Proses Komunikasi Lintas Budaya Mantan Au pair Indonesia dengan Keluarga Angkat Se Berada di Jerman

Lampiran Pertanyaan
Biodata Au pair
Informan I
Nama

: Evi Hairani Harahap

Jenis Kelamin

: Perempuan

Usia

: 23 tahun

Agama

: Islam

Alamat di Indonesia


: Serdang Bedagai, Sumatera Utara

Pendidikan terakhir

: Sarjana Pendidikan bahasa Jerman

Tempat tinggal di Jerman, lokasi Spesifik, masa tinggal sebagai Au pair
(contohnya :

Berlin, Agustus 2010-Agustus 2011): Berlin, September 2014-

Maret 2015, Hofheim am Taunus Maret-September 2015
Tingkat kemampuan bahasa asing sebelum menjadi Au pair di Jerman (Baik,
Menengah, Dasar)
Bahasa Jerman

: Menengah

Bahasa Inggris


: Menengah pasif

Bahasa Asing Lainnya : Tingkat kemampuan bahasa asing setelah menjalani masa tinggal sebagai au
pair (Baik sekali, Menengah, Dasar)

Bahasa Jerman

: Baik

Bahasa Inggris

: Menengah pasif

Bahasa Asing lainnya : Pekerjaan sekarang

: Sedang mencari pekerjaan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


1. Pertanyaan Personal
a. Bagaimana anda mendeskripsikan kehidupan anda sebelum menjadi Au pair di
Jerman?
Jawab: Saya adalah mahasiswa di universitas Negeri Medan, jurusan bahasa
Jerman.

b. Bagaimana anda tahu tentang program Au pair di Jerman?
Jawab: Dari semester awal aku udah tahu sih apa itu program au pair, udah
cari tau juga cuman belum interest (tertarik). Pas di semester enam, lihat
kakak senior pada ke Jerman berangkat sebagai Au pair untuk memperbaiki
bahasa dan bisa jalan-jalan juga, barulah aku mulai interest.

c. Bisakah anda menceritakan tentang perjalanan anda sehingga bisa menjadi Au
pair di Jerman?

Jawab: Aku buat profil di aupairworld.com utuk mencari gast familie
(keluarga angkat) di Jerman, setelah buat profil dan nyari-nyari keluarga yang
butuh untuk bulan Mei. Karena kan memang planning (rencana) aku udah siap
tamat langsung pergi ke Jerman. jadi aku udah nyari selama dua bulan tetapi

belum ada yang cocok, terus saat itu ada kakak senior yang bekerja sebagai
Au pair di Berlin dan nawarin untuk menggantikan dia di keluarga itu, setelah
itu aku email keluarga mereka, dan kami mencapai kesepakatan, mereka
ngirim kontrak dan kemudian aku apply visa ke Jakarta.

d. Apakah yang memutuskan anda untuk menjadi Au pair di Jerman? Adakah
dorongan teman atau keluarga?
Jawab: Karena aku interest sama bahasa terus aku juga suka bergaul dengan
orang-orang luar untuk komunikasi, aku interest disana, aku pikir setahun

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

disana pasti seru, untuk bergaul dan untuk berkomunikasi, mengenal ora ng
orang baru. Au pair juga merupakan program belajar sambil bekerja, bekerja
dalam arti menghandle (mengatur) anak-anak, dan lebih fun (seru) karena kita
bermain dengan anak-anak. Di pemikiran aku itu setahun itu untuk have fun
untuk travelling, untuk jalan-jalan tanpa biaya orang tua. Ini merupakan batu
loncatan aku untuk dikasih jalan ke Eropa..


e. Apakah anda pernah tinggal di luar negeri sebelumnya atau sekedar berwisata
ke negara asing sebelumnya?
Jawab: Tidak pernah
f. Apakah anda datang ke Jerman sebagai Au pair untuk pertukaran budaya dan
memperlajari bahasa Jerman ataukah untuk menghasilkan uang?
Jawab: Tujuan utamaku adalah untuk belajar dan memperbaiki kemampuan
bahasa Jermanku sekalian jalan-jalan ke Eropa.

g. Bagaimana anda mempersiapkan diri anda untuk bekerja sebagai Au pair di
Jerman, Misalnya apakah anda mendaftar di agensi berbayar atau website Au
pair gratis, atau rujukan dari teman anda atau tanpa persiapan sama sekali?

Jawab: Aku udah cari-cari keluarga angkat melalui website aupairworld.com,
cuman udah dua bulan aku masih belum dapat keluarga angkat, belum ada
yang match (cocok). Kebetulan ada kakak senior yang menjadi Au pair di
Berlin, nawarin mau gak replace (mengganti) sama dia di keluarga angkat itu,
terus aku email keluarga itu, kita sepakat, dia ngirim kontrak dan aku apply
visa ke Jakarta. Sekitar pertengahan September 2014 aku berangkat ke Jerman
dari Medan sebagai au pair.


Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

h. Bagaimana anda mendeskripsikan kehidupan anda setelah menjadi Au pair di
Jerman?
Jawab: Hidup aku setelah menjadi au pair, aku jadi lebih sadar bahwasaya
kita memang harus disiplin terhadap waktu, kebersihan, mandiri dan mental
aku juga tertempa dan aku juga belajar berani melangkah dari zona aman.

2. Proses komunikasi lintas budaya dengan keluarga angkat
a. Bisakah anda menggambarkan hubungan anda dengan keluarga angkat anda?
Jawab: Hubunganku dengan keluarga angkatku yang pertama bisa dibilang
kurang baik, komunikasinya tertutup kurang baiklah dengan ibu angkatnya.
Udah beberapa bulan disana ibu angkatku komplain dengan bahasa aku yang
masih kurang, karena sering salah paham dan aku gak ngerti. Jadi karena
udah gak ada

komunikasi yang baik jadi apa-apa itu jadi


diam—diam,

terakhir itu gak ada komunikasi. Lagian disana kerjaku itu lebih banyak
ngerjain pekerjaan rumah daripada menghandle anak-anaknya, terus aku
berpikir untuk apa stay (tinggal) lama disitu kalau kerjaku cuman ngerjain
rumah, karena kan untuk memperbaiki bahasa itu kan dengan interaksi. Kalau
bapak angkatku itu baik, anak-anakku baik. Tapi yaitu tadi ada perbedaan itu.
udah gak baik dari awal jadi ya diam-diam. Terus aku memutuskan diri untuk
pindah keluarga lagi setelah enam bulan aku menjadi Au pair di Berlin karena
aku udah gak tahan dengan ibu angkatnya, setelah diskusi mereka setuju.
Keluarga angkatku yang kedua tinggal di Hofheim am Taunus, anaknya cuman
satu dengan ibu yang merupakan single parent, disitu aku diperlakukan
berbeda sekali. Aku dianggap sebagai keluarga, sebagai kakak sama si

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

anaknya, kerjaku disana cuman main sama anaknya, jauh berbeda dengan di

keluarga angkatku yang pertama di mana aku lebih banyak bekerja sama
pekerjaan rumah tangga. Tinggal di keluarga itu banyak membuatku berpikir
positif, aku selalu diikutkan dalam kegiatan keluarga, misalnya kalau ibu
angkatku ada kor atau anaknya ada les musik atau pertunjukan musik aku
diajak, aku betul-betul dirangkul sebagai anggota keluarga mereka. Jadi
karena mereka welcome, aku juga gak canggung untuk mendekatkan diri sama
keluarga mereka, aku gak canggung lah. Saling kerja sama mengerjakan
pekerjaan rumah tangga dengan keluarga itu.

b. Bagaimana pengalaman anda di bulan-bulan pertama menjadi au pair ?
Jawab: Awal aku datang ke Berlin, mereka welcome, aku dijemput sama
keluarga

tersebut dan makan bareng di restoran Turki. Di awal-awal aku

masih canggung karena bahasa jerman aku masih standar, mereka mungkin
agak gimana gitu melihat aku dengan bahasaku yang masih belepotan.

c. Bagaimana anda mulai membuka diri dengan keluarga angkat anda?
Jawab: Aku udah nyoba untuk mendekatkan diri, contohnya untuk makan

bersama, tapi aku melihat ibu angkatku kurang senang kalau aku join
(bergabung), aku merasa dia gak suka, aku gak tahu alasannya apa, mungkin
dia udah kesal di awal sama aku, aku bisa melihat dari raut wajahnya, dia
bilang kamu udah beberapa bulan disini bahasamu kok masih kurang bagus,
dia gak ada memotivasi aku atau mengajak aku. Ya gimana, walaupun aku
jurusan bahasa Jerman, bahasa jermanku masih standar dan justru itu
tujuanku jadi Au pair ke Jerman untuk memperbaiki bahasaku, tapi dia gak
terima itu dia mau yang perfect (sempurna). Aku juga udah pernah sharing

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

sama kakak senior kalau ibu angkatku itu memang gak dekat sama aupairnya.
Jadi aku menutup dirilah, ngapain aku membuka diri kalau dia aja gak suka.
Terus di keluarga angkatku yang kedua aku betul-betul dirangkul sebagai
anggota keluarga mereka. Jadi karena mereka welcome, aku juga gak
canggung untuk mendekatkan diri sama keluarga mereka, aku gak canggung
lah.


d. Au pair dianggap sebagai anggota keluarga. Apakah anda merasa sudah
dianggap sebagai anggota keluarga di mata anda oleh keluarga angkat anda?
Jawab: Kalau di keluarga angkat yang pertama aku gak merasa jadi anggota
keluarga mereka ada keterbatasan aja, contohnya kalau anaknya ulang tahun,
aku gak dilibatkan, aku juga gak coba untuk melibatkan diri, itu tadi mungkin
karena komunikasi yang udah gak baik di awal, dari masalah kecil aja bisa
jadi masalah besar sama dia. Dia sering marah-marah meskipun dia tahu dia
salah, dia gak mau minta maaf, jadi setelah itu aku juga gak peduli. Kalau di
keluarga angkatku yang kedua aku dianggap sebagai keluarga, sebagai kakak
sama si anaknya, kerjaku disana cuman main sama anaknya, jauh berbeda
dengan di keluarga angkatku yang pertama di mana aku lebih banyak bekerja
sama pekerjaan rumah tangga. Tinggal di keluarga itu banyak membuatku
berpikir positif, aku selalu diikutkan dalam kegiatan keluarga, misalnya kalau
ibu angkatku ada kor atau anaknya ada les musik atau pertunjukan musik aku
diajak, aku betul-betul dirangkul sebagai anggota keluarga mereka.

e. Apakah anda menghadiri sekolah bahasa Jerman dan bagaimana perasaan anda
menghadiri sekolah bahasa jerman selama masa tinggal anda di Jerman?

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

Jawab: Di keluarga angkatku yang pertama aku gak menghadiri kursus
bahasa, meskipun aku sudah menanyakan gimana dengan kursus bahasaku,
terus ibu angkatku bilang kamu belajar komunikasi dulu di rumah ini, jangan
menghadiri kursus bahasa dulu. Jadi aku berpikir mereka gak peduli. Di
keluarga angkatku yang kedua, di minggu pertama aku langsung diajak untuk
medaftar di kursus bahasa, karena ibu angkatku mengatakan hal yang utama
untuk memperbaiki bahasa, mereka betul-betul mensupport aku. Perasaanku
senanglah pastinya, bertemu dengan teman-teman baru dari berbagai negara,
senang lah punya teman baru dengan lingkungan yang baru.

3. Pengetahuan akan nilai-nilai budaya Jerman
a. Apakah anda sudah menemukan dan menggali pengetahuan tentang budaya
dan bahasa Jerman, dan seperti apa anda memposisikannya sebagai hal yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan?
Jawab: Ya, kalau dari budaya di keluarga yang pertama yang paling aku
pelajari ialah tentang kedisiplinan, adanya jadwal nonton TV yang strict
(teratur keras) sama anaknya, keterus terangan kalau gak suka sama sesuatu.
Kalau dari keluarga angkat yang kedua, aku belajar gimana cara menikmati
hidup, relax dan lebih nyantai, so far semuanya menguntungkanlah.

b. Apakah yang anda lakukan setelah menyelesaikan kontrak sebagai au pair ?
Jawab: Aku sih dulu kepikiran untuk ikut program FSJ (Pekerja sosial), tetapi
karena dorongan heimweh (rindu keluarga) dan orang tua juga nyuruh buat
pulang aja, kerja di Indonesia, ya jadi aku memutuskan untuk pulang dan
mencari pekerjaan disini.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

c. Menurut anda apakah program Au pair merupakan hal yang bagus untuk
belajar mengenai kebudayaan lain? Berikan alasan anda!
Jawab: Sangat bagus dan membantu, salah satunya untuk memperbaiki
bahasa Jerman kita, kita mengenal budaya dan sesuatu yang baru, mengenal
karakter orang yang baru, tata dan peraturan yang beda sama Indonesia terus
kita bisa jalan-jalan juga keliling Eropa, kita juga bangga kalau tanpa uang
orang tua kita bisa jalan-jalan keliling Eropa.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Informan II
Nama

: Rangga Pratama Sutikno

Jenis Kelamin

: Laki laki

Usia

: 25 tahun

Agama

: Islam

Alamat di Indonesia

: Medan, SUMUT

Pendidikan terakhir

: Sarjana Pendidikan bahasa Jerman

Tempat tinggal di Jerman, lokasi Spesifik, masa tinggal sebagai Au pair
(contohnya : Berlin, Agustus 2010-Agustus 2011): Breitbrunn am Ammersee,
Bayern München, Mei 2013- Mei 2014
Tingkat kemampuan bahasa asing sebelum menjadi Au pair di Jerman (Baik,
Menengah, Dasar)
Bahasa Jerman

: B2, Baik

Bahasa Inggris

: Menengah Pasif

Bahasa Asing Lainnya : Spanyol, dasar
Tingkat kemampuan bahasa asing setelah menjalani masa tinggal sebagai au
pair (Baik sekali, Menengah, Dasar)

Bahasa Jerman

: C1 Baik sekali

Bahasa Inggris

: Menengah Pasif

Bahasa Asing lainnya : Spanyol, Dasar
Pekerjaan sekarang

: Ausbildung sebagai Medizinische Fachangestellter
(Asisten

Dokter)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

1. Pertanyaan Personal
a. Bagaimana anda mendeskripsikan kehidupan anda sebelum menjadi Au pair di
Jerman?
Jawab: Kehidupanku sebagai mahasiswa biasa saja, fokus untuk tugas akhir
dan memang aku niat mau pergi dan hidup di Jerman jadi aku gak punya fokus
untuk ngapa-ngapain selain ke Jerman

b. Bagaimana anda tahu tentang program Au pair di Jerman?
Jawab: Aku tahu program ini dari cerita-cerita kakak senior di kampus, sejak
semester dua dan aku tertarik dengan program ini, aku studi jurusan sastra
Jerman ya harus ke Jerman lah

c. Bisakah anda menceritakan tentang perjalanan anda sehingga bisa menjadi Au
pair di Jerman?

Jawab: Jadi aku kan punya senior yang udah tinggal dan kerja di Jerman, Au
pair adalah hal yang biasa yang dilakukan oleh kakak senior setelah wisuda.
Mereka menyarankan aku untuk daftar di website aupairworld.com selain
prosesnya mudah juga gratis. Adasih tawaran dari kakak senior untuk gantiin
dia di Gast familie (Keluarga angkat) dia sebelumnya, tapi aku mau coba
pengalaman baru aja melalui website.

d. Apakah yang memutuskan anda untuk menjadi Au pair di Jerman? Adakah
dorongan teman atau keluarga?
Jawab: Aku kan lulusan sastra Jerman, dan aku tahu cara terbaik untuk
mempraktikkan bahasaku yang selama ini ku pelajari adalah dengan berbicara
langsung dan berinteraksi langsung dengan orang Jerman yaitu dengan pergi
ke Jerman, lagian aku juga kepengin melanjutkan studi ke Jerman. Oleh

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

karena itu cara terbaik dan termudah buat aku adalah dengan menjadi Au pair
ke Jerman. Gak ada dorongan dari keluarga, mereka gak tau ya program Au
pair itu apa yang penting anaknya lulus dari sastra jerman berangkat ke
Jerman, hahahaha. Dorongan dari teman ada, terutama dari kakak senior.

e. Apakah anda pernah tinggal di luar negeri sebelumnya atau sekedar berwisata
ke negara asing sebelumnya?
Jawab: Tidak pernah
f. Apakah anda datang ke Jerman sebagai Au pair untuk pertukaran budaya dan
memperlajari bahasa Jerman ataukah untuk menghasilkan uang?
Jawab: Tujuan utamaku adalah untuk belajar dan memperbaiki kemampuan
bahasa Jermanku, kalau uang itu cuman bonus aja, ya meskipun gajinya lebih
lumayan ketimbang kerja di Indo untuk fresh graduate kan.

g. Bagaimana anda mempersiapkan diri anda untuk bekerja sebagai Au pair di
Jerman, Misalnya apakah anda mendaftar di agensi berbayar atau website Au
pair gratis, atau rujukan dari teman anda atau tanpa persiapan sama sekali?

Jawab: Jadi aku itu lulus wisuda bulan Mei tahun 2013, nah aku udah daftar
di website aupairworld.com dari bulan januari 2013, situs ini gratis jadi aku
gak ngeluarkan biaya sama sekali. Aku mulai kontak-kontakan dengan
keluarga angkatku dari website ini sejak akhir bulan Maret, lalu seperti biasa
skype-an sampai dua kali sampai dia ngirim kontrak ke emailku lalu kita
setujui. Pertengahan bulan april aku apply visa Au pair ke Jakarta, dan
seminggu setelah wisuda di bulan Mei aku berangkat ke Jerman dari Jakarta,
tiketnya keluarga angkatnya duluan yang bayarin. Kesepakatan kita itu tiket
setengah dariku dan setengah darinya, nanti dipotong gaji per bulan.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

h. Bagaimana anda mendeskripsikan kehidupan anda setelah menjadi Au pair di
Jerman?
Jawab: Aku merasa kehidupanku semakin baik, dengan bertambahnya
pengalaman dan wawasan di negara lain yang sangat berbeda dari Indonesia.
Hidupku jadi lebih mandiri, mental menjadi lebih kuat dan berpikir lebih
terbuka.

2. Proses komunikasi lintas budaya dengan keluarga angkat
a. Bisakah anda menggambarkan hubungan anda dengan keluarga angkat anda?
Jawab: Hubunganku dengan keluarga angkatku sangat baik, bahkan sampai
sekarang aku masih mengunjungi mereka jika aku ada Freizeit (waktu luang),
aku juga masih mengunjungi mereka saat natal atau Osterferien (Paskah). Aku
dekat sekali dengan ibu angkatku juga dengan adik-adik angkatku.

b. Bagaimana pengalaman anda di bulan-bulan pertama menjadi au pair ?
Jawab: Pengalamanku gimana ya.. ya gitulah, biasa. Di awal memang agak
sulit karena Gast vater (ayah angkat) gak suka sama aku, karena aku laki-laki,
biasanya kan Au pair itu perempuan, aku juga gak tau kenapa dia gak suka
samaku tapi aku gak peduli. Ibu angkatku baik sekali, kami sering masak
bersama, aku sering cerita apa saja sama ibu angkatku meskipun dia tukang
gosip juga, maklumlah kami di Jerman tinggalnya juga di kampung ya kan.
Untuk adik angkat, aku gak ada masalah sama sekali meskipun mereka berdua
perempuan karena mereka udah terbiasa punya au pair, Au pair mereka
sebelum aku cewek dari Madagaskar.

c. Bagaimana anda mulai membuka diri dengan keluarga angkat anda?

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Jawab: Masak makanan Indonesia, seperti Rendang dan Soto dan
Alhamdulillah mereka suka masakanku. Aku juga sering cerita-cerita dengan
ibu angkatku, dia juga gitu cerita apa aja. Gak perlu waktu lama sekitar dua
bulan gitu kami udah akrab, pas sommer kami sering ke Ammersee (nama
danau di Bayern) berjemur dan berenang disana, kami udah akrab lah. Aku sih
gak peduli dia gosipin juga apa yang aku ceritakan sama orang lain disana.

d. Bagaimana anda bisa tahu kalau anda digosipin?
Jawab: Jadi tetangga dia punya Au pair juga, jadi ibu angkatnya si Au pair ini
cerita ke dia dan dia cerita ke aku, jadi lain kali kalau aku cerita aku filterfilter deh.

e. Bagaimana mereka memperlakukan anda dan bagaimana anda melihat diri
anda sendiri di mata mereka?
Jawab:

Mereka

memperlakukanku

sangat

baik,

mereka

melengkapi

kebutuhanku sehari-hari juga membayar kursus bahasa jermanku.

f. Au pair dianggap sebagai anggota keluarga. Apakah anda merasa sudah
dianggap sebagai anggota keluarga di mata anda oleh keluarga angkat anda?
Jawab: Ya, aku merasa udah dianggap sebagai anggota keluarga mereka.
Kami sarapan dan makan malam bersama, kadang-kadang kami grillen
(Memanggang-manggang). Kalau aku pulang malam pas wochenende (akhir
pekan) dan bus gak ada lagi ke rumah, mereka jemput aku ke stasiun S-bahn.
Pokoknya aku merasa jadi bagian keluarga itulah.

g. Apakah anda menghadiri sekolah bahasa Jerman dan bagaimana perasaan anda
menghadiri sekolah bahasa jerman selama masa tinggal anda di Jerman?

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Jawab: Ya, keluarga angkatku membayari kursus bahasa jermanku selama 3
semester hingga sampai sekarang aku memiliki kemampuan bahasa Jerman
level C1, syarat studi di Jerman udah terpenuhi. Selama aku mengikuti kursus
bahasa, aku senang sekali, selain memperbaiki kemampuan bahasa jermanku,
aku juga bertemu banyak orang dari negara asing, dan menjalin pertemanan
dengan mereka sampai sekarang. Di kursus juga banyak belajar tentang
kebudayaan jerman lainnya.

3. Pengetahuan akan nilai-nilai budaya Jerman
a. Apakah anda sudah menemukan dan menggali pengetahuan tentang budaya
dan bahasa Jerman, dan seperti apa anda memposisikannya sebagai hal yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan?
Jawab: Ya, aku sudah menggali kebudayaan Jerman, dan menurutku untuk
keseluruhannya
menghargai

baik, tentang

waktu

dan

bagaimana

kebebasan.

So

mereka
far

berpikiran

semuanya

terbuka,

menurut

aku

menguntungkanlah. Kecuali makanannya,tapi itu masalah gampang aku lebih
sering masak masakan Asia di rumah.

b. Apakah yang anda lakukan setelah menyelesaikan kontrak sebagai au pair ?
Jawab: Aku mengikuti program Bundesfreiwilligendienst (pekerja sosial)
selama setahun, dan akhir nya sekarang bisa studi lagi dengan melanjutkan
Ausbildung sebagai Medizinishe Facangestellter (Asisten dokter)

c. Menurut anda apakah program Au pair merupakan hal yang bagus untuk
belajar mengenai kebudayaan lain? Berikan alasan anda!
Jawab: Sangat bagus, alasannya disini kita bisa belajar bahasa, budaya, serta
membuka wawasan kita tentang negara lain secara langsung di tempat nya.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Informan III
Nama

: Friska Y. Tobing

Jenis Kelamin

: Perempuan

Usia

: 23 tahun

Agama

: Kristen

Alamat di Indonesia

: Pematang Siantar, SUMUT

Pendidikan terakhir

: Sarjana Pendidikan bahasa Jerman

Tempat tinggal di Jerman, lokasi Spesifik, masa tinggal sebagai Au pair
(contohnya : Berlin, Agustus 2010-Agustus 2011): Breitbrunn am Ammersee,
Bayern München, Mei 2014- Mei 2015
Tingkat kemampuan bahasa asing sebelum menjadi Au pair di Jerman (Baik,
Menengah, Dasar)
Bahasa Jerman

: Menengah

Bahasa Inggris

: Menengah aktif

Bahasa Asing Lainnya : Tingkat kemampuan bahasa asing setelah menjalani masa tinggal sebagai au
pair (Baik sekali, Menengah, Dasar)

Bahasa Jerman

: Baik

Bahasa Inggris

: Menengah aktif

Bahasa Asing lainnya : Pekerjaan sekarang

:Guru

TK

International

Christian

School

Balikpapan, Kalimantan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

1. Pertanyaan Personal
a. Bagaimana anda mendeskripsikan kehidupan anda sebelum menjadi Au pair di
Jerman?
Jawab: Kuliah, ngerjain skripsi dan sebelum jadi Au pair itu aku takut
kemana-mana, parno-an, harus ada teman kemana-mana, kurang mandiri,
kurang bisa berfikir sendiri.

b. Bagaimana anda tahu tentang program Au pair di Jerman?
Jawab: Aku tahu program ini dari kakak stambuk (alumni) yang udah disana
sejak semester dua di bangku kuliah, mendengar pengalaman mereka yang
menarik yang bisa belajar lebih dalam bahasa Jerman dan bisa juga jalanjalan ke negara tetangga-tetangga Jerman jadi ada rasa tertarik untuk menjadi
au pair.

c. Bisakah anda menceritakan tentang perjalanan anda sehingga bisa menjadi Au
pair di Jerman?

Jawab: Jadi aku punya kakak senior (Kak Rangga) yang menjadi Au pair di
daerah Bretibrun Am Ammersee, dia jadi Au pair di salah satu keluarga, dia
nawarin mau gak jadi Au pair di keluarga yang menjadi sahabat keluarga
angkat dia. Jadi aku dan dua teman aku yang lainnnya kirim email ke keluarga
ini, tapi cuman aku yang lolos buat email-emailan selanjutnya.

d. Apakah yang memutuskan anda untuk menjadi Au pair di Jerman? Adakah
dorongan teman atau keluarga?
Jawab: Satu semester sebelum wisuda, aku memutuskan untuk menjadi au
pair, selain mencari pekerjaan disini susah dapatnya dan selagi muda kenapa
gak jadi Au pair aja untuk mengambil pengalaman, belajar disana dulu setelah

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

fokus untuk cari pekerjaan yang sesungguhnya, selain bisa belajar bahasa
Jerman lebih dalam aku juga tertarik untuk jalan-jalan ke negara-negara
tetangga Jerman dengan tinggal di keluarga angkat dengan biaya yang minim.

e. Apakah anda pernah tinggal di luar negeri sebelumnya atau sekedar berwisata
ke negara asing sebelumnya?
Jawab: Tidak pernah
f. Apakah anda datang ke Jerman sebagai Au pair untuk pertukaran budaya dan
memperlajari bahasa Jerman ataukah untuk menghasilkan uang?
Jawab: Tujuan utamaku adalah untuk belajar dan memperbaiki kemampuan
bahasa Jermanku sekalian jalan-jalan ke negara-negara tetangga Jerman
dengan tinggal di keluarga angkat dengan biaya yang minim.

g. Bagaimana anda mempersiapkan diri anda untuk bekerja sebagai Au pair di
Jerman, Misalnya apakah anda mendaftar di agensi berbayar atau website Au
pair gratis, atau rujukan dari teman anda atau tanpa persiapan sama sekali?

Jawab: Pertengahan Mei aku wisuda, dan gak sampai di akhir bulan aku
berangkat ke Jerman. Awalnya aku mendapatkan keluarga angkat dari rujukan
senior yang menjadi Au pair di keluarga angkat yang menjadi sahabat
keluarga angkatku. Setelah itu komunikasi melalui email, setelah itu nego
segala macam tentang apa yang ku dapatkan sebagai Au pair mereka. Terus
aku apply visa. Untuk prosesnya memakan waktu tiga bulan lah semuanya dari
komunikasi dengan keluarga angkat di awal sampai apply visa.

h. Bagaimana anda mendeskripsikan kehidupan anda setelah menjadi Au pair di
Jerman?

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Jawab: Hidup aku semakin baik, setelah aku jadi Au pair aku jadi lebih
mandiri, lebih tegas, fokus, tepat waktu dan menjaga kesehatan makanan .

2. Proses komunikasi lintas budaya dengan keluarga angkat
a. Bisakah anda menggambarkan hubungan anda dengan keluarga angkat anda?
Jawab: Hubunganku dengan kedua keluarga angkatku terbilang baik sekali
deh, aku gak punya masalah dengan orang tua angkatku kecuali pernah sakit
hati sama anak-anaknya aja, contohnya anak-anak keluarga angkatku yang
pertama bilang kalau aku ini orang aneh dan orang asing, karena cuman aku
yang berambut hitam di daerah itu, terus kalau anaknya nyuruh aku beliin

sesuatu terus aku bilang gak bisa mereka bilang ―kenapa gak bisa, orang tua
aku kan bayar kamu‖ hal itu kan gak lazim ya dibilang anak-anak apalagi dia
baru delapan tahun. Nah di bulan kedelapan masa au pairku, aku harus
pindah keluarga, di mana itu dicarikan sendiri oleh keluarga angkat aku,
mereka punya masalah internal yang mengharuskan ibu angkatku untuk
berhenti bekerja dan fokus menjadi ibu rumah tangga,kebetulan dia punya
teman yang juga sedang mencari Au pair jadi aku pindah deh di keluarga itu.
Keluarga angkatku yang kedua juga sangat baik, jatah liburanku lebih banyak
daripada di keluarga yang pertama, aku juga gak punya masalah dengan
anak-anaknya mereka welcome sama aku.

b. Bagaimana pengalaman anda di bulan-bulan pertama menjadi au pair ?
Jawab: Pelajaran bahasa Jerman yang didapatkan di Universitas kan beda
dari bahasa sehari-hari, pas di awal-awal aku gak mengerti dengan bahasa
sehari-hari mereka dan aksen mereka. Pas di bulan kedua atau ketiga baru

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

aku mulai ngerti

dan kalau ada yang aku gak ngerti dan gak paham

maksudnya ya ditanya. Terus aku kan merupakan Au pair pertama di kelaurga
mereka, anak-anak mereka belum terbiasa dengan au pair, jadi mereka
mengatakan aku aneh dan orang asing, karena hanya aku sendiri yang punya
rambut hitam di keluarga itu dan di daerah itu tapi akhirnya mereka ngerti sih
setelah orang tua mereka jelasin. Meskipun aku memang udah belajar tentang
kebudayaan dan gaya hidup mereka, tetap kaget aja di awal-awal, tentang
kedisiplinan mereka soal waktu di mana satu detik aja sangat berharga bagi
mereka, mereka hitung jam kerja aku berapa dan yang dulu sering telat jadi
terasa disana, tapi mereka bilang sih lain kali harus tepat waktu kalau aku
telat dan kalau makan harus benar-benar rapi gak boleh bersisa.

c. Bagaimana anda mulai membuka diri dengan keluarga angkat anda?
Jawab: Pertama aku nanya kak Rangga (Senior aku) gimana cara
mendekatkan diri dengan keluarga angkat, terus kak Rangga bilang melalui
masak, coba masak yang simpel dulu kayak Soto dan memang itu berhasil,
keluarga angkat aku suka masakan Indonesia, yang pedas-pedas. Aku gak
terlalu banyak cerita dengan ibu angkatku di keluarga yang pertama karena ya
dia sering gosipin apa yang aku bilang kepadanya sama orang lain.
Kalau di keluarga angkatku yang kedua mereka gak suka masakan Asia ya
jadi aku yang belajar masakan Eropa sama mereka dan mereka senang
mengajari aku. Aku juga mendekatkan diri dengan mereka dengan bergabung
dalam kegiatan kekeluargaan mereka. Aku juga sering cerita-cerita dengan ibu
angkatku tanpa perlu takut digosipin karena mungkin ibu angkatku gak punya
waktu untuk menggosip.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

d. Bagaimana anda bisa tahu kalau anda digosipin?
Jawab: Kebetulan Au pair sahabatnya teman dia sering menggosip itu sahabat
dekat aku dan kami sama-sama menjadi Au pair disini selang satu bulan. jadi
ibu angkatnya itu nyamperin juga ke dia tentang aku, terus dia bilang deh
sama aku..

e. Bagaimana mereka memperlakukan anda dan bagaimana anda melihat diri
anda sendiri di mata mereka?
Jawab: Mereka memperlakukanku sangat baik, mereka perhatian kalau aku
sakit, ibu angkatku sering memberikan perlengkapan winternya sama aku,
sering ngasih barang-barang sama aku..

f. Au pair dianggap sebagai anggota keluarga. Apakah anda merasa sudah
dianggap sebagai anggota keluarga di mata anda oleh keluarga angkat anda?
Jawab: Di awal pertama aku masih merasa orang asing, tetapi setelah tiga
bulan berikutnya mereka mulai mendekatkan diri sama aku, kalau aku sakit
mereka perhatian. Jadi aku merasa jadi anggota keluarga mereka. Di keluarga
angkatku yang kedua, aku juga merasa sebagai anggota keluarga mereka, gak
ada canggung-canggung lagi karena aku juga terbiasa bertemu dengan
mereka di sekolah saat mengantar anak-anak, kebetulan keluarga angkatku ini
masih sahabat dekat keluarga angkatku yang pertama.

g. Apakah anda menghadiri sekolah bahasa Jerman dan bagaimana perasaan anda
menghadiri sekolah bahasa jerman selama masa tinggal anda di Jerman?
Jawab: Ya, keluarga angkatku membayari kursus bahasa jermanku selama 2
semester.

Perasaannya senanglah bisa mempelajari bahasa Jerman lebih

dalam dan mempraktikkannya di keluarga angkatku dalam berkomunikasi.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

3. Pengetahuan akan nilai-nilai budaya Jerman
a. Apakah anda sudah menemukan dan menggali pengetahuan tentang budaya
dan bahasa Jerman, dan seperti apa anda memposisikannya sebagai hal yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan?
Jawab: Ya, yang menguntungkan buat aku itu budaya disiplin waktu mereka,
terutama yang ku pelajari di keluarga angkat aku. Dalam mendidik anak,
mereka tegas terhadap anaknya, sehingga anaknya lebih menghargai orang
tuanya. Hal yang gak menguntungkan sama aku ialah menurut perspektifku
seseorang itu harus menikah dulu dalam ikatan keluarga baru boleh tinggal
bersama sementara di sana mereka bisa punya anak tanpa ikatan pernikahan

b. Apakah yang anda lakukan setelah menyelesaikan kontrak sebagai au pair ?
Jawab: Aku sekarang menjadi guru TK di International Christian School di
Balikpapan, Kalimantan.

c. Menurut anda apakah program Au pair merupakan hal yang bagus untuk
belajar mengenai kebudayaan lain? Berikan alasan anda!
Jawab: Sangat bagus, alasannya selai kita belajar bahasa, tinggal sama
keluarga angkat, sharing kebudayaan satu sama lain dan bisa berwisata ke
negara-negara tetangga Jerman, contohnya Italia, Belanda dan Perancis.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Informan IV
Nama

: Cheri Volyna Siregar

Jenis Kelamin

: Perempuan

Usia

: 24 tahun

Agama

: Kristen

Alamat di Indonesia

: Tebing tinggi, Sumatera Utara

Pendidikan terakhir

: Sarjana Pendidikan bahasa Jerman

Tempat tinggal di Jerman, lokasi Spesifik, masa tinggal sebagai Au pair
(contohnya:

Berlin, Agustus 2010-Agustus 2011): Marburg,

Januari 2015-

November 2015
Tingkat kemampuan bahasa asing sebelum menjadi Au pair di Jerman (Baik,
Menengah, Dasar)
Bahasa Jerman

: B1 Baik

Bahasa Inggris

: Menengah Aktif

Bahasa Asing Lainnya : Tingkat kemampuan bahasa asing setelah menjalani masa tinggal sebagai Au pair
(Baik sekali, Menengah, Dasar)
Bahasa Jerman

: B2 Baik sekali

Bahasa Inggris

: Menengah Aktif

Bahasa Asing lainnya : Pekerjaan sekarang

: Sedang mencari pekerjaan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

1. Pertanyaan Personal
a. Bagaimana anda mendeskripsikan kehidupan anda sebelum menjadi Au pair di
Jerman?
Jawab: Sebelum menjadi Au pair aku guru honor bahasa jerman di SMA N 10
Medan, disitu aku memperhatikan dari pertama gajinya gak seberapa, kalau
gitu terus kan gak ada perubahan dan juga saya mau mencari pengalaman ke
Jerman kemudian saya mengambil keputusan untuk menjadi Au pair ke
Jerman.

b. Bagaimana anda tahu tentang program Au pair di Jerman?
Jawab: Aku tahu program Au pair itu sejak semester dua di Universitas, yang
kenalkan itu dari kakak stambuk saya dan guru PPL saya kian, dan mereka
kasih tau saya tentang program ini dan saya juga sering kontak-kontakan
dengan mereka melalui media sosial saat mereka di Jerman.

c. Bisakah anda menceritakan tentang perjalanan anda sehingga bisa menjadi Au
pair di Jerman?

Jawab: Di bulan agustus saya udah mengikuti ujian untuk mendapatkan
sertifikat A1 di Goethe Institut. Lalu di bulan satu saya melakukan perjalanan
ke Jerman sebagai au pair.

d. Apakah yang memutuskan anda untuk menjadi Au pair di Jerman? Adakah
dorongan teman atau keluarga?
Jawab: Aku melihat perkembangan pekerjaan di Medan ini sebagai guru
honor gak memungkinkan lah untuk menabung. Aku sebenarnya mau
menabung dulu karena biar ada tabunganku kan..

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

e. Apakah anda pernah tinggal di luar negeri sebelumnya atau sekedar berwisata
ke negara asing sebelumnya?
Jawab: Tidak pernah
f. Apakah anda datang ke Jerman sebagai Au pair untuk pertukaran budaya dan
memperlajari bahasa Jerman ataukah untuk menghasilkan uang?
Jawab: Fokus utamaku adalah untuk menghasilkan uang, karena aku memang
mau mengumpulkan uang dulu, kalau untuk travelling atau yang lainnya itu
bonuslah itu.

g. Bagaimana anda mempersiapkan diri anda untuk bekerja sebagai Au pair di
Jerman, Misalnya apakah anda mendaftar di agensi berbayar atau website Au
pair gratis, atau rujukan dari teman anda atau tanpa persiapan sama sekali?

Jawab:

Saya

mencari

keluarga

angkat

melalui

website

gratis

aupairworld.com, awalnya ada keluarga di Leipzig, tetapi mereka gak jelas
karena gak mau membayari tiket pesawat, terus ada keluarga di Marburg yang
akhirnya kita klop, mereka bersedia membayari tiket pesawat saya dengan
biaya putzenku (bersih-bersih) di rumah mereka. Saya mendapatkan keluarga
angkat selama tiga bulan sejak saya mendaftar di situs ini. .

h. Bagaimana anda mendeskripsikan kehidupan anda setelah menjadi Au pair di
Jerman?
Jawab: Mentalku semakin ditempa, aku menjadi semakin mandiri dan lebih
menghargai alam, belajar tentang bagaimana Jerman memperlakukan alam
dan lingkungannya membuatku belajar untuk menerapkan sepeti itu juga di
daerahku, contohnya hemat penggunaan plastik dan pembuatan kompos.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

2. Proses komunikasi lintas budaya dengan keluarga angkat
a. Bisakah anda menggambarkan hubungan anda dengan keluarga angkat anda?
Jawab: Jadi aku dua kali ganti keluarga angkat selama menjadi au pair,
masih sama-sama di daerah Marburg juga sih. Hubunganku dengan keluarga
angkatku hanya bertahan selama tiga bulan, mereka adalah keluarga Jerman
yang sangat pelit, Ayah angkatku sering tidak konsisten dengan perkataannya,
bisa berubah-ubah, aku jarang dapat waktu di akhir pekan. Sebenarnya
komunikasi kami lancarnya, cuman ya itu pelit kali keluarga mereka.

b. Bagaimana pengalaman anda di bulan-bulan pertama menjadi au pair ?
Jawab: Hal pertama yang saya rasakan banggalah ya pastinya, karena bisa
menginjakkan kaki di Jerman, karena belajar bahasa itu gak cukup hanya
belajar bahasa di kampus, jadi Au pair juga merupakan pilihan yang tepat.
Walaupun bahasaku itu aneh di awal-awal karena bahasa yang aku pelajari di
Universitas itu beda sekali dengan bahasa yang dikomunikasikan sehari-hari,
tetapi aku mengerti apa yang mereka bilang dan mereka kasih tahu kalau itu
salah dan aku enaknya disitu, walaupun aku salah mereka gak meng-judge aku
pertama kali. Di awal aku gak pernah segan-segan dengan keluarga angkat
saya, karena aku orangnya to the point, tetapi setelah ada masalah baru aku
segan.

c. Masalah seperti apa yang anda hadapi dengan keluarga angkat anda tersebut?
Jawab: Masalah yang mereka membohongi aku dan gak konsisten dengan
perkataan mereka karena mereka gak ngasih aku kursus gratis ditambah
anaknya juga anstrange (nakal) banget ya udah aku ganti keluarga aja.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

d. Bagaimana anda mengkomunikasikan ingin berganti keluarga dengan keluarga
angkat anda sebelumnya?
Jawab: Aku orangnya to the point kalau gak suka sama seseorang, jadi aku
bilang sama mereka waktu sarapan pagi, aku mau keluar dan ganti keluarga,
awalnya mereka shock dan bertanya kenapa? Terus aku bilang kalau aku
stress di rumah ini, karena gak ada weekend (akhir pekan) untukku, aku kesini
bukan cuman mau mengurus anak, aku juga kesini mau cari pengalaman dan
belajar budayanya. Aku juga mengatakan tentang mereka berbohong tentang
siapa yang membayar kursus bahasa dan aku gak tahan lagi dengan anak
mereka.

Sebenarnya

ibu

angkatku

membujukku

untuk

membatalkan

keputusanku, tetapi aku sudah terlanjur tanda tangan kontrak dengan keluarga
angkatku yang kedua, jadi ya mau gimana lagi.

e. Bagaimana anda mendeskripsikan hubungan anda dengan keluarga angkat anda
yang kedua?
Jawab: Di awal mereka menyambutku dengan bagus, tetapi sejak kakak dari
ibu angkatku tinggal di rumah mulailah terjadi masalah, karena anaknya lebih
sering bermain dengan anak yang ku asuh, jadi kan aku lebih sedikit kerjanya,
palingan sama si baby lah. Aku gak tau apa masalah si ibu angkatku samaku,
dia sering menatapku aneh saat makan. Aku masuk di keluarga itu kan bulan
Maret, dan mulai bermasalah di bulan Agustus sejak aku pulang urlaub
(liburan) dari Paris. Menurutku itu dimulai sebelum pergi ke Paris, saat
memesan tiket perjalanan ke Paris, ibu angkatku menyarankanku untuk
mengambil paket tur Eropa, di mana aku menolak dan mengatakan itu mahal,
dan dia bilang itu bagus, terus ku bilanglah ini pilihanku, direspon samanya

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

sebagai pilihan yang tolol. Awalnya ku pikir itu cuman bercanda aja tapi
lama-lama udah gak enak lagi, kami lebih sering diam. Sampai mereka bilang
untuk tidak bekerja di keluarga mereka lagi dan memberiku pilihan untuk
pulang ke Indonesia atau ganti keluarga lagi, ya aku malas lah kan cuman tiga
bulan lagi untuk ganti keluarga yaudah ku bilang Ich habe keine lust mehr im
Deutschland zu leben (Aku gak punya hasrat lagi untuk hidup di Jerman), terus
aku tanya mengapa dan alasannya, aku bilang bagaimana bagusnya aku
bekerja mengurus anak dan rumahnya, tetapi sampai sekarang itu masih
menjadi misteri juga buatku, mereka gak mau bilang, gak ada komunikasi
terbuka..

f. Bagaimana mereka memperlakukan anda dan bagaimana anda melihat diri
anda sendiri di mata mereka?
Jawab: Mereka memperlakukanku sangat baik, di sini bisalah aku mengumpul
uang kan, gajiku bisa sampai 500 Euro per bulan, mereka loyal kali lah, gak
pelit, aku di beliin sepatu fitness dan biaya anggota memberku di Gym, wifi
lancar gak kayak di rumah keluarga angkatku yang sebelumnya tiap malam
dimatikan wifi.

g. Au pair dianggap sebagai anggota keluarga. Apakah anda merasa sudah
dianggap sebagai anggota keluarga di mata anda oleh keluarga angkat anda?
Jawab: Di keluarga angkat pertama, aku merasa jadi anggota keluarga
mereka, aku kan orangnya gak vacum, aku bukan orang yang nunggu orang
biar bicarai aku duluan, kami nonton tv bareng sambil makan kacang. aku
merasa udah dianggap sebagai anggota keluarga mereka, meskipun ayah
angkatku pernah mengatakan kepadaku ―Du bist au pair, du arbeitest hier.‖

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

(Kamu itu cuman Au pair disini, kamu bekerja disini), hal itu kan gak
seharusnya dibilang sama ayah angkat seorang au pair. Di keluarga angkat
yang kedua, aku betul-betul merasa menjadi anggota keluarga, aku, Opa dan
Oma pergi ke gereja bareng. Aku betul-betul dirangkul lah di keluarga itu,
menghadiri acara pernikahan saudaranya pokoknya mereka sangat baik,
bahkan Omanya mengenalkanku sebagai Enkelin (cucu) kepada orang-orang.

h. Apakah anda menghadiri sekolah bahasa Jerman dan bagaimana perasaan anda
menghadiri sekolah bahasa jerman selama masa tinggal anda di Jerman?
Jawab: Ya, di keluarga angkat pertama aku harus membayar sendiri kursus
bahasaku yang terbilang tidak murah karena keluarga angkatku berbohong.
Untungnya di keluarga angkatku yang kedua aku diberikan fasilitas online
learning dari ibu angkatku..

3. Pengetahuan akan nilai-nilai budaya Jerman
a. Apakah anda sudah menemukan dan menggali pengetahuan tentang budaya
dan bahasa Jerman, dan seperti apa anda memposisikannya sebagai hal yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan?
Jawab: Ya, di keluarga pertama yang banyak aku pelajari adalah tentang
masakan Jerman, kebetulan mereka gak suka masakan Indonesia, jadi ya aku
pun harus belajar masak masakan Jerman dan acara Festival seperti Fasching
Umzug (salah satu festival di Jerman yang berlangsung di bulan Februari),
budaya bersihnya, teknologinya. Yang gak patut ditiru adalah budaya
telanjangnya, aduh mereka gak risih berjalan di rumah cuman pakai dalaman.
Di keluarga yang kedua, ramah tamah, budaya kekeluargaannya, lebih ke

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

alam kebetulan Gast familieku adalah keluarga Vegan, jadi aku belajar untuk
hidup lebih ke nature, hal yang gak aku suka adalah cara mereka memutuskan
kontrakku sebagai Au pair tanpa alasan sama sekali.

b. Apakah yang anda lakukan setelah menyelesaikan kontrak sebagai au pair ?
Jawab: Masih mencari pekerjaan disini.
c. Menurut anda apakah program Au pair merupakan hal yang bagus untuk
belajar mengenai kebudayaan lain? Berikan alasan anda!
Jawab: sangat bagus untuk orang yang mau belajar bahasa dan budaya
bahasa jerman, karena kita bisa bertanya langsung kalau kita ingin tahu
tentang budaya mereka, terlebih untuk belajar bahasanya.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Informan V
Nama

: Desty Rifiyanti

Jenis Kelamin

: Perempuan

Usia

: 23 tahun

Agama

: Islam

Alamat di Indonesia

: Karawang, Jawa barat

Pendidikan terakhir

:

Sarjana

Pendidikan

Bahasa

Jerman

dari

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Tempat tinggal di Jerman, lokasi Spesifik, masa tinggal sebagai Au pair
(contohnya: Berlin, Agustus 2010-Agustus 2011): Berlin, April 2014- April 2015
Tingkat kemampuan bahasa asing sebelum menjadi Au pair di Jerman (Baik,
Menengah, Dasar)
Bahasa Jerman

: Menengah

Bahasa Inggris

: Menengah, aktif

Bahasa Asing Lainnya : Jepang, Dasar
Tingkat kemampuan bahasa asing setelah menjalani masa tinggal sebagai Au pair
(Baik sekali, Menengah, Dasar)
Bahasa Jerman

: C1 Baik sekali

Bahasa Inggris

: Menengah, aktif

Bahasa Asing lainnya : Jepang, Dasar
Pekerjaan sekarang

: Freiwillige Sozial Jahr (pekerja sosial) di
Hamburg, Jerman

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

1. Pertanyaan Personal
a. Bagaimana anda mendeskripsikan kehidupan anda sebelum menjadi Au pair di
Jerman?
Jawab: kehidupaan aku ya kuliah, nyusun skripsi, wisuda dan jarak dari aku
kerja sebelum berangkat ke Jerman, aku bekerja sebagai daily worker (pekerja
harian) di luxury hotel (hotel mewah) di Bandung..

b. Bagaimana anda tahu tentang program Au pair di Jerman?
Jawab: udah tahu dari bangku kuliah, dari cerita-cerita teman sekampus,
senior sama internet.

c. Bisakah anda menceritakan tentang perjalanan anda sehingga bisa menjadi Au
pair di Jerman?

Jawab: Jadi kan aku sebenarnya dapat 3 kontrak au pair, yang satu tinggal di
Hannover, Baden Wutemburg dan Berlin. Ya aku memilih penawaran yang
paling menguntungkan lah, di mana keluarga yang di Berlin yang paling
menguntungkan. Mereka bersedia mendahulukan tiket pesawatku kan.

d. Apakah yang memutuskan anda untuk menjadi Au pair di Jerman? Adakah
dorongan teman atau keluarga?
Jawab: Sebelumnya aku gak pernah berpikiran untuk menjadi au pair, hal itu
dimulai sejak mantan pacarku memutuskan untuk melanjutkan studi Master di
Perancis, aku juga pengen, aku gak mau ditinggal, aku juga ingin ke Jerman
tapi dengan jalur yang berbeda, aku ingin tetap dekat sama dia. Au pair ini
juga sebagai batu loncatan aku untuk studi ke Jerman, aku sadar kalau aku
memiliki keterbatasan, aku gak kaya, gak pintar untuk mendapatkan beasiswa,
jadi aku merasa Au pair merupakan hal yang tepat untuk ku jalani di Jerman.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

e. Apakah anda pernah tinggal di luar negeri sebelumnya atau sekedar berwisata
ke negara asing sebelumnya?
Jawab: Tidak pernah
f. Apakah anda datang ke Jerman sebagai Au pair untuk pertukaran budaya dan
memperlajari bahasa Jerman ataukah untuk menghasilkan uang?
Jawab: Tujuan utamaku adalah untuk belajar bahasa Jerman dan belajar
kebudayaan Jerman. Au pair ini merupakan batu loncatan buat aku untuk studi
ke Jerman.

g. Bagaimana anda mempersiapkan diri anda untuk bekerja sebagai Au pair di
Jerman, Misalnya apakah anda mendaftar di agensi berbayar atau website Au
pair gratis, atau rujukan dari teman anda atau tanpa persiapan sama sekali?

Jawab: Aku udah mendaftar di situs aupairworld.com, lewat jejaring sosial di
facebook, kebetulan ada senior aku yang menginformasikan kalau salah satu
dari kerabat keluarga angkatnya sedang mencari au pair, dia lalu nawarin
aku, kasih email keluarga angkat ini, jadilah aku email dia, terus kita skype-an
sampai dua kali dan tanda tangan kontrak. Kami berkomunikasi dalam bahasa
Jerman. Sekitar dua bulan sejak aku apply visa ke kedutaan, visaku kemudian
keluar dan aku berangkat ke Jerman dengan kesepakatan tiket pesawat dibagi
dua, tetapi tetap ibu angkatku yang mendahulukan, nanti kemudian gajiku
dipotong per bulan.

h. Bagaimana anda mendeskripsikan kehidupan anda setelah menjadi Au pair di
Jerman?
Jawab: Karakter aku semakin dibentuk, aku menjadi lebih percaya diri sama
hidup aku, aku belajar tentang keefektifan mereka, aku sekarang udah bisa

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

membuat pilhanku sendiri dan apa yang aku mau dan berusaha gimana
mendapatkan yang aku mau.

2. Proses komunikasi lintas budaya dengan keluarga angkat
a. Bisakah anda menggambarkan hubungan anda dengan keluarga angkat anda?
Jawab: Hubunganku dengan keluarga angkatku bisa dibilang baik meskipun
dari awal aku udah sadar ada keterbatasan sendiri sih. Aku masih dianggap
orang asing, aku disana ya dianggap sebagai au pair, ngobrol ya ngobrol, dia
bantuin aku kalau menyiapkan makan malam, sarapan juga bareng-bareng.
Cuman ya ada keterbatasan tersendiri deh. Kita gak bicara banyak tentang
kehidupan masing-masing, kebetulan ibu angkatku single parent, kerja dari
pagi sampai sore, mau sampai jam enam sore baru nyampe rumah, nah pas
makan malam yan giliran dia sama anak-anaknya aja cerita-cerita. Jadi kita
gak ada waktu banyak untuk berinteraksi. Aku cuman dianggap sebagai orang
yang digaji aja.

b. Bagaimana pengalaman anda di bulan-bulan pertama menjadi au pair ?
Jawab: Di awal-awal ya sering buat kesalahan sih, Emakku (ibu angkat)
sering marah-marah cuman aku diam aja, iya-iya aja, aku gak tahu gak
masukin ke hati, karena keterbatasan bahasa, karena aku memang gak ngertingerti banget apa yang dia bilang. Ini ngomong apa sih, aku gak ngerti.
Udahlah keluarga angkatku keluarga ningrat ya kan, ngomong bahasa Jerman
mesti dengan kesempurnaan grammar. Tapi itu udah bisa diatasi kok setelah
aku ikut kursus di VHS (Volks Hoch Schule) terus juga buat cari aman aja,
biar gak ada masalah.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

c. Bagaimana anda mulai membuka diri dengan keluarga angkat anda?
Jawab: Apa yang ada di depan mata aku aku hajar aja, gak pernah ngeluh
meski makan schwarze broetchen (roti keras khas Jerman) dan salat hampir
tiap hari, keluarga aku lebih ke nature dan bio. Di awal-awal sih kalau aku sih
dimarahi ya diam aja, gak ngomong gak masukin ke hati karena buat cari
aman juga. Di awal juga aku udah sadar kalau mereka cuman nganggap aku
sebagai Au pair yang cuman digaji, jadi aku gak terlalu mau membuka diri
juga sama mereka.

d. Bagaimana mereka memperlakukan anda dan bagaimana anda melihat diri
anda sendiri di mata mereka?
Jawab: Mereka memperlakukanku baik sih, cuman ya gitu aku melihat diriku
di mata mereka itu cuman sebatas Au pair yang digaji.

e. Au pair dianggap sebagai anggota keluarga. Apakah anda merasa sudah
dianggap sebagai anggota keluarga di mata anda oleh keluarga angkat anda?
Jawab: Tidak, aku merasa masih ada keterbatasan sebagai anggota keluarga
mereka, ya sekedar Au pair aja, kerja aku begini, aku merasa biasa aja sih
keluargaku kan keluarga bangsawan gitu sih di Jerman, jadi mereka udah
terbiasa dan ketergantungan sama au pair, contohnya itu waktu mereka
pulang urlaub (liburan) dan aku gak ada di rumah, ibu angkatku marahmarah, tetapi dia gak ngomong dan ngasih kejelasan duluan kalau aku harus
ada di rumah saat dia pulang, dia lalu ngomong masalah duit kalau aku itu
sebenarnya dibayar, terus aku bilang kalau memang dia merasa dirugikan, aku
bisa balekin duit dia beberapa euro atas kerugiannya. Mereka support sih dan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

membantu tentang rencana masa depanku, tapi cuman sebagai penasehat aja,
gak lebih dari itu.

f. Apakah anda menghadiri sekolah bahasa Jerman dan bagaimana perasaan anda
menghadiri sekolah bahasa jerman selama masa tinggal anda di Jerman?
Jawab: Ya, perasaanku menghadiri sekolah bahasa pertama senang luar
biasa, karena aku mengikuti kegiatan yang formal lagi, ada buku, ada guru.
Meskipun uang kursus aku sendiri yang full yang bayar. Aku menghadiri
sekolah bahasa di VHS sampai aku dapat sertifikat C1.

3. Pengetahuan akan nilai-nilai budaya Jerman
a. Apakah anda sudah menemukan dan menggali pengetahuan tentang budaya
dan bahasa Jerman, dan seperti apa anda memposisikannya sebagai hal yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan?
Jawab: Ya, aku sudah menggali, aku gali sampai manapun, perbedaan
budayanya, aku mengikuti apa yang ada di depan aku, aku terima. Aku belajar
sesuatu yang baru entah itu dari segi makanan, kultur, budaya dari cara
mereka makan, menjalani kehidupan sehari-hari, aku hajar semua dan aku
ikuti semua. Setelah setahun menjadi Au pair aku belajar tentang budaya
mereka yang efektif, dari segi waktu dan gimana menghabiskan waktu dan
menerapkannya dalam diri aku.

b. Apakah yang anda lakukan setelah menyelesaikan kontrak sebagai au pair ?
Jawab: Aku sekarang kerja FSJ (Freiwillige Sozial Jahr) di Hamburg sembari
cari-cari Ausbildung di Berlin.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

c. Menurut anda apakah program Au pair merupakan hal yang bagus untuk
belajar mengenai kebudayaan lain? Berikan alasan anda!
Jawab: Bagus, karena disini itu membantu karakter kita untuk bisa konsiste