Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pelanggan Dalam Menentukan Rumah Makan Studi Pada Pelanggan Rumah Makan Rahmat Jalan Sakti Lubis Medan

BAB II
KERANGKA TEORI

2.1. Kerangka Teori
Kerangka

teori

merupakan

kemampuan

seorang

peneliti

dalam

mengaplikasikan pola berpikirnya dalam menyusun secara sistematis teori-teori
yang mendukung permasalahan penelitian. Banyak pengertian dari teori,
diantaranya teori adalah satu perangkat andaian mengenai masyarakat, gejala

sosial, dan tingkah laku manusia ( H. Judistira K. Garna, 1996, hal. 139 ).
Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa teori merupakan perangkat dari
proposisi-proposisi yang mempunyai korelasi yang telah terbukti dan teruji
kebenarannya ( Soerjono Soekanto, 1983, hal. 375 ). Teori berguna untuk menjadi
titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah
yang nantinya berfungsi untuk menerangkan, meramalkan, memprediksi dan
menemukan keterpautan fakta-fakta yang ada secara sistematis. Untuk memberi
kejelasan pada penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa kerangka teori
yang berkaitan dengan penelitian. Adapun kerangka teori yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
2.1.1. Produk
2.1.1.1. Pengertian Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan ( Thamrin Abdullah , 2012:153 ). Konsep
produk berpandangan bahwa konsumen bakal menyukai produk – produk yang
memberikan kualitas, kinerja atau fitur inovatif terbaik. ( Fandy Tjiptono, 2012:19
). Produk dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar
untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan ( Mahmud Machfoedz,2007:73).


Universitas Sumatera Utara

Menurut Buchari Alma ( 2001 : 284 ) produk harus sesuai dengan selera
konsumen, jika tidak sesuai maka konsumen tidak akan mau membelinya. Dalam
pembuatan produk harus mempertimbangkan tentang bentuk, spesifik dari produk,
warna, merek, pembungkus, jenis, kualitas, rasa, berat, dan sebagainya.
Pembuatan produk adalah langkah awal dari proses pemasaran. Suatu produk
harus dibuat semenarik mungkin agar dapat memikat para konsumennya.
2.1.1.2. Klasifikasi Produk
Produk diklasifikasikan dalam dua kategori yaitu produk konsumen dan
produk perusahaan.
1. Produk konsumen adalah produk yang dibuat untuk keperluan rumah
tangga konsumen.
2. Produk perusahaan adalah barang yang dimaksudkan terutama untuk
membuat produk lain atau untuk penyediaan jasa dalam perusahaan.
2.1.1.3. Level Produk
Produk dibagi atas tiga level yaitu :
1. Inti Produk
Manfaat atau jasa inti yang diberikan produk tersebut misalnya,
melalui Televisi dapat diketahui sebagai informasi.

2. Wujud Produk
Karakteristik yang dimiliki produk tersebut berupa mutu, ciri khas,
merek, dan kemasan. misalnya, berbagai macam bentukproduk
Televisi.
3. Produk Tambahan Yang Di Sempurnakan
Menggambarkan kelengkapan dan penyempurnaan dari produk inti
misalnya, pelayanan pemasangan Televisi.

Universitas Sumatera Utara

2.1.1.4. Indikator Kualitas Produk
Menurut Garvin untuk menentukan kualitas produk dapat dimasukkan
kedalam 8 dimensi yaitu :
1. Performance, berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan
merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli
barang tersebut
2. Feature, karakteristik sekunder atau pelengkap yang berguna untuk
menambah fungsi dasar yang berkaitan dengan pilihan – pilihan produk dan
pengembangannya.
3. Reliability, berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu

barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu
tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.
4. Conformance, berkaitan dengan tingkat kesesuaian dengan spesifikasi
yang ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan.Kesesuaian
mereflesikan dejarat ketepatan antara karakteristik desain produk dengan
karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan.
5. Durability, berkaitan dengan berapa lama suatu produk dapat
digunakan.
6. Service Ability, karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan
kompetensi kemudahan dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan
barang.
7. Aesthetic, karakteristik yang bersifat subjektif mengenai nilai – nilai
estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi
individual.
8. Fit and Finish, karakteristik yang bersifat subjektif yang berkaitan
dengan perasaan pelanggan mengenai keberadaan produk sebagai produk yang
berkualitas.

Universitas Sumatera Utara


2.1.2. Harga
2.1.2.1. Pengertian Harga
Pengertian harga dapat didefinisikan sebagai suatu nilai yang dicapai oleh
penjual dan pembeli mengenai suatu barang ( Buchari Alma 2001:286 ). Menurut
Fandy Tjiptono ( 2012:317 ) Harga merupakan aspek yang tampak jelas bagi para
pembeli. Bagi konsumen yang tidak terlalu paham hal – hal teknis pada pembelian
produk seperti otomotif dan elektronik, kerapkali harga menjadi satu – satunya
faktor yang bisa mereka mengerti. Tak jarang pula harga dijadikan semacam
indikator kualitas
2.1.2.2. Tipe Tipe Penetapan Harga
Menurut Fandy Tjiptono ( 2012:325 ) terdapat beberapa tipe penetapan
harga yaitu :
1. Penetapan Harga Penetrasi ( Penetration Pricing )
Dalam tipe ini perusahaan menggunakan harga murah sebagai

dasar

utama menstimulasi permintaan.
2. Penetapan Harga Paritas ( Parity Pricing )
Dalam tipe ini perusahaan menetapkan haraga dengan tingkat yang sama

atau mendekati tingkat harga pesaing.
3. Penetapan Harga Premium ( Premium Pricing )
Dari tipe ini perusahaan menetapkan harga diatas tingkat harga pesaing
2.1.2.3. Tujuan Penetapan Harga
Penetapan harga harus diarahkan pada suatu tujuan. Menurut Fandy
Tjiptono ( 2012:321 ) sebelum penetapan harga dilakukan, tujuannya harus
ditetapkan dahulu. Tujuan penetapan harga yaitu :

Universitas Sumatera Utara

1. Mengurangi resiko ekonomi dari percobaan produk
2. Meningkatkan frekuensi konsumsi
3. Menambah aplikasi atau pemakaian dalam situasi yang lebih banyak
4. Melayani segmen yang berorientasi pada harga
5. Menawarkan versi produk yang lebih mahal
6. Mengalahkan pesaing dalam hal harga
7. Menggunakan harga untuk mengindikasikan kualitas tinggi
2.1.3. Lokasi
2.1.3.1. Pengertian Lokasi
Dalam buku Pengantar Bisnis, Lokasi adalah tempat yang menjadi pusat

kegiatan bisnis, baik teknis, administrasi, ataupun manajerial. Lokasi juga juga
mempengaruhi sukses atau tidaknya bisnis. Berdasarkan pengertian lokasi diatas,
maka dalam penelitian ini, lokasi merupakan tempat yang menjadi pusat bagi
kegiatan - kegiatan dari suatu usaha bisnis dan yang sesuai dengan situasi dan
kondisi yang melingkupinya.
2.1.3.2. Teori Menetapkan Lokasi
Salah satu teori menetapkan lokasi usaha adalah seperti yang dikemukakan
oleh Paul D. Converse, 1958 (dalm buku Buchari Alma, 2001:107) yang disebut
Hukum Pemilihan Tempat Toko (Law Of Retail Trade Movement). Hukum ini
menyatakan bahwa konsumen umumnya tertarik untuk belanja ketoko atau
kelokasi usaha yang mempunyai banyak jenis dan persediaan barang dagangan,
dan memiliki reputasi sebagai lokasi yang memiliki barang bermutu dengan harga
bersaing. Berdasarkan teori diatas, maka dalam hal ini, peneliti menggunakan
teori tersebut untuk digunakan dan ditujukkan kepada lokasi usaha rumah makan.
Dimana umumnya konsumen tertarik untuk menikmati menu yang sudah
disiapkan oleh rumah makan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

2.1.3.3. Faktor - Faktor Lokasi

Dalam hal ini, terdapat beberapa faktor dari lokasi, yaitu sebagai berikut :
1. Faktor Hubungan Pasar
Ini berhubungan dengan strategi pasar yang harus dipertimbangkan
berdasarkan penempatan fasilitas usaha. Ramalan permintaan membantu untuk
menentukan pasar barang atau jasa. Keputusan lokasi harus diperhitungkan
berdasarkan lokasi dan tingkat permintaan untuk setiap produk barang atau jasa,
baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Rini Dwiastuti, dkk
(2013:140), keputusan dalam hal ini, misalnya memutuskan untuk memilih lokasi
yang nyaman disuatu daerah yang lalu lintasnya padat dan dilengkapi dengan
areal parkir yang luas. Dalam hal ini, kemudahan untuk dijangkaunya suatu lokasi
usaha oleh konsumen dapat mempengaruhi jumlah konsumen potensial dan
pendapatan usaha. Strategi pemasaran merupakan faktor penting untuk
dipertimbangkan bersama dengan faktor-faktor operasi pada waktu lokasi telah
ditetapkan (Mahmud Machfoedz, 2007:167)
2. Karakteristik Demografis
Ini berhubungan dengan keadaan/struktur penduduk berdasarkan usia,
jenis kelamin, tempat tinggal, dsb yang akan berpengaruh terhadap bentuk, mutu,
dan jumlah barang atau jasa yang akan diproduksi dan dijual yang ditentukan oleh
tingkatan pendapatan, pekerjaan, dan pendidikan. Perbedaan ini akan menentukan
daya beli konsumen. Demikian pula selera dan mode barang atau jasa yang

mereka senangi dipengaruhi oleh faktor tersebut. Jadi jalannya suatu usaha harus
menetapkan tipe konsumen mana yang akan mereka layani. Jika telah diketahui,
maka

masyarakat

dapat

dievaluasi

dengan

membedakan

karakteristik

demografisnya, yaitu :

Universitas Sumatera Utara


1. Kekuatan daya beli dari pembeli potensial.
2. Apa pekerjaan dan dimana mereka bekerja.
3. Kendaraan yang mereka gunakan.
4. Usia.
5. Status keluarga.
6. Kegiatan konsumen pada waktu libur.
Karakteristik konsumen diatas harus selalu diperhatikan, karena jika
masyarakat berubah, maka cara konsumsi mereka berubah pula.
3. Kondisi Ekonomi
Keadaan ekonomi ini dapat diukur dengan menilai hasil bidang pekerjaan
pada masyarakat yang mencerminkan kesempatan kerja, pendapatan, dan
pertumbuhan penduduk setempat.
Kekuatan daya beli suatu masyarakat dicerminkan oleh :
1. Jumlah orang yang bekerja dan jenis pekerjaannya
2. Jumlah penerimaan dan rata-rata gaji perkeluarga
3. Jumlah dan kecenderungan deposito dibank
4. Jumlah nilai harta yang ada dirumah masing-masing.
4. Kecenderungan Penghasilan Penduduk
Usaha dibidang jasa sebaiknya ditempatkan dilokasi penduduk yang
mempunyai pendapatan tetap, apalagi bila jumlahnya besar. Hal ini dimaksudkan

agar mengatasi masalah pembayaran terhadap produk barang atau jasa di dalam
masyarakat karena tentu usaha dibidang jasa tidak mau menjual produk barang
atau jasa secara kredit. Dengan demikian, maka akan timbul rasa saling
mempercayai dan tanggung jawab sesama.

Universitas Sumatera Utara

5. Persaingan
Apakah persaingan ini baik atau tidak bagi suatu usaha, sangat tergantung
kepada kemampuan dan kinerja dari pihak-pihak dalam usaha tersebut.
Banyaknya suatu usaha sejenis yang berlokasi pada satu tempat dan menjadi
pusatnya akan menarik banyak konsumen. Lokasi pesaing juga dapat berpengaruh
terhadap tingkat disukai atau tidaknya suatu lokasi. Adanya saingan ini akan
menjadi tantangan dan membangkitkan ambisi suatu usaha untuk mengatasi para
saingannya.
6. Iklim Sosial dan Perdagangan.
Dalam memilih lingkungan masyarakat tertentu untuk mendirikan usaha
bisnis, maka dipertimbangkan apakah dilingkungan tersebut baik pula dipakai
untuk rumah tinggal. Faktor ini akan sangat menunjang keberhasilan usahanya.
Dengan demikian, mereka akan menampilkan diri secara lebih luas dimasyarakat
sekitarnya. Kemudian perlu dipertimbangkan segala fasilitas yang ada di
lingkungannya seperti bank, angkutan umum, perusahaan jasa, dan fasilitas listrik,
air, telepon, dan sebagainya. Juga perlu dipertimbangkan fasilitas lainnya seperti
sekolah, mesjid, tempat hiburan, dan rumah sakit, atau klinik kesehatan, yang juga
cukup menunjang keberhasilan bisnis (Buchari Alma, 2001:105).
2.1.4. Pelayanan
2.1.4.1. Pengertian Pelayanan
Menurut Aritonang, 2005 (dalam Panji Wirawan, 2012:24) Pelayanan
adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan secara akurat,
handal dapat dipercaya, bertanggungjawab atas apa yang dijanjikan, tidak pernah
memberikan janji yang berlebihan dan selalu memberikan janji. Sedangkan
menurut Barata, 2004 (dalam Panji Wirawan, 2012:24). Pelayanan akan terbentuk
karena adanya proses pemberian pelayanan tertentu dari pihak penyedia layanan
kepada pihak yang dilayani. Salah satu cara agar penjualan satu usaha lebih
unggul dibandingkan pesaingnya adalah dengan memberikan pelayanan yang
berkualitas dan bermutu yang memenuhi tingkat kepentingan konsumen. Tingkat

Universitas Sumatera Utara

kepentingan konsumen terhadap pelayanan yang akan diterima dapat dibentuk
berdasarkan pengalaman dan saran yang mereka peroleh. Konsumen memilih
pemberi layanan berdasarkan peringkat kepentingan. Dan setelah menikmati
pelayanan tersebut mereka cenderung akan membandingkannya dengan yang
mereka harapkan.
2.1.4.2. Pendekatan Kualitas Layanan

Salah satu pendekatan kualitas layanan yang banyak dijadikan acuan
dalam penelitian adalah metode Service Quality. Service Quality ini dibangun atas
adanya perbandingan dua faktor utama persepsi pelayanan atas layanan yang
nyata mereka terima (perceived service) dengan layanan yang sesungguhnya
diharapkan atau diinginkan (expected service).
Jika kenyataannya lebih dari yang diharapkan, maka layanan dapat dikatakan
bermutu, sedangkan jika kenyataan kurang dari yang diharapkan, maka layanan
yang dikatakan tidak bermutu dan apabila kenyataan sama dengan harapan, maka
layanan akan dikatakan memuaskan.

2.1.4.3. Dimensi Kualitas Layanan

Dalam buku Lupiyoadi (dalam Panji Wirawan, 2012 : 25), salah satu studi
mengenai service quality disimpulkan bahwa terdapat lima dimensi kualitas
layanan.
Kelima dimensi tersebut sebagai berikut :
1. Bukti Fisik (Tangibles)
Bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan
eksistensinya kepada pihak eksternal meliputi fasilitas (gedung - gudang
dan lain sebagainya), perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan
(teknologi), serta penampilan pegawainya.

Universitas Sumatera Utara

2. Keandalan (Reliability)
Keandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan
sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus
sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu,
pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sifat
simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.
3. Tanggapan (Responsiveness)
Ketanggapan yaitu kemampuan untuk membantu dan memberikan
pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan, dan dengan
penyampaian infornasi yang jelas.
4. Jaminan (Assurance)
Jaminan dan ketidakpastian yaitu pengetahuan, kesopansantunan, dan
kemampuan pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya
pelanggan kepada perusahaan.
5. Kepedulian (Emphaty)
Empati yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual
atau pribadi kepada para pelanggan dengan berupaya memahami
keinginannya
2.1.5. Keputusan Konsumen
2.1.5.1. Pengertian Keputusan Konsumen
Menurut Schiffman dan Kanuk, Ujang Sumarwan, 2002:289), keputusan
konsumen merupakan suatu tindakan pemilihan terhadap dua atau lebih pilihan
alternatif dari konsumen. Dimana seorang konsumen yang hendak melakukan
pilihan, maka ia harus memiliki pilihan alternatif. Sedangkan pengertian dari
keputusan konsumen yang lainnya adalah bahwa keputusan konsumen merupakan
seleksi konsumen terhadap dua pilihan alternatif atau lebih (Leon Schiffman dan
Leslie Lazar Kanuk, 2007:485). Berdasarkan pengertian keputusan konsumen,
maka dalam penelitian ini, keputusan konsumen merupakan sebuah keputusan
yang harus dilakukan konsumen terhadap pilihan-pilihan alternatif yang ada.

Universitas Sumatera Utara

2.1.5.2. Tipe Pengambilan Keputusan Konsumen
Menurut Schiffman dan Kanuk, Ujang Sumarwan, 2002:292), terdapat tiga
tipe pengambilan keputusan konsumen, yaitu sebagai berikut :
1. Pemecahan masalah yang diperluas.
Pemecahan masalah diperluas biasanya dilakukan pada pembelian
barang-barang tahan lama dan barang-barang mewah, seperti mobil,
rumah, pakaian mahal, peralatan elektronik. Termasuk didalamnya
adalah keputusan yang dianggap penting seperti berlibur, yang
mengharuskan membuat pilihan yang tepat. Dalam kondisi seperti ini,
konsumen akan melakukan pencarian informasi yang intensif serta
melakukan evaluasi terhadap beberapa atau banyak alternatif.
2. Pemecahan masalah yang terbatas.
Pada tipe keputusan ini, konsumen telah memiliki kriteria dasar untuk
mengevaluasi kategori produk dan berbagai merek pada kategori
tersebut. Namun konsumen belum memiliki preferensi tentang merek
tertentu. Konsumen hanya membutuhkan tambahan informasi untuk
bisa membedakan

antara berbagai

merek

tersebut.

Konsumen

menyederhanakan proses pengambilan keputusan.
3. Pemecahan masalah rutin.
Pada tipe ini, konsumen telah memiliki pengalaman terhadap produk
yang akan dibelinya. Ia juga telah memiliki standar untuk mengevaluasi
merek. Konsumen juga seringkali hanya mereview apa yang telah
diketahuinya. Konsumen hanya membutuhkan informasi yang sedikit.

Universitas Sumatera Utara

2.1.5.3. Langkah Dan Proses Keputusan Konsumen
Di dalam proses keputusan pembelian, akan berhubungan dengan dimana
konsumen akan diarahkan untuk memutuskan memilih terhadap alternatifalternatif yang ada. Adapun prosesnya adalah meliputi langkah awal pada
langkah-langkah keputusan konsumen sebelumnya hingga tahapan berikutnya,
yaitu sebagai berikut :
1. Pengenalan Kebutuhan.
Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu
masalah, yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan
yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi. Dalam hal ini,
kebutuhan harus diaktifkan terlebih dahulu sebelum bisa dikenali.
Menurut Blackwell Engel dan Miniard, 1995, (dalam Ujang Sumarwan,
2002:294), faktor-faktor yang mempengaruhi pengaktifan kebutuhan
konsumen adalah waktu, perubahan situasi, pemilihan produk konsumsi
produk, perbedaan individu, dan pengaruh pemasaran.
2. Pencarian Informasi.
Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang
bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan
mengkonsumsi suatu produk. Konsumen akan mencari informasi yang
tersimpan di dalam ingatannya (pencarian internal) dan mencari
informasi dari luar (pencarian eksternal).
Dalam proses ini, konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber,
yaitu meliputi :
1. Individu : keluarga, kawan, tetangga, kerabat
2. Komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pameran.
3. Umum : media massa, lembaga konsumen.
4. Pengalaman : penggunaan produk, pemilikkan produk.

Universitas Sumatera Utara

3. Evaluasi alternatif.

Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merk
serta memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Pada
proses ini, konsumen membandingkan berbagai pilihan yang dapat
memecahkan masalah yang dihadapinya. Setelah menentukan kriteria
atau atribut dari produk atau merk yang dievaluasi, maka langkah
berikutnya adalah menentukan alternatif pilihan. Konsumen akan
mengurangi pilihan bila dirasa tidak memenuhi kriteria evaluasi.
Kemudian konsumen akan menentukan pilihan produknya tersebut.

4. Tindakan pembelian.

Setelah menentukan pilihan produk, maka konsumen akan melanjutkan
proses berikutnya, yaitu melakukan tindakan pembelian produk atau
jasa tersebut. Proses pembelian tersebut melalui tahap pra pembelian
dengan mencari informasi, mempersiapkan dana, berhubungan lalu
bertransaksi.

5. Pasca konsumsi.

Setelah mengkonsumsi produk atau jasa, konsumen tidak akan berhenti
hanya sampai di situ saja, namun ada tindakan lain yang mengikuti
konsumsi, yang disebut tindakan pasca konsumsi. Tindakan pasca
tersebut akan berlanjut setelah konsumen melakukan evaluasi yang bisa
menimbulkan kepuasan atau ketidakpuasan.

Universitas Sumatera Utara

2.1.5.4. Pembuatan Keputusan Konsumen
Proses kunci didalam pembuatan keputusan konsumen ialah proses
integrasi dengan mana pengetahuan dikombinasikan untuk mengevaluasi dua atau
lebih alternatif perilaku yang kemudian dipilih satu. Hasil dari proses integrasi ini
ialah suatu pilihan yang secara kognitif terwakili sebagai intensi perilaku yang
disebut rencana keputusan. Didalam pengambilan keputusan konsumen, sebagai
pemecahan masalah, harus difokuskan pada tujuan konsumen yang dicari untuk
tercapai atau untuk terpuaskan. Konsumen memahaminya sebagai masalah, sebab
apa yang diinginkan belum dicapai. Konsumen membuat keputusan tentang
perilaku mana yang cocok untuk mencapai tujuan/keinginan. Jadi tindakan
pencapaian tujuan merupakan pemecahan masalah. Kemudian, ini berarti
pembuatan keputusan konsumen merupakan tujuan yang diarahkan sebagai proses
pemecahan masalah.
2.2. Definisi Konsep
Banyak pengertian dari konsep diantaranya menurut H. Judistira K. Garna
(1996:138) yang mendefinisikan konsep adalah sebagai berikut : Konsep adalah
kata, atau istilah ilmiah yang menyatakan suatu idea tau pikiran umum tentang
sifat-sifat suatu benda, peristiwa, gejala: atau istilah yang mengemukakan tentang
hubungan antara satu gejala dengan gejala lainnya.
Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang
diteliti, maka dalam hal ini peneliti mengemukakan definisi dari konsep yang
dipergunakan, yaitu :

1. Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau di konsumsi dan yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan.

Universitas Sumatera Utara

2. Harga
Harga dapat didefinisikan sebagai suatu nilai yang dicapai oleh penjual
dan pembeli mengenai suatu barang.
3. Lokasi
Lokasi adalah tempat yang menjadi pusat kegiatan bisnis, baik teknis,
administrasi, ataupun manajerial. Lokasi juga juga mempengaruhi sukses atau
tidaknya bisnis.
4. Pelayanan
Pelayanan adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan
secara akurat, handal dapat dipercaya, bertanggungjawab atas apa yang dijanjikan,
tidak pernah memberikan janji yang berlebihan dan selalu memberikan janji.
5. Keputusan konsumen
Keputusan konsumen merupakan suatu tindakan pemilihan terhadap dua
atau lebih pilihan alternatif dari konsumen. Dimana seorang konsumen yang
hendak melakukan pilihan, maka ia harus memiliki pilihan alternatif.
2.3. Definisi Operasional

Definisi operasional terhadap variabel penelitian beserta penjelasannya
dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Produk (X1)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau di konsumsi dan
yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Indikator produk
meliputi : Cita rasa produk, Kebersihan produk, Keistimewaan produk,
Inovasi produk.

Universitas Sumatera Utara

2. Harga (X2)
Harga dapat didefinisikan sebagai suatu nilai yang dicapai oleh penjual
dan pembeli mengenai suatu barang. Indikator harga meliputi :
Kesusuaian harga yang terjangkau terhadap daya beli konsumen,
Kesesuaian harga dengan kualitas produk, Kesesuaian harga dengan
kuantitas produk, Harga bersaing.

3. Lokasi (X3)
Lokasi adalah tempat yang menjadi pusat kegiatan bisnis, baik teknis,
administrasi, ataupun manajerial. Indikator lokasi meliputi faktor
hubungan

pasar,

karakteristik

demografis,

kondisi

ekonomi,

kecenderungan penghasilan penduduk, persaingan, iklim sosial dan
perdagangan.

4. Pelayanan (X4)
Pelayanan

adalah

kemampuan

perusahaan

untuk

memberikan

pelayanan secara akurat, handal dapat dipercaya, bertanggungjawab
atas apa yang dijanjikan, tidak pernah memberikan janji yang
berlebihan dan selalu memberikan janji. Indikator pelayanan meliputi
dimensi bukti fisik, keandalan, tanggapan, jaminan, dan kepedulian.
5. Keputusan Konsumen (Y)
Keputusan konsumen merupakan seleksi konsumen terhadap dua
pilihan alternatif atau lebih (Leon Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk,
2007, hal. 485). Indikator keputusan konsumen meliputi : Pencarian
Informasi, Evaluasi, Informasi Tambahan, Pemahaman Terhadap
Produk, Standar Merek, Seleksi konsumen, Tindakan konsumen.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1. Operasional Variabel

Variabel
Faktor – faktor yang mempengaruhi
Produk (X1)

Indikator
Cita rasa produk, kebersihan
produk, keistimewaan produk,
inovasi produk
Kesusuaian harga yang terjangkau

Faktor – faktor yang mempengaruhi

terhadap daya beli konsumen,
kesesuaian harga dengan kualitas

Harga (X2)

produk, kesesuaian harga dengan
kuantitas produk, harga bersaing.

Faktor – faktor yang mempengaruhi
Lokasi (X3)

Hubungan pasar, demografis,
ekonomi, penghasilan, persaingan,
iklim sosial, dan perdagangan

Faktor – faktor yang mempengaruhi

Bukti fisik, keandalan, tanggapan,

Pelayanan (X4)

jaminan, dan kepedulian
Pencarian informasi, evaluasi,

Faktor – faktor yang mempengaruhi
Keputusan Konsumen (Y)

informasi tambahan, pemahaman
terhadap produk, standar merek,
seleksi konsumen, tindakan
konsumen.

Universitas Sumatera Utara

2.4 Penelitian Terdahulu
Delia Halim (2006), Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kepuasan Konsumen Restoran Miramar Medan. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor kualitas produk, pelayanan, dan
harga terhadap kepuasan konsumen Restoran Miramar Medan dan faktor mana
yang paling dominan mempengaruhinya. Penulis menarik hipotesis bahwa faktor
kualitas produk, pelayanan, dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
konsumen Restoran Miramar dan faktor yang paling dominan mempengaruhinya
adalah kualitas produk. Metode penelitian yang digunakan adalahmetode analisis
deskriptif dan metode analisis regresi berganda, dengan menggunakan uji validitas
dan reliabilitas kuesioner, uji simultan, uji parsial, dan analisis determinasi. Data
yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini
menggunakan

sampel

sebanyak

50

orang

konsumen.

Hasil

penelitian

menunjukkan bahwa hipotesis pertama terbukti, di mana faktor kualitas produk,
pelayanan, dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
konsumen, Hipotesis kedua tidak terbukti, di mana faktor yang paling dominan
mempengaruhi kepuasan konsumen adalah harga bukan kualitas produk.
Lin Nurbaidah Lubis (2007). Analisis Faktor-Fakter Yang Mempengaruhi
Minat Beli Konsumen Pada Waroeng RMAJ Medan. Masalah Penelitiannya
adalah apakah variabeI kualitas produk, harga, dan kualitas pelayanan
berpengaruh positif dan sinifikan terhadap minat beli konsumen pada Waroeng
RMAJ Medan dan variabel manakah yang lebih dominan mempengaruhinya.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis variabel kualitas
produk, harga, dan kualitas pelayanan pada Waroeng RMAJ Medan. Penulis
menarik hipotesis bahwa variabel kualitas produk, harga, dan kualitas pelayanan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen pada Waroeng
RMAJ Medan, dan faktor yang lebih dominan mempengaruhinya adalah kualitas
produk. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskritif dan
metode analisis regresi linier berganda, dengan menggunakan uji simultan, uji
parsial, dan analisis determinasi. Data yang digunakan adalah data primer dan data
sekunder. Penelitian ini menggunakan 64 responden sebagai sampel. Hasil

Universitas Sumatera Utara

penelitian menunjukkan bahwa hipotesis pertama terbukti, yaitu secara simultan
variabel kualitas produk, harga, dan kualitas pelayanan mempengaruhi minat beli
konsumen pada Waroeng RMAJ Medan. Hipotesis kedua terbukti, yaitu faktor
kualitas produk merupakan faktor yang lebih dominan mempengaruhi minat beli
konsumen pada Waroeng RMAJ Medan.
Ratih Novisanty (2011), Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Konsumen Berkunjung pada Rumah Makan Istana Minang Jl. Sisingamangaraja
Parapat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh bauran
pemasaran jasa meliputi produk (product), harga (price), lokasi (place), promosi
(promotion), orang (people), bukti fisik (physical evidence) dan proses (process)
terhadap keputusan berkunjung. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah “Faktor Produk, Harga, Lokasi, Promosi, Orang, Bukti Fisik dan Proses
mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap Keputusan
Berkunjung. Hasil dari penelitian ini terbukti dengan pengujian hipotesis, yaitu:
Uji Koefisien Determinasi (R2), Uji F (signifikansi simultan) dan Uji-t (parsial).
Uji Koefisien Determinasi dilakukan untuk menunjukkan keeratan hubungan
antara keputusan berkunjung dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah
sangat kuat. Terbukti dengan R = 0,934. Koefisien determinansi (R2) sebesar
0,872 yang berarti 87,2% variasi variabel bebas yaitu produk, harga, lokasi,
promosi, orang, bukti fisik dan proses. Sedangkan sebesar 12,8% lagi dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian. Uji F dilakukan
untuk mengetahui pengaruh secara serentak dari variabel-variabel bebas (produk,
harga, lokasi, promosi, orang, bukti fsik dan orang) terhadap variabel terikat
(keputusan berkunjung) di Rumah Makan Istana Minang Jl. Sisingamangaraja
Parapat. Secara simultan dengan menggunakan metode linier ditunjukkan bahwa
variabel produk, harga, lokasi, promosi, orang, bukti fisik, dan proses berpengaruh
highly significantly terhadap keputusan berkunjung pada Rumah Makan Istana
Minang Parapat, yang dapat dilihat dari uji F dimana Fhitung > Ftabel ( 80,423 >
2,12 ). Uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel bebas (X1, X2,
X3, X4, X5, X6, X7) yaitu produk, harga, lokasi, promosi, orang, bukti fisik dan
proses berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap variabel terikat
yaitu keputusan berkunjung (Y). Secara parsial ditunjukkan bahwa terdapat 5

Universitas Sumatera Utara

faktor, yaitu produk, harga, lokasi, orang dan proses yang secara positif dan
signifikan mempengaruhi keputusan berkunjung (Y) pada Rumah Makan Istana
Minang Parapat. Faktor yang paling dominan adalah harga (X2), dimana harga
mempunyai koefisien regresi yang paling besar yaitu sebesar 6,571. Hal ini
membuktikan bahwa Rumah Makan Istana Minang Parapat lebih memiliki banyak
pelanggan dibandingkan rumah makan lain disekitarnya karena Rumah Makan
Istana Minang Parapat mampu bersaing dalam hal harga
Syuhada Fela Yudha (2011), Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi
Kepuasan Konsumen Pada Restaurant Famili Di Medan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kepuasan
konsumen pada Restaurant Famili di Medan. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi linear sederhana.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen restaurant Famili
medan yang telah melakukan pembelian lebih dari sekali, dengan menggunakan
metode Proportionate Stratified Random Sampling dengan jumlah sampel 10%
dari jumlah populasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
independen Kualitas produk (X1),Pelayanan(X2), dan Dimensi Harga (X3)
berpengaruh positif.
Yala Awlya Perkasa Zen (2011), Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran
terhadap Keputusan Konsumen Memilih Makan di Rumah Makan Mie Ayam
Mahmud Medan. Dengan adanya perubahan-perubahan pada perilaku konsumen,
dan semakin kuatnya persaingan dalam menjaring pangsa pasar, menuntut para
pelaku usaha untuk mampu memperhatikan dan mengetahui apa yang menjadi
kebutuhan dan keinginan konsumen, dan untuk dapat memenuhinya para pelaku
usaha dituntut untuk membuat strategi pemasaran yang tepat dalam memasarkan
produknya, sehingga dapat memberi keuntungan dan membuat usaha dapat
bertahan dari persaingan yang ada. Tujuan pertama dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi bauran pemasaran yang
terdiri dari; produk, harga, tempat, promosi, orang, proses, dan pelayanan
terhadap keputusan konsumen memilih makan di Rumah Makan Mie Ayam
Mahmud Medan. Tujuan kedua dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

Universitas Sumatera Utara

menganalisis pengaruh faktor lingkungan konsumen yang terdiri dari; keluarga
dan kelompok rujukan terhadap keputusan konsumen memilih makan di Rumah
Makan Mie Ayam Mahmud Medan. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian
antara lain adalah teori manajemen pemasaran yang berkaitan dengan bauran
pemasaran dan keputusan konsumen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan pendekatan survei, jenis penelitian deskriptif kuantitatif, dan sifat
penelitiannya adalah penjelasan (explanatory). Metode pengunpulan data
dilakukan dengan cara wawancara, daftar pertanyaan, dan studi dokumentasi.
Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Populasi
adalah seluruh konsumen yang telah mengunjungi dan makan di Rumah Makan
Mie Ayam Mahmud Medan dengan jumlah rata-rata perbulan adalah 9000
konsumen. Teknik penentuan sampel menggunakan accidental sampling.
Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin dan jumlah sampel
sebanyak 99 konsumen. Hasil analisis Hipotsesis pertama menunjukkan bahwa
secara serempak produk (product), harga (price), tempat (place), promosi
(promotion), orang (people), proses (process), dan pelayanan (customer services)
berpengaruh sangat signifikan terhadap keputusan konsumen memilih makan di
Rumah Makan Mie Ayam Mahmud Medan, dan secara parsial harga sebagai
variabel yang paling dominan. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan
bahwa secara serempak lingkungan konsumen yang terdiri dari: keluarga, dan
kelompok rujukan berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen memilih
makan di Rumah Makan Mie Ayam Mahmud Medan, dan secara parsial keluarga
sebagai variabel yang paling dominan. Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa
Strategi Bauran Pemasaran mempengaruhi Keputusan Konsumen Memilih Makan
dirumah Makan Mie Ayam Mahmud Medan dan Lingkungan Konsumen
mempengaruhi Keputusan Konsumen Memilih Makan di rumah Makan Mie
Ayam Mahmud Medan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Rumah Makan di Kecamatan Medan Selayang

8 100 84

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pelanggan Dalam Menentukan Rumah Makan Studi Pada Pelanggan Rumah Makan Rahmat Jalan Sakti Lubis Medan

0 4 172

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN PADA RUMAH MAKAN SPESIAL SAMBAL Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen Pada Rumah Makan Spesial Sambal (Studi Kasus Konsumen Pada Rumah Makan Spesial Sambal di Jl. Blewah, Karangasem, Surakart

0 7 12

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN PADA RUMAH MAKAN SPESIAL SAMBAL Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen Pada Rumah Makan Spesial Sambal (Studi Kasus Konsumen Pada Rumah Makan Spesial Sambal di Jl. Blewah, Karangasem, Surakart

0 3 12

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan pada Kuliner Tradisional (Studi Pada Rumah Makan Adem Ayem Surakarta) Bab 0

0 0 17

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pelanggan Dalam Menentukan Rumah Makan Studi Pada Pelanggan Rumah Makan Rahmat Jalan Sakti Lubis Medan

0 0 12

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pelanggan Dalam Menentukan Rumah Makan Studi Pada Pelanggan Rumah Makan Rahmat Jalan Sakti Lubis Medan

0 0 2

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pelanggan Dalam Menentukan Rumah Makan Studi Pada Pelanggan Rumah Makan Rahmat Jalan Sakti Lubis Medan

0 0 5

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pelanggan Dalam Menentukan Rumah Makan Studi Pada Pelanggan Rumah Makan Rahmat Jalan Sakti Lubis Medan

0 0 2

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pelanggan Dalam Menentukan Rumah Makan Studi Pada Pelanggan Rumah Makan Rahmat Jalan Sakti Lubis Medan

0 0 36