Makalah Haji - Makalah

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang mengajak dan memerintahkan umatnya untuk selalu menyebarkan dan menyiarkan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia 1

Keharusan tetap berlangsungnya dakwah Islamiyah di tengah-tengah masyarakat itu sendiri, merupakan realisasi dari salah satu fungsi hidup setiap manusia Muslim, yaitu sebagai penerus risalah Nabi Muhammad saw, untuk menyeru dan mengajak manusia menuju jalan Allah, jalan keselamatan dunia akherat. Disamping fungsi hidup sebagai khalifah di muka bumi ini.2

Keharusan tetap berlangsungnya dakwah Islamiyah yang merupakan tugas sebagai manusia Muslim sudah tercantum dalam kitab suci al-Qur’an, surat al- Imron ayat 104 :

1

Abd. Rosyad Shaleh, Managemen Dakwah Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1987, Hal. 1 2

H. Halimi AR, ProblematikaDakwah Masa Kini dan Pemecahannya, naskah makalah yang disampaikan dalam seminar pada tanggal 24 februari 2003 Hal. 1


(2)

Artinya : Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.3

Dalam melaksanakan tugas untuk mengajak manusia ke jalan Allah, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, seringkali jalan yang ditempuh tidak mulus, dan selalu menemui hambatan dan rintangan.

Untuk itu dalam melaksanakan dakwah Islamiyah, diperlukan adanya siasat cermat dan strategi dakwah yang jitu, diantaranya dengan memahami kondisi mad’u yang dihadapi, dengan begitu dakwah yang kita sampaikan akan mudah diterima oleh mad’u.

Untuk menunjang keberhasilan dakwah, perlu diusahakan usaha-usaha yang cepat dan konkrit, baik dalam bentuk metode atau alat yang akan dipakai untuk berdakwah. Salah satu usaha untuk dapat memenuhi harapan itu, yang perlu diperhatikan adalah semakin lajunya ilmu pengetahuan dan tehnologi. Demikian pula dakwah dalam menyebarluaskan agama Islam, juga perlu memperhatikan hal tersebut. Dimana untuk mencapai tujuan tersebut maka harus mempertimbangkan media dan tidak lupa juga situasi dan kondisi masyarakat.4

Dalam beberapa tahun terakhir ini, era informasi dan globalisasi merupakan dua istilah yang sangat popular, dimana berbagai informasi dapat diperoleh secara mudah tanpa harus datang ke tempat peristiwa atau kejadian

3

Al-Qur’andanterjemah, CV. Al-Waah, Semarang, 1993, Hal. 93 4


(3)

dimana peristiwa atau kejadian itu terjadi, hanya dengan menonton televisi di rumah kita dapat menyaksikan peristiwa atau kejadian tersebut. Banyak pakar berpendapat, kedua istilah tersebut mempunyai pengaruh dan peran besar dalam membawa perilaku budaya, perilaku ekonomi, perilaku politik suatu bangsa kearah perkembangan dan kemajuan masa depan. Dalam pengertian bila suatu bangsa serta umat tidak mengantisipasi kehadiran era informasi dan globalisasi dengan langkah-langkah cermat, kreatif dan positif, maka bangsa serta umat itu akan menjadi kelompok yang tertingal.5

Pada zaman modern ini, bermacam tehnologi telah bermunculan seperti televisi, radio dan internet, berbagai macam media tersebut dapat dipandang sebagai media yang dapat berperan penting dalam mensukseskan, atau bahkan sebagai penghambat bagi dakwah itu sendiri.

Dari sisi perannya, maka sebenarnya tehnologi semacam televisi, radio, internet dan lain sebagainya dapat menjangkau masyarakat yang sangat luas di Indonesia ini bahkan dunia. Dari luasnya jangkauan televisi, radio, internet maupun media massa lainnya inilah, peluang kita terbuka untuk dapat menyebarluaskan Islam kepada seluruh masyarakat baik dalam maupun luar negeri.

Dari sisi penghambat lajunya dakwah, tehnologi membuat dunia yang kelihatannya sangat jauh terasa bagai tak berjarak. Bagaimana tidak, kita dapat menyaksikan secara cepat berbagai kejadian maupun peristiwa penting yang ada diluar negeri.

5


(4)

Dengan media yang serba canggih itulah kebudayaan-kebudayaan yang berasal dari luar negeri dapat masuk dengan bebasnya serta dengan mudahnya kita dapat terpengaruhi, sehingga kita tidak menghirauan apakah budaya-budaya itu sesuai dengan kebudayaan bangsa apa tidak. Dengan begitu kebudayaan-kebudayaan yang berasal dari dalam negeri terancam ditinggalkan oleh masyarakatnya sendiri.

Begitu juga kesenian, sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa, kesenian juga terancam punah atau hilang, apabila generasi muda sekarang sudah tidak mau tahu lagi tentang kebudayaannya, maka kita tinggal menunggu waktu saja nasib kesenian tersebut, seperti halnya nasib Dinausaurus yang telah punah dibumi ini.

Kesenian sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa, juga dapat digunakan sebagai media dakwah, sebagaimana yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga, Ki Manteb Sudarsono, Ki Anom suroto dan dalang lainnya yang memanfaatkan wayang kulit sebagai media dakwah, H. Roma Irama dengan lagu dangdutnya, begitu juga Kesenian Kubrosiswo, salah satu kesenian yang berasal dari Magelang ini juga dapat digunakan sebagai media dakwah.

Penulis mencontohkan kesenian kubrosiswo karena penulis tertarik dengan kesenian tersebut, ketertarikan penulis berawal pada saat penulis melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Dusun Pakel Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Ketika tim KKN kami mau melakukan perpisahan dengan warga setempat, warga meminta agar


(5)

perpisahan itu diramaikan dengan kesenian Kubrosiswo, singkat cerita usul dari warga tersebut disetujui.

Setelah disetujui maka para warga yang tergabung dalam kesenian Kubrosiswo melakukan latihan, setelah mendengarkan beberapa syair yang dinyanyikan sebagai iringan untuk tari-tarian, penulis mulai penasaran dengan pesan yang disampaikan dalam syair itu. Karena beberapa syair yang terkandung dalam lagu itu terdapat nilai-nilai yang sesuai dengan ajaran Islam atau pesan dakwah Islamiyah. Setelah itu penulis berusaha untuk menemui pak Sutrisno sebagai tokoh kesenian tersebut, dengan tujuan untuk mengetahui lebih jelas lagi tentang pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam syair-syair kesenian Kubrosiswo itu.

Beliau menjelaskan, bahwasanya beberapa syair dalam kesenian tersebut disisipkan nilai-nilai yang sesuai dengan ajaran Islam, dengan tujuan agar orang-orang yang menonton pertunjukan kesenian Kubrosiswo tidak hanya mendapat tontonan saja, tetapi juga mendapat tuntunan, dalam artian mengingatkan kewajiban sebagai umat Islam. Dengan kata lain bahwa kesenian Kubrosiswo dipergunakan sebagai media untuk menyebarkan agama Islam.6

Saat hari pementasan kesenian tersebut tiba, kami satu tim KKN berbaur dengan masyarakat menyaksikan pementasan kesenian itu. Ditengah tengah pementasan, timbul pertanyaan dalam diri penulis, mengapa pada saat

6


(6)

pementasan kesenian tersebut, seolah-olah para penontonnya lebih tertarik untuk menyaksikan tari-tariannya, atraksi dan kesurupannya saja, daripada mendengarkan syair lagu yang dibawakan. Padahal misi dakwah Islamiyah yang terdapat pada kesenian tersebut terletak pada beberapa syair lagunya. Itulah yang mendorong penulis untuk mengangkat kesenian Kubrosiswo sebagai bahan pembuatan skripsi.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, ada sebuah permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini. Permasalahan itu adalah sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ingin mengetahui apakah ada pengaruh pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.


(7)

Manfaat dari penelitian ini adalah

1. Secara toritis penelitian ini merupakan sumbangsih bagi keilmuan dakwah dikemudian hari, yakni sebagai tolok ukur, apakah pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam kesenian Kubrosiswo berpengaruh terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang apa tidak.

2. Secara praktis penelitian ini dapat berguna bagi penelitian-penelitian selanjutnya, baik akademis maupun non akademis.

D. Tinjauan Pustaka

Sebagai bahan telaah pustaka pada skripsi ini, penulis mengambil judul-judul skripsi yang penulis kaji dari beberapa skripsi yang ada di Fakultas Dakwah, judul-judul skripsi itu adalah :

1. Efektifitas Siaran Agama Islam Lewat Radio bagi Perubahan Kehidupan Beragama Islam Masyarakat Kecamatan Tegal Timur oleh Yani Mutriani (1194100). Dalam skripsinya, Yani menyimpulkan tiga hal. Pertama, Atas dasar perhitungan dengan menggunakan korelasi time off series, menyatakan bahwa nilai tertinggi untuk siaran agama Islam lewat radio pada responden adalah disiarkan pada sore hari, yaitu 47 orang dan terbanyak antara usia 20-40 tahun, berjenis kelamin laki-laki. Kedua, Atas dasar perhitungan dengan menggunakan korelasi assosiasional adalah


(8)

25,30 dan itu lebih besar dari 9,49. Berarti tidak ada assosiasi antara bentuk penyampaian siaran agama Islam dengan tingkat pendidikan.

Ketiga, Atas dasar perhitungan dengan menggunakan rumus product moment yaitu sebagai berikut, pada n yang berjumlah 100 responden, diperoleh nilai 3,20412803291. Berarti ada efektifitas atau radio masih efektif bagi masyarakat Kecamatan Tegal Timur dalam hal perubahan kehidupan beragama Islam, baik dalam bidang aqidah, syari’ah maupun ahlakul karimah. Sebagaimana ciri keunggulan media radio sebagi media dakwah yaitu mempunyai efektifitas tinggi, dapat menembus batas-batas geografis suatu wilayah serta memperpendek waktu berkomunikasi.7

2. Pengaruh Pengajian Bulanan terhadap Peningkatan Ibadah Sholat Karyawan Robinson Semarang, oleh Endah Listiyaningsih (1197081). Dalam penelitiannya, Endah menyimpulkan empat hal.

Pertama, pengajian yang ada di Departemen Store Semarang dilaksanakan setiap bulan sekali, yang bertujuan untuk membentuk perilaku-perilaku keagamaan yang baik bagi jamaahnya. Kedua, dengan dibimbing oleh beberapa penceramah, pelaksanaan pengajian bulanan tersebut ditekankan pada materi syariah terutama bahasan-bahasan mengenai sholat, disamping pengetahuan-pengetahuan

7

Yani Mutriani, Efektifitas Siaran Agama Islam Lewat Radio Bagi Perubahan Kehidupan Beragama Islam Masyarakat Kecamatan Tegal Timur, Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, Semarang, 1999, Hal. 65


(9)

umum agama Islam lainnya. Ketiga, peningkatan perilaku-perilaku keagamaan, khususnya peningkatan sholat, tidak bisa diaplikasikan tanpa adanya bimbingan dari ustadz-ustadznya. Keempat, Berdasarkan hasil penelitian dari sejumlah responden, diperoleh hasil bahwa rxy (korelasinya) adalah 0,665 dengan taraf signifikansi 95%. Sedangkan hasil dari r tabel product moment diperoleh 0,195. Jadi rxy > rt maka signifikan, artinya pengajian yang dilaksanakan setiap bulannya tersebut, berpengaruh pada peningkatan ibadah sholat karyawan Robinson.8

3. Pengaruh Dakwah Bil Lisan terhadap Peningkatan Ibadah Sholat Ibu-Ibu Jamaah Pengajian Muslimat di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati, yang ditulis oleh Fitrotin Zumala (1196008). Dalam penelitiannya, Fitrotin menyimpulakan tiga hal. Pertama, pelaksanaan kegiatan dakwah muslimat diwilayah Margoyoso Kabupaten Pati selama ini berjalan secara rutin dan terjadwal. Pengajiannya dilakukan dengan menggunakan metode dakwah bil-lisan (ceramah), metode tersebut dirasa sangat sesuai dan relevan, mengingat taraf pendidikan masyarakat terutama anggota pengajian itu sendiri yang masih relatif rendah. Kedua, berdasarkan analisis data kuantitatif baik dengan taraf signifikansi 95% dengan ro: 0,711

8

Endah Listiyaningsih, Pengaruh Pengajian Bulanan terhadap Peningkatan Ibadah Sholat Karyawan Robinson Semarang, Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, Semarang, 2002, Hal. 57-58


(10)

dengan jumlah sampel 100 (N= 100) dan rt 0,05= 0,195 serta taraf signifikan 95%, menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif dan signifikan. Ketiga, dengan adanya dukungan dari masyarakat dan tokoh agama, pengajian Muslimat di Kecamatan Margoyoso dapat berjalan dengan lancar dan rutin.9

4. Pengaruh Dakwah Bil Lisan terhadap Pemahaman dan Pengamalan Ajaran Islam (Studi Kasus Kompleks TNI AL Kalibanteng Semarang), oleh Nasruddin (1197049). Dalam skripsinya, Nasruddin menyimpulkan beberapa hal penting. Pertama, kegiatan dakwah di komplek TNI AL Kalibanteng Semarang dilakukan secara rutin maupun temporer, pengajiannya dilakukan dengan metode dakwah bil lisan atau ceramah. Kedua, materi yang disampaikan oleh beberapa penceramah pada umumnya ditekankan dalam berbagai pengetahuan agama Islam, dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman yang diharapkan mampu mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan ketentuan Islam. Ketiga, Bardasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan rumus product moment, dihasilkan rxy = 0,25599 dan rt = 0,195. Jadi rxy > rt maka signifikan, artinya pengajian yang diselenggarakan di

9

Fitrotin Zumala, Pengaruh Dakwah Bil Lisan terhadap Peningkatan Ibadah Sholat Ibu-Ibu Jamaah Pengajian Muslimat di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati, Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, Semarang, 2002, Hal.101-102


(11)

kompleks TNI AL berpengaruh pada pemahaman dan pengamalan ajaran Islam oleh para jamaahnya.10

Sedangkan judul yang penulis angkat adalah Pengaruh Pesan-Pesan Dakwah dalam Kesenian Kubrosiswo terhadap Pengetahuan Keagamaan Masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

Dari beberapa telaah judul skripsi diatas, maka penulis beranggapan bahwa penelitian diatas berbeda sekali dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, baik judul maupun obyek penelitiannya.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan arah yang lebih jelas dan gambaran umum tentang skripsi ini, maka penulis membuat uraian singkat tentang isi setiap bab dari skripsi ini, sistematikanya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II KERANGKA DASAR PEMIKIRAN TEORITIK

Dalam Bab ini berisi tentang kerangka teori yang terdiri dari deskripsi teoritik variabel independen, deskripsi teoritik variabel dependen, dan analisis

10

Nasruddin, Pengaruh Dakwah Bil Lisan terhadap Pemahaman dan Pengamalan Ajaran Islam (Studi Kasus Kompleks TNI AL Kalibanteng Semarang, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 2003, Hal. 56


(12)

teoritik hubungan variabel independen dan dependen. Dalam bab ini juga memuat tentang hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis dan metode penelitian, definisi konseptual dan operasional, sumber dan jenis data, populasi dan sampel, tehnik pengumpulan data dan tehnik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA KETAWANG KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG

Bab ini berisi tentang sekilas letak geografis, perekonomian, pendidikan, social kemasyarakatan, sosial keagamaan desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Selain itu juga memuat penjelasan sekilas tentang kesenian Kubrosiswo, yang meliputi sejarah masuknya kesenian tersebut di desa Ketawang tepatnya berada di dusun Pakel, perlengkapan, pementasan kesenian tersebut serta pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang perhitungan statistik tentang pengaruh pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang, yang terdiri dari analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut.


(13)

BAB VI PENUTUP


(14)

BAB II

KERANGKA DASAR PEMIKIRAN TEORITIK

2. 1. Landasan Kerangka Teori

2. 1. 1. Pesan-pesan dakwah

Proses komunikasi merupakan aktivitas yang mendasar bagi manusia sebagai mahluk sosial. Dalam proses komunikasi tersebut mencakup sejumlah komponen atau unsur, salah satu komponen atau unsur tersebut adalah pesan. Pesan adalah keseluruhan daripada apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan yang disampaikan komunikator adalah pernyataan sebagai panduan pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi keluhan, keyakinan, imbauan, anjuran dan sebagainya. 11

Pernyataan tersebut dibawakan oleh lambang, umumnya bahasa. Dikatakan bahwa umumnya bahasa yang dipergunakan untuk menyalurkan pernyataan itu, sebab ada juga lambang lain yang dipergunakan, antara lain kial, yakni gerakan anggota tubuh, gambar, warna, dan sebagainya. Melambaikan tangan, mengedipkan mata, mencibirkan bibir, atau menganggukkan kepala adalah kial yang merupakan lambang untuk menunjukkan perasaan atau pikiran seseorang. Gambar, apakah itu foto, lukisan, sketsa, karikatur, diagram, grafik, atau lain-lainnya, adalah lambang

11


(15)

yang biasa digunakan untuk menyampaikan pernyataan seseorang. Demikian pula warna, seperti pada lampu lalu lintas: merah berarti berhenti, kuning berarti siap, dan hijau berarti berjalan; kesemuanya itu lambang yang dipergunakan polisi lalu lintas untuk menyampaikan intruksi kepada para pemakai jalan. Diantara sekian banyak lambang yang biasa digunakan dalam komunikasi adalah bahasa, sebab bahasa dapat menunjukkan pernyataan seseorang mengenai hal-hal, selain yang kongkret juga yang abstrak, baik yang terjadi saat sekarang maupun waktu yang lalu dan masa yang akan datang. Tidak demikian kemampuan lambang-lambang lainnya.12

Pesan seharusnya mempunyai inti pesan (tema) sebagai pengarah didalam usaha mecoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan ini dapat bersifat informatif, persuasif, dan coersif :13

1. Informatif :

Memberikan keterangan-keterangan dan kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulan sendiri. Dalam situasi tertentu pesan informatif lebih berhasil daripada pesan persuasive misalnya pada kalangan cendikiawan.

2. Persuasif :

Bujukan yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran seseorang bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan rupa pendapat atau

12 Ibid 13


(16)

sikap sehingga ada perubahan. Tetapi perubahan yang terjadi itu adalah atas kehendak sendiri, misalnya pada waktu diadakan lobby, atau pada waktu istirahat makan bersama.

3. Coersif :

Memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi. Bentuk yang terkenal dari penyampaian pesan secara ini adalah agitasi dengan penekanan-penekanan yang menimbulkan tekanan batin dan ketakutan diantara sesamanya dan pada kalangan publik. Coersif dapat berbentuk perintah, instruksi dan sebagainya.

Untuk merumuskan pesan agar mengena, pesan yang disampaikan harus tepat, ibarat kita membidik dan menembak, maka peluru yang keluar haruslah tepat kena sasarannya. Pesan yang mengena harus memenuhi syarat-syarat :14

a. Pesan harus direncanakan (dipersiapkan) secara baik, serta sesuai dengan kebutuhan kita.

b. Pesan itu dapat menggunakan bahasa yang tepat dimengerti kedua belah pihak.

c. Pesan itu harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima serta menimbulkan kepuasan.

14


(17)

Pendapat lain mengatakan syarat-syarat pesan harus memenuhi :15 1. Umum

Berisikan hal-hal yang umum dan mudah dipahami oleh komunikan/ audience, bukan soal-soal yang Cuma berarti atau hanya dipahami oleh seseorang atau kelompok tertentu.

2. Jelas dan gamblang

Pesan yang disampaikan tidak samar-samar. Jika mengambil perumpamaan hendaklah diusahakan contoh yang senyata mungkin, agar tidak ditafsirkan menyimpang dari yang kita kehendaki.

3. Bahasa yang jelas

Sejauh mungkin hindarkanlah menggunakan istilah-istilah yang tidak dipahami oleh si penerima atau pendengar. Gunakanlah bahasa yang jelas dan sederhana yang cocok dengan komunikan, daerah dan kondisi dimana kita berkomunikasi, hati-hati pula dengan istilah atau kata-kata dari bahasa daerah yang dapat ditafsirkan lain oleh komunikan.

4. Positif

Secara kodrati manusia selalu tidak ingin mendengar dan melihat hal-hal yang tidak menyenangkan dirinya. Oleh karena itu setiap pesan agar diusahakan dalam bentuk positif.

15


(18)

5. Seimbang

Pesan yang disampaikan oleh karena kita membutuhkan selalu yang baik-baik saja atau jelek-jelek saja. Hal ini kadang-kadang berakibat senjata makan tuan, cenderung ditolak atau tidak diterima oleh komunikan.

6. Penyesuaian dengan keinginan komunikan

Orang-orang yang menjadi sasaran dari komunikasi yang kita lancarkan selalu mempunyai keinginan-keinginan tertentu, oleh sebab itu pesan-pesan yang disampaikan harus dapat disesuaikan dengan keinginan-keinginan komunikan tersebut.

Berbeda dengan komunikasi pada umumnya, komunikasi Islam mempunyai ciri khusus, yakni pesan-pesan yang ada dalam komunikasi tersebut bersumber dari Alqur’an dan hadis. Dengan sendirinya komunikasi Islam (Islami) terikat pada pesan khusus, Yakni dakwah, karena Alqur’an adalah petunjuk bagi seisi alam dan juga merupakan (memuat) peringatan, warning dan reward bagi manusia yang beriman dan berbuat baik (Surat Al Ashr).16Artinya bahwa dalam komunikasi Islam itu terdapat pesan-pesan dakwah. Pesan-pesan dakwah adalah semua pernyataan yang bersumber dari Al Qur’an dan Sunnah baik tertulis maupun lisan dengan pesan-pesan (risalah) tentang hablum minallah atau mua’amallah ma’al Khaliq, hablum

16


(19)

minan-nas atau mua’mallah ma’alkhalqi, Mengadakan keseimbangan (tawazun) antara kedua itu.17

Model komunikasi Islam yang pesannya bersumber pada Alqur’an dan Hadis Nabi, tentulah pesan itu bersifat imperatif atau wajib hukumnya untuk dilaksanakan, karena merupakan pesan kebenaran berdasarkan firman Allah Swt. dan Hadis Nabi. Pesan tidak boleh merupakan sensasi, kebohongan, kefasikan, pelintiran kata-kata dan kebohongan publik (public lies).

Meskipun demikian komunikasi Islam disamping sangat mengutamakan etika (ahlakul karimah) juga mementingkan metode persuasi. Hal itu dapat dilihat antara lain didalam Surat An-Nahl ayat 125 dan surat Al-Ashr ayat 3. Didalam surat Al-Al-Ashr Tuhan mengingatkan kepada manusia, bahwa orang-orang yang tidak berada dalam kerugian setiap waktu, hanyalah yang beriman, berbuat baik dan saling menasihati tentang kebenaran dan perlunya kesabaran. Didalam Surat An-Nahl manusia diperintahkan untuk saling mengajak kejalan Tuhan dengan kebijaksanaan, saling memberi penerangan yang baik, bertukar pikiran, berdiskusi dengan cara yang lebih baik.18

Berkaitan dengan pesan-pesan yang bersumber pada Alqur’an dan Hadis, dalam dakwah, pesan-pesan itu masuk dalam unsur materi dakwah. Materi dakwah adalah semua ajaran yang datangnya dari Allah SWT yang

17

Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Gaya Media Pratama, Jakarta, 1997, Hal. 43 18


(20)

dibawa oleh Rosulullah saw untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia yang berada di muka bumi.19

Materi dakwah sebagai pesan dakwah merupakan isi ajakan, anjuran dan idea gerakan dalam rangka mencapai tujuan dakwah. Sebagai isi ajakan dan idea gerakan dimaksudkan agar manusia mau menerima dan memahami serta mengikuti ajaran tersebut, sehingga ajaran Islam ini benar-benar diketahui, difahami, dihayati dan selanjutnya diamalkan sebagai pedoman hidup dan kehidupannya.

Pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada tujuan dakwah yang ingin dicapai. Namun secara global dapatlah dikatakan bahwa materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok, yaitu : Masalah aqidah, Masalah syari’ah dan Masalah budi pekerti (ahlakul karimah) :

1. Bidang Aqidah

Aqidah Islam sabagai sistem kepercayaan yang berpokok pangkal atas kepercayaan dan keyakinan yang sungguh-sungguh akan ke-Esaan Allah Swt adalah merupakan materi terpenting dalam kegiatan da’wah. Sebagaimana diketahui bahwa rukun iman itu ada 6 (enam) dimana rukun yang pertama adalah iman kepada Allah swt. Yang merupakan pokok dari rukun iman yang lain; sedangkan rukun iman secara keseluruhan menjadi asas dari ajaran islam secara keseluruhan pula. Dalam hubungan ini Al-Maududi mengatakan :

19


(21)

“Bahwa dalam ajaran Muhammad saw. Percaya kepada Allah itu sangat penting dan prinsipil. Itulah yang menjadi pusat urat nadi Islam dan sumber kekuatan. Semua kepercayaan, perintah dan undang-undang Islam berdiri diatas dasar ini, dan semua mempunyai kekuatan dari sumber ini” .

Dalam hubungannya dengan iman ini An-Nawawi mengatakan bahwa “Iman itu adalah keyakinan ucapan dan perbuatan yang bisa bertambah dan berkurang”

Oleh karena itu penanaman dan pembinaan keimanan bagi penerima da’wah secara terus menerus perlu dilakukan, baik yang masih lemah imannya maupun yang sudah kuat imannya. Selain penanaman dan pendidikan aqidah, maka penolakan dan bantahan terhadap faham lain diluar Islam perlu dilakukan, seperti terhadap faham meterialisme, atheisme dan ajaran lain yang tidak sesuai dengan aqidah Islam.

Lain daripada itu pesan da’wah dalam bidang aqidah ini juga berisi anjuran dan cara menjaga aqidah dari segi penyelewengan atau rusaknya aqidah serta jalan yang dapat menyebabkan rusaknya aqidah Islam.

Materi da’wah yang berkaitan dengan aqidah ini meliputi aspek aqidah kepercayaan, antara lain kepercayaan kepada Allah, kepercayaan kepada Rasul Allah, kepercayaan kepada kitab-kitab Allah,


(22)

kepercayaan kepada hari akhir, kepercayaan kepada yang ghaib termasuk percaya kepada Malaikat, Surga, Neraka dan lain-lain. 20 2. Bidang Syari’ah

Syariah dalam Islam adalah berhubungan erat dengan amal lahir (nyata) dalam rangka mentaati semua peraturan atau hukum Allah guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya, dan mengatur pergaulan hidup antara sesama manusia.hal ini dijelaskan dalam sabda Rosulullah saw. yang artinya :

“Islam adalah bahwasanya engkau menyembah Allah SWT. Dan janganlah engkau mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, mengerjakan sembahyang, membayar zakat yang wajib, berpuasa dalam bulan Ramadhan dan menunaikan ibadah haji di Mekah (Baitullah)”. (H. R. Bukhori Muslim)

Hadis diatas mecerminkan hubungan antara manusia dengan Allah Swt. artinya masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah syar’iyah bukan saja terbatas pada ibadah kepada Allah, akan tetapi masalah-masalah yang berkenaan dengan pergaulan hidup antara sesama manusia diperlukan juga. Seperti hukum jual beli, berumah tangga, warisan kepemimpinan dan amal shaleh lainnya. Demikian juga larangan-larangan dari Allah seperti minum, berzina, mencuri dan sebagainya termasuk pula masalah-masalah yang menjadi materi dakwah Islam (nahi anil munkar).21

20

Aminuddin Sanwar, Ilmu Dakwah, Fakulas Dakwah IAIN Walisongo, Semarang, ….Hal.75 21


(23)

3. Budi pekerti atau ahlakul karimah.

Masalah ahlak dalam pelaksanaan dakwah (sebagai materi dakwah) merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan keislaman seseorang. Meskipun ahlak ini berfungsi sebagai pelengkap, bukan berarti masalah ahlak kurang penting dibanding dengan masalah keimanan dan keislaman. Sebab Rosulullah sendiri pernah bersabda yang artinya : Aku (Muhammad) diutus oleh Allah di dunia ini hanya untuk menyempurnakan ahlak” .(H.R. Muslim).22

Keseluruhan materi dakwah yang tersebut diatas pada dasarnya bersumber dari dua sumber, yaitu :23

1. Alqur’an dan Hadits

Agama Islam adalah agama yang menganut ajaran kitab Allah yakni Al-qur’an dan hadits Rosulullah saw. Yang mana kedua sumber ini merupakan sumber utama ajaran-ajaran Islam.

2. Ra’yu Ulama (opini ulama)

Islam menganjurkan umatnya untuk berfikir, berijtihad menemukan hukum-hukum yang sangat operasional sebagai tafsiran dan takwil Al-Qur’an dan hadits. Maka dari itu pemikiran dan penelitian para ulama

22

Ibid, Hal. 62-63 23


(24)

ini dapat pula dijadikan sebagi sumber kedua setelah Al-qur’an dan hadits. Dengan kata lain penemuan baru yang tidak bertentangan dengan Al-qur’an dan hadits dapat pula dijadikan sebagai sumber materi dakwah.

2. 1. 2. Pengetahuan Keagamaan

Pengetahuan yang merupakan alih bahasa dari knowledge, dikalangan para ahli telah dirumuskan pengertiannya, walaupun masing-masing ahli ada perbedaan rumusan redaksionalnya.

Pengetahuan yang didapat dari pengalaman disebut “Pengetahuan pengalaman” atau ringkasnya “Pengetahuan” . Pengetahuan yang didapat dengan jalan keterangan disebut “Ilmu”. Bahwasannya pengetahuan saja bukan ilmu. Tetapi pengetahuan jangan dianggap sepele. Tiap-tiap ilmu mesti bersendi akan pengetahuan. Pengetahuan adalah tangga yang pertama bagi ilmu untuk mencari keterangan lebih lanjut.24

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari aktivitas mengetahui, yakni tersingkapnya suatu kenyataan kedalam jiwa hingga tidak ada keraguan terhadapnya.”Ketidakraguan” merupakan syarat mutlak bagi jiwa untuk dapat dikatakan “mengetahui”.25

24

Heru Wibowo, Pengaruh Bulletin Al-Islam terhadap Pengetahuan Keagamaan Masyarakat Kecamatan Ngaliyan, Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 2005, Hal. 53-54

25


(25)

Sebelum kita membicarakan tentang pengetahuan keagamaan, sebaiknya kita membahas keberagamaan dahulu, karena pengetahuan keagamaan merupakan salah satu dari lima dimensi keberagamaan.

Keberagamaan atau religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Aktifitas beragama bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual (beribadah), tapi juga ketika melakukan aktifitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural. Bukan hanya yang berkaitan dengan aktifitas yang nampak dan dapat dilihat mata, tapi juga aktifitas yang tak tampak dan terjadi dalam hati seseorang. Karena itu keberagamaan seseorang akan meliputi berbagai macam sisi atau dimensi. Menurut Glock dan Stark, ada lima macam dimensi keberagamaan, yaitu :26

Dimensi keyakinan. Dimensi ini berisi pengharapan-pengharapan dimana orang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin-doktrinnya.

Dimensi praktek agama. Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya.

Dimensi pengalaman. Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, meski tidak tepat jika dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan baik pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan subjektif dan langsung mengenai

26


(26)

kenyatassan terakhir (kenyataan terakhir bahwa ia akan mencapai suatu kontak dengan kekuatan spranatural).

Dimensi pengamalan atau konsekuensi. Konsekuensi komitmen agama berlainan dari keempat dimensi yang ada. Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari.

Dimensi pengetahuan keagamaan. Dimensi ini mengacu kepada harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi.

Kaitannya dengan pengetahuan agama Islam, Dimensi pengetahuan atau ilmu menunjukkkan pada seberapa tingkat pengetahuan dan pemahaman Muslim terhadap ajaran-ajaran agamanya, terutama mengenai ajaran pokok dari agamanya, sebagaimana termuat dalam kitab sucinya. Dalam keberislaman, dimensi ini menyangkut pengetahuan tentang isi Al-Qur’an, pokok-pokok ajaran yang harus diimani dan dilaksanakan (rukun Islam dan rukun iman), hukum-hukum Islam, sejarah Islam, dan sebagainya.

Agak berbeda dengan tauhid yang telah ada sejak zaman azali, maka syariah (dimensi peribadatan) dan ahlak (dimensi pengamalan) harus dipelajari dengan sadar dan sengaja oleh manusia. Manusia harus berusaha untuk mengumpulkan ilmu tentang bagaimana sesungguhnya syariah Islam dan akidah Islam. Karena itu sebelum seseorang mewujudkan dimensi praktik


(27)

agama (syariah dan dimensi pengamalan (ahlak), maka ia harus mendahulukan dimensi pengetahuan (ilmu). Dimensi ilmu adalah pra syarat terlaksananya dimensi peribadatan dan dimensi pengamalan. Ilmu adalah pra syarat syariah dan ahlak.27

2. 1. 3.Pengaruhpesan-pesan dakwah terhadap Pengetahuan Keagamaan

Pesan-pesan dakwah agar dapat sampai kepada pendengar, penonton atau audience diperlukan alat bantu yang dinamakan dengan media. Dengan media tersebut maka pesan akan sampai dan dapat mempengaruhi penonton, pendengar atau audiencenya.

Salah satu contoh media tersebut adalah kesenian Kubrosiswo, kesenian ini terbentuk dari beberapa unsur pembentuk, salah satu unsur pembentuk tersebut adalah lagu atau nyanyian, dan lagu atau nyanyian itu diantaranya terdapat beberapa pesan dakwah, dimana pesan-pesan dakwah itu meliputi tiga hal, yakni aqidah, syariah dan budi pekerti. Dari pesan-pesan dakwah itulah akan dapat mempengaruhi pengetahuan keagamaan audiencenya.

Dampak atau pengaruh dari media terhadap penonton, pendengar atau audience itu terjadi pada tiga aspek yaitu:

1. Efek Kognitif

Pembaca surat kabar atau majalah, pendengar radio, dan penonton televisi merasa mendapatkan pengetahuan setelah membaca,

27


(28)

mendengar dan menonton. Dengan bertambahnya wawasan atau pengetahuan komunikan, maka itulah efek yang ditimbulkan secara kognitif.28

2. Efek Afektif

Proses afektif seseorang berhubungan dengan emosi dan perasaan. Beberapa hal yang terkait dengan afektif, umpamanya, perasaan suka atau tidak suka, takut, kebencian, cinta dan sebagainya.29

3. Efek Perilaku

Sedangkan pada efek perilaku berhubungan dengan hasil perluasan dari efek kognitif dan afektif. Dua hal yang penting dalam efek perilaku adalah bagaimana efek media menggairahkan perilaku individu karena efek media dapat menggairahkan perilaku seseorang. Sebaliknya, efek media juga mampu menghentikan perilaku seseorang untuk mengerjakan sesuatu.30

Efek kognitif, afektif maupun perilaku ini kemudian mempengaruhi perubahan fungsi-fungsi informasi di masyarakat, sekaligus juga dapat mempengaruhi kadar perubahan stabillitas struktur masyarakat. Semua perubahan itu akhirnya juga dirasakan oleh individu sebagai audiensi

28

Ibid, Hal. 31 29

Burhan Bungin, Erotika Media, Muhammadiyah University Press, Surakarrta, 2001, Hal. 22 30


(29)

pengguna media itu sendiri, serta dapat mempengaruhi derajat perubahan kebebasan informasi.31

Begitu juga kesenian Kubrosiswo yang merupakan suatu bentuk media, yang didalamnya mengandung beberapa pesan, diantaranya adalah pesan-pesan yang mengandung nilai-nilai Islam, maka kesenian itu akan dapat memberikan efek baik dari segi afektif, perilaku terutama efek pengetahuan, yakni pengetahuan keagamaan bagi orang yang menontonnya.

Berangkat dari hal diatas, penelitian ini dapat diklasifikasikan dalam model jarum Hipodermik. Model ini muncul selama dan setelah perang dunia I, dalam bentuk eksperimen. Penelitian dengan model ini dilakukan Hovland dan kawan-kawan untuk meneliti pengaruh propaganda sekutu dalam mengubah sikap. Boleh dikatakan inilah model penelitian komunikasi yang paling tua.

Komunikasi menurut model jarum suntik (Hypodermic Needle) diibaratkan seperti hubungan S-R yang serba mekanistis. Media massa diibaratkan sebagai sebuah jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) yang amat kuat dan menghasilkan tanggapan (R) yang kuat pula, bahkan secara spontan, otomatis serta reflektif.32

Model Hypodermic Needle, selain diparalelkan dengan konsep S-R yang mekanistis, juga diibaratkan dengan teori peluru (Bullet Theory) yang

31

Ibid, Hal. 23 32


(30)

memandang pesan-pesan media bagaikan melesatnya peluru-peluru senapan yang mampu merobohkan tanpa ampun siapa saja yang terkena peluru.

Sebagaimana teori jarum suntik yang dikatakan diatas, kesenian Kubrosiswo diibaratkan jarum suntik yang besar yang menyuntikkan berbagai pesan-pesan, diantaranya adalah pesan-pesan yang terdapat nilai-nilai Islam kedalam jiwa komunikannya, sehingga komunikannya mendapat pengetahuan dari yang disampaikan, diantaranya adalah pengetahuan keagamaan.

2. 2 Hipotesis

Hipotesis merupakan gabungan dari kata “Hipo” artinya “dibawah” dan “ tesis” yang berarti “kebenaran. Secara keseluruhan ” hipotesis” berarti “dibawah kebenaran”, kebenaran yang masih berada dibawah (belum tentu benar) dan baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang disertai bukti-bukti.33

Berdasarkan kerangka teoritik diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada pengaruh pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

33


(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai oleh penulis dalam penulisan skripsi ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Jenis penelitian kuantitatif yang berarti menghimpun data, mengolah, menganalisis dan menafsirkan angka-angka hasil perhitungan statistik.34 Karena penulis ingin meneliti tentang pengaruh pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan, maka untuk mengetahui pengaruh itu harus mempergunakan statistik atau dalam pengertian sempitnya adalah kenyataan yang berwujud angka-angka tentang suatu kejadian khusus.35 Dan statistik itulah yang menjadi ciri penelitian kuantitatif.

Dalam penelitian ini, penulis mempergunakan metode penelitian Survai, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagi alat pengumpulan data yang pokok.36

34

Wardi Bahtiar, Metodologi Penenlitian Ilmu Dakwah, Logos, Jakarata, 1999, Hal. 35

Sutrisno Hadi, Metodologi Research 3, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1980, Hal. 22

36

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (editor), Metode Penelitian Survai, LP3S, Jakarta, 1989, Hal. 3


(32)

3. 2. Definisi Konseptual dan Operasional

Dalam judul penelitian ini terdapat dua variabel, pertama variabel independen yaitu Faktor yang diduga muncul sebagai penyebab bagi faktor lainnya. Kedua Variabel dependen adalah faktor yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh faktor yang mendahuluinya.37 Dalam Judul penelitian ini, yang menjadi variabel independen adalah pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo, sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah pengetahuan keagamaan.

Untuk menghidari terjadinya kesalah-pahaman dan penafsiran yang keliru terhadap judul diatas, maka penulis memberikan batasan atau penegasan judul agar terbentuk suatu pengertian yang utuh sesuai dengan apa yang dimaksud dengan judul tersebut.

1 Pesan-pesan dakwah dalam Kesenian Kubrosiswo merupakan semua pernyataan yang bersumber dari Al Qur’an dan Sunnah baik tertulis maupun lisan dengan pesan-pesan (risalah) tentang hablum minallah

atau mua’amallah ma’al Khaliq, hablum minan-nas atau mua’mallah ma’alkhalqi, Mengadakan keseimbangan (tawazun) antara kedua itu, yang terdapat dalam syair-syair kesenian Kubrosiswo. Sedangkan definisi operasionalnya ditunjukkan dengan indikator- indikator:

a. Pesan-pesan yang berhubungan dengan bidang aqidah.

37

Asep Saiful Muhtadi dan Agus Ahmad Safei, Metode Penelitian Dakwah, Metode Penelitian Dakwah, Pustaka Setia, Bandung, 2003, Hal, 88


(33)

b. Pesan-pesan yang berhubungan dengan bidang syariah.

c. Pesan-pesan yang berhubungan dengan bidang budi pekerti atau ahlakul karimah.

2. Pengetahuan Keagamaan merupakan dimensi yang mengacu kepada harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi.38 Sedangkan definisi operasionalnya ditunjukkan dengan indikator- indikator :

a. Mengenal b. Memahami

c. Penerapan atau aplikasi d. Evaluasi

Dari batasan-batasan tersebut diatas, maka maksud judul pada skripsi ini adalah ingin mengetahui tentang pengaruh pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam syair-syair kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

38


(34)

3. 3. Sumber dan Jenis Data

Sumber data adalah subyek dimana data diperoleh.39 Sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini berasal dari dua sumber. Pertama

yakni sumber data primer yang merupakan sumber data yang digunakan sebagai panduan pokok atau sumber utama dalam penulisan skripsi ini. Kedua, sumber data skunder yang merupakan sumber data yang digunakan sebagai panduan dalam penulisan skripsi ini, namun sifatnya hanya sebagai tambahan saja.

Sumber data primer dalam penulisan skripsi ini adalah berasal dari sejumlah responden atau orang-orang yang bertempat tinggal di tiga dusun yang berada di Desa Ketawang, yaitu di dusun Pakel, Dusun Ketawang dan Dusun Gubugan yang diminta kesediaannya untuk menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan oleh penulis (penyebaran angket). Sedang sumber data skunder, penulis menggunakan tehnik wawancara untuk menggali data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kesenian Kubrosiswo dengan beberapa tokoh kesenian di dusun tersebut, selain itu juga digunakan untuk mengetahui tentang seluk beluk Desa Ketawang. Selain wawancara, juga melakukan observasi atau pengamatan lapangan penelitian.

39

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (edisi revisi IV), Rineka Cipta, Jakarata, 1998, Hal. 114


(35)

3. 4. Populasi dan Sampel

Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan elemen yang menjadi obyek penyelidikan.40 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

Sampel adalah kumpulan elemen yang merupakan bagian kecil dari populasi.41 Karena Luasnya wilayah dan juga terdiri dari tujuh dusun, untuk itu penulis mengambil sampel di tiga dusun yaitu dusun Gubugan, dusun Pakel dan dusun Ketawang. Pengambilan tiga dusun sebagai sampel tersebut, didasari dari perwakilan dusun atas yang masyarakatnya dapat dikatakan santri, dusun tengah yang masyarakatnya dapat dikatakan abangan dan dusun bawah yang masyarakatnya dapat dikatakan priyayi. Selain itu di dusun Gubugan tidak ada kesenian Kubrosiswo, dusun Pakel sudah lama ada kesenian Kubrosiswo dan dusun Ketawang baru ada sekitar dua tahun yang lalu. Adapun jumlah penduduknya adalah 996.

Menurut Dr. Suharsimi Arikunto, pengambilan sampel terhadap subyek penelitian yang kurang dari 100 orang lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya lebih dari 100 orang maka dapat diambil antara 10-15%

40

J Supranto, Metode Riset Aplikasinya Dalam Pemasaran, Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1978, Hal. 32

41


(36)

atau 20-25 %.42 Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebesar 10% dari keseluruhan sampel. Dengan demikian jumlah responden sebanyak 99,6, namun dibulatkan menjadi 100 responden.

Adapun cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel random atau simple random sampling yaitu sampel yang terdiri dari n elemen, yang dipilih dari suatu populasi dengan cara sedemikian rupa, sehingga setiap kombinasi n mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih seperti kombinasi lainnya.43

3. 5. Tehnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang valid, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Angket adalah daftar pertanyaan atau pertanyaan yang dikirimkan kepada responden baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui pos atau perantara).44Tehnik pengumpulan data yang berupa Angket ini, digunakan untuk megetahui pengaruh pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

42

Suharsimi Arikunto, , Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (edisi revisi IV), opcit, Hal. 107

43

J Supranto, Metode Riset Aplikasinya Dalam Pemasaran, opcit, Hal. 34 44

Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Bumi Aksara, Jakarta, 1996, Hal. 60


(37)

2. Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).45Wawancara ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang kesenian Kubrosiswo dari para tokoh kesenian yang ada di Dusun Pakel, serta digunakan untuk menggali pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam kesenian tersebut. Selain itu juga digunakan untuk mengetahui lebih dalam tentang seluk beluk Desa Ketawang. 3. Metode observasi yaitu untuk mengamati dan meneliti obyek

penelitian. Observasi sering diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematika fenomena-fenomena yang akan diselidiki.46 Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai situasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan kesenian Kubrosiswo, serta untuk memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas mengenai situasi dan kondisi secara fisik mengenai obyek penelitian.

45

Moh Natsir, Metode Penelitian, Ghalis Indonesia, Jakarta, 1999, Hal. 234 46

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi, Yogyakarta, 1984, Hal. 136


(38)

3. 6. Tehnik Analisis Data

Setelah data terkumpul maka perlu dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan dari data yang telah diperoleh dari penelitian. Tehnik analisa data pada penelitian ini adalah analisa data kuantitatif, dimana analisa data yang dilakukan untuk menguji hipotesa dari hasil penelitian dalam bentuk angka-angka yang diperoleh dari responden. Dalam menganalisa data ini digunakan tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Analisis pendahuluan

Analisis ini merupakan tahapan pemberian score atau nilai atas angket yang dijawab oleh responden, dimana setiap pertanyaan mempunyai alternatif nilai sebagai berikut:

1. Alternatif jawaban A mempunyai nilai 3 2. Alternatif jawaban B mempunyai nilai 2 3. Alternatif jawaban C mempunyai nilai 1

2. Analisis uji hipotesis

Merupakan tahapan yang digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan.

Untuk menganalisa masalah dapat digunakan alat bantu yang berhubungan dengan statistik. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tehnik regresi linear, yang menarik hubungan


(39)

linear antara dua variabel. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:47

1. Mencari korelasi antara kriterium dengan prediktor, melalui teknik korelasi moment tangkar dari pearson dengan rumus:

) )( ( x2 y2

xy rxy Σ Σ Σ =

diketahui bahwa :

ΣXY =

N y x xy−(Σ )(Σ )

Σ

ΣX2 =

N x x

2 2 −(Σ ) Σ

ΣY2 =

N y y

2 2 −(Σ ) Σ

2. Mencari persamaan garis regresi dengan rumus: Y = aX + K, dengan rumus Y-Y = a (X-X) Dimana ;

a = 2

X XY Σ Σ X = N X Σ Y = N Y Σ Keterangan :

Y : Kriterium X : Prediktor a : Bilangan Koefisien K : Bilangan Konstan

47


(40)

3. Mengadakan interpretasi terhadap pengaruh dalam hal ini menguji F regresi.

Tabel 3.1

Ringkasan Rumus Analisis Regresi Sumber

Variasi db Jk Rk Freg

Regresi (reg) Residu (res) Total (T) 1 N-2 N-1 2 2 ) ( X Xy Σ Σ

Σy2 – 2

2 ) ( X Xy Σ Σ

Σy2

reg reg db jk res res db jk res reg Rk Rk Keterangan :

db : daya beda

Jk : Jumlah Kuadrat

Rk : Rerata Kuadrat

Freg : harga bilangan –Funtuk garis regresi

3. Analisis lanjut

Analisis ini merupakan analisis lanjutan dari analisis uji hipotesa, yakni menginterpretasikan hasil tersebut. Jika Freg hitung > Ft, pada taraf Signifikansi 5%, maka hasil yang diperoleh signifikan atau hipotesis diterima. Begitu juga sebaliknya, jika Freg hitung < Ft, pada taraf Signifikansi 5%, maka hasil yang diperoleh non signifikan atau hipotesis ditolak.


(41)

BAB IV

GAMBARAN UMUM DESA KETAWANG KECAMATAN GRABAG

4. 1. Desa Ketawang Kecamatan Grabag

Desa Ketawang adalah salah satu desa dari 28 desa yang ada di Kecamatan Grabag. Desa ini dipimpin oleh bapak Sutrisno, yang bertindak sebagai kepala desa. Desa Ketawang sendiri terdiri dari tujuh dusun atau wilayah kekuasaan, yang masing-masing dusun dikepalai oleh Kepala Dusun (Kadus) atau bayan yang bertanggung jawab terhadap dusun yang dipimpinnya. Dusun–dusun tersebut adalah:

1. Dusun Pakel yang dipimpin oleh Bapak Suryanto yang baru saja terpilih dalam pemilihan Kadus tanggal 30 April 2005 yang lalu.

2. Dusun Bawang yang dipimpin oleh Bapak Sudarman 3. Dusun Ketawang yang dipimpin oleh Bapak Suprapto 4. Dusun Sorobayan yang dipimpin oleh Bapak Pringadi 5. Dusun Ngepoh yang dipimpin oleh Bapak Hadiyanto 6. Dusun Gubugan yang dipimpin oleh Bapak Dahroni 7. Dusun Maron yang dipimpin oleh Bapak Paryono

Dalam menjalankan tugas, Kepala Desa selain dibantu sekretaris desa, juga dibantu oleh beberapa Kaur (Kepala Urusan), adapun Kaur dalam Desa Ketawang adalah sebagai berikut:

1. Kaur Pemerintahan dibawah pimpinan Bapak Susanto

2. Kaur pembangunan dibawah pimpinan Bapak Pawit Waluyo. 3. Kaur Kesra dibawah pimpinan Bapak Saryono.

4. Kaur Keuangan dibawah pimpinan Bapak Eko Pribadi. 5. Kaur Umum dibawah pimpinan Bapak Winarsih.


(42)

Letak geografis, Desa Ketawang terletak dalam wilayah Kecamatan Grabag, sebelah utara berbatasan dengan Desa Banaran, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sugih Mas, sebelah barat berbatasan dengan Desa Salam, dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Magersari. Berdasarkan peta Desa Ketawang sebagaimana terlampir.

Desa Ketawang mempunyai luas wilayah 114 Ha, dengan jumlah penduduk 2735 jiwa (hasil sensus bulan januari 2004) yang terbagi dalam 19 RT dan 9 RW, dengan jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 1.379 orang dan jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 1.356 orang, dan terdapat 688 kepala keluarga.

Desa Ketawang boleh dikatakan tidak terlalu terpencil, dikarenakan desa ini tidak terlalu jauh dari pusat pemerintahan. Jarak dengan pemerintahan kecamatan sekitar 5 km, sedang jarak dengan pemerintahan kabupaten sekitar 40 km. Jalan ke desa Ketawang dapat ditempuh dengan angkutan yang tersedia, baik dengan angkutan pedesaan maupun dengan ojek yang berada di terminal Grabag.

Perekonomian, masyarakat Desa Ketawang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani ladang, hasil ladangnya diantaranya adalah jagung, lombok, ketela pohon, ketela rambat, kacang panjang dan kubis. Selain petani ada juga yang berdagang, namun sebagian besar pendapatan sehari-harinya ditopang oleh pembuatan kerajinan keranjang yang terbuat dari bambu, baik keranjang buah maupun kerajang tembakau.

Hampir setiap masyarakat di desa ini membuat kerajinan keranjang, karena itulah pekerjaan yang dapat menopang perekonomian mereka sehari-hari. Setiap harinya masyarakat dapat membuat sekitar 15-20 buah keranjang buah, yang setiap keranjang dihargai Rp.1000 rupiah. Namun berbeda pada saat musim panen tembakau tiba, yakni berkisar bulan juli sampai agustus, masyarakat lebih memilih membuat keranjang tembakau daripada keranjang buah, mereka beralasan dengan membuat keranjang tembakau maka akan mendapatkan keuntungan yang berlipat,


(43)

karena setiap keranjang tembakau perbijinya dihargai sekitar Rp. 40.000 sampai Rp. 80.000 rupiah, tergantung besar kecilnya ukuran.

Dalam mencari nafkah, masyarakat Desa Ketawang tidak terbatas pada daerahnya saja, melainkan juga banyak yang merantau ke luar daerah, seperti Semarang, Surabaya, Jakarta dan kota-kota lainnya. Di kota-kota tersebut ada yang bekerja menjadi karyawan pabrik, buruh bangunan, serabutan dan lain sebagainya. Tidak hanya di dalam negeri, bahkan sampai ada yang merantau ke luar negeri untuk menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Kesederhanaan masyarakat Desa Ketawang dapat dilihat dari masih aslinya bangunan rumah mereka yang merupakan ciri khas rumah orang Magelang. Ciri khas rumah tersebut yakni terdiri dari 2 bangunan dengan penampilan atapnya yang berbeda. Bangunan bagian depan atapnya berbentuk limasan yang menggambarkan bentuk-bentuk rumah yang banyak dijumpai di kawasan pedesaan.

Bangunan bagian belakang berbentuk segi enam mirip dengan bangunan stupa candi dan beratapkan jenis joglo. Bangunan ini menggambarkan bahwa Candi Borobudur terletak di Kabupaten Dati II Magelang, Bangunan berbentuk stupa ini juga dilengkapi dengan sebagian relief cerita seperti pada bangunan Candi Borobudur. Bangunan-bangunan rumah tersebut kebanyakan masih terbuat dari kayu.

Sosial kemasyarakatan, Sistem kekerabatan masyarakat setempat masih sangat erat, semisal ada tetangga yang mempunyai hajat, maka warga yang lain saling bergotong royong untuk membantu orang yang mempunyai hajat tersebut, mereka lakukan hal itu, karena mereka menyadari bahwa suatu saat mereka juga akan memerlukan bantuan orang lain. Apalagi dalam beberapa kesempatan yang menyangkut kepentingan bersama, maka gotong royong hukumnya adalah wajib.

Hal yang paling berkesan bagi penulis dalam melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Ketawang terutama di Dusun Pakel, adalah masyarakatnya yang ramah, sopan dan tidak mempersulit, sehingga membuat penulis dan teman-teman satu posko merasa kerasan tinggal disana. Setelah kami menyelesaikan KKN, hubungan kami pun tidak putus begitu saja, kami juga masih berhubungan dengan


(44)

masyarakat setempat, terkadang kami satu posko mengunjungi desa tersebut untuk bersilaturrahmi.

Pendidikan, Desa Ketawang mempunyai lembaga pendidikan diantaranya: satu Taman Kanak-Kanak, dua Sekolah Dasar (SD) yaitu SD Ketawang I yang berada di Dusun Ketawang, dan SD Ketawang II yang berada di Dusun Maron. Selain mempunyai tiga lembaga pendidikan umum, didesa ini juga mempunyai empat lembaga pendidikan yang berbasis agama yakni Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) yang berada di Dusun Bawang, Dusun Ketawang, Dusun Sorobayan dan Dusun Maron.

Dalam hal pendidikan, masyarakat Desa Ketawang kebanyakan lulusan dari SD dan SMP, kalau toh ada lulusan SMA dan Perguruan Tinggi itu jumlahnya tak sebanyak lulusan dari SD dan SMP. Kendala utama pendidikan adalah latar belakang ekonomi masyarakat yang kurang mampu, sehingga mereka tidak mampu untuk membayar sekolah.

Sebenarnya masyarakat sadar bahwa pendidikan itu penting untuk masa depan mereka, tapi bagaimana lagi, keadaan mereka yang memaksa untuk lebih mementingkan membantu orang tua dalam mencari nafkah daripada sekolah.

Sosial keagamaan, berbeda dengan pendidikan umum, pendidikan agama masyarakat desa ini dapat dibilang lebih baik, ini dibuktikan dengan banyaknya anak-anak yang ikut mengaji, baik yang diselenggarakan dirumah ustadz dimasing-masing dusun ataupun sekolah Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) yang ada di desa tersebut. Majunya pendidikan agama dibanding dengan pendidikan umum terletak pada faktor biaya pendidikan yang jauh lebih murah.

Di dusun Ketawang kegiatan belajar-mengajar agama (TPQ) dipusatkan dirumah ustadz Solihin. Walaupun tidak mempunyai gedung semewah dusun Bawang tetapi kurikulumnya sama, sebagaimana yang diajarkan di TPA dusun Bawang.


(45)

Namun TPQ ini hanya sampai pada kelas dua, setelah itu para siswanya sebagian melanjutkan TPQ di dusun Bawang.

Kegiatan belajar mengajar didusun ini perlu adanya perhatian pemerintah setempat, karena tempat belajarnya kurang mendukung, semisal para siswanya duduk dilantai yang masih berupa tanah serta beralaskan dengan tikar, serta hanya ada tiga bangku untuk menulis, sehingga sebagian lagi menulis diatas lantai, dan kegiatan belajarnya bergantian antara kelas satu dan kelas dua, papan tulisnya pun hanya satu setengah meter persegi. Apalagi kalau aliran listriknya mati, maka penerangannya berasal dari lentera kecil ataupun dengan lilin, itupun tidak bisa menerangi seluruhnya, sehingga tulisan yang ada di papan tulis sulit dapat terbaca.

Menurut data kependudukan desa Ketawang tahun 2005, seluruh masyarakat Desa Ketawang beragama Islam, di desa ini terdapat tujuh buah Masjid dan sepuluh buah mushola, untuk lebih rincinya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1

Sarana Ibadah Desa Ketawang Kecamatan Grabag

No Desa Masjid Musholla

1 2 3 4 5 6 7 Gubugan Ketawang Pakel Maron Sorobayan Ngepoh Bawang 1 1 1 1 1 1 1 - 2 2 1 2 - 3


(46)

Kegiatan keagamaan yang ada di desa ini meliputi selapanan, yakni pengajian yang rutin diadakan setiap 35 hari sekali, yasin dan tahlil yang diadakan setiap kamis malam di setiap dusun, pengajian ibu-ibu yang diadakan setiap malam minggu dan

pengajian rutin dalam menyambut hari besar Islam.

Tidak seperti pada dusun-dusun lainnya, kegiatan keagamaan di dusun Pakel jarang diadakan, di dusun ini hanya ada pengajian umum pada waktu-waktu tertentu, seperti pada acara hajatan dan syukuran. Meskipun jarang diadakan pengajian, namun antusisme masyarakat untuk mengikuti pengajian sangat tinggi, ini dibuktikan apabila ada pengajian di dusun atau desa lain, maka mereka tidak segan-segan berjalan kaki untuk menghadiri pengajian tersebut. Seperti halnya di dusun-dusun lainnya, pengajian yang rutin diadakan di dusun Pakel ini adalah pengajian setiap kamis malam yaitu membaca surat Yaasiin dan tahlil, yang bertempat di masjid untuk bapak-bapak dan di mushola untuk para pemuda.

Namun demikian, di dusun Pakel terdapat seorang tokoh yang berpengaruh selain tokoh dari pemerintahan desa, tokoh tersebut bernama Eko Demas, beliau tidak hanya dikenal di desanya, tetapi juga sudah di kenal sampai keluar kota. Beliau merangkul pemuda-pemuda yang ada di dusun tersebut, agar supaya tidak terbawa arus perubahan zaman. Beliau selalu mengadakan sholat serta dzikir bersama setiap malam jum’at kliwon, sholat dan dzikir tersebut diikuti oleh pemuda dan masyarakat setempat, bahkan juga ada yang berasal dari luar kota.

Berbeda dengan dusun Pakel, dusun Ketawang dan dusun Gubugan mempunyai tingkat rutinitas mengaji lebih tinggi, setidaknya dalam 35 hari sekali dikedua dusun tersebut terdapat pengajian selapanan. Namun aktifitas pengajian di dusun Gubugan lebih banyak, semisal kegiatan pengajian yang diadakan setiap kamis malam, selain membaca surat yaasiin mereka juga diberikan ceramah keagamaan oleh ulama setempat, terkadang juga dari luar dusun tersebut.


(47)

Masyarakat dusun Gubugan juga mempunyai tingkat ketaatan terhadap agama yang cukup tinggi, ini bisa dilihat ketika sholat wajib dilaksanakan, masjid terlihat penuh oleh para jamaah yang melaksanakan sholat lima waktu. Ada sebuah kejadian yang cukup mengagetkan penulis di dusun ini, yakni pelaksanaan sholat ashar dilaksanakan pada jam 16.30 yang biasanya dilaksanakan kurang lebih jam 15.00, menurut pak Dahroni yang juga sebagai kepala dusun, pelaksanaan sholat yang mundur dari waktu yang semestinya itu, dikarenakan menunggu masyarakat yang pada saat itu masih di ladang, sehingga tidak bisa melaksanakan sholat pada waktunya.48 Walaupun begitu pada saat dilaksanakannya sholat, masjid dipenuhi oleh para jamaahnya.

Seni budaya. Kesenian rakyat yang ada di desa Ketawang ini tak jauh berbeda dengan desa-desa lain yang ada di kecamatan Grabag maupun kecamatan-kecamatan lain yang berada dalam wilayah kabupaten Magelang, kesenian itu diantaranya adalah kesenian Kubrosiswo, warok, wayang orang dan rebana.

4. 2. Sekilas tentang Kesenian Kubrosiswo

Menurut pak Sutrisno kesenian Kubrosiswo berasal dari daerah Borobudur, kesenian ini selain berisi pesan-pesan dakwah juga bercerita tentang masa penjajahan dahulu hingga kemerdekaan. Dalam ceritanya disebutkan bagaimana para pejuang megorbankan harta, keluarga bahkan nyawanya untuk merebut kemerdekaan yang merupakan cita-cita bangsa sejak dahulu.49

Menurut beliau kesenian Kubrosiswo dikenal oleh masyarakat desa Ketawang khususnya di dusun Pakel semenjak tahun 1982, awal perkembangan kesenian ini di

48

Wawancara dengan pak Dahroni pada tanggal 8 februari 2005 49


(48)

dusun Pakel disambut antusiasme masyarakat yang sangat besar, karena senangnya dengan kesenian itu maka pada tahun itu juga dibentuk kelompok kesenian Kubrosiswo.50

Pak Sutrisno juga menuturkan dengan adanya dukungan yang diberikan oleh pemerintahan kecamatan dan kabupaten, dengan mengagendakan festival kesenian Kubrosiswo yang diadakan setiap tahun, memberikan motivasi tersendiri kepada para pemain dan pendukung kesenian ini, ditambah kelompok ini sering mendapatkan order untuk tampil ke desa lain dalam beberapa kesempatan, sehingga semangat untuk melestarikan kebudayaan nenek moyangnya juga cukup tinggi.

Namun seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan kesenian Kubrosiswo pada masa sekarang dapat dibilang menghawatirkan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor:51

1. Berasal dari para pemain dan pendukung kesenian Kubrosiswo. Pemain atau pendukung dari kesenian ini banyak yang bekerja diluar daerah, dengan banyaknya masyarakat yang merantau keluar daerah itulah mengakibatkan kekurangan pemain, walaupun kekurangan itu dapat ditutup oleh anggota dari anak-anak, namun menurut mereka kurang enak ditonton, disamping mengurangi keserasian fisik pemain, juga mengurangi keserasian dalam permainannya.

2. Berkembangnya atau majunya ilmu pengetahuan dan tehnologi. Dengan adanya televisi membuat mereka enggan dan malas untuk latihan, sehingga mengurangi kekompakan mereka pada saat tampil. Sedangkan dari segi antusiasme penontonnya, kalau dibandingkan dengan zaman dahulu masih kalah jauh, kalau zaman dahulu penontonnya sesak bahkan menurut cerita saling desak-desakan sehingga yang berada dibelakang tidak kelihatan,

50

wawancara dengan pak Sutrisno tanggal 17 Februari 2005 51


(49)

bahkan ada yang dibela-belain naik pohon agar supaya dapat melihat dengan jelas. Masyarakat sekarang merasa tontonan seperti itu dianggapnya sudah kuno dan tidak menarik lagi untuk ditonton, apalagi para pemudanya lebih tertarik nonton televisi yang banyak menyuguhkan acara yang lebih bagus dari kesenian itu.

3. Sepinya orderan untuk pentas dan kurangnya perhatian dari pemerintah kecamatan maupun pemerintahan kabupaten. Kelompok kesenian Kubrosiswo di Dusun Pakel ini pernah mengalami kejayaan, sekitar tahun 82 sampai 90-an. Pada saat itu kelompok kesenian ini sering dipanggil ke desa lain untuk tampil dalam rangka hajatan, baik nikahan, sunatan, maupun dalam rangka memperingati hari-hari besar baik nasional maupun keagamaan. Tidak itu juga, Kelompok kesenian ini sering mendapat juara dalam festival kesenian Kubrosiswo yang diselenggarakan baik ditingkat kecamatan maupun kabupaten. Sehingga para anggotanya mempunyai semangat untuk terus menerus dalam melestarikan kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyangnya tersebut. Tetapi masa-masa indah itu tinggal kenangan, sekarang orderan untuk pentas sepi dan kurangnya dukungan dari pemerintah kecamatan, membuat pemain dan pendukung kesenian ini kurang bersemangat.

Dalam upaya melestarikan seni dan budaya bangsa, masyarakat di dusun ini menurunkan ketrampilannya bermain kesenian Kubrosiswo kepada anak-anak mereka, yang merupakan generasi penerus dari dusun tersebut, mereka lakukan hal ini sejak dini sebagai tindakan preventif agar kesenian Kubrosiswo tidak musnah diterjang masa.


(50)

Setiap pementasan kesenian Kubrosiswo, maka akan melibatkan hal-hal yang mendukung terselenggaranya acara tersebut. Rangkaian kegiatan ini bertujuan untuk memberi kesan yang baik dalam setiap pementasan kesenian Kubrosiswo. Hal-hal itu meliputi:52

1. Pemain. Dalam setiap pementasan Kesenian Kubrosiswo memerlukan pemain sekitar 40 orang, yang terdiri dari 25 orang penari, 24 orang sebagai anggota, dan satu orang sebagai master atau komandannya yang bertugas memberi aba-aba, semua pemainnya laki-laki. Sedangkan yang memegang peralatan musiknya sebanyak 5 orang, yang kesemuanya juga laki-laki dan 2 orang yang melagukan syairnya, kadang dimainkan laki-laki kadang perempuan, Selebihnya sebagai pemain pengganti.

2. Peralatan musik.

Peralatan musik yang dipakai masih alat musik tradisional, yang terdiri atas satu tanjidor (bedug tanggung), tiga Bende, dan satu gendang. Agar syair-syair yang dibawakan dapat terdengar dengan jelas, dan untuk memeriahkan acara tersebut biasanya menggunakan sound system atau pengeras suara.

3. Perlengkapan pemain.

Sebelum tampil dalam pementasan, para pemain kesenian Kubrosiswo di rias terlebih dahulu. Agar terlihat serasi dalam penampilannya, para pemain memakai kostum tertentu yang seragam, serta memakai ikat kepala. Sedangkan master atau komandannya yang bertugas memberi aba-aba, memakai kostum dengan warna yang berbeda dengan pemain lainnya. Dalam pertunjukan para pemain dibagi menjadi dua bersap, satu baris memakai baju dan celana warna

52


(51)

merah, ikat pinggang biru dan ikat kepala berwarna hitam. Baris yang kedua memakai baju dan celana warna biru dan ikat pinggang warna merah dan ikat kepala berwarna hitam. Sedangkan Master atau pemimpinnya memakai baju dan celana berwarna ungu, ikat pinggang putih dan ikat kepala berwarna hitam.

4. Tempat pementasan. Tempat pementasan dibuat sekitar 25 m² dan dikelilingi bambu, dengan tujuan agar pada saat pemain ada yang kesurupan tidak lari kepenonton. Selain dikelilingi bambu biasanya diberi tenda (tratak), agar dapat terlindung dari panas dan hujan saat tampil.

5. Waktu pementasan.

Setiap pementasan kesenian Kubrosiswo dapat berlangsung selama 30 sampai 45 menit setiap kali tampil, namun pementasan ini bisa tampil dua kali dalam setiap pementasan, tergantung dari orang yang menanggap kesenian ini. Kalau permintaannya dua kali tampil, biasanya dimainkan siang dan malam harinya.

6. Sesajen.

Berhubung kesenian ini berbau mistik, maka sesaji tidak bisa dilepaskan. Sesaji ini terdiri dari telur ayam kampung, kembang setaman, bubur merah putih dan jatah pasar (bermacam makanan yang dibeli dari pasar).

4. 2. 2. Pesan-Pesan Dakwah dalam Kesenian Kubrosiswo

Kesenian Kubrosiswo mempunyai beberapa unsur pembentuk, salah satu unsur pembentuk tersebut adalah lagu atau nyanyian, dan lagu atau


(52)

nyanyian itu diantaranya terdapat beberapa pesan dakwah, dimana pesan-pesan dakwah itu meliputi tiga hal, yakni aqidah, syariah dan budi pekerti, dan kesemuanya itu sesuai dengan ajaran Islam yang bersumberkan Alqur’an dan Hadis. Pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam syair-syair kesenian Kubrosiswo itu ialah:53

1. Pesan dakwah yang meliputi bidang aqidah

Bahagia kito muda Islam Muda yang tunduk peraturan Bersembahyang pada siang malam Untuk ingat pada nikmat Tuhan Sholat yang 2x wajib lima waktu Dikerjakan dengan sungguh-sungguh Taatkanlah lelupa selalu

Karena takut Allah Tuhanku

2. Pesan dakwah yang meliputi bidang syariah

Para Muslimin podo bungah Puji syukur ing Gusti Allah Sasi rejeb tanggal pitulikur Allah animbali kanjeng rosul Nabi Muhammad kedawuhan Anindaake marang kewajiban Nindaake sholat 50 waktu

Kanggo sangune nyuwun pangestu 50 waktu mung kari limo

Kanggo ngenteng-ngenteng poro manungso Sholat iku wajibe kang mulyo

Ora abot lan ora rekoso Terjemah

Para Muslimin sama senang Puji syukur kehadirat Allah

53


(53)

Bulan rajab tanggal 27 Allah memanggil Rosulullah

Nabi Muhammad menerima perintah Menjalankan kepada kewajiban Menjalankan sholat 50 waktu

Buat bekal meminta restu (saat kita mati) 50 waktu tinggal lima

untuk memudahkan semua manusia Sholat itu kewajiban yang mulya Tidak berat dan tidak membebani Dengarkanlah saudara-saudaraku Aku akan bercerita padamu Menerangkanlah rukun agamamu Agar saudara siapa tahu

Lima perkara Banyak rukun Islam Agama suci di seluruh alam Ashaduala iilaha illallah Serta Muhammad utusan Allah Rukun pertama selesailah sudah Kedua kali mendirikan sholat

Lima kali sehari beribadah dengan pernah membaca kalimah Membayar zakat rukun yang ke tiga

Sesudah cukup seni sehartanya Puasa Romadhon yang keempatnya Dari awal sampai hari raya

Sekarang satu lagi penghabisan

Pergi ke Mekah mencari kesempurnaan Sudah cukuplah agaknya sekian

Salam dan maaf kami ucapkan Agomo kito agomo Islam Mewatoni rung awerni sekawan

Siji Qur’an loro hadis telu Isma’ (ijma’) papat liyas (Qiyas) Temurune kitab Qur’an iku

Marang gusti kanjeng Nabi Muhammad

Gunane kanggo angganti rukun kitab kang wis lami Terjemah

Agama kita agama Islam

Berpegang pada empat pedoman

Satu Qur’an dua hadits tiga Ijma’ empat Qiyas Turunnya kitab Qur’an itu


(54)

Kepada baginda Nabi Muhammad

Berguna untuk mengganti rukun kitab yang sudah lama Ayo simbah-simbah

Podho dong ibadah

Umure rak tambah ojo kakean polah Lamun rak ngibadah

Bakal nompo susah

Besok ning akherat mlaku-mlaku kecemplung kolah Terjemah

Ayo kakek-kakek

Sama-sama menjalankan ibadah

Umurnya tidak tambah jangan kebanyakan tingkah Tapi kalau tidak ibadah

Akan menerima susah

Besok di akherat jalan-jalan masuk ke kolam Ayo kakang-kakang

Podo dong sembahyang

Bumine wis goyang mundak rakaruang Lamun ora sembahyang

Awakmu sak carang Besok nong akherat

Mlaku-mlaku kecemplung blumbang. Terjemah

Ayo mas-mas

Sama melakukan sholat

Buminya sudah goyang tidak beraturan Kalau tidak sholat

Badanmu semuanya Besok di akherat

Jalan-jalan masuk ke kolam. Anake wong tani

Omahe ning pinggir kali

Podo wira-wiri goleki senenge ati Anake wong tani 2x

Omahe ning pingir kali Terjemah


(55)

Rumahnya dipinggir sungai

Sama kesana kesini mencari senangnya hati Anaknya orang tani 2x

Rumahnya dipinggir sungai Anake wong jowo

Lungo nonton bintang mudo

Ojo main moto mundak ora prayogo Anake wong jowo2x

Lungo nonton bintang mudo Terjemah

Anaknya orang jawa Pergi melihat bintang muda Jangan main mata nanti tidak baik Anaknya orang jawa2x

Pergi melihat bintang muda Ingatlah kepada Tuhan

Yang telah memberi kenikmatan Semua perhiasan dari Tuhan bagi manusia jadi hiburan Dunia-dunia yang indah ini Wajib kita atur yang rapi Menurut tuntunan dari Ilahi Yang tercantum dalam kitab suci

Rosulu-rosulu (Rosulullah-rosulullah) ya Muhammad Nabi pembawa amanat Ilahi

Sejarah harus diikuti Larangan harus dihindari

Putrane wong santri kudu tansah lungo ngaji Tansah lungo ngaji angudi ilmune Gusti Putro santri, putro santri putro utomo

Monggo poro sepuh meniko jaman wis tuwo Milo poro sepuh angudi ilmu agamo

Poro sepuh-poro sepuh pepunden kawulo Terjemah

Anaknya orang santri harus selalu mengaji

Pergi mengaji untuk mencari ilmu Allah (ilmu agama) Putra santri, putra santri, putra utama


(56)

Maka para orang tua sama-sama mencari ilmu agama Para orang tua- para orang tua teladan bagi kami Ayo poro konco podo golek ilmu Agomo Sebab waktu iki jamane

Jaman wis tuwo

Namun ora gelem ning akerat bakal ciloko 2x Terjemah

Ayo teman-teman sama-sama mencari ilmu agama Sebab waktu ini jamannya

Jaman sudah tua

Kalau tidak mau di akherat akan celaka 2x Ayo simbah, bapak, kakang, mbakyu podo lungo Lungo angibadah supoyo umure tambah

Ayo simbah, bapak kakang mbakyu Wis mangsane wong ngluru ilmu suci iku panjenengane Gusti Bondo biso entek jalaran dienggo terus

Ilmu biso tambah jalaran di udi terus Terjemah

Ayo kakek, bapak mas, mbak sama pergi Pergi beribadah supaya umurnya tambah

Ayo kakek, bapak, kakak, mbak sudah waktunya Orang mencari ilmu suci itu ilmu Allah

Harta bisa habis masalahnya dipakai terus Ilmu bisa tambah masalahnya di cari terus Ayo mbakyu-mbakyu

Podo ngudi ilmu

Besuk ning akherat bakale ketemu

Lamun rak mituhu bakale nompo blenggu Besok ning akherat mlaku-mlaku kejegur banyu Terjemah

Ayo mbak-mbak Sama mencari ilmu

Besok di akherat akan bertemu

Tetapi kalau tidak mencari akan menerima siksa Besok di akherat jalan-jalan masuk ke air


(57)

Men ojo keweleh marang Gusti Allah Ilingono siro urip ning donyo

Padane wong lungo mampir sedelok Iku temenono anggonmu ngaji Kanggo sangu kito wis tekan janji Hai pemuda junjung tanah airmu Republik Indonesia negoro mulyo Pancasila hidup dengan bahagia Hidup tentram damai tetap merdeka Terjemah

Saudaraku semua mari beribadah Agar tidak malu pada Allah Ingatlah kamu hidup di dunia

Seperti orang pergi hanya singgah sebentar Maka bersungguh-sungguhlah dalam mengaji Buat bekal saat kita mati

Hai pemuda junjung tanah airmu Republik Indonesia negara besar Pancasila hidup dengan bahagia Hidup tentram damai tetap merdeka

3. Pesan dakwah yang meliputi bidang budi pekerti atau ahlakul karimah

Bulan mulud bulan kelahiran Nabi Nabi besar ahir pesuruh Ilahi Muhammad Bangsa kesejahteraan sebagai umat Islam di seluruh alam Hai umat Islam

Bangun tak sudah mengikuti jejak Nabimu

Kerja bersama bangun tak sudah mengikuti jejak Nabimu


(58)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5. 1. Analisa Pendahuluan

Untuk mengetahui tentang adakah Pengaruh pesan-pesan dakwah dalam Kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang, penulis menggunakan angket yang berjumlah 40 pertanyaan, yang terdiri dari 20 pertanyaan untuk variabel independen dan 20 pertanyaan lagi untuk variabel dependen, dimana masing-masing mempunyai alternatif jawaban dengan ketentuan sebagai berikut:


(59)

5. Alternatif jawaban B mempunyai nilai 2 6. Alternatif jawaban C mempunyai nilai 1

Langkah pertama adalah memasukkan data-data hasil angket yang diperoleh kedalam tabel, kemudian diteruskan penghitungan dengan menggunakan rumus regresi linear. Adapun hasil angket untuk variabel X dan Y adalah sebagai berikut :

Tabel 5.1

Tabel Kerja Analisis Korelasi dan Regresi

NO X Y X² Y² XY

1 54 46 2916 2116 2484

2 54 53 2916 2809 2862

3 53 58 2809 3364 3074

4 52 56 2704 3136 2912

5 57 56 3249 3136 3192

6 52 52 2704 2704 2704

7 48 44 2304 1936 2112

8 57 47 3249 2209 2679

9 56 57 3136 3249 3192

10 57 55 3249 3025 3135

11 56 56 3136 3136 3136

12 57 59 3249 3481 3363

13 55 60 3025 3600 3300

14 55 57 3025 3249 3135

15 58 60 3364 3600 3480

16 56 53 3136 2809 2968

17 55 55 3025 3025 3025

18 53 57 2809 3249 3021

19 55 53 3025 2809 2915

20 57 60 3249 3600 3420

21 57 57 3249 3249 3249

22 56 56 3136 3136 3136

23 58 56 3364 3136 3248


(60)

25 55 57 3025 3249 3135

26 52 57 2704 3249 2964

27 44 45 1936 2025 1980

28 50 58 2500 3364 2900

29 50 56 2500 3136 2800

30 58 57 3364 3249 3306

31 50 56 2500 3136 2800

32 55 45 3025 2025 2475

33 45 57 2025 3249 2565

34 46 55 2116 3025 2530

35 47 58 2209 3364 2726

36 59 55 3481 3025 3245

37 59 60 3481 3600 3540

38 58 60 3364 3600 3480

39 58 60 3364 3600 3480

40 57 60 3249 3600 3420

41 54 57 2916 3249 3078

42 50 45 2500 2025 2250

43 57 47 3249 2209 2679

44 55 49 3025 2401 2695

45 48 55 2304 3025 2640

46 41 53 1681 2809 2173

47 55 60 3025 3600 3300

48 53 55 2809 3025 2915

49 57 60 3249 3600 3420

50 51 56 2601 3136 2856

51 58 57 3364 3249 3306

52 53 58 2809 3364 3074

53 57 57 3249 3249 3249

54 55 58 3025 3364 3190

55 58 57 3364 3249 3306

56 57 59 3249 3481 3363

57 58 57 3364 3249 3306

58 58 58 3364 3364 3364


(61)

60 58 58 3364 3364 3364

61 53 57 2809 3249 3021

62 57 60 3249 3600 3420

63 57 60 3249 3600 3420

64 57 60 3249 3600 3420

65 52 53 2704 2809 2756

66 56 53 3136 2809 2968

67 56 57 3136 3249 3192

68 57 55 3249 3025 3135

69 58 56 3364 3136 3248

70 56 58 3136 3364 3248

71 57 57 3249 3249 3249

72 57 57 3249 3249 3249

73 57 45 3249 2025 2565

74 56 45 3136 2025 2520

75 57 49 3249 2401 2793

76 54 56 2916 3136 3024

77 39 48 1521 2304 1872

78 52 46 2704 2116 2392

79 54 57 2916 3249 3078

80 50 46 2500 2116 2300

81 59 56 3481 3136 3304

82 57 54 3249 2916 3078

83 56 56 3136 3136 3136

84 56 60 3136 3600 3360

85 60 57 3600 3249 3420

86 59 47 3481 2209 2773

87 47 50 2209 2500 2350

88 55 56 3025 3136 3080

89 55 56 3025 3136 3080

90 42 54 1764 2916 2268

91 57 55 3249 3025 3135

92 50 43 2500 1849 2150

93 56 53 3136 2809 2968


(62)

95 55 58 3025 3364 3190

96 57 60 3249 3600 3420

97 56 54 3136 2916 3024

98 59 53 3481 2809 3127

99 58 57 3364 3249 3306

100 59 55 3481 3025 3245

TOTAL 5441 5479 298103 302263 298702

5. 2. AnalisisUjiHipotesis

Dari tabel distribusi frekwensi analisis pendahuluan diatas dapat diperoleh data sebagai berikut:

N = 100 ΣX = 5441 ΣY = 5479 ΣX Y = 298702 ΣX ² = 298103 ΣY ² = 302263

Selanjutnya data-data tabel yang telah ada dimasukkan dalam rumus Analisis regresi dengan langkah-langkah sebagai berikut

1. Mencari korelasi antara kriterium dan predictor, melalui teknik korelasi moment tangkar dari pearson dengan rumus:

) )( ( x2 y2

xy rxy

Σ Σ

Σ =

diketahui bahwa :

ΣXY =

N y x xy−(Σ )(Σ )

Σ

ΣXY = 298702– 5441 . 5479 = 298702 – 298112,39

100 ΣXY = 589,61


(63)

ΣX2 =

N x x

2 2 −(Σ ) Σ

ΣX2 = 298103 – (5441) 2 100

= 298103 – 296044,81 = 2058,19

ΣY2 =

N y y

2 2 −(Σ ) Σ

= 302263 – (5479) 2

100

= 302263 – 300194,41

= 2068,59

) )( ( x2 y2

xy rxy

Σ Σ

Σ =

rxy = 589,61

√ 2058,19 . 2068,59

= 589,61 = 0,285749595 dibulatkan menjadi 0,286

2063,38

Berdasarkan hasil diatas, dapat diketahui bahwa rxy = 0,286.

sedangkan rt pada taraf signifikansi 5 % = 0,195. Jadi rhit > rt, maka terdapat korelasi yang signifikan antara kriterium dan prediktor.

2. Mencari persamaan garis regresi dengan rumus: Y = aX + K, dengan rumus Y-Y = a (X-X)


(64)

a = 2 X XY Σ Σ X = N X Σ Y = N Y Σ Diketahui : N = 100 ΣX = 5441

ΣY = 5479 ΣXY = 589,61

ΣX2 = 2058,19

ΣY2 = 2068,59

a = 2 X XY Σ Σ

a = 589,61 = 0,28647015096 dibulatkan menjadi 0,286 2058,19

X =

N X

Σ

X = 5441 = 54,41 100

Y =

N Y

Σ

Y = 5479 = 54,79 100

Kemudian adalah mencari harga k, dengan rumus : K = Y – aX


(65)

K = 54,79 – 15,56126 = 39,22874 dibulatkan menjadi 39,23 Maka Y –Y = a (X – X)

Y – 54,79 = 0,286 (X – 54,41) Y = 0,286 X – 15,56126 + 54,79 Y = 0,286 X + 39,23

Jadi persamaan garis regresinya : Y = aX + k

Y = 0,286 X + 39,23 3. Mencari Nilai Freg

Untuk mendapatkan nilai Freg terlebih dahulu mencari Jkreg, Jkres dan Rkreg, Rkres. Adapun ringkasan-ringkasannya adalah analisis regresi dengan skor deviasi sebagai berikut :

Tabel 5.2

Ringkasan Rumus Analisis Regresi Sumber

Variasi Db Jk Rk Freg

Regresi (reg) Residu (res) Total (T) 1 N-2 N-1 2 2 ) ( X Xy Σ Σ

Σy2 – 2

2 ) ( X Xy Σ Σ

Σy2

reg reg db jk res res db jk res reg Rk Rk

Sebelum kita menghitung, sesuai dengan rumus tersebut telah diketahui :


(1)

K = 54,79 – 15,56126 = 39,22874 dibulatkan menjadi 39,23 Maka Y –Y = a (X – X)

Y – 54,79 = 0,286 (X – 54,41) Y = 0,286 X – 15,56126 + 54,79 Y = 0,286 X + 39,23

Jadi persamaan garis regresinya : Y = aX + k

Y = 0,286 X + 39,23 3. Mencari Nilai Freg

Untuk mendapatkan nilai Freg terlebih dahulu mencari Jkreg, Jkres dan Rkreg, Rkres. Adapun ringkasan-ringkasannya adalah analisis regresi dengan skor deviasi sebagai berikut :

Tabel 5.2

Ringkasan Rumus Analisis Regresi Sumber

Variasi Db Jk Rk Freg

Regresi (reg) Residu (res) Total (T) 1 N-2 N-1 2 2 ) ( X Xy Σ Σ

Σy2 – 2 2 ) ( X Xy Σ Σ Σy2

reg reg db jk res res db jk res reg Rk Rk

Sebelum kita menghitung, sesuai dengan rumus tersebut telah diketahui :


(2)

ΣXY = 589,61

ΣX2 = 2058,19

ΣY2 = 2068,59

Kemudian kita masukkan kedalam rumus : dbt = N –1

= 100-1 = 99 dbreg = 1

dbres = N – 2 = 100 – 2 = 98 Jkreg = 2

2 ) (

X Xy

Σ Σ = (589,61)2

2058,19

= 347639,9521

2058,19

= 168,9056657 dibulatkan menjadi 168,91 Jkres = Σy2 – 2

2 ) (

X Xy

Σ Σ

= 2063,38 - (589,61)2 2058,19 = 2063,38 – 168,91

= 1894,47

Rkreg = Jkreg dbreg

= 168,91 = 168,91 1

Rkres = Jkres dbres


(3)

98 Freg = Rkreg

Rkres = 168,91 19,33

= 8,7382307294 dibulatkan menjadi 8,74

Kemudian dimasukkan kedalam tabel rekapitulasi sebagai berikut :

Tabel 5.3

Rekapitulasi hasil penghitungan Freg

Sumber Variasi db Jk Rk Freg F tabel

B 0,05

Regresi (reg) 1 168,91 168,91 8,74 3,94

Residu (res) 98 1894,47 19.33

Total (T) 99 2063,38

5. 3. Analisis Lanjut

Dari hasil penghitungan yang telah dilakukan sebagaimana diatas, diketahui bahwa Freg adalah 8,74 sedangkan Ftabel pada taraf signifikansi 5% adalah 3,94. Dengan demikian Freg > Ftabel, maka terdapat pengaruh pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.


(4)

BAB VI PENUTUP

6. 1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1 Dalam Kesenian Kubrosiswo terdapat beberapa pesan dakwah yang terkandung dalam syair yang dinyanyikannya. Pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam kesenian Kubrosiswo terdiri dari pesan-pesan dakwah yang berkaitan dengan bidang aqidah, pesan dakwah yang berkaitan dengan bidang syariah dan pesan dakwah yang berkaitan dengan bidang budi pekerti atau ahlakul karimah. Adapun pesan dakwah tersebut, diantaranya sebagai berikut:

Para Muslimin podo bungah Puji syukur ing Gusti Allah Sasi rejeb tanggal pitulikur Allah animbali kanjeng rosul Nabi Muhammad kedawuhan Anindaake marang kewajiban Nindaake sholat 50 waktu


(5)

Kanggo sangune nyuwun pangestu 50 waktu mung kari limo

Kanggo ngenteng-ngenteng poro manungso Sholat iku wajibe kang mulyo

Ora abot lan ora rekoso

1 Berdasarkan penghitungan statistik untuk mencari korelasi antara kriterium dan prediktor, didapatkan kesimpulan, bahwa rxy = 0,286, sedangkan rt pada taraf signifikansi 5 % = 0,195, jadi rxy > rt, maka terdapat korelasi yang signifikan antara kriterium dan prediktor.

1 Setelah ditemukan korelasi yang signifikan, maka dilanjutkan dengan mencari pengaruh Variabel X terhadap variabel Y dengan menggunakan rumus regresi linear. Setelah diadakan penghitungan, diperoleh hasil Freg hitung = 8,74, dan Ftabel pada taraf signifikansi 5% = 3,94. Jadi Freg hitung > Ftabel, maka terdapat pengaruh yang signifikan, pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang.

6. 2. Saran

Untuk dapat dijadikan perhatian oleh semua pihak bahwa kesenian Kubrosiswo merupakan salah satu dari sekian banyak budaya bangsa yang harus dilestarikan keberadaannya agar anak cucu kita dapat menikmati kesenian tersebut. Sebagai anak bangsa tentunya tidak mau melihat kesenian yang sudah diwariskan turun temurun itu hilang begitu saja, karena keengganan kita untuk dapat merawat serta menunjukkan jatidiri bangsa, kalau bukan kita lalu siapa lagi yang mau melestarikannya. Untuk menghindari kepunahan kesenian tersebut hendaknya sejak dini perlu

dilakukan tindakan pencegahan, misalnya kita tidak bosan-bosannya selalu mengajarkan kesenian itu kepada anak cucu kita dan begitu terus selanjutnya.


(6)

Untuk mengoptimalkan pesan-pesan dakwah agar dapat diterima dengan lebih baik lagi, maka pesan-pesan dakwah dikemas tersendiri, dengan melagukan syair-syair itu sesuai dengan perkembangan zaman. Misalnya lagu dari kesenian itu tidak monoton satu lagu saja melainkan dapat dimainkan dengan lagu-lagu yang digandrungi oleh kawula muda, anak kecil, orang tua, agar supaya dapat manarik perhatian setiap pendengarnya.

Selain itu, sebelum pementasan dimulai atau pada saat istirahat, dibuat acara khusus yang menyajikan dakwah, misalkan ceramah dengan menjelaskan tentang pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam kesenian tersebut ataupun ceramah lain, itu akan lebih mudah diterima oleh masyarakat, sehingga perhatiannya dapat tercurahkan untuk mendengarkan ceramah, diharapkan dengan cara tersebut masyarakat akan lebih mudah menerimanya.

6. 3. Penutup

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, hal ini dikarenakan keterbatasan penulis dalam mengkaji masalah tersebut. Meskipun skripsi ini tersusun dalam kesederhanaan, penulis berharap semoga skripsi ini memberikan suatu manfaat baik bagi penulis, maupun pembaca.