Karya Ilmiah and Karya Non Ilmiah

Karya Ilmiah & Karya Non-Ilmiah
25 Feb
A. KARYA ILMIAH
Karya ilmiah adalah sebuah tulisan yang berisi tentang serangkaian hasil pemikiran
seseorang. Karya ilmiah biasanya diuraikan dalam bentuk laporan tertulis yang isinya
memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau
sebuah tim sesuai ketentuan yang berlaku.
Pernyataan ilmiah yang harus kita gunakan dalam tulisan harus
mencakup beberapa hal, yaitu :
1. Harus dapat kita identifikasikan orang yang membuat pernyataan
tersebut.
2. Harus dapat kita identifikasikan media komunikasi ilmiah di mana
pernyataan disampaikan apakah dalam makalah, buku, seminar,
lokakarya dan sebagainya.
3. Harus dapat diindentifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi
ilmiah tersebut beserta tempat domisili dan waktu penerbitan itu
dilakukan. Sekiranya publikasi ilmiah tersebut tidak diterbitkan maka
harus disebutkan tempat, waktu dan lembaga yang melakukan kegiatan
tersebut.Hal-hal yang harus ada dalam karya ilmiah antara lain:
1. Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
2. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsurunsur

yang menyangganya.
3. Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.
4. Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar,
yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
5. Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandung
dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.
6. Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi
(paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).
Hal-hal yang harus ada dalam karya ilmiah antara lain:
1. Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
2. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang
menyangganya.
3. Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.
4. Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar,
yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
5. Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandung
dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.
6. Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi
(paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).
Ciri-ciri dari karya ilmiah, diantaranya sebagai berikut:


– Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan
kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
– Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan
gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata
ganti orang pertama atau kedua.
– Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan),
bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup.
– Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah
mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang
dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
Sikap Ilmiah
a. Sikap Ingin Tahu : apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia
beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiea;
kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah;
memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
b. Sikap Kritis : Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat,
kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan; Tidak merasa paling
benar yang harus diikuti oleh orang lain; bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan buktibukti yang kuat.
c. Sikap obyektif : Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi

dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara
jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.
d. Sikap ingin menemukan : Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru;
kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif; selalu
memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
e. Sikap menghargai karya orang lain, Tidak akan mengakui dan memandang karya orang
lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau
bangsa lain.
f. Sikap tekun : Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang
hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum
selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
g. Sikap terbuka : Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa
yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.
Macam-macam Karya Ilmiah
* Artikel Ilmiah Popular
Berbeda dengan artikel ilmiah, artikel ilmiah popular tidak terikat secara ketat dengan aturan
penulisan ilmiah. Sebab, ditulis lebih bersifat umum, untuk konsumsi publik. Dinamakan

ilmiah populer karena ditulis bukan untuk keperluan akademik tetapi dalam menjangkau
pembaca khalayak. Karena itu aturan-aturan penulisan ilmiah tidak begitu ketat. Artikel

ilmiah
popular biasanya dimuat di surat kabar atau majalah. Artikel dibuat berdasarkan berpikir
deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang bisa ‘dibungkus’ dengan opini penulis.
* Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah, bisa ditulis secara khusus, bisa pula ditulis berdasarkan hasil penelitian
semisal skripsi, tesis, disertasi, atau penelitian lainnya dalam bentuk lebih praktis. Artikel
ilmiah dimuat pada jurnal-jurnal ilmiah. Kekhasan artikel ilmiah adalah pada penyajiannya
yang tidak panjang lebar tetapi tidak megurangi nilai keilmiahannya.
Artikel ilmiah bukan sembarangan artikel, dan karena itu, jurnal-jurnal ilmiah mensyaratkan
aturan sangat ketat sebelum sebuah artikel dapat dimuat. Pada setiap komponen artikel ilmiah
ada pehitungan bobot. Karena itu, jurnal ilmiah dikelola oleh ilmuwan terkemuka yang ahli
dibidangnya. Jurnal-jurnal ilmiah terakredetasi sangat menjaga pemuatan artikel. Akredetasi
jurnal mulai dari D, C, B, dan A, dan atau bertaraf internasional. Bagi ilmuwan, apabila
artikel ilmiahnya ditebitkan pada jurnal internasional, pertanda keilmuawannya ‘diakui’.
* Disertasi
Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar Doktor (Ph.D)
dimungkinkan manakala mahasiswa (S3) telah mempertahankan disertasi dihadapan Dewan
Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau Doktor dibidang masing-masing. Disertasi
ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang
dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis terinci.

Disertasi atau Ph.D Thesis ditulis berdasarkan metodolologi penelitian yang mengandung
filosofi keilmuan yang tinggi. Mahahisiswa (S3) harus mampu (tanpa bimbingan)
menentukan masalah, berkemampuan berpikikir abstrak serta menyelesaikan masalah praktis.
Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau
metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf
yang tinggi.
* Tesis
Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan
skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Mahasiswa melakukan
penelitian mandiri, menguji satu atau lebih hipotesis dalam mengungkapkan ‘pengetahuan
baru’.
Tesis atau Master Thesis ditulis bersandar pada metodologi; metodologi penelitian dan
metodologi penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi, terutama pembimbing.
Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa merencanakan (masalah), melaksanakan;
menggunakan instrumen, mengumpulkan dan menjajikan data, menganalisis, sampai
mengambil kesimpulan dan rekomendasi.
* Skripsi
Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar
sarjana (S1). Bobotnya 6 satuan kredit semster (SKS) dan dalam pengerjakannya dibantu
dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan ‘mengawal’ dari awal sampai akhir hingga

mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian skripsi.
Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan
fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau

penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis
hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
* Kertas Kerja
Kertas kerja pada prinsipnya sama dengan makalah. Kertas kerja dibuat dengan analisis lebih
dalam dan tajam. Kertas kerja ditulis untuk dipresentasikan pada seminar atau lokakarya,
yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan. Pada ‘perhelatan ilmiah’ tersebut kertas kerja dijadikan
acuan untuk tujuan tertentu. Bisa jadi, kertas kerja ‘dimentahkan’ karena lemah, baik dari
susut analisis rasional, empiris, ketepatan masalah, analisis, kesimpulan, atau
kemanfaatannya.
* Makalah
Lazimnya, makalah dibuat melalui kedua cara berpikir tersebut. Tetapi, tidak menjadi soal
manakala disajikan berbasis berpikir deduktif (saja) atau induktif (saja). Yang penting, tidak
berdasar opini belaka.
Makalah, dalam tradisi akademik, adalah karya ilmuwan atau mahasiswa yang sifatnya paling
‘soft’ dari jenis karya ilmiah lainnya. Sekalipun, bobot akademik atau bahasan keilmuannya,
adakalanya lebih tinggi. Misalnya, makalah yang dibuat oleh ilmuwan dibanding skripsi

mahasiswa.
B. KARYA NON-ILMIAH
Karya non-ilmiah sangat bervariasi topic dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung
fakta umum, ditulis berdasarkan fakta pribadi, umumnya bersifat subyektif, gaya bahasanya
bias konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan popular.
Karya non ilmiah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Emotif : kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan
dan sedikit informasi.
2. Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca,
mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
3. Deskriptif : pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
4. Kritik tanpa dukungan bukti.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah
http://skinhead4life-carigaragara.blogspot.com/2010/03/hakikat-karya-ilmiah-ciri-cirikarya.html
http://www.lpmpjogja.diknas.go.id/…/32%20–%20KODE%20–%2005%20%20B6%20Menulis%20Karya%20Ilmiah.pdf
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/07/karya-ilmiah-dan-non-ilmiah.html

#biologi


Sikap Ilmiah:
Sikap ilmiah harus dimiliki seorang peneliti,
adalah sebagai berikut :
1. Rasa Ingin Tahu yang Tinggi
Seorang peneliti harus selalu memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi terhadap objek yang
terdapat di lingkungannya (peduli terhadap
lingkungannya).
2. Jujur
Seorang peneliti harus dapat menerima apa
pun hasil penelitiannya, dan tidak boleh
mengubah data hasil penelitiannya.
3. Objektif
Seorang peneliti dalam mengemukakan
hasil penelitiannya tidak boleh dipengaruhi
oleh perasaan pribadinya, tetapi harus
berdasarkan kenyataan (fakta) yang ada.
4. Berpikir secara Terbuka
Seorang peneliti mau menerima kritik dari
orang lain, dan mendengarkan pendapat

orang lain.
5. Memiliki Kepedulian
Seorang peneliti mau mengubah
pandangannya ketika menemukan bukti
yang baru.
6. Teliti
Seorang peneliti dalam melakukan
penelitian harus teliti dan tidak boleh
melakukan kesalahan, karena dapat
mempengaruhi hasil penelitiannya.
7. Tekun
Seorang peneliti harus tekun dan tidak
mudah putus asa jika menghadapi masalah
dalam penelitiannya.
8. Berani dan Santun
Seorang peneliti harus berani dan santun
dalam mengajukan pertanyaan dan
berargumentasi

ECHICHE

Shares what I've got. "Includes imagination"

Sabtu, 13 Juni 2015
Kerja Ilmiah, Sikap Ilmiah, Keterampilan Proses, dan Metode Ilmiah

KERJA
dilakukan

ILMIAH
oleh

merupakan

orang

yang

suatu

rangkaian


memiliki

sikap

kegiatan
ilmiah,

yang

dengan

menggunakan pendekatan keterampilan proses dan melalui langkahlangkah ilmiah.
SIKAP ILMIAH merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang
ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan
ilmiah. Sikap ilmiah diantaranya :
1. Peka dan kritis terhadap fenomena atau kejadian di alam.
2. Tidak percaya pada takhayul, yang kebenarannya tidak bisa
dibuktikan.
3. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
4. Memiliki minat yang besar untuk menghsilkan produk sains.
5. Berpikir logis, terbuka, serta mau menerima kirtik dan
pendapat orang lain.
6. Jujur dan objektif terhadap hasil penelitian yang dilakukan.
7. Teliti, tekun, dan tidak mudah putus asa.
8. Optimis dalam keberhasilan penelitian.
9. Hormat terhadap orang lain maupun peneliti lain.
10.
Menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lain.
PENDEKATAN

KETERAMPILAN

PROSES

(inquiry

approach)

adalah suatu cara yang diterapkan pada siswa agar dapat menemukan
sendiri fakta dan konsep ilmiah dengan melibatkan secara maksimal
seluruh kemampuannya.
KETERAMPILAN PROSES adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan
kemampuan-kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai
penggerak

kemampuan-kemampuan

yang

lebih

tinggi.

Kemampuan-

kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lamakelamaan akan menjadi suatu keterampilan.
Keterampilan proses antara lain :
1. Klasifikasi (pengelompokkan) objek.
Objek dikelompokkan berdasarkan kriteria yang ditentukan dan
bertujuan untuk menyederhanakan objek sehingga mempermudah
penelitian.
2. Mengajukan pertanyaan.

Pertanyaan bisa menjadi rumusan masalah. Kemudian pertanyaan
itu dijawab dengan melakukan penelitian.
3. Melakukan pengamatan (observasi).
Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data atau informasi yang
berhubungan dengan menggunakan panca indra maupun dengan
bantuan alat. Data yang didapat dari pengamatan dapat berupa data
kualitatif dan data kuantitatif. Perbedaan Data Kualitatif dengan
Data Kuantitatif :

Data Kualitatif
Tidak dapat
dinyatakan dengan
angka
Pengamatan dengan
panca indra
Disajikan dalam
bentuk table, uraian,
kalimat, skema, dan
gambar
Opini, tidak pasti
Contoh : Cantik,
gemuk, bagus, jelek,dll

Data Kuantitatif
Dapat dinyatakan
dengan angka
Dapat diukur dengan
alat ukur
Disajikan dalam
bentuk table angka dan
grafik
Fakta
Contoh : Suhu 25˚,
beratnya 60 kg,
panjangnya 15 cm, dll.

4. Menyajikan data
Data hasil pengamtan disajikan secara ringkas dan sistematis.

5. Menafsirkan data

Bertujuan untuk memberikan arti atau makna pada data hasil
pengamatan. Dalam menafsirkan dibutuhkan dasar teori yang sudah
ada.

6. Memprediksi dan memprakirakan data

Memprediksi adalah kegiatan membuat dugaan berdasarkan
logika.
Memprakirakan data adalah membuat dugaan mengenai suatu
kejadian yang tidak diketahui berdasarkan data yang ada. Prakiraan
ada dua, yaitu prakiraan intrapolasi dan prakiraan ekstrapolasi.
Prakiraan

intrapolasi

adalah

kegiatan

membuat

dugaan

terhadap kejadian yang sudah pernah terjadi, tetapi tidak diketahui.
Prakiraan

ekstrapolasi

adalah

kegiatan

membuat

dugaan

terhadap kejadian yang belum terjadi dan kemungkinan akan terjadi.

7. Mengidentifikasi variable dalam percobaan.

Variabel

merupakan

factor

penentu

atau

factor

yang

berpengaruh, variable dapat berubah maupun diubah. Berdasarkan
sifatnya variable dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Variabel fisika, contohnya suhu, kelembapan, tekanan
udara, cahaya matahari, radiasi, angina, dan gravitasi bumi.
b.
Variabel
kimia,
contohnya
kadar
oksigen,

air,

karbondioksida, garam mineral, pH, dan nutrisi.
c. Variabel biologi, contohnya organisme parasite, predator,
organisme lain dalam hubungan rantai makanan, siklus hidup,
kemampuan bereproduksi, dan daya tahan tubuh.
Dalam percobaan variable dapat dibedakan menjadi :

a.

Variabel bebas (variable manipulasi) adalah perlakuan

yang berbeda-beda dalam percobaan. Variabel bebas sengaja dibuat
untuk mengetahui pengaruh variable bebas terhadap variable terikat.
b. Variabel terikat (variable respons) adalah hasil dari
perlakuan yang berbeda-beda dalam percobaan.
c. Variabel control (variable terkendali) adalah perlakuan
yang sama pada semua percobaan. Variabel kontrol digunakan sebagai
pembanding dan tidak diteliti.
d.
Variabel pengganggu

adalah

variable

yang

tidak

dikehendaki, tetapi datap mempengaruhi hasil percobaan. Variable
pengganggu harus dihindari agar hasil percobaan sesuai dengan yang
diharapkan.

METODE ILMIAH merupakan suatu cara yang sistemais untuk
memecahkan masalah.
Langkah-langkah dalam metode ilmiah adalah :
1. Menemukan dan merumuskan masalah.
2. Mengumpulkan informasi (data-data).
3. Menyusun hipotesis (dugaan sementara).
4. Melakukan percobaan.
5. Analisis Data.
6. Membuat kesimpulan.
7. Publikasi.

1. Menemukan dan Merumuskan Masalah
Langkah

yang

paling

awal

dalam

metode

ilmiah

adalah

menemukan masalah. Agar dapat menemukan masalah yang menarik,
dibutuhkan kepekaan seseorang terhadap lingkungannya.
Rumusan masalah disajikan dalan bentuk kalimat tanya, ringkas,
jelas, dan bermakna.

2. Mengumpulkan Informasi (Data-data Pendukung)
Informasi

dan

data-data

yang

berhubungan

dengan

objek

penelitian dapat ditemukan melalui studi kepustakaan, observasi,
wawancara para ahli, maupun didapat dari media. Bila informasi dan
data-data pendukung sudah dirasakan cukup, selanjutnya dijadikan
sebagai landasan teori atau kerangka berpikir.

3. Menyusun Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah.
Hipotesis disusun berdasarkan landasan teori atau kerangka berpikir
yang suda disusun. Kebenaran hipotesis dapat diuji melalui percobaan
atau eksperimen. Hipotesis dibedakan menjadi :
a. Hipotesis nol (H0) adalah dugaan sementara yang tidak benar.
Maksudnya

dalam

eksperimen

tidak

terbukti

adanya

pengaruh

variable bebas terhadap variable terikat.
b. Hipotesis kerja (H1) adalah dugaan sementara yang terbukti.
Maksudnya bahwa ada pengaruh variable bebas terhadap variable
terikat.

4. Percobaan
Kegiatan yang dilakukan untuk menguji hipotesis. Dibagi menjadi
dua tahap.
a. Tahap persiapan percobaan
Merancang model percobaan. Yaitu dengan menentukan alat dan
bahan, menyusun cara kerja, penjabaran variable, menentukan waktu
perccobaan,

dan

menguji

model

percobaan.

Pengujian

model

percobaan digunakan untuk menghindari kegagalan pada percobaan
yang sesungguhnya.

b. Tahap perlakuan percobaan
Dalam percobaan ada dua kelompok, yaitu kelompok yang tidak
diberikan perlakuan (kelompok kontrol) dan kelompok yang diberi
perlakuan (kelompok eksperimen). Pengamatan dan pencatatan data
hasil percobaan dilakukan seteliti mungkin agar diperoleh data yang
akurat. Untuk mendapatkan hasil yang sahih (dapat dipercaya
kebenarannya)

percobaan

dilakukan

beberapa

kali.

Data

hasil

percobaan final adalah rata-rata dari hasil pengulangan percobaan.

5. Analisis Data
Data yang sudah didapat melalui percobaan dianalisis. Analisis
data yang berupa data kuantitatif memerlukan perhitungan statistic.
Hasil analisis data kuantitatif maupun kualitatif digunakan untuk
menjawab hipotesis dan sebagai dasar menyusun kesimpulan.

6. Membuat Kesimpulan
Kesimpulan

merupakan

jawaban

rumusan

masalah

dan

pembuktian kebenaran hipotesis. Dalam kesimpulan, hipotesis bisa
diterima atau ditolak.

7. Publikasi
Hasil penelitian dapat dipublikasikan lewat laporan penelitian
maupun melalui forum diskusi dan seminar. Teknik dan Prosedur
Penelitian dalam bentuk makalah.
Posted by Luluk Purnamasasi

Sikap ilmiah yang dimaksud adalah sikap yang seharusnya dimilikioleh seorang peneliti.
Untuk dapat melalui proses penelitian yang baikdan hasil yang baik pula, penelitiharus
memiliki sifat-sifat berikut ini.
1)Mampu Membedakan Fakta dan Opini
Fakta adalah suatu kenyataan yang disertai bukti-bukti ilmiah dandapatdipertanggungjawabka
n kebenarannya, sedangkan opini adalahpendapat pribadi dariseseorang yang tidak dapat
dibuktikankebenarannya sehingga di dalam melakukan
studikepustakaan, seorangpeneliti hendaknya mampu membedakan antara fakta dan opiniagar
hasil penelitiannya tepat dan akurat serta dapat dipertanggungjawabkankebenarannya.
2)Berani dan Santun dalam Mengajukan Pertanyaan dan Argumentasi
Peneliti yang baik selalu mengedepankan sifat rendah hati ketikaberada dalam satu
ruangdengan orang lain. Begitu juga pada saatbertanya, berargumentasi, atau
mempertahankan
hasil penelitiannya akansenantiasa menjunjung tinggi sopan santun dan menghindari perdebat
ansecara emosi. Kepala tetap dingin, tetapi tetap berani mempertahankankebenaranyang
diyakininya karena yakin bahwa pendapatnya sudahdilengkapi dengan fakta yang
jelassumbernya.
3)Mengembangkan Keingintahuan
Peneliti yang baik senantiasa haus menuntut ilmu, ia selalu berusahamemperluas
pengetahuandan wawasannya, tidak ingin ketinggalaninformasi di segala bidang, dan selalu b
erusahamengikuti perkembanganilmu pengetahuan yang semakin hari semakin canggih dan
modern.
4)Kepedulian terhadap Lingkungan
Dalam melakukan penelitian, peneliti yang baik senantiasa peduliterhadap lingkungannya
danselalu berusaha agar penelitian yangdilakukannya membawa dampak yang positif bagi lin
gkungan dan bukansebaliknya, yaitu justru merusak lingkungan. Semua usaha dilakukan
untuk melestarikan lingkungan agar bermanfaat bagi generasi selanjutnya.
5)Berpendapat secara Ilmiah dan Kritis
Pendapat seorang peneliti yang baik selalu bersifat ilmiah dan tidakmengada-ada tanpa
buktiyang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Di samping itu, peneliti juga harus
kritisterhadap permasalahan yang terjadi dan berkembang di sekitarnya.
6)Berani Mengusulkan Perbaikan atas Suatu Kondisi dan Bertanggung Jawabterhadap
Usulannya
Peneliti yang baik senantiasa berani dan bertanggung jawabterhadap konsekuensi yangharus
dihadapinya jika sudah mengusulkansesuatu. Usulan
tersebut selalu diembannyadengan baik dandilaksanakan semaksimal mungkin, kemudian di
wujudkannyadalambentuk nyata sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh orang lain.

7)Bekerja Sama
Dalam kehidupan sehari-hari, peneliti yang baik mampu bekerjasama dengan orang lain dan
tidak individualis atau mementingkan dirisendiri. Ia meyakini bahwa dirinya tidak dapat hidu
p tanpa bantuanorang lain sehingga keberadaannya senantiasa diharapkan oleh orang lain.
8)Jujur terhadap Fakta
Peneliti yang baik harus jujur terhadap fakta dan tidak bolehmemanipulasi fakta demikepenti
ngan penelitiannya karena penelitianyang baik harus berlandaskan pada studikepustakaan yan
g benar agarkelak jika orang lain melakukan penelitian yang sama,didapatkan hasilyang sama
pula. Apa pun fakta yang diperolehnya, ia harus yakin bahwaitulah yang sebenarnya.
9)Tekun
Sebuah penelitian kadang kala memerlukan waktu yang pendekuntuk menghasilkan
sebuahteori, tetapi kadang kala memerlukan waktuyang sangat lama, bahkan bertahuntahun.Seorang peneliti yang baikharus tekun dalam penelitian yang dilakukannya, tidak
bolehmalas,mudah jenuh, dan ceroboh, juga harus rajin, bersemangat, serta tidakmudah putus
asa.Dengan demikian, ia akan mendapatkan hasil yang memuaskan. (Ari Sulistyorini)
Pendapat Para Ahli Tentang Sikap Ilmiah
A.Pengertian
• Menurut Reid
(Gokhale dkk: 2009) sikap adalah “a positive or negativesentiment or mental state, that is
learned and organized through experience
onthe affective and conative responses of an individual toward some other individual, object,
or event”. Menurut pandangan ini, sikap adalah keadaan
mental positif atau negatif yang dipelajari dan disusun melalui tanggapan afektif dari
seseorang terhadap orang lain, atau terhadap benda, atau terhadapkejadian.
• Menurut Carin dan Sund
(1980: 3) sikap ilmiah mencakup sikap :
1)ingin tahu
2)kerendahan hati
3)ragu terhadap sesuatu
4)tekad untuk maju, dan
5)berpikir terbuka.
• Menurut Kobala & Crawley

(Morrell dan Lederman: 76) bahwa“students’ attitudes toward science may have an effect on
students’ motivation,interest, and achievement in the sciences”. Selanjutnya, Glick (Morrell
danLederman: 76) mengatakan “students’ attitudes toward science appear to beshape by same
factor: teachers, learning environment, self-concept, peers, and parental influence”. Dari
pandangan-pandangan di atas, maka sikap pesertadidik terhadap sains dapat berpengaruh
pada motivasi, minat, dan keberhasilan peserta didik itu sendiri. Sikap terhadap sains adalah
kcenderungan pada rasasenang dan tidak senang terhadap sains, misalnya menganggap sains
sukar dipelajari, kurang menarik, membosankan, dan sebagainya. Sikap peserta
didik terhadap sains dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
a.Pendidik
b.lingkungan belajar
c.konsep diri
d.teman, dan
e.orang tua.
• Menurut Martin, dkk
(2005: 17) sikap-sikap ilmiah mencakup :
1) keinginan untuk mengetahui dan memahami
2) bertanya segala sesuatu
3) mengumpulkan data dan memberi arti berdasarkan data tersebut
4) menuntut verifikasi
5) berpikir logis, dan
6) mempertimbangkan gagasan-gagasan
Afektif yang dikembangkan dalam IPA adalah sikap ilmiah yang lazim disebut scientific
attitude. Sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak.
• Menurut White
(1998), wilayah sikap mencakup juga wilayahkognitif. Sikap dapat membatasi atau memperm
udah peserta didik untuk menerapkan keterampilan dan pengetahuan yang sudah dikuasai.
Peserta didik tidak akan berusaha untuk memahami suatu konsep jika dia tidak
memilikikemauan untuk itu. Karena itu, sikap seseorang terhadap mata pelajaran
sangat berpengaruh pada keberhasilan kegiatan pembelajarannya.
B.Aspek-aspek Sikap Ilmiah

Sikap ilmiah mengandung dua makna (Harlen, 1989), yaitu attitude towardscience dan
attitude of science. Sikap yang pertama mengacu pada sikap
terhadapsains sedangkan sikap yang kedua mengacu pada sikap yang melekat setelah
mempelajari sains. Jika seseorang memiliki sikap tertentu, orang itu cenderung berperilaku
secara konsisten pada setiap keadaan.
Dari pandangan Harlen di atas, sikap ilmiah dikelompokkan menjadi dua yaitu;
1) seperangkat sikap yang menekankan sikap tertentu terhadap sainssebagai suatu cara mema
ndang dunia serta dapat berguna bagi pengembangan karir di masa datang
2) seperangkat sikap yang jika diikuti akan membantu proses pemecahanmasalah.
Gega (Patta Bundu, 2006: 140) mengatakan aspek-aspek sikap ilmiah mencakup:
1)sikap ingin tahu
2)sikap penemuan
3)sikap berpikir kritis, dan
4)sikap teguh pendirian.
Harlen (Patta Bundu, 2006: 140) mengatakan aspek-aspek sikap ilmiah mencakup:
1)sikap ingin tahu
2)sikap respek terhadap data
3)sikap refleksi kritis
4)sikap ketekunan
5)sikap kreatif dan penemuan
6)sikap berpikiran terbuka
7)sikap bekerja sama dengan orang lain
8)sikap keinginan untuk menerima ketidak pastian
9)sikap sensitif terhadap lingkungan.
American Association for Advancement of Science (Patta Bundu, 2006: 140) memberikan
penekanan pada empat sikap ilmiah yaitu:
1)sikap jujur
2)sikap ingin tahu

3)berpikir terbuka, dan
4)sikap keragu-raguan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sikap ilmiah adalah sikap yang
melekat dalam diri seseorang setelah mempelajari sains yang mencakup:
1)sikap ingin tahu
2)sikap respek terhadap data/fakta
3)sikap berpikir kritis
4)sikap penemuan dan kreativitas
5)sikap berpikiran terbuka dan kerjasama
6)sikap ketekunan, dan
7)sikap peka terhadap lingkungan sekitar.
Sikap ingin tahu mendorong akan penemuan sesuatu yang baru yang dengan berpikir kritis
akan meneguhkan pendirian dan berani untuk berbeda pendapat. Aspek-aspek sikap ilmiah
yang dikembangkan dalam pembelajaran sains disekolah adalah:
a)Sikap ingin tahu
Aspek sikap ingin tahu meliputi antusias mencari jawaban, perhatian pada
objek yang diamati, antusias pada proses sains, dan menanyakan setiap langkahkegiatan.
b)Sikap respek terhadap data/fakta
Aspek sikap respek terhadap data/fakta meliputi objektif/jujur, tidak purbasangka,mengambil
keputusan sesuai fakta, dan tidak mencampur fakta dan pendapat.
c)Sikap berpikir kritis
Aspek sikap berpikir kritis meliputi meragukan temuan orang lain, menanyakansetiap
perubahan atau hal baru, mengulangi kegiatan yang dilakukan, dan tidak mengabaikan data
meskipun kecil.
d)Sikap penemuan dan kreativitas
Aspek sikap penemuan dan kreativitas meliputi menggunakan fakta-fakta untuk dasar
kesimpulan, menunjukkan laporan berbeda dengan orang
lain, merubah pendapat dalam merespon terhadap fakta, menyarankan percobaan-percobaan b
aru, dan menguraikan kesimpulan baru hasil pengamatan.
e)Sikap berpikiran terbuka dan kerjasama

Aspek sikap berpikiran terbuka dan kerjasama meliputi menghargai pendapattemuan orang
lain, mau merubah pendapat jika data kurang, menerima saran
dariorang lain, tidak merasa selalu benar, menganggap setiap kesimpulan adalahtentatif, dan
berpartisipasi aktif dalam kelompok.
f)Sikap ketekunan
Aspek sikap ketekunan meliputi melanjutkan
kebiasaan meneliti, mengulangi percobaan meskipun berakibat kegagalan, dan melanjutkan s
atu kegiatanmeskipun orang lain selesai lebih awal.
g)Sikap peka terhadap lingkungan sekitar
Aspek sikap peka terhadap lingkungan sekitar meliputi perhatian terhadap peristiwa sekitar, p
artisipasi pada kegiatan sosial, menjaga kebersihan dankelestarian lingkungan.

referansi :

Sikap Ilmiah adalah Salah satu aspek tujuan dalam mempelajari ilmu alamiah adalah
pembentukan sikap ilmiah. Orang yang berkecimpung dalam ilmu alamiah akan terbentuk
sikap ilmiah yang antara lain ialah :
1)

Jujur

Seorang ilmuan wajib melaporkan hasil pengamatannya secara objektif. Seorang ilmuwan
dalam kehidupan sehari-hari mungkin saja tidak lebih jujur dari manusia lainnya. Tetapi
dalam penelaan ilmiah ada hal-hal yang memaksa pada ilmuwan, yakni yang kita sebut faktor
kontrol.
Disamping kontrol internal ada pula kontrol eksternal. Dalam hal ini ilmuwan lain akan
mengulangi penelitian ilmuan pertama dengan kondisi yang di buat serupa. Seterusnya
ilmuan ketiga dapat pula menguji penelitian di atas. Karena itu laporan ilmuan haruslah
sejujur-jujurnya dan penelitian menjadi terbuka untuk pengulangan. Memang seorang ilmuan
harus jujur dalam melaksanakan laporan penelitiannya.

2)

Terbuka

Seorang ahli endokrinologi (ilmu kelenjaran dalam) untuk hewan amfibia, john cortelyou
telah dipih sebagai sekretarissuatu organisasi ini khusus di didirikan bagi ilmuwan katolik.
Tindakan pertama yang dilakukan John Cortelyou ialah membubarkan jawaban ia berkata,
“Tidak ada kodok katolik di dunia ini”.
Seorang ilmuwan mempunyai pandangan luas, terbuka, bebas praduga. Ia meyakini bahwa
prasangka, kebencian baik pribadi maupun golongan dan pembunuhan adalah sangat kejam.
Ia tidak akan berusaha memperoleh dugaan bagi buah pikirannya atas dasar prasangka. Ia
akan terus berusaha mengetahui kebenaran tentang alam, materi, moral, politik, ekonomi, dan
tentang hidup. Ia tidak akan meremehkan suatu gagasan baru. Ia akan mengerhagai setiap
gagasan baru dan menguji sebelum di terima atau di tolak.jadi ia terbuka akan pendapat orang
lain.
3)

Toleran

Seorang ilmuan tidak merasa bahwa ia paling hebat. Ia bahkan bersedia mengakui bahwa
orang lain mungkin lebih banyak pengetahuannya, bahwa pendapatnya mungkin saja bersedia
menerima gagasan orang lain setelah diuji. Dalam usaha menambah ilmu ia bersedia belajar
dari orang lain. Ia tidak akan memaksakan pendapatnya dengan orang lain. Ia tidak akan
memaksakan pendapatnya dengan orang lain. Ia dari sikap angkuh.
4)

Skeptis

Ilmuwan pencari kebenaran akan bersikap hati-hati, meragui, skeptis. Ia akan menyelidiki
bukti-bukti yang melatarblakangi suatu kesimpulan. Ia tidak akan sinis tetapi kritis untuk
memperoleh data yang menjadi dasar suatu kesimpulan tanpa bukti-bukti yang kuat.
Sikap skeptis ini perlu dikembangkan oleh orang yang berniat memecahkan masalah. Bila ia
tidak kritis mengenai setiap informasi yang ia peroleh, mungkin ada informasi yang ia
peroleh, mungkin ada informasi yang salah hingga menimbulkan akibat suatu kesumpulan
yang salah. Karena itu, setiap informasi perlu diuji kebenarannya perlu dicek. Informasi
memerlukan verifikasi. Setelah bukti-bukti cukup, ilmuwan baru boleh mengambil
kesimpulan dan akhirnya memberikan keputusan.
5)

Optimis

Seorang ilmuwan selalu berpengharapan baik. Ia tidak akan berkata bahwa sesuatu itu tidak
dapat dikerjakan tetapi akan mengatakan, “berikan saya sesuatu kesempatan untuk
memikirkan dan mencoba mengerjakan”. Ia selalu optimis.
Rasa humor seorang ilmuwan ada hubungannya dengan tingkat kecerdasan maupun sikap
optimis seseorang. John Von Neuman seorang ahli matematika ditugaskan membuat
komputer untuk perhitungan yang diperlukan sewaktu membuat bom hidrogen. Setelah
selesai pesawat itu diserahkan dan dicoba di gunakan, maka alat itu ia beri nama
mathematichal analyzer,Numerical Integrator and Computer, di singkat MANIAC.
6)

Pemberani

Ilmu merupakan hasil usaha keras dan sifat personal. Ilmuwan sebagai pencari kebenaran
akan berani melawan semua ketidakbenaran, penipuan, kepura-puraan, kemunafikan, dan
kebatilan yang akan menghambat kemajuan.
Keberanian Copernicus, Galileo, dan Socrates telah banyak di ketahui orang. Copernicus dan
Galileo disisihkan karena tidak mempercayai bahwa bumiadalah pusat alam semesta; tetapi
menganggap mataharilah yang menjadi pusat tempat bumi dan planet-planet lainnya berputar.
Socrates memilih mati meminum racun dari pada menerima hal salah.
Profesor Peabody memberikan kuliah terakhir tentang “perawatan orang sakit”. Kuliah ini
sangat jelas, penuh rasa belas kasih, sehingga berkali-kali dicetak ulang. Pada saat kuliah itu
ia baru berumur 46 tahun,segar bugar kelihatannya. Uraian kuliahnya sangat berisi, cermat,
dan disampaikan dengan pasih. Pendengaranya tidak mengetahui bahwa dibalk ketenangan
itu peabody mengidap kanker ganas yang yang telah di derita, di tekuni, dan dipahami
sepenuh arti medis mengenai setiap gejala kanker yang dialaminya. Sehari sebelum ia
meninggal ia menulis sendiri laporan penyakitnya. Itulah ketabahan ilmuwan yang dapat
ditunjukan.
7)

Kreatif

Ilmuwan dalam mengembangkan ilmunya kreatif. Louis AL-Veres, ilmuwan fisika Berkeley,
juga peman golf, mengkreasi “analisator stroboskop” untuk meningkatkan cara bermain golf.
Dengan alat itu pada pemukulan dapat diteliti. Kepada Presiden Eisen Hower, yang juga
terkenal pemain golf, ia menghadiahkan alat serupa. Sejak itu ia memegang peten untuk
pembuatan analisator stroboskop tadi.

Sikap Ilmiah Penelitian
1. Sikap Ingin Tahu
Sikap bertanya/penasaran (bukan sok tahu) terhadap sesuatu, karena mungkin ada halhal/bagian-bagian/unsur-unsur yang gelap, yang tidak wajar, atau ada kesenjangan.
2. Skeptis
Bersikap ragu-ragu terhadap pernyataan-pernyataan yang belum cukup kuat dasar-dasar
pembuktiannya.
3. Kritis
Cakap menunjukkan batas-batas suatu soal, mampu membuat perumusan masalah, mampu
menunjukkan perbedaan dan persamaan sesuatu hal dibanding dengan yang lainnya
(komparatif), cakap menempatkan suatu pengertian pada kedudukannya yang tepat.
4. Obyektif
Mementingkan peninjauan tentang obyeknya; pengaruh subyek perlu dikesampingkan
meskipun tidak sepenuhnya. Dengan kata lain memang tidak mungkin mencapai obyektivitas
yang mutlak.
5. “Free From Etique?”
Memang benar bahwa ilmu itu nomologis, yaitu mempunyai tugas menilai apa yang benar

dan apa yang salah.
Adapun sikap budi pekerti tambahan
1. Tabah hati Sabar dan tawakal dalam segala kesukaran.
2. Keras hati Berminat/berhasrat dan bersemangat.
3. Rendah hati Seperti ilmu padi, kian menunduk kian berisi.
4. Jujur Tidak melakukan apa yang salah/buruk, melainkan mengamalkan apa yang benar dan
apa yang baik. 5. Toleran Menenggang/menghargai pendapat/pandangan/pikiran orang lain
meski bertentangan dengan pendiriannya, kemudian berupaya untuk mencapai
mufakat/kesamaan pandang.
Sumber :
Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian Prof. Dr. Ir. Soetriono, MP. dan Dr. Ir. SRDm Rita
Hanafie, MP ANDI 2007
http://novtani.wordpress.com/2012/06/05/metode-ilmiah/

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

The Correlation between students vocabulary master and reading comprehension

16 145 49

Improping student's reading comprehension of descriptive text through textual teaching and learning (CTL)

8 140 133

The correlation between listening skill and pronunciation accuracy : a case study in the firt year of smk vocation higt school pupita bangsa ciputat school year 2005-2006

9 128 37

Makna Kekerasan Pada Film Jagal (The Act Of Killing) (Analisis Semiotika Roland Barthes pada Film Dokumenter "Jagal (The Act of Killing)" tentang Pembunuhan Anti-PKI pada Tahun 1965-1966, Karya Joshua Oppenheimer)

17 109 98

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada BUSN Non Devisa Konvensional yang Terdaftar di OJK 2011-2014)

9 104 46

Kolokial Bahasa Inggris Dalam Novel A Diary OF Wimpy Kid Karya Jeff Kinney Dan Terjemehannya Diary Bocah Tengil

4 132 1