this PDF file GURU SEBAGAI ROLE MODEL INDIVIDU BERKARAKTER BAGI PESERTA DIDIK UNTUK MENDUKUNG KEBERHASILAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER | Khakiim | Karya Ilmiah Dosen 1 PB

GURU SEBAGAI ROLE MODEL INDIVIDU BERKARAKTER
BAGI PESERTA DIDIK UNTUK MENDUKUNG KEBERHASILAN
PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER
Uluul Khakiim
STKIP PGRI TRENGGALEK
uluulkhakiim@gmail.com
Jalan Supriyadi 22 Trenggalek
Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan pentingnya peran guru sebagai role
model bagi peserta didik terkait dengan kepribadian yang berkarakter untuk membantu
membangun karakter peserta didik. Berdasarkan hasil kajian studi pustaka diketahui
bahwa saat ini setiap jenjang sekolah gencar sekali melaksanakan pendidikan karakter,
dikarenakan saat ini banyak terjadi fenomena yang menunjukkan adanya kemerosotan
nilai-nilai karakter dikalangan peserta didik seperti banyaknya bullying, tawuran dan
hilangnya rasa hormat terhadap orang lain. Pendidikan karakter dapat dilaksanakan
melalui program yang ada di sekolah, seperti pengintegrasian pendidikan karakter dalam
pembelajaran serta pelaksanaan pendidikan karakter melalui ekstrakurikuler. Unsur lain
yang kurang diperhatikan namun juga tak kalah penting yaitu adanya peran guru. Dalam
hal ini, peran guru bukan hanya sekedar mendidik peserta didik sesuai dengan tuntutan
kurikulum saja, tetapi juga secara pribadi memberikan contoh kepada peserta didik
dengan menjadi role model individu berkarakter. Guru yang menjadi role model akan
mampu menunjukkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma dalam

kehidupan sehari-hari sehingga dapat dilihat dan ditiru oleh peserta didik. Hal ini dapat
mempengaruhi perkembangan karakter dalam diri peserta didik karena pada dasarnya
manusia lebih mudah meniru, sehingga peranan guru sebagai role model individu
berkarakter akan mendukung program pendidikan karakter dan membantu peserta didik
untuk memiliki kepribadian yang berkarakter baik.
Kata Kunci:

guru sebagai role model individu berkarakter, peserta didik, pendidikan
karakter

Abstract: This article was aimed to describe the importance of teachers‟ role as a role model
of individual character for learners. Based on the review of literatures was known that every
level of schools conducting character education, because there are many phenomena that
indicate a deterioration of character values among learners that is shown by the number of
bullying, brawling and lossing respect for others. Character education can be implemented
through the schoolprogram, such as integration of character education into learning process
and implementation of character education through extracurricular. Another important aspect
that support the success of character education is teachers role. In this case, the role of
teachers is not only to educating learners, but also became a role model of individual
character for learners. Teacher who become role model will be able to show their attitudes

and behaviors in everyday life so that can be seen and imitated by learners. It will affect the
development of learners character because humans are easier to imitate. So, the teacher who
becomes a role model of individual character will be able to support the character education
program and help learners to have a good character.
Key Word: Teacher as a role model of individual character, students, character education

217

tawuran yang juga mengalami peningkatan

PENDAHULUAN
Pendidikan karakter bukan lagi
menjadi

hal

yang

persen


pada

tahun

2015.Selain itu juga terdapat kasus yang

pendidikan. Bahkan pembentukan karakter

melibatkan Nurmayani seorang guru di

melalui pendidikan karakter menjadi salah

SMPN 1 Bantaeng yang dipenjara karena

satu tujuan pendidikan nasional. Hal ini

mengingatkan dan memberi hukuman bagi

tercantum dalam Undang-undang No.20


peserta didik yang bersalah (Tribun, 2016).

Th.

Sistem

Padahal apa yang dilakukan oleh guru

PendidikanNasional (UU Sisdiknas) bahwa

tersebut bertujuan untuk mendidik peserta

tujuan

yaitu

didik. Hal yang hampir sama juga terjadi

peserta


pada Sambudi, seorang guru SMP di

kecerdasan,

Sidoarjo yang juga dinyatakan bersalah

kepribadiandan akhlak mulia. Pernyataan

secara hukum karena mencubit salah satu

yang

peserta didiknya yang tidak melaksanakan

tentang

pendidikan

mengembangkan
didikuntuk


di

50

dunia

2003

asing

sebanyak

nasional
potensi

memiliki

tercantum dalam Undang-undang


tersebut

memiliki

makna

bahwa

sholat dhuha (Kompas, 2016).Berdasarkan

pendidikan tidak hanya membentuk insan

fakta tersebut menunjukkan bahwa terjadi

Indonesia yang cerdas secara kognitif

krisis karakter pada pelajar di Indonesia,

tetapi juga berkepribadian mulia atau


bahkan

berkarakter, sehingga kelak diharapkan

mendidik dan membangun nilai karakter

akan lahir generasi penerus bangsa yang

pada diri peserta didik malah dianggap

selain berpengatahuan luas juga memiliki

bersalah. Hal ini membuktikan bahwa

sikap dan perilaku yang sesuai dengan

pelaksanaan pendidikan karakter belum

nilai, norma, dan ajaran agama.


tercapai secara maksimal. Oleh karena itu,

Namun fenomena yang terjadi saat

guru

yang

bertujuan

untuk

pelaksanaan pendidikan karakter sangat
perlu untuk dilaksanakan.

ini, dikalangan pelajar atau peserta didik

Pendidikan karakter yang utama

masih terjadi krisis karakter. Contoh

ditunjukkan

dan mendasar harus diperoleh peserta didik

dengan adanya tawuran antar pelajar,

dari lingkungan keluarga, selanjutnya di

terjadinya

krisis

karakter

hormat

lingkungan sekolah sebagai pengembangan

terhadap guru. Seperti yang dimuat dalam


dari pendidikan yang didapatkan peserta

Kompas (2015) bahwa kasus kekerasan di

didik dari lingkungan keluarga. Sekolah

sekolah

menjadi institusi resmi yang memiliki

bullying,

tidak

dan

adanya

bullying

rasa

mengalami

peran

peningkatan. Begitu pula dengan kasus
218

strategis

untuk

melaksanakan

pendidikan karakter dengan melibatkan

Sehingga saat guru menjadi model individu

peran

yang berkarakter dan dapat diamati oleh

guru

sebagai

pendidik.Hal

ini

dikarenakan guru merupakan komponen

peserta

utama

peserta didik akan cenderung lebih mudah

pada

pendidikan(Suganda,

pelaksanaan
2013).

didik secara

menirukan

Sehingga,

langsung,

kepribadian

guru

maka

yang

sebelum guru menjalankan peran sebagai

berkarakter tanpa paksaan (Rahmat, 2014:

salah

86). Dengan meniru

satu

pihak

yang

menerapkan

tersebut,

secara

pendidikan karakter pada peserta didik atau

berkelanjutan kepribadian peserta didik

membimbing

agar

akan terbentuk menjadi kepribadian yang

berkarakter, terlebih dahulu guru harus

berkarakter seperti yang dicontohkan oleh

memiliki kepribadian yang berkarakter.

guru. Hal ini senada dengan pendapat

peserta

didik

Kepribadian guru yang berkarakter

Haidir (2012) bahwa untuk melahirkan

dapat ditunjukkan melalui sikap dan

peserta didik yang memiliki karakter baik

tindakan guru yang dapat dilihat dan ditiru

maka perlu adanya pembiasaan dan contoh

oleh peserta didik secara langsung dalam

teladan

keseharian. Seperti karakter disiplin guru

guru.Sehingga, dengan demikian dapat

dengan datang tepat waktu dan mematuhi

dinyatakan bahwa peran dan tugas guru

peraturan disekolah. Karakter jujur yang

sangat strategis untuk membantu peserta

ditunjukkan dengan adanya kesesuaian

didik

antara perkataan dan perbuatan guru, serta

berkarakter.

yang

membentuk

dilakukan

kepribadian

oleh

yang

karakter religi yang dapat ditunjukkan
dengan mengikuti

PEMBAHASAN

sholat dhuha atau

Konsep

dhuhur berjamaah di sekolah. Melalui
contoh

langsung

atau

teladan

Karakter

dan

Pendidikan

Karakter

yang

Karakter yang baik pasti sangat

diberikan oleh guru, dapat dikatakan

diharapkan tumbuh pada setiap individu.

bahwa guru menjadi role model bagi

Secara umum, karakter yang baik dapat

peserta didik untuk memiliki kepribadian

tercermin dari perilaku yang sesuai dengan

berkarakter (Lidyasari, 2012).

nilai, norma dan ajaran agama. Kata

Guru sebagai role model menjadi

karakter

salah satu hal penting yang mendukung

berasal

bahasa

Yunani

yaitucharassein yang diartikan sebagai

pelaksanaan pendidikan karakter selain

melukis, menggambar, memahat batu atau

program yang telah disusun oleh sekolah.

metal. Berdasarkan arti kata tersebut,

Hal ini dikarenakan pada dasarnya manusia

character dapat diartikan sebagai tanda

merupakan makhluk yang suka meniru.
219

atau ciri yang khusus, yang selanjutnya

karakter karena sesuai dengan tujuan dari

dapat

pendidikan

dijabarkan

bahwa

pengertian

di

Indonesia

yaitu

dan

mengembangkan potensi peserta didik

dalam

untuk memiliki kecerdasan, kepribadian

perkembangannya dapat dipengaruhi oleh

dan akhlak mulia (Undang-undang No. 20

lingkungan hidup individu tersebut (Kevin

Th.

Ryan dalam Sudrajat: 2011). Sedangkan

tersebut

menurut Soetari (2014) karakter diartikan

diharapkan dari pendidikan bukan hanya

sebagai

yang

kecerdasan pengetahuan melainkan juga

dianggap sebagai ciri, karakteristik atau

kepribadian yang baik atau berkarakter.

sifat khas yang melandasi pemikiran, sikap

Sehingga, dalam pelaksanaan pendidikan

dan perilaku dari seseorang tersebut yang

di

bersumber dari bentukan-bentukan yang

keterlaksanaan pendidikan karakter yang

diterima dari lingkungan. Jadi, dapat

diharapkan dapat membantu peserta didik

dinyatakan bahwa karakter merupakan

untuk dapat bersikap dan berperilaku

sifat khusus yang ada dalam diri seseorang

sesuai dengan nilai, norma dan agama.

karakter

adalah

perilaku

keadaan

individu

moral

yang

kepribadian

seseorang

2003).

Berdasarkan

tampak

Indonesia

bahwa

juga

pernyataan
luaran

yang

memperhatikan

dan

Pendidikan karakter dapat diartikan

bertindak secara otomatis serta dalam

sebagai suatu sistem untuk menanamkan

perkembangannya

nilai-nilai karakter kepada peserta didik

yang

mendoronguntuk

bersikap

dipengaruhi

oleh

yang

berbagai faktor.

mencakup

aspek

pengetahuan,

Faktor yang dapat mempengaruhi

kesadaran atau kemauan, serta tindakan

karakter yang ada pada setiap individu

untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut,

dapat diantaranya seperti lingkungan dan

baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa

pendidikan yang diterima. Pendidikan

(YME), diri sendiri, sesama, maupun

tentang karakter dapat diterima seseorang

lingkungan sehingga menjadi manusia

dari

yang memiliki kepribadian baik (Hamid,

lingkungan

lingkungan

keluarga

yang pertama

sebagai

2015). Pada dokumen

berinteraksi

Desain Induk

dengan individu. Selanjutnya, pendidikan

Pendidikan Karakter terbitan Kementrian

karakter juga bisa diperoleh seseorang dari

Pendidikan

institusi resmi seperti sekolah yang telah

pengertian yang sejalan bahwa pendidikan

memprogramkan

karakter

karakter didefinisikan sebagai pendidikan

sebagai salah satu muatan yang harus ada

nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan

di

moral

sekolah.

pendidikan

Sekolah

juga

memiliki

dan

Nasional

juga

pendidikan

didapatkan

watak

yang

diberikan kepada peserta didik dengan

wewenang untuk melaksanakan pendidikan
220

tujuan

agar

peserta

didik

karakter yang ada di lingkungan keluarga

memiliki

kemampuan untuk mengambil keputusan

dan

yang baik, memelihara hal yang baik, serta

lingkungan sekolah melibatkan semua

mewujudkan

dalam

warga sekolah mulai dari kepala sekolah,

kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati

guru, seluruh staff dan peserta didik.

dan kesadaran diri.Secara lebih singkat,

Namun dalam hal ini yang menjadi sasaran

Dianti

utama

kebaikan

(2014)

itu

menyatakan

bahwa

sekolah.

dari

Pendidikan

karakter

pelaksanaan

di

pendidikan

pendidikan karakter merupakan usaha

karakter di sekolah yaitu peserta didik. Jika

terencana yang disusun untuk membantu

ditinjau dari keadaan yang ada saat ini,

individu membangun kepribadian yang

pendidikan karakter sangat dibutuhkan

mampu untuk menentukan dan melakukan

oleh

hal-hal

juga

kepribadian yang berkarakter baik. Hal ini

disampaikan oleh Soetari (2014)bahwa

dikarenakan saat ini di Indonesia telah

pendidikan karakter adalah pendidikan

terjadi kemerosotan nilai-nilai karakter

nilai moralitas yang diberikan kepada

yang dapat ditunjukkan dengan berbagai

individu dengan didasari kesadaran dan

fenomena

dilakukan dalam tindakan nyata. Sehingga

meningkatnya kekerasan disekolah dan

dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud

bullying sebanyak 50 persen pada tahun

dengan pendidikan karakter yaitu suatu

2015 (Kompas, 2015). Oleh karena itu¸

program

untuk

pelaksanaan pendidikan karakter menjadi

menanamkan nilai-nilai karakter, moral

penting untuk dimaksimalkan dan ditinjau

dan budi pekerti kepada peserta didikagar

keberhasilannya agar peserta didik mampu

peserta

didik

menanamkan nilai-nilai karakter dalam

dalam

kehidupan

baik.Hal

yang

yang

senada

bertujuan

mampu

menerapkannya

sehingga

peserta

didik

salah

untuk

memiliki

satunya

yaitu

kehidupan sehari-hari.

memiliki

kepribadian yang berkarakter baik.

Seperti

yang

dinyatakan

oleh

Pentingnya Pendidikan Karakter Bagi

Soetari (2014) bahwa melalui pendidikan

Peserta Didik

karakter diharapkan peserta didik mampu
menggunakan pengetahuan, mengkaji dan

Pendidikan karakter yang pertama
dan utama memang

menginternalisasi nilai-nilai karakter dalam

didapatkan oleh

individu di lingkungan keluarga, namun

kehidupan

pendidikan karakter di lingkungan sekolah

mewujudkan pribadi yang berakhlak mulia.

juga

Selain

tidak

kalah

penting

untuk

itu,

sehari-hari

pendidikan

sehingga

karakter

dapat

juga

dilaksanakan. Sehingga ada keselarasan

memberikan dampak positif bagi para

dan

peserta didik. Hal ini dikarenakan melalui

tindak

lanjut

antara

pendidikan
221

pendidikan

karakter

dapat

menekan

perhatian

dari

semua

pihak

demi

permasalahan tentang tingkah laku dan

menghidupkan kembali nilai-nilai karakter

meningkatan

dalam diri setiap individu terutama peserta

perilaku

peduli

sosial(Diggsdan Akos, 2016). Pendidikan

didik sebagai generasi penerus.

karakter akan menjadi lebih baik jika
bukan

hanya

menjadi

yang

pendidikan

bertujuan untuk mengurangi krisis karakter

memetakan

saja, melainkan juga menjadi tujuan utama

dikenalkan, dibiasakan, dan ditanamkan

dari

2014).

pada diri peserta didik melalui pendidikan

Jadi,pelaksanaan pendidikan karakter ini

karakter yang ada di sekolah. Nilai-nilai

hendaknya mendapatkan dukungan dan

yang dimaksud yaitu:

pendidikan

program

Mengingat pentingnya pelaksanaan

(Liu,

karakter,
18

nilai

Kemendikbud
karakter

untuk

Tabel 1. Nilai dan Deskripsi Nilai dalam Pendidikan Karakter
No
1

Nilai/Inti Karakter
religius

2

jujur

3

toleran

4

disiplin

5

kerja keras

6

kreatif

7

mandiri

8

demokratis

9

rasa ingin tahu

10

semangat kebangsaan

11

cinta tanah air

12

menghargai prestasi

Deskripsi
sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama,
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain.
perilaku yang didasarkan pada upaya untuk menjadi orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda.
tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik mungkin.
berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar.
cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan dari
kelompoknya.
cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.

222

No

Nilai/Inti Karakter

Deskripsi

13

bersahabat/ komunikatif

14

cinta damai

15

gemar membaca

16

peduli lingkungan

17

peduli sosial

18

tanggung jawab

tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan
bekerja sama dengan orang lain.
sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
kebiasan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan
pada lingkungan alam sekitarnya, dan mengembangkan upayaupaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang
lain dan masyarakat yang membutuhkan.
sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.

Nilai-nilai karakter tersebut perlu

pembiasaan

(habituating)

(Sudarajat,

dimiliki setiap individu, termasuk peserta

2011). Keempat strategi tersebut dapat

didik generasi yang diharapkan memiliki

dipadu padankan agar pendidikan karakter

sikap sesuai dengan nilai dan norma yang

yang dilaksanakan dapat berjalan dengan

ada. Berdasarkan ke-18 nilai-nilai karakter

efektif karena keempat strategi tersebut

tersebut terdapat empat nilai yang saat ini

saling melengkapi. Pendidikan karakter

sudah

Indonesia

dengan strategi pembelajaran (teaching )

dibandingkan dengan nilai karakter lainnya

dan pembiasaan (habituating)dilaksanakan

yaitu nilai jujur, religius, disiplin dan cinta

sesuai dengan program yang telah disusun

tanah

oleh sekolah. Selanjutnya diikuti strategi

sangat

krisis

air.Walaupun

di

demikian,

dalam

pelaksanaan pendidikan karakter ke-18

penguatan

nilai tersebut perlu diperhatikan secara

dilaksanakan secara fleksibel dan spontan

keseluruhan.

untuk memberikan penghargaan kepada

Dalam melaksanakan pendidikan

(reinforcing)

yang

dapat

peserta didik yang telah bersikap sesuai

karakter, perlu memperhatikan strategi

dengan

yang sesuai agar pendidikan karakter dapat

Sedangkan

dilaksanakan

maksimal.Strategi

berarti memerlukan figur yang dapat

yang dapat digunakan dalam pelaksanaan

diteladani oleh peserta didik. Figur yang

pendidikan karakter di sekolah menurut

terdekat dengan peserta didikyaitu guru

Sudrajat

yang juga memiliki peran lebih dari

dengan

(2011)yaitu:

(1)pembelajaran

nilai

dan

untuk

norma
strategi

yang

ada.

keteladanan

(teaching), (2) keteladanan(modeling), (3)

mengajar

penguatan

Sehingga dapat dinyatakan bahwa strategi

(reinforcing),

dan

(4)
223

melainkan

juga

mendidik.

keteladanan

(modeling)juga

mendukung

pelaksanaan

mudah untuk dipahami peserta didik. d)

sangat

Sebagai

pendidikan

Organisator.

Guru

sebagai

karakter dengan guru sebagai figur yang

organisator berkaitan dengan peran guru

patut diteladani.

untuk mengelola kegiatan akademik yang
dapat mendukung proses belajar mengajar.
e). Sebagai Motivator. Motivasi dalam

Peran Guru
Pada setiap proses belajar mengajar

belajar merupakan salah satu hal penting

memerlukan

guru.

yang harus dimiliki oleh peserta didik.

MenurutMuhson (2004), secara umum

Namun tidak semua peserta didik memiliki

guru memiliki peran penting yang salah

motivasiyang tinggi dalam belajar. Dalam

satunya yaitu menjadi tenaga pendidik

hal ini akan sangat memerlukan bantuan

yang melakukan interaksi secara langsung

guru untuk meningkatkan motivasi belajar

dalam pembelajaran untuk mengajar atau

peserta didik. Gurupun perlu mengetahui

menyampaikan pelajaran kepada peserta

penyebab

didik dengan tujuan meningkatkan kualitas

sehingga dapat membantu peserta didik

diri

dengan

pasti

peserta

peran

dari

didik.Djamarah

(2010:43)

kurangnya

langkah

motivasi

yang

belajar

sesuai

yang

merincikan bahwa peran guru diantaranya:

diperlukan peserta didik. f). Sebagai

a).

sebagai

Inisiator.

mampu

diharapkan mampu mencetuskan ide dan

membedakan nilai yang baik dan buruk.

inovasi baru di dunia pendidikan sehingga

Selain itu, guru juga harus membimbing

dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

peserta didik untuk mampu membedakan

g). Sebagai Fasilitator. Guru hendaknya

nilai yang baik dan buruk dalam kehidupan

dapat memberikan kemudahan bagi peserta

sehari-hari. b). Sebagai Inspirator. Dalam

didik dalam proses belajar mengajar serta

hal

dapat menciptakan lingkungan belajar

Sebagai

korektor

ini

korektor.

dituntut

guru

Guru
untuk

diharapkan

mampu

Sebagai

inisiator,

guru

memberikan petunjuk dan berbagai ide

yang

atau pandangan yang dapat membantu

pelaksanaan

peserta didik untuk menyelesaikan masalah

diharapkan peserta didik dapat mencapai

dalam belajar dan meningkatkan kualitas

hasil belajar yang diinginkan. h). Sebagai

belajar. c). Sebagai Informator. Guru harus

Pembimbing. Peran penting lainnya yang

mampu

harus

dengan

memberikan

informasi

perkembangan

terkait

kondusif

dan

mendukung

pembelajaran

diemban

guru

yaitu

sehingga

sebagai

pengetahuan

pembingbing dari peserta didik terutama

maupun teknologi yang dibutuhkan peserta

membimbing peserta didik yang berkaitan

didik dengan cara yang sederhana sehingga

dengan perkembangan psikologis peserta
224

didik. Sehingga diharapkan peserta didik

untuk menjadi evalator yang objektif.

bukan hanya mendapatkan bimbingan yang

Dalam

bersifat akademik saja, melainkan juga

mengevaluasi hasil belajar peserta didik

bimbingan tentang kepribadian peserta

saja, melainkan juga dari segi kepribadian

didik. i). Sebagai Demonstrator. Dalam

peserta didik, bukan hanya menilai hasil

peran

tetapi juga proses yang dilalui peserta

ini,

guru

diharapkan

mampu

dapat

memudahkan

ini

guru

bukan

hanya

didik.

mendemonstrasikan materi yang diajarkan
sehingga

hal

peeserta

Selain peran guru yang berkaitan

didik untuk memahami materi. J). Sebagai

dengan

Pengelola Kelas. Dalam proses belajar

memiliki

mengajar guru harus mampu mengelola

membantu

kelas seefektif mungkin agar mampu

melalui pengembangan kepribadian dan

menciptakan

suasana

nilai-nilai karakter yang ditanamkan pada

mendukung

pembelajaran,

kelas

yang

apalagi

di

kegiatan
peran

akademik,guru
yang

membentuk

juga

strategis

untuk

watak

bangsa

peserta didik (Rahmat, 2014:18).Untuk

dalam suatu kelas terdiri dari berbagai

menanamkan

karakter yang dimiliki oleh peserta didik

peserta didik, terlebih dahulu guru harus

dengan latar belakang yang berbeda. k).

menerapkan nilai-nilai tersebut pada diri

Sebagai Mediator. Media menjadi salah

guru sendiri (Suganda, 2013). Oleh karena

satu

itu dapat dinyatakan bahwa selain sebagai

komponen

pembelajaran

yang

nilai-nilai

karakter

pada

dibutuhkan oleh peserta didik dan guru

pelaksana

yang

untuk

membentuk kepribadian peserta didik yang

untuk

berkarakter, hal yang lebih penting yaitu

menerima informasi atau oesan dari materi.

menerapkan nilai karakter pada diri guru

Oleh karena itu guru harus mampu menjadi

sendiri agar memiliki kepribadian yang

mediator

berkarakter.

dapat

membantu

mempermudah

peserta

dan

didik

menyediakan

serta

menggunakan media yang sesuai. l).

pendidikan

karakter

dan

Setelah guru menanamkan nilai

Sebagai Supervisor

karakter

Sebagai supervisor guru mampu menilai

berkarakter

pembelajaran yang telah diaksanakan,

membimbing

menganalisis kekurangan dan kelebihan

membentuk kepribadian yang berkarakter

dari pembelajaran yang telah dilaksanakan

dengan melaksanakan beberapa peran yang

agar dapat memperbaiki dan meningkatkan

berkaitan

pembelajaran

m).

Seperti yang dinyatakan oleh Lickona

Sebagai Evaluator. Guru juga dituntut

(2014: 100) bahwa peran yang dapat

yang

dilaksanakan.

225

dan

memiliki
guru
peserta

dalam

kepribadian

akan
didik

pendidikan

mampu
untuk

karakter.

dilaksanakan oleh guru yaitu: a). Guru

kepribadian yang berkarakter agar mampu

dapat menjadi pengasuh yang efektif.

memberikan contoh bagi peserta didik.

Dalam hal ini, selain guru membantu

Guru Sebagai Role Model Individu

peserta didik untuk menguasai materi yang

Berkarakter

diajarkan, guru juga membantu peserta
didik

untuk

menerapkan

mengenal,
nilai

dan

Guru memiliki berbagai peran, baik

merasakan,
moral

peran yang berkaitan dengan pembelajaran

yang

maupun peran yang berkaitan dengan

sesungguhnya melalui sikap dan tindakan

perkembangan psikologis dan kepribadian

yang ditunjukkan oleh guru. b). Guru dapat

peserta didik. Seperti yang dinyatakan

menjadi teladan. Guru dapat menjadi

„Aziz (2016) bahwa guru atau pendidik

teladan mengenai permasalahan nilai dan

tidak hanya bertanggung jawab untuk

moral melalui reaksi yang ditunjukkan oleh

menyampaikan materi kepadapeserta didik,

guru terkait permasalahan tersebut, baik di

melainkan juga memberikan bimbingan

lingkungan skolah maupun di luar sekolah.

untuk membentuk kepribadian peserta

c).

didik, yang pada akhirnya peserta didik

Guru

dapat

menjadi

seorang

pembimbing etis. Guru dapat membimbing

memiliki

peserta didik terkait pelaksanaan nilai dan

memberikan

pengarahan,

diskusi,

dan

yang

utama.

Sehingga guru yang diharapkan saat ini

norma agar menjadi pribadi berkarakter
dengan

kepribadian

bukan hanya guru yang profesional saja

pengajaran,

melainkan juga guru yang berkarakter.

memberikan

Guru berkarakter yang dimaksud,

umpan balik terhadap sikap atau perilaku

bukan

yang ditunjukkan oleh peserta didik.

hanya

memiliki

kemampuan

intelektual saja melainkan juga memiliki

Berdasarkan paparan di atas dapat

kemampuan secara emosi dan spiritual

dinyatakan bahwa guru memiliki berbagai

agar mampu menumbuhkan karakter pada

peran yang harus dilaksanakan sebagai

diri

seorang

harus

Mengingat guru menjadi roh utama dalam

diemban oleh guru tidak hanya berkaitan

pendidikan yang dituntut untuk memiliki

dengan proses belajar mengajar atau

karakter baik dan luhur (Setiawan dan

kegiatan akademik saja, melainkan juga

Sitorus,

berkaitan

pembentukan

disadari bahwa guru merupakan manusia

kepribadian peserta didik yang diharapkan

biasa yang bisa saja memiliki karakter

memiliki karakter yang baik. Sehingga,

yang

sebagai seorang guru juga perlu memiliki

selayaknya guru menunjukkan sikap dan

pendidik.

Peran

dengan

yang

226

peserta

didik

(Lidyasari,

2017).Walaupun

kurang

baik,

juga

namun

2012).

perlu

sudah

perilaku yang dominan dengan nilai-nilai

pernyataan

karakter.

memiliki

Pala

(2011)

banyak

bahwa

peran,

guru

diantaranya

yang

sebagai orang yang memberi perhatian,

dimiliki oleh guru adalah ciri kepribadian

model, penasehat, memperlakukan peserta

yang

didik dengan penuh cinta dan hormat,

Pada

dasarnya,

berkaitan

dengan

karakter

pertimbangan

moralitas normatif yang berlaku (Suganda,

memberikan

contoh

yang

baik

dan

2013).Pendapat ini didukung oleh Majid,

mendukung perilaku sosial yang baik.

Alidan Alias (2014) yang menyatakan

Peran guru sebagai role model

bahwa karakter guru merupakan cerminan

individu berkarakter juga sangat penting

dari kualitas guru secara individual yang

untuk

berbanding lurus dengan dan sifat dan

pelaksanaan pendidikan karakter karena

etika yang dimiliki oleh guru.Sehingga,

guru memiliki interaksi langsung dengan

guru

peserta

yang

berkarakter

akan

mampu

mendukung

didik

keberhasilan

sehingga

contoh

atau

mewujudkan nilai-nilai dan norma dalam

keteladanan yang dilakukan guru akan

sikap dan perilaku atau tindakan yang

mudah dilihat dan ditiru oleh peserta didik

nantinya dapat diamati dan diteladanioleh

baik dari segi ucapan maupun perbuatan

peserta didik.

(Rahmat, 2014:85). Selain itu, dalam
proses

Melalui sikap dan tindakan yang

membangun

kepribadian

yang

ditunjukkan oleh guru dan dapat dicontoh

berkarakter, peserta didik memerlukan

oleh peserta didikdapat dinyatakan bahwa

figur sebagai acuan dalam menerapkan

guru menjadi role model bagi peserta didik

nilai-nilai karakter, dan hal ini dapat

tersebut (Lidyasari, 2012). Role model

diperoleh

yang dimaksud dalam hal ini yaitu figur

keteladanan yang ditunjukkan oleh guru

yang dapat dicontoh dan diteladani atas

(Rahmat, 2014: 86). Sehingga, selain

sikap dan perilaku yang ditunjukkan guru.

membimbing

Menurut Bricheno dan Thornton (2007)

menerapkan nilai-nilai karakter, guru juga

menyatakan bahwa role model adalah

menjadi role model atau teladan yang

orang yang dihormati, diikuti, dan memang

dapat meyakinkan peserta didik bahwa

patut

dapat

guru bukan hanya meminta peserta didik

dinyatakan bahwa guru memiliki peran

untuk berkarakter baik tetapi guru juga

yang

telah memiliki karakter yang baik dapat

untuk

strategis

ditiru.Sehingga

untuk

melaksanakan

peserta

didik

peserta

didik

melalui

untuk

dicontoh oleh peserta didik.

pendidikan karakter dengan menjadi role

Guru

model individu yang berkarakter bagi

sebagai

model

yang

berkarakter menurut Hidayatullah (2010),

peserta didik. Hal ini sejalan dengan
227

Jadi, dapat disimpulkan bahwa

memiliki beberapa ciri diantaranya: a).
Komitmen. Guru yang berkarakter akan

dengan

memenuhi

memiliki visi yang kuat danbertanggung

tersebut guru dapat menjadi role model

jawab. b). Kompeten. Guru bukan hanya

individu berkarakter. Selain itu, dengan

memiliki kompetensi atau kemampuan

sikap

sebagai seorang pendidik, tetapi juga

menunjukkan bahwa guru juga berperan

senantiasa mengembangkan kemampuan

sebagai role model diharapkan peserta

yang dimiliki. c). Pekerjakeras. Dalam

didik lebih mudah untuk meniruhal-hal

melakspeserta didikan tugas dan peran

yang dilakukan oleh guru sehingga lebih

sebagai seorang pendidik, guru senantiasa

mudah untuk membangun kepribadian

bekerja keras dan sungguh-sungguh. d).

yang berkarakter baik.

dan

minimal

tindakan

guru

ciri-ciri

yang

Konsisten. Guru mempunyai prinsip, rajin,
SIMPULAN

sabar dan fokus sebagai pendidik yang
berkarakter.

e).

menunjukkan

Sederhana.

sebagai

Seorang guru memiliki berbagai

Untuk

individu

peran yang bukan hanya berkaitan dengan

yang

pembelajaran dan kegiatan akademik saja,

berkarakter guru tidak perlu menunjukkan
kemewahan,

melainkan

menunjukkan

kesederhanaan

melainkan

dengan

ini,guru memiliki peran yang strategis
untuk

didik, guru harus memiliki hubungan

terlibat dalam proses pendidikan karakter

g).

yang telah diprogramkan oleh sekolah

Melayani dengan maksimal. Guru harus

seperti pengintegrasian nilai-nilai karakter

mampu tanggap dan cepat untuk melayani

dalam pembelajaran dan program kegiatan

peserta didik terutama kaitannya dengan
peserta

didik

karakter

Guru membimbing peserta didik untuk

pada peserta didik, melakukan interaksi

membantu

pendidikan

interaksi langsung dengan peserta didik.

ditunjukkan dengan memberikan perhatian

harmonis.

melakukan

selain orang tua karenaguru memiliki

kedekatan dengan peserta didik yang dapat

yang

untuk

kepribadian yang berkarakter. Dalam hal

individu yang dapat dicontoh oleh peserta

komunikasi

berperan

membimbing peserta didik untuk memiliki

dan

bersahaja. f). Memiliki kedekatan. Sebagai

dan

juga

lain seperti ekstrakurikuler yang dirancang

membangun

sebagai sarana pelaksanaan pendidikan

kepribadian yang berkarakter. h). Cerdas.

karakter.

Guru sebagai model berkarakter yang

Hal lain yang juga dapat membantu

diharapkan bukan hanya cerdas secara

keberhasilan

intelektual saja, melainkan juga cerdas

pelaksanaan

pendidikan

karakter yaitu peran guru untuk menjadi

emosi dan spiritual.
228

Untuk Mengembangkan Karakter
Peserta Didik. Jurnal Pendidikan
Ilmu Sosial, (Online), 23 (1),
(http://ejournal.upi.edu/index.php/j
pis/article/viewFile/2062/1453),
diakses pada 20 April 2017
Diggs, C. R. dan Akos, P. 2016.The
Promise of Character Education in
Middle School: A Meta-Analysis.
Middle Grades Review. (Online), 2
(2).
(http://scholarworks.uvm.edu/mgre
view/vol2/iss2/4), diakses pada 30
April 2017.
Djamarah, S. A. 2010. Guru dan Anak
Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.
Haidir. 2012. Standar Kompetensi Dan
Kompetensi Kepribadian Guru
Dalam Pendidikan (Instrumen Untuk
Menjawab Salah Satu Persoalan
Guru di Indonesia). (Online), 2 (1),
(http://ejournalpba.org/index.php/ihy
a/article/download/46/44), diakses
pada 9 April 2017.
Hamid, abdul. 2015. Pendidikan Karakter
dalam Perspektif Filosofis. Jurnal al„Adalah, (Online), 18 (1),
(httpejournal.iainjember.ac.idindex.phpaladalaharticle
viewFile336326), diakses pada 1
April 2017.
Hidayatullah, F. 2010. Pendidikan
Karakter: Membangun Peradaban
Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka.
Kompas. 1 Juli 2016. Sambudi, Pak Guru
yang Disidang karena Mencubit
Peserta
didiknya.(http://regional.kompas.com
/read/2016/07/01/17403801/sambudi.
pak.guru.yang.disidang.karena.menc
ubit.peserta didiknya), pada 4 April
2017.
Lickona, T. 2014. Educating for Character
(Pendidikan
Karakter).
Terjemahan:Lita S. Bandung: Nusa
Media.
Lidyasari, A. T. 2012. Guru Sebagai
Model
Dalam
Meningkatkan
Indigeneousasi
Pada
Peserta

role model individu berkarakter. Sebagai
role model individu berkarakter guru

dituntut untuk menunjukkan sikap dan
tindakan yang sesuai dengan nilai-dan
norma sehingga dapat diteladani oleh
peserta didik. Melalui keteladanan yang
diberikan oleh guru diharapkan peserta
didik

dengan

menginternalisasi

lebih
nilai-nilai

mudah
karakter

kedalam diri peserta didik karena pada
dasarnya manusia merupakan makhluk
yang lebih mudah untuk meniru. Sehingga
pelaksanaan pendidikan karakter yang
telah

terprogram

diharapkan

mampu

tercapai dengan maksimal dengan adanya
dukungan guru yang berperan sebagai role
model individu berkarakter.

DAFTAR RUJUKAN
„Aziz, Hafidh. 2016.Guru Sebagai Role
Model Pendidikan Karakter Anak
Usia Dini Perspektif Pendidikan
Islam dan Ki Hajar Dewantara.
Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang
Anak Usia Dini. (Online), 1 (1),
(http://ejournal.uinsuka.ac.id/tarbiyah/index.php/golde
nage/article/view/1253), diakses
pada 30 April 2017.
Bricheno, P. Dan Thornton, M. 2007.Role
model, hero, or
champion?Children‟s views about
role models.Education Research.
(Online),49 (4)
(http://www.tandfonline.com/doi/ab
s/10.1080/00131880701717230),
diakses pada 30 April 201
Dianti, Puspa. 2015. Integrasi Pendidikan
Karakter Dalam Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan
229

didikSekolah Dasar. Jurnal SOCIA,
(Online),
11
(2),
(http://journal.uny.ac.id/index.php/so
sia/article/download/3580/3058),
diakses pada 19 April 2017.
Liu, X.2014.The problem of Character
Education and Kohlberg‟s moral
education: critique from dewey‟s
moral deliberation. Philosophical
Studies in Education, (Online),
volume
45
page
136-145,
(https://eric.ed.gov/?id=EJ1043685),
diakses pada 1 April 2017.
Majid, R. A., Ali, M. M., dan Alias,
A.2014. Teacher character Strength
and
Talent
Development.International
Education Studies, (Online), 7
(13).(http://dx.doi.org/10.5539/ies.v7
n12p175), diakses pada 2 Mei 2017.

ead/2015/12/30/16480051/KPAI.
Pelaku.Kekerasan.dan.Bullying.di
.Sekolah.Tahun.2015.Meningkat),
diakses pada 4 April 2017.
Setiawan, D. dan Sitorus, J. 2017. Urgensi
Tuntutan
Profesionalisme
DanHarapan
Menjadi
Guru
Berkarakter (Studi Kasus: Sekolah
Dasar dan Sekolah Menengah
Pertama di Kabupaten Batubara).
Cakrawala Pendidikan, (1) 1,
(Online),
(http://journal.uny.ac.id/index.php/cp
/article/view/11382), diakses pada 2
Mei 2017.
Sudrajat, Ajat. 2011. Mengapa Pendidikan
Karakter?.
Jurnal
Pendidikan
Karakter ,
(Online),
1
(1),
(https://journal.uny.ac.id/index.php/j
pka/article/view/1316), diakses pada
15 April 2017.
Suganda, Ondi. 2013. Berharap Guru
Profesional
Yang
Berkarakter
Mumpuni. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Ekonomi, (Online), 1 (2),(httpfkipunswagati.ac.idejournalindex.
phpedunomicarticleviewfile2625),
diakses pada 10 Mei 2017.
Soetari, Endang. 2014. Pendidikan
Karakter dengan Pendidikan Anak
untuk
Membina
Akhlak
Islami.Jurnal Pendidikan Universitas
Garut,
(Online),
08
(01),
(http://journal.uniga.ac.id/index.php/
JP/article/viewFile/73/74), diakses
pada 1 April 2017
Undang-undang No.20 Th. 2003 tentang
Sistem PendidikanNasional.
Tribunnews.17 Mei 2016 . Guru Dipenjara
Gara-gara Mencubit, Netizen Geram
dan Sarankan Anak Polisi Jangan
Sekolah.
(http://www.tribunnews.com/regiona
l/2016/05/17/guru-dipenjara-garagara-mencubit-netizen-geram-dansarankan-anak-polisi-jangansekolah), diakses pada 4 April 2017.

Muhson,
A.
2004.
Meningkatkan
Profesionalisme
Guru:
Sebuah
Harapan. Jurnal Ekonomi dan
Pendidikan, (Online), 2 (1): 90-98,
(httpwww.geocities.
wsdien_sib24gdfeio68-081.pdf),
diakses 10 Mei 2017.
Pala, A. 2011.The Need For Character
Education. International Journal of
social science and humanity studies.
(Online),
3
(2).
(http://www.sobiad.org/ejournals/journal_ijss/arhieves/2011_2/ay
nur_pala.pdf), diakses pada 1 Mei
2017.
Pengembangan Pendidikan Budaya dan
Karakter
Bangsa.
2010.Jakarta:
Kementerian Pendidikan Nasional
Badan Penelitian dan Pengembangan
Pusat Kurikulum.
Rahmat, M. I. 2014. Guru Berkarakter
untuk Implementasi Pendidikan
Karakter. Yogyakarta: Gava Media.
Putera, A. D. 2015. KPAI: Pelaku
Kekerasan dan "Bullying" di
Sekolah Tahun 2015 Meningkat.
(http://megapolitan.kompas.com/r

230