this PDF file GURU SEBAGAI ROLE MODEL INDIVIDU BERKARAKTER BAGI PESERTA DIDIK UNTUK MENDUKUNG KEBERHASILAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER | Khakiim | Karya Ilmiah Dosen 1 PB
GURU SEBAGAI ROLE MODEL INDIVIDU BERKARAKTER
BAGI PESERTA DIDIK UNTUK MENDUKUNG KEBERHASILAN
PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER
Uluul Khakiim
STKIP PGRI TRENGGALEK
uluulkhakiim@gmail.com
Jalan Supriyadi 22 Trenggalek
Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan pentingnya peran guru sebagai role
model bagi peserta didik terkait dengan kepribadian yang berkarakter untuk membantu
membangun karakter peserta didik. Berdasarkan hasil kajian studi pustaka diketahui
bahwa saat ini setiap jenjang sekolah gencar sekali melaksanakan pendidikan karakter,
dikarenakan saat ini banyak terjadi fenomena yang menunjukkan adanya kemerosotan
nilai-nilai karakter dikalangan peserta didik seperti banyaknya bullying, tawuran dan
hilangnya rasa hormat terhadap orang lain. Pendidikan karakter dapat dilaksanakan
melalui program yang ada di sekolah, seperti pengintegrasian pendidikan karakter dalam
pembelajaran serta pelaksanaan pendidikan karakter melalui ekstrakurikuler. Unsur lain
yang kurang diperhatikan namun juga tak kalah penting yaitu adanya peran guru. Dalam
hal ini, peran guru bukan hanya sekedar mendidik peserta didik sesuai dengan tuntutan
kurikulum saja, tetapi juga secara pribadi memberikan contoh kepada peserta didik
dengan menjadi role model individu berkarakter. Guru yang menjadi role model akan
mampu menunjukkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma dalam
kehidupan sehari-hari sehingga dapat dilihat dan ditiru oleh peserta didik. Hal ini dapat
mempengaruhi perkembangan karakter dalam diri peserta didik karena pada dasarnya
manusia lebih mudah meniru, sehingga peranan guru sebagai role model individu
berkarakter akan mendukung program pendidikan karakter dan membantu peserta didik
untuk memiliki kepribadian yang berkarakter baik.
Kata Kunci:
guru sebagai role model individu berkarakter, peserta didik, pendidikan
karakter
Abstract: This article was aimed to describe the importance of teachers‟ role as a role model
of individual character for learners. Based on the review of literatures was known that every
level of schools conducting character education, because there are many phenomena that
indicate a deterioration of character values among learners that is shown by the number of
bullying, brawling and lossing respect for others. Character education can be implemented
through the schoolprogram, such as integration of character education into learning process
and implementation of character education through extracurricular. Another important aspect
that support the success of character education is teachers role. In this case, the role of
teachers is not only to educating learners, but also became a role model of individual
character for learners. Teacher who become role model will be able to show their attitudes
and behaviors in everyday life so that can be seen and imitated by learners. It will affect the
development of learners character because humans are easier to imitate. So, the teacher who
becomes a role model of individual character will be able to support the character education
program and help learners to have a good character.
Key Word: Teacher as a role model of individual character, students, character education
217
tawuran yang juga mengalami peningkatan
PENDAHULUAN
Pendidikan karakter bukan lagi
menjadi
hal
yang
persen
pada
tahun
2015.Selain itu juga terdapat kasus yang
pendidikan. Bahkan pembentukan karakter
melibatkan Nurmayani seorang guru di
melalui pendidikan karakter menjadi salah
SMPN 1 Bantaeng yang dipenjara karena
satu tujuan pendidikan nasional. Hal ini
mengingatkan dan memberi hukuman bagi
tercantum dalam Undang-undang No.20
peserta didik yang bersalah (Tribun, 2016).
Th.
Sistem
Padahal apa yang dilakukan oleh guru
PendidikanNasional (UU Sisdiknas) bahwa
tersebut bertujuan untuk mendidik peserta
tujuan
yaitu
didik. Hal yang hampir sama juga terjadi
peserta
pada Sambudi, seorang guru SMP di
kecerdasan,
Sidoarjo yang juga dinyatakan bersalah
kepribadiandan akhlak mulia. Pernyataan
secara hukum karena mencubit salah satu
yang
peserta didiknya yang tidak melaksanakan
tentang
pendidikan
mengembangkan
didikuntuk
di
50
dunia
2003
asing
sebanyak
nasional
potensi
memiliki
tercantum dalam Undang-undang
tersebut
memiliki
makna
bahwa
sholat dhuha (Kompas, 2016).Berdasarkan
pendidikan tidak hanya membentuk insan
fakta tersebut menunjukkan bahwa terjadi
Indonesia yang cerdas secara kognitif
krisis karakter pada pelajar di Indonesia,
tetapi juga berkepribadian mulia atau
bahkan
berkarakter, sehingga kelak diharapkan
mendidik dan membangun nilai karakter
akan lahir generasi penerus bangsa yang
pada diri peserta didik malah dianggap
selain berpengatahuan luas juga memiliki
bersalah. Hal ini membuktikan bahwa
sikap dan perilaku yang sesuai dengan
pelaksanaan pendidikan karakter belum
nilai, norma, dan ajaran agama.
tercapai secara maksimal. Oleh karena itu,
Namun fenomena yang terjadi saat
guru
yang
bertujuan
untuk
pelaksanaan pendidikan karakter sangat
perlu untuk dilaksanakan.
ini, dikalangan pelajar atau peserta didik
Pendidikan karakter yang utama
masih terjadi krisis karakter. Contoh
ditunjukkan
dan mendasar harus diperoleh peserta didik
dengan adanya tawuran antar pelajar,
dari lingkungan keluarga, selanjutnya di
terjadinya
krisis
karakter
hormat
lingkungan sekolah sebagai pengembangan
terhadap guru. Seperti yang dimuat dalam
dari pendidikan yang didapatkan peserta
Kompas (2015) bahwa kasus kekerasan di
didik dari lingkungan keluarga. Sekolah
sekolah
menjadi institusi resmi yang memiliki
bullying,
tidak
dan
adanya
bullying
rasa
mengalami
peran
peningkatan. Begitu pula dengan kasus
218
strategis
untuk
melaksanakan
pendidikan karakter dengan melibatkan
Sehingga saat guru menjadi model individu
peran
yang berkarakter dan dapat diamati oleh
guru
sebagai
pendidik.Hal
ini
dikarenakan guru merupakan komponen
peserta
utama
peserta didik akan cenderung lebih mudah
pada
pendidikan(Suganda,
pelaksanaan
2013).
didik secara
menirukan
Sehingga,
langsung,
kepribadian
guru
maka
yang
sebelum guru menjalankan peran sebagai
berkarakter tanpa paksaan (Rahmat, 2014:
salah
86). Dengan meniru
satu
pihak
yang
menerapkan
tersebut,
secara
pendidikan karakter pada peserta didik atau
berkelanjutan kepribadian peserta didik
membimbing
agar
akan terbentuk menjadi kepribadian yang
berkarakter, terlebih dahulu guru harus
berkarakter seperti yang dicontohkan oleh
memiliki kepribadian yang berkarakter.
guru. Hal ini senada dengan pendapat
peserta
didik
Kepribadian guru yang berkarakter
Haidir (2012) bahwa untuk melahirkan
dapat ditunjukkan melalui sikap dan
peserta didik yang memiliki karakter baik
tindakan guru yang dapat dilihat dan ditiru
maka perlu adanya pembiasaan dan contoh
oleh peserta didik secara langsung dalam
teladan
keseharian. Seperti karakter disiplin guru
guru.Sehingga, dengan demikian dapat
dengan datang tepat waktu dan mematuhi
dinyatakan bahwa peran dan tugas guru
peraturan disekolah. Karakter jujur yang
sangat strategis untuk membantu peserta
ditunjukkan dengan adanya kesesuaian
didik
antara perkataan dan perbuatan guru, serta
berkarakter.
yang
membentuk
dilakukan
kepribadian
oleh
yang
karakter religi yang dapat ditunjukkan
dengan mengikuti
PEMBAHASAN
sholat dhuha atau
Konsep
dhuhur berjamaah di sekolah. Melalui
contoh
langsung
atau
teladan
Karakter
dan
Pendidikan
Karakter
yang
Karakter yang baik pasti sangat
diberikan oleh guru, dapat dikatakan
diharapkan tumbuh pada setiap individu.
bahwa guru menjadi role model bagi
Secara umum, karakter yang baik dapat
peserta didik untuk memiliki kepribadian
tercermin dari perilaku yang sesuai dengan
berkarakter (Lidyasari, 2012).
nilai, norma dan ajaran agama. Kata
Guru sebagai role model menjadi
karakter
salah satu hal penting yang mendukung
berasal
bahasa
Yunani
yaitucharassein yang diartikan sebagai
pelaksanaan pendidikan karakter selain
melukis, menggambar, memahat batu atau
program yang telah disusun oleh sekolah.
metal. Berdasarkan arti kata tersebut,
Hal ini dikarenakan pada dasarnya manusia
character dapat diartikan sebagai tanda
merupakan makhluk yang suka meniru.
219
atau ciri yang khusus, yang selanjutnya
karakter karena sesuai dengan tujuan dari
dapat
pendidikan
dijabarkan
bahwa
pengertian
di
Indonesia
yaitu
dan
mengembangkan potensi peserta didik
dalam
untuk memiliki kecerdasan, kepribadian
perkembangannya dapat dipengaruhi oleh
dan akhlak mulia (Undang-undang No. 20
lingkungan hidup individu tersebut (Kevin
Th.
Ryan dalam Sudrajat: 2011). Sedangkan
tersebut
menurut Soetari (2014) karakter diartikan
diharapkan dari pendidikan bukan hanya
sebagai
yang
kecerdasan pengetahuan melainkan juga
dianggap sebagai ciri, karakteristik atau
kepribadian yang baik atau berkarakter.
sifat khas yang melandasi pemikiran, sikap
Sehingga, dalam pelaksanaan pendidikan
dan perilaku dari seseorang tersebut yang
di
bersumber dari bentukan-bentukan yang
keterlaksanaan pendidikan karakter yang
diterima dari lingkungan. Jadi, dapat
diharapkan dapat membantu peserta didik
dinyatakan bahwa karakter merupakan
untuk dapat bersikap dan berperilaku
sifat khusus yang ada dalam diri seseorang
sesuai dengan nilai, norma dan agama.
karakter
adalah
perilaku
keadaan
individu
moral
yang
kepribadian
seseorang
2003).
Berdasarkan
tampak
Indonesia
bahwa
juga
pernyataan
luaran
yang
memperhatikan
dan
Pendidikan karakter dapat diartikan
bertindak secara otomatis serta dalam
sebagai suatu sistem untuk menanamkan
perkembangannya
nilai-nilai karakter kepada peserta didik
yang
mendoronguntuk
bersikap
dipengaruhi
oleh
yang
berbagai faktor.
mencakup
aspek
pengetahuan,
Faktor yang dapat mempengaruhi
kesadaran atau kemauan, serta tindakan
karakter yang ada pada setiap individu
untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut,
dapat diantaranya seperti lingkungan dan
baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa
pendidikan yang diterima. Pendidikan
(YME), diri sendiri, sesama, maupun
tentang karakter dapat diterima seseorang
lingkungan sehingga menjadi manusia
dari
yang memiliki kepribadian baik (Hamid,
lingkungan
lingkungan
keluarga
yang pertama
sebagai
2015). Pada dokumen
berinteraksi
Desain Induk
dengan individu. Selanjutnya, pendidikan
Pendidikan Karakter terbitan Kementrian
karakter juga bisa diperoleh seseorang dari
Pendidikan
institusi resmi seperti sekolah yang telah
pengertian yang sejalan bahwa pendidikan
memprogramkan
karakter
karakter didefinisikan sebagai pendidikan
sebagai salah satu muatan yang harus ada
nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan
di
moral
sekolah.
pendidikan
Sekolah
juga
memiliki
dan
Nasional
juga
pendidikan
didapatkan
watak
yang
diberikan kepada peserta didik dengan
wewenang untuk melaksanakan pendidikan
220
tujuan
agar
peserta
didik
karakter yang ada di lingkungan keluarga
memiliki
kemampuan untuk mengambil keputusan
dan
yang baik, memelihara hal yang baik, serta
lingkungan sekolah melibatkan semua
mewujudkan
dalam
warga sekolah mulai dari kepala sekolah,
kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati
guru, seluruh staff dan peserta didik.
dan kesadaran diri.Secara lebih singkat,
Namun dalam hal ini yang menjadi sasaran
Dianti
utama
kebaikan
(2014)
itu
menyatakan
bahwa
sekolah.
dari
Pendidikan
karakter
pelaksanaan
di
pendidikan
pendidikan karakter merupakan usaha
karakter di sekolah yaitu peserta didik. Jika
terencana yang disusun untuk membantu
ditinjau dari keadaan yang ada saat ini,
individu membangun kepribadian yang
pendidikan karakter sangat dibutuhkan
mampu untuk menentukan dan melakukan
oleh
hal-hal
juga
kepribadian yang berkarakter baik. Hal ini
disampaikan oleh Soetari (2014)bahwa
dikarenakan saat ini di Indonesia telah
pendidikan karakter adalah pendidikan
terjadi kemerosotan nilai-nilai karakter
nilai moralitas yang diberikan kepada
yang dapat ditunjukkan dengan berbagai
individu dengan didasari kesadaran dan
fenomena
dilakukan dalam tindakan nyata. Sehingga
meningkatnya kekerasan disekolah dan
dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud
bullying sebanyak 50 persen pada tahun
dengan pendidikan karakter yaitu suatu
2015 (Kompas, 2015). Oleh karena itu¸
program
untuk
pelaksanaan pendidikan karakter menjadi
menanamkan nilai-nilai karakter, moral
penting untuk dimaksimalkan dan ditinjau
dan budi pekerti kepada peserta didikagar
keberhasilannya agar peserta didik mampu
peserta
didik
menanamkan nilai-nilai karakter dalam
dalam
kehidupan
baik.Hal
yang
yang
senada
bertujuan
mampu
menerapkannya
sehingga
peserta
didik
salah
untuk
memiliki
satunya
yaitu
kehidupan sehari-hari.
memiliki
kepribadian yang berkarakter baik.
Seperti
yang
dinyatakan
oleh
Pentingnya Pendidikan Karakter Bagi
Soetari (2014) bahwa melalui pendidikan
Peserta Didik
karakter diharapkan peserta didik mampu
menggunakan pengetahuan, mengkaji dan
Pendidikan karakter yang pertama
dan utama memang
menginternalisasi nilai-nilai karakter dalam
didapatkan oleh
individu di lingkungan keluarga, namun
kehidupan
pendidikan karakter di lingkungan sekolah
mewujudkan pribadi yang berakhlak mulia.
juga
Selain
tidak
kalah
penting
untuk
itu,
sehari-hari
pendidikan
sehingga
karakter
dapat
juga
dilaksanakan. Sehingga ada keselarasan
memberikan dampak positif bagi para
dan
peserta didik. Hal ini dikarenakan melalui
tindak
lanjut
antara
pendidikan
221
pendidikan
karakter
dapat
menekan
perhatian
dari
semua
pihak
demi
permasalahan tentang tingkah laku dan
menghidupkan kembali nilai-nilai karakter
meningkatan
dalam diri setiap individu terutama peserta
perilaku
peduli
sosial(Diggsdan Akos, 2016). Pendidikan
didik sebagai generasi penerus.
karakter akan menjadi lebih baik jika
bukan
hanya
menjadi
yang
pendidikan
bertujuan untuk mengurangi krisis karakter
memetakan
saja, melainkan juga menjadi tujuan utama
dikenalkan, dibiasakan, dan ditanamkan
dari
2014).
pada diri peserta didik melalui pendidikan
Jadi,pelaksanaan pendidikan karakter ini
karakter yang ada di sekolah. Nilai-nilai
hendaknya mendapatkan dukungan dan
yang dimaksud yaitu:
pendidikan
program
Mengingat pentingnya pelaksanaan
(Liu,
karakter,
18
nilai
Kemendikbud
karakter
untuk
Tabel 1. Nilai dan Deskripsi Nilai dalam Pendidikan Karakter
No
1
Nilai/Inti Karakter
religius
2
jujur
3
toleran
4
disiplin
5
kerja keras
6
kreatif
7
mandiri
8
demokratis
9
rasa ingin tahu
10
semangat kebangsaan
11
cinta tanah air
12
menghargai prestasi
Deskripsi
sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama,
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain.
perilaku yang didasarkan pada upaya untuk menjadi orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda.
tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik mungkin.
berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar.
cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan dari
kelompoknya.
cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
222
No
Nilai/Inti Karakter
Deskripsi
13
bersahabat/ komunikatif
14
cinta damai
15
gemar membaca
16
peduli lingkungan
17
peduli sosial
18
tanggung jawab
tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan
bekerja sama dengan orang lain.
sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
kebiasan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan
pada lingkungan alam sekitarnya, dan mengembangkan upayaupaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang
lain dan masyarakat yang membutuhkan.
sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.
Nilai-nilai karakter tersebut perlu
pembiasaan
(habituating)
(Sudarajat,
dimiliki setiap individu, termasuk peserta
2011). Keempat strategi tersebut dapat
didik generasi yang diharapkan memiliki
dipadu padankan agar pendidikan karakter
sikap sesuai dengan nilai dan norma yang
yang dilaksanakan dapat berjalan dengan
ada. Berdasarkan ke-18 nilai-nilai karakter
efektif karena keempat strategi tersebut
tersebut terdapat empat nilai yang saat ini
saling melengkapi. Pendidikan karakter
sudah
Indonesia
dengan strategi pembelajaran (teaching )
dibandingkan dengan nilai karakter lainnya
dan pembiasaan (habituating)dilaksanakan
yaitu nilai jujur, religius, disiplin dan cinta
sesuai dengan program yang telah disusun
tanah
oleh sekolah. Selanjutnya diikuti strategi
sangat
krisis
air.Walaupun
di
demikian,
dalam
pelaksanaan pendidikan karakter ke-18
penguatan
nilai tersebut perlu diperhatikan secara
dilaksanakan secara fleksibel dan spontan
keseluruhan.
untuk memberikan penghargaan kepada
Dalam melaksanakan pendidikan
(reinforcing)
yang
dapat
peserta didik yang telah bersikap sesuai
karakter, perlu memperhatikan strategi
dengan
yang sesuai agar pendidikan karakter dapat
Sedangkan
dilaksanakan
maksimal.Strategi
berarti memerlukan figur yang dapat
yang dapat digunakan dalam pelaksanaan
diteladani oleh peserta didik. Figur yang
pendidikan karakter di sekolah menurut
terdekat dengan peserta didikyaitu guru
Sudrajat
yang juga memiliki peran lebih dari
dengan
(2011)yaitu:
(1)pembelajaran
nilai
dan
untuk
norma
strategi
yang
ada.
keteladanan
(teaching), (2) keteladanan(modeling), (3)
mengajar
penguatan
Sehingga dapat dinyatakan bahwa strategi
(reinforcing),
dan
(4)
223
melainkan
juga
mendidik.
keteladanan
(modeling)juga
mendukung
pelaksanaan
mudah untuk dipahami peserta didik. d)
sangat
Sebagai
pendidikan
Organisator.
Guru
sebagai
karakter dengan guru sebagai figur yang
organisator berkaitan dengan peran guru
patut diteladani.
untuk mengelola kegiatan akademik yang
dapat mendukung proses belajar mengajar.
e). Sebagai Motivator. Motivasi dalam
Peran Guru
Pada setiap proses belajar mengajar
belajar merupakan salah satu hal penting
memerlukan
guru.
yang harus dimiliki oleh peserta didik.
MenurutMuhson (2004), secara umum
Namun tidak semua peserta didik memiliki
guru memiliki peran penting yang salah
motivasiyang tinggi dalam belajar. Dalam
satunya yaitu menjadi tenaga pendidik
hal ini akan sangat memerlukan bantuan
yang melakukan interaksi secara langsung
guru untuk meningkatkan motivasi belajar
dalam pembelajaran untuk mengajar atau
peserta didik. Gurupun perlu mengetahui
menyampaikan pelajaran kepada peserta
penyebab
didik dengan tujuan meningkatkan kualitas
sehingga dapat membantu peserta didik
diri
dengan
pasti
peserta
peran
dari
didik.Djamarah
(2010:43)
kurangnya
langkah
motivasi
yang
belajar
sesuai
yang
merincikan bahwa peran guru diantaranya:
diperlukan peserta didik. f). Sebagai
a).
sebagai
Inisiator.
mampu
diharapkan mampu mencetuskan ide dan
membedakan nilai yang baik dan buruk.
inovasi baru di dunia pendidikan sehingga
Selain itu, guru juga harus membimbing
dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
peserta didik untuk mampu membedakan
g). Sebagai Fasilitator. Guru hendaknya
nilai yang baik dan buruk dalam kehidupan
dapat memberikan kemudahan bagi peserta
sehari-hari. b). Sebagai Inspirator. Dalam
didik dalam proses belajar mengajar serta
hal
dapat menciptakan lingkungan belajar
Sebagai
korektor
ini
korektor.
dituntut
guru
Guru
untuk
diharapkan
mampu
Sebagai
inisiator,
guru
memberikan petunjuk dan berbagai ide
yang
atau pandangan yang dapat membantu
pelaksanaan
peserta didik untuk menyelesaikan masalah
diharapkan peserta didik dapat mencapai
dalam belajar dan meningkatkan kualitas
hasil belajar yang diinginkan. h). Sebagai
belajar. c). Sebagai Informator. Guru harus
Pembimbing. Peran penting lainnya yang
mampu
harus
dengan
memberikan
informasi
perkembangan
terkait
kondusif
dan
mendukung
pembelajaran
diemban
guru
yaitu
sehingga
sebagai
pengetahuan
pembingbing dari peserta didik terutama
maupun teknologi yang dibutuhkan peserta
membimbing peserta didik yang berkaitan
didik dengan cara yang sederhana sehingga
dengan perkembangan psikologis peserta
224
didik. Sehingga diharapkan peserta didik
untuk menjadi evalator yang objektif.
bukan hanya mendapatkan bimbingan yang
Dalam
bersifat akademik saja, melainkan juga
mengevaluasi hasil belajar peserta didik
bimbingan tentang kepribadian peserta
saja, melainkan juga dari segi kepribadian
didik. i). Sebagai Demonstrator. Dalam
peserta didik, bukan hanya menilai hasil
peran
tetapi juga proses yang dilalui peserta
ini,
guru
diharapkan
mampu
dapat
memudahkan
ini
guru
bukan
hanya
didik.
mendemonstrasikan materi yang diajarkan
sehingga
hal
peeserta
Selain peran guru yang berkaitan
didik untuk memahami materi. J). Sebagai
dengan
Pengelola Kelas. Dalam proses belajar
memiliki
mengajar guru harus mampu mengelola
membantu
kelas seefektif mungkin agar mampu
melalui pengembangan kepribadian dan
menciptakan
suasana
nilai-nilai karakter yang ditanamkan pada
mendukung
pembelajaran,
kelas
yang
apalagi
di
kegiatan
peran
akademik,guru
yang
membentuk
juga
strategis
untuk
watak
bangsa
peserta didik (Rahmat, 2014:18).Untuk
dalam suatu kelas terdiri dari berbagai
menanamkan
karakter yang dimiliki oleh peserta didik
peserta didik, terlebih dahulu guru harus
dengan latar belakang yang berbeda. k).
menerapkan nilai-nilai tersebut pada diri
Sebagai Mediator. Media menjadi salah
guru sendiri (Suganda, 2013). Oleh karena
satu
itu dapat dinyatakan bahwa selain sebagai
komponen
pembelajaran
yang
nilai-nilai
karakter
pada
dibutuhkan oleh peserta didik dan guru
pelaksana
yang
untuk
membentuk kepribadian peserta didik yang
untuk
berkarakter, hal yang lebih penting yaitu
menerima informasi atau oesan dari materi.
menerapkan nilai karakter pada diri guru
Oleh karena itu guru harus mampu menjadi
sendiri agar memiliki kepribadian yang
mediator
berkarakter.
dapat
membantu
mempermudah
peserta
dan
didik
menyediakan
serta
menggunakan media yang sesuai. l).
pendidikan
karakter
dan
Setelah guru menanamkan nilai
Sebagai Supervisor
karakter
Sebagai supervisor guru mampu menilai
berkarakter
pembelajaran yang telah diaksanakan,
membimbing
menganalisis kekurangan dan kelebihan
membentuk kepribadian yang berkarakter
dari pembelajaran yang telah dilaksanakan
dengan melaksanakan beberapa peran yang
agar dapat memperbaiki dan meningkatkan
berkaitan
pembelajaran
m).
Seperti yang dinyatakan oleh Lickona
Sebagai Evaluator. Guru juga dituntut
(2014: 100) bahwa peran yang dapat
yang
dilaksanakan.
225
dan
memiliki
guru
peserta
dalam
kepribadian
akan
didik
pendidikan
mampu
untuk
karakter.
dilaksanakan oleh guru yaitu: a). Guru
kepribadian yang berkarakter agar mampu
dapat menjadi pengasuh yang efektif.
memberikan contoh bagi peserta didik.
Dalam hal ini, selain guru membantu
Guru Sebagai Role Model Individu
peserta didik untuk menguasai materi yang
Berkarakter
diajarkan, guru juga membantu peserta
didik
untuk
menerapkan
mengenal,
nilai
dan
Guru memiliki berbagai peran, baik
merasakan,
moral
peran yang berkaitan dengan pembelajaran
yang
maupun peran yang berkaitan dengan
sesungguhnya melalui sikap dan tindakan
perkembangan psikologis dan kepribadian
yang ditunjukkan oleh guru. b). Guru dapat
peserta didik. Seperti yang dinyatakan
menjadi teladan. Guru dapat menjadi
„Aziz (2016) bahwa guru atau pendidik
teladan mengenai permasalahan nilai dan
tidak hanya bertanggung jawab untuk
moral melalui reaksi yang ditunjukkan oleh
menyampaikan materi kepadapeserta didik,
guru terkait permasalahan tersebut, baik di
melainkan juga memberikan bimbingan
lingkungan skolah maupun di luar sekolah.
untuk membentuk kepribadian peserta
c).
didik, yang pada akhirnya peserta didik
Guru
dapat
menjadi
seorang
pembimbing etis. Guru dapat membimbing
memiliki
peserta didik terkait pelaksanaan nilai dan
memberikan
pengarahan,
diskusi,
dan
yang
utama.
Sehingga guru yang diharapkan saat ini
norma agar menjadi pribadi berkarakter
dengan
kepribadian
bukan hanya guru yang profesional saja
pengajaran,
melainkan juga guru yang berkarakter.
memberikan
Guru berkarakter yang dimaksud,
umpan balik terhadap sikap atau perilaku
bukan
yang ditunjukkan oleh peserta didik.
hanya
memiliki
kemampuan
intelektual saja melainkan juga memiliki
Berdasarkan paparan di atas dapat
kemampuan secara emosi dan spiritual
dinyatakan bahwa guru memiliki berbagai
agar mampu menumbuhkan karakter pada
peran yang harus dilaksanakan sebagai
diri
seorang
harus
Mengingat guru menjadi roh utama dalam
diemban oleh guru tidak hanya berkaitan
pendidikan yang dituntut untuk memiliki
dengan proses belajar mengajar atau
karakter baik dan luhur (Setiawan dan
kegiatan akademik saja, melainkan juga
Sitorus,
berkaitan
pembentukan
disadari bahwa guru merupakan manusia
kepribadian peserta didik yang diharapkan
biasa yang bisa saja memiliki karakter
memiliki karakter yang baik. Sehingga,
yang
sebagai seorang guru juga perlu memiliki
selayaknya guru menunjukkan sikap dan
pendidik.
Peran
dengan
yang
226
peserta
didik
(Lidyasari,
2017).Walaupun
kurang
baik,
juga
namun
2012).
perlu
sudah
perilaku yang dominan dengan nilai-nilai
pernyataan
karakter.
memiliki
Pala
(2011)
banyak
bahwa
peran,
guru
diantaranya
yang
sebagai orang yang memberi perhatian,
dimiliki oleh guru adalah ciri kepribadian
model, penasehat, memperlakukan peserta
yang
didik dengan penuh cinta dan hormat,
Pada
dasarnya,
berkaitan
dengan
karakter
pertimbangan
moralitas normatif yang berlaku (Suganda,
memberikan
contoh
yang
baik
dan
2013).Pendapat ini didukung oleh Majid,
mendukung perilaku sosial yang baik.
Alidan Alias (2014) yang menyatakan
Peran guru sebagai role model
bahwa karakter guru merupakan cerminan
individu berkarakter juga sangat penting
dari kualitas guru secara individual yang
untuk
berbanding lurus dengan dan sifat dan
pelaksanaan pendidikan karakter karena
etika yang dimiliki oleh guru.Sehingga,
guru memiliki interaksi langsung dengan
guru
peserta
yang
berkarakter
akan
mampu
mendukung
didik
keberhasilan
sehingga
contoh
atau
mewujudkan nilai-nilai dan norma dalam
keteladanan yang dilakukan guru akan
sikap dan perilaku atau tindakan yang
mudah dilihat dan ditiru oleh peserta didik
nantinya dapat diamati dan diteladanioleh
baik dari segi ucapan maupun perbuatan
peserta didik.
(Rahmat, 2014:85). Selain itu, dalam
proses
Melalui sikap dan tindakan yang
membangun
kepribadian
yang
ditunjukkan oleh guru dan dapat dicontoh
berkarakter, peserta didik memerlukan
oleh peserta didikdapat dinyatakan bahwa
figur sebagai acuan dalam menerapkan
guru menjadi role model bagi peserta didik
nilai-nilai karakter, dan hal ini dapat
tersebut (Lidyasari, 2012). Role model
diperoleh
yang dimaksud dalam hal ini yaitu figur
keteladanan yang ditunjukkan oleh guru
yang dapat dicontoh dan diteladani atas
(Rahmat, 2014: 86). Sehingga, selain
sikap dan perilaku yang ditunjukkan guru.
membimbing
Menurut Bricheno dan Thornton (2007)
menerapkan nilai-nilai karakter, guru juga
menyatakan bahwa role model adalah
menjadi role model atau teladan yang
orang yang dihormati, diikuti, dan memang
dapat meyakinkan peserta didik bahwa
patut
dapat
guru bukan hanya meminta peserta didik
dinyatakan bahwa guru memiliki peran
untuk berkarakter baik tetapi guru juga
yang
telah memiliki karakter yang baik dapat
untuk
strategis
ditiru.Sehingga
untuk
melaksanakan
peserta
didik
peserta
didik
melalui
untuk
dicontoh oleh peserta didik.
pendidikan karakter dengan menjadi role
Guru
model individu yang berkarakter bagi
sebagai
model
yang
berkarakter menurut Hidayatullah (2010),
peserta didik. Hal ini sejalan dengan
227
Jadi, dapat disimpulkan bahwa
memiliki beberapa ciri diantaranya: a).
Komitmen. Guru yang berkarakter akan
dengan
memenuhi
memiliki visi yang kuat danbertanggung
tersebut guru dapat menjadi role model
jawab. b). Kompeten. Guru bukan hanya
individu berkarakter. Selain itu, dengan
memiliki kompetensi atau kemampuan
sikap
sebagai seorang pendidik, tetapi juga
menunjukkan bahwa guru juga berperan
senantiasa mengembangkan kemampuan
sebagai role model diharapkan peserta
yang dimiliki. c). Pekerjakeras. Dalam
didik lebih mudah untuk meniruhal-hal
melakspeserta didikan tugas dan peran
yang dilakukan oleh guru sehingga lebih
sebagai seorang pendidik, guru senantiasa
mudah untuk membangun kepribadian
bekerja keras dan sungguh-sungguh. d).
yang berkarakter baik.
dan
minimal
tindakan
guru
ciri-ciri
yang
Konsisten. Guru mempunyai prinsip, rajin,
SIMPULAN
sabar dan fokus sebagai pendidik yang
berkarakter.
e).
menunjukkan
Sederhana.
sebagai
Seorang guru memiliki berbagai
Untuk
individu
peran yang bukan hanya berkaitan dengan
yang
pembelajaran dan kegiatan akademik saja,
berkarakter guru tidak perlu menunjukkan
kemewahan,
melainkan
menunjukkan
kesederhanaan
melainkan
dengan
ini,guru memiliki peran yang strategis
untuk
didik, guru harus memiliki hubungan
terlibat dalam proses pendidikan karakter
g).
yang telah diprogramkan oleh sekolah
Melayani dengan maksimal. Guru harus
seperti pengintegrasian nilai-nilai karakter
mampu tanggap dan cepat untuk melayani
dalam pembelajaran dan program kegiatan
peserta didik terutama kaitannya dengan
peserta
didik
karakter
Guru membimbing peserta didik untuk
pada peserta didik, melakukan interaksi
membantu
pendidikan
interaksi langsung dengan peserta didik.
ditunjukkan dengan memberikan perhatian
harmonis.
melakukan
selain orang tua karenaguru memiliki
kedekatan dengan peserta didik yang dapat
yang
untuk
kepribadian yang berkarakter. Dalam hal
individu yang dapat dicontoh oleh peserta
komunikasi
berperan
membimbing peserta didik untuk memiliki
dan
bersahaja. f). Memiliki kedekatan. Sebagai
dan
juga
lain seperti ekstrakurikuler yang dirancang
membangun
sebagai sarana pelaksanaan pendidikan
kepribadian yang berkarakter. h). Cerdas.
karakter.
Guru sebagai model berkarakter yang
Hal lain yang juga dapat membantu
diharapkan bukan hanya cerdas secara
keberhasilan
intelektual saja, melainkan juga cerdas
pelaksanaan
pendidikan
karakter yaitu peran guru untuk menjadi
emosi dan spiritual.
228
Untuk Mengembangkan Karakter
Peserta Didik. Jurnal Pendidikan
Ilmu Sosial, (Online), 23 (1),
(http://ejournal.upi.edu/index.php/j
pis/article/viewFile/2062/1453),
diakses pada 20 April 2017
Diggs, C. R. dan Akos, P. 2016.The
Promise of Character Education in
Middle School: A Meta-Analysis.
Middle Grades Review. (Online), 2
(2).
(http://scholarworks.uvm.edu/mgre
view/vol2/iss2/4), diakses pada 30
April 2017.
Djamarah, S. A. 2010. Guru dan Anak
Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.
Haidir. 2012. Standar Kompetensi Dan
Kompetensi Kepribadian Guru
Dalam Pendidikan (Instrumen Untuk
Menjawab Salah Satu Persoalan
Guru di Indonesia). (Online), 2 (1),
(http://ejournalpba.org/index.php/ihy
a/article/download/46/44), diakses
pada 9 April 2017.
Hamid, abdul. 2015. Pendidikan Karakter
dalam Perspektif Filosofis. Jurnal al„Adalah, (Online), 18 (1),
(httpejournal.iainjember.ac.idindex.phpaladalaharticle
viewFile336326), diakses pada 1
April 2017.
Hidayatullah, F. 2010. Pendidikan
Karakter: Membangun Peradaban
Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka.
Kompas. 1 Juli 2016. Sambudi, Pak Guru
yang Disidang karena Mencubit
Peserta
didiknya.(http://regional.kompas.com
/read/2016/07/01/17403801/sambudi.
pak.guru.yang.disidang.karena.menc
ubit.peserta didiknya), pada 4 April
2017.
Lickona, T. 2014. Educating for Character
(Pendidikan
Karakter).
Terjemahan:Lita S. Bandung: Nusa
Media.
Lidyasari, A. T. 2012. Guru Sebagai
Model
Dalam
Meningkatkan
Indigeneousasi
Pada
Peserta
role model individu berkarakter. Sebagai
role model individu berkarakter guru
dituntut untuk menunjukkan sikap dan
tindakan yang sesuai dengan nilai-dan
norma sehingga dapat diteladani oleh
peserta didik. Melalui keteladanan yang
diberikan oleh guru diharapkan peserta
didik
dengan
menginternalisasi
lebih
nilai-nilai
mudah
karakter
kedalam diri peserta didik karena pada
dasarnya manusia merupakan makhluk
yang lebih mudah untuk meniru. Sehingga
pelaksanaan pendidikan karakter yang
telah
terprogram
diharapkan
mampu
tercapai dengan maksimal dengan adanya
dukungan guru yang berperan sebagai role
model individu berkarakter.
DAFTAR RUJUKAN
„Aziz, Hafidh. 2016.Guru Sebagai Role
Model Pendidikan Karakter Anak
Usia Dini Perspektif Pendidikan
Islam dan Ki Hajar Dewantara.
Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang
Anak Usia Dini. (Online), 1 (1),
(http://ejournal.uinsuka.ac.id/tarbiyah/index.php/golde
nage/article/view/1253), diakses
pada 30 April 2017.
Bricheno, P. Dan Thornton, M. 2007.Role
model, hero, or
champion?Children‟s views about
role models.Education Research.
(Online),49 (4)
(http://www.tandfonline.com/doi/ab
s/10.1080/00131880701717230),
diakses pada 30 April 201
Dianti, Puspa. 2015. Integrasi Pendidikan
Karakter Dalam Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan
229
didikSekolah Dasar. Jurnal SOCIA,
(Online),
11
(2),
(http://journal.uny.ac.id/index.php/so
sia/article/download/3580/3058),
diakses pada 19 April 2017.
Liu, X.2014.The problem of Character
Education and Kohlberg‟s moral
education: critique from dewey‟s
moral deliberation. Philosophical
Studies in Education, (Online),
volume
45
page
136-145,
(https://eric.ed.gov/?id=EJ1043685),
diakses pada 1 April 2017.
Majid, R. A., Ali, M. M., dan Alias,
A.2014. Teacher character Strength
and
Talent
Development.International
Education Studies, (Online), 7
(13).(http://dx.doi.org/10.5539/ies.v7
n12p175), diakses pada 2 Mei 2017.
ead/2015/12/30/16480051/KPAI.
Pelaku.Kekerasan.dan.Bullying.di
.Sekolah.Tahun.2015.Meningkat),
diakses pada 4 April 2017.
Setiawan, D. dan Sitorus, J. 2017. Urgensi
Tuntutan
Profesionalisme
DanHarapan
Menjadi
Guru
Berkarakter (Studi Kasus: Sekolah
Dasar dan Sekolah Menengah
Pertama di Kabupaten Batubara).
Cakrawala Pendidikan, (1) 1,
(Online),
(http://journal.uny.ac.id/index.php/cp
/article/view/11382), diakses pada 2
Mei 2017.
Sudrajat, Ajat. 2011. Mengapa Pendidikan
Karakter?.
Jurnal
Pendidikan
Karakter ,
(Online),
1
(1),
(https://journal.uny.ac.id/index.php/j
pka/article/view/1316), diakses pada
15 April 2017.
Suganda, Ondi. 2013. Berharap Guru
Profesional
Yang
Berkarakter
Mumpuni. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Ekonomi, (Online), 1 (2),(httpfkipunswagati.ac.idejournalindex.
phpedunomicarticleviewfile2625),
diakses pada 10 Mei 2017.
Soetari, Endang. 2014. Pendidikan
Karakter dengan Pendidikan Anak
untuk
Membina
Akhlak
Islami.Jurnal Pendidikan Universitas
Garut,
(Online),
08
(01),
(http://journal.uniga.ac.id/index.php/
JP/article/viewFile/73/74), diakses
pada 1 April 2017
Undang-undang No.20 Th. 2003 tentang
Sistem PendidikanNasional.
Tribunnews.17 Mei 2016 . Guru Dipenjara
Gara-gara Mencubit, Netizen Geram
dan Sarankan Anak Polisi Jangan
Sekolah.
(http://www.tribunnews.com/regiona
l/2016/05/17/guru-dipenjara-garagara-mencubit-netizen-geram-dansarankan-anak-polisi-jangansekolah), diakses pada 4 April 2017.
Muhson,
A.
2004.
Meningkatkan
Profesionalisme
Guru:
Sebuah
Harapan. Jurnal Ekonomi dan
Pendidikan, (Online), 2 (1): 90-98,
(httpwww.geocities.
wsdien_sib24gdfeio68-081.pdf),
diakses 10 Mei 2017.
Pala, A. 2011.The Need For Character
Education. International Journal of
social science and humanity studies.
(Online),
3
(2).
(http://www.sobiad.org/ejournals/journal_ijss/arhieves/2011_2/ay
nur_pala.pdf), diakses pada 1 Mei
2017.
Pengembangan Pendidikan Budaya dan
Karakter
Bangsa.
2010.Jakarta:
Kementerian Pendidikan Nasional
Badan Penelitian dan Pengembangan
Pusat Kurikulum.
Rahmat, M. I. 2014. Guru Berkarakter
untuk Implementasi Pendidikan
Karakter. Yogyakarta: Gava Media.
Putera, A. D. 2015. KPAI: Pelaku
Kekerasan dan "Bullying" di
Sekolah Tahun 2015 Meningkat.
(http://megapolitan.kompas.com/r
230
BAGI PESERTA DIDIK UNTUK MENDUKUNG KEBERHASILAN
PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER
Uluul Khakiim
STKIP PGRI TRENGGALEK
uluulkhakiim@gmail.com
Jalan Supriyadi 22 Trenggalek
Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan pentingnya peran guru sebagai role
model bagi peserta didik terkait dengan kepribadian yang berkarakter untuk membantu
membangun karakter peserta didik. Berdasarkan hasil kajian studi pustaka diketahui
bahwa saat ini setiap jenjang sekolah gencar sekali melaksanakan pendidikan karakter,
dikarenakan saat ini banyak terjadi fenomena yang menunjukkan adanya kemerosotan
nilai-nilai karakter dikalangan peserta didik seperti banyaknya bullying, tawuran dan
hilangnya rasa hormat terhadap orang lain. Pendidikan karakter dapat dilaksanakan
melalui program yang ada di sekolah, seperti pengintegrasian pendidikan karakter dalam
pembelajaran serta pelaksanaan pendidikan karakter melalui ekstrakurikuler. Unsur lain
yang kurang diperhatikan namun juga tak kalah penting yaitu adanya peran guru. Dalam
hal ini, peran guru bukan hanya sekedar mendidik peserta didik sesuai dengan tuntutan
kurikulum saja, tetapi juga secara pribadi memberikan contoh kepada peserta didik
dengan menjadi role model individu berkarakter. Guru yang menjadi role model akan
mampu menunjukkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma dalam
kehidupan sehari-hari sehingga dapat dilihat dan ditiru oleh peserta didik. Hal ini dapat
mempengaruhi perkembangan karakter dalam diri peserta didik karena pada dasarnya
manusia lebih mudah meniru, sehingga peranan guru sebagai role model individu
berkarakter akan mendukung program pendidikan karakter dan membantu peserta didik
untuk memiliki kepribadian yang berkarakter baik.
Kata Kunci:
guru sebagai role model individu berkarakter, peserta didik, pendidikan
karakter
Abstract: This article was aimed to describe the importance of teachers‟ role as a role model
of individual character for learners. Based on the review of literatures was known that every
level of schools conducting character education, because there are many phenomena that
indicate a deterioration of character values among learners that is shown by the number of
bullying, brawling and lossing respect for others. Character education can be implemented
through the schoolprogram, such as integration of character education into learning process
and implementation of character education through extracurricular. Another important aspect
that support the success of character education is teachers role. In this case, the role of
teachers is not only to educating learners, but also became a role model of individual
character for learners. Teacher who become role model will be able to show their attitudes
and behaviors in everyday life so that can be seen and imitated by learners. It will affect the
development of learners character because humans are easier to imitate. So, the teacher who
becomes a role model of individual character will be able to support the character education
program and help learners to have a good character.
Key Word: Teacher as a role model of individual character, students, character education
217
tawuran yang juga mengalami peningkatan
PENDAHULUAN
Pendidikan karakter bukan lagi
menjadi
hal
yang
persen
pada
tahun
2015.Selain itu juga terdapat kasus yang
pendidikan. Bahkan pembentukan karakter
melibatkan Nurmayani seorang guru di
melalui pendidikan karakter menjadi salah
SMPN 1 Bantaeng yang dipenjara karena
satu tujuan pendidikan nasional. Hal ini
mengingatkan dan memberi hukuman bagi
tercantum dalam Undang-undang No.20
peserta didik yang bersalah (Tribun, 2016).
Th.
Sistem
Padahal apa yang dilakukan oleh guru
PendidikanNasional (UU Sisdiknas) bahwa
tersebut bertujuan untuk mendidik peserta
tujuan
yaitu
didik. Hal yang hampir sama juga terjadi
peserta
pada Sambudi, seorang guru SMP di
kecerdasan,
Sidoarjo yang juga dinyatakan bersalah
kepribadiandan akhlak mulia. Pernyataan
secara hukum karena mencubit salah satu
yang
peserta didiknya yang tidak melaksanakan
tentang
pendidikan
mengembangkan
didikuntuk
di
50
dunia
2003
asing
sebanyak
nasional
potensi
memiliki
tercantum dalam Undang-undang
tersebut
memiliki
makna
bahwa
sholat dhuha (Kompas, 2016).Berdasarkan
pendidikan tidak hanya membentuk insan
fakta tersebut menunjukkan bahwa terjadi
Indonesia yang cerdas secara kognitif
krisis karakter pada pelajar di Indonesia,
tetapi juga berkepribadian mulia atau
bahkan
berkarakter, sehingga kelak diharapkan
mendidik dan membangun nilai karakter
akan lahir generasi penerus bangsa yang
pada diri peserta didik malah dianggap
selain berpengatahuan luas juga memiliki
bersalah. Hal ini membuktikan bahwa
sikap dan perilaku yang sesuai dengan
pelaksanaan pendidikan karakter belum
nilai, norma, dan ajaran agama.
tercapai secara maksimal. Oleh karena itu,
Namun fenomena yang terjadi saat
guru
yang
bertujuan
untuk
pelaksanaan pendidikan karakter sangat
perlu untuk dilaksanakan.
ini, dikalangan pelajar atau peserta didik
Pendidikan karakter yang utama
masih terjadi krisis karakter. Contoh
ditunjukkan
dan mendasar harus diperoleh peserta didik
dengan adanya tawuran antar pelajar,
dari lingkungan keluarga, selanjutnya di
terjadinya
krisis
karakter
hormat
lingkungan sekolah sebagai pengembangan
terhadap guru. Seperti yang dimuat dalam
dari pendidikan yang didapatkan peserta
Kompas (2015) bahwa kasus kekerasan di
didik dari lingkungan keluarga. Sekolah
sekolah
menjadi institusi resmi yang memiliki
bullying,
tidak
dan
adanya
bullying
rasa
mengalami
peran
peningkatan. Begitu pula dengan kasus
218
strategis
untuk
melaksanakan
pendidikan karakter dengan melibatkan
Sehingga saat guru menjadi model individu
peran
yang berkarakter dan dapat diamati oleh
guru
sebagai
pendidik.Hal
ini
dikarenakan guru merupakan komponen
peserta
utama
peserta didik akan cenderung lebih mudah
pada
pendidikan(Suganda,
pelaksanaan
2013).
didik secara
menirukan
Sehingga,
langsung,
kepribadian
guru
maka
yang
sebelum guru menjalankan peran sebagai
berkarakter tanpa paksaan (Rahmat, 2014:
salah
86). Dengan meniru
satu
pihak
yang
menerapkan
tersebut,
secara
pendidikan karakter pada peserta didik atau
berkelanjutan kepribadian peserta didik
membimbing
agar
akan terbentuk menjadi kepribadian yang
berkarakter, terlebih dahulu guru harus
berkarakter seperti yang dicontohkan oleh
memiliki kepribadian yang berkarakter.
guru. Hal ini senada dengan pendapat
peserta
didik
Kepribadian guru yang berkarakter
Haidir (2012) bahwa untuk melahirkan
dapat ditunjukkan melalui sikap dan
peserta didik yang memiliki karakter baik
tindakan guru yang dapat dilihat dan ditiru
maka perlu adanya pembiasaan dan contoh
oleh peserta didik secara langsung dalam
teladan
keseharian. Seperti karakter disiplin guru
guru.Sehingga, dengan demikian dapat
dengan datang tepat waktu dan mematuhi
dinyatakan bahwa peran dan tugas guru
peraturan disekolah. Karakter jujur yang
sangat strategis untuk membantu peserta
ditunjukkan dengan adanya kesesuaian
didik
antara perkataan dan perbuatan guru, serta
berkarakter.
yang
membentuk
dilakukan
kepribadian
oleh
yang
karakter religi yang dapat ditunjukkan
dengan mengikuti
PEMBAHASAN
sholat dhuha atau
Konsep
dhuhur berjamaah di sekolah. Melalui
contoh
langsung
atau
teladan
Karakter
dan
Pendidikan
Karakter
yang
Karakter yang baik pasti sangat
diberikan oleh guru, dapat dikatakan
diharapkan tumbuh pada setiap individu.
bahwa guru menjadi role model bagi
Secara umum, karakter yang baik dapat
peserta didik untuk memiliki kepribadian
tercermin dari perilaku yang sesuai dengan
berkarakter (Lidyasari, 2012).
nilai, norma dan ajaran agama. Kata
Guru sebagai role model menjadi
karakter
salah satu hal penting yang mendukung
berasal
bahasa
Yunani
yaitucharassein yang diartikan sebagai
pelaksanaan pendidikan karakter selain
melukis, menggambar, memahat batu atau
program yang telah disusun oleh sekolah.
metal. Berdasarkan arti kata tersebut,
Hal ini dikarenakan pada dasarnya manusia
character dapat diartikan sebagai tanda
merupakan makhluk yang suka meniru.
219
atau ciri yang khusus, yang selanjutnya
karakter karena sesuai dengan tujuan dari
dapat
pendidikan
dijabarkan
bahwa
pengertian
di
Indonesia
yaitu
dan
mengembangkan potensi peserta didik
dalam
untuk memiliki kecerdasan, kepribadian
perkembangannya dapat dipengaruhi oleh
dan akhlak mulia (Undang-undang No. 20
lingkungan hidup individu tersebut (Kevin
Th.
Ryan dalam Sudrajat: 2011). Sedangkan
tersebut
menurut Soetari (2014) karakter diartikan
diharapkan dari pendidikan bukan hanya
sebagai
yang
kecerdasan pengetahuan melainkan juga
dianggap sebagai ciri, karakteristik atau
kepribadian yang baik atau berkarakter.
sifat khas yang melandasi pemikiran, sikap
Sehingga, dalam pelaksanaan pendidikan
dan perilaku dari seseorang tersebut yang
di
bersumber dari bentukan-bentukan yang
keterlaksanaan pendidikan karakter yang
diterima dari lingkungan. Jadi, dapat
diharapkan dapat membantu peserta didik
dinyatakan bahwa karakter merupakan
untuk dapat bersikap dan berperilaku
sifat khusus yang ada dalam diri seseorang
sesuai dengan nilai, norma dan agama.
karakter
adalah
perilaku
keadaan
individu
moral
yang
kepribadian
seseorang
2003).
Berdasarkan
tampak
Indonesia
bahwa
juga
pernyataan
luaran
yang
memperhatikan
dan
Pendidikan karakter dapat diartikan
bertindak secara otomatis serta dalam
sebagai suatu sistem untuk menanamkan
perkembangannya
nilai-nilai karakter kepada peserta didik
yang
mendoronguntuk
bersikap
dipengaruhi
oleh
yang
berbagai faktor.
mencakup
aspek
pengetahuan,
Faktor yang dapat mempengaruhi
kesadaran atau kemauan, serta tindakan
karakter yang ada pada setiap individu
untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut,
dapat diantaranya seperti lingkungan dan
baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa
pendidikan yang diterima. Pendidikan
(YME), diri sendiri, sesama, maupun
tentang karakter dapat diterima seseorang
lingkungan sehingga menjadi manusia
dari
yang memiliki kepribadian baik (Hamid,
lingkungan
lingkungan
keluarga
yang pertama
sebagai
2015). Pada dokumen
berinteraksi
Desain Induk
dengan individu. Selanjutnya, pendidikan
Pendidikan Karakter terbitan Kementrian
karakter juga bisa diperoleh seseorang dari
Pendidikan
institusi resmi seperti sekolah yang telah
pengertian yang sejalan bahwa pendidikan
memprogramkan
karakter
karakter didefinisikan sebagai pendidikan
sebagai salah satu muatan yang harus ada
nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan
di
moral
sekolah.
pendidikan
Sekolah
juga
memiliki
dan
Nasional
juga
pendidikan
didapatkan
watak
yang
diberikan kepada peserta didik dengan
wewenang untuk melaksanakan pendidikan
220
tujuan
agar
peserta
didik
karakter yang ada di lingkungan keluarga
memiliki
kemampuan untuk mengambil keputusan
dan
yang baik, memelihara hal yang baik, serta
lingkungan sekolah melibatkan semua
mewujudkan
dalam
warga sekolah mulai dari kepala sekolah,
kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati
guru, seluruh staff dan peserta didik.
dan kesadaran diri.Secara lebih singkat,
Namun dalam hal ini yang menjadi sasaran
Dianti
utama
kebaikan
(2014)
itu
menyatakan
bahwa
sekolah.
dari
Pendidikan
karakter
pelaksanaan
di
pendidikan
pendidikan karakter merupakan usaha
karakter di sekolah yaitu peserta didik. Jika
terencana yang disusun untuk membantu
ditinjau dari keadaan yang ada saat ini,
individu membangun kepribadian yang
pendidikan karakter sangat dibutuhkan
mampu untuk menentukan dan melakukan
oleh
hal-hal
juga
kepribadian yang berkarakter baik. Hal ini
disampaikan oleh Soetari (2014)bahwa
dikarenakan saat ini di Indonesia telah
pendidikan karakter adalah pendidikan
terjadi kemerosotan nilai-nilai karakter
nilai moralitas yang diberikan kepada
yang dapat ditunjukkan dengan berbagai
individu dengan didasari kesadaran dan
fenomena
dilakukan dalam tindakan nyata. Sehingga
meningkatnya kekerasan disekolah dan
dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud
bullying sebanyak 50 persen pada tahun
dengan pendidikan karakter yaitu suatu
2015 (Kompas, 2015). Oleh karena itu¸
program
untuk
pelaksanaan pendidikan karakter menjadi
menanamkan nilai-nilai karakter, moral
penting untuk dimaksimalkan dan ditinjau
dan budi pekerti kepada peserta didikagar
keberhasilannya agar peserta didik mampu
peserta
didik
menanamkan nilai-nilai karakter dalam
dalam
kehidupan
baik.Hal
yang
yang
senada
bertujuan
mampu
menerapkannya
sehingga
peserta
didik
salah
untuk
memiliki
satunya
yaitu
kehidupan sehari-hari.
memiliki
kepribadian yang berkarakter baik.
Seperti
yang
dinyatakan
oleh
Pentingnya Pendidikan Karakter Bagi
Soetari (2014) bahwa melalui pendidikan
Peserta Didik
karakter diharapkan peserta didik mampu
menggunakan pengetahuan, mengkaji dan
Pendidikan karakter yang pertama
dan utama memang
menginternalisasi nilai-nilai karakter dalam
didapatkan oleh
individu di lingkungan keluarga, namun
kehidupan
pendidikan karakter di lingkungan sekolah
mewujudkan pribadi yang berakhlak mulia.
juga
Selain
tidak
kalah
penting
untuk
itu,
sehari-hari
pendidikan
sehingga
karakter
dapat
juga
dilaksanakan. Sehingga ada keselarasan
memberikan dampak positif bagi para
dan
peserta didik. Hal ini dikarenakan melalui
tindak
lanjut
antara
pendidikan
221
pendidikan
karakter
dapat
menekan
perhatian
dari
semua
pihak
demi
permasalahan tentang tingkah laku dan
menghidupkan kembali nilai-nilai karakter
meningkatan
dalam diri setiap individu terutama peserta
perilaku
peduli
sosial(Diggsdan Akos, 2016). Pendidikan
didik sebagai generasi penerus.
karakter akan menjadi lebih baik jika
bukan
hanya
menjadi
yang
pendidikan
bertujuan untuk mengurangi krisis karakter
memetakan
saja, melainkan juga menjadi tujuan utama
dikenalkan, dibiasakan, dan ditanamkan
dari
2014).
pada diri peserta didik melalui pendidikan
Jadi,pelaksanaan pendidikan karakter ini
karakter yang ada di sekolah. Nilai-nilai
hendaknya mendapatkan dukungan dan
yang dimaksud yaitu:
pendidikan
program
Mengingat pentingnya pelaksanaan
(Liu,
karakter,
18
nilai
Kemendikbud
karakter
untuk
Tabel 1. Nilai dan Deskripsi Nilai dalam Pendidikan Karakter
No
1
Nilai/Inti Karakter
religius
2
jujur
3
toleran
4
disiplin
5
kerja keras
6
kreatif
7
mandiri
8
demokratis
9
rasa ingin tahu
10
semangat kebangsaan
11
cinta tanah air
12
menghargai prestasi
Deskripsi
sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama,
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain.
perilaku yang didasarkan pada upaya untuk menjadi orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda.
tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik mungkin.
berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar.
cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan dari
kelompoknya.
cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
222
No
Nilai/Inti Karakter
Deskripsi
13
bersahabat/ komunikatif
14
cinta damai
15
gemar membaca
16
peduli lingkungan
17
peduli sosial
18
tanggung jawab
tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan
bekerja sama dengan orang lain.
sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
kebiasan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan
pada lingkungan alam sekitarnya, dan mengembangkan upayaupaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang
lain dan masyarakat yang membutuhkan.
sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.
Nilai-nilai karakter tersebut perlu
pembiasaan
(habituating)
(Sudarajat,
dimiliki setiap individu, termasuk peserta
2011). Keempat strategi tersebut dapat
didik generasi yang diharapkan memiliki
dipadu padankan agar pendidikan karakter
sikap sesuai dengan nilai dan norma yang
yang dilaksanakan dapat berjalan dengan
ada. Berdasarkan ke-18 nilai-nilai karakter
efektif karena keempat strategi tersebut
tersebut terdapat empat nilai yang saat ini
saling melengkapi. Pendidikan karakter
sudah
Indonesia
dengan strategi pembelajaran (teaching )
dibandingkan dengan nilai karakter lainnya
dan pembiasaan (habituating)dilaksanakan
yaitu nilai jujur, religius, disiplin dan cinta
sesuai dengan program yang telah disusun
tanah
oleh sekolah. Selanjutnya diikuti strategi
sangat
krisis
air.Walaupun
di
demikian,
dalam
pelaksanaan pendidikan karakter ke-18
penguatan
nilai tersebut perlu diperhatikan secara
dilaksanakan secara fleksibel dan spontan
keseluruhan.
untuk memberikan penghargaan kepada
Dalam melaksanakan pendidikan
(reinforcing)
yang
dapat
peserta didik yang telah bersikap sesuai
karakter, perlu memperhatikan strategi
dengan
yang sesuai agar pendidikan karakter dapat
Sedangkan
dilaksanakan
maksimal.Strategi
berarti memerlukan figur yang dapat
yang dapat digunakan dalam pelaksanaan
diteladani oleh peserta didik. Figur yang
pendidikan karakter di sekolah menurut
terdekat dengan peserta didikyaitu guru
Sudrajat
yang juga memiliki peran lebih dari
dengan
(2011)yaitu:
(1)pembelajaran
nilai
dan
untuk
norma
strategi
yang
ada.
keteladanan
(teaching), (2) keteladanan(modeling), (3)
mengajar
penguatan
Sehingga dapat dinyatakan bahwa strategi
(reinforcing),
dan
(4)
223
melainkan
juga
mendidik.
keteladanan
(modeling)juga
mendukung
pelaksanaan
mudah untuk dipahami peserta didik. d)
sangat
Sebagai
pendidikan
Organisator.
Guru
sebagai
karakter dengan guru sebagai figur yang
organisator berkaitan dengan peran guru
patut diteladani.
untuk mengelola kegiatan akademik yang
dapat mendukung proses belajar mengajar.
e). Sebagai Motivator. Motivasi dalam
Peran Guru
Pada setiap proses belajar mengajar
belajar merupakan salah satu hal penting
memerlukan
guru.
yang harus dimiliki oleh peserta didik.
MenurutMuhson (2004), secara umum
Namun tidak semua peserta didik memiliki
guru memiliki peran penting yang salah
motivasiyang tinggi dalam belajar. Dalam
satunya yaitu menjadi tenaga pendidik
hal ini akan sangat memerlukan bantuan
yang melakukan interaksi secara langsung
guru untuk meningkatkan motivasi belajar
dalam pembelajaran untuk mengajar atau
peserta didik. Gurupun perlu mengetahui
menyampaikan pelajaran kepada peserta
penyebab
didik dengan tujuan meningkatkan kualitas
sehingga dapat membantu peserta didik
diri
dengan
pasti
peserta
peran
dari
didik.Djamarah
(2010:43)
kurangnya
langkah
motivasi
yang
belajar
sesuai
yang
merincikan bahwa peran guru diantaranya:
diperlukan peserta didik. f). Sebagai
a).
sebagai
Inisiator.
mampu
diharapkan mampu mencetuskan ide dan
membedakan nilai yang baik dan buruk.
inovasi baru di dunia pendidikan sehingga
Selain itu, guru juga harus membimbing
dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
peserta didik untuk mampu membedakan
g). Sebagai Fasilitator. Guru hendaknya
nilai yang baik dan buruk dalam kehidupan
dapat memberikan kemudahan bagi peserta
sehari-hari. b). Sebagai Inspirator. Dalam
didik dalam proses belajar mengajar serta
hal
dapat menciptakan lingkungan belajar
Sebagai
korektor
ini
korektor.
dituntut
guru
Guru
untuk
diharapkan
mampu
Sebagai
inisiator,
guru
memberikan petunjuk dan berbagai ide
yang
atau pandangan yang dapat membantu
pelaksanaan
peserta didik untuk menyelesaikan masalah
diharapkan peserta didik dapat mencapai
dalam belajar dan meningkatkan kualitas
hasil belajar yang diinginkan. h). Sebagai
belajar. c). Sebagai Informator. Guru harus
Pembimbing. Peran penting lainnya yang
mampu
harus
dengan
memberikan
informasi
perkembangan
terkait
kondusif
dan
mendukung
pembelajaran
diemban
guru
yaitu
sehingga
sebagai
pengetahuan
pembingbing dari peserta didik terutama
maupun teknologi yang dibutuhkan peserta
membimbing peserta didik yang berkaitan
didik dengan cara yang sederhana sehingga
dengan perkembangan psikologis peserta
224
didik. Sehingga diharapkan peserta didik
untuk menjadi evalator yang objektif.
bukan hanya mendapatkan bimbingan yang
Dalam
bersifat akademik saja, melainkan juga
mengevaluasi hasil belajar peserta didik
bimbingan tentang kepribadian peserta
saja, melainkan juga dari segi kepribadian
didik. i). Sebagai Demonstrator. Dalam
peserta didik, bukan hanya menilai hasil
peran
tetapi juga proses yang dilalui peserta
ini,
guru
diharapkan
mampu
dapat
memudahkan
ini
guru
bukan
hanya
didik.
mendemonstrasikan materi yang diajarkan
sehingga
hal
peeserta
Selain peran guru yang berkaitan
didik untuk memahami materi. J). Sebagai
dengan
Pengelola Kelas. Dalam proses belajar
memiliki
mengajar guru harus mampu mengelola
membantu
kelas seefektif mungkin agar mampu
melalui pengembangan kepribadian dan
menciptakan
suasana
nilai-nilai karakter yang ditanamkan pada
mendukung
pembelajaran,
kelas
yang
apalagi
di
kegiatan
peran
akademik,guru
yang
membentuk
juga
strategis
untuk
watak
bangsa
peserta didik (Rahmat, 2014:18).Untuk
dalam suatu kelas terdiri dari berbagai
menanamkan
karakter yang dimiliki oleh peserta didik
peserta didik, terlebih dahulu guru harus
dengan latar belakang yang berbeda. k).
menerapkan nilai-nilai tersebut pada diri
Sebagai Mediator. Media menjadi salah
guru sendiri (Suganda, 2013). Oleh karena
satu
itu dapat dinyatakan bahwa selain sebagai
komponen
pembelajaran
yang
nilai-nilai
karakter
pada
dibutuhkan oleh peserta didik dan guru
pelaksana
yang
untuk
membentuk kepribadian peserta didik yang
untuk
berkarakter, hal yang lebih penting yaitu
menerima informasi atau oesan dari materi.
menerapkan nilai karakter pada diri guru
Oleh karena itu guru harus mampu menjadi
sendiri agar memiliki kepribadian yang
mediator
berkarakter.
dapat
membantu
mempermudah
peserta
dan
didik
menyediakan
serta
menggunakan media yang sesuai. l).
pendidikan
karakter
dan
Setelah guru menanamkan nilai
Sebagai Supervisor
karakter
Sebagai supervisor guru mampu menilai
berkarakter
pembelajaran yang telah diaksanakan,
membimbing
menganalisis kekurangan dan kelebihan
membentuk kepribadian yang berkarakter
dari pembelajaran yang telah dilaksanakan
dengan melaksanakan beberapa peran yang
agar dapat memperbaiki dan meningkatkan
berkaitan
pembelajaran
m).
Seperti yang dinyatakan oleh Lickona
Sebagai Evaluator. Guru juga dituntut
(2014: 100) bahwa peran yang dapat
yang
dilaksanakan.
225
dan
memiliki
guru
peserta
dalam
kepribadian
akan
didik
pendidikan
mampu
untuk
karakter.
dilaksanakan oleh guru yaitu: a). Guru
kepribadian yang berkarakter agar mampu
dapat menjadi pengasuh yang efektif.
memberikan contoh bagi peserta didik.
Dalam hal ini, selain guru membantu
Guru Sebagai Role Model Individu
peserta didik untuk menguasai materi yang
Berkarakter
diajarkan, guru juga membantu peserta
didik
untuk
menerapkan
mengenal,
nilai
dan
Guru memiliki berbagai peran, baik
merasakan,
moral
peran yang berkaitan dengan pembelajaran
yang
maupun peran yang berkaitan dengan
sesungguhnya melalui sikap dan tindakan
perkembangan psikologis dan kepribadian
yang ditunjukkan oleh guru. b). Guru dapat
peserta didik. Seperti yang dinyatakan
menjadi teladan. Guru dapat menjadi
„Aziz (2016) bahwa guru atau pendidik
teladan mengenai permasalahan nilai dan
tidak hanya bertanggung jawab untuk
moral melalui reaksi yang ditunjukkan oleh
menyampaikan materi kepadapeserta didik,
guru terkait permasalahan tersebut, baik di
melainkan juga memberikan bimbingan
lingkungan skolah maupun di luar sekolah.
untuk membentuk kepribadian peserta
c).
didik, yang pada akhirnya peserta didik
Guru
dapat
menjadi
seorang
pembimbing etis. Guru dapat membimbing
memiliki
peserta didik terkait pelaksanaan nilai dan
memberikan
pengarahan,
diskusi,
dan
yang
utama.
Sehingga guru yang diharapkan saat ini
norma agar menjadi pribadi berkarakter
dengan
kepribadian
bukan hanya guru yang profesional saja
pengajaran,
melainkan juga guru yang berkarakter.
memberikan
Guru berkarakter yang dimaksud,
umpan balik terhadap sikap atau perilaku
bukan
yang ditunjukkan oleh peserta didik.
hanya
memiliki
kemampuan
intelektual saja melainkan juga memiliki
Berdasarkan paparan di atas dapat
kemampuan secara emosi dan spiritual
dinyatakan bahwa guru memiliki berbagai
agar mampu menumbuhkan karakter pada
peran yang harus dilaksanakan sebagai
diri
seorang
harus
Mengingat guru menjadi roh utama dalam
diemban oleh guru tidak hanya berkaitan
pendidikan yang dituntut untuk memiliki
dengan proses belajar mengajar atau
karakter baik dan luhur (Setiawan dan
kegiatan akademik saja, melainkan juga
Sitorus,
berkaitan
pembentukan
disadari bahwa guru merupakan manusia
kepribadian peserta didik yang diharapkan
biasa yang bisa saja memiliki karakter
memiliki karakter yang baik. Sehingga,
yang
sebagai seorang guru juga perlu memiliki
selayaknya guru menunjukkan sikap dan
pendidik.
Peran
dengan
yang
226
peserta
didik
(Lidyasari,
2017).Walaupun
kurang
baik,
juga
namun
2012).
perlu
sudah
perilaku yang dominan dengan nilai-nilai
pernyataan
karakter.
memiliki
Pala
(2011)
banyak
bahwa
peran,
guru
diantaranya
yang
sebagai orang yang memberi perhatian,
dimiliki oleh guru adalah ciri kepribadian
model, penasehat, memperlakukan peserta
yang
didik dengan penuh cinta dan hormat,
Pada
dasarnya,
berkaitan
dengan
karakter
pertimbangan
moralitas normatif yang berlaku (Suganda,
memberikan
contoh
yang
baik
dan
2013).Pendapat ini didukung oleh Majid,
mendukung perilaku sosial yang baik.
Alidan Alias (2014) yang menyatakan
Peran guru sebagai role model
bahwa karakter guru merupakan cerminan
individu berkarakter juga sangat penting
dari kualitas guru secara individual yang
untuk
berbanding lurus dengan dan sifat dan
pelaksanaan pendidikan karakter karena
etika yang dimiliki oleh guru.Sehingga,
guru memiliki interaksi langsung dengan
guru
peserta
yang
berkarakter
akan
mampu
mendukung
didik
keberhasilan
sehingga
contoh
atau
mewujudkan nilai-nilai dan norma dalam
keteladanan yang dilakukan guru akan
sikap dan perilaku atau tindakan yang
mudah dilihat dan ditiru oleh peserta didik
nantinya dapat diamati dan diteladanioleh
baik dari segi ucapan maupun perbuatan
peserta didik.
(Rahmat, 2014:85). Selain itu, dalam
proses
Melalui sikap dan tindakan yang
membangun
kepribadian
yang
ditunjukkan oleh guru dan dapat dicontoh
berkarakter, peserta didik memerlukan
oleh peserta didikdapat dinyatakan bahwa
figur sebagai acuan dalam menerapkan
guru menjadi role model bagi peserta didik
nilai-nilai karakter, dan hal ini dapat
tersebut (Lidyasari, 2012). Role model
diperoleh
yang dimaksud dalam hal ini yaitu figur
keteladanan yang ditunjukkan oleh guru
yang dapat dicontoh dan diteladani atas
(Rahmat, 2014: 86). Sehingga, selain
sikap dan perilaku yang ditunjukkan guru.
membimbing
Menurut Bricheno dan Thornton (2007)
menerapkan nilai-nilai karakter, guru juga
menyatakan bahwa role model adalah
menjadi role model atau teladan yang
orang yang dihormati, diikuti, dan memang
dapat meyakinkan peserta didik bahwa
patut
dapat
guru bukan hanya meminta peserta didik
dinyatakan bahwa guru memiliki peran
untuk berkarakter baik tetapi guru juga
yang
telah memiliki karakter yang baik dapat
untuk
strategis
ditiru.Sehingga
untuk
melaksanakan
peserta
didik
peserta
didik
melalui
untuk
dicontoh oleh peserta didik.
pendidikan karakter dengan menjadi role
Guru
model individu yang berkarakter bagi
sebagai
model
yang
berkarakter menurut Hidayatullah (2010),
peserta didik. Hal ini sejalan dengan
227
Jadi, dapat disimpulkan bahwa
memiliki beberapa ciri diantaranya: a).
Komitmen. Guru yang berkarakter akan
dengan
memenuhi
memiliki visi yang kuat danbertanggung
tersebut guru dapat menjadi role model
jawab. b). Kompeten. Guru bukan hanya
individu berkarakter. Selain itu, dengan
memiliki kompetensi atau kemampuan
sikap
sebagai seorang pendidik, tetapi juga
menunjukkan bahwa guru juga berperan
senantiasa mengembangkan kemampuan
sebagai role model diharapkan peserta
yang dimiliki. c). Pekerjakeras. Dalam
didik lebih mudah untuk meniruhal-hal
melakspeserta didikan tugas dan peran
yang dilakukan oleh guru sehingga lebih
sebagai seorang pendidik, guru senantiasa
mudah untuk membangun kepribadian
bekerja keras dan sungguh-sungguh. d).
yang berkarakter baik.
dan
minimal
tindakan
guru
ciri-ciri
yang
Konsisten. Guru mempunyai prinsip, rajin,
SIMPULAN
sabar dan fokus sebagai pendidik yang
berkarakter.
e).
menunjukkan
Sederhana.
sebagai
Seorang guru memiliki berbagai
Untuk
individu
peran yang bukan hanya berkaitan dengan
yang
pembelajaran dan kegiatan akademik saja,
berkarakter guru tidak perlu menunjukkan
kemewahan,
melainkan
menunjukkan
kesederhanaan
melainkan
dengan
ini,guru memiliki peran yang strategis
untuk
didik, guru harus memiliki hubungan
terlibat dalam proses pendidikan karakter
g).
yang telah diprogramkan oleh sekolah
Melayani dengan maksimal. Guru harus
seperti pengintegrasian nilai-nilai karakter
mampu tanggap dan cepat untuk melayani
dalam pembelajaran dan program kegiatan
peserta didik terutama kaitannya dengan
peserta
didik
karakter
Guru membimbing peserta didik untuk
pada peserta didik, melakukan interaksi
membantu
pendidikan
interaksi langsung dengan peserta didik.
ditunjukkan dengan memberikan perhatian
harmonis.
melakukan
selain orang tua karenaguru memiliki
kedekatan dengan peserta didik yang dapat
yang
untuk
kepribadian yang berkarakter. Dalam hal
individu yang dapat dicontoh oleh peserta
komunikasi
berperan
membimbing peserta didik untuk memiliki
dan
bersahaja. f). Memiliki kedekatan. Sebagai
dan
juga
lain seperti ekstrakurikuler yang dirancang
membangun
sebagai sarana pelaksanaan pendidikan
kepribadian yang berkarakter. h). Cerdas.
karakter.
Guru sebagai model berkarakter yang
Hal lain yang juga dapat membantu
diharapkan bukan hanya cerdas secara
keberhasilan
intelektual saja, melainkan juga cerdas
pelaksanaan
pendidikan
karakter yaitu peran guru untuk menjadi
emosi dan spiritual.
228
Untuk Mengembangkan Karakter
Peserta Didik. Jurnal Pendidikan
Ilmu Sosial, (Online), 23 (1),
(http://ejournal.upi.edu/index.php/j
pis/article/viewFile/2062/1453),
diakses pada 20 April 2017
Diggs, C. R. dan Akos, P. 2016.The
Promise of Character Education in
Middle School: A Meta-Analysis.
Middle Grades Review. (Online), 2
(2).
(http://scholarworks.uvm.edu/mgre
view/vol2/iss2/4), diakses pada 30
April 2017.
Djamarah, S. A. 2010. Guru dan Anak
Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.
Haidir. 2012. Standar Kompetensi Dan
Kompetensi Kepribadian Guru
Dalam Pendidikan (Instrumen Untuk
Menjawab Salah Satu Persoalan
Guru di Indonesia). (Online), 2 (1),
(http://ejournalpba.org/index.php/ihy
a/article/download/46/44), diakses
pada 9 April 2017.
Hamid, abdul. 2015. Pendidikan Karakter
dalam Perspektif Filosofis. Jurnal al„Adalah, (Online), 18 (1),
(httpejournal.iainjember.ac.idindex.phpaladalaharticle
viewFile336326), diakses pada 1
April 2017.
Hidayatullah, F. 2010. Pendidikan
Karakter: Membangun Peradaban
Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka.
Kompas. 1 Juli 2016. Sambudi, Pak Guru
yang Disidang karena Mencubit
Peserta
didiknya.(http://regional.kompas.com
/read/2016/07/01/17403801/sambudi.
pak.guru.yang.disidang.karena.menc
ubit.peserta didiknya), pada 4 April
2017.
Lickona, T. 2014. Educating for Character
(Pendidikan
Karakter).
Terjemahan:Lita S. Bandung: Nusa
Media.
Lidyasari, A. T. 2012. Guru Sebagai
Model
Dalam
Meningkatkan
Indigeneousasi
Pada
Peserta
role model individu berkarakter. Sebagai
role model individu berkarakter guru
dituntut untuk menunjukkan sikap dan
tindakan yang sesuai dengan nilai-dan
norma sehingga dapat diteladani oleh
peserta didik. Melalui keteladanan yang
diberikan oleh guru diharapkan peserta
didik
dengan
menginternalisasi
lebih
nilai-nilai
mudah
karakter
kedalam diri peserta didik karena pada
dasarnya manusia merupakan makhluk
yang lebih mudah untuk meniru. Sehingga
pelaksanaan pendidikan karakter yang
telah
terprogram
diharapkan
mampu
tercapai dengan maksimal dengan adanya
dukungan guru yang berperan sebagai role
model individu berkarakter.
DAFTAR RUJUKAN
„Aziz, Hafidh. 2016.Guru Sebagai Role
Model Pendidikan Karakter Anak
Usia Dini Perspektif Pendidikan
Islam dan Ki Hajar Dewantara.
Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang
Anak Usia Dini. (Online), 1 (1),
(http://ejournal.uinsuka.ac.id/tarbiyah/index.php/golde
nage/article/view/1253), diakses
pada 30 April 2017.
Bricheno, P. Dan Thornton, M. 2007.Role
model, hero, or
champion?Children‟s views about
role models.Education Research.
(Online),49 (4)
(http://www.tandfonline.com/doi/ab
s/10.1080/00131880701717230),
diakses pada 30 April 201
Dianti, Puspa. 2015. Integrasi Pendidikan
Karakter Dalam Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan
229
didikSekolah Dasar. Jurnal SOCIA,
(Online),
11
(2),
(http://journal.uny.ac.id/index.php/so
sia/article/download/3580/3058),
diakses pada 19 April 2017.
Liu, X.2014.The problem of Character
Education and Kohlberg‟s moral
education: critique from dewey‟s
moral deliberation. Philosophical
Studies in Education, (Online),
volume
45
page
136-145,
(https://eric.ed.gov/?id=EJ1043685),
diakses pada 1 April 2017.
Majid, R. A., Ali, M. M., dan Alias,
A.2014. Teacher character Strength
and
Talent
Development.International
Education Studies, (Online), 7
(13).(http://dx.doi.org/10.5539/ies.v7
n12p175), diakses pada 2 Mei 2017.
ead/2015/12/30/16480051/KPAI.
Pelaku.Kekerasan.dan.Bullying.di
.Sekolah.Tahun.2015.Meningkat),
diakses pada 4 April 2017.
Setiawan, D. dan Sitorus, J. 2017. Urgensi
Tuntutan
Profesionalisme
DanHarapan
Menjadi
Guru
Berkarakter (Studi Kasus: Sekolah
Dasar dan Sekolah Menengah
Pertama di Kabupaten Batubara).
Cakrawala Pendidikan, (1) 1,
(Online),
(http://journal.uny.ac.id/index.php/cp
/article/view/11382), diakses pada 2
Mei 2017.
Sudrajat, Ajat. 2011. Mengapa Pendidikan
Karakter?.
Jurnal
Pendidikan
Karakter ,
(Online),
1
(1),
(https://journal.uny.ac.id/index.php/j
pka/article/view/1316), diakses pada
15 April 2017.
Suganda, Ondi. 2013. Berharap Guru
Profesional
Yang
Berkarakter
Mumpuni. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Ekonomi, (Online), 1 (2),(httpfkipunswagati.ac.idejournalindex.
phpedunomicarticleviewfile2625),
diakses pada 10 Mei 2017.
Soetari, Endang. 2014. Pendidikan
Karakter dengan Pendidikan Anak
untuk
Membina
Akhlak
Islami.Jurnal Pendidikan Universitas
Garut,
(Online),
08
(01),
(http://journal.uniga.ac.id/index.php/
JP/article/viewFile/73/74), diakses
pada 1 April 2017
Undang-undang No.20 Th. 2003 tentang
Sistem PendidikanNasional.
Tribunnews.17 Mei 2016 . Guru Dipenjara
Gara-gara Mencubit, Netizen Geram
dan Sarankan Anak Polisi Jangan
Sekolah.
(http://www.tribunnews.com/regiona
l/2016/05/17/guru-dipenjara-garagara-mencubit-netizen-geram-dansarankan-anak-polisi-jangansekolah), diakses pada 4 April 2017.
Muhson,
A.
2004.
Meningkatkan
Profesionalisme
Guru:
Sebuah
Harapan. Jurnal Ekonomi dan
Pendidikan, (Online), 2 (1): 90-98,
(httpwww.geocities.
wsdien_sib24gdfeio68-081.pdf),
diakses 10 Mei 2017.
Pala, A. 2011.The Need For Character
Education. International Journal of
social science and humanity studies.
(Online),
3
(2).
(http://www.sobiad.org/ejournals/journal_ijss/arhieves/2011_2/ay
nur_pala.pdf), diakses pada 1 Mei
2017.
Pengembangan Pendidikan Budaya dan
Karakter
Bangsa.
2010.Jakarta:
Kementerian Pendidikan Nasional
Badan Penelitian dan Pengembangan
Pusat Kurikulum.
Rahmat, M. I. 2014. Guru Berkarakter
untuk Implementasi Pendidikan
Karakter. Yogyakarta: Gava Media.
Putera, A. D. 2015. KPAI: Pelaku
Kekerasan dan "Bullying" di
Sekolah Tahun 2015 Meningkat.
(http://megapolitan.kompas.com/r
230