Prosiding Seminar Nasional Peran Akuntan di Era MEA 2

KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karuniaNya semata sehingga Prosiding Seminar Nasional “Peran
Akuntan di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)” ini dapat tersusun
dengan baik .
Prosiding ini bertujuan untuk menyampaikan berbagai gagasan
pemikiran hasil kajian maupun penelitian dalam upaya mengembangkan
pengetahuan dan wawasan keilmuan secara teoritis maupun praktis. Seiring
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan
dunia bisnis yang semakin global peran Akuntan menjadi sangat penting.
Akuntan yang profional berpegang pada etika profesi, jujur, dan bersikap
independen akan mampu menyajikan informasi publik yang layak dan tidak
menyesatkan dalam pengambilan keputusan.
Dengan diberlakukannya Asean Economic Community maka Akuntan
kedepan tentu menghadapi tantangan sekaligus mendapatkan peluang tidak
hanya secara domestik malainkan ditingkat yang lebih luas yaitu ASEAN
bahkan global. Oleh karena itu berbagai proses dan kesiapan harus
dilakukan secara terus menerus.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan prosiding

seminar ini masih terdapat kekurangan maupun keterbatasan, untuk itu kritik
dan saran sebagai upaya perbaikan dan kesempurnaan sangat diharapkan.
Dalam kesempatan ini tidak lupa perkenankan kami mengucapkan
terimakasih kepada penyelenggara yaitu Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Widyagama Malang, para narasumber, pemakalah,
sponsorship dan partisipan, serta berbagai pihak yang membantu
terlaksananya kegiatan smeinar dan tersusunnya prosiding ini. Semoga
kedepan kegiatan Fakultas Ekonomi Universitas Widyagama Malang
semakin bermanfaat.
Wassalammualaikum Wr.Wb.
Malang, 19 Desember 2016
Dekan Fakultas Ekonomi

Dr. H.M. Sodik, SE.M.Si.

DAFTAR ISI
No
1
2


3
4

5

6

Nama
Prof. Dr. Made Sudarma,
SE.MM.Ak.CPA
Dr. Suhirman Madjid, SE, MS.i,
Ak,CA

Judul
Hal
Strategi Meraih Sukses Akuntan Muda di 1
Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
Akuntan Pendidik Ujung Tombak
10
Akuntan Sukses Dalam Persaingan Di

Era Mea
Dr. Ir. H. Laksono D.Nugroho,
Menjadi Pengusaha
20
MM, MT.
Yang Berhasil di Era MEA
Dr. Sopanah,
Menumbuhkan Ekonomi Kreatif Dalam
30
SE.M.Si.Ak.CA.CMA.
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA)
Dr. Sopanah,
Strategi Peningkatan Pendapatan Asli
40
SE.M.Si.Ak.CA.CMA.
Daerah Pada Dispenda Kabupaten
Dra. Dwi Anggarani, MM.Ak.CA Tulang Bawang
Nelly Ningtyas S
Analisis Perubahan Sistem Keuangan

50
Dr. Sopanah,
Dan Kinerja Rumah Sakit Sebelum Da
Sesudah Berstatus
SE.M.Si.Ak.CA.CMA.
Badan Layanan Umum Daerah
Khojanah Hasan,MM.Ak.CA

7

Dra.Endah Puspitosarie,
M.Si.Ak.CA
Dra.Marjani AT.,MM.Ak.CA

Analisis Rasio Keuangan Untuk
Mengukur Kinerja Keuangan Pada
Koperasi Karyawan Perguruan
Widyagama Malang
Evaluasi Lulusan Untuk Meningkatkan
Mutu Proses Belajar Mengajar

Universitas Widyagama Dalam Program
Hibah Tracer Study (Phts) Tahun 2016
Pengaruh Informasi Akuntansi Keuangan
Terhadap Perilaku Investor Di Bursa
Efek Indonesia
Strategi Pemasaran Produk
Bagi Usaha Kecil Dan Menengah

60

8

Dra. Wiwin Purnomowati, Msi.
Dadang Hermawan, ST.,MT.

9

Dr. Sodik, SE. MSi.
Dra.Wahju Wulandari, MM


10

Drs.Bambang Budiantono, MS

11

Irfan Fatoni, SE.M.Si
Dra.Indah Dewi Nurhayati,
MM.Ak.CA

Formulasi Model Inkubator Bisnis
Guna Menunjang Pertumbuhan Ekonomi
Kreatif
Di Malang Raya

100

12

Riska sintia kamelia basri

Dr. Adya Hermawati, SE.MM
Dra.Tuti Hastuti, MM
Dra. Dharmayanti, PH.,MM

Analisis Membangun Loyalitas Nasabah
Berbasis Kepuasan Nasabah
(Studi : Nasabah Pt Bank Btpn Syariah
Cabang Kepanjen)

110

13

Dr. Adya Hermawati, SE.MM
Dr. Rahayu Puji Suci, SE.MM

Strategi Bersaing Melalui Capaian
Kinerja Karyawan Dengan Implementasi
Psycological Empowerment Dan Quality
Of Work Life(Studi Karyawan Bank

Syariah Di Jawa Timur)

120

70

80

90

14

Dra. Dwi Anggarani, MM.Ak.CA Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Dra. Yatimah el Isma
Kemandirian Ukm Kripik Tempe Sanan
Di Kota Malang

15

Dra.Wahju Wulandari, MM

Dr. Sodik, SE. MSi.

16

Vivi Ariyanti Aprilla, SE
Dr. Adya Hermawati, SE.MM
Dra.Tuti Hastuti, MM

17

Amiroh Mahfudho, SE.
Dra.Endah Puspitosarie,
M.Si.Ak.CA

18

Dr. Nasharuddin Mas, SE, MM

19


Siti Nuryani, SE
Dr. Sodik, SE, M.Si
Zaenudin, SE, MM

130

Motivasi Perilaku Konsumen Dalam
140
Memutuskan Berbelanja
Di Pasar Tradisional Program
Revitalisasi
Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan
150
Dan Komunikasi Terhadap Kinerja
Organisasi Dengan Semangat Kerja
Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada
Himpunan Mahasiswa Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi)
Analisa Pinjaman Macet Untuk Menilai
Kinerja Unit Pengelola Keuangan (Upk)

Badan Keswadayaan Masyarakat (Bkm)
Di Kecamatan Sukun Kota Malang”
Indikasi earning management sebagai
respon penerapan Undang-undang
nomor 36 tahun 2008
Penentuan Portofolio Optimal Dengan
Metode CAPM sebagai Dasar
Pengambilan Keputusan Investasi
Saham Perusahaan Jasa Di Bursa Efek
Indonesia

160

170

180

AKUNTAN PENDIDIK
UJUNG TOMBAK AKUNTAN SUKSES
DALAM PERSAINGAN DI ERA MEA
Suhirman Madjid
Universitas YARSI Jakarta
suhirmanmadjid@ymail.com
Sejak diberlakukannya MEA (masyarakat Ekonomi Asean) mulai awal Januari 2016 tidak
hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja
profesional, seperti dokter, pengacara, akuntan, dan lainnya. Bagaimana dengan para
akuntan di Indonesia apakah sudah siap menghadapi persaingan tersebut, dan mampu
mengambilnya sebagai peluang ?. Tenaga akuntan harus mempersiapkan diri, akuntan
Indonesia didorong untuk kreatif, inovatif, terampil, dan memiliki daya saing yang tinggi.
Knowledge dan skill yang dibutuhkan oleh akuntan profesional akan terus berkembang
dengan pesat. Peran organisasi profesi sangat penting dalam menghadapi tantangan ini.
Akuntan Indonesia harus siap dan mampu menjadi tenaga yang handal dan mampu
bersaing di tingkat internasional. Untuk mempersiapkan akuntan yang handal tersebut
diperlukan orang yang berprofesi sebagai pencetak para akuntan yaitu AKUNTAN
PENDIDIK.
Profesi Akuntansi
Apakah yang dimaksud dengan akuntan?, Apakah semua pekerjaan yang berhubungan
dengan akuntansi disebut akuntan?.
Dengan berkembangnya jumlah, jenis, dan
kompleksnya kegiatan perusahaan, akuntansi pemerintahan, termasuk masalah perpajakan
makah bidang akuntansi juga berkembang pesat sebagai sebuah profesi. Akuntan adalah
sebutan dan gelar profesional yang diberikan kepada seorang sarjana yang telah
menempuh pendidikan di fakultas ekonomi jurusan akuntansi pada suatu universitas atau
perguruan tinggi dan telah lulus Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Profesi akuntan
adalah suatu profesi di bidang akuntansi yang dapat disejajarkan dengan dokter, advokat,
notaris dan sebagainya.
Profesi akuntan dibedakan atas beberapa macam, di antaranya adalah akuntan pendidik,
akuntan publik, akuntan intern dan , akuntan pemerintah.
1. Akuntansi Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi,
melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun
kurikulum pendidikan akuntansi.
2. Akuntan Publik
Akuntansi publik atau akuntasi ekstern adalah akuntan yang menyediakan jasa-jasa
untuk kepentingan pihak yang membutuhkan dengan menerima pembayaran
sebagai imbalan jasa.
3. Akuntansi Intern (akuntan perusahaan)
Akuntan perusahaan (intern) adalah akuntan yang bekerja di suatu perusahaan dan
bertanggung jawab terhadap masalah akuntansi di perusahaan tersebut.
4. Akuntansi Pemerintah
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga
pemerintah dan bertugas mengendalikan, dan memeriksa penggunaan keuangan
atau kekayaan negara dan membuat laporan hasil pemeriksaan. Akuntan
pemerintah umumnya bekerja di Departemen Keuangan (Direktorat Jenderal
Pengawasan Keuangan Negara), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Akuntan pendidik
Profesi akuntan pendidik lebih dikenal dengan sebutan dosen. Di Indonesia profesi dosen
sudah diakui sebagai tenaga professional sebagai mana diatur dalam Undang-undang

1

Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen. Dalam undangundang tersebut Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
entransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Sehingga
dapat di artikan bahwa Akuntan pendidik adalah pendidik professional dan ilmuwan dalam
bidang akuntansi dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan Ilmu Pengetahuan Akuntansi melalui Pendidikan, Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat. Tugas pokok seorang akuntan pendidik adalah
1. Menyusun kurikulum pendidikan akuntansi sesuai kebutuhan
2. Mengajar akuntansi di berbagai lembaga pendidikan
3. Melakukan penelitian untuk pengembangan ilmu akuntansi
Mengapa Memilih Menjadi Dosen
Sebelum kita memutuskan untuk memilih profesi yang akan kita jalani tentu perlu menjadi
pertimbangkan kita adalah kelebihan profesi tersebut. Akuntan pendidik sebagai salah satu
dari empat profesi akuntan mempunyai daya tarik sendiri, daya Tarik yang saya maksudkan
antara lain adalah :
1. Berkarir sekaligus bermanfaat bagi orang banyak
2. Siap Mengajar – Selalu Belajar
3. Bertemu Orang Baru Dan Pengalaman Baru
4. Waktu lebih fleksibel
5. Usia pensiun lebih lama (65 -70 th)
6. Penghasilan sebagai tenaga Profesional
Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang banyak. Kalimat bijak
tersebut sangan relevan dengan profesi dosen. Ilmu akuntansi yang kita sampaikan kepada
mahasiswa akan menjadi alat bagi calon-calon akuntan untuk ber karir bagi masa depannya.
Masa depan yang penuh kompetisi dan tantangan. Bukankah salah satu kebahagian
seseorang itu akan timbul manakalah seorang sukses berawal darinya ?.
Siap mengajar – siap belajar. Dosen setiap waktu harus meng upgrade selalu ilmunya, ilmu
yang selalu berkembang termasuk ilmu akuntansi yang mengikuti perkembangan dunia
khususnya perekonomian global. Banyak sarana yang dapat kita menfaatkan untuk
pengembangan diri sebagai seorang dosen disamping otodidak atau belajar sendiri bisa
dengan mengikuti PPL berkelanjutan, workshop, seminar dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Aktifitas mengembangkan diri tersebut bisa merupakan kegiatan yang menyenangkan
disamping ilmu yang kita dapatkan tersebut akan kita sampaikan kepada mahasiswa.
Ada satu yang menarik lagi sebagai dosen, untuk kita yang tidak ingin suasannya itu-itu saja
atau ingin bervariasi tidak hanya di belakang meja, audience kita adalah mahasiswa yang
masa pendidikannya terbatas. Setiap tahun kita akan menghadapi mahasiswa yang berbeda
dengan berbagai karakter dan latar belakangnya. Sungguh sesuatu yang menarik sekaligus
menantang dan tidak akan membosankan.
Waktu lebih fleksibel, Apakah kita mau mengajar hari Senin pagi, siang atau hari Kamis
siang dan sore semua bisa kita sesuaikan. Kapan mau melakukan penelitian kapan mau
menagadakan pengabdian masyarakat semua agenda bisa kita atur waktunya. Tidak semua
profesi bisa sefleksibel waktu seorang dosen.
Pasal 67 ayat 5 UU No.4 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengatur usia pensiun untuk
dosen adalah 65 tahun dan 70 tahun untuk Guru Besar atau Profesor. Usia pensiun dosen
ini lebih tinggi dibanding dengan usia pensiun PNS dan jabatan fungsional pada umumnya.
Bahkan untuk dpsen dendan status Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK) bisa diperpang 70
tahun untuk Dosen biasa dan 79 tahun untuk professor. Hal ini akan memberi peluan bagi
dosen atau akuntan pendidik lebih lama berkarir.
Penghasilan akuntan pendidik semakin menjanjikan. “Umar Bakri” di era MEA adalah
profesi seorang dosen dengan penghasilan yang terhitung baik. Dikota-kota besar seperti di
Jakarta penghasilan seorang dosen termasuk penghasilan kedalam profesi dengan
penghasilan diatas rata-rata. Kesempatan seorang akuntan pendidik untuk mendapat

2

penghasilan tambahan juga sangat terbuka misalnya menjadi pembicara dalam seminar
dan pelatihan, menjadi konsultan, menulis untuk publikasi dan lain-lain. Sebagai seorang
dosen yang sudah diakui oleh pemerintah dengan NIDN (Nomor Induk Dosen Nasional)
dengan sertifikasi dosen juga akan mendapatkan dana sertifikasi dosen dari pemerintah.
Dalam perguruan tinggi ada tiga kualifikasi tenaga pendidik yaitu dosen, intruktur dan tutor.
Masing-masing tenaga pendidik akan mendapatkan :
1. Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) adalah nomor induk yang diterbitkan oleh
Kementerian untuk dosen yang bekerja penuh waktu dan tidak sedang menjadi
pegawai pada satuan adminstrasi pangkal/instansi yang lain
2. Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK) adalah nomor induk yang diterbitkan oleh
Kementerian untuk dosen/instruktur yang bekerja paruh waktu atau dosen yang
bekerja Penuh waktu tetapi satuan administrasi pangkalnya diinstansi lain dan
diangkat perguruan tinggi berdasarkan perjanjian kerja
3. Nomor Urut Pendidik (NUP) adalah nomor urut yang diterbitkan oleh Kementerian
untuk Dosen, Instruktur, dan Tutor yang tidak memenuhi syarat diberikan NIDN atau
NIDK.
Persaingan Akuntan Pendidik di Era MEA
Sebagai tenaga professional akuntan pendidik, Bebas Berprofesi di Negara-negara Asean
yang berarti akuntan degara-negara Asean bebas bekerja debagai akuntan di Indonesia.
Namun sebagai akuntan pendidik seorang akuntan harus memenuhi regulasi sendiri dalam
hal ini untuk akuntan pendidik dari luar negeri bisa menjadi dosen di indonesi minimal guru
besar madya (associate professor). Hal tersebut cukup memberi perlindungan bagi akuntan
pendidik di Indonesia terhadap persaingan dengan Akuntan pendidik negara-negara Asean
lainnya. Jika dilihat dari Jumlah Fakultas Ekonomi seluruh Indonesia berjumlah 4.325, 4.445
perguruan tinggi dan jumlah mahasiswa peminat program studi akuntansi semakin tinggi
bahkan terbanyak dibanding displin ilmu yang lain. Ini semua merupakan peluang sendiri
bagi kita yang ingin berprofesi sebagai akuntan pendidik untuk menghasilkan calon-calon
akuntan yang handal.
Namun demikian untuk menghasilakan akuntan yang handal yang akan mampu bersaing
dengan akuntan-akuntan negara asean lainnya tentu diperlukan akuntan pendidik yang
handal dan professional pula. Akuntan pendidik harus memiliki pengetahuan yang luas,
beriegritas dan selalu menyesuaikan dengan perkembangan global. Mahasiswa yang dididik
oleh akuntan pendidik memenuhi kreteria itulah yang akan menjadi calon akuntan
pemenang, akuntan yang sukses di era MEA.
Mempersiapkan Diri Menjadi Akuntan Pendidik
Untuk menjadi seoarang akuntan pendidik syarat yang harus kita penuhi adalah syarat
sebagai seorang dosen, Adaoun syarat menjadi dosen pada initinya adalah :
1. Memiliki Kualifikasi Akademik S2/S3
2. Sehat Jasmani dan Rohani
3. Bebas Narkotika
4. Bebas dari Tindak Pidana
Jika syarat-syarat tersebut terpenuhi tentu langkah selanjutnya adalah mempersiapkan diri
untuk menjadi tenaga professional sebagai akuntan pendidik atau dosen. Raih pendidikan
Strata dua, persiapkan kemampuan public speaking, dan miliki keinginan untuk menulis dan
meneliti dan yakinkan profesi akuntan pendidik adalah profesi terbaik bagi anda. Langkahlangkah strategi dalam mempersiapkan diri menjadi akuntan pendidik tersebut adalah :
1) Saat masih di jenjang s1, kuliahlah dengan benar agar bisa lulus cepat
2) Coba kesempatan menjadi asisten dosen atau guru les untuk membiasakan diri
mengajar
3) Bersiap untuk kuliah s2, sebab minimal menjadi dosen harus bergelar magister
4) Skor toefl di atas 500
5) Sehat jasmani dan rohani juga menjadi syarat umum untuk menjadi dosen

3

6)
7)

Syarat umum menjadi dosen juga mengharuskan kamu bebas dari tindak pidana dan
narkoba
Niat harus datang dari dalam hati dan jangan terpaksa.

Penutup
Akuntan pendidik adalah pendidik professional dan ilmuwan dalam bidang akuntansi dengan
tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan akuntansi melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Dari tangan akuntan pendidiklah akan menghasilkan akuntan publik, akuntan internal,
akuntan pemerintah maupun akuntan pendidik itu sendiri. Profesi akuntan pendidik di
Indonesia cukup menjajikan dengan peluang dan berbagai kelebihan. Di era MEA dimana
akuntan akan bersaing secara bebas dengan akuntan-akuntan negara asean lainnya.
Akuntan yang mampu baersaing adalah akuntan yang mempersiapkan diri dengan baik,
mempunyai kompetensi di bidang akuntansi maupun kemampuan penunjang lainnya.
Akuntan pendidik adalah orang pertama yang menyiapkan calon-calon akuntan terjun
kedalam persaingan dalam profesi akuntan. Untuk menjadi akuntan pemenang dalam
persaingan sukses dalam profesi harus dimulai dengan akuntan pendidik yang profesioanla
pula.
Refrensi :
1. Undang-Undang No 34 Tahun 1954, Tentang Pemakaian Gelar Akuntan
2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Guru Dan Dosen
4. Peraturan Menteri Riset, Teknologi Dan Pendidikan Tinggi Nomor 2 Tahun 2016 Tentang
Registrasi Pendidik Pada Perguruan Tinggi Persyaratan, Kualifikasi Dan Komposisi Nidn
Dan Nidk, Tata Caradan Proses Registrasi , Serta Nomor Registrasi Pendidik Di
Perguruan Tinggi

4

MENUMBUHKAN EKONOMI KREATIF DALAM MENGHADAPI
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
Sopanah
Universitas Widyagama Malang
Abstrak
Konsep ekonomi selalu bergerak mencari bentuk baru menyesuaikan perkembangan
ruang dan waktu. Sebagai bukti bahwa kehidupan manusia itu dinamis. Tak terkecuali gong
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang tumpah di percaturan ekonomi Asia Tenggara.
Siap menjadi penarik gerbong kemajuan ekonomi bagi Negara yang siap. Atau sebaliknya,
menggilas Negara yang hanya mengucapkan selamat datang tanpa persiapan yang matang
menyambutnya. Ekonomi kreatif diyakini dapat menjawab tantangan permasalahan dasar
jangka pendek dan menengah: (1) relatif rendahnya pertumbuhan ekonomi pasca krisis
(rata-rata hanya 4,5% per tahun); (2) masih tingginya pengangguran (9-10%), tingginya
tingkat kemiskinan (16- 17%), dan (4) rendahnya daya saing industri di Indonesia. Selain
permasalahan tersebut, ekonomi kreatif ini juga diharapkan dapat menjawab tantangan
seperti isu global warming, pemanfaatan energi yang terbarukan, deforestasi, dan
pengurangan emisi karbon, karena arah pengembangan industri kreatif ini akan menuju pola
industri ramah lingkungan dan penciptaan nilai tambah produk dan jasa yang berasal dari
intelektualitas sumber daya insani yang dimiliki oleh Indonesia, dimana intelektualitas
sumber daya insani merupakan sumber daya yang terbarukan.
Kata Kunci: Ekonomi Kreatif, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
1. Pendahuluan
Konsep Ekonomi Kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi di era ekonomi
baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan
stock of knowledge dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama
dalam kegiatan ekonominya. Struktur perekonomian dunia mengalami transformasi
dengan cepat seiring dengan pertumbuhan ekonomi, dari yang tadinya berbasis
Sumber Daya Alam (SDA) sekarang menjadi berbasis SDM, dari era pertanian ke era
industri dan informasi.
Alvin Toffler (1980) dalam teorinya melakukan pembagian gelombang
peradaban ekonomi kedalam tiga gelombang. Gelombang pertama adalah gelombang
ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi industri. Ketiga adalah gelombang
ekonomi informasi. Kemudian diprediksikan gelombang keempat yang merupakan
gelombang ekonomi kreatif dengan berorientasi pada ide dan gagasan kreatif.
Menurut ahli ekonomi Romer (1990), ide adalah barang ekonomi yang sangat
penting, lebih penting dari objek yang ditekankan di kebanyakan model-model ekonomi.
Di dunia dengan keterbatasan fisik ini, adanya penemuan ide-ide besar bersamaan
dengan penemuan jutaan ide-ide kecil-lah yang membuat ekonomi tetap tumbuh.
Ide adalah instruksi yang membuat kita mengkombinasikan sumber daya fisik
yang penyusunannya terbatas menjadi lebih bernilai. Romer juga berpendapat bahwa
suatu negara miskin karena masyarakatnya tidak mempunyai akses pada ide yang
digunakan dalam perindustrian nasional untuk menghasilkan nilai ekonomi.
Howkins (2001) dalam bukunya “The Creative Economy” menemukan kehadiran
gelombang ekonomi kreatif setelah menyadari pertama kali pada tahun 1996 ekspor
karya hak cipta Amerika Serikat mempunyai nilai penjualan sebesar US$ 60,18 miliar
yang jauh melampaui ekspor sektor lainnya seperti otomotif, pertanian, dan pesawat.
Menurut Howkins ekonomi baru telah muncul seputar industri kreatif yang
dikendalikan oleh hukum kekayaan intelektual seperti paten, hak cipta, merek, royalti
dan desain. Ekonomi kreatif merupakan pengembangan konsep berdasarkan aset

5

kreatif yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi. (Leandro Dos Santos,
2007).
Istilah “Ekonomi Kreatif” mulai dikenal secara global sejak munculnya buku “The
Creative Economy: How People Make Money from Ideas” (2001) oleh John Howkins.
Howkins menyadari lahirnya gelombang ekonomi baru berbasis kreativitas setelah
melihat pada tahun 1997 Amerika Serikat menghasilkan produk-produk Hak Kekayaan
Intelektual (HKI) senilai 414 Miliar Dollar yang menjadikan HKI ekspor nomor 1 Amerika
Serikat.
Ekonomi Kreatif adalah sebuah konsep yang menempatkan kreativitas dan
pengetahuan sebagai aset utama dalam menggerakkan ekonomi. Konsep ini telah
memicu ketertarikan berbagai negara untuk melakukan kajian seputar Ekonomi Kreatif
dan menjadikan Ekonomi Kreatif sebagai model utama pengembangan ekonomi.
Dalam sebuah wawancara oleh Donna Ghelfi dari World Intellectual Property
Organization (WIPO) di tahun 2005, John Howkins secara sederhana menjelaskan
Ekonomi Kreatif yang disarikan sebagai “The creation of value as a result of idea”,
dimana dalam kegiatan ekonomi kreatif yaitu; kegiatan ekonomi dalam masyarakat yang
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menghasilkan ide, tidak hanya
melakukan hal-hal yang rutin dan berulang. Karena bagi masyarakat ini, menghasilkan
ide merupakan hal yang harus dilakukan untuk kemajuan.
Lebih jauh lagi Studi Ekonomi Kreatif terbaru yang dilakukan United Nations
Conference on Trade and Development (UNCTAD) pada tahun 2010 mendefinisikan
Ekonomi Kreatif sebagai: “An evolving concept based on creative assets potentially
generating economic growth and development”, dengan penjabaran bahwa ekonomi
kreatif merupakan kegiatan usaha yang mampumendorong peningkatan pendapatan,
penciptaan pekerjaan, dan pendapatan ekspor sekaligus mempromosikan kepedulian
sosial, keragaman budaya, dan pengembangan manusia, yang didalamnya
menyertakan aspek sosial, budaya, dan ekonomi dalam pengembangan teknologi, Hak
Kekayaan Intelektual, dan pariwisata.
Industri Kreatif dapat diartikan pula sebagai sebuah industri yang mempunyai
ide-ide baru, SDM yang kreatif dan juga mempunyai kemampuan dan bakat yang
terus dikembangkan dalam menyelesaikan setiap pekerjaan (Setyoso Hardjowisastro,
2009). Cokorda Istri Dewi (2009) menjelaskan bahwa industri kreatif berasal dari ide
manusia yang merupakan sumber daya yang selalu terbaharukan. Berbeda dengan
industri yang bermodalkan bahan baku fisikal, industri kreatif bermodalkan ide-ide
kreatif, talenta dan keterampilan. Menurut United Nations Conference on Trade and
Development/UNCTAD (2008) dalam Mohammad Adam Jerusalem (2009), industri
kreatif adalah :
1. siklus kreasi, produksi, dan distribusi dari barang dan jasa yang menggunakan
modal kreatifitas dan intelektual sebagai input utamanya;
2. bagian dari serangkaian aktivitas berbasis pengetahuan, berfokus pada seni, yang
berpotensi mendatangkan pendapatan dari perdagangan dan hak atas kekayaan
intelektual;
3. terdiri dari produk-produk yang dapat disentuh dan intelektual yang tidak dapat
disentuh atau jasa-jasa artistik dengan muatan kreatif, nilai ekonomis, dan tujuan
pasar;
4. bersifat lintas sektor antara seni, jasa, dan industri;
5. bagian dari suatu sektor dinamis baru dalam dunia perdagangan.
Menurut Departemen Perdagangan RI (2008) yang kemudian berubah
nomenklaturnya menjadi Kemetrian Pari-wisata dan Ekonomi Kreatif (2009) dan sekarang telah dipisahkan dan dibentuk sendiri menjadi Badan Ekonomi Kreatif (2015),
ekonomi kreatif merupakan era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan
kreativitas dengan mengandalkan ide dan stock of knowledge dari sumber daya

6

manusia sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonomi. Ekonomi kreatif
merupakan wujud dari upaya mencari pembangunan yang berkelanjutan melalui
kreativitas. Berkelanjutan diartikan sebagai suatu iklim perekonomian yang berdaya
saing dan memiliki cadangan sumberdaya yang terbarukan. Pesan besar yang
ditawarkan ekonomi kreatif adalah pemanfaatan cadangan sumberdaya yang bukan
hanya terbarukan, bahkan tak terbatas, yaitu ide, talenta dan kreativitas. Dalam
ekonomi kreatif itu sendiri terdapat bagian yang tak terpisahkan dari ekonomi kreatif,
yaitu industri kreatif.

Gambar 2.3 Industri Kreatif dan pembangunan Berkelanjutan
Menurut John Howkins dalam The Creative Economy: How People Make Money
From Ideas, ekonomi kreatif diartikan sebagai segala kegiatan ekonomi yang
menjadikan kreativitas (kekayaan intelektual), budaya dan warisan budaya maupun
lingkungan sebagai tumpuan masa depan (Warta Ekonomi, No.12/Tahun XX/9 Juni
2008). Lebih lanjut Simatupang (2007) menjelaskan bahwa ekonomi kreatif diartikan
sebagai sistem kegiatan lembaga dan manusia yang terlibat dalam produksi, distribusi,
pertukaran dan konsumsi barang dan jasa yang bernilai kultural, artistik, dan hiburan.
Pelanggan mempunyai ikatan estetika, intelektual, dan emosional yang memberikan
nilai terhadap produk kreatif di pasar.
Menurut DCMS (Creative Digital Industries National Mapping Project ARC
Centre of Excellent for Creative Industries and Innovation, 2007) industri kreatif adalah
industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, keterampilan serta bakat individu
untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan
pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut (BPEN/WRT/001/I/2009 edisi
Januari). Hal senada juga disampaikan oleh Mohammad Adam Jerusalem (2009),
bahwa industri kreatif adalah industri yang mempunyai keaslian dalam kreatifitas
individual, ketrampilan dan bakat yang mempunyai potensi untuk mendatangkan
pendapatan dan penciptaan lapangan kerja melalui eksploitasi kekayaan intelektual.
Industri Kreatif dapat diartikan pula sebagai sebuah industri yang mempunyai
ide-ide baru, SDM yang kreatif dan juga mempunyai kemampuan dan bakat yang terus
dikembangkan dalam menyelesaikan setiap pekerjaan (Setyoso Hardjowisastro, 2009).
Cokorda Istri Dewi (2009) menjelaskan bahwa industri kreatif berasal dari ide manusia
yang merupakan sumber daya yang selalu terbaharukan. Berbeda dengan industri yang
bermodalkan bahan baku fisikal, industri kreatif bermodalkan ide-ide kreatif, talenta dan
keterampilan.
Menurut United Nations Conference on Trade and Development/UNCTAD
(2008) dalam Mohammad Adam Jerusalem (2009), industri kreatif adalah :
1. siklus kreasi, produksi, dan distribusi dari barang dan jasa yang menggunakan modal
kreatifitas dan intelektual sebagai input utamanya;
7

2. bagian dari serangkaian aktivitas berbasis pengetahuan, berfokus pada seni, yang
berpotensi mendatangkan pendapatan dari perdagangan dan hak atas kekayaan
intelektual;
3. terdiri dari produk-produk yang dapat disentuh dan intelektual yang tidak dapat
disentuh atau jasa-jasa artistik dengan muatan kreatif, nilai ekonomis, dan tujuan
pasar;
4. bersifat lintas sektor antara seni, jasa, dan industri; dan
5. bagian dari suatu sektor dinamis baru dalam dunia perdagangan.
Menurut Betti Alisjahbana (2009) terdapat tiga hal potensial dalam ekonomi
kreatif, yaitu Knowledge Creative (Pengetahuan yang kreatif), Skilled Worker (pekerja
yang berkemampuan), Labor Intensive (kekuatan tenaga kerja) untuk dapat
dipergunakan kepada begitu banyak ruang dalam industri produk kreatif yang terus
berkembang di Indonesia, seperti crafts, advertising, publishing and printing, television
and radio, architecture, music, design, dan fashion.
2. Tinjauan Teori
a. Kriteria Ekonomi Kreatif
Suatu ekonomi kreatif dapat terwujud apabila ada industri kreatif menjadi wadah
berkumpulnya para pemain. Definisi Industri Kreatif di Indonesia seperti yang tertulis
dalam Cetak Biru Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional 2009-2015 (2008) adalah:
Industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan serta bakat individu
untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan
pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa Ekonomi Kreatif dalam hubungannya dengan Industri
Kreatif adalah kegiatan ekonomi yang mencakup industri dengan kreativitas sumber
daya manusia sebagai aset utama untuk menciptakan nilai tambah ekonomi.
Studi pemetaan industri kreatif yang telah dilakukan oleh Kementerian Republik
Indonesia tahun 2007 pun menggunakan acuan definisi industri kreatif yang sama,
sehingga industri kreatif di Indonesia dapat didefinisikan sebagai berikut: Industri yang
berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan serta bakat individu untuk
menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan
pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.
Terdapat 15 (lima belas) sub sektor ekonomi kreatif yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah sebagai fokus pengembangan ekonomi kreatif hingga tahun 2025, meliputi:
1. Periklanan
Beberapa definisi yang dikemukakan oleh berbagai sumber mengenai sub sektor
industri periklanan adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa periklanan (komunikasi satu arah
dengan menggunakan medium tertentu), yang meliputi proses kreasi, produksi
dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya perencanaan komunikasi iklan,
iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik,
tampilan iklan di media cetak (surat kabar dan majalah), dan elektronik (televisi
dan radio), pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran,
pamflet, edaran, brosur dan reklame sejenis, distribusi dan delivery advertising
materials atau samples, serta penyewaan kolom untuk iklan (Klasifikasi Baku
Lapangan Usaha Indonesia BPS, 2005).
b. Segala bentuk pesan tentang suatu produk disampaikan melalui suatu media,
dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau
seluruh masyarakat (Departemen Perdagangan RI, 2007).
c. Deskripsi atau presentasi dari produk ide ataupun organisasi dalam membujuk
individu untuk membeli, mendukung atau sepakat suatu hal.
Berdasarkan ketiga pengertian diatas, Departemen Perdagangan RI (2009)
menyimpulkan bahwa sub sektor periklanan merupakan industri/jasa yang
mengemas bentuk komunikasi tentang suatu produk, jasa, ide, bentuk promosi,
informasi, layanan masyarakat, individu maupun organisasi yang diminta oleh

8

pemasang iklan (individu, organisasi swasta/pemerintah) melalui media tententu
(misalnya televisi, radio, cetak, digital signage, internet) yang bertujuan
mempengaruhi, membujuk target individu/masyarakat untuk membeli, mendukung
atau sepakat atas hal yang ingin dikomunikasikan.
2. Arsitektur
Departemen Perdagangan (2009) mengidentifikasi beberapa sumber yang
menjelaskan mengenai pengertian sub-sektor industri arsitektur, yaitu sebagai
berikut:
a. Menurut kamus Bahasa Indonesia, arsitektur diartikan sebagai seni dan ilmu
membangun bangunan. Dengan kata lain arsitektur diartikan sebagai suatu
pengungkapan hasrat kedalam suatu media yang mengandung keindahan.
b. Menurut Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI), arsitektur didefinisikan sebagai wujud
hasil penetapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara utuh dalam
mengubah ruang dan lingkungan binaan, sebagai bagian dari kebudayaan dan
peradaban manusia.
c. Menurut Wikipedia, arsitektur adalah aktivitas desain dan membangun sebuah
gedung serta struktur fisik lainnya, yang memiliki tujuan utama untuk
menyediakan tempat berteduh bagi kepentingan sosial.
d. Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (BPS, 2005), industri
arsitektur adalah jasa konsultasi arsitek, mencakup desain bangunan,
pengawasan konstruksi, perencanaan kota dan sebagainya.
Ekonomi kreatif yang termasuk sub sektor arsitektur antara lain: arsitektur taman,
perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan,
dokumentasi lelang, dll.
3. Pasar Barang Seni
Sub sektor industri pasar barang seni dan barang antik adalah kegiatan yang
berkaitan dengan perdagangan barang-barang seni asli (orisinil), unik, langka dan
berasal dari masa lampau (bekas) yang dilegalkan oleh undang-undang (bukan palsu
atau curian) serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi.
Industri pasar barang seni dan barang antik tidak mengandalkan penggandaan dari
kreativitas, pemilik galeri justru mengandalkan faktor kelangkaan dari barang seni
tersebut dan didistribusikan melalui lelang, galeri, art shop, baik secara tradisional
maupun secara online (Departemen Perdagangan, 2009).
Dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (BPS, 2005), jenis usaha yang
termasuk dalam sub sektor pasar seni dan barang antik yaitu kelompok usaha
perdagangan eceran barang antik, seperti guci bekas, bokor bekas, lampu gantung
bekas, dan meja/kursi marmer bekas.
4. Kerajinan
Menurut Departemen Perdagangan (2009) sub sektor industri kerajinan adalah
kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang
dibuat dan dihasilkan oleh tenaga pengrajin, berawal dari proses desain sampai
dengan proses penyelesaian produknya, meliputi barang kerajinan yang terbuat dari
batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas,
perak, tembaga, perunggu, besi) kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat dan
kapur.
Berdasarkan hasil simposium nasional UNESCO/ITC (1997), sub sektor industri
kerajinan adalah industri yang menghasilkan produk-produk, baik secara
keseluruhan dengan tangan atau menggunakan peralatan biasa, peralatan mekanis,
mungkin juga digunakan sepanjang kontribusi para perajin tetap lebih substansial
pada komponen produk akhir. Produk kerajinan tersebut terbuat dari bahan baku
dalam jumlah yang tidak terbatas, berupa produk kegunaan, estetika, artistik, kreatif,

9

pelestarian budaya, dekoratif, fungsional, tradisional, religius dan simbol-simbol
sosial.
5. Desain
Sub sektor industri desain adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain
grafis, interior, produk, industri, pengemasan, dan konsultasi identitas perusahaan
(Departemen Perdagangan, 2009). Ada tiga kelompok yang termasuk dalam sub
sektor desain, yaitu desain grafis/desain komunikasi visual, desain industri, dan
desain interior.
a. Desain grafis adalah proses kreatif yang menggabungkan seni dan teknologi
dalam mengkomunikasikan suatu gagasan atau ide. Desain grafis harus
bekerjasama dengan perangkat-perangkat komunikasi berupa gambar dan
tipografi agar dapat menyampaikan pesan dari klien ke sasaran audiensnya.
b. Desain industri adalah seni terapan yang mengkolaborasikan faktor estetika dan
kegunaan dari produk yang harus dioptimalkan agar dapat diproduksi dan dijual.
Desain industri berperan dalam menciptakan dan menetapkan solusisolusi
desain terhadap permasalahan yang ada pada bagian teknik, faktor
penggunaan, pemasaran, pengembangan merek dan penjualan.
c. Desain interior adalah segala macam aktivitas yang berkaitan dengan segala
sesuatu yang berada didalam dimensi ruang dan dinding, jendela, pintu,
dekorasi, tekstur, pencahayaan, perabotan dan furnitur dengan tujuan
menciptakan ruangan yang optimal bagi penghuni bangunan yang
bersangkutan.
6. Fesyen (Fashion)
Sub sektor fesyen adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian,
desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan
aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen
(Departemen Perdagangan, 2009).
7. Video, Film dan Fotografi
Menurut Wikipedia (2010), video adalah teknologi pengiriman sinyal elektronik dari
suatu gambar bergerak (film). Sementara itu fotografi berarti proses atau metode
untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan
cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya menggunakan
alat berupa kamera.
Sub sektor industri video, film dan fotografi adalah kegiatan kreatif yang terkait
dengan kreasi produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video,
film. Termasuk didalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan
eksibisi film (Departemen Perdagangan, 2009).
8. Permainan Interaktif (Interactive Games)
Departemen Perdagangan (2009) mendefinisikan sub sektor permainan interaktif
sebagai kegiatan rekreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi
permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan dan edukasi.
Permainan interaktif dilakukan secara interaktif melalui jaringan internet, sehingga
dukungan ketersediaan teknologi informatikan mutlak diperlukan.
Permainan interaktif didefinisikan sebagai permainan yang memiliki kriteria sebagai
berikut:
a. Berbasis elektronik, baik berupa aplikasi software pada komputer (online
maupun stand olone), console (Playstation, XBOX, Nitendo dll), mobile handset
dan arcade.
b. Bersifat menyenangkan dan memiliki unsur kompetisi.
c. Memberikan interaksi kepada pemain (feedback), baik antar pemain atau
pemain dengan alat.

10

d.

Memiliki tujuan atau dapat membawa satu atau lebih konten atau muatan
dengan pesan yang disampaikan bervariasi misalnya unsur edukasi,
entertainment, promosi produk (advertisment), sampai kepada pesan yang
destruktif.

9. Musik
Sub-sektor musik adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi,
pertunjukan musik, reproduksi, distribusi, dan ritel rekaman suara, hak cipta
rekaman, promosi musik, penulis lirik, pencipta lagu atau musik, pertunjukan musik,
penyanyi, dan komposisi musik (Departemen Perdagangan, 2009).
10. Seni Pertunjukan
Sub sektor seni pertunjukkan adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha
yang berkaitan dengan pengembangan konten, produksi pertunjukan, pertunjukan
balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musikteater,
opera, termasuk tur musik etnik, desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata
panggung, dan tata pencahayaan (Departemen Perdagangan, 2009).
11. Penerbitan dan Percetakan
Sub-sektor penerbitan dan percetakan adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan
penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten
digital serta kegiatan kantor berita (Departemen Perdagangan, 2009). Lapangan
usaha yang termasuk dalam sub sektor penerbitan dan percetakan sesuai dengan
Klasifikasi Lapangan Usaha 2005:
a. Penerbitan buku, buku pelajaran, atlas/peta, brosur, pamflet, buku musik, dan
publikasi lainnya.
b. Penerbitan surat kabar, jurnal, tabloid, majalah umum dan teknis, komik dan
sebagainya.
c. Penerbitan khusus, seperti perangko, materai, uang kertas, blangko cek, giro,
surat andil, obligasi surat saham, surat berharga lainnya, paspor dan tiket
pesawat terbang.
d. Penerbitan lainnya, seperti penerbitan foto-foto, grafir, dan kartu pos, formulir,
poster, reproduksi, percetakan lukisan dan barang-barang cetakan lainnya.
e. Pelayanan jasa percetakan surat kabar, majalah, jurnal, buku, pamflet, peta atau
atlas, poster dan lainnya, termasuk kegiatan fotokopi atau thermocopy, juga
mencetak ulang melalui komputer, mesin stensil dan sejenisnya.
f. Perdagangan besar lainnya yang mencakup usaha perdagangan besar komoditi
hasil percetakan dan penerbitan.
g. Perdagangan eceran hasil percetakan, penerbitan dan perangkat buletin, kamus,
buku ilmu pengetahuan, dan buku bergambar.
h. Perdagangan ekspor lainnya yang mencakup usaha mengekspor komoditi hasil
percetakan dan penerbitan.
i. Kegiatan kantor berita yang mencakup kegiatan pemerintah dalam usaha
mencari, mengumpulkan, mengolah, sekaligus mempublikasikan berita melalui
media cetak elektronik, dengan tujuan menyampaikan kepada masyarakat
sebagai informasi yang dikelola swasta.
j. Pencari berita yang mencakup usaha mencari berita yang dilakukan oleh
perseorangan sebagai bahan informasi.
12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak
Sub sektor komputer dan piranti lunak yaitu kegiatan kreatif yang terkait dengan
pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengembangan
piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti
lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal
(Departemen Perdagangan, 2009).

11

13. Televisi dan Radio
Sub sektor televisi dan radio yaitu kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha
kreasi, produksi dan pengemasan, penyiaran, dan transmisi televisi dan radio.
Televisi dan radio dalam hal ini adalah segenap produk kreasi bahan dan materi
siaran radio dan televisi serta usaha penyiarannya kepada masyarakat umum,
seperti penyelenggaraan siaran TV dan siaran radio milik pemerintah/ pemerintah
daerah maupun swasta di Kota Malang
14. Riset dan Pengembangan
Sub-sektor riset dan pengembangan merupakan kegiatan kreatif yang terkait dengan
usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu
dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses
baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat
memenuhi kebutuhan pasar. Pengertian mengenai riset dan pengembangan
dijelaskan pula dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2002 tentang Sistem
Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. Menurut undang-undang tersebut, penelitian diartikan sebagai kegiatan
yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk
memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman
dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau hipotesis di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik kesimpulan ilmiah bagi
keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sementara itu pengembangan
diartikan sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan
fungsi, manfaat dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada atau
menghasilkan teknologi baru.
15. Kuliner
Kuliner: kegiatan kreatif ini termasuk baru, kedepan direncanakan untuk dimasukkan
ke dalam sektor industri kreatif dengan melakukan sebuah studi terhadap pemetaan
produk makanan olahan khas Indonesia yang dapat ditingkatkan daya saingnya di
pasar ritel dan passar internasional. Studi dilakukan untuk mengumpulkan data dan
informasi selengkap mungkin mengenai produk-produk makanan olahan khas
Indonesia, untuk disebarluaskan melalui media yang tepat, di dalam dan di luar
negeri, sehingga memperoleh peningkatan daya saing di pasar ritel modern dan
pasar internasional. Pentingnya kegiatan ini dilatarbelakangi bahwa Indonesia
memiliki warisan budaya produk makanan khas, yang pada dasarnya merupakan
sumber keunggulan komparatif bagi Indonesia. Hanya saja, kurangnya perhatian dan
pengelolaan yang menarik, membuat keunggulan komparatif tersebut tidak tergali
menjadi lebih bernilai ekonomis. Kegiatan ekonomi kreatif sebagai prakarsa dengan
pola pemikir cost kecil tetapi memiliki pangsa pasar yang luas serta diminati
masyarakat luas diantaranya usaha kuliner, assesoris, cetak sablon, bordir dan
usaha rakyat kecil seperti penjual bala-bala, bakso, comro, gehu, batagor, bajigur
dan ketoprak

12

Pondasai dan Pilar Pengembangan Ekonomi Kreatif
Ekonomi kreatif Kota Malang dikembangkan
dengan model layaknya sebuah bangunan, yang terdiri
dari elemen-elemen berupa pondasi (landasan),
bangunan (pilar) dan atap (aktor utama).
Pondasi pengembangan ekonomi kreatif Kota
Malang yaitu sumberdaya manusia (insan kreatif).
Insan
kreatif
memiliki
peran
sentral
dalam
pengembangan berbagai aktivitas ekonomi kreatif di
Kota Malang, sebagai faktor produksi utama didalam
ekonomi kreatif. Oleh karena itu untuk menunjang
pengembangan ekonomi kreatif di Kota Malang perlu
dilakukan pembangunan SDM yang terampil untuk
meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas. Pilar utama
dalam pengembangan ekonomi kreatif di Kota Malang
meliputi:
1) Industri
Industri merupakan bagian dari kegiatan masyarakat
yang terkait dengan produksi, distribusi, pertukaran
serta konsumsi produk atau jasa. Industri ini
menghasilkan produk kreatif yang mengindikasikan
adanya faktor kreasi dan originalisasi yang diproduksi
sedemikian rupa untuk dikomersialisasikan.
2) Teknologi
Teknologi merupakan suatu entitas baik material
maupun non material yang merupakan aplikasi dari
proses mental atau fisik untuk mencapai nilai tertentu.
Gambar 2.4 Pilar Ekonomi Kreatif
Teknologi tidak hanya mesin atau alat bantu yang
berwujud, namun teknologi ini termasuk kumpulan
teknik atau metode-metode atau aktivitas yang
mengubah budaya. Teknologi ini merupakan alat untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan yang dapat dipakai untuk berkreasi,
memproduksi, berkolaborasi, mencari informasi, distribusi, dan sarana bersosialisasi
dalam menciptakan produk-produk kreatif.
3) Sumberdaya Alam
Sumberdaya alam diperlukan sebagai input dalam proses penciptaan nilai tambah
bahan baku menjadi produk kreatif. Sumberdaya alam ini mencakup bahan baku
industri maupun ketersediaan lahan yang menjadi input penunjang ekonomi kreatif.
Ketersediaan sumberdaya alam ini sangat terkait dengan penciptaan produk-produk
kreatif yang bersifat fisikal, seperti desain, kerajinan dan fesyen.
4) Kelembagaan
Kelembagaan disini diartikan sebagai tatanan sosial yang berkembang di
masyarakat Kota Malang, mencakup kebiasaan, norma, adat, aturan, serta hukum
yang berlaku. Kelembagaan menjadi pilar utama pengembangan ekonomi kreatif
dimaksudkan bahwa dalam penciptaan produk-produk kreatif hendaknya
memperhatikan tatanan sosial di Kota Malang sehingga memiliki nilai-nilai kearifan
budaya lokal.
5) Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan merupakan lembaga yang berperan menyalurkan pendanaan
kepada pelaku usaha ekonomi kreatif yang membutuhkan, baik dalam bentuk
modal/ekuitas maupun pinjaman/kredit. Keberadaan lembaga keuangan memiliki
peranan yang sangat penting untuk menjembatani kebutuhan keuangan bagi pelaku
usaha ekonomi kreatif. Lembaga keuangan ini diharapkan dapat menyalurkan
pinjaman kepada usaha ekonomi kreatif yang tidak hanya menghasilkan produk

13

fisikal, tetapi juga yang menghasilkan produk kreatif non fisikal yang memanfaatkan
dunia maya dalam bentuk digital.

Gambar 2. 5 Peta Jalan Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia Tahun 2009-2025
Pembahasan
Aktor Utama Penggeraj Ekonomi Kreatif
Terdapat tiga aktor utama sebagai penggerak lahirnya kreativitas ide, ilmu
pengetahuan, dan teknologi yang vital bagi tumbuhnya ekonomi kreatif di Kota Malang
yaitu :
1) Cendikiawan
Cendikiawan merupakan orang-orang yang memiliki perhatian utama pada pencarian
kepuasan dalam mengolah seni dan ilmu pengetahuan, menerapkan dan
menularkannya. Para cendikiawan dalam ekonomi kreatif meliputi budayawan,
seniman, para pendidik di lembaga pendidikan, para pelopor di paguyuban, sanggar
budaya dan seni, individu atau kelompok studi dan peneliti, penulis dan tokoh lainnya
di bidang seni, budaya dan ilmu pengetahuan yang terkait dengan pengembangan
ekonomi kreatif. Para cendikiawan ini memiliki peran yang sangat penting dalam
memperkuat basis inovasi dan perluasan jaringan informasi.
2) Pelaku bisnis
Bisnis (perusahaan) merupakan suatu organisasi yang dikenali secara legal dan
sengaja diciptakan untuk menyediakan barang-barang baik berupa produk dan jasa
kepada konsumen. Perusahaan umumnya dimiliki oleh swasta dan dibentuk untuk
menghasilkan keuntungan dan meningkatkan kemakmuran bagi pemiliknya.

14

3) Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah merupakan unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
memiliki kewenangan untuk mengelola suatu daerah, dalam hal ini Kota Malang.
Pemerintah daerah disini meliputi Kepala Daerah dan Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD), serta lembaga legislatif (DPRD) yang saling mendukung dalam
penciptaan usaha-usaha ekonomi kreatif di Kota Malang.
3. Pembahasan
Peran Masing-Masing Aktor Utama Penggerak Ekonomi Kreatif
Perkembangan ekonomi kreatif Kota Malang tidak terlepas dari peran ketiga aktor
utama penggerak ekonomi kreatif, yaitu sebagai berikut:
1) Cendikiawan dan Masyarakat
Peran yang dimiliki kaum cendikiawan antara lain sebagai agen penyebarluasan dan
pengimplementasian ilmu pengetahuan, seni dan teknologi serta membentuk nilainilai yang konstruktif bagi pengembangan ekonomi kreatif di masyarakat Kota
Malang. Dalam hal pendidikan para cendikiawan berperan untuk mendorong lahirnya
generasi-generasi yang memiliki pola pikir kreatif untuk mendukung tumbuhnya
karsa dan karya ekonomi kreatif. Dalam hal penelitian para cendikiawan berperan
sebagai pemberi masukan tentang kebijakan-kebijakan pengembangan ekonomi
kreatif, dan menghasilkan teknologi yang dapat mendukung cara kerja dan
penggunaan sumberdaya yang efisien, serta menjadikan usaha ekonomi kreatif yang
kompetitif. Dalam hal pengabdian masyarakat, para cendikiawan berperan untuk
membentuk tatanan sosial yang mendukung tumbuh suburnya ekonomi kreatif di
Kota Malang.
2) Pelaku bisnis
Pelaku bisnis yang mencakup pelaku usaha, investor, dan pencipta teknologi
teknologi baru. Pelaku bisnis memiliki peranan dalam hal penciptaan produk dan jasa
kreatif, pasar baru yang dapat menyerap produk dan jasa yang dihasilkan serta
penciptaan lapangan kerja bagi individu-individu kreatif dan tenaga kerja pendukung
lainnya. Pelaku bisnis juga memiliki peranan dalam membentuk komunitas dan
enterpreneur kreatif, yaitu sebagai motor penggerak dalam sharing pemikiran, alih
pengetahuan, bimbingan bisnis dan pelatihan menajemen pengelolaan usaha di
bidang ekonomi kreatif.
3) Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan
ekonomi kreatif, yaitu sebagai berikut:
a. Katalisator dan fasilitator, dimaksudkan bahwa Pemerintah Kota Malang
berperan dalam memberi rangsangan, tan