bahwa mereka memiliki gaya hidup yang semakin modern. Walaupun demikian Ibu Yessicha lebih menekankan bahwa kecerdasan lebih diutamakan dalam bekerja, pasalnya dalam bekerja butuh kecerdasan dari pada penampilan fisik semata.Mengingat akan gaya hidup, Ibu Yessicha juga mengutarakan bahwa perempuan karir yakni karyawati yang berada satu kantor dengannya memiliki gaya hidup yang berbeda. Ada yang gaya hidupnya dipenuhi dengan belanja ke mall, makan di mall, salon, spa dan ada juga yang gaya hidupnya hanya sekedar saja. Dalam kesehariannya, gaya hidup Ibu Yessicha Siregar sendiri baik di lingkungan pekerjaan dan di luar lingkungan pekerjaan sama. Tidak ada yang berbeda.Meskipun demikian hubungan keduanya berjalan beriringan dan pastinya tidak malu-maluin karena mengikuti perkembangan zaman.Diusahakan sebanding dalam mengatur pendapatan dengan memprioritaskan hal-hal yang merupakan kebutuhan.


(52)

Ibu Desy K. Tarigan yang kerap disapa dengan panggilan Ibu Desy, adalah seorang karyawati BCA Tanjung Rejo yang saat ini menjabat sebagai staf dengan pendapatan sekitar Rp 5.000.000,00 per bulan, selama masa kerja 4tahun. Menurut Ibu Dessy, kehidupan perempuan di Kota Medan semakin gemar di dunia malam dan banyak yang berpakaian yang tidak sesuai dengan tempat. Seiring perkembangan zaman, gaya hidup perempuan karir ada yang terkesan baik dan ada yang terkesan buruk. Yang baik lebih mengutamakan keluarga dan buruk lebih mengutamakan karir dan lupa dengan keluarga.

Sebagai seorang karyawati ia mengakui bahwa, tidak hanya bakat dan kecerdasan tetapi penampilan fisik sangat menunjang pekerjaan. Untuk itu dalam hal ini penampilan fisik, bakat dan kecerdasan juga merupakan modal dasar Ibu Dessy.

BAB V

INTERPRETASI DATA

5.1 Gaya Hidup Karyawati BNI Cabang USU dan BCA Tanjung Rejo Medan

Menurut Retno (2008), dalam jurnalnya yang berjudul “Fashion dan Gaya

Hidup: Identitas dan Komunikasi”,gaya hidup dapat memiliki implikasi-implikasi

normatif dan juga estetika, apabila dipahami sebagai proyekeksistensial daripada konsekuensi-konsekuensi dari program pemasaran. Namun, gaya hidup akanberubah menjadi komoditi yang dikonsumsi, apabila berasumsi konsep pendisiplinan dan pembentukan tubuh sebagai pusat kesadaran. Konstruksi tubuh


(53)

tidak hanya berimplikasi pada aspek medis, tetapi juga merembes ke level estetis dan etis. Bagi sebagian masyarakat, menilai dirinya lewat ukuran ideal yang ada di media. Oleh karena itu, tidak jarang kita melihat industri jasa memberikan layanan untuk mempercantik penampilan (wajah, kulit, tubuh, rambut) telah dan akan terus tumbuh menjadi big business.

Fitness Centre atau pusat kebugaran di kalangan perempuan dan laki-laki

yang gelisah karena bentuk atau ukuran tubuh yang dianggap kurang ideal dalam hal penampilan merupakan suatu tanda gaya hidup yang tidak hanya sebatas pemikiran masyarakat biasanya. Hal ini telah berkembang sampai ke manca negara dan tidak hanya sampai di pentas dunia fashion tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.Tidak tanggung-tanggung media sebagai suatu wadah informasi, menawarkan jasa informasi sebagai pendukung gaya hidup. Biasanya media massa menyediakan kolom fashion khusus sebagai tempat tukar pikiran dan bentuk lainnya mediasering mengangkatnya menjadi berita yangmenarik. Melalui media lain, yakni iklan jugaberperan besar dalam membentuk budaya citra(image

cultire) dan budaya cita rasa (taste culture).Adalah gempuran iklan yang

menawarkangaya visual yang mempesona dan memabukkan.Iklan merepresentasikan gaya hidup denganmenanamkan secara halus (subtle) arti pentingnyacitra diri untuk tampil di muka publik. Iklan jugaperlahan-lahan tetapi pasti mempengaruhi pilihan citarasa yang kita buat.Sistem citra visual dan budayaberbasis citra yang melekat dalam perembesaniklan juga dianggap telah mengkoloni wilayahkehidupan yang sebelumnya lebih banyakdidefinisikan (meski tidak selalu) lewat pengalamandan persepsi auditori.Budaya visual akhirnya yangmendominasi masyarakat konsumen. Sementara itu, pabrik gaya


(54)

hidup yangsekian lama didominasi iklan, kini dipercanggihlewat rekayasa industri citra yang melahirkan parapraktisi public relations dalam dunia bisnis,tontonan dan juga politik. Dalam abad media, citraadalah segalanya. Apalagi yang dipertaruhkan parapebisnis, politisi, dan selebriti, selain dari citra dankesan di depan publik.

Dengan kata lain, gaya hidup tidak hanya sekedar mengulas mengenai bagaimana manusia dapat bertahan hidup, baik dalam pemenuhan kesehatan maupun sandang dan papan. Akan tetapi, gaya hidup saat ini juga mengenai cara berpenampilan, tempat belanja, pemilihan olahraga, pemilihan tempat makan, bahkan pemilihan jenis persalinan. Dari hasil penelitian, gaya hidup karyawati BNI Cabang USU dan BCA Tanjung Rejo Medan tidak jauh berbeda dengan yang diungkapkan Retno (2008) mengenai gaya hidup dan seputar hal-hal yang medorong terbentuknya gaya hidup. Hal ini dipertegas dari hasil wawancara yang dilakukan Ibu Megawati yakni salah satu karyawati BNI Cabang USU, yaitu:

“perempuan Kota Medan yang memilih untuk bekerja sebagian besar memperhatikan merek barang yang dipakai dan mengikuti tren yang sedang berkembang, mulai dari barang-barang yang dikonsumsi. Sedangkan untuk gaya hidup, menurut informan karyawati di perusahaan tempat ia bekerja saling berbeda. Oleh karena itu, Ibu Megawati sendiri menyesuaikan gaya hidupnya dengan pendapatannya tanpa harus mengutamakan penyesuaian diri dengan gaya hidup dengan karyawati lainnya. Misalnya seperti aerobic bersama, fitness, belanja, travel dan hal lainnya yang bisa menyenangkan hati.”

Berdasarkan hal tersebut, bagi karyawati perbankkan di Kota Medan yang memiliki gaya hidup modern merupakan suatu yang tidak asing lagi, mengingat setiap aktivitas yang dilakukan masih dalam koridor taraf kewajaran mengingat gaya hidup tersebut terbentuk karena pergaulan lingkungan pekerjaan.


(55)

Bahkan gaya hidup yang berbeda dapat menjadi ajang pencitraan bagi karyawati. Disamping itu, dengan pendapatan yang berbeda dan gaya hidup yang berbeda tidak mengganggu hubungan diantara karyawati.Hal ini semakin dipertegas oleh Ibu Devida yakni salah satu karyawati BNI Cabang USU, yaitu :

“kehidupan perempuan di Kota Medan yang sebagian dari mereka mulai mengikuti tren dunia Barat yang cenderung menghilangkan sikap orang Timur, tetapi sebagian kecil lainnya masih tetap memegang adat sebagai orang timur. Kehidupan gaya hidup Barat mempengaruhi gaya hidup perempuan Kota Medan, terutama bagi perempuan karir seiring dengan perubahan lingkungan, mereka lebih mengikuti perkembangan zaman terutama dari segi penampilan. Ibu Devida tidak memungkiri bahwa penampilan fisik untuk saat ini juga menjadi perhitungan dalam berkarir di samping dari kecerdasan dari sosok sebagai perempuan karir.Walaupun sebagian karyawati memiliki gaya hidup yang berbeda, Ibu Devida tetap berusaha bergaul dengan siapa pun, walaupun terasa kurang nyaman untuk berhubungan dengan orang yang memiliki gaya hidup yang terlalu mewah. Kalau untuk di luar pekerjaan ia sendiri jarang berkomunikasi dengan rekan kerja yang seperti itu karena merasa kurang ada kecocokan. Sedangkan untuk pengolahan pendapatan dan pengeluaran, Ibu Devida selalu berusaha menyesuaikan, agar tidak terjadi pemborosan.”

Menurut salah seorang psikolog Amerika terkemuka, Nancy Etcoff, dalam

Survival of the Prettiest: The Science of Beauty (1999) yang tertulis dalam jurnal

Retno (2008) mengutarakan bahwa gejala tersebut dengan Lookism. Lookism adalah teori yang menganggap bahwa bila lebih baik tampilan Anda, maka akan lebih sukseslah Anda dalam kehidupan. Dalam abad citra, citra mendominasi persepsi, pikiran dan juga penilaian kita akan penampilan wajah, kulit, atau tampang seseorang.Ditambah lagi teknologi kecantikan yang semakin maju.Hampir setiap hari bahkan detik media selalu menginjeksikan citra


(56)

penampilan, melalui kegandrungan akanaerobic, kebugaran, fitness, body

building, operasi plastic, facial.

Adapun gaya hidup yang terbentuk pada karyawati BNI Cabang USU dan BCA Tanjung Rejo yangdiantaranya :

1. Arisan

Arisan bukan hal yang baru bagi perempuan, terutama bagi mereka yang juga melakoni diri sebagai karyawati. Arisan merupakan suatu kesempatan untuk berkumpul satu sama lain. Pada umumnya dalam arisan, dilakukan pengutipan iuran arisan dan akan diadakan pencabutan nomor untuk menentukan siapa yang terpilih untuk mendapatkan giliran uang arisan dari hasil iuran yang telah dikutip.

Ini sesuai dengan yang hasil wawancara peneliti dengan Ibu Mutiara salah seorang karyawati BCA Tanjung Rejo yakni :

“Biasanya mereka melakukan arisan sebulan sekali dan dilakukan di luar

dari tempat kerja. Di dalam arisan mereka melakukan pengutipan iuran arisan sesuai yang ditetapkan dan nantinya akan dikutip nama yang berhak mendapatkan giliran dari arisan tersebut. Selain itu dalam arisan, mereka juga melakukan jualan baju dan sepatu atau pun produk lain yang ditawarkan diantara mereka.”

2. Makan bersama sehabis kerja

Makan bersama sehabis kerja dan tidak lupa untuk menentukan tempat makan terbaik, bukan hal yang lumrah bagi karyawati BNI Cabang USU dan BCA Tanjung Rejo.Selain menguatkan hubungan sesama karyawati, dapat juga sebagai pembuang penat sehabis bekerja. Makan bersama sehabis kerja merupakan salah satu gaya hidup masyarakat postmodern.Postmodernisme menunjuk pada satu produk budaya (dalam seni, arsitektur dan sebagainya) yang


(57)

terlihat berbeda dengan produk budaya manusia modern.Jadi, definisi postmodern meliputi suatu epos sejarah baru, produk budaya baru, serta tipe teori baru yang menjelaskan dunia sosial (Nanang, 2011: 112).

Hal ini dipertegas ketika wawancara dengan Ibu Ratih karyawati BNI Cabang USU, yakni :

“Hubungan Ibu Ratih dengan perusahaan tempatnya bekerja cukup baik dan keadaan lingkungan perusahaan tempatnya bekerja juga mendukung perkerjaan dan menciptakan lingkungan perusahaan yang baik. Ditambah lagi adanya beberapa acara yang dilakukan bersama-sama, seperti arisan, shopping, dan makan bersama di luar sehabis pekerjaan di kantor. Setelah berumah-tangga waktu luang dipakai untuk bersama-sama dengan keluarga.Selebihnya untuk memanjakan diri sendiri.”

3. Belanja dan Olahraga

Belanja bagi perempuan Kota Medan, bukan hal yang perlu dipersoalkan lagi. Belanja ke mall atau ke butik-butik yang diinginkan bersama teman ataupun kerabat, selain membuang penat juga dapat mempererat hubungan kekerabatan.Waktu kerja yang padat dan banyaknya pekerjaan yang harus dikerjakan, karyawati pastinya memerlukan waktu khusus untuk melepaskan kepenatan dan memanjakan diri sendiri selain memanjakan keluarga.Sedangkan untuk pemilihan olahraga sendiri, fitness dan aerobic adalah pilihan olahraga yang tepat bagi karyawati BNI Cabang USU dan BCA Tanjung Rejo.Pemilihan lokasi ini dapat dikarenakan adanya gengsi sosial yang terjadi dalam perusahaan.Dalam penelitian ini, belanja merupakan cara seseorang untuk memenuhi kebutuhan berpakaian mereka. Ini adalah salah satu ciri-ciri masyarakat modern yang telah mengalami proses diferensiasi dalam kelas sosial. Ketika sistem stratifikasi sosial


(58)

terbentuk, maka kita tidak dapat memungkiri bahwa terbentuk juga gengsi sosial di dalam masyarakat. Gengsi sosial atau prestise dapat diwujudkan dalam berbagai cara pada masyarakat modern. Gengsi sosial tidak hanya sekedar dari cara berpakaian atau melalui berbagai atribut yang melekat di dalam diri seseorang, tetapi juga melalui bahasa yang dipakai dalam berkomunikasi, tempat rekreasi, tempat belanja, tempat makan, serta merek baju yang digunakan. Namun, tetaplahharus mengkoridori pendapatannya dengan apa yang diinginkan. Hal ini dipertegas oleh Ibu Megawati karyawati BCA Tanjung Rejo, yakni :

“Ibu Megawati sendiri menyesuaikan gaya hidupnya dengan pendapatannya tanpa harus mengutamakan penyesuaian diri dengan gaya hidup dengan karyawati lainnya. Misalnya seperti aerobic bersama, fitness, belanja, travel dan hal lainnya yang bisa menyenangkan hati.”

4. Perawatan tubuh

Memanjakan diri dengan cara melakukan perawatan tubuh menjadi bagian dari gaya hidup.Dalam penelitian ini, gaya hidup tidak hanya sekedar dari cara berpakaian atau melalui berbagai atribut yang melekat di dalam diri seseorang, tetapi juga melalui bahasa yang dipakai dalam berkomunikasi, tempat rekreasi, tempat belanja, tempat makan, serta merek baju yang digunakan.Hal ini berdasarkan yang dikemukakan oleh Ibu Yessicha seorang karyawati BCA Tanjung Rejo Medan, yakni :

“Ada yang gaya hidupnya dipenuhi dengan belanja ke mall, makan di mall, salon, spa dan ada juga yang gaya hidupnya hanya sekedar saja.”

Inilah beberapa gaya hidup yang terbentuk selama bekerja.Gaya hidup mereka bahkan bisa menjadi pencitraan dikalangan mereka sendiri ataupun di luar dari lingkungan pekerjaan.Namun, sampai saat ini gaya hidupnya terus berubah


(59)

karena adanya dorongan dari pergaulan yang terbentuk di lingkungan pekerjaan. Walaupun demikian, mereka tetap mencoba mengontrol pendapatan mereka dengan apa yang diinginkan. Sebesar apa pun pendapatan mereka tetap mereka harus mengontrol pendapatannya. Agar tidak terjadi kegagalan Hal ini dipertegas oleh Ibu Ratih karyawati BNI Cabang USU, yakni :

“Ia juga merasa memiliki kehidupan yang lebih baik ketika bekerja, dibandingkan sebelum bekerja.”

Tabel 4.8. Pendapatan Karyawati BNI Cabang USU dan BCA Tj. Rejo

NAMA STATUS PERUSAHAAN JABATAN PENDAPATAN

Megawati Menikah BNI Cabang USU Staf JUC Rp 7.000.000,00

Fania Menikah BNI Cabang USU Assisten Rp 4.000.000,00

Ratih Menikah BNI Cabang USU Staf SKK Rp4.000.000,00

Mutiara P Menikah BCA Tj. Rejo Staf Senior Rp15.000.000,00

Wiwik Menikah BCA Tj. Rejo Staf Rp 9.000.000,00

Yusvanda V. Menikah BCA Tj. Rejo Staf Rp10.000.000,00

Merry O. Menikah BCA Tj. Rejo Staf Rp 5.000.000,00


(60)

Gita Belum Menikah BNI Cabang USU Staf Rp 3.500.000,00

Devida Belum Menikah BNI Cabang USU Staf Rp 3.500.000,00

Donna Belum Menikah BCA Tj. Rejo Staf Rp 5.000.000,00

Yessicha Belum Menikah BCA Tj. Rejo Staf Rp 5.000.000,00

Desy Belum Menikah BCA Tj. Rejo Staf Rp 5.000.000,00

Sumber : Data Pendapatan Karyawati BNI Cabang USU dan BCA Tanjung Rejo

5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup Karyawati BNI Cabang USU dan BCA Tanjung Rejo Medan

Aktivitas gaya hidup yang terbentuk pada karyawati, pada akhirnya membentuk aktivitas dari beberapa faktor-faktor pendukung dan pada karyawati BNI Cabang USU dan BCA Tanjung Rejo Medan, diantaranya :

1. Tontonan

Tontonan dalam hal ini menyangkut media elektronik seperti televisi dan internet. Dalam hal ini, melalui media elektronik karyawati mendapatkan informasi seputar hal-hal yang terkait dengan gaya hidup. Seperti hal yang terkait dgn kesehatan, penampilan, lokasi belanja, lokasi tempat makan, olahraga, tempat khusus kebugaran tubuh serta tempat perawatan tubuh.


(1)

12. Buat rekan-rekan relawan Komunitas Ganbarre, terima kasih untuk setiap pengalaman yang kita sempat lalui bersama. Semoga tetap jaya dan mengibarkan panji relawan untuk setiap insan yang memerlukan. 13. Buat segenap pengurus dan anggota IMASI teruslah jaya dan

mengibarkan jiwa sebagai seorang sosiolog.

14. Rekan-rekan guru sekolah minggu GKI Tanjung Rejo Bakal Jemaat Tanjung Sari, terima kasih untuk perhatiannya dan doa.

15. Buat seluruh keluarga yang tidak bisa penulis sampaikan satu per satu. Terima kasih atas semua dukungannya.

16. Buat Indi, Helen, Vonni, Kharisma, Tommy, Boy, dan teman-teman alumni SMP Swasta St. Thomas 4 Medan tahun 2007.

17. Buat pemuda-pemudi GKI Tj. Rejodan GKI Tanjung Rejo Bakal Jemaat Tanjung Sari.

18. Terima kasih juga buat Keluarga Besar BNI dan BCA yang telah banyak memberikan motivasi untuk tetap berkarya.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang berguna untuk penyempurnaan skripsi yang lebih baik lagi dihari-hari yang akan datang. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.

Medan, 25 Agustus 2014 Penulis


(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ……… ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang ... 11

I.2 Perumusan Masalah ... 20

1.3 Tujuan Penelitian ... 21

I.4 Manfaat Penelitian ... 21

I.5 Defenisi Konsep ... 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….. ... 24

2.1 Perempuan Karier Indonesia ... 24

2.2 Teori Postmodern Mengenai dan Kapitalisasi Dalam Membentuk Konsumsi dan Gaya Hidup Pada Masyarakat ……… ... 27

2.3 Gaya Hidup Perempuan Karier dan Pilihan Persalinan ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

3.1 Jenis Penelitian ... 43


(3)

3.3 Unit Analisis dan Informan ... 31

3.3.1 Unit Analisis ... 31

3.3.2 Informan ... 31

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.4.1 Data Primer ... 32

3.4.2 Studi Dokumentasi ... 33

3.5 Interpretasi Data ... 34

3.6 Jadwal Kegiatan ... 35

3.7 Keterbatasan Penelitian ... 35

BAB V DESKRIPSI LOKASI DAN PROFIL INFORMAN ... 37

4.1 Deskripsi Lokasi ... 37

4.2 Keadaan Penduduk ... 37

4.2.1 Jumlah Penduduk ... 37

4.2.2 Agama dan Kepercayaan ... 39

4.2.3 Jumlah Keluarga ... 40

4.2.4 Ekonomi Masyarakat ... 41

4.2.5 Struktur Mata pencaharian ... 41


(4)

4.3 Profil Informan ... 44

BAB V TEMUAN DAN INTERPRETASI DATA ... 68

5.1 Konsep Medan Green and Clean ... 68

5.2 Awal Keberadaan Program Medan Green and Clean ... 70

5.3 Latar Belakang Peran Serta Masyarakat ... 72

5.4 Nilai-nilai Masyarakat dalam Menjaga Lingkungan ... 74

5.5 Peran Serta Masyarakat dalam Menjaga Lingkungan ... 76

5.6 Strategi Masyarakat dalam Program Medan Green and Clean ... 80

5.6.1 Tindakan Aktif Masyarakat... 81

5.6.2 Tindakan Pasif Masyarakat ... 86

5.7 Peran Serta Masyarakat dalam Program Medan Green and Clean ... 91

5.7.1 Strategi Peran Serta sebagai Kebijakan... 91

5.7.2 Peran Serta sebagai Hubungan Komunikasi ... 100

5.7.3 Pengetahuan Masyarakat dalam Program Medan Green and Clean ... 103

5.7.4 Matriks Hasil Penelitian ... 107

BAB VI PENUTUP ... 111

6.1 Kesimpulan ... 111


(5)

DAFTAR PUSTAKA ... 114

FOTO DOKUMENTASI ... 118

LAMPIRAN DAFTAR TABEL, NOMOR, JUDUL dan HALAMAN Tabel 4.1 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin ... 31

Tabel 4.2 Agama dan Kepercayaan ... 31

Tabel 4.3 Tingkat Kesejahteraan Masyarakat ... 33

Tabel 4.4 Mata Pencaharian Masyarakat ... 34

Tabel 4.5 Jumlah Sarana dan Prasarana ... 35

Tabel 5.8 Matriks Penelitian ... 93

                     


(6)

ABSTRAKSI

Penelitian ini mengangkat judul Gaya Hidup Perempuan Karier dan Pilihan Persalinan Studi Kasus Pada Karyawati BNI Cabang USU dan BCA Tanjung Rejo Medan. Dalam penelitian ini, penulis ingin melihat bagaimana gaya hidup karyawati BNI Cabang USU dan BCA Tanjung Rejo Medan dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi gaya hidup seorang karyawati BNI Cabang USU dan BCA Tanjung Rejo Medan. Oleh karena itu, penulis juga ingin membahas bagaimana gaya hidup perempuan karir dan pengaruhnya terhadap pemilihan persalinan, baik teknik persalinan dan lokasi persalinan (Rumah Sakit / Klinik Persalinan). Secara umum, gaya hidup merupakan bagian dari salah satu faktor seorang ibu dalam memilih suatu persalinan yang akan dijalaninya, selain dari pada factor lainnya, seperti factor kesepakatan suami, pengetahuan, sosial, kepercayaan, kecemasan, ekonomi dan pekerjaan, media elektronik ataupun media massa. Dan hasil dari penelitian ini diharapkan tidak hanya sekedar berguna untuk penulis tetapi juga untuk akademis lainnya.

Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus (case study) tipe deskriptif. Ulisan dan tingkah laku yang di dapat dari apa yang diamati. Studi kasus merupakan suatu pendekatan yang penelahannya terhadap suatu kasus dilakukan secara intensif, mendalam, mendekati dan komprehensif. Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah teknik purposive sampling dan menjadi lokasi penelitian adalah lokasi kerja yakni di salah satu BNI Cabang USU dan BCA Tanjung Rejo Medan.

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa teori postmodern mengenai modernitas dan kapitalisasi dalam membentuk konsumsi dan gaya hidup pada masyarakat merupakan teori yang digunakan dalam penelitian ini, karena teori ini lebih sesuai dalam membahas gaya hidup karyawati BNI Cabang USU dan BCA Tanjung Rejo Medan. Gaya hidup pada karyawati BNI Cabang USU dan BCA Tanjung Rejo memiliki gaya hidup yang berbeda. Ada beberapa kegiatan yang menggambarkan gaya hidup karyawati, diantaranya : arisan, makan bersama sehabis kerja belanja dan olahraga. Ada pun yang menjadi factor terbentuknya suatu gaya hidup pada karyawati BNI Cabang USU dan BCA Tanjung Rejo yakni adanya dorongan dari lingkungan tempat kerja dan lingkungan tempat tinggal yang berbeda dan tanggapan dari stimulasi yang diberikan juga berbeda. Hasilnya bias menjadi pencitraan dikalangan mereka sendiri ataupun di luar dari lingkungan pekerjaan. Namun, sampai saat ini gaya hidupnya terus berubah karena adanya dorongan dari pergaulan yang terbentuk di lingkungan pekerjaan. Walaupun demikian, mereka tetap mencoba mengontrol pendapatan mereka dengan apa yang diinginkan. Bagi seorang karyawati BNI Cabang USU dan BCA TanjungRejo Medan, peran mereka sebagai seorang perempuan karir yang bergelut dengan pekerjaan, mengharuskan mereka dapat mengkordinir gaya hidup dan pendapatan. Terutama dalam pemilihan persalinan, beberapa masih mematokkan pada persalinan normal. Selain melihat dari sisi, harganya lebih terjangkau.

Kunci : Gaya Hidup, Perempuan Karir, Pilihan Persalinan.