Laporan Analisis Situasi Tuberkulosis di

LAPORAN HASIL PENELITIAN
ANALISA SITUASI
TUBERKULOSIS KOTA SORONG

Kerjasama antara
LPPM Universitas Muhammadiyah Sorong
Dengan
Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah
Sorong, 02 September 2014

Tim Penyusun :

Penanggung Jawab : Irman Amri, ST., MT.
(Ketua LPPM)
Peneliti :
1. Hendrik Pristianto, ST., MT.
2. Drs. H. Yahya Pawennei, MM.
3. Muzna A.A. Gafur, SP., Msi.
4. Wisang Candra Bintari, SE., MM

LATAR BELAKANG


Berdasarkan dengan Surat Perjanjian Kerjasama
Nomor V-34/PR-„Aisyiyah/V/2014, tim analisa
situasi kebijakan dari Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas
Muhammadiyah Sorong dipercaya menjadi salah
satu Tim Analisa Situasi Kebijakan TB dengan
wilayah kerja penelitian adalah Kota Sorong

LOKASI PENELITIAN

TUJUAN
Tujuan dari kegiatan “Analisa Situasi Kebijakan
Tuberkulosis” ini adalah untuk menghasilkan dokumen
Analisa-Situasi yang berisi :
1. Data Situasi tuberkulosis, termasuk Kebijakan,
Anggaran, dan layanan kesehatan TB, TB HIV dan TB
MDR di daerah kerja Analisa-Situasi
2. Analisa atas situasi ini yaitu Analisa akar masalah/
Root Cause Analysis (RCA)

3. Rekomendasi

PROSES PENYUSUNAN
Tahapan kegiatan “Analisa Situasi Kebijakan
Tuberkulosis” ini adalah :
1. Tahap Assesment, yaitu tahapan pengumpulan dan
analisa data sekunder
2. Tahap Analysis, yaitu tahapan pengumpulan dan
analisa data lapangan
3. Tahap Action, yaitu tahap penyusunan draf laporan
awal , seminar hasil penelitian dan penulisan laporan
akhir (final report).

GAMBARAN UMUM KOTA SORONG (WILAYAH)
No.

Distrik

Luas Area


Rasio Terhadap Total

(km2)

(%)

1.

Sorong Barat

254,15

23,00

2.

Sorong Timur

158,22


14,32

3.

Sorong

126,85

11,48

4.

Sorong Kepulauan

200,10

18,11

5.


Sorong Utara

229,71

20,79

6.

Sorong Manoi

135,97

12,30

1.105,00

100,00

Total


Sumber : Kota Sorong Dalam Angka 2013

Papua Barat = 97.024,27 km2
Atau :
Luas Kota Sorong :
1,14 % Luas Propinsi Papua Barat

GAMBARAN UMUM KOTA SORONG (PENDUDUK)

Kota Sorong

204,805

25.07%

Kabupaten Manokwari

201,690

24.69%


Kabupaten Sorong

75,872

9.29%

Kabupaten Fak-Fak

71,799

8.79%

Kabupaten Teluk Bintuni

56,321

6.89%

Kabupaten Kaimana


49,689

6.08%

Kabupaten Raja Ampat

45,660

5.59%

Kabupaten Sorong Selatan

40,874

5.00%

Kabupaten Maybrat

35,444


4.34%

Kabupaten Teluk Wondama

28,279

3.46%

6,544

0.80%

816,977

100.00%

Kabupaten Tambraw
Total Populasi Papua Barat


Sumber : Pusdatin Kemenkes, 2013

GAMBARAN UMUM KOTA SORONG (PENDUDUK)
Tabel Jumlah Penduduk per distrik di Kota Sorong Tahun 2011-2012
No

Distrik

Luas Area
(km2)

1.

Sorong
Barat
Sorong
Timur
Sorong
Sorong
Kepulauan

Sorong
Utara
Sorong
Manoi
Total

2.
3.
4.
5.
6.

254,15

Jml Penduduk
(jiwa)
2011
2012
36.964
38.654

Jml Rumah
Tangga
2011
2012
9.853 10.371

Kepadatan
(jiwa / km2)
2011
2012
145,44
152

158,22

28.191

29.474

7.288

7.568

178,19

186

126,85
200,10

32.504
10.206

33.980
10.701

8.396
2.243

8.663
2.376

256,24
51,00

268
53

229,71

46.873

48.968

13.179

13.940

204,05

213

135,97

44.517

46.515

13.963

13.799

327,40

342

1.105,00

199.255

208.292

54.862

58.058

180,32

189

GAMBARAN UMUM KOTA SORONG (PENDUDUK)
Tabel Rekapitulasi Jumlah Penduduk di Kota Sorong Tahun 2008-2012
No

Tahun

Luas Area

Jml

Jml

Kepadatan

Rata-Rata Hunian

(km2)

Penduduk

Rumah

(jiwa / km2)

(jiwa / rmh tangga)

(jiwa)

Tangga

1.

2008

172.855

-

156,43

-

2.

2009

182.737

37.510

165,37

4,87

3.

2010

190.625

42.375

172,51

4,50

4.

2011

199.255

54.862

180,32

3,63

5.

2012

208.292

58.058

189,00

3,59

1.105

GAMBARAN UMUM KOTA SORONG (PENDUDUK)

GAMBARAN UMUM KOTA SORONG (PENDUDUK)
Tabel Perbandingan Jumlah Penduduk Usia Kerja
Tahun

2008
2009
2010
2011
2012

Angkatan Kerja (15 tahun ke atas)
Bekerja
Pengangguran
Jumlah
Terbuka
59.574
63.098
65.872
79.752
71.549

11.238
11.529
12.284
11.923
9.199

Tahun

Bekerja

2008
2009
2010
2011
2012

59.574
63.098
65.872
79.752
71.549

70.812
74.627
78.156
91.675
80.748

% Bekerja

% Tingkat
Penganguran

84,13
84,55
84,28
86,99
88,61

15,87
15,45
15,72
13,01
11,39

Jenis Pekerjaan
PNS
Lainnya
3.134
56.440
2.961
60.137
3.613
62.259
3.875
75.877
3.732
67.817

GAMBARAN UMUM KOTA SORONG (EKONOMI)
Tabel Tren PDRB Kota Sorong

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Lapangan
Usaha
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan
Perikanan
Pertambangan
Industri Pengolahan
Listrik dan Air Minum
Bangunan / Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
Jasa Lainnya
Total

PDRB (%)
2009
2010
2011
14,04 13,01 12,44

2012
12,15

1,09
17,31
0,99

1,04
16,05
1,31

1,16
15,57
1,40

1,18
15,07
1,43

1,13
17,95
1,36

9,11
23,82
16,72
5,66

8,81
24,11
17,36
7,32

8,48
25,76
16,93
8,49

8,65
26,69
16,89
8,73

8,58
25,66
16,45
8,33

10,82

9,96

9,25
100

8,94

8,39

2008
14,49

GAMBARAN UMUM KOTA SORONG (EKONOMI)
Tabel Tren PDRB Kota Sorong
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Lapangan
Usaha
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan
Perikanan
Pertambangan
Industri Pengolahan
Listrik dan Air Minum
Bangunan / Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
Jasa Lainnya
Total

PDRB (%)
2009
2010
14,04
13,01

2011
12,44

2012
12,15

1,09
17,31
0,99

1,04
16,05
1,31

1,16
15,57
1,40

1,18
15,07
1,43

1,13
17,95
1,36

9,11
23,82
16,72
5,66

8,81
24,11
17,36
7,32

8,48
25,76
16,93
8,49

8,65
26,69
16,89
8,73

8,58
25,66
16,45
8,33

10,82

9,96

9,25
100

8,94

8,39

2008
14,49

Sesuai dengan kondisi dan karakteristiknya, Kota Sorong adalah salah satu daerah
yang kurang mempunyai kekayaan sumber daya alam, maka arah pembangunan tahun
2013-2017 memprioritaskan pada sektor jasa dan perdagangan sebagai sektor unggulan
(RPJMD Kota Sorong 2013-2017). Dari kontribusinya terhadap PDRB Kota Sorong,
besarnya PDRB masih sangat tergantung kepada sub-sektor sub-sektor perdagangan,
hotel dan restoran.

GAMBARAN UMUM KOTA SORONG (EKONOMI)
Tabel Besarnya Kebutuhan Hidup Minimum Masyarakat Kota Sorong
dibandingkan dengan UMR

GAMBARAN UMUM KOTA SORONG (PENDIDIKAN)
Tabel Gambaran Umum Kondisi Pendidikan di Kota Sorong Thn 2008-2012
Tahun

2008
2009
2010
2011
2012

Unit
Pendidikan
174
188
193
196
195

Rekapitulasi Jumlah
Guru
Dosen
Peserta Didik
2322
2336
2430
2315
2517

489
621
594
699
717

52446
56271
52657
59815
63790

Tabel Banyaknya Keluarga / Masyarakat
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kota Sorong
Tahun

2008
2009
2010
2011
2012

Perumahan dan
Lingkungan Tidak
Sehat
2680
1835
tidak tercatat
1890
13930

Masalah Sosial (KK)
Korban
Masyarakat
Bencana
Terasing
Alam
0
0
0
1296
0
277
0
1801
0
383

Keluarga Miskin
3440
3472
3058
1890
13930

GAMBARAN UMUM KOTA SORONG (KESEHATAN)

Tabel Banyaknya Tenaga Kesehatan di Kota Sorong Thn 2008-2012

Tahun

2008
2009
2010
2011
2012

Dokter

13
111
80
84
69

Paramedis
Perawat
145
391
589
499
377

Non Perawat
23
53
103
157
236

Non
Medis
4
*
136
137
*

Jumlah
Tenaga
Kesehatan
185
562
908
872
688

GAMBARAN UMUM KOTA SORONG (KESEHATAN)
Rasio Dokter Umum per 100.000 penduduk Di Kota Sorong pada Tahun 2012

Sumber : Pusdatin Kemenkes, 2013

GAMBARAN UMUM KOTA SORONG (KESEHATAN)
Rasio Puskesmas Umum per 100.000 penduduk Di Kota Sorong pada Tahun 2012

Sumber : Pusdatin Kemenkes, 2013

GAMBARAN UMUM KOTA SORONG (penanganan TB)
Menurut Riskesdas 2013, prevalensi penduduk Indonesia yang didiagnosis TB oleh tenaga
kesehatan tahun 2007 dan 2013 tidak berbeda (0,4%). Lima provinsi dengan TB tertinggi adalah Jawa
Barat, Papua, DKI Jakarta, Gorontalo, Banten, dan Papua Barat. Penduduk yang didiagnosis TB oleh
tenaga kesehatan, 44,4 % diobati dengan obat program. Berdasarkan karakteristik penduduk,
prevalensi TB paru cenderung meningkat dengan bertambahnya umur, pada pendidikan rendah,
dan tidak bekerja.
Menurut Laporan Rutin Program Kemenkes, di Propinsi Papua Barat angka penemuan kasus baru TB
Paru tahun 2007 (44,9%) dan tahun 2010 (39,9%). Sedangkan angka kesembuhan pengobatan TB
Paru tahun 2007 (69,95%); tahun 2010 (48,3% ); dan tahun 2012 (71%)

Sumber : Pusdatin Kemenkes, 2013

GAMBARAN UMUM KOTA SORONG (penanganan TB)
No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

FasYanKes
Di Kota
Sorong
PKM. Remu
PKM. Malawei
PKM. Dum
PKM. Tj. Kasuari
PKM. Klasaman
PKM. Malanu
RSUD Sele be Solu
RS Pertamina
RS Mutiara
RS Kasih Herlina
RSAD Aryoko
RSAL dr. Oetodjo
BP Bintang Timur
BP Talita Kumi
BP Santa Maria
BP Bayangkara
Yayasan Santo
Agustinus
RS BLUD
Kabupaten Sorong
(RS Rujukan kasus
TB MDR Kota
Sorong)Sudah
dilengkapi dengan alat
GENEXPERT

Layanan
Umum
















-

Layanan
DOTS
TB













-

Kolaborasi
TB-HIV






-

Layanan
TB MDR

Sarana
Lab

-













-



Lab
Intermediet

-

VCT








Sumber : Seksi Pemberantasan Penyakit Menular Dinkes Kota Sorong, 2014

GAMBARAN UMUM KOTA SORONG (penanganan TB)
Tabel 22. Data Tenaga Program P2TB di Kota Sorong

Unit Kerja
PKM. Remu
PKM. Malawei
PKM. Dum
PKM. Tj.Kasuari
PKM. Klasaman
PKM. Malanu
RS.Sele Be Solu
RS.Pertamina
RS.Dr.Aryoko
BP.Santa Maria
BP.Bintang.Timur
Jumlah

Dokter Perawat Analis
1
2
3
1
2
1
1
1
1
2
2
0
1
1
2
2
1
2
3
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
0
2
1
1
16

15

14

GAMBARAN UMUM KOTA SORONG (penanganan TB)
Sebaran Fasilitas Layanan Kesehatan Penunjang Program Penanggulangan Penyakit TB di Kota Sorong

GAMBARAN UMUM KOTA SORONG (penanganan TB)
Temuan / Fakta :
Dari gambar di atas, yang dapat dinformasikan adalah khususnya tentang
keberadaan Rumah Sakit BLUD Kabupaten Sorong sebagai Rumah Sakit
Rujukan kasus TB yang lokasi nya ada di Kota Sorong ( lihat titik RR pada
gambar). Dalam semua aspek pelayanan kesehatan, hal ini menguntungkan

warga Kota Sorong karena banyak memiliki alternatif tempat failitas kesehatan
sekelas rumah sakit daerah, akan tetapi dari sisi kemanfaatan bagi warga
Kabupaten Sorong merupakan suatu agak merugikan (yang pada saat bersamaan
ini juga dilakukan Analisa Situasi TB bagi Kabupaten Sorong). Dan yang
berlangsung selama ini di wilayah Kota dan Kabupaten Sorong, masyarakat
Kabupaten Sorong banyak melakukan pemeriksaan kesehatan dan rawat inap di
fasilitas kesehatan Kota Sorong.

Kebijakan penanganan TB di Kota Sorong
Menurut kepala seksi pemberantasan penyakit menular Dinas Kesehatan Kota Sorong,
disebutkan bahwa belum ada produk PERDA di Kota Sorong yang khusu s mengatur
penanganan kasus TB, akan tetapi masih menggunakan :
1.

SK Menkes RI No 364/MENKES/SK/V/2009 tanggal 13 Mei 2009 tentang
Pedoman Penanggulangan TB di Indonesia

2.

Permenkes RI No 13/2013 tanggal 01 Februari 2013 tentang Pedoman
Manajemen Terpadu Pengendalian TB Resisten Obat

Hal ini dikarenakan, keberadaan SK dan peraturan Menteri tersebut di atas sudah
dirasa cukup oleh pihak Dinas Kesehatan Kota Sorong untuk memberi arahan bagi
pelaksanaan penanganan penyakit TB di Kota Sorong.
Hanya saja, pada tahun 2013 Kota Sorong menetapkan PERDA Nomor 16 Tahun 2013
tentang Penanggulangan HIV dan AIDS di Kota Sorong. Dimana dalam pasal 1 point
21 pada PERDA tersebut menyebutkan bahwa yang dinamakan Provider Initiated Testing
and Counseling /Tes HIV dan Konseling Inisiatif Petugas yang selanjutnya disingkat PITC
/ TKIP adalah kebijakan Pemerintah untuk dilaksanakan dilayanan kesehatan yang berarti
semua petugas kesehatan harus menganjurkan tes HIV setidaknya pada ibu hamil, pasien
infeksi menular seksual, pasien TB, pasien hepatitis, pasien yang menunjukan gejala klinis
diduga terinfeksi HIV.

Kebijakan penanganan TB di Kota Sorong

Kebijakan penanganan TB di Kota Sorong
Dari dokumen kebijakan Pemda Kota Sorong di atas (RPJP dan RPJMD), dapat ditarik
keterkaitannya dengan program penanganan penyakit TB di Kota Sorong, yaitu :
1.

Salah

satu

kesehatan

prioritas
yaitu

kebijakan

peningkatan

daerah
mutu

adalah

peningkatan

pelayanan,

peningkatan

pelayanan
status

gizi

masyarakat, peningkatan penyuluhan dan pembinaan kesehatan masyarakat,
dan penyediaan sarana prasarana RSUD yang representatif.
2.

Dari

isu-isu

strategis

yang

terkait

dengan

penanganan

sektor

kesehatan

,

semuanya dapat dikaitkan dengan program penanganan penyakit TB. Oleh
karena

itu,

lingkungan

harus
hidup,

ada

sinergi

pekerjaan

antara

umum,

bidang

penataan

kesehatan
ruang,

dengan

perumahan,

bidang

KB,

dan

bidang sosial.
3.

Dalam visi Kota Sorong terdapat keinginan yang kuat dari Pemda Kota Sorong
untuk membebaskan masyarakatnya dari belenggu Kebodohan, Kemiskinan,
Keterbelakangan & Kesehatan yang rendah (K4). Belenggu K4 tersebut juga
adalah faktor pemicu penyebaran penyakit TB.

4.

Salah satu misi Pemda Kota Sorong adalah meningkatnya pengembangan sosial
dan kesehatan masyarakat, dan misi tersebut didukung oleh arah kebijakan yaitu
dengan peningkatan dan pemantapan sarana prasarana kesehatan masyarakat.

5.

Visi-misi dan arah kebijakan Pemda Kota Sorong didukung oleh visi -misi dan
arah kebijakan SKPD terkait (Dinas Kesehatan Kota Sorong)

6.

Dalam strategi pembangunan Pemda Kota Sorong, terdapat keterkaitan :
a.

dengan penanganan penyakit TB HIV/AIDS

b.

dengan faktor kemiskinan yang menjadi salah satu penyeb ab utama
penyebaran penyakit TB

Profil Anggaran terkait PenangananTB di Kota Sorong
Perbandingan Realisasi Belanja Sektor Kesehatan Dengan Sektor Lain yang Menjadi Program
Pemerintah Kota Sorong Tahun 2010-2012

Jenis Belanja
2010
Pelayanan
Umum
Ketertiban &
Keamanan
Ekonomi

Rp

%

319.834.463.551

46,97

Tahun Anggaran
2011
Rp
Rp

2012
%

Rp

37,52

250.093.713.825

38,05

0,59

2.976.996.731

0,45

5,56

36.211.655.277

5,51

3,69

29.997.524.671

4,56

11,76

85.476.936.199

13,00

205.612.163.050
4.679.985.903

0,69
3.232.746.768

55.490.068.891

8,15
30.472.071.949

Lingkungan
Hidup
Perumahan &
Fasilitas Umum
Kesehatan
Pariwisata dan
Budaya
Pendidikan
Perlindungan
Sosial
h

5.522.762.664

0,81

128.417.328.556

18,86

20.247.650.599
64.433.844.965

62.944.094.237

9,24

56.942.274.409

10,39

69.362.201.132

10,55

3.806.910.950

0,56

3.293.489.387

0,60

2.948.833.751

0,45

97.152.878.672

14,27

152.966.232.661

27,91

168.410.460.580

25,62

3.036.585.886

0,45

10.866.564.818

1,98

11.881.274.545

1,81

680.885.079.310

100

548.067.038.606

100

657.359.596.711

100

Profil Anggaran terkait PenangananTB di Kota Sorong
Rancangan Alokasi Anggaran Bidang Kesehatan dalam Kerangka Pendanaan Alokasi Kapasitas Riil
Keuangan Daerah Kota Sorong Tahun Anggaran 2013-2017

Prioritas Anggaran

1 Peningkatan
Infrastruktur Dasar dan
Utilitas Perkotaan
2 Peningkatan Kesehatan
Masyarakat dan
Ketahanan Keluarga

Tahun Anggaran
2013
2014
2015
2016
2017
Rp
%
Rp
%
Rp
%
Rp
%
Rp
%
115.489.477.078,50 44,30 121.263.950.932,43 44,30 127.327.148.479,05 44,30 133.693.505.903,00 44,30 140.378.181.198,15 44,30

38.739.466.579,80 14,86

40.676.439.908,79 14,86

42.710.261.904,23 14,86

44.845.774.999,44 14,86

47.088.063.749,41 14,86

3 Peningkatan SDM
31.205.257.860,00 11,97 32.765.520.753,00 11,97 34.403.796.790,65 11,97 36.123.986.630,18 11,97 37.930.185.961,69 11,97
4 Peningkatan
14.177.896.038,60 5,44 14.886.790.840,53 5,44 15.631.130.382,56 5,44 16.412.686.901,68 5,44 17.233.321.246,77 5,44
Pemberdayaan Ekonomi
Kerakyatan
5 Peningkatan Pelayanan 58.779.162.361,50 22,55 61.718.120.479,58 22,55 64.804.026.503,55 22,55 68.044.227.828,73 22,55 71.446.439.220,17 22,55
Publik
6 Supremasi Hukum
2.298.993.900,00 0,88 2.413.943.595,00 0,88 2.534.640.774,75 0,88 2.661.372.813,49 0,88 2.794.441.454,16 0,88
Jumlah
260.690.253.818,40 100 273.724.766.509,33 100 287.411.004.834,79 100 301.781.555.076,52 100 316.870.632.830,35 100

Profil Anggaran terkait PenangananTB di Kota Sorong
Penggunaan Dana Otonomi Khusus Propinsi Papua Barat di Kota Sorong
Bidang Kesehatan :
Kegiatan Pengadaan dan Peningkatan Prasarana Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan
Jenis Kegiatan
Jumlah Dana Per Tahun
(Kebijakan Alokasi)
2009
2010
(Rp) *
(Rp) **
1. Insentif petugas kesehatan
1.250.000.000
1.320.000.000
2. Pengadaan Obat-Obatan
1.300.000.000
3. Penanggulangan HIV/AIDS :
- Pengadaan
Reagensia
utk
500.000.000
Pemeriksaan HIV
- Bantuan kpd Yayasan Sosial
Agustinus
(YSA)
utk
300.000.000
500.000.000
penanggulangan AIDS
300.000.000
- Penyuluhan HIV/AIDS
100.000.000
- Bantuan utk KPA Kota Sorong
4. Kegiatan P2M (Immunisasi, TB,
150.000.000
450.000.000
Paru, P2Kusta)
5. Peningkatan SDM Kader Posyandu,
Lansia, Sarana dan Prasarana Lansia,
162.660.000
300.000.000
Pel Kes Lansia
250.000.000
6. Perbaikan Gizi dan Pengadaan Vit A
240.000.000
7. Penyuluhan Promosi Kesehatan
8. Peningkatan Kesehatan Ibu dan anak
150.000.000
serta SDM Bidang (magang)
9. Peningkatan SDM petugas farmasi
50.000.000
dan Monitoring thd distribusi dan
pengadaan obat
240.000.000
10. Peningkatan Pelayanan Perbaikan
Gizi
50.000.000
11. Pendataan/Pengawasan
Sarana
Sanitasi
4.550.000.000
4.550.000.000

Profil Anggaran terkait PenangananTB di Kota Sorong

Jika merujuk pada :
1.

Visi-misi dan arah kebijakan Pemda Kota Sorong yang seharusnya selaras
dengan program penanganan penyakit TB (tabel 23,24 dan 25), dan

2.

Profil alokasi anggaran kesehatan Propinsi Papua Barat dan Pemda Kota
Sorong, sebagiamana terlihat pada tabel 26-34 di atas.

maka

kebijakan

anggaran

yang

ada

penanganan penyakit TB di Kota Sorong.

belum

cukup

menunjang

kegiatan

DataTB Kota Sorong

DataTB Kota Sorong

DataTB Kota Sorong

DataTB Kota Sorong

DataTB Kota Sorong

DataTB Kota Sorong

HASIL ANALISA TB KOTA SORONG
Status Kesehatan Penanggulangan TB di Kota Sorong
1.

Terjadi

kesejangan

(GAP)

antara

angka

penemua

BTA+

Baru

dengan

Estimasi, dengan rata-rata tahun 2007-2012 sebesar 51,90% (Gambar 17). Ini
berarti masih banyak kasus TB yang belum teridentifikasi.
2.

Peran dan konstribusi RSUD Sele Be Solu perlu dioptimalkan lagi dalam
penemuan kasus baru (CDR) TB di Kota Sorong. Sebagai rumah sakit umum
daerah milik pemerintah Kota Sorong konstribusinya hampir sama dengan
RSUD Kabupaten Sorong (BLUD) yang sampai saat ini lokasinya masih
berada di pusat wilyah Kota Sorong, yaitu rata-rata tahun 2007-2012 hanya
sekitar 24 % peran masing masing. Sedangkan kontribusi 6 Puskesmas di Kota
Sorong sudah cukup optimal, yaitu rata-rata tahun 2007-2012 sekitar 52 %
dalam penemua kasus TB (Gambar 18).

3.

Dalam hal angka SR di 6 puskesmas dan rumah sakit, terlihat angka SR
puskesmas lebih besar daripada rumah sakit (Gambar 19)

4.

Dalam hal kontribusi terhadap DO Rate Kota Sorong (Gambar 20), RSUD
Sele Be Solu sudah mengambil peran lebih dominan (rata-rata tahun 20072011 sebesar 42,63%)

dibandingan dengan total 6 PKM (rata-rata sebesar

36,96%) dan rata-rata kontribusi RSUD Kabupaten Sorong sebesar
sejak tahun 2007-2011.

20,41%

HASIL ANALISA TB KOTA SORONG
Status Kesehatan Penanggulangan TB di Kota Sorong
1. Tabel 35 jika dibandingkan dengan tabel 42 akan memperlihatkan kurangnya
koordinasi antara pihak Dinas Kesehatan Kota Sorong dan RSUD Sele Be
Solu, dalam hal data pasien TB yang meninggal pada tahun 2012. Ada
perbedaan data dari ke dua instansi pemerintah daerah Kota Sorong yang
menanggani bidang kesehatan tersebut.
2. Kasus TB-Anak menunjukkan tren naik 13,5 % (tahun 2011 ke 2012) dan 5,13
% (tahun 2012 ke 2013) menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Sorong
(Tabel 36). Akan tetapi juga terjadi GAP data yang berasal dari Dinas
Kesehatan dan RSUD Sele Be Solu terkait kasus TB Anak. (Tabel 36 terhadap
Tabel 44 dan 43).

HASIL ANALISA TB KOTA SORONG
Status Kesehatan Kota Sorong dilihat dari Aspek Demografi
1. Sebaran masyarakat Kota Sorong menurut struktur umur adalah 32,9% usia
muda (0-14); 64,8% pada usia 15-59; dan 2,3 % pada usia lansia (diatas 60
tahun). Menurut literature dan tren data, maka dari segi umur yang rentan
terhadap penyakit TB adalah usia dewasa / produktif secara ekonomis atau
dalam hal ini ada sekitar 64,8 % penduduk Kota Sorong yang rentan terhadap
penyakit TB.
Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan rata-rata waktu
kerjanya 3-4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan pendapatan tahunan
rumah tangganya sekitar 20-30%. Jika dia meninggal akibat TB, maka akan
kehilangan pendapatan sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara ekonomis, TB
juga memberikan dampak buruk lainnya secara sosial yaitu dikucilkan oleh
masyarakat. Kerugian yang diakibatkan sangat besar, bukan hanya aspek
kesehatan semata tetapi juga dari aspek sosial maupun ekonomi. Dengan demikian
TB

merupakan

ancaman

terhadap

kesejahteraan rakyat secara menyeluruh

cita-cita

pembangunan

meningkatkan

HASIL ANALISA TB KOTA SORONG
Status Kesehatan Kota Sorong dilihat dari Aspek Demografi
1. Faktor kepadatan penduduk juga menjadi pemicu kerentanan akan penyakit
TB. Tabel 3 memperlihatkan angka kepadatan penduduk Kota Sorong per
distrik, dari tabel tersebut pada tahun 2012 terlihat bahwa Distrik Sorong
Utara (213 jiwa/km2), Distrik Sorong (268 jiwa/km2), dan Distrik Sorong
Manoi (342 jiwa/km2) adalah 3 distrik yang paling padat di Kota Sorong, atau
bias dikatakan paling rentan terhadap penyebaran penyakit TB dibandingkan 3
distrik lainnya.

HASIL ANALISA TB KOTA SORONG
Status Kesehatan Kota Sorong dilihat dari Aspek Demografi
1.

Tingkat kemiskinan (Tabel 15), pada tahun 2009 terdapat 3472 keluarga
miskin dari 37.510 KK penduduk (9,26 %); pada tahun 2010 terdapat 3058
keluarga miskin dari 42.375 KK penduduk (7,21 %); pada tahun 2011 terdapat
1890 keluarga miskin dari 54.862 KK penduduk (3,44 %); dan pada tahun
2012 terdapat 13930 keluarga miskin dari 58.058 KK penduduk (23,99 %).
Jadi ada pengurangan tingkat kemiskinan dari tahun

2009 ke tahun 2011,

akan tetapi terjadi lonjatan tingkat kemiskinan pada tahun 2012, dari 3,44 %
menjadi 23,99%. Jika dihubungkan dengan faktor resiko terhadap penyakit
TB, maka tren angka kemiskinan ini juga akan meningkatkan faktor resiko
tersebut. Angka tingkat kemiskinan ini juga mempunyai korelasi terhadap
tingkat pengangguran di Kota Sorong tahun 2012 yang ada pada kisaran
11,39% (Tabel 7). Publikasi WHO dalam rangka World TB Day 2002 yang
mengambil tema Stop TB Fight Proverty menyebutkan bahwa beberapa alasan
gagalnya pengobatan TB antara lain derajat kemiskinan penderita, sulitnya
menjangkau fasilitas kesehatan, kurangnya petugas kesehatan, harga obat yang
mahal,

dan

prosedur

yang

berbelit.

Menarik

jika

di

simak

penuturan

Archbishop Desmond Tutu dari Afrika Selatan bahwa "Tuberculosis is a child
poverty, and also it's parent and provider", yang intinya menyatakan TB

merupakan
kemiskinan.

produk

kemiskinan

sekaligus

menghasilkan

dan

membawa

HASIL ANALISA TB KOTA SORONG
Status Fasilitas Penanggulangan TB di Kota Sorong

HASIL ANALISA TB KOTA SORONG
ANALISA PROFIL

HASIL ANALISA TB KOTA SORONG
ANALISA PROFIL Pemahaman Masyarakat Terhadap TB
Sebaran Usia Responden

Sebaran Domisili Responden sesuai Distrik

0.67%
6.67%

2.00%

16.67%

18.67%
20.67%
20.00%

76.67%

17 - 30

31-45

46-60

>60

29.33%

SORONG BARAT
SORONG UTARA

Sebaran Pendidikan Responden

SORONG TIMUR
SORONG MANOI

SORONG
SORONG KEPULAUAN

Sebaran Pekerjaan Responden

0.00%
0.67%
1.33%

9.33%

8.67%

11.33%

4.67%

9.33%

34.00%

40.67%

SD

SLTP

SLTA

88.67%
PT
TIDAK SEKOLAH

PNS
USAHA MANDIRI/LAIN-LAIN
IBU RUMAH TANGGA

PEG SWASTA
BELUM BEKERJA

HASIL ANALISA TB KOTA SORONG
ANALISA PROFIL Pemahaman Masyarakat Terhadap TB
Sumber Informasi TB bagi Responden

Sebaran Pendapatan Bulanan Responden

8.00%
27.33%

10.00%

20.67%

48.67%
15.33%

13.33%

12.67%
10.00%

< 1JT

1JT - 2,5 JT

>2,5 JT

11.33%
TDK/BLM PUNYA

MEDIA CETAK

22.67%
MEDIA ELEKTRONIK

POSTER DI RS / PKM / PD

PENYULUHAN

TEMAN / KELUARGA / TETANGGA

DR BEBERAPA SUMBER

TIDAK PAHAM-TIDAK TAHU INFO

HASIL ANALISA TB KOTA SORONG
ANALISA PROFIL Pemahaman Masyarakat Terhadap TB
Pemahaman Responden Thd Penyakit TB
8.00%

Pemahaman Resp. Thd Penyebab TB

3.33%
15.33%

2.67%

34.67%

47.33%
BISA SEMBUH

88.67%

TIDAK

TIDAK TAHU

Pemahaman Thd Penyakit TB dari sudut pandang
Kemampuan Ekonomi Responden

SANGAT PAHAM

PAHAM SEBABNYA

KURANG PAHAM

TIDAK TAHU

Pemahaman Resp. Thd Gejala TB
22.22%

23.33%

100%
68.4%

80%
60%

47.1%

41.5%

49.3%

40%

3.33%

20%
0%

< 1JT

1JT - 2,5 JT

>2,5 JT

TDK/BLM
PUNYA

51.11%
SANGAT PAHAM
KURANG PAHAM

PAHAM GEJALANYA
TIDAK TAHU

HASIL ANALISA TB KOTA SORONG
ANALISA PROFIL Pemahaman Masyarakat Terhadap TB
Opsi Tempat Berobat Pasien TB
Menurut Resp.

Hub. Serumah antara Resp. dg
Penderita TB
4.67% 2.67%

8.67%

2.67%

6.00%

0.67%
8.00%

14.67%

65.33%
86.67%
RUMAH SAKIT

PENDERITA TB SERUMAH DG PENDERITA

PUSKESMAS
DOKTER
MANTRI / BIDAN

PENDERITA TB SERUMAH DG BUKAN PENDERITA
BUKAN PENDERITA TB SERUMAH DG PENDERITA

SEMUA FASYANKES
FASYANKES+DIOBATI SENDIRI

TIDAK ADA PENDERITA TB DLM RUMAH RESPONDEN

HASIL ANALISA TB KOTA SORONG
ANALISA PROFIL Pemahaman Masyarakat Terhadap TB
Pemahaman Resp. Yg Berpendidikan
Terakhir SLTA
27.82%

Kesimpulan Pemahaman Resp Thd
Penyakit TB
9.33%

34.59%

10.00%

29.33%

51.33%
37.59%
SANGAT PAHAM PENYEBAB DAN GEJALA TB
PAHAM PENYEBAB DAN GEJALA TB
PAHAM

KURANG PAHAM

TIDAK PAHAM

KURANG PAHAM PENYEBAB DAN GEJALA TB
TIDAK PAHAM

HASIL ANALISA TB KOTA SORONG
ANALISA PROFIL Pemahaman Masyarakat Terhadap TB
Pemahaman Resp. dr Distrik Sor.Utara

Pemahaman Resp.dr.Distrik Sor. Timur

6.82%

3.33%
45.45%

40.00%

47.73%
56.67%

PAHAM

KURANG PAHAM

TIDAK PAHAM
PAHAM

KURANG PAHAM

TIDAK PAHAM

HASIL ANALISA TB KOTA SORONG
ANALISA PROFIL Pemahaman Masyarakat Terhadap TB
Pemahaman Resp. dr Distrik Sorong

Pemahaman Resp.dr Distrik Sor.Manoi

0.00%

7.14%
35.71%

38.46%

61.54%

57.14%

PAHAM

KURANG PAHAM

TIDAK PAHAM

PAHAM

KURANG PAHAM

TIDAK PAHAM

HASIL ANALISA TB KOTA SORONG
ANALISA PROFIL Pemahaman Masyarakat Terhadap TB
Pemahaman Resp.dr Distrik Sor. Barat

Pemahaman Resp. dr Distrik Sor. Kep
10.00%

16.00%

48.00%

50.00%
40.00%
36.00%

PAHAM

KURANG PAHAM

TIDAK PAHAM

PAHAM

KURANG PAHAM

TIDAK PAHAM

HASIL ANALISA TB KOTA SORONG
ANALISA PROFIL

HASIL ANALISA TB KOTA SORONG
ANALISA PROFIL

HASIL ANALISA TB KOTA SORONG
ANALISA AKAR MASALAH

HASIL ANALISA TB KOTA SORONG
ANALISA AKAR MASALAH

HASIL ANALISA TB KOTA SORONG
ANALISA AKAR MASALAH

HASIL ANALISA TB KOTA SORONG
ANALISA
AKAR MASALAH

Tabel 57. Kesimpulan “5 Why Methode” pada tabel 56
Jenis
Penyebab
Penyebab
Langsung
(Direct Cause)

Penyebab
Tidak
Langsung
(Indirect
Cause)

Sebab
Fundamental
(Basic Cause)

Penyebab
Kurangnya
kegiatan
sosialisasi
bagi
masyarakat
dan survey
penderita TB

Belum adanya
dukungan
kebijakan dan
anggaran
yang cukup
untuk
program
penanganan
penyakit TB
di Kota
Sorong
Penanganan
Penyakit TB
belum
menjadi
program
prioritas
Pemerintah
Daerah Kota
Sorong

Rekomendasi / Saran


Pihak terkait

Dinas Kesehatan
melakukan Sosialisasi
dan Survey penderita
TB secara rutin di tiap
satuan wilayah
permukiman
masyarakat
 Dinas Kesehatan
menjalin kerjasama
dengan pihak sekolah /
perguruan tinggi untuk
memasukkan dalam
kegiatan rutin di awal
tahun ajaran baru
Mendorong Dinas
Kesehatan Kota Sorong
meningkatkan anggaran
program penanganan
penyakit TB dalam
penganggaran bidang
kesehatan mulai mulai
pada tahun 2014

1. Dinas
Kesehatan
Kota Sorong
2. Satuan
Wilayah
(distrik,
kampung/
kelurahan)
3. Sekolah dan
perguruan
tinggi di
Sorong
4. LSM

Mendorong Dinas
Kesehatan Kota Sorong
untuk melakukan
pembahasan dengan
Walikota, DPRD,
BAPPEDA agar program
penanganan penyakit TB
menjadi salah satu
program prioritas jangka
panjang Pemerintah Kota
Sorong
(Saat ini pada masa
RPJMD 2012-2017)

1. Walikota
Sorong
2. DPRD Kota
Sorong
3. BAPPEDA
Kota sorong
4. Dinas
Kesehatan
Kota Sorong

1. Walikota
Sorong
2. DPRD Kota
Sorong
3. BAPPEDA
Kota sorong
4. Dinas
Kesehatan
Kota Sorong

REKOMENDASI RENCANA ADVOKASI
1. Rencana Jangka Pendek


Sosialisasi Penyakit TB bagi masyarakat secara rutin, baik ditingkat
satuan wilayah maupun bekerjasama dengan sekolah / perguruan



tinggi
Survey kasus penyakit TB secara rutin dan mengupayakan semuan



pasien TB untuk test HIV



adat terpencil dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya



Mengoptimalkan program pemberdayaan fakir miskin, komunitas

Membuat program pencegahan TB dan HIV
Menjalin kerjasama dengan Pemda yang mempunyai pasien rujukan ke
RSUD Kota Sorong dalam hal pengawasan minum obat (PMO)

Stakeholder terkait : Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Kantor Distrik,
Kantor Kelurahan, Sekolah, Perguruan Tinggi dan LSM di Kota Sorong
serta Pemda Kabupaten Sorong, Sorong Selatan, Tambraw, dan Maybrat
Konsekuensi : Penyiapan SDM dan alokasi Anggaran
Target Waktu Pelaksanaan : 2014-2015

REKOMENDASI RENCANA ADVOKASI
1. Rencana Jangka Menengah


meningkatkan anggaran program penanganan penyakit TB dalam
penganggaran bidang kesehatan mulai mulai pada tahun 2014

Stakeholder terkait : Walikota Sorong, DPRD, BAPPEDA, Dinas
Kesehatan Kota Sorong
Konsekuensi : dukungan Anggaran dan kebijakan berupa PERDA
Target Waktu Pelaksanaan : 2014-2017
1. Rencana Jangka Panjang


Mendorong

Dinas

Kesehatan

Kota

Sorong

untuk

melakukan

pembahasan dengan Walikota, DPRD dan BAPPEDA agar program
penanganan penyakit TB menjadi salah satu program prioritas jangka
panjang Pemerintah Kota Sorong
Stakeholder terkait : Walikota Sorong, DPRD, BAPPEDA, Dinas
Kesehatan Kota Sorong
Konsekuensi : dukungan Anggaran dan kebijakan berupa PERDA
Target Waktu Pelaksanaan : 2014-2025

PENUTUP
1. Data situasi TB :
a. Profil TB Kota Sorong
Rerata prosentase kasus tiap jenis TB terhadap total kasus selama 3
tahun terakhir adalah 64,78% TB, 25,76 % TB anak dan 9,47% TB
HIV. Pemerintah Kota Sorong belum mempunyai kebijakan berupa
PERDA dan masih terbatasnya alokasi anggaran untuk penanganan
penyakit TB. Sedangkan fasilitas layanan kesehatan yang ada di Kota
Sorong terkait penanganan penyakit TB adalah PKM Remu, PKM
Klasaman, PKM Malanu, PKM Dum, PKM Tanjung Kasuari, PKM
Malawei, RSUD Sele Be Solu, RSAL dr Oetojo, RSAD dr Aryoko,
dan RS Pertamina. Untuk penangan penyakit TB jenis TB MDR
belum bisa di fasilitas layanan tadi, dan mulai tahun 2014 baru bisa
dirujuk ke RSUD Kabupaten Sorong yang letaknya di Kota Sorong.

PENUTUP
a. Profil Kota Sorong dikaitkan dengan penanganan kasus TB
Penduduk Kota Sorong yang rentan terhadap penyakit TB adalah
sebesar 64,8 % dengan tingkat kerawanan terhadap penyakit akibat
kepadatan penduduk adalah terletak pada Distrik Sorong Utara, Distrik
Sorong dan Distrik Sorong Manoi. Ada pengurangan tingkat
kemiskinan dari tahun 2009 ke tahun 2011, akan tetapi terjadi lonjatan
tingkat kemiskinan pada tahun 2012, dari 3,44 % menjadi 23,99%. Jika
dihubungkan dengan faktor resiko terhadap penyakit TB, maka tren
angka kemiskinan ini juga akan meningkatkan faktor resiko tersebut.
Angka tingkat kemiskinan ini juga mempunyai korelasi terhadap
tingkat pengangguran di Kota Sorong tahun 2012 yang ada pada
kisaran 11,39%

PENUTUP
1. Hasil analisa akar masalah terkait penanganan TB di Kota Sorong adalah :
a. Penyebab langsung (direct case) = Kurangnya kegiatan sosialisasi
bagi masyarakat dan survey penderita TB
b. Penyebab tidak langsung (indirect case) = Belum adanya dukungan
kebijakan dan anggaran yang cukup untuk program penanganan
penyakit TB di Kota Sorong
c. Sebab Fundamental ( Basic Cause) = Pencegahan dan Penanganan
Penyakit TB belum menjadi program prioritas Pemerintah Daerah
Kota Sorong

PENUTUP

1. Rekomendasi untuk rencana advokasi adalah :
a. Pencegahan Penyakit TB :


Dinas Kesehatan meningkatkan Sosialisasi / Promosi Kesehatan
tentang TB melalui :
o

kerjasama dengan sekolah / perguruan tinggi untuk
memasukkan dalam kegiatan rutin di awal tahun ajaran
baru

o menambah volume poster penjelasan terkait penyakit TB
yang dipasang pada ruang publik maupun di areal rumah
sakit, puskesmas maupun tempat layanan kesehatan lainnya
o Mengoptimalkan sosialisasi melalui Media Cetak dan
Elektronik yang ada di Kota Sorong

 Dinas Kesehatan meningkatkan kegiatan survey aktif untuk
penemuan kasus baru penderita TB dengan model active case
finding melalui pengotimalan fungsi kader TB mandiri di tiap

RT/RW, Kelurahan dan distrik (keluarga penderita, mantan
penderita dan kader TB pada LSM terkait)
Mengoptimalkan program pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil
dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya

PENUTUP

a. Penanganan Penyakit TB :

 Mensinergikan program TB dan program HIV/AIDS dalam
program prioritas Pencegahan & Penanggulangan Penyakit
Menular yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Sorong.

 Menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah yang mempunyai
pasien rujukan ke RSUD Kota Sorong dalam hal pengawasan
minum obat (PMO), salah satunya dengan melatih kader mandiri di
setiap wilayah kerja Puskesmas terdekat. Salah satu unsur yang
bisa dijadikan kader mandiri adalah keluarga penderita atau mantan
penderita TB. Pembiayaan untuk kader mandiri bisa dianggarkan
dari kabupaten/daerah asal pasien.

 Meningkatkan anggaran program penanganan penyakit TB dalam
penganggaran bidang kesehatan Pemerintah Kota Sorong

 Mendorong Dinas Kesehatan Kota Sorong untuk melakukan
pembahasan dengan Walikota, DPRD dan BAPPEDA agar
program penanganan penyakit TB menjadi salah satu program
prioritas jangka panjang Pemerintah Kota Sorong

PUSTAKA

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.

9.
10.
11.

12.

13.

14.

15.
16.
17.
18.
19.

_______, Balitbang Kemenkes RI, Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
Tahun 2013.
_______, BPS Kota Sorong , Kota Sorong Dalam Angka 2010.
_______, BPS Kota Sorong , Kota Sorong Dalam Angka 2012.
_______, BPS Kota Sorong , Statistik Keuangan Kota Sorong 2012.
_______, BPS Kota Sorong , Kota Sorong Dalam Angka 2013.
_______, BPS Kota Sorong , Statistik Keuangan Kota Sorong 2013.
_______, Dinas Kesehatan Propinsi Papua Barat, Upaya Pengendalian TBHIV/AIDS di Propinsi Papua Barat. (Disampaikan pada:
Pertemuan Rapat Koodinasi Persiapan Program Community
TB Care Aisyiyah Round – 10 di Papua Barat - Manokwari, 23
September 2013 )
_______, Dinas Kesehatan Kota Sorong, Bahan Sosilisasi TB di Universitas
Muhammadiyah Sorong. (Disampaikan pada: Sosialisasi
Bahaya TB-HIV/AIDS di UM Sorong, 06 Juni 2014 )
_______, Ditjen PP dan PL Kemenkes RI 2013, Profil Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2012
_______, Ditjen PP dan PL Kemenkes RI 2013, Warta Tuberkulosis
Indonesia Volume 25 – Oktober 2013
Elly S. Murti dkk. Efektifitas Promosi Kesehatan dengan Peer Education
Pada Kelompok Dasawisma dalam upaya Penemuan Penderita
TB Paru. Berita Kedokteran Masyarakat Vol 22 No 3, Sept. 2006
Emma Malaseme, Pengaruh Pemberian Penyuluhan Pada Penderita
Suspek Tuberkulosis Paru Terhadap Hasil Pemeriksaan
Sputum Basil Tahan Asam (BTA) Di RSUD. Sele Be Solu Kota
Sorong Provinsi Papua Barat
_______, LSM Clinton Health Access Initiative (CHAI) Sorong, Info Dasar
HIV&TB di Sosialisasi TB UM Sorong. (Disampaikan pada:
Sosialisasi Bahaya TB-HIV/AIDS di UM Sorong, 06 Juni 2014 )
Oktovianus Lopulalan. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Drop Out Penderita TB Paru di Puskesmas Kota
Sorong Tahun 2011. Program Pascasarjana Magister Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, 2012.
_______, Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PTTI),
Jurnal Tuberkulosis Indonesia Vol. 8 - Maret 2012.
_______, Pemerintah Kota Sorong , Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Sorong 2013-2017
_______, Pemerintah Kota Sorong , Rencana pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJP) Kota Sorong 2005-2024
_______, Pusdatin Kemenkes RI, Ringkasan Eksekutif Data dan Informasi
Kesehatan Propinsi Papua Barat Tahun 2012.
_______, Pusdatin Kemenkes RI, Ringkasan Eksekutif Data dan Informasi
Kesehatan Propinsi Papua Barat Tahun 2013.